air sebagai sumber kehidupan
Post on 26-Dec-2015
37 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Air Sebagai Sumber Kehidupan
Digunakan untuk memenuhi tugas matakuliah
Fisika Lingkungan
Disusun Oleh:
Rizky Maulidiyah (120210102123)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Manusia tidak
dapat dipisahkan dari senyawa ini dalam kehidupan sehari-hari. Air merupakan
salah satu unsur di bumi ini yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan.
Tanpanya tidak akan ada kehidupan di bumi ini. Air menutupi hampir 71%
permukaan Bumi. Dewasa ini berbagai kegiatan yang dilakukan oleh manusia
dapat menyebabkan polusi air. Pencemaran air tersebut disebabkan melalui
limbah pabrik, dan limbah rumah tangga yang berupa zat kimia dari diterjen yang
digunakan sehari-hari, serta zat-zat kimia yang dihasilkan dari kegiatan manusia
lainnya. Hal ini tentu memberi dampak negatif terhadap lingkungan, bahkan
pencemaran air tersebut dapat membunuh makhluk yang disekitarnya. Kebutuhan
akan air bersih adalah prioritas utama bagi kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu pentingnya sikap manusia dalam menjaga
sumber daya ini, dan bagaimana wujud manusia berperan aktif dalam melakukan
konservasi sumber daya air. Hal ini dapat diwujudkan melalui beberapa metode
pengolahan air, sehingga air dapat secara mudah memenuhi kebutuhan hidup
seluruh makhluk hidup.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya dalam menjaga kualitas air
2. Bagaiman metode pengolahan air bersih?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui upaya menjaga kualitas air.
2. Mengetahui metode pengolahan air.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Upaya Menjaga Kualitas Air
Air merupakan suatu senyawa kimia H2O yang terdiri dari senyawa Hidrogen
(H2), dan senyawa Oksigen (O2). Kedua senyawa yang membentuk air ini
merupakan komponen pokok dan mendasar dalam memenuhi kebutuhan seluruh
makhluk hidup di bumi selain matahari yang merupakan sumber energi. Seperti
yang kita ketahui air merupakan hal yang sangat penting, karena segala makhluk
hidup di dunia tidak dapat hidup tanpa air. Tetapi tidak semua orang berpikir dan
bertinda secara bijak dalam menggunakan air dengan segala permasalahan yang
mengitarinya.
Dalam kondisi tersebut, tentunya perlu pengawasan dari pihak – pihak yang
berkaitan, dan peran aktif dari kita untuk menangani masalah yang terjadi ini. Hal
yang dapat kita lakukan adalah melakukan konservasi sumber daya air.
Konservasi sumber daya air adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk
menggurangi penggunaan air bersih/segar, melalui suatu proses, dan tindakan
sosial dalam rangka menanggulangi krisis air bersih/segar. Pentingnya melakukan
konservasi dikarenakan kebutuhan manusia akan air bersih sangat tinggi, dan
setiap harinya secara tidak sadar kita menghabiskan dan membuang puluhan liter
untuk hal yang sebenarnya tidak diperlukan. Tujuan diadakannya konservasi
antara lain untuk meningkatkan volume air dalam tanah, efisien dalam pemakaian
air, menjamin ketersediaan di masa mendatang, membantu keseimbangan
ekosistem.
Kualitas air adalah segala hal yang berkaitan dengan mutu dan kondisi air
yang dibutuhkan untuk kegiatan atau keperluan tertentu. Air secara alamiah akan
mampu membersihkan zat pencemar tersebut. Namun karena jumlah zat
pencemaran berlebihan maka kemampuan itu menjadi hilang. Air yang tercemar
dapat dikurangi kadar pencemarannya dengan menyaring, mengencerkan, dan
mengendapkan (Prawirohartono dkk, 2000:103).
Beberapa upaya untuk menjaga kualitas air tetap bersih misalnya:
1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau
pemukiman.
2. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu
dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis – jenis pestisida dan zat – zat kimia
lain yang dapat menimbulkan pencemaran.
4. Memperluas gerakan penghijauan.
5. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
6. Tidak membuang sampah ke sungai.
7. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan.
8. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih
lainnya tidak tercemar.
9. Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup
sehingga manusia lebih mencintai lingkungannya serta sadar akan
kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi
sumber mata air agar tidak tercemar.
Dua Cara Mencegah Limbah pemukiman
Cara-cara mencegah limbah pemukiman (tindakan prefentif)
Untuk mencegah agar supaya limbah pemukiman tidak menyebabkan
pencemaran lingkungan, maka dilakukan upaya-upaya pencegahan yakni: tidak
membuang sampah kesungai,tidak memakai deterjen secara berlebihan,Tidak
melakukan pembuangan industri yang mengandung Pb,Hg, Zn karena dapat
mencemari lingkungan / peraiaran.
Cara-cara menanggulangi limbah pemukiman (tindakan kuratif)
Limbah dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Apabila hal ini sudah
terlanjur ada didalam lingnkungan hidup kita, maka harus ada upaya
penanggulangannya limbah pemukiman. Hal-hal yang dapat kita lakukan untuk
menanggulangi limbah pemukiman yaitu: Mengelolah sampah, Membuang
sampah ditempatnya,Tidak membuang sampah kesungai (Alamsjah. 2006).
Langkah Penyelesaian Penanggulangan pencemaran air
Penyelesaian masalah pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan
pengendalian. Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari
sumbernya untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan
yang terdekat, misalnya dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan,
menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle).
Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih
dan sehat. Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan,
monitoring lingkungan dan penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah
lingkungan. Untuk permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan
lapisan ozon, dan pemanasan global diperlukan kerjasama semua pihak antara
satu negara dengan negara lain.
2.2 Metode Pengolahan Air Bersih
Pengolahan air merupakan suatu upaya untuk mendapatkan air bersih dan
sehat dengan standar mutu air yang memenuhi syarat kesehatan. Proses
pengolahan air merupakan proses perubahan fisik, kimia, dan biologi air baku.
Adapun tujuan pengolahan air adalah:
- Memperbaiki derajat keasaman.
- Mengurangi bau.
- Menurunkan dan mematikan mikroorganisme.
- Mengurangi kadar bahan-bahan terlarut
Pengolahan air secara fisika
Penyaringan atau Filtrasi:
Penyaringan merupakan pemisahan antara padatan atau koloid dengan cairan.
Proses penyaringan air melalui pengaliran air pada media butiran. Secara alami
penyarinagn air terjadi pada permukaan yang mengalami peresapan pada lapisan
tanah. Bakteri dapat dihilangkan secara efektif melalui proses penyaringan
demikian pula dengan warna, keruhan, dan besi.
Pada proses penyaringan, partikel-partikel yang cukup besar akan tersaring
pada media pasir, sedangkan bakteri dan bahan koloid yang berukuran lebih kecil
tidak tersaring seluruhnya. Ruang antara butiran berfungsi sebagai sedimentasi
dimana butiran terlarut mengendap. Bahan-bahan koloid yang terlarut
kemungkinan akan ditangkap karena adanya gaya elektrokinetik. Banyak bahan-
bahan yang terlarut tidak dapat membentuk flok dan pengendapan gumpalan-
gumpalan masuk ke dalam filter dan tersaring.
Jenis saringan pasir yang sering digunakan :
1. Saringan Pasir Lambat
Saringan pasir lambat adalah saringan pasir yang mempunyai kerja
mengolah air baku secara gravitasi melalui lapisan pasir sebagai media
penyaringan. Kecepatan penyaringan berkisar antara 0,1 – 0,4 m³/jam. Proses
penyaringan dapat berjalan baik apabila tinggi pasir penyaring minimal 70
cm, karena aktifitas mikroorganisme terjadi di lapisan sampai 30 – 40 cm di
bawah permukaan. Mikroorganisme ini berfungsi memakan dengan
menghancurkan zat organik sewaktu air mengalir lewat pasir tersebut.
Ketebalan pasir di bawahnya lagi berfungsi sebagai saringan zat kimia, karena
disini terjadi proses kimiawi. Diameter pasir berkisar antara 0,2 -0,3 mm,
dapat menyaring telur cacing, kista amoeba, larva cacing, dan bakteri.
2. Saringan Pasir Cepat
Saringan pasir cepat juga bekerja atas dasar gaya gravitasi melalui pasir
berdiameter 0,2 – 2,0 mm, dan kerikil berdiameter 25 – 50 mm, kecepatan
filtrasi 100- 125 m/hari. Tebal pasir efektif sekitar 80 – 120 cm. Saringan
pasir cepat ini dapat menyaring telur cacing, kista amoeba, larva cacing. Pasir
cepat ini juga bisa digunakan untuk mengurangi Fe dan Mn
(http://aquariontechnologies.weebly.com).
Gambar instalasi penyaringan air secara gravitasi :
Sedimentasi atau Pengendapan
Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel padat yang tersusupensi
dalam cairan atau zat cair dengan menggunakan pengaruh gravitasi atau gaya
berat secara alami. Kegunaan sedimentasi untuk mereduksi bahan-bahan yang
tersuspensi pada air dan kandungan organisme tertentu di dalam air.
Ada dua jenis pengendapan yaitu Discrete Settling dan Flocelent Settling.
Discrete Settling terjadi apabila proses pengendapan suatu partikel tidak terpenuhi
oleh proses pengelompokkan partikel sehingga kecepatan endapannya akan
konstan. Flocelent Settling dipengaruhi oleh pengelompokkan partikel sehingga
kecepatan pengendapan yang dimiliki berubah semakin besar.
Proses sedimentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
- Diameter butiran
- Berat jenis butiran
- Berat jenis zat cair
- Kekeruhan cairan
- Kecepatan aliran
Gambar sederhana tempat sedimentasi air :
Absorpsi dan Adsorpsi
Absorpsi merupakan proses penyerapan bahan-bahan tertentu dengan
penyerapan tersebut, air menjadi jernih karena zat-zat didalamnya diikat oleh
absorben.
Absorpsi umumnya menggunakan bahan absorben dari karbon aktif.
Pemakaiannya, dengan cara membubuhkan karbon aktif bubuk ke dalam air
olahan atau dengan cara menylurkan air melalui saringan yang medianya
terbuat dari karbon aktif kasar. Sistem ini efektif untuk mengurangi warna serta
menghilangkan bau dan rasa. Proses kerja penyerapan (absorpsi) yaitu
penyerapan ion-ion bebas di dalam air yang dilakukan oleh absorben.
Sebagai contoh, penyerapan ion oleh karbon aktif.
Absorben yang umum digunakan adalah karbon aktif karena cocok untuk
pengolahan air olahan yang mengandung fenol dan bahan yang memiliki beral
molekul tinggi. Karbon aktif yang digunakan dapat berbentuk granula atau
serbuk dengan waktu kontak 30 menit dalam tanki pengolahan yang
dilengkapi dengan pengaduk. Setiap gram karbon aktif dapat mengabsorpsi 0,4 -
0,9 fenol. Karbon aktif biasanya terbuat dari onthracile, bituminous,
petroleum coke, dan arang tempurung kelapa atau arang kayu.
Gambar instalasi penjernihan air secra absorpsi:
Pengolahan Air secara Kimia
1. Koagulasi atau Flokulasi:
Koagulasi merupakan proses penggumapalan melalui reaksi kimia, reaksi
koagulasi dapat berjalan dengan membutuhkan zat pereaksi (koagulan)
sesuai dengan zat yang terlarut. Koagulan yang banyak digunakan adalah
kapur, tawas dan kaporit. Dari hasil koagulan itu selanjutnya endapan
dipisahkan melalui filtrasi maupun sedimentasi. Banyaknya koagulan
tergantung pada jenis dan konsentrasi ionion yang terlarut dalam air olahan
serta konsentrasi yang diharapkan sesuai dengan standar baku. Untuk
mempercepat proses koagulasi dalam air limbah maka dilakukan pengadukan
dengan mixer statis maupun rapid mixer.
Contoh skema instalasi koagulasi:
2. Aerasi:
Aerasi merupakan suatu system oksigenasi melalui penangkapan O2 dari
udara pada air olahan yang akan diproses. Pemasukan oksigen ini bertujuan
agar O2 di udara dapat bereaksi dengan kation yang ada di dalam air olahan.
Reaksi kation dan oksigen menghasilkan oksidasi logam yang sukar larut
dalam air sehingga dapat mengendap. Proses aerasi terutama untuk
menurunkan kadar besi (Fe) dan magnesium (Mg). Kation Fe2+ atau Mg 2+
bila disemburkan ke udara akan membentuk oksida Fe3O3 dan MgO.
Contoh aerasi menggunakan sistem gravitasi :
Gambar aerasi dengan penyemprotan air dari atas :
(John M. Kalbermatten, et al, 1980).
Pengolahan Air secara Mikrobiologi
Upaya untuk memperbaiki mikrobiologi air yang paling konvensional adalah
dengan mematikan mikroorganisme dalam air. Proses mematikan mikroorganime
yang banyak dipraktekkan serta paling sederhana adalah dengan mendidihkan air
hingga mencapai suhu 100ºC.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Upaya Menjaga Kualitas Air
Upaya menjaga kualitas air dapat dilakukan dengan mencegah limbah
pemukiman, memperluas gerakan penghijauan, membuatan sanitasi yang benar
dan bersih, memberikan kesadaran terhadap masyaratkat akan kelangsungan
ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar
tidak tercemar.
Penyelesaian masalah pencemaran air terdiri dari langkah pencegahan dan
pengendalian. Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari
sumbernya untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih berat. misalnya
dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, menggunakan kembali
(reuse) dan daur ulang (recycle).Sedangkan langkah Pengendalian dapat berupa
pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan dan
penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan.
3.2 Metode Pengolahan Air Bersih
Pengolahan air dapat dibedakan secara fisika, Kimia, dan Mikrobiologi.
Pengolahan air secara secara fisika dapat berupa penyaringan, pengendapan atau
sedimentasi, absorbsi, dan adsorbs Sedangkan Pengolahan air secara kimia dapat
berupa koagulasi atau flokulasi dan aerasi.
DAFTAR PUSTAKA
John M. Kalbermatten, et al. 1980. Teknik Sanitasi Tepat Guna. Bandung: Puslitbang
Pemukiman, DPU.
Slamet Prawirohartono dkk. 2000. Sains Biologi – 1b Untuk SMU kelas 1. Bandung:
Erlangga.
Alamsjah. 2006. Alat Penjernih Air. Jakarta: Kawan Pustaka.
Anonim. 2012. metode pengolahan air bersih.
(http://aquariontechnologies.weebly.com) diakses tanggal 14 september 2014.
top related