al-mahdi - m.kiblat.net · hadits-hadits tentang kemunculan al-mahdi di akhir zaman sebagaimana...
Post on 15-Aug-2019
246 Views
Preview:
TRANSCRIPT
A.�SADIKIN Edisi 3 / Februari 2018
AL-MAHDIKHALIFAH�YANG�DIBAIAT�NABI�ISA
AL-MAHDIKHALIFAH YANG DIBAIAT NABI ISA
A. Sadikin
Laporan Edisi 3 / Februari 2018
ABOUT US
Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari Lembaga Kajian Syamina (LKS). LKS merupakan sebuah lembaga kajian independen yang bekerja dalam rangka membantu masyarakat untuk mencegah segala bentuk kezaliman. Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan dan dapat diakses oleh semua elemen masyarakat. Laporan yang terbit sejak tahun 2013 ini merupakan salah satu dari sekian banyak media yang mengajak segenap elemen umat untuk bekerja mencegah kezaliman. Media ini berusaha untuk menjadi corong kebenaran yang ditujukan kepada segenap lapisan dan tokoh masyarakat agar sadar realitas dan peduli terhadap hajat akan keadilan. Isinya mengemukakan gagasan ilmiah dan menitikberatkan pada metode analisis dengan uraian yang lugas dan tujuan yang legal. Pandangan yang tertuang dalam laporan ini merupakan pendapat yang diekspresikan oleh masing-masing penulis.
Untuk komentar atau pertanyaan tentang publikasi kami,
kirimkan e-mail ke:
lk.syamina@gmail.com
Seluruh laporan kami bisa didownload di website:
www.syamina.org
SYAMINA
SYAMINA Edisi 03 / Februari 2018
3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI — 3
EXECUTIVE SUMMARY — 4
Pendahuluan — 7
Makna Al-Mahdi — 8
Hadits-Hadits Tentang Kemunculan Al-Mahdi di Akhir Zaman — 8
Nama dan Sifat Al-Mahdi — 11
Tempat Kemunculan Al-Mahdi — 11
Kondisi Dunia Saat Kemunculan Al-Mahdi — 12
Baiat Umat Islam Kepada Al-Mahdi — 15
Peristiwa-Peristiwa Yang Terjadi Pada Era Al-Mahdi — 17
Masa Kekuasaan Al-Mahdi — 22
Beberapa Keyakinan Yang Menyimpang Tentang Al-Mahdi — 23
Penutup — 24
DAFTAR PUSTAKA — 25
SYAMINAEdisi 03 / Februari 2018
4
Manusia lebih tertarik untuk mengetahui peristiwa mendatang, termasuk
akhir zaman, dibanding ketertarikan mereka akan masa lalu. Islam,
melalui Al-Quran dan Sunnah Muhammad Rasulullah, telah menyingkap
sedikit rahasia ‘masa depan’ itu. Islam mengabarkan bahwa menjelang akhir zaman
kelak, di tengah kegagalan dan kekacauan dominasi tatanan dunia saat itu, akan
muncul seorang khalifah yang akan mengatur dunia dengan keadilan. Khalifah itu
akan diberi gelar Al-Mahdi.
Al-Mahdi secara bahasa berarti orang yang diberi petunjuk. Ia diberi gelar Al-
Mahdi karena Allah sendirilah yang memberinya hidayah dan memperbaiki dirinya
yang sebelumnya memang seorang manusia biasa. Allah akan memperbaiki dirinya
untuk siap menerima amanah dan tugas berat itu hanya dalam waktu satu malam.
Al-Mahdi akan menjadi seorang khalifah yang adil. Karena ia telah dikabarkan
EXECUTIVE SUMMARY
SYAMINA Edisi 03 / Februari 2018
5
oleh Rasulullah, umat Islam selalu menantikan dan siap menyambut
kemunculannya untuk menjadi pasukannya kelak. Oleh itu, ia juga disebut
Al-Mahdi Al-Muntazhar (Pemimpin yang diberi petunjuk dan senantiasa
dinantikan).
Nama lengkap Al-Mahdi adalah Muhammad bin Abdullah, persis
sebagaimana nama Rasulullah. Al-Mahdi merupakan keturunan Rasulullah
dari putri beliau, Fatimah, hasil pernikahannya dengan Ali bin Abi Thalib.
Tepatnya dari keturunan Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Terpilihnya Al-
Mahdi berasal dari keturunan Al-Hasan, karena Al-Hasan pada saat itu
rela menyerahkan posisi kekhilafahan kepada Mu’awiyah bin Abu Sufyan
demi menjaga tertumpahnya darah umat Islam, kemudian Allah pun
menganugerahkan posisi tersebut kepada keturunannya.
Ciri fisik paling menonjol Al-Mahdi di antaranya yaitu memiliki dahi yang
lebar dan hidung yang mancung. Tatkala itu, ciri Al-Mahdi akan semakin jelas
bagi para pemuka umat Islam manakala sepasukan dari Syam yang hendak
menundukkannya dibinasakan oleh Allah. Ketika itu, Al-Mahdi sedang
berlindung ke tanah haram, tepatnya di Ka’bah, Masjidil Haram.
Beberapa ulama meyakini bahwa Al-Mahdi akan muncul dari sebelah
Timur (Jazirah Arab). Al-Mahdi muncul di tengah berbagai peristiwa besar
dan ujian berat yang menimpa umat Islam; di tengah keputusasaan, sirnanya
harapan, maraknya kezaliman, pembunuhan, bencana dan fitnah terhadap
agama dan umat Islam, dan di tengah merajalelanya para pemimpin durjana
dan diktator menguasai umat Islam, serta di tengah kegagalan dan kekacauan
dominasi sistem tatanan dunia saat itu.
Pada masa itu, orang-orang yang menginginkan kebaikan pada umat
Islam yakin bahwa tidak ada jalan lain untuk keluar dari krisis tersebut kecuali
dengan kemunculannya. Ketika umat Islam melihat ciri dan karakteristik yang
ada pada dirinya maka mereka pun bisa mengenalinya, kemudian mereka
berbaiat padanya di Ka'bah. Tatkala itu, ia dalam keadaan terpaksa menerima
baiat tersebut.
Di masa kekhilafah Al-Mahdi, dunia akan dipenuhi dengan keadilan dan
kemakmuran, berbeda dengan masa-masa sebelumnya yang penuh dengan
kezaliman dan kejahatan. Di zamannya, harta begitu melimpah, banyak
ditumbuhi tanaman dan semakin banyak hewan ternak.
Pada masanya juga, Allah menurunkan Nabi Isa, yang akan turun dari Al-
Manarah Al-Baidha’ (Menara Putih) yang terletak di sebelah timur Damaskus.
Nabi Isa diturunkan ke dunia pada akhir zaman sebagai seorang utusan
Allah yang akan berhukum dengan syariat Nabi Muhammad dan bahkan
tunduk kepada khalifah Al-Mahdi. Nabi Isa akan menjadi makmum shalat,
SYAMINAEdisi 03 / Februari 2018
6
sebagaimana umat Islam lainnya, dengan Al-Mahdi sebagai imamnya dalam suatu
Shalat Shubuh berjamaah.
Nabi Isa AS turun ke dunia dengan tugas besar yaitu untuk membunuh Dajjal dan
membinasakan Ya`juj dan Ma`juj. Sementara tugas terbesar diturunkannya Nabi Isa
yaitu memberlakukan syariat Islam dan menumpas ajaran-ajaran sesat dan agama-
agama yang diselewengkan. Oleh itu, Nabi Isa hanya akan menerima agama Islam.
Untuk itu juga ia mematahkan Salib yang merupakan simbol agama Nasrani yang
telah diselewengkan, membunuh babi yang diharamkan Islam, dan menghapuskan
jizyah. Nabi Isa tidak mau menerima jizyah dari orang-orang Yahudi dan Nasrani,
yang diterima dari mereka hanya keislaman mereka.
Singkatnya, kemunculan Al-Mahdi dapat dikatakan sebagai sebuah reformasi
(tajdid) besar terhadap tatanan dan nilai dunia pada umumnya, terkhusus dalam
internal umat Islam. Pada masa itulah Islam kembali berada di atas puncak peradaban
umat manusia. Al-Islam ya’lu wa laa yu’la ‘alaih.
Hari ini, lebih dari satu miliar umat Islam mempercayai dan meyakini kemunculan
Al-Mahdi dan menanti kedatangannya pada suatu masa kelak. Ini juga berarti,
disadari atau tidak, lebih dari satu miliar umat Islam telah mempercayai hadirnya
sistem kekhilafahan (tatanan dunia) Islam yang akan mendominasi tatanan dunia
sekaligus menggantikan tatanan dunia sebelumnya yang terbukti tidak mampu
menyejahterakan, memberi keamanan, dan memberi keadilan pada umat manusia.
SYAMINA Edisi 03 / Februari 2018
7
“Dunia tidak akan punah (kiamat) sampai seorang laki-laki dari Ahli Baitku
berkuasa atas orang-orang Arab. Namanya sama dengan namaku”1
Muhammad Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam
I. PENDAHULUANEskatologi atau ilmu yang mempelajari tentang akhir zaman seperti hari kiamat
dan tanda-tandanya, kebangkitan, serta surga dan neraka, merupakan suatu ilmu
penting dalam ajaran teologi (akidah), termasuk dalam ajaran agama Islam. Bahkan
mempercayai hal ini merupakan salah satu rukun/pilar dari rukun iman yang enam
dalam Islam. Salah satu persoalan yang diyakini oleh umat Islam tentang hal ini yaitu
akan hadirnya sosok Al-Mahdi pada akhir zaman kelak yang akan menyelematkan
umat Islam atas musuh-musuhnya.
Al-Mahdi muncul di tengah berbagai peristiwa besar dan ujian berat yang
menimpa seluruh umat Islam; di tengah keputusasaan, sirnanya harapan, maraknya
kezaliman, pembunuhan, bencana dan fitnah terhadap agama dan umat Islam,
dan di tengah merajalelanya para pemimpin durjana dan diktator menguasai umat
Islam, serta di tengah kegagalan sistem tatanan dunia saat itu. Allah mengutus
seorang laki-laki dari keluarga Nabi Muhammad melalui keturunan puteri beliau,
Fatimah, sebagai penyelamat, pembebas, dan pemberi harapan kepada umat
Islam akan kemulian mereka. Nama laki-laki tersebut sama persis sebagaimana
nama Rasulullah, yaitu Muhammad bin Abdullah. Ia akan membawa keadilan
setelah sebelumnya dunia dipenuhi kezaliman; membawa kemakmuran padahal
sebelumnya dipenuhi kesengsaraan; dan membawa kedamaian setelah sebelumnya
1 HR. Ahmad, no. 3390, dan At-Tirmidzi, no. 2230.
AL-MAHDIKHALIFAH YANG DIBAIAT NABI ISA
SYAMINAEdisi 03 / Februari 2018
8
terjadi berbagai kekacauan di penjuru dunia. Laki-laki itulah yang diberi gelar oleh
Rasulullah sebagai Al-Mahdi.
II. MAKNA AL-MAHDIAl-Mahdi secara bahasa berarti orang yang diberi petunjuk, sebagaimana yang
disebutkan dalam sabda Rasulullah tatkala memberi sifat kepada Khulafa` Rasyidun
(Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali), “Dan sunnah para Khulafa’ rasyidin (yang
mendapat petunjuk dalam beramal), mahdiyin (yang mendapat petunjuk ilmu).”2
Menurut Ibnul Atsir, arti al-mahdi pada hadits di atas yaitu orang yang Allah
beri petunjuk pada kebenaran.3 Ia diberi gelar Al-Mahdi karena Allah sendirilah
yang memberinya hidayah dan memperbaiki dirinya yang sebelumnya memang
seorang manusia biasa. Sebagaimana sabda Rasulullah, "Al-Mahdi berasal dari
(keturunan) kami, Ahli Bait. Allah akan memperbaiki (diri)nya dalam satu malam."4
Bahkan, secara bahasa, Al-Mahdi juga bisa bermakna lebih luas, yaitu siapa saja yang
mengikuti jalan hidup mereka dalam beragama.
Adapun yang dimaksudkan dengan Mahdi di sini yaitu Amirul Mukminin dan
Khalifah Al-Mahdi yang telah dikabarkan oleh Rasulullah yang kelak akan diutus
oleh Allah kepada umat Islam di akhir zaman. Dia akan menguatkan agama ini dan
menyebarkan keadilan. Kaum muslimin dan khilafah Islam akan berada di bawah
kekuasaannya.
III. HADITS-HADITS TENTANG KEMUNCULAN AL-MAHDI DI AKHIR ZAMANSebagaimana pendapat Ibnul Qayyim dan Asy-Syaukani, hadits tentang Al-
Mahdi di antaranya ada yang shahih, hasan, dhaif, dan bahkan maudhu`. Namun,
sebagaimana yang disebutkan Ibnu Baz, salah seorang ulama kontemporer, bahwa
kedatangan Al-Mahdi di akhir zaman hampir dapat dipastikan, bahkan hadits
tentangnya mencapai tingkat mutawatir secara makna. Dalam hal ini ia berkata,
"Persoalan Al-Mahdi sudah jelas. Banyak hadits yang membicarakan hal ini, bahkan
mencapai tingkat mutawatir (maknawi) dan saling menguatkan. Lebih dari seorang
ahli ilmu yang menyebutkan kemutawatiran haditsnya, yaitu mutawatir secara makna
yang disebabkan banyaknya jalur periwayatannya, banyaknya orang yang mencatat
haditsnya, banyaknya sahabat yang meriwatyatkannya, banyaknya perawinya, serta
banyaknya lafal-lafal haditsnya. Ini menunjukkan bahwa sosok yang dijanjikan ini
benar adanya dan kemunculannya kelak adalah suatu keniscayaan."5
Abdul Muhsin bin Hammad Al-Abbad, salah seorang pakar hadits kontemporer
telah meneliti hadits-hadits terkait kedatangan Al-Mahdi. Ia menemukan bahwa
2 HR. Ahmad, no. 17144, dan Ibnu Majah, no. 42.3 Ibnul Atsir, An-Nihayah fi Gharib al-Hadits wa al-Atsar, vol. V, hal. 254.4 HR.Ahmad,no.645,danIbnuMajah,no.4085.SanadhaditsinididhaifkanolehSyaikhMahmudSyakir.5 Lihat Abdul Muhsin Al-‘Abbad, ‘Aqidah Ahl as-Sunnah wa al-Atsar fi al-Mahdi al-Muntazhar, dalam Majallah
al-Jami’ahal-Islamiyyah,vol.I,edisi3,Februari1969,hal.161-162.
SYAMINA Edisi 03 / Februari 2018
9
tidak kurang dari 26 sahabat yang telah meriwayatkan hadits tentang Al-Mahdi, dan
direkam dalam 36 kitab oleh para penulis dan pengumpul hadits.6
Di antara hadits-hadits yang bisa dipertanggungjawabkan tentang kehadiran Al-
Mahdi di akhir zaman kelak, yaitu:
Dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah bersabda, “Dunia tidak akan punah” atau
beliau bersabda, “Dunia tidak akan berakhir hingga seorang laki-laki dari Ahli Baitku
menguasai bangsa Arab, namanya sama dengan namaku”.7 Dalam riwayat Abu Daud
disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Sekiranya dunia ini tidak tersisa kecuali
hanya sehari ..., niscaya Allah akan mengutus seorang laki-laki dari (keturunan)ku
... Namanya mirip dengan namaku, dan nama bapaknya juga mirip dengan nama
bapakku ... Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana kezaliman dan
kelaliman sebelumnya telah memenuhinya.”8
Dari Ummu Salamah, Rasulullah bersabda, “Al-Mahdi dari keturunanku, yaitu
dari keturunan Fatimah”9
Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah bersabda, "Al-Mahdi dari kami, yaitu Ahli
Bait. Allah akan memperbaikinya dalam satu malam."10
Dari Abu Said Al-Khudri, Rasulullah bersabda, “Al-Mahdi itu dari keturunanku.
Dahinya lebar dan hidungnya mancung. Ia akan memenuhi dunia dengan keadilan
sebagaimana dunia pernah dipenuhi kejahatan dan kezaliman. Ia akan berkuasa
selama tujuh tahun.”11
Juga dari Abu Said Al-Khudri, Rasulullah bersabda, “Bumi akan dipenuhi
kesewenang-wenanganan dan kezaliman. Apabila ia telah dipenuhi kesewengan-
sewenangan dan kezaliman, Allah akan mengutus seseorang dari (keturunan)ku,
yang namanya sama dengan namaku. Ia akan memenuhinya dengan keadilan
dan keseimbangan sebagaimana ia pernah dipenuhi kesewenang-wenangan dan
kezaliman.”12
Al-Hakim juga meriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Rasulullah bersabda,
“Pada akhir umatku akan muncul Al-Mahdi. Allah akan menyirami (pada masa)nya
dengan hujan (sehingga) bumi mengeluarkan tumbuh-tumbuhannya. Harta benda
akan melimpah. Hewan ternak menjadi banyak. Umat akan semakin besar. Ia akan
hidup selama tujuh tahun” atau ‘delapan tahun.’13
6 Ibid.7 HR. Ahmad, no. 3573, dan Ath-Thabarani, Al-Mu'jam Ash-Shaghir,no.1181.HaditsinidihasankanolehAl-
AlbanidalamkomentardancacatatannyaterhadapkitabMisykah Al-Mashabih, no hadits. 5452.8 HR.AbuDaud,no.4282.Al-Arnauthmenilaihaditsinisebagaihaditsshahih li ghairihi.9 HR.AbuDaud,no.4284.HaditsinidihasankanolehAl-Albanidalamkomentardancacatatannyaterhadap
kitabMisykah Al-Mashabih, no hadits. 5453.10 HR.Ahmad,no.645,danIbnuMajah,no.4085.HaditsinidishahihkanolehAl-AlbanidalamSilsilah Al-Ahadits
Ash-Shahihah, no. 2371.11 HR.AbuDaud,no.4285.HaditsinidihasankanolehAl-Albanidalamkomentardancacatatannyaterhadap
kitabMisykah Al-Mashabih, no hadits. 5454.12 HR.Al-BazzardalamMusnad-nya,no.3323,danAth-ThabranidalamAl-Mu'jamAl-Ausath,no.8325.Hadits
inidishahihkanolehAl-AlbanidalamSilsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1529.13 HR.Al-Hakim,no.8673.HaditsinidinyatakanshahiholehAl-AlbanidalamSilsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah
no. 771
SYAMINAEdisi 03 / Februari 2018
10
Kemutawatiran Hadits Tentang Al-Mahdi14
Sebagaimana disinggung di atas, hadits yang membicarakan mengenai
kemunculan Imam Mahdi adalah hadits mutawatir ma’nawi. Artinya, hadits yang
membicarakan mengenai Imam Mahdi diriwayatkan dengan berbagai macam
redaksi, namun intinya sama yaitu mengabarkan kemunculan Imam Mahdi. Ini
menunjukkan bahwa kemunculannya mustahil untuk dikatakan dusta. Di antara
pakar hadits yang menyatakan hal itu, yaitu:
1. Al Hafizh Abul Hasan Al-Abari, ia mengatakan, “Berita yang membicarakan
munculnya Imam Mahdi adalah hadits yang mutawatir dan amat
banyak riwayat yang berasal dari Nabi yang membicarakan mengenai
kemunculannya. (Hadits itu) menyebutkan bahwa: ia berasal dari Ahli Bait
beliau, ia akan berkuasa selama tujuh tahun, ia akan memenuhi dunia dengan
keadilan, Nabi Isa akan keluar pada masanya yang akan membantunya
untuk membunuh Dajjal, ia akan menjadi imam (khalifah) atas ummat ini,
dan Nabi Isa pun akan shalat di belakangnya (menjadi makmumnya).”
2. Muhammad Al-Barazanji, ia berkata, “Hadits-hadits tentang keberadaan dan
kemunculan Al-Mahdi di akhir zaman, ia merupakan keturunan Rasulullah
dari keturunan Fatimah, mencapai derajat mutawatir ma’nawi.”
3. Muhammad As-Safarini, ia menulis, “Hadits yang mengabarkan
kemunculannya (Al-Mahdi) sangat banyak periwayatannya, bahkan
mencapai derajat mutawatir ma’nawi. Hal ini sangat terkenal di kalangan
ulama Sunni, bahkan mereka menganggapnya bagian dari keyakinan
mereka.”
Beberapa ulama bahkan pernah melakukan penelitian terhadap hadits-hadits
tentang Al-Mahdi. Mereka menemukan bahwa hadits tentang Al-Mahdi memiliki
banyak jalur periwayatan, banyak pakar hadits orang yang mencatat haditsnya,
banyak sahabat yang meriwatyatkannya, banyak perawinya, serta banyaknya lafal-
lafal haditsnya. Asy-Syaukani menulis, “Hadits-hadits yang membicarakan mengenai
kemunculan Al-Mahdi yang dinanti-nanti ada 50 hadits. Di antara hadits tersebut
ada yang shahih, hasan dan dha’if. Hadits yang membicarakan Al-Mahdi dipastikan
adalah hadits mutawatir, tanpa keraguan sedikit pun. … Begitu pula berbagai riwayat
dari para sahabat tentang kemunculan Al-Mahdi amat banyak. Bahkan perkataan
para sahabat ini dapat dihukumi sebagai hadits marfu’ yaitu perkataan Nabi, karena
tidak mungkin ada ruang ijtihad dari mereka dalam masalah ini.”
Hal ini senada juga ditemukan oleh Shidiq Hasan Khan, salah seorang pakar
hadits dari India. Ia menulis, “Hadits yang membicarakan mengenai kemunculan
Al-Mahdi dengan berbagai macam periwayatan adalah amat banyak, bahkan
sampai derajat mutawatir ma’nawi. Hadits-hadits yang membicarakan hal tersebut
disebutkan dalam berbagai kitab Sunan dan selainnya, juga dalam berbagai mu’jam
dan kitab musnad.”
14 Lihat Yusuf bin Abdullah Al-Wabil, Asyrath As-Sa’ah, hal. 259-262.
SYAMINA Edisi 03 / Februari 2018
11
IV. NAMA DAN SIFAT AL-MAHDIDari hadits-hadits yang disebutkan sebelumnya jelas bahwa nama Al-Mahdi dan
nama bapaknya sama dengan nama dan ayah Rasulullah, yaitu Muhammad/Ahmad
bin Abdullah. Ia merupakan keturunan Fatimah dari anaknya, Al-Hasan bin Ali. Ibnu
Katsir berkata, “Dia (al-Mahdi) yaitu Muhammad bin Abdullah al-’Alawi al-Fathimi
al-Hasani.”15
Menurut beberapa ulama, dipilihnya Al-Mahdi berasal dari keturunan Al-
Hasan, karena Al-Hasan pada saat itu rela menyerahkan posisi kekhilafahan
kepada Mu’awiyah bin Abu Sufyan demi menjaga tertumpahnya darah umat Islam,
kemudian Allah pun menganugerahkan posisi tersebut kepada keturunannya kelak,
yaitu Al-Mahdi.16
Selain menyebut nama Al-Mahdi, Rasulullah juga menyebutkan beberapa ciri
fisik Al-Mahdi, paling menonjol di antaranya yaitu memiliki dahi yang lebar dan
hidung yang mancung. Ciri fisik ini disebutkan dalam sabda Rasulullah, “Al-Mahdi
itu berasal dariku, lebar dahinya, dan panjang (mancung) hidungnya”17
As-Sulami menambahkan beberapa ciri fisik lain dari al-Mahdi, di antaranya
yaitu: gigi-giginya tampak putih dan berkilau namun pada gigi bagian depannya
tidak rapat, warna kulitnya seperti warna kulit bangsa Arab, postur tubuhnya seperti
bangsa Israel, tidak tinggi dan tidak juga pendek, berwajah tampan, berjenggot lebat,
memiliki jambang yang menghitam, alis matanya tidak lebat dan tidak menyatu,
serta matanya tampak seperti mengenakan celak.18
V. TEMPAT KEMUNCULAN AL-MAHDIBaik Al-Quran maupun Sunnah tidak menyebutkan bagaimana pertumbuhan
dan perkembangan kehidupan Al-Mahdi secara detail sehingga ia diangkat Allah
sebagai Al-Mahdi. Sebagian ulama meyakini bahwa sebelum Al-Mahdi diangkat
sebagai Al-Mahdi, ia hanyalah seorang laki-laki biasa sebagaimana laki-laki yang
hidup pada zamannya. Mereka berdalil dengan sabda Rasulullah, “Allah akan
memperbaikinya dalam satu malam.”19
Tidak ada sama sekali riwayat yang shahih yang menunjukkan di manakah
tempat munculnya Al-Mahdi atau waktu kapan keluarnya Al-Mahdi. Akan tetapi,
para ulama menjelaskan hal itu dari kesimpulan beberapa riwayat, namun tidak
ditegaskan secara pasti di mana dan kapan munculnya.
Beberapa ulama yang mengkaji tentang Al-Mahdi juga meyakini bahwa
Al-Mahdi—meski ia keturunan Rasulullah—akan muncul dari sebelah Timur.
Pendapat ini berdasarkan sabda Rasulullah, “Kelak tiga orang akan berperang di
15 Ibnu Katsir, Al-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim, hal. 47.16 MuhammadbinAhmadAl-Mubayyadh,Al-Mausu'ah fi al-Fitan wa al-Malahim wa Asyrath As-Sa’ah, h. 599.
lihatjugaAl-'Abbad,'Aqidah Ahl as-Sunnah wa al-Atsar fi al-Mahdi al-Muntazhar, h. 40.17 HR.AbuDaud,no.4285.Haditsinidihasankanolehal-AlbanidalamShahih al-Jami' ash-Shaghir wa Ziyadatuhu,
no. 6736.18 As-Sulami, 'Uqad Ad-Durar fi Akhbar Al-Muntazhar,hal.99-102.LihatjugaAl-Mubayyadh,Al-Mausuah fi Al-
Fitan wa Al-Malahim ... , hal. 603.19 HR.Ahmad,no.645,danIbnuMajah,no.4085.HaditsinidishahihkanolehAl-AlbanidalamSilsilah Al-Ahadits
Ash-Shahihah, no. 2371.
SYAMINAEdisi 03 / Februari 2018
12
dekat perbendaharaan kalian ini (yaitu Ka’bah), dan kesemuanya adalah anak
khalifah. Lalu tidak ada seorang pun dari mereka yang meraih kemenangan dalam
perang tersebut. Lalu muncullah bendera-bendera hitam dari wilayah Timur yang
lantas memerangi kalian dengan peperangan sengit yang sama sekali belum pernah
dilakukan kaum manapun. Jika kalian melihatnya, maka berbaiatlah kepadanya
walau pun sambil merangkak di atas salju. Ini karena sesungguhnya ia adalah
khalifatullah Al-Mahdi.”20
Sebagaimana yang disebutkan Ibnu Katsir bahwa Al-Mahdi akan muncul dari
arah timur, bukan dari Sardab Samira sebagaimana dikatakan oleh orang-orang dari
kalangan Rafidhah. Para pendukung dan penolongnya merupakan orang-orang dari
Timur. Merekalah yang memperkokoh dan memperkuat kekuasaan dan pilar-pilar
kekhilafahannya. Panji atau bendera mereka pada saat itu berwarna hitam yang
melambangkan ketenangan sebagaimana warna bendera Rasulullah terdahulu yang
diberi nama Al-‘Uqab.21
VI. KONDISI DUNIA SAAT KEMUNCULAN AL-MAHDIBerdasarkan hadits Rasulullah, beberapa ulama kemudian menyimpulkan
tentang kondisi dunia saat kemunculan Al Mahdi, di antaranya:
1. Al-Mahdi Hadir Setelah Berdirinya Khilafah ‘Ala Minhajin NubuwwahBeberapa ulama dan peneliti Islam menyimpulkan berdasarkan teks-teks yang
menerangkan peristiwa besar akhir zaman bahwa kemunculan Al-Mahdi akan
didahului terlebih dahulu dengan tegaknya khilafah islamiyyah yang berdasarkan
minhaj nubuwwah (metode kenabian).22 Namun setelah berlalunya sekian tahun,
khalifah islamiyyah tersebut kembali melemah dan hilang kekuatannya. Hal ini
menyebabkan perpecahan di kalangan umat Islam dan berbilangannya bendera
mereka. Bahkan, dunia kembali dipenuhi kezaliman dan kejahatan. Pada kondisi
inilah, Allah mengutus Al-Mahdi untuk mereformasi kondisi umat manusia dari
kezaliman dan kejahatan menuju keadilan dan keseimbangan.23
Di antara hadits yang mendukung pendapat ini yaitu:
Dari Abu Said Al-Khudri dan Jabir bin Abdullah RA, Rasulullah bersabda,
“Di akhir zaman kelak akan ada khalifah yang membagi-bagikan harta tanpa
memperhitungkannya.”24 Hadits ini menjelaskan bahwa Al-Mahdi merupakan salah
satu khalifah dalam silsilah khalifah yang berhukum dengan Al-Quran dan Sunnah
berdasarkan minhaj nubuwwah pada akhir zaman nanti. Ini karena terma 'khilafah'
yang tercantum dalam hadits merupakan terma agama yang memiliki pengertian
20 HR. IbnuMajah, 4083, Al-Bazzar, no. 4163, danAl-Hakim, no. 8432. Al-Hakimmenilainya sebagai haditsshahihberdasarkansyaratAl-BukharidanMuslim.MenurutAl-Albani,haditsinimaknanyashahih.[lihatSyadibinMuhamadAluNu'man,Mausu'ah al-'Allamah al-Imam Mujaddid al-'Ashr Muhammad Nashiruddin Al-Albani, vol. III, hal. 1180.]
21 Ibnu Katsir, Al-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim, hal. 48-49.22 DiantaraulamayangberpendapatsepertiiniyaituNashiruddinAl-Albani,MuhammadIsmailAl-Muqaddim,
Salim Al-Hilali, dan As-Sarsawi.23 Yasir bin Abdurrahman Al-Ahmadi, Malahim Akhir az-Zaman 'ind al-Muslimin wa Ahl al-Kitab wa Atsaruha
al-Fikriyyah, hal. 167.24 HR. Muslim no. 2914.
SYAMINA Edisi 03 / Februari 2018
13
yaitu suatu institusi yang berusaha mengarahkan setiap sesuatu berdasarkan
pandangan syariat Islam dan untuk meraih kemaslahatan dunia serta akhirat.25
Dari Ummu Salamah RA, Rasulullah bersabda, "Akan terjadi perselisihan saat
matinya khalifah. Lalu seorang laklaki (Al-Mahdi) akan keluar dari Madinah pergi
menuju Mekah. Lantas beberapa orang dari penduduk Mekah mendatanginya. Mereka
memaksanya keluar (dari dalam rumahnya) meski pun ia tidak menginginkannya.
Mereka lalu membaiatnya pada suatu tempat antara Rukun (Hajar Aswad) dan
maqam Ibrahim."26
Hadits ini menunjukkan bahwa akan terjadi perselisihan setelah kematian
seorang khalifah, yang kemudian diikuti dengan munculnya Al-Mahdi. Ini berarti
bahwa telah ada terlebih dahulu khilafah sebelum kemunculan Al-Mahdi.
Dari Mu’adz bin Jabal RA, Rasulullah bersabda, “Ramainya Baitul Maqdis adalah
tanda kerusakan Yatsrib (Madinah). Rusaknya Yatsrib merupakan tanda terjadinya
peperangan besar (al-malhamah al-kubra). Terjadinya al-malhamah al-kubra
adalah tanda pembukaan Konstantinopel. Pembukaan Konstantinopel adalah tanda
keluarnya Dajjal”27
Hari ini orang-orang Yahudi sedang menguasai Baitul Maqdis sehingga
makmurnya Baitul Maqdis hanya memungkinkan terjadi bilamana Yahudi berhasil
terusir dari sana. Terusirnya Yahudi dari sana berarti kembalinya jihad Islami yang
dipimpin seorang khalifah rasyidah sebelum kemunculan Al-Mahdi.28 Ini juga berarti
bahwa Zionis yang kini sedang menguasai Palestina pasti akan hancur sebelum
kemunculam Al-Mahdi, baik disebabkan jihad yang dilakukan oleh khalifah maupun
sebab lain yang ditentukan Allah.29
2. Tersebarnya Kezaliman dan Kejahatan di Muka BumiDi antara kondisi paling menonjol ketika munculnya Al-Mahdi yaitu dipenuhi
dan tersebarnya kezaliman dan kejahatan. Oleh itu, banyak sekali indikasi dari
teks-teks hadits yang berkaitan dengan hal ini. Di antaranya, hadits yang berbunyi,
“Sekiranya dunia ini tidak tersisa kecuali hanya sehari ..., niscaya Allah akan
mengutus seorang laki-laki dari (keturunan)ku ... Namanya mirip dengan namaku,
dan nama bapaknya juga mirip dengan nama bapakku ... Ia akan memenuhi bumi
dengan keadilan sebagaimana kezaliman dan kelaliman pernah memenuhinya.”30
Tentu ini tidak berarti bahwa dunia pada waktu itu sama sekali tidak terdapat
orang yang adil dan berbuat kebaikan, berdasarkan jaminan tentang tetap adanya
Thaifah Manshurah (Kelompok yang Dianugerahi Kemenangan) dalam setiap
25 Al-Ahmadi, Malahim Akhir az-Zaman ..., hal. 168.26 HR.AbuDaud,no.4286,danAhmad,no.26689.Ulamahaditsberbedapendapattentanghaditsini.Menurut
Al-HaitamidanAl-Qanujihadits inishahih.SementaraIbnulQayyimdanIbrahimAl-'Alimenghasankannya.SedangkanAl-Albanimendhaifkannya[lihatMalahim Akhir az-Zaman ..., hal. 170].
27 HR.AbuDaud,no.4294,Ahmad,no.22023,danAth-ThabranidalamAl-Mu'jamAl-Kabir,no.214.HaditsinidihasankanolehAl-Albani.
28 Al-Ahmadi, Malahim Akhir az-Zaman ..., hal. 171.29 Ibid, hal. 172.30 HR.AbuDaud,no.4282.Al-Arnauthmenilaihaditsinisebagaihaditsshahih li ghairihi.
SYAMINAEdisi 03 / Februari 2018
14
zaman31. Namun, artinya yaitu, pada masa itu kezaliman menguasai sebagian besar
dunia.32
Bentuk tersebarnya kejahatan dan kezaliman di atas muka bumi bisa bermacam-
macam. Barangkali paling menojol di antaranya yaitu terasingnya (ajaran) agama
Islam, umat Islam yang teguh pada agama mengalami kesulitan, orang yang berdzikir
kepada Allah atau mengerjakan ketaatan dengan terang-terangan justru akan
dibunuh. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Ali bin Abi Thalib. Salah seorang
pernah bertanya kepadanya tentang (masa kemunculan) Al-Mahdi. Kemudian ia
menjawab, "Ia (Al-Mahdi) akan muncul di akhir zaman. Yaitu ketika seorang yang
berkata, 'Allah. Allah.' maka ia akan dibunuh."33
Bisa jadi pada fase ini benih-benih kezaliman cepat menyebar sehingga
menyelimuti hampir seluruh dunia. Oleh itu, pada masa ini keinginan umat Islam
untuk menolong dan mendukung orang yang bisa mengeluarkan mereka dari
kondisi buruk tersebut semakin bertambah. Kesiapan mereka untuk menanggung
konsekuensi apa pun dari hal itu juga semakin meningkat. Umat Islam sangat
antusias terhadap hal ini hanya demi mengharap ridha Allah.34
Beberapa ulama terdahulu pernah merinci bentuk kezaliman pada masa sebelum
kemunculan Al-Mahdi, di antara yang paling penting yaitu peristiwa pembunuhan,
pembegalan, dan fitnah-fitnah lain. Ibnu Sirin, salah seorang ulama pada awal abad
kedua hijrah, pernah berkomentar, "Al-Mahdi hanya akan muncul jika setiap enam
orang dari sembilan orang pernah melakukan pembunuhan."35
3. Fitnah Duhaima`Fitnah duhaima` dapat dianggap sebagai fitnah besar terakhir yang terjadi
sebelum kemunculan Dajjal. Dengan kata lain, fitnah duhaima` merupakan
pembuka jalan bagi keluarnya Dajjal, sebagaimana yang ditegaskan dalam hadits, "...
Kemudian akan terjadi fitnah duhaima`, yang tidak seorang pun dari umat ini kecuali
akan mendapat satu tamparan di mukanya. Ketika fitnah itu telah dianggap selesai,
namun justru fitnah tersebut berkelanjutan. Seorang laki-laki yang paginya beriman
menjadi kafir di waktu sore. Ketika itu, manusia akan terbagi menjadi dua kelompok.
Sekelompok orang beriman dan tidak ada kemunafikan dalam keimanannya, dan
sekelompok orang yang penuh kemunafikan dan tidak ada keimanan padanya. Jika
kondisi kalian sudah begitu, maka tunggulah munculnya Dajjal pada hari itu atau
keesokan harinya."36
Secara bahasa, duhaima` berarti kelam atau gelap. Sementara duhaima` yang
dimaksud dalam hadits ini yaitu fitnah besar dan dahsyat serta bencana yang bertubi-
31 Hadits tersebut berbunyi, “Senantiasa ada sekelompok ummatku yang dimenangkan karena memegang kebenaran. Tidak akan membahayakannya orang yang memusuhinya hingga hari kiamat, sedang mereka tetap seperti itu”[HR.Muslim,no.1920]
32 Al-Mubayyadh,Al-Mausuah fi Al-Fitan wa Al-Malahim wa Asyrat As-Sa'ah, hal. 605.33 Al-Ahmadi, Malahim Akhir az-Zaman ..., hal. 173.34 Al-Mubayyadh,Al-Mausuah fi Al-Fitan wa Al-Malahim wa Asyrat As-Sa'ah, hal. 605.35 Nuaim bin Hammad, Kitab Al-Fitan, hal. 333.36 HR.AbuDaud,no4242,danAhmad,no.6168.HaditsinidicantumkanAl-AlbanidalamSilsilah Al-Ahadits Ash-
Shahihah, no. 974.
SYAMINA Edisi 03 / Februari 2018
15
tubi.37 Fitnah ini juga merupakan pembuka bagi munculnya Al-Mahdi, yang hadir
terlebih dahulu sebelum kemunculan Dajjal. Artinya, kemunculan Al-Mahdi terjadi
pada akhir-akhir fase fitnah duhaima`dan terus eksis hingga turunnya Nabi Isa AS.38
4. Terbunuhnya Jiwa-Jiwa yang SuciKondisi lain sesaat sebelum kemunculan Al-Mahdi yaitu maraknya peristiwa
pembunuhan terhadap nyawa-nyawa orang yang saleh. Hal ini sebagaimana yang
diriwayatkan Mujahid dari salah seorang sahabat Rasulullah, “Sesungguhnya Al-
Mahdi hanya akan muncul tatkala nyawa orang-orang yang suci (saleh) dibunuh.
Manakala nyawa orang yang suci dibunuh maka murkalah pendudukan langit dan
bumi. Kemudian hadirlah Al-Mahdi di tengah-tengah manusia. Mereka lalu bergegas
menghampirinya sebagaimana seorang pengantin pria menghampiri istrinya pada
malam pengantin mereka. Ia akan memenuhi dunia dengan kemakmuran dan
keadilan. Bumi akan menumbuhkan berbagai tumbuhan. Langit akan mengucurkan
hujan. Umatku akan merasakan kemakmuran yang tidak pernah sama sekali mereka
alami sebelum masa pemerintahannya."39
5. Kehadiran Thaifah ManshurahHadir dan eksisnya Thaifah Manshurah (kelompok yang dikaruniai kemenangan)
dapat dikatakan sebagai pembuka paling penting sebelum kemunculan Al-Mahdi.
Mereka yang meneliti secara detail tentang Al-Mahdi akan dapat menyimpulkan
bahwa Al-Mahdi tidak mencetak pendukung dan pembelanya dari nol. Justru
para pembela dan pendukungnya tersebut langsung keluar menemui Al-Mahdi
untuk membaiatnya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah, “Senantiasa ada
sekelompok ummatku yang dimenangkan karena memegang kebenaran. Tidak akan
membahayakannya orang yang memusuhinya hingga hari kiamat, sedang mereka
tetap seperti itu.”40
Hadits di atas dan juga hadits-hadits lain tentang Thaifah Manshurah merupakan
isyarat jelas akan tetap eksisnya mereka hingga hari kiamat kelak, termasuk ketika
munculnya Al-Mahdi. 41
VII. BAIAT UMAT ISLAM KEPADA AL-MAHDISebagaimana disebutkan sebelumnya, Al-Mahdi akan muncul pada masa-masa
akhir khilafah islamiyyah. Pada masa itu, umat Islam dalam kondisi perpecahan dan
saling bertikai. Sementara dunia dipenuhi oleh kezaliman dan kajahatan. Orang-
orang yang menginginkan kebaikan pada umat Islam yakin bahwa tidak jalan lain
untuk keluar dari krisis tersebut kecuali dengan kemunculannya. Ketika umat
Islam melihat ciri dan karakteristik yang ada pada dirinya maka mereka pun bisa
37 MuhamadAsyrafbinAmirAl-AzhimAbadi,'Aun Al-Ma'bud Syarh Sunan Abi Daud, vol. XI, hal. 209.38 Al-Mubayyadh,Al-Mausuah fi Al-Fitan wa Al-Malahim wa Asyrat As-Sa'ah, hal. 607-608.39 HR. Ibnu Abi Syaibah, no. 37653. Para pakar hadits berbeda pendapat tentang derajat hadits ini. Hadits
ini dicantumkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha'ifah, no. 2155. Sementara Al-Bustawimenyatakanbahwasanadnyashahih.
40 HR. Muslim, no. 1920.41 Al-Mubayyadh,Al-Mausuah fi Al-Fitan wa Al-Malahim wa Asyrat As-Sa'ah, hal. 613-614.
SYAMINAEdisi 03 / Februari 2018
16
mengenalinya, kemudian mereka berbaiat padanya di Ka'bah, sementara ia sedang
dalam keadaan terpaksa menerima baiat tersebut.
Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Ummu Salamah, Rasulullah
bersabda, Akan terjadi perselisihan saat matinya khalifah. Lalu seorang laki-laki
(Al-Mahdi) akan keluar dari Madinah pergi menuju Mekah. Lantas beberapa orang
dari penduduk Mekah mendatanginya. Mereka memaksanya keluar (dari dalam
rumahnya) meski pun ia tidak menginginkannya. Mereka lalu membaiatnya pada
suatu tempat antara Rukun (Hajar Aswad) dan maqam Ibrahim."42
Setelah peristiwa pembaiatan tersebut, bergerakkan suatu pasukan ke arah
Mekah guna penghancurkan kekuatan Al-Mahdi. Pada saat itulah mereka kemudian
ditenggalamkan oleh Allah dalam lautan padang pasir. Hal ini sebagaimana yang
ditunjukkan dalam hadits Aisyah, Rasulullah bersabda, “Aneh, sesungguhnya ada
beberapa orang dari umatku yang menuju Baitullah (untuk menyerang) seorang
Quraisy yang berlindung di Baitullah. Saat mereka sampai di Al-Baida`, mereka pun
dibenamkan.” Lantas kami pun berkata, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya jalan
telah menyatukan banyak orang.” Beliau menjawab, “Ya. Di antara mereka memang
ada yang memang sengaja menuju ke sana, ada yang terpaksa, bahkan ada yang
hanya kebetulan sedang berjalan bersama mereka. Mereka dibinasakan sekaligus,
akan tetapi mereka akan dibangkitkan dengan cara yang berbeda-beda. Allah akan
membangkitkan mereka semua sesuai dengan niat mereka masing-masing.”43
Tatkala pasukan tersebut dibinasakan dengan dibenamkannya mereka, maka
jelaslah bagi umat Islam bahwa orang yang berlindung ke tanah haram tersebut
adalah Al-Mahdi yang diberitakan oleh Rasulullah. Kemudian datanglah pada
pemuka (ulama dan tokoh) Syam dan orang terbaik dari penduduk Irak untuk
membaiatnya di antara Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim. Hal ini sebagaimana yang
diriwayatkan Ummu Salamah, "Lalu dikirimlah sepasukan dari penduduk Syam
untuk memeranginya, tetapi pasukan itu justru ditenggalamkan (Allah) di Baida,
suatu tempat antara Mekah dan Madinah. Tatkala manusia melihat hal itu, para
pemuka (abdal) dari Syam dan orang-orang terbaik ('ashaib) dari penduduk Irak pun
membaiatnya antara Rukun (Hajar Aswad) dan Maqam (Ibrahim)."44
Kemudian Allah akan menguatkannya dengan dukungan dari penduduk sebelah
Timur (Jazirah Arab) yang menopang kekuasaannya. Dari Tsauban, Rasulullah
bersabda, “Kelak tiga orang akan berperang di dekat perbendaharaan kalian ini
(yaitu Ka’bah), dan kesemuanya adalah anak khalifah. Lalu tidak ada seorang pun
dari mereka yang meraih kemenangan dalam perang tersebut. Lalu muncullah
bendera-bendera hitam dari wilayah Timur yang lantas memerangi kalian dengan
peperangan sengit yang sama sekali belum pernah dilakukan kaum manapun. Jika
42 HR.AbuDaud,no.4286,danAhmad,no.26689.Ulamahaditsberbedapendapattentanghaditsini.MenurutAl-HaitamidanAl-Qanujihadits inishahih.SementaraIbnulQayyimdanIbrahimAl-'Alimenghasankannya.SedangkanAl-Albanimendhaifkannya[lihatMalahim Akhir az-Zaman ..., hal. 170].
43 HR. Muslim, no. 2884.44 HR.AbuDaud,no.4286,danAhmad,no.26689.Ulamahaditsberbedapendapattentanghaditsini.Menurut
Al-HaitamidanAl-Qanujihadits inishahih.SementaraIbnulQayyimdanIbrahimAl-'Alimenghasankannya.SedangkanAl-Albanimendhaifkannya[lihatMalahim Akhir az-Zaman ..., hal. 170].
SYAMINA Edisi 03 / Februari 2018
17
kalian melihatnya, maka berbaiatlah kepadanya walau pun sambil merangkak di
atas salju. Ini karena sesungguhnya ia adalah khalifatullah Al-Mahdi.”45
Hadits ini menunjukkan bahwa penduduk Timur (dari Jazirah Arab) akan
memerangi Jazirah Arab untuk memperkokoh kekuasaan Al-Mahdi. Sebagaimana
pendapat Ibnu Katsir, "Dia—Allah—akan menguatkannya dengan orang-orang
dari sebelah Timur yang akan mendukungnya, menegakkan kekuasaannya dan
memperkokoh pilar-pilarnya."46
Diduga bahwa penguatan kekuasaan Al-Mahdi di Jazirah Arab merupakan
tujuan dari beberapa perang yang saling berkesinambungan yang berlangsung
pada saat itu.. Dalam hadits Nafi' bin Utbah bin Abu Waqqash RA, ia berkata, "Kami
bersama Rasulullah dalam sautu peperangan. Lalu suatu kaum dari Maghrib yang
mengenakan wol mendatangi Nabi. Mereka menemui beliau di dekat suatu bukit.
Mereka berdiri sementara Rasulullah duduk. ... Beliau lalu bersabda, ‘Kalian akan
memerangi Jazirah Arab, lalu Allah akan menaklukkannya (untuk kalian). Setelah
itu Persia, lalu Allah akan menaklukkannya. Kemudian kalian akan memerangi
Romawi, lalu Allah akan menaklukannya. Selanjutnya kalian akan memerangi
Dajjal, lalu Allah akan menaklukkannya."47
VIII. PERISTIWA-PERISTIWA YANG TERJADI PADA ERA AL-MAHDISetelah Al-Mahdi dibaiat oleh umat Islam dan dilantik sebagai khalifah mereka,
ia pun mulai melakukan berbagai kebijakan dan perbaikan yang sangat signifikan
dalam mereformasi tatanan dan kehidupan dunia. Beberapa hadits menerangkan
sejumlah peristiwa dan perubahan yang terjadi pada era Al-Mahdi berkuasa. Di
antara peristiwa penting tersebut yaitu:
1. Tersebarnya Kemakmuran dan KeadilanDi masa Al-Mahdi akan penuh dengan keadilan dan kemakmuran, berbeda
dengan masa-masa sebelumnya. Di zaman beliau, harta begitu melimpah, banyak
ditumbuhi tanaman dan semakin banyak hewan ternak. Dari Abu Sa’id Al Khudri,
Rasulullah bersabda, “Al-Mahdi (berasal) dari keturunanku. Dahinya lebar dan
hidungnya mancung. Ia akan memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana dunia
pernah dipenuhi kejahatan dan kezaliman. Ia akan berkuasa selama tujuh tahun.”48
Juga berdasarkan hadits lainnya dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah bersabda,
“Akan ada (muncul) pada umatku Al Mahdi. Jika masanya pendek (dia memerintah)
selama tujuh tahun, jika tidak maka sembilan tahun. Pada masa itu umatku akan
mendapatkan kenikmatan (kemakmuran) yang belum pernah mereka rasakan
sebelumnya. Mereka akan memperoleh banyak makanan dan mereka tidak
akan menyimpannya. Pada saat itu, harta begitu melimpah. Ada seseorang yang
45 HR.IbnuMajah,4083,Al-Bazzar,no.4163,danAl-Hakim,no.8432.Al-HakimmenilainyasebagaihaditsshahihberdasarkansyaratAl-BukharidanMuslim.MenurutAl-Albani,haditsinimaknanyashahih.[lihatMausu'ah al-'Allamah al-Imam Mujaddid al-'Ashr Muhammad Nashiruddin Al-Albani, vol. III, hal. 1180.]
46 Ibnu Katsir, An-Nihayah fi Al-Fitan wa Al-Malahim, hal. 49.47 HR. Muslim, no. 2900.48 HR.AbuDaud,no.4285.HaditsinidihasankanolehAl-Albanidalamkomentardancacatatannyaterhadap
kitabMisykah Al-Mashabih, no hadits. 5454.
SYAMINAEdisi 03 / Februari 2018
18
mengatakan, ‘Wahai Al-Mahdi, berilah aku sesuatu.’ Lalu beliau mengatakan,
‘Ambillah’.”49
Dalam riwayat Tirmidzi dikatakan, “Datanglah seseorang kepada Al-Mahdi,
lalu dia berkata, ‘Wahai Al-Mahdi, berikanlah aku sesuatu, berikanlah aku sesuatu.’
Lalu Nabi berkata, “Al-Mahdi pun menuangkan sesuatu di pakaiannya yang ia tidak
sanggup memikulnya”.”50
Sementara dalam riwayat Al-Hakim juga disebutkan, “Pada akhir umatku akan
muncul Al-Mahdi. Allah akan menyirami (pada masa)nya dengan hujan (sehingga)
bumi mengeluarkan tumbuh-tumbuhannya. Harta benda akan melimpah. Hewan
ternak menjadi banyak. Umat akan semakin besar. Ia akan hidup selama tujuh
tahun” atau ‘delapan tahun.’51
2. Turunnya Nabi ’Isa Alaihi SallamBarangkali peristiwa paling penting yang terjadi pada masa Al-Mahdi adalah
turunnya Nabi Isa. Dalam pandangan Islam, Nabi Isa tidaklah dibunuh oleh orang-
orang Yahudi, meski mereka mengaku melakukan hal itu dan dibenarkan oleh orang-
orang Nasrani. Menurut Islam, Nabi Isa tidak dibunuh oleh mereka, tetapi Allah
menyerupakan orang lain dengannya. Kemudian Allah sendiri yang mengangkatnya
ke langit.52
Dalam Al-Quran, secara tersirat, Allah telah mengabarkan bahwa Nabi Isa akan
turun pada akhir zaman, dan turunnya merupakan tanda akan dekatnya waktu
terjadinya kiamat. “Dan sungguh, dia (Isa) itu benar-benar menjadi pertanda
datangnya hari kiamat.”53 Sebagaimana Allah memberi tahukan bahwa orang-orang
Ahli Kitab akan beriman kepadanya pada saat itu, “Tidak ada seorang pun di antara
Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya.”54
Ciri Fisik Nabi IsaBeberapa hadits Rasulullah telah merinci tentang sifat-sifat Nabi Isa, di antaranya
yaitu memiliki postur tubuh yang sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak juga terlalu
pendek, ia memiliki kulit yang memerah dan ditumbuhi bulu-bulu, dadanya bidang,
rambutnya lurus yang panjangnya melebihi kuping telinga, rambutnya disisir rapi
hingga memenuhi pundaknya.55 Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Tidak
ada nabi antara aku (Muhammad) dan dia (Isa). Sungguh kelak ia akan turun. Jika
kalian melihatnya maka kenalilah. Ia adalah seorang laki-laki yang berpostur tubuh
sedang (tidak tinggi atau pun pendek), berkulit merah keputih-putihan, mengenakan
kain berwarna kekuningan. Seakan-akan rambut kepalanya menetes meski tidak
basah. Ia akan memerangi manusia hingga mereka masuk ke dalam Islam. Ia akan
49 HR.IbnuMajah,no.4083,danAhmad,no.11163.HaditsinidinyatakandhaifolehAl-Albani.50 At-Tirmidzi, no. 2232.51 HR.Al-Hakim,no.8673.HaditsinidinyatakanshahiholehAl-AlbanidalamSilsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah
no. 77152 BacaQS.An-Nisa`:157-158.53 QS.Az-Zukhruf:6154 QS.An-Nisa’:159.55 Yusuf bin Abdullah Al-Wabil, Asyrath As-Sa'ah, hal. 337.
SYAMINA Edisi 03 / Februari 2018
19
mematahkan salib, membunuh babi, dan membebaskan jizyah. Pada masanya,
Allah akan membinasakan semua agama selain Islam. Isa akan membunuh Dajjal,
dan akan tinggal di dunia selama empat puluh tahun. Setelah itu ia meninggal, dan
umat Islam akan menshalatinya."56
Tempat dan Waktu Nabi Isa TurunPerincian dari hadits-hadits Rasulullah mengabarkan kepada kita bahwa Nabi
Isa turun setelah munculnya Al-Mahdi dan hidup semasa dengannya, kemudian
diikuti dengan munculnya Dajjal. Pada saat fitnah yang ditimbulkan Dajjal semakin
mempersulit orang-orang beriman itulah, Allah menurunkannya ke dunia. Ia turun
di Al-Manarah Al-Baidha` (Menara Putih) yang terletak di Timur Damaskus, Suriah.
Thabrani meriwayatkan dalam Al-Mu’jam Al-Kabir dari Aus bin Aus, Rasulullah
bersabda, “Isa bin Maryam akan turun di menara putih di timur Damaskus.”57
Nabi Isa turun pada saat pasukan Islam sedang merapikan barisan untuk
melaksanakan shalat Shubuh dan imamnya (Al-Mahdi) telah maju untuk mengimami.
Tatkala ia melihat dan mengenal ciri-ciri Nabi Isa AS, ia pun mundur dan meminta
Nabi Isa untuk maju menjadi imam, namun hal ini ditolak olehnya.
Rasulullah bersabda, “Pada saat itu (fitnah Dajjal), jumlah mereka (orang-orang
Arab) sangatlah sedikit dan mereka berada di Baitul Maqdis sedangkan pemimpin
mereka adalah seorang laki-laki yang shalih. Ketika pemimpin mereka hendak maju
ke hadapan untuk mengimami shalat Shubuh, tiba-tiba turunlah Isa bin Maryam.
Maka mundurlah pemimpin mereka ke belakang supaya Isa maju untuk mengimami
shalat. Isa lalu meletakkkan tangannya di antara bahu pemimpin mereka sambil
berkata, ‘Majulah Anda dan pimpinlah shalat karena sesungguhnya ia ditegakkan
untuk Anda.’ Akhirnya pemimpin mereka pun mengimami mereka shalat.”58
Hadits ini semakna dengan hadits, “Sekelompok dari umatku akan ada yang
terus membela kebenaran hingga hari kiamat. Menjelang hari kiamat turunlah Isa
bin Maryam. Kemudian pemimpin umat Islam saat itu berkata, ”(Wahai Nabi Isa),
pimpinlah shalat bersama kami.” Nabi Isa pun menjawab, ”Tidak. Sesungguhnya
sudah ada di antara kalian yang pantas menjadi imam (pemimpin). Sungguh, Allah
telah memuliakan umat ini.”59
Dalam hadits lain disebutkan, ”Bagaimana kalian jika Isa bin Maryam turun di
tengah-tengah kalian dan imam kalian dari kalangan kalian sendiri?”60
Ibnu Katsir mengatakan, “Imam Mahdi akan muncul di akhir zaman. Saya
mengira bahwa munculnya Imam Mahdi adalah sebelum turunnya Nabi ‘Isa,
sebagaimana ditunjukkan oleh hadits-hadits yang menyebutkan hal ini.”61 Peristiwa
56 HR.AbuDaud,no.4324,Ahmad,no.9632,Al-Hakim,no.4163.HaditsinidicantumkanolehAl-AlbanidalamSilsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 2182.
57 Ath-Thabarani, Al-Mu'jam Al-Kabir,no.590.Hadits ini jugadiriwayatkan olehAbudDaud,no.4321, IbnuMajah,no.4075,danAhmad,no.17629.Al-Albanimenyatakanbahwasanadnyashahih.
58 HR.IbnuMajah,no.4077.HaditsinidinyatakanshahiholehAl-AlbanidalamShahih Al-Jami' Ash-Shaghir, no. 7873.
59 HR. Muslim, no. 156.60 HR.Al-Bukhari,no.3449.61 Ibnu Katsir, An-Nihayah fi Al-Fitan wa Al-Malahim, hal. 43.
SYAMINAEdisi 03 / Februari 2018
20
ini terjadi pada saat pasukan Islam sedang melakukan persiapan perang menghadapi
Dajjal.62
Nabi Isa Berbaiat dan Tunduk pada Kekhilafahan Al-MahdiSebagaimana yang disinggung di atas, turunnya Nabi Isa ke dunia pada akhir
zaman kelak bukan sebagai seorang nabi atau rasul, namun seorang utusan Allah
yang akan berhukum dengan syariat Nabi Muhammad dan bahkan tunduk kepada
khalifah Al-Mahdi. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah, “Bagaimana kalian jika
Isa bin Maryam turun di tengah-tengah kalian dan imam kalian dari kalangan
kalian sendiri?”63
Ini menunjukkan bahwa, saat turun kelak, khalifah umat Islam pada saat itu
adalah Al-Mahdi. Ini berarti juga bahwa Al-Mahdi merupakan pemimpin Nabi Isa AS,
dan oleh itu ia pun menyatakan kesetiaannya (baiat) kepada Al-Mahdi. Ini sekaligsu
menunjukkan bahwa syariat yang dijalankan oleh Nabi Isa adalah syariat Nabi
Muhammad, bukan syariatnya terdahulu. Ini karena Allah telah mengambil janji dan
sumpah setia dari semua nabi, bahwa mereka akan beriman kepada Muhammad, dan
mengikutinya jika beliau diutus saat mereka hidup. Allah berfirman, “Dan (ingatlah),
ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, ‘Manakala Aku memberikan Kitab
dan Hikmah kepadamu lalu datang kepada kamu seorang Rasul yang membenarkan
apa yang ada pada kamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya
dan menolongnya.’ Allah berfirman, ‘Apakah kamu setuju dan menerima perjanjian
dengan-Ku atas yang demikian itu?’ Mereka menjawab, ‘Kami setuju.’ Allah berfirman,
‘Kalau begitu, bersaksilah kamu (para nabi) dan Aku menjadi saksi bersama kamu.”64
Pekerjaan yang Dilakukan Nabi Isa Setelah Turun KembaliBeberapa hadits menyebutkan tentang beberapa pekerjaan yang dilaksanakan
oleh Nabi Isa tatkala ia turun ke dunia. Terpenting di antaranya adalah membunuh
Dajjal. Dajjal dapat dikatakan sebagai fitnah dan ujian terbesar yang diturunkan
Allah kepada umat manusia dalam rangka menguji keimanan mereka. Oleh itu,
untuk membunuhnya, Allah pun mengutus utusannya yang mulia, yaitu Nabi Isa
yang sebelumnya Dia angkat ke sisi-Nya.
Segera setelah turun, Nabi Isa pergi ke Baitul Maqdis tempat Dajjal mengepung
umat Islam, lalu ia memerintahkan mereka untuk membuka pintu. Hal ini sebagaimana
yang disebutkan dalam sebuah hadits, “Tatkala mereka telah menyelesaikan (shalat
Shubuh). Isa berkata, ‘Bukalah pintu.’ Mereka pun membukakan pintu. Ternyata
di belakangnya Dajjal telah menunggu bersama tujuh puluh ribu Yahudi. Masing-
masing dari mereka memiliki pedang terhunus yang terbuat dari emas dan berjubah
besar berwarna hijau. Ketika ia (Isa) memandang Dajjal, Dajjal pun meleleh
62 UmarSulaimanAl-Asyqar,Al-Yaum Al-Akhir: Al-Qiyamah Ash-Shughra, hal. 260.63 HR.Al-Bukhari,no.3449.64 QS.AliImran:81.
SYAMINA Edisi 03 / Februari 2018
21
sebagaimana melelehnya garam di dalam air. Kemudian Dajjal lari dan dihadang
oleh Isa di pintu timur kota Lud, kemudian Isa pun membunuhnya.”65
Rahasia melelehnya Dajjal adalah kerena Allah memberi aroma khusus pada
nafas Nabi Isa AS. Setiap kali orang kafir menciumnya, ia akan mati karenanya.
Selain itu, rahasia mengapa Nabi Isa tidak membiarkan Dajjal hingga ia mati dengan
sendirinya adalah untuk mengakhiri kedustaan dan fitnah Dajjal. Karena, apabila
manusia melihat peristiwa pembunuhan dan kematiaannya, mereka akan yakin
bahwa Dajjal juga makhluk yang lemah dan tidak berdaya, dan pengakuannya adalah
kedustaan dan kebohongan.66
Tugas lain yang dikerjakan Nabi Isa selain membunuh Dajjal yaitu membinasakan
Ya’juj dan Ma`juj. Ya`juj dan Ma`juj adalah dua umat yang jumlahnya sangat banyak.
Mereka juga berasal dari kalangan manusia yang merupakan keturunan Nabi Adam
AS, yaitu dari keturunan Nabi Nuh AS.67 Disebutkan dalam hadits Rasulullah,
“Sungguh kalian nanti akan bersama dua makhluk. Setiap kedua mereka bersama
suatu umat niscaya keduanya akan memperbanyak umat tersebut68.”
Dalam hadits lain Rasullullah bersabda, “Setelah itu (membunuh Dajjal), Isa bin
Maryam mendatangi suatu kaum yang dijaga oleh Allah dari Dajjal. Ia mengusap
wajah-wajah mereka dan menceritakan tingkatan-tingkatan mereka di surga.
Saat mereka seperti itu, Allah mewahyukan kepadanya, ‘Sesungguhnya Aku telah
mengeluarkan hamba-hambaku. Tidak ada yang bisa memerangi mereka. Karena itu
giringlah hamba-hambaKu ke Thur.’ Allah mengirim Ya`juj dan Ma`juj ‘Dari segala
penjuru mereka datang dengan cepat’ [QS. Al-Anbiya`: 96]. Lalu (Ya`juj dan Ma`juj)
yang terdepan melintasi danau Thabariyah dan minum, kemudian yang belakang
pun melintasinya, mereka berkata, ‘Dulu di sini ada airnya’. Nabi Allah, Isa, dan para
sahabatnya dikepung hingga kepala kerbau milik salah seorang dari mereka lebih
baik dari seratus dinar milik salah seorang di antara kalian saat ini. Lalu nabi Allah,
Isa, dan para sahabatnya menginginkan Allah mengirimkan al-Ghanaf (sejenis kutu)
di leher mereka, lalu mereka mati seperti matinya satu jiwa (secara bersamaan). Lalu
Isa dan para sahabatnya datang. Tidak ada sejengkal pun tempat melainkan telah
dipenuhi bangkai dan bau busuk darah mereka. Kemudian Isa dan para sahabatnya
berdoa kepada Allah, lalu Allah mengirim burung yang berleher seperti unta. Burung
itu membawa mereka dan melemparkan mereka seperti yang dikehendaki Allah.”69
Selain dua tugas penting tersebut (membunuh Dajjal dan membinasakan Ya`juj
dan Ma`juj), Nabi Isa juga memimpin perang dalam melawan musuh umat Islam,
mematahkan Salib, dan membunuh babi. Dalam satu hadits Rasulullah bersabda,
“Ia (Isa) akan memerangi manusia hingga mereka masuk ke dalam Islam. Ia akan
mematahkan salib, membunuh babi, dan membebaskan jizyah. Pada masanya,
Allah akan membinasakan semua agama selain Islam. Isa akan membunuh Dajjal.”70
65 HR.IbnuMajah,no.4077.HaditsinidinyatakanshahiholehAl-AlbanidalamShahih Al-Jami' Ash-Shaghir, no. 7873.
66 Al-Asyqar,Al-Yaum Al-Akhir: Al-Qiyamah Ash-Shughra, hal. 263.67 Lihat Mausu’ah fi Al-Fitan wa Al-Malahim, hal. 800.68 HR.Ahmad,no.19901,At-Tirmidzi,dll.MenurutAt-Tirmidzihaditstersebuthasan shahih.69 HR. Muslim, no. 2937.70 HR.AbuDaud,no.4324,Ahmad,no.9632,Al-Hakim,no.4163.HaditsinidicantumkanolehAl-Albanidalam
Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 2182.
SYAMINAEdisi 03 / Februari 2018
22
Dari sana dapat dikatakan bahwa selain membunuh Dajjal dan menghancurkan
Ya’juj dan Ma’juj, tugas terbesar diturunkannya kembali Nabi Isa yaitu
memberlakukan syariat Islam dan menumpas ajaran-ajaran sesat dan agama-
agama yang diselewengkan.71 Oleh itu, Nabi Isa hanya akan menerima agama Islam.
Untuk itu juga ia mematahkan Salib yang merupakan simbol agama Nasrani yang
telah diselewengkan, membunuh babi yang diharamkan Islam, dan menghapuskan
jizyah. Nabi Isa tidak mau menerima jizyah dari orang-orang Yahudi dan Nasrani,
yang diterima dari mereka hanya keislaman mereka.
Para masa Nabi Isa tersebut, kemakmuran, kedamaian, dan keamanan merata
di dunia. Bahkan beberapa hadits menyebutkan bahwa, pada saat itu, bayi yang
memasukkan tangannya ke dalam lubang ular tidak akan digigit olehnya, seorang
bayi yang mengganggu seekor singa juga tidak membuatnya memangsa bayi
tersebut, bahkan serigala bersikap kepada kambing laksana sebagai penjaga kambing
tersebut.72
IX. MASA KEKUASAAN AL-MAHDIBanyak ulama berpendapat bahwa lama kekhilafahan Al-Mahdi setelah ia dibaiat
oleh umat Islam yaitu selama tujuh tahun. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah,
“Al-Mahdi itu dari keturunanku. Dahinya lebar dan hidungnya mancung. Ia akan
memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana dunia pernah dipenuhi kejahatan
dan kezaliman. Ia akan berkuasa selama tujuh tahun.”73
Pendapat lain menyebut bahwa Al-Mahdi akan menjadi khalifah antara lima
sampai sembilan tahun. Mereka berargumen dengan hadits, “Imam Mahdi akan
muncul di tengah-tengah umatku dan ia akan berkuasa selama lima, tujuh atau
sembilan tahun.”74
Mengomentari hadits di atas, Al Mubarakfuri menyebutkan bahwa keraguan itu—
lima, atau tujuh, atau sembilan tahun—itu berasal dari Zaid. Namun menurutnya,
riwayat dari Abu Sa’id Al Khudri yang diriwayatkan Abu Daud menyebutkan tanpa
keraguan dari perawi bahwa Al-Mahdi berkuasa selama tujuh tahun. Demikian
juga hadits Ummu Salamah, perawinya menyebutkan bahwa Al-Mahdi akan
berkuasa selama tujuh tahun tanpa ada keraguan sedikit pun. Oleh itu, menurutnya,
riwayat yang perawinya tidak ragu lebih diprioritaskan dibanding yang ragu dalam
periwayatannya75. Dengan kata lain, menurut Al-Mubarakfuri, yang rajih bahwa Al-
Mahdi akan menjadi khalifah selama tujuh tahun.
71 Al-Asyqar,Al-Yaum Al-Akhir: Al-Qiyamah Ash-Shughra, hal. 264.72 HR. IbnuMajah,no.4077dalamsuatuhaditsyangpanjang.Hadits inidicantumkanolehAl-Albanidalam
Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir, no. 7875.73 HR.AbuDaud,no.4285.HaditsinidihasankanolehAl-Albanidalamkomentardancacatatannyaterhadap
kitabMisykah Al-Mashabih, no hadits. 5454.74 HR. At-Tirmidzi, no. 2232. 75 MuhammadbinAbdurrahmanAl-Mubarakfuri,Tuhfah Al-Ahwadzi bi Syarh Jami' At-Tirmidzi, vol. VI, hal. 404.
SYAMINA Edisi 03 / Februari 2018
23
X. BEBERAPA KEYAKINAN YANG MENYIMPANG TENTANG AL-MAHDI76
Selain keyakinan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) tentang Al-Mahdi
sebagaimana yang dijelaskan di atas, beberapa kelompok yang menyimpang
dari Islam juga meyakini keyakinan yang berbeda. Berikut penjelasan kelompok-
kelompok yang menyimpang tersebut:
1. Syiah ImamiyyahSyiah Imamiyyah meyakini bahwa Al-Mahdi tidak lain adalah Imam kedua belas
sekaligus terakhir mereka, yaitu Muhammad bin Hasan Al-Asykari. Menurut Syiah
Imamiyyah, Al-Mahdi berasal dari keturunan Husain bin Ali bin Abi Thalib; bukan
Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Mereka meyakini bahwa ia telah masuk terowongan
Samura lebih dari 1.000 tahun yang lalu ketika baru berusia lima tahun. Mereka
meyakini bahwa ia datang ke banyak kota tetapi tidak terlihat oleh mata telanjang. Ia
adalah Al-Mahdi yang mereka nantikan kembalinya.
Pendapat Syiah Imamiyyah ini tidak didukung oleh dasar dan argumentasi
yang kuat, baik dari teks agama maupun nalar. Bahkan hal ini bertentangan dengan
dengan sunnatullah pada manusia, dan berseberangan dengan logika.
2. Mengingkari Kemunculan Al-Mahdi di Akhir ZamanDi antara mereka terdapat individu-individu yang menisbahkan dirinya pada
akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Pada umumnya, sebab pengingkaran mereka
adalah mereka belum mendapati hadits-hadits tentang Al-Mahdi yang menurut
mereka bisa dijadikan pijakan. Namun, argumentasi tersebut kini telah terbantahkan.
Barangkali, hadits—jalur hadits—yang sampai kepada mereka memang dhaif, namun
terdapat hadits lain tentang Al-Mahdi yang mencapai derajat hasan, bahkan shahih,
yang bisa diterima. Bahkan beberapa pakar hadits menyebutkan bahwa hadits-
hadits tentang Al-Mahdi meruapakan hadits yang mutawatir maknawi (mutawatir
secara maknanya).
3. Para Penguasa yang Mengklaim Sebagai Al-MahdiBeberapa penguasa pada zaman dahulu sempat mengklaim sebagai Al-Mahdi
demi mendapat dukungan politik dan kekuasaan. Di antara deretan nama panguasa
yang mengklaim sebagai Al-Mahdi yaitu Ubaidillah bin Maimun bin Al-Qaddah
yang lahir pada tahun 259 Hijriah dan meninggal pada tahun 322 Hijriah. Kakeknya
beragama Yahudi dan dinisbahkan pada keluarga Majusi. Dengan berbohong dan
berdusta, ia menisbahkan dirinya pada keturunan Rasulullah. Ia mengklaim dirinya
sebagai Al-Mahdi yang diberitakan oleh Rasulullah. Ia akhirnya memang menjadi
raja dan berkuasa. Kekuasaannya menjadi besar dan anak cucunya berkuasa di
negeri-ngeri Maghrib, Mesir, Hijaz, dan Syam. Karena keterasingan Islam, fitnah dan
bencananya semakin menjadi-jadi. Bahkan mereka mengklaim diri sebagai Tuhan,
dan berpendapat bahwa syariat memiliki sisi lahir dan batin.
76 LihatAl-Asyqar,Al-Yaum Al-Akhir: Al-Qiyamah Ash-Shughra, hal. 210-213.
SYAMINAEdisi 03 / Februari 2018
24
Mereka adalah para dari kalangan Rafidhah-Qaramithah-Bathiniyyah yang
bersembunyi dan bertopeng Ahli Bait secara dusta. Hingga akhirnya umat Islam
terlepas dari cengkeraman kekuasaan mereka dengan munculnya Shalahuddin
Al-Ayyubi. Ia berhasil menyelamatkan umat Islam dari mereka bahkan berhasil
menumbangkan mereka.
Di antara mereka juga terdapat seorang yang mengklaim sebagai Al-Mahdi yang
berasal dari Maghrib (Maroko). Ia adalah Muhammad bin Tumart, yang lahir pada
tahun 485 Hijriah dan meninggal pada tahun 524 Hijriah. Ia adalah seorang yang
zalim dan bertindak semena-mena. Ia mengklaim sebagai Al-Mahdi yang dijanjikan
oleh Rasulullah. Ia pernah mengantar teman-temannya untuk memberi tahu orang-
orang bahwa ia adalah Al-Mahdi. Kemudian ia pun mengubur teman-temannya
tersebut di malam hari untuk menutup rahasianya agar tidak terbongkar.
4. KisaniyyahMereka mengatakan bahwa Al-Mahdi adalah Muhammad bin Hanafiah, dan
ia masih hidup serta tinggal di gunung Ridhwa. Ia berada di tengah-tengah dua
singa yang menjaganya. Di sisinya ada dua mata air yang memancar mengalirkan
air dan madu. Mereka berpendapat bahwa ia masuk ke sana bersama empat puluh
sahabatnya. Di sana mereka bisa hidup dan memperoleh rezeki. Mereka mengklaim
bahwa ia akan kembali setelah ghaibah (menghilang) dan akan membawa keadilan
di muka bumi, sebagaimana ia telah dipenuhi oleh kezaliman. Mereka berkata, “Dia
dihukum dengan penahanan ini karena ia pernah keluar menghadap Abdul Malik
bin Marwan”, sementara yang lain mengatakan, “menghadap Yazid bin Muawiyah.”
XI. PENUTUPKemunculan Al-Mahdi dapat dikatakan sebagai sebuah reformasi (tajdid) besar
terhadap tatanan dan nilai dunia pada umumnya, terkhusus dalam internal umat
Islam. Pada masa itulah Islam kembali berada di atas puncak peradaban umat
manusia. Al-Islam ya’lu wa laa yu’la ‘alaih (Islam itu tinggi, dan tidak ada yang
lebih tinggi darinya) demikianlah yang digambarkan Rasulullah. Dengan tatanan
kekhilafahan yang ia jalankan sehingga ia mendapat gelar khalifah atau amirul
mukminin, sebagaimana yang dikabarkan Rasulullah, pada masanya, dunia akan
penuh dengan keadilan, rasa aman, sehingga terwujud kesejahteraan bagi umat
manusia.
Hari ini, lebih dari satu miliar umat Islam mempercayai dan meyakini kemunculan
Al-Mahdi dan menanti kedatangannya pada suatu masa kelak. Ini juga berarti,
disadari atau tidak, lebih dari satu miliar umat Islam telah mempercayai hadirnya
sistem kekhilafahan Islam yang mendominasi tatanan dunia sekaligus menggantikan
tatanan dunia sebelumnya yang terbukti tidak mampu menyejahterakan, memberi
keamanan, dan memberi keadilan pada umat manusia. [A. Sadikin]
SYAMINA Edisi 03 / Februari 2018
25
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahannya
Abadi, Muhamad Asyraf bin Amir Al-Azhim. tt. ‘Aun Al-Ma’bud Syarh Sunan Abi
Daud. Dar Al-Kutub Al-’Ilmiyyah.
Abu Daud, Sulaiman bin Al-Asy’ats bin Ishaq. 2009. Sunan Abi Dawud. Dar Ar-Risalah
Al-’Alamiyyah.
Al-Abbad, Abdul Muhsin. 1969. ‘Aqidah Ahl as-Sunnah wa al-Atsar fi al-Mahdi al-
Muntazhar. Saudi: Jurnal Al-Jami’ah Al-Islamiyyah. Vol. I, Edisi 3.
Al-Ahmadi, Yasir bin Abdurrahman. 2013. Malahim Akhir az-Zaman ‘ind al-Muslimin
wa Ahl al-Kitab wa Atsaruha al-Fikriyyah. Riyadh: Majallah Al-Bayan.
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin. tt. Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir. Maktab Islami.
-------------. 2002. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah. Riyadh: Maktabah Al-Ma’arif.
Al-Asyqar, Umar bin Sulaiman. 1991. Al-Yaum Al-Akhir: Al-Qiyamah Ash-Shughra.
Amman: Dar An-Nafais.
Al-Bazzar, Ahmad bin Amr. 2009. Musnad Al-Bazzar. Madinah: Maktabah Al-’Ulum
wa Al-Hikam.
Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail. 1422 H. Shahih Al-Bukhari. Dar Thauqun Najah.
Al-Hakim, Muhammad bin Abdullah. 1990. Al-Mustadrak ‘ala Ash-Shahihain. Beirut:
Dar Al-Kutub Al-’Ilmiyyah.
Al-Mubarakfuri, Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim. tt. Tuhfah Al-Ahwadzi.
Beirut: Darul Kutub Ilmiyyah.
Al-Mubayyadh. Muhammad bin Ahmad. 2006. Al-Mausu’ah fi al-Fitan wa al-
Malahim wa Asyrath As-Sa’ah. Kairo: Muassasah Al-Mukhtar.
Al-Wabil, Yusuf bin Abdullah. 1994. Asrath As-Sa’ah. Dammam: Dar Ibn Al-Jauzi.
An-Naisaburi, Muslim bin Al-Hajjaj. tt. Shahih Muslim. Beirut: Dar Ihya At-Turats
Al-’Arabi.
As-Sulami, Yusuf bin Yahya. 1989. ‘Uqad Ad-Durar fi Akhbar Al-Muntazhar. Yordania:
Maktabah Al-Mannar.
At-Tirmidzi, Muhammad bin Isa. 1975. Sunan At-Tirmidzi. Mesir: Musthafa Al-Babi
Al-Halabi.
SYAMINAEdisi 03 / Februari 2018
26
Ath-Thabrani, Sulaiman bin Ahmad. 1985. Al-Mu’jam Ash-Shaghir. Beirut: Al-Maktab
Al-Islami.
Hanbal, Ahmad bin Muhammad. 1995. Musnad Al-Imam Ahmad bin Hanbal. Kairo:
Darul Hadits.
Ibnu Abi Syaibah, Abdullah bin Muhammad. 1997. Musnad Abi Syaibah. Riyadh: Dar
Al-Wathan.
Ibnu Hibban, Muhammad. 1993. Shahih Ibni Hibban. Beirut: Muassasah Ar-Risalah.
Ibnu Katsir, Ismail bin Umar. tt. An-Nihayah fi Al-Fitan wa Al-Malahim. Dar Al-
Hadits.
Ibnul Atsir, Al-Mubarak bin Muhammad. 1979. An-Nihayah fi Gharib Al-Hadits wa
Al-Atsar. Beirut: Maktabah Ilmiyyah.
Muslim, Abu Al-Hasan bin Al-Hajjaj. tt. Shahih Muslim. Beirut: Dar Ihya` At-Turats
Al-’Arabi.
Nuaim, Abu Abdullah bin Hammad Al-Marwazi. tt. Kitab Al-Fitan. Kairo: Maktabah
At-Tauhid.
top related