web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani...
Post on 01-Feb-2018
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA SAPI PERAH TERHADAP TOTAL PENDAPATAN
RUMAH TANGGA PETANI PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN CENDANA
KABUPATEN ENREKANG
S K R I P S I
ADI SAPUTRAI 311 07 003
FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2012
i
KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA SAPI PERAH TERHADAP TOTAL PENDAPATAN
RUMAH TANGGA PETANI PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN CENDANA
KABUPATEN ENREKANG
ADI SAPUTRAI 311 07 003
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapat Gelas Sarjana Pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKANFAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
ii
2012
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Adi Saputra
Nim : I 311 07 003
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :
a. Apabila Skripsi saya adalah asli
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi ini, terutama dalam
Bab Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia
dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.
2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.
Makassar, Agustus 2012
Adi Saputra
HALAMAN PENGESAHANiv
Judul Skripsi : Kontribusi Pendapatan Usaha Sapi Perah Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga Petani Peternak Sapi Perahg Di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.
Nama : Adi Saputra
No. Pokok : I 311 07 003
Program Studi : Sosial Ekonomi Peternakan
Skripsi Ini Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :
Pembimbing Utama
Ir. Abd Hamid Hoddi, MS Nip. 19470810 197302 1 002
Pembimbing Anggota
Dr. Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt, M.SiNip. 19710421 199702 2 002
Mengetahui :
Dekan Fakultas Peternakan
Prof.Dr.Ir.H. Syamsuddin Hasan, M.ScNip. 19520923 197903 1 002
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan
Dr.Sitti Nurani Sirajuddin,S.Pt, M.Si Nip. 19710421 199702 2 002
Tanggal Lulus :
v
ABSTRAKAdi Saputra (I 311 07 003). Kontribusi Pendapatan Usaha Sapi Perah Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga Petani Peternak Sapi Perah Di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang. Dibawah Bimbingan Ir. Abd Hamid Hoddi, MS sebagai Pembimbing Utama dan Dr. Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt, M.Si sebagai Pembimbing Anggota.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak di kecamatan Cendana kabupaten Enrekang. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan terhitung dari tanggal 01 Maret 2012 sampai dengan 01 Mei 2012 di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang merupakan sentra peternakan sapi perah di Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif deskriptif yaitu suatu jenis penelitian yang bertujuan melihat atau menggambarkan variabel penelitian tanpa melakukan pengujian hipotesis. Adapun variabel yang akan digambarkan atau dijelaskan adalah besarnya kontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh rata-rata kontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak usaha sapi perah di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang berkisar antara 79 % - 89,3 %. Berdasarkan hal ini maka dapat dikatakan bahwa usaha sapi perah di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang merupakan usaha pokok. Hal ini sesuai dengan pendapat Sodiq dan Abidin (2002) yang menyatakan bahwa Usaha ternak sudah menjadi usaha pokok, sedangkan usaha tani lainnya seperti tanaman pangan dan holtikultura hanya sebagai sambilan. Tinggi pendapatan petani berkisar 70-100%.. Secara umum kontribusi pendapatan usaha sapi perah di Kecamatan Cendana Kabupaten2 Enrekang sebagai berikut (1) Pada skala usaha 1-2 ekor dengan luas kepemiilikan lahan untuk usaha tani jagung 0,5 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 79 %, (2) Pada skala usaha 3-4 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani jagung 0,55 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 83,9 %, (3) Pada skala usaha 5-6 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani jagung 0,6125 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 85,9 %, (4) Pada skala usaha 7-8 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani jagung 1,15 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 79,8 %, (5) Pada skala usaha 9-10 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani jagung 0,6 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 87,8 %, (6) Pada skala usaha 11-12 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani jagung 2 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 89,3 %.
Kata Kunci : Pendapatan, Sapi Perah, Jagung
vi
ABSTRACTAdi Saputra (I 311 07 003). Revenue Contribution of Milch Cattle Business Against Total Income of Farmers Dairy Farmers Household in Sub-District of Cendana, District of Enrekang. Ir. Abd Hamid Hoddi, MS as Supervisor and Dr. Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt, M.Si as Co-Supervisor.
This thesis aims to determine revenue contribution of milch cattle business against total income of farmers dairy farmers household in sub-district of Cendana, district of Enrekang.
The research was conducted for two months from March 1, 2012 to May 1, 2012 in sub-district of Cendana, district of Enrekang, South Sulawesi. Site selection is done on purpose (purposive) with consideration that Sub-district of Cendana, District of Enrekang is the center of milch cattle farm in Enrekang’s district. Type of research which is used is descriptive quantitative research which is a type of research that aims to look at or describe the study variables without performing hypothesis testing. The variables which is described or explained is magnitude of revenue contribution of milch cattle business against total income of farmers dairy farmers household in sub-district of Cendana, district of Enrekang.
Based on research results, the average revenue contribution of milch cattle business against total income of farmers dairy farmers household in sub-district of Cendana, district of Enrekang ranged 79% - 89.3%. Based on this result we can conclude that the dairy cattle business in sub-district of Cendana district of Enrekang is main business. This is in accordance with opinion of Sodiq and Abidin’s (2002) the cattle business has become main business, while others such as farming and horticulture crops only as a sideline. High-income of farmers ranges from 70-100%. In general, revenue contribution of dairy cattle business in sub-district of Cendana, district of Enrekang following (1) scale of 1-2 cattles with a ownership farming corn land which is 0.5 hectares contributed cattle business 79% (2) scale of 3-4 cattles with a ownership farming corn land which is 0.55 hectares contributed cattle business 83,9% (3) scale of 5-6 cattles with a ownership farming corn land which is 0,6125 hectares contributed cattle business 85,9% (4) scale of 7-8 cattles with a ownership farming corn land which is 1,15 hectares contributed cattle business 79.8%, (5) scale of 9-10 cattles with a ownership farming corn land which is 0.6 hectares contributed cattle business 87,8% (6) scale of 9-10 cattles with a ownership farming corn land which is 2 hectares contributed cattle business 89.3%.
Keywords: Income, Milch Cattle, Corn
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirabbil ‘Alamiin, sebagai salah satu bentuk kesadaran
vertikal, selaku insan dhaif layaknya kita menyatakan kesyukuran kepada sang
khalik Allah Azza Wajalla atas pancaran nur hidayah-Nya yang mengilhami
penulis dalam menyelesaikan skripsi berjudul “Kontribusi Pendapatan Usaha
Sapi Perah Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga Petani Peternak
Sapi Perah Di Kecamatan Cendan Kabupaten Enrekang”.
Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini terdapat
berbagai kendala yang dihadapi. Namun segala proses tersebut dapat dijalani
dengan bimbingan, arahan, dan dukungan dari berbagai pihak. Dengan
rampungnya salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi
Sosial Ekonomi Peternakan ini penulis menghaturkan doa agar segala
kebahagiaan dan kemuliaan dilimpahkan kepada Ayahanda Mardan Madani
serta Ibunda Hj. Fatimah Marma dengan segala kasih sayang dan kesabarannya
memberikan dukungan baik moril, materil maupun doa restunya kepada penulis.
Tak lupa pula untuk adik - adikku Mifda Hilmiyah, Adam Dwi Putra,
Zulkarnaim, Darmawan Putra, dan Fitriany Putri yang selalu memberi ceria
yang tiada habisnya, dan memberikan motivasi dan masukan kepada penulis dari
viii
titik awal menapaki peternakan hingga titik akhir masa penyelesaian studi di
peternakan.
Penulis juga menghaturkan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya
dengan segala keikhlasan hati kepada :
1. Bapak Ir. Abd Hamid Hoddi, MS dan Ibu Dr. Sitti Nurani Sirajuddin,
S.Pt, M.Si selaku pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran dalam mengarahkan penulis selama ini.
2. Bapak Dr. Syahdar Baba, S.Pt, M.Si, Ibu Ir. Veronica Sri Lestari, M.Ec
dan Ibu Ir. Martha B. Rombe, MP selaku penguji yang telah berkenan
mengarahkan dan memberi saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
3. Bapak Ir. Abd Hamid Hoddi, MS selaku penasehat akademik selama penulis
menjalani keseharian sebagai mahasiswa dan motivator bagi saya.
4. Ibu Dr. Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosial
Ekonomi Peternakan dan seluruh bapak dan ibu dosen serta para staf jurusan
yang mewadahi penulis dalam menyelesaikan studinya.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan, M.Sc selaku Dekan Fakultas
Peternakan beserta seluruh Stake holder yang ada di tataran Fakultas
Peternakan yang telah banyak memberikan tuntunan selama proes belajar
penulis diperguruan tinggi.
6. Saudara seperjuangan mulai dari awal masuk ke Sosek sampai selesai All
Crew Danketsu 07 atas semangat, bantuan dan dorongannya kala penulis
membutuhkannya.
ix
7. Kakanda dan Adinda Crew Laboratorium Ternak Unggas Unhas yang
selalu memberi motivasi.
8. All Crew PK Identitas Unhas yang selalu memberi ceria yang tiada habisnya
dan masukan kepada penulis.
9. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan mendukung hingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
Tahap demi tahap penulis lalui dengan izin Allah SWT serta dukungan
dan dorongan dari semua pihak sehingga skripsi dapat terselesaikan, segala upaya
dengan segala keterbatasan penulis yang telah dilalui memberikan banyak
pelajaran yang tak ternilai namun penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan penulis berharap dapat memberikan
manfaat bagi kita semua terutama diri pribadi penulis. Amin…
Makassar, Agustus 2012
Adi Saputra
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i
HALAMAN JUDUL................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iv
ABSTRAK................................................................................................. v
KATA PENGANTAR............................................................................... vii
DAFTAR ISI.............................................................................................. x
DAFTAR TABEL..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xiv
PENDAHULUAN
Latar Belakang...................................................................................... 1
Rumusan Masalah................................................................................. 3
Tujuan Penelitian.................................................................................. 3
Kegunaan Penelitian............................................................................ 4
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Sapi Perah ........................................................... 5
B. Tinjauan Umum Susu .................................................................... 5
C. Tinjauan Umum Produksi .............................................................. 6
D. Biaya Produksi................................................................................ 9
E. Pendapatan...................................................................................... 11
F. Kontribusi Usaha............................................................................ 12
xi
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat................................................................................ 14
Jenis Penelitian...................................................................................... 14
Populasi dan Sampel............................................................................. 14
Metode Pengumpulan Data................................................................... 15
Jenis dan Sumber Data.......................................................................... 16
Analisa Data.......................................................................................... 16
Konsep Operasional.............................................................................. 18
KEADAAN UMUM RESPONDEN
A. Umur............................................................................................... 20
B. Jenis Kelamin ................................................................................. 21
C. Pendidikan ...................................................................................... 21
D. Pengalaman Kerja .......................................................................... 22
E. Kepemilikan Ternak Sapi Perah .................................................... 23
HASIL DAN PEMBAHASAN
I. Pendapatan Usaha Sapi Perah .......................................................... 25
A. Penerimaan Usaha Sapi Perah........................................................ 25
B. Biaya Usaha Sapi Perah ................................................................. 25
a). Biaya Produksi Usaha Sapi Perah ............................................. 25
b). Biaya Variabel .......................................................................... 27
c). Biaya Tetap ............................................................................... 28
d). Total Biaya ............................................................................... 30
C. Pendapatan Usaha Sapi Perah ........................................................ 31
II. Pendapatan Usaha Tani Jagung ........................................................ 32
A. Penerimaan Usaha Tani Jagung ..................................................... 32
B. Biaya Usaha Tani Jagung ............................................................... 33
C. Pendapatan Usaha Tani Jagung ...................................................... 34
xii
III. Total Pendapatan Rumah Tangga Petani Peterna Sapi Perah ......... 35
IV. Kontribusi Pendapatan Usaha Sapi Perah Terhadap Total Pendapatan
Petani Peternak Sapi Perah ............................................................ 36
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan........................................................................................... 38
Saran .................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 40
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 42
xiii
DAFTAR TABEL
No Halaman
Teks
1. Klasifikasi Responden Berdasarkan tingkatan Umur.......................... 20
2. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin........................... 21
3. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................. 22
4. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pengalaman Kerja ..... 22
5. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah Kepemilikan Ternak .. 23
6. Rata-rata Penerimaan, Harga, Jumlah Produksi Susu, dan Jumlah Ternak Yang Terjual.......................................................................... 26
7. Rata-rata Komponen Biaya Variabel Usaha Sapi Perah ..................... 27
8. Rata-rata Komponen Biaya Tetap Usaha Sapi Perah........................... 29
9. Biaya Total Usaha Sapi Perah ................................................................ 30
10. Pendapatan Usaha Sapi Perah............................................................ 31
11. Penerimaan Usaha Tani Jagung ............................................................. 33
12. Biaya Total Usaha Tani Jagung ............................................................. 34
10. Pendapatan Usaha Tani Jagung .................................................................. 35
11. Total Pendapatan Rumah Tangga Petani Peternak Sapi Perah ......... 36
12. Kontribusi Pendapatan Usaha Sapi Perah Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga Petani Peternak Sapi Perah ............................................... 36
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
Teks
1. Identitas Responden Petani Peternak Sapi Perah ................................. 42
2. Data Populasi Sapi Perah Di Kec. Cendana Kab. Enrekang ............... 43
3. Data Produksi Susu Selama 2 Bulan Penelitian ................................... 47
4. Penerimaan Usaha Sapi Perah ................................................................ 48
5. Biaya Variabel Usaha Sapi Perah .......................................................... 50
6. Biaya Tetap Usaha Sapi Perah................................................................ 52
7. Total Biaya Usaha Sapi Perah ................................................................ 54
8. Pendapatan Usaha Sapi Perah .......................................................... 56
9. Penerimaan Usaha Tani Jagung ....................................................... 58
10. Biaya Bibit Usaha Tani Jagung ........................................................ 60
11. Biaya Pupuk Usaha Tani Jagung ..................................................... 62
12. Biaya Pestisida Usaha Tani Jagung ................................................. 64
13. Biaya Tanam dan Pasca Penan Usaha Tani Jagung ......................... 66
14. Biaya PBB Usaha Tani Jagung ........................................................ 68
15. Biaya Penyusutan Peralatan Usaha Tani Jagung ............................. 70
16. Total Biaya Usaha Tani Jagung ....................................................... 72
17. Pendapatan Usaha Tani Jagung ....................................................... 74
18. Total Pendapatan Rumah Tangga Petani Peternak Sapi Perah ........ 76
19. Kontribusi Pendapatan Usaha Sapi Perah ........................................ 78
20. Perhitrungan Kontribusi Pendapatan Usaha Sapi Perah .................. 80xv
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha sapi perah adalah salah satu usaha yang sangat menjanjikan dan
peluangnya masih terbuka secara luas. Dukungan pemerintah untuk mencerdaskan
bangsa yaitu dengan adanya gerakan minum susu secara nasional yang telah mulai
dijalankan di beberapa daerah adalah salah satu faktor yang turut menunjang
usaha sapi perah sebagai salah satu usaha yang perlu dikembangkan.
Usaha sapi perah di Indonesia masih berupa usaha peternakan rakyat, ini
dapat terlihat dari jumlah kepemilikan sapi berkisar antara dua sampai empat ekor.
Hal ini dikarenakan keterbatasan informasi dan hasil penelitian tentang potensi
usaha sapi perah yang bernilai profitable serta potensi wilayah dan strategi
pengembangan di Indonesia menyebabkan para investor tidak melirik usaha
peternakan sapi perah ini dan dampaknya secara tidak langsung adalah kurangnya
penyediaan modal untuk pengembangan peternakan sapi perah tersebut.
Kabupaten Enrekang khususnya Kecamatan Cendana, merupakan salah
satu pusat peternakan sapi perah. Berdasarkan data Disnakin (2011), Kecamatan
Cendana merupakan kecamatan yang paling banyak populasi sapi perah di
Kabupaten Enrekang sebanyak 686 ekor, selanjutnya Kecamatan Anggeraja 242
ekor, Kecamatan Enrekang 174 ekor, Kecamatan Alla 143 ekor, Kecamatan
Baraka 68 ekor, Kecamatan Curio 40 ekor, Kecamatan Masalle 33 ekor,
Kecamatan Buntu batu 19 ekor, Kecamatan Maiwa 5 ekor dan Kecamatan Malua
3 ekor.
xvi
Berdasarkan hasil survei penulis tahun 2012 yang telah dilakukan
diperoleh data jumlah petani peternak yang berusaha sapi perah di Kecamatan
Cendana Kabupaten Enrekang yaitu sebanyak 99 orang yang tersebar di 5 Desa
yaitu Desa Pinang, Desa Cendana, Desa Pundi, Desa Lebang dan Desa Karrang.
Meskipun potensi dan prospek pengembangan usaha sapi perah di
Kabupaten Enrekang, khususnya di Kecamatan Cendana cukup besar tetapi usaha
ini masih mengalami berbagai kendala yang memungkinkan para petani peternak
usaha sapi perah tersebut tidak dikembangkan secara optimal. Berdasarkan hasil
survei penulis, ditemukan berbagai kendala, seperti pakan berupa dedak dan
konsentrat yang sulit didapatkan, harga dedak yang relatif mahal, kurangnya
pengetahuan petani peternak dalam manajemen pemeliharan sapi perah, dan
penurunan produksi susu yang berdampak pada penurunan pendapatan petani
peternak sapi perah.
Berdasarkan data Disnakin (2012) terjadi penurunan produksi susu dari
bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Februari 2012 sebesar 55,85 % dari
jumlah produksi pada bulan Januari 2011 sebesar 564 ltr/hari menjadi 315 ltr/hari
pada bulan Februari 2012.
Selain itu usaha sapi perah masih murupakan usaha sambilan dibanding
dengan usaha pertanian, ini dikarenakan peternak sapi perah tidak hanya terfokus
pada usaha sapi perah saja tetapi juga terfokus pada usaha pertanian yang
berdampak pada perkembangan dari usaha sapi perah tersebut yang secara
langsung berpengaruh pada besar kecilnya kontribusi usaha sapi perah terhadap
xvii
total pendapatan petani peternak yang ada di Kecamatan Cendana, Kabupaten
Enrekang.
Meskipun demikian untuk menopang kebutuhan hidupnya tidak terfokus
pada satu pekerjaan saja, akan tetapi petani peternak sapi perah di Kecamatan
Cendana Kabupaten Enrekang memiliki pekerjaan pokok sebagai petani dan
peternak
Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian
tentang “Kontribusi Pendapatan Usaha Sapi Perah Terhadap Total Pendapatan
Rumah Tangga Petani Peternak Sapi Perah di Kecamatan Cendana Kabupaten
Enrekang”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Seberapa besar kontribusi
usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi
perah di Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi usaha
pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani
peternak di kecamatan Cendana kabupaten Enrekang.
xviii
D. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi para petani peternak sapi perah
dalam pengembangan usaha sapi perah di Kabupaten Enrekang
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak pemerintah dalam upaya pengembangan
produksi dangke di Kabupaten Enrekang.
3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian-penilitian selanjutnya.
xix
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Sapi Perah
Menurut Dinas Peternakan (Disnak) Jabar (2005) secara garis besar,
bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua, yaitu (1) kelompok yang
berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang berpunuk, yang berasal
dan tersebar di daerah tropis serta (2) kelompok dari Bos primigenius, yang
tersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus.
Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi
Shorhorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda), Yersey (dari selat
Channel antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red
Danish (dari Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia) (Disnak Jabar, 2005).
Menurut Ahira (2010), mengatakan bahwa jenis sapi perah yang paling
sesuai dibudidayakan di Indonesia adalah Friesian Holstein (FH) dengan ciri-ciri
sebagai berikut : bulu berwarna putih dengan bercak hitam, berat badan sapi
betina dewasa mencapai 625 kg sedangkan berat sapi jantan mencapai 900 kg,
sapi betina berprilaku tenang dan jinak, lambat mencapai dewasa kelamin dan
dapat dikawinkan pertama pada umur 15 – 18 bulan, produksi susu relatif tinggi
daripada jenis sapi perah yang lain.
B. Tinjauan Umum Susu
Susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang
tinggi. Kandungan yang ada didalamnya seperti protein, karbohidrat, lemak,
vitamin dan mineral dibutuhkan untuk pembentukan jaringan tubuh, sumber
protein, energy dan aktivitas sel-sel dalam tubuh. Susu dapat dihasilkan dari
xx
ternak yang diperah. Saat ini, ternak yang dapat menghasilkan susu untuk
dikonsumsi oleh manusia hampir semuanya berasal dari ternak sapi dan kambing
perah. Susu dari sapi perah harganya lebih murah dan kuantitas dipasaran lebih
banyak dibandingkan susu dari ternak kambing (Priyono, 2009).
Dalam SK Dirjen Peternakan No. 17 Tahun 1983, dijelaskan definisi susu
adalah susu sapi yang meliputi susu segar, susu murni, susu pasteurisasi, dan susu
sterilisasi. Susu segar adalah susu murni yang tidak mengalami proses pemanasan.
Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat. Susu murni
diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, tanpa mengurangi atau menambah
sesuatu komponen atau bahan lain.
Air susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia karena
kelezatan dan komposisinya yang ideal selain air susu mengandung semua zat
yang dibutuhkan oleh tubuh, semua zat makanan yang terkandung didalam air
susu dapat diserap oleh darah dan dimanfaatkan oleh tubuh (Saleh, 2004).
C. Tinjauan Umum Produksi
Produksi agribisnis dapat diartikan sebagai seperangkat prosedur dan
kegiatan yang terjadi dalam penciptaan produk (produk usaha pertanian,
perikanan, peternakan, kehutanan, dan hasil olahan produk-produk tersebut).
Berdasarkan hal tersebut, manajemen agribisnis dapat diartikan sebagai
seperangkat keputusan untuk mendukung proses produksi agribisnis, mulai dari
keputusan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,
pengendalian dan evaluasi produksi (Sai’d dan Intan, 2002).
xxi
Menurut Sukirno (2004) teori produksi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang tingkah laku produsen dalam rangka mencapai produksi maksimum suatu
usaha, untuk mencapai usaha itu produsen menggunakan prinsip ekonomi yaitu
dengan meminimumkan biaya untuk memperoleh profit yang maksimum. Konsep
dasar teori produksi adalah bahwa setiap produsen selalu berusaha melakukan
produksi secara efisien (biaya rendah) untuk tingkat output dengan dosis input
tertentu.
Soekartawi (1995) juga mengemukakan bahwa fungsi produksi dapat
dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai berikut :
Q = f (K, L, R, T)
Dimana :K = ModalL = Tenaga KerjaR = Kekayaan AlamT = TeknologiQ = Jumlah Produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis factor produksi
secara bersama-sama digunakan untuk memproduksi barang-barang
yang sedang dianalisis sifat produksinya.
Persamaan tersebut merupakan gambaran sederhana yang bersifat umum
mengenai kaitan antara faktor-faktor produksi dan jumlah produksi, sedangkan
didalam ilmu ekonomi fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menyatakan
hubungan antara hasil produksi fisik (output) dengan factor-faktor produksi
(input).
Dengan persamaan metematis sebagai berikut :
Y = f (X1,X2……Xn)
xxii
Dimana :
Y = Hasil Produksi Fisik
X1…Xn = Faktor-faktor Produksi
Berdasarkan persamaan fungsi tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi
produksi menjelaskan adanya hubungan matematis antara sejumlah produksi
tertentu dengan input-input (faktor produksi) yang dihasilkan dalam suatu proses
produksi.
Faktor-faktor produksi adalah suatu usaha mengkombinasikan beberapa
faktor produksi (input) dengan tingkat teknologi tertentu untuk menghasilkan
sejumlah produksi (output) tertentu dengan seefisien mungkin dengan maksud
menciptakan manfaat untuk kebutuhan manusia.
Berdasarkan penggunaannya di dalam suatu proses produksi, maka faktor-
faktor produksi dapat dikategorikan ke dalam dua macam yaitu :
1. Faktor produksi yang penggunaannya hanya satu sekali digunakan di
dalam proses produksi, misalnya modal dapat dalam bentuk pupuk, obat-
obatan dan bibit.
2. Faktor produksi yang penggunaannya adalah lebih dari satu kali digunakan
dalam proses produksi, misalnya tanah dan tenaga kerja.
Wahyu (1990) mengemukakan pula bahwa mulanya manusia berusaha
menghasilkan suatu barang hanya dengan menggunakan dua jenis faktor produksi
yaitu alam dan tenaga kerja. Perkembangan taraf kecerdasan manusia meciptakan
alat-alat dalam ilmu ekonomi disebut modal. Sumber daya atau factor produksi
terbatas diperlukan keahlian manusia untuk mengatur faktor-faktor produksi.
xxiii
E. Biaya Produksi
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga
yang tidak dapat menutupi biaya akan mengalami kerugian. Sebaliknya, apabila
suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi,
maupun biaya non operasi akan menghasilkan keuntungan. Selanjutnya dikatakan
bahwa biaya variabel adalah biaya berubah-ubah disebabkan karena adanya
perubahan jumlah hasil. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak berubah-ubah
(konstan) untuk setiap tingkatan atau hasil yang diproduksi. Biaya total adalah
merupakan seluruh biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan atau dengan kata
lain biaya total ini merupakan jumlah dari biaya variabel dan biaya tetap (Swastha
dan Sukotjo, 1997).
Jenis dan perilaku biaya merupakan elemen-elemen kunci dalam proses
penganggaran, terutama menyangkut apa yang menjadi tanggung jawab manajer.
Biaya dapat dipecahkan ke dalam : (1) biaya variabel, yaitu biaya yang dapat
berubah-ubah secara langsung dengan tingkat aktivitas yang ada, misalnya
konpensasi penjualan menurut komisi langsung. (2) biaya semi variabel, yaitu
biaya yang bervariasi menurut tingkat aktivitas yang ada tetapi tidak dalam
promosi langsung. (3) biaya tetap, yaitu biaya yang tidak terpengaruh oleh
perubahan aktivitas tetapi bersifat konstan selam priode tertentu (Swastha, 2001).
Selanjutnya soekartawi (1995) yang menyatakan bahwa biaya usaha tani
diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang
relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh
banyak ataupun sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergangtung pada besar
xxiv
kecilnya produksi, contohnya pajak. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya
yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya
untuk sarana produksi.
Biaya tetap adalah biaya yang tdak tergantung pada kesibukkan
perusahaan atau denga kata lain biya yang tidak tergantung pada penggunaan
kapasitas perusahaan, jadi tetap atau manfaat biaya ini tidak berubah oleh adanya
perubahan-perubahan pada kapasitas perusahaan atau pabrik. Biaya variabel
(biaya perubah) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi
yang dapat berubah mengikuti besar kecilnya produksi dengan berbagai cara
(Soekartawi, 1995).
Pencatatan perlu dilakukan untuk dua pos besar, yaitu pos pengeluaran
atau biaya dan pos pendapatan. Pengeluaran atau biaya dibagi menjadi dua yaitu :
(1)biaya tetap (fixed cost), diartikan sebagai biaya yang besarnya tetap, walaupun
hasil produksinya berubah sampai batas tentu. (2) biaya variabel (variable cost)
adalah biaya yang jumlahnya berubahjika hasil produksinya berubah. Termasuk
dalam biaya ini adalah biaya pembelian bibit, biaya obat-obatan, dan tenaga kerja.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa diluar biaya tersebut, perlu juga perhitungan biaya-
biaya pada usaha tani tradisioanal tidak perna diperhitungkan, misalnya
perhitungan gaji tenaga kerja dari anggota keluarga, bunga modal, dan biaya
penyusutan (Sodiq dan Abidin, 2001)
xxv
F. Pendapatan
Soekartawi (1995) menyatakan bahwa penerimaan adalah perkalian antara
produksi yang diperoleh dengan harga jual. Sedangkan pendapatan (keuntungan)
adalah selisi anatara penerimaan dengan semua biaya dengan rumus π = TR – TC
dimana π adalah pendapatan, TR adalah penerimaan dan TC adalah total biaya.
Selanjutnya dikatakan, bahwa penerimaan diperoleh dari produksi fisik dikali
dengan harga produksi. Total pendapatan bersih diperoleh dari total penerimaan
dikurangi denga total biaya dalam suatu proses produksi.
Dalam menaksir pendapatan kotor petani semua komponen produksi yang
tidak dijual harus dinilai berdasarkan harga pasar, sehimgga pendapatan kotor
petani dihitung sebagai penjualan ditambah nilai produk yang digunakan untuk
konsumsi rumah tangga atau dengan kata lain pendapatan kotor usaha tani (gross
farm income) adalah nilai produk total usaha tani dalam jangka waktu tertentu,
baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Sedangkan pendapatan bersih usaha
tani (net farm income) adalah selisih antara pendapatan kotor usaha tani dengan
pengeluaran total usaha tani. Dikatakan pula total pendapatan diperoleh dari total
penerimaan dikurangai dengan total biaya dalam suatu proses produksi
(Soekartawi, dkk, 1995).
Daniel (2004) menyatakan bahwa pada setiap akhir panen petani akan
menghitung berupa hasil buto yang diperolehnya. Semuanya kemudian dinilai
dengan uang. Tetapi tidak semuanya hasil ini diterima petani. Hasil itu akan
dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkannya untuk biaya usaha tani seperti
bibit, pupuk, obat-obatan, biaya pengolahan tanah, upah menanam, upah
xxvi
membersihkan rumput, dan biaya panenan yang biasanya berupa bagi hasil (in
natura). Setelah biaya tersebut dikurangkan barulah petani memperoleh apa yang
disebutkan hasil bersih atau keuntungan.
G. Kontribusi Usaha
Sodiq dan Abadin (2002) mengemukakan bahwa lebih dari 90% usaha
peternakan di Indonesia merupakan usaha peternakan rakyat. Pada masa-masa
mendatang, diharapkan terjadi pergeseran skala dan tipe usaha peternakan rakyat
kearah industri peternak, usaha diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Usaha sambilan
Tingkat pendapatan petani dan usahanya tidak lebih tinggi dari 30 % total
pendapatannya. Usaha peternakan dilakukan sambil lalu, disamping usaha
pertanian bahan pangan. Tujuan pemeliharaan adalah untuk mencukupi
kebutuhan sendiri (subsistence). Usaha sambilan ini yang menjadi tulang-
tulang punggung penyediaan komoditi peternakan di tanah air, yang
presentasenya mencapai 90 %.
2. Cabang Usaha
Pada klasifikasi ini, petani mengusaha pertanian campuran (mixed
farming) dengan usaha ternak sebagai cabang usaha taninya. Pendapatan
petani berkisar antara 30-70% dari total pendapatan usaha tani
keseluruhan.
3. Usaha Pokok
xxvii
Usaha ternak sudah menjadi usaha pokok, sedangkan usaha tani lainnya
seperti tanaman pangan dan holtikultura hanya sebagai sambilan. Tinggi
pendapatan petani berkisar 70-100%.
4. Usaha Industri
Sebagai usaha industry dengan orentasi bisnis, usaha peternakan sudah
menjadi usaha pemeliharaan ternak dengan komoditas ternak terpilih
(specialized farming) dan tingkat pendatan mencapai 100%.
xxviii
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan terhitung dari tanggal 01
Maret 2012 sampai dengan 01 Mei 2012 di Kecamatan Cendana Kabupaten
Enrekang Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja
(purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Cendana Kabupaten
Enrekang merupakan sentra peternakan sapi perah di Kabupaten Enrekang.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif deskriptif yaitu
suatu jenis penelitian yang bertujuan melihat atau menggambarkan variabel
penelitian tanpa melakukan pengujian hipotesis. Adapun variabel yang akan
digambarkan atau dijelaskan adalah besarnya kontribusi pendapatan usaha sapi
perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di
Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.
C. Populasi Dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan petani peternak yang melakukan atau
menggeluti usaha sapi perah dan usaha tani jagung di Kecamatan Cendana
Kabupaten Enrekang. Adapun jumlah peternak yang melakukan usaha tersebut
yaitu sebanyak 99 orang peternak yang tersebar di 5 Desa.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai sumber data
atau informasi. Adapun jumlah sampel yang digunkan yaitu 30 orang peternak.
Penentuan jumlah sampel tersebut dengan pertimbangan tertentu, misalnya
peternak yang berprofesi sebagi petani jagung. Hal ini sesuai dengan pendapat
xxix
Sugiyono (2010) yang menyatakan bahwa sampling proposive adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Skala usaha yang digunakan berdasarkan jumlah kepemilikan ternak mulai
dari nilai terkecil sampai dengan nilai terbesar yaitu terbagi atas 6 kelas dengan
panjang kelas 2. yaitu skala usaha I dengan jumlah ternak 1 – 2 ekor, skala usaha
II dengan jumlah ternak 3- 4 ekor, skala usaha III dengan jumlah ternak 5 – 6
ekor, skala usaha IV dengan jumlah ternak 7 – 8 ekor, skala usaha V dengan
jumlah ternak 9 – 10 ekor, dan skala usaha VI dengan jumlah ternak 11 – 12 ekor.
Penentuan skala usaha menggunakan rumus :
P = R K
Dimana P = Panjang kelas R = Rentang K = Banyak Kelas
K = 1 + 3,3 Log n N = (30) D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
a. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan
langsung terhadap lokasi penelitian, dalam hal ini unit usaha sapi perah dan
usaha pengolahan dangke di Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang.
Adapun objek yang diobservasi yaitu aktivitas usaha sapi perah dan usaha
produksi jagung di lokasi tersebut.
b. Wawancara, yaitu pengumpulan data melalui tanya jawab dengan responden
dalam hal ini petani peternak usaha sapi perah di Kecamatan Cendana,
xxx
Kabupaten Enrekang. Untuk memudahkan pengumpulan data dalam
wawancara ini digunakan daftar pertanyaan atau kusioner.
E. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan yaitu :
Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka meliputi jumlah
kepemilikan ternak sapi, jumlah produksi susu segar, jumlah produksi jagung,
tenaga kerja, harga jual dan lain sebagainya.
Adapun sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Data Primer yaitu data yang bersumber dari hasil wawancara langsung dengan
pihak petani peternak usaha sapi perah meliputi jumlah kepemilikan ternak
sapi, produksi susu segar, produksi jagung, tenaga kerja, harga jual dan lain
sebagainya.
2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan atau dokumen,
data pusat statistik, yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian.
F. Analisa Data
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
deskriptif berupa tabel untuk menggambarkan kontribusi usaha sapi perah.
Adapun Analisa data yang digunakan untuk mengetahui kontribusi pendapatan
usaha sapi perah terhadap total pendapat rumah tangga petani peternak sapi perah
di Kecamtan Cendana, Kabupaten Enrekang adalah sebagia berikut :
xxxi
Untuk mengetahui pendapatan usaha sapi perah, dan usaha tani jagung
digunakan rumus sebagai berikut:
π = TR – TC (Soekartawi, 1995)
dimana π = Pendapatan (Rp/bln)
TR = Total Penerimaan (Rp/bln)
TC = Total Biaya (Rp/bln)
TR = P x Q
Dimana P = Price (Harga(Rp))
Q = Quantity (Produksi)
TC = Biaya Variabel + Biaya Tetap
a. Untuk mengetahui total pendapatan rumah tangga petani peternak digunakan
rumus sebagai berikut :
Total pendapatan = pendapatan usaha sapi perah + pendapatan dari usaha
Tani jagung
b. Untuk mengetahui kontribusi pendapatan usaha sapi perah digunakan rumus
persentase (Soekartawi, 1995) yang diidentifikasikan sebagai berikut :
Kontribusi (%) = Pendapatan usaha sapi perah x 100%Total pendapatan rumah tangga (usaha tani jagung + usaha sapi perah)
xxxii
G. Konsep Operasional
a. Usaha tani adalah suatu usaha yang digeluti di bidang pertanian seperti jagung
dan ternak.
b. Penerimaan usaha sapi perah adalah jumlah produksi susu dan jumlah pedet /
sapi afkir yang terjual dikali dengan harga jual susu dan pedet/sapi afgir
(Rp/Thn/2 bulan)
c. Penerimaan usaha tani jagung adalah jumlah produksi jagung per musim dikali
harga jual jagung (Rp/2 bulan)
d. Pendapatan usaha sapi perah adalah total penghasilan yang diperoleh petani
peternak sapi perah dari usaha sapi perah setelah dikurangi total biaya produksi
yang dikeluarkan (Rp/2 bulan).
e. Pendapatan usaha tani jagung adalah total penghasilan yang diperoleh petani
peternak setelah dikurangi total biaya produksi yang dikeluarkan (Rp/2 Bln)
f. Pendapatan total rumah tangga adalah total penghasilan yang diperoleh petani
peternak sapi perah yang berasal dari usaha sapi perah ditambah dengan
pendapatan usaha tani jagung (Rp/2 bulan).
g. Biaya produksi usaha sapi perah adalah total biaya yang dikeluarkan petani
peternak sapi perah terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel (Rp/2 bulan).
h. Biaya tetap usaha sapi perah adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi
oleh jumlah yang terdiri atas biaya penyusutan kandang dan peralatan, dan
biaya tenaga kerja (Rp/bulan)
xxxiii
i. Biaya variabel usaha sapi perah dan adalah biaya yang besarnya dipengaruhi
oleh biaya produksi yang terdiri atas biaya pakan, vitamin dan obat – obatan
(Rp/2 bulan)
j. Biaya produksi usaha tani jagung adalah total biaya yang dikeluarkan petani
peternak sapi perah terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel (Rp/2 bln).
k. Biaya tetap usaha tani jagung adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi
oleh jumlah yang dangke yang diproduksi terdiri atas biaya penyusutan
peralatan dan biaya PBB (Rp/2 bln)
l. Biaya variabel usaha tani jugung dan adalah biaya yang besarnya dipengaruhi
oleh biaya produksi yang terdiri atas biaya bibit , biaya pupuk , biaya tanam
dan pasca panen, dan biaya pestisida (Rp/2 bln)
m. Kontribusi pendapatan usaha sapi perah adalah persentase sumbangan
pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan keluarga petani
peternak usaha sapi perah di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang yang
dinyatakan dalam persentase.
xxxiv
BAB IVGAMBARAN UMUM RESPONDEN
A. Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja
seseorang. Berdasarkan hal tersebut dikenal adanya umur produktif dan umur non
produktif. Umur produktif adalah umur dimana seseorang memiliki kemampuan
untuk menghasilkan produk maupun jasa. Adapun klasifikasi responden
berdasarkan umur petani peternak di Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkatan Umur di Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang.
No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)1 30 – 35 2 6,672 36 – 40 10 33,333 41 – 45 7 23,334 46 – 50 6 205 51 – 55 2 6,676 56 – 60 3 10
Jumlah 30 100%Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012
Tabel 1. Menunjukkan bahwa umur responden berkisar antara 30 sampai
dengan 60 tahun. Sebagaian besar responden berumur 36 sampai dengan 40 tahun
yaitu sebanyak 10 orang atau 33,33% dari jumlah responden. Hal ini tentunya
berdampak positif pada pengolahan usaha tani mereka. Hal ini sesuai dengan
pendapat Daniel (2004) yang menyatakan bahwa penduduk yang berumur 15 – 64
tahun merupakan penduduk potensial yang dapat bekerja memproduksi barang
dan jasa.
xxxv
B. Jenis Kelamin
Faktor jenis kelamin dapat mempengaruhi seseorang dalam pemilihan
jenis pekerjaan yang akan digeluti. Adapun klasifikasi responden berdasarkan
jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang.
No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)1 Laki – laki 30 100%2 Perempuan 0 0%
Jumlah 30 100%Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012
Tabel 2 Menunjukkan bahwa seluruh petani peternak di Kecamatan
Cendana Kabupaten Enrekang yang menjadi responden adalah yang berjenis
kelamin laki – laki yaitu sebanyak 30 orang (100%). Hal ini disebabkan karena
jenis pekerjaan beternak dan bertani sebagian besar hanya dilakukan kaum laki-
laki.
C. Pendidikan
Tingkatan pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
seseorang dalam mengelolah usaha yang digelutinya. Seseorang yang mempunyai
tingkat pendidikan yang tinggi dapat mengelolah usahanya secara efektif begitu
pula sebaliknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekartawi (1995) yang
menyatakan bahwa pendidikan seseorang akan mempengaruhi pula dalam
menjalankan usaha secara efektif dan efisien. Tingkat pendidikan responden
petani peternak di Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada
Tabel 3.
xxxvi
Tabel 3. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang.
No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)1 SD / Sederajat 9 302 SMP / Sederajat 6 203 SMA / Sederajat 14 46,674 S 1 1 3,33
Jumlah 30 100%Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2012
Tabel 3 . Menunjukkan bahwa tingkat pendidikan respoden bervariasi
mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Strata Satu. Sebagian responden memiliki
tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 14 orang atau 46,67
%, dan hanya 1 orang atau 3,33 % yang memiliki tingkat pendidikan Strata Satu.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan yang
dimiliki responden masih rendah.
D. Pengalaman Kerja
Pengalaman dalam berternak dapat mempengaruhi seseorang dalam
menjalankan aktivitasnya dalam beternak. Seseorang yang telah lama berternak
maka dapat dikatakan sudah berpengalaman. Adapun klasifikasi responden
berdasakan tingkat pengalaman dalam berternak dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Keadaan Responden Berdasarkan Tingkat Pengalaman Kerja Di Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang.
No Pengalaman (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)1 1 - 2 2 6,672345
3- 4 5 – 67 – 89 – 10
41047
13,3333,3313,3323,34
6 11 - 12 3 10Jumlah 30 100 %Sumber : Data Premir Setelah Diolah 2012
xxxvii
Tabel 4. Menunjukkan bahwa pengalaman responden cukup bervariasi
mulai dari 1 tahun sampai dengan 12 tahun. Jumlah responden terbanyak terdapat
pada pengalaman 5 – 6 tahun yaitu sebanyak 10 orang atau 33,33 % dan jumlah
responden terkecil pada pengalaman 1 - 2 tahun atau 6,67 %. Berdasarkan data
tersebut dapat dikatakan bahwa para petani peternak di Kecamatan Cendana,
Kabupaten Enrekang umumnya sudah cukup berpengalaman. Hal ini sesuai
dengan pendapat Nitisemito dan Burhan (2004) yang menyatakan bahwa semakin
banyak pengalaman semakin banyak pula pelajaran yang diperoleh di bidang
tersebut.
E. Kepemilikan Ternak Sapi Perah
Kepemilikan ternak adalah banyaknya ternak sapi perah yang dimiliki oleh
petani peternak sapi perah pada saat pengumpulan data penelitian. Banyaknya
jumlah ternak sapi perah yang dimiliki tersebut menunjukkan pula skala usaha
kepemilikan ternak sapi perah. Adapun jumlah kepemilikan ternak sapi perah
pada petani peternak sapi perah di Kecamatan Cendan, Kabupaten Enrekang dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Keadaan Responden Berdasarkan Kepemilikan Ternak Sapi Perah di Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang.
No Jumlah Ternak (Ekor) Jumlah (Orang) Persentase (%)1 1 - 2 5 16,662 3 – 4 12 403 5 – 6 8 26,674 7 – 8 2 6,675 9 – 10 2 6,676 11 – 12 1 3,33
Jumlah 30 100%Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2012.
xxxviii
Tabel 5. menunjukkan bahwa jumlah kepemilikan ternak berkisar antara 1
sampai dengan 12 ekor. Pada skala usaha 3 – 4 ekor terdapat 12 orang atau 40%
yang merupakan jumlah tertiggi. Jumlah responden terkecil ada pada skala usaha
11 – 12 sebanyak 1 orang atau 3,33%. Melihat kenyataan tersebut maka
berdasarka kepemilikan ternak dapat betdampak pada pendapatan yang diperoleh.
Hal ini sesuai dengan pendapat Ahira (2010) yang menyatakan bahwa pendapatan
yang diperoleh petani peternak sapi perah mengalami peningkatan seiring dengan
meningkatnya jumlah ternak yang dimiliki.
xxxix
BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Secara umum kontribusi pendapatan usaha sapi perah di Kecamatan
Cendana Kabupaten Enrekang sebagai berikut :
Pada skala usaha 1-2 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani
jagung 0,5 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 79 %.
Pada skala usaha 3-4 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani
jagung 0,55 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 83,9 %.
Pada skala usaha 5-6 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani
jagung 0,6125 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 85,9 %.
Pada skala usaha 7-8 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani
jagung 1,15 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 79,8 %.
Pada skala usaha 9-10 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani
jagung 0,6 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 87,8 %.
Pada skala usaha 11-12 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani
jagung 2 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 89,3 %.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan upaya
pengembangan usaha sapi perah di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang
maka disarankan kepada pihak petani peternak agar lebih fokus terhadap usaha
sapi perah dikarenakan pendapatan dari usaha sapi perah lebih besar dibandingkan
xl
dengan pendapatan dari usaha tani jagung. Sehingga akan memperoleh
pendapatan yang lebih maksimal dari sebelumnya. selain itu kiranya petani
peternak sapi perah di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang melakukan
pelaihan lahan yang dulunya ditanami tajung menjadi rumput sebagai pakan
ternak
xli
DAFTAR PUSTAKA
Daniel, M. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta
Disnakin. 2011. Usaha Pengolahan Hasil. Dinas Peternakan dan Perikanan. Enrekang
Disnak. JabarProv. 2005. Budidaya Ternak Sapi Perah. avMVhIJ:www.disnak.jabarprov.go.id/data/arsip/BUDIDAYA%2520TERNAK%2520SAPI%2520PERAH.doc+sapi+perah&hl=id&gl=id. Diakses Pada Tanggal 23 Maret 2012.
Nitisemito, A.S dan Burhan, M.U. 2004. Wawasan Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek. Bumi Aksa, Jakarta.
Prioyono, 2009. Analisa Usaha Tani Ternak Sapi Perah Rakyat. http://agribussiness.wordpress.com/2009/07/23/analisis-usaha-tani-ternak-sapi-perah-rakyat/. Diakses Pada Tanggal 23 Maret 2012
Ridwan, M. 2004. Strategi Pengembangan Dangke Sebagai Produk Unggulan Lokal. http://www.damandiri.or.id/file/muhridwanipbbab7.pdf. Diakses Pada Tanggal 12 Maret 2012.
. 2004. Potensi Pengembangan Industri Dangke. http://www.damandiri.or.id/file/muhridwanipbbab5.pdf. Diakses Pada Tanggal 12 Maret 2012.
Said, E.G dan Intan, A. H. 2002. Manajemen Agribisnis. PT. Ghalia Indonesia. Jakarta
Saleh. E. 2004. Dasar Pengolahan Susu Dan Hasil Ikutan Ternak. http://library.usu.ac.id/download/fp/ternak-eniza2.pdf. Diakses Pada Tanggal 23 Maret 2012
Simamora, B. 1992. Panduan Perilaku Komsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sodiq, A dan Abidin, Z. 2002. Penggemukkan Domba. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.
Sukirno. 2004. Pengantar Ekonomi Makro. Teori, Soal dan Penyelesaiannya. Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta.
xlii
Swastha, B. dan Sukotjo, I. 1997. Pengantar Bisnis Modern, Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern. Liberty, Yogyakarta.
Zalfa, Aqilah. 2011. Dangke (Keju Enrekang). Diakses Pada Tanggal 22 Februari 2012. http://zalfaaqilah.wordpress.com/2011/05/17/dangke-keju-enrekang/
xliii
top related