aktivitas (tenore) steen) - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/552/1/cover_qori...
Post on 09-Feb-2018
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
AKTIVITAS PENGHAMBATAN TIROSINASE DARI
EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN BINAHONG
(Anredera cordifolia (Tenore) Steen)
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S-1
QORI WAHYUNINGSIH
0908010017
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2013
2
AKTIVITAS PENGHAMBATAN TIROSINASE DARI
EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN BINAHONG
(Anredera cordifolia (Tenore) Steen)
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S-1
QORI WAHYUNINGSIH
0908010017
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2013
i
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
3
ii
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
4
iii
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
5
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : Qori Wahyuningsih
Nim : 0908010017
Program studi : Farmasi
Fakultas/Universitas : Farmasi / Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Menyatakan dengan sebenar- benarnya bahwa skripsi ini adalah hasil dari
proses penelitian saya yang telah dilakukan sesuai dengan prosedur penelitian
yang benar dengan arahan dari dosen pembimbing dan bukan hasil penjiplakan
dari hasil karya orang lain atau terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini, dan apabila kelak dikemudian hari terbukti ada
unsur penjiplakan, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Purwokerto, Agustus 2013
Yang menyatakan,
Qori Wahyuningsih
iv
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
6
MOTTO
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah
dan
Jadikanlah kekecewaan masa lalu menjadi
senjata sukses di masa depan
v
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
7
PERSEMBAHAN
Ucapan terima kasih dan sujud syukur atas kehadirat Allah SWT, atas
segala rahmat, nikmat dan karunia dan hidayahnya dengan kerendahan hati dan
ketulusan hati, saya persembahkan karya ini kepada:
Abah dan Umi
H. Irsyad Asro (Alm) dan Hj. Nurhidayah yang selalu mendoakanku, terima
kasih atas dukungan, bekal dan kasih sayang yang tulus dan selalu
memberiku semangat baik moral, spiritual dan materi. Serta untaian doa yang
tidak pernah akan putus.
Kakak- kakakku
Terima kasih atas dukungan motivasi dan perhatiannya selama ini, semoga
selanjutnya saya bisa menjadi adik yang lebih baik dan berguna bagi
keluarga.
Calon Pendamping Hidup
Yang tercinta Riski Mukjizatulloh, S.H yang telah mengisi hidupku,
memberiku perhatian, semangat dan materi serta setia menemaniku dalam
suka maupun duka.
Pembimbing
Bu Binar Asrining Dhiani, M.Sc.,Apt dan Ibu Indri Hapsari, M.Si.,Apt selaku
pembimbing saya selama proses skripsi ini. Terimakasih atas segala hal yang
telah diberikan kepada saya.
Teman Seperjuangan
Terima kasih selalu menemani saya, teruntuk Siti Nuryanti (Bunda),
terimakasih atas semangat dan perhatiannya.Terimakasih buat kesabarannya
membantu dalam menyelesaikan skripsi saya.Dan terimakasih juga buat
Amalia buat kerjasamanya dan doanya selama penelitian skripsi ini.
Teman- Teman Farmasi Angkatan 2009 dan Assasains
Terimakasih atas kebersamaannya, buat teman- teman sepertimas aan, unul,
ana, erma, elent, agil, sandra, lita, wina, sukhaebah dan lusi mbot. Dan tidak
lupa juga terimakasih buat Damar kartika ratri yang telah senantiasa
mendengarkan keluh kesah saya selama 4 tahun ini.
vi
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
8
Mantan Penghuni Kost
Terimakasih buat mba pipin, lisna dan semua anak fiumy kost, serta
terimakasih juga buat komplotan anak kos „Nyeplik‟ sepertiIqlimasahara,
Yuli, Wulan, Wiwi, Titi dan semua teman kost yang tidak bisa saya sebutin
satu persatu, terimakasih atas do‟anya selama ini.
vii
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
9
INTISARI
QORI WAHYUNINGSIH. Aktivitas Penghambatan Tirosinase Dari Ekstrak Etil
Asetet Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen).
Dibawah bimbingan BINAR ASRINING DHIANI dan INDRI HAPSARI.
Latar Belakang: Paparan sinar matahari (UV) dan paparan radikal bebas dapat
menyebabkan kulit menjadi kering dan rusak, sehingga proses penuaan dini dapat
berlangsung cepat. Sinar UV sangat berperan penting dalam pembentukan pigmen
melanin dalam tubuh (Winarsih, 2007). Binahong (Anredera cordifolia) termasuk
dalam famili Basellaceae merupakan tanaman yang dikenal mempunyai aktivitas
antioksidan yang baik. Sediaan kosmetik pemutih mengharapkan efek antioksidan
dan penghambatan melanin. Ekstrak etanol daun binahong tidak memberikan efek
sebagai inhibitor tirosinase (Rahayu,2012). Tetapi belum ada laporan ilmiah
mengenai aktivitas penghambatan tirosinase ekstrak etil asetat daun binahong.
Tujuan Penelitian: Menentukan apakah ekstrak etil asetat daun binahong
mempunyai aktivitas penghambatan tirosinase dan seberapa besar aktivitas
penghambatan terhadap tirosinase.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimental
dengan rancangan randomized block design dengan menguji beberapa seri
konsentrasi ekstrak etil asetat daun binahong(50, 100, 200, 400 dan 800 µg/ml).
Variasi seri konsentrasi tersebut diuji aktivitas penghambatan tirosinase dengan
kontrol positif hidroquinon. Aktivitas penghambatan tirosinase diukur dengan
mengamati perubahan atau pembentukan dopakrom pada panjang gelombang 490
nm menggunakan microplate reader 96 sumuran.
Hasil: Nilai IC50 ekstrak etil asetat daun binahong sebesar 299,1 µg/ml sedangkan
nilai IC50 dari kontrol positif (hidrokuinon) yaitu 16,34 µg/ml.
Kesimpulan: Ekstrak etil asetat daun binahong mempunyai aktivitas terhadap
penghambatan tirosinase rendah daripada hidrokuinon.
Kata Kunci: Daun binahong, Aktivitas penghambatan tirosinase.
viii
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
10
ABSTRACT
QORI WAHYUNINGSIH.Tyrosinase Inhibition Activity of Ethyl Acetate
Extract from Binahong Leaves (Anredera cordifolia (Tenor) Steen).
Under Supervision of BINAR ASRINING DHIANI and INDRI HAPSARI.
Backgroun: The exposure of sun ray (UV) and free radicals can cause skin
damage and dried skin, therefore the aging process is occured. UV rays take a role
on melanine pigment production (Winarsih, 2007). Binahong (Anredera
cordifolia) which belongs to Basellaceae family is one of plants which has
antioxidant activity. Whitening product expect dual effect the antioxidant effect
and inhibition of melanin production. Ethanol extract of binahong leaves was not
exhibitedtyrosinase inhibition (Rahayu, 2012). There is no scientific reports of
tyrosinase inhibition activity of ethyl acetate extract of binahong leaves.
Research Objectives:To determine tyrosinase inhibition activity of ethyl acetate
extract of binahong leaves and determine level of inhibition activity of tyrosinase.
Research method: The type of this research was an experimental research with
randomized block design by testing a serial concentration of ethyl acetate extract
of binahong (50, 100, 200, 400 and 800 µg/ml). This variation of concentration
series was assayed its inhibition activity of tyrosinase with hydroquinone as the
positive control. Inhibition activity of tyrosinase was measured by observing the
change color caused by the formation of dopachrome at wavelength 490 nm using
96 wells microplate reader.
Result: IC50 value of ethyl acetate extract of binahong leaves was 299,1 µg/ml
whereas IC50 value of positive control (hydroquinone) was 16,34 µg/ml.
Conclusion:Ethyl acetate extract of binahong leaves possessed tyrosinase
inhibition activity although lower than hydroquinone.
Keywords: Binahong leaves, tyrosinase inhibition activity.
ix
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
11
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas nikmat,
hidayah, karunia, dan segala petunjuknya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “AKTIVITAS PENGHAMBATAN TIROSINASE DARI
EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia
(Tenore) Steen)”.Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada Ibu
Binar Asrining Dhiani, M.Sc.,Apt selaku pembimbing I dan Ibu Indri Hapsari,
M.Si.,Apt selaku pembimbing II yang telah berkenan memberikan saran, nasehat,
dan koreksinya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini.
Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan
dukungan semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Nunuk Aries Nurulita. M.Si.,Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
2. Retno Wahyuningrum, M.Si., Apt dan Wiranti Sri Rahayu, M.Si.,Apt selaku
penguji yang telah memberikan koreksi terhadap skripsi ini.
3. Abah, Umi dan Kakak- kakakku tercinta yang telah memberikan doa dan
semangat serta dorongan baik spiritual maupun materiil.
4. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
5. Semua teman- teman Farmasi Angkatan 2009 terutama anak- anak Assasains
terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya selama penyusunan skripsi ini.
6. Semua pihak yang telah membantu selama penulis melaksanakan penelitian
dan penulisan skripsi ini hingga selesai yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
x
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
12
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
jauh dari sempurna, yang disebabkan oleh keterbatasan penulis.Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya.
Purwokerto, 28 Agustus 2013
Qori Wahyuningsih
xi
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
13
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
PERNYATAAN .................................................................................................. iv
MOTTO .............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi
INTISARI ............................................................................................................ viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4
A. Binahong .................................................................................... 4
1. Sistematika Tanaman ........................................................... 4
2. Nama Daerah ........................................................................ 4
3. Morfologi ............................................................................. 4
3.1 Daun............................................................................... 4
3.2 Rhizoma ......................................................................... 5
3.3 Bunga ............................................................................. 5
3.4 Akar. .............................................................................. 5
4. Khasiat................................................................................... 5
xii
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
14
5. Kandungan Kimia ................................................................. 6
5.1 Flavonoid ........................................................................ 6
5.2 Polifenol .......................................................................... 6
5.3 Saponin ............................................................................ 7
5.4 Alkaloid ........................................................................... 7
B. Melanin dan Enzim Tirosinase.................................................... 7
C. Hydroquinon ............................................................................... 9
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 11
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 11
B. Variabel Penelitian ...................................................................... 11
C. Definisi Variabel Operasional ..................................................... 11
D. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 12
E. Bahan dan Alat ........................................................................... 12
F. Cara Penelitian ........................................................................... 13
1. Pengumpulan bahan .............................................................. 13
2. Determinasi bahan ................................................................. 13
3. Pengeringan bahan ................................................................ 13
4. Pembuatan ekstrak daun binahong ........................................ 13
5. Identifikasi kandungan senyawa .......................................... 14
G. Uji Penghambatan Tirosinase .................................................... 15
1. Pembuatan buffer fosfat ........................................................ 15
2. Pembuatan larutan sampel..................................................... 15
a. Pembuatan larutan stok sampel ....................................... 15
b. Pembuatan seri konsentrasi sampel ................................. 16
3. Pembuatan larutan kontrol positif hidroquinon..................... 16
a. Pembuatan larutan stok Hidroquinon .............................. 16
b. Pembuatan seri konsentrasi hidroquinon ........................ 16
4. Pembuatan larutan tirosinase ................................................ 16
5. Pembuatan larutan L-DOPA ................................................. 16
6. Pengujian aktivitas inhibisi tirosinase dan penentuan IC50 ... 16
H. Analisis Data ............................................................................... 17
xiii
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 18
A. Determinasi tanaman .................................................................. 18
B. Penyiapan simplisia ..................................................................... 18
C. Pembuatan ekstrak etil asetat daun Binahong ............................. 19
D. Uji Aktivitas Inhibisi Tirosinase dan Penentuan IC50 ................ 20
E. Identifikasi Kandungan Senyawa ................................................ 23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 26
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 26
5.2. Saran .......................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 27
LAMPIRAN ........................................................................................................ 31
xiv
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
16
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Persentase inhibisi aktivitas penghambatan tirosinase
ekstrak etil asetat daun binahong .................................................................... 21
Tabel 2. Identifikasi kandungan senyawa ekstrak etil asetat
daun binahong ................................................................................................. 23
Tabel 3. Absorbansi Hidroquinon(kontrol positif) ......................................... 40
Tabel 4. Absorbansi kontrol negatif ............................................................... 40
Tabel 5. Absorbansi ekstrak etil asetat daun binahong .................................. 40
xv
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
17
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Daun Binahong (Anredera cordifolia) ............................................ 5
Gambar 2. Skema reaksi terbentuknya melanin ............................................... 9
Gambar 3. Kurva hubungan non linier dari log konsentrasi ekstrak
etil asetat daun binahong terhadap persen inhibisi ....................... 22
Gambar 4.Kurva hubungan non linier dari log konsentrasi
kontrol positif (hidroquinon) terhadap persen inhibisi ................. 22
xvi
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
18
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Surat keterangan determinasi daun binahong
(Anredera cordifolia (Tenore) Steen) ......................................... 32
Lampiran 2. Hasil persentase inhibisi ekstrak etil asetat daun binahong ....... 34
Lampiran 3. Hasil persentase inhibisi hidroquinon ........................................ 35
Lampiran 4.Hasil aktivitas penghambatan tirosinase ..................................... 36
Lampiran 5.Perhitungan pembuatan buffer fosfat pH 6,8............................... 37
Lampiran 6. Perhitungan pembuatan larutan L-DOPA .................................. 38
Lampiran 7. Perhitungan persentase inhibisi ................................................ 41
Lampiran 8. Gambar pelaksanaan penelitian ................................................ 47
Lampiran 9. Gambar uji aktivitas penghambatan tirosinase ......................... 48
Lampiran 10.Gambar identifikasi kandungan senyawa ................................ 49
Lampiran 11.Gambar hasil pengamatan kromatografi lapis tipis
ekstrak etilasetat daun binahong ............................................... 50
Lampiran 12. Gambar alat dan bahan .......................................................... 51
xvii
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Paparan sinar matahari (UV) dan paparan radikal bebas dapat
menimbulkan kulit menjadi kering dan rusak, sehingga proses penuaan dini
dapat berlangsung cepat.Sinar UV sangat berperan penting dalam
pembentukan pigmen melanin dalam tubuh (Winarsi, 2007).
Pigmen melanin merupakan suatu pigmen yang dapat melindungi kulit
dari paparan sinar matahari.Proses pembentukan melanin ini terjadi dengan
bantuan enzim dan sinar UV yang terdapat dalam sinar matahari. Dengan
bantuan enzim tirosinase produksi melanin menjadi berlebih dan
mengakibatkan hiperpigmentasi kulit.Hiperpigmentasi menyebabkan bercak
warna coklat pada kulit.Untuk mencegah produksi melanin yang berlebih
dapat digunakan inhibitor tirosinase.
Inhibitor tirosinase pada saat ini banyak digunakan dalam produk
kosmetik dan farmasi sebagai penghambat produksi melanin menjadi berlebih
pada lapisan epidermis dan membuat kulit tampak lebih putih (Arung et al,
2006).Mekanisme kerja enzim tirosinase dengan menghambat aktivitas enzim
yaitu dengan mereduksi bahan yang dapat menyebabkan oksidasi dopakuinon.
Kombinasi antioksidan dan inhibitor tirosinase dapat ditemukan dari bahan
alam ataupun senyawa sintetik.Penemuan dari suatu senyawa antioksidan dan
inhibitor tirosinase telah ditemukan pada bahan kosmetik untuk mencegah
terbentuknya melanin yaitu hidroquinon, merkuri, asam kojat, arbutin, dan
asam askorbat (Kim et al, 2005).
Hidroquinon digunakan dalam tambahan bahan kosmetik untuk
memperoleh efek pemutih dengan menghilangkan flek gelap pada kulit.Akan
tetapi, penggunaan dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan kelainan
pada ginjal (nephropathy) profirasi sel, dan bersifat karsinogenik dan
teratogenik (Wester et al., 1999).
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
2
Untuk mencegah penuaan dini tubuh kita perlu adanya antioksidan.Salah
satu sumber tanaman obat yang memiliki potensi sebagai antioksidan adalah
tanaman binahong (Anredera cordifolia).Binahong (Anredera cordifolia)
termasuk dalam famili Basellaceae merupakan tanaman yang dikenal
mempunyai aktivitas antioksidan yang baik.Daun binahong diduga
mengandung asam oleanolat (Hammond et al., 2006).Asam oleanolat
merupakan golongan triterpenoid yang memiliki antioksidan yang terdapat
pada tanaman (Liu, 1995).
Penelitian lebih lanjut tentang tanaman obat binahong pernah dilakukan
oleh Rahayu (2012) bahwa ekstrak dari etanol daun binahong tidak
memberikan efek sebagai inhibitor tirosinase.Maka dari itu peneliti tertarik
untuk menguji aktivitas penghambatan tirosinase dari ekstrak etil asetat daun
binahong (Anredera cordifolia).
B. Perumusan masalah
1. Apakah ekstrak etil asetat daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.)
Steen) mempunyai aktivitas penghambatan terhadap tirosinase?
2. Berapa besar aktivitas penghambatan terhadap tirosinasedari ekstrak etil
asetat daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen)?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1. Untuk menentukan apakah ekstrak etil asetat daun binahong mempunyai
aktivitas terhadap tirosinase.
2. Untuk menentukanIC50 aktivitas penghambatan tirosinase dari ekstrak etil
asetat daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen).
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
3
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini akan diperoleh bahan pemutih alami yang dapat
mencegah hiperpigmentasi dari bahan alam yang mempunyai aktivitas
terhadap penghambatan tirosinase yang relatif lebih aman digunakan oleh
masyarakat.
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen)
Menurut Depkes (2006), klasifikasi tumbuhan Binahong adalah sebagai
berikut:
1. Sistematika Tanaman :
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Caryophyllales
Suku : Basellaceae
Marga : Anredera
Jenis : Anredera cordifolia (Tenore) Steen.
Sinonim : Boussingaultia baselloides Auct. Non H.B.K,
Boussingaultia gracillis Miers, Boussingaultia
Cordifolia Ten.
2. Nama daerah
Indonesia : Binahong
Cina : Teng san chi
Inggris : Heartleaf Madeira vine, Madeira vine (Mus,2008).
3. Morfologi
a. Daun
Tanaman binahong berdaun tunggal, sangat pendek tangkainya
(subsessile), pertulangan menyirip, tersusun berseling, daun berwarna
hijau muda, berbentuk seperti jantung (cordata), memiliki panjang
sekitar 5-10 cm dan lebar sekitar 3-7 cm, helaian daun tipis lemas,
ujung runcing, pangkal berlekuk (emerginatus), tepi rata atau
bergelombang, dan permukaan halus, licin, dan bisa dimakan (Susetya,
2011).
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
5
b. Rhizoma
Tanaman binahong memiliki rhizoma. Rhizoma adalah umbi yang
terdapat di dalam tanah, bercabang dan tumbuh menjalar, dari
ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di permukaan tanah dan
dapat merupakan suatu tumbuhan baru. Biasanya rhizoma merupakan
tempat penyimpanan cadangan makanan (Setiaji, 2009).
c. Bunga
Tanaman binahong memiliki bunga majemuk berbentuk majemuk
rimpang, bertangkai panjang, muncul di ketiak daun, mahkota
berwarna putih sampai krem berjumlah lima helai tidak berlekatan,
panjang helai mahkota sekitar 0,5 - 1 cm dan memiliki bau yang harum
(Susetya, 2012).
d. Akar
Tanaman binahong mempunyai akar tunggang yang berdaging
lunak dan berwarna coklat kotor (Susetya, 2012).
Gambar1. Daun Binahong (Anredera cordifolia)
4. Khasiat
Daun Anredera cordifolia (Tenore) Steen yang dikenal dengan sebutan
binahong ini berkhasiat sebagai obat diabetes dan sebagai analgesik
(mengurangi rasa nyeri), serta bisa untuk penghalus kulit. Untuk
mengobati diabetes yaitu sebanyak ± 50 gram daun binahong direbus
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
6
dengan 2 gelas air sampai mendidih, lalu setelah mendidih kemudian
didinginkan terlebih dahulu dan selanjutnya disaring. Hasil saringan
tersebut setelah dingin diminum sekaligus.Untuk penghalus
kulit,menggunakan daun binahong yang dicuci bersih lalu ditumbuk
sampai lumat tidak berbentuk.Hasil tersebut dalam pemakain 2x dalam
satu minggu yang digunakan sebagai masker penghalus kulit (Depkes,
2006).
5. Kandungan Kimia
Dari hasil penelitian pendahuluan Universitas Gadjah Mada,
dinyatakan bahwa pada kulturin vitro daun binahong mengandung
flavonoid, saponin, alkaloid, dan terpenoid (Manoi,2009).
a. Flavonoid
Flavonoid terdapat dalam tumbuhan sebagai campuran jarang
sekali digunakan hanya flavonoid dalam jaringan tumbuhan.Dalam
tumbuhan,aglikon flavonoid (yaitu flavonoid tanpa gula terikat)
terdapat dalam berbagai struktur.Aglikon flavonoid adalah polifenol
yang mempunyai sifat kimia seperti senyawa fenol yaitu bersifat agak
asam sehingga dapat larut dalam basa.
Flavonoid merupakan senyawa yang larut dalam air, sebagian
dapat diekstraksi dengan etanol 70% dan tetap ada dalam lapisan air
setelah lapisan ekstrak ini dikocok dengan eter minyak bumi.
Flavonoid berupa senyawa fenol, sehingga warna berubah apabila
ditambah basa atau ammonia (Harborne,1987).
b. Polifenol
Kelarutan polifenol mudah larut dalam air karena bersifat polar dan
umumnya berikatan dengan gula sebagai glikosida dan biasanya
terdapat dalam vakuola sel. Untuk mendeteksi senyawa fenol
sederhana ialah dengan menambahkan larutan besi (III) klorida dan
uji daya reduksi dalam air atau etanol dengan penambahan pereaksi
Fehling A dan Fehling B pada ekstrak sehingga menimbulkan warna
merah bata atau merah yang kuat. Ekstraksi senyawa fenol dengan
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
7
etanol mendidih biasanya mencegah terjadinya oksidasi enzim
(Harborne,1987).
c. Saponin
Saponin tidak dapat larut dalam pelarut non polar, paling cocok
diekstraksi dengan etanol atau methanol panas 70-96% dan kemudian
lipid dan pigmen disingkirkan dari ekstrak dengan memakai benzene.
Untuk mengetahui adanya saponin dapat dilakukan uji sederhana
yaitu dengan mengocok ekstrak dari tumbuhan dalam tabung reaksi
dengan air panas selama 30 menit, apabila terbentuk busa yang tahan
lama pada permukaan cairan paling tidak tetap stabil selama 30 menit,
maka adanya saponin dapat dipastikan ada (Harborne,1987).
d. Alkaloid
Alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu
atau lebih atom N, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari
sistem siklik. Alkaloid biasanya tanpa warna, kebanyakan berbentuk
kristal, hanya sedikit yang berupa cairan. Senyawa alkaloid dapat
dideteksi dengan pereaksi Dragendorf (Harborne,1987).
B. Melanin dan Enzim tirosinase
Melanin yang disebut dengan melanosom merupakan pigmen atau zat
warna alami pada organel khusus termasuk makhluk hidup.Melanin
mempunyai dua bentuk yaitu
1. Eumelanin memiliki sifat tidak larut dalam air dan berwarna cokelat gelap-
hitam di dalam retina mata.
2. Feomelanin memiliki sifat larut dalam basa dan memberikan warna
kuning-merah pada rambut.
Kedua bentuk tersebut disintesis dari oksidasi tirosin oleh enzim
tirosinase.Enzim tirosinase yang dikenal dengan polifenol oksidase merupakan
enzim kunci yang mempunyai peran dalam biosintesis melanin di dalam sel
tumbuhan, mikroorganisme dan juga mamalia. Biosintesis melanin oleh enzim
tirosinase dilakukan dengan mengatalisis orto-hidroksilasi tirosin menjadi 3,4-
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
8
dihidroksilfenilalanin atau DOPA (monofenolase) dan oksidasi DOPA
menjadi dopakuinon (difenolase). o-Kuinon yang dihasilkan ini dapat
bertransformasi menjadi pigmen, baik dengan reaksi enzimatis maupun reaksi
non-enzimatis (Likhitwitayawuid, 2008).
Enzim tirosinase pada mamalia berperan dalam reaksi pigmentasi kulit
atau perubahan warna kulit menjadi coklat, mata, dan rambut.Enzim tirosinase
ini juga dapat menyebabkan reaksi pencoklatan pada produk pangan seperti
pada buah-buahan dan sayuran yang mengakibatkan menurunnya harga jual
dan nutrisi yang terkandung dalam bahan pangan tersebut (Likhititwiyawuid,
2008).Reaksi pencoklatan pada produk pangan dipengaruhi oleh konsentrasi
enzim tirosinase dan substrat, ketersediaan oksigen, pH dan suhu (Chang et al.
2007).
Senyawa yang dapat menghambat proses pembentukan melanin disebut
inhibitor tirosinase. Inhibitor tirosinase juga dapat membantu proses
penyembuhan penyakit hiperpigmentasi dan melanogenesis pada kulit
(Batubara et al. 2010). Inhibitor tirosinase pada saat ini banyak digunakan
dalam produk kosmetik dan farmasi sebagai penghambat produksi melanin
berlebih pada lapisan epidermis dan membuat kulit tampak lebih putih (Arung
et al. 2006).
Mekanisme kerja enzim tirosinase untuk menghambat aktivitas enzim
tirosinase adalah mereduksi bahan yang dapat menyebabkan oksidasi
dopakuinon.Inhibitor tirosinase dapat bekerja secara kompetitif dan non-
kompetitif dengan substrat tirosinase yaitu L-tirosin dan L-DOPA. Inhibitor
tirosinase yang spesifik akan berikatan kovalen dengan enzim tirosinase
sehingga enzim menjadi tidak aktif selama reaksi katalitik berlangsung
(Chang, 2009).
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
9
Gambar 2.Skema reaksi terbentuknya melanin(Balsam dan Sagarin, 1972).
C. Hydroquinon
C6H6O2BM= 110,11
1,4- Benzenediol: p-Dihydroxybenzene: Hydroquinol: Quinol:
Eldoquin and Eldopaque (Elder) (Seymour, 1975)
Hidrokuinon merupakan zat aktif bahan kimia yang biasanya digunakan
sebagai tambahan bahan kosmetik sebagai pemutih karena mampu secara
efektif menghilangkan flek gelap pada kulit (Ningsih, 2009).
Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5%
C6H6O2, dihitung terhadap zat anhidrat.Pemeriannya berupa berbentuk jarum
halus, putih dan mudah menjadi gelap apabila terkena cahaya dan
udara.Kelarutannya mudah larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter
(Depkes RI, 1995).
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
10
Hidroquinon merupakan golongan zat obat keras yang hanya dapat
digunakan berdasarkan dari resep dokter (Badan Pengawas Obat dan
Makanan).Kegunaan hidroquinon sebagai agen pencerah kulitdigunakan untuk
mengurangi hiperpigmentasi kulit seperti noda, melasma, chloasma, bintik-
bintik dan lentigo (Seymour, 1975).
Hidroquinon bekerja dengan mempengaruhi enzim tirosinase sehingga
dapat menghambat oksidasi enzimatik tirosin menjadi DOPA, serta oksidasi
DOPA menjadi melanin juga terhambat (Katzung, 1995).Sel pembentuk
pigmentasi terletak pada lapisan basal epidermis.Jumlah dan besarnya melanin
yang terbentuk dapat menentukan warna kulit (Wasitaatmadja, 1997).
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan
rancangan randomized block design.
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan antara lain :
1. Variabel bebas : Konsentrasi ekstrak etil asetat daun binahong
(Anrederacordifolia).
2. Variabel tergantung : Persentase penghambatan tirosinase oleh ekstrak
etil asetatdaun binahong (Anredera cordifolia)
3. Variabel terkendali :Suhu penyimpanan, pelarut dan waktu, PH,
panjang gelombang pada microplate reader.
C. Definisi Variabel Operasional
Ekstrak etil asetat daun Binahong adalah ekstrak daun Binahong
(Anredera cordifolia) yang diperoleh dengan cara merendam serbuk simplisia
dengan pelarut etil asetat selama dua hari disertai pengadukan, kemudian
filtrat yang dihasilkan dari proses maserasi tersebut diuapkan hingga diperoleh
ekstrak kental daun binahong.
Konsentrasi yang digunakan pada penghambatan tirosinase pada ekstrak
etil asetat daun binahong menggunakan konsentrasi yang berbeda- beda yaitu
50, 100, 200, 400, dan 800 µg/ml.
Persentase penghambatan tirosinase dinyatakan dengan nilaiIC50 yaitu
konsentrasi larutan inhibitor yang dibutuhkan untuk menghambat 50%
aktivitas tirosin-tirosinase. Aktivitas tirosinasemerupakan aktivitas
penghambatan yang ditentukan dengan tirosinase. Inhibitor tirosinase
mereduksi bahan yang dapat menyebabkan oksidasi dopakuinon.Semakin
kecil nilai IC50 maka aktivitas penghambatan terhadap melanin tinggi.
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
12
Suhu penyimpanan (temperatur) pada penelitian ini adalah 25ºC.
Pengaturan temperatur ini dilakukan untuk menguji aktivitas terhadap enzim
tirosinase, karena kerja dari enzim sangat spesifik sehingga mampu untuk
menghambat.
Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah DMSO, karena
DMSO merupakan pelarut yang kepolarannya sangat tinggi ketika di larutkan
dengan ekstrak.Waktu yang diperlukan untuk sampel agar mampu bereaksi
dengan enzim adalah 10 menit. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk
mereaksikan substrat dengan enzim yaitu 20 menit. Hal ini dilakukan karena
kerja enzim sangat spesifik, sehingga perubahan sedikit saja pada kondisi
kerjanya, dapat mempengaruhi aktivitas enzim.
Panjang gelombang yang digunakan pada aktivitas penghambatan
tirosinase ini menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 490
nm.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama7 bulan dari bulan Februari hingga bulan
Juli 2013. Tempat penelitian di Laboratorium Botani dan Genetika FKIP
UMP, Laboratorium Biologi Farmasi UMP, dan Laboratorium Farmakologi
Toksikologi UMP.
E. Bahan dan Alat
Bahan yang dipakaipada penelitian ini adalah daun binahong (Anredera
cordifolia),etil asetat teknis (Bratachem), .2 O (Merck),
.2 O (Merck), hidroquinon (p.a), L-DOPA(Sigma),DMSO
(Merck), enzim tirosinase (Sigma), aquabidest (widatra), methanol (Merck),
asam stearat (Merck), asam asetat (Merck), asam format (Merck), toluen
(Merck), aseton (Merck ) dan dietil amina (Merck).
Alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas seperti beaker
glass, erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur, pipet volume, pipet tetes (pyrex),
timbangan analitik (SHIMADZU AUW220D), pH meter (Metrohm),
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
13
stopwatch, mikropipet (Eppendorf research plus) dan microplate reader
(Biorad imark TM
).
F. Cara Penelitian
1. Pengumpulan bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun binahong
(Anredera cordifolia) yang didapatkan di Desa Dukuhwaluh Kecamatan
Kembaran Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah.
2. Determinasi bahan
Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Botani dan Genetika
FKIP UMP.Determinasi dimaksudkan untuk menetapkan kebenaran
sampel yang digunakan dalam penelitian. Determinasi daun binahong
dilakukan dengan mencocokkan ciri dari morfologi yang ada pada
tanaman daun binahong terhadap kepustakaan Flora of Java (Backer &
Bakhuizen van den Brink volume 1).
3. Pengeringan bahan dan penyerbukan
Daun binahong yang telah dipanen kemudian dicuci dengan air
mengalir untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada permukaan
daun binahong.Setelah itu ditiriskan sampai semua sisa- sisa air pencucian
tidak ada lagi pada daun binahong. Daun binahong kemudian dikeringkan
pada lemari pengering yang terdapat pada Laboratorium Teknologi
Farmasi pada suhu 30ºC, karena ruang- ruang dalam lemari pengering
tersebut dalam kondisi hampa udara sehingga penyisiran air terjadi secara
cepat dan aman dari material pada suhu rendah.Bahan yang sudah kering
selanjutnya dapat diserbuk dengan mesin penyerbuk kemudian di ayak
dengan nomor ayakan 20/60.
4. Pembuatan ekstrak etil asetat daun binahong
Metode untuk pembuatan ekstrak daun binahong menggunakan
metode perendaman (maserasi) yaitu dengan cara sebanyak 350 mg serbuk
daun binahong dengan menggunakan cairan penyari etil asetatselama 2
hari atau 48 jam yang disertai pengadukan. Caranya untuk hari petama,
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
14
rendam 350 mg serbuk daun binahong dengan 3,5 liter pelarut etil asetat
disertai pengadukan. Selanjutnya untuk hari kedua saring dengan kain
penyaring dan ampas tersebut diekstraksi kembali dalam etil asetat 3,5
liter. Dalam kegiatan maserasi ini, banyaknya cairan penyari yang
digunakan perbandingan 1:10 (BPOM,
2004).Kemudianmaseratdikumpulkan dan diuapkan penyariannya hingga
diperoleh ekstrak kental daun binahong(Depkes RI, 1986).
5. Identifikasi kandungan senyawa ekstrak etil asetat daun binahong
a. Identifikasi Flavonoid
Fase diam : silica gel F 254
Fase gerak : etil asetat : asam format : asam asetat glacial : air
(100:11:11:27)
Deteksi : difenilboriloksietilamina LP
Bercak sinar uv : berpendar kuning intensif, hijau dan
jingga(Depkes RI, 1987)
Hasil positif, tampak bercak berpendar kuning dalam sinar tampak.
b. Identifikasi Saponin
Pembentukan busa yang mantap sewaktu mengektraksi tumbuhan
dan waktu memekatkan ekstrak tumbuhan, merupakan bukti adanya
saponin tetapi biasanya lebih baik lagi bila uji sederhana itu dipastikan
dengan cara KLT dan pengukuran spectrum (Harbone, 1987).
Uji dengan KLT yaitu
Fase diam : silica gel F 254
Fase gerak : etil asetat : metanol : air (100:13,5:10)
Deteksi : anisaldehid-asam sulfat LP.
Hasil positif, jika dengan pereaksi ini saponin membentuk bercak biru
atau kadang-kadang kekuningan apabila diamati pada sinar tampak
(Depkes RI, 1987).
c. Identifikasi Tanin
Fase diam : silika gel F 254
Fase gerak : toluen P : aseton P : asam format (5:4:1)
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
15
Deteksi : FeCl3
Pembanding : asam galat
Jika setelah disemprot dengan FeCl3 menghasilkan warna hitam
kehijauan berarti positif mengandung Tanin (Pratiwi, 2008). Larutan
akan berubah menjadi biru kehitaman atau hijau kehitaman. Warna
biru menunjukkan bahwa simplisia mengandung tannin galat.Warna
hijau kehitaman menunjukkan adanya tannin katekol (Depkes RI,
1987).
d. Identifikasi Alkaloid
Fase diam : silica gel F 254
Fase gerak : toluena : etil asetat : dietil amina (70:20:10)
Deteksi : Dragendrof LP
Bercak sinar biasa : jingga sampai merah tua
Jika setelah disemprot dengan dragendrof, setelah dilihat sinar tampak
alkaloid membentuk warna hijau kekuningan berarti negatif
mengandung alkaloid.
G. Uji Penghambatan Tirosinase
1. Pembuatan Buffer Fosfat
Cara membuat buffer fosfat yaitu dengan melarutkan 17,79 g
.2 O ke dalam 100 mL aquades, kemudian sebanyak 13,79 g
.2 O juga dilarutkan ke dalam 100 mL aquades. Setelah itu
mengambil larutan sebanyak 46,3 mLdari dan 53,7 mL
dicampurkan dan ukur dengan pH meter, sehingga diperoleh
larutan buffer fosfat dengan pH 6,8 (Sambrook and David, 2001).
2. Pembuatan Larutan Sampel (ekstrak etil asetat daun binahong)
a. Pembuatan Larutan Stok Sampel Konsentrasi 1000 ppm
Larutan stok dibuat dengan cara menimbang seksama 0,01
grekstrak etil asetat daun binahongyang dilarutkan dalam 10 mL
DMSO.
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
16
b. Pembuatan Seri Konsentrasi Sampel
Dari larutan stok dengan konsentrasi 1000 ppm dipipet sebanyak
0,25; 0,5; 1,0; 2,0; 4,0 mL dimasukkan dalam labu ukur 5 mL dan
ditambahkan dengan DMSO sampai dengan tanda sehingga diperoleh
konsentrasi 50, 100, 200, 400, 800 ppm.
3. Pembuatan Larutan Kontrol Positif Hidroquinon
a. Pembuatan Larutan Stok Hidroquinon Konsentrasi 1000 ppm
Larutan stok dibuat dengan cara menimbang seksama 10 mg
hidroquinon dilarutkan dalam 10 mL DMSO.
b. Pembuatan Seri Konsentrasi Hidroquinon
Dari larutan stok dengan konsentrasi 1000 ppm dipipet sebanyak
0,25 mL yang dilarutkan dalam 5 mL DMSO (50 ppm). Dari
konsentrasi 50 ppm di pipet sebanyak 0,137; 0,275; 0,55; 1,1; 2,2 mL
dimasukkan dalam labu ukur 5 mL dan ditambahkan dengan DMSO
sampai dengan tanda sehingga diperoleh konsentrasi 1,375; 2,75; 5,5;
11; 22 ppm.
4. Pembuatan Larutan Tirosinase
Larutan tirosinase dibuat dengan cara melarutkan serbuk tirosinase
sebanyak 0,250mg ke dalam larutan buffer fosfat 0,02 M pH 6,8 dalam 2
mL. Larutan ini dibuat dalam keadaan segar.
5. Pembuatan larutan L-DOPA
Larutan baku L-DOPA 0,85 mM dibuat dengan melarutkan 24,65 mg
L-DOPA ke dalam 25 mL larutan buffer fosfat pH 6,8. Kemudian dipipet
sebanyak 1,7 mL dimasukkan kedalam labu takar 10 mL dan ditambahkan
larutan buffer fosfat 0,02 M pH 6,8 hingga tanda. Sehingga diperoleh
konsentrasinya 2,5 mM.
6. Pengujian Aktivitas Inhibisi Tirosinase dan Penentuan IC50
Pengujian ini menggunakan mikroplate 96 sumuran, caranya dengan
memasukkan 120 µL larutan buffer fosfat 0,02 pH 6,8, tambahkan 40 µL
larutan tirosinase, ditambahkan 20 µL larutan sampel. Setelah itu,
larutantersebut di inkubasi pada suhu 25oCselama 10 menit.Tambahkan 20
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
17
µL larutan L-DOPA 0,02 M. Lalu inkubasi selama 20 menit pada suhu
25oC kemudian ukur absorbansinya diukur pada panjang gelombang 490
nm pada alat microplatereader.
Absorbansi yang diperoleh diubah dalam bentuk persen inhibisi
dengan menggunakan rumus : [ (A-B)-(C-D)] x 100%.
A-B
Keterangan: A = Absorbansi larutan tanpa sampel + enzim
B = Absorbansi larutan tanpa sampel tanpa enzim
C = Absorbansi larutan sampel + enzim
D = Absorbansi larutan sampel tanpa enzim
H. Analisis Data
Dalam analisis data hasiluji aktivitas penghambatan
tirosinasemenggunakan regresi non linier pada program GradhPad Prism
versi 4.
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Botani dan Genetika
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan menggunakan buku Flora of
Java Vol. 1 (Backer & Bakhuizen van den Brink, 1963). Tujuan dilakukannya
determinasi tanaman untuk mengetahui dan memastikan kebenaran identitas
dari tanaman yang akan diambil untuk menghindari kesalahan dalam
pengumpulan bahan serta mencegah kemungkinan tercampurnya dengan
tanaman lain.
Caranya dengan mencocokkan tanaman dengan kunci- kunci
determinasi sehingga dapat dipastikan kebenaran tanaman yang akan
digunakan dalam penelitian. Hasil determinasi spesimen tumbuhan tersebut
merupakan Anredera yang termasuk dalam familia Basellaceae, dan di
Indonesia dikenal dengan nama Binahong (Anredera cordifolia (Tenore)
Steen). Dengan kunci determinasi sebagai berikut:
1b-2b-3b-4b-12b-13b-14b-17b-18b-18b-20b-21b-22b-23b-24b-25b-26b-27a-
28b-29b-30b-31b-403b-404b-405b-414a-415b-451b-466b-467b-468b-469b-
470e-541a……………..(49. Basellaceae)
49. Basellaceae.
1b…….(2. Anredera)
2. Anredera
1a ……Anredera cordifolia (Tenore) Steen.
B. Penyiapan Simplisia
Daun Binahong diperoleh di Desa Dukuhwaluh, Kabupaten
Banyumas.Daun Binahong dipanen pada jam 08.00- 09.00 WIB.Daun yang
sudah terkumpul kemudian dikeringkan.Tujuan dari pengeringan untuk
mengeringkan atau mengurangi kandungan air yang terkandung dalam daun
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
19
binahong sehingga kandungan bahan aktif dapat terjaga dari kerusakan,
mencegah reaksi enzimatis serta mencegah perubahan kimia.Kadar air yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan kemungkinan tumbuhnya mikroorganisme
seperti jamur dan bakteri. Proses pengeringan dilakukan selama 3 hari atau
sampai benar- benar kering dengan menggunakan lemari pengering. Selama
pengeringan daun harus dibolak balik agar pemanasan merata dan proses
pengeringan berlangsung cepat. Pengeringan ini dianggap cukup apabila daun
sudah mengering dan rapuh bila diremas akan hancur dan mengeluarkan bunyi.
Setelah didapat simplisia daun binahong yang kering kemudian di
blender untuk mendapatkan serbuk simplisia.Tujuan dari penyerbukan untuk
meningkatkan tingkat kehalusan yang sesuai dengan Farmakope yaitu derajat
kehalusan serbuk halus untuk simplisia (Anonim, 1995).Dalam penyerbukan
tidak boleh terlalu halus karena dapat memungkinkan simplisia lolos dalam
penyaringan saat maserasi. Serbuk yang dihasilkan ± 420 gr dari simplisia
basah 5,3 kg dan berwarna hijau tua.
C. Pembuatan Ekstrak Etil Asetat Daun Binahong
Pada pembuatan ekstrak etil asetat daun binahong ini menggunakan
metode maserasi. Maserasi adalah metode ekstraksi yang dilakukan dengan
merendam serbuk simplisia dengan menggunakan pelarut yang tepat pada
suhu kamar yang terlindung dari cahaya.
Ekstraksi daun binahong dilakukan dengan cara sebanyak 350 gr
serbuk daun binahong dengan menggunakan cairan penyari etil asetat selama
2 hari atau 48 jam yang disertai pengadukan. Caranya untuk hari petama,
rendam 350 gr serbuk daun binahong dengan 3,5 liter pelarut etil asetat
disertai pengadukan kemudian dibiarkan selama 24 jam. Selanjutnya untuk
hari kedua, hasil rendaman diperas dan diendapkan selama sehari untuk
memisahkan serbuk simplisia yang dimungkinkan terbawa saat
pemerasan.Kemudian dilakukan remaserasi agar memperoleh hasil yang
maksimal ekstraksi.Proses ekstraksi diulangi 2 kali dengan merendam serbuk
hasil perasan simplisia dengan jumlah dan jenis pelarut yang sama saat
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
20
maserasi. Hasil maserasi berupa maserat yang mengandung senyawa- senyawa
dari simplisia daun binahong.Dan didapatkan maserat berwarna hijau pekat
kehitaman.Selanjutnya ekstrak hasil perasan dipekatkan denganrotary
evaporator dan sebagian di taruh di lemari asam dengan menggunakan cawan
porselen sampai didapatkan ekstrak kental.Karena etil asetat sifatnya mudah
menguap jadi semua perlakuan dilakukan di lemari asam.Kecuali yang
penguapannya menggunakan evaporator.
Ekstrak kental yang didapat dari 350 gr serbuk simplisia daun
binahong adalah 22, 51 gr. Dari perhitungan di dapat % rendemen ekstrak etil
asetat daun Binahong adalah 6,43 % (b/b).
D. Uji Aktivitas Inhibisi Tirosinase dan Penentuan IC50
Penelitian ini menggunakan Microplate reader.Tujuan dari
menggunakan microplate reader karena mempunyai keuntungan relatif cepat,
mudah dan murah.
Pengujian aktivitas inhibitor tirosinase dilakukan pada ekstrak etil
asetat daun binahong sebagai sampel untuk mengetahui daya inhibisi terbaik
terhadap enzim tirosinase.Dan sebagai kontrol positifnya digunakan
hidroquinon.Hidroquinon sudah dikenal dapat mempengaruhi enzim tirosinase
sehingga dapat menghambat oksidasi enzimatik tirosin menjadi DOPA, serta
oksidasi DOPA menjadi melanin juga terhambat (Katzung, 1995).
Menggunakan substrat L-DOPA karena substrat ini dengan enzim
tirosinase akan menghasilkan dopakrom yang selanjutnya dapat membentuk
melanin. Untuk dapat mencegahnya dapat dilakukan oleh inhibitor tirosinase.
Tetapi, apabila ekstrak tersebut mengandung senyawa inhibitor tirosinase,
maka aktivitas enzim tirosinase akan terhambat dalam memproduksi melanin.
Pada penelitian ini, pembentukan produk dopakrom ditandai munculnya warna
coklat yang dapat menyebabkan terhambatnya reaksi substrat-tirosinase
sehingga mengakibatkan produksi dopakrom berkurang yang ditandai dengan
penurunan intensitas warna coklat.Pembentukan dopakrom ini diukur
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
21
menggunakan microplatereader dengan memakai mikroplate 96 sumuran,
pada panjang gelombang 490 nm.
Tabel 1.Persentase inhibisi aktivitas penghambatan melanin ekstrak etil asetat
daun binahong.
Konsentrasi Persentase
± SD
Konsentrasi Persentase
± SD sampel
(µg/ml) inhibisi
Hidroquinon
(µg/ml) inhibisi
50 44,020 3,200 1,375 19,483 1,630
100 45,080 4,676 2,75 26,182 1,299
200 43,449 1,152 5,5 31,949 0,936
400 43,322 4,757 11 34,788 0,233
800 48,490 2,424 22 38,187 0,555
Penentuan uji inhibisi tirosinase dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya daya inhibisi senyawa bioaktif pada sampel ekstrak etil asetat daun
binahong. Dari tabel 1, dapat terlihat bahwa pada konsentrasi 50 µg/ml
persentase inhibisi yaitu 44,020% dan pada konsentrasi 100 µg/ml terjadi
peningkatan sebesar 45,080%. Kemudian pada konsentrasi 200 µg/ml terjadi
penurunan persentase inhibisi yaitu 43,449%. Sedangkan pada konsentrasi
400 µg/ml yaitu 43,322% merupakan persentase inhibisi terendah, sedangkan
persentase inhibisi tertinggi pada konsentrasi 800 µg/ml sebesar 48,490%.
Dari hasil persentase inhibisi pada sampel daun binahong
menghasilkan persentase yang hampir sama, hal ini berkaitan dengan reaksi
enzimatis yaitu ketika ada enzim yang direaksikan dengan substrat akan
menghasilkan jumlah produk. Dalam hal ini dimungkinkan, jumlah produk
yang dihasilkan hampir sama pada tiap- tiap konsentrasi.
Setelah ditentukan persentase inhibisi, selanjutnya penentuan nilai
IC50.IC50 merupakan konsentrasi yang dibutuhkan dalam menghambat 50%
aktivitas tirosin- tirosinase.Untuk persentase aktivitas inhibisi hidroquinon
bahwa semakin besar konsentrasi maka semakin besar pula persentase
inhibisi. Persentase inhibisi terendah dimiliki pada konsentrasi 1,375 µg/ml
yaitu 19,483%, sedangkan yang tertinggi dimiliki pada konsentrasi 22 µg/ml
yaitu 38,187%.
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
22
Dari hasil tersebut menunjukkan, bahwa pembentukan produksi
dopakrom terjadi, hal ini menyebabkan produksi dopakrom menjadi
berkurang.Selanjutnya penentuan nilai IC50 dengan menghubungkan
konsentrasi sampel (ekstrak etil asetat daun binahong) atau kontrol positif
dengan persen inhibisi.Untuk menentukan nilai IC50maka dibuatlah kurva
hubungan konsentrasi inhibitor yaitu sampel (ekstrak etil asetat daun
binahong) atau kontrol positif (hidroquinon) dengan aktivitas inhibisi seperti
yang terdapat pada gambar 3.
Gambar 3. Kurva hubungan non linier dari log konsentrasi ekstrak etil asetat
daun binahong terhadap persen inhibisi.
Gambar 4. Kurva hubungan non linier dari log konsentrasi kontrol positif
(hidroquinon) terhadap persen inhibisi.
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
23
Berdasarkan pada gambar 3, terlihat bahwa persentase inhibisi yang
dihasilkan tersebut tidak linier.Jadi analisis data penelitian ini menggunakan
regresi non linier GraphPad Prism versi 4.Yaituperbandingan antara log
konsentrasi dengan persen inhibisi. Nilai IC50 dari ekstrak etil asetat daun
binahong sebesar 299,1µg/ml. Hal ini dapat dikatakan bahwa ekstrak etil
asetat daun binahong memiliki aktivitas penghambatan melanin yang rendah.
Semakin besar nilai IC50 maka aktivitas penghambatan terhadap melanin akan
semakin kecil.
Sedangkan pada gambar 4. Terlihat bahwa persentase inhibisi
hidroquinon (kontrol positif) nilai IC50sebesar 16,34µg/ml. Hal ini
menunjukkan bahwa hidoquinon terbukti mempunyai aktivitas penghambatan
terhadap melanin yang lebih tinggi, karena dilihat dari nilai IC50 dari
hidroquinon.
E. Identifikasi Kandungan Senyawa
Uji kandungan senyawa atau fitokimia dilakukan pada ekstrak etil
asetat daun binahong sebanyak 0,01 gr dilarutkan dengan pelarut etil asetat
sebanyak 10 ml. Dengan melakukan uji fitokimia ini dapat memberikan
informasi penting tentang senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada
ekstrak. Tujuan dari uji ini untuk menentukan golongan senyawa yang
terdapat pada ekstrak etil asetat daun binahong (Anredera cordifolia) yang
mempunyai aktifitas sebagai penghambatan tirosinase.
Identifikasi kandungan senyawa yang akan diuji yaitu flavonoid,
saponin, tanin dan alkaloid. Golongan senyawa dalam ekstrak dapat
ditentukan dengan melihat warna bercak setelah ditambahkan pereaksi
spesifik.
Tabel 2.Identifikasi kandungan senyawa ekstrak etil asetat daun binahong.
Flavonoid Saponin Tanin Alkaloid
Ekstrak Etil Asetat + + - -
Daun Binahong
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
24
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa ekstrak etil asetat daun
binahong mengandung senyawa golongan flavonoid dan saponin. Menurut
Chang (2009), Flavonoid yang terkandung dalam ekstrak etil asetat daun
binahong diduga akan memberikan efek inhibisi terhadap enzim tirosinase
karena golongan flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa yang
aktif sebagai inhibitor tirosinase. Senyawa golongan flavonoid yang sudah
terbukti mengandung inhibitor tirosinase seperti golongan senyawa flavonol
(kuersetin, kaempferol dan mirisetin), golongan senyawa flavon
(norartokarpetin), isoflavon (kalikosin), flavanol (dihidromorin dan
taksifolin), flavanon (stepogenin), isoflavon (gliasperin C, glabridin) dan
kalkon (Chang, 2009).Dan untuk hasil identifikasinya setelah dilihat di sinar
tampak, terlihat bercak warna kuning berpendar.Hal tersebut menandakan
bahwa ekstrak etil asetat daun binahong mengandung senyawa flavonoid.
Dan hasil bercak (spot) pada identifikasi flavonoid ekstrak etil asetat daun
binahong menghasilkan 2 bercak yaitu Rf1 sebesar 0,862 ; HRf = 86,25 dan
bercak ke dua Rf2 sebesar 0,9125 ; dan nilai HRf nya sebesar 91,25.
Selanjutnya, selain mengandung flavonoid ekstrak etil asetat daun
binahong juga mengandung senyawa saponin.Saponin merupakan glikosida
triterpena dan sterol yang mempunyai sifat seperti sabun yaitu berbusa
(Harborne, 1987).Dan hasil uji sederhana ketika ekstrak dilarutkan dengan air
yang kemudian dikocok, ekstrak etil asetat daun binahong menghasilkan
busa.Selanjutnya, hasil identifikasi setelah dilihat di sinar tampak terlihat
bercak warna biru atau kadang- kadang kekuningan jika diamati pada sinar
tampak (Depkes RI, 1987).Hal ini menandakan bahwa ekstrak etil asetat daun
binahong mengandung senyawa saponin. Dan hasil bercak pada ekstrak etil
asetat daun binahong menghasilkan nilai Rf sebesar 0,75; dan nilai HRf yaitu
sebesar 75.
Identifikasi senyawa tanin, Tanin merupakan senyawa fenolik yang
dapat membentuk kompleks dengan protein yang terdapat di jaringan ikat
pembuluh pada hampir semua jenis tanaman.Senyawa yang diduga
mengandung senyawa tanin yang berpotensi sebagai inhibitor tirosinase
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
25
adalah asam galat (Kubo et al, 2003).Dan hasil identifikasi senyawa tanin
pada ekstrak etil asetat daun binahong tidak mengandung senyawa tanin
dilihat dari sinar UV 366, setelah disemprot bercak terlihat warna merah,
seharusnya bercak berwarna ungu kehitaman. Dan untuk nilai Rf pada ekstrak
etil asetat daun binahong terlihat 2 bercak dengan nilai Rf 0,95 dan 0,86 ; dan
untuk nilai HRf nya sebesar 95 dan 86. Sedangkan untuk bercak larutan
pembanding tidak terlihat, hal ini dimungkinkan kurangnya konsentrasi pada
saat penotolan.
Selanjutnya identifikasi senyawa alkaloid.Alkaloid merupakan
senyawa metabolit sekunder yang terbesar, baik dari segi jumlah senyawa
maupun dalam segi sebarannya dalam tumbuhan.Dan hasil yang didapatkan
pada ekstrak etil asetat daun binahong tidak mengandung senyawa
alkaloid.Dilihat dari bercak warna yaitu dilihat dari sinar tampak berwarna
kuning kehijauan, seharusnya berwarna jingga sampai merah bata.Tetapi pada
penelian yang dilakukan oleh Rochani (2009) menunjukkan bahwa ekstrak
dari etil asetat daun binahong mengandung senyawa alkaloid.Hal ini
dimungkinkan pada penelitian ini kurangnya konsentrasi pada saat penotolan.
Dan nilai Rf dari bercak yang dihasilkan sebesar 0,95 dan HRfnya yaitu 95.
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Ekstrak etil asetat daun binahong (Anredera cordifolia) mempunyai
aktivitas terhadap penghambatan tirosinase yang rendah.
2. Nilai IC50 dari ekstrak etil asetat daun binahong sebesar 299,1µg/ml, dan
nilai IC50 kontrol positif (hidroquinon) yaitu 16,34 µg/ml.
B. Saran
1. Ekstrak dari etil asetat daun binahong perlu diproses pemurnian lebih
lanjut agar memperoleh senyawa murni yang aktif berperan sebagai
inhibitor tirosinase dan antioksidan.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang aktivitas penghambatan
tirosinase daun binahong dengan substrat selain L-DOPA.
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
27
DAFTAR PUSTAKA
Andersen, Q. M., and Markham, K. R. 2006.Flavonoids.Chemistry, Biochemistry,
and Applications.Boca. Raton, FL: CRC Press, Taylor & Francis.
Arung ET, kusuma IW, Iskandar YM. Yasutake S. Shimizu K. Kondo R.
2006.Screening of Indonesian plants for tyrosinase inhibitory activity.
Journal Wood Science 51:520-525.
Backer, CA and Bakkuizen v/d Brink RC Jr. 1963.Flora of Java vol 1. Wolter-
Noordhoff NV. Groningen. P:2.
Balsam, M.S. and Sagarin, E., 1972.Cosmetics Science and Technology, 2 nd
ed,
Vol. 3, John Wiley and Sons, New York.
Batubara I, Darusman LK, Mitsunaga T, Rahmniwati M, Djauhari E.2010.
Potency of Indonesia medicinal plants as tyrosinase inhibitors and
antioxidant agent. Journal of Biologi Science, 10 :138- 144.
BPOM. 2004. Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia Volume I. Jakarta :
BPOM RI.
Chang T, Ding HY, Tai SSK, Wu CY. 2007. Mushroom tyrosinase inhibitory
effects of isoflavones isolated from soygerm koji fermented with
Aspergillus oryzae BCRC 32288. Journal of Food chemistry. 105: 1430-
1438.
Chang T. 2009. An updated review of tyrosinase inhibitor. International Journal of
molecular science: 2440- 2476.
Depkes, RI. 1979. Farmakope Indonesia ed III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes, RI. 1986. Sediaan Galenika. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Depkes, RI. 1995. Farmakope Indonesia ed IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
28
Depkes RI.2000.Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I).Jilid I. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI dan Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan. Halaman 131-132.
Depkes, RI. 2006. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (VI). Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tawangmangu.
Food and Drug Administration (FDA). 2003.Guidance for Industry Photosafety
Testing, Pharmacology Toxycology Coordinating Committee in the Centre
for Drug Evaluation and Research (CDER) at the FDA.
Gennaro, RA., 1995. Remington‟s : Practice of Pharmacy. Nineteenth edition Vol
II.Pennsylvania : Mack Publishing Company Easton.
Germano, M.P., Cacciola, F., Donato, P., Dugo, P., Certo, G., D‟Angelo, V., et
al., 2012., Betula pendula leaves :polyphenolic characterization and
potential innovative usi in skin whitening products, Fitoterapia. 83:877-
882.
Harborne.1987.Metode Fitokimia Penuntuk Cara Modern MenganalisisTumbuhan.
Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata. Bandung: ITB Press.
Hill, MG. 2010. Specialty Board Review Dermatology.
Katzung, G.B. 1995. Basic and Clinical Pharmacology, a lange medical book.
Prentice-Hall International, USA.
Kim, Y. J., K.J. Kyung, J.H. Lee., and H. Y. Chung. (2004). “4-4‟-
Dihydroxybiphenyl as a New Potent Tyrosinase Inhibitor”. J. Biol. Pharm.
Bull. 28 (2) 323-327.
Kubo, I., Ikuyo, KH., Ken, IN., Frida, S., Midori, T., Jose, S., et al., 2003.
Tyrosinase Inhibitors From Galls of Rhus javanica Leaves and Their
Effects on Insects. Naturforsch 719-725.
Lachman, Leon, dkkl. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri II (terjemahan )
Siti suyatmi.Edisi ketiga. Jakarta: UI Press.
Likhitwitayawuid.K. 2008.Stilbenes with tyrosinase inhibitor activity.Current
Science, 94: 44- 52.
Manoi,F. 2009. “Binahong (Anredera cordifolia) sebagai Obat”.Warta penelitian
dan Pengembangan Tanaman Industri. Vol.15 (1): hal 4.
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
29
Marliana, Soerya dewi, Venty Suryanti, dan Suyono.2005.Skrining Fitokimia dan
Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam
(Sechium edule Jacq.Swatrz.)dalam ekstrak etanol. Biofarmasi 3(1): 26-
31.
Miyazawa, M. and Naotaka T., 2007. Inhibitory Compound of Tyrosinase
Activity from the Sprout of Polygonum hydropiper L. (Benitade). Biol.
Pharm.Bull.30(3) 595-597.
Mus. 2008.Informasi Spesies Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis).
http://www.plantamor.com. Diakses 15 Desember 2012.
Octavia,D. R. 2009. Uji Aktivitas Penangkap Radikal ekstrak petroleum Eter, Etil
Asetat dan Etanol Daun binahong (anredera cordifolia(Tenore) Steen)
dengan Metode DPPH (2,2- difenil-1-pikrilhidrazil).Skripsi Sarjana pada
fakultas farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pink A. 2004.Gardening for the Million. Project Gutenberg Literary Archive
Foundation.http://www.gutenberg.org. Diakses 10 Desember 2012.
Rahayu, Elvi. 2012. Aktivitas Gabungan Ekstrak Bakau (Rhizophora apiculata),
Alamanda (Allamanda schottii), Dan Binahong (Anredera cordifolia)
Terhadap Enzim Tirosinase. Skripsi Sarjana pada fakultas farmasi Institut
Pertanian Bogor.Diakses 12 Juni 2012.
Rochani, N. 2009. Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Daun Binahong (Anredera
cordifolia(Tenore) Steen) Terhadap Candida albicans serta skrining
fitokimiannya. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surakarta : Fakultas Farmasi
UMS Surakarta.
Rowe RC, Paul JS dan Paul JW. 2003. Handbook of Pharmaceutical
Excipients,4th
edition. London: Chicago Pharmaceutical Press.
Sembrook, J and David, WR., 2001. Molecular Cloning edisi III. New York. Cold
Spring Harbor laboratory Press.
Setiaji, A. 2009.Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Petroleum eter, Etil asetat Dan
Etanol 70% Rhizoma binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis)
Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 Dan Escherichia coli
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
30
ATCC 11229 Serta Skrining Fitokimianya. Skripsi Tidak Diterbitkan.
Surakarta :Fakultas Farmasi UMS Surakarta.
Seymour, M.B. 1975. Medicated application, Remington‟s Pharmaceutical hal
295-296, (1523).
Susetya Darma,S.P. 2011. Khasiat & Manfaat Daun Ajaib Binahong. Yogjakarta:
Penerbit Pustaka Baru Press.
Voigt, R.1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Ed-5. Noerono Soendani,
penerjemah. Samhoedi Raksohadiprojo, editor. Yogyakarta: Gajah Mada
Press. Terjemahan dari Lehburch Der Pharmazeutischen Technologie.hlm:
314-316.
Winarsi H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal bebas Potensi dan Aplikasinya
Dalam Kesehatan. Yogjakarta: Penerbit Kanisius.
Yamauchi K, Mitsunaga T, Batubara I. 2011. Isolation, identification, and
tyrosinase inhibitory activities of the extractives from Allamanda
cathartica. Natural Resources 2: 167-172.
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
31
LAMPIRAN
Aktivitas Penghambatan Tirosin..., Qori Wahyuningsih, Farmasi UMP, 2013
top related