54 bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2012-1-00167-mn bab3001.pdf · salah satu...
Post on 02-Mar-2019
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
54
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metode yang digunakan
Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode kuantitatif.
Menurut Sarwono (2006) metode kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang
sistematis terhadap bagian – bagian dan fenomena serta hubungan –
hubungannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode kuantitatif ini adalah
metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara objektif
terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap
fenomena sosial dijabarkan kedalam komponen masalah, variable dan
indikator (Sumanto, 1995). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
karena dalam penelitian ini ingin mengetahui pengukuran hubungan antar
variabel secara objektif.
3.2 Jenis Penelitian
Menurut Sekaran (2003, p.18) desain penelitian adalah “suatu
rencana penelaahaan atau penelitian secara ilmiah dalam rangka menjawab
pertanyaan penelitian atau identifikasi masalah”. Penelitian dalam skripsi ini
menggunakan jenis penelitian bersifat asosiatif. Penelitian asosiatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
dua variabel atau lebih. Dengan penelitian asosiatif dapat ditemukan
kejadian – kejadian relatif, distributif, dan hubungan – hubungan antar
54
55
variabel sosiologis maupun psikologis. Pada penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara variabel kompetensi pribadi(X1), faktor –
faktor individual(X2), role challenges of ethics officers (Y), dan kinerja
ethics officer(Z).
Unit analisis yang dituju dalam penelitian ini adalah para karyawan
yang berada dalam unit atau divisi perusahaan yang berada dibawah
pengawasan ethics officerpada PT. Indomuda Satria Internusa dantime
horizon yang digunakan pada penelitian kali ini menggunakan time horizon
cross sectional. Menurut Sekaran, Uma (2007, p.177) studi cross sectional
adalah sebuah studi yang pengumpulan datanya hanya dilakukan satu kali.
Desain peneltian dalam skripsi ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan
peneltian
Desain Penelitian
Jenis
Penelitian
Metode
Penelitian
Unit Analisis Time
Horizon
T-1 Assosiatif Survei Individual =
karyawan
Cross-
Sectional
T-2 Assosiatif Survei Individual =
karyawan
Cross-
Sectional
Sumber : (Penulis, 2012)
Keterangan :
- T-1 : Untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh
Personal Competencies(X1) dan Individual Factors(X2)terhadap Ethics
56
Officer’s Performance(Z)didalam PT. Indomuda Satria Internusa secara
parsial maupun simultan.
- T-2 : Untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh
Personal Competencies (X1), Individual Factors (X2)dan Role
Challenges of Ethics Officers(Y) terhadap Ethics Officer Performance
(Z) PT. Indomuda Satria Internusa secara parsial maupun simultan
Berdasarkan tabel 3.1, proses pengambilan informasi pada
penelitian ini didapat dari para karyawan dengan pengumpulan data
sebanyak satu kali pada waktu tertentu (cross sectional).
3.3 Operasionalisasi Variabel
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p.11). Definisi operasional
variabel merupakan penjelasan pengertian dari teori variabel, sehingga dapat
diamati dan diukur dengan menentukan hal-hal yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tertentu. Variabel adalah karakteristik yang dapat diamati
dan sesuatu(objek), dan mampu memberikan macam-macam nilai atau
beberapa kategori.
Penggunaan skala pada awal penelitian adalah skala ordinal karena
data yang diperoleh dari kuesioner akan berbentuk ordinal, yaitu hanya
menyatakan peringkat tanpa disertai jarak atau interval antar peringkat
(Indriantoro dan Supomo, 2002, p.98). Kemudian dalam pengolahan akan
diubah menjadi data interval dengan transformasi data karena ini merupakan
salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala
57
interval (Riduwan dan Kuncoro 2008, p.30). Kemudian pengukuran skala
sikap yang dipakai adalah skala Likert yang menurut Istijanto (2010, p.87)
berguna untuk mengukur tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan
responden terhadap pernyataan. Skala Likert ini menggunakan lima angka
penilaian yaitu 5 untuk alternative “sangat setuju”, angka 4 untuk “setuju,
angka 3 untuk “netral”, angka 2 untuk “tidak setuju”, dan angka 1 untuk
alternative “sangat tidak setuju” (Mudrajad, 2003:p.104). Untuk singkatnya
dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Dimensi/Sub Variabel
Indikator Skala Pengukuran
Model Skala Pengukuran
Kompetensi Pribadi (X1)
Pemahaman secara rinci yang dimiliki seseorang/individu tentang keahlian atau skill yang diterapkan dengan atau dalam bentuk apapun untuk setiap masalah atau aplikasi (Adobor, 2006)
Technical
Knowledge,
Business
Knowledge
(Technical Knowledge):
Pemahaman tentang hukum atau peraturan yang berlaku.
Pemahaman tentang keahlian yang dibutuhkan oleh ethics officer
(Business Knowledge):
Pengetahuan
Ordinal
yang
ditransfor
m menjadi
interval
Skala Likert
58
tentang bisnis perusahaan.
Pengetahuan tentang peraturan & ketentuan yang terdapat didalam perusahaan.
Faktor – Faktor Individual (X2)
Faktor - faktor yang terdapat didalam diri seseorang yang nantinya dapat membantu mengurangi atau malah menimbulkan stress dalam pekerjaan yang terjadi didalam lingkungan kerja (Adobor, 2006).
Tolerance of
ambiguity,
Locus of
control,
Moral
Character,
Individual orientation and leadership behaviour
(Tolerance of
ambiguity):
Kemampuan
untuk bekerja
didalam
lingkungan
kerja yang
dipenuhi
informasi yang
tidak relevan.
Mampu bekerja
tanpa
bergantung
kepada
informasi.
(Locus of
Control):
Memberikan
hak kepada
pihak lain
untuk
Ordinal
yang
ditransfor
m ke
interval
Skala Likert
59
menyumbangk
an ide sebelum
membuat
keptusan.
Berani
mengambil
resiko.
(Moral
Character):
Melihat efek
jangka panjang
dari keputusan
yang akan
diambil.
Mengambil
keputusan
dengan
memperhatika
n pihak
eksternal dan
internal
perusahaan.
(Individual
Orientation and
leadership
behaviour):
Penggunaan
gaya
kepimimpinan
60
transformasion
al dalam
menjalankan
pekerjaan.
Role
Challenges
of Ethics
Officer (Y)
Hambatan -
hambatan yang
mungkin akan
dialami oleh
ethics officer
dalam
menjalankan
pekerjaannya,
hambatan –
hambatan ini
nantinya dapat
mempengaruhi
efektivitas kinerja
ethics officer
(Adobor, 2006).
Role Conflict,
Role
Ambiguity,
Task
Complexity,
Low Task Visibility
(Role Conflict):
Peraturan yang
bertentangan
dengan sifat
ethics officer.
Banyaknya
permintaan
dari beberapa
stakeholder.
(Role
Ambiguity):
Ketidakjelasan
tujuan ethics
officer.
Pemahaman
yang kurang
terhadap tugas
yang
dijalankan.
(Task
Complexity):
Ordinal
yang
ditransfor
m ke
interval
Skala Likert
61
Tugas yang
tidak
terstruktur dan
membingungka
n.
Kinerja Ethics Officer (Z)
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. (Adobor, 2006).
Ethics
officer
effectiveness
(Ethics Officer’s
Effectiveness):
Keterampilan
komunikasi
yang baik.
Membentuk
kredibilitas.
Mampu bekerja
dengan
maksimal
didalam situasi
yang
menyulitkan.
Ordinal
yang
ditransfor
m ke
interval
Skala Likert
Sumber : (Penulis, 2012)
Berdasarkan tabel 3.2, telah didapatkan variabel personal
competencies, individual factors, role challenges of ethics officer, dan ethics
officer’s performance yang nantinya akan diolah dan hasilnya akan
62
diinterpretasikan untuk mengetahui bagaimana variabel – variabel tersebut
mempengaruhi satu sama lain.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data
subjektif yaitu jenis data berupa opini, pengalaman, karakteristik, atau sifat
dari individu atau kelompok yang menjadi subjek dalam penelitian ini
(responden).
Sumber data dan penelitian ini ada 2 (dua) jenis yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung
dari sumbernya data tanpa melalui perantara. Sedangkan data sekunder
adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau
melalui media dan perantara lain. Dalam penelitian ini, data yang lebih
banyak digunakan adalah data primer, data primer tersebut didapat dengan
cara menyebar kuesioner dan menggunakan data sekunder yang didapat dari
perusahaan sebagai bahan referensi. Jenis dan sumber data penelitian
dirangkum kedalam tabel berikut :
Tabel 3. 3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Variabel Sumber Data Jenis Data
Kompetensi Pribadi Kuesioner dan
wawancara
Kuantitatif
Faktor – Faktor
Individual
Kuesioner Kuantitatif
63
Role Challanges of
Ethics officer
Kuesioner Kuantitatif
Kinerja Ethics Officer Kuesioner Kuantitatif
Sumber : (Penulis, 2012)
Jenis data yang digunakan adalah jenis data kuantitatif yang menurut
Istijanto (2010, p39) yaitu data yang dikumpulkan dengan pertanyaan yang
terstruktur seperti menyediakan alternative jawaban terhadap pertanyaan
yang diajukan ke responden lalu jawaban para responden diubah menjadi
angka dan dipaparkan melalui pendekatan statistik (2010, p94).
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Nasir dalam buku Riduwan & Kuncoro (2008, p213),
mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang
dipergunakan dalammelaksanakan suatu penelitian. Data yang akan
dikumpulkan dapat berupa angka-angka,keterangan tertulis, informasi lisan
dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti.
Maka, teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah:
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah :
1. Library research (studi pustaka)
Penelitian ini dilakukan dengan membaca, mempelajari dan
mencatat dari text book serta berbagai sumber lain seperti jurnal dan
internet. Data ini berguna sebagai landasan teori pada penelitian ini.
64
2. Field research
- Kuesioner
Merupakan daftar pertanyaan yang ditunjukan untuk
substansi dibawah ethics officer yang terdapat di PT. Indomuda
Satria Internusa guna mendapatkan informasi mengenai personal
competencies, individual factors , organization context,role
challengers of ethics officer dan ethics officer’sperformance. Data
kualitatif yang berasal dari kuesioner kemudian akan diolah
menjadi data kuantitatif. Kuisioner dalam penelitian ini dibuat
dengan skala likert dengan pemberian bobot sebagai berikut :
• (SS)Sangat Setuju =
5
• (S)Setuju = 4
• (KS) Kurang Setuju =
3
• (TS) Tidak Setuju =
2
• (STS) Sangat Tidak Setuju
= 1
- Wawancara
Dilakukan dengan tanya jawab secara langsung pada
observasi awal dengan pihak yang berkepentingan dalam
perusahaan untuk mendapatkan informasi yang diperluukan,
65
sehingga mendukung penelitian.Karena metode yang digunakan
didalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, wawancara disini
digunakan hanya sebagai pendukung dari informasi literatur atau
teori yang ada dalam penelitian.
3.6 Teknik Pengambilan Sampel
Populasi merupakan seluruh karakteristik yang menjadi objek
penelitian, dimana karakteristik tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok
orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian bagi peneliti.
Sementara itu, sampel adalah bagian dari populasi yang dipercaya dapat
mewakili krakteristik populasi secara keseluruhan. (Sarjono & Julianita,
2011, p.21)
Berdasarkan Sarjono & Julianita (2011, p.22) peneliti tidak perlu
menggunakan sampel jika elemen populasi terlalu heterogen ataupun jumlah
populasinya relatif sedikit (kurang dari 100) karena penghitungan sampel
dengan jumlah populasi yang kurang dari 100 akan menghasilkan jumlah
sampel yang sangat sedikit. Jumlah sampel yang terlalu sedikit
dikhawatirkan akan membuat hasil penelitian menjadi kurang akurat
sehinga disarankan untuk mengambil seluruh anggota populasi sebagai
sampel.
Memperhatikan hal tersebut diatas, karena jumlah populasi yang
penulis teliti kurang dari 100 maka penulis mengambil seluruh populasi
untuk dijadikan sampel
66
3.7 Metode Analisis
Setelah data diperoleh, akan dilakukan langkah-langkah analisis data
yang menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010 dan SPSS v.17
untuk menyusun 2 subtruktur dalam penelitian ini :
Tabel 3.4 Metode Analisis
Tujuan Penelitian Metode Analisis
T-1 Path Analysis dan Pearson Corelation
T-2 Path Analysis dan Pearson Corelation
Sumber : (Penulis, 2012)
Berdasarkan tabel 3.4, didalam penelitian ini terdapat 2 tujuan
penelitian yang berbentuk sub-struktur 1 dan sub-struktur 2, kedua
substruktur tersebut menggunakan dua metode analis, yaitu : analisa jalur
atau path analysis dan pearson corelation. Sub-struktur 1 dan 2 ini
nantinya akan menjalani beberapa tahap pengolahan data seperti
transformasi data ordinal menjadi interval, uji validitas & reliabilitas, uji
normalitas, analisa pengaruh, dan analisa jalur.
3.7.1 Sub-Struktur 1
Tujuan penelitian yang pertama disini adalah berupa sub-
struktur 1 yang didalamnya terdapat variabel Kompetensi Pribadi
(X1), Faktor – Faktor Individual (X2), dan Role Challenges of Ethics
officer (Y). Sub-struktur 1 ini, bertujuan untuk menganalisa
pengaruh antar variabel – variabel tersebut. Untuk mendapatkan
67
hasil pengaruh antar variabel, perlu dilakukan tahap transformasi
data, uji validitas & reliabilitas, dan uji normalitas sebelum
melakukan tahap analisa pengaruh dan analisa jalur pada sub-
struktur 1 ini.
3.7.1.1 Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval
Menurut Riduwan &Kuncoro (2008, p30)
menyatakan bahwa mentransformasi data ordinal menjadi
data interval berguna untuk memenuhi sebagian dari syarat
analisis statistik parametrik yang mana data setidak-
tidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling
sederhana dengan menggunakan MSI (method of successive
interval).
Langkah-langkah transformasi data ordinal menjadi
interval secara manual adalah sebagai berikut:
1. Perhatikan setiap butir jawaban responden dari
kuesioner yang disebarkan;
2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang
mendapat skor 1,2,3 dan 4 yang disebut frekuensi;
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden
dari hasilnya disebut proporsi;
4. Tentukan nilai proporsi komulatif dengan
menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan
perkolom skor;
68
5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai z untuk
setiap proporsi kumulatif yang diperoleh;
6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai z untuk
setiap proporsi kumulatif yang diperoleh
7. Tentukan nilai skala (NS) dengan menggunakan rumus;
8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus Y= NS +
(1+(NSmin)
Sementara, metode transformasi data ordinal
menjadi data interval juga dapat dilakukan menggunakan
software Microsoft Excel. Metode MSI dengan bantuan
Microsoft Excel tersebut memerlukan program tambahan
stat97.xla (Sarwono, 2012, p241-242). Langkah-langkah
mengubah data ordinal menjadi data interval dengan
menggunakan Microsoft Excel tersebut adalah:
1. Buka excel
2. Klik file stat97.xla -> klik enable macro
3. Masukkan data yang akan diubah
• Pilih Add In ->Statistics ->Successive Interval
• Pilih Yes
• Pada saat kursor di Data Range, blok data yang ada
sampai selesai
• Kemudian pindah ke Cell Output
69
• Klik di kolom baru untuk membuat output
• Tekan Next
• Pilih Select all
• Isikan minimum value 1 dan maximum value 9
• Tekan Next
• Tekan Finish
Hasil yang didapat dari proses transformasi data
ordinal menjadi interval ini nantinya akan dapat digunakan
untuk uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, dan
berguna untuk melakukan analisa pengaruh dan analisa
jalur.
3.7.1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid (sah)
atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu
untukmengungkapkan variabel yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Untuk mengukur validitas dapat
dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir
pernyataan dengan total skor variabel. Sedangkan untuk
mengetahui skor masing-masing item pernyataan valid
atau tidak, maka ditetapkan kriteria statistik sebagai
berikut(Sarjono & Julianita,2011) :
70
1. Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka
variabel tersebut valid
2. Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak
valid
3. Jika r hitung > r tabel tetapi bertanda negatif, maka
Ho akan tetap ditolak dan Ha diterima.
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang mempunyai indikator dari variabel,
suatu kuesioner dinyatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji
reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
bantuan program SPSS yang akan memberikan fasilitas
untuk mengukur reliabilitas dengan uji statisik
Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Sarjono &
Julianita, 2011, p45).
3.7.1.3 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel penggangu atau residual memiliki
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan
71
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji grafik normal
probability plot(Sarjono & Julianita, 2011).
Pada uji Kolmogorov-Smirnov, diajukan hipotesis
sebagai berikut:
Ho: Data berdistribusi normal
Ha: Data berdistribusi tidak normal
Pengambilan keputusan:
Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima
Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak
Kemudian, uji grafik dilakukan dengan membentuk
satu satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual
akan dibandingkan dengan garis diagonal tersebut. Dasar
pengambilan keputusan memenuhi uji normalitas atau tidak,
adalah sebagai berikut:
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya
menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak
mengikuti arah garisdiagonal atau grafik histogram
tidak menunjukan pola distribusi normal, makaregresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.7.1.4 Analisa Korelasi
72
Analisis korelasi merupakan analisis mengenai kuat
lemahnya hubungan antar variabel yang diteliti. Untuk
mengetahui tingkat hubungan dalam korelasi, dapat dilihat
pada tabel interpretasi nilai r(Riduwan, 2005).
Tabel 3.5 Metode Analisis Data
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Sumber: Riduwan (2005) dalam Sarjono dan Julianita (2011)
Selanjutnya, dasar pengambilan keputusan Uji Sig.
pada analisis korelasi adalah sebagai berikut:
• Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka Ho diterima, artinya
hubungan antar variabel tidak signifikan.
• Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka Ho ditolak, artinya
hubungan antar variabel signifikan.
Setelah mendapatkan analisa pengaruh dari antar
variabel yang mempunyai pengaruh satu sama lain, baru
73
dapat dilakukan analisa jalur terhadap variabel X1, X2, Y
dan Z.
3.7.1.5 Analisa Jalur (Path Analysis)
Berdasarkan Riduwan & Kuncoro (2012, p1-2),
analisis jalur (path analysis), yang dikembangkan pertama
kali pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu
Sewall Wright merupakan sebuah teknik yang digunakan
untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan
tujuan untuk mengetahui peran langsung maupun tidak
langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap
variabel terikat (endogen).
Manfaat analisis jalur adalah ( Riduwan & Kuncoro,
2012) :
• Penjelasan terhadap fenomena yang dipelajari atau
permasalahan yang diteliti
• Prediksi nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel
bebas, dan prediksidengan path analysis ini bersifat
kualitatif
• Faktor determinan, yaitu penentuan variabel bebas
mana yang berpengaruhdominan terhadap variabel
terikat, juga digunakan untuk menelusuri mekanisme
(jalur-jalur) pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat.
74
• Pengujian model, menggunakan theory triming, baik
untuk uji reliabilitas (uji keajegan) konsep yang sudah
ada ataupun uji pengembangan konsep baru.
Asumsi-asumsi path analysis( Riduwan & Kuncoro,
2008):
• Pada model path analysis, hubungan antar variabel
bersifat linier, adaptif danbersifat normal
• Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak
ada arah kausalitas yangterbalik
• Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur
interval dan ratio
• Menggunakan sampel probability sampling yaitu
teknik pengambilan sampeluntuk memberikan peluang
yang sama pada setiap anggota populasi untukdipilih
menjadi anggota sampel
• Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen
pengukuran valid danreliable artinya variabel yang
diteliti dapat diobservasi secara langsung.
• Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi)
dengan benar berdasarkanteori-teori dan konsep-konsep
yang relevan artinya model teori yang dikaji ataudiuji
dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang
75
mampu menjelaskanhubungan kausalitas antar variabel
yang diteliti.
3.7.1.6 Analisis Jalur (Path Analysis) Berdasarkan Pendekatan
SPSS
Berdasarkan Sarjono dan Julianita (2011) terdapat 2
pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan jalur,
yaitu SPSS dan Lisrel. Penelitian dalam skripsi ini
menggunakan analisa jalur menggunakan pendekatan SPSS
karena SPSS dapat memberi tampilan data yang lebih
informatif, yaitu menampilkan data sesuai dengan nilainya.
Menurut Riduwan & Kuncoro (2012, p116-118), ada
beberapa langkah pengujian analisis jalur (path analysis)
yaitu sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural
Persamaan Sub-struktural 1 :
Persamaan Sub-struktural 2 :
76
Y = a + b1X1 + b2X2 +…..+ bnXn
2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada
koefisien regresi
a) Gambarkan diagaram jalur lengkap, tentukan sub-
sub strukturnya dan rumuskan persamaan
strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan.
Hipotesis : naik turunnya variabel endogen (Y)
dipengaruhi secara signifikan oleh variabel
eksogen (X).
b) Menghitung koefisien jalur secara keseluruhan
Persamaan regresi berganda :
3. Menghitung koefisien jalur secara simultan
(keseluruhan)
a. Kaidah pengujian signifikan secara manual:
menggunakan tabel F
b. Kaidah pengujian signifikan : program SPSS
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau
sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 ≤
sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya
tidak signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau
sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 ≥
77
sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
signifikan.
4. Menghitung koefisien jalur secara individu
Selanjutnya untuk mengetahui signifikan analisis jalur
bandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai
probabilitas sig dengan dasar pengambilan keputusan
sebagai berikut:
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama
dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 ≤ sig],
maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama
dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 ≥ sig],
maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
signifikan.
5. Meringkas dan menyimpulkan
3.7.1.7 Korelasi Pearson
Berdasarkan Riduwan dan Ahmad Kuncoro
(2007,p61) untuk mengetahui hubungan antara variabelX1
dengan X2, X1 dengan Y,X2 dengan Y, dan X1 dan X2
terhadap Y digunakan teknik korelasi. Analisis korelasi
yang digunakan adalah pearson Product Moment, dengan
rumus :
78
Korelasi Pearson dilambangkan (r) dengan
ketentuan r ≥ -1 dan r ≤ + 1. apabila nilai r = -1 artinya
korelasinya negative sempurna; r =0 artinya tidak ada
korelasi; dan r =1 berarti korelasinya sangat kuat (Riduwan,
2005). Sedangkan arti harga r akan ditampilkan pada table
interpretasi nilai r sebagai berikut :
Tabel 3.6 Arti Nilai r
Interval koefisien Tingkat Hubungan
0,80-1,000 Sangat kuat
0,60-0,799 Kuat
0,40-0,599 Cukup kuat
0,20-0,399 Rendah
0,00-0,199 Sangat rendah
Sumber : Riduwan (2005) dalam Sarjono dan Julianita
(2011)
Untuk mencari makna generalisasi, maka perlu
melakukan uji signifikan dari hubungan antara variabel X
terhadap Y. uji signifikansi adalah sebagai berikut :
Hipotesis
Ho: Variabel X tidak Memiliki hubungan yang signifikan
dengan variabel Y
79
Ha : Variabel X Memiliki hubungan yang signifikan dengan
variabel Y
Dasar Pengambilan keputusan
Sig ≥α Ho diterima, Ha ditolak
Sig <α Ho ditolak, Ha diterima
Ket : α(alpha) = tingkat presisi, batas ketidak akuratan (1-
tingkat kepercayaan)
Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y
dapat ditentukan dengan rumus Koefisien Determinan
sebagai berikut :
KP = r2 x 100%
Dimana KP adalah nilai koefisien determinasi, dan r adalah
koefisien korelasi ( Riduwan dan Kuncoro, 2011, p162).
3.7.2 Sub-struktur 2
Sub-struktur 2 merupakantujuan penelitian yang kedua,
variabel-variabel yang terdapat dalam sub-struktur ini sama dengan
sub-struktur 1 yang didalamnya terdapat variabel Kompetensi
Pribadi(X1), Faktor – Faktor Individual(X2), dan Role Challenges of
Ethics officer (Y) dan ditambah dengan kehadiran 1 buah variabel
lagi, yaitu Kinerja Ethics Officer (Z). Sub-struktur 2 ini, bertujuan
untuk menganalisa pengaruh seluruh variabel – variabel tersebut.
Untuk mendapatkan hasil pengaruh antar variabel, perlu dilakukan
tahap yang sama seperti sub-struktur 1, yaitu transformasi data, uji
80
validitas & reliabilitas, dan uji normalitas sebelum melakukan tahap
analisa pengaruh dan analisa jalur pada sub-struktur 1 ini.
3.8 Rancangan Uji Hipotesis
Berdasarkan penelitian yyang telah diuraikan, hipotesis yang diuji
dalam penelitian ini adalah :
Dasar pengambilan keputusan :
Sig > 0,05 : Ho diterima, Ha ditolak
Sig < 0,05 : Ho ditolak, Ha diterima
Untuk T-1
T-1 terdiri dari variabel kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor
individual (X2), dan role challenges of ethics officer(Y), yang mana nanti
hasilnya akan berupa sub-struktur penelitian yang pertama (sub-struktur 1).
T-1 akan menganalisa hubungan antara variabel – variabel tersebut.
• Pengujian secara simultan antara variabel kompetensi pribadi (X1) dan
faktor – faktor individual (X2)dengan role challenges of ethics officer
(Y)
Hipotesis :
81
- Ho : kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2),
tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap role challenges
of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
- Ha : kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual(X2)
memiliki hubungan yang signifikan terhadap role challenges of
ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
• Pengujian secara parsial antara kompetensi pribadi (X1) dengan role
challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa
Hipotesis :
Ho : Kompetensi pribadi (X1) tidak memiliki kontribusi yang
signifikan secara terhadap role challenges of ethics officer(Y)
pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Ha : Kompetensi pribadi (X1) memiliki kontribusi yang signifikan
secara terhadap role challenges of ethics officer (Y) pada PT.
Indomuda Satria Internusa.
• Pengujian secara parsial antara faktor – faktor individual (X2) dengan role
challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa
Hipotesis :
Ho : Faktor – faktor individual (X2) tidak memiliki kontribusi yang
signifikan denganrole challenges of ethics officer (Y) pada PT.
Indomuda Satria Internusa.
82
Ha : Faktor – faktor individual(X2) memiliki kontribusi yang
signifikan dengan role challenges of ethics officer (Y) pada PT.
Indomuda Satria Internusa.
Untuk T-2
T-2 terdiri dari variabel kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor
individual(X2), dan role challenges of ethics officer(Y), dan kinerja ethics
Officer(Z) yang mana nanti hasilnya akan berupa sub-struktur penelitian
yang kedua (sub-struktur 2). T-2 akan menganalisa hubungan antara
variabel – variabel tersebut secara keseluruhan.
• Pengujian secara simultan antara variabel kompetensi pribadi (X1), faktor
– faktor Individual (X2), danrole challenges of ethics officer (Y)
terhadap kinerja ethics officer (Z)
Hipotesis :
- Ho : kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor individual(X2), dan
role challenges of ethics officers (Y) tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda
Satria Internusa.
- Ha : kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor individual(X2), dan
role challenges of ethics officers (Y) memiliki pengaruh yang
83
signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda
Satria Internusa.
• Pengujian secara parsial antara kompetensi pribadi (X1) dengan kinerja
ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa
Hipotesis :
Ho : kompetensi pribadi(X1) tidak berkontribusi secara signifikan
terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria
Internusa.
Ha : kompetensi pribadi(X1) berkontribusi secara signifikan terhadap
Kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
• Pengujian secara parsial antara faktor – faktor individual (X2) dengan
kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa
Hipotesis :
Ho : faktor – faktor Individual(X2)tidak berkontribusi secara
signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z)pada PT. Indomuda
Satria Internusa.
Ha : faktor – faktor individual(X2) berkontribusi secara signifikan
terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria
Internusa.
• Pengujian secara parsial antara role challenges of ethics officer (Y) dengan
kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa
Hipotesis :
84
Ho : role challenges of ethics officer (Y) tidak berkontribusi secara
signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda
Satria Internusa.
Ha : role challenges of ethics officer (Y) berkontribusi secara
signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda
Satria Internusa.
Dasar Pengambilan Keputusan
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat
kesalahan (α) sebesar 5% atau 0.05
Bila sig ≥ 0.05 maka Ho diterima.
Bila sig ≤ 0.05 maka Ha diterima.
85
3.9 Flow ChartMetodologi
Tahapan untuk analisa seluruh variabel – variabel dalam peneletian
skripsi ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Figure 3.1 Flow Chart Metodologi
Berdasarkan figure 3.1 data yang telah dikumpulkan akan dilakukan
analisis jalur (path analysis) terkait seberapa besar pengaruh kompetensi
pribadidan faktor – faktor individual terhadap role challenges of ethics
officer dan dampaknya terhadap efektivitas kinerja ethics officer pada PT.
Indomuda Satria Internusa.
86
Apabila setelah data diolah menggunakan metode analisis jalur (path
analysis) kemudian didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan serta pengaruh yang kuat antara kompetensi pribadidan faktor –
faktor individual terhadap role challenges of ethics officer serta dampak
yang diperoleh terhadap efektivitas kinerja ethics officer yang baik (tinggi),
maka diharapkan perusahaan dapat terus mempertahankan ethics officer
yang ada terkait kompetensi pribadidan faktor – faktor individual agar dapat
terus meningkatkan kinerjanya agar tercipta aktivitas – aktivitas bisnis yang
tetap memperhatikan lingkungan sekitar sesuai dengan peraturan dan hukum
yang berlaku.
Apabila diperoleh pengaruh yang tidak signifikan antara variabel
kompetensi pribadidan faktor – faktor individual terhadap role challenges of
ethics officer serta dampaknya terhadap efektivitas kinerja ethics officer
maka berarti ada faktor lain yang menyebabkan rendahnya kinerja ethics
officer, diluar dari kompetensi pribadi, faktor – faktor individual, dan role
challenges of ethics officer.
Dengan ini, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi
bagi perusahaan yang dapat digunakan sebagai peningkatan keunggulan
bersaing perusahaaan.
3.10Rancangan Pemecahan Masalah
pertama – tama akan dilakukan akan dilakukan tahap pengamatan dan
peninjauan objek penelitian, pada tahap ini dilakukan peninjauan dan pengamatan
terhadap kondisi perusahaan secara umum. Dalam kegiatan ini dilakukan
87
wawancara terhadap manager HRD perusahaan untuk mendapatkan gambaran
umum terhadap perusahaan. Setelah melakukan peninjauan dan pengamatan,
penulis kemudian melakukan identifikasi permasalahan berdasarkan informasi
yang telah didapatkan dari perusahaan. Setelah mengetahui permasalahan yang
terjadi pada perusahaan, maka penulis melakukan studi kepustakaan untuk
mencari metode yang sesuai untuk membantu penulis dalam menyelesaikan
permasalahan yang diteliti. Setelah melakukan studi pustaka penulis akan
mengumpulkan data melalui kuesioner yang disebarkan kepada para karyawan
yang berada dibawah pengawasan ethics officer, data yang telah dikumpulkan
Setelah proses pengumpulan data telah selesai, akan langsung masuk proses
pengolahan data, apabila setelah data diolah menggunakan metode analisis jalur
(path analysis) kemudian didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan serta pengaruh yang kuat antara kompetensi pribadi dan faktor – faktor
individual terhadap role challenges of ethics officer serta dampak yang diperoleh
terhadap efektivitas ethics officer itu baik (tinggi), maka diharapkan perusahaan
dapat terus mempertahankan dan mengembangkan program-program (seperti
rekrutmen dan seleksi) yang berkaitan variabel kompetensi pribadi dan faktor –
faktor individual agar dapat terus meningkatkan efektivitas kinerja ethics officer
melalui peningkatan atau perbaikan role challenges of ethics officer.
Sementara, apabila diperoleh pengaruh yang tidak signifikan antara variabel
kompetensi pribadi dan faktor – faktor individual terhadap role challenges of
ethics officer serta dampaknya terhadap efektivitas kinerja ethics officer, dan
efektivitas kerja ethics officer tinggi atau baik maka berarti ada faktor lain yang
88
menyebabkan kinerja ethics officer tinggi atau baik, diluar dari kompetensi
pribadi, faktor – faktor individual, dan role challenges of ethics officer. Dengan
telah didapatkanya hasil analisa data melalui analisa pengaruh dan analisa jalur,
penulis akan merangkum kesimpulan dan saran bagi perusahaan terkait dengan
masalah ethics officer yang terdapat pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Dengan ini, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi
perusahaan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
pengangkatan seorang ethics officer yang bertugas untuk memonitori aktivitas –
aktivitas bisnis perusahaan agar tetap dapat memenuhi target dan profit yang ingin
dicapai sambil tetap memperhatikan peraturan dan batasan – batasan yang
berlaku. Dengan adanya ethics officer yang dapat bekerja dengan baik, diharapkan
perusahaan tetap dapat menjalani aktivitas bisnisnya tanpa harus melanggar
peraturan dan norma yang berlaku disekitarnya.
top related