978-602-18506-1-9 - fkip.unira.ac.idfkip.unira.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/2.-sampul.pdf ·...
Post on 13-Feb-2018
266 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Seminar Nasional Bahasa dan Sastra (SENABASTRA) VIII 2016 i
Prosiding
Seminar Nasional Bahasa & Sastra
SENABASTRA | 8
978 – 602 – 18506 – 1 – 9
ISBN 978-602-18506-1-9 Editor
Diah Ikawati A., SS., M.Pd Iqbal Nurul Azhar, SS., M. Hum Erika Citra Sari H., SS., M. Hum
Tim Seleksi Tim Senabastra | 8
Layout Tim Senabastra | 8
Desain Sampul Tim Senabastra | 8
Hak cipta dilindungi undang-undang All rights reserved
Cetakan I, Juni 2016
Diterbitkan oleh
Jl Raya Telang No. 2 Telang, Kamal, Bangkalan, Jawa Timur. 69162 www.sasing.trunojoyo.ac.id | sasing@trunojoyo.ac.id
Prodi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya
Universitas Trunojoyo Madura
Seminar Nasional Bahasa dan Sastra (SENABASTRA) VIII 2016 ii
KATA PENGANTAR
Seminar akademik merupakan media bertemunya berbagai ide kreatif dan terbaru terkait dengan
satu disiplin ilmu tertentu. Interaksi seperti ini sangat positif untuk mempertemukan isu-isu krusial dari
sudut pandang yang unik, yang didasarkan pada hasil penelitian mendalam maupun pemikiran yang kritis
atas berbagai macam fenomena, utamanya fenomena kebahasaan dan kesastraan yang ada di sekitar kita.
Seminar akademik juga penting untuk dunia penelitian kebahasaan dan kesastraan karena dewasa ini
penelitian dibidang ini terus berkembang dan memberikan sumbangsih berarti bagi masyarakat. Seminar
akademik adalah media yang tepat untuk mendesiminasikan hasil-hasil penelitian tersebut. Atas dasar
inilah Program Studi Sastra Inggris Universitas Trunojoyo Madura dengan bangga melaksanakan
kegiatan seminar nasional tahunan yaitu Seminar Nasional Bahasa dan Sastra (SENABASTRA) VIII.
Buku ini adalah kumpulan kertas kerja yang telah dipresentasikan oleh para pemakalah dan diedit
oleh editor Seminar Nasional Bahasa dan Sastra ke-8 (SENABASTRA VIII). Tujuan dari diadakannya
SENABASTRA VIII adalah untuk memberikan nilai tambah dalam mewarnai khazanah keilmuan
terutama dalam bidang kebahasaan dan kesusastraan. Selain pada tataran akademik, hasil-hasil penelitian
ini dapat dimanfaatkan menjadi bahan pertimbangan oleh para stakeholders dalam pembuatan dan
pengambilan kebijakan. Konsekuensinya, kegiatan seperti ini tidak hanya terhenti pada kegiatan rutin
semata, akan tetapi mampu menjadikan ruh baik dalam bertindak ataupun bertutur dalam konteks yang
lebih luas.
Terdapat 75 (tujuh puluh lima) kertas kerja yang secara ilmiah bergabung pada empat domain
yaitu ilmu bahasa, ilmu sastra, ilmu budaya, dan pendidikan bahasa dan sastra. Karena inilah, buku inipun
terbagi menjadi empat subbahasan menyesuaikan pada empat domain tersebut. Subbahasan pertama
adalah peletakan gagasan terhadap trend dan isu yang ada dalam dunia ilmu bahasa. Subbahasan kedua
merangkum segala permasalahan dalam dunia ilmu sastra. Subbahasan ketiga adalah tentang budaya, dan
subbahasan terakhir, yang menjadi penyempurna SENABASTRA VIII kita kali ini adalah hal-hal
menarik terkait pengajaran bahasa dan sastra.
Senabastra VIII memiliki tipikal yang berbeda dengan Senabastra sebelumnya. Jika pada
senabastra sebelumnya, pemakalah yang ada dalam buku ini merupakan duta dari bidang keilmuan
mereka yang masing-masing yang memiliki hasrat yang sama yaitu memberikan aspirasi maupun
inspirasi pada masyarakat dalam bingkai tema Senabastra, maka Senabastra VIII kali ini jauh lebih
berwarna. Dikatakan berwarna karena topik-topik bahasan memiliki bentang cakupan yang sangat luas,
mulai dari cakupan bahasan yang bersifat lokal, hingga internasional, sehingga dapat kita katakan bahwa
Senabastra VIII kali ini adalah ibarat pelangi, berwarna warni, berwarna lokal, maupun juga berselera
internasional.
Karena banyaknya kertas kerja yang ada dalam buku ini, maka tim editor pada pengantar ini
hanya dapat menampilkan sedikit cuplikan dari warna-warni pelangi tersebut. Cuplikan ini dapat
dijadikan sebagai salam pembuka dari editor terhadap pembaca tercinta buku ini.
Seminar Nasional Bahasa dan Sastra (SENABASTRA) VIII 2016 iii
Subtopik pertama yaitu ilmu bahasa, telah dieksplorasi oleh Abd. Rahman. Dalam kertas kerjanya
yang berjudul “Superioritas dan Inferioritas Bahasa: Sebuah Problematika Penulisan Sejarah Lokal Di
Loloda Halmahera Abad XX”, Rahman menyajikan dengan jelas warna pelangi dari sebuah wilayah
Nusantara yang disebut sebagai Halmahera, tepatnya Loloda. Secara jelasnya Rahman menyatakan bahwa
secara historis Loloda adalah salah satu kerajaan lokal tertua di Kawasan Laut dan Kepulauan Maluku
bagian utara tepatnya di sepanjang pesisir pantai barat daya pulau Halmahera yang diperkirakan telah
berdiri sejak abad ke-13 M. Kerajaan ini sejak awal terbentuknya diperintah oleh seorang raja yang
bergelar kolano, namun di sekitarnya terdapat empat kerajaan lain yang dikenal sebagai Moloku Kie Raha
(empat kerajaan gunung Maluku) yaitu Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Empat kerajaan ini
diperkirakan baru terbentuk pada sekitar abad ke-14 M. Secara kultural Loloda adalah suatu entitas
budaya tersendiri. Salah satu komponen dari budayanya adalah bahasa. Bahasa Loloda tergolong rumpun
bahasa non-Austronesia sebagaimana halnya yang dipakai oleh umumnya penduduk pesisir pantai barat
daya Halmahera. Sayangnya sampai saat ini pengungkapan sejarah Kerajaan Loloda menurut bahasa
sumber Loloda sendiri lisan maupun tulisan masih mengalami kesulitan yang sangat serius hingga
menjelang akhir abad ke-20. Kendalanya adalah munculnya fenomena superioritas dan inferioritas bahasa
dalam upaya penulisan sejarah Loloda. Sumber-sumber sejarah Loloda yang ketersediaanya amat terbatas
umumnya dilisankan dan dituliskan dalam bahasa Ternate. Akibatnya karya-karya sejarah Loloda yang
berbahasa Loloda sulit ditemukan. Bahasa Ternate menjadi bahasa sumber yang dominan sedangkan
bahasa Loloda sendiri hilang tidak terpakai. Permasalahannya adalah mengapa bahasa Ternate menjadi
bahasa superior dalam upaya penulisan sejarah Loloda, sedangkan bahasa Loloda menjadi bahasa inferior.
Pengungkapan warna kedua dari pelangi lokalitas adalah tulisan yang disajikan oleh Baiq
Rismarini Nursaly yang berjudul “Pola Pemakaian Bahasa Sumbawa di Enclave Karang Taliwang Kota
Mataram”. Dalam Kertas kerjanya, Nursaly menyatakan bahwa Lingkungan Karang Taliwang Kota
Mataram, NTB adalah sebuah enclave Bahasa Sumbawa (BS) yang merupakan sebuah pemukiman padat
dengan wilayah tidak terlalu luas. Wilayah ini merupakan domisili bagi keturunan etnis Sumbawa yang
dikelilingi oleh pemukiman lain di sekitarnya, yang merupakan domisili bagi etnis Bali dan etnis Sasak.
Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pola pemakaian BS di enclave Karang Taliwang
dalam lima ranah pemakaian, yaitu: ranah keluarga, pendidikan, pekerjaan, pergaulan masyarakat, dan
adat-istiadat atau keagamaan, berdasarkan analisis komponen tutur yang dipengaruhi oleh aspek-aspek;
linguistik, interaksi sosial, dan kebudayaan dalam pola komunikasi. Hymes (1964a:4) mengistilahkan
studi ini dengan Ethnography of Speaking yang merupakan penggabungan dari etnologi dan linguistik
yang mengkaji situasi, penggunaan, pola, dan fungsi berbicara sebagai suatu aktifitas tersendiri. Istilah itu
kemudian dirubah oleh Hymes menjadi Ethnography of Communication. Diungkapkan oleh Hymes
bahwa, Ethnography of Communication bertujuan untuk menganalisis perilaku komunikasi manusia yang
berhubungan erat dengan kebudayaan.
Warna lokalitas kedaerahan juga dapat dijumpai di Subtopik kedua yaitu Sastra. Di Subtopik ini,
terdapat satu tulisan yang menarik tentang Sunda yang disajikan oleh Ypsi Soeria Soemantri, yang
berjudul “The Expression Of Natural Beauty Of Sundanese Land In The Poems Translation.” Dalam
tulisannya, Soemantri menjelaskan tentang keindahan alam dari bumi Sunda yang dapat ditangkap dari
puisi-puisi berbahasa Sunda. Sunda oleh Soemantri dinyatakana sebagai bumi yang begitu indah yang
dapat dilihat dari hutan, perbukitan dan semesta yang lain. Soemantri juga menyatakan secara jelas akan
kebahagiaan orang Sunda menerima karunia alam yang begitu besar.
Selain mengungkap warna lokalitas, subtopik Sastra juga mengungkap terna-terna Internasional
seperti yang disajikan oleh Nanda Ruli Maulidiyah dan Priesty Adeline dalam kertas kerjanya yang
Seminar Nasional Bahasa dan Sastra (SENABASTRA) VIII 2016 iv
berjudul “Perbedaan Kelas Sosial dalam Cerpen Richard Connel’s The Most Dangerous Game,” sebuah
novel berselera Internasional. Dalam tulisannya Maulidiyah dan Adeline menyatakan bahwa dalam
tatanan masyarakat perbedaan kelas sosial masih terlihat. Penggolongan kelas sosial salah satunya
berdasarkan kekuasaan dan materi. Dalam cerpen The Most Dangerous Game terdapat tiga kelas sosial
yakni aristokrat, borjuis dan kaum buruh atau proletar. Perbedaan kelas sosial itu direpresentasikan oleh
tiga tokoh yaitu Rainsford,General Zaroff dan Ivan. Seorang pemburu bernama Rainsford terjatuh dari
kapal dan terjebak di sebuah pulau kecil di Karibia. Disana, ia diburu oleh suku Cossack. Kejadian itu
mempertemukannya dengan seorang pembunuh bernama General Zaroff yang mempunyai pengikut setia
bernama Ivan. Namun marxisme melihat sebuah kemajuan datang melalui perjuangan tanpa membedakan
kelas sosial, yang berarti siapapun bisa berhasil atau mengalami kemajuan dengan perjuangan keras tanpa
melihat darimana seseorang itu berasal. Hal itu terbukti dengan bebasnya Rainsford dari permainan yang
diciptakan oleh General Zaroff. (amerika)
Warna-warna internasional juga terlihat pada subtopik ketiga yaitu budaya. Warna ini disajikan
oleh Aidatul Chusna dan Eni Nur Aeni melalui kertas kerjanya yang berjudul “Tentang Sedih di Victoria
Park’: Raising Indonesians’ Awareness On Migrant’s Life Through Migration Literature.” Dalam
tulisannya, Chusna dan Aeni menyajikan tentang suka duka kaum buruh migrant di Hongkong. Dalam
tulisannya, buruh migran di Hongkong dicerminkan sebagai kaum yang kuat yang dbangun oleh kondisi
yang keras. Mereka dijadikan sebagai sumber penghasilan bagi keluarga di tanah air. Mereka mengambil
alih peran para alelaki untuk mencari nafkah dan memberi makan anak-anak mereka. Dalam tulisannya,
Chusna dan Aeni juga memaparkan tentang perilaku lesbi yang ada dalam novel tersebut sebagai perilaku
yang disebabkan sebagai salah satu bentuk pelarian dari tekanan batin akibat dikhianati oleh para suami.
Warna internasional selanjutnya ada dalam kertas kerja yang ditulis oleh Roh Jung Ju, yang
berjudul “Representasi Alam Neraka dalam Webtoon Singwa Hamkkie.” Dalam tulisannya, Ju
menjelaskan bahwa Webtoon (World Wide Web+Cartoon) merupakan sebuah genre komik yang baru
Korea, hasil gabungan jaringan komunikasi dengan akses individu ke komputer. Webtoon ini sudah
masuk ke beberapa negara, termasuk Indonesia, sehingga dapat dianggap sebagai konten baru yang
menunjukkan budaya Korea. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan budaya tradisional Korea,
khususnya gambaran bentuk neraka dalam webtoon Singwa Hamkkie(With God), dengan mengkaji
semiotik cerita. Peristiwa cerita dalam Singwa Hamkkie(With God) menggali kepercayaan alam neraka
dalam masyarakat Korea, yaitu budaya tradisional Korea. Dengan analisis semiotik, Singwa
Hamkkie mewakili budaya tradisional Korea dan menunjukkan sebuah basis yang benar. Berdasarkan
penelitian ini, konten baru Singwa Hamkkie pada webtoon mampu menjadi sebuah pedoman budaya
tradisional Korea bagi para orang luar Korea.
Bahasa dan sastra yang bersifat tradisional maupun global harus berjalan beriringan dengan
bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Untuk memastikan hal ini, pikiran-pikiran yang kritis yang
berusaha untuk menemukan cara-cara yang kreatif menyandingkan tiga jenis bahasa yang berbeda
tersebut mutlak diperlukan. Kritik akan kondisi terkait cara-cara pemertahanan dan pengembangan
kebahasaan dan kesastraan Indonesia kontemporer utamanya di perguruan tinggi disajikan oleh Agustinus
Indradi dalam kertas kerjanya yang berjudul “Mengkritisi Kontribusi Matakuliah Bahasa Indonesia
dalam Menunjang Peningkatan Kemampuan Menulis Mahasiswa.” Dalam tulisannya, Indradi menyatakan
bahwa Pada saat ini, mata kuliah (MK) Bahasa Indonesia merupakan MK wajib bagi mahasiswa program
diploma dan sarjana. Karena bersifat umum dan wajib, maka MK Bahasa Indonesia saat ini sering disebut
sebagai MKWU (Mata Kuliah Wajib Umum). Namun sayangnya, MK Bahasa Indonesia masih sering
dianggap belum mampu menunjukkan peran dan fungsinya secara maksimal. Memamg materi
Seminar Nasional Bahasa dan Sastra (SENABASTRA) VIII 2016 v
pembelajaran MK Bahasa Indonesia dalam buku ajar yang selama ini beredar tampak masih terlalu
banyak mengajarkan teori tentang bahasa dan teori menulis, bukan tentang ajakan untuk aktif menulis.
Oleh karena itu, paparan berikut ini bertujuan mencari alternatif model materi pembelajaran yang
diharapkan mampu memberi kontribusi positif bagi peningkatan kemampuan mahasiswa dalam menulis,
khususnya menulis karya ilmiah.
Melalui tulisan-tulisan yang tersusun dalam buku ini, diharapkan dapat membantu memperluas
cakrawala pembaca akan fenomena kebahasaan, kesastraan, kebudayaan, serta pengajaran bahasa dan
sastra di tanah air. Dengan bertambahnya cakrawala tersebut, diharapkan dunia linguistik, ilmu sastra,
ilmu budaya dan pengajaran bahasa dan sastra di Indonesia menjadi berkembang.
Sebagai penutup, kami haturkan jutaan terima kasih kepada banyak pihak; panitia, para
pemakalah, peserta SENABASTRA VIII, serta kepada semua pihak yang telah berkenan bekerjasama
dengan kami untuk menerbitkana buku ini. Kami berharap, kerjasama ini akan terus berlanjut di masa
yang akan datang. Sampai jumpa di SENABASTRA IX 2017
Bangkalan, 5 Juni 2016
Tim Editor
D.I.A, I.N.A & E.C.S.H
Seminar Nasional Bahasa dan Sastra (SENABASTRA) VIII 2016 vi
DAFTAR ISI
Pengantar Editor
Daftar Isi
BAHASA
Superiority and Inferiority of Language: A Problem of Local Historiography
in Loloda-Halmahera on The Twentieth
Abd. Rahman
1
Analisis Wacana Pemberitaan Artis pada Media Portal: Studi Kasus Berita
Marshanda Di Merdeka.Com
Agwin Degaf
9
Stereotype on “Neato Botvac” Vacuum Cleaner Advertisement in Malaysia :
A Critical Discourse Study
Ana Rufaidah, Ainun Ika Pratiwi
14
Pola Pemakaian Bahasa Sumbawa di Enclave Karang Taliwang Kota
Mataram
Baiq Rismarini Nursaly
18
Klasifikasi Leksikal Bahasa Kawi dalam Gendhing-Gendhing Jawa: Sebuah
Kajian Linguistik Kebudayaan
Bimo Herdianto Prabowo, Ika Nurfarida
24
Analisis Diksi Kata Black dan White dalam Novel Black and White Karangan
Lewis Shiner
Bunga Diantirta Yapati Puteri
29
Euphemism: Does It Express Politeness When It Is Used in Communication?
Chatarini Septi Ngudi Lestari, Trisnayanti
35
Using News Report as a Reading Material in Text Analysis Teaching For
EFL Adolescent Learners: Critical Discourse Analysis Approach
Bramantya Pradipta, Salim Anshori
40
Seminar Nasional Bahasa dan Sastra (SENABASTRA) VIII 2016 vii
Komunikasi Politik Jokowi: Analisis Wacana Kritis
D. Jupriono, Agus Sukristyanto, Arief Darmawan
44
Perencanaan Bahasa di Indonesia: Implementasi dan Hambatan
Dalwiningsih, Salim Anshori
51
Islamophobia Portrayed in Donald Trump’s Presidential Speeches
Dewi Gita Puspitasari, Wardatul Baidlo’
57
Flouting The Conversational Maxims in TV Advertisements to Influence
Children
Dhyaan Annisa Djuita Nugroho, Firda Djuita
61
Critical Discourse Analysis: A Comparative Study in Anti-Smoking
Campaign Video in Indonesia and Thailand
Dian Purwitasari
66
African American Vernacular English (Aave): Eksistensi dan
Penggunaannya oleh Orang Kulit Putih Amerika, Studi Kasus pada Novel
The Adventures of Huckleberry Finn
Dian Riesti Ningrum, Fitriyatuz Zakiyah
71
Sikap Berbahasa Mahasiswa dalam Era Globalisasi
Dina Merdeka C., Siti Maryam
76
A Social Semiotics and Post-Colonial Beauty Representation in Shinzui Body
Lotion Advertisement
Eka Noraisa Putri Corina
81
Analysis on the Use of Argumentation in High School Debate Competition by
the Motion This House Will Ban Junk Food
Eva Nur Mazidah
85
Senyapan Dalam Produksi Ujaran Presiden Joko Widodo pada Saat Dialog
Interaktif Bersama Najwa Shihab
Fiyan Ilman Faqih, Prasetyo Adi Wibowo
91
Iklan Kampanye Legislatif: Pencitraan melalui Komponen Lingual dan
Visual
Harum Munazharoh
97
Mapping and Defining Hate Speech in Instagram’s Comments: A Study of
Language Use in Social Media
Ika Nurfaida, Laudetta Dianne Fitri
105
Seminar Nasional Bahasa dan Sastra (SENABASTRA) VIII 2016 viii
Bahasa Jerman sebagai Bahasa Plurisentris
Iwa Sobara
110
Bahasa dan Kekuasaan (Perspektif Analisis Wacana Kritis)
Mujianto
115
Bahasa Indonesia Kekinian di Era Teknologi Komunikasi
Nani Sunarni
121
Development of Language Used in A Puppet Show: A Study of Code
Switching
Nita Suryawati
127
Tindak Tutur Memuji oleh Guru Perempuan dalam Interaksi Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Pandu Meidian Pratama, Gamal Kusuma Zamahsari
137
Rhetorical Features in Research Article Abstracts Written By Non-Native
English-Speaking Novice Researchers
Rita Darmayanti
147
Bahasa Kontemporer: Syurga atau Neraka?
Rozali Jauhari Alfanani, Nursyahidah, Abdul Nasip
151
Are We Really Equal? : Questioning Gender Equality and The Gender
Ideology of the Representation of Male and Female in Thematic English Text
Books Published by The Ministry of National Education, A Critical Discourse
Analysis
Sabta Diana
156
Pemertahanan Bahasa Daerah oleh Masyarakat Suku Madura di Yogyakarta
Sigit Arba’i
165
Dispreferred Response in Journey 2: The Mysterious Island Movie
Nur Mufidah, Diah Ikawati A.
173
Cohesive Analysis of Chaterine Mansfield’s The Fly
Rosyida Ekawati
180
Antroponim sebagai Cerminan Identitas Bangsa
Susi Machdalena
186
Sikap Bahasa Para Guru Bidang Studi Nonbahasa Indonesia di Jawa Timur
terhadap Bahasa Indonesia
Yani Paryono
190
Seminar Nasional Bahasa dan Sastra (SENABASTRA) VIII 2016 ix
Campur Kode dalam Dakwah Tan Mei Wha
Yuyun Kartini
195
Jargon in Lamongan Cisc’s Chants
Yusita Fatmawati, Iqbal Nurul Azhar
200
Pengaruh Bahasa Terhadap Kelestarian Budaya dalam Masyarakat Bima
Zulkifli, Apriyanto Wawan Darmawan Putra
205
Interjeksi dalam Novel ‘Donyane Wong Culika’ Karya Suparta Brata
Siti Komariyah
210
The Expression of Natural Beauty of Sundanese Land in the Poems
Translatiom
Ypsi Soeria Soemantri
217
Locally Produced, Internationally Consumed: Netnography Iklan Berbahasa
Inggris pada Iklan Produk Lokal sebagai Upaya Product Campaign di Era
MEA
Annysa Endriastuti, Eko S. Kusumo
222
SASTRA
‘Tentang Sedih di Victoria Park’: Raising Indonesians’ Awareness on
Migrant’s Life through Migration Literature
Aidatul Chusna, Eni Nur Aeni
230
Nilai Budaya dalam Sastra Lisan Panji Laras di Desa Madegan Sampang
Anisa Fajriana Oktasari
234
Materialism in D.H. Lawrence’s The Rocking-Horse Winner
Abdhul M. Aziz, Hardono
239
Potret Tokoh Lara Cameron dalam Novel Kilau Bintang Menerangi Bumi
Karya Sidney Sheldon: Sebuah Kajian Feminisme dalam Teks Sastra
Besin Gaspar
243
Mendedahkan Nilai Kemanusiaan dalam Novel Adinda: Kulihat Beribu-Ribu
Cahaya Di Matamu Karya Ayu Sutarto
Dian Roesmiati
250
Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis (Kajian Teks Sastra
Menggunakan Perspektif Teori Kritis)
Endah Tri Priyatni
256
Seminar Nasional Bahasa dan Sastra (SENABASTRA) VIII 2016 x
Commodifying Daughters: A Marxist Analysis in S. Rukiah’s The Fall And
The Heart Izza Puja Lestari, Erika Citra Sari H.
262
Poskolonialisme dalam Novel Meretas Kebebasan Karya Naguib Kaelani dan
Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer (Kajian Sastra
Bandingan)
Ika Febriani
265
Bentuk-Bentuk Kritik Kemiskinan dalam Novel Nak, Maafkan Ibu Tak
Mampu Menyekolahkanmu Karya Wiwid Prasetyo
Kusyairi
272
Afghanistan Class Stratification in Khaled Hosseini’s and the Mountain
Echoed
Kurnia Angger Eka P, Diva Wenanda
276
Tragedy of Macbeth and the Age of Shakespeare: The Interaction of Literary
Work and Its Society
Miftahur Roifah
282
Defocalized Narrative in Gabriel Garcia Marquez’s An Old Man with a Very
Enormous Wings
Niko Fedyanto
287
Pandangan Kritis terhadap Aspek Rasisme dalam Novel Memang Jodoh
Karya Marah Rusli
Ninawati Syahrul
292
A Portrayal of Gender and Equality: Disney’s Pocahontas between Fiction
and History
Nopita Trihastutie
299
Perbedaan Kelas Sosial dalam Cerpen Richard Connel’s the Most Dangerous
Game
Nanda Ruli Maulidiyah, Priesty Adeline
302
Ekspresi Kesadaran Perempuan terhadap Kebodohan yang Membelenggu
Kaumnya
Rina Ratih
306
Tubuh Perempuan: Timur yang Imajiner (Pembacaan Orientalisme atas
Cerpen Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi Karya Seno Gumira Ajidarma)
Royyan Julian
312
Seminar Nasional Bahasa dan Sastra (SENABASTRA) VIII 2016 xi
Kosmopolitanisme dalam Memoar Eat, Pray Love Karya Elizabeth Gilbert
Syarif Hidayat
317
Redefining Gender Roles of ‘the Snow Queen’ in Frozen
Sudianto, Ike Dewi Lestari
322
Hutan dan Imperialisme Ekologis dalam Tiga Cerpen Digital Asap Pak Tua
Karya Melda Savitri, Titik Api Karya Rasyad Fadhilah dan Roh Penunggu
Hutan Karya Rendy Mahendra
Usma Nur Dian Rosyidah
327
Using “White Heron” to Boost Students’ Empathy on Environmental Issue
Mia Fitria Agustina
332
BUDAYA
Analisis Wacana Kritis Lesbianisme dalam Film Carol (2015)
Diya Sri Widiyanti
337
Peran Aktif Pelajar Madura dalam Mengenal dan Melestarikan Ludruk
sebagai Drama (Kesenian) Tradisional
Linta Wafdan Hidayah
343
Representasi Perempuan Madura dalam Dunia Politik : Dulu, Kini dan
Masa Depan (Analisis Tekstual Perempuan Madura dalam Sejarah Buku
Madura dan Media Massa)
Netty Dyah Kurniasari
348
Representasi Alam Neraka dalam Webtoon Singwa Hamkkie
Roh Jung Ju
355
Misi Pemberadaban dalam Iklan Komersial Toms Shoes for One, Another.
Diunggah 21 September 2015 di Akun Resmi Toms Youtube
Rusi Aswidaningrum, Novia Adibatus Shofah, Melanatus Shelikha
360
PENDIDIKAN
From Classroom to Workroom: Translation Students’ Challenges in
Globalized Business Communication
Asrofin Nur Kholifah
365
Mengkritisi Kontribusi Matakuliah Bahasa Indonesia dalam Menunjang
Peningkatan Kemampuan Menulis Mahasiswa
Agustinus Indradi
369
Pandangan Hidup Guru Bahasa Indonesia Liberal Smk Kartika IV-1 Malang
Agus Purnomo Ahmad Putikadyanto, Nur Aisyah Sefrianah
375
Seminar Nasional Bahasa dan Sastra (SENABASTRA) VIII 2016 xii
The Implementation of Three Questioning Strategy in Learning Reading
Descriptive Texts
Fauris Zuhri
381
Stimulate Children to Speak English at Home by Using Star Signs
Fitrah Yuliawati
386
Creative Writing in Poetry Class for Beginners
Lilis Lestari Wilujeng
390
Students’ Strategies to Overcome Speaking Problems in EFL Speaking Class
(Intermediate Class) in Tertiary Level
Maula Khoirunnisa’
395
Using Simulation Game to Improve Speaking Abilty of The Second Semester
Students of English Education Department at Madura Islamic University
Samsi Rijal
401
The Correlation Between Sport Science Students’ Beliefs about Language
Learning and Their Learning Strategies
Suvi Akhiriyah
406
UNESA Students’ Difficulty in Doing TEP Test
Wiwiet Eva Savitri
412
The Controversial Tiffany’s Music Video Clip Entitled “Jangan Bersedih”
Ummi Barirroh, Luluk Warsiti
417
top related