ad 4 konas
Post on 12-Jul-2016
13 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Masalah Etik dan Hukum pada Advanced Directive
Ferryal BasbethDepartemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran Universitas YARSIJl. Letjen Suprapto Cempaka Putih Jakarta Pusat
62-21 4206676 ext. 3103, 62-21 4244574 www.yarsi.ac.id basbethf@gmail.com
Pernahkah anda menulis rencana tentang perawatan kesehatan yang anda inginkan atau yang anda tidak inginkan pada saat anda sendiri tidak mempunyai competency dan capacy dalam mengambil keputusan?
Advanced Directives
Objective:1. Definisi Advanced Directives2. Kondisi terminal & Kondisi Irreversible3. Living Will & Durable Power Of Attorney for Health Care 4. Apakah Perlu ke duanya?5. Pencabutan Advanced Directives6. Siapa yang harus menyimpan Advanced Directives?7. Bagaimana sebaiknya sikap tenaga medis pada pasien yg membawa
instructional directives?8. Membuat Advanced Directives
1. Keterlibatan Pegacara2. Saksi-saksi/ wali
9. Keuntungan Advanced Directives10. Etika dan Hukum dari Advanced Directives
3
Sebuah pernyataan tertulis dari keinginan pasien, preferensi dan pilihannya tentang keputusan dari akhir kehidupan
Sebuah tool untuk membantu pasien berpikir dan berkomunikasi untuk menentukan pilihannya
1. Advance Directives adalah?
Advance Directive
5
– Dokumen legal – Hak otonomi pasien yang memperkenankan pasien – Instruksi kepada dokter dan tim kesehatan yang
profesional – Tentang jenis pengobatan yang pasien inginkan – Disaat pasien menjadi tidak mampu membuat
keputusan untuk dirinya pada saat stadium terminal. – Doktrin “inform consent”.
2. Kondisi terminal• Kondisi yang tidak dapat sembuh yang
diakibatkan oleh injury, penyakit, atau penyakit medis lain yang berhubungan dengan kematian dalam 6 bulan walaupun dengan perawatan medis standar.
• End stage renal failure, Stroke berulang dengan vegetative state, Brain death, Gagal jantung tahap akhir
3. Kondisi irrevesible• Kondisi atau situasi, penderitaan atau penyakit
yang tidak dapat diobati atau tidak akan pernah sembuh,
• Membuat sesorang tidak dapat memelihara atau membuat keputusan untuk dirinya sendiri, dan
• Apabila tanpa dibantu oleh perawatan medis standar akan bersifat fatal
4. Advance Directives, Living Will & Durable Power of Attorney for Health Care Written instructions about future medical care
Only used: If patient has seriously ill or injured, and Unable to speak for theirself
Should include: Living will Medical (health care) power of attorney
Apa yang dimaksud dengan Living Will? Living Will (Surat Wasiat) menginstruksikan
dokter untuk tidak memberikan pengobatan untuk memperpanjang hidup
Pada saat pasien menderita penyakit yang bersifat terminal condition atau permanently unconscious.
Durable Power of Attorney for Health Care (DPOAH)?
• Medical Power of Attorney• Health Care Power of Attorney (HCPA)• "health care proxy or agent" • “health care surrogate”
10
Durable Power of Attorney for Health Care (DPOAH)?
• Surat Kuasa Tanpa Waktu Tertentu untuk Perawatan Kesehatan
• Dokumen yang memberikan wewenang pada orang yang ditunjuk pasien untuk bertindak sebagai health care agent
• Untuk membuat keputusan medis bagi pasien jika pasien menjadi tidak mampu melakukannya sendiri
Apakah perlu mempunyai Durable Power of Attorney for Health Care dan Living Will
• Durable Power of Attorney for Health Care berlaku bilamana pasien menjadi tidak mampu untuk membuat keputusan – misalnya, sewaktu operasi, atau bahkan bila pasien dalam keadaan tidak sadar sementara.
• Living Will berlaku bila tidak ada harapan untuk sembuh.
Hukum New Hampshire
• Jika persyaratan pada advanced directives bertentangan, maka Durable Power of Attorney for Health Care akan mengalahkan ketentuan yang tercantum dalam Living Will.
5. Pencabutan Advanced Direcitves
• Pasien dapat mencabut atau membatalkan advance directive secara lisan atau tertulis setiap saat.
• Perceraian secara otomatis membatalkan Durable Power of Attorney for Health Care jika yang menjadi wali perawatan kesehatan adalah pasangannya dan belum ada nama alternatif lain di dalam dokumen tsb
• Advance directives atau Petunjuk perawatan didepan, tidak perlu diperbarui. Namun, jika pasien ingin mengubah sesuatu pada Durable Power of Attorney for Health Care atau Living Will, harus mengisi dokumen baru.
6. Siapa yang harus memiliki salinan advance directives?
• Salinan dokumen harus disimpan oleh dokter, rumah sakit, keluarga dan orang yang dipilih sebagai wali
• Pasien harus memberitahu dokter, perawat atau pihak yang merawat bila memiliki advance directive
• Pasien harus membawa salinan dokumen bila akan dirawat di rumah sakit
7. Bagaimana sebaiknya sikap tenaga medis pada pasien yg membawa instructional directives?
• Memasukannya kedalam medical record• Melakukan tindakan sesuai dengan instruksi
yang ada dalam advanced directives ketika pasien ditentukan menjadi “lack of decision making capacity”.
• Memberitahukan kepada semua petugas kesehatan lainnya untuk mengikuti instruksi yang ada pada advanced directives.
8. Membuat Advanced Directives
• Pasien tidak memerlukan pengacara untuk membuat advance directives, cukup mengisi formulir yang sudah tersedia
• Ditanda-tangani di hadapan dua saksi dan notaris untuk keabsahannya, kompeten >18 th
• Wali perawatan kesehatan Anda yang tercantum di dalam Durable Power of Attorney for Health Care, tidak boleh bertindak sebagai saksi. (New Hampshire, Foundation for Healthy Communities, 2002).
Syarat menjadi Power of Attorney (berdasar pada tabel Missouri)
• Bukan hakim yang bekerja full time atau juru tulis pengadilan, atau yang berhubungan.
• 18 tahun ke atas, bukan orang yang diputuskan akan menjadi incapacitated atau tidak mampu dan bukan pecandu obat-obatan.
• Bukan orang yang sedang dirawat oleh dokter (bukan pasien)
New Hampshire Partnership for End-of-Life Care, yang dapat dipilih sebagai wali:• Harus seseorang yang dikenal pasien dan dipercaya • Harus berusia sekurangnya 18 tahun.• Jika pasien memilih provider kesehatan atau tempat
perawatan kesehatan maka orang tersebut harus memilih untuk bertindak sebagai wali (agen) perawatan kesehatan pasien atau sebagai provider kesehatan atau penyedia tempat perawatan pasien, dan undang-undang tidak mengizinkan seseorang untuk melakukan keduanya sekaligus
9. Keuntungan Advanced Directives
• Membantu dokter dan rumah sakit dalam menyelesaikan pertanyaan etik yang berhubungan dengan perawatan medis.
• Membantu keluarga pasien dan teman-teman pasien dengan membebaskan mereka dari beban dalam pengambilan keputusan ttg hidup matinya seseorang.
• Pasien membiayai dirinya sendiri dalam mengambil keputusan ttg dirinya Tidak memerlukan pengacara
• Document dapat diubah setiap saat
Advanced Directives
Etika dan Hukum
10. Alasan moral tentang pentingnya persetujuan tindakan medis
• Penderita yang cakap, menurut definisi dapat memberikan persetujuan tindakan medis
• Pentingnya persetujuan tindakan medis didukung oleh– prinsip-prinsip otonomi yaitu untuk menghormati
penderita terutama untuk penderita dalam pengambilan keputusan tindakan medis yang telah diinformasikan kepadanya
– Prinsip-prinsip beneficence/non-maleficence yang secara umum merupakan sesuatu yang diinformasikan kepada pasien adalah suatu keputusan terbaik mengenai terapi apa yang terbaik untuk pasien itu sendiri
Euthanasia Aktif• KUHP Pasal 344
“ Barangsiapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara paling lama 12 tahun “
KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA
Pasal 10Setiap dokter harus senantiasa mengingat akanKewajiban melindungi hidup makhluk insani
Pedoman Etik Spesialis Anestesiologi & Reanimasi Indonesia
Pasal 3 Setiap Sp Anestesi tidak akan mengupayakan
pengakhiran kehidupan manusia ataupun memperpanjang proses kematian pada pasien - pasien yang akan meninggal secara alamiah
FATWA IDI NO. 231/PB/4/07/90
1. Pada pasien yang belum mati, namun tindakan paliatif dan terapetik tidak ada gunanya lagi, sehingga bertentangan dengan tujuan ilmu kedokteran, maka tindakan-tindakan tersebut dapat dihentikan
2. Penghentian sebaiknya dikonsultasikan dengan minimal 1 dokter lagi
Keputusan Menteri KesehatanNo. 812/Menkes/SK/VII/2007
1. Persetujuan tindakan medis/informed consent untuk pasien paliatif
2. Resusitasi/tidak resusitasi pada pasien paliatif a) Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak
menghendaki resusitasi, sepanjang informasi adekuat yang dibutuhkannya untuk membuat keputusan telah dipahaminya. Keputusan tersebut dapat diberikan dalam bentuk pesan ( advanced directive ) atau dalam informed consent menjelang ia kehilangan kompetensinya.
b. Keluarga terdekatnya pada dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi, kecuali telah dipesankan dalam advanced directive tertulis.Namun demikian, dalam keadaan tertentu dan atas pertimbangan tertentu yang layak dan patut, permintaan tertulis oleh seluruh anggota keluarga terdekat dapat dimintakan penetapan panggilan untuk pengesahannya.
DASAR HUKUM ADVANCE DIRECTIVE DI NEGARA LAIN
AmerikaDokter yang melakukan eutanasia dalam konsekuensi advance directive tidak termasuk tindakan kriminal, jika dokter dapat menunjukkan bahwa :
Pasien menderita penyakit serius yang tidak dapat disembuhkan.
Pasien tidak sadarkan diri. Kondisi pasien irreversibel walaupun dengan pengobatan
standar.
Dalil-dalil dan syariat Islam
Q.s Yunus (10) : 49 “ Katakanlah : “ Tiap – tiap umat mempunyai ajal mereka. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya)”
HR al-Bukhari, Muslim al-Turmudzi, al-Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad :
Dari Anas bin Malik ra. Nabi saw bersabda: “Janganlah seorang diantara kalian berharap mati akibat penderitaan yang menimpanya, namun jika mesti melakukannya, maka berdoalah :Ya Allah, hidupkan aku sekiranya hidup itu baik bagiku, atau matikan aku sekiranya mati itu baik bagiku”.
Kongres Nasional Hukum Kesehatan PertamaPuri Ardya Garini Halim Perdanakusuma26 Mei 2009
top related