3.2 bab isi (1)
Post on 25-Dec-2015
13 Views
Preview:
TRANSCRIPT
RASIO LAPORAN KEUANGAN PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk
(TAHUN 2011-2013)
Rasio Likuiditas 2013/ 2013-2012 2012/ 2012-2011 2011
Rasio Aset Lancar aset lancar 552,148,749 1.0512 295,904,05
6 0.7716 234,484,526 1.0067
kewajiban lancar 525,233,988 383,478,95
0 232,929,886
Rasio Cepatkas+setara kas+surat
berharga+piutang 296,359,965 0.56424 214,248,76
7 0.55870 164,039,681 0.7042
kewajiban lancar 525,233,988 383,478,95
0 232,929,886
Waktu Penagihan piutang rata-rata 239,334,004 71.4391 181,288,44
6 65.1185(penjualan/360) 3,350,183 2,783,977
jumlah hari untuk persediaan rata-rata 81,182,79428.4512255
1 35,725,47114.7472364
6menjual persediaan (hpp/360) 2,853,402 2,422,520
Struktur modal dan Solvabilitas
Total utang terhadap total kewajiban 846,050,835 1.8984 523,207,57
4 1.1952 244,753,971 0.6510
ekuitas ekuitas pemegang saham 445,660,435 437,749,23
4 375,955,481
84
utang jangka panjang kewajiban jangka panjang 22,090 0.3649 20,284 0.3936 19,884 0.4185terhadap ekuitas ekuitas pemegang saham 60,542 51,541 47,510
kelipatan bungalaba sebelum pajak dan beban
bunga 32,640,48126.0284897
7 60,076,91911.3929007
7 101,494,764 8.8062dihasilkan beban bunga 1,254,029 5,273,189 11,525,320
Tingkat pengembalian investasi 2013-2012 2012-2011
ROAlaba bersih+beban bunga*(1-tarif
pajak) 41,104,773 3.649% 51,293,320 6.486%rata-rata total aset 1,126,334,039 790,833,130
ROE laba bersih 7,911,201 1.79% 38,599,794 9.49%rata-rata ekuitas pemegang saham 441,704,835 406,852,358
Kinerja Operasi 2013 2012 2011
Margin Laba kotorpenjualan-hpp 178,841,162 14.83% 130,124,801 12.98% 106,944,236 11.83%
penjualan 1,206,066,005 1,002,231,897 904,236,103
margin laba operasilaba opersi 112,217,417 9.30% 79,494,311 7.93% 69,135,576 7.65%penjualan 1,206,066,005 1,002,231,897 904,236,103
margin laba bersihlaba bersih 7,911,201 0.66% 38,599,794 3.85% 72,961,045 8.07%penjualan 1,206,066,005 1,002,231,897 904,236,103
Pemanfaatan aset 2013-2012 2012-2011perputaran kas penjualan 1,206,066,005 75.52 1,002,231,897 121.77
rata-rata kas dan setara kas 15,970,363 6 bulan sekali 8,230,344 10 bulan sekali
85
perputaran piutang penjualan 1,206,066,005 5.04 1,002,231,897 5.53rata-rata piutang 239,334,004 181,288,446
perputaran persediaan hpp 1,027,224,843 12.653 872,107,096 24.411rata-rata persediaan 81,182,794 35,725,471
perputaran modal kerja penjualan 1,206,066,005 -39.765 1,002,231,897 -23.302rata-rata modal kerja (30,330,067) (43,010,127)
perputaran aset tetap penjualan 1,206,066,005 5.147 1,002,231,897 6.561rata-rata aset tetap 234,319,600 152,756,203
perputaran total aset penjualan 1,206,066,005 1.071 1,002,231,897 1.267rata-rata total aset 1,126,334,039 790,833,130
Ukuran Pasar 2013 2012 2011
rasio harga terhadap laba harga pasar per lembar saham 362.8844.69
0 303.237.62
8 427.55.69
8laba per saham 8.12 39.75 75.02
hasil laba laba per saham 8.12 2% 39.75 13% 75.02 18%harga pasar per lembar saham 362.88 303.23 427.5
hasil deviden deviden tunai per saham 1.62 0.45%harga pasar per lembar saham 362.88
harga terhadap nilai buku harga pasar per lembar saham 362.88 0.788 303.230.67
1 427.51.10
1
86
nilai buku per lembar saham 460.2517977 452.0815762 388.2646347nilai buku : total ekuitas/saham beredar
tingkat pembayaran deviden dividen tunai persaham 1.62 20%laba per saham 8.12
2011 - 2012 menyetujui untuk tidak ada pembagian saham disebabkan perseroan masih memiliki defisit konsolidasi senilai Rp 317 miliar per akhir
2011 dan rencana berekspansi
87
ANALISIS RASIO
“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk”
Rasio Likuiditas
Merupakan rasio yang digunakan untuk menguku rkemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban financial jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek.
1. Rasio Lancar
Rasio lancar digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi
kewajiban lancer. Rasio lancar PT Eterindo dapat dinilai cukup baik. Hal ini
dikarenakan selama uttuk tahun 2011 dan 2013 rasio lancarnya dapat dikatakan likuid
karena memiliki hasil masing- masing 1.0067 dan 1.0512. Tetapi di tahun 2012 terjadi
peningkatan kewajiban lancar menjadi Rp 383.478.950,00 dan asset lancar hanya
sebesar Rp 295.904.056,00, sehingga menyebabkan rasio lancar PT Eterindo menjadi
tidak likuid. Kewajiban lancar meningkat karena adanya peningkatan utang usaha dari
pihak ke 3 yang awalnya hanya sebesar Rp 34.377.811.715,00 di tahun 2011 menjadi
Rp 115.698.829.923,00.
2. Rasio Cepat
Dalam perhitungannya mungkin terlihat bahwa hasil dari rasio ini tidak likuid, tetapi
yang harus diketahui bahwa umur akun-akun nya hanya berkisar antara 3-6 bulan.
Jadi, kalo dihitung dalam 1 tahun (12bulan) pasti likuid. Hasil dari rasio cepat PT
Eterindo terlihat cukup baik, walaupun ditahun 2012 mengalami sedikit penurunan
menjadi 0.56 sedangkan di tahun 2011 sebesar 0.70. Penurunan di tahun 2012 pun
mengalami peningkatan di tahun 2013 sehingga menjadi 0.56 di tahun 2013.
Penurunan ini disebabkan karena meningkatnya kewajiban lancar yang tidak
sebanding dengan kenaikan aktiva lancar sehingga kenaikan aktiva lancar dikatakan
tidak signifikan dan tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
lancar tidak sesuai yang diharapkan.
3. Waktu Penagihan
Antara tahun 2012-2013 PT Eterindo memiliki waktu penagihan yang lebih lama
apabila dibandingkan tahun 2011-2012. Antara tahun 2011-2012 waktu penagihan
yang dimiliki PT Eterindo sebanyak 65 hari, sedangkan ditahun 2012-2013 waktu
88
penagihan menjadi 71 hari. Hasil ini menyatakan bahwa tahun 2011-2012 perusahaan
mengelola piutang dagang secara lebih efektif dibandingkan dengan tahun 2012-2013.
4. Jumlah Hari untuk Menjual Persediaan
Hasil perhitungan perusahaan ini menunjukkan adanya penurunan kinerja. Hal ini
terlihat dari penurunan kemampuan perusahaan dalam menjual persediaannya. Yang
awalnya (2011-2012) perusahaan hanya membutuhkan waktu 15 hari untuk menjual
persediaanya menjadi (2012-2013) 28 hari untuk menjual persediaanya. Penurunan
kinerja ini dikarenakan rata-rata persediaan yang sangat meningkat dari Rp
35.725.471,00 antara tahun 2011-2012, menjadi Rp 81.182.793,00 antara tahun 2012-
2013.
Rasio Modal dan Solvabilitas
Rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan dana yang disebabkan oleh pemiliknya
dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk
mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini menunjukkan
indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (bank).
1. Total Utang terhadap Ekuitas
Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memnuhi seluruh
kewajibannya. Total utang dan kewajiban PT Eterindo mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Tahun 2011 pendanaan investasi untuk memenuhi kewajiban sebesar
1x kreditor (pembulatan dari 0.65), tahun 2012pun pendanaan investasi tetap 1x
kreditor (pembulatan dari 1.19), sedangkan di tahun 2013 meningkat menjadi 2x
kreditor (pembulatan 1.90).
2. Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang jangka panjang, dan jumlah ekuitas
untuk mengetahui perbandingan antara hutang jangka panjang dan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan. Dari hasil perhitungan tahun 2011-2013 terlihat bahwa
kemampuan investasi(ekuitas) dalam memenuhi kewajibannya(utang jangka panjang)
terus mengalami penurunan. Tahun 2011 pendanaan investasi mampu memenuhi
kewajiban 0.42x kreditor, di tahun 2012 kemampuannya menurun menjadi 0.39x
kreditor dan di tahun 2013 menurun lagi hingga menjadi 0.36x kreditor.
89
3. Kelipatan Bunga Dihasilkan
Rasio kelipatan bunga dihasilkan ini untuk menghitung margin keamanan bagi bagi
kreditor untuk pembayaran bunga. Berdasarkan hasil perhitungan, rasio ini terus
mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga 2013. Tahun 2011 kelipatan bunga
yang dihasilkan sebesar 8.8, tahun 2012 meningkat menjadi 11.39 dan peningkatan
tertinggi di tahun 2013 menjadi 26.03. antara tahun 2011-2012 peningkatan terjadi
sebesar 29.4%, sedangkan pada tahun 2012-2013 peningkatan terjadi sebesar 128%.
Peningkatan yang terus terjadi ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan bahwa
utang menurun dari tahun ke tahun.
Tingkat Pengembalian Investasi
Digunakan untuk mengetahui seberapa jauh asset yang digunakan dapat menghasilkan laba.
1. Tingkat Pengembalian Aset
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat produktifitas seluruh
asset. Tingkat pengembalian asset antara tahun 2011-2012 dan 2012-2013 terlihat
mengalami penurunan. Dimana tahun 2011-2012 tingkat pengembalian asset sebesar
6.5% sedangkan tahun 2012-2013 turun menjadi 3.6%. Hasil ini memperlihatkan
bahwa tingkat pengembalian asset PT Eterindo di tahun 2011-2012 lebih baik
daripada tahun 2012-2013.
2. Tingkat Pengembalian Aset (dari investor)
Rasio profitabilitas yang membandingkan anatara laba bersih dengan asset
bersih(ekuitas atau modal) perusahaan. Rasio ini mengukur berapa banyak
keuntungan yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan modal yang disetor dari
pemegang saham. ROE PT Eterindo mengalami penurunan yang cukup tajam dari
tahun 2011-2012 sebesar 9.49% menjadi 1.79% di tahun 2012-2013. Penurunan ini
dikarenakan laba bersih di tahun 2013 turun menjadi Rp 7.911.201.004,00 sedangkan
di 2012 sebesar Rp 38.599.793.625,00. Tingginya ROE di tahun 2012 dikarenakan
pemakaian utang yang tinggi.
Kinerja Operasi
1. Margin Laba Kotor
Mengukur profitabilitas produk sebelum dibebani oleh biaya-biaya yang lain.
Perubahan rasio laba kotor bisa saja terjadi karena perubahan dalam kebijaksanaan
90
penjualan,misalnya tingkat potongan atau adanya produk baru. Margin laba kotor PT
Eterindo mengalami kenaikan tiap tahunnya. Tahun 2011 margin laba kotor sebesar
11.83% naik menjadi 12.98% di tahun 2012 dan mengalami kenaikan lagi di tahun
2013 menjadi 14.83%. peningkatan ini menunjukkan bahwa baik hpp maupun penjual
mengalami peningkatan secara teratur. Sehingga jarak margin antar tahun 2011
hingga 2013 tidak terlampau jauh. Dari hasil ini pula dapat diketahui bahwa kinerja
penjualan perusahaan terbaik yaitu di tahun 2013.
2. Margin Laba Operasi
Laba usaha meningkat menjadi Rp79,50 miliar (7.93%) di tahun 2012 dari Rp69,14
(7.65%) miliar di tahun 2011. Meskipun beban usaha yang terdiri dari beban
penjualan dan beban umum administrasi mengalami peningkatan masing-masing
sebesar 35,20% dan 33,14%, Perseroan tetap mampu memperoleh peningkatan pada
laba operasi karena meningkatnya laba kotor Perseroan. Laba usaha 2013 juga
meningkat menjadi Rp112,15 miliar (9.30) dari Rp79,50 miliar di tahun 2012.
Meskipun beban usaha yang terdiri dari beban penjualan dan beban umum
administrasi mengalami peningkatan masing-masing sebesar 36,7% dan 28,5%,
Perseroan tetap mampu memperoleh peningkatan pada laba operasi karena
meningkatnya laba kotor Perseroan. Peningkatan beban penjualan berasal dari ongkos
angkut sejalan dengan meningkatnya penjualan Biodiesel.
3. Margin Laba Bersih
laba bersih yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk tahun 2012
sebesar Rp38,50 miliar (3.85%). Laba bersih yang dapat didistribusikan kepada
pemilik entitas induk tersebut menurun bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar
Rp72,64 miliar (8.07%) karena terdapat pendapatan yang berasal dari kenaikan nilai
wajar properti investasi sebesar Rp40,27 miliar. Tahun 2013 laba bersih yang dapat
didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp7,85 miliar (0.66%). Laba
bersih yang dapat di distribusikan kepada pemilik entitas induk tersebut menurun bila
dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp38,5 miliar karena melemahnya nilai
tukar Rupiah terhadap Dollar sehingga menimbulkan rugi kurs signifikan pada tahun
2013.
91
Pemanfaatan Aset
Perbandingan antara asset dan penjualan. Turnover yang tinggi menunjukkan manajemen
yang efektive tetapi bisa juga turnover yang tinggi menunjukkan aktiva perusahaan yang
sudah tua dan sudah habis disusut.
1. Perputaran Kas
Menunjukkan seberapa jauh kas telah digunakan dalam aktifitas perusahaan.
Perputaran kas tahun 2012-2011 sebesar 121.77 atau sama dengan 10 bulan sekali,
sedangkan tahun 2013-2012 sebesar 75.52 atau sama dengan 6 bulan sekali.
Perputaran kas di tahun 2013-2012 lebih cepat di banding 2012-2011 dikarenakan
penjualan yang meningkat di tahun 2013 menjadi Rp 1.206.066.005,00 sedangkan di
tahun2012 sebesar Rp 1.002.231.897,00.
2. Perputaran Piutang Usaha
Memberikan analisa mengenai beberapa kali tiap tahunnya dana yang tertanam dalam
piutang kebentuk uang tunai, kemudian kembali dalam bentuk piutang lagi. Makin
tinggi rasio menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, dan
sebaliknya.
Perputaran pitang PT Eterindo terlihat stabil di tahun 2011-2012 maupun 2012-2013,
masing-masing menghasilkan rasio sebesar 5.53 dan 5.04 yang berarti dalam setahun
piutang berputar 6x di tahun 2011-2012 dan 5x di tahun 2012-2013.
3. Perputaran Persediaan
Menunjukkan berapa kali barang dagangan atau persediaan diganti atau dijual dalam
satu tahun. Perputaran yang tinggi menunjukkan tingkat persediaan yang ada cukup
baik. Dari hasil perputaran persediaan terlihat bahwa tahun 2011-2012 lebih baik
apabila di bandingkan 2012-2013. Hal ini dikarenakan peningkatan rata-rata
persediaan yang melampaui peningkatan HPP nya.
4. Perputaran Modal Kerja
Untuk menilai efisiensi modal kerja. Berdasarkan hasil rasio dapat dilihat bahwa
tahun 2012-2013 perputaran modal kerja mengalami penurunan. Tahun 2012
perputaran modal kerja sebesar -23 sedangkan tahun 2013 menjadi -40. Penurunan
sebesar 17x ini dikarenakan midal kerja taun 2013 tidak mampu meningkatkan modal
ketja tahun 2012. Alasan itu pula yang menyebabkan hasil perputaran modal kerja
menjadi negative.
92
5. Perputaran Aset Tetap
Digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva tetap dalam menunjang
kegiatan penjualan perusahaan. Perputaran asset tetap perusahaan ini memiliki
perbandingan sebesar 2x. dimana di tahun 2011-2012 aset tetap berputar 7x terhadap
penjualan dan di 2012-2013 turun menjadi 5x. penurunan ini dikarenakan rata-rata
asset tetap tahun 2012-2013 meningkat menjadi Rp 234.319.599,00 sedangkan tahun
2011-2012 sebesar Rp 152.756.202,00. Dari hasil perhitungan ini menunjukkan
bahwa penggunaan asset tetap lebih efisien terjadi di tahun 2011-2011.
6. Perputaran Total Aset
Digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan seluruh aset dalam menunjang
kegiatan penjualan perusahaan. Perputaran total asset PT Eterindo juga mengalami
penurunan, dimana tahun 2011-2012 aset berputar 1.2x terhadap penjualan sedangkan
tahun 2012-2013 aset berputar 1.07x terhadap penujualan. Tetapi perbedaan ini
terlihat tidak signifikan.
Ukuran Pasar
Rasio ini untuk mengetahui hubungan antara harga saham terhadap laba dan nilai buku
saham.Rasio ini juga digunakan untuk indikasi investor dalam melihat masa lalu dan prospek
masa depan. Investor yang bermain di pasar modal menggunakan indikator2 yang
berhubungan dengan kondisi pasar modal.Rasio profitabilitas saja dianggap tidak
memadai.mereka menyadari bahwa factor yang mempengaruhi harga saham pasar saham
tidak semata-mata keutungan perusahaan.Oleh karna itu mereka juga menggunakan
indikartor yang tercermin dipasar modal,seperti harga saham,sebagai salah satu penanda
kinerja keuangan.
1. Rasio Harga Terhadap Laba
Rasio atas prospek pertumbuhan dan laba sebuah perusahaan di masa depan
diindikasikan oleh seberapa besar pasar mau membayar untuk setiap Rupiah laba
perusahaan. Rasio harga terhadap laba PT Eterindo terus mengalami peningkatan.
Tahun 2011 rasio menunjukkan hasil sebesar 5.70 yang artinya saham biasa terjual 6x
laba per saham, tahun 2012 mengalami peningkatan mejadi 7.63, yang artinya saham
biasa terjual 8x laba per saham peningkatan tertinggi terjadi di tahun 2013 mejadi
44.69 yang artinya saham biasa terjual 45x laba per saham. Peningkatan yang tinggi
ini disebabkan karena harga pasar per lembar saham meningkat sedangkan laba per
93
sahamnya menurun drastic. Rasio harga terhadap laba yang tinggi mengindikasikan
bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan dan laba yang tinggi di masa depan.
2. Hasil Laba
Hasil laba yang dihasilkan oleh PT Eterindo terus mengalami penurunan tiap
tahunnya. Tahun 2011 hasil laba sebesar 18% dari harga pasar perlembar saham,
tahun 2012 turun menjadi 13% dari harga pasar per lembar saham, tahun 2013
mengalami penurunan yang lebih tajam hingga menjadi 2% dari harga pasar per
lembar saham. Penurunan di tahun 2012 dan 2013 juga iikuti oleh penurunan harga
per lembar saham yang masing-malsing menjadi Rp 303.23/lembar dan Rp
362.88/lembar.
3. Hasil Deviden
Menunjukkan berapa besar deviden yang diperoleh dari harga pasar per lembar
saham. Tahun 2011 dan 2012 perusahaan beserta para pemegang saham menyetujui
untuk tidak ada pembagian deviden saham karena perseroan masih memiliki deficit
konsolidasi sebesar Rp 317 miliar per akhir 2011. Dan di 2012 tidak membagikan
karena adanya rencana untuk melakukan ekspansi yang membutuhkan biaya yang
cukup besar. Di tahun 2013, hasil deviden yang diperoleh sebesar 0.45% dari harga
pasar per lembar saham.
4. Harga Terhadap Nilai Buku
Tahun 2011 hasil perhitungan harga terhadap nilai buku PT Eterindo sebesar 1.1 yang
artinya saham biasa terjual 1x nilai buku persaham, tahun 2012 turun menjadi 0.6
yang artinya penjualan saham biasa 0.6x nilai buku per lembar saham, tahun 2013
mulai mengalami peningkatan kembali menjadi 0.79 yang artinya penjualan saham
biasa 0.8x nilai buku per lembar saham. Apabila dihitung dengan pembulatan maka
hasil dari tahun 2011-2013 relatif sama yaitu 1x nilai buku per lembar saham.
5. Tingkat Pembayaran Deviden
Menunjukkan berapa besar deviden yang dibayar dari laba per lembar saham. Tahun
2011 dan 2012 perusahaan beserta para pemegang saham menyetujui untuk tidak ada
pembagian deviden saham karena perseroan masih memiliki deficit konsolidasi
sebesar Rp 317 miliar per akhir 2011. Dan di 2012 tidak membagikan karena adanya
rencana untuk melakukan ekspansi yang membutuhkan biaya yang cukup besar.
Tahun 2013, tingkat pembayaran deviden memperlihatkan hasil 20% yang artinya
pembayara deviden 20% dari laba persaham atau sebesar 1.62 rupiah.
94
RASIO LAPORAN KEUANGAN JAYA AGRA WATTIE Tbk
(TAHUN 2011-2013)
LIKUIDITAS2013 2012 2011
Rasio lancar = Aset lancar Aset lancar Aset lancarKewajiban lancar Kewajiban lancar Kewajiban lancar
= 256,002,863 336,804,007 595,737,424 395,988,681 408,299,602 211,109,797
= 0.65 0.82 2.82
Rasio Cepat =Kas + Setara kas + Surat berharga +
PiutangKas + Setara kas + Surat berharga +
PiutangKas + Setara kas + Surat
berharga + PiutangKewajiban lancar Kewajiban lancar Kewajiban lancar
= 127,807,532 249,558,525 541,062,690 395,988,681 408,299,602 211,109,797
= 0.32 0.61 0.61
Waktu Penagihan = Piutang rata - rata Piutang rata - rata(penjualan / 360) (penjualan / 360)
= 35,081,774 36,850,025 1,801,432 1,894,067
= 19.47 19.46
95
Jumlah hari untuk menjual persediaan
= Persediaan rata - rata Persediaan rata - rata
(Harga pokok penjualan) / 360 (Harga pokok penjualan) / 360
= 74,998,003 55,739,037 1,189,754 1,193,570
= 63.04 46.70
STRUKTUR MODAL dan SOLVABILITAS2013 2012 2011
Total utang terhadap ekuitas = Total kewajiban Total kewajiban Total kewajiban
Ekuitas pemegang saham Ekuitas pemegang saham Ekuitas pemegang saham
= 1,384,665,575 987,397,806 807,907,515 1,274,371,788 1,253,281,134 1,134,533,521
= 1.09 0.79 0.71
Utang jangka panjang terhadap ekuitas =
Kewajiban jangka panjang Kewajiban jangka panjang Kewajiban jangka panjang
Ekuitas pemegang saham Ekuitas pemegang saham Ekuitas pemegang saham
= 988,676,895 579,098,204 596,797,718
1,274,371,788 1,253,281,134 1,134,533,521= 0.78 0.46 0.53
96
Kelipatan bunga dihasilkan=
Laba sebelum pajak dan beban bunga
Laba sebelum pajak dan beban bunga
Laba sebelum pajak dan beban bunga
Beban bunga Beban bunga Beban bunga
= 159,601,798 241,285,512 279,333,787 48,413,000 42,364,000 32,941,000
= 3.297 5.696 8.480
TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTASI2013 2012 2011
Tingkat pengembalian aset=
Laba bersih + Beban bunga x (1-Tarif Pajak)
Laba bersih + Beban bunga x (1-Tarif Pajak)
Rata - rata total aset Rata - rata total aset
= 108,765,679 187,621,966 699,436,572 455,112,485
= 15.55% 41.23%
Tingkat pengembalian ekuitas=
Laba bersih Laba bersih
Rata - rata ekuitas pemegang saham
Rata - rata ekuitas pemegang saham
= 70,035,279 153,730,766
1,263,826,461 1,193,907,328= 5.54% 12.88%
97
KINERJA OPERASI2013 2012 2011
Margin laba kotor =Penjualan - HPP Penjualan - HPP Penjualan - HPP
Penjualan Penjualan Penjualan
= 220,204,196 252,179,221 302,413,005 648,515,640 681,864,295 647,059,462
= 33.96% 36.98% 46.74%
Margin laba operasi = Laba operasi Laba operasi Laba operasiPenjualan Penjualan Penjualan
= 111,188,798 198,985,437 246,394,190 648,515,640 681,864,295 647,059,462
= 17.15% 29.18% 38.08%
Margin laba bersih = Laba bersih Laba bersih Laba bersihPenjualan Penjualan Penjualan
= 70,035,279 153,730,766 185,420,326 648,515,640 681,864,295 647,059,462
= 10.80% 22.55% 28.66%
98
PEMANFAATAN ASET2013 2012 2011
Perputaran kas=
Penjualan PenjualanRata - rata kas & setara kas Rata - rata kas & setara kas
= 648,515,640 681,864,295 153,601,255 358,460,583
= 4.22 1.90
Perputaran piutang usaha=
Penjualan Penjualan
Rata - rata piutang Rata - rata piutang
= 648,515,640 681,864,295 35,081,774 36,850,025
= 18.49 18.50
Perputaran persediaan=
HPP HPPRata - rata persediaan Rata - rata persediaan
= 428,311,444 429,685,074 74,998,003 55,739,037
= 5.71 7.71
99
Perputaran modal kerja=
Penjualan Penjualan
Rata - rata modal kerja Rata - rata modal kerja
= 648,515,640 681,864,295 92,188,611 360,565,999
= 7.03 1.89
Perputaran aset tetap=
Penjualan PenjualanRata -rata aset tetap Rata -rata aset tetap
= 648,515,640 681,864,295 699,436,572 455,112,485
= 0.93 1.50
Perputaran total aset=
Penjualan PenjualanRata - rata total aset Rata - rata total aset
= 648,515,640 681,864,295 2,449,858,152 2,091,559,988
= 0.26 0.33
100
UKURAN PASAR2013 2012 2011
Rasio harga terhadap laba=
Harga pasar per lembar saham Harga pasar per lembar sahamHarga pasar per lembar
saham
Laba per saham Laba per saham Laba per saham
=378.16 360.96 355.88
18 40 52= 21.01 9.02 6.84
Hasil laba=
Laba per saham Laba per saham Laba per saham
Harga pasar per lembar saham Harga pasar per lembar sahamHarga pasar per lembar
saham
=18 40 52
378.16 360.96 355.88= 4.76% 11.08% 14.61%
Hasil deviden=
Deviden tunai per saham Deviden tunai per saham Deviden tunai per saham
Harga pasar per lembar saham Harga pasar per lembar sahamHarga pasar per lembar
saham
= ini tidak ada karena JAYA AGRA BELUM MEMBAGIKAN
11.96 9.6360.96 355.88
= 3.31% 2.70%
101
Tingkat pembayaran deviden=
Deviden tunai per saham Deviden tunai per saham Deviden tunai per saham
Laba per saham Laba per saham Laba per saham
=11.96 9.6
40 52= 29.90% 18.46%
Harga terhadap nilai buku=
Harga pasar per lembar saham Harga pasar per lembar sahamHarga pasar per lembar
saham
Nilai buku per lembar saham Nilai buku per lembar sahamNilai buku per lembar
saham
=378.16 11.96 9.62.498 1.717 2.514
= 151.40 6.97 3.82
102
ANALISIS RASIO
“JAYA AGRA WATTIE Tbk”
LIKUIDITAS
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka
pendeknya.
Rasio Lancar
Rasio lancar adalah ketersediaan aset lancar untuk memenuhi kewajiban lancar.
Dimana rasio lancar bertujuan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melunasi kewajiban jangka pendeknya. Batasan rasio lancar adalah 1. Rasio lancar
Jaya Agra Wattie Tbk pada tahun 2011 sebesar 2,28 mengimplikasikan bahwa
terdapat Rp 2,28 aset lancar yang tersedia untuk memenuhi setiap Rp 1 kewajiban
yang jatuh tempo saat itu. Dan pada tahun 2012 terdapat Rp 0,82 aset lancar yang
tersedia untuk memenuhi Rp 1 kewajiban yang jatuh tempo saat itu. Sedangkan pada
2013 terdapat Rp 0,65 aset lancar yang tersedia untuk memenuhi setiap Rp 1
kewajiban yang jatuh tempo saat itu. Akan tetapi ditahun 2012 dan 2013 tidak dapat
memenuhi Rp 1 tersebut. Rasio lancar tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011
dan juga ditahun 2013 dibandingkan tahun 2012 terjadi penurunan rasio lancar,
artinya pada tahun 2012 dan 2013 terjadi penurunan kemampuan Jaya Agra Wattie
Tbk melunasi kewajiban lancarnya dengan aset lancarnya. Jaya Agra Wattie Tbk pada
tahun 2012, dan 2013 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Jaya Agra Wattie Tbk
mempunyai aset lancar yang tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio Cepat
Rasio cepat merupakan pengujian yang lebih ketat atas likuiditas jangka pendek yaitu
dengan hanya menggunakan aset lancar yang paling likuit, di antaranya adalah kas
dan setara kas, investasi jangka pendek, dan piutang. Pada tahun 2011 Jaya Agra
Wattie Tbk memiliki aset likuid sebesar Rp 0,61 untuk menutupi masing-masing Rp 1
kewajiban lancarnya. Dan pada tahun 2012 Jaya Agra Wattie Tbk memiliki aset likuit
sebesar Rp 0,61 untuk menutupi masing-masing Rp 1 kewajiban lancarnya.
Sedangkan pada tahun 2013 Jaya Agra Wattie Tbk memiliki aset likuid sebesar Rp
0,32 untuk menutupi masing-masing Rp 1 kewajiban lancarnya. Dari hasil analisis
rasio cepat Jaya Agra Wattie Tbk pada tahun 2009, 2010, dan 2011 maka dapat ditarik
103
kesimpulan bahwa pada tahun 2009, 2010 dan 2011 Jaya Agra Wattie Tbk tidak
mempunyai aset likuid yang dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Waktu Penagihan
Periode penagihan piutang menunjukkan lamanya perusahaan mampu untuk menagih
piutangnya. Semakin cepat periode penagihannya, maka semakin menurunkan resiko
bagi perusahaan untuk terjadinya piutang yang tidak tertagih. Periode penagihan Jaya
Agra Wattie Tbk pada tahun 2012 ke 2013 mengalami peningkatan akan tetapi
peningkatan ini hanya 0.10, hal ini tidak baik karena akan lama menarik penagihan.
Jika melakukan penurunan maka akan berdampak positif terhadap perusahaan
tersebut.
Jumlah Hari untuk Menjual Persediaan
Rasio jumlah hari untuk menjual persediaan menunjukkan bahwa perusahaan mampu
menjual persediaannya lebih cepat dari semula, dilihat dari tahun 2012 Jaya Agra
Wattie Tbk dapat menjual persediaan selama 46.70 hari, akan tetapi ditahun 2013 Jaya
Agra Wattie Tbk menjual 63.04 hari. Kinerja Jaya Agra Wattie Tbk semakin menurun
karena Jaya Agra Wattie Tbk semakin lama menjual persediaannya dan ini dapat
mengakibatkan persediaannya akan mengalami kerusakan.
STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITAS
Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
panjangnya. Untuk menilai struktur modal dan risiko kredit perusahaan, maka perlu
dipelajari struktur modal dan solvabilitasnya.
Total Utang terhadap Ekuitas
Jaya Agra Wattie Tbk pada tahun 2011 sebesar 0,71 mengindikasikan bahwa untuk
tiap-tiap Rp 1 pendanaan ekuitas, terdapat Rp 0,71 pendanaan dari kreditor. Dan pada
tahun 2012 sebesar 0,79 mengindikasikan bahwa untuk tiap-tiap Rp 1 pendanaan
ekuitas, terdapat Rp 0,79 pendanaan dari kreditor. Sedangkan pada tahun 2013 tiap-
tiap Rp 1 pendanaan ekuitas, terdapat Rp 1,09 pendanaan dari kreditor. Dari analisis
rasio total utang terhadap ekuitas tahun 2011, 2012, dan 2013 dapat dilihat bahwa
104
posisi Jaya Agra Wattie Tbk semakin memburuk karena perusahaan lebih banyak
menggunakan kewajiban daripada ekuitas dalam mendanai aktivitas operasi dari tahun
ke tahun, perusahaan lebih banyak menggunakan utang daripada ekuitas dalam
mendanai aktivitas operasi perusahaan.
Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas
Jaya Agra Wattie Tbk ditahun 2011 ke 2012 mengalami penurunan rasio utang jangka
panjang terhadap ekuitas sedangkan 2012 ke 2013 mengalami kenaikan. Jika analisis
rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas Jaya Agra Wattie Tbk tahun 2012
dibandingkan 2011 mengalami penurunan, yang berarti Jaya Agra Wattie Tbk pada
tahun itu lebih banyak menggunakan kewajiban jangka panjang dalam mendanai
aktivitas operasi dan investasinya, berbanding terbalik dengan tahun 2012 ke 2013.
Kelipatan Bunga Dihasilkan
Rasio kelipatan bunga dihasilkan merupakan rasio antara laba perusahaan
sebelum bunga dengan pembayaran bunga. Rasio untuk kelipatan bunga yang
dihasilkan diharapkan lebih besar dari 1 dan dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan. Ini mengartikan bahwa perusahaan akan mengalami laba yang lebih
besar berapa kali dari tingkat bunga yang ada.
Jaya Agra Wattie Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dari 8.48 menjadi
5.696 dan ditahun 2013 menjadi 3.297 maka terjadi penurunan kemampuan
menghasilkan laba. Namun jika dibandingkan dengan tahun 2011, maka terjadi
peningkatan kemampuan menghasilkan laba. Maka dapat disimpulkan bahwa Jaya
Agra Wattie sulit untuk menghasilkan laba karena semakin menurun setiap tahunnya
tidak ada kenaikan yang terlihat.
TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTASI
Tingkat pengembalian atas investasi (ROI) untuk menilai kompensasi keuangan kepada
penyedia pendanaan ekuitas dan utang.
Tingkat Pengembalian Aset (ROA)
Tingkat pengembalian aset (ROA) Jaya Agra Wattie Tbk pada tahun 2012 ke
2013 mengalami penurunan sebesar 25.67% dapat di bilang sangat besar. Hal ini
dapat dikatakan mengalami penurunan yang sangat besar hal ini menunjukkan bahwa
105
perusahaan tidak mampu menggunakan aset yang dimilikinya dengan efektif dan
efisien. Dimana berarti produktivitas aset lebih kecil dari tahun yang sebelumnya.
Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE)
Pada tingkat pengembalian ekuitas (ROE) untu perusahaan Jaya Agra Wattie Tbk
mengalami penurunn sebanyak kurang lebih 7%. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan tidak mempunyai kemampuan yang besar untuk mengembalikan laba
kepada pemegang saham atas dana yang ditanamkan.
KINERJA OPERASI
Kinerja operasi untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi.
Margin Laba Kotor
Margin laba kotor Jaya Agra Wattie Tbk di tahun 2011 ke 2012 mengalami
penurunan sebesar 9.75% dan ditahun 2012 ke 2013 juga mengalami penurunan
sebesar 3.03% hal ini mengindikasikan bahwa terjadi disefisiensi pada perusahaan, di
mana peningkatan harga pokok penjualannya jauh lebih besar dari pada peningkatan
penjualannya.
Margin Laba Operasi
Margin laba operasi Jaya Agra Wattie Tbk juga mengalami penurunan setiap
tahunny. Penurunannya dari 8.90% menjadi 12.04% dilihat dari kedua selisih
perubahaan persentase tersebut tampak adanya penurunan tingkat margin laba
operasinya, hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan tingkat efisiensi operasi
perusahaan.
Margin Laba Bersih
Margin laba bersih Jaya Agra Wattie Tbk setiap tahunnya menurun juga tidak ada
peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Di tahun 2011 margin laba bersihnya
adalah 28,66% sedangkan 2012 adalah 22,55% dan 2013 adalah 10.80% maka dilihat
dari tahun ke tahun tampak adanya penurunan margin laba bersih yang disebabkan
adanya penurunan laba bersih yang dihasilkan perusahaan.
106
PEMANFAATAN ASET
Pemanfaatan aset untuk menilai efektivitas dan intensitas aset dalam menghasilkan
penjualan.
Perputaran Kas
Perputaran Kas Jaya Agra Wattie mengalami kenaikan yang disebabkan karena rata-
rata kas dan setara kas ditahun 2013 lebih kecil dibandingkan tahun 2012 maka ini
berdampak kepada perputaran kas yang semakin meningkat sehingga kas yang ada
lebih sedikit dibandingkan yang ada.
Perputaran Piutang Usaha
Perputaran piutang usaha menjelaskan mengenai berapa kali setiap tahunnya dana
dalam bentuk piutang berubah menjadi uang tunai. Perputaran piutang usaha yang
semakin tinggi menunjukkan perusahaan mampu mengkonversi piutang usaha
menjadi kas lebih cepat dan resiko piutang tak tertagih yang semakin kecil. Semakin
tinggi rasio tersebut, semakin baik kinerja perusahaan. Di perusahaan Jaya Agra
Wattie perputaran piutang usahanya tetap hanya beda 0.01 ini tidak pengaruh. Jadi
Jaya Agra Wattie mengalami kestabilan.
Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan yang semakin tinggi menunjukkan perusahaan mampu menjual
persediaannya lebih cepat dan resiko persediaan rusak yang semakin kecil..
Perputaran persediaan Jaya Agra Wattie mengalami penurunan dari tahun 2012 ke
2013 mengalami penurunan sebesar 2. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin
rendah rasio atau turunnya rasio maka semakin lambat perputaran persediaannya
tersebut.
Perputaran Modal Kerja
Perputaran modal kerja yang semakin tinggi menunjukkan perusahaan mampu
menggunakan modal kerjanya lebih efektif dan efisien untuk menghasilkan nilai
penjualan yang lebih tinggi. Jaya Agra Wattie Tbk mengalami kenaikan dari tahun
2012 ke 2013 mengalami kenaikan sebesar 5.14 ini dapat disimpulkan bahwa
perusahaan mampu menggunakan modal kerja lebih efisien dan efektif akan tetapi
dilihat dari penjualannya mengalami penurunan akan tetapi ditutupi oleh aset tetap
yang dipakai ditahun 2013 hanya 92,188,611.
107
Perputaran Aset Tetap
Perputaran aset tetap Jaya Agra Wattie menurun dari 1.50 di tahun 2012 menjadi 0.93
ditahun 2013 akan berdampak kepada ketidak effisiensiannya di aset tetap sehinga
penjualan ditahun 2013 yang menurun.
Perputaran Total Aset
Perputaran total aktiva yang semakin tinggi menunjukkan perusahaan mampu
menggunakan aktiva secara lebih efektif dan efisien untuk menghasilkan nilai
penjualan yang lebih tinggi. Rendahnya perputaran total aset dan penurunan total aset
dari tahun 2012 ke 2013 mengakibatkan bahwa perusahaan tidak mampu
menggunakan aktiva secara lebih efisein dalam menghasilkan nilai penjualan.
Perputaran ratio total aset tidak mencapai 1 hanya 0.5 kebawah.
UKURAN PASAR
Rasio Harga terhadap Laba
Rasio harga terhadap laba menunjukkan besarnya harga saham berapa kali dari nilai
laba per lembar saham. Jaya Agra Wattie pada tahun 2011 sebesar 6,84 yang
menunjukkan bahwa jika dijual saham dengan harga Rp 52, maka untung 6,84 kali.
Pada tahun 2012 jika dijual saham dengan harga Rp 40, maka untung 9023 kali. Dan
pada tahun 2013 jika dijual saham dengan harga Rp 18, maka untung 21.01 kali.
Dilihat dari 3 tahun tampak adanya peningkatan yang disebabkan naiknya harga pasar
per lembar saham pada tahun itu.
Hasil Laba
Hasil laba ini merupakan kebalikan dari rasio harga terhadap laba. Hasil laba Jaya
Agra Wattie mengalami penurunan disetiap tahunnya di tahun 2011 hasil labanya
adalah 14.61%, ditahun 2012 hasil laba menurun menjadi 11.08 persen dan di tahun
2013 menurun menjadi 4.76%.
Hasil Dividen
Hasil dividen dari Jaya Agra Wattie meningkat dari tahun 2011 ke 2012. Ditahun
2012 hasil devidennya adalah 2,70% sedangkan di tahun 2012 menjadi 3.31%
mengalami peningkatan karena adanya pertemuan RUPS yang menaikan persentase
108
laba bersih dari 20% menjadi 30%. Sedangkan 2013 belum diketaui karena RUPS
ditahun 2014 belum di terbitkan oleh Jaya Agra Wattie Tbk.
Tingkat Pembayaran Dividen
Tingkat pembayaran dividen tahun 2011 dan tahun 2012 tidak mencapai 50% karena
penjualan di Jaya Agra Wattie yang mengalami penurunan. Akan tetapi ditahun 2011
ke 2012 mengalami kenaikan sebesar 11% karena dividen tunainya meningkat.
Sedangkan 2013 belum diketaui karena RUPS ditahun 2014 belum di terbitkan oleh
Jaya Agra Wattie Tbk., jadi belum ada peresmian tingkat pmbayaran dividen tahun
2013.
Harga terhadap Nilai Buku
Rasio harga terhadap nilai buku ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai harga
saham dari nilai buku per lembar saham, maka akan semakin diminati oleh investor.
Jaya Agra Wattie ini dilihat dari harga terhadap nilai buku semakin meingkat dari
tahun 2011 adalah 3.82, ditahun 2012 sebanyak 6.97 dan 2013 sebanyak 151.40 ini
menunjukkan bahwa banyak investor tertarik kepada perusahaan ini, walaupun secara
keseluruhan 2013 Jaya Agra Wattie ini banyak sekali mengalami penurunan aset,
penjualan dan lain –lain.
109
Analisis Perbandingan Perubahan Tahun ke Tahun (year-to-year change analysis)
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk
NERACA KONSOLIDASIAN
Per 31 DESEMBER 2013, 2012 dan 2011
(Dalam Ribuan Rupiah)
PT.ETERINDO WAHANATAMA Tbk JAYA AGRA WATTIE TbkYear to Year 2012-
2013Year to Year 2011-
2012Year to Year 2012-
2013Year to Year 2011-
2012 normal % normal % normal % Normal %
ASET ASETAset Lancar ASET LANCAR
kas dan bank 16,570,387 217% 735155 11% kas dan setara kas -135250293 -61%-
274468363 -55%kas di bank yang dibatasi penggunaanya (81,736) -98% -994638 -92% piutang usaha 13930710 91% -19886698 -56%Piutang usaha piutang lain-lain -5799911 -45% 2850896 28% Pihak ketiga 35,796,667 19% 188408832 piutang plasma 5368500 0
Pihak berelasi 2,233,9754083
%-
119442231 -100% persediaan 23151491 37% 15366440 32%
Piutang lain-lain pajak dibayar dimuka 20491552225
% 90953394322
5%
Pihak berelasi 23,371,5181236
% 1891116uang muka dan biaya dibayar dimuka 4202586 54% 1213190 18%
Pihak ketiga 4,220,390 26% -20389151 -56%
aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual -6895779
-100
% 6895779
110
Persediaan - Neto 88,817,251 242% 2097393 6%
Pajak dibayar Di muka 81,510,077.
0 252% 27734247 609%Uang muka dan biaya dibayar dimuka (10,954,626) -87% -18651197 -60%
TOTAL ASET LANCAR 241483903 82% 61389526 26% Total aset lancar -80801144 -24%-
258933417 -43%
ASET TIDAK LANCAR ASET TIDAK LANCARtanaman perkebunan- tanaman telah menghasilkan, setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar RP 2.829.3663.238 pada tanggal 31 desember 2013 53,758,846
Aset pajak tangguhan - bersih 614713 28% 63067 3%
tanaman belum menghasilkan 12,897,200 6% 214784639investasi perusahaan asosisasi 0 -6959704
-100%
tanaman perkebunan-
175493487 -100%investasi jangka panjang lainnya 0 0% 0 0%
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp46039905330838 pada tanggal 31 Desember 2013 dan Rp25.141.929.798 pada tanggal 31 Desember 2012 dan Rp16818524 pada tanggal 31 Desember 2011
(13,316,067) -6% 176442860 273% bibitan -7022484 -22% 9059315 39%Properti investasi 36,000 0% 0 0% tanaman perkebunan:
111
Piutang perkebunan plasma 19,061,638 54% 35150369
tanaman menghasilkan - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 114.554142.290 tahun 2013 dan Rp 81.643.121.766 tahun 2012 324642115 69% 167972851 56%
Goodwill 0% 0 0% Tanaman belum menghasilkan -69740541 -9% 149471763 23%
Aset pajak tangguhan - neto (276,727) -14% 1332842 229%
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp 138.061.251.322 tahun 2013 dan Rp 112.422.456.192 tahun 2012 243604076 42% 245044099 74%
penyertaan saham - neto Uang muka pembelian aset 1585000189
% -9202487 -92%aset lain-lain neto 3,391,378 4% 26610600 45% goodwill 0 0% 0 0%
aset lain-lain 5476688132
% 1722417 71%
TOTAL ASET TIDAK LANCAR 74509768 11% 278827823 72% Total Aset Tidak Lancar 499159567 26% 557171321 41%
TOTAL ASET 315993671 33% 340217349 55% TOTAL ASET 418358423 19% 298237904 15%
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK LIABILITAS JANGKA PENDEKutang bank jangka pendek 199,983,661 89% 67397054 43% utang bank -35500000 -25% 85500000 151%utang usaha utang usaha -24278914 -21% 89468285 372% pihak ketiga (63,110,841) -55% 81321017 237% utang lain-lain 1283284 19% -3050789 -32% pihak berelasi (3,740,374) - -12846858 -77% utang pajak 14183243 60% -2918773 -11%
112
100%utang lain-lain akural -11355669 -36% 9870026 46%
pihak ketiga (934,218) -9% 6418943 179% utang plasma 1959254100
% 102099 5%
pihak berelasi (3,698,265)-
100% 3698265utang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun
utang pajak (10,272,555) -68% 8103575 116% utang bank 41567468 47% 21828056 32%liabilitas yang masih harus dibayar 501,583 10% 2246607 85% utang sewa pembiayaan -169588 -57% -3609099 -92%
uang muka pelanggan 3,384,340 198% -6640594 -79%bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun: utang bank 20,360,650 utang pembiayaan konsumen 209,908 25% 534379 183% utang sewa pembiayaan (928,850) -39% 316671 15%TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK 141755039 37% 150549059 65%
Total liabilitas jangka pendek -12310922 -3% 197189805 93%
LIABILITAS JANGKA PANJANG
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan - neto 2,890,202 87% 343286 12%
utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun
utang jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun: utang bank 395171816 81% -33737584 -6%
utang bank 179,029,373 143% 125175276 utang sewa pembiayaan 990121258
% -527557 -99%
113
utang pembiayaan konsumen (432,925) -44% 533374 119% liabilitas imbalan kerja 2200876 5% 6817421 18%
utang sewa pembiayaan (1,420,977) -98% -2834143 -66%liabilitas pajak tangguhan - bersih 12106987 25% 9748206 26%
liabilitas imbalan kerja 1,022,549 12% 4686745 114%TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG 181,088,222
130% 127904538 1082%
TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG 409578691 71% -17699514 -3%
Total liabilitas 322843261 62% 278453597 114% TOTAL LIABILITAS 397267769 40% 179490291 22%
EKUITAS EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp400 per saham modal dasar 1.500.000.000 saham
Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 10.000.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh - 968.297.000 saham 0% -96829700 -20%
Modal ditempatkan dan disetor penuh - 3.774.685.500 0 0% 0 0%
Tambahan modal disetor - Neto 0%
-183870183 -90% tambahan modal disetor 0 0% 0 0%
Saldo laba (defisit ) 7,858,945 27% 347209973 -109% saldo laba 0
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak
telah ditentukan penggunaannya untuk cadangan umum 7524458 46% 9061391 126% Belum ditentukan penggunaannya 15107038 4% 105190789 37%
ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 7,858,945 2% 61605244 16%
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 22631496 2% 114252180 10%
KEPENTINGAN NON-PENGENDALI 52257 4% 188507 17% Kepentingan nonpengendali -1540842 -5% 4495433 15%
TOTAL EKUITAS 7911202 2% 61793751 16% Total Ekuitas 21090654 2% 118747613 10%
114
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 330754463 34% 340247348 55%
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 418358423 19% 298237904 15%
115
Analisis Perbandingan Perubahan Tahun ke Tahun (year-to-year change analysis)
NERACA
Tahun 2011-2013
“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”
ASET
- Dapat dilihat dari segi aset lancar, PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk memiliki
kondisi aset lancar lebih baik daripada JAYA AGRA WATTIE Tbk. dengan total
presentase 217% pada tahun 2013 dan pada tahun 2012 11% sedangkan untuk JAYA
AGRA WATTIE Tbk pada tahun 2013 memiliki presentase -61% dan pada tahun
2012 -55%. Ini dapat menunjukan bahwa PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk
lebih baik dari pada JAYA AGRA WATTIE Tbk bila dilihat dari sisi aset lancar.
Pertumbuhan aset lancar pada PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk ini disebabkan
oleh meningkatnya piutang usaha, piutang lain-lain serta pajak dibayar dimuka (Pajak
PertambahanNilai).
- Bila dilihat dari sisi aset tidak lancar, PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk juga
memiliki kondisi lebih baik dari pada JAYA AGRA WATTIE Tbk pada periode
2011-2012 Pertumbuhan aset tidak lancar pada PT ETERINDO WAHANATAMA
Tbk di periode tersebut ini disebabkan oleh meningkatnya tanaman perkebunan dan
aset lain-lain berupa perijinan dan hak atas tanah, tetapi pada periode 2012-2013
menunjukan bahwa JAYA AGRA WATTIE Tbk memiliki kondisi aset tidak lancar
lebih baik dengan presentase 26% sedangkan PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk
memiliki presentase 11% untuk periode 2012-2013
- Sedangkan untuk total aset keseluruhan PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk
memiliki keunggulan dari JAYA AGRA WATTIE Tbk, dari tahun ke tahunnya,
dengan total kepemilikan aset untuk PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk 33%
untuk periode 2013-2012 dan 55% untuk periode 2012-2011.
116
LIABILITAS
- Dari segi liabilitas jangka pendek, pada periode 2011-2012 JAYA AGRA WATTIE
Tbk memiliki presentase sangat besar yaitu 95% tidak sepadan dengan PT
ETERINDO WAHANATAMA Tbk yang memiliki presentase 65% pada periode itu,
peningkatan pada JAYA AGRA WATTIE Tbk terjadi karena perusahaan mengambil
pinjaman kepada bank dan terdapat utang usaha pada beberapa perusahaan lainnya
yang digunakan untuk membeli tandan buah segar, pupuk, bibit, dan sewa alat berat.
Tetapi pada periode 2012-2013 JAYA AGRA WATTIE Tbk berhasil menurunkan
presentasenya menjadi -3% dan untuk PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk
mengalami penurunan juga menjadi 37%
- Liabilitas jangka panjang, jika dibandingkan kedua perusahaan ini PT ETERINDO
WAHANATAMA Tbk memiliki presentase lebih besar daripada JAYA AGRA
WATTIE Tbk dari kedua periode tersebut, Peningkatan liabilitas jangka panjang pada
Pt eterindo ini terutama disebabkan oleh meningkatnya hutang bank jangka panjang
modal kerja Biodiesel.
- Untuk total liabilitas, dapat disimpulkan PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk
memiliki liabilitas lebih banyak daripada JAYA AGRA WATTIE Tbk dari tahun ke
tahunnya, dengan presentase 62% pada periode 2012-2013 dan 114% untuk periode
2011-2012 untuk Pt eterindo.
EKUITAS
- Untuk kepemilikan ekuitas pada periode 2012-2013 kedua perusahaan ini memiliki
presentase yang sama yaitu sebesar 2%. Tetapi bila dilihat periode sebelumnya PT
ETERINDO WAHANATAMA Tbk memiliki presentase 16% ini menunjukan bahwa
pada periode sebelumnya PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk memiliki
presentase lebih besar bila dibandingkan dengan JAYA AGRA WATTIE Tbk yang
hanya memiliki presentase 10%. Keunggulan ekuitas pada PT ETERINDO
WAHANATAMA Tbk ini disebabkan oleh diperolehnya laba bersih sebesar Rp38,5
miliar dan selisih hasil aset tetap dan persediaan sebesar Rp23,2 miliar yang
digunakan untuk menghapus saldo defisit dalam rangka Kuasi Reorganisasi. Saldo
laba ditahan menjadi Rp29,61 miliar.
117
Analisis Perbandingan Perubahan Tahun ke Tahun (year-to-year change analysis)
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk
LAPORAN LABA RUGI
KONSOLIDASIAN
Per 31 DESEMBER 2013, 2012 dan 2011
(Dalam Ribuan Rupiah)
JAYA AGRA WATTIE TbkPT ETERINDO WAHANATAMA Tbk
Year To Year 2012-2013 Year to Year 2011-2012Year To Year 2012-
2013Year to Year 2011-
2012Normal % Normal % normal % Normal %
PENJUALAN NETO 203,834,108 20% 97,995,794 11%PENJUALAN BERSIH -33348655 -5% 34804833 5%
BEBAN POKOK PENJUALAN 155,117,747 18% 74,815,228 9%
BEBAN POKOK PENJUALAN -1373630 0% 85038617 25%
LABA BRUTO 48716361 37% 23180566 22% LABA KOTOR -31975025 -13% -50233784 -17%
BEBAN USAHABeban penjualan -7,025,113 37% -4,988,049 35% beban penjualan 1006300 -10% -4727990 83%Beban umum dan administrasi -8,968,142 28% -7,833,781 33%
beban umum dan administrasi -296036 1% -4265154 11%
Total Beban Usaha -15,993,255 32% -12,821,830 34%pendapatan operasi lain -42681070 -74% 31227811 120%
LABA USAHA 32723106 41% 10358736 15% beban operasi lain -13850808 25% -19409636 53%LABA OPERASI -87796639 -44% -47408753 -19%
PENDAPATAN bagian rugi 63925 -100% -62522 4456%
118
(BEBAN) LAIN-LAINperusahaan asosiasi
Rugi selisih kurs - neto -38,191,185 558% -1584334 30%Beban keuangan -25,612,166 161% -15867352Penurunan nilai persediaan -2,131,745 2655% -80293Beban pajak 2,316,767 -77% -3,002,160Laba/(Rugi) penjualan aset tetap 180,752 -69% -495,541 -213%Penghasilan bunga 141,083 102% -88,626 -39%Beban Bunga 11,525,320 -100%Kenaikan nilai wajar properti investasi 36,000 -40,272,000 -100%Lain-lain - neto 7,120,109 579% 4,340,538 -140%Total Pendapatan dan Beban Lain-lain - Neto -56,140,384 227% -45,524,448 -219%
LABA SEBELUM BEBAN (MANFAAT) PAJAK -23417277 -43% -35165713 -39%
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN -87732714 -44% -47471275 -19%
BEBAN (MANFAAT) PAJAK
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
Kini 3,114,828 18% 24,107,824 -349% pajak kini 5844364 -16% 9429128 -21%
Tangguhan 4,156,487 -420% 9,104,511 -90% Pajak tangguhan -1807137 19% 6352587 -40%
Beban Pajak - Neto 7,271,315 45% 33,212,336 -195%beban pajak bersih 4037227 -9% 15781715 -26%
LABA TAHUN BERJALAN -30688593 -80% -34361250 -47% LABA BERSIH -83695487 -54% -31689560 -17%
119
Pendapatan komprehensif lain
pendapatan komprehensif lain tahun berjalan 0 0
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN -30688593 -80% -34361250 -47%
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN -83695487 -54% -31689560 -17%LABA BERSIH YANG DAAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: 0 0
Laba tahun berjalan yang dapat distribusikan kepada:
pemilik entitas induk -82710917 -55% -30738665 -17%
Pemilik entitas induk -30,637,288 -80% 38496233kepentingan nonpengendali -984570 -30% -950893 -23%
Kepentingan non-pengendali -51,305 -50% 103561Total -30688592 -80% 38599793 jumlah -83695487 -54% -31689558 -17%
Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada:
TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA
Pemilik entitas induk -30,637,288 -80% -34,146,372 -47%penilik entitas induk -82710917 -55% -30738665 -17%
Kepentingan non-pengendali -51,305 -50% -214,879 -67%
kepentingan nonpengendali -984570 -30% -950893 -23%
Total -30688593 -80% -34361251 -47% jumlah -83695487 -54% -31689558 -17%LABA PER SAHAM 0 0
120
DASAR YANGDISTRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK -31.63 -80% -35.27 -47%
LABA BERSIH PER SAHAM - DASAR -22 -55% -12 -23%
121
Analisis Perbandingan Perubahan Tahun ke Tahun (year-to-year change analysis)
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
Tahun 2011-2013
“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”
PENJUALAN
- Bila dibandingkan dari segi penjualan PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk
mempunyai kondisi penjualan lebih bagus dari pada JAYA AGRA WATTIE Tbk,
dengan total kepemilikan presentase 20% untuk periode 2012-2013 dan 11%
untuk periode 2011-2012. Hal ini disebabkan adanya dukungan kinerja oleh
peningkatan volume penjualan Biodiesel sebesar 39,2% meskipun harga jual rata-
rata Biodiesel turun sebesar 4,7%.
LABA BRUTO
- Seiring dengan kondisi penjualan maka laba bruto pada Pt.eterindo juga
mengalami kondisi yang lebih baik dari pada JAYA AGRA WATTIE Tbk dengan
presentase pada Pt.eterindo sebesar 37% periode 2012-2013 dan 22% untuk
periode 2011-2012. hal ini disebabkan karena kenaikan rata-rata margin selisih
antara harga jual Biodiesel dengan harga bahan baku utama serta perdagangan
bahan kimia.
LABA USAHA
- Untuk laba usaha Pt.eterindo tetap memiliki kondisi lebih baik dari pada JAYA
AGRA WATTIE Tbk, hal ini disebabkan karena meningkatnya laba kotor
Pt.eterindo.
122
Analisis Perbandingan Perubahan Tahun ke Tahun (year-to-year change analysis)
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk
ARUS KAS
Per 31 DESEMBER 2013, 2012 dan 2011
(Dalam Ribuan Rupiah)
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk JAYA AGRA WATTIE Tbk
Year to Year 2012-2013 Year to Year 2011-2012Year to Year 2012-
2013Year to Year 2011-
2012Normal % Normal % normal % Normal %
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 204,732,220 22% 947,292 0%
penerimaan kas dari pelanggan -76469846 -11% 93722578 15%
Penghasilan bunga 141,083 102% -88,626 -39%
pembayaran kas kepada pemasok,karyawan dan lain-lain -116672720 32% -14245846 4%
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan -443,153,709 53% 57,088,954 -6%
Kas dihasilkan darinoperasi -193142566 -54% 79476732 29%
Pembayaran bunga -26,318,797 177% -3,383,131 29%Penerimaan atas pajak lebih bayar 0 -3380770 -100%
123
dari kantor pajakPembayaran pajak penghasilan -11,546,094 63% -1,444,313 9%
pembayaran beban bunga -15186491 25% -13859655 30%pembayaran pajak penghasilan 17217275 -36% -14736273 45%
Kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi -276145297 -551% 53,120,176 -1745%
Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi -191111782 -78% 47500034 24%
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penjualan aset tetap 56,059 138% 40,620Perolehan bagian non-pengendali 0 134552941 -100%
Kenaikan aset lain-lain 22,373,277 -81% -27,509,553 Penerimaan bunga -13088296 -67% 2752856 16%
Perolehan aset tetap 141,541,998 -96% -123,218,224 501%penambahan bibitan 25190616 -67% -16100133 75%
Perolehan persiapan lahan, pembibitan dan tanaman belum menghasilkan 2,458,141 -4% -12,426,952 27%
penambahan tanaman belum menghasilkan 40275695 -14% -118394285 74%perolehan aset tetap 998108 0% -149279854 134%Penambahan uang muka pembelian aset tetap -1571389 184% 5242626 -86%penambahan beban tangguhan -3762215 370% -1017899hasil penjualan -25584910 -97% 26302905 19433
124
aset %
Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi 166429475 -71% -163,114,109 231%
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi 22457609 -4% -115940843 28%
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan utang bank - neto 183,022,748 122% 56,802,005 61%
Penerimaan pihak berelasi 0 -16847984 -100%
Pembayaran liabilitas anak piutang 12,087,739 -100%
Pembayaran kepada pihak berelasi 0 307678 -100%
Pembatasan kas untuk pembayaran utang 1,077,874 -100%
perolehan utang bank -124000000 -85% 107000000 274%
Pembayaran utang sewa pembiayaan 360,021 -9% -2,501,662 153%
pembayaran utang bank 3000000 -5% -24500000 68%perolehan utang bank jangka panjang 451263319 1175% -180875795 -82%pembayaran utang bank jangka panjang -17483087 24% 34959821 -33%pembayaran deviden -8909768 25% -36236981pembayaran utang sewa pembiayaan 4001778 -91% -320741 8%Tambahan setoran modal 0 -547158223 -100%
125
Penyetoran modal oleh pemegang saham non pengendali entitas anak yang dikonsolidasi 0 -39000 -100%
Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan 183382769 126% 67,465,956 86%
Kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan 307872242 2655% -663711225 -98%
KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN BANK 73,666,947 -193% -42,527,976 -957%
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 139218071 -51% -732152036 -160%
DAMPAK PERUBAHAN KURS TERHADAP KAS DAN BANK -1,543,508 -180% 1,517,218 -230%KAS DAN BANK PADA AWAL TAHUN -37,227,264 -539% 3,783,492 121%
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN -274468364 -55% 457683673 1204%
KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN 34896175 -115% -37,227,266 -539%
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN -135250293 -61% -274468363 -55%
KAS DAN BANK
126
PADA AKHIR TAHUN TERDIRI DARI :Kas -12,545 -10% -424,965 -77%Bank 16,582,931 221% 1,160,121 18%Cerukan 18,325,788 -48% -37,962,420Total 34896175 -115% -37227264 -539%
127
Analisis Perbandingan Perubahan Tahun ke Tahun (year-to-year change analysis)
ARUS KAS
Tahun 2011-2013
“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”
AKTIVITAS OPERASI
- Dari segi operasi Pt eterindo memiliki kondisi yang lebih buruk dibandingkan JAYA
AGRA WATTIE Tbk, dapat dilihat Pt eterindo memiliki presentase -551% untuk
periode 2012-2013 dan
-1745% untuk periode 2011-2012, sedangkan untuk JAYA AGRA WATTIE Tbk
memiliki presentase lebih baik yaitu -78% untuk periode 2012-2013 dan 24% untuk
periode 2011-2013, keburukan ini terjadi disebabkan karena pada akhir tahun 2013,
Perseroan menggunakan fasilitas hutang bank untuk melakukan pembelian bahan
baku sehingga meningkatkan pembayaran kepada pemasok.
AKTIVITAS INVESTASI
- Pada periode 2011-2012 Pt eterindo memiliki presentase lebih baik dengan pesentase
231% dan untuk JAYA AGRA WATTIE Tbk 28% Hal ini disebabkan penambahan
aset tetap pada
Pt eterindo sehubungan dengan peningkatan kapasitas produksi, penambahan untuk
aktivitas perkebunan dan aset lain-lain berupa hak guna usaha.. Tetapi untuk periode
2012-2013 JAYA AGRA WATTIE Tbk memiliki presentase lebih baik yaitu sebesar
-4% jika dibandingkan dengan Pt eterindo yang memiliki presentase -71% hal ini
disebabkan karena JAYA AGRA WATTIE Tbk mengurangi investasinya, baik dalam
bentuk tanaman belum menghasilkan dan bibitan baru pada periode 2012-2013
AKTIVITAS PENDANAAN
- Dari segi pendanaan pada periode 2012-2013 JAYA AGRA WATTIE Tbk memiliki
aktivitas pendanaan lebih bagus dari pada Pt eterindo hal ini disebabkan karena JAYA
AGRA WATTIE Tbk mendapatkan pinjaman jangka panjang dari bank. tetapi bila
dilihat pada periode sebelumnya JAYA AGRA WATTIE Tbk mengalami aktivitas
pendanaan lebih buruk dari pada Pt eterindo, hal ini disebabkan karena adanya
128
penurunan kas yang diterima dari aktivitas pendanaan ini diakibatkan karena pada
tahun 2011 ada tambahan modal disetor dari pemilik sebesar Rp 547,158,223
sehingga jika dibandingkan dengan tahun 2012 kas yang diterima dari arus pendanaan
terlihat lebih kecil.
129
Analisis Perbandingan Tren Angka Indeks (Index-number Trend Analysis)
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk
NERACA KONSOLIDASIAN
Per 31 DESEMBER 2013, 2012 dan 2011
(Dalam Ribuan Rupiah)
PT JAYA AGRO WATTIE Tbk PT ETERINDO WAHANATAMA Tbkindeks 2013 Indeks 2012 Indeks 2013 Indeks 2012
ASET ASET
ASET LANCAR ASET LANCARkas dan setara kas 17% 45% kas dan bank 351% 111%piutang usaha 83% 44% kas di bank yang dibatasi penggunaanya 0% 8%piutang lain-lain 71% 128% Piutang usahapiutang plasma Pihak ketigapersediaan 180% 132% Pihak berelasi 2% 0%pajak dibayar dimuka 140709% 43325% Piutang lain-lainuang muka dan biaya dibayar dimuka 182% 118% Pihak berelasi
aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
Pihak ketiga 44%Persediaan - Neto 362% 106%Pajak dibayar Di muka 2500% 709%Uang muka dan biaya dibayar dimuka 5% 40%
Total aset lancar 43% 57% Total Aset Lancar 206% 126%
ASET TIDAK LANCAR ASET TIDAK LANCAR
Aset pajak tangguhan - bersih 132% 103%
tanaman perkebunan- tanaman telah menghasilkan, setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar RP 2.829.3663.238 pada tanggal 31 desember 2013
130
investasi perusahaan asosisasi 0% 0% tanaman belum menghasilkaninvestasi jangka panjang lainnya 100% 100% tanaman perkebunan 0%
bibitan 109% 139%
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp46039905330838 pada tanggal 31 Desember 2013 dan Rp25.141.929.798 pada tanggal 31 Desember 2012 dan Rp16818524 pada tanggal 31 Desember 2011 353% 373%
tanaman perkebunan: Properti investasi 100% 100% tanaman menghasilkan - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 114.554142.290 tahun 2013 dan Rp 81.643.121.766 tahun 2012 264% 156% Piutang perkebunan plasma Tanaman belum menghasilkan 112% 123%Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp 138.061.251.322 tahun 2013 dan Rp 112.422.456.192 tahun 2012 247% 174% Aset pajak tangguhan - neto 329%Uang muka pembelian aset 24% 8% penyertaan saham - neto 100%goodwill 100% 100% Goodwill 100% 100%aset lain-lain 398% 171% aset lain-lain neto 151% 145%
191% 172%Total Aset Tidak Lancar 178% 141% Total Aset Tidak LancarTOTAL ASET 137% 115% TOTAL ASET 206% 155%
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK LIABILITAS JANGKA PENDEKutang bank 188% 251% utang bank jangka pendek 269% 143%utang usaha 371% 472% utang usahautang lain-lain 82% 68% pihak ketiga 153% 337%utang pajak 143% 89% pihak berelasi 0% 23%akural 93% 146% utang lain-lain
131
utang plasma 210% 105% pihak ketiga 253% 279%utang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun pihak berelasiutang bank 194% 132% utang pajak 69% 216%utang sewa pembiayaan 3% 8% liabilitas yang masih harus dibayar 204% 185%
uang muka pelanggan 21%bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun: utang bank 355% 283% utang pembiayaan konsumen 70% 115% utang sewa pembiayaan 165%
Total liabilitas jangka pendek 188% 193% Total Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG LIABILITAS JANGKA PANJANGutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Liabilitas pajak tangguhan - neto 209% 112%
utang bank 169% 94%utang jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun:
utang sewa pembiayaan 20% 1% utang bankliabilitas imbalan kerja 124% 118% utang pembiayaan konsumen 122% 219%liabilitas pajak tangguhan - bersih 158% 126% utang sewa pembiayaan 1% 34%
liabilitas imbalan kerja 239% 214%Total Liabilitas Jangka Panjang 166% 97% Total Liabilitas Jangka Panjang 2713% 1182%TOTAL LIABILITAS 171% 122% TOTAL LIABILITAS 214%
EKUITAS EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 100 per sahamModal saham - nilai nominal Rp400 per saham modal dasar 1.500.000.000 saham
Modal dasar - 10.000.000.000 sahamModal ditempatkan dan disetor penuh - 968.297.000 saham 80% 80%
Modal ditempatkan dan disetor penuh - 3.774.685.500 100% 100% Tambahan modal disetor - Neto 10%
132
tambahan modal disetor 100% 100% Saldo laba (defisit ) -12% -9%
saldo laba Selisih transaksi perubahan ekuitas anak 0% 0% telah ditentukan penggunaannya untuk cadangan umum 330% 226% Belum ditentukan penggunaannya 142% 137%
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
112% 110% 119% 116%Kepentingan nonpengendali 110% 115% Kepentingan nonpengendali 121% 117%
Total Ekuitas 112% 110% Total Ekuitas 119% 116%
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 137% 115% TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 208% 155%
133
Analisis Perbandingan Tren Angka Indeks (Index-number Trend Analysis)
NERACA
Tahun 2011-2013
“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”
ASET
Dilihat dari index number perusahaan utama yaitu PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk
dibandingkan dengan JAYA AGRA WATTIE Tbk, perusahaan PT ETERINDO jauh lebih
baus dibandingkan dengan JAYA AGRA WATTIE karena aset lancar dari PT
ETERINDO melebihi 100% kas yang besar yang dipunyai oleh PT ETERINDO tersebut.
KEWAJIBAN
Kewajiban di dua perusahaan tersebut sama-sama bagus karena terdapat peningkatan di
tahun berikutnya akan tetapi lebih besar PT ETERINDO jadi dapat dikatakan perusahaan
utama lebih bagus dibandingkan perusahaan JAYA AGRA WATTIE sebagai
perbandingan. Perusahaan JAYA AGRA WATTIE Tbk lebih sedikit karena PT
ETERINDO berdiri terlebih dahulu jadi Kewajibannya lebih besar.
EKUITAS
Total dari ekuitas kedua perusahaan tersebut sama-sama diatas 100% dan tidak terjadi
selisih yang banyak. Tahun 2012 PT ETERINDO index numbernya sebesar 116% dan
tahun 2013 119%, sedangkan JAYA AGRA WATTIE Tbk tahun 2012 sebesar 110% dan
tahun 2013 sebesar 112%. Ekuitas untuk kepentingan non pengendali lebih besar di PT
ETERINDO WAHANATAMA Tbk.
134
Analisis Perbandingan Tren Angka Indeks (Index-number Trend Analysis)
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
Per 31 DESEMBER 2013, 2012 dan 2011
(Dalam Ribuan Rupiah)
PT JAYA AGRA WATTIE Tbk PT ETERINDO WAHANATAMA TbkIndeks 2013 Indeks 2012 Indeks 2013 Indeks 2012
PENJUALAN BERSIH 100% 105% PENJUALAN NETO 133% 111%BEBAN POKOK PENJUALAN 124% 125% BEBAN POKOK PENJUALAN 129% 109%LABA KOTOR 73% 83% LABA BRUTO 167% 122%BEBAN USAHA BEBAN USAHAbeban penjualan 166% 183% Beban penjualan 185% 135%beban umum dan administrasi 112% 111% Beban umum dan administrasi 171% 133%pendapatan operasi lain 56% 220% Total Beban Usaha 176% 134%beban operasi lain 190% 153%LABA OPERASI 45% 81% LABA USAHA 162% 115%PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAINbagian rugi perusahaan asosiasi 0% 4556% Rugi selisih kurs - neto 856% 130%
Beban keuanganPenurunan nilai persediaan Beban pajakLaba/(Rugi) penjualan aset tetap -35% -113%Penghasilan bunga 123% 61% Beban Bunga 0% 0% Kenaikan nilai wajar properti investasi 0% 0% Lain-lain - neto -268% -40%
135
Total Pendapatan dan Beban Lain-lain - Neto -388% -119%LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 45% 81%
LABA SEBELUM BEBAN (MANFAAT) PAJAK 35% 61%
BEBAN PAJAK PENGHASILAN BEBAN (MANFAAT) PAJAKpajak kini 66% 79% Kini -294% -249%Pajak tangguhan 72% 60% Tangguhan -31% 10%beban pajak bersih 67% 74% Beban Pajak - Neto -138% -95%LABA BERSIH 38% 83% LABA TAHUN BERJALAN 11% 53%pendapatan komprehensif lain tahun berjalan Pendapatan komprehensif lainTOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 38% 83%
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 11% 53%
LABA BERSIH YANG DAAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
LABA BERSIH YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA :
pemilik entitas induk 37% 83% Pemilik entitas indukkepentingan nonpengendali 54% 77% Kepentingan non-pengendalijumlah 38% 83% Total
TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA
Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada:
penilik entitas induk 37% 83% Pemilik entitas induk 11% 53%kepentingan nonpengendali 54% 77% Kepentingan non-pengendali 16% 33%jumlah 38% 83% Total 11% 53%
LABA BERSIH PER SAHAM - DASAR 35% 77% LABA PER SAHAM DASAR YANG 11% 53%
DISTRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK
136
Analisis Perbandingan Tren Angka Indeks (Index-number Trend Analysis)
LAPORAN LABA RUGI
Tahun 2011-2013
“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”
Penjualan PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk dengan menggunakan indeks asa
beberapa yang beda jauh dan beberapa pos yang tidaklah berbeda terlalu banyak dengan
JAYA AGRA WATTIE Tbk. Akan tetapi beban pokok penjualan PT ETERINDO
WAHANATAMA Tbk mengalami kenaikan sedangkan untuk JAYA AGRA WATTIE
mengalami penurunan tetapi hanya 1%.
Laba bersih PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk lebih besar dibandingkan JAYA
AGRA WATTIE, PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk memiliki lebih dari 100% laba
bersih berbanding terbalik deng JAYA AGRA WATTIE Tbk dibawah 100%, dilihat dari
laba bersih PT ETERINDO jauh lebih bagus dibandingkan dengan JAYA AGRA
WATTIE Tbk, ini disebabkan karena penjualan netto PT ETERINDO lebih besar
dibandingkan dengan JAYA AGRA WATTIE.
137
Analisis Perbandingan Tren Angka Indeks (Index-number Trend Analysis)
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk
ARUS KAS
Per 31 DESEMBER 2013, 2012 dan 2011
(Dalam Ribuan Rupiah)
PT JAYA AGRA WATTIE TbkPT ETERINDO WAHANATAMA Tbk
indeks 2013 Indeks 2012 Indeks 2013 Indeks 2012
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
penerimaan kas dari pelanggan 103% 115% Penerimaan kas dari pelanggan 122% 100%pembayaran kas kepada pemasok,karyawan dan lain-lain 138% 104% Penghasilan bunga 123% 61%
Kas dihasilkan darinoperasi 59% 129% Pembayaran kas kepada pemasok dan
karyawan 143% 94%Penerimaan atas pajak lebih bayar dari kantor pajak 0% 0% Pembayaran bunga 358% 129%pembayaran beban bunga 162% 130% Pembayaran pajak penghasilan 177% 109%pembayaran pajak penghasilan 92% 145%
Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 28% 124%Kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi 7426% -1645%
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Perolehan bagian non-pengendali 0% 0% Penjualan aset tetapPenerimaan bunga 39% 116% Kenaikan aset lain-lainpenambahan bibitan 58% 175% Perolehan aset tetap 25% 601%penambahan tanaman belum menghasilkan 149% 174% Perolehan persiapan lahan, pembibitan
dan tanaman belum menghasilkanperolehan aset tetap 233% 234% 122% 127%
138
Penambahan uang muka pembelian aset tetap 40% 14%penambahan beban tangguhanhasil penjualan aset 630% 19533%
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi 122% 128%Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi 95% 331%
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAANARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan pihak berelasi 0% 0% Penerimaan utang bank - neto 358% 161%Pembayaran kepada pihak berelasi 0% 0% Pembayaran liabilitas anak piutang 0% 0%
perolehan utang bank 56% 374%Pembatasan kas untuk pembayaran utang 0% 0%
pembayaran utang bank 160% 168% Pembayaran utang sewa pembiayaan 231% 253%perolehan utang bank jangka panjang 223% 18%pembayaran utang bank jangka panjang 84% 67%pembayaran devidenpembayaran utang sewa pembiayaan 9% 108%Tambahan setoran modal 0% 0%Penyetoran modal oleh pemegang saham non pengendali entitas anak yang dikonsolidasi 0% 0%
Kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan 47% 2%Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan 421% 186%
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS -30% -60%
KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN BANK 801% -857%DAMPAK PERUBAHAN KURS TERHADAP KAS DAN BANK 104% -130%
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 582% 1304%KAS DAN BANK PADA AWAL TAHUN -970% 221%
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 17% 45%KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN 66% -439%
139
KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN TERDIRI DARI :Kas 20% 23%Bank 379% 118%CerukanTotal 66% -439%
140
Analisis Perbandingan Tren Angka Indeks (Index-number Trend Analysis)
ARUS KAS
Tahun 2011-2013
“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”
141
Analisis Perbandingan Commonsize
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk
NERACA KONSOLIDASIAN
Per 31 DESEMBER 2013, 2012 dan 2011
(Dalam Ribuan Rupiah)
PT ETERINDO WAHANATAMA TbkJAYA AGRA WATTIE Tbk
ASET 2013 2012 2011 ASET 2013 2012 2011Aset Lancar ASET LANCAR
kas dan setara kas 3.23% 9.87% 25.52%kas dan bank 1.90% 0.80% 1.11% piutang usaha 1.10% 0.68% 1.81%kas di bank yang dibatasi penggunaanya 0.00% 0.01% 0.17%
piutang lain-lain0.27% 0.58% 0.52%
Piutang usaha piutang plasma 0.20% 0.00% 0.00% Pihak ketiga 17.56% 19.61% - persediaan 3.26% 2.83% 2.47% Pihak berelasi 0.18% 0.01% 19.25% pajak dibayar dimuka 1.11% 0.41% 0.00%
Piutang lain-lainuang muka dan biaya dibayar dimuka 0.45% 0.35% 0.34%
Pihak berelasi 1.98% 0.20% - Pihak ketiga 1.60% 1.68% 5.89%Persediaan - Neto 9.84% 3.83% 5.59%Pajak dibayar Di muka 8.91% 3.36% 0.73%
Uang muka dan biaya dibayar dimuka 0.13% 1.31% 5.03%
aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual 0.26%
TOTAL ASET LANCAR 42.08% 30.79% 37.78% Total aset lancar 9.63% 14.98% 30.67%
142
ASET TIDAK LANCAR
ASET TIDAK LANCARAset pajak tangguhan - bersih 0.11% 0.10% 0.11%
tanaman perkebunan- tanaman telah menghasilkan, setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar RP 2.829.3663.238 pada tanggal 31 desember 2013 4.21% 0.00% -
investasi perusahaan asosisasi
0.00% 0.00% 0.36% tanaman belum menghasilkan
17.83% 22.35% -investasi jangka panjang lainnya 0.13% 0.15% 0.18%
tanaman perkebunan - - 28.27% bibitan 0.95% 1.44% 1.20%Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp46039905330838 pada tanggal 31 Desember 2013 dan Rp25.141.929.798 pada tanggal 31 Desember 2012 dan Rp16818524 pada tanggal 31 Desember 2011 17.83% 25.08% 10.40%
Tanaman perkebunan:
Properti investasi 6.41% 8.52% 13.19%
Tanaman menghasilkan - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 114.554142.290 tahun 2013 dan Rp 81.643.121.766 tahun 2012 29.80% 20.87% 15.43%
Piutang perkebunan plasma 4.25% 3.66% - Uang muka pembelian aset 0.09% 0.04% 0.52%Goodwill 0.27% 0.36% 0.55% goodwill 0.68% 0.80% 0.93%
Aset pajak tangguhan - neto 0.13% 0.20% 0.09%Tanaman belum menghasilkan 27.37% 35.59% 33.37%
143
penyertaan saham - neto - 0.11% 0.17%
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp 138.061.251.322 tahun 2013 dan Rp 112.422.456.192 tahun 2012 30.88% 25.78% 17.12%
aset lain-lain neto 6.99% 8.94% 9.55% aset lain-lain 0.36% 0.18% 0.12%
TOTAL ASET TIDAK LANCAR 57.92% 69.21% 62.22%
Total Aset Tidak Lancar90.37% 84.97% 69.33%
TOTAL ASET 100% 100% 100% TOTAL ASET 100.00% 100.0% 100.00%
LIABILITAS DAN EKUITASLIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
LIABILITAS JANGKA PENDEK
utang bank jangka pendek 32.94% 23.46% 25.47% utang bank 4.01% 6.34% 2.91%utang usaha utang usaha 3.36% 5.07% 1.24% pihak ketiga 4.07% 12.04% 5.54% utang lain-lain 0.30% 0.29% 0.50% pihak berelasi 0.00% 0.39% 2.67% utang pajak 1.42% 1.05% 1.36%utang lain-lain akural 0.75% 1.39% 1.10% pihak ketiga 0.70% 1.04% 0.58% pihak berelasi 0.00% 0.38%utang pajak 0.37% 1.57% 1.12%liabilitas yang masih harus dibayar 0.42% 0.51% 0.42%uang muka pelanggan 0.39% 0.18% 1.35%bagian utang jangka panjang utang plasma 0.15% 0.09% 0.10%
144
yang jatuh tempo dalam satu tahun:
utang bank 1.58% 0.00%utang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun
utang pembiayaan konsumen 0.08% 0.09% 0.05% utang bank 4.92% 3.98% 3.47% utang sewa pembiayaan 0.11% 0.25% 0.33% utang sewa pembiayaan 0.00% 0.01% 0.20%TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK 40.66% 39.91% 37.53%
Total liabilitas jangka pendek 14.89% 18.22% 10.87%
LIABILITAS JANGKA PANJANG
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan - neto 0.48% 0.35% 0.48%
utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun
utang jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun: utang bank 23.55% 13.03% utang bank 33.19% 21.75% 26.83% utang pembiayaan konsumen 0.04% 0.10% 0.07% utang sewa pembiayaan 0.00% 0.00% 0.03% utang sewa pembiayaan 0.00% 0.15% 0.69% liabilitas imbalan kerja 1.74% 1.96% 1.91%
liabilitas imbalan kerja 0.76% 0.91% 0.66%liabilitas pajak tangguhan - bersih 2.25% 2.13% 1.95%
TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG 24.84% 14.54% 1.90%
TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG 37.18% 25.84% 30.72%
Total liabilitas 65.50% 54.45% 39.43% TOTAL LIABILITAS 52.07% 44.07% 41.59%EKUITAS EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham
Modal saham - nilai nominal Rp400 per saham modal dasar
Modal ditempatkan dan disetor penuh - 14.20% 16.85% 19.43%
145
1.500.000.000 saham 3.774.685.500Modal ditempatkan dan disetor penuh - 968.297.000 saham 29.98% 40.31% 78.00%
tambahan modal disetor16.32% 19.37% 22.34%
Tambahan modal disetor - Neto 1.51% 2.03% 32.76% saldo laba
Saldo laba (defisit ) 2.90% 3.08% -51.17%
Telah ditentukan penggunaannya untuk cadangan umum 0.89% 0.73% 0.37%
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak 0.79%
Belum ditentukan penggunaannya 15.29% 17.47% 14.74%
ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 34.40% 45.42% 60.39%
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
KEPENTINGAN NON-PENGENDALI 0.11% 0.14% 0.18%
Kepentingan nonpengendali 1.23% 1.53% 1.53%
TOTAL EKUITAS 34.50% 45.55% 60.57% Total Ekuitas 47.93% 55.93% 58.41%
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 100% 100% 100%
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 100.00% 100.00% 100.00%
146
Analisis Perbandingan Commonsize
NERACA
Tahun 2011-2013
“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”
1. Aset lancar JAYA AGRA WATTIE Tbk mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir,
dibandingkan PT Eterindo, nilai aset lancar JAYA AGRA WATTIE Tbk yang menurun
ditahun 2012 30.79% dan naik kembali menjadi 42.08% ditahun 2013. Hal ini
disebabkan JAYA AGRA WATTIE Tbk melakukan banyak kegiatan investasi pada aset
tidak lancarnya berupa bibitan baru sehingga perputaran kas meningkat dengan cepat
sebaliknya PT Etrindo memiliki jumlah kas dan setara kas yang cukup stabil serta nilai
piutang usaha yang tidak terlalu banyak. PT etrindo lebih banyak mengandalkan
pendaanaannya melalui hutang bank dari pada penggunaan kas sendiri.
2. Liabilitas jangka pendek JAYA AGRA WATTIE Tbk jika dibandingkan dengan PT
Eterindo, PT eterindo memiliki angka yang lebih tinggi di tahun 2013 40.66% Tahun
2012 39.91% Tahun 2011 37.53%, ini berarti PT Eterindo harus mengalokasikan
dananya lebih besar untuk pembayaran hutang yang akan jatuh tempo terutama hutang
bank jangka pendeknya sedangkan JAYA AGRA WATTIE Tbk memiliki jumlah
liabilitas jangka pendek lebih kecil dari pada PT Etrindo karena memiliki penerimaan
yang cukup besar sehingga tidak terlalu banyak melakukan pinjaman kepada bank.
147
Analisis Perbandingan Commonsize
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk
LAPORAN LABA RUGI
Per 31 DESEMBER 2013, 2012 dan 2011
(Dalam Ribuan Rupiah)
PT ETRINDO WAHANATAMA Tbk JAYA AGRA WATTIE Tbk2013 2012 2011 2013 2012 2011
PENJUALAN BERSIH 100% 100% 100% 100% 100% 100%BEBAN POKOK PENJUALAN 85.17% 87.02% 88.17% 66.04% 63.02% 53.26%LABA KOTOR 14.83% 12.98% 11.83% 33.96% 36.98% 46.74%
Beban operasi -12.23% -7.52% -1.88% -16.81% -7.80% -8.66%LABA OPERASI 2.60% 5.47% 9.95% 17.15% 29.18% 38.08%
Bagian rugi perusahaan asosiasi 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% -0.01% 0.00%
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2.60% 5.47% 9.95% 17.15% 29.17% 38.08%
BEBAN PAJAK PENGHASILANPajak kini 1.68% 1.72% -0.76% -4.57% -5.21% -6.94%Pajak tangguhan 0.26% -0.10% -1.12% -1.77% -1.42% -2.48%Beban pajak bersih 1.95% 1.62% -1.88% -6.35% -6.63% -9.42%LABA BERSIH 0.66% 3.85% 8.07% 10.80% 22.55% 28.66%Pendapatan komprehensif lain tahun berjalan
148
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 0.66% 3.85% 8.07% 10.80% 22.55% 28.66%LABA BERSIH YANG DAAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:Pemilik entitas induk 0.65% 3.84% 8.03% 10.45% 22.07% 28.01%Kepentingan nonpengendali 0.00% 0.01% 0.04% 0.35% 0.48% 0.65%Jumlah 0.66% 3.85% 8.07% 10.80% 22.55% 28.66%
TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADAPenilik entitas induk 0.65% 3.84% 8.03% 10.45% 22.07% 28.01%Kepentingan nonpengendali 0.00% 0.01% 0.04% 0.35% 0.48% 0.65%
Jumlah 0.66% 3.85% 8.07% 10.80% 22.55% 28.66%
149
Analisis Perbandingan Commonsize
Laporan Laba Rugi
Tahun 2011-2013
“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”
1. Jaya Agra Wattie Tbk memiliki laba kotor penjualan tiap tahun yang terus menurun
tahun 2013 (33.96%) tahun 2012 (36.98%) tahun 2011 (46.74%) dibandingkan
dengan PT Etrindo yang memiliki laba kotor penjualan lebih stabil dan tiap tahunnya
mengalami peningkatan Tahun 2013 (14.83%) Tahun 2012 (12.98%) Tahun
2011(11.83%).
2. JAYA AGRA WATTIE Tbk memiliki laba operasi tiap tahunnya yang terus menurun
hal ini disebabkan adanya kenaikan beban yang harus ditanggung dan berkurangnya
pendapatan lain. Penurunan JAYA AGRA WATTIE Tbk Tahun 2013 (17.15%)
Tahun2012 (29.18%) Tahun 2011 (38.08%) dibandingkan dengan PT Etrindo, JAYA
AGRA WATTIE Tbk masih memiliki laba operasi yang lebih besar. PT etrindo
memiliki Tingkat laba operasi Tahun 2013 (2.60%) Tahun 2012(5.47%) Tahun 2011
(9.95%) namun penurunan laba JAYA AGRA WATTIE Tbk lebih besar daripada
PT Etrindo. Peningkatan jumlah beban yang diterima kedua perusahaan akibat dari
kerugian selisih kurs, namun JAYA AGRA WATTIE Tbk masih memilik laba yang
cukup tinggi sehingga tidak terlalu berpengaruh pada laba yang akan dibagikan.
3. JAYA AGRA WATTIE Tbk memiliki laba bersih Tahun 2013 (10.80%) Tahun
2012 (22.55%) Tahun 2011 (28.66%) jika dibandingkan dengan PT Etrindo yang
hanya memiliki Tahun 2013 (0.66%) Tahun 2012 (3.85% ) Tahun 2011(8.07%) jika
dibandingkan dengan PT Etrindo, JAYA AGRA WATTIE Tbk memiliki Laba bersih
yang cukup besar dibandingkan dengan PT Etrindo yang hanya 0.66% ditahun 2013.
Hal ini berpengaruh pada jumlah laba yang akan dibagikan kepada penilik entitas dan
pemegang saham minoritas perusahaan.
150
Analisis Perbandingan Arus Kas
Tahun 2012
“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”
Analisis Aktivitas Operasi :
Pada tahun 2012 kas neto dari aktivitas operasi PT. Eterindo Wahanatama meningkat
tajam, dimana pada tahun 2011 sebesar (Rp 3.044.468,00) menjadi Rp 50.075.707.753,00
ditahun 2012. Peningkatan ini lebih dikarenakan pembayaran kas pada pemasok dan
karyawan yang turun sebesar Rp 60.447.386.404,00. Untuk penerimaan kas dari
pelangganpun terdapat peningkatan walaupun kurang signifikan, dimana ditahun 2011
sebesar Rp 919.185.459.043,00 menjadi Rp 920.132.750.917,00 ditahun 2012. Walaupun
pembayaran bunga dan pembayaran pajak penghasilan 2012 lebih besar disbanding 2011
tetapi pembayaran kepada pemasok dan karyawan yang semakin menurun serta penerimaan
kas dari pelanggan yang mengalami peningkatan membuat kas neto yang diperoleh dari
aktivitas operasi meningkat.
Sedangkan kas diperoleh dari aktivitas operasi PT Jaya meningkat sebesar Rp 47.500
juta, atau 24 % dari Rp 198.806 juta di tahun 2011 menjadi Rp 246.306 juta di tahun 2012.
Peningkatan ini terjadi terutama disebabkan oleh meningkatnya penerimaan kas dari
pelanggan akibat peningkatan penjualan. Penerimaan kas dari pelanggan meningkat sebesar
Rp 93.722 juta, atau 15 % dari Rp 619.997 juta pada akhir tahun 2011 menjadi Rp 713.719
juta pada akhir tahun 2012 disebabkan oleh meningkatnya penjualan bersih Perseroan.
Pembayaran pajak penghasilan Perseroan naik sebesar Rp 14.736 juta atau 45 % dari Rp
32.875 juta pada akhir tahun 2011 menjadi Rp 47.611 juta pada akhir tahun 2012 terutama
disebabkan oleh pembayaran cicilan pajak di tahun 2012 atas beban pajak di tahun 2011 yang
lebih besar dari tahun 2012. Pembayaran beban bunga Perseroan meningkat sebesar Rp
13.859 juta dari Rp 46.719 juta pada akhir tahun 2011 menjadi Rp 60.578 juta pada akhir
tahun 2012 yang disebabkan oleh naiknya bunga dari pencairan baru utang bank jangka
pendek. Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan dan lain-lain meningkat Rp 14.246 juta,
atau 4%, dari Rp 344.978 juta pada tahun 2011 menjadi Rp 359.224 juta pada tahun 2012
terutama disebabkan oleh kenaikan gaji, upah, dan tunjangan serta pembayaran utang kepada
pihak ketiga atas pembelian bahan olah karet dan bahan pembantu.
151
Analisis Aktivitas Investasi :
Pada tahun 2012 kas neto dari aktivitas investasi PT Eterindo yang terlalu besar
menyebabkan kas dan bank pada akhir tahun 2012 minus Rp 30.319.619.254,00. Penurunan
ini dikarenakan adanya pengaruh dari pembelian asset tetap tahun 2012 sebesar Rp
147.797.098.745,00 sedangkan ditahun 2011 hanya sebesar Rp 24.578.874.633,00. Juga
karena adanya kenaikan asset lain-lain yang tidak ada di tahun 2011 dan di tahun 2012 ada
sebesar Rp 27.509.553.041,00. Tidak hanya itu, perolehan persiapan lahan, pembibitan dan
tanaman belum menghasilkan pun meningkat menjadi Rp 61.898.788.221 ditahun 2012.
Sedangkan ditahun 2011 perolehan persiapan lahan, pembibitan dan tanaman belum
menghasilkan ini hanya sebesar Rp 46.154.051.206,00. Dari semua peningkatan ini
menyebabkan kas yang digunakan untuk aktivitas investasipun meningkat tajam dari Rp
70.732.925.839,00 ditahun 2011 menjadi Rp 237.205.440.007,00 ditahun 2012.
Arus kas digunakan untuk aktivitas investasi PT Jaya meningkat sebesar Rp 115.941
juta, atau 28% dari Rp 416.428 juta pada akhir tahun 2011 menjadi Rp 532.369 juta pada
akhir tahun 2012. Kenaikan ini terjadi terutama karena investasi atas tanaman dan aset tetap
Perseroan dalam rangka penggunaan dana penawaran perdana saham di tahun 2011.
Penggunaan kas untuk penambahan bibitan meningkat sebesar Rp 16.100 juta, atau 75 % dari
Rp 21.399 juta pada akhir tahun 2011 menjadi Rp 37.499 juta pada akhir tahun 2012 yang
disebabkan oleh meningkatnya investasi pengadaan bibit tanaman karet dan kelapa sawit
untuk penanaman baru. Penambahan tanaman belum menghasilkan meningkat sebesar Rp
118.394 juta atau 74% dari Rp 159.974 juta di tahun 2011 menjadi Rp 278.369 juta di tahun
2012 terutama disebabkan oleh peningkatan investasi penanaman karet dan sawit yang
dilakukan Perseroan dalam rangka pengembangan perkebunan Perseroan atas hasil dana
Penawaran Umum Saham Perdana. Terdapat juga peningkatan perolehan aset tetap sebesar
Rp 149.279 juta, atau 134% dari Rp 111.462 juta pada akhir tahun 2011 menjadi Rp 260.742
juta pada akhir tahun 2012 yang terjadi karena adanya pembangunan Pabrik CPO dan Karet
Remah serta infrastruktur.
Analisis Aktivitas Pendanaan :
Pada tahun 2012 terlihat penerimaan utang bank PT Eterindo meningkat dari Rp
93.022.416.381,00 di tahun 2011 menjadi Rp 149.824.421.447,00 di tahun 2012. Peningkatan
ini kemungkinan besar karena pembelian asset tetap yang juga meningkat sehingga PT.
Eterindo Wahanatama Tbk membutuhkan dana yang lebih besar sehingga melakukan
152
peminjaman pada bank. Selain itu, pembayaran liabilitas untuk anak piutang, serta
pembatasan kas untuk pembayaran utangpun tidak ada ditahun 2012. Sehingga ditahun 2012
perusahaan hanya melakukan pembayaran utang sewa pembiayaan. Pembayaran ini
mengalami peningkatan dari sebesar Rp 1.636.795.319,00 ditahun 2011 menjadi Rp
4.138.456.998,00 ditahun 2012. Peningkatan dan penurunan ini menyebabkan kas neto yang
diperoleh dari aktivitas pendanaan meningkat ditahun 2012 menjadi Rp 145.685.964.449,00
sedangkan di tahun 2011 sebesar Rp 78.220.007.300.
Perolehan kas bersih dari aktivitas pendanaan PT Jaya sepanjang tahun 2012 menurun
sebesar Rp663.711 juta dari Rp675.306 juta pada akhir tahun 2011 menjadi Rp 11.595 juta
pada akhir tahun 2012, yang terutama disebabkan oleh di tahun 2011 Perseroan mendapatkan
dana IPO sejumlah Rp 547.158 juta. Pembayaran dividen kepada pemegang saham
meningkat sebesar Rp 36.236 juta, atau 100% dari Rp nihil pada tahun 2011 menjadi Rp
36.236 juta pada tahun 2012 disebabkan di tahun 2012 Perseoran melakukan pembayaran
dividen kepada pemegang saham sebesar Rp 9,6/saham atau 20% dari laba bersih setelah
pajak, sesuai dengan keputusan RUPS Tahunan tahun buku 2011. Pada tahun 2012,
Perseroan melakukan pembayaran dan penerimaan atas hutang bank, jumlah bersih yang
diterima dari bank masing-masing sebesar Rp 184.419 juta dan Rp (131.704) juta. Pada tahun
2012, Perseroan mendapat pinjaman dari Bank Permata dan Bank Mandiri dan melakukan
pembayaran pinjaman kepada Bank INA, Bank Negara Indonesia dan Bank Mandiri.
153
Analisis Perbandingan Arus Kas
Tahun 2013
“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”
Analisis Aktivitas Operasi :
Di tahun 2013 terjadi peningkatan secara keseluruhan, baik peningkatan penerimaan
kas ataupun pembiayaan PT Eterindo. Untuk peningkatan penerimaan kas dikarenakan
penerimaan kas pelanggan yang meningkat dari Rp 920.132.750.917,00 di tahun 2012
menjadi Rp 1.124.864.971.060,00 ditahun 2013. Selain itu juga adanya peningkatan pada
penghasilan bunga sebesar Rp 141.072.614,00. Tidak hanya penerimaan yang meningkat,
pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan pun mengalami peningkatan yang cukup
besar dari Rp 920.132.750.917 di tahun 2012 menjadi Rp 1.280.193.399.007,00 di tahun
2013. Hal ini dimungkinkan karena adanya penambahan karyawan ataupun penambahan
pemasok. Selain itu, pembayaran bunga dan pembayaran pajak penghasilan pun meningkat
sebesar Rp 26.318.796.800,00 dan Rp 11.546.094.050,00. Karena peningkatan pengeluaran
kas yang cukup tajam menyebabkan ditahun 2013 perusahaan menggunakan kas neto untuk
aktivitas operasi sebesar Rp 226.069.588.983,00 sedangkan ditahun 2012 prusahaan
memperoleh kas neto dari aktivitas operasi sebesar Rp 50.075.707.753,00.
Sedangkan Arus kas diperoleh dari aktivitas operasi PT Jaya menurun sebesar Rp
191.112 juta, atau 77,6% dari Rp 246.306 juta di tahun 2012 menjadi Rp 55.194 juta di tahun
2013. Penurunan ini terjadi terutama disebabkan oleh menurunnya penerimaan kas dari
pelanggan akibat penurunan penjualan, peningkatan pembayaran kepada pemasok serta
kenaikan pembayaran bunga dibandingkan dengan tahun 2012. Penerimaan kas dari
pelanggan menurun sebesar Rp 76.470 juta, atau 10,7% dari Rp 713.719 juta pada akhir
tahun 2012 menjadi Rp 637.249 juta pada akhir tahun 2013 disebabkan oleh menurunnya
penjualan bersih Perseroan. Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan dan lain-lain
meningkat Rp 116.673 juta, atau 32,5%, dari Rp 359.224 juta pada tahun 2012 menjadi Rp
475.896 juta pada tahun 2013 terutama disebabkan oleh kenaikan gaji, upah, dan tunjangan
serta pembayaran utang kepada pihak ketiga atas pembelian bahan olah karet dan bahan
pembantu. Pembayaran beban bunga Perseroan meningkat sebesar Rp 15.186 juta atau
sebesar 25% dari Rp 60.578 juta pada akhir tahun 2012 menjadi Rp 75.764 juta pada akhir
154
tahun 2013 yang disebabkan oleh naiknya tingkat suku bunga atas utang bank dan bunga dari
pencairan baru utang bank
Analisis Aktivitas Investasi :
Di tahun 2013 penjualan asset tetap Pt Eterindo meningkat menjadi Rp 96.678.900,00
sedangkan ditahun 2012 sebesar Rp 40.620.000,00. Selain itu kenaikan asset lain-lain,
perolehan asset tetap, dan pemerolehan persiapan lahan, pembibitan dan tanaman belum
menghasilkan pun menurun masing-masing penurunan sebesar Rp 22.373.277.110,00, Rp
141.541.997.500,00 dan Rp 2.458.141.290,00. Penurunan ini menyebabkan kas neto yang
diguanakan untuk investasi ditahun 2013 tidak sebesar tahun 2012 dimana tahun 2012
sebesar Rp 233.847.034.682,00 menjadi. Rp 67.417.559.813,00 ditahun 2013.
Arus kas digunakan untuk aktivitas investasi Pt Jaya menurun sebesar Rp 22.458 juta,
atau 4,2% dari Rp 532.369 juta pada akhir tahun 2012 menjadi Rp 509.911 juta pada akhir
tahun 2013. Penurunan ini terjadi terutama penurunan penerimaan bunga dan penurunan di
pembelian bibitan. Penggunaan kas untuk penambahan bibitan menurun sebesar Rp 25.191
juta, atau 67,2% dari Rp 37.499 juta pada akhir tahun 2012 menjadi Rp 12.308 juta pada
akhir tahun 2013 yang disebabkan oleh di tahun 2013 penanaman untuk tanaman baru kelapa
sawit dan karet lebih sedikit dibandingkan dengan penanaman di tahun 2012. Penerimaan
bunga mengalami penurunan sebesar 66,5% atau Rp 13.088 juta, dari Rp 19.674 juta di tahun
2012 menjadi Rp 6.586 juta di tahun 2013. Penurunan ini terutama disebabkan oleh rata-rata
penempatan dana di Deposito di tahun 2013 sejumlah Rp 121 miliaryang lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata penempatan deposito di tahun 2012 sejumlah Rp 310 miliar,
sehingga penerimaan bunga di tahun 2013 lebih rendah dibandingkan di tahun 2012.
Analisis Aktivitas Pendanaan :
Di tahun 2013 terdapat peningkatan penerimaan utang bank PT Eterindo sebesar Rp
149.824421.447,00 ditahun 2012 menjadi Rp 332.847.169.128,00. Sedangkan pembayaran
utang sewa pembiayaan Rp 4.138.456.998,00 di tahun 2012 turun menjadi Rp
3.778.435.567,00 di tahun 2013. Peningkatan penerimaan utang bank ditahun 2013
menyebabkan kas neto yang diperoleh dari aktivitas pendanaan meningkat tajam dari Rp
145.685.964.449,00 di tahun 2012 menjadi Rp 329.068.733.561,00 di tahun 2013 atau dapat
dikatakan bahwa terjadi peningkatan lebih dari 100%.
155
Perolehan kas bersih dari aktivitas pendanaan PT Jaya sepanjang tahun 2013
meningkat sebesar Rp 307.872 juta dari Rp 11.595 juta pada akhir tahun 2012
menjadi Rp 319.467 juta pada akhir tahun 2013, yang terutama disebabkan
penambahan utang bank di tahun 2013 dari Bank BNI Tbk, dan Bank Mandiri, Tbk.
Pembayaran dividen kepada pemegang saham meningkat sebesar Rp 8.909 juta, atau
25% dari Rp 36.236 pada tahun 2012 menjadi Rp 45.145 juta pada tahun 2013
disebabkan di tahun 2013 Perseoran melakukan pembayaran dividen kepada
pemegang saham sebesar Rp 11,96/saham atau 30% dari laba bersih setelah pajak,
sesuai dengan keputusan RUPS Tahunan tahun buku 2012. Pada tahun 2013,
Perseroan melakukan pembayaran dan penerimaan atas utang bank, dengan jumlah
bersih masing-masing sebesar Rp 511.683 juta dan Rp (146.688) juta. Sedangkan di
tahun 2012, jumlah bersih atas pembayaran dan penerimaan dari bank masing-masing
sebesar Rp 184.420 juta dan Rp (132.205 ) juta. Pada tahun 2013, Perseroan
mendapat pinjaman dari Bank BNI Tbk, dan Bank Mandiri Tbk dan melakukan
pembayaran pinjaman kepada Bank BNI Tbk, Bank Mandiri Tbk dan Bank Permata
Tbk
156
TABEL ANALISIS RASIO ANTARA PT. ETERINDO WAHANATAMA Tbk dan
JAYA AGRA WATTIE Tbk.
RASIO PT. ETERINDO WAHANATAMA Tbk
JAYA AGRA WATTIE Tbk
2013 2012 2011 2013 2012 2011LIKUIDITASRasio lancar 1.051 0.772 1.007 0.646 0.825 2.822
Rasio cepat 0.564 0.559 0.704 0.323 0.611 0.611
Waktu penagihan 71.439 65.119 19.470 19.460
Jumlah hari untuk menjual persediaan
28.451 14.747 63.037 46.699
STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITASTotal utang terhadap ekuitas
1.898 1.195 0.651 1.087 0.788 0.712
Utang jangka panjang terhadap ekuitas
0.365 0.394 0.419 0.776 0.462 0.526
Kelipatan bunga dihasilkan 26.028 11.393 8.806 3.297 5.696 8.480
TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTASIReturn on Assets (ROA) 4% 6% 16% 41%
Return on Common Equity (ROE)
2% 9% 6% 13%
KINERJA OPERASIMargin Laba Kotor 15% 13% 12% 34% 37% 47%
Margin Laba Operasi 9% 8% 8% 17% 29% 38%
Margin Laba Bersih 1% 4% 8% 11% 23% 29%
157
ABEL ANALISIS RASIO ANTARA PT. ETERINDO WAHANATAMA Tbk dan
JAYA AGRA WATTIE Tbk.
RASIO PT. ETERINDO WAHANATAMA Tbk
JAYA AGRA WATTIE Tbk
2013 2012 2011 2013 2012 2011PEMANFAATAN ASETPerputaran Kas 75.519 121.773 – 4.222 1.902 –
Perputaran Piutang Usaha 5.039 5.528 – 18.486 18.504 –
Perputaran Persediaan 12.653 24.411 – 5.711 7.709 –
Perputaran Modal Kerja -39.765 -23.302 – 7.035 1.891 –
Perputaran Aset Tetap 5.147 6.561 – 0.927 1.498 –
Perputaran Total Aset 1.071 1.267 – 0.265 0.326 –
UKURAN PASARRasio harga terhadap laba 44.690 7.628 5.698 21.009 9.024 6.844
Hasil Laba 2% 13% 18% 5% 11% 15%
Hasil Dividen 0.45% 3% 3%
Tingkat Pembayaran dividen
20% 30% 18%
Harga terhadap nilai buku 0.788 0.671 1.101 151.400 210.210 141.550
158
ANALISA PERBANDINGAN RASIO
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk dan PT JAYA AGRA WATTIE Tbk
RASIO LIKUIDITAS
Rasio Aset Lancar
Berdasarkan hasil perhitungan tahun 2011, rasio asset lancar PT Eterindo dan PT Jaya
memberikan hasil yang baik karena keduanya likuid. Dimana hasil dari PT Eterindo
sebesar 1.077, dan PT Jaya sebesar 2.822. ini berarti asset lancar yang dimiliki PT
Jaya jauh lebih besar dari kewajiban lancarnya apabila di bandingkan dengan asset
lancar PT Eterindo. Tahun 2012, hasil perhitungan ke dua perusahaan ini kurang baik.
Dimana PT Eterindo dengan hasil sebesar 0.772 dan PT Jaya sebesar 0.825 sehingga
kedua perusahaan ini di nyatakan tidak likuid. Tahun 2013, hasil perhitungan PT
Eterindo cukup baik bila di bandingkan dengan PT jaya. PT Eterindo memiliki hasil
sebesar 1.051, sedangkan PT Jaya sebesar 0.646. dari hasil ini dapat di lihat bahwa PT
Eterindo dapat dikatakan likuid sedangkan PT Jaya tidak. Secara keseluruhan dapat
dilihat bahwa rasio PT Jaya semakin menurun tiap tahunnya. Sedangkan PT Eterindo
walaupun sempat menurun di tahun 2012, tetapi berusaha untuk bangkit lagi di tahun
2013.
Rasio Cepat
Rasio cepat kedua perusahaan sama-sama tidak likuid selama 3 tahun. Tetapi dapat
dilihat bahwa rasio PT Jaya terus mengalami penurunan di tiap tahunnya dimana
tahun 2011-2012 sebesar 0.611 dan di tahun2013 turun menjadi 0.323. Berbeda
dengan PT Eterindo yang sempat menurun dari 0.704 di tahun 2011, di tahun 2012
menjadi 0.559 tetapi meningkat lagi di tahun 2013 menjadi 0.564. Penurunan yang
dialami PT Jaya dikarenakan penerimaan dari hasil perolehan penawaran umum
perdana saham di bulan Mei 2011 serta pinjaman bank baru di tahun 2013 dari Bank
Mandiri dan Bank BNI telah digunakan untuk pengembangan lahan,
infrastuktur, pembangunan pabrik, dan penanaman tanaman kebun Perseroan.
Waktu Penagihan
Dilihat dari hasilnya PT Jawa memiliki waktu penagihan yang lebig efektif apabila di
bandingkan dengan PT Jaya. Dapat dilihat bahwa waktu penagihan PT jaya stabil 19
hari baik di periode 2011-2012 maupun 2012-2013. Berbeda dengan PT Etwa yang
kurang efektive di periode 2012-2014 sehingga waktu penagihan 71 hari, dan 65 hari
159
di periode 2011-2012. PT Jaya bisa lebih efektive dalam penagihan karena Piutang
usaha mengalami kenaikan cukup signifkan yang terjadi karena peningkatan
penjualan karet di akhir tahun.
Jumlah Hari untuk Menjual Persediaan
Berdasarkan perhitungan rasio terlihat bahwa PT Eterindo lebih baik apabila
dibandingkan dengan PT Jawa. PT Eterindo membutuhkan setidaknya 15-28 hari
untuk menjual persediaannya selama tahun 2011-2013. Sedangkan PT jawa
membutuhkan waktu yang jauh lebih lama yaitu 45-63 hari untuk periode yang sama.
STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITAS
Total Utang Terhadap Ekuitas
Total utang dan kewajiban PT Eterindo mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Tahun 2011 pendanaan investasi untuk memenuhi kewajiban sebesar 1x kreditor
(pembulatan dari 0.65), tahun 2012pun pendanaan investasi tetap 1x kreditor
(pembulatan dari 1.19), sedangkan di tahun 2013 meningkat menjadi 2x kreditor
(pembulatan 1.90). Total Utang dan Kewajiban PT Jawa juga mengalami peningkatan
walaupun lebih sedikit peningkatannya. Tahun 2011 pendanaan investasi untuk
memenuhi kewajiban 1x kreditor (pembulatan 0,712), tahun 2012 tetap 1x kreditor
(pembulatan 0,788), dan tahun 2013 tetap 1x kreditor (pembulatan 1,087).
Utang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas
Dari hasil perhitungan PT Eterindo tahun 2011-2013 terlihat bahwa kemampuan
investasi(ekuitas) dalam memenuhi kewajibannya terus mengalami penurunan. Tahun
2011 pendanaan investasi mampu memenuhi utang jangka panjang 0.42x kreditor, di
tahun 2012 kemampuannya menurun menjadi 0.39x kreditor dan di tahun 2013
menurun lagi hingga menjadi 0.36x kreditor. Sedangkan PT Jaya sempat menurun di
tahun 2012, yang sebelumnya 0.53x kreditor menjadi 0.46x reditor, tetapi di tahun
2013 kembali meningkat menjadi 0.78x kreditor.
Kelipatan Bunga Dihasilkan
Dapat dilihat bahwa kelipatan bunga yang dihasilkan PT Eterindo terus mengalami
peningkatan tiap tahunnya. Tahun 2011 kelipatan bunga yang dihasilkan sebesar 8.8,
tahun 2012 meningkat menjadi 11.39 dan peningkatan tertinggi di tahun 2013 menjadi
26.03. antara tahun 2011-2012 peningkatan terjadi sebesar 29.4%, sedangkan pada
tahun 2012-2013 peningkatan terjadi sebesar 128%. Peningkatan yang terus terjadi ini
menunjukkan bahwa ada kemungkinan bahwa utang menurun dari tahun ke tahun.
160
Sedangkan PT Jaya mengalami penurunan tiap tahunnya. Tahun 2011 kelipatan bunga
yang dihasilkan 8.5, tahun 2012 menurun menjadi 5.7, tahun 2013 turun lagi menjadi
3.3. penurunan ini menunjukkan bahwa adanya kemungkinan utang terus bertambah
tiaptahunnya.
TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTASI
Tingkat Pengembalian Aset (ROA)
Tingkat pengembalian asset PT Eterindo antara tahun 2011-2012 dan 2012-2013
terlihat mengalami penurunan. Dimana tahun 2011-2012 tingkat pengembalian asset
sebesar 6.5%(15tahun) sedangkan tahun 2012-2013 turun menjadi 3.6%(27 tahun).
Hasil ini memperlihatkan bahwa tingkat pengembalian asset PT Eterindo di tahun
2011-2012 lebih baik daripada tahun 2012-2013. Sedangkan ROA PT Jaya dinilai
cukup baik karena tahun 2011-2012 tingkat pengembalian asset sebesar 41% (2
tahun), sedangkan tahun 2012-2013 sebesar 16% (6tahun). Sekilas terlihat ROA ke 2
perusahaan mengalami penurunan tiap tahunnya tetapi ROA Pt Jaya lebih baik dari
PT Eterindo.
Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE)
ROE PT Eterindo mengalami penurunan yang cukup tajam dari tahun 2011-2012
sebesar 9.49% menjadi 1.79% di tahun 2012-2013. Penurunan ini dikarenakan laba
bersih di tahun 2013 turun menjadi Rp 7.911.201.004,00 sedangkan di 2012 sebesar
Rp 38.599.793.625,00. Tingginya ROE di tahun 2012 dikarenakan pemakaian utang
yang tinggi. Nasib yang sama juga dirasakan PT Jaya, dimana ROE 2011-2012
sebesar 12,88% menjadi 5,54%. Penurunan ROE dikarenakan adanya peingkatan
saldo laba yang terjadi di akhir tahun 2012.
KINERJA OPERASI
Margin Laba Kotor
Margin laba kotor PT Eterindo mengalami kenaikan tiap tahunnya. Tahun 2011
margin laba kotor sebesar 11.83% naik menjadi 12.98% di tahun 2012 dan mengalami
kenaikan lagi di tahun 2013 menjadi 14.83%. peningkatan ini menunjukkan bahwa
baik hpp maupun penjual mengalami peningkatan secara teratur. Sehingga jarak
margin antar tahun 2011 hingga 2013 tidak terlampau jauh. Dari hasil ini pula dapat
diketahui bahwa kinerja penjualan perusahaan terbaik yaitu di tahun 2013. Hal ini
berbanding balik dengan rasio PT Jaya. PT Jaya mengalami penurunan laba kotor tiap
161
tahunnya. Tahun 2012 laba kotor PT Jaya sebesar 47%, tahun 2012 mengalami
penurunan menjadi 37%, dan tahun 2013 turun lagi menjadi 34%. Penurunan ini
disebabkan karena penurunan harga jual rata rata karet dan CPO.
Margin Laba Operasi
Laba usaha PT Eterindo meningkat menjadi Rp79,50 miliar (7.93%) di tahun 2012
dari Rp69,14 (7.65%) miliar di tahun 2011. Meskipun beban usaha yang terdiri dari
beban penjualan dan beban umum administrasi mengalami peningkatan masing-
masing sebesar 35,20% dan 33,14%, Perseroan tetap mampu memperoleh
peningkatan pada laba operasi karena meningkatnya laba kotor Perseroan. Laba usaha
2013 juga meningkat menjadi Rp112,15 miliar (9.30) dari Rp79,50 miliar di tahun
2012. Meskipun beban usaha yang terdiri dari beban penjualan dan beban umum
administrasi mengalami peningkatan masing-masing sebesar 36,7% dan 28,5%,
Perseroan tetap mampu memperoleh peningkatan pada laba operasi karena
meningkatnya laba kotor Perseroan. Peningkatan beban penjualan berasal dari ongkos
angkut sejalan dengan meningkatnya penjualan Biodiesel. Sedangkan Laba usaha PT
Jawa terus mengalami penurunan dari tahun-ke tahunnya.
Margin Laba Bersih
laba bersih PT Eterindo yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk tahun
2012 sebesar Rp38,50 miliar (3.85%). Laba bersih yang dapat didistribusikan kepada
pemilik entitas induk tersebut menurun bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar
Rp72,64 miliar (8.07%) karena terdapat pendapatan yang berasal dari kenaikan nilai
wajar properti investasi sebesar Rp40,27 miliar. Tahun 2013 laba bersih yang dapat
didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp7,85 miliar (0.66%). Laba
bersih yang dapat di distribusikan kepada pemilik entitas induk tersebut menurun bila
dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp38,5 miliar karena melemahnya nilai
tukar Rupiah terhadap Dollar sehingga menimbulkan rugi kurs signifikan pada tahun
2013. Tidak hanya PT Eterindo, PT Jawa juga memiliki nasib yang sama. Rasio PT
Jawa juga mengalami penurunan dari tahun ke tahunnya. Penurunan di tahun 2012-
2013 terutama disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata komoditas karet yang
signifikan dibandingkan tahun 2011.
PEMANFAATAN ASET
Perputaran Kas
162
Perputaran kas PT Eterindo tahun 2012-2011 sebesar 121.77 atau sama dengan 10
bulan sekali, sedangkan tahun 2013-2012 sebesar 75.52 atau sama dengan 6 bulan
sekali. Perputaran kas di tahun 2013-2012 lebih cepat di banding 2012-2011
dikarenakan penjualan yang meningkat di tahun 2013 menjadi Rp 1.206.066.005,00
sedangkan di tahun2012 sebesar Rp 1.002.231.897,00. Perputaran kas PT Jaya
melambat di periode 2013-2012. Dari yang awalnya sebesar 1.902 atau sama dengan
0.15 bulan menjadi 4.222 atau sama dengan 0.35 bulan.
Perputaran Piutang
Perputaran pitang PT Eterindo terlihat stabil di tahun 2011-2012 maupun 2012-2013,
masing-masing menghasilkan rasio sebesar 5.53 dan 5.04 yang berarti dalam setahun
piutang berputar 6x di tahun 2011-2012 dan 5x di tahun 2012-2013. Perputaran
piutang PT Jaya juga menghasilkan nilai yang stabil di mana tahun 2012-2011 piutang
berputar 18x dan 2013-2012 berputar 18x juga.
Perputaran Persediaan
Dari hasil perputaran persediaan PT Eterindo terlihat bahwa tahun 2011-2012 lebih
baik apabila di bandingkan 2012-2013. Hal ini dikarenakan peningkatan rata-rata
persediaan yang melampaui peningkatan HPP nya. Sama halnya engan PT Jaya di
mana tahun 2011-2012 tingkat persediaan lebih baik bila di bandingkan 2013-2012.
Perputaran Modal Kerja
Berdasarkan hasil rasio PT Eterindo dapat dilihat bahwa tahun 2012-2013 perputaran
modal kerja mengalami penurunan. Tahun 2012 perputaran modal kerja sebesar -23
sedangkan tahun 2013 menjadi -40. Penurunan sebesar 17x ini dikarenakan modal
kerja taun 2013 tidak mampu meningkatkan modal kerja tahun 2012. Alasan itu pula
yang menyebabkan hasil perputaran modal kerja menjadi negative. Berbeda dengn PT
Eterindo, Pt Jaya memiliki perputaran modal kerja dengan hasil positif. Dimana tahun
2013-201 mengalami peningkatan menjadi 7 sedangkan tahun sebelumnya hanya
sebesar 2.
Perputaran Aset Tetap
Perputaran asset tetap PT Eterindo memiliki perbandingan sebesar 2x. dimana di
tahun 2011-2012 aset tetap berputar 7x terhadap penjualan dan di 2012-2013 turun
menjadi 5x. penurunan ini dikarenakan rata-rata asset tetap tahun 2012-2013
meningkat menjadi Rp 234.319.599,00 sedangkan tahun 2011-2012 sebesar Rp
152.756.202,00. Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa penggunaan asset
163
tetap lebih efisien terjadi di tahun 2012-2011. Sedangkan PT Jaya memiliki rasio
perputaran asset tetap yang relative stabil dari tahun 2011-2013 yaitu sebesar 1x.
Perputaran Total Aset
Perputaran total asset PT Eterindo juga mengalami penurunan, dimana tahun 2011-
2012 aset berputar 1.2x terhadap penjualan sedangkan tahun 2012-2013 aset berputar
1.07x terhadap penujualan. Tetapi perbedaan ini terlihat tidak signifikan. PT Jaya juga
mengalami hal yang sama, dimana perputaran total asset nya juga mengalami
penurunan walaupun penurunan ini kurang signifikan. Tahun 2011-2012 perputaran
total aseet sebesar 0.33x menjadi 0.26x di tahun 2012-2013.
UKURAN PASAR
Rasio Harga Terhadap Laba
Rasio harga terhadap laba PT Eterindo dan PT Jaya terus mengalami peningkatan.
Tahun 2011 rasio menunjukkan hasil masing-masing sebesar 5.70 dan 6.84, tahun
2012 mengalami peningkatan mejadi 7.63 dan 9.02, peningkatan tertinggi terjadi di
tahun 2013 mejadi 44.69 dan 21. Peningkatan yang tinggi ini disebabkan karena harga
pasar per lembar saham meningkat sedangkan laba per sahamnya menurun drastic.
Rasio harga terhadap laba yang tinggi mengindikasikan bahwa pasar mengharapkan
pertumbuhan dan laba yang tinggi di masa depan.
Hasil Laba
Hasil laba yang dihasilkan oleh PT Eterindo terus mengalami penurunan tiap
tahunnya. Tahun 2011 hasil laba sebesar 18% dari harga pasar perlembar saham,
tahun 2012 turun menjadi 13% dari harga pasar per lembar saham, tahun 2013
mengalami penurunan yang lebih tajam hingga menjadi 2% dari harga pasar per
lembar saham. Penurunan di tahun 2012 dan 2013 juga iikuti oleh penurunan harga
per lembar saham yang masing-malsing menjadi Rp 303.23/lembar dan Rp
362.88/lembar. PT Jaya juga mengalami penurunan terhadap hasil laba nya. Tahun
2011 hasil laba sebesar 15% dari harga pasar perlembar saham, tahun 2012 turun
menjadi 11% dari harga pasar per lembar saham, tahun 2013 mengalami penurunan
yang lebih tajam hingga menjadi 5% dari harga pasar per lembar saham.
Hasil Deviden
Tahun 2011 dan 2012 PT Eterindo beserta para pemegang saham menyetujui untuk
tidak ada pembagian deviden saham karena perseroan masih memiliki deficit
164
konsolidasi sebesar Rp 317 miliar per akhir 2011. Dan di 2012 tidak membagikan
karena adanya rencana untuk melakukan ekspansi yang membutuhkan biaya yang
cukup besar. Di tahun 2013, hasil deviden yang diperoleh sebesar 0.45% dari harga
pasar per lembar saham. Kebalikan dengan PT Eterindo, Pt jaya membagikan deviden
tahun 2011 dan 2013 tetapi tidak melakukannya di 2013. Pembagian dividen relative
stabil baik tahun 2011 maupun 2012 sebesar 3%.
Tingkat Pembayaran Deviden
Tahun 2011 dan 2012 PT Eterindo beserta para pemegang saham menyetujui untuk
tidak ada pembagian deviden saham karena perseroan masih memiliki deficit
konsolidasi sebesar Rp 317 miliar per akhir 2011. Dan di 2012 tidak membagikan
karena adanya rencana untuk melakukan ekspansi yang membutuhkan biaya yang
cukup besar. Tahun 2013, tingkat pembayaran deviden memperlihatkan hasil 20%
yang artinya pembayara deviden 20% dari laba persaham atau sebesar 1.62 rupiah.
Sedangkan PT Jaya memiliki tingkat pembayaran deviden tahun 2011 sebesar 18%
dan tahun 2012 sebesar 30%.
Harga Terhadap Nilai Buku
Tahun 2011 hasil perhitungan harga terhadap nilai buku PT Eterindo sebesar 1.1 yang
artinya saham biasa terjual 1x nilai buku persaham, tahun 2012 turun menjadi 0.6
yang artinya penjualan saham biasa 0.6x nilai buku per lembar saham, tahun 2013
mulai mengalami peningkatan kembali menjadi 0.79 yang artinya penjualan saham
biasa 0.8x nilai buku per lembar saham. Apabila dihitung dengan pembulatan maka
hasil dari tahun 2011-2013 relatif sama yaitu 1x nilai buku per lembar saham. Harga
terhadap nilai buku PT Eterindo berbeda jauh dengan PT jaya. Tahun 2011 PT jaya
menghasilkan nilai sebesar 141.55 yang artinya saham biasa terjual 151x nilai buku.
Tahun 2012 meningkat menjadi 210.21 yang artinya saham biasa terjual 210x nilai
buku dan tahun 2013 menurun menjadi 151.40 yang artinya saham biasa terjual 151x
nilai buku.
165
top related