akun instagram @banggaber sebagai media ... aryono.pdfakun instagram @banggaber sebagai media kritik...
Post on 05-Feb-2021
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
AKUN INSTAGRAM @BANGGABER SEBAGAI MEDIA
KRITIK SOSIAL
( Studi Analisis Wacana Kritis Teun a Van Dijk )
SKRIPSI
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Almamater Wartawan Surabaya”
untuk menyelesaikan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Sarjana Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh:
Danang Aryono
NPM : 15010082
Kekhususan : Broadcasting
SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI
ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA
-
2018/2019
-
iv
MOTTO :
Kehidupan akan temukan jalannya sendiri - Unknown
Skripsi ini Saya Persembahkan Kepada :
Kedua Orang Tuaku Tercinta (Ayahanda Maryono dan Ibunda Siti
Fatimah)
Adik Kebanggaanku (Anggun Febiola)
(Allan Septyawan Aryono)
(Andini Caesar Yuniar)
Almamater Wartawan Surabaya Stikosa-AWS
-
v
KATA PENGANTAR
Segenap puji syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya,
perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi berjudul “Akun Instagram
@Banggaber Sebagai Media Kritik Sosial (Studi Analisis Wacana Kritis Teun A Van
Dijk) sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan
dengan lancar.
Skripsi ini dilatar belakangi oleh rasa penasaran peneliti terhadap fenomena
kritik sosial yang disajikan melalui karya karikatur. Dimana karya tersebut
menangkat nilai-nilai kehidupan sehari-hari menjadi sebuah hal yang unik.
Kesukesan penyusun skripsi ini diperoleh atas dukungan dan pertolongan baik
moril maupun material dari banyak pihak. Atas terselesainya skripsi ini, peneliti
mengucapkan banyak terimakasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Kedua Orang Tua tercinta, Ayahanda Maryono dan Ibunda Siti Fatimah,
terimakasih atas doa dan semangat yang tiada hentinya agar putranya menjadi
lulusan yang membanggakan. Semoga skripsi ini dapat mengantarkan putra-
mu menuju gerbang kesuksesan. Amiiin.
2. Bapak Dr. Ismojo Herdono, M.Med. Kom selaku Ketua Stikosa-AWS.
3. Ibu Edelweis Putri Prima, M. I. Kom. selaku Dosen pembimbing skripsi.
Terima-kasih untuk diskusi yang mencerahkan. Terima kasih pula telah
mengajari peneliti tentang arti kesabaran dan kedisiplinan waktu. Peneliti
yakin kehadiran Ibu dalam skripsi ini bukanlah sebuah kebetulan.
4. Suprihatin, S. Pd., M. Med. Kom. selaku Dosen yang membimbing saya.
Terimakasih untuk diskusi yang mencerahkan. Terima kasih pula telah
mengajari peneliti.
-
vi
5. Kreator akun instagram @banggaber (Rizal Fahmi). Terimakasih untuk
waktunya yang telah menjawab persoalan penelitian ini. Tanpa kalian, skripsi
ini hanya sebatas angan-angan saja.
6. Teman-teman angkatan 2015, khususnya kelas malam. Terimakasih peran
‘partner’ yang menghidupi hari-hari di kampus selama 8 Semester ini.
7. Sahabat-sahabat tercinta yang tidak bisa disebutkan satu-satu, baik teman
sepermainan, Unit Kegiatan Mahasiswa di Stikosa-AWS, terimakasih atas
dukungan dan kebersamaan kalian saat peneliti mengerjakan skripisi.
Kebersamaan kalian akan menjadi memori berharga di masa depan. Semoga
kita sukses selalu.
8. Staf Stikosa-AWS, baik staf Pengajaran dan Keuangan, terimakasih atas
perannya menjalankan roda instansi Stikosa-AWS. Terimakasih atas kebaikan
yang diberikan kepada peneliti.
Peneliti tidak menutup mata akan kekurangan dari skripsi ini. Hendaknya
kekurangan skripsi ini tidak menjadikan kecil hati, namun membuat semangat bagi
peneliti menuju perbaikan. Oleh sebab itu, peneliti membuka tangan lebar atas kritik
dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga amal baik yang telah Bapak/Ibu
berikan kepada peneliti mendapat balasan sebaik mungkin dari Allah SWT, Penguasa
alam semesta, Terima kasih.
Surabaya, 19 September 2019
Peneliti
Danang Aryono
-
vii
ABSTRAK
Kritik sosial terdiri dari dua istilah yakni dari kata kritik dan sosial. Kritik, dalam
kamus besar Bahasa Indonesia di jelaskan bahwa kritik berarti kecaman atau
tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk suatu hasil
karya, pendapat dan sebagainya. Sedangkan sosial memiliki arti berteman, bersama,
berserikat, bermaksud untuk mengerti kejadian-kejadian dalam masyarakat yaitu
persekutuan manusia, untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam
kehidupan bersama. Instagram adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk
membagi-bagikan foto dan video. Instagram sendiri masih merupakan bagian dari
facebook yang memungkinkan teman facebook kita mem-follow akun instagram kita.
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan atas konten kritik sosial yang
dipublikasi oleh akun @banggaber. Analisis didasarkan pada metode kualitatif
dengan analisis wacana kritis, menggunakan kerangka penelitian model Teun A. van
Dijk. Teks dalam gambar yang dimuat akun instagram @banggaber bermuatan kritik
sosial, dimana sang kreator mengolah kritik sosial menjadi lebih ringan untuk
dipahami. Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat pesan yang disampaikan sang
kreator melalui karyanya. Dengan meneliti karya instagram @banggaber
menggunakan analisis wacana kritis model Teun a Van Dijk, dimana ada tiga level
analisis di dalam teori tersebut. Yang level pertama struktur analisis, dimana peneliti
mengamati pesan yang disampaikan dalam karya @banggaber. Yang level kedua
analisis kognisi sosial kreator @banggaber yaitu Rizal Fahmi, berfokus pada kognisi
kreator dalam menentukan perspektif analisis dalam karyanya. Yang level ketiga
bagaimana kritik sosial dibandingkan kondisi yang ada di masyarakat. Dari 3 (tiga)
level analisis tersebut nanti akan muncul data yang akan diinterpretasi.
Kata Kunci : Internet, Instagram, Analisis Wacana Kritis
-
viii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................................................. i
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................................. iii
MOTTO ....................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................. v
ABSTRAK .................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
I. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1
II. Perumusan Masalah .................................................................................................. 5
III. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
III.1. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6
III.2. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 6
III.3. Manfaat Praktis ........................................................................................ 6
IV. Kajian Pustaka ........................................................................................................ 6
IV.1. Komunikasi ..............................................................................................6
IV.2. New Media .............................................................................................14
IV.3 Kritik Sosial ............................................................................................ 15
IV.4 Teori Kognisi Sosial Teun A.Van Dijk .................................................. 17
V. Kerangka Berpikir .................................................................................................. 19
VI. Metodologi Penelitian ........................................................................................... 20
VI.1. Paradigma Penelitian ........................................................................... .20
VI.2. Karakteristik Analisis Wacana Kritis .................................................... 20
-
ix
VI.3. Pendekatan Penelitian ...................................................................................... 25
VI.4. Metode Pengumpulan Data ..................................................................25
VI.5. Unit Observasi dan Unit Analisis..........................................................26
VI.6. Metode Analisis ................................................................................... 26
VI.7. Obyek Penelitian .................................................................................. 27
VI.8. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................27
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ............................................................. 28
II.1. Instagram ............................................................................................................. 28
II.2. Profil Akun Instagram @banggaber .................................................................... 32
BAB III. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN .................................................... 37
III.1. Penyajian Data dan Hasil Analisis Data............................................................. 37
BAB IV PENUTUP .................................................................................................... 85
4.1 Simpulan ............................................................................................................... 85
4.2 Saran ...................................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Hasil Wawancara Gambar 3.1 .................................................................. 39
Tabel 3.2. Hasil Wawancara Gambar 3.2 .................................................................. 45
Tabel 3.3. Hasil Wawancara Gambar 3.3 .................................................................. 51
Tabel 3.4. Hasil Wawancara Gambar 3.4 .................................................................. 56
Tabel 3.5. Hasil Wawancara Gambar 3.6 .................................................................. 62
-
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Gambar Pencarian Instagram ................................................................. 28
Gambar 2.2. Gambar Profil Biodata Kreator @banggaber ......................................... 32
Gambar 2.3. Gambar Postingan Pertama Instagram @banggaber .............................. 33
Gambar 2.4. Gambar Akun Profil Instagram @banggaber ......................................... 34
Gambar 2.5. Gambar Feed Akun Instagram @banggaber .......................................... 35
-
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Dokumentasi hasil wawancara dengan informan 1 : Yonatan Trianto
2. Dokumentasi hasil wawancara dengan informan 2 : Maulana Wahyu Prasojo
3. Dokumentasi hasil wawancara dengan informan 3 : Titah Ramyaningrum
4. Berita acara bimbingan skripsi
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Perkembangan yang ada di dunia saat ini tentulah tidak terlepas dari
perkembangan Internet. Dalam penggunaannya yang begitu signifikan, para
pengguna internet seperti dimanjakan di dalam aktifitas berkomunikasinya. Erhan
dan Astrid (2010:7) menyatakan bahwasannya Internet International Networking
adalah, hubungan dari dua komputer bahkan lebih yang akan membentuk suatu
jaringan dan dapat saling bertukar informasi bagi setiap penggunannya.
Internet telah sukses membawa sebuah perubahan yang cukup pesat di dalam
kehidupan bermasyarakat. Salah satu perubahan nyata di antaranya, bahwa Internet
semakin membuat jarak yang sebelumnya jauh menjadi seolah-olah dekat, dan
mempermudah dalam mengaktualisasikan apa yang diinginkan melalui Internet.
Menurut Idi Subandy Ibrahim (2007:37) bahwa Internet memiliki kekuatan yang
kuat dalam masyarakat karena mampu memobilisasi presepsi masyarakat, dan juga
disebut-sebut menjadi sebuah dunia baru, serta terbentuk melalui jaringan dunia
yang bisa menembus ruang yang tidak memiliki sebuah batasan dan juga waktu.
Melalui kecanggihannya, para netizen memanfaatkan internet sebagai saluran
komunikasi yang efektif karena tidak begitu sulit untuk menggunakannya. Sekali
klik, netizen dapat saling terhubung dan melihat dengan komunikan lainnya tanpa
-
2
sekat dan batas. Melalui internet pula terciptalah media sosial yang memiliki fungsi
menjadi wadah sebagai ruang publik yang berisi perbincangan bahkan hingga debat
yang terbuka dan bisa dilihat secara umum.
Ruang tersebut berisi bermacam-macam bahasan hingga memunculkan bentuk
kritik atas peristiwa yang sedang terjadi pada saat itu. Aktivitas tersebut berkembang
dengan pesat dan diterima secara umum karena prinsip-prinsip demokrasi cocok
dengan ruang publik, yaitu kebebasan untuk menyatakan pendapat.
Kritik sosial terdiri dari dua istilah yakni dari kata kritik dan sosial. Kritik, dalam
kamus besar Bahasa Indonesia di jelaskan bahwa kritik berarti kecaman atau
tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk suatu hasil
karya, pendapat dan sebagainya. Sedangkan sosial memiliki arti berteman, bersama,
berserikat, bermaksud untuk mengerti kejadian-kejadian dalam masyarakat yaitu
persekutuan manusia, untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam
kehidupan bersama.
Dalam kehidupan bersama terdapat ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan
yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakat (tidak sebagai
individu yang terlepas dari golongan dan masyarakat), dengan ikatan adat, kebiasaan,
kepercayaan atau agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau yang disebut
sebagai kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupannya, istilah ini sering juga
disebut sebagai sosiologi.
Hal itulah yang kemudian menimbulkan protes keras atau kritik, mengkritik
ketidak benaran dalam masyarakat, kritik dapat dilakukan oleh siapa saja, kritik yang
-
3
dilakukan oleh para ilmuan, baik ilmuan dibidang sosial, politik, ekonomi, agama,
serta dibidang pendidikan, kritik tidak harus dilakukan para ilmuwan, tetapi
mengkritik dapat pula dilakukan oleh ahli seni atau sering juga disebut sebagai
seniman.
Namun dari berbagai kelebihan diatas, media sosial sebagai ruang publik dan
kritik virtual tentu memiliki kekurangan dan sisi negatif. Kita tidak bisa menjamin
kebenaran dalam suatu pemberitanan dalam media sosial. Hal tersebut pastinya
berbahaya jika para netizen tidak menyaring informasi yang mereka terima. Netizen
akan terseret informasi di sebuah ruang publik virtual yang bentuknya doktrinasi atau
sebuah kebohongan yang ditunggangi pemilik kepentingan.
Instagram juga menjalankan fungsinya sebagai media kreatif dimana user dapat
melakukan unggah (upload) maupun unduh (download) dengan leluasa. Seperti yang
kita ketahui bahwa masyarakat modern kian aktif dalam berinteraksi di dunia cyber.
Karena itu mereka tak segan memamerkan karya buatannya untuk kemudian
disebarluaskan dan mendapat feedback dari pengikutnya. Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan, peneliti melihat para kreator memanfaatkan Instagram sebagai wadah
untuk memamerkan sebuah hasil karya. Penggambaran peliknya politik maupun isu-
isu sosial yang sedang beredar di masyarakat, kerap dijadikan sebagai isi konten
dalam postingan. Kejadian atau peristiwa yang dianggap menarik, otomatis akan
menggelitik kreator meme dan sejenisnya untuk menggambarkannya dengan ciri-kha
skarakter yang mereka ciptakan. Pada penulisan karya ilmiah ini, peneliti memilih
satu akun di sosial media Instagram (@Banggaber) sebagai obyek penelitian.
-
4
Mengapa? Karena Instagram adalah salah satu fitur yang sedang digandrungi
masyarakat modern saat ini. Jutaan orang melakukan upload, baik berbentuk picture
(gambar) maupun video, Selain itu pada generasi Z, instagram digunakan sebagai
rujukan pertama dalam mencari topik yang sedang trend dalam masyarakat. Menurut
hasil surveiWeAreSocial.net dan Hootsuite, Instagram merupakan platform media
social dengan jumlah pengguna terbanyak ketujuh di dunia. Selain sebagai jejaring
sosial untuk berbagi foto, Instagram digunakan untuk memasarkan produk bisnis.
Total pengguna Instagram di dunia mencapai angka 800 juta pada Januari 2018.
Dalam kiprahnya, akun @banggaber cukup tenar lewat postingan jenaka
penggabungan karakter gambar dan tulisan singkat yang di-publish dalam bentuk
digital. Bahasan rumit tentang isu sosial, diubahnya secara jenaka dan ribuan orang
menyukai tiap posting-annya. Disini, terlihat peran Instagram sebagaisuatu media
yang mampu mewadahi aspirasi penggunanya. Kenapa saya memilih akun instagram
@banggaber untuk diteliti? Karena akun instagram tersebut memiliki karya ciri khas
yang sindirannya terasa sangat elegan, visualisasi isu kritik sosial diubah jadi jenaka
dan eksentrik, dan tidak menjatuhkan pihak lain menjadi poin penting akun ini.
Semua orang bebas mengunggah konten yang mereka kehendaki, meski ada beberapa
material yang akan tersaring atau tidak diverifikasi bila melanggar aturan yang telah
ditetapkan.
Merujuk pada pengertian khalayak dan karakteristiknya menurut Hiebert (1985),
followers dari @Banggabertermasukdalamkhalayak di era media massa atau media
tradisional, dimana posisi audience ditempatkan sekedar sebagai objek atau
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/16/10-orang-indonesia-terpopuler-di-instagram
-
5
konsumen. Mereka (followers) cenderung anonym−tidak saling mengenal namun
mengakses media yang sama dalam waktu yang bersamaan pula; cenderung bersifat
individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan
sosial diantara mereka, serta pemilihan produk media (dalam hal ini konten akun
Instagram) berdasarkan seleksi kesadaran. Jadi mereka sendirilah yang berperan aktif
dalam menyaring maupun memilahin formasi atau konten / isi / materi apa saja yang
mereka mau atau mereka butuhkan. Maka dari itu, di era yang ‘tidak terbatas’ ini,
andil orang tua dalam memproteksi dan mendidik anak sejak dini hingga usia yang
dirasa cukup matang; sangat diperlukan, demi terciptanya generasi penerus yang
berkualitas, bukan remaja-remaja yang bobrok moralnyadi karenakan lengahnya
kontrol terhadap konsumsi media.
Analisis wacana, dalam arti paling sederhana adalah kajian terhadap satuan
bahasa di atas kalimat. Lazimnya, perluasan arti istilah ini dikaitkan dengan konteks
lebih luas yang mempengaruhi makna eangkaian ungkapan secara keseluruhan. Para
analis wacana mengkaji bagian lebih besar bahasa ketika mereka saling bertautan.
Beberapa analis wacana mempertimbangkan konteks yang lebih luas lagi untuk
memahami bagaimana konteks itu mempengaruhi makna kalimat.
Seperti latar belakang yang dijelaskan diatas karya karikatur akun instagram
@banggaber (Rizal Fahmi) layak menjadi kajian penelitian dengan menggunakan
metode penelitian analisis wacana kritis untuk mengetahui makna dari setiap
postingan instagram yang diunggah.
-
6
II. Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah : “Bagaimana peran akun Instagram @banggaber sebagai media
kritik sosial?”
III. Tujuan dan Manfaat Penelitian
III.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran akun instagram
@banggaber sebagai media kritik sosial
III.2 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah perbendaharaan pustaka. Selain
itu, juga memperkaya kajian ilmu komunikasi yang berkaitan dengan sosial-
media.
III.3 Manfaat Praktis
Memberi pandangan baru terhadap masyarakat mengenai aplikasi sosial
media (dalam hal ini adalah Instagram) dengan perannya dalam menyalurkan
ekspresi.
-
7
IV. Kajian Pustaka
IV.1 Komunikasi
Komunikasi adalah satu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat dan
rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan.
Dalam proses komunikasi teori akan membina bentuk dan kaidah komunikasi yang
hendakdibuat. Melalui penulisan ini pejelasan tentang beberapa teori komunikasi
akan dibuat. Terdapat dua aspek utama yang diliha tsecara tidak langsung dalam
bidang ini sebagai satu bidang pengkajian yang baru. Aspek pertama ialah
perkembangan dari beberapa sudut atau kejadian seperti teknologi komunikasi,
perindustrian dan politik dunia. Teknologi komunikasi contohnya radio, televisi,
telefon, setelit, rangkaian komputer telah menghasilkan ide untuk mengetahui apakah
kesan perkembangan teknologi komunikasi terhadap individu, masyarakat dan
penduduk disebuah negara. Perkembangan politik dunia, memperlihatkah bagaimana
kesan politik terhadap publik sehingga menimbulkan propaganda dan pendapat
umum.
Pengertian mengenai ilmu komunikasi, pada dasarnya mempunyai ciri yang sama
dengan pengertian ilmu secara umum. Yang membedakan adalah objek kajiannya, di
mana perhatian dan telah difokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antar
manusia. Mengenai hal itu Berger & Chafee (1987) menyatakan bahwa Ilmu
komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari
sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji
https://id.wikipedia.org/wiki/Strategihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perkara&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Proseshttps://id.wikipedia.org/wiki/Teorihttps://id.wikipedia.org/wiki/Propagandahttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berger&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Chafee&action=edit&redlink=1
-
8
dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan
produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang.
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari
kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama
disini adalah sama makna.
IV.1.1. Komunikator
Komunikator merupakan unsur komunikasi yang bertindak sebagai
penyampai pesan. Komunikator merupakan sumber informasi bagi komunikan.
Sehingga bagaimana komunikator mendeliver sebuah pesan sangat mempengaruhi
keberhasilan komunikasi (baca juga: prinsip-prinsip komunikasi). Apakah komunikan
dapat menangkap dan mengerti sebuah pesan atau tidak, dan bagaimana respon yang
dihasilkan komunikan sangat ditentukan oleh kemampuan komunikator dalam
menyampaikan pesan.
Berikut beberapa hal yang perlu dimiliki oleh seorang komunikator agar pesan
yang disampaikan dapat diterima oleh komunikan:
• Menguasai tehnik bicara atau menulis untuk menyampaikan pesan.
• Memiliki pengetahuan luas mengenai pesan yang akan disampaikan.
• Memiliki kemampuan untuk menyusun isi pesan dengan baik.
https://id.wikipedia.org/wiki/Latinhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Communicatio&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Communis&action=edit&redlink=1
-
9
• Memiliki kemampuan untuk memilih media yang paling tepat untuk
digunakan dalam menyampaikan pesan.
• Memilik ikredibilitas yang baik dimata audience atau komunikan.
• Memiliki pengetahuan untuk mengantisipasi gangguan yang mungkin timbul.
• Memiliki kemampuan untuk memberikan tanggapan atas feedback yang
diberikan komunikan.
IV.1.2. Pesan
Pesan merupakan ide, informasi atau berita yang ingin disampaikan
komunikator kepada komunikan. Pesan disini bisa berupa kata-kata, tulisan, gambar
atau lainnya. (baca juga: bahasa sebagai alat komunikasi) Pesan mengandung materi
yang ditujukan untuk mempengaruhi atau mengubah komunikan. Pesan sendiri
terbagi dalam beberapa jenis sebagai berikut:
Pesan Informatif
Pesan informatif adalah pesan yang sifatnya memberikan keterangan, fakta, atau
informasi lainnya. Pesan jenis ini merupakan pesan yang dapat dijadikan acuan dalam
pengambilan sebuah keputusan oleh komunikan. Contoh pesan jenis ini misalnya
informasi mengenai bencana alam, jenis bantuan apa yang dibutuhkan oleh
pengungsi.
-
10
Pesan Persuasif
Pesan persuasif adalah pesan yang bersifat membujuk. Tujuan pesan jenis ini
adalah untuk merubah sikap komunikan. Dengan pesan jenis ini komunikan dapat
perubahan sikap komunikan didapatkan tanpa adaya paksaan, namun berasal dari
keinginan komunikan sendiri. Contoh pesan jenis ini misalnya iklan sebuah produk.
Pesan Koersif
Berkebalikan dengan pesan persuasif, pesan koefsif merupakan pesan yang
bersifat memaksa. Dalam mencapai tujuannya, yaitu merubah prilaku komunikan,
pesan jenis ini mengandung unsur paksaan seperti pemberian sanksi atau
semacamnya. Contoh pesan persuasif misalnya peraturan pegawai dalam sebuah
perusahaan.
IV.1.3. Media komunikasi
Media komunikasi merupakan sarana atau saluran yang digunakan oleh
komunikator untuk menyampaikan sebuah pesan. Dalam berkomunikasi, pesan akan
diterima oleh pancaindra manusia baru selanjutnya diproses dalam pikirannya dan
kemudian menghasilkan sebuah feedback. Pesan yang disampaikan dalam bentuk
sebuah gambar dan suara biasanya akan lebih menarik dari pada pesan yang hanya
disampaikan lewat tulisan saja.
-
11
Pemilihan media atau sarana komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan sebuah pesan, bergantung pada sifat, jenis, atau bentuk pesan yang
akan disampaikan. Pesan dalam bentuk tulisan misalnya, dapat disampaikan
menggunakan media Koran atau majalah, sedangkan media televisi bisanya
digunakan untuk menyampaikan pesan dalam bentuk video (gambar dan suara).
Media komunikasi dikelompokkan kedalam dua kategori, yaitu:
Media Personal
Media personal merupakan media komunikasi yang digunakan oleh dua orang yang
berkomunikasi secara personal atau pribadi (baca juga: komunikasi antar pribadi).
Misalnya media telepon, media perpesanan atau chatting seperti whatsapp, telegram,
line, bbm, atau media video call seperti skype, whatsapp dan semacamnya.
Media Massa
Media massa merupakan media komunikasi yang digunakan untuk
mengkomunikasikan pesan kepada masyarakat luas (baca juga: komunikasi massa.
Target yang ditentukan tidak spesifik seperti komunikasi person to person. Pesan
yang disampaikan melalui media ini biasanya berdampak besar bagi banyak orang,
sebab sifatnya yang masif. Contoh media massa misalnya televisi, Koran, atau radio.
IV.1.4. Komunikan
-
12
Komunikan merupakan penerima pesan, pihak yang menjadi sasaran
komunikasi. Target yang ditentukan oleh komunikator untuk menerima pesan yang
disampaikannya. Komunikan bisa seorang individu, kelompok, organisasi atau
lainnya. Komunikan mempunyai tanggung jawab untuk dapat memahami apa yang
disampaikan komunikator kepadanya, untuk itu seorang komunikan yang baik harus
memperhatikan apa yang disampaikan komunikator dengan baik. Berikut ini hal-hal
yang perlu diperhatikan dari seorang komunikan, agar tujuan komunikasi dapat
tercapai:
Kecakapan komunikasi
Kecakapan komunikasi disini berkaitan dengan kecakapan komunikan dalam
membaca, medengar serta menangkap apa yang dibaca dan didengarnya.
Sikap
Sikap disini berkaitan dengan sikap komunikan terhadap komunikator serta
pesan yang disampaikannya. Ketika seorang memiliki asumsi yang negatif misalnya,
komunikan cenderung akan bersikap acuh atau juga sebaliknya (baca: psikologi
komunikasi).
Pengetahuan
Pengetahuan komunikan terhadap pesan yang disampaikan juga sangat
mempengaruhi ringkat pemahaman komunikan terhadap pesan yang disampaikan.
-
13
Misalnya pesan berisi informasi mengenai kehamilan tidak tepat untuk disampaikan
kepada anak SD.
Keadaan Lahiriah
Manusia normal memliki indra penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan
penciuman. Namun terdapat beberapa orang yang mengalami disabilitas taua
kecacatan seperti tidak bisa melihat atau mendengar. Hal ini perlu diperhatikan, agar
pesan yang disampaikan dapat diterima sengan baik.
IV.1.5. Feedback
Feedback atau umpan balik merupakan respon yang diberikan komunikan
untuk menanggapi pesan yang telah diterimanya dari komunikator. Sama seperti
keempat unsur komunikasi yang telah disebutkan sebelumnya, feedback memegang
peranan penting dalam tercapainya tujuan komunikasi. Feedback dari komunikan
akan mengukur apakah komunikasi berjalan dengan baik, apakah komunikan
memahami pesan yang disampaikan, dan apakah tujuan komunikasi tercapai atau
tidak.
Feedback dari komunikan bisa berupa apa saja, baik gesture tubuh seperti
gelengan atau anggukan kepala, senyuman atau perilaku seperti mencatat informasi,
atau juga ucapan tanggapan berupa gumaman tertentu. Feedback sendiri dibagi
menjadi dua kategori, yatu:
-
14
Feedback negative
Feedback negative merupakan respon yang sifatnya cenderung tidak setuju
atau menolak pesan yang disampaikan. Contohnya bersikap acuh, gelengan kepala,
atau semacamnnya.
Feedback positif
Feedback positif merupakan respon yang menunjukkan persetujuan
komunikan terhadap pesan yang disampaikan. Misalnya berupa anggukan kepala,
senyuman, atau sikap responsif lainnya.
IV.2 New Media
Istilah new media atau media baru sebenarnya telah digunakan sejak tahun
1960an yang merujuk pada penggunaan serta penerapan seperangkat teknologi
komunikasi yang dikenal dengan dotcom mania, cyberspace, dan televisi interaktif.
Istilah new media sendiri sulit untuk didefiniskan karena makna kata “new” atau
“baru” yang sangat relatif. Kata “new” memerlukan permasalahan historis, sebuah
kerangka kerja temporal dan spasial yang beresiko dalam membangun “yang baru”
sebagai sebuah kulminasi serta pemenuhan “yang lama”.
Beberapa ahli menggambarkan new media sebagai transisi dari media yang
menggunakan teknologi analog ke media yang menggunakan teknologi digital. Jadi,
dapat dikatakan bahwa new media adalah media yang berbasiskan teknologi digital.
Beberapa ahli lain lebih menekankan arti new media pada istilah “new” sebagai tanda
-
15
keberlangsungan sejarah perkembangan media. Berikut adalah beberapa
pengertian new media menurut para ahli :
1. new media adalah semua media yang pada masa sebelumnya disebut
sebagai “new media” dan media darurat yang dipandang sebagai media
yang memiliki potensi maupun resiko.
2. Definisi new media dengan cara menggabungkan teknologi informasi
komunikasi beserta konteks sosial dan membawanya bersama tiga buah
elemen yaitu alat-alat dan artefak komunikasi; kegiatan, praktis, dan
penggunaan; dan organisasi sosial yang terbentuk di sekitar alat dan
praktis.
3. Definisi lain yang dirumuskan oleh techencyclopedia menyatakan new
media sebagai bentuk berkomunikasi dalam dunia digital, termasuk
didalamnya penerbitan elektronik pada CD-ROM, DVD, televisi digital
dan yang paling signifikan adalah internet. New media memiliki implikasi
digunakannya desktop dan komputer portable atau alat-alat jinjing tanpa
kabel. Sebagian besar perusahaan dalam industri komputer terlibat
dalam new media dalam beberapa hal.
IV.4. Kritik Sosial
1. Kritik tidak hanya menyangkut soal ‘rasa baik’, tetapi harus melibatkan
cara-caraanalisis dan bentuk-bentuk pengalaman khusus yang tidak
dimiliki orang lain pada umumnya. Kritik adalah masalah penganalisaan
-
16
dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan meningkatkan pemahaman,
memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan.
2. Setidaknya ada dua karakteristik yang harus dimiliki pengkritik, yakni
tidak membawa kepentingan tertentu atau tidak memihak, sehingga
pengkritik mampu berpikiran terbuka dan bersifat obyektif. Karena
dewasa ini, masyarakat kita mulai tampak jenuh dengan sajian program
televisi, seiring pahamnya mereka terhadap adanya ‘kepentingan’ dari
pihak – pihak tertentu, terutama mereka yang menaungi media tersebut.
Media konvensional layaknya armada yang disetir pemiliknya guna
melancarkan maksud tertentu. Maka dari itu beriringan dengan new media
yang saat ini sedang hangat diperbincangkan, masyarakat modern kian
cerdas memilih media apa yang cocok untuk dikonsumsi.
3. Kritik sosial dapat dilihat dalam berbagai bentuk, diantaranya dalam fiksi
dan seni, serta tindakan-tindakan simbolis yang dilakukan sebagai wujud
ketidaksetujuan terhadap keadaan masyarakat yang tejadi. Berdasarkan
bentuk-bentuk ini, kritik dapat di kelompokkan menjadi dua jenis
pengekspresian, yakni kritik yang dilakukan secara terbuka (langsung) dan
tidak langsung, atau dapat dikatakan tertutup atau terselubung. Jika
dikaitkan dengan @Banggaber , jokes yang ada dalam akun tersebut
termasuk dalam sifat tertutup, dimana penyampaian kritik tidak langsung
disuarakan (misalnya) kepada pemerintah, tetapi lebih berupa karya seni
yang ketika dilontarkan pada masyarakat luas, akan menghasilkan
-
17
penafsiran yang berbeda-beda, tergantung pada persepsi masing-masing.
Dan ruang diskusi mungkin saja dapat terjadi di kolom komentar. Dimana
netizen bertukar pikiran maupun pandangan, yang juga memungkinkan
terciptanya opini baru sebagai satu bentuk control sosial, seperti yang kita
ketahui masyarakat masa kini sudah cukup berani dalam mengemukakan
pendapatnya, yang dapat dinilai sebagai fungsi pengawasan. Baik terhadap
media, pemerintah dan lain sebagainya.
IV.5. Teori Kognisi Sosial Teun A. Van Dijk
Dari begitu banyak model analisis wacana yang diintoduksikan dan
dikembangkan oleh beberapa ahli, model Van Dijk adalah model yang paling
banyak dipakai. Hal ini kemungkinan karena Van Dijk menformulasikan elemen-
elemen wacana sehingga bisa dipakai secara praktis. Model yang dipakai oleh
Van Dijk ini sering disebut sebagai “kognisi sosial” (Eriyanto 2001:221).
Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada
analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang
harus juga diamati. Di sini harus dilihat juga bagaimana suatu teks
diproduksi,sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa
semacam itu. Proses produksi itu melibatkan suatu proses yang disebut sebagai
kognisi sosial. Teks dibentuk dalam suatu praktik diskursus, suatu praktik
wacana. Di sini ada dua bagian : teks yang mikro yang merepresentasikan suatu
topik permasalahan dalam berita, dan elemen besar berupa struktur sosial. Van
Dijk membuat suatu jembatan yang menghubungkan elemen besar berupa
-
18
struktur sosial tersebut dengan elemen wacana yang mikro dengan sebuah
dimensi yang dinamakan kognisi sosial. Kognisi sosial tersebut mempunyai dua
arti. Di satu sisi ia menunjukkan bagaimana proses teks tersebut diproduksi oleh
wartawan/ media, di sisi lain ia menggambarkan nilai-nilai masyarakat itu
menyebar dan diserap oleh kognisi wartawan dan akhirnya digunakan untuk
membuat teks berita (Eriyanto 2001:222).
Dalam buku Eriyanto, Van Dijk melihat bagaimana struktur sosial, dominasi,
dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi/
pikiran dan kesadaran membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu.
Wacana oleh Van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/ bangunan : teks,
kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti analisis Van Dijk adalah menggabungkan
ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi
teks yang pertama, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi
wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi
sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari
wartawan. Sedangkan aspek ketiga mempelajari bangunan wacana yang
berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah.
-
19
V. Kerangka Berpikir
Instagram sebagai media
sosial penyalur kritik sosial
Observasi konten akun
instagram @banggaber
Metode Penelitian
Analisis Wacana Kritis
Teun A van Dijk
Teori
- Komunikasi - New Media - Kritik Sosial - Kognisi Sosial
Simpulan
Level Struktur Analisis Level Kognisi Sosial Level Struktur Analisis
-
20
VI. Metodologi Penelitian
VI.1. Paradigma Penelitian
Pada desain penelitian ini, peneliti menggunakan analisis wacana kritis. Analisis
wacana kritis (AWK) adalah sebuah upaya atau proses (penguraian) untuk memberi
penjelasan dari sebuah teks (realitas sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh
seseorang atau kelompok dominan yang kecenderungannya mempunyai tujuan
tertentu untuk memperoleh apa yang diinginkan. Artinya, dalam sebuah konteks
harus disadari akan adanya kepentingan. Oleh karena itu, analisis yang terbentuk
nantinya disadari telah di pengaruhi oleh si peneliti dari berbagai faktor. Selain itu
harus disadari pula bahwa di balik wacana itu terdapat makna dan citra yang
diinginkan serta kepentingan yang sedang diperjuangkan.
VI.2. Karakteristik Analisis Wacana Kritis
Berikut ini disajikan karakteristik penting dari analisis wacana kritis.
1. Tindakan
Prinsip pertama, wacana dipahami sebagai sebuah tindakan (action). Dengan
pemahaman semacam ini mengasosiasikan wacana sebagai bentuk interaksi. wacana
bukan ditempatkan seperti dalam ruang tertutup dan internal. Orang berbicara atau
menulis bukan ditafsirkan sebagai ia menulis atau berbicara untuk dirinya sendiri,
seperti kalau orang sedang mengigau atau di bawah hipnotis. Seseorang berbicara,
menulis, dan menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang
-
21
lain. Dengan pemahaman semacam ini, ada beberapa konsekuensi bagaimana wacana
harus dipandang. Pertama, wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan apakah
untuk mempengaruhi, mendebat, membujuk, menyangga, bereaksi,dan sebagainya.
Seseorang berbicara atau menulis mempunyai maksud tertentu, baik besar maupun
kecil. Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatu yang diekspresikan secara sadar,
terkontrol, bukan sesuatu yang di luar kendali atau diekspresikan di luar kesadaran.
2. Konteks
Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana, seperti latar,
situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana di sini dipandang diproduksi,dimengerti, dan
di analisis pada suatu konteks tertentu. Mengikuti Guy Cook,analisis wacana juga
memeriksa konteks dari komunikasi: siapa yang mengkomunikasikan dengan siapa
dan mengapa; dalam jenis khalayak dan situasi apa; melalui medium apa; bagaimana
perbedaan tipe dan perkembangan komunikasi; dan hubungan untuk masing-masing
pihak. Tiga hal sentralnya adalah teks, konteks, dan wacana. Teks (semua bentuk
bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi semua jenis
ekspresi komunikasi). Konteks (memasukan semua jenis situasi dan hal yang berada
diluar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa, situasi dimana teks itu diproduksi
serta fungsi yang dimaksudkan). Wacana di maknai sebagai konteks dan teks secara
bersama. Titik perhatianya adalah analisis wacana menggambarkan teks dan konteks
secara bersama-sama dalam proses komunikasi. Titik tolak dari analisis wacana di
sini, Bahasa tidak bisa di mengerti sebagai mekanisme internal dari linguistik semata,
-
22
bukan suatu objek yang diisolasi dalam ruang tertutup. Bahasa di sini di pahami
dalam konteks secara keseluruhan.
Ada beberapa konteks yang penting karena berpengaruh terhadap produksi
wacana. Pertama, partisipan wacana, latar siapa yang memproduksi wacana. Jenis
kelamin, umur, pendidikan, kelas sosial, etnis, agama, dalam banyak hal relevan
dalam menggambarkan wacana. Misalnya, seseorang berbicara dalam pandangan
tertentu karena ia laki-laki, atau karena ia berpendidikan.
Kedua, setting social tertentu, seperti tempat, waktu, posisi pembicara dan
pendengar atau lingkungan fisik adalah konteks yang berguna untuk mengerti suatu
wacana. Misalnya, pembicaraan di tempat kuliah berbeda dengan di jalan. Setting,
seperti tempat itu privat atau publik, dalam suasana formal atau informal, atau pada
ruang tertentu memberikan wacana tertentu pula. Berbicara di ruang kelas berbeda
dengan berbicara di rumah dan juga di pasar, karena situasi sosial atau aturan yang
melingkupinya berbeda, menyebabkan partisipan komunikasi harus menyesuaikan
diri dengan konteks yang ada. Oleh karena itu, wacana harus dipahami dan
ditafsirkan dari kondisi dan lingkungan sosial yang mendasarinya.
3. Historis
Menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu, berarti wacana
diproduksi dalam konteks tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan
konteks yang menyertainya. Salah satu aspek penting untuk bisa mengerti teks adalah
dengan menempatkan wacana itu dalam konteks historis tertentu. Misalnya, kita
-
23
melakukan analisis wacana teks selebaran mahasiswa menentang Soeharto.
Pemahaman mengenai wacana teks ini hanya akan diperoleh kalau kita bisa
memberikan konteks historis di mana teks itu diciptakan. Bagaimana situasi sosial
politik, suasana pada saat itu. Oleh karena itu, pada waktu melakukan analisis perlu
tinjauan untuk mengerti mengapa wacana yang berkembang atau dikembangkan
seperti itu, mengapa bahasa yang dipakai seperti itu, dan seterusnya.
4. Kekuasaan
Analisis wacana kritis juga mempertimbangkan elemen kekuasaan (power)
dalam analisisnya. Di sini set0069ap wacana yang muncul, dalam bentukteks,
percakapan, atau apa pun, tidak dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, wajar,
dan netral tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan.Konsep kekuasaan
adalah salah satu kunci hubungan antara wacana dengan masyarakat. Seperti
kekuasaan pria dalam wacana mengenai seksisme,kekuasaan kulit putih terhadap
kulit hitam dalam wacana mengenai rasisme,kekuasaan perusahaan berbentuk
dominasi pengusaha kelas atas kepada bawahan, dan sebagainya. Percakapan
antara pembantu dan majikan bukanlah percakapan yang alamiah, karena di sana
terdapat kekuasaan majikan terhadap pembantu tersebut. Tujuan penggunaan
wacana bagi suatu kekuasaan adalah untuk mempengaruhi objek yang dikuasai.
-
24
5. Ideologi
Ideologi merupakan suatu keyakinan yang diyakini kebenarannya oleh
seseorang atau kelompok orang tertentutanpadirinyabersikapkritislagi dan menerima
segala pemikiran tersebut sebagai sesuatu hal yang seolah-olah sudah semestinya
dilakukan ( Gunawan, 2010). Secara harfiah, ideologi berarti ilmu tentang ide-ide
sesuai dengan perkembangan zaman, perkembanganilmu, dan pengetahuan. Batasan
ideologi adalah sebuah system nilai atau gagasan yang dimiliki oleh kelompok atau
lapisan masyarakat tertentu, termasuk proses-proses yang bersifat umum dalam
produksi makna dan gagasan. AWK mempelajari tentang dominasi suatu ideologi
serta ketidakadilan dijalankan dan dioperasikan melalui wacana. Fairclough
mengemukakan bahwa AWK melihat wacana sebagai bentuk dan praktik sosial.
Praktik wacana menampilkan efek ideologi.
Ideologi merupakan konsep sentral dalam AWK, hal ini karena teks,
percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari praktik ideologi atau permintaan dari
ideologi tertentu. Misalnya wacana sastra adalah bentuk ideologi atau pencerminan
dari ideologi tertentu. Ideologi ini di kontruksikan oleh kelompok yang dominan
dengan tujuan untuk mereproduksi dan melegitimasi dominasi mereka. Salah satu
strateginya adalah membuat kesadaran khalayak, bahwa dominasi itu diterima secara
taken for granted (diterima begitu saja). Dalam teksberita misalnya, dapat dianalisis
apakah teks yang muncul tersebut pencerminan dari ideologi seseorang, apakah ia
feminis, anti feminis, kapitalis, sosialis dan sebagainya. Ideologi dalam hal ini secara
inheren bersifat sosial dan AWK melihat wacana sebagai bentuk dari praktik sosial.
-
25
VI.3. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis wacana kritis,
menggunakan kerangka penelitian model Teurn A. van Dijk
Menurut Van Dijk wacana memiliki tiga dimensi, yakni teks, kognisi soisal,
dan konteks sosial (Darma, 2009: 88 dan Eriyanto 2006:224). Dalam dimensi teks,
yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk
menegaskan suatu tema tertentu. Menurut Dijk, teks terbagi dalam tiga tingkatan,
yakni struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Struktur makro merupakan
makna global atau umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik
atau tema yang diangkat oleh suatu teks. Superstrukstur merupakan struktur wacana
yang berhubungan dengan kerangka suatu teks seperti pendahuluan, sisi, penutup dan
kesimpulan. Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati akni kata,
kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar. Pada level kognisi sosial
dipelajari bagaimana produksi teks yang melibatkan kognisi individu. Pada level
konteks mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat terhadap
suatu masalah.
VI.4. Metode Pengumpulan Data
Data primer dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah kerangka
penelitian model Teurn A. van Dijk. Dimana penuliti menganalisa strategi tekstual
dalam gambar yang dipakai, bagaimana wacana berkembang di masyarakat dan
bagaimana kognisi peneliti memahami suatu peristiwa.
-
26
VI.5. Unit Observasi dan Unit Analisis
Unit observasi dalam penelitian ini adalah akun instagram @banggaber. Pada
akun instagram @banggaber dengan sang kreator yang bernama asli Rizal Fahmi
postingannya berisi karikatur yang selalu berisi kritik sosial di ssetiap postingannya.
Unit analisis pada penelitian ini adalah observasi terhadap postingan akun
instagram yang dianggap layak oleh peneliti dan memenuhi syarat.
VI.6. Metode Analisis
Aplikasi analisis wacana kritis secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pada level struktur analisis : menganalisis bagaimana strategi wacana yang
dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu ; bagaimana
strategi tekstual yang dipakai untuk menyingkirkan atau memarginalkan suatu
kelompok, gagasan atau peristiwa tertentu
2. Pada level kognisi sosial ; menganalisis bagaimana kognisi peneliti dalam
memahami seseorang atau peristiwa tertentu.
3. Pada level analisis sosial ; menganalisa bagaimana wacana yang berkembang
di masyarakat ; proses produksi dari reproduksi seseorang atau peristiwa
digambarkan.
-
27
VI.7. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah akun Instagram @Banggaber , dengan beberapa
gambar terpilih yang menurut peneliti memenuhi kriteria.
VI.8. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian didapatkan berdasar pengamatan postingan instagram akan
dilakukan peneliti kepada kreator akun @Banggaber dan juga posting-an (gambar) di
feed akun Instagram @Banggaber. Kemudian penelitiakan melakukan review
terhadap berbagai data yang telah dikumpulkan.
VI.9. Teknik Analisis Data
Analisis didasarkan pada metode kualitatif dengan analisis wacana kritis,
menggunakan kerangka penelitian model Teun A. van Dijk. Sedang pisau bedah yang
digunakan adalah tiga level aplikasi sebagai berikut:
1. Pada level struktur analisis
Di mana peneliti akan menganalisis bagaimana strategi wacana yang dipakai
untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu; bagaimana strategi
tekstual yang dipakai untuk menyingkirkan atau memarginalkan suatu
kelompok, gagasan atau peristiwa tertentu.
-
28
2. Pada level kognisi sosial
Di mana peneliti akan menganalisis bagaimana kognisi kreator dalam
memahami seseorang atau peristiwa tertentu.
3. Pada level analisis sosial
Di mana peneliti akan menganalisa bagaimana wacana yang berkembang di
masyarakat; proses produksi dari reproduksi seseorang atau peristiwa
digambarkan.
-
28
BAB II
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
II.1. Instagram
Gambar 2.1
Sumber :instagram
-
29
Instagram adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk membagi-bagikan
foto dan video. Instagram sendiri masih merupakan bagian dari facebook yang
memungkinkan teman facebook kita mem-follow akun instagram kita. Makin
populernya instagram sebagai aplikasi yang digunakan untuk membagi foto membuat
banyak pengguna yang terjun ke bisnis online turut mempromosikan produk-
produknya lewat instagram (nisrina, 2015). Instagram merupakan salah satu media
jejaring sosial yang dapat dimanfaatkan sebagai media pemasaran langsung. Melalui
instagram- lah produk barang/jasa ditawarkan dengan meng-upload foto atau video
singkat, sehingga para calon konsumen dapat melihat jenis-jenis barang/jasa yang
ditawarkan. Instagram memiliki fitur-fitur yang berbeda dengan jejaring sosial
lainnya, diantara sekian banyak fitur yang ada di instagram, ada beberapa fitur yang
digunakan oleh akun instagram bandung makuta dalam menjalanan komunikasi
pemasarannya, fitur tersebut adalah: 1. Followers (pengikut) sistem sosial di dalam
instagram adalah dengan menjadi pengikut akun pengguna lainnya, atau memiliki
pengikut instagram. Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna instagram
sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-
foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah satu
unsur yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para pengikut sangat
mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang populer atau
tidak. Untuk menemukan teman-teman yang ada di dalam instagram.
2. Upload foto (mengunggah foto) kegunaan utama dari instagram adalah sebagai
tempat untuk mengunggah dan berbagi foto-foto kepada pengguna lainnya. Foto yang
-
30
hendak ingin diunggah dapat diperoleh melalui kamera idevice ataupun foto-foto
yang ada di album foto di idevice tersebut.
3. Kamera foto yang telah diambil melalui aplikasi instagram dapat disimpan di
dalam idevice tersebut. Penggunaan kamera melalui instagram juga dapat langsung
menggunakan efek-efek yang ada, untuk mengatur pewarnaan dari foto yang
dikehendaki oleh pengguna. Ada juga efek kamera tilt-shift yang fungsinya adalah
untuk memfokuskan sebuah foto pada satu titik tertentu. Foto-foto yang akan
diunggah melalui instagram tidak terbatas atas jumlah tertentu, melainkan instagram
memiliki keterbatasan ukuran untuk foto. Ukuran yang digunakan di dalam instagram
adalah dengan rasio 3 : 2 atau hanya sebatas berbentuk kotak saja.
4. Efek foto pada versi awalnya, instagram memiliki 15 efek-efek yang dapat
digunakan oleh para pengguna pada saat mereka hendak menyunting sebuah foto.
Efek tersebut terdiri dari: x-pro ii, lomo-fi, earlybird, sutro, toaster, brannan, inkwell,
walden, hefe, apollo, poprockeet, nashville, gotham, 1977, dan lord kelvin. Namun
tepat pada tanggal 20 september yang lalu instagram telah menambahkan 4 buah efek
terbaru yaitu; valencia, amaro, rise, hudson dan telah menghapus 3 efek, apollo,
poprockeet, dan gotham dari dalam fitur tersebut.
5. Judul foto setelah foto tersebut disunting, maka foto akan dibawa ke halaman
selanjutnya, dimana foto tersebut akan diunggah ke dalam instagram sendiri ataupun
ke jejaring sosial lainnya. Dimana di dalamnya tidak hanya ada pilihan untuk
-
31
mengunggah pada jejaring sosial atau tidak, tetapi juga untuk memasukkan judul
foto, dan menambahkan lokasi foto tersebut.
6. Arroba seperti twitter dan juga facebook, instagram juga memiliki fitur yang
dimana para penggunanya dapat menyinggung pengguna lain yang juga, dengan
manambahkan tanda arroba (@) dan memasukkan akun instagram dari pengguna
tersebut. Para pengguna tidak hanya dapat menyinggung pengguna lainnya di dalam
judul foto, melainkan juga pada bagian komentar foto. Para pengguna dapat
menyinggung pengguna lainnya dengan memasukkan akun instagram dari pengguna
tersebut. Pada dasarnya dalam menyinggung pengguna yang lainnya, yang
dimaksudkan adalah untuk berkomunikasi dengan pengguna yang telah disinggung
tersebut. 7. Geotagging setelah memasukkan judul foto tersebut, bagian selanjutnya
adalah bagian geotag. Bagian ini akan muncul ketika para pengguna idevice
mengaktifkan gps mereka di dalam idevice mereka. Dengan demikian idevice
tersebut dapat mendeteksi lokasi para pengguna instagram tersebut berada. 8. Jejaring
sosial dalam berbagi foto, para pengguna juga tidak hanya dapat membaginya di
dalam instagram saja, melainkan foto tersebut dapat dibagi juga melalui jejaring
sosial lainnya seperti facebook, twitter, foursquare, tumblr, dan flickr yang tersedia di
halaman instagram untuk membagi foto tersebut. 9. Tanda suka (like) instagram juga
memiliki sebuah fitur tanda suka yang fungsinya memiliki kesamaan dengan yang
disediakan facebook, yaitu sebagai penanda bahwa pengguna yang lain menyukai.
-
32
II.2 Profil Akun Instagram @Banggaber
Gambar 2.2
Sumber: Gmail
-
33
Akun @banggaber merupakan akun instagram milik rizal fahmi yang
kontennya banyak bertema kritiksosial. Mulai dari sindiran terkait situasi keagamaan,
hingga sindiran bertema sosial dan politik. Komik ini mulai ada di instagram sejak 1
november 2014 dan sudah memuat 1000 postingan lebih. Followers-nya di instagram
mencapai 246 ribu sekang ini. Sebenernya nama gaber itu udah lama sih di sebut
sama rizal, berasal dari kata kata bercandaan “gaber” yang satu arti tapi luas
maknanya, seperti :gaber : gak beruntung, gaber : gak berjelas, gaber : gak
bergairah, gaber : gak berduit dan gaber gaber lainnya tergantung sikon yang lagi di
alamin sang pengucap. Berikut hasil karya Rizal Fahmi :
Gambar 2.3
Sumber :instagram @banggaber
-
34
Gambar 2.4
Sumber : instagram @banggaber
-
35
Sumber : instagram
Gambar 2.5 @banggaber
-
36
Gambar 2.6
Sumber : instagram @banggaber
-
37
BAB III
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
III.1. Penyajian Data
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan atas konten kritik sosial
yang dipublikasi oleh akun @banggaber, berikut adalah hasil dari penggalian data
atas lima gambar beserta tulisan di dalmnya.
Analisis didasarkan pada metode kualitatif dengan analisis wacana kritis,
menggunakan kerangka penelitian model Teun A. van Dijk. Sedang pisau bedah
yang digunakan adalah tiga level aplikasi sebagai berikut:
1. Pada level struktur analisis.
Di mana peneliti akan menganalisis bagaimana strategi wacana yang
dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu;
bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk menyingkirkan atau
memarginalkan suatu kelompok, gagasan atau peristiwa tertentu.
2. Pada level kognisi sosial
Di mana peneliti akan menganalisis bagaimana kognisi kreator dalam
memahami seseorang atau peristiwa tertentu.
-
38
3. Pada level analisis sosial
Di mana peneliti akan menganalisa bagaimana wacana yang berkembang
di masyarakat; proses produksi dari reproduksi seseorang atau peristiwa
digambarkan.
Gambar 1
Gambar 3.1
Sumber : instagram @banggaber
Kritik Sosial pada gambar 1 :
“Sang kreator ingin menyampaikan bahwa jangan selalu memandang ke
atas, karena dengan melihat ke bawah kita juga dapat mendapatkan apa yang
diinginkan. Didukung dengan gambar cermin pada raut pensil yang ditaruh di
atas sepatu.”
-
39
Gambar pertama adalah gambar sepatu anak-anak yang dipasangi rautan
bercermin yang pada tahun 2000-an merupakan tren. Indikasi sepatu anak-anak
ditunjukkan oleh velcro dengan aksen merah dan putih.
Saat itu, anak-anak lelaki akan menempelkan rautan dengan cermin di
ujung sepatu dan mengarahkannya ke bawah rok-rok anak perempuan untuk
melihat warna dalaman yang dikenakan mereka. Kenakalan yang mengarah pada
pelecehan seksual ini begitu lumrah dilakukan sehingga tidak banyak
diperdebatkan.
Gambar ini dilengkapi dengan tulisan di dalamnya yang berbunyi:
“Dalam hidup, jangan selalu memandang ke atas.
Lihatlah ke bawah agar kau bisa bersyukur dengan apa yang kau dapat.”
Sedangkan alasan yang diberikan oleh kreatornya adalah:
“Gambar ini saya buat berdasarkan nostalgia kenakalan di masa kecil.”
1. Analisis teks
Kalimat Bentuk Kalimat Kata Ganti
Jangan selalu
memandang ke atas
Kalimat larangan -
Lihatlah ke bawah agar
kau bisa bersyukur
dengan apa yang kau
dapat
Kalimat perintah Kau
-
40
Gambar ini saya buat
berdasarkan nostalgia
kenakalan di masa kecil
Kalimat pernyataan Saya
Tabel 3.1
Leksikon dalam gambar pertama adalah sebagai berikut:
Ke atas
Memfokuskan pandangan ke arah hal atu objek yang posisinya
berada di atas level pandangan seseorang
Ke bawah
Memfokuskan pandangan ke arah hal atu objek yang posisinya
berada di bawah level pandangan seseorang
Bersyukur
Mengucapkan rasa terima kasih kepada Tuhan atau seseorang
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kalimat dalam gambar
ini berbunyi “Dalam hidup jangan selalu memandang ke atas. Lihatlah ke bawah
agar kau bisa bersyukur dengan apa yang kau dapat”.
Jika dibedah, kata-kata dalam kalimat itu dimaknakan sebagai berikut:
Ke atas
Bermakna selalu membandingkan segala sesuatu dengan yang
lebih baik, lebih kaya, lebih sukses dan sebagainya.
-
41
Ke bawah
Bermakna kita melihat kondisi sosial seseorang yang di bawah
kita.
Bersyukur
Berterima kasih kepada Tuhan atas apapun yang telah diberikan
dan tidak merasa iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain.
Sebaiknya seseorang harus merasa “cukup” dengan apa yang ia
punyai.
Secara keseluruhan, kreator menyampaikan dalam tulisan di gambarnya
bahwa masyarakat tidak boleh melihat ke arah orang-orang yang memiliki apa-
apa yang melebihinya. Ini terdapat pada kalimat larangan “jangan” dan kata ganti
“kau” yang terdapat pada kalimat perintah tertulis setelah kalimat larangan.
Hanya saja, ada dua hal ironis yang mengiringi kata-kata mutiara ini:
1) Gambar yang dipublikasi bersamaan dengan kata-kata ini sama sekali
berkorelasi dengan kata-kata mutiara tersebut.
Gambar tersebut, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, merupakan
gambaran tren 2000-an di kalangan anak-anak laki-laki yang senang “mengintip”
teman perempuannya. Lalu apa korelasinya dengan kata-kata mutiara yang ditulis
oleh sang kreator?
Jika memang ingin dihubungkan, kata-kata mutiara ini malah berubah
menjadi hal tabu dan dorongan untuk bertindak “nakal” seperti yang dikatakan
oleh kreator. Ia mengatakan bahwa gambar itu hanya nostalgia kenakalan masa
-
42
kecilnya, namun jika dikaji kembali, “kenakalan” ini adalah tindak pelecehan
seksual yang menginvasi privasi seseorang. “Kenakalan” ini sudah sering terjadi
dan lumrah, ditambah pelakunya biasanya merupakan anak-anak di bawah umur
sehingga tidak banyak yang memprotes hal itu dan malah menertawakannya
sebagai hal lucu yang patut dinostalgiakan.
Melihat dari gambar tersebut, kata-kata mutiara itu akan bermakna motivasi
untuk melihat ke bawah sebab itulah yang akan membuatmu bersyukur sebab jika
memandang ke atas, seseorang takkan mendapat apa-apa.
2) Kata “bersyukur” memiliki makna ganda dan tidak universal, jadi tak
semua golongan marjinal tertentu dapat menerimanya.
Menurut peneliti, hal itu akan tergantung kondisi setiap individu. Kalau
seseorang dilahirkan dari keluarga kaya raya, sudah sepatutnya mereka harus
bersyukur. Namun hal tersebut akan berbanding terbalik jika kondisi seseorang
merupakan kontradiksi dari keadaan sebelumnya.
Lagipula, jika seseorang tak memandang ke atas, mereka takkan termotivasi
untuk menjadi yang lebih baik dari versi dirinya yang sekarang. Jika seseorang
merasa “cukup”, ia tak akan memiliki ambisi dan terbelenggu dengan keadaannya.
Jelas, ambisi merupakan pedang bermata dua yang bisa jadi adalah kekuatan
sekaligus kelemahan seseorang. Tapi apa yang dicapai seseorang dalam hidupnya
merupakan hasil dari ambisinya untuk menjadi yang terbaik.
-
43
2. Analisis Kognisi Sosial
Kognisi sosial kreator : gambar dibuat berdasarkan nostalgia masa kecil
Disini saya melihat sang kreator beraksi dengan hal – hal pelecehan
seksual dengan santai.
3. Analisis Sosial
Pada analisis sosial peneliti menganalisa bagaimana wacana yang
berkembang di masyarakat ; proses produksi dari reproduksi seseorang
atau peristiwa digambarkan , diman peneliti memberi 3 (tiga) pertanyaan
untuk 3 narasumber yang berbeda yaitu.
Narasumber 1 (satu): Yonatan Trianto, Pria umur 25 tahun.
“Menurut saya jika dalam konteks pengajaran sejak dini
tentang lawan jenis, atau alat reproduksi dan lain-lain merupakan
hal wajar guna untuk pengetahuan anak sejak dini. Tetapi jika ada
perlakuan anak seperti dimuat gambar tersebut menurut saya
harus ada tindakan untuk menegur atau memberi tahu bahwa
sikap tersebut tidak benar. Karena hal tersebut bisa bermula dan
akan berdampak tidak baik untuk tumbuh kembang anak walau
terlihat sepele. Karena itulah perlunya pengawasan dan
pengetahuan terkait hal tersebut agar anak tidak salah
mengartikan”
Analisis peneliti :
Dari wawancara di atas menurut peneliti, dari hasil yang didapat
dari wawancara narasumber pertama. Hal yang tercemin dari gambar
pertama merupakan hal yang tidak pantas dan harus ada tindakan untuk
menegur atau memberi tahu bahwa sikap tersebut tidak benar. Karena bias
berdampak tidak baik bagi tumbuh kembang anak.
-
44
Narasumber 2: Maulana Wahyu Prasojo, Pria 23 tahun.
“Menurut saya itu sangat tercela. Meski itu masa kecil
namun semenjak dini seharusnya lingkungan keluarga sudah
mengajarkan kalau itu adalah tindakan buruk.”
Analisis peneliti:
Narasumber kedua juga tidak setuju karena hal yang tercermin
pada gambar pertama merupakan hal yang sangat tercela, dan lingkungan
harus mengawasi semenjak dini.
Narasumber 3: Titah Ramyaningrum, Wanita 23 tahun.
Kurang tahu sih, karena saya tidak pernah melakukan
kenakalan tersebut. Lagipula saya kan wanita.. Jadi, sebenarnya
ada ya keusilan semacam itu?
Analisis peneliti:
Pada narasumber ketiga adalah seorang perempuan, dimana beliau
tidak pernah melakukan dan tidak tahu bahwa ada keusilan semcam itu di
masa kecil. Karena kenakalan yang tercermin dari gambar 1 lebih identik
dilakukan oleh cowok daripada perempuan.
-
45
Gambar 2
Gambar 3.2
Sumber : instagram @banggaber
Kritik Sosial pada gambar 2 :
“Interpretasi yang didapat dalam gambar kedua adalah bahwa kebaikan bisa
hadir dalam diri orang yang dinilai masyarakat umum negatif yaitu seorang
preman. Terlihat juga ibu-ibu pemulung berkerudung. Disini kritik sosialnya
adalah banyaknya pemulung yang ditemui kreator adalah mayoritas muslim.”
Gambar kedua adalah terlihat seorang pemuda yang kelihatannya seperti
preman memberi bingkisan ke ibu-ibu berkerudung yang sepertinya adalah
pemulung.
Kenapa saya bilang pemuda dan kelihatan seperti preman, karena terindikasi
dari warna dan model rambut, kaca mata yang dipakainya dilengkapi dengan jaket
jeans ber-emblem dengan ukuran menutupi seluruh punggung.
-
46
Sedangkan seorang ibu-ibu berkerudung tersebut memakai pakaian dengan
warna buram dan kotor yang ditunjukkan dengan garis-garis serta kerutan di
gambar. Ia juga membawa karung di belakang punggungnya seperti pemulung
pada umumnya.
Gambar ini dilengkapi dengan tulisan di dalamnya berbunyi:
“Banyak yang lupa. Saat kita meninggalkan dunia ini.
Yang kita bawa bukanlah semua yang kita dapatkan, tapi semua yang kita
berikan "
Sedangkan alasan yang diberikan kreatornya adalah:
“Gambar ini saya buat untuk menularkan virus berbagi kepada banyak orang”
1. Analisis Teks
Kalimat Bentuk Kalimat Kata Ganti
Banyak yang lupa Kalimat pernyataan -
Saat kita meninggalkan
dunia ini.
Kalimat pernyataan Kita
Yang kita bawa bukanlah
semua yang kita dapatkan
Kalimat pernyataan -
tapi semua yang kita
berikan
Kalimat pernyataan -
-
47
Tabel 3.2
Leksikon dalam gambar kedua adalah sebagai berikut:
Dapatkan:
Kata dapatkan bermakna sebagai kata pendukung untuk kalimat
perintah yang biasanya berisi suatu informasi untuk memperoleh
sesuatu.
Berikan :
Kata berikan bermakna sebagai kata pendukung untuk kalimat
perintah yang bermakna berbagi sesuatu.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kalimat dalam gambar
ini berbunyi “Banyak yang lupa. Saat kita meninggalkan Dunia ini. Yang kita
bawa bukanlah semua yang kita dapatkan, tapi semua yang kita berikan "
Jika dibedah, kata-kata dalam kalimat itu dimaknakan sebagai berikut:
• Dapatkan
“Dapatkan” di sini bermakna bahwa saat kita meninggalkan dunia yang
dibawa adalah amal, buah dari apa yang kita berikan semasa hidup. “Dapatkan”
sebenarnya bermakna luas karena yang kita dapatkan di dunia ini bukan cuma
harta melainkan prestasi, pangkat, keluarga dan lain-lain, tetapi dalam gambar
kedua bermakna harta yang dikumpulkan semasa hidup. kenapa saya simpulkan
bermakna harta, karena saya simpulkan dari gambar yaitu preman yang sedang
memberi sesuatu ke seseorang
-
48
• Berikan :
“Berikan” di sini bermakna apa yang akan kita bawa saat kita
meninggalkan dunia, yaitu sebuah amal dari apa yang kita bagikan atau berikan ke
orang lain. Kata-kata “berikan” di sini bermakna lebih sempit, karena ketika
seseorang tiada yang diberikan hanya hal-hal yang bersifat warisan, bisa harta,
tanah, ataupun hutang.
Secara keseluruhan, kreator menyampaikan dalam tulisan di gambarnya
bahwa manusia ketika sudah tiada yang menolongnya di akhirat bukanlah apa-apa
yang dia dapatkan tapi apa yang dia berikan. Ini terdapat pada kata pernyataan
“bukanlah” dan kata selanjutnya yanki “tapi” yang terdapat pada kalimat tertulis
setelah kalimat pernyataan.
Gambar tersebut, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, merupakan
gambaran seorang preman yang memberi bingkisan terhadap ibu-ibu pemulung.
Lalu kenapa pemulung di gambar tersebut dicerminkan dengan ibu-ibu
berkerudung? Dan juga kenapa harus preman yang memberi bingkisan, kenapa
bukan seorang berpakaian formal?
Di sini kita melihat seorang preman yang mendapat image buruk di
masyarakat bisa berbagi kebaikan dengan sesama. Digambarkan pula pemulung
dengan ibu-ibu berkerudung, tapi apakah layak? Apakah fakta yang ditemui
kreator dengan mayoritas penduduk di indonesia muslim menjadi tolak ukur
bahwa pemulung ibu-ibu berkerudung menjadi layak divisualkan. Menurut
peneliti seharusnya tidak perlu memasukan unsur agama di dalam sebuah karya
karena bisa memojokan golongan tertentu.
-
49
Melihat gambar tersebut, kata-kata mutiara itu akan bermakna untuk
mendorong bahwa sebagian rezeki seseorang adalah milik orang lain, tidak
memandang derajat manusia tersebut. Karena apa yang kita beri akan kita
dapatkan di kemudian hari dengan berlipat ganda.
2. Analisis Kognisi sosial
- Kognisi sosial kreator yaitu konten dibuat untuk menularkan virus
berbagi kepada banyak orang ( disini saya melihat bahwa kebaikan itu
datang dari seseorang yang dipandang negatif oleh masyarakat umum )
3. Analisis sosial
Pada analisis sosial peneliti menganalisa bagaimana wacana yang
berkembang di masyarakat ; proses produksi dari reproduksi seseorang atau
peristiwa digambarkan , diman peneliti memberi 3 (tiga) pertanyaan untuk 3
narasumber yang berbeda yaitu:
Narasumber 1 (satu): Yonatan Trianto, Pria 25 tahun
Menurut saya, jika dalam kondisi tersebut saya tidak dengan jelas
melihat 'apa' yg diberikan preman tersebut kepada wanita mungkin saya
tidak akan merespon lebih. Kemungkinan besar ketika ada hal yang tidak
baik dilakukan preman tersebut kepada wanita itu, saya akan bereaksi
atau merespons.
Analisis peneliti:
Dari hasil wawancara didapat bahwa narasumber pertama ketika melihat
preman tidak merespon lebih, namun jika preman tersebut melakukan hal yang
tidak baik akan memberikan respon.
-
50
Narasumber 2 (dua) : Maulana Wahyu Prasojo, Pria 23 tahun
Itu sangat baik, karena bisa merubah mindset orang-orang
mengenai "Preman itu buruk" mengajarkan pada semua orang bahwa
jangan pernah melihat pribadi seseorang hanya dari covernya saja
Analisis peneliti :
Di sini peneliti melihat narasumber kedua lebih memberikan apresiasi
terhadap perilaku preman tersebut, karena merubah stigma masyarakat bahwa
preman tidak semua itu buruk.
Narasumber 3 (tiga): Titah Ramyaningrum, Wanita 23 tahun
Tergantung apa yang diberikan. Kalau memang sesuatu itu
hal/barang yang berguna atau bermanfaat untuk si pemulung ya cukup
simpati saja pada preman tersebut karena ternyata tampilan seseorang
tidak 100% sesuai dengan stigma (negatif) yang ada di masyarakat. Jadi
kita tidak boleh sembarangan menilai seseorang hanya dari luarnya saja.
Analisis peneliti :
Pada wawancara untuk narasumber ketiga, peneliti melihat bahwa
penilaian perilaku preman tergantung dari apa yang diberikan, dan mengapresiasi
jika yang diberikan adalah hal yang baik
-
51
Gambar 3
Gambar 3.3
Sumber : instagram @banggaber
Kritik Sosial pada gambar 3 :
“Dimana dalam shalat, ketika terjadi kejadian seperti yang diilustrasikan
dalam gambar, maka bukanlah suatu hal yang disengaja dimana konteksnya
beribadah, jadi korban merasa hal tersebut tidak perlu diperpanjang.”
Gambar ketiga memperlihatkan dua orang shalat dengan posisi bangun
dari sujud. Salah satu yang berada di posisi depan tidak sengaja menghantamkan
bagian tubuh belakangnya ke kepala orang yang berada di belakangnya, yaitu ia
yang memakai kopyah.
-
52
“Gambar ini dilengkapi dengan tulisan di dalamnya berbunyi:
“Bahkan, Tanpa ada ujaran maafpun, kita sudah pasti memaafkan.”
Sedangkan alasan kreatornya adalah :
“Gambar ini saya buat untuk mengajak orang untuk mudah memaafkan”
1. Analisis Teks
Kalimat Bentuk Kalimat Kata Ganti
Tanpa ada ujaran maafpun Kalimat pernyataan -
Kita sudah pasti
memaafkan
Kalimat pernyataan -
Tabel 3.3
Leksikon dalam gambar pertama adalah sebagai berikut:
Maaf:
Bermakna suatu sifat yang memberikan toleransi atas kesalahan
yang telah diperbuat oleh seseorang terhadap dirinya atau orang
disekitarnya.
Memaafkan:
Suatu tindakan manusia untuk memaklumi kesalahan yang
diperbuat seseorang.
-
53
Sampai saat ini hal seperti itu menjadi hal biasa yang terjadi saat shalat,
tetapi tulisan dalam postingan yang berbunyi “Bahkan, tanpa ada ujaran maafpun
kita sudah pasti memaafkan”
Jika dibedah, kata-kata tersebut bermakna sebagai berikut:
Maaf
“Maaf” disini bermakna bahwa ketika kejadian seperti yang
tercermin pada gambar ketiga, tidak perlu meminta maaf.
Memaafkan
“Memaafkan” disini bermakna bahwa ketika kejadian seperti
yang tercermin pada gambar ketiga, sudah pasti dimaafkan.
Secara keseluruhan, kreator menyampaikan dalam tulisan di gambarnya
bahwa hal yang tidak perlu menjadi hal yang dipermasalahkan, apalagi sampai
terjadi pertengkaran. Peristiwa yang terjadi di gambar ketiga bahkan tidak perlu
sampai meminta maaf.
Di sini kita melihat bapak – bapak yang berada di depan, kenapa bisa
disebut bapak-bapak?. Terlihat kumis yang berada di wajah beliau, dan rambut
yang lumayan panjang. Sedangkan yang dibelakang terlihat lebih muda usianya,
terlihat dari corak baju yang dipakainya dan celana jeans yang sudah menjadi
trade mark anak muda.
Dalam gambar ketiga bahwa momen seperti itu merupakan hal yang
lumrah, terlihat pada kata-kata “ bahkan, tanpa ujaran maafpun, kita sudah pasti
-
54
memaafkan”. Namun hal tersebut hanya berlaku untuk seseorang yang seumuran,
karena menurut peneliti ketika seseorang pantatnya mengenai kepala seseorang
yang lebih tua, maka seseorang yang lebih muda pasti akan meminta maaf.
Karena hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak pantas, meskipun sudah
menjadi hal lumrah. Dan menurut peneliti hal yang disampaikan di gambar ketiga
kurang relevan untuk beberapa aspek kehidupan,
2. Analisis kognisi sosial
- Kognisi sosial kreator yaitu konten dibuat untuk mengajak orang untuk
mudah memaafkan, ( tetapi menurut saya kelumrahan yang
digambarkan sang kreator tidak relevan di beberapa aspek kehidupan)
3. Analisis sosial
Pada analisis sosial peneliti menganalisa bagaimana wacana yang
berkembang di masyarakat ; proses produksi dari reproduksi seseorang
atau peristiwa digambarkan , dimana peneliti memberi 3 (tiga) pertanyaan
untuk 3 narasumber yang berbeda yaitu:
Narasumber 1 (satu): Yonatan trianto, pria 25 tahun.
“Menurut saya jika hal tersebut saya mengalami nya ketika
selesai shalat saya akan meminta maaf kepada yang bersangkutan
karena tidak sengaja pantat saya mengenai orang tersebut”
-
55
Analisis peneliti:
Saya melihat pendapat dari narasumber pertama berbanding
terbalik dari yang tercermin pada gambar ketiga, yaitu narasumber lebih
memilih meminta maaf jika pantatnya mengenai kepala seseorang.
Narasumber 2: Maulana Wahyu Prasojo, Pria 23 Tahun.
Tidak akan bermasalah bagi saya pribadi kalau yang
mengenainya sesama jenis. Saya sendiri juga pernah. Namun
kalau itu berbeda jenis kelamin, akan menjadi masalah karena
bisa membatalkan wudhu.
Analisis peneliti:
Disini peneliti melihat apa yang diungkapkan narasumber kedua sesuai
dengan yang disampaikan pada gambar ketiga, namun jika terkena lawan
jenis akan menjadi masalah karena akan membatalkan wudhu,
Narasumber 3: Titah Ramyaningrum, Wanita 23 Tahun.
Biasa saja karena itu hal yang wajar. Dan tentu tetap
melanjutkan ibadah sampai tuntas.
Analisis peneliti:
Pada wawancara yang ketiga untuk gambar ketiga, peneliti melihat
kesesuain antara yang disampaikan gambar dengan pendapat narasumber
-
56
Gambar 4
Gambar 3.4
Sumber : instagram @banggaber
Kritik Sosial pada gambar 4 :
“Interpretasi dalam gambar ke 4 adalah kreator ingin menyampaikan
meskipun tidak mempunyai harta, kita tetap bisa membantu orang lain dengan
menularkan hal positif melalui hal kecil yaitu dengan sebuah senyuman.”
Gambar keempat adalah terlihat seseorang berbusana khas umat islam
sedang menengadahkan tangannya, di mana pose tersebut adalah pose untuk
berdoa. Seseorang tersebut di kaos bagian belakangnya tertulis kata:
“Jika tak punya harta untuk dibagikan setidaknya kita punya senyum
untuk ditularkan”.
-
57
Gambar ini dilengkapi dengan tulisan di dalamnya berbunyi:
“Untuk semua tempat yang sedang disapa Musibah
Semoga Doa kami menguatkan kalian.”
Sedangkan alasan kreatornya adalah:
“Gambar ini saya buat karena saat itu banyak bencana alam yang sedang terjadi.
Dan mengajak kepada banyak orang untuk saling mendoakan.”
1. Analisis Teks
Kalimat Bentuk Kalimat Kata Ganti
Untuk semua tempat yang
sedang disapa musibah
Kalimat pernyataan -
Semoga doa kami
menguatkan kalian.
Kalimat pernyataan Kami
Tabel 3.4
-
58
Leksikon dalam gambar pertama adalah sebagai berikut:
Disapa
Disapa merupakan nama untuk aktivitas sosial yang ditandai
dengan memanggail nama seseorang atau sebutan lainnya.
Menguatkan
Menguatkan berarti umum memberi kekuatan lebih terhadap
sesuatu atau seseorang.
Senyum
Senyum merupakan suatu perilaku yang dilakukan untuk menyapa
secara tidak langsung.
Ditularkan
Ditularkan merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk
mempengaruhi.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kalimat dalam gambar
ini berbunyi “Untuk semua tempat yang sedang disapa Musibah Semoga Doa
kami menguatkan kalian.” Jika dibedah, kata-kata dalam kalimat itu dimaknakan
sebagai berikut:
Disapa
Di dalam gambar ke 4 konotasinya positif dan mengandung majas
litotes. Dimana kata yang tepat adalah terkena, namun diperhalus
dengan disapa, suatu hal yang kontradiktif.
-
59
Menguatkan
Kata menguatkan dalam gambar bermakna untuk memberi
kekuatan kepada korban yang terkena musibah.
Senyum
Senyum yang dimaksud dalam gambar adalah bertujuan untuk
memberikan hal positif pada lingkungan sekitar.
Ditularkan
Ditularkan yang dimaksud dalam gambar adalah untuk
menyebarkan hal yang positif yaitu melalui senyum
Terdapat beberapa kesalahan EYD yang tidak sesuai dengan kaidah
penulisan Bahasa Indonesia. Penulisan kata yang tidak tepat pada kata “untuk”
seharusnya kapital sebab terletak di awal kalimat, dan untuk kata “musibah”,
“semoga” dan “doa” seharusnya kecil atau tidak kapital sebab ia bukan
merupakan nama dan terletak di tengah-tengah kalimat.
Kata “disapa” konotasinya positif dan mengandung majas litotes. Majas
litotes adalah majas yang berkebalikan dengan majas hiperbola, tetapi lebih
sempit pada ungkapan yang bertujuan rendah hati dan lemah lembut. Namun
mengapa kata “disapa” dikaitkan dengan kata “musibah” yang menakutkan dan
berarti bencana bagi semua orang? Sebab peneliti melihat bahwa kreator ingin
menekankan diksi klise “ada keindahan di balik kehancuran”. Lagipula, kreator
cenderung meromansakan segala sesuatu sehingga musibah pun ditulis dengan
puitis. Selain itu, seorang seniman sering menciptakan hal kontradiktif.
-
60
Teks dalam kaos tidak relevan, tidak bermaksud dikaitkan dengan
musibah. Kenapa tidak relevan? Karena pesan yang disampaikan dalam kaos lebih
ditujukan untuk orang sekitar yang berada di dekatnya, terlihat dari kata-kata
“Jika tak punya harta untuk dibagikan setidaknya kita punya senyum untuk
ditularkan”, di mana senyuman hanya berefek langsung untuk orang yang bertatap
muka langsung dengan kita.
Secara keseluruhan, kreator menyampaikan dalam tulisan di gambarnya
untuk semua lokasi yang terkena musibah, di mana saat itu banyak tempat di
Indonesia terkena bencana.
Gambar : 3.5
Sumber : Website VOA
-
61
2. Analisis Kognisi Sosial
- Kognisi sosial kreator yaitu konten dibuat karena saat itu sedang
banyak bencana alam yang sedang terjadi. Dan mengajak kepada
banyak orang untuk saling mendoakan
3. Analisis Sosial
Pada analisis sosial peneliti menganalisa bagaimana wacana yang
berkembang di masyarakat ; proses produksi dari reproduksi seseorang
atau peristiwa digambarkan , dimana peneliti memberi 3 (tiga) pertanyaan
untuk 3 narasumber yang berbeda yaitu:
Narasumber 1 (satu): Yonatan Trianto, Pria 25 Tahun.
Menurut saya ketika ada hal tersebut dan saya tidak bisa
membantu secara finansial kemungkinan saya bisa membantu
dengan cara lewat org lain atau sesama dengan menyebarkan info
bahwa sedang terjadi bencana dan pada saat tersebut
membutuhkan bantuan scara finansial. Dan pada saat itu mungkin
kita bisa menyertakan hasil bantuan kepada rekan atau org yang
tepat sesuai info yg tertera. Karena hal kecil yang dapat kita
lakukan bisa berdampak bagi yang membutuhkan asal benar cara
melakukan nya.
Analisis peneliti:
Pada wawancara pertama untuk gambar keempat, peneliti melihat
bahwa narasumber jika tidak dapat membantu secara finansial lebih
memilih untuk menyebarkan info bahwa telah terjadi bencana dan mereka
yang terkena bencana sedang membutuhkan bantuan.
-
62
Narasumber 2 (dua): Maulana Wahyu Prasojo, pria 23 tahun
Membantu dengan doa
Analisis peneliti:
Pada hasil wawancara diatas, peneliti melihat adanya korelasi antara
jawaban narasumber dengan yang disampaikan gambar ke 4 (empat)
Narasumber 3 (tiga): Titah Ramyaningrum, wanita 23 tahun
Berkontribusi dalam memberi bantuan terbagi dalam banyak hal,
jika tidak secara materi, mungkin saya akan memberi 'tenaga' dengan
bekerja sosial (relawan/dll)
Analisis peneliti:
Dari data yang didapat dari wawncara, sang narasumber lebih
memlih membantu dengan cara memberi tenaga dengan cara menjadi
relawan.
-
63
Gambar 5
Gambar 3.6
Sumber : instagram
Kritik Sosial pada gambar 5 :
“Interpretasi dalam gambar ke 5 (kelima) adalah sang kreator ingin
mengkritik tidak efisiennya transportasi yang ada di sekitarnya, terlihat dari
gambar orang yang berdesak-desakan dan ditunjang oleh kata-kat “bahwa
perjuangan berangkat kerja adalah alasan mereka digaji, bukan dari apa yang
mereka kerjakan dikantor.”
Gambar kelima memperlihatkan situasi kereta api penuh sesak dengan
penumpang yang berdesak-desakan berebut masuk ke dalam gerbong. Situasi
berdesak-desakan waktu naik kereta api selalu terjadi saat jam berangkat kerja dan
pulang kerja. Setting lokasi gambar ini berada di Jabodetabek, sebab di seluruh
Indonesia KRL atau kereta lokal semacam ini hanya ada di saja. Sedang setting
-
64
waktu gambar itu mana terlihat pagi hari, maka bisa diartikan waktu berangkat
kerja.
Gambar ini dilengkapi dengan tulisan dim dalamnya berbunyi:
“Kadang saya berfikir. Sebenernya para pekerja itu digaji bukan karena
pekerjaannya di kantor. Tapi karena perjuangannya berangkat kerja.”
Sedangkan alasan kreatornya adalah:
“Jalanan kota besar yang makin semrawut membuat saya berfikir bahwa
banyak resiko di jalan dibanding di tempat kerja”
1. Analisis Teks
Kalimat Bentuk Kalimat Kata Ganti
Kadang saya berfikir. Kalimat pernyataan S
top related