4. seni budaya (ptk)
Post on 04-Jun-2018
282 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
1/56
MODUL
PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU
(PLPG)
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
SENI BUDAYA
Oleh :
Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd.
Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si
Drs. Edi Kurniadi, M.Pd.
PANITIA SERTIFIKASI GURU
RAYON 113 UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
2/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas rahmat dan nikmatserta karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan modul ini sesuai dengan
rencana.
Modul ini dibuat sebagai bahan acuan dalam kegiatan workshop Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) pada Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Tahun 2013.
Para praktisi pendidikan seperti guru dituntut untuk selalu berupaya meningkatkan
kemampuan profesionalnya melalui berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan yang dapat
mewujudkan hal tersebut secara sederhana dan lebih bersifat mandiri bagi mereka adalah
dengan melakukan PTK. Kegiatannya dapat dilakukan secara bersamaan dengan teman
sejawat ketika melakukan tugas pengajaran.
Penyusunan modul ini lebih ditekankan pada pertimbangan kepraktisan agar guru
mudah memahaminya dan sekaligus mempraktekkannya. Namun tentu dalam
penyajiannya masih memiliki kekurangan, sehingga kritik dan saran dari para guru
diperlukan untuk memperbaiki isi modul ini di masa yang akan datang.
Akhirnya, dengan harapan dan keyakinan penuh, semoga modul ini memberikanmanfaat pada kita semua, khususnya bagi peserta PLPG dalam upaya meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme kinerjanya.
Surakarta, 2013
Penulis
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
3/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB IPENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Tujuan workshop .................................................................................................... 1
B. Pengertian PTK ....................................................................................................... 1
C. Konsep Dasar PTK ................................................................................................. 4
D. Tujuan PTK ............................................................................................................. 8
E. Karakteristik PTK ................................................................................................... 9
F. Penyusunan proposal PTK .................................................................................... 13
G. Metode PTK .......................................................................................................... 19
BAB IIMATERI AJAR DI SEKOLAH........................................................................... 23
A. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas VII Semester I............................. 23
B. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas VII Semester 2 ............................ 23
C. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas VIII Semester 1........................... 24
D. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas VIII Semester 2........................... 24
E. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas IX Semester 1 ............................. 25
F. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas IX Semester 2 ............................. 25
G. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas X Semester I............................... 26
H. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas X Semester 2 .............................. 26
I. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas XI Semester 1............................. 27
J. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas XI Semester 2............................. 28
K. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas XII Semester 1 ........................... 29
L. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas XII Semester 2 ........................... 30
BAB IIIKAJIAN DALAM PTK ...................................................................................... 32
A. Model-model pembelajaran .................................................................................. 32
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
4/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 iv
B. Media Pembelajaran .............................................................................................. 34
C. System Evaluasi Hasil Belajar .............................................................................. 41
BAB IVWORKSHOP PTK ............................................................................................. 44
A. Alur penemuan masalah penelitian dan penulisan proposal PTK ......................... 44
B. Latihan Penyusunan Proposal PTK ....................................................................... 49
C. Kriteria Penilaian Proposal ................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 52
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
5/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan workshopSetelah mengikuti workshop ini peserta diharapkan dapat:
1. Menjelaskan konsep dasar dan hakekat PTK.2. Mengidentifikasi karakteristik PTK.3. Mengidentifikasi akar masalah.4. Mencari alternatif tindakan untuk mengatasi masalah pembelajaran seni
dan budaya.
5. Menjabarkan teori, konsep, atau hasil-hasil penelitian yang berhubungandengan variabel-variabel penelitian PTK pembelajaran seni dan budaya
yang dipermasalahkan.
6. Menguraikan metode yang digunakan dalam penelitian secara sistematisdalam rangka menjawab tujuan penelitian.
7. Menyusun proposal penelitian PTK pembelajaran seni dan budaya secarasistematik.
B. Pengertian PTKPenelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan
untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu
upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas atau mutu
hasil pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berkembang dari istilah
penelitian tindakan (action research) (Sanjaya. 2010). Oleh karena itu, untuk
memahami pengertian PTK perlu ditelusuri pengertian penelitian tindakan terlebih
dahulu. Penelitian tindakan mulai berkembang di Amerika dan berbagai negara di
Eropa, khususnya dikembangkan oleh mereka yang bergerak di bidang ilmu sosial
dan humaniora (Basrowi & Suwandi. 2010). Orang-orang yang bergerak di bidang
itu dituntut untuk terjun mempraktikkan suatu tindakan atau perlakuan di
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
6/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 2
lapangan. Mereka berarti langsung mempraktikkan tindakan yang telah
direncanakan dan mengukur kelayakan tindakan yang diberikan tersebut.
Menurut Kemmis, penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian
reflektif dan kolektif yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk
meningkatkan penalaran praktik sosial mereka (Sanjaya. 2010). Dalam hal ini,
penelitian tindakan memiliki kawasan yang lebih luas dari pada PTK. Penelitian
tindakan diterapkan di berbagai bidang ilmu di luar pendidikan, misalnya dalam
kegiatan praktik bidang kedokteran, manajemen, dan industri Bila penelitian
tindakan yang berkaitan pada bidang pendidikan dilaksanakan dalam kawasan
sebuah kelas, maka penelitian tindakan ini disebut PTK.(Wikipedia. 2010)
Penelitian tindakan adalah kajian sistematik tentang upaya meningkatkan
mutu praktik pendidikan oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis
yang mereka lakukan dan melalui refleksi atas hasil tindakan tersebut. (Dave
Ebbutt dalam Hopkins, 1993)
Penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan tujuan
untuk memperbaiki mutu tindakan dalam situasi sosial tersebut. Tujuan penelitian
tersebut untuk memperoleh penilaian praktis dalam situasi konkret. Oleh sebab itu
kesahihan teori atau hipotesis tidak terlalu bergantung pada tes kebenaran ilmiah,
melainkan pada manfaatnya dalam membantu masyarakat agar mereka dapat
berperilaku secara lebih cerdas dan trampil (Eliot dalam Hopkins, 1993).
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, komponen yang terdapat dalam
sebuah kelas yang dapat dijadikan sasaran PTK adalah sebagai berikut.
1. Siswa, dapat dicermati obyeknya ketika siswa sedang mengikuti proses
pembelajaran. Contoh permasalahan tentang siswa yang dapat menjadi sasaran
PTK antara lain: perilaku disiplin siswa, motivasi atau semangat belajar siswa,keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah dan lain-lain.
2. Guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar atau
membimbing siswa. Contoh permasalahan tentang guru yang dapat menjadi
sasaran PTK antara lain: penggunaan metode atau strategi pembelajaran,
penggunaan pendekatan pembelajaran.
3. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau menyajikan
materi pelajaran yang ditugaskan pada siswa. Contoh permasalahan tentang
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
7/56
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
8/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 4
di kelas. Pendek kata, dengan melakukan penelitian tindakan, akan dapat
memperbaiki praktek-praktek pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif.
Penelitian tindakan kelas juga dapat menjembatani kesenjangan antara
teori dan praktek pendidikan. Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut dilaksanakan
sendiri, di kelas sendiri, dengan melibatkan siswanya sendiri melalui sebuah
tindakan-tindakan yang direncakan, dilaksanakan, dan di evaluasi. Dengan
demikian diperoleh umpan balik yang sistematik mengenai apa yang selama ini
dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Disamping itu dapat dibuktikan suatu
teori belajar mengajar untuk diterapkan dengan baik di kelas yang ia tekuni. Jika
sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi di kelasnya, melalui PTK
pendidik dapat mengadaptasikan teori lain untuk kepentingan proses dan atau
produk belajar yang lebih efektif, optimal, fungsional.
PTK terkait dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang
dihadapi oleh para guru. Sebagai contoh, jika guru menghadapi persoalan
rendahnya minat siswa terhadap apresiasi seni sehingga kondisi ini sangat
menghambat pencapaian tujuan kurikuler. Dengan penelitian tindakan kelas dapat
dicoba berbagai tindakan yang berupa program pembelajaran tertentu, seperti
mengunjungi pameran atau mengunjungi sanggar seni, mengliping karya seni dan
sebagainya. Dari program pembelajaran yang dirancang sebagai bentuk PTK
akhirnya guru dapat memperbaiki persoalan rendahnya apresiasi seni siswanya.
(Yunus. 2010)
C. Konsep Dasar PTKDalam menjalankan tugasnya, secara ideal guru merupakan agen
pembaharuan. Sebagai agen pembaharuan, guru diharapkan selalu melakukan
langkah-langkah inovatif berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukannya. Langkah inovatif sebagai bentuk
perubahan paradigma guru tersebut dapat dilihat dari pemahaman dan penerapan
guru tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK sangat mendukung program
peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah yang muaranya adalah peningkatan
kualitas pendidikan. Hal ini, karena dalam proses pembelajaran, guru adalah
praktisi dan teoretisi yang sangat menentukan. Peningkatan kualitas pembelajaran,
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
9/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 5
merupakan tuntutan logis dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni (Ipteks) yang semakin pesat. Perkembangan Ipteks mengisyaratkan
penyesuaian dan peningkatan proses pembelajaran secara berkesinambungan,
sehingga berdampak positif terhadap peningkatan kualitas lulusan dan keberadaan
sekolah tempat guru itu mengajar.
Cole dan Knowles (dalam Prendergast, 2002: 3-4) menyatakan bahwa,
penelitian tindakan kelas dapat mengarahkan para guru untuk melakukan
kolaborasi, refleksi, dan bertanya satu dengan yang lain dengan tujuan tidak hanya
tentang program dan metode mengajar, tetapi juga membantu para guru
mengembangkan hubungan-hubungan personal. Pernyataan Knowles tersebut juga
didukung oleh Noffke (dalam Prendergast, 2002:5), bahwa penelitian tindakan
kelas dapat mendorong para guru melakukan refleksi terhadap praktek
pembelajarannya untuk membangun pemahaman mendalam dan mengembangkan
hubungan-hubungan personal dan sosial antar guru. Whitehead (1993)
menyatakan, bahwa penelitian tindakan kelas dapat memfasilitasi guru untuk
mengembangkan pemahaman tentang pedagogi dalam rangka memperbaiki
pemberlajarannya. Penjelasan-penjelasan teoretis tersebut mengindikasikan,
bahwa pemahaman dan penerapan PTK akan membantu guru untuk
mengembangkan keempat kompetensi yang dipersyaratkan oleh UURI Nomor 14
Tahun 2005. PTK akan memfasilitasi guru untuk meningkatkan kompetensi-
kompetensi profesional, pedagogi, kepribadian, dan sosial.
Agar PTK tidak lepas dari tujuan perbaikan diri sendiri, maka sebelum
seorang guru memulai merancang dan melaksanakan PTK, perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1. PTK adalah alat untuk memperbaiki atau menyempurnakan mutu pelaksanaantugas sehari-hari (mengajar yang mendidik), oleh karena itu hendaknya sedapat
mungkin memilih metode atau model pembelajaran yang sesuai yang secara
praktis tidak mengganggu atau menghambat komitmen tugasnya sehari-hari.
2. Teknik pengumpulan data jangan sampai banyak menyita waktu, sehingga
tugas utama Guru tidak terbengkalai.
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
10/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 6
3. Metodologi penelitian hendaknya memberi kesempatan kepada Guru untuk
merumuskan hipotesis yang kuat, dan menentukan strategi yang cocok dengan
suasana dan keadaan kelas tempatnya mengajar.
4. Masalah yang diangkat hendaknya merupakan masalah yang dirasakan dan
diangkat dari wilayah tugasnya sendiri serta benar-benar merupakan masalah
yang dapat dipecahkan melalui PTK oleh Guru itu sendiri.
5. Sejauh mungkin, PTK dikembangkan ke arah meliputi ruang lingkup sekolah.
Dalam hal ini, seluruh staf sekolah diharapkan berpartisipasi dan berkontribusi,
sehingga pada gilirannya Guru-Guru lain ikut merasakan pentingnya penelitian
tersebut. Jika kepedulian seluruh staf berkembang, maka seluruh staf itu dapat
bekerja sama untuk menentukan masalah-masalah sekolah yang layak dan
harus diteliti melalui PTK (I Wayan Santyasa, 2007)
Disamping paparan tersebut, ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang
penelitian tindakan kelas, antara lain:
1. PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan
melakukan perubahan terhadapnya dan pembelajaran sebagai konsekuensi
terjadinya perubahan.
2. PTK adalah partisipatori, melibatkan orang yang melakukan kegiatan untuk
meningkatkan praktiknya sendiri.
3. PTK dikembangkan melalui suatu self-reflective spiral; a spiral of cycles of
plunning, acting, observing, reflectin. there planning.
4. PTK adalah kolaboratif, melibatkan partisipan bersama-sama bergabung untuk
mengkaji praktek dan mengembangkan pemahaman tentang makna tindakan.
5. PTK menumbuhkan kesadaran diri mereka yang berparsipasi dan berkolaborasi
dalam seluruh tahapan PTK.6. PTK adalah proses belajar yang sistematik, dalam proses tersebut
menggunakan kecerdasan kritis membangun komitmen melakukan tindakan.
7. PTK memerlukan orang untuk membangun teori tentang praktek mereka
(Guru).
8. PTK memerlukan gagasan dan asumsi ke dalam praktek untuk mengkaji secara
sismatik bukti yang menantangnya (memberikan hipotesis tindakan).
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
11/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 7
9. PTK memungkinkan kita untuk memberikan rasional justifikasi tentang
pekerjaan kita terhadap orang lain dan membuat orang menjadi kritis dalam
analisis (Mc Taggart, 1997).
Menurut Hopkins (1993), PTK mempunyai enam prinsip dasar, yaitu
siklis, sistematik, integral, autentik, konsisten, dan komprehansif yang rincinnya
sebagai berikut.
1. Siklis, artinya pengembangan pembelajaran sebagai upaya yang berkelanjutansecara siklis sampai diperoleh hasil terjadi peningkatan, perbaikan,
kesembuhan sistem, proses, hasil dan sebagainya.
2. Sistematik, artinya tahapan pengembangan pembelajaran selaras denganpelaksanaan pembelajaran, yakni: persiapan, pelaksanaan, observasi, evaluasi,
refleksi dari proses dan hasil. Sistematik mengisyaratkan agar proses dan hasil
pembelajaran direkam dan dilaporkan secara sistematik dan terkendali
menurut kaidah ilmiah.
3. Integral, artinya kegiatan mengembangkan pembelajaran merupakan bagianintegral harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah
ilmiah. Alur pikir yang digunakan dimulai dari pendiagnosisan masalah dan
faktor penyebab timbulnya masalah, pemilihan tindakan yang sesuai, (bila
perlu dirumuskan hipotesis). Selanjutnya dilakukan penetapan skenario
tindakan, prosedur pengumpulan data dan analisis data. Objektivitas,
reliabilitas dan validitas proses, data dan hasil tetap dipertahankan selama
penelitian berlangsung.
4. Autentik, artinya diagnosis masalah bersandar pada kejadian nyata yangberlangsung dalam konteks pembelajaran yg sesungguhnya. Masalah bukan
berdasar pada kajian akademik atau kajian literatur.5. Konsisten, artinya konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan
meningkatkan mutu pembelajaran sangat diperlukan. Oleh sebab itu, motivasi
untuk memperbaiki mutu harus tumbuh dari dalam (motivasi intrinsik), bukan
sesuatu yang bersifat instrumental.
6. Komprehensif, artinya permasalahan tidak dibatasi pada masalahpembelajaran di kelas tetapi dapat diperluas diluar kelas (di laboratorium dan
perpustakaan)
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
12/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 8
D. Tujuan PTKTujuan PTK bukan untuk menemukan pengetahuan baru yang dapat
diberlakukan secara meluas, tetapi untuk memperbaiki praksis secara langsung, di
sini, dan sekarang (Raka Jonidalam Yunus, 2010). Penelitian tindakan merupakan
salah satu cara yang strategis bagi pendidik untuk meningkatkan dan atau
memperbaiki layanan pendidikan bagi pendidik dalam konteks pembelajaran di
kelas. Nc Niff (dalam Yunus. 2010) menegaskan bahwa dasar utama bagi
dilaksanakannya penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan terkait dengan
proses pembelajaran. Jika tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk
perbaikan dan peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses
belajar mengajar, bagaimana tujuan itu dapat dicapai? Tujuan itu dapat dicapai
dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai
persoalan pembelajaran.
Oleh karena itu fokus penelitian tindakan kelas adalah terletak pada
tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan oleh pendidik, kemudian
dicobakan dan kemudian dievaluasi apakah tindakan-tindakan alternatif itu dapat
digunakan untuk memecahkan persoalan pembelajaran yang sedang dihadapi oleh
pendidik. Jika perbaikan dan peningkatan layanan profesional tenaga
kependidikan dalam konteks pembelajaran dapat terwujud berkat diadakannya
penelitian tindakan kelas, ada tujuan penyerta yang juga dicapai sekaligus dalam
kegiatan pendidikan itu, yaitu terjadinya proses latihan dalam jabatan dan
penelitian layanan pembelajaran. Dengan demikian akan lebih banyak berlatih
mengaplikasikan berbagai tindakan alternatif sebagai upaya meningkatkan
layanan pembelajaran dari perolehan pengetahuan umum dalam bidang
pendidikan yang dapat diaplikasikan.
Penelitian yang menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas
umumnya diarahkan pada pencapaian sasaran sebagai berikut :
1. Memperhatikan dan rneningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan hasil,pembelajaran
2. Menumbuh-kembangkan budaya meneliti tenaga kependidikan agar lebihproaktif mencari solusi terhadap permasalahan pembelajaran
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
13/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 9
3. Menumbuhkan dan meningkatkan produktivitas meneliti para tenagakependidikan, khususnya mencari solusi masalah-masalah pembelajaran
4. Meningkatkan kolaborasi antar pendidikan dan tenaga kependidikan dalammemecahkan masalah pembelajaran.
Dengan kata lain guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman
tentang keterampilan praktek pembelajaran secara reflektif dan bukan bertujuan
untuk mendapatkan ilmu baru dari penelitian tindakan yang dilakukan itu. Borg
dalam (Yunus. 2010) juga menyebut secara eksplisit bahwa tujuan utama
penelitian tindakan kelas ialah pengembangan keterampilan yang dihadapi oleh
guru di kelasnya, dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum
dalam bidang pendidikan.
Banyak manfaat yang dapat diraih dengan dilakukannya penelitian
tindakan kelas. Manfaat itu antara lain dapat dilihat dlan dikaji dalam beberapa
komponen pendidikan dan atau pembelajaran di kelas kemanfaatan yang terkait
dengan komponen pembelajaran antar lain mencakup :
1. Inovasi pembelajaran
2. Pengembangan kurikulum di tingkat regional / nasional
3. Peningkatan profesionalisme pendidikan
Dengan memahami dan kemudian mencoba melaksanakan penelitian
tindakan, diharapkan kemampuan pendidik dalam proses pembelajaran semakin
meningkat kualitasnya dan sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan serta
pendidik (Yunus, 2010).
E. Karakteristik PTKPTK memiliki empat ciri pokok, yaitu: (1) spesifik dan konstektual, (2)
problem solving, (3) kolaboratif, dan (4) reflektif.
1. Spesifik dan kontekstualMasalah yang menjadi fokus pada peneelitian ini adalah masalah pembelajaran
yang bersifat spesifik dan kontekstual. Artinya, masalah penelitian adalah
masalah factual yang benar-benar dihadapi oleh guru dan siswa dalam
pembelajaran yang diampu oleh guru yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dalam
penelitian ini tidak perlu adanya sampel dalam rangka melakukan generalisasi.
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
14/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 10
2.Problem solvingPengembangan pembelajaran dalam PTK berorientasi pada pemecahan
masalah pembelajaran (problem solving) yang menggunakan siklus-siklus
berspiral dari identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah yang
layak untuk ditindaki. Selanjutnya dapat dirumuskan suatu hipotesis tindakan
yang diikuti dengan perencanaan dan pelaksanaan tindakan tersebut. Pada
waktu pelaksanaan tindakan, dilakukan pula pengumpulan data, analisis,
evaluasi dan refleksi.
3. KolaboratifDalam kegiatan penelitian ini, guru bekerja sama dengan guru bidang studi
serumpun atau guru lain. Keduanya secara bersama-sama merencanakan dan
melaksanakan penelitian untuk memperbaiki pembelajaran yang diampu.
4. ReflektifProses refleksi dimulai dari refleksi awal yang bertujuan untuk menyadari
adanya permasalahan pembelajaran, dan menganalisis berbagai kemungkinan
penyebabnya. Selanjutnya, dalam proses pelaksanaan tindakan juga senantiasa
diperlukan upaya melakukan refleksi atas perubahan hasil tindakan. Kemudian
dalam proses PTK perlu adanya sikap refleksi yang berkelanjutan. Artinya,
pendekatannya lebih menekankan pada hasil refleksi terhadap proses dan hasil
pembelajaran secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
gambaran dan justifikasi tentang kemajuan, kekurangan, hambatan,
peningkatan, kemunduran dan sebagainya. Hasil setiap refleksi dari
pelaksanaan suatu tindakan menjadi bahan pertimbangan untuk
penyempurnaan rencana awal tindakan dalam siklus berikutnya.
Semua penelitian memang berupaya untuk memecahkan suatu problema.Dilihat dari segi problema yang harus dipecahkan, penelitian tindakan kelas
memiliki karakteristik penting yaitu bahwa problema yang diangkat sehari-hari
yang dihadapi oleh guru di kelas. PTK akan dapat dilaksanakan jika pendidik
sejak awal memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan
produk pembelajaran yang dihadapi di kelas. Kemudian dari persoalan itu
pendidik menyadari pentingnya persoalan tersebut untuk dipecahkan secara
profesional.
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
15/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 11
Jika pendidik merasa bahwa apa yang dia praktekkan sehari-hari di kelas tidak
bermasalah, PTK tidak diperlukan melihat sendiri apa yang telah dilakukannya
selama mengajar di kelas. Bisa juga guru telah berbuat kekeliruan selama
bertahun-tahun dalam proses belajar mengajar namun tidak diketahui. Oleh sebab
itu mereka meminta bantuan orang lain untuk melihat apa yang selama ini
dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelasnya.
Dalam konteks seperti itu seorang guru dan guru lain/kepala sekolah dapat
bersama berdiskusi untuk mencari dan merumuskan persoalan di kelas. Dengan
demikian guru beserta temannya dapat melakukan penelitian tindakan kelas secara
kolaboratif. Dari sini akan muncul kesadaran terhadap kemungkinan adanya
banyak masalah yang diperbuat selama melaksanakan proses belajar mengajar.
Jika seorang guru bersedia melakukan PTK secara kolaboratif dengan guru lain,
banyak manfaat dalam meningkatkan kariernya. Karya tulis ilmiah semakin
diperlukan oleh guru di masa depan. Penelitian tindakan kelas secara kolaboratif
akan mampu menawarkan peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis
sambil mengajar para pakar yang lebih berbobot.
Karakteristik berikutnya dapat dilihat dari bentuk kegiatan penelitian itu
sendiri. Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang khas, yaitu adanya
tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di
kelas. Tanpa tindakan tertentu, suatu penelitian juga dapat dilakukan di dalam
kelas, yang kemudian sering disebut dengan "Penelitian Kelas". Misalnya
penelitian mengenai tingkat seringnya siswa dalam membolos, sering berkelahi
dan sebagainya, jika penelitian ini dilakukan tanpa disertai tindakan-tindakan
tertentu, maka jenis penelitian yang dicontohkan hanya sekedar ingin tahu, tidak
ingin memperbaiki keadaan melalui tindakan-tindakan tertentu.Sebaliknya jika dengan penelitian ini, guru mencoba berbagai tindakan
mencegah terjadinya siswa membolos, sehingga proses belajar mengajar berjalan
dengan baik dan efektif, baru penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian
tindakan kelas. Tindakan untuk mencegah tingginya siswa membolos mungkin
dapat berbentuk diciptakannya sistem presensi yang dilakukan oleh siswa sendiri
mungkin dapat berbentuk pengalihan pengawasan secara kelompok oleh siswa
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
16/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 12
sendiri. Mungkin dapat diciptakan sistem ulangan harian pada hari-hari di mana
siswa yang biasa melakukan tindakan membolos, dan sebagainya.
Adanya PTK, kasus menunjukkan adanya perubahan ke arah perbaikan
dan peningkatan secara positif. Bila dengan tindakan justru membawa kelemahan
penurunan atau perubahan negatif berarti hal tersebut menyalahi prinsip PTK.
Kriteria keberhasilan atas tindakan dapat berbentuk kualitatif/kuantitatif.
Penelitian PTK tidak untuk digeneralisasikan sebab hanya dilakukan di kelas
tertentu dan waktu tertentu. Di samping karakteristik tersebut ada prinsip PTK
yang perlu diperhatikan. Penelitian tindakan kelas memiliki tiga ciri pokok,
yaitu:1) inkuiri reflektif, 2) kolaboratif, dan 3) reflektif. Ketiga ciri-ciri tersebut
dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Inkuiri reflektif.Penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan pembelajaran riil yang
sehari-hari dihadapi oleh guru dan siswa. Jadi, kegiatan penelitian berdasarkan
pada pelaksanaan tugas (practice driven) dan pengambilan tindakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (action driven). Masalah yang menjadi
fokus adalah permasalahan yang spesifik dan kontekstual, sehingga tidak
terlalu merisaukan tentang kerepresentatifan sampel dalam rangka
generalisiasi. Tujuan penelitian tindakan kelas bukanlah untuk menemukan
pengetahuan baru yang dapat diberlakukan secara meluas. Tujuan penelitian
tindakan adalah untuk memperbaiki praktis secara langsung, di sini dan
sekarang (Raka Joni, 1998). Penelitian tindakan kelas menggunakan
metodologi yang agak longgar, khususnya dalam kalibrasi instrumen
penelitian. Namun demikian, penelitian tindakan tetap menerapkan metodologi
yang taat azas (diciplined inquiri) dalam hal pengumpulan data yangmenekankan pada obyektif sehingga memungkinkan terselenggaranya
peninjauan ulang oleh sejawat (peer review). Proses dan temuan penelitian
tindakan kelas didokumentasikan secara rinci dan cermat. Proses dan temuan
dilakukan melalui observasi, evaluasi, dan refleksi sistematik dan mendalam
(McNiff.1992: 9). Penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai suatu
inkuiri reflektif (sel-reflective-inquiry).
2. Kolaboratif.
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
17/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 13
Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri
oleh guru, tetapi ia harus berkolaborasi dengan guru lain atau pakar lain.
Penelitian tindakan kelas merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk
mewujudkan perbaikan yang diinginkan. Kolaborasi ini tidak bersifat basa-
basi, tetapi harus tertampilkan dalam keseluruhan proses perencanaan,
pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut (perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi-evaluasi, dan refleksi), sampai menyusun laporan hasil
penelitian.
3. Reflektif.Penelitian tindakan kelas memiliki ciri khusus, yaitu sikap reflektif yang
berkelanjutan. Berbeda dengan pendekatan penelitian formal, yang sering
mengutamakan pendekatan eksperimental, penelitian tindakan kelas lebih
menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil penelitian secara
terus menerus untuk mendapatkan, penjelasan dan justifikasi tentang kemajuan,
peningkatan, kemunduran, kekurangefektifan, dan sebagainya dari pelaksanaan
sebuah tindakan untuk dapat dimanfaat-gunakan memperbaiki proses tindakan
pada siklus kegiatan lainnya. (Yunus. 2010.http://m-yunus.com-ptk.html)
F. Penyusunan proposal PTKProposal PTK disusun dengan sistematika sebagai berikut.
1. Judul PenelitianJudul penelitian hendaknya mencakup tiga unsur yaitu penyakit,
obat dan pasien, atau menggambarkan masalah yang akan diteliti
(penyakit, variabel terikat atau Y), tindakan untuk mengatasi masalah
(obat, variabel bebas atau X), dan spesifik (pasien yang menyatakan
subyek yang diteliti, tempat dan waktu penelitian). Adapun pola judul
dapat disusun seperti contoh berikut di bawah ini.
a. Penerapan X untuk meningkatkan Y pada siswa b. Upaya X untuk meningkatkan Y pada siswa c. Optimalisasi X untuk meningkatkan Y pada siswa d. Peningkatan Y melalui penerapan X pada siswa e. Upaya peningkatan Y dengan menerapan X pada siswa
http://m-yunus.com-ptk.html/http://m-yunus.com-ptk.html/ -
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
18/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 14
f. Dan seterusnya.Contoh riilnya sebagai berikut.
a. Penerapan (X) Pendekatan Pembelajaran Konstruktivistik untukMeningkatkan (Y) Kreativitas Menggambar Motif Batik Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 5 Surakarta pada semester ganjil Tahun Ajaran
2010/2011.
b. Peningkatan (Y) Kemampuan Menggambar Ilustrasi melaluiPenerapan (X) Metode Mencontoh Gambar dan Foto pada Siswa Kelas
XI Seni Murni SMK Negeri 9 Surakarta semester ganjil Tahun Ajaran
2009/2010.
c. Upaya peningkatan (Y) Apresiasi Seni Batik melalui PembelajaranMenggunakan (X) Media Audio Visual Gabungan Slide Suara dan
Film Dokumenter pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Surakarta
semester genap Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Latar belakang masalahMasalah dalam PTK bukan dihasilkan dari kajian teoritik, namun
dapat terinspirasi dari hasil penelitian terdahulu. Disamping itu yang tidak
kalah pentingnya bahwa masalah dalam PTK adalah masalah nyata yang
dijumpai di kelas dengan disertai data faktual, pentingnya masalah tersebut
dipecahkan, dan penyebab timbulnya masalah (akar masalah). Setelah
ditemukenali masalah dan akar masalahnya maka diharapkan guru dapat
mencari alternatif tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Alternatif
tindakan yang telah dipilih dikuatkan dengan alasan (argument) dipilihnya
tindakan itu. Alasan (argument) tindakan merupakan pendapat ahli yang
dapat dijumpai di dalam buku referensi atau hasil penelitian yang relevandengan permasalahan yang telah terbit di jurnal pendidikan.
3. Rumusan masalahRumusan masalah hendaknya dirumuskan dalam kalimat tanya (?)
dan relevan dengan judul PTK dengan disertai definisi operasional.
Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan konsep-konsep yang
bertalian dengan rumusan masalah (terutama variabel X dan variabel Y).
Adapun pola rumusan masalah dapat disusun seperti berikut.
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
19/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 15
a. Apakah melalui X dapat meningkatkan Y pada siswa Z.b. Bagaimanakah menerapkan X yang dapat meningkatkan Y pada siswa
Z.
Contoh penulisan rumusan masalah.
a. Apakah melalui pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkankreativitas menggambar motif batik pada Siswa kelas VIII SMP
Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2010/2011?
b. Bagaimanakah penerapan metode mencontoh gambar dan foto yangdapat meningkatkan kemampuan menggambar ilustrasi pada Siswa
kelas XI Seni Murni SMK Negeri 9 Surakarta tahun ajaran 2010/2011?
Setelah merumuskan masalah, kemudian disusun definisi operasional
untuk masalah dan tindakannya, agar keduanya dapat diukur. Contoh
definisi operasional.
a. Definisi operasional kemampuan menggambar ilustrasiadalah hasilgambar secara visual dua dimensi yang dapat memberikan gambaran
atau menjelaskan tema dan mempunyai nilai estetis. Gambar ilustrasi
yang baik harus mengandung beberapa aspek berikut: gambar
mempunyai tema tertentu, objek gambar mampu menjelaskan jalan
cerita, objek mudah dipahami, goresan tegas, dan sebagainya.
b. Definisi metode mencontohadalah dalam pelaksanaan pembelajaranmenggambar, siswa menggunakan contoh atau sampel yang akan
digambar. Metode mencontoh ini memiliki kelebihan dalam
meningkatkan kemampuan motorik, sehingga siswa dalam hal
kemampuan teknik menggambar akan lebih terbantu karena visualisasi
objek tiruan mampu membentuk imajinasi siswa yang akan dituangkandalam karya menggambar ilustrasi.
4. Tujuan penelitianTujuan penelitian harus dirumuskan secara singkat dan jelas
berdasarkan tindakan dan permasalahannya. Pola penulisan tujuan
penelitian adalah untuk mengidentifikasi tindakan yang mampu mengatasi
masalah, misalnya sebagai berikut.
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
20/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 16
a. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi pendekatan konstruktivistikyang mampu meningkatkan kreativitas menggambar motif batik pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
b. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi penerapan metodemencontoh yang mampu meningkatkan kemampuan menggambar
ilustrasi siswa kelas XI Seni Murni SMK Negeri 9 Surakarta tahun
ajaran 2010/2011.
c. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi penggunaan mediaaudiovisual gabungan slide suara dan film documenter yang mampu
meningkatkan apresiasi seni batik siswa kelas X SMA Negeri 1
Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
Untuk menentukan ketercapaian tujuan penelitian, perlu
dirumuskan indikator keberhasilan tindakan yang disusun secara realistik
(mempertimbangkan kondisi sebelum diberikan tindakan) dan dapat
diukur (cara pengukurannya jelas). Indikator keberhasilan tindakan PTK
merupakan target yang ingin dicapai dalam penerapan tindakan (pada
siklus terakhir). Contoh penyusunan indikator keberhasilan sebagai
berikut. Pada siklus tindakan terakhir:
a. Minimal 70% siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran menggambarmotif batik.
b. Minimal 70% siswa mampu menemukan ide-ide kreatif dalammenggambar motif batik berdasarkan sumber ide yang digunakan.
c. Minimal 70% siswa mampu menciptakan gambar motif batik yangkreatif sesuai dengan pengembangan sumber ide.
5.
Manfaat hasil penelitianUntuk dapat menentukan manfaat hasil penelitian, peneliti harus
memahami secara benar hasil penelitiannya. Kemudian baru dirumuskan
kemanfaatan hasilpenelitian tersebut bagi siswa, bagi guru sebagai
peneliti, bagi sekolah, dan bagi kolaborator lainnya. Contoh penulisan
manfaat hasil penelitian.
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
21/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 17
a. Bagi siswa, penerapan pendekatan konstruktivistik dapat merangsangsiswa untuk berfikir kreatif sehingga siswa mampu menggambar motif
batik sesuai dengan sumber ide dan menerapkan unsur-unsur seni rupa.
b. Bagi guru, penerapan pendekatan konstruktivistik dapatmengembangkan pembelajaran menggambar motif batik secara
inovatif sehingga mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
c. Bagi sekolah, hasil pengembangan pendekatan konstruktivistik inidapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi pembelajaran
bagi para guru yang lain, juga memotivasi mereka untuk selalu
melakukan inovasi dengan strategi yang bervariasi.
6. Kajian PustakaKajian pustaka merupakan jabaran atau deskripsi tentang teori,
konsep, atau hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan variabel-
variabel penelitian yang dipermasalahkan. Kajian pustaka digunakanuntuk
menjelaskan bahwa tindakan yang dipilih dapat mengatasi masalah.
Uraikanlah variabel bebas (variabel X) secara rinci, termasuk bagaimana
cara pelaksanaan tindakan atau action yang akan dilakukan. Kemudian
kemukakan secara jelas variabel tindakan (variabel Y) dan masalah yang
akan dipecahkan. Uraian tersebut digunakan sebagai dasar penyusunan
kerangka berpikir yang menunjukkan keterkaitan antara masalah, teori,
hasil penelitian terdahulu yang relevan, dan pilihan tindakan. Kerangka
berpikir tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan, diagram, uraian
argumentatif, atau bentuk penyampaian lainnya. Kemukan pula Hipotesis
tindakan bila diperlukan, dengan pola sebagai berikut: Variabel X dapat
mengatasi variabel Y pada siswa Z. Misalnya, hipotesis dapat disusunsebagai berikut:
a. Pendekatan konstruktivistik mampu meningkatkan kreativitasmenggambar motif batik siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Surakarta
Tahun Ajaran 2010/2011.
b. Metode mencontoh dapat meningkatkan kemampuan menggambarilustrasi siswa kelas XI Seni Murni SMK Negeri 9 Surakarta tahun
ajaran 2010/2011.
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
22/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 18
c. Penggunaan media audiovisual gabungan slide suara dan filmdocumenter mampu meningkatkan apresiasi seni batik siswa kelas X
SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
7. Metode penelitianMetode penelitian menguraikan metode yang digunakan dalam
penelitian secara sistematis dalam rangka menjawab tujuan penelitian.
Metode penelitian menjelaskan tentang setting dan subjek penelitian;
menjabarkan rancangan penelitian berapa siklus yang akan dilakukan;
menguraikan instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas,
termasuk cara memvalidasinya, dan teknik analisis data. Instrumen dalam
PTK dapat berupa catatan anekdot, catatan lapangan, catatan harian,
portofolio, foto, checklist, angket, pedoman observasi, pedoman
wawancara, dan alat perekam suara/ video. Jangan lupa instrumen tersebut
dilampirkan di dalam lampiran laporan penelitian tindakan kelas yang
telah dilakukan. Disamping itu di dalam metode penelitian juga
menjelaskan prosedur penerapan tindakan di setiap siklus yang
direncanakan dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, hingga refleksi.
8. Jadwal penelitianPada sub jadwal penelitian ini peneliti membuat jadwal penelitian
mulai dari kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan
digambarkan dengan tabel/bar-chart.
No Tahapan PTKMinggu ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Penyusunan desain
operasional
X
2 Pembuatan perangkat
pembelajaran
X X
3 Pelaksanaan tindakan X X X X X X
4 Analisis data X X
5 Pembuatan draf laporan X
6 Seminar X
7 Pembuatan laporan akhir X
9. Rincian Biaya PenelitianRincian biaya penelitian disusun dengan mengacu pada kegiatan
penelitian seperti diuraikan dalam Metode Penelitian, volume kegiatan,
dan satuan biaya mengacu pada standar yang berlaku pada saat proposal
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
23/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 19
disusun. Biaya penelitian biasanya diperinci berdasarkan mata anggaran
seperti berikut ini.
a. Honorarium (Gaji dan Upah maksimal 30 %)b. Peralatan penelitianc. Bahan Habis Pakai (Material Penelitian)d. Biaya Perjalanane. Biaya lain-lain meliputi: seminar, penulisan laporan, penelusuran
pustaka, dokumentasi, dan publikasi.
10.Daftar PustakaDaftar pustaka memuat semua bahan-bahan rujukan yang
digunakan selama penyusunan proposal penelitian yang meliputi buku,
laporan penelitian, jurnal ilmiah, dan artikel ilmiah. Penulisan daftar
pustaka dilakukan secara konsisten, menggunakan sistem nama dan tahun
dengan urutan abjad nama pengarang, tahun, judul tulisan, dan sumber
(penerbit). Daftar Pustaka disusun mengikuti tata cara seperti contoh
berikut ini dan diurutkan secara alfabetis dan kronologis.
11.Lampiran-LampiranPada bagian lampiran dalam proposal penelitian biasanya memuat
tentang Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Peneliti dengan
mencantumkan beberapa aspek yang relevan dengan PTK. Aspek-aspek
tersebut seperti pengalaman penelitian, publikasi yang relevan dengan
topik penelitian, pengalaman pendidikan, pengalaman pelatihan, dan
sebagainya.
G. Metode PTKPTK merupakan penelitian yang melakukan penerapan aksi atau
tindakan terkendali yang bersifat daur ulang yang dilakukan dalam bentuk
siklus untuk mengatasi secara langsung masalah-masalah nyata dan spesifik
yang muncul dalam pembelajaran. Model penelitian tindakan kelas secara garis
besar terdapat empat tahapan yang dilalui (Arikunto, 2006), yaitu: (1)
perencanaan (planning) dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
24/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 20
dilakukan; (2) pelaksanaan (acting) merupakan implementasi atau penerapan
isi rancangan, yaitu mengenai tindakan kelas; (3) pengamatan (observing)
kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat; dan (4) refleksi
(reflecting) merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Model tahapan (siklus) tersebut dapat digambarkan sebagai berikut
ini:
Gambar 2. Model Tahapan Penelitian
Teknik pengumpulan data PTK digunakan dengan tiga kelompok
teknik pengumpulan data yang disebut sebagai strategi pekerjaan lapangan
primer (Wolcott dalam Sukmadinata, 2007), yaitu pengalaman (experincing),
pengungkapan (enquiring), dan pengujian (examining). Pengalaman
(experincing) dilakukan dalam bentuk observasi, yaitu peneliti melakukan
obsevasi dalam kegiatan yang sedang berjalan. Peneliti mengamati aktivitas
guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran dari awal
hingga akhir pembelajaran. Ada beberapa variasi bentuk observasi yang dapat
dilakukan peneliti, yaitu (1) Observasi partisipatif adalah ketika peneliti
melakukan observasi sambil ikut serta dalam kegiatan yang sedang berjalan.
(2) Observasi khusus adalah observasi yang dilakukan ketika peneliti
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
PelaksanaanRefleksi
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
PelaksanaanRefleksi
Perencanaan
SIKLUS III
Pengamatan
PelaksanaanRefleksi (Kesimpulan)
PENETAPAN FOKUS MASALAH
APAKAH INDIKATOR SUDAH TERCAPAI
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
25/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 21
melakukan tugas khususnya seperti memberikan bimbingan. (3) Observasi
pasif adalah ketika peneliti hanya bertindak sebagai pengumpul data, mencatat
kegiatan yang sedang berjalan.
Kemudian dilihat dari cara melakukannya maka jenis-jenis observasi
dapat dibedakan sebagai berikut: (1) Observasi terbuka, dalam observasi ini
pengamat tidak menggunakan lembar observasi melainkan hanya
menggunakan kertas kosong untuk membuat catatan merekam pembelajaran
yang diamati, pengamat membuat catatan pada kertas kosong tentang jalannya
pelajaran yang berlangsung. (2) Observasi terfokus, observasi ini secara
khusus ditujukan untuk mengamati aspek-aspek tertentu dari pembelajaran,
misalnya kesempatan siswa untuk berpartisipasi, dampak penguatan bagi
siswa atau jenis pertanyaan yang diajukan guru. (3) Observasi terstruktur,
dalam observasi terstruktur ini menggunakan instrumen observasi yang
terstruktur dan siap pakai sehingga pengamat tinggal membubuhkan tanda
centang () pada tempat yang disediakan, misalnya frekuensi penguatan yang
diberikan, jumlah pertanyaan yang diajukan, jumlah siswa yang menjawab
secara sukarela, atau jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan. (4)
Observasi sistematik, observasi sistematik ini lebih rinci dari observasi
terstruktur dalam kategari data yang diamati, umpamanya dalam pemberian
penguatan, data dikategorikan menjadi penguatan verbal dan nonverbal.
Peneliti juga melakukan pengumpulan data melalui pengungkapan
(enquiring) yang dilakukan melalui wawancara. Peneliti mengadakan
wawancara terhadap pihak-pihak tertentu (guru, peserta didik, kepala sekolah
dan lain-lain) guna mendapatkan data yang diperlukan. Strategi dalam
pengungkapan (enquiring) memiliki beberapa bentuk, seperti: wawancarainformal, wawancara formal terstruktur, pengedaran angket, menggunakan
skala, dan pengukuran dengan tes standar.
Teknik pengumpulan data lainnya adalah pembuktian (examining),
dilakukan dengan mencari bukti-bukti dokumenter, seperti: dokumen arsip,
jurnal, peta, audio dan video tape, benda-benda bersejarah, dan catatan
lapangan. Dalam penelitian tindakan kelas ini termasuk juga sekumpulan karya
atau portofolio kerja yang dihasilkan oleh peserta didik dalam melaksanakan
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
26/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 22
tugas dan latihan yang diberikan. Sehingga dapat diukur tingkat kemampuan
peserta didik.
Validitas dalam penelitian menunjukkan ketepatan pengumpulan data,
benar-benar data yang ingin diperoleh peneliti. Validitas pengumpulan data
mengandung unsur keterpercayaan dan keterpahaman. Dalam PTK
umpamanya: uji validitas data menggunakan triangulasi sumber data dari data
tentang kesulitan-kesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam
melaksanakan tugas dan latihan, yang selanjutnya dikonfirmasikan kepada
guru ataupun sebaliknya. Di samping itu, juga digunakan triangulasi metode,
seperti pengamatan terhadap sikap peserta didik selama proses pembelajaran,
juga mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan atau kelemahan yang ada dari
wawancara dengan guru, serta analisis dokumen yang berupa sekumpulan
karya atau portofolio kerja yang dihasilkan oleh peserta didik. Selain itu,
peneliti juga melakukan diskusi bersama dalam kelompok penelitian (guru dan
peneliti) untuk membahas kemajuan yang telah dicapai berdasarkan pendapat
masing-masing kemudian diambil suatu kesimpulan.
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
27/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 23
BAB II
MATERI AJAR DI SEKOLAH
Masalah PTK merupakan masalah nyata yang terjadi dikelas yang
dihadapi oleh guru dan atau siswa pada saat berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar. Untuk mudah memahami masalah PTK, guru perlu menelusuri standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang merupakan sumber penjabaran dari materi
ajar yang disampaikan guru. Standar kompetensi dan kompetensi dasar masing-
masing tingkat kelas dan tingkat sekolah (SMP dan SMA) akan diuraikan
dibawah ini.
A. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas VII Semester I
No Standar
KompetensiKompetensi Dasar
Ranah Sifat
1 Mengapresiasi
karya seni rupa
Mengidentifikasi jenis karya seni
rupa terapan daerah setempat
Kognitif Praktik,
media
Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan gagasan danteknik karya seni rupa terapan
daerah setempat
Afektif Media
2 Mengekspresi
kan diri
melalui karya
seni rupa
Menggambar bentuk dengan
objek karya seni rupa terapan tiga
dimensi dari daerah setempat
Kognitif,
Psikomotor
Praktik,
media
Merancang karya seni kriya
dengan memanfaatkan teknik dan
corak daerah setempat
Kognitif,
Psikomotor
Praktik,
media
Membuat karya seni kriya dengan
memanfaatkan teknik dan corak
daerah setempat
Kognitif,
Psikomotor
Praktik,
media
B. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas VII Semester 2
NoStandar
KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat
1 Mengapresiasi
karya seni rupa
Mengidentifikasi jenis karya seni
rupa terapan daerah setempat
Kognitif Praktik,
media
Menunjukkan sikap apresiatif Afektif Media
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
28/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 24
terhadap keunikan gagasan dan
teknik karya seni rupa terapan
daerah setempat
2 Mengekspresik
an diri melaluikarya seni rupa
Menggambar bentuk dengan
objek karya seni rupa terapan tigadimensi dari daerah setempat
Kognitif,
Psikomotor
Praktik,
media
Membuat karya seni kriya dengan
teknik dan corak daerah setempat
Kognitif,
Psikomotor
Praktik,
media
Menyiapkan karya seni rupa hasil
buatan sendiri untuk pameran
kelas atau sekolah
Afektif
Kognitif,
Psikomotor
Praktik,
media
Menata karya seni rupa hasil
buatan sendiri dalam bentuk
pameran kelas atau sekolah
Kognitif,
Psikomotor,
Afektif
Praktik,
media
C. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas VIII Semester 1
No Standar
KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat
1 Mengapresiasi
karya seni rupa
Mengidentifikasi jenis karya seni
rupa terapan Nusantara
Kognitif Media
Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan gagasan dan
teknik dalam karya seni rupa
terapan Nusantara
Afektif Media
2 Mengekspresik
an diri melalui
karya seni rupa
Merancang karya seni kriya tekstil
dengan teknik dan corak seni
rupa terapan Nusantara
Kognitif,
Psikomotor
Praktik,
media
Membuat karya seni kriya tekstil
dengan teknik dan corak seni
rupa terapan Nusantara
Kognitif
Psikomotor
Praktik,
media
Mengekspresikan diri melalui
karya seni lukis/gambar
Kognitif
Psikomotor
Praktik,
media
D. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas VIII Semester 2
NoStandar
KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat
1 Mengapresiasi
karya seni rupa
Mengidentifikasi jenis karya seni
rupa terapan Nusantara
Kognitif Media
Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan gagasan dan
teknik karya seni rupa terapan
Nusantara
Afektif Media
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
29/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 25
2 Mengekspresik
an diri melalui
karya seni rupa
Membuat karya seni kriya tekstil
dengan teknik dan corak seni
rupa terapan Nusantara
Psikomotor Praktik,
media
Mengekspresikan diri melalui
karya seni grafis
Psikomotor Praktik,
mediaMenyiapkan karya seni rupa hasil
karya sendiri untuk pameran kelas
atau sekolah
Kognitif,
Psikomotor,
Afektif
Praktik,
media
Menata karya seni rupa hasil
karya sendiri dalam bentuk
pameran kelas atau sekolah
Kognitif,
Psikomotor,
Afektif
Praktik,
media
E. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas IX Semester 1
NoStandar
KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat
1 Mengapresiasi
karya seni rupa
Mengidentifikasi seni rupa
murni yang diciptakan di daerah
setempat
Kognitif Media
Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan gagasan dan
teknik seni rupa murni daerah
setempat
Afektif Media
2 Mengekspresikan
diri melalui
karya seni rupa
Memilih unsur seni rupa
Nusantara untuk dikembangkan
menjadi karya seni murni
Kognitif,
Psikomotor
Praktik,
media
Mengekspresikan diri melalui
karya seni rupa murni yang
dikembangkan dari unsur seni
rupa Nusantara
Psikomotor Praktik,
media
F. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas IX Semester 2
NoStandar
KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat
1 Mengapresiasi
karya seni rupa
Mengidentifikasi karya seni
rupa murni yang diciptakan di
Indonesia
Kognitif Media
Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan gagasan dan
teknik dalam karya seni rupa
murni Indonesia
Afektif Media
2 Mengekspresikan Mengekspresikan diri melalui Psikomotor Praktik,
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
30/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 26
diri melalui
karya seni rupa
karya seni rupa murni yang
dikembangkan dari beragam
unsur seni rupa Nusantara dan
mancanegara di luar Asia
media
Menyiapkan karya seni rupayang diciptakan untuk pameran
di sekolah atau di luar sekolah
Kognitif,Psikomotor,
Afektif
Praktik,media
Menata karya seni rupa yang
diciptakan dalam bentuk
pameran di sekolah atau di luar
sekolah.
Kognitif,
Psikomotor,
Afektif
Praktik,
media
G. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas X Semester I
NoStandar
KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat
1 Mengapresiasi
karya seni rupa
Mengidentifikasi keunikan
gagasan dan teknik dalam
karya seni rupa terapan daerah
setempat
Kognitif Media
Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan gagasan dan
teknik dalam karya seni rupa
terapan daerah setempat
Afektif Media
2 Mengekspresikan
diri melalui
karya seni rupa
Merancang karya seni rupa
terapan dengan memanfaatkan
teknik dan corak daerah
setempat
Kognitif
Psikomotor
Praktik,
media
Membuat karya seni rupa
terapan dengan memanfaatkan
teknik dan corak daerah
setempat
Kognitif
Psikomotor
Praktik,
media
H.
Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas X Semester 2
NoStandar
KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat
1 Mengapresiasi
karya seni rupa
Mengidentifikasi keunikan
gagasan dan teknik dalam
karya seni rupa terapan di
wilayah Nusantara
Kognitif Praktik,
media
Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan gagasan dan
teknik dalam karya seni rupa
Afektif Praktik,
media
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
31/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 27
terapan di wilayah Nusantara
2 Mengekspresikan
diri melalui
karya seni rupa
Merancang karya seni rupa
terapan dengan memanfaatkan
teknik dan corak di wilayah
Nusantara
Kognitif
Psikomotorik
Praktik,
media
Membuat karya seni rupa
terapan dengan memanfaatkan
teknik dan corak di wilayah
Nusantara
Kognitif
Psikomotorik
Praktik,
media
Menyiapkan karya seni rupa
buatan sendiri untuk pameran
di kelas atau di sekolah
Afektif,
Kognitif,
Psikomotorik
Praktik,
media
Menata karya seni rupa buatan
sendiri dalam bentuk pameran
di kelas atau di sekolah
Kognitif
Psikomotorik
Praktik,
media
I. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas XI Semester 1
NoStandar
KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat
1 Seni Rupa (IPS
dan Bahasa)Mengapresiasi
karya seni kriya
Mengidentifikasi keunikan
gagasan dan teknik dalam karya
seni kriya di wilayah Nusantara
Kognitif Media
Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan gagasan dan
teknik dalam karya seni kriya diwilayah Nusantara
Afektif Media
2 Mengekspresikan
diri melalui
karya seni kriya
Merancang karya seni kriya
dengan memanfaatkan teknik
dan corak di wilayah Nusantara
Kognitif
Psikomotor
Praktik,
media
Membuat karya seni kriya
dengan memanfaatkan teknik
dan corak di wilayah Nusantara
Kognitif
Psikomotor
Praktik,
media
Menyiapkan karya seni kriya
buatan sendiri untuk pameran dikelas atau di sekolah
Afektif,
Kognitif,Psikomotor
Praktik,
media
Menata karya seni kriya buatan
sendiri dalam bentuk pameran
di kelas atau di sekolah
Psikomotor Praktik,
media
3 Seni Rupa
(IPA)Mengapresiasi
Mengidentifikasi gagasan,
teknik, dan bahan dalam karya
seni rupa terapan Nusantara
Kognitif Media
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
32/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 28
karya seni rupa Menampilkan sikap apresiatif
atas keunikan gagasan dan
teknik dalam karya seni rupa
terapan Nusantara
Afektif Media
4 Membuat karya
seni rupa
Menggambar teknik/mistar Kognitif
Psikomotor
Praktik,
media
Merancang karya seni kriya
dengan mempertimbangkanfungsi dan corak seni rupa
terapan Nusantara
Kognitif
Psikomotor
Praktik,
media
Membuat karya seni kriya
dengan mempertimbangkan
fungsi dan corak seni rupa
terapan Nusantara
Kognitif
Psikomotor
Praktik,
media
J. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas XI Semester 2
NoStandar
KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat
1 Seni Rupa (IPS
dan Bahasa)
Mengapresiasikarya seni kriya
Mengidentifikasi keunikan
gagasan dan teknik dalam karya
seni kriya Mancanegara
Kognitif Media
Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan gagasan dan
teknik dalam karya seni kriya
Mancanegara
Afektif Media
2 Mengekspresikan
diri melalui
karya seni kriya
Merancang karya seni kriya
dengan memanfaatkan teknik
dan corak di Mancanegara
Kognitif,
Psikomotor
Praktik,
media
Membuat karya seni kriya
dengan memanfaatkan teknik
dan corak di Mancanegara
Kognitif,
Psikomotor
Praktik,
media
Menyiapkan karya seni kriya
buatan sendiri untuk pameran di
kelas atau di sekolah
Kognitif,
Psikomotor
Praktik,
media
Menata karya seni kriya buatan
sendiri dalam bentuk pameran
di kelas atau di sekolah
Afektif,
Kognitif,
Psikomotor
Praktik,
media
3 Seni Rupa
(IPA)Mengapresiasi
karya seni rupa
Mengidentifikasi gagasan,
teknik, dan bahan dalam karya
seni rupa terapan Mancanegara
Kognitif Media
Menampilkan sikap apresiatif
atas keunikan gagasan dan
Afektif Media
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
33/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 29
teknik dalam karya seni rupa
terapan Mancanegara
4 Membuat karya
seni rupa
Menggambar teknik/Proyeksi Kognitif
Psikomotor
Praktik,
Media
Merancang karya seni denganmempertimbangkan fungsi dan
corak seni rupa terapan
KognitifPsikomotor
Praktik,Media
Membuat karya seni dengan
mempertimbangkan fungsi dan
corak seni rupa terapan
Kognitif
Psikomotor
Praktik,
Media
Menyiapkan karya seni rupa
hasil karya sendiri untuk
pameran kelas atau sekolah
Kognitif
Psikomotor
Praktik,
Media
K. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas XII Semester 1
NoStandar
KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat
1 Seni Rupa (IPS,
Bahasa)Mengapresiasi
karya seni rupa
Menjelaskan keunikan gagasan
dan teknik dalam karya seni
rupa modern/ kontemporer
Kognitif Media
Menjelaskan perkembangan
seni rupa modern /kontemporer
Mancanegara
Kognitif Media
Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan gagasan dan
teknik dalam karya seni rupa
modern /kontemporer
Afektif Media
2 Mengekspresikan
diri melalui
karya seni rupa
Merancang karya seni rupa
murni dan terapan yang
dikembangkan dari beragam
unsur seni rupa Nusantara
Psikomotorik Praktik,
Media
Membuat karya seni rupa
murni dan terapan yang
dikembangkan dari beragamunsur seni rupa Nusantara
Psikomotorik Praktik,
Media
3 Seni Rupa
(IPA)Mengapresiasi
karya seni rupa
Mengidentifikasi gagasan,
teknik, dan bahan dalam karya
seni rupa modern/ kontemporer
Kognitif Praktik,
Media
Menjelaskan perkembangan
seni rupa modern/ kontemporer
Mancanegara
Kognitif Praktik,
Media
Menampilkan sikap apresiatif
atas keunikan gagasan dan
teknik dalam karya seni rupa
modern/ kontemporer
Afektif Praktik,
Media
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
34/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 30
4 Membuat karya
seni rupa
Menggambar teknik/ perspektif Kognitif
Psikomotor
Praktik,
Media
Merancang karya seni rupa
murni dan terapan yang
dikembangkan dari beragamunsur seni rupa Nusantara
Kognitif
Psikomotor
Praktik,
Media
Membuat karya seni rupa
murni dan terapan yang
dikembangkan dari beragam
unsur seni rupa Nusantara
Kognitif
Psikomotor
Praktik,
Media
L. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas XII Semester 2
No StandarKompetensi
Kompetensi Dasar Ranah Sifat
1 Seni Rupa (IPS,
Bahasa)Mengapresiasi
karya seni rupa
Membandingkan seni rupa
tradisional dengan seni rupa
modern/ kontemporer
Kognitif Media
Menjelaskan perkembangan
seni rupa modern/ kontemporer
di Indonesia
Kognitif Media
Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan gagasan dan
teknik dalam karya seni rupa
modern/ kontemporer di
Indonesia
Afektif Media
2 Mengekspresikan
diri melalui
karya seni rupa
Membuat karya seni rupa murni
dan terapan yang dikembangkan
dari beragam corak dan teknik
seni rupa
Kognitif
Psikomotor
Praktik,
Media
Membuat karya seni rupa murni
dan terapan yang dikembangkan
dari beragam unsur seni rupa
Nusantara
Kognitif
Psikomotor
Praktik,
Media
Menyiapkan karya seni rupayang diciptakan untuk pameran
sekolah atau luar sekolah
KognitifPsikomotor
Praktik,Media
Menata karya seni rupa yang
diciptakan dalam bentuk
pameran sekolah atau luar
sekolah
Kognitif
Psikomotor
Praktik,
Media
3 Seni Rupa
(IPA)Mengapresiasi
karya seni rupa
Membandingkan corak seni
rupa tradisional dengan seni
rupa modern/ kontemporer
Kognitif Media
Menjelaskan perkembangan
seni rupa modern/ kontemporer
Kognitif Media
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
35/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 31
di Indonesia
Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan gagasan dan
teknik dalam karya seni rupa
modern/kontemporer Indonesiadengan memperhatikan konteks
kehidupan masyarakat
Afektif Media
4 Mengekspresikan
diri melalui
karya seni rupa
Menggambar teknik/ perspektif
lanjutan
Kognitif
Psikomotor
Praktik,
Media
Membuat karya seni rupa murni
dan terapan yang dikembangkan
dari beragam corak dan teknik
seni rupa
Kognitif
Psikomotor
Praktik,
Media
Menyiapkan karya seni rupa
yang telah diciptakan untuk
pameran di sekolah atau luarsekolah
Kognitif,
Afektif,
Psikomotor
Praktik,
Media
Menata karya seni rupa yang
diciptakan dalam bentuk
pameran sekolah atau luar
sekolah
Kognitif,
Psikomotor
Praktik,
Media
Keterangan:
Seni rupa terapan: Seni rupa yang memiliki fungsi praktis, meliputi disain dan
seni kriya.
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
36/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 32
BAB III
KAJIAN DALAM PTK
Tindakan-tindakan yang biasanya digunakan untuk mengatasi masalah
didalam PTK antara lain metode pembelajaran, media pembelajaran, system
evaluasi, dan sebagainya. Agar guru mampu memilih tindakan yang tepat untuk
mengatasi masalah PTK, maka guru sebaiknya memahami beberapa model-model
pembelajaran, kelebihan dan kekurangan media pembelajaran, dan system
evaluasi hasil belajar.
A. Model-model pembelajaran1. Model pembelajaran Kontekstual, kelebihananya yaitu sebagai berikut.
a. Siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibeluntuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya
b. Pengetahuan danketerampilan yang diperoleh siswa dapat digunakanuntuk memecahkan masalah dalam kehidupansehari-hari, baik sebagai
anggota keluarga maupun anggota masyarakat
c. Keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yangdipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
mereka
d. Adanya perubahan sikap siswa karena mampu mempraktikkanpengetahuan dan pengalaman dari pemebelajaran
e. Pengalaman kerjasama tidak hanya membantu siswa mempelajarimateri pembelajaran, tetapi juga dengan permasalahan yang
berhubungan dengan dunia nyata.
2. Model pebelajaran Kuantum, kelebihannya yaitu sebagai berikut.a. Siswa memiliki pengalaman dalam mengutamakan keberagaman dan
kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
b. Proses pembelajaran yang melibatkan totalitas tubuh dan pikiran bisaberlangsung lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal.
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
37/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 33
c. Interaksi ntara guru dan siswa mampu saling memeberikanmemberikan pengkayaan pengetahuan dan pengalaman karena
pembelajaran menjadi dunia bersama guru dan siswa.
d. Pembelajaran bersifat fleksibel/dapat dirubah dengan mnenyesuaikankondisi lingkungan dan suasana demi keberhasilan siswa-siswanya.
Pembelajaran bersifat dinamis karena didukung suasana yang
menggairahkan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung,
dan rancangan pengajaran yang dinamis .
e. Adanya demonstrasi oleh siswa memberikan pengalaman langsungkepada siswa sebelum penyajian, penyampaian materi dengan
multimetode dan multimedia.
3. Model pembelajaran Koorperatif, kelebihannya yaitu sebagai berikut.a. Melalui aktivitas kelompok dapat meningkatkan kerjasama akademik
antar siswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa
percaya diri, serta meningkatkan kemampuan akademik.
b. Siswa berinteraksi aktif dengan lingkungan dan kelompoknya, sebagaimedia untuk mengembangkan pengetahuannya.
c. Siswa didorong untuk membangun makna dari pengalamannya,sehingga pemahaman terhadap fenomena yang sedang dipelajari
meningkat.
d. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.e. Adanya proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam menentukan apa
yang harus dipelajari dan bagairnana mempelajarinya.
4. Model pembelajaran terpadu, kelebhannya yaitu sebagai berikut.a.
Memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktifmencari, menggali dan menemukan konsep serta konsep keilmuan
secara holistik, bermakna, dan otentik.
b. Siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh karenaadanya pemaduan beberapa aspek, baik dalam intra matapelajaran
maupun antar matapelajaran .
c. Pembelajaran menjadikan wahana membentuk keterampilan hidup(process life skill) dibandingkan dengan proses transfer informasi.
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
38/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 34
Memberikan pengalaman pembelajaran yang berlangsung secara
alami, tidak artifisial.
d. Pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalamanmerupakan kunci utama dari belajar bermakna sehingga hasilnya dapat
bertahan lama.
e. Pembelajaran disesuaikan dengan perkembangan usia dan individuyang meliputi perkembangan kognisi, emosi, minat, dan bakat siswa
sehingga memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan
diri.
5. Model pembelajaran berbasis masalah, kelebihannya yaitu sebagaiberikut.
a. Guru dan siswa mengetahui berbagai permasalahan kontekstual yangterjadi di lingkungannya.
b. Siswa dapat memilih masalah yang dianggap menarik untukdipecahkan sehingga mereka terdorong berperan aktif dalam belajar.
c. Pengalaman belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalahseperti membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan
penyelidikan, mengumpulkan data, menginterpretasikan data,
membuat kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi, dan membuat
laporan.
d. Meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajarisehingga mereka dapat menerapkannya dalam kondisi nyata dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Media PembelajaranMedia berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang berarti sesuatu yang terletak ditengah (antara dua pihak
atau kutub) atau suatu alat. Media dalam bahasa Latin berarti antara yang
menunjukkan pada segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber
dan penerima pesan. Media menurut Smaldino, dkk (dalam Sri Anitah, 2009)
adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi. Dikatakan media
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
39/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 35
pembelajaran bila segala sesuatu tersebut membawa pesan untuk suatu tujuan
pembelajaran.
Dalam perkembangannya disebutkan oleh Abuyahusaini (2008) bahwa
media pembelajaran selalu mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi
yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan
yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Kemudian teknologi audio-visual
yang menggabungkan penemuan mekanik dan elektronik untuk tujuan
pembelajaran. Teknologi yang muncul terakhir adalah teknologi
mikroprosessor yang melahirkan pemakaian komputer dan kegiatan interaktif.
Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran
dikelompokkan ke dalam empat bagian, yaitu:
1. Media hasil teknologi cetak.Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama
melalui proses percetakan mekanis atau photografis. Kelompok media
hasil teknologi cetak antara lain: teks, grafik, foto atau representasi
fotografik. Karakteristik media hasil cetak:
a. Teks dibaca secara linear
b. Menampilkan komonikasi secara satu arah dan reseptif
c. Ditampilkan secara statis atau diam
d. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip
pembahasan.
e. Berorientasi atau berpusat pada siswa.
Pendekatan yang berorientasi pada siswa adalah pendekatan dalam
belajar yang ditekankan pada ciri-ciri dan kebutuhan siswa secaraindividual. Sedang lembaga pendidikan dan para pengajar berfungsi
dan berperan sebagai penunjang saja. Sistem pendekatan yang
berorientasi pada siswa ini didesain sedemikian rupa. Sehingga siswa
dapat belajar dengan sistem yang luwes yang diarahkan agar siswa
dapat membentuk gaya belajarnya masing-masing. Dalam hal ini guru
dan lembaga berperan sebagai penunjang, fasilitator dan semangat
pada siswa yang sedang belajar.
http://um.ac.id/http://ksupointer.com/http://ksupointer.com/http://um.ac.id/ -
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
40/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 36
f. Informasi dapat diatur atau ditata ulang oleh pemakai.
2. Media hasil teknologi audio-visual.
Teknologi audi-visual cara menyampaikan materi dengan
menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan
pesan-pesan audio-visual penyajian pengajaran secara audio-visual jelas
bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses pembelajaran, seperti
mesin proyektor film, tape rekorder, proyektor visual yang lebar.
Karakteristik media hasil teknologi audio-visual ini adalah:
a. Bersifat linear
b. Menyajikan visual yang dinamis
c. Digunakan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya oleh
perancang
d. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau abstrak
e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behafiorisme dan kognitif
f. Berorientasi pada guru.
Pendekatan yang berorientasi pada guru atau lembaga adalah sistem
pendidikan yang konfensional dimana hampir seluruh kegiatan
pembelajaran dikendalikan penuh oleh para guru dan staf lembaga
penndidikan. Dalam sistem ini guru mengkomunikasikan
pengetahuannya kepada siswa dalam bentuk pokok bahasan dalam
beberapa macam bentuk silabus. Biasanya pembalajaran berlangsung
dan selesai dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan metode mengajar
yang dipakai tidak beragam bentuknya, biasanya menggunakan metode
ceramah dengan pertemuan tatap muka (face to face)
3.
Media hasil teknologi yang berdasarkan computer.Teknologi berbasis computer merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang
berbasis micro-prosesor. Berbagai aplikasi teknologi berbasis komputer
dalam pembelajaran ummumnya dikenal sebagai computer assisted
instruction. Aplikasi tersebut apabila dilihat dari cara penyajian dan tujuan
yang ingin dicapai melipiuti tutorial, penyajian materi secara bertahap,
drills end practice latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
41/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 37
telah dipelajari sebelumnya, permainan dan simulasi (latihan untuk
mengaplikaskan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari dari,
dan basis data (sumber yang dapat membantu siswa menambah informasi
dan pengetahuan sesuai dengan keinginan masing-masing). Karakteristik
media hasil teknologi yang berdasarkan computer:
a. Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial atau secara linear
b. Dapat digunakan sesuai keinginan siswa atau perancang
c. gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan simbol dan grafik
d. Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini
e. Beroriatasi pada siswa dan melibatkan interaktifitas siswa yang tinggi
4. Media hasil gabungan tenologi cetak dan teknologi computer.Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan
menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk
media yang dikendalikan komputer. Komputer yang memiliki kemampuan
yang hebat seperti jumlah random akses memori yang besar, hard disk
yang besar, dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan pararel
(alat-alat tambahan), seperti: vidio disk player, perangkat keras untuk
bergabung dalam suatu jaringan dan sistem audio.
a. Dapat digunakan secara acak, sekuensial, linear
b. Dapat digunakan sesuai keinginan siswa, bukan saja dengan
direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya
c. Gagasan disajikan secara realistik sesuai dengan pengalaman siswa,
menurut apa yang relefan dengan siswa dan dibawah pengendalian
siswa
d. Prinsip ilmu kognitif dan konstruktifisme ditetapkan dalampengembangan dan penggunaan pelajaran
e. Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga
pengetahuan dikuasai jika pengetahuan itu digunakan
f. Bahan-bahan pelajaran melibatkan interaktif siswa.
g. Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai
sumber. Selain pembagian itu ada lagi pembagian media pembelajaran
menurut jenis, daya liput, dan bahannya.
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
42/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 38
Beragam Jenis Model Media Pembelajaran
No Jenis media
pembelajaranKelebihan Kekurangan
1 Visual yangtidak
diproyeksikan:
Gambar mati
atau gambar
diam (still
picture)
- Dapat menterjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentukyang lebih nyata
- Banyak tersedia dalam buku-buku
- Sangat mudah dipakai karenatidak membutuhkan peralatan
- Relatif tidak mahal- Dapat dipakai untuk berbagai
tingkat pelajaran dan bidang
studi
- Kadang-kadang terlampaukecil untuk ditunjukkan dikelas yang besar
- Gambar mati adalah gambardua dimensi, untuk
menunjukan kedalaman
benda harus digunakan satu
seri gambar dari objek yang
sama tetapi dari sisi yang
berbeda
- Tidak dapat menunjukkangerak
- Pembelajar tidak selalumengetahui bagaimana
meninterpretasi gambar.
2 Visual yang diproyeksikan
a. Overheadprojector
- Guru dapat mempersiapkanmateri pelajaran sebelumnya
sehingga jam mengajar dapat
dimanfaatkan seefisien
mungkin- Tidak menyebabkan tangan
kotor seperti pada kapur
- Dapat digunakan untukmenjelaskan berbagai bidang
studi
- Sinar lampunya cukup terangsehingga dapat digunakan
diruang normal (tidak perlu
digelapkan)
- Penyaji berhadapan denganpebelajar sehingga kntakantara guru-pebelajar tetap
berlangsung
- Mudah digunakan karenasederhana
- Dapat digunakan untukpebelajar yang besar
jumlahnya
- Efektifitas penyajian OHPtergantung pada penyaji
- OHP tidak dipersiapkanuntuk belajar mandiri
- Bahan-bahan cetak sepertigambar, majalah, korantidak dapat secara langsung
diproyeksikan karena harus
dipindahkan dahulu ke
bahan transparan
- Kadang-kadang ada bagianyang tak dapat diamati bila
guru perlu menambahkan
suatu tulisan pada
transparan karena tertutup
oleh bayangan guru
b. Slideprojector
- Gambar yang bersifatindividual, memudahkan
guru dalam mengatur urutan
penyajian
- Tidak dapat memberikankesan yang berhubungan
dengan gerak, emosi
maupun suara
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
43/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 39
- Materi pelajaran dapatdibuat sendiri oleh guru
dengan menggunakan prinsip
pemotretan
- Lama penyajian satu gambardapat diatur oleh guru sesuaidengan kebutuhan
- Proyektor slide yang bersifatotomatis dapat menampilkan
sendiri urutan gambar yang
telah diatur
- Proyektor slide sederhanasehingga mudah
menggunakan
- Dapat digunakan untukpembelajaran individualmaupun kelompok
- Pembuatan bahanmembutuhkan biaya lebih
mahal dibandingkan bahan
untuk OHP
- Gambar yang bersifatindividual mudah hilang- Kesalahan menempatkan
gambar menyebabkan
gambar terbalik pada layar
- Tidak dapat menunjukkankedalaman benda
- Slide yang dibuat dari kacamudah pecah
- Membutuhkan keteranganyang banyak dari guru
- Sukar menunjukkanhubungan karena gambar-
gambar yang lepas-lepas
sehingga dapat merosot
menjadi pertunjukkan
gambar.
c. Filmstripprojector
- Lebih padat karena filstripdapat memuat beberapa
puluh gambar
- Mudah menyimpan karenacukup digulungkan dalamsebuah silinder
- Mudah dipersiapkan baikperangkat lunak maupun
perangkat kerasnya
- Dapat menampilkan beberapajenis tema, baik untuk anak-
anak maupun perguruan
tinggi
- Memungkinkan terjadidiskusi yang cukup lama
- Film dengan bentuk selajurtidak memungkinkantercecer, keliru urutan atau
terbalik seperti pada slide
- Proyektor filmstrip sukardiperoleh
- Sukar menunjukkanbeberapa buah gambar saja,
sebab gambar merupakansuatu rangkaian
- Sukar untuk mengganti bilaada gambar yang rusak atau
tidak sesuai dengan
perkembangan ilmu
- Memerlukan ruang yanggelap untuk dapat
menunjukkan gambar yang
jelas, akibatnya pebelajar
tidak dapat mencatat
- Film biasanya tidakdibungkus maka sebagiangambar dapat tergores atau
rusak
d. Opaqueprojector
- Berbagai materi pelajarandapat ditunjukkan secara
langsung diambil dari buku,
koran, majalah, peta
dansebagainya
- Perangkat lunak tidakmembutuhkan biaya banyak
- Dapat dipakai berulang-ulang
- Tidak dapat menunjukkangambar yang terang karena
materi yang dipertunjukkan
tidak tembus cahaya,
kecuali diperketat dan
ruangan gelap
- Materi yang diproyeksikandapat rusak bila terlalu lama
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
44/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 40
- Berbagai objek tiga dimensiseperti serangga, mata uang
logam, daun, dapat
diproyeksikan
diproyeksikan karena
pemantulan cermin lampu
yang cukup besar
- Pesawat kurang aman bilatersentuh karena panas
- Membutuhkan ruang yangbetul-betul gelap, maka
kurang cocok untuk
pembelajaran (siswa tak
dapat mencatat)
3 Audio - Tidak begitu mahal untukkegiatan pembelajaran
- Audiotape cukup hematsebab suatu rekaman dapat
dihapus dan diganti dengan
materi baru- Dapat digunakan untuk
pembelajaran
kelompokmaupun individual
- Pebelajar yang tuna netramaupun tuna aksara dapat
belajar melalui media audio
- Untuk anak yang masih kecilatau untuk pebelajar yang
belum membaca, media
audio dapat membentukpengalaman belajar bahasa
permulaan
- Media audio dapatmembawakan pesan verbal
yang lebih dramatis daripada
media cetak
- Dengan sedikit imajinasiguru program audio dapat
bervariasi
- Audio cassette tape-recorderdapat dibawa kemana-manadan dapat digunakan
dilapangan dengan batery
- Cassette tape recorder sangatideal untuk belajar mandiri di
rumah karena bahan
pembelajaran pada pita kaset
mudah diperbanyak bila
diperlukan
- Melalui media audio kasetdapat mendengarkan urutan
penyajian yang tetap bahkan
bila diputar kembali akan
terdengar hal-hal yang
sama. Hal ini kadang-kadang membosankan
- Tanpa ada penyaji yangtertatap muka langsung
dengan pebelajar, beberapa
diantara pebelajar kurang
memperhatikan penyajian
itu
- Pengembangan programaudio yang baik akan
banyak menyita waktu
- Penentuan carapenyampaian informasi
dapat menimbulkan
kesulitan bila pendengar
memiliki latar belakang
serta kemampuan
mendengar yang berbeda
- Tidak dapat diperolehbalikan secara langsung
karena hanya ada satu jalur
penyampaian informasi
4 Audio-visual - Pebelajar selain bisa melihatdan mengamati pesan yang
ingin disampaikan juga bisa
- Sukar diperoleh dan mahalharganya
- Pengembangan program
-
8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)
45/56
Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 41
sekaligus dapat mendengar
sesuatu yang divisualisasikan
-Dapat digunakan untukpebelajar secara individual
maupun kelompok
audio-visual yang baik akan
banyak menyita waktu
5 Multimedia -Dapat digunakan untukpebelajar secara individual
maupun kelompok
-Melibatkan pebelajar untuklebih interaktif
-Pebelajar juga dapatmemberikan respon aktif
-Media multimedia tidakmembosankan
-Dapat mengajarkan padapebelajar untuk memecahkan
masalah yang kompleks.
-Dapat digunakan sesuaikeinginan pebelajar, bukan
saja dengan direncanakan
dan diinginkan oleh
perancangnya
- Memerlukan kemampuankhusus bagi penyaji dalam
merancang media yang
digunakan
- Pengembangan programmultimedia yang baik akan
banyak menyita waktu- Penentuan cara
top related