akuntansi ppn&ppn-bm

Post on 30-Dec-2015

49 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Akuntansi PPN&Ppn-BM. Prosedur Pembukuan Pajak Pertambahan Nilai untuk Transaksi sbb: Pembelian barang yang PPN-nya dapat dikreditkan dan yang tidak dapat dikreditkan Penjualan dan PPN yang terutang PPN yang masih harus dibayar / lebih, dll. Pembelian barang yang PPN-nya dapat - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Akuntansi PPN&Ppn-BM

Prosedur Pembukuan Pajak Pertambahan Nilai untuk Transaksi sbb:

1. Pembelian barang yang PPN-nya dapat dikreditkan dan yang tidak dapat dikreditkan

2. Penjualan dan PPN yang terutang

3. PPN yang masih harus dibayar / lebih, dll

Pembelian barang yang PPN-nya dapat

dikreditkan masih dapat dikelompokkan kedalam 2

jenis:

1. Pembelian barang untuk diolah (persediaan)

2. Pembelian barang modal yang ada hubungannya dengan proses produksi

Sesuai dengan pasal 9 ayat(8) UU PPN 1984 dan

keputusan Menteri Keuangan No.1441-b/KMK.04/1989

yang diperbarui dengan UU No. 18 th 2000 ada beberapa

alasan yang menyebabkan PPN tidak dapat dikreditkan:

1. Pembelian barang atau jasa sebelum pengusaha dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak

2. Pembelian dan pengeluaran biaya lain yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan proses menghasilkan barang kena pajak atau jasa kena pajak

3. Pembelian dan pemeliharaan kendaraan bermotor sedan, jeep, station wagin, van dan kombi, kecuali untuk barang dagangan atau digunakan secara langsung sesuai dengan bidang usahanya

4. Pembelian yang sifatnya untuk kepentingan pribadi pemilik /pemegang saham, direktur, komisaris, dan karyawan

5. Penyerahan yang pajak keluarannya di tanggung pemerintah kecuali ditetapkan lain oleh Mentri Keuangan

6. Perolehan BKP/JKP yang PPN-nya ditanggung oleh pemerintah

7. Faktur pajaknya fiktif

8. Pajak masukan yang menggunakan faktur pajak sederhana

Contoh 1:

Pembelian barang/persediaan yang PPN-nya

dapat dikreditkan

PT. Citra membeli barang untuk persediaan dalam

bulan Agustus 2006 seharga Rp 10.000.000,00

dengan kredit dari PT. Mentari

Contoh 3 :Pembelian barang/persediaan yang PPN-nya tidak dapat dikreditkan.PT.Citra membeli tunai alat-alat tulis Seharga Rp.5.000.000,00 ditambah PPN 10 %. Karena alat-alat ini tidak mempunyai hubungan langsung dengan proses produksi, pajak masukannya tidak boleh dikreditkan. Sesuai dengan ketentuan dalam UU PPH 2000 PPN yang tidak dapat dikreditkan dapat dibebankan sebagai biaya operasi. Transaksi ini dicatat dengan ayat jurnal sbb :Alat tulis menulis Rp.5000.000,00Biaya PPN Rp. 500.000,00

Kas Rp.5.500.000,00

Contoh 4 :Pembelian barang modal yang PPN-nya tidak dapat dikreditkan.PT.Citra membeli kendaraan sedan untuk keperluan kantor seharga Rp.120.000.000,00 tunai. Pajak masukan pembelian kendaraan sedan tidak dapat dikreditkan. Namun pajak tersebut dapat dibebankan sebagai biaya perolehan kendaraan . Jadi tidak dapat dibebankan sekaligus ditahun perolehannya, melainkan disusut sesuai dengan tarif penyusutannya.Transaksi ini dapat dicatat sbb :Kendaraan sedan Rp.132.000.000,00

Kas Rp.132.000.000,00

Contoh 5 :Pembelian dengan potongan.PT.Citra membeli barang seharga Rp. 12.000.000,00dengan potongan pembelian Rp.2.000.000,00 jika pembayaran dilakukan dalam periode yang ditentukan, tarif PPN 10%.Transaksi ini dicatat dengan ayat jurnal sbb :Pembelian Rp.12.000.000,00Cad potongan pembelian (Rp. 2.000.000,00)PPN masukan Rp. 1.000.000,00

Utang Rp.11.000.000,00

Apabila perusahaan tidak dapat membayar utang

dalam waktu yang ditentukan maka pembeli tidak

berhak atas potongan. pembayaran utang

pembelian ini dicatat dengan ayat jurnal :

Utang Rp.11.000.000,00

PPN masukan Rp. 200.000,00

Rugi krn pot tdk diambil Rp. 2.000.000,00

Kas Rp.13.200.000,00

Karena potongan tidak diambil oleh pembeli maka PPN Masukan atas potongan yang belum dihitung pada saat pembelian harus dibebankan. Demikian pula penjual harus memperhitungkan PPN terutang dengan jumlah yang sama.

Contoh 6 :Pengembalian pembelianKarena tidak sesuai dengan spesifikasi barang, pembelian sebanyak Rp.1.000.000,00 ditambah PPN 10% dikembalikan kepada penjual. Transaksi ini dicatat dengan ayat jurnal sbb :Utang Rp.1.100.000,00

Pembelian Rp.1.000.000,00PPN masukan Rp. 100.000,00

Pengembalian ini akan mengurangi PPN masukan, demikian pula penjual akan mengurangkan PPN terutang.

Contoh 7 :

Penjualan barang

PT.Citra menjual barang secara tunai

Rp.10.000.000,00 dengan PPN 10%. Transaksi ini

dicatat dengan ayat jurnal sbb :

Kas Rp.11.000.000,00

Penjualan Rp.10.000.000,00

PPN keluaran Rp. 1.000.000,00

Contoh 8 :Pengembalian penjualanBarang yang dijual dalam contoh 7

dikembalikan sebanyak Rp.2.000.000,00. pengembalian ini dicatat dengan ayat jurnal sbb :

Retur penjualan Rp.2.000.000,00PPN keluaran Rp. 200.000,00

Kas Rp.2.200.000,00

Contoh 9 :

Penjualan dengan uang muka

Pada tanggal 12 April 2006 pengusaha kena pajak

“CDK” atas pembelian barang kena pajak kertas

yaitu sebesar Rp 10.000.000,00 ditambah PPN

10%. Pada tanggal 12 Mei 2006 yaitu pada saat

penyerahan barang, diterima sisa pembayaran Rp

20.000.000,00 dimana dalam pembayaran

tersebut belum termasuk PPN. Karena itu, ada 2

transaksi yang harus dicatat yaitu:

Pembayaran Uang MukaKas Rp 11.000.000,00

Uang Muka pelanggan Rp 10.000.000,00PPN Keluaran Rp 1.000.000,00

Penyerahan BarangKas Rp 22.000.000,00Uang muka pelanggan RP 10.000.000,00

Penjualan Rp 30.000.000,00PPN Keluaran Rp 2.000.000,00

Contoh 10:Penjualan dengan Angsuran

PT.ABC menjual suatu barang dengan angsuran

seharga Rp 24.000.000,00. Pembayaran dilakukan

dengan 10 kali cicilan. Transaksi penjualan dan

angsuran setiap bulan ini dicatat dengan ayat

jurnal sbb:

Pada saat penyerahaan barang

Piutang penjualan angsRp 26.400.000,00

Penjualan Rp24.000.000,00

PPN keluaran Rp 2.400.000,00

top related