alasan anak prasekolah terkena diare
Post on 27-Feb-2018
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Alasan Anak Prasekolah Terkena Diare
1/7
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan hak asasimanusia dan salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai melalui menyelenggaraan
pembangunan kesehatan. Banyak hal di bidang kesehatan telah dicapai
melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan, namun bila menggunakan
sasaran strategis Kementerian Kesehatan yang harus dicapai tahun 2014 dan
target-target Millennium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai
tahun 2015 sebagai acuan, maka berbagai hal yang telah dicapai tersebut
kiranya masih memerlukan peningkatan yang luar biasa (Depkes, 2011).
Peningkatan derajat kesehatan dapat dicapai melalui perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) yaitu sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau
keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Kondisi sehat dapat dicapai
dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan
menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu, kesehatan
perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga
serta diperjuangkan oleh semua pihak (Depkes, 2012).
Salah satu indikator perilaku hidup bersih dan sehat yang belum berjalan
dengan baik didasarkan pada tingkat kematian dan kesakitan di dunia saat ini
masih tinggi, akibat penyakit-penyakit yang berkaitan dengan air. Sanitasi dan
perilaku hidup bersih dan sehat, seperti rendahnya kebiasaan cuci tangan pakai
sabun pada saat yang penting (Alkadri, 2008).
-
7/25/2019 Alasan Anak Prasekolah Terkena Diare
2/7
2
Setiap rumah memiliki sabun, namun partisipasi cuci tangan pakai sabun
sebelum beraktivitas amat rendah. Dalam kehidupan agama dan kesehatan
mengajarkan mencuci tangan sebelum makan, karena cuci tangan akan
mengurangi penyakit diare dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang
saat ini merupakan penyakit yang mematikan terutama bagi anak. Angka
kematian anak-anak di Indonesia mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup,
sedangkan angka kematian balita mencapai 46 dari 1000 kelahiran hidup dan
19% disebabkan karena diare (Depkes, 2007).
Tangan, terutama bagian telapak tangan dan jari-jari, adalah bagian dari tubuh
yang paling sering bersentuhan dengan benda-benda sehingga tangan menjadi
tempat melekatnya kuman atau sebagai media perpindahan kuman dari satu
tempat ke tempat lain. Tangan merupakan bagian tubuh manusia yang paling
sering berhubungan dengan mulut dan hidung secara langsung, sehingga
tangan menjadi salah satu penghantar utama masuknya kuman/
mikrorganisme penyebab penyakit ke dalam tubuh manusia. Mulut, menjadi
pintu masuk kuman ke dalam saluran pencernaan, sedangkan hidung menjadipintu masuk kuman ke dalam saluran pernafasan. Cuci tangan pakai sabun,
hinga saat ini masih belum merupakan kegiatan rutin di kalangan masyarakat,
bahkan di kalangan personil kesehatan sendiri, apalagi di kalangan anak-anak
(Zein, 2009).
Cuci tangan pakai sabun dapat menghilangkan sejumlah besar virus dan
bakteri yang menjadi penyebab berbagai penyakit, terutama penyakit yang
menyerang saluran cerna, seperti diare dan saluran nafas seperti Influenza.
Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun, namun
masih banyak yang tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan
benar pada saat yang penting. Hasil penelitian membuktikan, dengan
melakukan cuci tangan pakai sabun dengan bahan dan cara yang benar dan
saat yang tepat, akan menurunkan angka kejadian diare sebesar 47% dan
angka kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sebesar 30 % (Zein,
2009).
-
7/25/2019 Alasan Anak Prasekolah Terkena Diare
3/7
-
7/25/2019 Alasan Anak Prasekolah Terkena Diare
4/7
4
Sosialisasi kebiasaan cuci tangan dapat dilakukan dengan (1) menjelaskan
pentingnya cuci tangan pakai sabun; (2) mencuci tangan sambil bernyanyi;
(3) meletakkan wastafel di tempat yang terjangku oleh anak; (4) selalu
mengingatkan dan mengawasi anak (Johan, 2012).
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Batang tahun 2011 diketahui jumlah anak
usia 1-5 tahun yang menderita diare sebanyak 10.770 jiwa (Profil Puskesmas
Kandeman, 2011). Berdasarkan data penyakit penyerta yang berkaitan dengan
praktik cuci tangan yaitu penyakit ISPA pada balita sebanyak 4146 balita
(2010), 2.915 balita (2011) dan 3761 balita (2012), penyakit kulit terdiri dari
981 balita (2010), 865 balita (2011) dan 694 balita (2012), sedangkan
penyakit diare diketahui 981 balita (2010), 865 balita (2011) dan 1164 balia
(2012) (SP3 Puskesmas Kandeman, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan jumlah penderita diare pada balita dari tahun ke tahun di
wilayah Puskesmas Kandeman
Desa Tegalsari merupakan salah satu desa di wilayah Puskesmas Kandeman
dengan kejadian diare pada usia balita yang mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Jumlah kejadian diare tahun 2010 sebesar 16,63% dan tahun
2011 sebesar 34,25% dan tahun 2012 sebesar 35,1% (Profil Desa Tegalsari,
2012). Berbagai upaya sudah dilakukan oleh Puskesmas Kandeman untuk
mengurangi angka kejadian diare pada anak pra sekolah seperti memberikan
pendidikan kesehatan tentang cuci tangan pada sekolah-sekolah, namun
hasilnya belum optimal.
Berdasarkan studi pendahuluan terhadap 10 balita yang sekolah di Taman
Kanak-kanak di Desa Tegalsari diketahui 6 orang (60%) balita mempunyai
praktik cuci tangan yang kurang baik seperti tidak membasuh tangan dengan
sabun karena di rumah tidak diajarkan cara mencuci tangan dengan sabun dan
4 orang (40%) dengan praktik cuci tangan yang baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Hubungan Sosialisasi Kebiasaan Cuci Tangan dalam
-
7/25/2019 Alasan Anak Prasekolah Terkena Diare
5/7
5
Keluarga dengan Praktik Cuci Tangan pada Anak Pra Sekolah di Taman
Kanak-kanak Desa Tegalsari Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah adalah Apakah
ada hubungan sosialisasi kebiasaan cuci tangan dalam keluarga dengan praktik
cuci tangan pada anak pra sekolah di Taman Kanak-kanak Desa Tegalsari
Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang?
C.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan sosialisasi kebiasaan cuci tangan dalam
keluarga dengan praktik cuci tangan pada anak pra sekolah di Taman
Kanak-kanak Desa Tegalsari Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan sosialisasi kebiasaan cuci tangan dalam keluarga
pada anak pra sekolah di Taman Kanak-kanak Desa Tegalsari
Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang.
b.
Mendeskripsikan praktik cuci tangan pada anak pra sekolah di Taman
Kanak-kanak Desa Tegalsari Kecamatan Kandeman Kabupaten
Batang.
c. Menganalisis hubungan sosialisasi kebiasaan cuci tangan dalam
keluarga dengan praktik cuci tangan pada anak pra sekolah di Taman
Kanak-kanak Desa Tegalsari Kecamatan Kandeman Kabupaten
Batang.
-
7/25/2019 Alasan Anak Prasekolah Terkena Diare
6/7
6
D. Manfaat Penelitian
1.
Bagi Dinas Kesehatan
Memberikan informasi praktik cuci tangan pada anak pra sekolah
sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam menyusun program
penyuluhan tentang cuci tangan pada orang tua .
2. Bagi Profesi
Dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam melaksanakan program
penyuluhan cuci tangan pada keluarga yang mempunyai anak pra sekolah
di wilayah Puskesmas Kandeman.
3. Bagi Responden
Dapat dijadikan menambah informasi tentang pentingnya cuci tangan pada
anak pra sekolah, sebagai upaya untuk mencegah kejadian diare.
E.
Bidang Ilmu Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam lingkup keperawatan komunitas.
-
7/25/2019 Alasan Anak Prasekolah Terkena Diare
7/7
7
F. Keaslian Penelitian
Judul &Peneliti
JenisPenelitian
PengambilanSampel
AnalisaData
Hasil Penelitian
Hubungan
AntaraPerilakuMencuci
TangandenganKejadian
Diare padaAnak Usia 6-12 Tahun di
DusunWatugel, DesaMulyoarjo,
KecamatanLawang,Kabupaten
MalangAnita Anggoro(2009)
Studi analitik
observasionaldenganpendekatan
cross sectional
Cluster
random
samplingJumlah
sampel 91responden
Chi squre Hasil uji penelitian
diketahui tidak adahubungan antara perilakumencuci tangan dengan
kejadian diare pada anakusia 6-12 tahun di DusunWatugel, Desa
Mulyoarjo, KecamatanLawang, KabupatenMalang
HubunganPengetahuanKeluarga
Tentang CuciTangandengan
KejadianDiare di RT 06RW 01 Menur
PumpunganSurabayaOleh Syafrial
RanggaPermana
(2011).
Analitikdengan crosssectional
Simple
random
sampling
sebanyak 48orang.
Korelasi
sperman
rank
Hasil penelitianmenunjukkanmenunjukkan=0,000
top related