aktiva tetap (fixed asset) - · pdf filedalam operasi perusahaan, ... goodwill, patent,...
Post on 31-Jan-2018
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)
PENGERTIAN AKTIVA TETAP
sebagai aktiva berwujud yang diperoleh
dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan
dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun.
KLASIFIKASI AKTIVA TETAP
Berdasarkan Wujud: 1. Aktiva Tetap Berwujud (Plant/Tangible Assets)
adalah aktiva yang memiliki wujud yang dapat diamati dengan menggunakan panca indera, contoh; Tanah, Bangunan dan Peralatan
2. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Assets) adalah aktiva yang tidak memiliki wujud sehingga tidak dapat diamati dengan menggunakan panca indera,
contoh; goodwill, patent, franchise, biaya riset dan pengembangan
KRITERIA AKTIVA TETAP BERWUJUD
Tidak dimiliki atau dikuasai perusahaan lain. Mempunyai bentuk fisik. Memberikan manfaat dimasa yang akan datang. Digunakan secara aktif untuk operasi
perusahaan dan tidak dimiliki sebagai bentuk investasi atau untuk dijual kembali.
Masa manfaat relatif permanen dan digunakan dalam jangka panjang.
Masalah Akuntansi
1. Penentuan Harga Perolehan
2. Depresiasi (Penyusutan) Aktiva Tetap
3. Pelepasan Aktiva Tetap.
- Penjualan Aktiva Tetap
- Pertukaran Aktiva Tetap
HARGA PEROLEHAN AKTIVA TETAP
Harga perolehan aktiva tetap:
meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tersebut dalam kondisi siap pakai untuk kegiatan operasi perusahaan.
Penentuan Harga Perolehan Untuk
Aktiva Tetap digolongkan menjadi:
A. Tanah, meliputi tanah yg digunakan sebagai tempat berdirinya gedung perusahaan dan fasilitas perusahaan lainnya.
B. Perbaikan tanah jalan-jalan di seputar lokasi perusahaan yang dibangun perusahaan, tempat parkir, pagar, dan saluran air bawah tanah. (Mempunyai masa pemakaian yg terbatas, dalam beberapa tahun akan rusak karena dipakai atau dimakan usia)
C. Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin, kendaraan dan dan mebel.
D. Gedung, meliputi gedung yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik, gudang, dan bangunan gedung lainnya.
Biaya perolehan Tanah meliputi:
1. Harga beli tunai tanah
2. Biaya balik nama
3. Komisi perantara
4. Pajak atau pungutan lain yg harus dibayar pembeli
5. Pembongkaran gedung lama
6. Dll.
Biaya perolehan Perbaikan Tanah meliputi:
1. Jalan masuk ke perusahaan, pengaspalan
2. Tempat parkir kendaraan
3. Pagar halaman (pemagaran)
4. Pertamanan
5. Saluran pembuangan air
6. Fasilitas penerangan
7. Dll.
Biaya perolehan Gedung meliputi:
1. Harga Beli
2. Biaya notaris
3. Komisi perantara
4. Pembuatan saluran listrik dan air (terkait dengan gedung)
5. Biaya perencanaan oleh arsitek
6. Biaya perolehan ijin mendirikan bangunan (IMB)
7. Dll.
Biaya perolehan Peralatan meliputi:
1. Harga beli tunai
2. Pajak yang terkait (PPN)
3. Biaya pengangkutan
4. Biaya asuransi selama dalam pengangkutan yg dibayar oleh pembeli (hanya pada waktu pembelian)
5. Biaya perakitan, pemasangan, dan pengujian peralatan yg dibeli
6. Bea balik nama kendaraan (tidak termasuk pajak kendaraan tahunan atau asuransi kecelakaan kendaraan)
7. Dll.
PEMBELIAN DALAM SATU PAKET
Pembelian dalam satu paket (lump-sum):
pembelian aktiva tetap berwujud secara bersama dalam satu transaksi.
Misalnya: perusahaan membeli sebuah pabrik yang sudah tidak digunakan lagi oleh perusahaan lain. Pembelian pabrik meliputi tanah, gedung mesin dan mebel.
Apabila pembelian secara paket, maka harga perolehan borongan (paket) harus dialokasikan ke berbagai jenis aktiva. Alokasi harga perolehan didasarkan pada harga pasar masing-masing golongan aktiva.
Contoh: CV. Lawu yang bergerak dalam bidang perhotelan, membeli sebuah hotel dari perusahaan lain dengan harga tunai Rp. 120.000.000.000.
Jawaban: lihat pada buku Al. Haryono Jusup Edisi 7 Hal. 143.
CONTOH SOAL PEMBELIAN DALAM SATU PAKET
Tanggal 31 Maret 2008 dibeli pabrik dari perusahaan lain dengan harga Rp 1.000.000.000,- secara tunai. Pabrik tersebut meliputi tanah, bangunan dan mesin-mesin. Harga pasar tanah, bangunan dan mesin masing-masing sebesar Rp 300.000.000,-, Rp 400.000.000,- dan Rp 500.000.000,-
Diminta:
1. Harga perolehan masing-masing aktiva.
2. Jurnal pembelian aktiva.
KONSEP DEPRESIASI
Depresiasi (Penyusutan) adalah:
Proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaat dengan cara rasional dan sistematis. Atau
Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap kepada periode-periode yang mendapatkan manfaat/jasa dari aktiva tetap itu.
Alasan Depresiasi:
1. Penurunan Fisik
2. Ketinggalan Jaman
Jurnal depresiasi:
Biaya Penyusutan (Depresiasi) xxx
Akumulasi Penyusutan (Depresiasi) xxx
PELAPORAN AKTIVA TETAP DI NERACA
AKTIVA TETAP: Tanah xxx Gedung xxx Akumulasi Depresiasi Gedung (xxx) xxx Peralatan xxx Akumulasi Depresiasi Peralatan (xxx) xxx Jumlah Aktiva Tetap xxx Biaya Penyusutan (Depresiasi) dilaporkan di Laporan Laba-Rugi
DEPRESIASI DIDASARKAN PADA 4 FAKTOR (Al. Haryono Jusup Edisi 7
Hal. 147):
1. Harga Perolehan 2. Masa Manfaat (Umur Ekonomis) 3. Nilai Residu (Nilai Sisa) 4. Metode Depresiasi Yang Digunakan. A. Metode Garis Lurus B. Metode Jumlah Angka Tahun C. Metode Persentase Dari Nilai Buku atau saldo menurun ganda D. Metode Satuan Hasil Produksi/ Metode Jam Jasa
A.METODE GARIS LURUS (STRAIGHT
LINE METHOD)
Metode Garis Lurus adalah metode depresiasi dimana jumlah depresiasi tiap tahun dibebankan dengan jumlah yang sama.
Metode ini sangat tepat digunakan apabila jasa yang diberikan aktiva relatif sama pada tiap-tiap tahun selama umur ekonomis.
Contoh: Al. Haryono Jusup Edisi 7 Hal. 149
METODE GARIS LURUS (Straight Line Method)
Perhitungan: Depresiasi/periode = (Harga Perolehan - Nilai Sisa) Masa Manfaat = (Harga Perolehan – Nilai Sisa) x Tarif Tarif Depresiasi = 100% Masa Manfaat
B. METODE JUMLAH ANGKA TAHUN (A SUM OF THE YEARS DIGIT METHOD)
Penentuan Depresiasi dengan jumlah angka tahun adalah dengan membebankan biaya depresiasi tiap tahun menurun, makin jauh dari perolehan aktiva tetap, makin kecil depresiasinya.
METODE JUMLAH ANGKA TAHUN (A SUM OF THE YEARS DIGIT METHOD)
Perhitungan: Depresiasi/ Tahun Sisa Penggunaan
periode = -------------------------X(HP-NR)
Jumlah Angka Tahun
Tahun Sisa Penggunaan: Jangka waktu sisa bisa memanfaatkan aktiva tetap, misalnya aktiva umur 4 tahun, maka tahun pertama mempunyai sisa umur penggunaan 4, tahun kedua 3, dst. Jumlah Angka Tahun (JAT): Jumlah tahun-tahun sisa penggunaan, misalnya jika umur ekonomis 4 tahun, maka JAT= 4+3+2+1=10 atau dengan menggunakan rumus n (n + 1) 2
C. Metode Persentase Dari Nilai Buku
atau metode saldo menurun ganda
(Double Declining Balance Method)
Depresiasi dihitung berdasarkan suatu persentase tertentu dikalikan dengan nilai buku aktiva. Karena nilai buku makin lama makin kecil, maka besarnya depresiasi tahunan akan semakin menurun.
Contoh: Al. Haryono Jusup Edisi 7 Hal. 151
METODE SALDO MENURUN GANDA (Double Declining Balance Method)
Perhitungan: Depresiasi/periode= Nilai Buku Awal x Tarif Tarif Depresiasi = 2 x Tarif Metode Garis Lurus Atau 100% Tarif Depresiasi = 2 x ---------
Taksiran UE
D. METODE SATUAN HASIL
PRODUKSI/JAM JASA
Metode ini menentukan jumlah depresiasi tiap tahun sebesar proporsi produk yang dihasilkan tiap tahun atau jam jasa yang digunakan dalam satu tahun.
Contoh: Al. Haryono Jusup Edisi 7 Hal. 153
METODE SATUAN KEGIATAN
Masa pemakaian aktiva tidak dinyatakan dengan jangka waktu, melainkan dengan jumlah satuan yang dapat dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan.
Biasanya digunakan untuk depresiasi mesin pabrik dan kendaraan.
Perhitungan: Biaya Depresiasi/Satuan = (Harga Perolehan-Nilai Sisa)
Jumlah Satuan Kegiatan
Biaya Depresiasi/Periode =
Biaya Dep./satuan x Jumlah Kegiatan Periode Tersebut
Pemakaian Aktiva Tetap bisa diakhiri pemakaiannya karena:
1. Dihentikan pemakaiannya.
2. Dijual kepada pihak lain.
3. Ditukar dengan aktiva tetap lainnya. Syarat: menetapkan nilai buku aset tetap pada saat pelepasan dilakukan. Nilai buku adalah selisih antara biaya perolehan suatu aset tetap dengan akumulasi depresiasi pada saat tertentu.
PENGHENTIAN ATAU PELEPASAN AKTIVA TETAP
1. PENGHENTIAN PEMAKAIAN AKTIVA TETAP
A. DIHENTIKAN PADA AKHIR MASA MANFAAT
Untuk Aktiva yang tidak memiliki nilai sisa:
Akumulasi Depresiasi-AT xxx
AT xxx
Tidak ada aset yang akumulasi depresiasinya melebihi biaya perolehannya.
B. DIHENTIKAN SEBELUM AKHIR MASA MANFAAT
Akumulasi Depresiasi-AT xxx
Rugi Penghentian Aktiva Tetap xxx
AT xxx
2. PENJUALAN AKTIVA TETAP
Laba (Rugi) Penjualan Aktiva Tetap adalah:
selisih antara Harga Jual dengan Nilai Buku Aktiva Tetap.
Laba, jika Harga Jual > Nilai Buku Aktiva
Rugi, jika Harga Jual < Nilai Buku Aktiva
Perhitungan Laba (Rugi) Penjualan Aktiva Tetap:
Harga Jual xxx
Nilai Buku:
Harga Perolehan xxx
Akumulasi Depresiasi (xxx)
Nilai Buku (xxx)
Laba (Rugi) xxx
Jurnal Penjualan Aktiva Tetap:
A. LABA Kas xxx
Akumulasi Depresiasi-AT xxx
AT xxx
Laba Penjualan Aktiva Tetap xxx
B. RUGI Kas xxx
Akumulasi Depresiasi-AT xxx
Rugi Penjualan Aktiva Tetap xxx
AT xxx
3. PERTUKARAN AKTIVA TETAP
Aturan Umum:
a) Harga Perolehan Aktiva Baru adalah: Harga Pasar atau nilai wajar aktiva lama ditambah kas yang dikeluarkan (dibayarkan).
b) Laba (Rugi) Pertukaran Aktiva Tetap adalah:
Selisih antara harga pasar atau nilai wajar aktiva lama dengan nilai buku aktiva lama.
Laba, jika Harga Pasar atau nilai wajar > Nilai Buku Rugi, jika Harga Pasar atau nilai wajar < Nilai Buku
Perhitungan Harga Perolehan Aktiva Baru
Harga Pasar Aktiva Lama xxx
Kas yang dibayarkan xxx
Harga Perolehan Aktiva Baru xxx
Perhitungan Laba (Rugi) Pertukaran Aktiva Tetap
Harga Pasar Aktiva Lama xxx
Nilai Buku Aktiva Lama:
Harga Perolehan xxx
Akumulasi Depresiasi (xxx)
Nilai Buku Aktiva Lama (xxx)
Laba (Rugi) xxx
Jurnal Pertukaran Aktiva Tetap
a) LABA AT (Baru) xxx Akumulasi Depresiasi-AT (Lama) xxx AT (Lama) xxx Kas xxx Laba Pertukaran Aktiva Tetap xxx
b) RUGI AT (Baru) xxx Akumulasi Depresiasi-AT (Lama) xxx Rugi Pertukaran Aktiva Tetap xxx AT (Lama) xxx Kas xxx
top related