4. analisa data 4.1. gambaran umum objek penelitian · itu disebutkan bahwa telekomunikasi...
Post on 03-Nov-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
40
Universitas Kristen Petra
4. ANALISA DATA
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Industri telekomunikasi merupakan salah satu industri yang berkembang
cukup pesat dalam beberapa dekade ini. Bahkan menurut Sri Adiningsih, Ketua
Pusat Studi Asia Pasifik Universitas Gadjah Mada (2007) industri telekomunikasi
menjadi industri dengan perputaran pelanggan bulanan paling tinggi di dunia. Di
Indonesia sendiri, persaingan perusahaan operator telekomunikasi terjadi sejak
dikeluarkannya UU Telekomunikasi No. 39 tahun 1999. Dalam undang-undang
itu disebutkan bahwa telekomunikasi merupakan pondasi bagi kompetisi pasar
telekomunikasi di Indonesia.
Sebenarnya, layanan komunikasi seluler sudah muncul sebelum tahun 1999,
yaitu pada tahun 1993 dengan PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) sebagai
perusahaan pertama. Pada tahun selanjutnya, perusahaan – perusahaan penyedia
layanan komunikasi seluler pun bermunculan. PT Telekomunikasi Seluler
(Telkomsel), sebagai anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom),
berdiri sebagai perusahaan pengelola layanan komunikasi seluler berikutnya pada
26 Mei 1995. Berdirinya Telkomsel diikuti dengan berdirinya perusahaan –
perusahaan lain, seperti PT Excelcomindo Pratama dan Indosat di tahun 1996
(“Perkembangan Telekomunikasi Seluler di Indonesia” 2010, 25 Agustus).
Pada tahun 1997, pemerintah berencana untuk memberikan lisensi bagi 10
perusahaan operator telekomunikasi lain yang ingin berdiri. Namun, krisis
ekonomi tahun 1998 membuat rencana ini batal (“Perkembangan Telekomunikasi
Seluler di Indonesia” 2010, 25 Agustus). Lisensi tersebut baru diberikan
pemerintah pada tahun 2002 dengan mengizinkan PT Bakrie Telecom dengan
produk Esia dan Mobile 8 Telecom dengan produk Mobile 8 untuk beroperasi di
Indonesia. Sejak saat itu, para pengusaha mulai berlomba-lomba untuk menguasai
pasar telekomunikasi di Indonesia. Hingga tahun 2009, Departemen Komunikasi
dan Informasi Indonesia mencatat, setidaknya ada 10 perusahaan operator
telekomunikasi yang beroperasi di Indonesia dan jumlah pengguna lebih dari 150
juta pelanggan.
41
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1. Daftar Perusahaan Operator Telekomunikasi di Indonesia
Operator Produk Jaringan Jumlah Pelanggan
Bakrie Telecom Esia CDMA 10,6 Juta
XL Axiata XL GSM 31,437 Juta
Hutchison 3 GSM 6,4 Juta
Indosat IM3 GSM 33,1 Juta
Matrix GSM
Mentari GSM
StarOne CDMA
Mobile 8 Fren CDMA 570.000
Hepi CDMA 2,7 Juta
Natrindo Axis GSM 5 Juta
Sampoerna Telecom Ceria CDMA 780.000
Smart Telecom Smart CDMA 2 Juta
Telkom Flexi CDMA 13,49 Juta
Telkomsel As GSM 81, 644 Juta
Halo GSM
Simpati GSM
Sumber: pojokpulsa.com (2010)
Sepuluh perusahaan operator telekomunikasi tersebut menunjukkan bahwa
persaingan di bidang industri telekomunikasi menjadi semakin tinggi. Sri
Adiningsih (2007) mengatakan bahwa dengan adanya sepuluh pilihan operator
telekomunikasi yang ada di Indonesia, konsumen semakin cerdas untuk memilih
operator yang memiliki promosi harga tarif termurah. Dengan membaca perilaku
konsumen seperti ini, perusahaan operator telekomunikasi berlomba-lomba untuk
mendapatkan simpati pelanggan. Perang harga dan berbagai tawaran promosi
ditawarkan kepada pelanggan, salah satunya adalah melalui media massa. Hingga
saat ini, media massa masih digunakan perusahaan operator telekomunikasi
sebagai sarana yang paling efektif untuk mempromosikan dan mengenalkan
perusahaan, produk, program dan kegiatan mereka untuk dikenal dan dipercayai
oleh pelanggan.
42
Universitas Kristen Petra
4.1.1. PT Telekomunikasi Seluler, Tbk (Telkomsel)
4.1.1.1. Sejarah PT Telekomunikasi Seluler, Tbk (Telkomsel)
Telkomsel didirikan pada tahun 1995 ditandai dengan peluncuran
kartuHALO pasca bayar. Pada tahun selanjutnya, Telkomsel mulai membangun
berbagai infrastruktur untuk menjangkau jaringan telekomunikasi seluler ke
seluruh provinsi di Indonesia. Tahun 1997 adalah saat di mana Telkomsel
meluncurkan produk prabayar pertamanya, yaitu simPATI. Telkomsel
mengatakan bahwa produk prabayarnya di bidang telekomunikasi ini merupakan
yang pertama di Asia.
Telkomsel kemudian menarget pasar anak muda dengan mengeluarkan
produk barunya dengan harga yang lebih terjangkau bagi anak muda, yaitu Kartu
As. Perkembangan telekomunikasi yang dibutuhkan masyarakat tidak hanya
sebatas telepon atau mengirim pesan singkat, namun juga kebutuhan mereka
untuk mengakses internet dengan mudah. Tahun 2007, Telkomsel memberikan
layanan Telkomsel Flash HSDPA, yaitu modem portable yang dapat diakses di
manapun dan kapanpun. Perkembangan industri telekomunikasi yang dilakukan
Telkomsel membuatnya dikukuhkan sebagai operator telekomunikasi pertama
dengan pengguna menyentuh 100 juta pelanggan di Indonesia. (Telkomsel, 2010)
4.1.1.2. Visi dan Misi PT Telekomunikasi Seluler, Tbk (Telkomsel)
Telkomsel memiliki visi untuk menjadi mobile lifestyle terbaik. Untuk
menjalankan visinya tersebut, Telkomsel memiliki serangkaian misi. Pertama,
Telkomsel ingin melakukan evolusi telekomunikasi yang sejalan dengan
perubahan gaya hidup. Kedua, jaringan Telkomsel dapat menghadirkan dunia
dengan konektivitas tanpa batas, ragam aplikasi untuk memfasilitasi gaya hidup
modern serta rangkaian produk untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Ketiga, layanan multimedia dengan teknologi terdepan membuka peluang kreatif
yang memperkaya sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia. (Telkomsel, 2010)
43
Universitas Kristen Petra
4.1.2. PT Indosat, Tbk (Indosat)
4.1.2.1. Sejarah PT Indosat, Tbk (Indosat)
PT Indosat Tbk didirikan oleh pemerintah pada tanggal 10 November 1967
sebagai perusahaan asing yang menyediakan layanan komunikasi internasional di
Indonesia dan mulai operasi komersialnya pada September 1969, yang dimulai
dengan membangun, memindahkan dan mengoperasikan International
Telecommunication Satelite Organization (Intelsat), sebuah stasiun pengendali
untuk mengakses satelit Intelsat untuk wilayah samudra Hindia selama 20 tahun.
Tahun 2000, peraturan pemerintah mengenai telekomunikasi, terkait dengan
dukungan untuk liberalisasi industri, mempengaruhi langsung bisnis Indosat. Pada
20 November 2003, Indosat bergabung dengan Satelindo, Bimagraha dan IM3.
Semenjak memasuki pasar telekomunikasi dengan Satelindo serta dengan
pembentukan IM3 dan anak cabang perusahaan terkait di tahun yang sama,
layanan seluler menjadi kontributor terbesar untuk pendapatan operasi Indosat.
Tahun 2008, Qtel mengambil alih saham Indosat, sehingga kepemilikan sahamnya
menjadi 65% pada Indosat. (Indosat, 2007)
4.1.2.2. Visi dan Misi PT Indosat, Tbk (Indosat)
Indosat memiliki visi untuk menjadi pilihan konsumen untuk memenuhi
kebutuhan komunikasi dan informasi mereka. Misi Indosat ada tiga hal. Pertama,
Indosat berupaya untuk menyediakan dan mengembangkan kualitas dan inovasi
terbaik untuk setiap produk, layanan, dan solusi dari Indosat. Kedua, Indosat juga
ingin menumbuhkan shareholder values secara berkesinambungan. Terakhir,
Indosat berupaya menyediakan kualitas hidup yang lebih baik untuk
stakeholdernya. (Indosat, 2007)
4.1.3. PT XL Axiata, Tbk (XL Axiata)
4.1.3.1. Sejarah PT XL Axiata, Tbk (XL Axiata)
PT. XL Axiata Tbk. (XL) didirikan pada tanggal 8 Oktober 1989, dengan
nama PT. Graha Metropolitan Lestari dan bergerak di bidang perdagangan dan
jasa umum. Enam tahun kemudian, XL mengadakan kerja sama dengan Rajawali
Group dan tiga investor asing, yaitu NYNEX, AIFM dan Mitsui. Oleh karena itu,
44
Universitas Kristen Petra
nama XL berubah menjadi PT. Excelcomindo Pratama dengan bisnis utama pada
bidang penyediaan layanan telepon dasar.
Pada tanggal 6 Oktober 1996, XL Axiata mulai beroperasi hanya pada
beberapa area saja di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Hal
tersebut menjadikan XL sebagai perusahaan tertutup pertama di Indonesia yang
menyediakan jasa telepon dasar bergerak seluler. Kemudian, XL mengembangkan
seluruh aspek bisnisnya pada bulan September 2005, yaitu dengan menjadi
perusahaan publik dan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Kepemilikan saham XL
saat ini mayoritas dipegang oleh Axiata Group Berhad melalui Axiata Investments
(Indonesia) Sdn Bhd (dahulu Indocel Holding Sdn Bhd) (66%), dan Emirates
Telecommunications Coorporation melalui Etisalat International Indonesia Ltd.
(13,3%), serta publik (20,1%). (XL, 2011)
4.1.3.3. Visi dan Misi PT XL Axiata, Tbk (XL Axiata)
Visi XL Axiata adalah ingin menjadi juara seluler di Indonesia dengan
memberikan jaminan kepuasan kepada setiap stakeholdernya. Untuk menjadi
juara seluler di Indonesia, XL Axiata memiliki dua misi yang akan menjadi
landasannya dalam berbisnis. Pertama, XL Axiata akan menghadirkan
pengalaman yang menyenangkan dan melebihi harapan stakeholder. Kedua, XL
Axiata akan selalu meningkatkan proses dan sistemnya agar dapat
menyeimbangkan antara modal dan efektivitas biaya dengan hasil memuaskan
yang dirasakan para stakeholder XL Axiata. (XL, 2011)
4.1.4. Jawa Pos
4.1.4.1. Sejarah Jawa Pos
Jawa Pos didirikan pada 1 Juli 1949 oleh The Chung Sen, seorang staf
pemasaran sebuah bioskop di Surabaya. Saat dikelola oleh The Chung Sen, Jawa
Pos mengalami pasang surut. Hingga di tahun 1982, Jawa Pos mengalami
kejatuhan dengan sirkulasi yang sangat kecil sekitar 6000 eksemplar setiap
harinya. Di usia 78 tahun, The Chung Sen memutuskan untuk berhenti mengelola
Jawa Pos dan hendak mewariskannya pada salah satu dari ketiga anaknya.
Namun, anak-anaknya tidak mau meneruskan bisnis surat kabar ayahnya.
45
Universitas Kristen Petra
Sehingga, The Chung Sen menjualnya kepada PT Grafiti Pers, penerbit majalah
Tempo yang saat itu dipimpin oleh Eric Samola.
Eric Samola memberikan hak kelola Jawa Pos kepada Dahlan Ishkan, yang
pada saat itu menjabat sebagai kepala biro Tempo di Surabaya. Di tangan Dahlan
Ishkan, Jawa Pos berkembang dengan pesat. Hingga kini, Jawa Pos merupakan
salah satu jaringan media terbesar yang memiliki lebih dari 150 penerbit dan
beberapa stasiun televisi.
Slogan “Selalu Ada yang Baru” mendorong Jawa Pos untuk berkreasi
dengan ide-ide baru yang mampu untuk memenuhi kebutuhan informasi setiap
segementasi audiens. Contohnya saja rubrik “Jawa Pos For Her”, yang merupakan
rubrik khusus bagi wanita yang diterbitkan mulai akhir 2010. “Deteksi” juga
merupakan salah satu rubrik yang ditujukan untuk pembaca remaja, usia SMP
hingga SMA yang berisi survei mengenai kebiasaan remaja. (Jawa Pos, 2010)
4.1.4.2. Profil Pembaca Jawa Pos
Sirkulasi Jawa Pos berkisar 400.000 eksemplar setiap harinya. Jawa Pos
merupakan surat kabar dengan pembaca terbanyak di Indonesia pada tahun 2010
(Nielsen Media Index, 2010) dengan jumlah pembaca 1.213.000. Lebih dari 60%
pembaca Jawa Pos adalah anak muda yang berusia 20 hingga 40 tahun. Tak heran
jika Jawa Pos dinobatkan oleh The World Association of Newspapers and News
Publishers (WAN-IFRA) sebagai koran dengan pembaca anak muda terbaik di
seluruh dunia. Sebanyak 93,5% pembaca koran di Jawa Timur memilih Jawa Pos
sebagai surat kabar yang dibacanya setiap pagi.
4.1.5. Surya
4.1.5. Sejarah Surya
Harian Surya dibentuk pada 24 Oktober 1986 oleh PT Antar Surya Jaya,
sebuah perusahaan percetakan dan penerbitan, yang dipimpin oleh Ivans Harsono.
Pendirian perusahaan ini dimotori oleh Pos Kota Group di Jakarta yang
menerbitkan harian Pos Kota. Setelah mendapatkan izin usaha di tahun 1986,
harian Surya mulai menerbitkan Surat Kabar Mingguan Surya. Pada saat itu,
46
Universitas Kristen Petra
oplah yang didapat mencapai 25.000 eksemplar setiap terbitnya dengan jangkauan
distribusi di Surabaya dan beberapa kota di Jawa Timur.
Pada tahun 1989, Kompas Gramedia mengajak kerja sama Post Kota Grup.
Surat Kabar Mingguan Surya akhirnya dikelola pula oleh Kompas Gramedia dan
diterbitkan secara harian. Harian Surya diterbitkan pertama kali pada 10
November 1989. Pada awalnya dengan format harian tersebut Surya mampu
mengeluarkan 75.000 eksemplar setiap harinya dengan oplah tertinggi 250.000
eksemplar dalam satu hari. Saat ini, harian Surya memiliki oplah sekitar 100.000
eksemplar setiap harinya. (Limanhadi, 2009)
4.1.5.2. Profil Pembaca Surya
Daerah peredaran Surya difokuskan pada daerah Jawa Timur. Surya
berkeinginan untuk menjadi surat kabar regional yang mampu mendukung
pencerdasan kehidupan bangsa dan negara. Surya juga bertujuan untuk
menjangkau masyarakat Indonesia Timur pada perkembangannya. Hingga saat
ini, Surya berada pada posisi kedua surat kabar yang dibaca oleh masyarakat Jawa
Timur (Entity Business Consult, 2009).
4.1.6. Kompas
4.1.6.1. Sejarah Kompas
Ide pertama terbitnya Harian Kompas datang dari Menteri/Panglima TNI
Angkatan Darat Letnan Jenderal Ahmad Yani. Letjen Ahmad Yani mengusulkan
kepada Frans Seda-Ketua Partai Katolik-agar partainya memilki sebuah media
untuk menghadang dominasi pemberitaan pers komunis. Petrus Kanisius (PK)
Ojong dan Jakob Oetama menggodok terbitnya sebuah surat kabar harian. Frans
Seda akan menamai koran itu Bentara Rakyat. Namun, atas saran Bung Karno
koran tersebut diberikan nama Kompas, yang berarti penunjuk arah. (Fransiska,
2009)
Kompas terbit pertama kali empat halaman tanggal 28 Juni 1965 dengan
oplah 4.800 eksemplar. Pada beberapa bulan pertama, Kompas sampai di tangan
pembaca siang hari. Bahkan, di beberapa kota edisi hari ini diterima pembaca
keesokan harinya. Tanggal 2 Oktober 1965, Papelrada Jakarta Raya mengeluarkan
47
Universitas Kristen Petra
larangan terbit (pembredelan) untuk semua harian, termasuk Kompas. Empat hari
kemudian Kompas diperbolehkan terbit.
Tanggal 21 Januari 1978, Kompas dibredel kembali bersama enam surat
kabar lainnya karena dinilai meliput secara intensif gerakan mahasiswa 1977-
1978. Kompas terbit kembali pada 6 Februari 1978. Melihat tingkat penyebaran
Kompas yang mencapai seluruh penjuru Nusantara dan ingin hadir setiap pagi
ditangan pembacanya, maka sejak 1 September 1997, Kompas memulai sistem
cetak jarak jauh di Bawean Jawa Tengah. Kemudian, sistem cetak jarak jauh juga
dibangun di kota-kota lainnya seperti Makasar (Oktober 1998), Surabaya
(November 1999), Palembang (Juni 2001), Medan (Juni 2003), Banjarmasin
(Agustus 2002), Bandung I (Februari 2006), Bandung II (Januari 2007), Bali
(Maret 2009). Kini, Kompas terbit setiap harinya dengan rata-rata 500.000
eksemplar, dengan tingkat keterbacaan 1.850.000 per hari. Artinya, Kompas rata-
rata dibaca oleh 1.850.000 orang per hari. (Kompas, 2010)
4.1.6.2. Profil Pembaca Kompas
Berdasarkan survei yang dilakukan Kompas di tahun 2008, 75% pembaca
Kompas adalah laki-laki dengan usia 20 – 40 tahun. Tingkat pendidikan pembaca
Kompas sebagian besar adalah diploma atau lebih tinggi, dan tingkat sosial
ekonomi menengah ke atas (AB). Pembaca Kompas lebih dominan berada di
Jakarta dan sekitarnya. Di Jawa Timur, Kompas meraih pasar 1,8% saja
dibandingkan dengan Jawa Pos dan Surya.
Gambar 4.1. Oplah Kompas Berdasarkan Wilayah
Sumber: Kompas.com
48
Universitas Kristen Petra
4.2. Uji Reliabilitas
Teknik analisis isi adalah sebuah teknik penelitian yang diyakini sebagai
teknik yang dapat mendeskripsikan karakteristik pesan secara sistematis dan
objektif (Eriyanto, 2011). Hal ini berarti bahwa seorang peneliti yang
menggunakan teknik analisis isi harus dapat menjamin bahwa kategori yang
disusun harus dapat diaplikasikan oleh peneliti lain untuk pesan yang sama dan
mendapatkan hasil yang sama. Sehingga peneliti perlu untuk melakukan uji
reliabilitas terhadap kategori yang disusun dalam penelitian.
Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu intercoder reliability
atau dengan intracoder reliability (Wimmer & Domminick, 2005). Intercoder
reliability merujuk kepada derajat kesepakatan di antara dua koder yang
independen untuk memberikan kode pada konten yang sama dengan
menggunakan instrumen koding yang sama. Sedangkan intracoder reliabity
merujuk kepada uji reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti sendiri namun dalam
dua waktu yang berbeda. Penelitian ini menggunakan intercoder reliability, yaitu
dengan meminta bantuan seorang hakim untuk mengkoding data yang sama ke
dalam kategori dan kemudian diujikan reliabilitasnya.
Peneliti menguji reliabilitas dengan menggunakan rumus Scott’s pi.
Formula ini berbeda dengan formula lain, seperti rumus dari Holsti. Eriyanto
(2011) berpendapat bahwa formula yang diberikan Holsti dianggap tidak sesuai
secara teoritis, karena tidak memperhitungkan peluang kesepakatan yang dapat
terjadi. Sedangkan formula Scott dianggap lebih valid untuk mengukur reliabilitas
karena dapat mengakomodasi peluang kesepakatan yang dapat terjadi. Artinya,
semakin besar jumlah kategori yang digunakan akan semakin kecil terjadinya
persamaan atau kesepakatan. Formula Scott’s pi adalah sebagai berikut.
Reliabilitas = % persetujuan yang diamati - %persetujuan yang diharapkan
1-%persetujuan yang diharapkan
Wimmer & Domminick (2005) menyebutkan bahwa koefisien reliabilitas
dalam penelitian yang dianggap valid adalah berkisar 0.75 untuk pengunaan
formula pi. Sehingga, peneliti juga berpendapat bahwa jika koefisien reliabilitas
49
Universitas Kristen Petra
yang didapat lebih atau sama dengan 0.75 maka kategori dianggap reliabel.
Namun, jika koefisien yang didapat kurang dari 0.75 maka kategori dinyatakan
tidak reliabel.
Peneliti bersama hakim telah melakukan koding terhadap 197 pernyataan
mengenai Telkomsel, Indosat dan XL Axiata dalam 26 berita yang dikumpulkan
mulai tanggal 7 Oktober 2011 hingga 31 Desember 2011. Tabel 4.1.menunjukkan
jumlah pernyataan yang dikoding oleh peneliti dan hakim. Bagian yang diberikan
warna berbeda menunjukkan pernyataan yang dimasukkan dalam kategori yang
sama baik oleh peneliti maupun oleh hakim. Hasilnya, peneliti menghitung ada
181 atau 92% pernyataan yang dikoding sama oleh peneliti dan hakim, serta 16
atau 8% pernyataan yang dikoding berbeda.
Tabel 4.2. Kesepakatan Peneliti dan Hakim
Kategori Koder B
Characteristic Familiarity References Position Total
pernyataan
Koder
A
Characteristic 3 1 0 0 4
Familiarity 1 105 5 0 111
References 0 6 70 0 76
Position 0 0 3 3 6
Total
pernyataan 4 112 78 3 197
Sumber: Olahan Peneliti
Untuk dapat menjalankan rumus reliabilitas Scott’s pi, peneliti perlu untuk
mencari proporsi seluruh kategori dengan menjumlahkan total pernyataan per
kategori, baik dari koder A dan koder B. Jumlah nilai (A+B) setiap kategori
kemudian dibagi dengan ∑ (A+B), sehingga ditemukan nilai proporsi per
kategori. Angka tersebut harus dikuadratkan terlebih dahulu agar dapat digunakan
dalam rumus. Tabel 4.3. yang dibuat peneliti dapat menjelaskan lebih lanjut.
50
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.3. Proporsi Kategori
Kategori
Frekuensi Total Proporsi
seluruh
kategori
Proporsi
kategori
kuadrat Koder A Koder B Total (A+B)
Characteristic 4 4 8 0.02 0.0004
Familiarity 111 112 223 0.57 0.3249
References 76 78 154 0.39 0.1521
Position 6 3 9 0.23 0.0529
Total 394 0.5303
Sumber: Olahan Peneliti
Perhitungan dari dua tabel tersebut dimasukkan ke dalam rumus Scott,
sebagai berikut.
Reliabilitas = % persetujuan yang diamati - %persetujuan yang diharapkan
1-%persetujuan yang diharapkan
= 0.92 – 0.53
1 - 0.53
= 0.83 atau 83%
Koefisien yang dihasilkan dari perhitungan dengan Scott’s pi adalah 0.83
atau reliabilitas dari kategori yang disusun peneliti sebesar 83%. Karena hasil uji
reliabilitas lebih besar dari 0.75, maka kategori yang disusun peneliti dianggap
reliabel. Hal ini berarti jika kategori yang sama digunakan untuk menganalisa
pesan yang sama akan memberikan hasil yang sama pula dengan apa yang peneliti
dapatkan.
4.3. Analisis Data
4.3.1. Subyek yang Diberitakan
Kategori subyek yang diberitakan dibuat peneliti untuk mengklasifikasikan
berita yang dikumpulkan peneliti sesuai dengan lembar koding yang dibuat
(lampiran 2). Kategori ini memungkinkan terdapat lebih dari satu subyek yang
51
Universitas Kristen Petra
diberitakan dalam 1 berita. Hasil koding peneliti dapat dilihat dalam tabel 4.4
berikut.
Tabel 4.4. Subyek yang Diberitakan
Subyek yang
diberitakan Jawa Pos Surya Kompas
Total
Tanggal F Tanggal F Tanggal F
Telkomsel
10 November,
11 November,
26 November,
dan 15
Desember
4 10
November 1
25
Oktober 1 6
Indosat - 0 26
Desember 1
16
Desember 1 2
XL Axiata
11 Oktober,
18 November
dan 6
Desember
3 5
November 1 - 0 4
Telkomsel
dan Indosat - 0
18
Oktober 1 - 0 1
Telkomsel
dan XL - 0
7 Oktober
dan 29
November
2 - 0 2
3
Perusahaan
7 Oktober, 18
Oktober, 29
Desember
(network
platform), 29
Desember
(garap luar
Jawa) dan 30
Desember
5
11
Oktober,
31
Oktober
dan 23
Desember
3
7 Oktober,
13
Oktober
dan 18
Oktober
3 11
Total 12 9 5 26
Sumber: Olahan Peneliti
Keterangan:
F= Frekuensi
52
Universitas Kristen Petra
26 berita yang peneliti kumpulkan tersebut juga merupakan bentuk dari
publisitas perusahaan-perusahaan operator telekomunikasi. Dengan dimuatnya
pemberitaan tersebut, perusahaan-perusahaan operator telekomunikasi dianggap
sebagai perusahaan-perusahaan dengan nilai berita yang layak ditayangkan media
massa. Hal ini dapat terlihat pula dalam tabel 4.3 di mana berita dengan subyek
berita 3 perusahaan telekomunikasi, Telkomsel, Indosat dan XL Axiata,
mendapatkan publisitas paling banyak, yaitu 11 berita.
Berita-berita mengenai perusahaan operator telekomunikasi yang
dikumpulkan peneliti kemudian dikategorikan sesuai dengan kategori subyek
berita. Dari 26 berita tersebut, berita mengenai Telkomsel saja berjumlah 6 berita,
4 berita mengenai Telkomsel dimuat di Jawa Pos, 1 berita di Surya dan 1 berita di
Kompas. Berita mengenai Indosat saja berjumlah 2 berita, masing-masing 1 berita
dari Surya dan Kompas. Jawa Pos tidak memiliki berita yang membahas
mengenai Indosat. Sedangkan, berita mengenai XL Axiata saja berjumlah 4 berita,
di mana 3 di antaranya terdapat di Jawa Pos dan 1 berita lainnya ada di Surya.
Sementara, Kompas tidak memuat berita mengenai XL Axiata selama tanggal 7
Oktober 2011 hingga 31 Desember 2011.
Dalam berita-berita yang peneliti kumpulkan, terdapat pula 3 berita yang
memiliki 2 subyek dan hanya dituliskan oleh Surya. Sementara Jawa Pos dan
Kompas tidak memiliki berita yang berisi dua subyek. Berita dengan subyek
Telkomsel dan Indosat hanya satu kali diberitakan oleh Surya pada tanggal 18
Oktober 2011 saja. Berita dengan subyek Telkomsel dan XL Axiata dituliskan 2
kali, pada 7 Oktober 2011 dan 29 November 2011.
Surya menampilkan dua kali berita dengan dua subyek berita yaitu
Telkomsel dan XL Axiata. Berita-berita tersebut menampilkan Telkomsel sebagai
pembanding pernyataan XL Axiata mengenai kebijakan yang dibuat
perusahaannya dan sebaliknya. Namun, tidak demikian dengan berita mengenai
Telkomsel dan Indosat yang hanya ditampilkan sebagai keterangan dari nara
sumber yang diwawancara. Dua berita mengenai Telkomsel dan XL Axiata
tersebut menunjukkan bahwa di Jawa Timur, dua perusahaan operator
telekomunikasi tersebut yang paling banyak penggunanya. Sehingga, informasi
yang dimuat oleh Surya juga disesuaikan dengan target pembacanya di Jawa
53
Universitas Kristen Petra
Timur yang memiliki kebutuhan untuk mengetahui kebijakan Telkomsel dan XL
Axiata.
Berita yang paling banyak dituliskan oleh Jawa Pos, Surya dan Kompas
selama periode penelitian adalah berita yang berisi tentang perusahaan operator
telekomunikasi. Jawa Pos memberitakan 5 kali mengenai perusahaan operator
telekomunikasi, sedangkan Surya dan Kompas memberitakan masing-masing 3
kali mengenai perusahaan operator telekomunikasi. Sehingga, jumlah berita
dengan 3 subyek berita berjumlah 11 berita dari ketiga surat kabar.
26 berita yang peneliti kumpulkan terbilang cukup sedikit dibandingkan
dengan berita-berita lain terkait dengan politik, pemerintahan atau peristiwa
mengenai kriminalitas dan bencana alam. Jawa Pos hanya memiliki 12 berita
mengenai perusahaan operator telekomunikasi, Surya terdapat 9 berita.
Sementara, dari Kompas terkumpul paling sedikit berita, yaitu 5 berita.
“Business sources have frequently failed to become dominant sources in
mainstream news… for several reasons: they are not part of regular news beats;
business stories are complex and require specialist knowledge and research; and
business news does not intrest the majority of news consumers” (Cottle, 2003,
p.36)
Penjelasan dari Cottle tersebut menjelaskan alasan-alasan mengapa berita
mengenai bisnis sebuah perusahaan berjumlah lebih sedikit dari berita lainnya.
Pertama, berita mengenai bisnis bukanlah suatu hal yang mudah untuk
diberitakan. Hanya orang-orang yang mengerti mengenai bisnis yang dapat
mengerti apa yang sedang dituliskan dalam berita tersebut. Di samping itu, berita
mengenai kondisi bisnis sebuah perusahaan juga kurang sesuai dengan target
pembaca media massa yang bersangkutan. Meskipun begitu, CARMA dalam
Bland, Theaker & Wragg (2000) berpendapat bahwa berita yang ditampilkan oleh
media massa mengenai perusahaan merupakan cerminan dari opini publik akan
perusahaan, sehingga tetap perlu dan layak untuk dievaluasi.
Berita-berita yang memuat mengenai perusahaan operator telekomunikasi
merupakan bentuk dari publisitas (publicity). Lattimore, Baskin, Heiman, Tooth &
Leuven (2004) menjelaskan bahwa ketika perusahaan mendapatkan publisitas,
perusahaan tidak perlu membayar untuk dapat dikenal oleh publik. Media massa
sendiri yang berkeinginan untuk menampilkan berita mengenai perusahaan,
54
Universitas Kristen Petra
karena berita tersebut dianggap memiliki kredibilitas. “The appeal of publicity is
credibility” (Lattimore, Baskin, Heiman, Tooth & Leuven, 2004, p.186). Dengan
ditayangkannya berita mengenai perusahan di media massa, berarti perusahaan
tersebut dianggap sebagai perusahaan yang memiliki nilai berita oleh media
massa.
4.3.2. Characteristic
Salah satu elemen yang menjadi acuan untuk mengukur citra adalah
characteristic. Vos (1992) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
characteristic adalah karakteristik tertentu yang dinilai publik sesuai dengan
organisasi. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan characteristic adalah kata
ganti untuk menyebutkan nama perusahaan operator telekomunikasi yang sedang
diberitakan.
Jawa Pos menampilkan karakteristik positif pada berita mengenai
Telkomsel dan XL Axiata sebanyak masing-masing 1 berita. Karakteristik positif
mengenai XL Axiata dituliskan pada berita di Jawa Pos, 11 Oktober 2011.
Sedangkan, karakteristik positif Telkomsel dituliskan pada tanggal 30 Desember
2011. Sementara, Kompas tidak menggunakan kata ganti untuk mengasosiasikan
perusahaan-perusahaan operator telekomunikasi yang diberitakannya. Ketiga
media massa tersebut tidak ada yang menuliskan kata ganti penyebutan
perusahaan dengan nada negatif atau kurang mendukung. Hasil koding peneliti
dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.
55
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.5. Charactersitic Bernada Positif pada Media Massa
Surat
Kabar Tanggal
Subyek yang
Diberitakan Pernyataan
Jawa Pos
11 Oktober 2011 XL Axiata
Tahun ini operator seluler ini
menargetkan pertumbuhan
jumlah pelanggan 42,8 persen
jika dibandingkan dengan
2010.
30 Desember
2011 Telkomsel
Operator telekomunikasi di
tanah air itu memasang target
bahwa semua perangkat
jaringan harus sudah modern
pada semester pertama 2012.
Surya 5 Nopember
2011 XL Axiata
Namun, Ayu tidak tahu ketika
ditanya nilai dari kontrak dari
operator ponsel itu.
Sumber: Olahan Peneliti
Kata ganti yang digunakan Jawa Pos untuk XL Axiata adalah “operator
seluler ini”. Hal ini dinilai positif oleh peneliti karena menunjukkan bidang kerja
XL Axiata. Kata ganti yang digunakan informatif, sehingga ketika pembaca ada
yang tidak mengerti perusahaan apakah XL Axiata tersebut, pembaca dapat
mengetahui bidang kerja XL Axiata. Begitu juga dengan kata ganti yang
digunakan oleh Jawa Pos untuk Telkomsel. Kata ganti “operator telekomunikasi”
juga dinilai positif karena berisi informasi bidang kerja perusahaan. Surya juga
menggunakan kata ganti yang informatif untuk menyebut XL Axiata, sehingga
peneliti juga memberikan nilai yang positif.
Kata ganti yang dituliskan Jawa Pos untuk Telkomsel adalah “Operator
Telekomunikasi di tanah air”. Kata ganti ini sepertinya digunakan untuk
menunjukkan bahwa Telkomsel adalah operator telekomunikasi seluler yang
berasal dari Indonesia. Hal ini merujuk kepada Telkomsel sebagai salah satu anak
usaha BUMN.
56
Universitas Kristen Petra
Pernyataan-pernyataan dalam berita yang peneliti kumpulkan tidak banyak
yang masuk dalam kategori ini. Sebab, perusahaan-perusahaan yang diberitakan
tersebut sudah cukup dikenal oleh publik sehingga media massa tidak perlu lagi
menjelaskan atau mengasosiasikan perusahaan dengan sesuatu yang telah dikenal
oleh publik. Hal ini dapat dilihat pada kategori selanjutnya, yang mendapatkan
data paling banyak jika dibandingkan dengan kategori-kategori lainnya.
4.3.3. Familiarity
Peneliti telah melakukan koding terhadap setiap pernyataan dalam artikel
yang sesuai dengan kategori familiarity. Jika diaplikasikan dalam penelitian ini,
elemen familiarity dapat dilihat melalui penyebutan produk, kegiatan, layanan
atau kebijakan yang dimiliki perusahaan oleh media massa. Setiap penyebutan
produk, layanan, kebijakan dan kegiatan perusahaan, akan diberikan nilai positif
atau negatif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan peneliti pada bab 3.
Hasil kodingnya dapat dilihat pada tabel 4.6 hingga tabel 4.11.
57
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.6. Familiarity Bernada Positif untuk Telkomsel pada Media
Massa
Tanggal
Frekuensi di
Jawa Pos
Frekuensi
di Surya
Frekuensi
di Kompas Total
7 Oktober 0 1 2 3
11 Oktober 0 1 0 1
13 Oktober 0 0 0 0
18 Oktober 10 1 3 14
25 Oktober 0 0 1 1
31 Oktober 0 2 0 2
5 November 0 0 0 0
10 November 2 2 0 4
11 November 2 0 0 2
18 November 0 0 0 0
26 November 0 0 0 0
29 November 0 0 0 0
6 Desember 0 0 0 0
15 Desember 2 0 0 2
16 Desember 0 0 0 0
23 Desember 0 2 0 2
26 Desember 0 0 0 0
29 Desember 3 0 0 3
29 Desember 1 0 0 1
30 Desember 6 0 0 6
Total 26 9 6 41
Sumber: Olahan Peneliti
Pernyataan yang termasuk dalam kategori familiarity bernada positif untuk
Telkomsel paling banyak terdapat di Jawa Pos, sebanyak 26 pernyataan dari 6
berita yang peneliti kumpulkan (berita yang menyebutkan kata “Telkomsel”
minimal 1 kali). Pernyataan yang tergolong dalam familiarity bernada positif
untuk Telkomsel paling banyak terdapat pada berita di Jawa Pos, 18 Oktober.
Telkomsel mendapatkan 10 pernyataan familiarity bernada positif. Berita tersebut
memuat mengenai kebijakan ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia)
yang meminta seluruh perusahaan operator telekomunikasi menghimbau
pelanggannya untuk melakukan unreg terhadap konten apapun yang dapat
menyedot pulsa.
58
Universitas Kristen Petra
Berita tersebut memiliki pernyataan-pernyataan familiarity bernada positif
untuk seluruh perusahaan operator telekomunikasi yang diteliti dalam penelitian
ini. Namun, peneliti menemukan ada sebuah pernyataan dari Jawa Pos yang
menambahkan frekuensi familiarity bernada positif untuk Telkomsel dan XL
Axiata. “Saat ini, pengguna layanan operator, seperti Telkomsel dan XL, dapat
melakukan unreg terhadap seluruh layanan SMS Premium lewat menu UMB di
operator masing-masing” (“Operator Stop Semua Penyedot Pulsa”, 2011, 18
Oktober). Pernyataan ini menunjukkan sebuah layanan yang hanya dimiliki oleh
Telkomsel dan XL Axiata. Dan, Jawa Pos hanya menyebutkan dua nama operator
tersebut, sehingga peneliti mencatatnya sebagai familiarity bernada positif untuk
Telkomsel dan juga untuk XL Axiata.
Berita yang menyinggung mengenai Telkomsel (menyebutkan kata
“Telkomsel” minimal 1 kali) di Surya ada 6 berita. Sedangkan, pernyataan
familiarity bernada positif untuk Telkomsel di Surya muncul 9 pernyataan dari 6
berita mengenai perusahaan telekomunikasi yang peneliti kumpulkan. Namun,
tidak ada berita di Surya yang memunculkan pernyataan-pernyataan familiarity
bernada positif untuk Telkomsel dalam jumlah yang lebih dari 3. Sedangkan,
berita lainnya hanya memuat 1 pernyataan familiarity bernada positif untuk
Telkomsel.
Dari 5 berita yang peneliti kumpulkan mengenai perusahaan operator
telekomunikasi dari Kompas, ada 3 berita yang menyinggung mengenai
Telkomsel (menyebutkan kata “Telkomsel” minimal 1 kali). Kompas tidak
memiliki berita yang hanya menampilkan Telkomsel sebagai subyek berita.
Berita-berita tersebut adalah berita-berita yang menjelaskan perusahaan operator
telekomunikasi secara keseluruhan. Sehingga, pernyataan familiarity yang ada di
dalamnya adalah untuk Telkomsel juga.
Dalam tabel 4.6 juga dapat kita lihat bahwa selama periode penelitian, ada
41 pernyataan familiarity bernada positif untuk Telkomsel dari seluruh media
massa yang diteliti. Pernyataan familiarity bernada positif paling banyak terdapat
pada tanggal 18 Oktober. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Jawa Pos dan
Kompas sama-sama memuat berita mengenai tindakan ATSI (Asosiasi
Telekomunikasi Seluler Indonesia) pada tanggal tersebut. Sehingga, Jawa Pos dan
59
Universitas Kristen Petra
Kompas menyebutkan pernyataan familiarity bernada positif paling banyak pada
tanggal tersebut. Berbeda dengan Jawa Pos dan Kompas, Surya tidak
memberitakan mengenai keputusan ATSI dalam menangani kasus pencurian
pulsa, tetapi Surya memberitakan mengenai korban pencurian pulsa yang
melaporkan kasus yang dialaminya ke markas Polsek. Namun, dalam berita
tersebut Surya masih menyebutkan familiarity bernada positif untuk Telkomsel.
Tabel 4.7. Familiarity Bernada Positif untuk Indosat pada Media Massa
Tanggal
Frekuensi di
Jawa Pos
Frekuensi di
Surya
Frekuensi di
Kompas Total
7 Oktober 0 0 2 2
11 Oktober 0 1 0 1
13 Oktober 0 0 0 0
18 Oktober 9 1 3 13
25 Oktober 0 0 0 0
31 Oktober 0 2 0 2
5 November 0 0 0 0
10 November 0 0 0 0
11 November 0 0 0 0
18 November 0 0 0 0
26 November 0 0 0 0
29 November 0 0 0 0
6 Desember 0 0 0 0
15 Desember 0 0 0 0
16 Desember 0 0 7 7
23 Desember 0 2 0 2
26 Desember 0 2 0 2
29 Desember 3 0 0 3
29 Desember 1 0 0 1
30 Desember 2 0 0 2
Total 15 8 12 35
Sumber: Olahan Peneliti
Jumlah pernyataan familiarity bernada positif untuk Indosat terdapat paling
banyak di Jawa Pos, yaitu sebanyak 15 pernyataan. Pernyataan familiarity bernada
positif untuk Indosat terdapat pada 3 berita yang dituliskan Jawa Pos, yaitu pada
tanggal 18 Oktober, 29 Desember dan 30 Desember 2011. Namun, dalam berita-
berita tersebut tidak ada yang membahas khusus mengenai Indosat saja. Subyek
yang banyak dibahas adalah mengenai perusahaan operator telekomunikasi secara
60
Universitas Kristen Petra
keseluruhan. Sehingga, pernyataan-pernyataan familiarity bernada positif di
dalamnya juga memberikan nilai di lembar koding Indosat.
Pernyataan familiarity bernada positif mengenai Indosat paling banyak
berasal dari berita Jawa Pos, 18 Oktober mengenai kebijakan yang dibuat ATSI
(Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia) untuk mengatasi kasus pencurian
pulsa. Sementara, berita Jawa Pos pada tanggal 29 Desember 2011 dengan judul
“Saatnya Beralih dari Network ke Platform Provider” menyebutkan 3 pernyataan
familiarity bernada positif untuk Indosat, dan berita di tanggal yang sama dengan
judul “Harus Agresif Garap Luar Jawa” menyebutkan 1 pernyatan familiarity
positif untuk Indosat. Sehingga, jumlah pernyatan familiarity Indosat pada tanggal
29 Desember berjumlah 4 pernyataan. Sementara itu, berita tanggal 30 Desember
menyebutkan pernyataan familiarity bernada positif untuk Indosat sebanyak 2
kali.
Pernyataan Jawa Pos, 29 Desember 2011 yang menyebutkan “Operator
telekomunikasi memiliki peluang besar kalau mau memperkuat ekspansi ke luar
Jawa” adalah salah satu contoh pernyataan yang dikategorikan peneliti ke dalam
familiarity bernada positif untuk Indosat. Pernyataan tersebut menyebutkan
keuntungan yang didapat jika perusahaan menjalankan kebijakan untuk ekspansi
ke luar Jawa. Sehingga, pernyataan tadi digolongkan dalam kategori familiarity,
karena menyangkut kebijakan perusahaan operator telekomunikasi. Dianggap
positif, karena pernyataan tersebut memberikan saran kemajuan bagi perusahaan
operator telekomunikasi. Dengan kata lain, pernyataan tersebut mendukung
perusahaan-perusahaan operator telekomunikasi untuk jadi lebih berkembang.
Pernyataan familiarity bernada positif untuk Indosat pada Surya berjumlah 8
pernyataan. 8 pernyataan ini terdapat pada 5 berita yang dimuat oleh Surya.
Berbeda dengan Jawa Pos, Surya memiliki berita yang menyebutkan Indosat
secara langsung, seperti berita “Tarif Blackberry Makin Murah”. Berita tersebut
menyebutkan layanan dan produk yang dimiliki Indosat bagi pengguna
Blackberry secara langsung.
Jumlah pernyataan familiarity bernada positif untuk Indosat pada Surya
tidak ada yang lebih dari 3 pernyataan per berita. Salah satu pernyataan yang
digolongkan peneliti ke dalam kategori familiarity bernada positif untuk Indosat
61
Universitas Kristen Petra
adalah pernyataan dari Surya, 26 Desember 2011. “Sedangkan Axis dan IM3,
memberi gratisan dan potongan harga di liburan tahun ini” (“Liburan, Geber
Hadiah dan Pangkas Tarif”, 2011, 26 Desember). Pernyataan tersebut
menunjukkan promosi yang dimiliki oleh Indosat, melalui salah satu produknya,
yaitu IM3. Dengan ditulisnya pernyataan tersebut, Surya dianggap mendukung
promosi yang dijalankan Indosat, sehingga peneliti mengkategorikan pernyataan
tersebut sebagai pernyataan bernada positif.
Kompas memiliki pernyataan familiarity bernada positif untuk Indosat
sebanyak 12 pernyataan dari 3 beritanya. Kompas memuat 3 berita yang terkait
dengan Indosat, yaitu pada tanggal 7 Oktober, 18 Oktober dan 16 Desember.
Meskipun jumlah berita di Kompas yang membahas mengenai perusahaan
operator telekomunikasi hanya 5 berita, pernyataan familiarity bernada positif
mengenai Indosat memiliki jumlah cukup banyak.
Berita yang paling banyak terdapat pernyataan familiarity bernada positif
untuk Indosat adalah pada Kompas tanggal 16 Desember, sebab berita tersebut
memberitakan kegiatan yang dilakukan oleh Indosat. Berita mengenai Indosat
pada Kompas tanggal 16 Desember memiliki 7 pernyataan familiarity bernada
positif. Kompas juga menyajikan 2 pernyataan familiarity bernada positif untuk
Indosat di salah satu beritanya pada tanggal 7 Oktober. Sementara, berita di
Kompas tanggal 18 Oktober memiliki 3 pernyataan familiarity bernada positif.
“Setidaknya, seperti yang dilakukan operator telekomunikasi Indosat
dengan kontes IWIC (Indosat Wireless Innovation Contest) yang belum lama ini
digelar” (“Isat Memberi Jalan”, 2011, 16 Desember). Pernyataan yang dikutip
peneliti dari Kompas tanggal 16 Desember menunjukkan pernyataan mengenai
kegiatan yang dijalankan oleh Indosat. Pernyataan tersebut digolongkan ke dalam
kategori familiarity bernada positif, karena pernyataan tersebut mengesankan
bahwa Kompas mendukung kegiatan yang dijalankan oleh Indosat.
Pernyataan familiarity bernada positif mengenai Indosat ditulis oleh media
massa yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 35 pernyataan. Jumlah
pernyataan familiarity bernada positif paling banyak terdapat pada berita dari
Jawa Pos, Surya dan Kompas pada tanggal 18 Oktober, yaitu sejumlah 13
pernyataan. Jumlah itu muncul karena Jawa Pos pada tanggal tersebut menuliskan
62
Universitas Kristen Petra
paling banyak pernyataan familiarity bernada positif, yaitu sebanyak 9 pernyataan.
Di tambah lagi, Kompas yang memberitakan hal yang sama dengan Jawa Pos,
mengenai penanganan kasus pencurian pulsa yang ditawarkan oleh ATSI
(Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia) dengan mengeluarkan 3 pernyataan
familiarity positif. Meskipun Surya tanggal 18 Oktober memberitakan mengenai
korban pencurian pulsa yang lapor ke Markas Polsek, namun tetap memunculkan
1 pernyataan familiarity yang positif bagi Indosat.
Tabel 4.8. Familiarity Bernada Positif untuk XL Axiata pada Media Massa
Tanggal
Frekuensi di
Jawa Pos
Frekuensi di
Surya
Frekuensi di
Kompas Total
7 Oktober 0 1 2 3
11 Oktober 10 4 0 14
13 Oktober 0 0 0 0
18 Oktober 10 0 3 13
25 Oktober 0 0 0 0
31 Oktober 0 2 0 2
5 November 0 1 0 1
10 November 0 0 0 0
11 November 0 0 0 0
18 November 0 0 0 0
26 November 0 0 0 0
29 November 0 1 0 1
6 Desember 2 0 0 2
15 Desember 0 0 0 0
16 Desember 0 0 0 0
23 Desember 0 1 0 1
26 Desember 0 0 0 0
29 Desember 4 0 0 4
29 Desember 1 0 0 1
30 Desember 2 0 0 2
Total 29 10 5 44
Sumber: Olahan Peneliti
Jawa Pos menuliskan 29 pernyataan familiarity bernada positif untuk XL
Axiata di dalam 6 beritanya (berita tanggal 29 Desember 2011 pada Jawa Pos,
terdapat 2 berita mengenai perusahaan operator telekomunikasi). Frekuensi
pernyataan familiarity bernada positif untuk XL Axiata paling banyak ditemukan
pada berita Jawa Pos tanggal 11 Oktober dan 18 Oktober 2011, yaitu masing-
63
Universitas Kristen Petra
masing sebanyak 10 pernyataan. Pada tanggal 11 Oktober 2011, Jawa Pos
memuat berita yang membahas mengenai target laba yang dituju oleh XL Axiata.
Sedangkan, berita di Jawa Pos, 18 Oktober 2011 membahas mengenai keputusan
ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia) atas kasus pencurian pulsa
yang menyangkut seluruh perusahaan telekomunikasi seluler yang diteliti.
Seperti yang terjadi pada Telkomsel, Jawa Pos juga menambahkan 1
pernyataan yang menunjukkan familiarity positif bagi XL Axiata. “Saat ini,
pengguna layanan operator, seperti Telkomsel dan XL, dapat melakukan unreg
terhadap seluruh layanan SMS Premium lewat menu UMB di operator masing-
masing” (“Operator Stop Semua Penyedot Pulsa”, 2011, 18 Oktober). Pernyataan
ini membuat lembar koding XL Axiata ditambahkan pada kategori familiarity
bernada positif, karena menunjukkan layanan yang hanya dimiliki oleh Telkomsel
dan XL Axiata.
Dari 9 berita di Surya mengenai perusahaan operator telekomunikasi, ada 6
berita yang membahas mengenai XL Axiata, maupun menyinggung XL Axiata
(penyebutan “XL Axiata” minimal 1 kali atau berita mengenai perusahaan
operator telekomunikasi secara keseluruhan). Jumlah pernyataan familiarity
bernada positif untuk XL Axiata paling banyak ditemui di Surya pada berita
tanggal 11 Oktober 2011, sebanyak 4 pernyataan. Ada 4 berita yang menyebutkan
1 pernyataan familiarity bernada positif, yaitu pada tanggal 7 Oktober, 5
November, 29 November, dan 23 Desember 2011. Sementara itu, ada berita lain
di Surya yang menyebutkan 2 pernyataan familiarity bernada positif, yaitu pada
tanggal 31 Oktober.
Salah satu pernyataan yang diklasifikasikan peneliti ke dalam kategori
familiarity bernada positif bagi XL Axiata adalah pernyataan dari berita Surya
tanggal 5 November 2011. Meskipun yang dibahas Surya pada tanggal itu adalah
mengenai Ayu Ting Ting, namun XL Axiata tetap disinggung, karena Ayu Ting-
Ting adalah brand ambassador dari XL Axiata. Oleh karena itu, berita mengenai
Ayu Ting-Ting pun akan terkait dengan XL Axiata.
“Secara tidak langsung, XL yang juga sebagai penyedia layanan data
internet mendukungnya” (“Rp 2 Miliar Sebulan”, 2011, 5 November). Pernyataan
tersebut digolongkan peneliti ke dalam familiarity karena menunjukkan layanan
64
Universitas Kristen Petra
yang dimiliki XL Axiata, yaitu layanan data internet. Dengan menuliskan
pernyataan tersebut, Surya membantu XL Axiata untuk menginformasikan kepada
pembaca bahwa XL Axiata juga memiliki layanan data internet.
Kompas tidak memiliki berita khusus yang membahas mengenai XL Axiata.
Pernyataan familiarity bernada positif yang dicatat peneliti berasal dari berita-
berita mengenai perusahaan operator telekomunikasi secara keseluruhan. Berita
mengenai perusahaan operator telekomunikasi secara keseluruhan di Kompas
hanya ada 2 berita, yaitu tanggal 7 Oktober 2011 dan 18 Oktober 2011. Dari
kedua berita tersebut, XL mendapatkan 5 pernyataan familiarity bernada positif.
Dari seluruh berita yang peneliti kumpulkan, pernyataan familiarity bernada
positif untuk XL Axiata berjumlah 44 pernyataan. Jumlah pernyataan yang paling
banyak terjadi pada tanggal 11 Oktober 2011, yaitu ada 14 pernyataan dari berita
yang dikumpulkan peneliti, tidak seperti Telkomsel dan Indosat yang
mendapatkan pernyataan tertinggi pada tanggal 18 Oktober 2011. Pernyataan
familiarity bernada positif XL Axiata disumbangkan oleh Jawa Pos yang
menuliskan 10 pernyataan familiarity positif, ditambah dengan Surya yang
menuliskan 4 pernyataan familiarity bernada positif. Berita mengenai XL Axiata
pada tanggal 11 Oktober 2011 yang ditulis Jawa Pos dan Surya adalah berbicara
mengenai peluncuran program XL Super Ampuh. Sementara, Kompas tidak
menuliskan kegiatan ini.
Tidak hanya pernyataan-pernyataan bernada positif yang peneliti temukan
ketika melakukan koding, tetapi juga pernyataan-pernyataan bernada negatif,
namun masih dikategorikan dalam familiarity. Pernyataan familiarity bernada
negatif yang dimaksud adalah pernyataan yang menjelaskan produk, layanan,
kegiatan atau kebijakan perusahaan, namun ditulis media massa dengan kesan
seperti memojokkan atau kurang setuju terhadap apa yang ditulis perusahaan.
Hasil koding yang peneliti temukan adalah sebagai berikut.
65
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.9. Familiarity Bernada Negatif untuk Telkomsel pada Media Massa
Tanggal
Frekuensi di
Jawa Pos
Frekuensi di
Surya
Frekuensi di
Kompas Total
7 Oktober 1 0 1 2
11 Oktober 0 0 0 0
13 Oktober 0 0 4 4
18 Oktober 2 1 0 3
25 Oktober 0 0 0 0
31 Oktober 0 0 0 0
5 November 0 0 0 0
10 November 2 5 0 7
11 November 6 0 0 6
18 November 0 0 0 0
26 November 0 0 0 0
29 November 0 2 0 2
6 Desember 0 0 0 0
15 Desember 0 0 0 0
16 Desember 0 0 0 0
23 Desember 0 0 0 0
26 Desember 0 0 0 0
29 Desember 7 0 0 7
29 Desember 0 0 0 0
30 Desember 0 0 0 0
Total 18 8 5 31
Sumber: Olahan Peneliti
Telkomsel mendapatkan pernyataan familiarity bernada negatif paling
banyak dari Jawa Pos yaitu sebanyak 18 pernyataan. Dari antara 18 pernyataan
yang bernada negatif tersebut, berita Jawa Pos tanggal 29 Desember 2011 adalah
yang paling banyak memuat pernyataan familiarity bernada negatif untuk
Telkomsel, yaitu sebanyak 7 pernyataan. Di samping itu, berita tanggal 11
November 2011 juga menuliskan cukup banyak pernyataan familiarity bernada
negatif bagi Telkomsel, karena berita tersebut berbicara mengenai kasus mogok
kerja karyawan Telkomsel.
Meskipun pada tanggal 18 Oktober 2011, Jawa Pos paling banyak memuat
pernyataan familiarity positif untuk Telkomsel, namun masih ada dua pernyataan
bernada negatif untuk Telkomsel, bahkan seluruh perusahaan operator
telekomunikasi yang diteliti. “Oleh sebab itu, penghentian sementara tersebut
66
Universitas Kristen Petra
merugikan operator” (“Operator Stop Semua Penyedot Pulsa”, 2011, 18 Oktober).
Pernyataan tersebut merupakan salah satu contoh pernyataan bernada negatif yang
ditujukan kepada seluruh perusahaan operator telekomunikasi yang diteliti, sebab
pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa kebijakan ATSI akan merugikan
perusahaan.
Pernyataan tersebut merupakan tanggapan langsung dari pernyataan ketua
ATSI, padahal pernyataan tersebut dapat membuat citra perusahaan operator
telekomunikasi terpengaruh. Pernyataan ini hanya muncul pada berita di Jawa Pos
saja, sementara Kompas yang juga memberitakan keputusan ATSI dalam kasus
pencurian pulsa tidak menampilkan pernyataan ini. Hal ini disebabkan bahwa
media massa memiliki kemampuan untuk menyaring pernyataan dan data yang
akan ditampilkannya sesuai dengan agenda media. “Agenda setting is a process by
which the relative attention given to items or issues in news coverage influence
the rank order of public awareness of issues and attribution of significance” (Mc
Quail, 2000, p.426). Sehingga, agenda Jawa Pos dan Kompas juga berbeda dalam
memberitakan peristiwa yang sama.
Surya memiliki 8 pernyataan familiarity bernada negatif dalam 3 berita yang
berkaitan dengan Telkomsel. Pernyataan familiarity bernada negatif yang paling
banyak terdapat pada berita Surya tanggal 10 November 2011 mengenai aksi
mogok kerja karyawan Telkomsel. Berita tersebut mengandung 5 pernyataan
familiarity bernada negatif bagi Telkomsel.
Salah satu pernyataan dari Surya tanggal 10 November 2011 yang bernada
negatif adalah “Seorang manajer di Telkomsel tidak mendapat kenaikan gaji sejak
8 tahun lalu”. Pernyataan ini menginformasikan kepada pembaca bahwa
Telkomsel tidak memberikan penghargaan bagi karyawan yang mengabdi lama
pada perusahaan. Pernyataan ini dinilai peneliti memojokkan perusahaan,
sehingga dinilai bernada negatif. Pernyataan ini juga menjelaskan mengenai
kebijakan Telkomsel sehingga dikategorikan ke dalam familiarity.
Berita mengenai perusahaan operator telekomunikasi yang dimuat Kompas
juga mengandung pernyataan familiarity bernada negatif berjumlah 5 pernyataan.
5 pernyataan tersebut dimuat Kompas pada berita tanggal 7 Oktober 2011 dan 13
Oktober 2011. Berita di Kompas tanggal 7 Oktober 2011 mengandung 1
67
Universitas Kristen Petra
pernyataan, sedangkan berita di Kompas tanggal 13 Oktober 2011 mengandung
yang paling banyak pernyataan familiarity bernada negatif, sebanyak 4
pernyataan. Kedua berita tersebut merupakan berita mengenai kasus pencurian
pulsa, sehingga pernyataan familiarity bernada negatif tidak hanya ditujukan pada
Telkomsel, tetapi juga perusahaan operator telekomunikasi yang lain.
“Operator dan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), katanya,
bisa menekan perilaku nakal pengusaha konten itu” (“Tawaran Gombal Si
Penyedot Pulsa”, 2011, 7 Oktober). Pernyataan tersebut ditulis oleh Kompas
dengan nada sindiran mengenai kinerja operator dan BRTI yang berjanji
mengatasi kasus pencurian pulsa. Pernyataan ini dinilai peneliti sebagai
pernyataan familiarity, karena menjelaskan mengenai kebijakan, namun bernada
negatif karena berupa sindiran terhadap operator telekomunikasi.
Total pernyataan familiarity bernada negatif untuk Telkomsel selama
periode penelitian adalah 31 pernyataan. Pernyatan familiarity bernada negatif
untuk Telkomsel terdapat paling banyak tanggal 10 November 2011 dan 29
Desember 2011, yaitu 7 pernyataan. Berita pada tanggal 10 November 2011
adalah berita mengenai aksi mogok kerja karyawan Telkomsel yang dimuat oleh
Jawa Pos dan Surya. Sementara, Kompas tidak memberitakan mengenai hal
tersebut. Sedangkan, berita tanggal 29 Desember 2011 hanya terdapat pada Jawa
Pos dan membahas mengenai pergeseran layanan perusahaan operator, yang
semula layanan panggilan dan SMS menjadi layanan data sebab layanan
panggilan sekarang sedang lemah di pasar.
68
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.10. Familiarity Bernada Negatif untuk Indosat pada Media Massa
Tanggal
Frekuensi di
Jawa Pos
Frekuensi di
Surya
Frekuensi di
Kompas Total
7 Oktober 1 0 1 2
11 Oktober 0 0 0 0
13 Oktober 0 0 4 4
18 Oktober 2 1 0 3
25 Oktober 0 0 0 0
31 Oktober 0 0 0 0
5 November 0 0 0 0
10 November 0 0 0 0
11 November 0 0 0 0
18 November 0 0 0 0
26 November 0 0 0 0
29 November 0 0 0 0
6 Desember 0 0 0 0
15 Desember 0 0 0 0
16 Desember 0 0 0 0
23 Desember 0 0 0 0
26 Desember 0 0 0 0
29 Desember 7 0 0 7
29 Desember 0 0 0 0
30 Desember 0 0 0 0
Total 10 1 5 16
Sumber: Olahan Peneliti
Pernyataan-pernyataan familiarity bernada negatif untuk Indosat pada
berita-berita di Jawa Pos berjumlah 10 pernyataan, yang tersebar dalam 3 berita.
Berita-berita yang memuat pernyataan familiarity bernada negatif untuk Indosat
adalah berita pada tanggal 7 Oktober, 18 Oktober dan 29 Desember 2011. Ketiga
berita ini tidak ada yang memberitakan Indosat secara langsung. Namun, ketiga
berita tersebut memberitakan mengenai perusahaan-perusahaan operator
telekomunikasi secara keseluruhan sehingga Indosat, sebagai salah satu
perusahaan operator telekomunikasi yang diteliti, termasuk dalam berita-berita
tersebut. Pernyataan familiarity bernada negatif dalam berita–berita tersebut juga
ditujukan untuk Indosat.
Pernyataan familiarity bernada negatif paling banyak ditunjukkan pada
Jawa Pos tanggal 29 Desember 2011. Berita tersebut mengandung 7 pernyataan
69
Universitas Kristen Petra
familiarity bernada negatif, karena isu yang dibahas oleh Jawa Pos pada saat itu
adalah mengenai pergeseran pelayanan akibat kerugian atau kejenuhan pasar
telekomunikasi. Sementara, berita tanggal 7 Oktober dan 18 Oktober 2011
memiliki pernyataan familiarity bernada negatif karena membahas mengenai
kasus pencurian pulsa.
Salah satu pernyataan yang dinilai bernada negatif bagi seluruh perusahaan
operator telekomunikasi yang diteliti adalah “disebutkan, kalau pendapatan suara
dan SMS mengalami penurunan sebesar 5-10 persen.” Pernyataan tersebut dikutip
dari Jawa Pos, 29 Desember 2011 dengan judul berita “Saatnya Beralih dari
Network ke Platform Provider”. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa ada
penurunan pendapatan yang terjadi di seluruh perusahaan operator
telekomunikasi. Karena pernyataan tersebut menunjukkan penurunan pendapatan,
maka dinilai sebagai hal yang negatif dari apa yang dilakukan perusahaan.
Surya menuliskan 1 pernyataan familiarity bernada negatif untuk Indosat,
yaitu pada tanggal 18 Oktober 2011. Pernyataan familiarity bernada negatif ini
terdapat pada berita mengenai korban pencurian pulsa yang lapor ke Markas
Polsek. Pernyataan tersebut berbunyi “Yang juga sering kehilangan pulsa
beberapa bulan ini.” Pernyataan ini ditulis untuk memperjelas kalimat sebelumnya
yang menunjukkan produk Indosat, yaitu IM3 yang digunakan korban dan yang
tersedot pulsanya. Pernyataan ini dinilai mengkaitkan kehilangan pulsa yang
dialami dengan produk Indosat ini sehingga dinilai negatif oleh peneliti.
Dari 5 berita yang dikumpulkan peneliti, ada 2 berita di Kompas yang
menuliskan pernyataan familiarity bernada negatif untuk Indosat. Kedua berita
tersebut merupakan berita mengenai kasus pencurian pulsa, sehingga pernyataan
bernada negatif juga diperuntukkan perusahaan-perusahaan operator
telekomunikasi yang lain. Pernyataan familiarity bernada negatif paling banyak
terdapat pada berita Kompas tanggal 13 Oktober 2011.
Selama periode penelitian, Indosat mendapatkan 16 pernyataan familiarity
bernada negatif dari berita-berita yang ditulis Jawa Pos, Surya dan Kompas.
Pernyataan familiarity negatif yang paling banyak didapat Indosat adalah pada
tanggal 29 Desember 2011, yaitu sebanyak 7 pernyataan. Pernyataan-pernyataan
tersebut didapatnya dari berita yang ditulis oleh Jawa Pos saja.
70
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.11. Familiarity Bernada Negatif untuk XL Axiata pada Media
Massa
Tanggal
Frekuensi di
Jawa Pos
Frekuensi di
Surya
Frekuensi di
Kompas Total
7 Oktober 1 0 1 2
11 Oktober 0 0 0 0
13 Oktober 0 0 4 4
18 Oktober 2 0 0 2
25 Oktober 0 0 0 0
31 Oktober 0 0 0 0
5 November 0 0 0 0
10 November 0 0 0 0
11 November 0 0 0 0
18 November 0 0 0 0
26 November 0 0 0 0
29 November 0 1 0 1
6 Desember 0 0 0 0
15 Desember 0 0 0 0
16 Desember 0 0 0 0
23 Desember 0 0 0 0
26 Desember 0 0 0 0
29 Desember 7 0 0 7
29 Desember 0 0 0 0
30 Desember 0 0 0 0
Total 10 1 5 16
Sumber: Olahan Peneliti
XL Axiata mendapatkan 10 pernyataan familiarity bernada negatif dari
berita-berita di Jawa Pos. Pernyataan familiarity bernada negatif yang didapatnya
paling banyak berasal dari berita Jawa Pos tanggal 29 Desember 2011 mengenai
pergeseran layanan perusahaan operator, karena pada sektor SMS dan panggilan
mengalami penurunan pendapatan. Berita di Jawa Pos lainnya yang menyebutkan
pernyataan familiarity bernada negatif untuk XL Axiata adalah pada tanggal 7
Oktober dan 13 Oktober 2011 mengenai kasus pencurian pulsa. Seperti halnya
Indosat, XL Axiata mendapatkan pernyataan-pernyataan familiarity bernada
negatif bukan dari satu artikel khusus yang membahas mengenai XL Axiata, tetapi
pernyataan tersebut didapatkan dari berita-berita mengenai perusahaan operator
telekomunikasi secara keseluruhan.
71
Universitas Kristen Petra
Surya juga menuliskan hanya 1 pernyataan familiarity bernada negatif
untuk XL Axiata. Pernyataan tersebut ada pada berita Surya, 29 November 2011
yang membahas mengenai pergesaran layanan perusahaan operator
telekomunikasi karena di sektor panggilan dan SMS mengalami penurunan
pendapatan. “Rata-rata ARPU XL juga turun dari Rp 40.000 menjadi Rp 34.000”
(“Layanan Data-VAS Kian Murah”, 2011, 29 November). Pernyataan tersebut
menunjukkan penurunan yang dialami oleh XL Axiata, sehingga peneliti menilai
negatif untuk pernyataan tersebut.
Kompas juga memberitakan pernyataan familiarity bernada negatif untuk
XL Axiata pada tanggal 7 Oktober dan 13 Oktober 2011. Berita-berita tersebut
bukan merupakan berita khusus yang membahas mengenai XL Axiata, tetapi
mengenai perusahaan operator telekomunikasi secara keseluruhan. Oleh karena
itu, XL Axiata yang termasuk dalam perusahaan operator telekomunikasi juga
mendapatkan pernyataan bernada negatif tersebut.
Jumlah pernyataan familiarity bernada negatif yang didapatkan oleh XL
Axiata dari Jawa Pos, Surya dan Kompas berjumlah sama dengan Indosat, yaitu
16 pernyataan. Namun, perbedaannya adalah pada letak pernyataan familiarity
bernada negatif. Jika Indosat mendapatkan 1 pernyataan familiarity bernada
negatif dari Surya tanggal 18 Oktober 2011, XL Axiata tidak mendapatkannya.
Sebab, berita Surya pada hari itu hanya menyebutkan mengenai Telkomsel dan
Indosat yang digunakan korban pencurian pulsa yang melapor ke Markas Polsek.
XL Axiata mendapatkan pernyataan familiarity bernada negatif pada berita di
Surya tanggal 29 November 2011 yang menunjukkan penurunan pendapatan yang
terjadi pada XL Axiata.
Elemen familiarity yang dikemukakan oleh Vos (1992) merupakan elemen
yang menunjukkan seberapa publik mengenal perusahaan. Pernyataan-pernyataan
dari berita-berita yang terkumpul paling banyak tergolong dalam kategori ini.
Sehingga, Telkomsel, Indosat dan XL Axiata merupakan perusahaan yang dikenal
Jawa Pos, Surya dan Kompas dengan baik. Pengenalan yang baik dari media
massa ini juga dipengaruhi oleh praktik media relations yang baik. Stateman
dalam Theaker (2001) menyebutkan bahwa, praktik media relations yang baik
72
Universitas Kristen Petra
akan menimbulkan pengenalan yang dalam dari media massa mengenai
perusahaan.
4.3.4. Reference
Evaluasi citra perusahaan tidak hanya sebatas pada apa dan seberapa jauh
publik mengenal perusahaan. Blauw dalam Vos (1992) menambahkan bahwa
sumber referensi publik mengenal perusahaan juga merupakan hal yang penting
untuk diteliti. “It is also important to know more about how well people actually
know the organization and how they came to know it” (Vos, 1992, p.111).
Penelitian ini juga mengkategorikan pernyataan yang berupa kutipan ke dalam
kategori ini. Sebab, pernyataan yang dikutip oleh media massa merupakan
landasan penulisan berita mengenai perusahaan operator telekomunikasi.
Peneliti menyajikan data mengenai narasumber yang dikutip oleh media
massa untuk berita-berita setiap perusahaan telekomunikasi yang diteliti. Hal ini
dibuat dengan maksud agar dapat melihat kecenderungan media massa dalam
memilih narasumber yang dikutip. Hasil koding mengenai narasumber yang
dikutip dapat dilihat pada tabel 4.12, tabel 4.13 dan 4.14.
Tabel 4.12. Sumber yang Dikutip Jawa Pos
Sumber
Kutipan Telkomsel Indosat
XL
Axiata Frekuensi
PO 7 4 8 19
MN 2 0 3 5
OP 4 0 0 4
Pro 7 7 7 21
NGO 2 2 2 6
Am 0 0 0 0
Dok 2 2 2 6
Total 24 15 22 61
Sumber: Olahan Peneliti
Keterangan:
PO= Pimpinan Organisasi
MN= Manajemen Organisasi
OP = Operasional Organisasi
Pro= Pengamat Profresional
73
Universitas Kristen Petra
NGO= Pengamat dari lembaga atau organisasi di luar pemerintah dan perusahaan
AM= Pengamat amatir
Dok= Dokumen
Jawa Pos menuliskan kutipan-kutipan pernyataan untuk Telkomsel
sebanyak 24 pernyataan, baik yang bernada positif, maupun bernada negatif. Jawa
Pos tidak memiliki berita khusus mengenai Indosat, sehingga kutipan
pernyataannya pun mengikuti berita-berita mengenai perusahaan operator
telekomunikasi secara keseluruhan. Kutipan pernyataan untuk berita-berita
mengenai perusahaan operator telekomunikasi tersebut berjumlah 15 pernyataan.
Jawa Pos juga menampilkan 22 pernyataan untuk berita-berita mengenai XL
Axiata.
Untuk menuliskan beritanya, Jawa Pos lebih banyak mengutip pernyataan
dari kalangan professional untuk berita mengenai perusahaan telekomunikasi
secara keseluruhan. Dalam berita-berita Jawa Pos yang peneliti kumpulkan,
kutipan pernyataan dari kalangan professional muncul sebanyak 7 kali. Di
samping itu, pernyataan dari para pimpinan organisasi juga paling banyak dikutip.
Berita mengenai XL Axiata paling banyak menampilkan kutipan pernyataan dari
pimpinan organisasi. Jadi, dari tabel 4.12, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
Jawa Pos cenderung memilih kalangan professional dan pimpinan organisasi
untuk dikutip pernyataannya dalam berita.
Tabel 4.13. Sumber yang Dikutip oleh Surya
Sumber
Kutipan Telkomsel Indosat
XL
Axiata Frekuensi
PO 7 2 2 11
MN 7 0 4 11
OP 0 0 0 0
Pro 4 2 3 9
NGO 3 0 0 3
Am 2 0 0 2
Dok 0 0 0 0
Total 23 4 9 36
Sumber: Olahan Peneliti
74
Universitas Kristen Petra
Keterangan:
PO= Pimpinan Organisasi
MN= Manajemen Organisasi
OP = Operasional Organisasi
Pro= Pengamat Profresional
NGO= Pengamat dari lembaga atau organisasi di luar pemerintah dan perusahaan
AM= Pengamat amatir
Dok= Dokumen
Jumlah kutipan yang dituliskan Surya untuk berita mengenai Telkomsel
berjumlah 23 pernyataan. Jumlah kutipan untuk berita mengenai Telkomsel
merupakan jumlah kutipan terbanyak di antara perusahaan operator
telekomunikasi lain yang diberitakan. Surya hanya menuliskan 4 kutipan untuk
berita mengenai Indosat, yang dikutip dari Pimpinan Organisasi dan Kalangan
professional. Sementara, berita mengenai XL Axiata dituliskan 9 kutipan
pernyataan dari narasumber. 4 di antaranya dikutip dari pihak Manajemen XL
Axiata.
Dari Tabel 4.13 tersebut, Surya memiliki kecenderungan untuk
menuliskan kutipan pernyataan dari pihak organisasi. Sebab, kutipan pernyataan
dari Pimpinan Organisasi dan Manajemen Organisasi berfrekuensi paling banyak,
yaitu masing-masing dikutip 11 kali. Di samping itu, pihak luar organisasi yang
dipercaya oleh Surya dan kutipannya dimuat pada beritanya adalah dari kalangan
professional.
Tabel 4.14. Sumber yang Dikutip oleh Kompas
Sumber
Kutipan Telkomsel Indosat
XL
Axiata Frekuensi
PO 4 5 4 13
MN 0 0 0 0
OP 0 0 0 0
Pro 0 0 0 0
NGO 4 4 4 12
Am 0 0 0 0
Dok 4 4 4 12
Total 12 13 12 37
Sumber: Olahan Peneliti
75
Universitas Kristen Petra
Keterangan:
PO= Pimpinan Organisasi
MN= Manajemen Organisasi
OP = Operasional Organisasi
Pro= Pengamat Profresional
NGO= Pengamat dari lembaga atau organisasi di luar pemerintah dan perusahaan
AM= Pengamat amatir
Dok= Dokumen
Jumlah pernyataan yang dikutip Kompas untuk berita mengenai Telkomsel,
Indosat dan XL Axiata hampir sama. Sebab, berita dari Kompas yang peneliti
kumpulkan mayoritas merupakan berita mengenai perusahaan operator
telekomunikasi secara keseluruhan. Sehingga, kutipan pernyataan yang
ditampilkan berlaku untuk semua perusahaan operator telekomunikasi yang
diteliti. Namun, Kompas memiliki 1 berita mengenai Indosat secara khusus.
Berita tersebut menampilkan kutipan pernyataan dari pimpinan Indosat. Hal ini
yang membuat berita mengenai Indosat mendapatkan kutipan lebih banyak
dibandingkan dengan Telkomsel dan XL Axiata, yaitu sebanyak 13 kutipan
pernyataan.
Untuk pemilihan narasumber, berita-berita di Kompas yang peneliti himpun
menunjukkan ada 3 narasumber yang pernyataannya dicatat. Narasumber tersebut
adalah pimpinan organisasi, pihak ekstern perusahaan yang terpisah dari
pemerintahan, serta dokumen dari sebuah lembaga. Frekuensi kutipan pernyataan
dari sumber-sumber tersebut hampir sama, namun Kompas lebih banyak mengutip
dari pimpinan organisasi.
Hasil temuan peneliti ini menunjukkan bahwa pernyataan dari narasumber
yang paling banyak dikutip oleh media massa adalah pimpinan organisasi.
Pemilihan pernyataan dari narasumber yang ditulis oleh media massa dipengaruhi
oleh 3C, yaitu charisma (seseorang dengan daya tarik tertentu), credibility
(seseorang yang mampu mempengaruhi apa yang dianut publik) dan control
(seseorang dengan kemampuan yang dapat menggerakkan publik) yang dimiliki
76
Universitas Kristen Petra
narasumber (Smith, 2002). Contohnya, ketika ketua ATSI (Asosiasi
Telekomunikasi Seluler Indonesia), yang juga adalah direktur utama Telkomsel,
memberikan pernyataan mengenai solusi kasus pencurian pulsa yang terjadi pada
Jawa Pos dan Kompas tanggal 18 Oktober 2011, ketika ketua ATSI dianggap
memiliki kredibilitas untuk menjelaskan solusinya mewakili para direktur utama
perusahaan telekomunikasi yang lain. Di samping itu, pernyataan ketua ATSI juga
memiliki kemampuan untuk membuat publik melakukan klaim atas pulsa yang
terpotong (control). Pernyataan Sarwoto Atmosutarno ini juga dianggap
berkarisma karena posisinya sebagai ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluler
Indonesia.
Peneliti juga telah melakukan koding mengenai pernyataan yang dikutip
media massa. Peneliti mengkategorikan positif pernyataan yang dikutip oleh
media massa apabila pernyataan tersebut mendukung atau menunjukkan
keunggulan perusahaan. Namun, peneliti menganggap pernyataan yang dikutip
negatif apabila pernyataan yang dikutip memojokkan perusahaan. Berikut adalah
hasil koding peneliti.
Tabel 4.15. Reference Bernada Positif untuk Telkomsel di Media Massa
Tanggal
Sumber
kutipan
Frekuensi
di Jawa
Pos
Sumber
kutipan
Frekuensi
di Surya
Sumber
kutipan
Frekuensi
di
Kompas Total
7 Oktober - 0 AM 2 NGO 1 3
- MN 2 -
11
Oktober - 0 Pro 1 - 0 1
13
Oktober - 0 - 0 - 0 0
18
Oktober PO 4 - 0 PO 4 8
25
Oktober - 0 - 0 - 0 0
31
Oktober
- MN 2 - 1
- Pro 1 - 0 0
5
November - 0 - 0 - 0 3
77
Universitas Kristen Petra
Sumber: Olahan Peneliti
Keterangan:
PO= Pimpinan Organisasi
MN= Manajemen Organisasi
OP = Operasional Organisasi
Pro= Pengamat Profresional
NGO= Pengamat dari lembaga atau organisasi di luar pemerintah dan perusahaan
AM= Pengamat amatir
Dok= Dokumen
Untuk memuat berita mengenai Telkomsel selama periode penelitian, Jawa
Pos mengutip 12 pernyatan narasumber mengenai Telkomsel yang ditulis dalam 5
beritanya. Kutipan pernyataan bernada positif bagi Telkomsel paling banyak
terdapat pada berita tanggal 18 Oktober 2011 dan 29 Desember 2011, masing-
masing berjumlah 4 kutipan. Pernyataan pada berita Jawa Pos tanggal 18 Oktober
2011 dikemukakan oleh pimpinan organisasi (PO), dalam berita tersebut adalah
10
November PO 2 NGO 1 - 0 0
- PO 4 -
11
November - 0 - 0 - 0 0
18
November - 0 - 0 - 0 0
26
November - 0 - 0 - 0 0
29
November - 0 - 0 - 0 0
6
Desember - 0 - 0 - 0 0
15
Desember - 0 - 0 - 0 0
16
Desember - 0 - 0 - 0 1
23
Desember - 0 PO 1 - 0 0
26
Desember - 0 - 0 - 0 0
29
Desember
Pro 3 - 0 - 0 3
PO 1 - - 1
29
Desember - 0 - 0 - 0 0
30
Desember Mn 2 - 0 - 0 2
Total 12 14 5 31
78
Universitas Kristen Petra
ketua ATSI. Sedangkan, berita tanggal 29 Desember 2011 yang berjudul “Saatnya
Beralih dari Network ke Platform Provider” mengutip 3 pernyataan dari
Sekretaris Jenderal ATSI dan 1 pernyataan dari Direktur Utama Telkomsel.
Pernyataan-pernyataan yang dikutip Jawa Pos dinilai peneliti masuk dalam
kategori ini karena mendukung Telkomsel. Seperti pernyataan yang dikutip dari
artikel Jawa Pos, 30 Desember 2011, “Perangkat jaringan kami ganti dengan Hua
Wei yang paling modern dan terbaru," Manajer Umum Operasi Jaringan
Telkomsel Regional Jatim, Galumbang Pasaribu di kantornya.” Pernyataan
tersebut menunjukkan bahwa Telkomsel berusaha menjaga kualitas layanan yang
dimilikinya, sehingga dinilai bernada positif.
Surya mengutip 14 pernyataan narasumber yang bernada positif mengenai
Telkomsel dan perusahaan operator telekomunikasi. Pernyataan bernada positif
yang dikutip oleh Surya paling banyak terdapat pada tanggal 10 November 2011,
sebanyak 5 pernyataan. Narasumber yang dikutip Surya pada berita tersebut
adalah Direktur Utama Telkomsel, sebanyak 4 pernyataan dan Asosiasi Agen
Pulsa Indonesia sebanyak 1 pernyataan. Berita di Surya pada tanggal tersebut
menginformasikan mengenai mogok kerja Telkomsel, namun Surya menuliskan
kutipan-kutipan bernada positif untuk Surya.
Kompas menuliskan 5 kutipan pernyataan dari narasumber yang bernada
positif. Kutipan pernyataan tersebut ditulis pada berita mengenai perusahaan
telekomunikasi secara keseluruhan, sehingga pernyataan tersebut juga ditujukan
kepada Telkomsel sebagai salah satu perusahaan operator telekomunikasi.
Kutipan pernyataan bernada positif pada Kompas terdapat paling banyak pada
berita tanggal 18 Oktober 2011 dengan Ketua ATSI sebagai narasumber.
Dari seluruh berita yang peneliti kumpulkan, media massa mengutip 31
pernyataan narasumber yang bernada positif. Kutipan yang bernada positif paling
banyak ditampilkan media massa pada tanggal 18 Oktober 2011, sejumlah 8
kutipan. Pada tanggal tersebut, Jawa Pos dan Kompas menampilkan berita yang
sama, yaitu mengenai penanganan ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Seluler
Indonesia) terhadap kasus pencurian pulsa.
79
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.16. Reference Bernada Positif untuk Indosat pada Media Massa
Tanggal
Sumber
Kutipan
Frekuensi
di Jawa
Pos
Sumber
Kutipan
Frekuensi
di Surya
Sumber
Kutipan
Frekuensi
di Kompas Total
7 Oktober - 0 - 0 NGO 1 1
11 Oktober - 0 Pro 1 - 0 1
13 Oktober - 0 - 0 - 0 0
18 Oktober PO 4 - 0 PO 4 8
25 Oktober - 0 - 0 - 0 0
31 Oktober - 0 Pro 1 - 0 1
5 November - 0 - 0 - 0 0
10
November - 0 - 0 - 0 0
11
November - 0 - 0 - 0 0
18
November - 0 - 0 - 0 0
26
November - 0 - 0 - 0 0
29
November - 0 - 0 - 0 0
6 Desember - 0 - 0 - 0 0
15 Desember - 0 - 0 - 0 0
16 Desember - 0 - 0 PO 1 1
23 Desember - 0 - 0 - 0 0
26 Desember - 0 PO 2 - 0 2
29 Desember Pro 3 - 0 - 0 3
29 Desember - 0 - 0 - 0 0
30 Desember - 0 - 0 - 0 0
Total 7 4 6 17
Sumber: Olahan Peneliti
Keterangan:
PO= Pimpinan Organisasi
MN= Manajemen Organisasi
OP = Operasional Organisasi
Pro= Pengamat Profresional
NGO= Pengamat dari lembaga atau organisasi di luar pemerintah dan perusahaan
AM= Pengamat amatir
Dok= Dokumen
80
Universitas Kristen Petra
Kutipan bernada positif untuk Indosat lebih sedikit daripada Telkomsel,
yaitu 7 pernyataan. Jawa Pos hanya menampilkan kutipan pernyataan bernada
positif pada 2 beritanya, yaitu pada berita tanggal 18 Oktober 2011 dan 29
Desember 2011. Kedua berita tersebut merupakan berita mengenai perusahaan
telekomunikasi secara keseluruhan. Jawa Pos tidak memiliki berita khusus
mengenai Indosat. Narasumber yang dikutip Jawa Pos pada berita 18 Oktober
2011 adalah Ketua ATSI, sedangkan narasumber yang dikutip pada berita 29
Desember 2011 adalah Sekjen ATSI. Berita Jawa Pos 29 Desember 2011 berisi
mengenai perusahaan operator telekomunikasi secara keseluruhan. Dalam berita
tersebut juga ada kutipan dari pihak Telkomsel dan XL Axiata, namun tidak ada
kutipan tambahan dari pihak Indosat.
Surya juga mengutip pernyataan bernada positif untuk Indosat lebih
sedikit dibandingkan dengan Telkomsel, yaitu 4 pernyataan. Salah satu pernyataan
yang dikutip Surya dalam berita mengenai Indosat adalah “Selain itu, kirim 2 sms
bisa dapat 1000 sms atau setelah pemakaian internet Rp 1.000 bisa gratis social
network dan chatting sepuasnya, " ujar Gunung Hari Widodo, Head of Area Jatim
PT Indosat Tbk” (“Liburan, Geber Hadiah dan Pangkas Tarif”, 2011, 26
Desember). Pernyataan yang dikutip Surya dari Gunung Hari Widodo tersebut
dinilai peneliti merupakan kutipan bernada positif, karena menunjukkan tarif
murah Indosat. Oleh karena Gunung Hari Widodo adalah pimpinan kantor area
Jatim untuk Indosat, maka narasumber tersebut digolongkan dalam pimpinan
organisasi (PO).
Kompas mengutip 6 pernyataan bernada positif untuk Indosat. Kutipan
bernada positif yang paling banyak adalah pada tanggal 18 Oktober 2011. Berita
tersebut bukan merupakan berita mengenai Indosat, tetapi berita mengenai
perusahaan operator telekomunikasi secara keseluruhan. Narasumber yang dikutip
Kompas pada berita tersebut adalah ketua ATSI yang dikategorikan dalam
kategori pimpinan organisasi (PO) oleh peneliti. Sementara, berita mengenai
Indosat yang ditulis Kompas hanya mengandung 1 kutipan pernyataan bernada
positif.
Jumlah pernyataan bernada positif yang dikutip oleh media massa untuk
Indosat selama periode penelitian adalah 17 pernyataan. Dari 17 pernyataan
81
Universitas Kristen Petra
tersebut, kutipan pernyataan bernada positif paling banyak terjadi pada berita
tanggal 18 Oktober 2011 yang ditulis oleh Jawa Pos dan Kompas. Masing-masing
berita tersebut menyebutkan 4 kutipan pernyataan bernada positif.
Tabel 4.17. Reference Bernada Positif untuk XL Axiata pada Media Massa
Media Massa
Tanggal
Sumber
Kutipan
Frekuensi
di Jawa
Pos
Sumber
Kutipan
Frekuensi
di Surya
Sumber
Kutipan
Frekuensi
di
Kompas Total
7 Oktober - 0 Mn 1 NGO 1 2
11 Oktober PO 3 PO 1 -
- Pro 1 - 0 1
13 Oktober - 0 - 0 - 0 0
18 Oktober PO 4 - 0 PO 4 8
25 Oktober - 0 - 0 - 0 0
31 Oktober - 0 Pro 1 - 0 1
5 November - 0 Pro 1 - 0 1
10 November - 0 - 0 - 0 0
11 November - 0
- 0 - 0 0
18 November PO 1 - 0 - 0 1
26 November - 0 - 0 - 0 0
29 November - 0 - 0 - 0 0
6 Desember Mn 3 - 0 - 0 3
15 Desember - 0 - 0 - 0 0
16 Desember - 0 - 0 - 0 0
23 Desember - 0 Po 1 - 0 1
26 Desember - 0 - 0 - 0 0
29 Desember Pro 3 - 0 - 0 3
29 Desember - 0 - 0 - 0 0
30 Desember - 0 - 0 - 0 0
Total 14 6 5 21
Sumber: Olahan Peneliti
Keterangan:
PO= Pimpinan Organisasi
MN= Manajemen Organisasi
OP = Operasional Organisasi
Pro= Pengamat Profresional
82
Universitas Kristen Petra
NGO= Pengamat dari lembaga atau organisasi di luar pemerintah dan perusahaan
AM= Pengamat amatir
Dok= Dokumen
Pernyataan bernada positif yang dikutip Jawa Pos dalam berita mengenai
XL Axiata berjumlah 14 pernyataan. Kutipan bernada positif tersebut adalah yang
paling banyak jika dibandingkan dengan Telkomsel dan Indosat. Kutipan bernada
positif yang didapat XL Axiata paling banyak terdapat pada berita yang
membahas perusahaan operator telekomunikasi secara keseluruhan, yaitu berita
tanggal 18 Oktober 2011. Berita yang membahas mengenai XL sendiri, seperti
berita tanggal 11 Oktober 2011 mengenai target keuntungan XL Axiata
menampilkan 3 kutipan pernyataan. Narasumber pernyataan yang paling banyak
dikutip oleh Jawa Pos adalah Pimpinan Organisasi, seperti Ketua ATSI atau
Pimpinan XL Axiata.
Dalam berita-berita yang ditulis oleh Surya, pernyataan yang dikutip dari
narasumber untuk XL Axiata tidak berjumlah banyak, yaitu hanya 6 pernyataan.
Hampir seluruh berita yang menuliskan kutipan pernyataan dari narasumber
memiliki 1 kutipan, kecuali berita Surya tanggal 11 Oktober 2011 yang
menampilkan 2 kutipan. Narasumber yang dikutip oleh Surya pada berita tersebut
ada 2, yaitu Pimpinan XL Axiata (PO) dan pihak lain yang dinilai professional di
bidangnya (Pro).
Salah satu kutipan pernyataan yang dinilai positif untuk XL Axiata adalah
sebagai berikut. “Adanya BB dan Android mendorong kami menawarkan tarif
murah, hanya Rp 49.000 untuk 3 bulan, " kata VP PT XL Axiata East Region,
Djunaedy Hermawanto” (“Tarif Blackberry Makin Murah”, 2011, 23 Desember).
Pernyataan tersebut merupakan kutipan pernyataan dari petinggi XL Axiata yang
menjelaskan mengenai tarif murah yang dimiliki oleh XL Axiata. Dengan begitu,
kutipan tersebut dikategorikan dalam references bernada positif untuk XL Axiata.
Dari seluruh berita yang peneliti analisis, kutipan bernada positif yang
ditulis media massa untuk XL Axiata berjumlah 21 pernyataan. Yang paling
banyak menuliskan kutipan pernyataan bernada positif adalah berasal dari berita
pada tanggal 18 Oktober 2011. Baik Jawa Pos, maupun Kompas menyajikan
berita yang hampir sama, yaitu mengenai penanganan kasus pencurian pulsa.
83
Universitas Kristen Petra
Sementara, berita mengenai XL Axiata tidak memiliki cukup banyak kutipan
bernada positif.
Tabel 4.18. Reference Bernada Negatif untuk Telkomsel pada Media Massa
Media Massa
Tanggal
Sumber
Kutipan
Frekuensi
di Jawa
Pos
Sumber
Kutipan
Frekuensi
di Surya
Sumber
Kutipan
Frekuensi
di
Kompas Total
7 Oktober Dok 2 Mn 3 Dok 4 9
11 Oktober - 0 - 0 - 0 0
13 Oktober - 0 - 0 NGO 3 3
18 Oktober - 0 - 0 - 0 0
25 Oktober - 0 - 0 - 0 0
31 Oktober - 0 - 0 - 0 0
5 November - 0 - 0 - 0 0
10 November Op 2 NGO 2 - 0 2
- - Pro 2 - 0 2
11 November Op 2 - 0 - 0 2
18 November - 0 - 0 - 0 0
26 November - 0 - 0 - 0 0
29 November - 0 PO 2 - 0 2
6 Desember - 0 - 0 - 0 0
15 Desember - 0 - 0 - 0 0
16 Desember - 0 - 0 - 0 0
23 Desember - 0 - 0 - 0 0
26 Desember - 0 - 0 - 0 0
29 Desember
Pro 4 - 0 - 0 4
29 Desember NGO 2 - 0 - 0 2
30 Desember - 0 - 0 - 0 0
Total 12 9 7 28
Sumber: Olahan Peneliti
Keterangan:
PO= Pimpinan Organisasi
MN= Manajemen Organisasi
OP = Operasional Organisasi
Pro= Pengamat Profresional
NGO= Pengamat dari lembaga atau organisasi di luar pemerintah dan perusahaan
AM= Pengamat amatir
Dok= Dokumen
84
Universitas Kristen Petra
Kutipan pernyataan yang bernada negatif untuk Telkomsel ditulis di Jawa
Pos sejumlah 13 pernyataan. Kutipan-kutipan tersebut berasal dari 5 berita, yaitu
pada berita Jawa Pos tanggal 7 Oktober, 10 November, 11 November, 29
Desember dengan judul “Saatnya Beralih dari Network ke Platform Provider” dan
29 Desember 2011 dengan judul “Harus Agresif Garap Luar Jawa”. Kutipan
bernada negatif yang paling banyak ditulis oleh Jawa Pos berada pada berita
tanggal 29 Desember 2011 dengan judul “Saatnya Beralih dari Network ke
Platform Provider”, yaitu sebanyak 5 kutipan bernada negatif. Kutipan-kutipan
tersebut berasal dari Sekjen ATSI sebanyak 4 pernyataan.
Surya menuliskan 9 kutipan bernada negatif untuk berita-berita yang
menyangkut Telkomsel. Berita dengan kutipan bernada negatif untuk Telkomsel
paling banyak terdapat pada berita tanggal 7 Oktober 2011 mengenai kasus
pencurian pulsa. Kutipan pernyataan yang ditulis Surya adalah berasal dari pihak
Telkomsel, yaitu Corporate Communication Telkomsel Area Jawa-Bali, Sri
Ambar Yusmeniwati. Kutipan pernyataan yang ditulis Surya adalah "Telkomsel
belum ada program pengembalian pulsa secara resmi.” (“BRTI Stop Tuyul Pulsa,
Menkominfo Kecewa”, 2011, 7 Oktober).
Isu yang sedang dituliskan oleh Surya merupakan isu mengenai kasus
pencurian pulsa. Dengan menunjukkan pernyataan tersebut, Surya menunjukkan
bahwa pihak Telkomsel masih belum melakukan apapun untuk mengatasi kasus
pencurian pulsa. Pernyataan tersebut dinilai peneliti merupakan kutipan bernada
negatif untuk Telkomsel.
Kompas menuliskan kutipan-kutipan bernada negatif untuk berita
mengenai kasus pencurian pulsa. Sehingga, pernyataan yang dituliskan Kompas
menyangkut seluruh perusahaan telekomunikasi. Kutipan bernada negatif paling
banyak ditulis Kompas pada tanggal 7 Oktober 2011 dengan dokumen dari YLKI
sebagai sumber berita. Berita lain yang juga mengandung kutipan bernada negatif
adalah berita Kompas tanggal 11 Oktober 2011 yang mengutip pernyataan
Tjandra Tedja, Direktur Indonesian Mobile & Online Content Provider
Association (IMOCA).
Jumlah kutipan bernada negatif yang dituliskan media massa untuk
Telkomsel adalah 28 pernyataan. Kutipan bernada negatif paling banyak
85
Universitas Kristen Petra
dituliskan media massa adalah pada tanggal 7 Oktober 2011, yaitu 9 pernyataan.
Seluruh media massa pada hari itu sedang membahas mengenai kasus pencurian
pulsa, namun kutipan pernyataan bernada negatif paling banyak dituliskan oleh
Kompas. Kompas mengutip data-data dari dokumen YLKI (Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia) mengenai daftar keluhan telekomunikasi.
Tabel 4.19. Reference Bernada Negatif untuk Indosat pada Media Massa
Tanggal
Sumber
Kutipan
Frekuensi
di Jawa
Pos
Sumber
Kutipan
Frekuensi
di Surya
Sumber
Kutipan
Frekuensi
di
Kompas Total
7 Oktober Dok 2 - 0 Dok 4 6
11 Oktober - 0 - 0 - 0 0
13 Oktober - 0 - 0 NGO 3 3
18 Oktober 0 - 0 - 0 0
25 Oktober - 0 - 0 - 0 0
31 Oktober - 0 - 0 - 0 0
5 November - 0 - 0 - 0 0
10 November - 0 - 0 - 0 0
11 November - 0 - 0 - 0 0
18 November - 0 - 0 - 0 0
26 November - 0 - 0 - 0 0
29 November - 0 - 0 - 0 0
6 Desember - 0 - 0 - 0 0
15 Desember - 0 - 0 - 0 0
16 Desember - 0 - 0 - 0 0
23 Desember - 0 - 0 - 0 0
26 Desember - 0 - 0 - 0 0
29 Desember Pro 4 - 0 - 0 4
29 Desember NGO 2 - 0 - 0 2
30 Desember - 0 - 0 - 0 0
Total 8 0 7 15
Sumber: Olahan Peneliti
Keterangan:
PO= Pimpinan Organisasi
MN= Manajemen Organisasi
OP = Operasional Organisasi
Pro= Pengamat Profresional
NGO= Pengamat dari lembaga atau organisasi di luar pemerintah dan perusahaan
86
Universitas Kristen Petra
AM= Pengamat amatir
Dok= Dokumen
Kutipan pernyataan bernada negatif untuk Indosat yang ditulis oleh Jawa
Pos ada sejumlah 8 pernyataan. Kutipan bernada negatif paling banyak terdapat
pada berita Jawa Pos, 29 Desember 2011 yang berjudul “Saatnya Beralih dari
Network ke Platform Provider”, yaitu 4 kutipan. Berita tersebut merupakan berita
yang membahas perusahaan operator telekomunikasi secara keseluruhan, sehingga
Indosat termasuk di dalamnya. Narasumber yang dikutip Jawa Pos pada berita
tersebut adalah Sekjen ATSI, sehingga digolongkan dalam kategori pengamat
professional. Jawa Pos tidak memiliki berita khusus yang membahas mengenai
Indosat.
Meskipun Surya memiliki berita yang berisi mengenai Indosat secara
khusus, namun Surya tidak menampilkan kutipan pernyataan bernada negatif
dalam beritanya. Berbeda dengan Surya, Kompas menampilkan 7 kutipan bernada
negatif untuk Indosat, dengan berita terbanyak yang menampilkan kutipan
bernada negatif pada tanggal 7 Oktober 2011 dengan sumbernya dokumen YLKI
(Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) mengenai jumlah aduan mengenai
telekomunikasi. Berita tersebut membahas mengenai kasus pencurian pulsa.
Kompas juga memiliki berita yang membahas khusus mengenai Indosat, namun
tidak dituliskan kutipan bernada negatif untuk berita tersebut.
Kutipan bernada negatif untuk Indosat pada periode penelitian tidaklah
banyak, jika dibandingkan dengan Telkomsel, yaitu 15 kutipan pernyataan. Berita
yang paling banyak mengandung kutipan bernada negatif untuk Indosat adalah
berita pada 7 Oktober 2011, sebanyak 6 pernyataan. Berita pada media massa hari
itu mengutip data dari dokumen YLKI mengenai aduan telekomunikasi.
87
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.20. Reference Bernada Negatif untuk XL Axiata pada Media Massa
Tanggal
Sumber
Kutipan
Frekuensi
di Jawa
Pos
Sumber
Kutipan
Frekuensi
di Surya
Sumber
Kutipan
Frekuensi
di
Kompas Total
7 Oktober Dok 2 Mn 3 Dok 4 9
11 Oktober - 0 - 0 - 0 0
13 Oktober - 0 - 0 NGO 3 3
18 Oktober - 0 - 0 - 0 0
25 Oktober - 0 - 0 - 0 0
31 Oktober - 0 - 0 - 0 0
5 November - 0 - 0 - 0 0
10 November - 0 - 0 - 0 0
11 November - 0 - 0 - 0 0
18 November - 0 - 0 - 0 0
26 November - 0 - 0 - 0 0
29 November - 0 - 0 - 0 0
6 Desember - 0 - 0 - 0 0
15 Desember - 0 - 0 - 0 0
16 Desember - 0 - 0 - 0 0
23 Desember - 0 - 0 - 0 0
26 Desember - 0 - 0 - 0 0
29 Desember Pro 4 - 0 - 0 4
29 Desember NGO 2 - 0 - 0 2
30 Desember - 0 - 0 - 0 0
Total 8 3 7 18
Sumber: Olahan Peneliti
Keterangan:
PO= Pimpinan Organisasi
MN= Manajemen Organisasi
OP = Operasional Organisasi
Pro= Pengamat Profresional
NGO= Pengamat dari lembaga atau organisasi di luar pemerintah dan perusahaan
AM= Pengamat amatir
Dok= Dokumen
Kutipan pernyataan bernada negatif dalam berita-berita mengenai XL
Axiata di Jawa Pos berjumlah 8 pernyataan. Berita dengan kutipan bernada
negatif paling banyak untuk XL Axiata adalah berita Jawa Pos, 29 Desember 2011
88
Universitas Kristen Petra
dengan judul “Saatnya Beralih dari Network ke Platform Provider”. Pada berita
tersebut, narasumber yang dikutip adalah pengamat professional, Sekjen ATSI.
Jumlah kutipan bernada negatif yang didapat XL Axiata sama jumlahnya dengan
kutipan bernada negatif yang didapat oleh Indosat. Sebab, berita yang menuliskan
kutipan bernada negatif, pada Jawa Pos tanggal 7 Oktober 2011 dan 29 Desember
2011, membahas mengenai perusahaan operator telekomunikasi secara
keseluruhan.
Surya menuliskan 3 kutipan pernyataan bernada negatif untuk XL Axiata,
yang terdapat pada berita Surya tanggal 7 Oktober 2011 saja. Salah satu kutipan
bernada negatif yang dituliskan Surya adalah “Corporate Communication Head
PT XL Axiata menambahkan, sejauh ini pihaknya belum menerapkan
pengembalian pulsa pelanggan atau balance pulsa ketika isu sedot pulsa mencuat”.
Kutipan tersebut berasal dari Corporate Communication Head dari PT XL Axiata,
yang oleh peneliti dikategorikan ke dalam Pihak Manajemen Perusahaan (MN).
Kutipan tersebut dinilai bernada negatif untuk XL Axiata sebab menunjukkan
tidak adanya tindakan dari XL Axiata untuk menangani kasus pencurian pulsa
yang ada di masyarakat.
Kutipan pernyataan bernada negatif dari Kompas untuk XL Axiata
berjumlah sama dengan kutipan pernyataan bernada negatif untuk Indosat, yaitu
sejumlah 7 pernyataan. Kutipan bernada negatif tersebut juga berasal dari berita
yang sama dengan Indosat, yaitu pada berita tanggal 7 Oktober 2011 dan 13
Oktober 2011. Kedua berita yang ditulis Kompas tersebut merupakan berita
mengenai perusahaan operator telekomunikasi secara keseluruhan.
Selama periode penelitian, XL Axiata mendapatkan 18 pernyataan yang
merupakan kutipan bernada negatif. Kutipan bernada negatif yang paling banyak
didapat XL Axiata adalah dari seluruh media massa pada tanggal 7 Oktober 2011,
sejumlah 9 pernyataan. Kompas dan Jawa Pos mengutip dokumen dari YLKI
untuk berita mereka, sementara Surya mengutip pernyataan dari pihak manajemen
XL Axiata.
Kutipan bernada negatif selama periode penelitian paling banyak
didapatkan oleh Telkomsel yaitu 28 pernyataan. Hal ini dikarenakan Jawa Pos dan
Surya memuat berita mengenai mogok kerja karyawan Telkomsel. Tuntutan-
89
Universitas Kristen Petra
tuntuan para anggota Serikat Pekerja Telkomsel dituliskan oleh kedua media
massa tersebut. Pernyataan yang dikutip ini bersifat negatif, karena menunjukkan
bahwa kebijakan Telkomsel tidak dijalankan dengan baik. Salah satu pernyataan
yang dikutip Jawa Pos mengenai kejadian ini adalah “Kami sudah bertemu dengan
komisaris utama Telkomsel, tapi belum ada keputusan apapun," kata Achsinanto
Risantosa, perwakilan Serikat Pekerja Telkomsel.
4.3.5. Position
Vos (1992) menyebutkan salah satu indikator citra perusahan yang juga
perlu untuk dianalisa adalah mengenai position. Lembaga riset komunikasi
internasional, CARMA juga menggunakan indikator position ketika mengevaluasi
berita-berita yang ditampilkan media massa mengenai kliennya (Hauss, 1993).
Indikator ini merujuk kepada bagaimana media massa menempatkan posisi
kliennya dalam persaingan dengan perusahaan-perusahaan serupa. Penelitian ini
juga menggunakan indikator position sebagai salah satu elemen citra. Elemen citra
ini dimaksudkan untuk melihat perbandingan citra antara perusahaan-perusahaan
serupa yang ditampilkan oleh media massa.
Pernyataan pada berita-berita yang dikumpulkan dikategorikan sebagai
pernyataan position bernada positif atau negatif berdasarkan nada
pemberitaannya. Jika pernyataan tersebut menunjukkan posisi perusahaan yang
lebih unggul dari yang lain, maka pernyataan tersebut digolongkan dalam position
bernada positif. Namun, jika pernyataan menyebutkan posisi perusahaan yang
tertinggal atau berada di bawah perusahaan lain, maka pernyataan digolongkan
sebagai pernyataan position bernada negatif. Hasil koding yang dilakukan peneliti
mengenai position dapat dilihat pada tabel 4.21.
90
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.21. Position Bernada Positif pada Media Massa
Perusahaan yang
Diberitakan
Frekuensi
pada Jawa
Pos
Frekuensi
pada Surya
Frekuensi
Kompas
Total
Telkomsel 3 1 0 4
Indosat 0 1 0 1
XL Axiata 0 0 0 0
Total Pernyataan 3 2 0 5
Sumber: Olahan Peneliti
Pernyataan yang dikategorikan peneliti dalam kategori position positif tidak
terlalu banyak. Pernyataan mengenai position hanya ada pada berita-berita
mengenai Telkomsel dan Indosat. Berita mengenai Telkomsel di Jawa Pos
menyebutkan 3 pernyataan mengenai position positif, yaitu pada tanggal 10
November 2011 sebanyak 2 pernyataan dan 29 Desember 2011 sebanyak 1
pernyataan. Salah satunya adalah pernyataan yang digolongkan dalam position
bernada positif adalah pernyataan pada Jawa Pos, 10 November 2011 mengenai
rencana mogok kerja para karyawan Telkomsel. Berita ini berisi mengenai
keresahan warga mengenai rencana mogok kerja karyawan Telkomsel.
“Karyawan Telkomsel digaji jauh lebih tinggi daripada rata-rata industri
telekomunikasi yang lain” (“Direksi Kena Sanksi, Izin Dicabut”, 2011, 10
November). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Telkomsel lebih unggul dari
segi penggajian karyawannya dibanding dengan perusahaan telekomunikasi yang
lain. Sehingga, peneliti mengkategorikan pernyataan itu sebagai position bernada
positif untuk Telkomsel. Meskipun isi berita yang ditulis Jawa Pos adalah
mengenai kasus mogok kerja karyawan Telkomsel, tetapi pernyataan tersebut
terlihat masih tetap mengunggulkan Telkomsel dibanding dengan perusahaan
operator telekomunikasi yang lain.
Hal ini dapat terjadi, sebab Telkomsel memiliki hubungan yang baik dengan
Jawa Pos. Berdasarkan data yang peneliti kumpulkan dari berbagai sumber
mengenai hubungan media yang dijalin oleh Telkomsel, Jawa Pos adalah salah
satu media yang telah menjalin hubungan baik dengan Telkomsel selama lebih
dari 5 tahun. Hal ini dapat terlihat dari kegiatan-kegiatan kerjasama untuk anak
muda, yang menjadi target publik Telkomsel dengan Jawa Pos, seperti DBL
(Deteksi Basketball League) selama lebih dari 5 tahun diadakan. Bland, Theaker
91
Universitas Kristen Petra
& Wragg (2000) menjelaskan dengan memiliki hubungan media yang baik,
perusahaan dapat meminimalkan berita-berita yang buruk dan akan meningkatkan
berita-berita yang positif mengenai perusahaan. Dengan begitu, media relations
yang baik dapat meningkatkan nada berita perusahaan.
Surya menyebutkan dua pernyataan mengenai Telkomsel dan Indosat yang
dapat dikategorikan dalam position bernada positif. Kedua pernyataan tersebut
terdapat pada berita di Surya tanggal 10 November 2011 mengenai kasus mogok
kerja karyawan Telkomsel serta berita Surya tanggal 23 Desember 2011 mengenai
murahnya tarif Blackberry dari para operator. Berbeda dengan Jawa Pos dan
Surya, Kompas tidak memuat pernyataan yang tergolong position bernada positif
untuk ketiga perusahaan telekomunikasi yang diteliti.
Tabel 4.22. Position Bernada Negatif pada Media Massa
Perusahaan
yang
Diberitakan
Frekuensi
pada Jawa
Pos
Frekuensi
pada Surya
Frekuensi
Kompas
Total
Telkomsel 0 1 0 1
Indosat 0 0 0 0
XL Axiata 0 1 0 1
Total
Pernyataan
0 2 0 2
Sumber: Olahan Peneliti
Pernyataan position bernada negatif untuk perusahaan operator
telekomunikasi hanya terdapat pada Surya. Pernyataan tersebut ditujukan untuk
Telkomsel dan XL Axiata. Kedua pernyataan tersebut terdapat pada berita Surya,
29 November 2011 yang berisi mengenai penurunan pendapatan dari Telkomsel
dan XL Axiata akibat salah satu sektor mengalami kejenuhan pasar. Salah satu
pernyataan yang dinilai peneliti masuk dalam kategori ini adalah “Saat ini tarifnya
terus tergerus, XL tidak bisa bermain di harga tinggi karena di Indonesia ada 10
operator yang bersaing" (“Layanan Data - VAS Kian Murah”, 2011, 29
November). Pernyataan tersebut menunjukkan XL pesimis dapat memenangkan
persaingan di antara 10 perusahaan operator telekomunikasi yang lain.
Dengan mengevaluasi posisi perusahaan operator telekomunikasi dalam
persaingan dengan perusahaan-perusahaan serupa, perusahaan dapat
membandingkan bagaimana keberpihakan publik (dalam penelitian ini adalah
media massa) terhadap kompetitor. Namun, data yang peneliti temukan jarang
92
Universitas Kristen Petra
sekali media massa menyebutkan mengenai posisi perusahaan-perusahaan
telekomunikasi dalam persaingan. Sehingga, posisi keberpihakan Jawa Pos, Surya
dan Kompas dalam persaingan antar perusahaan-perusahaan telekomunikasi tidak
terlihat jelas.
4.3.6. Value Assesment
Elemen terakhir citra yang disebutkan oleh Vos (1992) adalah value
assessment. Kategori inilah yang nantinya akan menentukan bagaimana
Telkomsel, Indosat dan XL Axiata dicitrakan oleh Jawa Pos, Surya dan Kompas.
Kategori ini dijalankan setelah peneliti menjumlahkan nilai setiap pernyataan pada
setiap berita yang dikumpulkan. Nilai kumulatif yang didapatkan setiap berita
kemudian disajikan dalam bentuk grafik. Dalam grafik, pergerakan citra setiap
perusahaan per harinya dari setiap media massa yang diteliti terlihat dengan jelas.
Gambar 4.2. Grafik Perbandingan Value Assessment dari Berbagai Media
Massa Mengenai Telkomsel
Sumber: Olahan Peneliti
Nilai tertinggi Telkomsel di Jawa Pos adalah pada tanggal 18 Oktober 2011
dengan nilai 12 pada saat berita mengenai keputusan yang diambil oleh ATSI
(Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia) untuk mengatasi kasus pencurian
pulsa ditayangkan Jawa Pos. Namun, pada saat tanggal 11 November, nilai
Telkomsel di Jawa Pos menjadi yang paling rendah. Hal ini disebabkan oleh berita
7 Okt
11 Okt
13 Okt
18 Okt
25 Okt
31 Okt
5 Nop
10 Nop
11 Nop
18 Nop
26 Nop
29 Nop
6 Des
15 Des
16 Des
23 Des
26 Des
29 Des
30 Des
Jawa Pos -3 12 2 -6 3 2 -4 9
Surya 2 2 0 5 -1 -5 3
Kompas -2 -7 7 1
-10
-5
0
5
10
15
Va
lue A
sses
smen
t
Perbandingan Value Assessment dari Berbagai Media Massa
Mengenai Telkomsel
93
Universitas Kristen Petra
mogok kerja para karyawan Telkomsel yang dimuat Jawa Pos. Nilai Jawa Pos ini
kemudian semakin meningkat hingga tanggal 30 Desember 2011, pada nilai 9.
Posisi Telkomsel pada harian Surya mengalami titik tertingginya yaitu pada
tanggal 31 Oktober 2011. Sementara itu, titik terendah Telkomsel berada pada
tanggal 29 November 2011. Setelah tanggal 29 November 2011, citra Telkomsel
dalam berita-berita di Surya mengalami kenaikan. Pada akhir periode penelitian,
berita Surya tanggal 23 Desember 2011, nilai Telkomsel berada pada posisi 3.
Nilai yang didapat Telkomsel dari Kompas berasal dari 4 berita yang
peneliti kumpulkan. 3 berita (7 Oktober, 13 Oktober dan 18 Oktober) yang
dikumpulkan membahas mengenai perusahaan operator telekomunikasi secara
keseluruhan dan 1 berita lagi (25 Oktober) membahas mengenai Telkomsel saja.
Nilai tertinggi Telkomsel pada berita-berita di Kompas terdapat pada tanggal 18
Oktober pada titik 7, dalam berita mengenai keputusan ATSI untuk menghentikan
kasus pencurian pulsa. Sementara, titik terendah Telkomsel pada berita Kompas
tanggal 13 Oktober 2011, yaitu di titik -7.
Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Value Assessment dari Berbagai Media
Massa Mengenai Indosat
Sumber: Olahan Peneliti
Berita mengenai Indosat di Jawa Pos mendapatkan nilai tertingginya pada
tanggal 18 Oktober 2011, dengan perolehan nilai 11. Sementara itu, nilai terendah
7 Okt
11 Okt
13 Okt
18 Okt
25 Okt
31 Okt
5 Nop
10 Nop
11 Nop
18 Nop
26 Nop
29 Nop
6 Des
15 Des
16 Des
23 Des
26 Des
29 Des
30 Des
Jawa Pos -3 11 -6 2
Surya 2 0 3 3 4
Kompas -2 -7 7 9
-10
-5
0
5
10
15
Va
lue
Ass
essm
ent
Perbandingan Value Assessment dari Berbagai Media Massa
Mengenai Indosat
94
Universitas Kristen Petra
yang diperoleh Indosat dari berita-berita di Jawa Pos ada pada tanggal 29
Desember 2011, yaitu -5. Grafik menunjukkan nilai yang kurang baik bagi
Indosat, karena dari 4 berita mengenai Indosat, 2 di antaranya bernilai negatif.
Posisi Indosat pada grafik pergerakan nilai Indosat di Surya terkesan stabil,
karena posisi nilai Indosat hanya berkisar pada nilai 2 dan 4. Titik terendahnya
ada pada tanggal 18 Oktober 2011, yaitu 0, sementara titik tertingginya ada pada
berita mengenai Indosat tanggal 26 Desember 2011. Dari 4 berita yang peneliti
kumpulkan dari Surya, tidak ada nilai yang negatif untuk Indosat.
Nilai Indosat pada Kompas berada pada titik terendahnya pada berita 13
Oktober 2011. Berita ini membahas mengenai perusahaan operator
telekomunikasi secara keseluruhan, sehingga nilai negatif pada berita yang sama
tidak diberikan hanya untuk Indosat saja. Sementara, nilai tertinggi Indosat pada
Kompas senilai 9 poin terdapat pada berita tanggal 16 Desember 2011. Berita
tersebut membahas khusus hanya untuk Indosat.
Gambar 4.4. Grafik Perbandingan Value Assessment dari Berbagai Media
Massa Mengenai XL Axiata
Sumber: Olahan Peneliti
Nilai yang diperoleh XL Axiata berada pada titik tertingginya di Jawa Pos,
yaitu pada berita tanggal 11 Oktober 2011, dengan nilai 14. Artikel Jawa Pos
tanggal 11 Oktober 2011 tersebut membahas khusus mengenai XL Axiata dengan
kata-kata yang mendukung perusahaan. Di samping itu, XL Axiata juga
7 Okt
11 Okt
13 Okt
18 Okt
25 Okt
31 Okt
5 Nop
10 Nop
11 Nop
18 Nop
26 Nop
29 Nop
6 Des
15 Des
16 Des
23 Des
26 Des
29 Des
30 Des
Jawa Pos -3 14 12 1 5 -5 2
Surya -1 6 3 3 -1 2
Kompas -2 -7 7
-10
-5
0
5
10
15
20
Va
lue
Ass
essm
ent
Perbandingan Value Assessment dari Berbagai Media Massa
Mengenai XL Axiata
95
Universitas Kristen Petra
mendapatkan nilai terendahnya pada pemberitaan tanggal 29 Desember 2011,
yaitu -4. Pada tanggal 30 Desember 2011, nilai yang diperoleh XL Axiata
semakin meningkat.
Nilai tertinggi yang diperoleh XL Axiata terjadi dalam berita Surya tanggal
11 Oktober 2011. Sedangkan, nilai terendahnya terdapat pada berita tanggal 7
Oktober 2011 dan 29 November 2011, dengan nilai -1. Nilai yang diperoleh XL
Axiata ini kemudian meningkat pada berita Surya tanggal 23 Desember 2011.
Nilai yang didapat XL Axiata dari Kompas berasal dari 3 berita yang
peneliti kumpulkan (7 Oktober, 13 Oktober dan 18 Oktober 2011). Ketiga berita
tersebut berisi mengenai perusahaan operator telekomunikasi secara keseluruhan,
sehingga XL Axiata juga mendapatkan nilai yang sama untuk berita-berita
tersebut. Titik tertinggi XL Axiata terdapat pada nilai 7 di berita Kompas, 18
Oktober 2011, sementara titik terendahnya pada -7 di berita Kompas, 13 Oktober
2011.
Nilai setiap berita yang peneliti kumpulkan disumbangkan paling banyak
dari kategori familiarity. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Smaizine &
Orzekauskas (2006, p.92) dalam jurnalnya, “Familiarity stimulates favorability”.
Hal ini berarti apa yang dikenal oleh media massa akan mempengaruhi nada
setiap berita yang ditampilkan. Dari data yang peneliti temukan, berita-berita yang
memiliki value assessment positif, seperti berita tanggal 18 Oktober 2011
mengenai keputusan ATSI terhadap kasus pencurian pulsa untuk seluruh
perusahaan operator telekomunikasi, berisi paling banyak pernyataan familiarity
bernada positif.
4.3.7. Citra Perusahaan Operator Telekomunikasi
Setelah menilai setiap berita, nilai tersebut dijumlahkan sesuai dengan
media massa yang memberitakan. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan citra
media massa mengenai perusahaan operator telekomunikasi pasca kasus
pencurian pulsa. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut.
96
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.23. Citra Perusahaan Operator Telekomunikasi dari Berbagai Media
Massa
Media Massa
yang
Memberitakan
Telkomsel Indosat XL Axiata
Jawa Pos 15 4 26
Surya 6 12 12
Kompas -1 7 -2
Sumber: Olahan Peneliti
Jawa Pos dan Surya mencitrakan positif Telkomsel, dan Kompas
mencitrakan Telkomsel secara negatif. Meskipun sama-sama bernilai positif pada
berita-berita Jawa Pos dan Surya, Telkomsel dicitrakan lebih positif oleh Jawa Pos
daripada dengan Surya. Indosat dicitrakan positif oleh ketiga media massa.
Namun, nilai citra yang paling tinggi mengenai Indosat dituliskan oleh berita-
berita Surya. XL Axiata mendapatkan citra positif dari Jawa Pos dan Surya.
Seperti Telkomsel, Kompas memberitakan XL Axiata dengan citra yang negatif.
Nilai citra tertinggi XL Axiata adalah pada Jawa Pos.
Jawa Pos mencitrakan positif ketiga perusahaan operator telekomunikasi,
namun memberikan nilai tertinggi bagi XL Axiata. Surya juga mencitrakan positif
ketiga perusahaan operator telekomunikasi. Namun, nilai tertinggi diberikan
kepada Indosat dan XL Axiata. Sedangkan Kompas hanya mencitrakan positif
Indosat selama periode penelitian.
Cottle (2003) berpendapat bahwa media massa sulit untuk memberitakan
mengenai kondisi ekonomi sebuah perusahaan, apalagi jika yang dituliskan adalah
hal-hal yang bernilai positif. Kecenderungan media massa memberitakan
perusahaan adalah apabila perusahaan mengalami krisis ekonomi atau krisis
lingkungan. Jika yang dituliskan oleh media massa adalah berita yang positif
mengenai perusahaan, ini berarti bahwa media relations yang dijalankan
perusahaan tersebut berhasil untuk mempengaruhi pemberitaan.
Tujuan praktik media relations yang disebutkan Theaker (2001), salah
satunya adalah untuk mendapatkan profil perusahaan yang lebih baik di media
massa agar dapat membangun citra dan reputasi di masyarakat. Hasil akhir
penelitian ini menunjukkan bahwa Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata melakukan
97
Universitas Kristen Petra
media relations yang baik kepada Jawa Pos dan Surya, sehingga ketiga
perusahaan tersebut mendapatkan citra yang positif. Namun, praktik media
relations Telkomsel dan XL Axiata belum cukup baik untuk mendapatkan citra
positif di Kompas. Sebab, kedua perusahaan operator telekomunikasi tersebut
dicitrakan negatif oleh Kompas.
Indosat dicitrakan baik dalam berita-berita di Kompas, karena Indosat
mendapat satu berita yang membahas mengenai salah satu kegiatan Indosat.
Penelitian Molotoch & Lester di tahun 1974 yang dikutip oleh Mc Quail (2000)
membuktikan bahwa berita akan dipengaruhi oleh pihak yang memiliki akses ke
sebuah event. Hal ini juga ditunjukkan Kompas yang memiliki akses berita dalam
kegiatan Indosat. Sebab, Indosat pernah bekerja sama dengan Kompas dalam
menyediakan layanan VAS (Value Added Service) pada tahun 2009 (“Indosat
Gandeng Kompas Gramedia untuk Layanan VAS”, 2009, 2 Juni). Di samping itu,
Indosat juga memiliki hubungan yang baik dengan Jawa Pos dan Surya pula,
sehingga berita-berita yang dituliskan media massa tersebut mencitrakan positif
mengenai Indosat. Salim (2007) menuliskan bahwa Indosat menjalin hubungan
baik dengan Jawa Pos, Surya dan Kompas lebih dari 3 tahun.
Penelitian ini membuktikan bahwa hubungan baik antara perusahaan dengan
media massa menentukan citra perusahaan dalam setiap beritanya. Oleh sebab itu,
praktik public relations juga tidak boleh lupa untuk menjalin hubungan baik
dengan pihak media massa. Dengan memiliki hubungan yang baik dengan media
massa, perusahaan akan mendapatkan profil yang lebih baik pada berita-berita di
media massa.
top related