abstrak iskandar b evaluasi sistem informasi akuntansi ...dan 6) pengendalian internal dan...
Post on 17-Nov-2020
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ABSTRAK
ISKANDAR B, 2019. “Evaluasi Sistem informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Pada PDAM Kota Makassar”. Skripsi dibimbing oleh Nurniah dan Faidul
Adziem.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi seberapa memadainya
sistem informasi akuntansi penerimaan kas PDAM Kota Makassar. Penelitian ini
penting untuk memberikan rekomendasi pada PDAM Kota Makassar tentang
sistem yang digunakan dalam pengumpulan data yang lengkap dan tepat waktu.
Rekomendasi akan dipertimbangkan dalam perbaikan proses sistem informasi
akuntansi PDAM Kota Makassar kedepannya.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data yang digunakan diperoleh
dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk mencapai tujuan
penelitian, peneliti melakukan perbandingan antara teori dengan praktik di PDAM
Kota Makassar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam praktiknya PDAM Kota
Makassar telah terlaksana namun belum sepenuhnya memadai. Komponen
prosedur dan instruksi, data, perangkat lunak, infrastruktur dan pengendalian
internal sudah memadai, sedangkan komponen orang belum maksimal atau
memadai karena ada kriteria yang tidak memenuhi penerapan komponen sistem
informasi akuntansi penerimaan kas pada pelayanan pegawai PDAM Kota
Makassar.
Kata Kunci: Evaluasi, Sistem Informasi Akuntansi, Penerimaan Kas
Abstract
ISKANDAR B, 2019. "Evaluation of information system on cash receipt accounting on PDAM Kota Makassar". Thesis was guided by Nurniah. and Faidul Adziem.
This research aims to evaluate how the information system has been received accounting of PDAM Kota Makassar. This research is important to provide recommendations to the city of Makassar TAPS on the systems used in the collection of complete and timely data. Recommendations will be considered in the improvement of the accounting information system process in Makassar city in the future.
This type of research is a case study. The Data used is obtained by means of interviews, observations, and documentation. To achieve the research objectives, researchers compare the theory with the practice at PDAM Kota Makassar.
The results of this study showed that in practice PDAM Kota Makassar has been carried out but not fully adequate. The components of procedures and instructions, data, software, infrastructure and internal controls are adequate, while the components of the person are not maximized or adequate as there are criteria that do not meet the implementation of accounting information system components In the service of PDAM Kota Makassar.
Keywords: evaluation, accounting information system, Cash receipts
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis di zaman era
global menuntut seluruh perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang
maksimal. Maka indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara
lain, terutama dalam sistem informasi akuntansi yang dipergunakan secara
efektif dan efisien. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu
membutuhkan kas, kas diperlukan baik untuk membiayai operasi
perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru. Karena
sifatnya yang sangat mudah dipindah tangankan dan tidak dapat dibuktikan
kepemilikannya, kemungkinan terjadinya penyelewengan akan besar, maka
perlu adanya pengawasan yang ketat terhadap kas. Mengingat proses
penerimaan kas ini mengandung kerawanan adanya penggelapan serta
penyelewengan kas maka setiap perusahaan harus mempunyai kualitas
sistem informasi akuntansi yang baik dari segi pendidikan, keahlian ataupun
keterampilan dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, diperlukan
suatu sistem yang memadai untuk dapat mengawasi penerimaan kas.
Menurut Sanyoto (2006) “ Sistem Informasi dapat didefinisikan
sebagai kumpulan elemen-elemen/sumber daya dan jaringan prosedur yang
saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis
tertentu, dan bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi.
Menurut Widjajanto (2014) mendefinisikan sistem informasi akuntansi
adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan,
2
mengolah, menganalisa dan komunikasikan informasi keuangan yang
relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti
inspeksi pajak, investor dan kreditor) dan pihak-pihak dalam (terutama
manajemen).
Menurut Jugiyanto (2015) dalam buku Mardi (2014), informasi adalah
data yang telah diperoleh dan diatur dalam bentuk output yang memili arti
bagi orang yang menerima, dan dalam hal ini yang menerima merupakan
orang yang membutuhkan informasi seperti pemegang saham, pemilik,
donator, dan lain sebagainya. Sedangkan informasi itu sendiri dapat
dikatakan berguna apabila relevan, tepat waktu, reliable, dan lainnya yang
sudah ditentukan agar informasi yang dihasilkan dapa bergunat oleh banyak
pihak yang membutuhkan.
Menurut Romney (2014:5) terdapat tujuh karakteristik yang membuat
informasi berguna yang terdiri dari informasi yang relevan, reliable, lengkap,
tepat waktu dan dapat dipahami, dimengerti dan jelas kemudian dapat
diverifikasi, dan dapat diakses dengan mudah bagi mereka yang
membutuhkan.
Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa sistem informasi
akuntansi adalah merupakan susunan sebagai dokumen, alat komunikasi,
tenaga pelaksana, dan berbagai laporan yang didesain untuk
mentransformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan yang
dibutuhkan pihak manajemen atau yang membutuhkannya. Menurut
Soemarso dalam bukunya, kas didefinisikan segala sesuatu (baik yang
berbentuk uang atau logam) yang dapat tersedia dengan segera dan
diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya. Sistem
3
Akuntansi Penerimaan Kas adalah proses aliran kas yang terjadi di
perusahaan adalah terus menerus sepanjang hidup perusahaan yang
bersangkutan masih beroperasi. Aliran kas terdiri dari aliran kas masuk dan
aliran kas keluar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi penerimaan kas
adalah suatu kesatuan untuk mengumpulkan, mencatat transaksi yang dapat
membantu pimpinan untuk menangani penerimaan perusahaan. Adapun
sistem informasi akuntansi dapat dikatakan berjalan dengan baik apabila
memenuhi tujuh karakteristik yang membuat informasi berguna yang terdiri
dari informasi yang relevan, reliable, lengkap, tepat waktu dan dapat
dipahami, dimengerti dan jelas kemudian dapat diverifikasi, dan dapat
diakses dengan mudah bagi mereka yang membutuhkan.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota makassar adalah
perusahaan yang bergerak dibidang jasa dan merupakan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD), maka sumber penerimaan kasnya berbeda dengan sumber
penerimaan kas pada perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang.
PDAM Kota Makassar terdiri dari penerimaan pendapatan air, penerimaan
pendapatan non air dan penerimaan uang lainnya., maka diperlukan sistem
akuntansi penerimaan kas yang baik. PDAM sebagai perusahaan daerah
dituntut untuk selalu profesional dalam mejalankan usahanya, sebab
perusahaan ini dibentuk untuk terus berjalan. Selain itu pimpinan
perusahaan juga membutuhkan suatu alat untuk mengawasi jalannya tugas
yang dipercayakan kepada bawahan serta untuk mengetahui kemajuan yang
akan dicapai perusahaan. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang lebih
dikenal dengan sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi
4
meliputi komponan yaitu 1) orang-orang yang mengoperasikan sistem
tersebut dan melakasanakan berbagai fungsi, 2) prosedur-prosedur, baik
manual yang maupun terotomatis yang dilibatkan dalam mengumpulkan,
memproses, dan menyimpan data tentang aktivas-aktivitas organisasi, 3)
data tantang pross bisnis organisasi, 4) softwere yang dipakai untuk
memproses data organisasi, 5) infrastruktur teknologi informasi, termasuk
computer peralatan pendukung, dan peralatan untuk komunikasi jaringan,
dan 6) pengendalian internal dan pengukuran keamaanan yang menyimpan
data sistem sia. Sistem informasi akuntansi penerimaan kas melibatkan
beberapa bagian dalam proses penerimaan kas. 1) bagian perbendaharaan,
2) bagian penagihan, 3) bagia kasir, 4) sub bagian umum / tata usaha, dan
5) bagian akuntansi.
Disini peneliti melihat bahwa Sistem informasi akuntansi dalam
penerimaan kas di PDAM Kota Makassar dilakukan melalui internet namun
masih ada beberapa yang dilakukan secara manual. Kurangnya alat
komunikasi dan pengetahuan mengenai sistem informasi akuntansi terhadap
sumber daya manusia, sehingga dalam melakukan aktifitas kurang efektif.
Komunikasi akan terjalin dengan baik, apabila alat komunikasi dan
pengetahuan terpenuhi, baik secara teori dan praktik. Kurangnya
pengetahuan dapat menghabat informasi yang diberikan kepada khalayak
yang membutuhkan informasi tersebut. Informasi sistem, keuangan,
operasional, dan mitra tidak berjalan baik bila pengetahuan anggota
perusahaan atau Sumber Daya Manusia PDAM tidak memiliki ilmu
pengetahuan mengenai sistem informasi akuntansi. Sehingga ia tidak
menyampaikan data serta informasi secara tepat dan akurat.
5
Dikarenakan adanya permasalahan yang terjadi di Perusahaan
Daerah Air Minum Kota Makassar penulis tertarik ingin melakukan penelitian
menganai “Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas pada
PDAM Kota Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang sudah diuraikan, hal yang dapat
diangkat menjadi rumusan masalah, yaitu: “ Bagaimana evaluasi penerapan
sisitem informasi akuntansi penerimaan kas PDAM Kota Makassar? “
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan mengevaluasi sistem informasi akuntansi dari
penerimaan kas yang telah digunakan oleh PDAM Kota Makassar, dengan
teori Romney,(2014).
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi PDAM Kota Makassar
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah evaluasi, dan
memberikan masukan dalam penerapan sistem informasi akuntansi
khususnya penerimaan kas.
2. Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Penelitian ini dapat menjadi salah satu informasi yang dapat memperluas
wawasan, menjadi referensi bagi mahasiswa yang ingin
mengembangkan penelitiannya yang menyangkut sistem informasi
akuntansi penerimaan kas.
6
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan menjadi penyaluran teori penulis selama
menempuh pendidikan. Menambah pengalaman dan bagaimana penulis
mengetahui sejauh mana pengetahuan yang diperoleh sewaktu kuliah.
4. Bagi Pihak Lain
Untuk membantu siapa saja yang memerlukan pengetahuan tambahan
mengenai sistem informasi akuntansi penerimaan kas dan dapat
dipergunakan sebagai pertimbangan untuk penelitian berikutnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Evaluasi
a. Pengertian Evaluasi
Menurut Soemalis (1983) dalam Mardikanto (2016:265) Evaluasi
adalah proses pengambilan keputusan melalui kegiatan membanding-
bandingkan hasil pengamatan terhadap suatu objek. Sedangkan menurut
Siagian (2005) dalam Mulyadi (2016:122) mendefinisikan evaluasi sebagai
proses pengukuran dan pembandingan dari hasil-hasil pekerjaan yang
nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas penulis dapat
menyimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses
membandingkan antara sebuah pencapaian kerja dengan pencapaian
yang telah direncanakan.
b. Kriteria evaluasi pengelolaan
Suatu program yang telah dijalankan perlu dievaluasi untuk
melihat sejauh mana program tersebut telah mencapai sasaran sesuai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Apriliana Somborarak
(2014) kriteria evaluasi terdiri atas empat tipe yaitu :
1) Efektivitas, yaitu apakah hasil yang diinginkan telah tercapai;
2) Kecukupan, yaitu seberapa jauh hasil yang telah tercapai dapat
memecahkan masalah;
3) Responsivitas, yaitu apakah hasil kebijakan memuaskan
kebutuhan prefensi, atau nilai kelompok-kelompok tertentu.
8
4) Ketepatan, yaitu apakah hasil yang dicapai bermanfaat
2. Sistem
a. Pengertian Sistem
Sistem menurut Hall dalam buku mardi (2011) sistem merupakan
sekelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling
berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama
Menurut supriyati (2012:10) sistem merupakan kumpulan atau
unsur dari sub-sub sistem atau komponen-komponen, atau prosedur-
prosedur baik fisik maupun nonfisik yang mempunyai fungsi dan
prosedur, saling bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu
tujuan tertentu.
Mardi (2011:3) menyatakan bahwa sistem berasal dari bahasa
latin (systema) dan yunani (sustema) artinya suatu kesatuan komponen
atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi. Sistem merupakan satu kesatuan yang
memiliki tujuan bersama dan memiliki bagian bagian yang saling
berintegrasi satu sama lain.
Pada dasarnya rangkaian unsur dalam satu sistem meliputi :
Masukan proses keluaran
Sumber: Mardi,2011
Gambar 2.1
Rangkaian Unsur Dalam Sistem
9
b. Karakteristik Sistem
Menurut Hutahaean (2014:3) supaya sistem yang baik harus
memiliki beberapa karakteristik berikut ini yaitu:
1) Komponen
Suatu sistem yang saling berinteraksi, yang artinya saling
bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen sistem
terdiri dari komponen berupa subsistem atau bagian-bagian
sistem.
2) Batasan Sistem (bundary)
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya.
Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem di pandang
sebagai suatu kesatuan. Batasan sistem ini menunjukkan ruang
lingkup dari sistem tersebut.
3) Lingkungan Luar Sistem (environment)
Lingkungan luar sistem adalah diluar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat
menguntunkan yang harus tetap di jaga dan yang merugikan
yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan
mengganggu kelangsungan dari sistem.
4) Perhubungan Sistem (interface)
Perhubungan sistem merupakan media penghubung antara satu
subsitem dan subsitem lainnya. Melalui perhubungan ini
memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsitem ke
subsitem lain. Keluaran atau output dari subsitem akan menjadi
10
masukan atau input untuk subsistem yang lainnya dibantu
dengan penghubung.
5) Masukan Sistem (input)
Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Ada
dua jenis masukan yaitu: masukan perawatan (maintenance
input) yang merupakan energi yang dimasukkan agar sistem
tersebut dapat beroperasi, dan masukan sinyal (signal input)
yang merupakan energi yang di nproses untuk didapatkan suatu
keluaran atau output.
6) Keluaran Sistem
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah
diklarifikasikan menjadi keluaran yang berguna dari sisa
pembuangan.
7) Pengolah Sistem
Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah data
menjadi laporan-laporan keuangan.
8) Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran
(objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yangt
dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem
3. Informasi
a. Pengertian Informasi
Menurut Romney dalam buku Mardi (2011:5) informasi adalah data
yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki
11
proses pengambilan keputusan. Sebagaimana perannya, pengguna membuat
keputusan yang lebih baik sebagai kualitas dari peningkatan informasi.
b. Karakteristik Informasi Yang Berguna
1) Relavan
Mengurangi ketidak pastian, meningkatkan pengambilan keputusan,
serta menegaskan atau memperbaiki ekpetasi sebelumnya.
2) Reliabel
Bebas dari kesalahan atau bias, menyajikan kejadian atau aktivitas
organisasi secara akurat.
3) Lengkap
Tidak adanya aspek yang hilang atau tidak menghilangkan aspek
penting dari suatu kejadian atau aktivitas yang diukur.
4) Tepat waktu
Diberikan pada waktu yang tepat bagi pengambil keputusan dalam
mengambil keputusan.
5) Dapat dipahami
Disajikan dalam format yang dapat dimengerti dan jelas.
6) Dapat diverifikasi
Dua orang yang independen dan berpengetahuan dibidangnya, dan
masing-masing menghasilkan informasi yang sama.
7) Dapat diakses
Tersedia untuk pengguna ketika mereka membutuhkannya dan
dalam format yang dapat di gunakan.
12
4. Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi (2001:3) sistem akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan.
Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem
akuntansi pokok adalah sebagai berikut:
a. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi. Formulis sering disebut dengan istilah dokumen,
karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi
direkam (didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulis sering pula
disebut dengan istilah media, karena formulir merupakan media umtuk
mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi kedalam catatan.
Dengan formulir ini, data yang bersangkutan dengan transaksi direkam
pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan.
b. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan
untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan
data lainnya. Seperti telah disebutkan di atas, sumber informasi
pencatatan dalam jurnal ini adalah formulir. Dalam jurnal ini data
keuangan untuk pertama kalinya diklasipikasikan menurut penggolongan
yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan
keuangan.
13
c. Buku Besar
Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang di
gunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya
dalam jurnal. Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai
dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan
keuangan. Rekening buku besar ini di satu pihak dapat dipandang
sebagai wadah untuk menggolongkan data keuangan, di pihak lain dapat
dipandang pula sebagai sumber informasi keuangan untuk penyajian
laporan keuangan.
d. Buku Pembantu
Buku pembantu merupakan rincian lebih lanjut apabila dalam buku
besar memerlukan perincian dalam akun-akunnya. Buku pembantu ini
terdiri dari akun-akun pembantu yang merinci data keuangan yang
tercantum dalam akun tertentu.
e. Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan. Laporan tersebut
berupa laporang keuangan yang dapat berupa neraca, laporan laba
rugi,laporan perubahan saldo laba, laporan harga pokok produksi, laporan
beban pemasaran,laporan beban pokok penjualan, daftar umur piutang,
daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan, dan lain
sebagainya yang bersi informasi dan merupakan keluaran (output) sistem
akuntansi.
14
5. Sistem Informasi Akuntansi
a. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Wijayanto (2001), dalam buku Mardi (2011:4) Sistem
informasi akuntansi adalah susunan berbagai dokumen, alat kumunikasi,
tenaga pelaksana, dan berbagai laporan yang didesain untuk
mentransformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan,
sedangkan menurut Romney (2005), dalam buku Mardi (2011:4), Sistem
informasi akuntansi adalah sumber daya manuasia dan modal dalam
organisasi yang bertanggung jawab untuk (1) persiapan ninformasi
keuangan, dan (2) informasi yang diperoleh dari mengumpulkan dan
memproses berbagai transaksi perusahaan.
b. Komponen Dari Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Marshall dan Romney (2006:3) ada enam komponen dari
sistem informasi akuntansi, yaitu:
1) Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan
melaksanakan berbagai fungsi.
2) Prosedur-prosedur, baik manual yang maupun terotomatis, yang di
libatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data
tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
3) Data tentang proses-proses bisnis organisasi.
4) Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.
5) Infrastrukstur teknologi informasi, termasuk computer, peralatan
pendukung (peripheral device), dan peralatan untuk komunikasi
jaringan.
15
6) Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang menyimpan
data sia.
Dari komponen-komponen tersebut, secara bersama-sama
memungkinkan suatu sistem informasi akuntansi memenuhi tiga
fungsi penting dalam organisasi, yaitu:
a) Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas
yang di laksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi
oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam
berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai,
dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang
(review) hal-hal yang telah terjadi.
b) Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak
manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaa,
pelaksanaan, dan pengawasan.
c) Menyediakan pengendalian yang memedai untuk menjaga aset-
aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa
data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan handal.
c. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Mardi (2011:4) terdapat tiga tujuan sistem informasi
akuntansi, yaitu sebagai berikut:
1) Guna memenuhi setiap kewajiban sesuai dengan otoritas yang
diberikan kepada seseorang (to fulfill obligations relating to
stewardship). Pengelolaan perusahaan selalu mengacu kepada
tanggung jawab manajemen guna menata secara jelas segala sesuatu
yang berkaitan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
16
Keberadaan sistem informasi membantu ketersediaan informasi yang
dibutuhkan oleh pihak eksternal melalui laporan keuangan tradisional
dan laporan yang diminta lainnya, demikian pula ketersediaan laporan
internal yang dibutuhkan oleh seluruh jajaran dalam bentuk laporan
pertanggung jawaban pengelolaan perusahaan.
2) Setiap informasi yang dihasilkan merupakanj bahan yang berharga
bagi pengambilan keputusan manajemen (to support decision making
by internal decision makers). Sistem informasi menyediakan
informasi guna mendukung setiap keputusan yang diambil oleh
pimpinan sesuai dengan pertanggung jawaban yang ditetapkan.
3) Sistem informasi diperlukan mendukung kelancaran operasional
perusahaan sehari-hari (to support the-day-to-day operations).
Sistem informasi menyediakan informasi bagi setiap satuan tugas
dalam berbagai level manajemen, sehingga mereka dapat lebih
produktif.
6. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
a. Pengertian Kas
Kas adalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan
utang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah
sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat lain yang
dapat diambil sewaktu-waktu.
Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat
diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar
yang memenuhi syarat sebagai berikut:
17
1) Setiap saat dapat ditukar menjadi kas.
2) Tanggal jatuh temponya sangat dekat
3) Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat
harga.
Dari bebrapa pengertian kas yang telah diuraikan dapat ditarik
suatu kesimpulan kas merupakan aktiva yang paling lancar dalam artian
sering berubah hampir setiap transaksi dengan pihak ekstern dan intern.
Kas meliputi saldo uang tunai dan saldo rekening giro bank yang dimiliki
perusahaan, serta elemen-elemen lainya yang dapat disamakan dengan
kas. Elemen tersebut adalah kas pada perusahaan dan kas di bank
(Nurzila,2018)
b. Penerimaan Kas
Penerimaan kas yaitu kegiatan yang menerima kas yang
bersumber dari tagihan kepada pihak luar yang berasal dari pihak
sebelumnya atau juga berasal dari pinjuaman , setoran, modal, atau
pinjaman tunai. Sumber penerimaan kas terbesar dalam suatu
perusahaan berasal dari transaksi.
Kas adalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan
utang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah
sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat lain yang
dapat diambil sewaktu-waktu (Nurzila:2018).
7. Bagan Alir (flow chart)
Menurut Marshall dan Romney (2006:191) Bagan alir (flow chart)
adalah teknik analisis yang dipergunakan untuk mendeskripsikan
beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis,
18
bagan alir menggunakan serangkaian simbul standar untuk
mendeskripsikan melalui gambar prosedur pemprosesan transaksi yang
digunakan perusahaan , dan harus data melalui sistem. Petunjuk umum
untuk membuat bagan alir yang dapat dibaca, jelas, ringkas, konsisten,
dan dapat di pahami.
Berikut simbol bagan alir secara umum menurut Romny (2006:198)
Table 2.1 Simbol-Simbol Bagan Alir (flow chart)
Simbol Nama Simbol Penjelasan
Simbol Input/Output
Dokumen
Dokumen atau Laporan dalam bentuk elektronik maupun kertas
Berbagai salinan dokumen kertas
Diilustrasikan dengan melebihi simbol dokumen dan mencetak nomor dokumen pada sudut
kanan atas
Output elektronik
Informasi yang ditampilkan oleh alat output elektronik seperti
terminal, monitor
atau layar
Entri Data Elektronik
Alat entri data elektronik seperti komputer, terminal, tablet, atau telepon
Alat input dan output
elektronik
Entri data elektronik dan simbol output digunakan bersama untuk menunjukkan alat yang digunakan untuk keduanya
19
Tabel 2.1 Simbol-Simbol Bagan Alir (Flow chart)
Simbol Nama Simbol Penjelasan
Simbol Input/Output
Kartu plong atau punched card
Menunjukkan input/output yang menggunakan kartu plong (punched card)
Simbol Pemrosesan
Pemrosesan computer
Fungsi pemrosesan yang dilakukan oleh komputer; biasanya menghasilkan perubahan dalam data atau informasi
Operasi manual
Operasi pemrosesan yang dilakukan secara manual
Simbol Penyimpanan
Database
Data yang disimpan secara elektronik dalam database
Pita magnetis
Data yang disimpan dalam pita magnetis; pita penyimpanan backup yang paling popular
20
Simbol Nama Simbol Penjelasan
Simbol Penyimpanan
Arsip Sementara
Tempat penyimpanan dokumen yang dokumennya akan diambil kembali dari arsip tersebut dimasa yang akan datang untuk keperluan pengolahan lebih lanjut terhadap dokumen tersebut. Untuk menunjukkan urutan pengarsipan dokumen digunakan symbol berikut ini:
A = menurut abjad
N = menurut nomor urut
T = kronologis menurut
tanggal
Arsip Permanen
Digunakan untuk menggambarkan arsip permanen yang merupakan tempat penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses lagi dalam sistem akuntansi yang
bersangkutan.
Jurnal/Buku besar
Jurnal atau buku besar akuntansi berbasis kertas
Simbol Arus dan Lain-lain
Arus dokumen atau pemrosesan
Berguna untuk mengarahkan arus pemrosesan atau
dokumen; arus normal ke
bawah dan ke kanan
21
Tabel 2.1 Simbol-Simbol Bagan Alir (Flowchart)
Simbol Nama Simbol Penjelasan
Simbol Arus dan Lain-lain
Hubungan komunikasi
Transmisi data dari satu lokasi geografis ke lokasi lainnya via garis komunikasi
Konektor dalam-halaman
Menghubungkan arus pemrosesan pada halaman yang sama; penggunaannya untuk menghindari garis yang
melintasi halaman
Konektor luar-halaman
Entri yang dari, atau keluar menuju halaman lain
Terminal
Merupakan awal, akhir atau titik interupsi dalam proses; terminal ini juga digunakan untuk mengindikasikan pihak Luar
Keputusan
Langkah pembuat keputusan
Anotasi (Catatan tambahan)
Penambahan komentar deskriptif atau catatan penjelasan sebagai klarifikasi
22
B. Tinjauan Empiris
Tinjauan empiris merupakan penelitian yang relevan yang
mendukung temuan penelitian. Penulis telah mengumpulkan beberapa jurnal
yang berkaitan dengan tema penelitian sebagai berikut:
Tabel 2.2
Tabel Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian
1 Haris Kurniawan (2018)
Evaluasi sistem akuntansi penerimaan kas dari sewa kamar Hotel Manau Samarinda
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriftip
Hasil penelitian menunjukkan Hotel Manau Samarinda dalam melakukan penerimaan kas dari penerimaan secara tunai belum memenuhi unsur-unsur pengendaliam intern karena pada bagian kasir masih terjadi rangkap jabatan dan belum terjadi pemisahan fungsi antara fumgsi kasir dan fungsi akuntansi
2 Andriani Megasari (2018)
Evaluasi sistem penerimaan kas atas pendapatan jasa service pada Pt. United Motors CentreCabang Surabaya
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perangkapan fungsi antara fungsi kas dan fungsi akuntansi , karena pada bagian kasir juga membuat jurnal penerimaan kas dan pengeluaran kas yang seharusnya dibuat oleh bagian akuntansi.
23
3 Destina sari dan Endang Masitoh W. (2017)
Evaluasi sistem informasi akuntansi atas prosedur penerimaan dan pengeluaran dana bantuan operasional Sekolah (BOS) pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Andong Boyolali
Penelitian ini menggunakan metode deskriftip kualitatif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMP Negeri 2 Andong Boyolali telah memiliki sistem informasi akuntansi pada proses penerimaan dan pengeluaran dana BOS secara garis besar prosedur penerimaan dan pengeluaran dana Bos di SMP Negeri 2 Andong Boyolali telah berjalan dengan baik. Pengendalian internal telah ada berupa oterisasi kepala sekolah dan transparasi laporan pemakaian dana BOS kepada Masyarakat.
4 Bagus Iswahyudi (2014)
Evaluasi sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada Pt. Sukses Niaga Solusindo Salatiga
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
Hasil penelitian menunjukkan prosedur pengeluaran dan penerimaan kas pada Pt. Solusindo Salatiga sebagian besar sudah sesuai dengan kaidah-kaidah dala sistem informasi akuntansi yang dinyataka oleh muliyadi (2003), karena sudah melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan yaitu bagian akuntansi, bagian kasir, dan bagian pengawas.
24
5 Titi Widyaningsih
Evaluasi sistem informasi akuntasi penerimaan kas dan pengeluaran kas pada Hotel Bukit Asri Semarang
Penelitian ini menggunakan metode deskriftip
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem akuntasi penerimaan kas dan pengeluaran kas yang dirancang dapat memudahkan pekerja karyawan dan dapat menghasilkan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh manajemen secara cepat dalam penyampaian data , tepat waktu dalam pelaporan, laporan juga dapat dipahami oleh sipemakai, efisien dan ekonomis dengan menghemat biaya operasional dari transaksi manual ke kompeterisasi sehingga dapat membantu pengambilan dan pengelolaan keputusan dalam pengembangan usaha.
6 Panggih Danika Putra (2017)
Evaluasi prosedur sistem informasi akuntansi siklus penerimaan kas serta pengeluaran kas di KSU Putmas Jaya Semarang
Penelitian ini menggunakan metode deskriftip kualitatip
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi penerimaan kas belum bisa dikatakan baik, karena adanya rangkap kerja yang dilakukan oleh bagian bendahara yaitu melakukan penjurnalan yang
25
seharusnya dilakukan oleh bagian jurnal. Sistem informasi akuntansi pengeluaran kas kurang baik.
7 Hasrianti Halik (2018)
Evaluasi sistem informasi akuntansi penjualan tunai pada Pt. Indomarco Prismatama Cabang Makassar
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran sistem informasi akuntansi penjualan tunai Pt. Indomarco Prismatama sudah diterapkan sesuai dengan teori sistem informasi akuntansi penjualan tunai. Dengan merancang sistem informasi akuntansi yang tepat dan dapat memberikan nilai tambahan yang optimal bagi organisasi
8 Nurazila (2018) Sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada pendapatan jasa rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Massenrempulu.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem yang diterapkan pada rumah sakit tersebut sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari bagian-bagian yang terkait yang dimulai dari pendaftaran pasien masuk sampai pasien keluar yang dilengkapi dengan beberapa dokumen, seperti dokumen rekam medic, bukti pembayaran, dan
26
surat tanda setor. Serta adanya pemisahaan fungsi yaitu fungsi operasional, fungsi penerimaan dan fungsi pencatatan dan penyimpanan.
9 Latifa Helmy (2017)
Evaluasi sistem informasi akuntansi penjualan mobil Suzuki pada Pt. Megah Putra Sejahtera Makassar
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya informasi penjualan sudah sesuai dengan informasi laporan yang dihasilkan oleh bagian penjualan. Sistem pengendalian internal belum dilaksanakan dengan baik.
10 Siti Aljannah (2017)
Evaluasi Alokasi Dana Desa (ADD) dalam menunjang pembangunan desa di kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu (Studi kasus: Desa Tambusai Utara Tahun 2013-2014
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ADD yang diperoleh desa Tambusai tahun 2013 sebesar Rp 439.650.000, sedangkan pada tahun 2014 sebesar Rp 375.800.000. penggunaan ADD desa Tambusai Utara lebih banyak digunakan untuk pendapatan tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar 45% dan dana operasional untuk desa sebesar 12%. Sedangkan untuk pembangunan infrastruktur hanya 5%.
Sumber: Hasil Penelitian Dan Jurnal Ilmiah (2014-2018)
27
C. Kerangka Konsep
Sistem informasi akuntansi betujuan untuk memenuhi setiap
kewajiban sesuai dengan otoritas yang diberikan kepada setiap orang,
informasi yang dihasilkan merupakan bahan yang berharga bagi
pengambilan keputusan manajemen. Sistem informasi akuntansi diperlukan
untuk mendukung kelancaran operasional sehari-hari.
Penelitian ini Mengevaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan
Kas PDAM Kota Makassar, langkah yang dilakukan diawali dengan menguji
sistem informasi akuntansi yang seharusnya sudah berlaku pada setiap
perusahaan.
Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pada PDAM Kota
Makassar
Gambar 2.2 Skema Kerangka konsep
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Sistem Penerimaan Kas PDAM Kota Makassar
Hasil Analisis
Evaluasai Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
PDAM Kota Makassar
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan kualitatif
deskriptif. Menurut Sugiyono (2014) metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data digunakan secara trianggulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
generalisasi. Sedangkan menurut Wahyu (2018) penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk
menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu
atau sekelompok orang.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini berusaha mendeskripsikan bagaimana para pelaku
memahami sistem informasi akuntansi penerimaan kas PDAM Kota
Makassar dengan melalui data-data yang dikumpulkan, kemudian dijelaskan
dengan kata-kata dalam penelitian ini.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertempat di Kantor PDAM Kota Makassar.
JL. DR. Ratulangi No.3, Mangkura, Kec. Ujung Pandang Provensi
Sulawesi Selatan.
29
2. Waktu penelitian
Pelakasanaan penelitian di PDAM Kota Makassar selama 2 bulan, yaitu
bulan Agustus sampai dengan bulan September ditahun 2019.
D. Subjek dan Objek Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah beberapa informasi yang dipercaya
dapat memberikan informasi yang akurat:
1. Direktur PDAM Kota Makassar
2. Bendahara PDAM Kota Makassar
3. Staff Keuangan (Kasir)
E. Sumber Data
Data kualitatif berbentuk deskriptif, berupa uraian-uraian kalimat
tentang tingkah laku manusia yang dapat diamati. Data kualitatif berupa
uraian terperinci, kutipan langsung, dan dokumentasi kasus. Jenis data pada
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian dalam hal ini adalah kepala bedahara atau wakilnya, serta
bagian administrasi (bendahara), PDAM Kota Makassar. Data ini
kemudian memerlukan pengolahan lebih lanjut oleh penulis. Dalam
penelitian ini data primer yang peneliti gunakan adalah wawancara.
2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada.
Adapun data sekunder yang peneliti gunakan yaitu:
30
a. Riset kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan mempelajari buku-buku referensi, jurnal-jurnal dan media
lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian.
b. Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang telah berlalu baik berupa
tulisan atau gambar yang digunakan di perusahaan, seperti Laporan
penerimaan kas, Laporan pengeluaran kas, dan Laporan transaksi
kasir.
F. Analisis Dokumentasi Evaluasi
1. Sejarah PDAM Kota Makassar
Data akan sejarah ini diperlukan untuk membantu dalam proses
penelitian sehingga memberikan gambaran tentang PDAM Kota
Makassar secara umum, untuk mendapatkan data tersebut peneliti
melakukan metode wawancara langsung.
2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi PDAM Kota Makassar diperlukan untuk
membantu memberikan gambaran tentang pemishan tugas dan jabatan
dalam organisasi, sehingga dapat dilakukan tahap dalam memberikan
evaluasi sistem yang digunakan.
3. Prosedur Penerimaan Kas
Pada prosedur ini memberikan gambaran akan prosedur yang
mengatur dalam penerimaan kas dan menggambarkan bagaimana
jalanya prosedur sistem yang digunakan PDAM Kota Makassar, serta
pengendalian internal yang sudah dilakukan. Prosedur ini digambarkan
sesuai dengan yang digunakan tempat penelitian yang kemudian
31
dievaluasi apakah sudah sesuai dengan teori dan sudah sesuai dengan
kebutuhan pengguna.
4. Dokumen
Dokumen-dokumen yang terkait dalam setiap transaksi dalam sistem
penerimaan kas yang ada di PDAM Kota Makassar, seperti kuintansi,
nota pembayaran, dan sebagainya yang terkait dan digunakan dalam
penerimaan kas.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Observasi adalah berupa pengamatan langsung terhadap objek
penelitian.
2. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan
oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan
yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang
telah diberikan.
3. Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang telah berlalu baik berupa
tulisan atau gambar yang digunakan di PDAM Kota Makassar. Teknik
yang dilaksanakan dengan melihat dan menganalisa dari buku-buku dan
dokumen-dokumen yang berkiatan dengan penelitian.
H. Teknik analisis data
Miles, Huberman dan Saldana (2014) mengatakan bahwa ada tiga
jalur analisis data kualitatif yakni Reduksi data (data reduction), penyajian
32
data (data display) dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing).
Komponen analisis data yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Data Reduction
Data yang diperoleh peneliti dilapangan melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi direduksi dengan cara merangkum, memilih
dan memfokuskan data pada hal-hal yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan reduksi data dengan cara
memilah-milah, mengkategorikan semua data-data yang terkait dengan
penerimaan kas.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dilakukan setelah data selesai direduksi atau
dirangkum. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi dan
observasi dianalisis untuk mengambil aksi berdasarkan pemahaman.
Bentuk penyajian data kualitatif dapat berupa teks naratif (catatan
lapangan, tabel, diagram atau bagan. Proses ini akan dilakukan dari hasil
wawancara yang berupa audio kemudian dituangkan dalam bentuk teks.
Kemudian dokumen-dokumen yang telah diperoleh dievaluasi.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan. Berdasarkan data yang telah direduksi da disajikan, peneliti
membuat kesimpulan yang didukung dengan bukti yang kuat pada tahap
pengumpulan data. Kesimpulan adalah jawaban dari rumusan masalah
dan pertanyaan yang telah diungkapkan peneliti sejak awal.
33
Komponen-komponen Analisis Data: Model Air
Masa Pengumpulan Data -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --
REDUKSI DATA
Antisipasi Selama Pasca
PENYAJIAN DATA
Selama Pasca ANALISIS
PENARIKAN KESIMPULAN/VERIFIKASI
Selama Pasca
Gambar 2.4 Analisis Data Model Air
Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif
Gambar 2.4 Analisis Data Model Interaktif
Reduksi
data
Penyajian data
Kesimpulan – kesimpulan:
Penarikan/verifikasi
Pengumpulan
data
34
BAB IV
GAMBARAN UMUM PDAM KOTA MAKASSAR
A. Sejarah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar dalam
keberadaannya melalui tahap-tahap perkembangan melalui lintas sejarah
yang panjang. Perkembangan PDAM Kota Makassar bergulir melalui lintas
tahun-tahun penting yang bersejarah . Tahun 1924, 1975, 1976, 1977, 1985,
1993 dan 1998 merupakan tahun-tahun penting dalam lintas sejarah
perkembangan PDAM Kota Makassar.
1. Tahun 1924
Untuk pertama kalinya di Kota Makassar dibangun instalasi I
Ratulangi. Pembangunan Instalasi tersebut awalnya dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan air bersih khusus untuk penduduk
perkotaan.
2. Tahun 1975
Pada tahun 1975, Pemerintah membentuk Dinas Air Minum
Kotamadya Ujung Pandang.
3. Tahun 1976
Berdasarkan surat keputusan Walikotamadya Ujung Pandang
diubah statusnya menjadi Perusahaan Daerah Air Minum
Kotamadya Ujung Pandang.
4. Tahun 1977
PDAM Kotamadya Ujung Pandang membangun instalasi II
Panaikang dengan kapasitas 500 L/detik termasuk perluasan
jaringan.
35
5. Tahun 1985
Pada tahun 1985, melalui paket pembangunan Perumnas Antang
dibangun lagi satu instalasi dengan kapasitas 20 L/detik yaitu
instalasi III Antang.
6. Tahun 1993
Pada tahun 1993, melalui bantuan proyek PSPAB Sulawesi
Selatan, Kota Makassar mendapat tambahan instalasi
pengolahan air (IPA) yaitu instalasi IV Maccini Sombala, dengan
kapasitas 200 L/detik.
7. Tahun 1998
Pada tahun 1998, dibangun V instalasi pengolahan air (IPA)
Somba Opu dengan kapasitas produksi tahap awal 1.000 L/detik
yang terletak di kab. Gowa yang memamfaatkan sumber air
bendungan dan dioperasikan awal tahun 2001.
B. Visi dan Misi PDAM Kota Makassar
Adapun Visi dan Misi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota
Makassar:
1. Visi
Mewujudkan menjadi salah satu perusahaan air minum terbaik,
mandiri dan profesional berwawasan global.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan air minum sesuai standar kesehatan
b. Menyediakan air minum yang berkualitas, kuantitas, dan
kontinuitas
36
c. Memenuhi cakupan layanan air minum yang maksimal kepada
masyarakat
d. Menjadikan perusahaan yang profesional dengan sumber daya
yang berkompetensi dan berdaya saimg global
e. Memenuhi kinerja keuangan yang mandiri dan produktifitas
yang efisien serta berdaya saing global
C. Struktur Organisasi dan Job Description PDAM Kota Makassar
1. Struktur Organisasi PDAM Kota Makassar
37
STRUKTUR ORGANISASI PDAM KOTA MAKASSAR
37
38
2. Job Description.
a. Dewan pengawas mempunya tugas:
1) Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan
terhadap pengurusan dan pengelolaan PDAM.
2) Memberikan pertimbangan dan saran kepada Walikota
diminta atau tidak minta guna perbaikan dan pengembangan
PDAM antara lain pengangkatan Direksi, program kerja yang
diajukan oleh Direksi, rencana perubahan status kekayaan
PDAM, rencana pinjaman dan ikatan hukum dengan pihak
lain, serta menerima, memeriksa dan atau menandatangani
laporan Triwulan dan Laporan Tahunan.
3) Memeriksa dan menyampaikan rencana strategis bisnis
(Busenis Plan/Coorporate Plan), dan Rencana kerja dan
Anggaran Perusahaan Tahunan PDAM yang dibuat Direksi
kepada Walikota untuk mendapatkan pengesahan.
4) Menetapkan rencana kerja dan pembagian tugas para
anggota menurut bidang masing-masing untuk masa 12 (dua
belas) bulan dan sesuai dengan tahun buku PDAM.
5) Menyelenggarakan rapat kerja sekurang-kurangnya 6
(enam) bulan sekali untuk membicarakan dan mengatasi
masalah-masalah yang di hadapi oleh PDAM dan bilamana
di perlukan sewaktu-waktu dapat mengadakan rapat untuk
menentukan keputusan mengenai hal-hal yang mendesak.
6) Merumuskan kebujaksanaan PDAM secara terarah dalam
bidang perencanaan modal, penggunaan dana,
39
pemanfaatan dan pengamanan air baku, peningkatan
kapasitas produksi air, perluasan maupun rehabilitasi
jaringan transmisi distribusi air minum sesuai kebijaksanaan
pemerintah untuk untuk jangka pendek danjangka panjang.
7) Mengadakan penilaian atas prestasi kerja anggota Direksi
PDAM atas hasil-hasil yang telah di capai dan mengusulkan
penggatian dan pengangkatan anggota direksi baru kepada
Walikota.
8) Menyelenggarakan pembinaan dan pengarahan kepada
direksi PDAM berdasarkan kebijaksanaan umum yang telah
dirumuskan dalam keputusan rapat Dewan pengawas
mengenai pelaksanaan ketentuan ketentuan yang dimaksut.
b. Direktur utama mempunyai tugas:
1) Menyusun rencana kegiatan anggaran PDAM, koordinasi
dan kepegawaian seluru kegiatan operasional PDAM.
2) Pembinaan kepegawaian, pengurusab dan pengelolaan
kekayaan ODAM serta penyelenggaraan administrasi umum
dan keuangan.
3) Menyusun rencana strategis bisnis 5 (lima) tahunan (busines
Plan/coorporate Plan) yang disahkan pleh Walikota melalui
usul Dewan Pengawas.
4) Menyusun RKAP yang merupakan penjabaran tahunan dari
Rencana strategis bisbis (busines Plan/coorporate Plan)
kepada Walikota melalui Dewab Pengawas.
40
5) Penandatanganan bersama Direktur Utama dan direktur
keuangan untuk persetujuan pembayaran atas dokumen
tagihan dan atau pengeluaran perusahaan.
6) Menyusun laporan triwulan dan laporan tahunan PDAM.
c. Direktur umum mempunyai tugas:
1) Menyusun rencana kegiatan, pegendalian dan pengawasan
penyelenggaraan administrasi umum, kepegawain dan
Perlengkapan PDAM.
2) Menyiapkan bahan perumusan kebijaksanaan teknis
pengelolaan urusan ketatausahaan umum dan ruma tangga
PDAM.
3) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program
pelaksanaan pendayagunaan pegawai PDAM.
4) Penyiapan rumusan pelaksanaan kebijaksanaan dibidang
pengelolaan data elektronik, kehumasan, hukim dan protokol
serta pelayanan pengaduan pelanggan.
5) Penyusunan rumusan kebijaksanaan teknis dalam
pengelolaan meliputi pengadaan, pencatatan, inventarisasi,
pengawasan dan pengendalian terhadap asset/barang milik
PDAM.
6) Melaksanakan koordinasi dengan direktur lainnya untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
7) Menyusun laporan kegiatan sesuai bidang tugas.
Dalam melaksanakan tugas Direktur umum dibantu oleh:
41
d. Bagian Umun dan Kepegawaian yang bertugas:
1) Penyusunan rencana kerja pembinaan ketatausahaan,
pengolahan data elektronik, kearsipan,
kerumahtanggaandan protokol/perjalanan dinas.
2) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program
pelaksanaan pengangkatan, pemindahan, pemberhentian
dan dan peningkatan kualitas melalui pendidikan dan
pelatihan pegawai PDAM sesuiai dengan norma, standar
dan prosedur yang di tetapkandalam peraturan,perundang-
undangan.
3) Pelaksanaan pembinaan mental, spiritual dan jasmani bagi
pegawai dan keluarga.
4) Pelaksanaan pembinaan Kesehatan dan-Keselamatan
Kerja.
5) Penyusunan lapor hasil pelaksanaan tugas.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagaian dan Kepegawaian di
bantu oleh:
a) Seksi Tata Usaha dan Pengolahan Data Elektronik.
b) Seksi Pendayagunaan Pegawai.
c) Seksi Rumah Tangga.
e. Bagian Hubungan Langgganan bertugas:
1) Penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan
fumgsinya.
2) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis perumusan
program standarisasi kinerja perencanaan pelayanann
42
hubungan langganan yang meliputi bidang hukum dan
bidang kehumasan serta pembinaan tenaga pengamanan
kantor (security).
3) Pelaksanaan kegiatan dan penyusunan pedoman serta
petunjuk tekispembinaan di bidang perumusan peraturan
perusahaan, telaahan hukum, memfasilitasi pemberian
bantuan hukum, mempulikasikan dan mendokumentasikan
produk hukum PDAM.
4) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pogram
telaahan dan evaluasi pelaksanaan peraturan perundang-
undangan dan penyiapan bahan rancangan peraturan
PDAM.
5) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dan
pengembangan hubungan masyarakat untuk memperjelas
kebijakan PDAM serta penyelenggaraan pelayanan
pengaduan pelanggan.
6) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program
hubungan antara PDAM dengan pelanggan termasuk
memperjelas kebijakan PDAM.
7) Penyiapan bahan bimbingan pengumpulan informasi melalui
media cetak/elektronik untuk memperoleh data/informasi
yang benar serta distribusi bahan-bahan penerbitan.
8) Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Hubungan Langganan
di bantu oleh:
43
a) Seksi Hukum.
b) Seksi Humas.
f. Bagian Perlengkapan bertugas:
1) Penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsi.
2) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis perumusan
program standarisasi di bidang perencanaan pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian, pemeliharaan, penghapusan
barang inventaris dan pembinaan administrasi pengelolaan
asset/barang serta asuransi barang milik PDAM.
3) Penyimpanan bahan dan pelaksanaan koordinasi
penyusunan rencana kegiatan pengadaan barang dan jasa
baik dan yang dilaksanakan secara langsung maupun
melalui pelelangan elektronik (E-Procurement) sesuai
ketentuan yang berlaku.
4) Penyiapan bahan dan penyusunan rencana dan program
pengelolaan asset/barang milik PDAM serta pelaksanaan
pensertifikatan tanah milik PDAM.
5) Penyelenggaraan pengelolaan pergudangan.
6) Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Perlengkapan dibantu
oleh:
a) Seksi Analisa Kebutuhan dan Pengadaan.
b) Seksi Inventarisasi Asset dan Pergudangan.
44
g. Direktur Keuangan mempunyai tugas:
1) Pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan di bidang
keuangan.
2) Perencanaan dan pengendalian sumber-sumber
pendapatan, serta mengatur penggunaan kekayaan
perusahaan.
3) Penyusunan RKAP dan penetapan besarnya modal kerja
perusahaan, merumuskan kebijaksanaan mengenai
penggunaan keuangan.
4) Penandatanganan bersama Direktur Keuangan dan Direktur
Utama untuk persetujuan pembayaran atas dokumen
tagihan dan atau pengeluaran perusahaan.
5) Penyelenggaraan pembukuan dan pembuatan laporan
keuangan.
6) Penilaian terhadap usulan untuk penetapkan kebijakan
pembelian barang/jasa kebutuhan perusahaan sesuai
perkembangan dan kemampuan.
7) Penyiapan rencana pembiayaan investasi dan tambahan
modal perusahaan.
8) Penyiapan data/bahan penetapan dan atau penyesuaian
tarif rekening air PDAM.
9) Pelaksanaan koordinasi dengan direktur lainnya untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
10) Penyusunan laporan kegiatan sesuai bidang Tugas.
Dalam Melaksanakan tugas Direktur Keuangan di bantu oleh:
45
a) Bagian Anggaran dan Perbendaharaan.
b) Bagian Verfikasi dan Akuntansi.
h. Bagian Anggaran dan Perbendaharaan bertugas:
1) Penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan
Fungsinya.
2) Penyiapan dokumen Rencana Strategis Bisnis 5 (lima)
tahunan (Busines plan/Coorporate plan).
3) Penyusunan RKAP yang merupakan penjabaran tahunan
dari Rencana Strategis Bisnis (Busines plan/Coorporate
plan).
4) Penyusunan program RKAP dan perubahan RKAP.
5) Penyiapan dokumen pencarian dana berupa Surat Perintah
Membayar untuk di setujui bersama oleh Direktur Keuangan
dan di rektur Utama.
6) Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian pengujian
kebenaran penagihan dan penerbitan dokumen pencarian
dana dan mengadakan keuangan serta membina
perbendaharaan.
7) Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Anggararan dan
Perbendaharaan di bantu oleh:
a) Seksi Anggaran.
b) Seksi Perbendaharaan.
46
i. Bagian Verfikasi dan Akuntansi bertugas:
1) Penyusunan rencana kerja sesuai Tugas pokok dan
fungsinya.
2) Pelaksanaan verfikasi terhadap dokumen-dokumen
keuangan.
3) Penyiapan pembukuan secara sistematis dan kronologis
serta penyiapan Laporan tahunan pelaksanaan RKAP serta
pelaksanaan pemeriksaan/penelitian terhadap realisasi
pendapatan, belanja dan pembiayaan PDAM.
4) Pelayanan kegiatan pemeriksaan oleh pihak auditor internal
dan eksternal.
5) Penyiapan laporan keuangan PDAM.
6) Pelaksanaan koordinasi penyusunan laporan keuangan
secara berkala terhadap realisasi anggaran dari Unit/satuan
kerja.
7) Penyiapan bahan penyusunan rekonsiliasi pinjaman secara
berkala.
8) Pelaksanaan pengawasan, pencatatan dan analisa terhdap
transaksi dan biaya.
9) Melakuakan pencatata, mutasi dan realisasi anggaran
berdasarkan RKAP.
10) Penyusunan laporan hasil Pelaksanaan tugas.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Verfikasi dan
Akuntansi di bantu oleh:
47
a) Seksi Verfikasi.
b) Seksi Akuntansi dan Pelaporan.
j. Direktur Teknik mempunyai tugas:
1) Menyususn rencana kegiatan pengendalian dan
pemgawasan penelenggaraanadministrasi bidang
perencanaan teknik, produksi dan istalasi, pemeliharaan
serta pengendalian kehilangan air.
2) Pengkajian secara berkala terhadap business plan dan
corporate plan perusahaan dan perumusan strategi
perusahaan serta kegiatan penelitian dan pengembangan
perusahaan.
3) Penyiapan dan rencana pengusulan pendidikan dan
pelatihan tenaga teknik.
4) Pengkoordinasian dan pengendalian sumber air baku,
instalasi/meter produksi dan sistem distribusi.
5) Pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pengujian peralatan
teknik dan bahan-bahan kimia.
6) Perumusan dan penetapan kebijaksanaan mengenai
peningkatan hasil produksi, distribusi dan operasional teknik
lainnya.
7) Pelaksanaan kuantitas, kualitas dan kontiounitas (3k)
pelayanan air kepada pelanggan.
8) Menyusun rencana dan penyiapan data kehilangan airpada
jaringan distribusi.
48
9) Pengendalian dan pengawasan kehilangan air pada jaringan
distribusi.
10) Pengendalian koordinasi dengan Direktur lainnya untuk
rencana pelaksanaan tugas.
11) Menyusun laporan kegiatan sesuai bidang tugas.
Dalam melaksanakan tugasnya Direktur bidang Teknik dibantu oleh:
a) Bagian perencanaan teknik.
b) Bagian produksi dan istalasi.
c) Bagian distribusi dan kehilangan air.
k. Bagian Perencanaan Teknik bertugas:
1) Penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan
fungsinya.
2) Penyiapan rencana/desain tentang jaringan pipa, kontruksi
bangunan sipil, mekanikal dan elektrikal, pengembangan
sumber air baku dan perencanaan lainya sesuai kebutuhan.
3) Pelaksanaan koordinasi dan perencanaan pengembangan
pelanggan meliputi survey, pengukuran serta pembuatan
rencana anggaran biaya.
4) Pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan
perusahaan.
5) Penataan dan pengelolaan data teknik menyangkut jaringan
pipa, kontruksi bangunan sipil, mekanikal dan elektrikal.
Dalam melaksanakan tugasnya bagian perencanaan teknik di bantu
oleh:
49
a) Seksi perencanaan dan pemetaan.
b) Seksi pegawaian teknik.
l. Bagian Produksi Dan Istalasi bertugas:
1) penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan funsinya.
2) menyusun rencana kegiatan dan pengawasan perencanaan
tugas seksi instalasi pengolahan air (IPA) I dan II, III, IV, V
dan seksi laboratorium.
3) pengedalian dan pengawasan secara berkalah terhadap
kuantitas (jumlah), kualitas (mutu) dan kontiunitas
(keberlanjutan) produksi air minum serta penyusunan
laporan produksi air scara berkala.
4) Pelaksanaan pemeliharaan/perawatan dan perbaikan
peralatan meliputi, intake dan instalasi pengolahan air (IPA)
serta pengujian peralatan produksi.
5) Penyusunan rencana kebutuhan material produksi dan
pengadaan bahan-bahan kimia dan mengontrolkulitas air;
6) Pelaksanaan kegiatan produksi air minum meliputi
penyiapan air baku, intake, kinenrja instalasi pengolahan air
(IPA) dan pengujian laboratorium.
7) Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Produksi dan Instalasi
di bantu oleh:
a) Seksi instalasi pengolahan air (IPA) I dan II.
b) Seksi instalasi pengolahan air (IPA) III.
c) Seksi instalasi pengolahan air (IPA) IV.
50
d) Seksi instalasi pengolahan air (IPA) V
e) Seksi Laboratorium.
m. Bagian Industri dan Kehulangan Air bertugas:
1) Penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan
tanggung jawab.
2) Pengkoordinasian penggunaan dan pemanfaatan air pada
jaringan distribusi (jaringan primer dan sekunder) serta
pemasangan sambungan baru.
3) Penyiapan program pemeliharaan jaringan transmisi dan
distribusi, permeriksaan dan penggantian meter air induk,
meter air dan boster secara berkala.
4) Penyiapan bahan dan rencana pengadaan persedian meter
air.
5) Penyelenggaraan administrasi meter air dan
penyelenggaraan administrasi kehilangan air.
6) Penyelenggaraan administrasi penyediaan air bersi untuk
pelayanan sosial/Cooporate Social Responsibility (CSR).
7) Pengkoordinasian analisa kinerja meter air dan booster
pump.
8) Perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian penggunaan
meter dan Suplay air.
9) Pengkoordinasian pengawasan dan penindakan terhadap
penggunaan dan pemanfaatan air secara ilegal (sambungan
ilegal).
10) Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas.
51
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Pengendalian
Kehilangan Air di bantu oleh:
a) Seksi Kebocoran Air dan Pelayanan Sosial;
b) Seksi Pemeliharaan.
n. Bagian Satuan Pengawas Internal bertugas:
1) Penyusunan renncana kerja sesuai tugas pokok dan
fungsinya.
2) Penyusunan kebijakan pokok pengawasan penyelenggaraan
PDAM.
3) Pengkoordinasian perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
kegiatan pengawasan.
4) Perencanaan dan penyusunan standar pengendalian
internal (SPI) PDAM.
5) Pelaksanaan pengawasan administrasi keuangan, asset dan
kepegawaian serta teknik dan operasional.
6) Pelaksanaan pengawasan terhadap perjanjian kerja sama
PDAM dengan pihak ketiga.
7) Pengkoordinasian tidak lanjut hasil pengawasan.
8) Pelaksanaan evaluasi terhadap Bussines Plan dan
Corporate Plan PDAM.
9) Pelaksanaan evaluasi laporan keuangan dan laporan kinerja
PDAM.
10) Penyusunan laporan hasil pelaksanaan audit internal.
sebagai bahan review pengawasan bagi Direktur Utama.
11) Melaksanakan tugas-tugas lain yang di berikan oleh Direksi.
52
Dalam melaksanakan tugasnya Satuan Pengawasan dan
Pengembangan di bantu oleh:
a) Seksi Pengawasan Keuangan dan Asset.
b) Seksi Pengawasan Teknik Dan Operasional.
o. Wilayah Pelayanan mempunyai tugas:
1) Wilayah Pelayanan PDAM mempunyai tugas melaksanakan
dan mengendalikan pekerjaan di bidang
kesekretariatan, pelayanan/pengaduan langganan, distribusi
dan kehilangan air serta baca meter dan penagihan.
2) Wiliyah Pelayanan mempunyai fungsi:
a) Penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan
fungsi.
b) Pengkoordinasian dan pengawasan pelaksanaan tugas-
tugas sekretariatan dan pelayanan.
c) Penyusunan rencana pelaksanaan pekerjaan dan
pengkoordinasian serta pengendalian kegiatan-kegiatan
sekretariat,urusan pelayanan langganan, Distrubusi dan
Kehilangan Air, Baca Meter dan Penagihan.
d) Penyiapan rencana dan pembagian tugas secara
perorangan dan atau perkelompok kerja untuk menangani
pelayanan teknis sesuai wilaya kerja.
e) Penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis
penyediaan saran dan prasaran air bersih pada
lingkungan perumahan dan pemukiman.
53
f) Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis
peningkatan kualitas pelayanan air bersi melalui pelatihan
teknis.
g) Pelaksanaan pelayanan pemasangan baru, pekerjaan
perbaikan pipa, tutup/buka aliran pelanggan dalam wilaya
tugasnya.
h) Pelaksanaan pengawasan,pengendalian dan
pemantauan terhadap jaringan bersih pada lingkungan
perumahan dan pemumukiman.
i) Pengawasan penyetoran pendapatan Air dan non Air
serta pengarsipannya.
j) Pengawasan pelaksanaan pembacaan meter dan
penagihan.
k) Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas.
Dalam melaksanakan tugasnya Wilayah Pelayanan di bantu oleh:
a) Sekretariat.
b) Urusuan Pelayanan Langganan.
c) Urusan Distribusi dan Kehilangan Air;
d) Urusan Baca Meter dan Penagihan.
54
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Sistem Penerimaan Kas PDAM Kota Makassar
1. Bagian yang terkait Sistem penerimaan kas PDAM Kota Makassar dari
pembayaran rekening air minum.
a) Bagian Penerimaan Rekening.
Bagian penerimaan rekening menerima contoh rekening dari
pelanggan dan mengurutkan lembar rekening sesuai nomor
pelanggan yang telah dibubuhi cap “lunas”
b) Bagian Operator Komputer.
Bagian komputer memasukkan data, mencetak dan
membatalkan rekening pembayaran. Selain itu, membuat
laporan harian kas, laporan penagihan penagih, daftar saldo
piutang langganan, dan jurnal penerimaan kas.
c) Bagian Kasir
Bagaian kasir menerima uang pembayaran rekening dari
pelanggang, mengoperasikan mesin register kas dan
membubuhkan cap “lunas” pada rekening.
d) Bagian Pencatat Pengeluaran Rekening.
Bagian pencatatan pengeluaran rekening mencatat lembar
rekening yang telah dibubuhi cap “lunas” kedalam buku
pengeluaran rekening, mencoret pembatalan pembayaran
rekening dengan stabilo, dan menghitung secara
keseluruhan jumlah total nilai nominal baik dalam lembar
rekening maupun buku pengeluaran rekening.
55
e) Kepala Urusan Kas Pembantu Sumber.
Kepala urusan kas pembantu menerima uang setoran
pembayaran dari bagian kasir, membuat tanda bukti setor,
menyimpan semua laporan penerimaan kas, dan menyerahkan
hasil laporan npenerimaan kas beserta uang dan disket ke kas
umum.
2. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam Sistem Penerimaan Kas
PDAM Kota Makassar dari Pembayaran Rekening Air Miunum.
a) Rekening
Dokumen ini dihasilkan oleh bagian operator komputer dengan
cara mengoperasikan komputer. Rekening merupakan bukti
pembayaran yang telah dibubuhi cap “lunas” oleh bagian kasir.
b) Pita Register Kas
Dokumen ini dihasilkan oleh bagian operator komputer dengan
cara mengoperasikan komputer. Rekening merupakan bukti
pembayaran rekening yang telah dibubuhi cap “lunas” oleh
bagian kasir.
c) Bukti Pengeluaran Rekening
Dokumen ini dibuat oleh bagian pencatat pengeluaran rekening
yang berisi data berupa nomor kas, nominal, bulan dan
tanggal pembayaran rekening air minum.
d) Laporan Harian Kas
Dokumen ini dibuat oleh bagian operator komputer yang
berupa hasil laporan pencatatan nominal transaksi penerimaan
kas dari pembayaran rekening air selama satu hari kerja.
56
Laporan ini dicetak setiap akhir jam kerja.
e) Laporan Penagihan Penagih
Dokumen ini dibuat oleh bagian operator komputer yang
berupa hasil laporan berupa nama pelanggan, nomor
pelanggan, bulan dan tahun pembayaran rekening. Laporan ini
dicetak setiap akhir jam kerja.
f) Daftar Saldo Piutang Langganan
Dokumen ini dibuat oleh bagian operator komputer yang berupa
rincian nominal dari pembayaran rekening air pelanggan.
Laporan ini dicetak setiap akhir bulan.
g) Tanda Bukti Setor
Dokumen ini dibuat oleh kepala urusan kas pembantu Sumber
sebagai tanda bukti setor uang tunai ke kas umum.
3. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem informasi
akuntansi penerimaan kas pada PDAM Kota Makassar dari
pembayaran rekening air minum adalah jurnal penerimaan kas yang
merupakan catatan transaksi penerimaan kas setiap hari dari
pembayaran rekening air pelanggan.
4. Jaringan prosedur yang membentuk sistem informasi akuntansi
penerimaan kas PDAM Kota Makassar dari pembayaran rekening air
minum.
a) Prosedur Penerimaan Rekening
Dalam proses ini, bagian penerimaan rekening menerima
57
contoh dari pelanggang. Selain itu, mengurutkan lembar
rekening yang telah dibubuhkan cap “lunas” sesuai dengan
nomor pelanggangnya.
b) Prosedur Operator Komputer
Dalam prosedur ini, bagian operator komputer memasukkan
nomor pelanggang kedalam komputer, mencetak, dan
membatalkan rekening pembayaran. Selain itu, mencetak
laporan penagihan penagih, laporan harian kas, dan daftar
saldo piutang langganan setiap akhir transaksi serta membuat
jurnal penerimaan kas.
c) Prosedur Penerimaan Kas
Dalam prosedur ini, bagian kasir menerima uang pembayaran
dari pelanggang, membubuhkan cap “lunas” pada lembar
rekening dan mencetak pita register kas melalui mesin register
kas.
d) Prosedur Pencatatan Rekening
Dalam prosedur ini, bagian pencatatan rekening mencatat nilai
nominal dari seriap rekening yang telah dibayar oleh
pelanggang, mencoret pembatalan tekening dengan stabilo,
dan menghitung secarah keseluruan jumlah total nilai nominal
baik dalam lembar rekening maupun buku pengeluaran
rekening.
e) Prosedur Penyimpanan
Dalam prosedur ini, kepala urusan kas pembantu Sumber
membuat tanda bukti setor dan menyerahkan uang ke kas
58
umum, serta menyimpan dokumen maupun catatan
akuntansi dari pembayaran rekening air minum pelanggan.
5. Bagan alir (Flow chart) sistem informasi akuntansi penerimaan kas
PDAM Kota Makassar.
BAGIAN PENERIMAAN REKENING
2
Gambar 5.1 Bagan alir (flowchart) penerimaan kas PDAM Kota Makassar.
Mulai
Menerima
contoh
rekening dari
pelanggang
Contoh
rekening
1 6
N
Rekening
4
Pada
akhir
hari
59
BAGIAN OPERATOR KOMPUTER
Keterangan Sipdam : Sistem Informasi Perusahaan Daerah Air Minum LHK : Laporan Harian Kas LPP : Laporan Penagihan Penagih DSPL : Daftar Saldo Piutang Langganan
Gambar 5.2 Bagan alir (flowchart) Penerimaan Kas PDAM Kota Makassar
(lanjutan)
1
Contoh
rekening
Masukkan
data dan
mencetak
rekening
Membuat
LHK,
DSPL
Sipdam
MS EXCEL
Transfer data Ke disket
Sipdam
Rekening
Contoh rekening
Jurnal penerimaan
kas
DSPL
LPP
LHK
2 7
1
2
1
3
1
1
2
2
2
Untuk pembatalan pembayaran rekening dilakuakan penghapusan data
Pada akhir hari
60
BAGIAN KASIR
Gambar 5.3 Bagan Alir (flowchat) Penerimaan Kas PDAM Kota Makassar
(lanjutan)
2
Rekening
Contoh rekening
3
Menerima uang dan mengoperasikan register kas
Membubuhkan
cap “lunas”
Pita register kas
Rekening
Contoh rekening
1
1
2
2
Pelanggang
61
BAGIAN PENCATAT PENGELUARAN REKENING
Keterangan Buku pengeluaran rekening
Gambar 5.4 Bagan Alir (flowchat) Penerimaan Kas PDAM Kota Makassar (lanjutan)
3
Rekening
Mencatat pengeluaran rekening dalam BPR
4 5
Rekeninf
BPR
T
2
1
2
Mencoret pembatalan pembayaran rekening dengan satbilo
62
KEPALA URUSAN KAS PEMBANTU SUMBER
Gambar 5.5 Bagan Alir (flowchart) Penerimaan Kas PDAM Kota Makassa (lanjutan)
5 7 6
BPR Rekening
DSPL
LPP
LHK
Membandingkan
Membuat tanda bukti
setor
Tanda bukti setor
DSPL
LPP
LHK
Rekening
BPR 1
1
1
1
1
2
2
2 3
2
2
3
4
T Bersama uang dan disket Selesai
Kas Umum
2 2 1
1
2
1
2
1
3
Keterangan : BPR : Buku pengeluaran rekening LHK : Laporan harian kas LPP : Laporan penagihan penagih DSPL : Daftar saldo piutang langganang
63
6. Penjelasan mengenai bagan alir (flowchart) yang membentuk sistem
informasi akuntansi penerimaan kas PDAM Kota Makassar dari
pembayaran rekening air minum.
a) Bagian Penerimaan Rekening.
1) Menerima contoh rekening dari pelanggan.
2) Menyerahkan contoh rekening ke bagian operator
komputer.
3) Mengurutkan rekening sesuai nomor pelanggang yang
telah dibubuhi cap “lunas” oleh bagian kasir.
4) Menyerahkan rekening yang telah diurutkan ke kepala
urusan kas pembantu sumber.
b) Bagian operator komputer
1) Menerima contoh rekening dari bagian penerimaan
rekening.
2) Memasukkan data (nomor pelanggang) ke dalam
komputer.
3) Menghapus data, apa bila terdapat pembatalan
pembayaran rekening ke dalam komputer..
4) Mencetak rekening pembayaran rangkap 2
5) Menyerahkan contoh rekening dan hasil cetakan rekening
rangkap 2 ke bagian kasir.
6) Mencetak laporan harian kas (LHK) rangkap 2 dan
laporan penagihan penagih (LPP) rangkap 3 setiap hari
setelah jam kerja. Sedangkan, daftar saldo piutang
langganang (DSPL) rangkap 2 dicetak setiap akhir bulan.
64
7) Menyerahkan hasil cetakan laporan harian kas (LHK)
rangkap 2, laporan penagihan penagih (LPP) rangkap 3,
dan daftar saldo piutang langganang (DSPL) rangkap 2
ke kepala urusan kas pembantu sumber.
c) Bagian kasir
1) Menerima contoh rekening dan hasil cetakan rekening
rangkap 2 dari bagian operator rekening.
2) Mengoperasikan mesin register kas.
3) Menerima uang pembayaran rekening dari pelanggang.
4) Membubuhkan cap “lunas” pada rekening.
5) Menyerahkan contoh rekening, rekening lembar 1 dan
pita register ke kas pelanggang.
6) Menyerahkan rekening lembar 2 yang telah dibubuhkan
cap “lunas” ke bagian pencetak pengeluaran rekening.
d) Bagian pencatat pengeluaran rekening
1) Menerima rekening lembar 2 yang telah dibubuhkan cap “
lunas” dari bagian kasir.
2) Mencatat pengeluaran rekening dalam buku pengeluaran
rekening (BPR) rangkap 2.
3) Mencoret data dengan stabilo, apa bila terdapat
pembatalan pembayaran rekening.
4) Menyerahkan rekening lembar 2 ke bagian penerimaan
kas, menyerahkan buku pengeluaran rekening (BPR)
lembar 1 ke kepala urusan kas pembantu sumber dan
mengarsipkannya, lembar 2.
65
5) Menghitung jumlah total nilai nominal baik dalam lembar
rekening maupun buku pengeluaran rekening.
e) Kepala urusan kas pembantu sumber
1) Menerima rekening lembar 2, buku pengeluaran rekening
(BPR) lembar 1, laporan harian kas (LHK) rangkap 2,
laporan penagihan penagih (LPP) rangkap 3, dan daftar
saldo piutang langganang (DSPL) rangkap 2.
2) Membuat tanda bukti setor rangkap 4, sebagai tanda
bukti penyetoran uang ke kas umum.
3) Menyerahkan rekening lembar 2, tanda bukti setor lembar
1, dan 2, buku pengeluaran rekening (BPR) lembar 1,
laporan harian kas (LHK) lembar 1, laporan penagihan
penagih (LPP) lembar 1 dan 2, serta daftar saldo piutang
langganang (DSPL) lembar 1 ke bagian kas umum
beserta uang tunai dan disket.
4) Mengarsipakan tanda bukti setor lembar 3 dan 4, laporan
harian kas (LHK) lembar 2, laporan penagihan penagih
(LPP) lembar 3, dan daftar saldo piutang langganang
lembar 2.
B. Analisis Tujuan Sistem Informasi dengan Kebutuhan pada PDAM Kota
Makassar.
Analisis ini akan menunjukkan tujuan sistem informasi dengan
kebutuhan PDAM Kota Makassar. Berikut ini adalah tujuan sistem informasi
dengan kebutuhan dari PDAM Kota Makassar:
66
Tabel 5.1 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan kas pada PDAM Kota Makassar
No
Tujuan Sistem
Informasi
Akuntansi
Tujuan Sistem Informasi
Akuntansi (PDAM Kota
Makassar)
Kebutuhan PDAM Kota
Makassar
1. Guna memenuhi setiap kewajiban sesuai dengan otoritas yang diberikan kepada seseorang
Bagian Keuangan dapat menyediakan informasi keuangan bagi para pelanggan dan PDAM Kota Makassar dengan tepat waktu dan sesuai dengan catatan dan dokumen yang diperoleh.
PDAM Kota Makassar membutuhkan informasi yang sesuai dan tepat waktu pada tanggal pembayaran yang telah ditentukan. Dari informasi tersebut pelanggan dapat memahami akan penerimaan kas yang terjadi setiap bulannya.
2. Setiap informasi yang dihasilkan merupakan bahan yang berharga bagi pengambilan keputusan manajemen
Sistem informasi yang dihasilkan merupakan informasi yang sesuai dengan karakterisitik informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan yang dibutuhkan seorang pimpinan.
PDAM Kota Makassar membutuhkan informasi yang relevan, reliable, lengkap, tepat waktu sesuai dengan karakteristik. Berguna dalam setiap pengambilan keputusan yang terjadi sesuai dengan informasi yang diperoleh.
3. Sistem informasi yang dihasilkan diperlukan untuk mendukung kelancaran operasional perusahan sehari-hari
Bagian Keuangan menyediakan informasi yang dapat dipahami demi mendukung terlaksananya berbagai kegiatan operasional PDAM Kota Makassar.
Dari sistem informasi akuntansi yang digunakan dapat menyediakan informasi yang mudah dipahami sehingga dapat mendukung terlaksananya berbagai kegiatan operasional PDAM Kota Makassar.
Berikut merupakan penjelasan mengenai tujuan sistem informasi pada tabel 5.1:
1. Tujuan sistem informasi akuntansi yang pertama ialah guna untuk
memenuhi setiap kewajiban sesuai dengan otoritas yang diberikan kepada
seseorang yang dalam praktiknya Bagian Keuangan mampu menyediakan
informasi keuangan bagi para pelanggan serta bagi PDAM Kota Makassar
67
dengan tepat waktu dan sesuai dengan pencatatan dan dokumen yang
diperoleh. Kewajiban Bagian Keuangan yaitu mampu menyediakan
informasi keuangan yang dapat diterima dan tepat waktu bagi pelanggan
dan PDAM Kota Makassar sesuai dengan otoritas yang diberikan pada
Bagian Keuangan.
2. Tujuan sistem informasi akuntansi yang kedua ialah setiap informasi yang
dihasilkan merupakan bahan yang berharga bagi pengambilan keputusan
manajemen yang dalam praktiknya PDAM Kota Makassar membutuhkan
informasi yang relevan, reliable, lengkap, tepat waktu yang sesuai dengan
karakteristik. Berguna dalam kepentingan pengambilan keputusan serta
sesuai dengan informasi yang diperoleh. PDAM Kota Makassar
membutuhkan informasi yang tegas, bebas dari kesalahan (bias) yang
dapat menyajikan sesuai dengan kejadian atau aktivitas yang terjadi pada
penerimaan kas. Selain itu, penerimaan kas yang lengkap, tepat waktu,
dapat dipahami, dapat diverifikasi, dan dapat diakses masih sangat
dibutuhkan oleh PDAM Kota makassar untuk kepentingan dalam
pengambilan keputusan bulan selanjutnya.
3. Tujuan sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang ketiga ialah sistem
informasi yang dihasilkan diperlukan untuk mendukung kelancaran
operasional sekolah sehari-hari serta dapat menyediakan informasi yang
mudah dipahami sehingga mendukung terlaksananya berbagai kegiatan
operasional PDAM Kota Makassar.
68
C. Analisis Kesesuaian Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan Kas PDAM Kota Makassar
Pada bagian analisis ini akan membandingkan antara indikator
dari teori dengan praktik yang telah digunakan PDAM Kota Makassar dalam
mengolah data berdasarkan komponen sistem informasi akuntansi
penerimaan kas. Berikut merupakan kesesuaian komponen sistem informasi
akuntansi penerimaan kas pada PDAM Kota Makassar:
Tabel 5.2 Kesesuaian Komponen Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan
Kas
69
Tabel 5.2 Kesesuaian Komponen Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
No
Komponen Sistem
Informasi Akuntansi
Indikator Kriteria Praktik Sesuai
/Tidak Keterangan
1. Orang Pengguna atau
SDM yang
mengelola
keuangan dan
bertanggung
jawab dalam
proses akuntansi
PDAM.
Adanya Bagian
Keuangan yang dapat
mengelola keuangan
serta dapat
menggunakan atau
mengaplikasikan
sistem informasi
akuntansi pada PDAM
Kota Makassar. Selain
itu, Bagian Keuangan
bertanggungjawab
dengan proses
akuntansi serta PDAM.
Berdasarkan wawancara dan
observasi yang telah
dilakukan, PDAM Kota
Makassar memiliki Bagian
Keuangan yang dapat
mengelola serta dapat
menggunakan atau
mengaplikasikan sistem
informasi akuntansi
penerimaan kas.
Sesuai
(Tidak
Mak
simal)
Informasi
yang
diberikan
tidak
maksimal
atau memadai
dikarenakan
pemahaman
mengenai
istilah-
istialah dalam
Sistem
Informasi
Akuntansi
2. Prosedur dan
instruksi
Adanya prosedur
dan instruksi
yang digunakan
untuk
mengumpulkan,
memproses, dan
menyimpan data
Dalam setiap
transaksi penerimaan
kas pelanggan harus
dicatat dengan jelas,
relevan, reliable
dimulai dari slip
pembayaran, jurnal
2. Slip Pembayaran sebagai
bukti pembayaran diberikan
pada pelanggan yang telah
melakukan pembayaran air
setiap bulannya. Slip
pembayaran (slip pink) yang
disimpan untuk digunakan
69
70
yang bersumber
dari setiap
transaksi, jurnal,
buku besar,
sampai dengan laporan keuangan.
buku besar, sampai
pada laporan
keuangan.
sebagai catatan pembayaran
pada bulan tersebut.
3. Semua bukti diarsipkan
oleh Bagian Keuangan dan
kemudian direkap sebagai
laporan keuangan bulanan
yang nantinya akan berguna
dalam pengambilan
keputusan dalam biaya
operasional
Sesuai
3. Data Data transaksi
yang bertujuan untuk
menghasilkan
informasi yang
berguna dan dapat
memenuhi setiap
kebutuhan PDAM
Kota Makassar.
Data ini berupa
dokumen dari
setiap transaksi
yang harus sesuai
dengan
karakteristik
informasi yang
berguna.
Data yang dicatat dan
diperoleh dari setiap
transaksi penerimaan
kas pelanggan, yang
tercatat dalam jurnal,
buku besar hingga
laporan keuangan
PDAM Kota Makassar
Semua transaksi penerimaan
kas PDAM Kota Makassar
terdapat pada Slip
pembayaran sebagai tanda
bukti pembayaran yang
kemudian diserahkan pada
pelanggan. Dari data Slip
pembayaran yang diperoleh,
Bagian Keuangan melakukan
pencatatan jurnal yang
dilakukan secara
perbulannya, buku besar,
hingga laporan keuangan
yang nantinya akan berguna
bagi biaya operasional
PDAM
Sesuai
70
71
4. Perangkat
Lunak
Perangkat lunak
yang dapat
membantu
Bagian Keuangan
dalam mengolah
data penerimaan
kas PDAM Kota
Makassar
Adanya perangkat
lunak yang digunakan oleh PDAM Kota Makassar dapat mempermudah dalam mengolah data transaksi penerimaan kas.
Dari observasi dan wawancara
yang telah dilakukan, Bagian
Keuangan sudah
menggunakan perangkat lunak
(Ms. Excel) dalam membantu
pencatatan penerimaan kas
pelanggan air perbulannya
sehingga pencatatan lebih
tertata, dan mudah dipahami
Sesuai
5. Infrastrukur
teknologi
informasi
Infrastruktur
yang digunakan
oleh PDAM Kota
Makassar selama
mengolah data
yang didapatkan
demi terciptanya
suatu informasi
yang berguna
bagi PDAM
Adanya komputer,
perangkat peripheral
seperti perangkat
pembantu (mouse,
monitor,dsb) yang
digunakan dalam
mengolah data.
PDAM Kota Makassar sudah
melengkapi infrastruktur
teknologi informasi seperti
adanya komputer dalam
pengerjaan, perangkat
peripheral seperti mouse,
keyboard, monitor, dan
lainnya. Adanya infrastruktur
teknologi informasi dalam
pengerjaan pencatatan
memudahkan pengguna dalam
melakukan rekap data untuk
kepentingan PDAM Kota
Makassar dalam hal biaya
operasional.
Sesuai
71
72
6. Pengendalian
Internal
Unsur pokok
sistem pengendalian internal meliputi:
1. Struktur
organisasi yang
merupakan
suatu kerangka
pemisahan
tugas dan
tanggung
jawab secara
tegas.
2. Sistem
wewenang dan
prosedur
pencatatan
dalam
organisasi yang
akan menjamin
ketelitian dan
keandalan data
dalam suatu
organisasi
1. Struktur organisasi
yang diterapkan
oleh PDAM Kota
Makassar telah
diterapkan adanya
pemisahan tugas
dan tanggungjawab
berdasarkan fungsi.
2. Sistem wewenang
dan prosedur
pencatatan yang
digunakan oleh
PDAM Kota
Makassar bahwa
setiap transaksi
penerimaan kas
diterima dan
disetujui sesuai
dengan kebijakan
PDAM Kota
Makassar
1. PDAM Kota Makassar memiliki struktur organisasi
yang jelas dalam setiap
pembagian tugas dan
wewenang masing-masing
berdasarkan fungsi dan juga
batasan-batasan dalam
setiap bagian.
2. Sistem wewenang dan
prosedur pencatatan yang
digunakan oleh PDAM
Kota Makassar dikelola
sesuai dengan pemisahan
tugas dari struktur
organisasi. Semua
penerimaan kas PDAM
hanya dikelola oleh Bagian
Keuangan dan tetap berda
dalam pengawasan
pimpinan dan SPI PDAM
Kota Makassar
Sesuai
72
73
3. Pelaksanaan
kerja secara
sehat yang
diterapkan
dalam
organisasi
demi
terwujudnya
tujuan sistem
informasi
akuntansi
penerimaan kas
3. Dalam setiap
transaksi
penerimaan kas,
dilakukan
pelaksanaan kerja
yang sehat dengan
unsur kehati-
hatian dalam
menangani transaksi
dan dipegang oleh
satu bagian (Bagian
Keuangan)
3. Setiap transaksi yang terjadi
dalam penerimaan kas,
PDAM menerapkan
pelaksanaan kerja secara
sehat seperti adanya
dokumen berupa Slip
Pembayaran bernomor urut
73
74
D. Analisis Data Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pada
PDAM Kota Makassar
PDAM Kota Makassar merupakan Perusahaan Daerah Air Minum
yang menyediakan air bersih bagi masyarakat luas ditiap daerah. Layanan air
bersih diperuntukan kepada pelanggan PDAM yang telah melakukann
registrasi (pendaftaran) pemasangan pipa air bersih. PDAM Kota Makassar
telah menetapkan berbagai kebijakan pada pelanggannya. Kebijakan
tersebut meliputi pemasangan alat (pipa), beban tarif tetap, beban
pemakaian air bersih, dan beban denda kepada pelanggan yang tidak tepat
waktu dan tanggal pembayaran.
Kebijakan tersebut telah sesuai dengan SOP PDAM Kota
Makassar yang mengacu pada aturan kantor Pusat PDAM. Sistem
penerimaan kas yang digunakan PDAM Kota Makassar ini merupakan
sistem pencatatan (input) yang dapat dengan mudah dipahami, Sistem
penerimaan kas PDAM oleh Bagian Keuangan. Penerimaan kas air bersih
ini nantinya akan digunakan untuk biaya operasional PDAM Kota makassar.
Bagian Keuangan melakukan pencatatan setiap transaksi penerimaan kas
yang dilakukan kasir.
Setiap bulannya pelanggan melakukan pembayaran air PAM yang
akan dicatat dalam jurnal dan buku besar, selain itu kasir memberikan Slip
pembayaran setiap pembayaran sebagai bukti pembayaran. Berikut
merupakan analisis dari hasil wawancanra dan observasi yang akan
dikelompokkan berdasarkan indikator dari komponen sistem informasi
akuntansi:
75
1. Orang
Setiap penerimaan kas yang diterima PDAM dikelola oleh Bagian
Keuangan. Orang atau pelanggan yang dapat mengaplikasikan
sistem informasi akuntansi setiap transaksi penerimaan kas slip
pembayaran ialah kasir. Dari setiap pembayaran yang telah
dilakukan kasir kemudian Bagian Keuangan melakukan
pencatatan jurnal, buku besar hingga laporan keuangan setiap
bulannya. Hal ini sudah sesuai dengan komponen sistem
informasi akuntansi menurut Romney karena PDAM Kota
Makassar memiliki kasir dan Bagian Keuangan sebagai pengguna
atau orang yang dapat menggunakan dan mengaplikasikan sistem
informasi akuntansi.
2. Prosedur dan Intruksi
Transaksi awal penerimaan kas pada saat pelanggan
membayarkan Air PAM per bulan yang telah ditetapkan oleh
PDAM Kota Makassar telah dicatat dengan jelas dan benar dari
Slip Pembayaran, jurnal, buku besar, hingga laporan keuangan
PDAM Kota Makassar. Dari transaksi tersebut kemudian dicatat
pada jurnal yang setiap bulannya akan direkap menjadi laporan
keuangan PDAM. Slip Pembayaran sebagai bukti pembayaran
diberikan pada pelanggan yang telah melakukan pembayaran
setiap bulannya. Semua bukti diarsipkan oleh bendahara dan
kemudian direkap sebagai laporan keuangan bulanan yang
nantinya akan berguna dalam pengambilan keputusan dalam
biaya operasional. Langkah atau prosedur serta instruksi sudah
76
sesuai antara komponen menurut teori yang disesuaikan pada
PDAM Kota Makassar.
3. Data
Semua transaksi penerimaan kas pelanggan PDAM Kota
Makassar dicatat pada slip pembayar sebagai tanda bukti
pembayaran yang kemudian diserahkan pada pelanggan. Dari
pencatatan data slip pembayaran yang diperoleh, bagian
Keuangan melakukan pencatatan jurnal yang dilakukan secara
harian, mingguan dan perbulannya, buku besar, hingga laporan
keuangan yang nantinya akan berguna bagi biaya operasional
PDAM. Transaksi penerimaan kas langganan pada PDAM
merupakan data yang digunakan dan menjadi informasi akuntansi
bagi yang membutuhkannya.
4. Perangkat Lunak
Dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan, PDAM Kota
Makasar sudah menggunakan perangkat lunak yaitu Microsoft
Excel dalam membantu pencatatan dan mengolah data
penerimaan kas pelanggan tiap hari, minggu dan perbulannya
sehingga pencatatan lebih tertata, dan mudah dipahami.
5. Infrastruktur Teknologi Informasi
PDAM Kota Makassar sudah melengkapi infrastruktur teknologi
informasi seperti adanya komputer dalam pengerjaan, perangkat
peripheral seperti mouse, keyboard, monitor, dan sebagainya.
Adanya infrastruktur teknologi informasi dalam pengerjaan
pencatatan memudahkan Bidang Keuangan dalam melakukan
77
rekap data untuk kepentingan PDAM Kota Makassar dalam hal
biaya operasional. Selain itu, dengan adanya infrastruktur
teknologi informasi Bagian Keuangan dapat mengakses laporan
dengan lebih cepat.
6. Pengendalian Internal
Semua unsur pokok sistem pengendalian internal telah dilakukan
PDAM Kota Makassar. Unsur pokok sistem pengendalain internal
tersebut, ialah:
a. Struktur organisasi
PDAM Kota Makassar memiliki struktur organisasi yang jelas
dalam setiap pembagian tugas dan wewenang masing -
masing berdasarkan fungsi dan juga batasan-batasan dalam
setiap bagian. Dalam hal ini struktur organisasi PDAM Kota
Makassar sudah memadai dan tegas.
b. Sistem wewenang dan prosedur
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang digunakan
oleh PDAM Kota Makassar dikelola sesuai dengan pemisahan
tugas dari struktur organisasi. Semua penerimaan kas PDAM
Kota Makassar hanya dikelola oleh Bagian Keuangan yang
tetap berada dibawah pengawasan pimpinan dan SPI PDAM
Kota Makassar.
a. Pelaksanaan kerja secara sehat
Setiap transaksi yang terjadi dalam penerimaan kas, PDAM
menerapkan pelaksanaan kerja secara sehat seperti adanya
dokumen atau slip pembayaran bernomor urut, kemudian
78
adanya pemisahan tugas dan wewenang antara kasir dan
Bagian Keuangan yang mengelola keuangan PDAM Kota
Makassar.
E. Analisis Tujuan Sistem Informasi Akuntansi PDAM Kota Makassar
dengan Komponen Sistem Informasi Akuntansi yang ada di PDAM Kota
Makassar
Pada bagian ini akan membahas apakah komponen dari sistem
informasi akuntansi yang ada pada PDAM Kota Makassar sudah memadai
atau belum. Memadai yang dimaksud merupakan apakah sudah sesuai
dengan kebutuhan PDAM. Jika sudah berarti komponen sistem informasi
akuntansi tersebut mampu mendukung dalam pencapaian tujuan sistem
informasi akuntansi PDAM dalam penerimaan kas PDAM Kota Makassar.
Berikut merupakan penjelasan analisis tujuan sistem informasi akuntansi
PDAM Kota Makassar setiap komponennya:
1. Komponen sistem informasi yang pertama ialah kasir/Bagian
Keuangan sudah dapat mendukung dalam pencapaian tujuan sistem
informasi akuntansi PDAM, yaitu PDAM Kota Makassar dalam
menyediakan informasi keuangan bagi para pelanggan dengan tepat
waktu, mudah dipahami dan sesuai dengan pencatatan dan dokumen
yang diperoleh dan sudah dapat menyediakan informasi yang mudah
dipahami untuk mendukung kegiatan operasional PDAM. Bukti dari
komponen pertama ini ialah adanya pengguna yang dapat mengolah
data dan menggunakan aplikasi software yang dapat mempermudah
dalam pengerjaannya. Hal ini sudah terbukti dalam wawancara dan
79
observasi bahwa adanya pernyataan dari kasir/Bagian Keuangan
sebagai berikut:
“Sudah adanya kasir yang mengerti tentang akuntansi dan mampu menggunakan aplikasi software sederhana seperti Microsoft Excel dalam mengolah data pelanggan”. (Bagian Keuangan) Bagian Keuangan inilah yang mampu menyediakan informasi
akuntansi yang mudah dipahami, baik untuk pelanggan, maupun
PDAM Kota Makassar itu sendiri. Berikut merupakan pernyataan
Bagian Keuangan mengenai kebutuhan informasi bagi pelanggan dan
PDAM kota Makassar:
“Pelanggan menginginkan informasi penerimaan kas pada tagihan untuk melihat kembali pembayaran yang akan dilakukan, pelanggan menggunakan informasi penerimaan kas untuk melihat tagihan sehingga dapat terpenuhilah pembayaran yang harus dilakukan. PDAM Kota Makassar sendiri menggunakan informasi penerimaan kas dari slip pembayaran pelanggan ini untuk meninjau sejauh mana pelanggan dapat melakukan pembayaran tepat waktu, selain itu untuk kepentingan biaya operasional setiap bulannya”. (Bagian keuangan PDAM kota Makassar)
2. Komponen sistem informasi akuntansi kedua yaitu prosedur dan
instruksi sudah dapat dikatakan mendukung dalam pencapaian tujuan
sistem informasi akuntansi PDAM Kota Makassar sudah memiliki dan
menggunakan prosedur dan instruksi dalam mengolah dan
menghasilkan informasi yang berguna. Prosedur dan instruksi
membantu Bagian Keuangan dalam mengumpulkan, mengolah dan
menghasilkan informasi. Komponen ini sudah mendukung
pencapaian tujuan sistem pertama dan kedua bahwa prosedur dan
instruksi sudah digunakan oleh PDAM Kota Makassar dalam
menghasilkan informasi.
80
3. Komponen sistem informasi akuntansi yang ketiga yaitu data dapat
mendukung dalam pencapaian tujuan sistem informasi akuntansi
penerimaan kas yang diterima oleh Bagian Keuangan. Hal yang
dihasilkan menjadi informasi dengan tujuan yang diharapkan.
Kelengkapan data pelanggan membantu dalam pemberian informasi
penerimaan kas pada PDAM Kota makassar. Hal ini diungkapkan
oleh Bagian Keuangan PDAM Kota Makassar sebagai berikut:
“Adanya data pelanggan yang dapat membantu operasiaonal PDAM Kota Makassar. Data pelanggan dapat membantu dalam hal data pribadi pelanggan hingga tagihan bulanan yang menjadi penerimaan kas PDAM.”(Bagian keuangan PDAM Kota Makassar)
4. Komponen sistem informasi akuntansi selanjutnya adalah perangkat
lunak sudah mendukung dalam pencapaian tujuan sistem informasi
akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan Microsoft Excel
sebagai aplikasi yang mempermudah dalam mengolah data. PDAM
Kota Makassar menggunakan perangkat lunak yang sederhana dan
mudah dipahami agar dalam pengolahan data dapat lebih rapi, tepat
waktu, dan dapat diakses dengan mudah sehingga ketika ada yang
membutuhkan informasi atau adanya pengawasan dari pihak SPI
PDAM Kota Makassar dapat mengetahuinya dengan mudah.
5. Komponen sistem informasi akuntansi yang kelima yaitu infrastruktur
teknologi informasi sudah mendukung dalam pencapaian tujuan
sistem informasi akuntansi. PDAM Kota Makassar sudah
memfasilitasi dalam pengolahan data dengan menyediakan perangkat
lunak dan infrastruktur teknologi informasi. Dalam hal ini, PDAM Kota
Makassar telah menyediakan perangkat peripheral seperti mouse,
keyboard, scanner, printer, monitor, dan lain sebagainya yang dapat
81
mempermudah kasir atau Bagian Keuangan dalam mengolah data
penerimaan kas menjadi suatu informasi yang berguna bagi
pelanggan dan juga untuk PDAM Kota makassar sendiri.
6. Komponen sistem informasi akuntansi yang keenam ialah
pengendalian internal sudah mampu mendukung dalam pencapaian
tujuan sistem informasi akuntansi. PDAM Kota Makassar sudah
mengupayakan sebaik mungkin agar dalam pencatatan hingga
menghasilkan informasi yang berguna dapat dilakukan sesuai dengan
prosedur yang ada. PDAM Kota Makassar memiliki struktur organisasi
yang jelas dengan pembagian tugas dan wewenangnya sehingga
dapat meminimalisir tindak kecurangan yang mungkin dapat terjadi.
Selain itu, pelaksanaan kerja secara sehat dan terbuka sudah
diterapkan sehingga dalam pengawasan dan evaluasinya. PDAM
Kota Makassar sudah memliki Bagian Keuanga yang berkualitas
dalam mengumpulkan dan mengolah data setiap transaksi
penerimaan kas sehingga informasi yang dihasilkan pada tiap bulan
sesuai dengan data transaksi penerimaan kas pelanggan PDAM yang
telah berjalan selama ini.
F. Rekomendasi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas pada PDAM
Kota Makassar
Sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada PDAM Kota
Makassar telah berjalan dengan memenuhi kriteria Sistem Informasi
Akuntansi Penerimaan Kas, tetapi masih kurang maksimal dalam
pelaksanaan. Hal ini menjadikan tujuan dari sistem informasi akuntansi juga
belum sepenuhnya tercapai. Tujuan dari sistem informasi akuntansi
82
dikatakan sudah tercapai apabila komponen dari sistem informasi akuntansi
sudah terpenuhi dan berjalan dengan maksimal. Jika ada satu komponen
yang tidak maksimal (sesuai) dengan kriteria maka tujuan dari sistem
informasi juga tidak dapat terpenuhi dengan baik. Oleh karena itu peneliti
akan memberikan rekomendasi bagi PDAM Kota Makassar agar dapat
terpenuhi setiap komponen sistem informasi akuntansi yang akan
menunjang tercapainya tujuan dari sistem informasi tersebut.
Komponen pada sistem informasi akuntansi yang digunakan
belum maksimal. Hal ini dikarenakan pada komponen pagawai PDAM dalam
memberikan informasi masih kurang detail. Hal tersebut terlihat jelas adanya
kekurang pahaman tentang istilah-istilah dalam sistem informai akuntansi.
Sehingga penjelasan yang diharapkan tidak terpenuhi dengan baik.
Rekomendasi yang dapat peneliti berikan ialah pegawai PDAM
dalam hal ini Bagian Keuangan sebaiknya lebih memperdalam materi
mengenai istilah-istilah Sistem Informasi Akuntansi dan bersikap ramah
terhadap orang yang membutuhkan berbagai informasi mengenai PDAM
Kota Makassar. Informasi yang baik bukan hanya kelengkapan data semata,
akan tetapi pemahaman dan sikap yang ramah dari setiap SDM instansi
merupakan satu penilaian yang tidak bisa dipisahkan.
83
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Berdasarkan analisis dan pembahasan mengenai sistem
penerimaan kas pada PDAM Kota Makassar dapat disimpulkan bahwa
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dapat dikatakan sudah
memadai tetapi belum terpenuhi dalam semua komponen. Hal ini
dikarenakan adanya satu komponen sistem informasi akuntansi PDAM
Kota Makassar yang kurang makasimal dengan kriteria yaitu Pelayanan
Pegawai. Apabila ada satu komponen yang tidak maksimal maka sistem
informasi akuntansi belum memadai sepenuhnya. Komponen data belum
memenuhi tercapainya tujuan sistem informasi akuntansi PDAM dalam
menyediakan informasi bagi para pelanggan dan orang yang berkunjung.
Hal ini mengakibatkan informasi yang dihasilkan kurang lengkap dan tidak
maksimal.
Selain itu sistem informasi akuntansi dapat dikatakan sudah
terlaksana dapat dilihat dari kelima komponen lainnya yang sudah sesuai
dengan kriteria maka kelima komponen ini sudah memenuhi pencapaian
tujuan sistem informasi akuntansi dalam menyediakan informasi bagi
pengambilan keputusan dan bagi terlaksanaanya kegiatan operasional
PDAM. Kelima komponen tersebut terdiri dari komponen orang,
komponen prosedur dan instruksi, komponen perangkat lunak, komponen
infrastuktur teknologi informasi, dan komponen pengendalian internal.
84
B. Keterbatasan Penelitian
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam mengerjakan
penelitian, namun peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari
kata kesempurnaan dan memiliki keterbatasan yaitu dalam wawancara
saat pengambilan data, narasumber masih kurang memahami istilah-
istilah dalam Sistem Informasi Akuntansi. Pemahaman yang kurang dari
narasumber menjadi hambatan tersendiri bagi peneliti, penjelasan yang
diberian peneliti saat wawancara tidak dapat dipahami dengan baik dan
berdapak pada data yang diterima.
C. Saran
Saran yang dapat penulis berikan pada PDAM Kota Makassar
berkaitan dengan ketidaksesuaian pada komponen sistem informasi
akuntansi yang digunakan oleh PDAM Kota Makassar dengan teori
komponen sistem informasi akuntansi sebaiknya Bagian Keuangan lebih
memahami istilah-istilah dalam Sistem Informasi Akuntansi serta
pelayanan lebih ramah terhadap orang yang berkunjung baik pelanggan
ataupun tamu yang datang ke PDAM Kota Makassar terkhusus Bagian
Keuangan PDAM Kota Makassar.
85
BIOGRAFI PENULIS
Iskandar B pangggilan Nandar lahir di Bantaeng pada
tanggal 05 Oktober 1988 dari pasangan suami istri Bapak
Baharuddin dan Ibu Ramlah. Peneliti anak Ketiga dari
delapan bersaudara. Peneliti bertempat tinggal di Jl. Sultan
Alauddin 2 Lr 2D Makassar.
Menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 1 Lembang
Cina Bantaeng pada tahun 2003, Melanjutkan
Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Bantaeng dan lulus pada tahun
2006, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1
Bantaeng, lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2015 penulis melanjutkan kuliah di
Universitas Muhammadiyah Makassar dan diterima sebagai salah satu
mahasiswa pada Fakults Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akutantansi Strata
satu (S1).
top related