a.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · smp negeri 9 bandung tahun...
Post on 06-May-2019
214 Views
Preview:
TRANSCRIPT
78
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Pada Bab IV diuraikan hasil penelitian serta pembahasannya, secara garis
besar bagian yang akan dibahas sesuai dengan pertanyaan penelitian yaitu
gambaran umum mengenai academic self-efficacy dan program hipotetik
bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik
SMPN 9 Bandung Tahun ajaran 2012/2013.
1. Gambaran Umum Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII
SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013
Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran
umum academic self-eeficacy peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun
Ajaran 2012/2013”, berikut disajikan tentang gambaran academic self-efficacy
secara umum.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh mengenai tingkat
academic self-efficacy peserta didik dari hasil penyebaran instrumen terhadap
seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung. Dari hasil data yang
dikumpulkan, diperoleh gambaran mengenai tingkat academic self-efficacy
peserta didik, dimensi serta indikator academic self-efficacy peserta didik.
Gambaran umum academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung
tahun ajaran 2012/2013 divisualisasikan dalam grafik 4.1.
Grafik 4.1
Gambaran Umum Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII
SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Tinggi Sedang Rendah
Academic Self-Efficacy
Tinggi
Sedang
Rendah
79
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
Grafik 4.1 menunjukan kondisi objektif peserta didik kelas VII SMPN 9
Bandung Tahun ajaran 2012/2013 mengenai tingkat academic self-efficacy.
Secara umum gambaran academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9
Badung Tahun ajaran 2012/2013 sebagian besar berada pada kategori sedang.
Berdasarkan formulasi pengelompokkan dan konversi skor T dari jumlah populasi
sebanyak 433 peserta didik, terdapat 70 peserta didik atau 16,2% dari total
responden yang termasuk pada kategori tinggi. Artinya peserta didik sudah
memiliki keyakinan diri yang tinggi pada setiap dimensinya yang ditampilkan
dalam aktivitas akademik meliputi menjatuhkan pilihan pada penyelesaian tugas
sulit, menguasai lebih dari 60% materi pelajaran serta memiliki keyakinan diri
yang kuat pada upaya penyelesaian tugas sekolah.
Pada kategori sedang terdapat 289 peserta didik atau 66,7%, dari total
responden, yang berarti peserta didik memiliki keyakinan diri yang sedang pada
setiap dimensinya yag ditampilkan dalam aktivitas akademik meliputi
menjatuhkan pilihan pada pengerjaan tugas dengan tingkat kesulitan sedang,
hanya menguasai 40%-60% materi pelajaran serta kekuatan keyakinan yang
sedang dalam upaya penyelesaian tugas sekolah. Pada kategori kategori rendah
terdapat 74 peserta didik atau 17,1% dari total responden yang berarti peserta
didik memiliki keyakinan diri yang rendah pada setiap dimensinya yang
ditampilkan pada aktivitas akademik meliputi menjatuhkan pilihan pada
pengerjaan tugas yang mudah, hanya menguasai kurang dari 40% materi pelajaran
serta memiliki keyakinan yang lemah terhadap potensi diri dalam menyelesaikan
tugas sekolah.
Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disimpulkan secara umum
sebagian besar peserta didik menjatuhkan pilihan tugas dengan tingkat kesulitan
sedang, hanya mampu menguasai 40%-60% materi pelajaran pada pengerjaan
tugas sekolah, serta memiliki kekuatan keyakinan yang sedang terhadap potensi
akademik yang dimilikinya dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
80
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
2. Gambaran Umum Dimensi-Dimensi Academic Self-Efficacy Peserta
Didik Kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Academic self-efficacy peserta didik diukur berdasarkan tiga dimensi
self-efficacy yang meliputi magnitude/level, generality dan strength. Gambaran
tingkat academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung
berdasarkan masing-masing dimensi dapat dilihat pada grafik 4.2.
Grafik 4.2
Gambaran Dimensi Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII
SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 Dalam Setiap Dimensi
Secara umum dari ketiga dimensi academic self-efficacy yaitu
magnitude/level, generality, strength menunjukan tingkat keyakinan diri peserta
didik terhadap kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah berada
pada kategori sedang.
Berdasarkan formulasi pengelompokan dan konversi skor matang (skor
T) dari jumlah populasi sebanyak 433 peserta didik, masing-masing dimensi
berada pada kategori sedang. Pada dimensi magnitude/level terdapat 71 peserta
didik (16,4%) berada pada kategori tinggi yang berarti peserta didik menjatuhkan
pilihan pada pengerjaan tugas yang sulit. Pada kategori sedang terdapat 289
peserta didik atau 66,7% dari total responden yang berarti peserta didik
menjatuhkan pilihan pada pengerjaan tugas dengan tingkat kesulitan tugas yang
sedang (cukup mudah). Pada kategori rendah terdapat 69 peserta didik atau
15,9% dari total responden, yang berarti peserta didik lebih memililih untuk
mengerjakan tugas-tugas sekolah yang dianggap mudah. Berdasarkan hasil
penelitian, dapat disimpulkan pada dimensi magnitude/level sebagian besar
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Magnitude Generality Strength
Tinggi
Sedang
Rendah
81
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
peserta didik menjatuhkan pilihan pada pengerjaan tugas dengan tingkat kesulitan
yang sedang yang ditampilkan pada minat yang sedang pada pengerjaan tugas
yang sulit, kemampuan yang sedang dalam menentukan rencana tindakan dalam
menghadapi perasingan akademik ditunjukkan dengan 40%-60% dari rencana
tindakan yang telah disusun dipandang tepat dalam membantu peserta didik
menghadapi persaingan akademik dengan teman lainnya, sudah mampu
memandang tingkat kesulitan tugas sebagai tantangan tetapi terkadang merasa
terbebani dengan tugas yang terlalu banyak, serta mampu berawawasan optimis
terhadap potensi diri untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah akan tetapi kurang
optimis mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Pada dimensi generality terdapat 66 peserta didik (15,2%) berada pada
kategori tinggi, yang berarti peserta didik mampu menguasai lebih dari 60%
materi pelajaran pada upaya menghadapi serangkaian tuntutan akademik sebagai
peserta didik terutama dalam penyelesaian tugas-tugas sekolah. Pada kategori
sedang terdapat 284 peserta didik atau 65,6% dari total reponden, yang berarti
peserta didik hanya mampu menguasai 40%-60% dari materi pelajaran pada
upaya menghadapi serangkaian tuntutan akademik sebagai peserta didik terutama
dalam penyelesaian tugas-tugas sekolah. Pada kategori rendah terdapat 83 peserta
didik atau 19,2% dari total responden yang berarti peserta didik hanya mampu
menguasai kurang dari 40% materi pelajaran pada upaya menghadapi serangkaian
tuntutan akademik sebagai peserta didik terutama dalam penyelesaian tugas-tugas
sekolah. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan pada dimensi generality
sebagian besar peserta didik mampu menguasai 40%-60% materi pelajaran pada
upaya menghadapi tuntuan akademik sebagai peserta didik yang ditampilkan
dalam aktivitas penyelesaian tugas sekolah, kemampuan belajar dari pengalaman,
serta aktivitas akademik yang ditampilkan pada keseluruhan proses pembelajaran.
Pada dimensi strength terdapat 55 peserta didik (12,7%) berada pada
kategori tinggi, yang berarti peserta didik memiliki keyakinan yang kuat terhadap
potensi akademik yang dimiliki dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Pada
kategori sedang terdapat 301 peserta didik atau 69,5% dari total responden yang
berarti peserta didik memiliki kekuatan keyakinan yang sedang terhadap potensi
82
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
akademik yang dimiliki dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Pada kategori
rendah terdapat 77 peserta didik atau 17,8% dari total responden, yang berarti
peserta didik memiliki keyakinan diri yang lemah terhadap potensi akademik yang
dimiliki dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Berdasarkan hasil penelitian,
dapat disimpulkan pada dimensi strength sebagian besar peserta didik memiliki
kekuatan keyakinan diri yang sedang terhadap potensi akademik yang dimiliki
yang ditampilkan pada tingkat kekuatan keyakinan, semangat juang dalam
menghadapi hambatan, ketekunan dalam mengerjakan tugas sekolah serta
komitmen untuk mengerjakan tugas sekolah dengan baik.
3. Gambaran Academic Self-Efficacy Peserta Didik Berdasarkan
Indikator
Berdasarkan ketiga dimensi academic self-efficacy pada penelitian telah
dikembangkan 12 indikator untuk mengungkap tingkat academic self-efficacy
peserta didik. Secara rinci gambaran persentase peserta didik berdasarkan
indikator dijelaskan sebagai berikut:
a. Dimensi Magnitude/Level
Dimensi magnitude/level pada academic self-efficacy peserta didik
diukur berdasarkan empat indikator yang meliputi 1) minat pada penyelesaian
tugas yang sulit, 2) menetapkan rencana tindakan yang tepat dalam menghadapi
tuntutan akademik sebagai peserta didik, 3) memandang tingkat kesulitan tugas
akademik sebagai tantangan bukan sebagai beban, serta 4) berwawasan optimis
terhadap potensi yang dimiliki. Gambaran tingkat academic self-efficacy peserta
didik kelas VII di SMPN 9 Bandung berdasarkan indikator-indikator dari dimensi
magniude/level dapat visualisasikan pada grafik 4.3 sebagai berikut:
83
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
Grafik 4.3
Gambaran Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII
SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 Pada Dimensi Magnitude/Level
Berdasarkan grafik 4.3 menunjukan indikator-indikator pada dimensi
magnitude/level berada pada kategori sedang. Pada indikator minat penyelesaian
tugas sulit terdapat 66 peserta didik (15,2%) berada pada kategori tinggi, artinya
peserta didik memiliki minat yang tinggi pada penyelesaian tugas sulit. Pada
kategori sedang terdapat 294 peserta didik (67,9 %) yang berarti peserta didik
memiliki minat yang sedang pada penyelesaian tugas sulit sehingga cenderung
memilih tugas yang cukup mudah. Pada kategori rendah terdapat 73 peserta didik
(16,9%) artinya peserta didik tidak menyukai tugas-tugas yang sulit sehingga
lebih memiilih tugas-tugas yang mudah. Berdasarkan hasil penelitian,
disimpulkan pada indikator minat pada penyelesaian tugas sulit, sebagian besar
peserta didik memiliki minat yang sedang pada penyelesaian tugas sulit sehingga
lebih menyukai untuk mengerjakan tugas-tugas dengan tingkat kesulitan sedang
(cukup mudah).
Pada Indikator menetapkan rencana tindakan yang tepat dalam
menghadapi tuntutan akademik sebagai peserta didik terdapat 59 peserta didik
(13,6%) berada pada kategori tinggi artinya peserta didik sudah mampu
menentukan rencana tindakan yang tepat dalam menghadapi persaingan akademik
ditunjukan dengan lebih dari 60% dari rencana tindakannya dipandang tepat
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Tinggi
Sedang
Rendah
84
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
dalam membantu peserta didik menghadapi persaingan akademik dengan teman
lainnya. Pada kategori sedang terdapat 292 peserta didik (67,4%) yang berarti
peserta didik memiliki kemampuan yang sedang dalam menentukan rencana
tindakan dalam menghadapi persaingan akademik ditunjukan dengan 40%-60%
dari rencana tindakan yang telah disusun dipandang tepat dalam membantu
peserta didik menghadapi persaingan akademik dengan teman lainnya. Pada
kategori rendah terdapat 82 peserta didik (18,9%) yang berarti peserta didik
kurang mampu mentukan rencana tindakan yang tepat ditunjukan dengan kurang
dari 40% dari rencana tindakan yang disusun dipandang tepat dalam membantu
menghadapi persaingan akademik dengan teman lainnya. Berdasarkan hasil
penelitian, disimpulkan pada indikator menetapkan rencana tindakan yang tepat
dalam menghadapi persaingan akademik sebagai peserta didik sebagian besar
peserta didik memiliki kemampuan yang sedang dalam menentukan rencana
tindakan dalam menghadapi perasingan akademik ditunjukkan dengan 40%-60%
dari rencana tindakan yang telah disusun dipandang tepat dalam membantu
peserta didik menghadapi persaingan akademik dengan teman lainnya yang
ditampilkan dalam penentuan tindakan dalam mengatasi kesulitan penyelesaian
tugas sekolah, mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mencapai prestasi
yang tinggi, memilki jadwal belajar kelompok, serta kemampuan yang sedang
dalam memanajemen pengerjaaan tugas sekolah.
Pada indikator memandang tingkat kesulitan tugas akademik sebagai
tantangan bukan sebagai beban terdapat 79 peserta didik (18,2%) berada pada
kategori tinggi yang berarti peserta didik memandang tugas yang sulit sebagai
tantangan yang harus diselesaikan karena akan mengasah kemampuan diri dalam
bidang akademik. Pada kategori sedang terdapat 281 peserta didik (64,9%) yang
berarti peserta didik mampu memandang tingkat kesulitan tugas sebagai tantangan
tetapi terkadang merasa terbebani dengan tugas-tugas yang sulit. Pada kategori
rendah terdapat 73 peserta didik (16,9%) yang berarti peserta didik lebih
memandang tugas yang sulit sebagai beban bukan sebagai tantangan. Berdasarkan
hasil penelitian, disimpulkan pada indikator memandang kesulitan tugas sebagai
tantangan bukan sebagai beban, sebagian besar peserta didik sudah mampu
85
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
memandang tingkat kesulitan tugas sebagai tantangan tetapi terkadang merasa
terbebani dengan tugas-tugas yang sulit.
Pada indikator berawawasan optimis terhadap potensi yang dimiliki
terdapat 70 peserta didik (16,2%) berada pada kategori tinggi, artinya peserta
didik sudah sangat optimis terhadap kemampuan diri dalam menyelesaikan tugas
sekolah yang sulit sekalipun serta sangat yakin mampu mendapat prestasi belajar
yang lebih baik dibandingkan peserta didik lainnya. Pada kategori sedang terdapat
294 peserta didik (67,9%) yang berarti peserta memiliki kemampuan yang sedang
dalam berawawasan optimis terhadap potensi diri untuk menyelesaikan tugas-
tugas sekolah akan tetapi kurang optimis mampu mencapai prestasi belajar yang
tinggi. Pada kategori rendah terdapat 69 peserta didik (15,9%) yang berarti peserta
didik belum memiliki kemampuan berawawasan optimis terhadap potensi diri
dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah serta meraih prestasi belajar.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan pada indikator berwawasan optimis
terhadap potensi yang dimiliki, sebagian besar peserta sudah mampu
berawawasan optimis terhadap potensi diri untuk menyelesaikan tugas-tugas
sekolah akan tetapi kurang optimis mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi.
b. Dimensi Generality
Dimensi generality pada academic self-efficacy peserta didik diukur
berdasarkan empat indikator yang meliputi 1) yakin mampu menguasai berbagai
bidang akademik dalam penyelesaian tugas sekolah, 2) menggunakan pengalaman
hidup sebagai suatu langkah untuk mencapai keberhasilan akademik, 3) mampu
menyelesaikan tugas sekolah, apapun bentuk tugas yang diberikan , serta 4)
menampilkan sikap yang menunjukan keyakinan diri pada seluruh proses
pembelajaran. Gambaran tingkat academic self-efficacy peserta didik kelas VII
SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 mengenai indikator-indikator dimensi
generality divisualisasikan pada grafik 4.4 sebagai berikut:
86
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
Grafik 4.4
Gambaran Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII
SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 Pada Dimensi Generality
Berdasarkan grafik 4.3 menunjukan indikator-indikator pada dimensi
generality berada pada kategori sedang. Pada indikator yakin menguasai berbagai
bidang akademik dalam penyelesaian tugas sekolah terdapat 73 peserta didik
(16,9%) yang berada pada kategori tinggi artinya peserta didik memiliiki
keyakinan yang tinggi dalam penguasaan berbagai bidang akademik sehingga
mampu menguasai lebih dari 60% materi pelajaran dalam menyelesaikan tugas-
tugas sekolah. Pada kategori sedang terdapat 277 peserta didik (64%) yang
berarti peserta didik keyakinan yang sedang dalam menguasai berbagai bidang
akademik sehingga hanya mampu menguasai 40%-60% dari materi pelajaran
dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Pada kategori rendah terdapat 83
peserta didik (19,2%) yang berarti peserta didik yakin hanya mampu menguasai
kurang dari 40% materi pelajaran dalam upaya menyelesaikan tugas-tugas
sekolah. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan pada indikator yakin
mampu menguasai berbagai bidang akademik pada upaya penyelesaian tugas
sekolah, sebagian besar peserta didik mampu menguasai 40%-60% materi
pelajaran dalam penyelesaian tugas sekolah.
Pada indikator menggunakan pengalaman hidup sebagai suatu langkah
untuk mencapai keberhasilan akademik terdapat 72 peserta didik (16,6%) berada
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Tinggi
Sedang
Rendah
87
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
pada kategori tinggi yang berarti peserta didik sudah mampu menggunakan
pengalaman belajar yang pernah dialami dalam mencapai keberhasilan akademik.
pada kategori sedang terdapat 279 peserta didik (64,4%) yang berarti peserta
didik memiliki kemampuan yang sedang dalam menggunakan pengalaman belajar
yang pernah dialami dalam mencapai keberhasilan akademik. Pada kategori
rendah terdapat 82 peserta didik (18,9%) yang berarti peserta didik memiliki
kemampuan yang rendah dalam menggunakan pengalaman belajar dalam
mencapai keberhasilan akademik. Beradasrkan hasil penelitian, dismpulkan pada
indikator menggunakan pengalaman hidup sebagai suatu langkah mencapai
keberhasilan akademik sebagian besar peserta didik memiliki kemampuan yang
sedang dalam menggunakan pengalaman-pengalaman belajar yang pernah didapat
untuk mencapai prestasi belajar, seperti mampu menyelesaikan tugas yang sulit
karena pernah mengalami tugas yang sulit sebelumnya, kemampuan
menyelesaikan tugas sekolah karena terbiasa belajar dengan teratur, serta mampu
belajar dari kesuksesan yang pernah dicapai.
Pada Indikator mampu menyelesaikan tugas sekolah, apapun bentuk tugas
yang diberikan terdapat 58 peserta didik (13,4%) berada pada kategori tinggi yang
berarti peserta didik mampu menyelesaikan lebih dai 60% dari seluruh jenis tugas
yang diberikan. Pada kategori sedang terdapat 303 peserta didik (70%) yang
berarti peserta didik mampu menyelesaikan 40%-60% dari seluruh jenis tugas
yang diberikan. Pada kategori rendah terdapat 72 peserta didik (16,6%) yang
berarti peserta didik hanya mampu menyelesaikan kurang dari 40% dari seluruh
jenis tugas yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan pada
indikator mampu menyelesaikan tugas sekolah, apapun bentuk tugas yang
diberikan sebagian besar peserta didik hanya mampu menyelesaikan 40%-60%
dari seluruh jenis tugas yang diberikan, meliputi tugas merangkum, tugas
perorangan, tugas kelompok, tugas PR, serta tugas membuat kliping.
Pada indikator menampilkan sikap yang menunjukan keyakinan diri pada
seluruh proses pembelajaran terdapat 73 peserta didik (16,9%) berada pada
kategori tinggi, artinya peserta didik menampilkan sikap yang menunjukan
keyakinan diri yang tinggi pada proses pembelajaran, meliputi berani mengajukan
88
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
pendapat, berani bertanya, mampu menyampaikan materi yang dipresentasikan
dengan baik, serta terlibat aktif dalam mengerjakan soal ke depan kelas. Pada
kategori sedang terdapat 292 peserta didik (67,4%) yang berarti peserta didik
menampilkan sikap yang menunjukan keyakinan yang sedang pada proses
pembelajaran, seperti berani untuk bertanya atau mengajukan pendapat pada saat
dilaksanakan diskusi kelas, akan tetapi kurang mampu menjelaskan materi yang
dipresentasikan serta kurang aktif dalam mengerjakan tugas dipapan tulis. Pada
kategori rendah terdapat 68 peserta didik (15,7%) yang berarti peserta didik
menampilkan sikap yang menunjukan keyakinan diri yang rendah pada saat
proses pembelajaran, seperti malu untuk bertanya, ragu-ragu ketika
mengemukakan pendapat atau mengerjakan soal dipapan tulis karena merasa takut
salah serta kurang mampu menjelaskan materi dengan baik terhadap peserta didik
lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan pada indikator menampilkan
sikap yang menunjukan keyakinan diri pada proses pembelajaran, sebagian besar
peserta didik berani untuk bertanya atau mengajukan pendapat pada saat
dilaksanakan diskusi kelas, akan tetapi kurang mampu menjelaskan materi yang
dipresentasikan serta kurang aktif dalam mengerjakan tugas dipapan tulis.
c. Dimensi Strength
Dimensi strength pada academic self-efficacy peserta didik diukur
berdasarkan empat indikator yang meliputi 1) memiliki keyakinan diri yang kuat
terhadap potensi diri dalam menyelesaikan tugas akademik, 2) memiliki semangat
juang ketika mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas akademik, 3)
memiliki ketekunan untuk mengerjakan tugas sekolah, serta 4) memiliki
komitmen untuk menyelesaikan tugas akademik dengan baik.
Gambaran tingkat academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9
Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 mengenai indikator-indikator dimensi strength
divisualisasikan pada grafik 4.5 sebagai berikut:
89
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
Grafik 4.5
Gambaran Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII
SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 Pada Dimensi Strength
Berdasarkan grafik 4.5 menunjukan indikator-indikator pada dimensi
strength berada pada kategori sedang. Pada indikator memiliki keyakinan diri
yang kuat terhadap potensi diri dalam menyelesaikan tugas akademik terdapat 69
peserta didik (15,9%) berada pada kategori tinggi artinya peserta didik memiliki
keyakinan diri yang kuat terhadap potensi diri dalam menyelesaikan tugas
akademik. Pada kategori sedang terdapat 286 peserta didik (66,1%), artinya
peserta didik memiliki kekuatanan keyakinan yang sedang dalam menyelesaikan
tugas-tugas sekolah. Pada kategori rendah terdapat 70 peserta didik (16,2%),
artinya peserta didik keyakinan yang lemah terdap potensi diri dalam
menyelesaikan tugas-tugas akademik. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan
pada indikator keyakian diri yang kuat terhadap potensi diri dalam menyelesaikan
tugas akademik sebagian besar peserta didik memiliki tingkat kekuatan keyakinan
yang sedang terhadap potensi diri dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik,
seperti yakin mencapai nilai diatas KKM, mampu mengerjakan tugas sekolah
tanpa bantuan orang lain akan tetapi kurang yakin dapat bersaing dengan siswa
lainnya.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Keyakinan yang Kuat
Semangat Juang
Ketekunan Komitmen
Tinggi
Sedang
Rendah
90
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
Pada indikator memiliki semangat juang ketika mengalami hambatan
penyelesaian tugas sekolah terdapat 63 peserta didik (14,5%) berada pada kategori
tinggi, artinya peserta didik memiliki semangat juang yang tinggi ketika
mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah seperti terus
berusaha menyelesaikan tugas sesulit apapun, selalu mencari cara untuk
memperbaiki kegagalan, mencari berbagai sumber referensi serta berdiskusi
dengan teman dalam menyelesaikan tugas sekolah. Pada kategori sedang terdapat
300 peserta didik (69,3%), artinya peserta didik memiliki semangat juang yang
cukup tinggi dalam menyelesaikan tugas sekolah yang ditampilkan dalam usaha
untuk menyelesaikan tugas sesulit apapun dengan mencari berbagai sumber
referensi ataupun berdiskusi dengan teman akan tetapi ketika mengalami
kegagalan tidak berusaha mencari cara untuk memperbaikinya. Pada kategori
rendah terdapat 70 peserta didik (16,2%) artinya peserta didik memiliki semangat
juang yang rendah dalam menyelesaikan tugas sekolah seperti mudah menyerah
ketika mendapat tugas yang sulit, tidak mencari cara untuk memperbaiki
kegagalan, tidak mencari berbagai sumber referensi ataupun berdiskusi dengan
teman lainnya dalam menghadapi hambatan penyelesaian tugas sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan pada indikator memiliki semangat
juang ketika mengalami hambatan menyelesaikan tugas akademik sebagian besar
peserta didik berusaha untuk menyelesaikan tugas sesulit apapun dengan mencari
berbagai sumber referensi ataupun berdiskusi dengan teman akan tetapi ketika
mengalami kegagalan tidak berusaha mencari cara untuk memperbaikinya.
Pada indikator memiliki ketekunan untuk mengerjakan tugas sekolah
terdapat 82 peserta didik (18,9%) berada pada kategori tinggi, artinya peserta
didik memiliki ketekunan yang tinggi dalam menyelesaikan tugas sekolah yaitu
mampu bertahan berjam-jam dalam mengerjakan tugas sekolah sampai tugas
dapat terselesaikan serta selalu meluangkan waktu setiap harinya untuk belajar
secara rutin. Pada kategori sedang terdapat 292 peserta didik (67,4%), artinya
peserta didik memiliki tingkat ketekunan yang sedang dalam menyelesaikan
tugas-tugas sekolah seperti mampu bertahan dalam beberapa jam saja ketika
mengerjakan tugas sekolah serta berusaha meluangkan waktu untuk belajar yaitu
91
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
minimal empat hari dalam seminggu. Pada kategori rendah terdapat 59 peserta
didik (13,6%) artinya peserta didik kurang tekun dalam menyelesaikan tugas-
tugas sekolah seperti tidak mampu bertahan dalam menyelesaikan tugas-tugas
sekolah serta kurang mampu meluangkan waktu untuk belajar secara rutin.
Disimpulkan pada indikator memiliki ketekunan untuk mengerjakan tugas sekolah
sebagian besar peserta didik mampu bertahan dalam beberapa jam saja ketika
mengerjakan tugas sekolah serta berusaha meluangkan waktu untuk belajar yaitu
minimal empat hari dalam seminggu.
Pada indikator memiliki komitmen untuk menyelesaikan tugas akademik
dengan baik terdapat 54 peserta didik (12,5%) berada pada kategori tinggi, artinya
peserta didik memiliki komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan tugas sekolah
dengan baik seperti berusaha mengikuti les privat, selalu mengerjakan tugas
sekolah yang diberikan oleh guru tanpa membeda-bedakan pelajaran serta selalu
menyempatkan waktu untuk pergi ke perpustakaan. Pada kategori sedang
terdapat 305 peserta didik (70,4%), artinya peserta didik memiliki tingkat
komitmen yang sedang dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah seperti
mengikuti les privat, berusaha mengerjakan tugas sekolah apapun bentuk tugas
yang diberikan, akan tetapi tidak menggunakan berbagai sumber referensi dalam
penyelesaian tugas sekolah. Pada kategori rendah terdapat 74 peserta didik
(17,1%), artinya peserta didik memiliki komitmen yang redah untuk
menyelesaikan tugas-tugas sekolah yaitu mengerjakan tugas-tugas sekolah tanpa
mengggunakan sumber-sumber referensi yang relevan. Berdasarkan hasil
penelitian, dapat disimpulkan pada indikator memiliki komitmen untuk
menyelesaikan tugas akademik dengan baik sebagian besar peserta didik memiliki
tingkat komitmen yang sedang dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah yang
ditampilkan dalam keikutsertaan dalam les privat, pengerjaan semua tugas-tugas
sekolah tanpa membeda-bedakan mata pelajaran, serta meluangkan waktu untuk
pergi ke perpustakaan untuk mencari berbagai sumber referensi.
92
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
4. Tingkat Pencapaian Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII
SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Karakteristik academic self-efficacy peserta didik yang diidentifikasi
dalam penenlitian diukur berdasarkan tiga diemensi self-efficacy. Berdasarkan
tingkat pencapaian academic self-efficacy , didapat hasil karakteristik pencapaian
academic self-efficacy yang dimiliki 433 peserta didik di SMPN 9 Bandung yang
menjadi sampel dalam penelitian adalah sebesar 62,41% yaitu berada pada
kategori tinggi. Artinya secara umum seluruh peserta didik rata-rata sudah
mencapai tingkat keyakinan diri yang tinggi pada setiap dimensinya, meliputi
tingkat kesulitan tugas yang yang diyakini mampu diselesaikan (magnitude/level),
penguasaan berbagai bidang akademik dalam penyelesaian tugas sekolah
(generality), serta keyakinan yang kuat terhadap potensi dalam menyelesaikan
tugas sekolah (strength). Adapun taraf pencapaian academic self-efficacy peserta
didik pada masing-masing dimensi divisualisasikan pada grafik 4.6 sebagai
berikut:
Grafik 4.6
Persentase Ketercapaian Skor Academic Self-Efficacy
Peserta Didik Kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui tingkat pencapaian academic self-efficacy
pada setiap dimensinya termasuk pada kategori sedang. Pada dimensi magnitude
tingkat pencapaian academic self-efficacy dari seluruh peserta didik kelas VII
SMPN 9 Bandung adalah sebesar 58,15 % sehingga termasuk pada kategori
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Academic Self-Efficacy
Magnitude/Level
Generality
Strength
93
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
sedang. Artinya seluruh peserta didik kelas VII rata-rata mencapai keyakinan yang
sedang dalam menentukan tingkat kesulitan tugas yang diyakini mampu
diselesaikan dan cenderung menjatuhkan pilihan pada pengerjaan tugas dengan
tingkat kesulitan sedang. Pada dimensi generality tingkat pencapaian academic
self-efficacy dari seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung adalah sebesar
63,17% sehingga termasuk pada kategori tinggi. Artinya seluruh peserta didik
kelas VII rata-rata sudah mencapai penguasaan berbagai bidang akademik pada
proses pembelajaran berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya yang
ditunjukkan dengan mampu menguasai lebih dari 70% materi pelajaran. Pada
dimensi strength tingkat pencapaian academic self-efficacy dari seluruh peserta
didik kelas VII SMPN 9 Bandung adalah sebesar 65,24 % sehingga termasuk
pada kategori tinggi. Artinya seluruh peserta didik rata-rata sudah mencapai
keyakinan yang kuat untuk menyelesaikan serangkaian tuntutan akademik di
sekolah.
Adapun tingkat pencapaian academic self-efficacy adalah dimensi
magnitude/level yaitu sebesar 58,15%, sedangkan tingkat pencapaian tertinggi
adalah dimensi strength yaitu sebesar 65,24%. Artinya peserta didik sudah
mencapai keyakinan diri yang kuat terhadap potensi akademiknya, yang
ditampilkan dengan kemampuan menguasai berbagai materi pelajaran, akan tetapi
kurang mampu menentukan tingkat kesulitan tugas yang diyakini mampu
diselesaikan sehingga cenderung menjatuhkan pilihan pada pengerjaan tugas
sekolah dengan tingkat kesulitan sedang.
Berdasarkan indikator pada masing-masing dimensi, berikut diuraikan
persentase ketercapaian skor academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN
9 Bandung tahun aaran 2012/2013 berdasarkan indikator pada setiap dimensi.
a. Dimensi Magnitude/Level
Gambaran tingkat pencapaian academic self-efficacy peserta didik kelas
VII SMPN 9 Bandung tahun ajaran 2012/2013 berdasarkan indikator-indikator
dari dimensi magnitude/level dapat dilihat pada grafik 4.7 sebagai berikut:
94
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
Grafik 4.7
Gambaran Ketercapaian Skor Academic Self-Efficacy Peserta Didik
Kelas VII SMPN 9 Bandung Pada Dimensi Magnitude/Level
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan secara umum tingkat pencapaian
academic self-efficacy dari setiap indikator pada dimensi magnitude/level berada
pada kategori sedang yang meliputi minat terhadap penyelesaian tugas yang sulit,
memandang tingkat kesulitan tugas sebagai tantangan bukan sebagai beban serta
berwawasan optimis terhadap potensi yang dimiliki, sementara untuk indikator
menetapkan rencana tindakan, tingkat pencapaian academic self-efficacy peserta
didik berada pada kategori tinggi.
Pada indikator minat penyelesaian tugas yang sulit tingkat pencapaian
academic self-efficacy dari seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung
adalah sebesar 49,68 % sehingga termasuk pada kategori sedang. Artinya seluruh
peserta didik rata-rata sudah mencapai minat yang sedang pada penyelesaian tugas
yang sulit sehingga menjatuhkan pilihan pada pengerjaan tugas dengan tingkat
kesulitan yang sedang (cukup mudah).
Pada indikator menetapkan rencana tindakan yang tepat dalam
menghadapi tuntutan akademik sebagai peserta didik tingkat pencapaian dari
seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung adalah sebesar 62% sehingga
termasuk pada kategori tinggi. Artinya seluruh peserta didik rata-rata sudah
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Magnitude/Level
Minat Penyelesaian Tugas Sulit
Menetapkan Rencana Tindakan
Pandangan Tingkat Kesulitan Tugas
Berwawasan Optimis
95
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
mencapai keyakinan yang tinggi dalam menentukan rencana tindakan yang tepat
untuk menghadapi serangkainan tuntutan akademik yang ditampilkan dalam
kemampuan menetapkan tindakan untuk menghadapi hambatan penyelesaian
tugas serta persaingan akademik.
Pada indikator memandang tingkat kesulitan tugas akademik sebagai
tantangan bukan sebagai beban tingkat pencapaian skor dari seluruh peserta didik
kelas VII SMPN 9 Bandung adalah sebesar 58,78% sehingga termasuk pada
kategori sedang. Artinya seluruh peserta didik rata-rata sudah mampu memandang
tingkat kesulitan tugas sebagai tantangan, akan tetapi terkadang merasa terbebani
dengan banyaknya tugas-tugas sekolah yang sulit.
Pada indikator berawasan optimis, tingkat pencapaian dari seluruh peserta
didik kelas VII SMPN 9 Bandung adalah sebesar 59% sehingga termasuk pada
kategori sedang. Artinya seluruh peserta didik rata-rata sudah mencapai keyakinan
yang sedang dalam berwawasan optimis terhadap potensi yang dimiliki seperti
yakin dapat menyelesaikan tugas sesulit apapun, yakin mampu mengerjakan tugas
lebih baik dibanding peserta didik lainnya, serta yakin menjadi peserta didik
terbaik di kelas.
b. Dimensi Generality
Tingkat pencapaian academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN
9 Bandung tahun ajaran 2012/2013 berdasarkan indikator-indikator dari dimensi
generality dapat dilihat pada grafik 4.8 sebagai berikut:
Grafik 4.8
Gambaran Ketercapaian Skor Academic Self-Efficacy Peserta Didik
Kelas VII SMPN 9 Bandung Pada Dimensi Generality
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Generality
Menguasai Berbagai Bidang Akademik
Menggunakan Pengalaman Hidup
Menyelesaikan Semua Tugas
96
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
Berdasarkan grafik 4.8 menunjukan secara umum tingkat pencapaian
academicself-efficacy dari setiap indikator pada dimensi generality berada pada
kategori tinggi dan sedang. Pada indikator yakin mampu menguasai berbagai
bidang akademik dalam penyelesaian tugas sekolah, tingkat pencapaian dari
seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung adalah sebesar 58,52 %
sehingga termasuk pada kategori sedang. Artinya seluruh peserta didik rata-rata
sudah mencapai keyakinan yang sedang pada penguasaan berbagai bidang
akademik pada penyelesaian tugas sekolah sehingga hanya menguasai 40%-60%
materi pelajaran pada penyelesaian tugas sekolah.
Pada indikator menggunakan pengalaman hidup, tingkat pencapain dari
seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung adalah sebesar 66 % sehingga
termasuk pada kategori tinggi. Artinya seluruh peserta didik rata-rata sudah
mencapai keyakinan yang tinggi dalam menggunakan pengalaman belajarnya
yang pernah dialami terutama pada saat di SD baik berupa pengalaman
kesuksesan maupun kegagalan untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi
di SMP.
Pada indikator mampu menyelesaikan seluruh tugas sekolah tingkat
pencapaian dari seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung adalah sebesar
68,69% sehingga termasuk pada kategori tinggi. Artinya seluruh peserta didik
rata-rata sudah mencapai keyakinan yang tinggi untuk mampu menyelesaikan
tugas sekolah, apapun tugas yang diberikan.
Pada indikator menampilkan sikap yang menunjukan keyakinan diri pada
seluruh proses pembelajaran, tingkat pencapaian dari seluruh peserta didik kelas
VII SMPN 9 Bandung adalah sebesar 59,78% sehingga termasuk pada kategori
sedang. Artinya seluruh peserta didik rata-rata sudah mencapai keyakinan yang
sedang dalam menampilkan sikap yang menunjukan keyakinan diri pada proses
pembelajaran, seperti berani mengajukan pendapat, berani bertanya kepada guru
ketika ada hal tidak dimengerti, menajukan pertanyaan, menjelaskan materi
dengan baik, serta terlibat aktif dalam seluruh proses pembelajaran.
97
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
c. Dimensi Strength
Gambaran tingkat ketercapaian skor academic self-efficacy peserta didik
kelas VII SMPN 9 Bandung tahun ajaran 2012/2013 berdasarkan indikator-
indikator dari dimensi strength dapat dilihat pada grafik 4.9 sebagai berikut
Grafik 4.9
Gambaran Ketercapaian Skor Academic Self-Efficacy Peserta Didik
Kelas VII SMPN 9 Bandung Pada Dimensi Strength
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan menunjukkan secara umum tingkat
pencapaian dari setiap indikator pada dimensi strength berada pada kategori
tinggi. Pada indikator memiliki keyakinan diri yang kuat terhadap potensi diri,
tingkat pencapaian dari seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung adalah
sebesar 65,17% sehingga termasuk pada kategori tinggi. Artinya seluruh peserta
didik rata-rata sudah mencapai keyakinan diri yang kuat terhadap potensi diri
dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan hasil yang maksimal.
Pada indikator memiliki semangat juang ketika mengalami hambatan
penyelesaian tugas, tingkat pencapaian dari seluruh peserta didik kelas VII
SMPN 9 Bandung adalah sebesar 67,8% sehingga termasuk pada kategori tinggi.
Artinya seluruh peserta didik rata-rata sudah memiliki semangat juang yang tinggi
untuk menghadapi hambatan yang dialami pada saat penyelesaian tugas-tugas
sekolah.
Pada indikator memiliki ketekunan untuk mengerjakan tugas sekolah
tingkat pencapaian dari seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung adalah
sebesar 61,62% sehingga termasuk pada kategori tinggi Artinya seluruh peserta
0%20%40%60%80%
100%
Strength
Keyakinan yang Kuat
Semangat Juang
Ketekunan
Komitmen
98
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
didik rata-rata memiliki ketekunan dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah seperti
mampu bertahan selama berjam-jam serta meluangkan waktu untuk belajar secara
rutin setiap harinya.
Pada indikator memiliki komitmen penyelesaian tugas akademik dengan
baik, tingkat pencapaian dari seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung
adalah sebesar 64,37% sehingga termasuk pada kategori tinggi. Artinya seluruh
peserta didik rata-rata sudah mencapai komitmen yang tinggi untuk
menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan baik agar mencapai hasil belajar yang
maksimal.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII
SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Secara umum gambaran academic self-eficacy peserta didik kelas VII
SMPN 9 Bandung Tahun ajaran 2012/2013 berada pada kategori sedang pada
setiap dimensinya yang meliputi tingkat kesulitan tugas yang dipilih
(magnitude/level), luas bidang akademik yang diyakini mampu dikuasai
(generality) serta kuat lemahnya keyakinan terhadap potensi akademik yang
dimiliki (strength), akan tetapi masih terdapat beberapa peserta didik yang masih
termasuk pada kategori tinggi dan rendah. Peserta didik yang berada pada kategori
sedang diasumsikan memiliki tingkat keyakinan diri yang sedang yang
ditampilkan dalam aktivitas akademik meliputi menjatuhkan pilihan pada
pengerjaan tugas dengan tingkat kesulitan yang sedang, hanya mampu menguasai
40%-70% materi pelajaran pada pengerjaan tugas sekolah, serta memiliki
kekuatan keyakinan yang sedang terhadap potensi akademik yang dimlikinya
dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
Gambaran academic self-efficacy peserta didik sedikit berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Pujiati (2010: 94-95) yang menunjukan hasil
secara umum academic self-efficacy peserta didik kelas VIII SMPN 2 Rajapolah
berada pada kategori tinggi. Hasil penelitian Pujiati menunjukan sebagian besar
peserta didik memiliki keyakinan diri yang tinggi terhadap potensi akademik yang
99
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
dimiliki. Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan hasil academic self-
efficacy adalah perbedaan karakteristik siswa kelas VII dan siswa kelas VIII.
Menurut Anderman et al. (Schunk dan Meece, 2005: 80) peserta didik sering
mengalami penurunan kompetensi serta keyakinan diri ketika mengalami masa
transisi dari SD ke SMP yang berlangsung pada saat peserta didik berada di kelas
VII. Penurunan kompetensi dan keyakinan diri disebabkan karena periode transisi
dari SD ke SMP menimbulkan banyak perubahan pada diri remaja baik dari
sistem pembelajaran maupun lingkungan sekolah serta teman sebaya yang
berlangsung secara serentak, sehingga berpengaruh pula terhadap penurunan
kompetensi serta keyakinan diri peserta didik. Pendapat Anderman et al
menunjukan latar belakang mengapa tingkat keyakinan diri peserta didik kelas VII
lebih rendah dibandingkan dengan kelas VIII. Pada saat kelas VII terjadi
perubahan pada diri peserta didik kelas VII yang terjadi secara serentak meliputi
lingkungan sekolah, teman sebaya, serta proses pembelajaran sehingga cenderung
menunrukan keyakinan diri peserta didik.
Selain perbedaan karakteristik antara kelas VII dengan kelas VIII, faktor
yang melatarbelakangi adanya perbedaan hasil penelitian adalah mengenai situasi
serta kondisi sekolah. Menurut Schunk dan Meece (2005:79) Sekolah memiliki
pengaruh potensial pada pembentukan self-efficacy peserta didik meliputi
bagaimana struktur pengajaran, kemudahan atau kesulitan belajar, umpan balik
tentang kinerja, persaingan, kegiatan penilaian, jumlah dan jenis perhatian guru.
SMPN 9 Bandung memiliki sistem pembelajaran yang berbeda dengan sekolah
lainnya, yaitu menerapkan sistem moving class yang mengharuskan peserta didik
berpindah ruangan kelas setiap pergantian mata pelajaran. Selain itu, sistem
pengajaran yang diterapkan oleh sebagian besar guru lebih menekankan pada
pengerjaan tugas dibandingkan dengan penjelasan materi pelajaran, sehingga
peserta didik merasa terbebani dengan tugas yang menumpuk serta kurang mampu
menguasai berbagai materi pelajaran karena merasa kurang mendapat penjelesan
dari guru, sehingga berpengaruh juga terhadap tingkat academic self-efficacy-nya
dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
100
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
Sebagian besar peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung berasal dari
keluarga dengan latar belakang ekonomi kelas menengah ke bawah. Menurut
Schunk dan Meece (2005: 84) peserta didik yang latar belakang keluarganya
termasuk kelas ekonomi bawah, akan cenderung memiliki self-efficacy yang lebih
rendah dibanding peserta didik yang berasal dari keluarga dengan latar belakang
ekonomi kelas menengah ke atas, karena keluarga dengan latar belakang ekonomi
kelas bawah akan kurang mampu memenuhi kebutuhan akademik yaitu berbagai
fasilitas belajar yang membantu menstimulasi perkembangan kognitif remaja
seperti komputer dan buku pelajaran sehingga akan menurunkan tingkat academic
self-efficacy-nya.
Menurut Bandura (1995: 10-11) individu yang memiliki self-efficacy
tinggi akan mampu bertahan dalam menghadapi tugas-tugas yang sulit, memiliki
komitmen yang kuat dalam mencapai tujuan akademis, selalu mempertahankan
dan meningkatkan usaha dalam menghadapi kesulitan penyelesaian tugas sekolah,
mampu dengan cepat bangkit ketika mengalami kegagalan, serta selalu
berpersepsi dirinya mampu mengontrol atau menghadapi hambatan yang dilalami
dalam upaya pencapaian tujuan akademik, sehingga individu yang memiliki self-
efficacy tinggi akan mampu mencapai prestasi akademik secara optimal.
Sebaliknya, individu yang memiliki self-efficacy rendah cenderung menghindar
dari tugas akademik yang sulit yang dipresepsikan mampu mengacam dirinya,
sehingga memiliki aspirasi rendah dan komitmen yang lemah terhadap tujuan
yang ingin dicapai. Pada saat dihadapkan pada tugas-tugas akademik sulit,
individu akan sulit menghadapi hambatan dan cenderung menyerah, serta lebih
berfokus pada pikiran mengenai kegagalan-kegagalan yang akan dialami
dibanding berfokus pada bagaimana cara yang harus dilakukan untuk mencapai
keberhasilan, sehingga menimbulkan stres dan depresi yang juga akan
berpengaruh terhadap penurunan prestasi akademis.
Hasil penelitian menunjukan secara umum sebagian besar peserta didik
kelas VII SMPN 9 Bandung memiliki academic self-efficacy yang berada pada
kategori sedang. Kondisi academic self-efficacy yang sedang memerlukan upaya
bimbingan akademik yang berfokus pada upaya kesiapan psikologis peserta didik
101
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
dalam menghadapi tugas sulit, mengembangkan keyakinan penguasan berbagai
bidang akademik serta pengembangan persepsi terhadap kemampuan diri dalam
menyelesaiakn tugas-tugas sekolah. Layanan bimbingan akademik yang akan
diberikan lebih difokuskan pada layanan dasar yang meliputi layanan bimbingan
klasikal dan bimbingan kelompok dengan materi yang relevan sesuai dengan
indikator pengungkap academic self-efficacy. Sementara bagi peserta didik yang
termasuk pada kategori rendah pada tingkat academic self-efficacy akan
memperoleh layanan responsif berupa konseling individual dengan tujuan
konseling disesuaikan dengan hasil deskripsi kebutuhan pada masing-masing
peserta didik yang termasuk pada kategori rendah. Bagi peserta didik yang sudah
memiliki tingkat academic self-efficacy tinggi akan tetap diberikan layanan
berupa layanan perencanaan individual dengan tujuan peserta didik mampu
merumuskan dan melakukan serangkaian aktivitas yang berkaitan dengan
sejumlah rencana untuk mempertahankan dan memelihara academic self-efficacy
yang dimilikinya.
2. Gambaran Umum Dimensi-Dimensi Academic Self-Efficacy Peserta
Didik Kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Secara umum, pencapaian dimensi-dimensi academic self-efficacy
sebagian besar peserta didik berada pada kategori sedang. Hasil penelitian
menunjukan pada dimensi magnitude/level, sebagian besar peserta didik
menjatuhkan pilihan pada pengerjaan tugas dengan tingkat kesulitan yang sedang
yang ditampilkan pada minat yang sedang pada pengerjaan tugas yang sulit,
kemampuan yang sedang dalam menentukan rencana tindakan dalam menghadapi
perasingan akademik yaitu 40%-60% dari rencana tindakan yang telah disusun
dipandang tepat dalam membantu peserta didik menghadapi persaingan akademik
dengan teman lainnya, sudah mampu memandang tingkat kesulitan tugas sebagai
tantangan tetapi terkadang merasa terbebani dengan tugas yang terlalu banyak,
serta mampu berawawasan optimis terhadap potensi diri untuk menyelesaikan
tugas-tugas sekolah akan tetapi kurang optimis mampu mencapai prestasi belajar
yang tinggi.
102
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
Sesuai dengan pendapat Bandura (1997: 42) peserta didik yang memiliki
academic self-efficacy yang tinggi cenderung memilih tugas yang tingkat
kesulitannya sesuai dengan kemampuannya yaitu lebih menjatuhkan pilihan pada
pengerjaan tugas yang sulit. Peserta didik yang tingkat academic self-efficacy nya
rendah akan menghindari tugas-tugas yang diyakini melampaui batas
kemampuannya sehingga menjatuhkan pilihan pada pengerjaan tugas yang mudah
karena ketika dihadapkan pada tugas-tugas yang sulit, peserta didik kurang
mampu menghadapi hambatan dan cenderung menyerah, serta lebih berfokus
pada pikiran mengenai kegagalan-kegagalan yang akan dialami dibandingkan
berfokus pada bagaimana cara yang akan dilakukan untuk mencapai keberhasilan
sehingga akan menimbulkan stres dan depresi.
Menurut Schunk (Finaly, 2011: 148) self-efficacy mempengaruhi peserta
didik dalam memilih kegiatannya. Peserta didik dengan self-efficacy yang rendah
akan cenderung menghindari tugas-tugas sekolah yang berada pada kategori sulit,
khususnya untuk tugas-tugas yang menantang, sedangkan peserta didik dengan
self-efficacy yang tinggi mempunyai keinginan yang besar untuk mengerjakan
tugas-tugas sulit. Peserta didik seringkali merasa kesulitan ketika menghadapi
bentuk tugas yang menurutnya susah untuk diselesaikan sehingga persepsi tentang
keyakinan dirinya berkurang.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Bandura dan Schunk
menunjukan keyakinan diri dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit
berpengaruh terhadap aktivitas akademik dalam upaya pencapaian prestasi belajar
yang optimal, sementara hasil penelitian yang diperoleh menunjukan tingkat
kesulitan tugas yang diyakini peserta didik mampu diselesaikan masih berada
pada kategori sedang yaitu peserta didik lebih memilih untuk mengerjakan tugas
dengan tingkat kesulitan yang sedang, peserta didik sudah mampu memandang
tugas yang sulit sebagai tantangan tapi terkadang masih merasa terbebani karena
memerlukan usaha yang lebih keras serta memerlukan waktu yang lama untuk
menyelesaikanya sehingga peserta didik merasa kurang optimis mampu
menyeleasikan tugas-tugas sulit. Selain itu, peserta didik belum optimal dalam
mentapkan rencana tindakan yang tepat dalam menghadapi persaingan akademik
103
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
dengan teman lainnya. Dengan demikian peserta didik memerlukan upaya
bimbingan untuk mengembangkan persepsi peserta didik terhadap tingkat
kesulitan tugas sehingga peserta didik mampu menjatuhkan pilihan pada
pengerjaan tugas-tugas sekolah yang sulit karena memandang tugas sulit sebagai
tantangan yang harus diselesaikan sebagai upaya mengasah kemampuan diri.
Upaya bimbingan dilakukan dengan pemberian layanan dasar yaitu berupa
bimbingan klasikal dengan materi persepsi terhadap tingkat kesulitan tugas dan
menanamkan sikap optimis, serta bimbingan kelompok dengan tema menetapkan
rencana belajar dan memandang tugas sulit sebagai tantangan.
Pada dimensi generality, sebagian besar peserta didik memiliki keyakinan
yang sedang dalam menguasai berbagai bidang akademik pada penyelesaian
berbagai tugas sekolah serta aktivitas akademik lainnya berdasarkan pengalaman-
pengalaman sebelumnya sehingga hanya mampu menguasai 40%-60% materi
pelajaran pada upaya menghadapi tuntuan akademik sebagai peserta didik yang
ditampilkan dalam aktivitas penyelesaian tugas sekolah, kemampuan belajar dari
pengalaman, serta aktivitas akademik pada keseluruhan proses pembelajaran.
Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bandura (Papalia, et al.,
2008:56) peserta didik yang dengan tingkat academic self-efficacy tinggi akan
merasa yakin terhadap kemampuannya menguasai materi akademik dan mengatur
pembelajaran sendiri serta memiliki kecenderungan lebih besar untuk berprestasi.
Peserta didik yang dengan academic self-efficacy tinggi akan merasa yakin
mampu menguasai berbagai materi pelajaran sekaligus dalam menyelesaikan
tugas akademik, sementara peserta didik yang memiliki academic self-efficacy
rendah hanya menguasai sedikit bidang pengetahuan (mata pelajaran) dalam
menyelesaikan tugas-tugas akademik. Selanjutnya, Bandura (1995: 3)
mengungkapkan pengalaman belajar yang dialami peserta didik akan
meningkatkan academic self-efficcacy yang dimiliki. Peserta didik yang memiliki
academic self-efficacy yang rendah diasumsikan kurang mampu belajar dari
pengalaman-pengalam belajar yang pernah dialami sebelumnya.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Bandura, menunjukan
keyakinan peserta didik dalam menguasai seluruh bidang akademik dalam proses
104
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
pembelajaran harus dimiliki oleh peserta didik dalam mencapai prestasi belajar
yang optimal, sementara tingkat keyakinan peserta didik kelas VII SMPN 9
Bandung tahun ajaran 2012/2013 dalam menentukan luasnya bidang akademik
yang diyakini mampu dikuasai masih berada pada kaegori sedang yaitu sebagian
besar peserta didik merasa hanya mampu menguasai 40%-60% materi pelajaran
sehingga hanya mampu menyelesaikan sebagian dari tugas-tugas sekolah. Selain
itu, peserta didik masih belum optimal dalam menampilkan sikap yang menujukan
keyakinan diri pada seluruh proses pembelajaran serta belum optimal dalam
menggunakan pengalaman belajar yang dialami dalam upaya mencapai prestasi
belajar. Dengan demikian, peserta didik memerlukan upaya bimbingan untuk
meningkatkan academic self-efficacy dalam menguasai berbagai bidang akademik
pada upaya menghadapi serangkaian tuntutan akademik sebagai peserta didik.
Upaya bimbingan dilakukan dengan pemberian layanan dasar yaitu berupa
bimbingan klasikal dengan materi kiat-kiat belajar efektif, serta bimbingan
kelompok dengan tema kemampuan penyelesaian berbagai jenis tugas serta
belajar dari pengalaman.
Pada dimensi strength, sebagian besar peserta didik memiliki kekuatan
keyakinan diri yang sedang terhadap potensi akademik yang dimiliki yang
ditampilkan pada tingkat kekuatan keyakinan, semangat juang dalam menghadapi
hambatan, ketekunan dalam mengerjakan tugas sekolah serta komitmen untuk
mengerjakan tugas sekolah dengan baik. Peserta didik merasa yakin mencapai
nilai diatas KKM, mampu mengerjakan tugas sekolah tanpa bantuan orang lain
akan tetapi kurang yakin dapat bersaing dengan siswa lainnya, mampu bertahan
dalam beberapa jam saja ketika mengerjakan tugas sekolah serta berusaha
meluangkan waktu untuk belajar yaitu minimal empat hari dalam seminggu,
mengikuti les privat, mengerjakan semua tugas-tugas sekolah tanpa membeda-
bedakan mata pelajaran, serta meluangkan waktu untuk pergi ke perpustakaan
untuk mencari berbagai sumber referensi
Sesuai pendapat Adeyemo (2008: 125) peserta didik yang memiliki
kekuatan keyakinan yang tinggi terhadap potensi akademik yang dimiliki akan
menerima kapasitas untuk menerima tantangan yang lebih, lebih tekun dalam
105
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
menghadapi tantangan, serta mampu memotivasi diri dalam menghadapi
tantangan. Menurut Bandura (1997: 43) self-efficacy yang kuat akan menjadi
dasar bagi peserta didik untuk melakukan usaha yang keras, yang diceriminkan
dalam daya juang yang tinggi serta pantang menyerah ketika menemui hambatan
sekalipun.
Bandura (1995: 11) menjelaskan self-efficacy yang kuat ditandai dengan
karakteristik : 1) komitmen yang kuat dalam mencapai tujuan akademik, 2)selalu
mempertahankan dan meningkatkan usahanya dalam menghadapi tugas-tugas
yang sulit, 3) mampu dengan cepat mengembalikan rasa keberhasilan setelah
mengalami kegagalan, serta 4) selalu berpresepsi dirinya mampu mengontrol atau
menghadapi hambatan yang dialami. Academic self-efficacy yang kuat akan
menghasilkan prestasi yang tinggi, mengurangi stress akademik, serta terhindar
dari depresi.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Adeyemo dan Bandura
menunjukan keyakinan diri yang kuat terhadap potensi akademik harus dimiliki
oleh peserta didik dalam mencapai prestasi belajar yang optimal, sementara hasil
penelitian menunjukan tingkat kekuatan keyakinan peserta didik kelas VII SMPN
9 Bandung masih berada pada kategori sedang yang meliputi tingkat kekuatan
keyakinan dalam menyelesaikan tugas sekolah, semangat juang dalam
menghadapi hambatan, ketekunan dalam mengerjakan tugas sekolah serta
komitmen untuk mengerjakan tugas sekolah dengan baik. Dengan demikian,
peserta didik memerlukan upaya bimbingan untuk meningkatkan meningkatkan
kekuatan keyakinan dalam menyelesaikan tugas akademik. Upaya bimbingan
dilakukan dengan pemberian layanan dasar yaitu berupa bimbingan klasikal
dengan materi peningkatan keyakinan diri serta bimbingan kelompok dengan
tema kekuatan keyakinan, daya juang dalam menghadapi hambatan, serta
komitmen dan ketekunan dalam mencapai tujuan akademik.
3. Tingkat Pencapaian Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII
SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Pada grafik 4.6 digambarkan tingkat pencapaian setiap dimensi dari
academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran
106
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
2012/2013. Hasil penelitian menunjukan persentase terendah tingkat pencapaian
academic self-efficacy peserta didik adalah dimensi magnitude/level. Hasil
penelitian sejalan dengan hasil penelitian Finaly (2012: 148) yang menunjukan
dimensi terendah pada tingkat ketercapaian self-efficacy adalah dimensi
magnitude. Pencapaian dimensi magnitude/level ditandai dengan empat indikator
yaitu, yaitu pertama, peserta didik memiliki minat yang sedang pada penyelesaian
tugas yang sulit, kedua, peserta didik mampu memandang tingkat kesulitan tugas
sebagai tantangan akan tetapi masih merasa terbebani dengan banyaknya tugas-
tugas yang diberikan guru yang dipresepsikan sulit untuk diselesaikan, ketiga,
peserta didik cukup optimal dalam menetapkan rencana tindakan yang tepat dalam
menghadapi tuntutan akademik, dan keempat, kurang memiliki pandangan optimis
dalam melaksanakan tugas sekolah.
Hasil penelitian baik dari peneliti maupun hasil penelitian Finaly yang
menunjukan dimensi magnitude sebagai dimensi yang memiliki tingkat
pencapaian academic self-efficacy terendah ditalarbelakangi oleh
kekurangmampuan peserta didik dalam mentukan tingkat kesulitan tugas yang
diyakini mampu diselesaikan berdasarkan potensi yang dimiliki. Peserta didik
cenderung menentukan tingkat kesulitan tugas yang mampu diselesaikan
dipengaruhi oleh pengamatan terhadap model sosial yaitu teman sebayanya. Usher
dan Pajares (2008: 753) mengungkapkan peserta didik cenderung
membandingkan kemampuan akademik yang dimiliki dengan teman sekelasnya.
Ketika teman sebayanya tidak mampu menyelesaikan suatu tugas sekolah, maka
dirinya akan berpresepsi tugas tersebut sulit dan tidak mampu diselesaikan
sehingga menurunkan keyakinan dirinya dalam menentukan tingkat kesulitan
tugas yang sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Dimensi academic self-efficacy yang memiliki tingkat pencapaian terendah
kedua adalah dimensi generality . Pencapaian dimensi magnitude ditandai dengan
empat indikator yaitu, pertama, peserta didik mampu menguasai lebih dari 60%
materi pelajaran pada penyelesaian tugas sekolah, kedua, peserta didik mampu
menggunakan pengalaman hidup sebagai suatu langkah untuk mencapai
keberhasilan akademik sebagai peserta didik, ketiga, mampu menyelesaikan lebih
107
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
dari 60% dari seluruh jenis tugas sekolah yang diberikan, keempat mampu
menampilkan sikap yang menunjukan keyakinan diri pada keseluruhan proses
pembelajaran.
Peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung hanya mampu menguasai
sebagian dari mata pelajaran dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Mata
pelajaran yang kurang mampu dikuasai meliputi mata pelajaran IPA dan
matematika. Kekurangmampuan menguasai seluruh materi pelajaran diakibatkan
peserta didik jarang mengunjungi perpusatakaan dalam mencari berbagai sumber
referensi dalam mengembangkan pengetahuan akademiknya.
Dimensi strength merupakan dimensi yang memiliki tingkat pencapaian
tertinggi dibanding dimensi-dimensi lainnya. Pencapaian dimensi strength
ditandai dengan empat indikator yaitu, pertama, peserta didik memiliki keyakinan
diri yang kuat terhadap potensi diri, kedua, peserta didik sudah memiliki
semangat juang untuk menghadapi kesulitan penyelesaian tugas sekolah, ketiga,
peserta didik memiliki ketekunan untuk mengerjakan tugas sekolah , dan keempat,
selalu berkomitmen untuk menyelesaikan tugas sekolah dengan baik.
Tingginya kekuatan keyakinan peserta didik dapat berpengruh terhadap
aktivitas-aktivitas akademik peserta didik dalam mengikuti serangkaian proses
pembelajaran. Peserta didik akan memiliki keteguhan hati serta keyakinan akan
keberhasilan dirinya dalam mengerjakan tugas akademik yang dicerminkan
melalui daya juang yang tinggi serta pantang menyerah yang menjadi dasar untuk
melakukan usaha yang keras bahkan ketika mengalami hambatan yang sulit
sekalipun.
Berdasarkan grafik 4.1 terlihat keberagaman tingkat academic self-efficacy
peserta didik mulai dari skor rendah sampai tinggi. Menurut Bandura (1995: 3-5)
keberagaman tingkat academic self-efficacy peserta didik disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain pengalaman penguasaan (masteri experiences),
pengalaman perumpamaan (vicarious experinces), persuasi sosial atau verbal
(social persuasion), serta kondisi psikologis dan emosional (physiological and
emotional states).
108
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
Faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan self-efficacy adalah
pengalaman penguasaan (mastery experiences). Pembentukan self-efficacy melalui
pengalaman penguasaan terbentuk ketika peserta didik berhasil menyelesaikan
tugas akademik kemudian menafsirkan dan mengevaluasi hasil yang diperoleh.
Ketika peserta didik berhasil menyelesaikan tugas, maka self-efficacy untuk
menyelesaikan tugas serupa akan cenderung meningkat juga, sebaliknya ketika
peserta didik mengalami kegagalan dalam menyelesaikan tugas, maka self-
efficacy untuk berhasil pun akan cenderung berkurang. Pengalaman penguasaan
mempunyai pengaruh sangat kuat bagi peserta didik dalam mengatasi hambatan
atau mencapai keberhasilan pada tugas-tugas menantang (Usher dan Pajares,
2008: 752).
Keberagaman tingkat academic self-efficacy peserta didik kelas VII
dipengaruhi oleh pengalaman keberhasilannya pada saat di SD. Peserta didik yang
pada saat SD mencapai prestasi belajar yang tinggi akan cenderung lebih yakin
untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi di SMP. Gambaran umum hasil
penelitian academic self-efficacy menunjukan sebagian besar peserta didik berada
pada kategori sedang, hal tersebut ditarbelakangi karena sebagian besar peserta
didik kelas VII SMPN 9 Bandung bukan berasal dari SD unggulan dengan tingkat
prestasi belajar yang tinggi, dengan kata lain sebagian besar peserta didik kelas
VII SMPN 9 Bandung tidak memiliki prestasi belajar yang terlalu tinggi serta
pengalaman-pengalaman kesuksesan lainnya yang diperoleh pada saat di SD
sehingga mempengaruhi keyakinan diri peserta didik terhadap pencapaian prestasi
akademiknya di SMP.
Pengaruh yang kedua dalam membentuk dan memperkuat self-efficacy
individu adalah pengalaman yang diperoleh melalui pengamatan terhadap model
sosial atau yang biasa disebut vicarious experiences. Pengamatan terhadap model
sosial dilakukan oleh peserta didik dengan mengamati pencapaian prestasi teman
sebayanya. Peserta didik cenderung membandingkan kemampuan akademik yang
dimiliki dengan teman sekelasnya (Usher dan Pajares, 2008: 753). Pembentukan
self-efficacy melalui pengamatan pengalaman model sosial (vicarious
109
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
experiences) dapat dilakukan melalui kegiatan observasi, meniru, berimajinasi,
dan melalui media lainnya.
Faktor ketiga yang mempengaruhi tingkat academic self-efficacy adalah
persuasi sosial atau persuasi verbal (social persuasion/verbal persoasion).
Persuasi sosial atau verbal dapat memperkuat self-efficacy dalam pencapaian
keberhasilan. Pendapat orang lain yang menganggap peserta didik memiliki
kemampuan dalam menyelesaikan suatu kegiatan dengan sukses akan
memperkuat self-efficacy peserta didik dalam menghadapi berbagai masalah atau
tantangan ketika menyelesaikan tugas sekolah. Sebaliknya, pendapat orang lain
yang meganggap peserta didik tidak mampu, akan melemahkan self-efficacy
peserta didik dalam menyelesaikan tugas sekolah dengan baik.
Persuasi sosial dapat berupa dukungan dari orang tua, guru, dan teman
sebaya yang akan memperkuat keyakinan diri peserta didik terhadap kemampuan
akademik yang dimiliki. Ketika peserta didik belum terampil dalam membuat
penilaian diri yang akurat, peserta didik sering tergantung pada orang lain untuk
memberikan umpan balik evaluatif dan penilaian tentang kinerja akademis yang
dimilikinya. Persuasi verbal dapat berfungsi untuk meningkatkan upaya peserta
didik dalam menanamkan self-efficacy terkait kompetensi yang dimiliki (Usher
dan Pajares, 2008: 754).
Faktor terakhir yang membentuk academic self-efficacy adalah kondisi
psikologis dan emosional (physiological and emotional states). Pembentukan
academic self-efficacy dipengaruhi juga oleh keadaan fisiologis dan emosional.
Peserta didik ketika mengalami rasa takut yang besar, kecemasan yang kuat dan
stres yang tinggi, akan cenderung memiliki academic self-efficacy yang rendah
dan akan mudah terpengaruh oleh keadaan fisik dan emosionalnya.
Pengembangan self-efficacy tidak hanya tergantung pada keadaan
fisiologis dan emosional individu, melainkan pada bagaimana individu
menafsirkan kondisi fisiologis dan emosional yang sedang dialami. Peserta didik
yang kurang yakin terhadap kemampuan dirinya akan secara salah menafsirkan
kecemasan sebagai tanda ketidakmampuan. Penafsiran yang salah terhadap
keadaan fisologis dan emosional akan mengakibatkan kegagalan dalam
110
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
menyelesaikan tugas akademik. Keadaan emosional peserta didik juga
mempengaruhi bagaimana peserta didik menafsirkan pengalamannya. Cara untuk
mengembangkan self-efficacy adalah dengan meningkatkan kekuatan fisik,
mengurangi stres dan kecenderungan emosional negatif, serta kesalahan
memprespsikan suatu keadaan atau kondisi.
Berdasarkan hasil penelitian, secara umum sebagian besar peserta didik
kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori
sedang, namun tingkat pencapaiannya berada pada kategori tinggi. Hal tersebut
dilatarbelakangi oleh faktor psikologis dan emosional peserta didik yaitu peserta
didik sudah yakin terhadap potensi akademik yang dimilikinya serta mengetahui
tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam upaya menghadapi tuntutan
akademik sebagai peserta didik, akan tetapi peserta didik tidak
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Schunk dan Meece (2005: 74-86) menambahkan beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat self-efficacy diantaranya lingkungan sekolah, teman sebaya
dan faktor keluarga. Situasi serta kondisi sekolah akan membantu membentuk
self-efficacy. Sekolah memiliki pengaruh potensial pada self-efficacy peserta didik
termasuk bagaimana struktur pengajaran, kemudahan atau kesulitan belajar,
umpan balik tentang kinerja, persaingan, kegiatan penilaian, jumlah dan jenis
perhatian guru, dan transisi sekolah.
Hal lain yang mempengaruhi self-efficacy adalah sistem pembelajaran
sekolah serta lingkungan sekolah yang kondusif. Sistem pembelajaran yang tepat
serta lingkungan sekolah yang kondusif akan membantu peserta didik menetapkan
tujuan pembelajarannya dan fokus pada kegiatan belajar dan mengajar sehingga
peserta didik akan semakin yakin terhadap kemampan yang dimiliki.
Faktor lainnya yang dijelaskan oleh Schunk dan Meece (2005: 80) adalah
faktor teman sebaya. Pengaruh teman sebaya sangat kuat bagi peserta didik karena
teman sebaya memberikan kontribusi yang signifikan untuk proses sosialisasi.
Pengamatan peserta didik terhadap kemampuan teman sebayanya dalam
menyelesaikan tugas dapat meningkatkan self-efficacy peserta didik dan
mengarahkan peserta didik untuk meyakini dirinya mampu menyelesaikan tugas
111
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
seperti teman sebayanya. Sebaliknya, pada saat teman sebayanya tidak berhasil
menyelesaikan tugas, maka self-efficacy peserta didik pun akan menurun.
Perkembangan academic self-efficacy juga dipengaruhi oleh lingkungan
keluarga. Latar belakang ekonomi keluarga serta pola asuh orang tua akan
mempengaruhi perkembangan self-efficacy remaja. Orang tua yang bersikap
hangat, cepat tanggap dan ikut terlibat dalam mendukung perkembangan
akademik, akan meningkatkan academic self-efficacy peserta didik. Persepsi
orang tua terhadap kemampuan yang dimiliki anak, akan senantiasa berpengaruh
terhadap persepsi remaja terhadap kompetensi yang dimilikinya.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan masih terdapat peserta didik
kelas VII SMPN 9 Bandung yang termasuk dalam kategori acdemic self-efficacy
sedang dan rendah. Diperlukan upaya layanan untuk meningkatkan keyakinan diri
peserta didik melalui layanan bimbingan akademik yang disesuaikan dengan
deskripsi kebutuhan peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung.
C. Program Hipotetik Bimbingan Akademik Berdasarkan Profil Academic
Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran
2012/2013 yang Layak Menurut Pakar dan Praktisi BK.
Penyusunan program berdasarkan hasil analisis terhadap data yang
diperoleh mengenai gambaran umum tingkat academic self-efficacy peserta didik
kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun ajaran 2012/2013 yang telah dipaparkan.
Secara umum, tingkat ketercapaian skor academic self-efficacy peserta didik
berada pada kategori tinggi. Artinya peserta didik sudah merasa yakin terhadap
potensi dirinya dalam menyelesaikan tugas sekolah yang ditampilkan dalam
aktivitas penyelesaian tugas sekolah, penguasaan materi pelajaran, serta
keyakinan diri yang cukup kuat terhadap potensi yang dimiliki.
Penyusunan program bimbingan akademik diarahkan pada pendekatan
preventif dan pengembangan. Artinya, program bimbingan akademik disusun
untuk dapat meningkatkan academic self-efficacy peserta didik. Upaya pemberian
bantuan dilakukan melalui layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan
perencanaan individual serta dukungan sistem dengan materi relevan yang telah
112
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan peserta didik kelas VII SMP Negeri 9
Bandung tahun ajaran 2012/2013. Adapun program sebelum validasi terlampir
(lampiran 5 halaman 184).
Program bimbingan aakademik untuk meningkatkan academic self-
efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung divalidasi oleh pakar
bimbingan dan konseling serta guru BK SMPN 9 Bandung. Hasil validasi
menunjukan adanya perbaikan (revisi) pada komponen-komponen tertentu, akan
tetapi pada dasarnya program dapat direkomendasikan bagi peserta didik kelas
VII SMPN 9 Bandung. Kesimpulan hasil validasi, sebagai berikut:
1. Rasional, data hasil penelitian perlu di deskripsikan dalam bentuk kata-
kata bukan penyajian data dalam bentuk tabel serta perlu dijabarkan
alasan mengapa bimbingan akademik dipandang tepat untuk
meningkatkan academic self-efficacy peserta didik. Selain itu, rasional
dibuat dengan lebih ringkas dan tidak terlalu panjang.
2. Kompetensi yang akan dikembangkan dihilangkan karena hampir sama
dengan tujuan program.
3. Beberapa landasan hukum yang tidak sesuai dengan tujuan program
dihilangkan.
4. Visi dan misi program dihilangkan
5. Tujuan program disesuaikan dengan hasil need asesment dan deskripsi
kebutuhan.
6. Sarana dan prasarana tidak perlu dicantumkan di program, karena harus
disesuaikan dengan kondisi sekolah serta kebutuhan layanan.
7. Ditambahkan format evaluasi hasil yang didasaran pada tujuan program.
Berdasarkan hasil validasi, ditarik kesimpulan dan selanjutnya dilakukan
perbaikan atau revisi program menjadi program hipotetik. Program hipotetik
bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik
merupakan program baru yang melengkapi program BK sekolah pada bidang
akademik. Berikut program bimbingan akademik untuk meningkatkan academic
self-efficacy peserta didik setelah validasi
113
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
ROGRAM BIMBINGAN AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN
ACADEMIC SELF-EFFICACY PESERTA DIDIK
(Setelah Validasi)
1. Rasional
Masa remaja merupakan masa transisi, baik secara pribadi, sosial maupun
akademik. Secara akademik transisi yang dialami oleh remaja tentunya terkait
dengan permasalahan-permasalahan akademik. Remaja akan mengalamai
perubahan dalam dunia sekolahnya. Pada peserta didik sekolah menengah
pertama, perubahan akan terkait dengan transisi dari SD ke SMP. Transisi sekolah
membawa banyak perubahan dalam diri peserta didik baik dalam hubungan guru
dan kelompok sebaya, kelas yang dapat mempengaruhi self-efficacy (Schunk dan
Meece, 2005: 80)
Perubahan-perubahan yang ditimbulkan akibat transisi dalam sekolah ini
salah satunya mencakup peningkatan perhatian remaja untuk mencapai prestasi
dan unjuk kerja tertentu. Remaja akan terpacu untuk mencapai prestasi akademik
yang tinggi. Santrock (2007: 273) meyatakan bahwa “masa remaja sangat penting
dalam hal prestasi. Tekanan lingkungan dan akademis yang baru memaksa remaja
untuk memainkan berbagai peran yang sering kali menuntut tanggung jawab
remaja”.
Peserta didik kelas VII Sekolah Menengah Pertama dihadapkan pada
tuntutan lingkungan dan tugas-tugas akademik yang baru. Tahun pertama sekolah
dirasakan sebagai masa ketegangan karena peserta didik dihadapkan pada
serangkain situasi serta tuntutan akademik yang berbeda dengan yang dialami
pada saat sekolah dasar. Tuntutan berkaitan dengan cara belajar mengajar maupun
dalam hubungan kelompok teman sebaya yang dapat mempengaruhi tingkat
keyakinan diri siswa terhadap potensi yang dimiliki
Keyakinan diri peserta didik terhadap potensi akademik yang dimiliki
disebut academic self-efficacy. Menurut Bandura (Wijaya dan Pratitis, 2012: 6)
„academic self-efficacy mengacu pada keyakinan yang berkaitan dengan
kemampuan dan kesanggupan seorang pelajar untuk mencapai dan menyelesaikan
tugas-tugas studi dengan target hasil dan waktu yang telah ditentukan‟. Academic
114
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
self-efficacy dapat mempengaruhi pencapain prestasi peserta didik. Bandura
(Papalia et al, 2008: 369) menjelaskan peserta didik dengan tingkat kecakapan diri
yang tinggi, yakin dirinya dapat menguasai materi akademis dan mengatur
pembelajaran sehingga mencapai prestasi yang lebih tinggi dibanding peserta
didik yang tidak yakin terhadap kemampuan yang dimiliki.
Pajares (1996: 544) mengungkapkan self-efficacy individu akan
menentukan seberapa banyak usaha yang dilakukan dalam melaksanakan suatu
kegiatan serta seberapa lama individu mampu bertahan dalam menghadapi
hambatan. Self-efficacy juga mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosional
individu. Individu yang memiliki self-efficacy rendah akan mempersepsikan suatu
kondisi lebih sulit dari kenyataan yang sebenarnya, sehingga akan cenderung
mengalami stres, depresi dan tidak mampu menemukan cara yang terbaik untuk
memecahkan masalah yang dialami. Sebaliknya, self-efficacy tinggi, akan
membantu menciptakan perasaan yang tenang dalam menghadapi tugas akademik
maupun kondisi yang sulit. Pada akhirnya, self-efficacy merupakan penentu dan
prediktor yang kuat terhadap tingkat prestasi yang akan dicapai oleh peserta didik.
Peserta didik yang memiliki academic self-efficacy yang tinggi akan
mampu memulai atau menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan baik ketika
menghadapi ujian atau tugas yang diberikan berdasarkan tingkat kesulitan tugas
sekolah serta situasi ketika ujian berlangsung, menyelesaikan tugas-tugas sekolah
dengan tekun dan konsisten serta mampu belajar dari pengalaman-pengalaman
sebelumnya ketika menghadapi ujian atau tugas sekolah.
Academic self-efficacy dapat berpengaruh terhadap perkembangan optimal
peserta didik, khususnya dalam pencapaian prestasi akademik. Apabila academic
self-efficacy peserta didik tidak dikembangkan akan menimbulkan berbagai
permasalahan akademik peserta didik, antara lain perilaku prokrastinasi akademik,
rendahnya kemandirian belajar, tingkat stres akademik yang tinggi, mudah
menyerah ketika mengalami hambatan dalam belajar sehingga berpengaruh
terhadap pencapaian prestasi akademik. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk
mengembangkan academic self-efficacy peserta didik sebagai upaya untuk
115
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
mencegah timbulnya masalah-masalah akademik pada peserta didik melalui
bimbingan akademik
Berdasarkan hasil penelitian tingkat academic self-efficacy peserta didik
kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 diperoleh gambaran dari
433 diperoleh jumlah peserta didik yang termasuk pada kategori tinggi sebesar
16,2% (70 peserta didik), jumlah peserta didik yang termasuk pada kategori
sedang sebesar 66,7% (289 peserta didik), serta jumlah peserta didik yang
termasuk pada kategori rendah sebesar 17,1% (74 peserta didik).
Hasil penelitian academic self-efficacy peserta didik paling banyak berada
dalam katagori sedang yaitu 66,7% peserta didik, dengan demikian program
bimbingan akademik diarahkan pada pendekatan preventif. Artinya meskipun
secara umum peserta didik telah memiliki tingkat academic self-efficacy pada
katagori sedang, peserta didik tetap perlu diberikan layanan bimbingan akademik.
Pelaksanaan program bimbingan akadmik bertujuan untuk meningkatkan
academic self-efficacy peserta didik yang ditampilkan dalam keseluuhan aktivitas
akademik. Penyususnan program bimbingan akademik didasarkan pada hasil
gambaran umum academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung
tahuna ajaran 2012-2013 secara umum berada pada kategori sedang baik
gambaran umum, dimensi maupun indikator. Munnculnya dimensi-dimensi
academic self-efficacy peserta didik ditandai oleh indikator-indikator yang
menunjukan gambaran academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9
Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 secara umum berada pada kategori sedang.
Secara rinci disajikan pada Lampiran 4 halaman180 .
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilaksanakan
terhadap peserta didik Tahun Ajaran 2012-2013, diketahui sebagian besar peserta
didik kelas VII memiliki tingkat academic self-efficacy yang sedang akan tetapi
belum mencapai tingkat keyakinan diri yang optimal serta masih terdapat
sejumlah siswa yang memiliki academic self-efficacy rendah, sehingga perlunya
upaya yang mengarah pada suatu kegiatan yang dapat membantu siswa
meningkatkan academic self-efficacyyang dimilikinya. Upaya bimbingan
dilakukan oleh pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, karena
116
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peran sangat penting untuk
membantu meningkatkan academic self-efficacy sebagai upaya pencapaian
prestasi akademik secara optimal. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
untuk meningkatkan academic self-efficacy dilaksanakan melalui layanan
bimbingan akademik.
Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu
para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik
(Nurihsan, 2006: 15). Bimbingan akademik merupakan salah satu lingkup layanan
yang diarahkan untuk membantu peserta didik dalam menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah akademik. Oleh karena itu, bimbingan akademik
dipandang tepat untuk mengembangkan academic self-efficacy peserta didik.
Salah satu bidang bimbingan akademik yang diungkap oleh Sukardi dan
Kusmawati (2008: 13) adalah pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang
efektif serta penguasaan materi pelajaran sebagai upaya untuk membantu kesiapan
peserta dalam menghadapi tuntutan-tuntutan akademik. Academic self-efficacy
merupakan salah satu unsur pembentuk kesiapan belajar peserta didik serta
menghadapi semua tuntutan-tuntutan akademik terutama penyelesaian tugas
sekolah. Sehingga academic self-efficacy merupakan bagian dari layanan
bimbingan akademik.
Program bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy
peserta didik diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif intervensi yang
dilakukan guru BK di SMPN 9 Bandung dalam memfasilitasi kebutuhan dan
perkembangan siswa, khususnya dalam meningkatkan academic self-efficacy
sebagai upaya pencapaian prestasi belajar yang diharapkan.
2. Dasar dan Landasan Operasional
Pengembangan program bimbingan akademik untuk meningkatkan
academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung tahun ajaran
2012-2013 didasarkan pada beberapa landasan hukum, sebagai berikut:
a. SK Menpan Nomor 025 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling pada suatu Pendidikan Formal;
117
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
b. Surat PB ABKIN No. 013/PB ABKIN/II/2008, tentang Penataan
Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling
dalam Jalur Pendidikan Formal.
c. Naskah Akademik Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan
Layanan Bimbingan dan Konseling dalam jalur Pendidikan Formal.
d. Bimbingan akademik bertujuan membantu peserta didik untuk
menyesuaikan diri dengan situasi belajar serta menghadapi dan
menyelesaikan masalah-masalah akademik peserta didik terutama
meningkatkan academic self-efficacy.
Secara operasional yang melandasi penyusunan program bimbingan
akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik yaitu adanya
hasil penelitian mengenai tingkat academic self-efficacy peserta didik kelasVII
SMP Negeri 9 Bandung tahun ajaran 2012-2013 yang sebagian besar berada pada
kategori sedang.
3. Deskripsi Kebutuhan
Berdasarkan temuan penelitian yang merupakan hasil kajian gambaran
umum dan dimensi serta indikator academic self-efficacy peserta didik, maka
diperoleh kebutuhan peserta didik terhadap layanan bimbingan dan konseling
untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik sebagai berikut:
Tabel 4.1
Kebutuhan Layanan Bimbingan Dan Konseling
Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy
Peserta Didik Kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Kondisi Umum
Academic Self-Efficacy Peserta Didik
Kebutuhan Peserta Didik
1. Gambaran umum tingkat academic self-
efficacy peserta didik terdapat sejumlah
74 peserta didik (17,1%) berada pada
kategori rendah, 289 peserta didik
(66,7%) berada pada kategori sedang,
dan 70 peserta didik (16,2%) berada pada
kategori tinggi, sedangkan tingkat
ketercapaian skor academic self-efficacy
adalah sebesar 62,41% berada pada
Peserta didik yang berada pada kategori
rendah membutuhkan alayanan responsif
yang bersifat kuratif dalam bentuk
konseling individual. Peserta didik yang
berada pada kategori sedang
membutuhkan layanan berupa layanan
dasar, yaitu bimbingan klasikal dan
bimbingan kelompok untuk
meningkatkan academic self-efficacyi nya
118
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
Kondisi Umum
Academic Self-Efficacy Peserta Didik
Kebutuhan Peserta Didik
kategori sedang. dan dapat mencapai pencapaian prestasi
belajar yang optimal. Peserta didik yang
berada pada kategori tinggi,
membutuhkan layanan perencanaan
individual, agar peserta didik mampu
merumuskan dan melakukan serangkain
aktivitas yang berkaitan dengan sejumlah
rencana untuk mempertahankan dan
memelihara academic self-efficacy
academic self-efficacy yang dimilikinya.
Gambaran academic self-efficacy peserta
didik sebagai berikut:
1. Dimensi Magnitude berada pada kategori
sedang, ditandai oleh munculnya indikator
: minat pada penyelesaian tugas (67,9%),
menetapkan rencana tindakan yang tepat
(67,4%), memandang tingkat kesulitan
tugas akademik sebagai tantangan bukan
sebagai beban (64,9%), serta berwawasan
Optimis terhadap potensi yang dimiliki
(67,9%)
Siswa memperoleh layanan dasar yaitu
dengan pemberian layanan bimbingan
klasikal dan kelompok mengenai:
a. Kemampuan menghadapi tugas sulit
b. Kemampuan menetapkan rencana
belajar
c. Kemampuan memandang tugas sulit
sebagai tantangan
d. Kemampuan berwawasan optimis
2. Dimensi generality berda pada kategori
sedang, ditandai oleh munculnya
indikator: menguasai berbagai bidang
akademik dalam menyelesaikan tugas
sekolah (64%), menggunakan
pengalaman hidup sebagai suatu langkah
untuk mencapai keberhasilan akademik
(64,4%), mampu menyelesaikan semua
tugas sekolah apapun bentuk tugas yang
diberikan (70%), serta sikap yang
menunjukan keyakinan diri pada proses
pembelajaran (67,4%).
Siswa memperoleh layanan dasar yaitu
dengan pemberian layanan bimbingan
klasikal dan kelompok mengenai :
a. Pengembangan sikap yang
menunjukan keyakinan diri dalam
proses pembelajaran
b. Kemampuan penyelesaian berbagai
jenis tugas
c. Kemampuan belajar dari penagalaman
3. Dimensi strength berada pada kategori
sedang, ditandai oleh munculnya
indikator: memiliki keyakinan diri yang
kuat terhadap potensi diri dalam
menyelesaikan tugas akademik (66,1%),
memiliki semangat juang ketika
mengalami hambatan dalam
penyelesaian tugas akademik (69,3%),
ketekunan menyelesaikan tugas sekolah
(67,4%), serta komitmen menyelesaikan
tugas dengan baik (70,4%)
Siswa memperoleh layanan dasar yaitu
dengan pemberian layanan bimbingan
kelompok mengenai :
a. Peningkatan kekuatan keyakinan diri
b. Peningkatan semangat juang dalam
menghadapi hambatan penyelesaian
tugas sekolah
c. Peningkatan ketekunan serta
komitmen menyelesaikan tugas
dengan baik.
119
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
4. Tujuan Program
Program bimbingan akademik secara umum bertujuan untuk
meningkatkan academic self-efficacy peserta didik agar mampu mencapai prestasi
akademik yang tinggi. Adapun tujuan khusus program bimbingan adalah:
a. Peserta didik memiliki keyakinan yang tinggi dalam menghadapi tugas
sulit
b. Peserta didik memiliki keyakinan yang tinggi dalam menetapkan rencana
belajar sebagai upaya pencapaian prestasi belajar yang optimal
c. Peserta didik memiliki kemampuan memnadang tugas sulit sebagai
tantangan yang harus diselesaikan
d. Peserta didik mampu berawawasan optimis terhadap potensi yang
dimiliki
e. Peserta didik memiliki keyakinan yang tinggi dalam menguasai berbagai
mata pelajaran dalam penyelesaian tugas sekolah
f. Peserta didik memiliki kemampuan menggunakan pengalaman belajar
sebagai langkah mencapai keberhasilan akademik
g. Peserta didik memiimiliki keyakinan yang tinggi dalam menjalani
serangkaian proses pembelajaran
h. Peserta didik memiliki keyakinan yang kuat dalam menyelesaikan tugas-
tugas sekolah
i. Peserta didik memiliki ketekunan serta komitmen yang tinggi dalam
penyelesaian tugas sekolah dengan baik.
5. Komponen Program
Adapun komponen-komponen yang terlibat dalam pelaksanaan program
bimbingan akademik mencakup layanan berikut :
a Layanan dasar
Layanan dasar bertujuan untuk membantu peserta didik Kelav VII SMPN
9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Layanan dasar pada program bimbingan
akademik didasarkan pada pada hasil penelitian academic self-efficacy yang
mencakup dimensi dan indikator-indikator academic self-efficacy yang
120
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
menunjukan peserta didik yakin terhadap potensi akademiknya dalam
menyelesaikan tugas sekolah. Strategi yang digunakan adalah layanan bimbingan
klasikal dan bimbingan kelompok menggunakan satuan kegiatan layanan
bimbingan dan konseling.
Indikator-indikator yang menjadi fokus pengembangan layanan dasar
mencakup indikator-indikator sebagai berikut: 1) menetapkan rencana tindakan
yang tepat dalam menghadapi tuntutan akademik sebagai peserta didik, 2)
menetapkan rencana tindakan yang tepat dalam menghadapi tuntutan akademik
sebagai peserta didik, 3) memandang tingkat kesulitan tugas sebagai tantangan
bukan sebagai beban, 4) berwawasan optimis terhadap potensi yang dimiliki, 5)
yakin mampu menguasai bebagai bidang akademik dalam penyelesaian tugas
sekolah, 6) menggunakan pengalam hidup sebagai suatu langkah mencapai
keberhasilan akademik, 7) mampu menyelesaikan tugas apapun bentuk tugas yang
diberikan, 8) menampilkan sikap yang menunjukan keyakinan diri pada seluruh
proses pembelajaran, 9) memiliki keyakinan diri yang kuat terhadap potensi diri
dalam menyelesaikan tugas akademik, serta 10) memiliki semangat juang ketika
mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas akademik., 13) memiliki
ketekunan untuk mengerjakan tugas sekolah, 12) memiiliki komitmen
menyelesaikan tugas dengan baik,.
b Layanan responsif.
Layanan responsif merupakan bantuan bagi peserta didik SMPN 9
Bandung Tahun ajaran 2012/2013 yang berada pada kategori rendah pada tingkat
pencapaian academic self-efficacy peserta didik. Layanan responsif diasumsikan
untuk membantu peserta didik yang memiliki kebutuhan atau masalah yang
memerlukan bantuan dengan segera. Layanan responsif dapat membantu peserta
didik dalam mencapai perkembangan akademik khususnya dalam keyakinan diri
terhadap potensi diri.
Fokus pengembangan layanan responsif yaitu pada upaya membantu
peserta didik memiliki academic self-efficacy yang tinggi yang dapat digunakan
sebagai uapaya pencapaian prestasi akademik.
121
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
c. Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual merupakan upaya membantu peserta
didik kelas VII SMPN 9 Bandung yang berada kategori tinggi membuat dan
mengimplementasikan rencana-rencana untuk mempertahankan keyakinan diri
akademiknya. Tujuan utama layanan perencanaan individual adalah untuk
membantu peserta didik memahami dirinya dan lingkungannya, memiliki
perencanaan atau pengelolaan terhadap perkembangan presatsi belajarnya
melalui peningkatan academic self-efficacy.
Komponen layanan perencanaan individual terdiri dari berbagai aktivitas
yang difokuskan sebagai pendampingan setiap perorangan siswa agar dapat
mengembangkan, menganalisis dan mengevaluasi tujuan serta rencana
mengembangkan kemampuan academic self-efficacy. Fungsi konselor dalam
perencanaan individual meliputi pemberian pertimbangan, penempatan dan
penilaian individual.
Fokus pengembangan layanan perencanaan individual mencakup :
1) Jangka Pendek
a) Rencana mengembangkan potensi akademiknya melalui kegiatan
belajar secara rutin
b) Rencana meningkatkan keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran
c) Rencana pembentukan kelompok belajar
2) Jangka Menengah
a) Rencana perbaikan dan peningkatan perolehan nilai diatas KKM
b) Rencana keikusertaan dalam berbagai kegiatan ekstrakulikuler yang
diselengarakan oleh sekolah, sebagai upaya peningkatan keyakinan diri
3) Jangka Panjang yaitu “rencana melakukan kegiatan perencanaan karir,
mulai dari penentuan Sekolah lanjutan serta profesi pekerjaan yang
dipilih”
4. Dukungan Sistem
Dukungan sistem. Kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan,
memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui
pengembangan professional, manajemen program, penelitian, dan pengembangan.
122
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
Dukungan sistem yang dilakukan adalah kerjasama dalam pemberian layanan
dengan melibatkan guru mata pelajaran dan wali kelas sebagai fasilitator materi,
dan kerjasama dengan pihak manajemen sekolah. Kegiatan yang dilakukan guru
BK dalam melancarkan program bimbingan akademik yaitu:
a) Pertemuan dengan orang tua peserta didik untuk bertukar informasi
dalam upaya peningkatan keyakinan diri peserta didik yang salah satunya
dapat dibentuk melalui lingkungan keluarga yang kondusif serta
dukungan orang tua
b) Menghimpun berbagai data dari wali kelas dan guru mata pelajaran
khususnya berkait dengan aktifitas peserta didik di kelas/sekolah serta
pencapaian prestasi belajar peserta didik
6. Personel yang Dilibatkan
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Pelaksaaan program bimbingan
akademik menjadi tanggung jawab bersama antar personel sekolah. Personel yang
palin bertanggung jawab pada pelaksanaan layanan bimbingan akademik untuk
meningkatkan academic self-efficacy adalah konselor/guru BK. Berikut beberapa
personel yang dilibatkan dalam pelaksanaan program:
a. Kepala Sekolah SMPN 9 Bandung
b. Wakil Kepala Sekolah SMPN 9 Bandung
c. Koordinator Guru BK SMPN 9 Bandung
d. Guru Pembimbing SMPN 9 Bandung
e. Seluruh Guru Bidang studi SMPN 9 Bandung
f. Wali kelas VII SMPN 9 Bandung
g. Staf Administrasi SMPN 9 Bandung
7. Mekanisme Kerja Antar Personel
a Kepala Sekolah SMPN 9 Bandung
Tugas Kepala sekolah dalam kegitan program bimbingan akademik
antara lain:
123
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
1) Sosialisasi dan penetapan program bimbingan akademik untuk
meningkatkan academic self-efficacy kepada sivitas sekolah
sebagai bagian dari program BK sekolah.
2) Memfasilitasi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling untuk
meningkatkan academic self-efficacy
3) Memfasilitasi pelasanaan program layanan bimbingan akademik
dengan penyediaan sarana dan prasarana
4) Memberikan dukungan positif bagi para personel layanan BK.
5) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencaan dan
pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan
bimbingan dan konseling bagi peserta didik yang memiliki
academic self-efficacy rendah.
b Wakil Kepala Sekolah SMPN 9 Bandung
Wakil Kepala Sekolah merupakan personel yang bertugas membantu kepala
sekolah, adapun tugas wakil kepala sekolah dalam program bimbingan dan
konseling untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik yaitu sebagai
berikut :
1) Mengkoordinasikan pelaksanaan bimbingan dan konseling untuk
meningkatkan academic self-efficacy kepada seluruh personel
sekolah
2) Membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya, termasuk
mengawasi dan meninjau pelaksanaan bimbingan dan konseling.
c Koordinator Guru BK SMPN 9 Bandung
Koordinator guru BK merupakan personel yang memiliki tanggungjawab
besar dalam kegiatan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan academic
self-efficacy peserta didik. Adapun tugas koordinator bimbingan dan konseling
yaitu sebagai berikut :
1) Mengkoordinasikan para guru BKdalam:
(a) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
segenap warga sekolah (siswa, guru, dan personel sekolah),
orang tua siswa, dan masyarakat.
124
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
(b) Menyusun program kegiatan bimbingan dan konseling
(program pelayanan dan kegiatan pendukung).
(c) Melaksanakan program bimbingan akademik untuk
meningkatkan academic self-efficacy peserta didik.
(d) Mengadministrasikan layanan bimbingan akademik untuk
meningkatkan academic self-efficacy peserta didik.
(e) Memberikan pengarahan kepada seluruh pihak tentang
informasi petingnya kemampuan academic self-effucacy yang
akan mendukung perkembangan prestasi peserta didik.
(f) Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan bimbingan
akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta
didik.
(g) Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan bimbingan
akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta
didik.
2) Mengadakan tindak lanjut terhadap hasil analisis penilaian
bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy
peserta didik
3) Mengusulkan kepada kepala sekolah agar terpenuhinya tenaga dan
fasilitas baik fisik maupun non fisik yang diperlukan dalam
pelaksanaan program bimbingan akademik untuk meningkatkan
academic self-efficacy peserta didik.
4) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan
akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik
kepada kepala sekolah.
d Guru BK SMPN 9 Bandung
Guru BK (konselor) sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli yang
sangat berperan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Adapun peranan
dan tugas konselor sekolah dalam kegiatan bimbingan akademik untuk
meningkatkan academic self-efficacy peserta didik.yaitu sebagai berikut :
125
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
1) Melakukan studi kelayakan dan need assesment pelayanan
bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kemampuan
komunikasi interpersonal lebih lanjut.
2) Merencanakan program bimbingan akademik untuk meningkatkan
academic self-efficacy peserta didik.pada satuan-satuan dan waktu
tertentu. Program tersebut dikemas dalam program harian,
mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan.
3) Melaksanakan layanan bimbingan akademik untuk meningkatkan
academic self-efficacy peserta didik langsung pada peserta didik
4) Menilai proses dan hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan
akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik.
5) Menganalisis hasil penilaian pelayanan bimbingan akademik untuk
meningkatkan academic self-efficacy peserta didik.
6) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian pelayanan
bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy
peserta didik.
7) Mengadministrasikan kegiatan program bimbingan akademik untuk
meningkatkan academic self-efficacy peserta didik yang
dilaksanakannya.
8) Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator
bimbingan dan konseling serta kepala sekolah.
9) Mempersiapkan diri, menerima dan berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pengawasan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan
konseling terkait pelaksanaan program bimbingan akademik untuk
meningkatkan academic self-efficacy peserta didik.
e Wali Kelas, SMPN 9 Bandung
Wali kelas merupakan personel sekolah yang ditugasi untuk menangani
masalah-masalah yang dialami oleh siswa yang menjadi binaannya. Berkenaan
dengan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah peran dan tanggungjawab
wali kelas sebagai berikut :
126
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
1). Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan
akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik
hususnya di kelas yang menjadi tanggungjawabnya.
2). Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh
layanan bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-
efficacy yang dimilikinya.
3). Memberikan informasi kepada guru pembimbing tentang kondisi siswa
yang memperoleh layanan bimbingan akademik untuk meningkatkan
academic self-efficacy peserta didik.
d. Guru Bidang Studi
Guru bidang studi merupakan personel sekolah yang memiliki kesempatan
untuk bertatap muka lebih banyak dengan peserta didik dibandingkan dengan
personel sekolah lainnya. Peran dan tanggungjawab guru bidang studi dalam
pelaksanaan bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy
peserta didik juga sangat diharapkan. Guru bidang studi yang dilibatkan dalam
kegiatan bimbingan dan konseling ini adalah seluruh guru bidang studi pada
setiap mata pelajaran. Adapun tugas dan tanggung jawab guru bidang studi dalam
program bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta
didik l yaitu sebagai berikut.
1) Bekerjasama dengan guru BK dalam mengidentifikasi peserta didik
yang memerlukan layanan bimbingan akademik untuk meningkatkan
academic self-efficacy peserta didik secara khusus.
2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh
layanan bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-
efficacy peserta didik dari guru BK
3) Mereferal peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan
konseling, berkaitan dengan masalah academic self-efficacy peserta
didik.
4) Membantu memberikan informasi atau data-data terkait pencapaian
prestasi akademik peserta didik.
127
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
e. Staf Administrasi SMPN 9 Bandung.
Keberhasilan kegiatan bimbingan dan konseling untuk academic self-
efficacy peserta didik memerlukan keterlibatan dari petugas administrasi sekolah.
Adapun tugas dan tanggungjawab staf administrasi dalam program bimbingan
akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik yaitu sebagai
berikut :
1) Membantu koordinator bimbingan dan konseling dan guru BK
(konselor) dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah.
2) Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan sarana yang
diperlukan dalam layanan bimbingan akademik untuk meningkatkan
academic self-efficacy peserta didik dan memelihara data serta sarana
dan fasilitas bimbingan dan konseling yang ada
127
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
8. Rencana Opersaional (Action Plan)
Pelaksanaan program bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik dilakukan SMP Negeri 9
Bandung tahun ajaran 2012/2013. Berikut agenda kegiatan operasional program bimbingan akademik untuk meningkatkan academic
self-efficacy peserta didik disajikan pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Rencana Operasional Program Bimbingan Akadeemik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik
Kelas VII SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
o Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana
1 Analisis Kebutuhan
(need assesment)
melalui penyebaran
instrumen
Menyesuaikan
program yang akan di
buat dengan kebutuhan
peserta didik kelas VII
SMPN 9 Bandung
Tahun Ajaran
2012/2013
Peserta
didik kelas
VII SMPN
9 Bandung
Tahun
Ajaran
2012/2013
Angket academic self-efficacy
peserta didik
Minggu ke 1
bulan
November 2012
Peneliti
2 Pengolahan Data Hasil penyebaran
angket dianalisis
kemudian menentukan
layanan khusus yang
akan diberikan
Peneliti Analisis hasil Angket academic self-
efficacy peserta didik
Minggu ke 2, 3,
4 bulan
November 2012
Peneliti
3 Penyusunan
program bimbingan
akademik untuk
Agar kegiatan
bimbingan dapat
terstruktur dan
Peneliti dan
Personel
BK
Hasil analisis kebutuhan dan
karakteristik peserta didik kelas VII
Desember
2012
Konselor/Guru
BK
128
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
o Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana
meningkatkan
academic self-
efficacy peserta
didik
sistematis sesuai
dengan kebutuhan
peserta didik kelas VII
4 Sosialisasi Program
a. Staf Sekolah
b. Peserta didik
kelas VII
Komponen sekolah
tertentu mengetahui
program bimbingan
akademik untuk
meningkatkan
academic self-efficacy
peserta didik yang
akan dilaksanakan
Staf sekolah
inti (kepala
sekolah,
wali kelas,
guru mata
pelajaran)
dan peserta
didik kelas
VII
Program program bimbingan
akademik untuk meningkatkan
academic self-efficacy peserta didik
kelas VII
Semester genap
bulan pertama
minggu ke 2
Konselor/Guru
BK
Orientasi Layanan Peserta
didik kelas
VII
Orientasi Layanan Semenster
genap bulan ke-
1 minggu ke-3
Konselor/Guru
BK
6 Pelaksanaan
a. Layanan Dasar
Siswa memiliki
keyakinan diri untuk
menyelesaikan tugas-
tugas yang sulit,
menguasai berbagai
Peserta
didik kelas
VII SMPN
9 Bandung
Tahun
Materi tersusun dalam Satuan
Kegiatan Layanan Bimbingan
Konseling (SKLBK) yang
dikelompokkan sesuai dengan
dimensi-dimensi academic self-
Konselor/Guru
BK
129
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
o Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana
bidang akademik
dalam penyelesaian
tugas sekolah serta
memiliki keyakinan
diri yang kuat untuk
menghadapi
serangkaian tuntutan
akademik dalam upaya
pencapaian prestasi
belajar di sekolah.
Ajaran
2012/2013
efficacy sebagai berikut :
a. Dimensi magnitude dengan
indikator minat pada
penyeleasian tugas sulit,
perencanaan aktivitas akademik,
memandang tingkat kesulitan
tugas sebagai tantangan, serta
berwawasan optimis, materi
bimbingan yang disampaikan:
1) “Membuat tugas sulit
menjadi mudah”
2) My Studi Planing”
3) “ Blind Trust Walk“ “
4) ”Menanamkan sikap
Optimis”
Semester genap
bulan ke-1
minggu ke-4
Semster genap
bulan ke-2
minggu ke-1
Semester genap
bulan ke-2
minggu ke-2
Semester genap
bulan ke-2
Konselor/Guru
BK
Konselor/Guru
BK
Konselor/Guru
BK
Konselor/Guru
BK
130
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
o Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana
a. Dimensigenerality dengan
indikator yakin menguasai
berbagai bidang akademik,
mampu belajar dari
pengalaman, mampu
menyelesaikan berbagai tugas,
serta sikap keyakinan diri,
dengan ,materi:
1) ”Daftar Kemampuan”
2) ”Experiences Map”
3) ”Kiat-Kiat Belajar Efektif”
b. Dimensi Strength dengan
indikator keyakinan diri yang
kuat, semangat juang,
minggu ke-3
Semester genap
bulan ke-2
minggu ke-4
Semester Genap
bulan ke-3
minggu ke-1
Semester Genap
bulan ke-3
minggu ke-2
Konselor/Guru
BK
Konselor/Guru
BK
Konselor/Guru
BK
131
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
o Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana
ketekunan serta komitmen
penyelesaian tugas, dengan
materi:
1) “Penghargaan temanku”
2) “Kisah Katak Kecil”
3) “Siapa yang bersungguh-
sungguh, Dia akan
Berhasil!!”
4) Peningkatan Kekuatan
Keyakinan
5) Do you Quiter, Camper or
Climber?
Semester genap
bulan ke 3
minggu ke-4
Semester genap
bulan ke-4
minggu ke-1
Semester genap
bulan ke-4
minggu ke-2
Semester genap
bulan ke-4
minggu ke-3
Semester genap
bulan ke-4
minggu ke-4
Konselor/Guru
BK
Konselor/Guru
BK
Konselor/Guru
BK
Konselor/Guru
BK
Konselor/Guru
BK
132
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
o Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana
b. Layanan
responsif
c. Layanan
Perencanaan
Individual
Menindaklanjuti
layanan dasar yang
telah diberikan dan
dirasa belum tercapai
secara maksimal.
Memberikan layanan
intervensi bagi peserta
didik yang mengalami
permasalahan
academic self-efficacy
rendah melalui layanan
konseling indiviual
Membantu peserta
didik menyusun dan
mengimplementasikan
rencana untuk
meningkatkan
academic self-efficacy
peserta didik
Siswa kelas
VII yang
memiliki
academic
self-efficacy
rendah
Peserta
didik kelas
VII yang
memiliki
academic
self-efficacy
tinggi
Tujuan konseling adalah mengubah
persepsi konseli terhadap tingkat
kesulitan tugas agar mampu
memandang tugas sulit sebagai
tantangan sehingga mampu
menyelesaikan seluruh tugas-rugas
sekolah
Kegiatan yang dilakukan dalam
layanan perencanaan individual
meliputi:
a. Perencanaan kegiatan belajar
secara rutin
b. Rencana meningkatkan
keterlibatan aktif dalam proses
pembelajaran
c. Rencana pembentukan
kelompok belajar
d. Rencana perbaikan dan
peningkatan nilai diatas KKM
e. Rencana keikutsertaan dalam
Selama
pelaksanaan
kegiatan
bimbingan
akademik
Selama
pelaksanaan
kegiatan
program
akademik
Konselor/Guru
BK
Konselor/Guru
BK, kegiatan
yangg akan
dilakukan
peserta didik
133
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
o Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana
d. Layanan
Dukungan
Sistem
Menetapkan program
bimbingan yang
dilakukan oleh guru
BK secara
menyeluruh, baik
pelaksanan secara
teknis ataupun
pelaksanaan layanan
bimbingan dan
konseling.
Staf sekolah
inti (kepala
sekolah,
wali kelas,
guru mata
pelajaran
dan orang
tua)
ekstrakulikuler di sekolah.
Kegiatan yang dilakukan guru BK
dalam melancarkan program
bimbingan pribadi sosial, yaitu:
a. pertemuan rutin dengan orang
tua dalam rangka bertukar
informasi mengenai
perkembangan siswa;
b. menghimpun berbagai data dari
guru bidang studi dan wali kelas,
khususnya yang berkaitan
dengan aktivitas siswa kelas VII
ketika berada di kelas/sekolah
c. bersama wali kelas dan guru
mata pelajaran merencanakan
kegiatan atau aktifitas-aktifitas
yang melibatkan siswa kelas VII
Selama
pelaksanaan
program
kegiatan
bimbingan
akademik
Konselor, orang
tua, wali kelas
dan Guru
bidang studi
6 Evaluasi Mendapatkan hasil/
timbal balik dari
program bimbingan
akademik untuk
meningkatkan
academic self-efficacy
peserta didik kelas VII
SMPN 9 Bandung
Personel
BK dan
Staf sekolah
inti (kepala
sekolah,
wali kelas,
guru mata
Seluruh kegiatan layanan bimbingan
yang meliputi evaluasi proses dan
hasil
Akhir
134
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
o Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana
Tahun Ajaran
2012/2013
pelajaran) Semester
7 Tindak Lanjut Menyempurnakan
program bimbingan
akademik uuntuk kelas
VII agar lebih efektif
dan komprehensif
Tindak lanjut dilakukan setelah
evaluasi proses dan hasil dilakukan
sebagai kelanjutan program yang
berkesinambungan
9. Pengembangan Tema
Berdasarkan hasil analsis kebutuhan yang dipaparkan dari hasil penyebaran instrumen academic self-efficacy, peserta didik
kelas VII membutuhkan materi-materi bimbingan pada tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3
Pengembangan Tema Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy
Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
No Dimensi Indikator Topik Indikator Pencapaian Metode
Bimbingan
Media
Bimbingan
Kegiatan
Layanan
Waktu
1 Magnitude/
Lecel
Minat pada
penyelesaian tugas
yang sulit.
Menghadapi
Tugas Sulit
Peserta didik memiliki minat
pada penyelesaian tugas yang
sulit.
Diskusi dan
tanya jawab
SKLBK Bimbingan
Klasikal
1x
Pertemuan
Menetapkan rencana
tindakan yang tepat
dalam menghadapi
Menetapkan
rencana belajar
Peserta didik dapat
menetapkan rencana tibdakan
yang tepat dalam menghadapi
Diskusi dan
Simulasi
SKLBK Bimbingan
kelompok
1x
Pertemuan
135
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
No Dimensi Indikator Topik Indikator Pencapaian Metode
Bimbingan
Media
Bimbingan
Kegiatan
Layanan
Waktu
tuntutan akademik
sebagai peserta
didik.
tuntutan akademik sebagai
peserta didik
Memandang tingkat
kesulitan tugas
akademik sebagai
tantangan bukan
sebagai beban
This Is My
Challenge
Peserta didik mampu
memandang tingkat kesulitan
tugas sebagai tantangan bukan
sebagai beban
Simulasi
permainan
SKLBK Bimbingan
kelompok
1x
Pertemuan
Berwawasan optimis
terhadap potensi
yang dimiliki
Berwawasan
optimis
Peserta didik mampu
berwawasan optimis terhadap
potensi yang dimiliki
Diskusi dan
tanya jawab
SKLBK Bimbingan
klasikal
1x
Pertemuan
2 Generality Yakin mampu
menguasai berbagai
bidang akademik
dalam penyelesaian
tugas sekolah
Kemampuan
Penyelesaian
Berbagai Jenis
Tugas
- Peserta didik mampu
menguasai berbagai bidang
akademik dalam
penyelesaian tugas sekolah
- Mampu menyelesaikan
tugas sekolah, apapun
bentuk tugas yang
diberikan.
Umpan balik SKLBK Bimbingan
Kelompok
1 x
Pertemuan
Mampu
menyelesaikan tugas
sekolah, apapun
bentuk tugas yang
diberikan
Menggunakan
pengalaman hidup
sebagai suatu
langkah untuk
mencapai
Belajar dari
Pengalaman
Peserta didik mampu
menggunakan pengalaman
hidup sebagai suatu langkah
untuk mencapai keberhasilan
akademik
Simulasi
permainan
SKLBK Bimbingan
Kelompok
1x
Pertemuan
136
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
No Dimensi Indikator Topik Indikator Pencapaian Metode
Bimbingan
Media
Bimbingan
Kegiatan
Layanan
Waktu
keberhasilan
akademik
Menampilkan sikap
yang menunjukan
keyakinan diri pada
seluruh proses
pembelajaran
Belajar Efektif Peserta didik mampu
mengembangkan sikap yang
menunjukan keyakinan diri
dalam proses pembelajaran
melalui kegiatan belajar
efektif
Diskusi dan
tanya jawab
SKLBK Bimbingan
Klasikal
1x
Prtemuan
3 Strength Memiliki keyakinan
diri yang kuat
terhadap potensi diri
dalam
menyelesaikan tugas
akademik
Kekuatan
Keyakinan
Peserta didik mampu memiliki
keyakinan diri yang kuat
terhadap potensi diri dalam
menyelesaikan tugas
akademik.
a.Umpan balik
b.Diskusi dan
tanya jawab
SKLBK
SKLBK
Bimbingan
Kelompok
Bimbingan
Klasikal
1 x
Pertemuan
1 x
Pertemuan
Memiliki semangat
juang ketika
mengalami hambatan
dalam
menyelesaikan tugas
akademik
Semangat Juang Peserta didik memiliki
semangat juang ketika
mengalami hambatan dalam
menyelesaikan tugas sekolah
a. Diskusi
kelompok
b. Simulasi
Permainan
SKLBK
SKLBK
Bimbingan
Kelompok
Bimbingan
Kelompok
1 x
Pertemuan
1x
Pertemuan
Memiliki ketekunan
untuk mengerjakan
Komitmen Dan
Ketekunan
a. Peserta didik memiliki
ketekunan untuk
Diskusi
kelompok
SKLBK Bimbingan
Kelompok
1x
Prtemuan
137
Desi nur hidayati,2013
Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.Daftar : 056/S/PPB/2012
No Dimensi Indikator Topik Indikator Pencapaian Metode
Bimbingan
Media
Bimbingan
Kegiatan
Layanan
Waktu
tugas sekolah mengerjakan tugas sekolah
b. Peserta didik memiliki
komitmen untuk
menyelesaikan tugas
dengan baik
Memiliki komitmen
untuk menyelesaikan
tugas akademik
dengan baik.
Keterangan: Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan Konseling (SKLBK) terlampir.
138
10. Pengembangan Satuan Layanan
Satuan kegiatan layanan yang disusun yaitu 10 satuan layanan yang
dikembangkan berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa dengan menggunakan
instrumen yaitu berupa angket academic self-efficacy. Satuan layanan yang
disusun terlamipr. (Lampiran 6 halaman 220)
11. Waktu Pelaksanaan
Program dilaksanakan dalam waktu yang telah ditetapkan yaitu
dilaksanakan satu kali pertemuan dalam satu minggu.
12. Evaluasi
Rencana evaluasi program bimbingan dirumuskan atas dasar tujuan yang
ingin dicapai. Evaluasi program bimbingan akademik untuk meningkatkan
academic self-efficacy peserta didik dilakukan dengan melakukan penilaian proses
dan hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
keefektifan pelayanan bimbingan dilihat dari prosesnya, sementara penilaian hasil
dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan pelayanan bimbingan
dilihat dari prosesnya. Adapun dimensi yang dinilai baik dari proses maupun
hasil, meliputi:
1) Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan
2) Keterlaksanaan program
3) Hambatan-hambatan yang dijumpai
4) Dampak kegiatan pelayanan bimbingan terhadap peningkatan academic
self-efficacy peserta didik
5) Perubahan kemajuan peserta didik dilihat dari pencapaian tujuan
pelayanan bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-
efficacy peserta didik.
Dimensi-dimensi yang dinilai dalam evaluasi proses dapat dilihat dalam
tabel 4.4sebagai berikut:
139
Tabel 4.4
Format Evaluasi Proses
Dimensi Hasil Masukan untuk Tahun Berikutnya
a. Relevansi program bimbingan
dengan kebutuhan peserta
didik, tujuan program,
kelengapan isi dan ketepatan
rumusan masalah
b. Kesesuaian komponen
pendukung program
bimbingan dan konseling
(personel/pelaksana program,
sasaran, fasilitas dan
instrumen) dengan lingkungan
sekolah.
c. Partisipasi dan aktivitas
peserta didik dalam kegiatan
layanan bimbingan akademik
d. Pemahaman/pendalaman
peserta didik atas masalah
yang dihadapinya dalam
proses bimbingan akademik
e. Minat peserta didik terhadap
perlunya layanan bimbingan
akademik
f. Kelancaran proses dan suasana
penyelenggaraan kegiatan
layanan bimbingan akademik
g. Perubahan sikap peserta didik
setelah diberikan layanan
akademik
Evaluasi dari hasil program disesuaikan dengan tujuan program bimbingan
akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik. Adapun
format evalulasi hasil dapat dilihat pada tabel 4.5, sebagai berikut:
Tabel 4.5
Format Evaluasi Hasil
Tujuan Program Hasil Pelaksanaan Masukan untuk Tahun
Berikutnya
a. Peserta didik memiliki
keyakinan yang tinggi dalam
menghadapi tugas sulit
b. Peserta didik memiliki
keyakinan yang tinggi dalam
140
Tujuan Program Hasil Pelaksanaan Masukan untuk Tahun
Berikutnya
menetapkan rencana belajar
sebagai upaya pencapaian
prestasi belajar yang optimal
c. Peserta didik memiliki
kemampuan memnadang tugas
sulit sebagai tantangan yang
harus diselesaikan
d. Peserta didik mampu
berawawasan optimis terhadap
potensi yang dimiliki
e. Peserta didik memiliki
keyakinan yang tinggi dalam
menguasai berbagai mata
pelajaran dalam penyelesaian
tugas sekolah
f. Peserta didik memiliki
kemampuan menggunakan
pengalaman belajar sebagai
langkah mencapai keberhasilan
akademik
g. Peserta didik memiimiliki
keyakinan yang tinggi dalam
menjalani serangkaian proses
pembelajaran
h. Peserta didik memiliki
keyakinan yang kuat dalam
menyelesaikan tugas-tugas
sekolah
i. Peserta didik memiliki
ketekunan serta komitmen yang
tinggi dalam penyelesaian tugas
sekolah dengan baik.
top related