8529-20613-1-pb.pdf
Post on 26-Feb-2018
215 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 8529-20613-1-PB.pdf
1/8
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No. 3 Th. 2014
116
EVALUASI KINERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM IRIGASI MEDANKRIO DI KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG
(The Operation Work Evaluation and Maintenance of Medan Krio Irrigation System inSunggal District Deli Serdang Regency)
Muhammad Satria Sebayang1, Sumono1, Achwil Putra Munir1
1)Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian USUJl. Prof. Dr. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan 20155
email :satria.sebayang@yahoo.co.id
Diterima 24 Agustus 2014/Disetujui 27 Agustus 2014
ABSTRACT
Medan Krio irrigation area is an irrigation area which has 2800 Ha width. This irrigation area can be classified as technicalirrigation network. This research was conducted to evaluate the operation performance and maintenance the MedanKrio irrigation system. Some indicators which were used to know the work of the irrigation system were : functional workand irrigation network infrastructure, water sufficiency level, water distribution compatibility level, government institutionalmanagement, human resource and farmer institutional work. In this research, it was obtained that functional work andirrigation network infrastructure were very bad, water sufficiency level was less,water distribution compatibility level wasgood, government institutional management was very good, human resource was enough and farmer institutional workwas very bad but in over all work evaluation and maintenance of Medan Krio irrigation system were still can becategorized as good.
Keyword : Operation and maintenance, Medan Krio irrigation system.
PENDAHULUAN
Irigasi merupakan salah satu kebutuhanutama di dalam kegiatan pertanian, khususnyauntuk lahan sawah. Dengan sistem irigasi yangbaik diharapkan kebutuhan air tanaman maupunlahan dapat terpenuhi, sehingga akanmeningkatkan produktivitas.
Kondisi jaringan irigasi secarakeseluruhan saat ini masih banyak yang belumdilengkapi bangunan- bangunan irigasi, baik yangberfungsi sebagai pengatur pembagian air,pengendali kelebihan air, maupun pengamanterhadap kerusakan, sehingga dirasakan saat ini
setiap selesai dilakukan perbaikan pada daerahirigasi selalu rentan terhadap kerusakan masaberikutnya. Faktor yang mempengaruhikerusakan pada jaringan irigasi tersebut adalahuntuk daerah irigasi di dataran tinggi padaumumnya terletak pada lereng- lereng bukit yangsangat rawan terhadap longsor dan untuk daerahirigasi di dataran rendah terjadi sedimentasi yangsangat tinggi yang terbawa oleh sungai akibat
kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang sudahrusak (Dinas PSDA, 2013).Pengelolaan irigasi merupakan salah satu
sektor pendukung utama bagi keberhasilanpembangunan pertanian, terutama dalam rangkameningkatkan produksi pangan khususnya beras.Namun dalam perkembangannya kinerjapengelolaan irigasi telah mengalami penurunanyang disebabkan oleh beberapa hal seperti:kegiatan perawatan; perbaikan ataupemeliharaan jaringan irigasi yang tertunda(divert maintenance); kerusakan karena ulahmanusia dan bencana alam. Hal-hal tersebutmenyebabkan kerusakan pada jaringanirigasi.Ketersediaan dana pemeliharaan, menjadifaktor utama tertunda atau kurang baiknyapemeliharaan jaringan irigasi. Saat ini,ketersedian dana operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi sudah mencapai kurang dari 50 %kebutuhan, sehingga banyak jaringan irigasimenjadi tidak terpelihara dan memberikankonsekuensi yang lebih mahal karena jaringanirigasi tersebut harus direhabilitasi (Balitbang PU,2012).
-
7/25/2019 8529-20613-1-PB.pdf
2/8
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No. 3 Th. 2014
117
Daerah Irigasi Medan Krio merupakandaerah irigasi yang terletak di KecamatanSunggal Kabupaten Deli Serdang, dengan luas2800 Ha. Daerah irigasi ini memanfaatkan aliranair Sungai Tuntungan sebagai sumber airnya.Daerah Irigasi Medan Krio merupakan daerah
irigasi yang telah dapat digolongkan sebagaijaringan irigasi teknis karena pada daerah irigasiini mempunyai bangunan sadap yang permanenserta bangunan bagi yang mampu mengatur danmengukur aliran air. Disamping itu terdapatpemisahan antara saluran pemberi danpembuangnya. Pada daerah irigasi ini jarangdilakukan evaluasi kinerja sistem irigasinya. Olehkarena itu diperlukan evaluasi kinerja sistemirigasinya untuk mengetahui sejauh mana kinerjasistem irigasinya.
Evaluasi kinerja sistem irigasi merupakanhal yang penting untuk memberikan gambaranpada pemerintah dan masyarakat sebagai
pertimbangan dalam pengambilan berbagaikeputusan yang berkaitan dengan pemanfaatansaluran irigasi. Evaluasi kinerja sistem irigasidapat pula dijadikan sebagai rekomendasi dalammemperbaiki serta meningkatkan kinerja suatusistem irigasi, karena dengan sistem irigasi yangbaik tentunya dapat meningkatkan produktifitastanam para petani.
Evaluasi kinerja sistem irigasi merupakansalah satu cara untuk dapat menggambarkansuatu keadaan dan karakteristik pada suatusistem irigasi. Dalam mengevaluasi kinerjasistem irigasi beberapa hal yang perludiperhatikan ialah menyangkut tingkat kecukupandan ketepatan pemberian air, efisiensi irigasi,kondisi dan fungsi sistem drainase, dan lainsebagainya. Berbicara mengenai evaluasi kinerjasistem irigasi, maka tidak akan terlepas darikegiatan Operasi dan Pemeliharaan ( O&P)saluran irigasi. Operasi dan pemeliharaan suatusaluran irigasi memegang peranan yang pentingdalam kinerja suatu sistem irigasi. Operasi danpemeliharaan saluran irigasi yang baik akanmemberikan kinerja sistem irigasi yang baik pula.Untuk dapat menilai suatu kinerja operasi danpemeliharaan sistem irigasi, maka hal- hal yangperlu diperhatikan ialah : menyangkut kinerjafungsional dan infrastruktur jaringan irigasi,kinerja pelayanan air, kinerja kelembagaanpemerintah dan kinerja kelembagaan petani(Setyawan, dkk., 2011).
Kinerja operasi dan pemeliharaan sistemirigasi sering kali tidak berjalan dengan baikkhususnya pada saluran tersier. Pada salurantersier biasanya irigasi dikelola oleh Perkumpulan
Petani Pemakai Air (P3A). Keterbatasan danaserta pengawasan pemerintah dan instansiterkait dalam pengelolaan saluran irigasi inimenjadi alasan rendahnya kinerja operasi danpemeliharaan sistem irigasi ini. Penelitian inibertujuan untuk mengevaluasi kinerja operasi
dan pemeliharaan sistem irigasi Medan Krio diKecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang
METODOLOGI
Bahan yang digunakan dalam penelitianini ialah : petadandeskripsi jaringan irigasi yangdiperoleh dari Dinas Pengelolaan Sumber DayaAir (PSDA).Metode penelitian yang digunakanadalah observasi lapangan dengan mengamatiparameter yang diteliti, pengumpulan dataprimer dan sekunder pada sistem irigasi yangditinjau, selanjutnya dievaluasi untuk menilaikinerja sistem Irigasi Medan Krio di KecamatanSunggal Kabupaten Deli Serdang. Evaluasikinerja operasi dan pemeliharaan sistem irigasididasarkan pada beberapa parameter,diantaranya : kinerja fungsioanl infrastruktur
jaringan irigasi (kondisi f isik infrastruktur jaringanirigasi dan kondisi fungsional infrastruktur
jaringan irigasi), kinerja pelayanan air (tingkatkecukupan air dan tingkat ketepatan pemberianair), kinerja kelembagaan pemerintah(manajemen kelembagaan dan sumber dayamanusia dan kinerja kelembagaaan petani.Parameter tersebut kemudian diberi bobot (0-100%) dan diberi peringkat dengan rentang nilaiantara 1-4. Komponen komponen indikator
kinerja O & P sistem irigasi dapat dilihat padaTabel 1.
Setiap komponen indikator memilikirentang nilai 1- 4. Komponen indikator yang telahdiketahui nilai atau skornya kemudian dikalikandengan bobotnya dan dijumlahkan sehinggadiperoleh jumlah nilai total komponen- komponenindikator dengan rentang nilai 1- 4. Kriteriakinerja operasi dan pemeliharaan sistem irigasiberdasarkan jumlah skor total indikator-indikatordisajikan pada Tabel 2.
Kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasiKondisi fisik jaringan irigasi menyangkut
jumlah, dimensi, jenis dan keadaan fisik suatujaringan irigasi. Dalam Peraturan Menteri No. 32Tahun 2007 kondisi fisik infrastruktur jaringanirigasi dapat diklasifikasikan seperti yang terlihatpada Tabel 3.
-
7/25/2019 8529-20613-1-PB.pdf
3/8
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No. 3 Th. 2014
118
Tabel 1. Bobot penilaian kinerja operasi dan pemeliharaan sistem irigasi Medan Krio
Sumber : Setyawan, dkk., 2011.
Tabel 2. Kriteria O & P sistem irigasi
No Jumlah Skor Kriteria
1. 3 4 Sangat Baik2. 2 2,9 Baik
3. 1 1,9 Sedang
4. < 1 Buruk
Sumber : Setyawan, dkk., 2011
Tabel 3. Kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi
No. Kondisi Fisik Infrastruktur Kriteria
1. Tingkat kerusakan < 10 % Sangat Baik
2. Tingkat kerusakan 10% - 20 % Baik
3. Tingkat kerusakan 21% - 40 % Buruk
4. Tingkat kerusakan > 40 % Sangat BurukSumber: Sumber : Peraturan Menteri No. 32 Tahun 2007
Penilaian kondisi fisik infrastruktur dalamMansoer (2013) dapat diketahui dengan caraberikut :- Indikator bangunan utama ( Bu) : Mercu
bendung, penguras, intake dan kantong lumpuryang berfungsi baik ( Buf ) / jumlah total
bangunan utama (But) kemudian dikalibobotnya.
Atau : Bu =
x bobot (1)
Bangunan utama terdiri dari : bendung,bendungan, free intakeataupun pompa.
KomponenPenilaian
KriteriaPenilaian
Bobot(%)
Nilai
1 2 3 4
Kinerja
FungsionalInfrastrukturJaringan Irigasi
Kondisi Fisik
Infrastruktur
14 Sangat
Buruk
Buruk Baik Sangat
Baik
KondisiFungsionalInfrastruktur
14 SangatBuruk
Buruk Baik SangatBaik
KinerjaPelayanan Air
TingkatKecukupan Air
15 SangatKurang
Kurang Cukup SangatCukup
TingkatKetepatanPemberian Air
15 SangatTerlambat
Terlambat Tepat SangatTepat
KinerjaKelembagaanPemerintah
ManajemenKelembagaan
15.5 SangatBuruk
Buruk Baik SangatBaik
SDM 15.5 TidakMemadai
KurangMemadai
Memadai SangatMemadai
KinerjaKelembagaanPetani
StrukturKelembagaan(AD/ART,program kerja)Prasarana danKeaktifanAnggota
11 SangatBuruk
Buruk Baik SangatBaik
-
7/25/2019 8529-20613-1-PB.pdf
4/8
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No. 3 Th. 2014
119
- Indikator saluran irigasi (Is) : panjang saluranberfungsi baik (Sf) / panjang saluran total (St)kemudian dikali dengan bobotnya.
Atau : Is =
x bobot .(2)
Saluran yang dimaksud ialah saluran primer,sekunder dan tersier.
- Indikator bangunan (Ib) : Jumlah bangunanyang berfugsi baik (Bf) / jumlah bangunan total(Bt) kemdian dikali dengan bobotnya.
Atau : Ib =
x bobot . (3)
Bangunan yang dimaksud ialah mencakupbangunan- bangunan yang menunjang kegiatanirigasi di suatu daerah irigasi. Bangunan-bangunan tersebut dapat berupa : bangunanbagi, bangunan sadap, bangunan talang, siphon,
gorong-gorong, jembatan dan lain sebagainya.Setelah nilai masing-masing indikator
diketahui, maka dihitung persentase kondisi fisikinfrastruktur dengan rumus :
Kondisi fisik infrastruktur =Bu + Is + Ib. (4)
Bobot indikator untuk menentukan kriteria kondisifisik jaringan irigasi, dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Bobot indikator kondisi fisik infrastrukturjaringan irigasi
No. Indikator Bobot (%)
1. Bangunan Utama 38.652. Saluran Pembawa 31.653. Bangunan pada Saluran 29.65
Sumber : Mansoer (2013)
Kondisi fungsional infrastruktur jaringanirigasi
Kondisi fungsional infrastruktur jaringanirigasi erat kaitannya terhadap kondisi fisikinfrastruktur jaringan irigasi. Jika kondisi fisikinfrastruktur baik, maka hampir dapat dipastikankondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasinya
juga demikian. Penilaian kondisi fungsionalinfrastruktur jaringan irigasi dapat dilakukandengan cara berikut :- Indikator saluran irigasi (Is) : panjang saluran
berfungsi baik (Sf) / panjang saluran total (St)kemudian dikali 100%.
Atau : Is =
x 100% .(5)
- Indikator bangunan irigasi (Ib) : Jumlahbangunan irigasi yang berfugsi baik (Bf) /
jumlah bangunan total (Bt) kemdian dikalidengan bobotnya.
Atau : Ib =
x 100% .... (6)
Setelah nilai masing-masing indikatordiketahui, maka dihitung persentase kondisifisik infrastruktur dengan rumus :
Kondisi fungsional infrastruktur =
.(7)
Kriteria kondisi fungsional infrastrukturjaringan irigasi, seperti yang disajikan padaTabel 5.
Tabel 5. Kondisi fungsional infrastruktur jaringanirigasi
No. Kondisi FungsionalInfrastruktur
Kriteria
1. Tingkat kerusakanungsional jaringan < 10 %
SangatBaik
2. Tingkat kerusakanfungsional 10% - 20 %
Baik
3. Tingkat kerusakanfungsional jaringan21% -40 %
Buruk
4. Tingkat kerusakanfungsional jaringan> 40 %
SangatBuruk
Sumber :Sumber : Peraturan Menteri No. 32Tahun 2007
Tingkat kecukupan airTingkat kecukupan air dapat diketahui
dengan cara seperti pada Tabel 6.
Tabel 6. Tingkat kecukupan air
No Masa tanam(per tahun)
kriteria
1 3 kali Sangat cukup2 2 kali cukup3 1 kali kurang4 1 kalidan air kurang Sangatkurang
Tingkat ketepatan pemberian airTingkat ketepatan pemberian air dapat
dianalisis dengan cara seperti pada Tabel 7.
Tabel 7. Tingkat ketepatanpemberian air
No Ketepatan pemberian air kriteria
1 Sesuai dengan jadwal
yang telah disepakati
Sangat tepat
2 Terlambat beberapa jam Tepat3 Terlambat lebih dari satu
hariTerlambat
4 Terlambat lebih dari tigahari
Sangatterlambat
Sumber :PenyuluhPertanian DI Medan Krio, 2014
-
7/25/2019 8529-20613-1-PB.pdf
5/8
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No. 3 Th. 2014
120
Manajamen kelembagaanManajemen kelembagaan meliputi
elemen- elemen yang terkait dalam kegiatan O &P sistem irigasi serta tugas yang dimilikinyayangterdiri dari dari lima jenis pertugas, diantaranya :kepala ranting, petugas mantri, staf ranting,
Petugas Operasi Bendung (POB) dan PetugasPintu Air (PPA).Manajemenkelembagaan dapatdianalisis dengan cara seperti pada Tabel 8.
Tabel 8. Manajemenkelembagaan
No Ketersediaan petugas kriteria
1 Kepala ranting, mantri,staf ranting, POB danPPA
Sangat Baik
2 Salah satu petugas tidaktersedia
baik
3 Dua dari lima katagoripetugas tidak tersedia
Buruk
4 Lebih dari dua katagori
petugas tidak tersedia
Sangat buruk
Sumber :Peraturan Menteri No. 32 Tahun 2007
Sumber daya manusiaSumber daya manusia menyangkut
ketersediaan personil untuk setiap elemen-elemen yang dibutuhkan dalam suatu sistemirigasi. Berikut adalah kebutuhan tenaga
pelaksana O & P sistem irigasi Sumberdaya
manusia dapat dianalisis dengan cara sepertipada Tabel 9.
Tabel 9. Sumberdayamanusia
No Ketersediaan SDM kriteria
1 Kepala ranting, mantri, ,POB, PPA dan Petugassaluran
Sangat Baik
2 Setiap petugas tersedianamun personil petugasbelum terpenuhi.
baik
3 Satu atau dua petugastidak tersedia
Buruk
4 Lebih dari dua petugastidak
Sangat buruk
Sumber : Peraturan Menteri No. 32 Tahun 2007
Kinerja kelembagaan petaniKinerja kelembagaan petani ditandai
dengan beberapa hal berikut ini: ketersediaan
struktur kelembagaan, prasarana dan keaktifananggota.bKinerjabkelembagaanbpetani dapatdianalisis dengan cara seperti pada Tabel 10.
Tabel 10. Kinerja kelembagaan petani
No kriteria
1 S ruktur kelembagaan,prasarana dan keaktifananggota memadai
Sangat baik
2 Salah satu elemen tidak
memadai
baik
3 dua diantara elemenkelembagaan petanitidak berjalan denganbaik
Buruk
4 ketiga elemen idaktersedia
Sangat buruk
Sumber :Penyuluh Pertanian DI Medan Krio,2014
HASIL DAN PEMBAHASAN
Daerah Irigasi Medan Krio merupakansalah satu daerah irigasi yang terletak di
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.Daerah irigasi ini merupakan daerah irigasi teknisyang memiliki luas baku 2800 Ha yangmengandalkan Sungai Tuntungan sebagaisumber airnya. Daerah irigasi ini menjadi sumberpengairan bagi tiga desa, diantaranya : Desa SeiBeras Sekata, Desa Suka Maju dan Desa Seimencirim. Namun, karena keterbatasan air, makauntuk pemberian air pada petak-petak sawahuntuk setiap desa dilakukan secara bergiliran(Dinas PSDA, 2013). Hasil penelitian evaluasikinerja operasi dan pemeliharaan jaringan irigasiMedan Krio dapat dilihat pada Tabel 11.Tabel 11 menunjukkan bahwa jumlah skor untuk
kinerja Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasiMedan Krio ialah : 2.22 dan dapat dikatagorikanbaik. Hal ini sesuai dengan literatur Setyawan,dkk., (2011) yang menyatakan bahwa rentang
jumlah skor untuk kinerja O & P beberapakomponen yang dinilai berada pada kisaran 2-2.9 dapat dikatagorikan baik. Namun apabiladirinci untuk setiap komponen yang dinilai, adabeberapa komponen dengan katagori kurangbaik dan sangat buruk. Berikut ini dapatdijelaskan penilaian untuk setiap komponenkinerja operasi dan pemeliharaan Daerah IrigasiMedan Krio.
Kondisi Fisik Infrastruktur Jaringan IrigasiKondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi
Medan Krio ialah sangat buruk sehingga nilaikomponennya 1. Dari hasil analisis data yangdilakukan untuk penilaian kondisi fisikinfrastruktur jaringan irigasi makadiperolehkondisi fisik infrastruktur jaringan irigasiMedan Krio dalam keadaan baik hanya 5.88 %yang berarti bahwa 94.12 % kondisi fisik
-
7/25/2019 8529-20613-1-PB.pdf
6/8
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No. 3 Th. 2014
121
infrastruktur jaringan irigasi Medan Krio dalamkeadaan rusak. Sehingga dapat diklasifikasikankondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi MedanKrio rusak berat dan butuh rehabilitasi, hal inisesuai dengan Peraturan Menteri No.32 Tahun2007 yang menyatakan bahwa jika tingkat
kerusakan fisik jaringan irigasi > 40% maka dapatdklasifikasikan rusak berat dan butuh rehabilitasi.
Berdasarkan data yang diperoleh dapatdiketahui bahwa kondisi fisik jaringan irigasiMedan Krio masih banyak dalam kondisi yangrusak, baik rusak ringan maupun rusak berat. Halini dikarenakan masih rendahnya kinerjapemeliharaan jaringan fisik irigasi baik yangdilakukan oleh petugas petugas O & P jaringanirigasi Medan Krio serta masyarakat setempat.Seharusnya inspeksi jaringan irigasi yang
dilakukan secara rutin 7 hari sekali untukmengetahui kondisi suatu jaringan irigasisehingga diharapkan dengan adanya inspeksi ini,kondisi bangunan irigasi yang rusak dapat segeraditangani dan dilakukan perbaikan. Hal ini sesuaidengan literatur Mansoer (2013) yang
menyatakan bahwa : Dalam pemeliharaanjaringan irigasi terdapat kegiatan inspeksijaringan irigasi , yaitu : pemeriksaan jaringanirigasi yang dilakukan secara rutin setiap periodetertentu yaitu 7 hari sekali untuk mengetahuikondisi jaringan irigasi. Namun pada praktiknya dilapangan, kegiatan inspeksi rutin ini tidakberjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.Hal inilah yang menjadi salah satu alasanmengapa masih banyak ditemukan kondisi fisik
jaringan irigasi Medan Krio dalam keadaan rusak.
Tabel 11. Kinerja O & P jaringan irigasi Medan Krio
Kondisi Fungsional Infrastruktur JaringanIrigasi
Kondisi fungsional infrastruktur jaringanirigasi Medan Krio juga dikatagorikan sangatburuk dengan nilai komponennya 1. Dari hasilanalisis data menunjukkan untuk penilaiankondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasidiperoleh kondisi fungsional infrastruktur jaringanirigasi Medan Krio dalam keadaan baik hanya19.5 % yang berarti bahwa 80.5 % kondisifungsional infrastruktur jaringan irigasinya dalam
keadaan kurang baik Sehingga dapatdiklasifikasikan kondisi fungsional infrastruktur
jaringan irigasi Medan Krio sangat buruk.
Kondisi fungsional jaringan irigasi inierat kaitannya terhadap kondisi fisik infrastruktur
jaringan irigasi. Kondisi fisik infrastruktur jariganirigasi yang buruk mengakibatkan kondisifungsional jaringan irigasi yang buruk pula. Samahalnya dengan kondisi fisik infrastruktur jaringanirigasi, kemerosotan kinerja fungsionalinfrastruktur jaringan irigasi juga disebabkan oleh
KomponenPenilaian
Kriteria Penilaian Bobot(%)
Katagori Nilai Skor
KinerjaFungsionalInfrastrukturJaringan Irigasi
Kondisi FisikInfrastruktur
14 SangatBuruk
1 0.14
Kondisi FungsionalInfrastruktur
14 SangatBuruk
1 0.14
KinerjaPelayanan Air
Tingkat KecukupanAir
15 Kurang 2 0.30
Tingkat KetepatanPemberian Air
15 Tepat 3 0.45
KinerjaKelembagaan
Pemerintah
ManajemenKelembagaan
15.5 Sangat baik 4 0.62
SDM 15.5 Memadai 3 0.46
KinerjaKelembagaanPetani
StrukturKelembagaan(AD/ART, anggota,program kerja)Prasarana danKeaktifan Anggota
11 Sangat Buruk 1 0.11
Jumlah skor 2.22
-
7/25/2019 8529-20613-1-PB.pdf
7/8
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No. 3 Th. 2014
122
kegiatan O & P jaringan irigasi yang tidakberjalan sesuai dengan rencana.
Kinerja Kelembagaan PetaniKinerja kelembagaan petani juga
dikatagorikan sangat buruk dengan nilai
komponennya 1. Kinerja Kelembagaan petaniditandai dengan struktur kelembagaan yangdimiliki petani setempat. Dalam hal ini ialahmenyangkut keberadaan P3A (Tabel 12). PadaDaerah Irigasi Medan Krio terdapat beberapaP3A. Namun tingkat partisipasi dari P3A inidirasakan belum maksimal bahkan bisadikatakan sangat memprihatinkan. Hal ini dapatdilihat dari tingkat keaktifan anggota yangrendah dan tidak ditemukannya AD/ART danprogram kerja tertentu serta partisipasi anggotahanya bersifat sukarela. Keaktifan P3A memangmasih belum optimal diberbagai daerah irigasi,meskipun masih ada juga ditemukan P3A dengantingkat keaktifan yang baik, namun hal tersebuthanya sebagian kecil saja. Ketidakaktifan P3A inidapat terjadi karena keterbatasan wewenangatas pengaturan sumber air utama. Hal ini sesuaidengan literatur Varley (1993) yang menyatakanbahwa: untuk membentuk organisasi pemakai airpada tingkat desa, pemerintah telah berupayamengorganisasikan Perkumpulan PetaniPemakai Air (P3A) dengan memilih parapengurus dari kalangan petani sendiri. Upaya initidak selalu berhasil dan kira-kira hanya 15 %saja yang aktif Tingkat keaktifan ini dapatdipengaruhi oleh tingkat kewenangan P3A atassumber utama yang terbatas. Berikut keberadaanP3A pada daerah Irigasi Medan Krio.
Tabel 12. Keberadaan P3A Daerah Irigasi MedanKrio
No. Desa NamaP3A
Keterangan
1. Sei BerasSekata
BuahPage
Kurang Aktif
2. Sei Mencirim SinarTani
Kurang Aktif
3. Suka Maju BinaTani
Tidak Aktif
Sunber : Penyuluh Pertanian DI Medan Krio, 2014.
Tabel 12 menunjukkan bahwa P3A di
Desa Sei Beras Sekata dan Sei Mencirimdigolongkan kurang aktif. Hal ini dikarenakanselain tidak diemukannya AD/ART serta programkerja yang jelas, tingkat partisipasi dari P3A inihanya bersifat gotong royong yang tidakterjadwal. Sedangkan untuk P3A Bina Tani yangberada di Desa Suka Maju, digolongkan kurangaktif, karena tingkat partisipasi P3Anya sudahsangat jarang.
Tingkat Kecukupan AirTingkat kecukupan air jaringan irigasi
Medan Krio ialah kurang, dengan nilaikomponennya 2. Tingkat kecukupan air padaDaerah Irigasi Medan Krio menggunakan sistempengairan rotasi. Hal ini dilakukan karena debit
air dari Bendung Irigasi Medan Krio tidakmencukupi untuk memenuhi kebutuhan air petak-petak sawah jika air dialirkan sekaligus padaseluruh areal sawah. Daerah Irigasi Medan Krioini mengairi tiga buah desa, yaitu : Desa SeiMencirim, Desa Suka Maju dan Sei BerasSekata.
Kondisi ketidakcukupan air tersebutmenyebabkan setiap areal sawah untuk masing masing desa hanya dapat melakukanpenanaman padi 1 kali dalam setahun. Idealnya,pada areal beririgasi, lahan per tahunnyadapatditanami padi 2 hingga 3 kali penanaman. Hal inisesuai dengan literatur Prihatman (2000) yang
menyatakan bahwa : pada areal beririgasi, lahandapat ditanami padi 3 kali dalam setahun, tetapipada sawah tadah hujan harus dilakukanpergiliran tanaman dengan palawija.
Dari keterangan di atas maka dapatdiketahui bahwa tingkat kecukupan air untukDaerah Irigasi Medan krio memiliki kriteriakurang, karena meskipun air yang dialirkanmemadai, namun pada setiap areal sawahnya,hanya mampu ditanami padi untuk satu kalitanam dalam satu tahun.
Tingkat Ketepatan Pemberian AirTingkat ketepatan pemberian air jaringan
irigasi Medan Krio ialah tepat dengan nilaikomponennya 3. Seperti halnya tingkatkecukupan air, tingkat ketepatan pemberian air
juga disesuaikan dengan tingkat kebutuhan desamasing- masing sesuai jadwal yang telahdisepakati. Apabila air dirasa kurang, maka pintuair dapat dibuka dan begitupula apabila air dirasaberlebih atau cukup, maka pintu airpun dapatditutup. Adapun waktu untuk pemberian air untukmasing-masing desa pada DI Medan Krio dapatdilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Jadwal pemberian air irigasi padaDaerah Irigasi Medan Krio.
No. Nama Desa Jadwal
Pemberian Air1. Sei Beras Sekata April- September2. Sei Mencirim Oktober- Maret3. Suka Maju Oktober- MaretSumber: Penyuluh Pertanian DI Medan Krio, 2014.
Sumber Daya ManusiaNilai komponen sumberdaya manusia
Daerah Irigasi Medan Krio ialah 3 dengan
-
7/25/2019 8529-20613-1-PB.pdf
8/8
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No. 3 Th. 2014
123
katagori memadai. Untuk setiap kategori petugas,meskipun telah tersedia, namun ketersediaanpersonil petugasnya belum terpenuhi. Hal inidapat dilihat untuk kategori petugas KepalaRanting, dimana seharusnya ketersediaanpersonilnya ialah 1 orang + 5 staf, namun untuk
daerah irigasi ini hanya memiliki Kepala Ranting1 orang dengan 1 staf saja. Sumber DayaManusia menyangkut ketersediaan personil untuksetiap elemen elemen yang dibutuhkan dalamsuatu sistem irigasi.
Manajemen kelembagaanNilai komponen manajemen kelembagaan
jaringan Irigasi Medan Krio ialah 4 dengankatagori sangat baik. Setiap elemen yangdibutuhkan dalam pelaksanaan O & P sistemirigasi Medan Krio telah tersedia. Hasil penelitiandan observasi lapangan, dapat diketahuimanajemen kelembagaan yang meliputi elemen-
elemen yang terkait dalam kegiatan O & P sistemirigasi pada Daerah Irigasi Medan Krio adalahsebagai berikut :a. Kepala Ranting/ Pengamat/ Unit PelaksanaTeknis Daerah ( UPTD)b. Petugas Mantri/ Juru Pengairanc. Staf Rantingd. Petugas Operasi Bendung ( POB)e. Petugas Pintu Air
KESIMPULAN
1.
Kinerja operasi dan pemeliharaan jaringanirigasi Medan Krio berkatagori baik,
dengannilaiskor 2,22.2. Kondisik fisik infrastruktur jaringan irigasi
Medan Krio berkatagori sangat burukdengan nilai komponennya 1.
3. Kondisi fungsional infrastruktur jaringanirigasi Medan Krio dikatagorikan sangatburuk dengan nilai komponennya 1.
4. Tingkat kecukupan air pada Daerah IrigasiMedan Krio berkatagori kurang dengannilai komponen 2.
5. Ketepatan memperoleh air di DaerahIrigasi Medan Krio dikatagorikan memadaidengan nilai komponen 3.
6. Kinerja kelembagaan pemerintah :7.
Manajemen kelembagaan berada padakatagori sangat baik dengan nilai
komponennya 4.8. Sumberdaya manusia berada pada
katagori memadai dengan nilaikomponen3.
9. 5. Kinerja kelembagaan petani DaerahIrigasi Medan Krio dikatagorikan sangatburuk dengan nilai komponennya 1.
DAFTAR PUSTAKA
Balitbang PU, 2012. Operasi dan PemeliharaanIrigasi Partisipatif di Chea. KementerianPekerjaan Umum Republik Indonesia,Jakarta.
Dinas PSDA, 2013. Infrastruktur Sumber DayaAir Provinsi Sumatera Utara TahunAnggaran 2014. Dinas PengelolaanSumbar Daya Air, Provinsi Sumater Utara
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 32Tahun 2007 Tentang PenyelenggaraanOperasi Jaringan Irigasi.
Prihatman. K., 2000. Sistem InformasiManajemen Pembangunan di Perdesaan.BAPPENAS, Jakarta
Mansoer S., 2013. Penilaian Kinerja Sistem
Jaringan Irigasi. Kementerian PekerjaanUmum Direktorat Jendral Sumber DayaAir, Palangkaraya
Setyawan, C., S. Susanto dan Sukirno., 2011.Evaluasi Kinerja Sistem Irigasi. JurnalTeknotan Vol. 7, No. 2.
top related