aldi ryan yudistira-fdk.pdf
Post on 04-Feb-2017
285 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MANAJEMEN STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI ANAK
YAYASAN RUMAH YATIM AR-ROHMAN INDONESIA PAMULANG, TANGERANG SELATAN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh Aldi Ryan Yudistira NIM: 109054100004
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1434 H./2014 M.
i
ABSTRAK
ALDI RYAN YUDISTIRA Manajemen Strategi Pengembangan Potensi Anak Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan. Anak adalah anugerah dan setiap anak dilahirkan dalam kondisi “cerdas”. Selain itu anak adalah generasi penerus dan pewaris cita-cita perjuangan bangsa yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan pembangunan. Untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, anak mempunyai hak dan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Kenyataannya saat ini masih banyak anak yang belum terpenuhi hak dan kebutuhannya, salah satu faktor penyebabnya adalah kemiskinan. Untuk itu dibentuklah organisasi pemerintah dan non-pemerintah untuk mengatasi masalah ini. salah satu organisasi non-pemerintahnya adalah Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia. Tujuan dari didirikannya Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia adalah untuk mengelola anak yatim dan dhuafa supaya memiliki kesempatan yang sama untuk meraih masa depan yang lebih gemilang. Untuk mencapai tujuan dibutuhkan proses pengelolaan strategi. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana manajemen strategi yang dilakukan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia dalam mengembangkan potensi diri anak asuhnya dan hasilnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Dalam melakukan analisa data, penulis menggunakan analisis deskriptif, sehingga dapat dijabarkan dengan jelas bagaimana Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia melakukan proses manajemen strategi untuk mengembangkan potesi anak dan hasil yang diperoleh setelah melakukan manajemen strategi.
Melalui hasil penelitian diketahui bahwa Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia belum melakukan manajemen strategi secara tertulis tetapi dalam mencapai tujuannya melakukan proses manajemen strategi. Ada 3 tahap dalam manajemen strategi yaitu perumusan strategi yaitu perencanaan awal yang dilakukan berdasarkan misi dengan menggunakan analisis SWOT diketahui kekurangan dan ancaman organisasi adalah banyaknya anak asuh, jumlah tenaga kerja yang minim dan kurangnya pengawasan. Kemudian merencanakan rencana jangka panjang sehingga menghasilkan program seperti yatim apartemen, smart scholarship dan school of life. Selanjutnya tahap implementasi yaitu pelaksanaan dari program yang sudah dirumuskan dengan melibatkan staf-staf yang ada di asrama. Mereka bekerja sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing. Terakhir tahap evaluasi strategi, evaluasi dilakukan dalam kurun waktu satu bulan dan satu tahun oleh kepala asrama dengan manajer area yang menghasilkan tujuan yang sudah tercapai dan tujuan yang belum tercapai. Hasil evaluasi berubah setiap tahunnya sesuai dengan faktor internal dan eksternal. Hasil dari proses manajemen strategi dalam mengembangkan potensi diri yang dilakukan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia adalah kembalinya hak-hak yang dimiliki anak seperti hak mendapatkan pendidikan dan hak mendapatkan kehidupan lebih baik. Bartambahnya ilmu pengetahuan dan meningkatnya keterampilan diri anak asuh.
ii
KATA PENGANTAR
Hanya ucapan alhamdulillahi rabbil alamin yang tiada terkira penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Besar, Maha Pengasih dan Maha
Penentu Segalanya karena dengan kasih sayangNya, ridhoNya, kebesaranNya
telah memberikan kelancaran serta kemudahan bagi penulis untuk menyelesaikan
skripsi dengan judul “Manajemen Strategi Pengembangan Potensi Anak
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang
Selatan”.
Skripsi ini penulis persembahkan teruntuk kedua orang tua tercinta, papa
Soleh Idris dan mama Eni Rochiana yang senantiasa ada, selalu menemani,
mendoakan, mendukung dan menerima segala yang telah, sedang dan akan
penulis lakukan. Capek, stress, mumet, pusing, males, tidak berarti jika mengingat
semua kasih sayang papa dan mama. Sekarang tiba waktunya bagi penulis untuk
melakukan apapun demi kebahagiaan papa dan mama, meski tidak akan pernah
terbayarkan. Sebagai langkah awal, inilah hasil didikan bijaksana papa dan mama
selama ini kepada penulis dalam bentuk prestasi akademik. Semoga papa dan
mama bangga dan bahagia.
Banyak kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi ini
menjadi mudah sekali dilalui berkat kemudahan dari orang-orang baik hati
disekitar penulis. Doa, dorongan, bimbingan serta bantuan yang diberikan
sungguh sangat berarti bagi penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang dalam kepada:
iii
1. Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA dan segenap
civitas akademik UIN Jakarta yang telah menyediakan fasilitas dan wadah
bagi penulis dan kawan-kawan mahasiswa untuk mengembangkan potensi
diri.
2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Arief Subhan,
M.Ag beserta jajaran Pudek-Pudek Fakultas atas keramahan, perhatian,
teguran, nasihat, bimbingan daan ketidak terbatasan pelimpahan ilmunya
kepada penulis selama 4 (empat) tahun kuliah di UIN Jakarta.
3. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Kesejahteraan Sosial,
Siti Napsiyah, MSW dan Ahmad Zaky, M.Si.
4. Budi Rahman Hakim, MSW, selaku dosen pembimbing akademik dan
dosen pembimbing skripsi penulis atas keseluruhan masukan dan
arahannya yang simple dan lugas.
5. Dosen-dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial tercinta dan favorit
selama kuliah di UIN Jakarta yang telah banyak membantu sehingga
penulis bisa seperti sekarang ini.
6. Kepala Asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-Rohman Indonesia Pamulang,
Tangerang Selatan beserta staf-staf yang dengan tangan terbuka telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian tentang lembaganya.
7. Kepada segenap keluarga besar penulis, Uti “atas do’a tulus dan
nasihatnya”, Mbak Nia thanks udah support dana dalam terbitnya skripsi
penulis dan do’a yang tulus. Pakde Anas, Om Nunus, Om Dadan, Bude
Siti, Bude Ida, Om Dolly, Tante Ely yang tanpa pamrih selalu tulus
mendoakan serta membantu pengerjaan skripsi ini agar cepat selesai.
iv
8. Bang Gozali Nasution yang selalu memberi masukan dalam perbaikan
skripsi penulis dan terima kasih sudah menjadi pembimbing kedua buat
penulis.
9. Dan terakhir juga yang terpenting , untuk semua sahabat-sahabat KESSOS
angkatan 2009 terbaik, terhebat, terheboh yang menemani, membantu
kapanpun, apapun dan dimana aja dan dalam keadaan yang bagaimana
pun selalu memberikan kenangan indah persahabatan, kebersamaan,
terima kasih!
Akhirnya, masukan saran dan kritik semoga memberikan tambahan ilmu
yang berharga bagi penulis untuk terus belajar dan memperbaiki diri dalam
mengamplikasikan ilmu yang didapat.
Jakarta, 21 April 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………... i
KATA PENGANTAR ……………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………... v
DAFTAR TABEL ………………………………………………… viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …..……………………….. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ……..……………… 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……..……………… 8
1. Tujuan Penelitian ………..……………………… 8
2. Manfaat Penelitian ……………………………… 9
D. Metodologi Peneliian ………..……………………… 9
E. Pedoman Penulisan Skripsi ….……………………… 16
F. Tinjauan Kepustakaan ……….……………………… 16
G. Sistematika Penulisan ………..……………………… 17
BAB II LANDASAN TEORI
A. Manajemen Strategi ….……………………………… 19
1. Perumusan Strategi ……..……………………….. 21
2. Implementasi Strategi …….……………………… 22
3. Evaluasi Strategi ….……………………………… 23
vi
B. Organisasi ……………………………………………. 23
C. Perkembangan Anak ….……………………………… 27
D. Faktor-faktor Perkembangan Anak …..……………… 30
1. Faktor Hereditas/Keturunan ……...……………… 30
2. Faktor Lingkungan ……………………………… 32
E. Potensi Diri …..………………………………………. 36
F. Ruang Lingkup Potensi Diri …………………………. 42
1. Kognitif …..……………………………………… 42
2. Emosi ……..……………………………………… 45
3. Spiritual …………………………………………… 50
4. Keterampilan ……………………………………… 52
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN RUMAH YATIM AR-ROHMAN
INDONESIA PAMULANG, TANGERANG SELATAN
A. Sejarah Berdirinya Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan …………..…. 55
B. Visi dan Misi Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan …......……… 59
C. Struktur Kepengurusan Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan ….... 60
1. Struktur Kepengurusan Pusat …….……………… 60
2. Struktur Kepengurusan Asrama …..……………… 62
D. Asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
Pamulang, Tangerang Selatan …...……...…………… 62
vii
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Manajemen strategi pengembangan potensi anak
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
Pamulang, Tangerang Selatan ……………………….. 65
1. Perumusan Strategi ……………………………… 66
2. Implementasi Strategi …….……………………… 75
3. Evaluasi Strategi ….……………………………… 81
B. Hasil yang dicapai dari manajemen strategi
pengembangan potensi anak yang dilaksanakan
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
Pamulang, Tangerang Selatan …...…………………... 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .…..……………………………………… 86
B. Saran ….……………………………………………… 89
DAFTAR PUSTAKA ……….……………………………………… 91
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
1. Table 1.1 Data Informan 12
2. Table 2.1 Tipologi Organisasi Pelayanan Manusia 27
3. Table 3.1 Struktur Kepengurusan Asrama 62
4. Table 4.1 Jadwal Tugas Harian 77
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak merupakan anugerah dan setiap anak dilahirkan dalam kondisi
“cerdas”. Kunci sukses dari seorang anak adalah ketika ia dapat menjadi
sesuai dengan potensi dan bakatnya, bukan berdasarkan apa kata orang tua
maupun lingkungannya. Selain itu anak adalah generasi penerus dan pewaris
cita-cita perjuangan bangsa yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan
pembangunan. Untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, anak
mempunyai hak dan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi seperti
mendapatkan makanan yang bergizi, pendidikan, kesehatan, bermain,
kebutuhan emosional, pengembangan spiritual serta memerlukan lingkungan
keluarga dan lingkungan sosial yang mendukung bagi berlangsungnya tumbuh
kembang hidupnya.1 Menurut Undang-undang tentang perlindungan anak
tahun 2002, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)
tahun, termasuk anak yang masih didalam kandungan.2 Didalam undang-
undang tentang perlindungan anak tahun 2002 dijelaskan juga bahwa anak
adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa,
memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin
kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan.
1 Direktorat Jendral Bina Kesejahteraan Sosial dan Direktorat Kesejahteraan Anak,
Keluarga dan Lanjut Usia, Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan, (Jakarta: Departemen sosial RI, 1999), h. 1.
2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
2
Namun kenyataan saat ini bahwa banyak anak-anak yang belum
mendapatkan haknya. Itu dapat dilihat dari banyak anak-anak yang hidup di
jalan, tumbuh dan berkembang di lingkungan yang kurang baik untuk mereka.
Menurut laporan pusat penelitian kesejahteraan (puslikes) Universitas Katolik
Atma jaya, tahun 2001 jumlah anak-anak jalanan di Indonesia tercatat
sebanyak 50.000 anak. Kebanyakan dari mereka hidup dalam lingkungan
masyarakat urban (Street Childern In Urban Environment) dan tidak memiliki
tempat tinggal (Homeless Street Childern).3 Hingga saat ini jumlah anak
jalanan semakin meningkat setiap tahunnya. Untuk mencapai
kesejahteraannya, hak-hak anak harus terpenuhi akan tetapi beberapa anak ada
yang tidak beruntung untuk mendapatkan kesejahteraannya, hal ini
dikarenakan kemiskinan dan tidak adanya orang tua sebagai tumpuan hidup.
Kesejahteraan anak merupakan bagian dari kesejahteraan sosial, oleh sebab itu
hak-hak anak harus dipenuhi agar kesejahteraan mereka tercapai.
Kemiskinan menjadi salah satu faktor tidak terpenuhinya hak anak dan
menjadi penyebab meningkatnya anak jalanan di Indonesia. Untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, orang tua membiarkan anaknya bekerja mencari uang
sehingga menjadikan anak sebagai objek eksploitasi ekonomi. Sehingga
membuat anak-anak yang bekerja di jalanan tidak lagi sempat memikirkan
pendidikan, tetapi hanya memikirkan kebutuhan ekonomi untuk diri dan
keluarganya.
Melalui pendidikan baik formal maupun informal dapat
mengembangkan potensi diri dan akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan
3 Direktorat Jendral Bina Kesejahteraan Sosial dan Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan, (Jakarta: Departemen sosial RI, 1999), h. 3.
3
hidupnya. Pengertian potensi menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah
kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang,
namun belum digunakan secara maksimal.4 Pengembangan potensi dalam diri
anak sangatlah penting, agar keberhasilan dan keahlian yang mereka miliki
dapat dirasakan oleh dirinya maupun orang lain. Untuk mengembangkan
potensi diri tersebut, anak harus mempunyai rasa percaya diri dan dapat
berinteraksi dengan lingkungannya.
Pendidikan formal seperti di sekolah merupakan langkah tepat untuk
mengembangkan potensi anak. Tahun 2013 ini pemerintah melalui
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tengah berupaya meningkatkan mutu
dan kualitas pendidikan di Indonesia melalui program Pendidikan Menengah
Universal (PMU), atau yang dikenal dengan ‘rintisan wajib belajar 12 tahun’.5
Program PMU merupakan lanjutan dari wajib belajar 9 tahun yang telah
dijalankan.
Kelebihan dari program PMU ini diharapkan dapat meningkatkan
angka partisipasi pendidikan dasar dan memperbaiki komposisi SMA dan
SMK. Sedangkan kekurangannya adalah masih sedikitnya jumlah pengajar
khususnya pengajar SMK. Pada tahun 2012 Indonesia kekurangan 40.000
guru kejuruan, sehingga jika program PMU dijalankan pada tahun 2013
kekurangan guru kejuruan akan bertambah 15.000 guru kejuruan lagi.6 Pada
tahun 2011 pemerintah telah mengeluarkan anggaran pendidikan mencapai Rp
4 Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1982), h.
766. 5 Susi Wulandari, “Wajib Belajar 12 Tahun,” artikel diakses pada tanggal 15-5-2013
pukul 16.05 WIB dari http://haluankepri.com/opini-/41790-wajib-belajar-12-tahun.html 6 Wulandari, “Wajib Belajar 12 Tahun,”
4
266,9 triliun. Tahun 2012 meningkat menjadi Rp 310,8 triliun dan tahun ini
anggaran pendidikan direncanakan mencapai Rp 331,8 triliun atau meningkat
6,7 persen.7
Namun kenyataannya saat ini masih banyak anak-anak yang belum
bisa mendapatkan pendidikan di sekolah karena hambatan biaya sekolah yang
saat ini semakin mahal setiap tahunnya. Bagaimana mereka dapat bersekolah
dan mendapatkan pendidikan yang layak bila mereka harus dihadapkan
dengan kebutuhan ekonomi keluarganya yang seharusnya menjadi tanggung
jawab orang tua.
Ada pun upaya yang dilakukan pemerintah dalam menyelamatkan
anak-anak yang kurang beruntung dalam mendapatkan kesejahteraan yaitu
dengan memberikan pendidikan yang baik dan mengembangkan potensi diri
dengan cara membangun sekolah gratis untuk anak yang kurang mampu.
Pemerintah pusat tahun 2013 ini sedang melakukan program perbaikan
gedung Sekolah Dasar guna mendukung semua aktifitas belajar mengajar.
Hampir disetiap daerah saat ini gedung-gedung Sekolah Dasar mengalami
perbaikan. Pemerintah akan membangun 216 unit sekolah baru dan lebih dari
4.550 ruang kelas baru untuk SMA/SMK/SMLB.8
Selain itu pada tahun 2013 DKI Jakarta mengeluarkan program Kartu
Jakarta Pintar yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Kartu ini
akan diberikan kepada siswa dari keluarga tidak mampu untuk tetap dapat
bersekolah. Berdasarkan data Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS)
per 13 Maret 2013 jumlah siswa di DKI Jakarta yang berasal dari keluarga
7 Wulandari, “Wajib Belajar 12 Tahun,” 8 Wulandari, “Wajib Belajar 12 Tahun,”
5
tidak mampu ada sebanyak 104.551 siswa. Sedangkan siswa tidak mampu
yang tidak terdata PPLS ada sebanyak 105.076 siswa.9 Disamping itu melihat
kenyataan bahwa banyak anak-anak yang kurang mampu dalam mendapatkan
pendidikan karena keterbatasan ekonomi dan kehilangan orang tua,
pemerintah membangun panti sosial. panti sosial adalah lembaga yang yang
dibentuk, dibangun dan menjadi tanggung jawab pemerintah.
Pelayanan sosial anak seperti panti merupakan pilihan terakhir apabila
keluarga atau masyarakat tidak dapat mengasuh anak dengan baik. Kegiatan
pelayanan anak merupakan kegiatan pelayanan tambahan atau pengganti dari
asuhan dan pengawasan orang tua. Hal ini mempunyai tujuan melindungi dan
memajukan kesejahteraan anak.
Melihat masalah ini Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial anak yatim dan dhuafa
dengan mengelola dan mengembangkan potensi diri anak.10 Anak-anak yang
berada di dalam yayasan adalah anak-anak yang sudah tidak memiliki orang
tua baik ayah, ibu atau keduanya dan anak-anak yang orang tuanya tidak
mampu untuk membimbing, mengasuh dan memberi pendidikan yang baik
untuk anak mereka.
Maka dari itu anak diserahkan kepada pihak yayasan oleh orang tua
atau keluarga agar kehidupan anak-anak terjamin dalam bidang pendidikan
formal maupun informal. Di yayasan, anak-anak tinggal bersama dengan
beberapa beberapa staf di dalam asrama. Anak yang dapat tinggal di yayasan
9 Lenny Tristia Tambun, “Dinas Pendidikan DKI luncurkan Kartu Jakarta Pintar,”
diakses pada 15-5-2013 pada pukul 16.20 dari http://www.beritasatu.com/megapolitan/102693-april-disdik-dki-luncurkan-81-ribu-kjp.html
10 Brosur, Tentang Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia , April 2013.
6
antara umur 4 hingga 18 tahun hingga lulus Sekolah Menengah Atas. Selama
tinggal di asrama anak diberikan kehidupan yang layak dengan di berikan
tempat istirahat yang nyaman dan diberikan makanan dengan asupan gizi 4
sehat 5 sempurna sehari 3 kali.
Selain pendidikan formal anak-anak juga diberikan pendidikan
informal seperti bimbingan belajar intensif, kursus bahasa asing, kursus
automotif dan kursus akunting. Selain itu ada keterampilan yang di berikan
kepada anak-anak sesuai dengan potensi dan minat seperti keterampilan lukis,
paduan suara, kaligrafi, dan seni peran.
Pendidikan agama juga menjadi bagian dari proses pengembangan
potensi anak. Pendidikan agama yang diberikan seperti pendidikan Diniah,
Tahfiz, Tahsin dan Qiro’at. Semua itu diberikan kepada anak-anak yang
tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia yang tersebar
di 13 kota di seluruh Indonesia. Asrama putri dan asrama putra tidak di
satukan kedalam satu tempat tetapi di pisahkan. Jumlah anak asuh yang ada di
setiap asrama maksimal 15 orang.
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia cabang Pamulang,
Tangerang Selatan adalah salah satu asrama perempuan cabang wilayah
Banten. Anak-anak yang tinggal di asrama Pamulang ini rata-rata berumur 8
sampai 16 tahun. Program-program yang ada di asrama Pamulang telah
membangun potensi anak asuh terlihat dari banyaknya piala dan piagam yang
tersusun rapih di etalase ruang front office Terdiri dari Juara lomba Tahfiz se
Tangerang Selalatan, juara umum lomba menggambar dan mewarnai, dan
juara lomba lari putri 100 meter.
7
Membangun strategi pengembangan potensi anak disebuah lembaga
harus memiliki efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Sedangkan efektivitas adalah
merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang
tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.11
Dengan begitu, ternyata dalam mengembangkan potensi anak yatim
dan dhuafa yang menghasilkan banyak penghargaan berupa piala atau piagam
baik secara akademis maupun non-akademis, yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia tidak serta merta mendidik dan mengembangkan potensi
anak. Banyak cara dan upaya yang dilakukan untuk mengelola yayasan seperti
mencari strategi yang tepat sehingga menghasilkan program-program untuk
mengembangkan potensi anak demi mencerdaskan anak-anak yatim dan
dhuafa.
Berdasarkan uraian di atas, akhirnya yang menjadikan penulis tertarik
untuk mengambil judul: “Manajemen Strategi Pengembangan Potensi
Anak Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang,
Tangerang Selatan”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan melakukan
penelitian yang berfokus pada proses manajemen strategi guna
11 T. Hani Handoko. Manajemen ( Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1999), Cet ke-2, h. 7.
8
meningkankan potensi anak yang berada di yayasan rumah yatim ar-
rohman Indonesia Pamulang,Tengerang Selatan.
2. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah tersebut dapat dilihat sejumlah masalah yang
memungkinkan dapat dijelaskan dalam penulisan skripsi ini. Penulis akan
merumuskan dalam permasalahan diantaranya:
1) Bagaimana manajemen strategi pengembangan potensi anak di
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang
Selatan?
2) Bagaimana hasil yang dicapai dari manajemen strategi pengembangan
potensi anak yang dilaksanakan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setelah memahami permasalahan yang diteliti, ada beberapa tujuan
dan manfaat yang hendak dicapai.
1. Tujuan Penelitian
1) Mendeskripsikan manajemen strategi pengembangan potensi anak
yang dilaksanakan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
Pamulang, Tangerang Selatan.
2) Mendeskripsikan hasil yang dicapai dari manajemen startegi
pengembangan potensi anak yang dilaksanakan Yayasan Rumah Yatim
Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan.
9
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
1) Untuk menambah wawasan keilmuwan bagi mahasiswa
kesejahteraan sosial.
2) Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan
penelitian serupa dimasa yang akan datang.
3) Hasil penelitian ini diharapkan kiranya dapat menjadi dokumen
perguruan tinggi yang berguna untuk menjadi rujukan bagi
lembaga yang konsentrasinya pada studi pengembangan potensi
anak.
b. Manfaat Praktis
1) Bahan Masukan bagi instansi dalam hal ini Yayasan Rumah Yatim
Ar-rohman Indonesia untuk mengembangkan potensi anak.
2) Sebagai bahan masukan untuk orangtua dalam mengembangkan
potensi anak agar dapat meningkatkat kesejahteraan dan kualitas
hidup.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses manajemen
strategi dalam meningkatkan potensi yang ada didalam anak asuh yayasan
rumah yatim ar-rohman Indonesia. Pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian ini memakai pendekatann kualitatif. Kualitatif adalah metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah.
10
Pendekatan kualaitatif ini peneliti gunakan dengan beberapa
pertimbangan, yaitu pendekatan kualitatif bersifat luwes, tidak lazim
dalam mendefinisikan suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi
perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar,
menarik dan unik bermakna dilapangan.12
2. Jenis Penelitian
Melalui pendekatan kualitatif ini penulis berharap dapat
menggambarkan dan menganalisis bagaimana proses Yayasan Rumah
Yatim Ar-rohman Indonesia dalam melakukan manajemen strategi
pengembangan potensi anak dan hasil yang didapat oleh anak-anak asuh di
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang
Selatan. Karena itulah, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
yaitu untuk melihat proses manajemen strategi pengembangan potensi
anak.
Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang
tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial
atau hubungan antara fenomena yang diuji. Dalam penelitian ini, peneliti
telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan
menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi yang
dibutuhkan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan
gambaran akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme
sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam
bentuk verbal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan,
12 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Grafindo Persada,
2003), Cet. Ke-2, h. 39.
11
menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek
penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk
menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian. 13
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan. Pemilihan lokasi tersebut
didasari oleh adanya keingintahuan penulis terhadap bagaimana Yayasan
Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia menjalankan proses manajemen
strategi pengembangan potensi anak dan juga sebagai penambahan dan
wawasan penulis dalam memahami pengembangan potensi anak. Waktu
Penelitian dimulai bulan April 2013 s/d April 2014.
4. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian
Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif teknik pemilihan
informan dalam penelitian ini adalah purposive (bertujuan) sampling yang
memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyeleksi informan yang
sesuai dengan tujuan penelitian. Karena purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling
tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa
sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang
diteliti.14 Yang penting disini bukan jumlah informan melainkan potensi
13 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-5 h.
69. 14 Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, Agustus
2009), Cet-ke 5, h. 54.
12
dari setiap kasus untuk memberikan pemahaman teoritis yang lebih baik
mengenai aspek yang dipelajari.
Informan yang akan di pilih ada beberapa jenis informan yang
digunakan dalam penelitian ini. Masing-masing informan memiliki kriteria
tersendiri. Informan terdiri dari:
a. Manajer Area Jakarta, Tangerang dan Lampung
b. Kepala Asrama Pamulang
c. Staf bidang Pendidikan dan Kesehatan
d. Anak asuh asrama yayasan rumah yatim Pamulang
Informan Jumlah
Manajer Area Jakarta,Tangerang dan Lampung 1 Orang
Kepala Asrama Pamulang 1 Orang
Staf bidang pendidikan dan kesehatan 1 Orang
Anak asuh asrama yayasan rumah yatim pamulang 3 Orang
Tabel 1.1 Data Informan
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh
sebuah keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
13
(guide) wawancara.15 Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan
dengan menggunakan pedoman wawancara.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan
interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga
menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan
tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian
interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan
dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus
menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara
berlangsung.
Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang
menjadi kekuatan metode wawancara :
a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan
yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh
interviewer dengan memberikan penjelasan.
b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing
individu.
c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain
sudah tidak dapat dilakukan.
Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara
juga memiliki kelemahan, yaitu :
a. Rentan terhadap penyimpangan yang ditimbulkan oleh kontruksi
pertanyaan yang penyusunanya kurang baik.
15 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kulitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005), h.
134.
14
b. Rentan terhadap terhadap penyimpangan yang ditimbulkan oleh
respon yang kurang sesuai.
c. Penggalian informasi yang kurang baik menyebabkan hasil
penelitian menjadi kurang akurat.
d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin
didengar oleh interviwer.16
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan dari sumber data, dalam hal ini
peneliti datang ketempat yang diamati, tetapi tidak ikut dalam kegiatan
tersebut, tetapi melakukan pengamatan langsung bagaimana
manajemen strategi pengembangan potensi anak di Yayasan Rumah
Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan. Dan yang
ingin didapatkan dari observasinya adalah memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh hasil yang
menyeluruh, memperoleh pengalaman langsung, sehingga
memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak
dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya, dan memperoleh
kesan-kesan pribadi, dan situasi sosial yang diteliti. 17
c. Studi Kepustakaan
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Studi dokumen merupakan perlengkapan dari pengguna metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen yang
16 Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. Ke-3, h.
68 17 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-5, h.
64.
15
dimaksud seperti literature, buku-buku, diktat, dan jurnal yang
berhubungan dengan keperluan penelitian mengenai manajemen
strategi Yayasan Rumah Yatim Ar-Rohman Indonesia Maksud
pengumpulan dokumen ialah untuk memperoleh kejadian nyata
tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subjek
penelitian.18
6. Teknik Analisa Data
Sesuai dengan subjek penelitian, maka hal tersebut akan
dikemukakan disini, menurut Bogdan bahwa analisa data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.19
7. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data adalah data yang diperoleh, data yang telah teruji
dan valid, dalam hal ini peneliti menulis keabsahan data diujikan lewat
diskusi atau sharing terhadap teman sejawat, referensi teori dan melihat
realitas social serta tentang isu-isu yang sedang berkembang, oleh karena
itu peneliti melakukan perbaikan-perbaikan untuk mendapatkan data-data
yang relevan. Dan teknik untuk keabsahan data dengan triangulasi sumber
18 Heribertus B. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif: Metodologi penelitian untuk
Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya, (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1996), h. 36. 19 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV.Alfabeta, Agustus 2009),
Cet-ke 5, h. 88.
16
berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan
teknik yang sama. Sebagai gambaran atas data yang telah dikumpulkan
dari sumber yang berbeda sebagai cara perbandingan data yang didapat
dari observasi dan wawancara.20 Penulis melakukan wawancara dari
informan yang satu ke informan yang lain, dan melakukan wawancara
terhadap hasil dari observasi.
E. Pedoman Penulisan Skripsi
Untuk tujuan mempermudah, teknik penulisan yang dilakukan dalam
skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis,
dan Disertasi) yang disusun oleh tim UIN Jakarta Press. Cet. Ke 2, April 2007.
F. Tinjauan Pustaka
Penulis telah melihat banyak skripsi yang membahas tentang
organisasi di perpustakaan UIN Jakarta. Kebanyakan penelitian tentang
organisasi yang berfokus pada manajemen program yang ada di dalam
organisasi sedangkan pembahasan mengenai manajemen keorganisasian itu
sendiri tidak banyak. Seperti skripsi milik Tri Sulis Handayani NIM
106053002019, mahasiswi MD lulusan 2010, yang mengangkat tentang
Manajemen Yayasan Baitul Hikmah El Nusa (YBHE) Dalam Menjalankan
Program Unggulan Beasiswa Terpadu (BEST).
Perbedaan antara penelitian milik Tri Sulis Handayani dengan
penelitian penulis dapat terlihat pada hasil akhir analisis skripsi. Skripsi milik
20 Ibid, h. 83
17
Tri Sulis Handayani seputar manajemen program yang dilaksanakan Yayasan
Baitul Hikmah El Nusa khususnya dalam analisis planning, organizing,
actuating dan controlling. Sedangkan pada skripsi penulis, hasil analisis
penelitian menjabarkan bagaimana seperangkat proses kemanajemenan
Yayasan Rumah Yatim Ar-Rohman Indonesia dalam meningkatkan dan
mengembangkan potensi anak asuh yayasan dengan strategi-strateginya.
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis merangkum dalam beberapa bab,
antara lain:
BAB I Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, pedoman penulisan skrisi, tinjauan kepustakaan,
sistematika penulisan.
BAB II Kerangka teori, meliputi: manajemen strategi, organisasi,
perkembangan anak, faktor-faktor perkembangan anak, potensi
diri, ruang lingkup potensi diri.
BAB III Gambaran umum Yayasan Rumah Yatim Ar-Rohman
Indonesia, meliputi: sejarah berdirinya yayasan rumah yatim ar-
rohman indonesia, visi misi yayasan rumah yatim ar-rohman
Indonesia, struktur kepengurusan yayasan rumah yatim ar-rohman,
asrama yayasan rumah yatim ar-rohman Indonesia.
18
BAB IV Analisis hasil penelitian, meliputi: strategi pengembangan potensi
anak di yayasan rumah yatim ar-rohman Indonesia dan hasil yang
dicapai dari strategi pengembangan potensi anak.
BAB V Penutup, meliputi: kesimpulan dan saran-saran.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajamen Strategi
Setiap manusia didalam perjalan hidupnya selalu akan menjadi
anggota dari beberapa macam organisasi. Setiap organisasi memiliki kegiatan
dimana kegiatan yang dilakukan memerlukan pengelolahan atau manajemen
dan strategi didalamnya. Salah satu kegiatan organisasi yang membutuhkan
pengelolaan dan pemilihan strategi adalah dalam pelayanan kemanusiaan.
Organisasi yang melakukan pelayanan kemanusian atau yang dikenal dengan
Human Service Organization (HSO) adalah lembaga yang berusaha
meningkatkan kondisi kehidupan yang sejahtera dimana di dalam ilmu
kesejahteraan sosial usaha tersebut dilakukan oleh profesi yang dikenal
pekerjaan sosial (peksos). Sesuai dengan usaha yang dilakukan organisasi
digolongkan menjadi 3 golongan yaitu, pencegahan (preventif), pengobatan
(kuratif) dan perawatan (rehabilitasi).
Istilah manajemen berasal dari kata management (bahasa Inggris),
turunan dari kata “ to manage” yang artinya mengurus atau tata laksana atau
ketata laksanaan. Sehingga manajemen dapat diartikan bagaimana cara
manajer (orangnya) mengatur, membimbing dan memimpin pegawai atau
20
pekerja agar usaha yang sedang digarap dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.21
Manajemen menurut James A.F. Stoner adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Mary
Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Mendefinisikan manajemen sebagai seni
mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau keterampilan suatu
pribadi, sedangkan dari pengertian sebelumnya yang mendefinisikan
manajemen sebagai proses mengandung arti bahwa hal itu adalah cara
sistematis untuk melakukan pekerjaan.22
Luther Gulick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu
pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami
mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan
membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Menurut
Gulick mendifiniskan manajemen sebagai bidang ilmu pengetahuan karena
telah dipelajari untuk waktu yang lama dan telah di organisasi menjadi suatu
rangkaian teori.23
Sedangkan strategi adalah cara untuk mencapai sasaran jangka
panjang. Sasaran dapat ditentukan sebagai hasil spesifik yang ingin dicapai
sebuah organisasi dengan melakukan misi dasarnya. Sasaran sangat diperlukan
karena dapat menentukan arah, membantu dalam evaluasi, menciptakan
21 Hani Handoko. Manajemen, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1999), h. 3. 22 Ibid, h. 8. 23 Ibid, h. 11.
21
sinergi, mengungkapkan prioritas, memfokuskan koordinasi dan menyediakan
perencanaan secara efektif.24
Manajemen strategi memiliki fokus pada memadukan manajemen,
pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan
pengembangan, serta system informasi komputer untuk mencapai keberhasilan
organisasi. Lebih dalam tentang manajemen strategi banyak digunakan oleh
perguruan tinggi dan universitas diseluruh Indonesia untuk mengajarkan
materi tentang kuliah-kuliah yang berhubungan dengan bisnis. Selain itu
tentunya manajemen strategi memiliki pengertian yang luas sehingga dapat
digunakan oleh ilmu-ilmu lainnya. Sehingga definisi manajemen strategi
adalah seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu
mencapai obyektifnya.25
Dari pengertian manajemen strategi di atas disimpulkan bahwa
manajemen strategi membantu organisasi melakukan aktivitas atau tindakan
dalam mencapai tujuan. Fred R. David Dalam bukunya Manajemen Strategis
Konsep untuk mencapai tujuan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
ada 3 tahapan dalam manajemen strategi, yaitu :
1. Perumusan strategi
Termasuk didalamnya adalah peluang dan ancaman
organisasi, menetapkan kekuatan dan kelemahan organisasi,
menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi
alternative dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan. Tidak
24 Fred R. David. Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2002), h. 12. 25 Ibid, h. 5.
22
ada organisasi yang mempunyai sumber daya tak terbatas, seorang
ahli strategis harus memutuskan alternative mana yang akan
memberikan keuntungan bagi sebuah organisasi. Apa pun yang
akan terjadi, keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai
fungsi utama dan pengaruh jangka panjang pada sebuah organisasi.
Di dalam perumusan strategi terdapat analisi SWOT yaitu
kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang
(opportunities) dan ancaman (threaths). Analisis SWOT adalah
sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif,
digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal dan eksternal.
2. Implementasi strategi
menuntut organisasi untuk menetapkan objektif tahunan,
memperlengkapi dengan kebijakan, memotifasi karyawan, dan
mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan
dapat dilaksanakan. Implementasi strategis sering disebut tindakan
manajemen strategi. Strategi implementasi berarti memobilisasi
karyawan dan manajer untuk mengubah strategi yang telah
dirumuskan menjadi tindakan. Keberhasilan implementasi strategi
tergantung pada kemampuan manajer untuk memotifasi karyawan,
yang lebih merupakan seni ketimbang pengetahuan. Oleh sebab itu
keterampilan antar pribadi menjadi sangat penting demi
keberhasilan implementasi strategi.
23
3. Evaluasi strategi
merupakan tahap akhir dalam manajemen strategi, para
manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak
berfungsi secara baik. Evaluasi strategi adalah suatu usaha tindakan
korektif yang dilakukan untuk memastikan sasaran/tujuan yang
telah ditetapkan telah tercapai. Semua strategi dapat dimodifikasi
dimasa depan karena faktor-faktor eksternal dan internal selalu
berubah.26
B. Organisasi
Pengertian organisasi saat ini telah bergeser dari pengertian organisasi
yang sesungguhnya. Pengertian sederhana organisasi adalah suatu kerja sama
sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau
terlibat dengan peraturan yang ada. Pengertian sederhana tersebut telah
bergeser. Pada masa sekarang organisasi lebih dikenal sebagai suatu wadah
atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan bersama. Ciri-ciri utama dalam organisasi berdasarkan
pengertian sederhana tersebut adalah:27
1. Terdiri dari dua orang atau lebih,
2. Ada kerja sama,
3. Ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain, dan
4. Ada tujuan yang ingin dicapai.
26 Fred R.David. Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2002), h. 5. 27 Ati Cahayani. Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: PT Raja Grafindo,
2003), h. 2.
24
Schein mangatakan orgaisasi merupakan suatu sistem terbuka, yang
memiliki interaksi konstan dengan lingkungannya, serta terdiri dari banyak
sub-grup, unit-unit jabatan, susunan hierarki serta segmen yang tersebar secara
geografis. Pendapat Schein sedikit mirip dengan pendapat Monir H. Thayeb
yang menyatakan, organisasi dapat dilihat dengan 2 cara yang berbeda. Cara
pertama adalah melihat organisasi sebagai suatu system terbuka dan kedua
adalah melihat organisasi sebagai sekelompok orang yang bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan bersama.28
Terdapat banyak jenis organisasi, salah satunya adalah organisasi
pelayanan sosial atau lebih dikenal human service organizations (HSO)
dimana organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
HSO memiliki ruang lingkup yang lebih luas meliputi organisasi pemerintah
(government organizations), organisasi non pemerintah (non government
organizations), maupun pihak swasta (private organizations) yang
memperhatikan masalah-masalah sosial dan masalah kesejahteraan sosial
dalam arti sempit seperti masalah yang terkait dengan prostitusi, anak jalanan,
tuna netra, tuna rungu dan tuna grahita.29
Organisasi pelayanan sosial dibedakan dengan birokrasi, salah satunya
karena fakta bahwa “bahan dasar” terdiri dari manusia dan dapat dibedakan
oleh transformasi yang mereka tujukan dalam diri klien. Oleh karena itu,
organisasi pelayanan sosial dapat diklasifikasikan berdasarkan dua dimensi
berikut:
28 Ibid. h. 3. 29 Isbandi Rukminto. Ilmu Kesejahteraan sosial dan Pekerja Sosial, (Jakarta: FISIP UI
Press, 2005), h. 86-87.
25
1. Tipe klien yang dilayani
Hasenfeld membagi tipe klien menjadi dua, yaitu:
Normal Funcsioning (berfungsi secara normal) yaitu
organisasi yang mandat utamanya untuk memelihara
dan meningkatkan kesejahtaraan orang-orang yang
dipandang berfungsi secara baik.
Malfuncsioning (kurang berfungsi secara baik) yaitu
organisasi yang mandat utamanya adalah
mengontrol, mengurangi dan memperbaiki penyakit
atau penyimpangan orang-orang yang dipandang
kurang berfungsi secara baik.
2. Teknologi transformasi (seperti prosedur-prosedur dan teknik-
teknik yang mereka gunakan untuk membawa perubahan dalam
diri klien).
Hasenfeld membagi tipe teknologi transformasi organisasi
menjadi tiga, yaitu:
People-processing technologies
Teknologi ini berusaha mentransformasi klien
bukan dengan mengubah sifat-sifat mereka, akan
tetapi dengan memberikan mereka suatu label sosial
dan status publik yang membangkitkan reaksi-reaksi
yang bermanfaat dari unit sosial yang lain. misalnya
penyandang masalah akan mendapatkan perlakuan
tertentu dari organisasi bentuknya dengan membuat
26
diagram masalah bahwa orang tersebut akan
kelihatan memiliki masalah tertentu.
People-sustaining technologies
Teknologi ini berusaha mencegah, memelihara dan
memperlambat memburuknya kesejahteraan
personal klien tanpa merubah ciri-ciri orang
tersebut. Misalnya pelayanan dukungan kepada
panti asuhan, pelayanan akomodasi.
People-changing technologies
Teknologi ini bertujuan secara langsung mengubah
sifat-sifat klien dalam rangka memperbaiki
kesejahteraan mereka. Misalnya melakukan terapi
individual atau terapi kelompok, memberikan
konseling, perawatan penyakit, rehabilitasi
pekerjaan, sosialisasi.
People-controling technologies
Teknologi ini malakukan aktivitas dalam
mengontrol, membatasi atau dalam beberapa hal
menekan prilaku orang tertentu. Misalnya lembaga
pemasyarakatan, pelayanan koreksional, rumah
sakit. 30
30 Yeheskel Hasenfeld. Human Service Organizations, (USA: Prentice Hall, inc, 1974), h. 7-
8
27
People processing
People sustaining People changing People
controling
Fungsional
BPS Badan Akreditasi
Jaminan sosial Rumah peristirahatan
Sekolah umum Pramuka PKBI
Pelayanan koreksional
Malfunctioning
Klinik diagnostik Pengadilan anak
Rumah perawatan Panti asuhan
Rumah sakit Pusat rehabilitasi korbanNarkotika
Rumah sakit Lembaga pemasyarakatan
Table 2.1 Tipologi Organisasi Pelayanan Manusia
C. Perkembangan Anak
Anak-anak pada dasarnya baik. Karena anak-anak pada dasarnya baik,
mereka seharusnya diizinkan tumbuh secara alami. Masa kanak-kanak
merupakan masa yang unik dan sangat hidup, yang meletakkan dasar penting
bagi tahun-tahun dewasa. Era modern dalam mempelajari anak dimulai
dengan munculnya beberapa perkembangan penting di akhir tahun 1800-an.
Sejak saat itu studi perkembangan anak berubah menjadi ilmu yang berkelas,
dengan tori-teori utama dan teknik serta metode studi yang elegan, yang
membantu menyusun pemikiran tentang perkembangan anak.
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan
kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai
mati. Pengertian lainnya adalah perubahan-perubahan yang dialami individu
atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya
(maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
28
berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis
(rohaniah).31
Perkembangan itu secara umum mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
a. Terjadi perubahan dalam aspek fisik yaitu perubahan dalam tinggi
badan serta organ-organ tubuh lainnya. Aspek psikis yaitu semakin
bertambahnya perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan
berfikir, mengingat serta menggunakan imajinasi kreatifnya.
b. Terjadi perubahan dalam proporsi seperti anak yang tumbuh sesuai
dengan fase perkembangannya dan pada usia remaja proporsi
tumbuh anak mendekati proporsi tubuh usia remaja. Perubahan
imajinasi yang fantasi ke realitas, dan perubahan perhatiannya dari
yang tertuju pada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada
orang lain (kelompok teman sebaya).
c. Lenyapnya tanda-tanda lama seperti menghilangnya kelenjar
Thymus (kelenjar kanak-kanak) yang terletak pada bagian dada,
gigi susu, dan prilaku implusif (dorongan untuk bertindak sebelum
berfikir).
d. Diperolehnya tanda-tanda baru seperti pergantian gigi, karakteristik
seks pada usia remaja, baik primer (menstruasi pada anak wanita
dan mimpi “basah” pada anak laki-laki), maupun skunder
(perubahan pada anggota tubuh seperti pinggul dan buah dada pada
wanita dan kumis, jakun dan suara pada anak laki-laki.32
31 Syamsu Yusuf LN. Psikologi perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 15. 32 Ibid, h. 16.
29
Beberapa psikolog berpendapat bahwa terdapat kesamaan antara
perkembangan dan pertumbuhan. Tetapi ada juga psikolog yang lebih suka
menggunakan istilah perkembangan seperti H. Wekner yang mengatakan
istilah perkembangan (development) menunjukkan pada perubahan dalam
suatu arah yang bersifat tetap. Adapun kesamaan antara pertumbuhan dan
perkembangan adalah dari kedua istilah tersebut menunjukkan adanya proses
tertentu dan terjadinya perubahan-perubahan menuju kedepan (taraf yang
lebih tinggi), serta tidak dapat begitu saja diulang kembali. Sedangkan
perbedaan diantara keduanya yaitu dimana perkembangan merupakan suatu
perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan bersifat
kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi material, melainkan pada
segi fungsional. Sedangkan pertumbuhan sebaliknya perubahan bersifat
kuantitatif dan perkembangan menekankan pada material.33
Pada masa perkembangan pasti akan melewati fase-fase perkembangan
yang dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentan perjalanan
kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku
tertentu. Secara garis besar fase-fase perkembangan dapat digolongkan
menjadi tiga, yaitu proses biologis menghasilkan perubahan pada tubuh
seseorang. Gen yang diwarisi dari orang tua, perkembangan otak,
pertambahan tinggi dan berat badan, keterampilan motorik dan perubahan
hormone pada masa puber mencerminkan peran proses biologis dalam
perkembangan. Proses kognitif menggambarkan perubahan dalam pikiran,
inteligensi dan bahasa seseorang. Tugas-tugas seperti mengawasi ayunan
33 Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka
Cipta. 2005), h. 4-7.
30
bergerak di atas kotak bayi, menggabungkan kalimat dengan dua kata,
mengingat puisi, menyelesaikan soal matematika dan membayangkan
bagaimana rasanya menjadi bintang film, semua itu merupakan proses kogniti.
Proses sosial-emosi (socioemotional process) melibatkan perubahan dalam
hubungan seseorang dengan orang lain, perubahan emosi, dan perubahan
dalam kepribadian. Senyum seorang bayi karena sentuhan ibunya, seorang
anak laki-laki pada teman bermainnya, perkembangan rasa arsertif seorang
anak perempuan, semua itu mencerminkan perkembangan sosial-emosi.34
D. Faktor-Faktor Perkembangan Anak
Dalam proses pertumbuhan maupun perkembangan anak dalam
kenyataannya memang tidak dapat dihindari adanya beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Baik dalam proses pertumbuhan/biologisnya ataupun
proses perkembangan (psikisnya) dari seorang anak. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan terbagi menjadi dua yaitu hereditas atau
keturunan yang merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan memiliki
potensi untuk berkembang dan lingkungan (environment).
1. Hereditas (keturunan/pembawaan)
Hereditas memiliki peranan penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan anak. Anak lahir kedunia ini membawa
berbagai ragam keturunan yang berasal dari kedua ibu-bapak atau
nenek dan kakek. Keturunan dibawa anak sejak dari kandungan
sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya dan selebihnya
34 John W. Santrock. Perkembangan Anak, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2007), h.
18-19.
31
berasal dari nenek dan moyangnya kedua belah pihak (ibu dan
bapaknya). Macam-macam keturunan yang diturunkan meliputi :
a) Bentuk tubuh dan warna kulit
Misalnya anak lahir dengan rambut keriting dengan
membawa sifat keturunan dari ibu maupun ayahnya
yang berambut keriting, bagaimanapun berusaha
meluruskan akhirnya akan kembali menjadi keriting.
b) Sifat-sifat
Berbagai macam sifat yang dimiliki manusia, misalnya :
penyabar, pemarah, kikir, pemboros, hemat, dan
sebagainya. Sifat tersebut dapat dilihat sejak kecil dan
ada pula saat sudah dewasa. Sifat sangat berbeda
dengan kebiasaan. Sifat sangat sukar untuk diubah,
sedangkan kebiasaan dapat diubah setiap saat bila
dikehendaki dengan sungguh-sungguh.
c) Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan yang bersifat umum
untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi
atau masalah. Kemampuan ini meliputi kemampuan
abstrak, berpikir mekanis, matematis, memahami,
mengingat, berbahasa, dan sebagainya.
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol di
antara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki
32
seseorang. Kemampuan khusus ini biasanya berbentuk
keterampilan atau suatu bidang ilmu, misalnya
kemampuan khusus (bakat) dalam bidang seni, teknik,
keguruan, olahraga, matematika, bahasa, ekonomi, dan
sebagainya.
e) Penyakit atau cacat tubuh
Beberapa penyakit atau cacat tubuh bisa berasal dari
turunan, seperti penyakit kebutaan, saraf dan luka yang
sulit kering.35
2. Faktor Lingkungan
Urie Bronfrenbrenner dan Ann Crounter mengemukakan
bahwa lingkungan perkembangan merupakan “berbagai peristiwa,
situasi atau kondisi diluar organisme yang diduga mempengaruhi
atau dipengaruhi oleh perkembangan individu”. Lingkungan ini
terdiri atas : fisik meliputi segala sesuatu dari molekul yang ada
disekitar janin sebelum lahir sampai kepada rancangan arsitektur
suatu rumah, dan sosial meliputi seluruh manusia yang secara
potensial mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perkembangan
individu.36
Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan
dan perkembangan anak bergantung pada keadaan lingkungan anak
itu sendiri serta jasmani dan rohaninya. Ada beberapa macam
35 Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2005), h. 47-55. 36 Syamsu Yusuf LN. Psikologi perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 35.
33
lingkungan yang ada disekitar anak untuk pertumbuhan dan
perkembangan yaitu :
a) Keluarga
Shigelman dan Shaffer mendefinisikan keluarga
sebagai unit sosial terkecil yang bersifat universal,
artinya terdapat pada setiap masyarakat di dunia
(universe) atau sesuatu sistem sosial yang lebih besar.37
Peran keluarga dalam perkembangan dan pertumbuhan
anak sangat penting dikarenakan anak yang dibesarkan
pada lingkungan keluarga berada umumnya sehat dan
cepat pertumbuhan badannya dibandingkan dengan
anak dari keluarga yang kurang mampu (miskin).
Fungsi keluarga secara psikososiologis sebagai
(1) pemberi rasa aman dan bagi anak dan anggota
keluarga lainnya, (2) sumber pemenuhan kebutuhan,
baik fisik maupun psikis, (3) sumber kasih saying dan
penerimaan, (4) model pola prilaku yang tepat bagi
anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang
baik, (5) pemberi bimbingan bagi pengembangan
prilaku yang secara sosial dianggap tepat, (6)
pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan, (7) pemberi bimbingan dalam
37 Ibid, h. 36.
34
pembelajaran motorik, verbal dan sosial yang
dibutuhkan untuk penyesuaian diri, (8) stimulator bagi
pengembangan kemapuan anak untuk mencapai
prestasi, baik disekolah maupun di masyarakat, (9)
pembimbing dalam mengembangkan aspirasi, dan (10)
sumber persahabatan/teman bermain bagi anak samapai
cukup usia untuk mendapatkan teman di luar rumah,
atau persahabatan di luar rumah tidak memungkinkan.38
b) Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal
yang secara sistematis melaksanakan program
bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka
membantu siswa agar mampu mengembangkan
potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-
spiritual, intelektual, emosional maupun sosial.
Di sekolah peran guru sangat penting karena
sebagai pengganti orang tua dalam membimbing dan
mengenbangkan potensi anak. Kualitas guru sangat
diperlukan menyangkut kemajuan anak didiknya
(siswa) dalam mengembangkan potensi.
c) Kelompok teman sebaya
Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan
sosial bagi anak mempunyai peranan yang cukup
38 Ibid, h. 38.
35
penting bagi perkembangan kepribadiannya. Hal-hal
yang dapat dipelajarinya dari lingkungan teman sebaya
ini anak dapat memahami orang lain, menjalani
hubungan sosial yang lebih baik, memiliki kemampuan
untuk memikirkan tentang perasaan, pikiran, motif,
tingkah laku dirinya dan orang lain.
d) Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal
anak. Anak-anak yang dibesarkan di kota berbeda pola
pikirnya dengan anak desa. Anak kota pada umumnya
lebih bersifat dinamis dan aktif bila dibandingkan
dengan anak desa yang cenderung bersifat statis dan
lamban. Anak kota lebih berani mengemukakan
pendapatnya, ramah dan luwes sikapnya dalam
pergaulan sehari-hari. Sementara anak desa umumnya
kurang berani mengekuarkan pendapat, agak penakut,
pemalu, dan kaku dalam pergaulan.
e) Keadaan alam sekitar
Keadaan alam sekitar tempat anak tinggal juga
berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Keadaan alam sekitar adalah lokasi tempat anak
bertempat tinggal, di desa atau di kota, ditepi pantai
atau di pegunungan. Keadaan alam yang berbeda akan
36
berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir atau
kejiwaan anak.
Lingkungan sangat besar artinya bagi setiap
pertumbuhan fisik. Sejak individu berada dalam
konsepsi, lingkungan telah ikut member andil bagi
proses pembuahan/pertumbuhan. Suhu, makanan,
keadaan gizi, vitamin, mineral, kesehatan jasmani,
aktivitas, dan sebagainya sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan.39
E. Potensi Diri
Potensi diri dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu
yang masih terpendam didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan
menjadi sesuatu kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut. Dengan demikian,
potensi diri masusia adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang
masih terpendam didalam dirinya, yang menunggu untuk diwujudkan menjadi
suatu manfaatnyata dalam kehidupan diri manusia. Apabila pengertian potensi
diri manusia dikaitkan dengan penciptaan manusia Allah SWT, maka potensi
diri manusia dapat diberi pengertian sebagai “kemampuan dasar manusia yang
telah diberikan oleh Allah SWT sejak dalam kandungan ibunya sampai pada
saat tertentu (akhir hayatnya), yang masih terpendam dalam dirinya
39 Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2005), h. 55-56.
37
menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan
diri manusia di dunia ini dan di akhirat nanti”.40
Jadi potensi diri manusia adalah sesuatu kekuatan atau kemampuan
dasar manusia yang telah berada dalam dirinya, yang siap untuk direalisasikan
menjadi kekuatan dan manfaat nyata dalam kehidupan manusia di muka bumi
ini, sesuai dengan tujuan penciptaan manusia oleh sang Maha Pencipta Allah
SWT.41
Menurt Joyce Meyer, potensi diri merupakan kecemerlangan yang ada
di dalam diri individu, namun masih belum terwujud dalam realita. Dengan
kata lain, individu yang memiliki potensi diri sesungguhnya mempunyai
sejumlah elemen yang dibutuhkan bagi pencapaian sebuah keberhasilan,
tetepai elemen-elemen itu masih belum teraktifkan. Apapun kemampuan yang
ada pada diri manusia kembangkan segera, agar kemampuan tersebut tidak
terpendam menjadi sia-sia.42
Sistem pendidikan yang baik dapat membantu lahirnya individu-
individu yang unik. Sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan
yang dapat memenuhi kebutuhan para peserta didiknya sehingga mereka
mampu mengembangkan segenap potensi diri sekaligus mendorong tumbuh
dan berkembangnya kreatifitas mereka sebagai individu-individu yang unik
dan berbeda-beda dari yang lain.43
Potensi diri terkait erat dengan bakat yang kita miliki, bakat yang
dimiliki seseorang pada dasarnya terkait dua hal. Pertama, kemampuan alami
40 Slamet Wiyono, Ak., M.B.K, Manajemen Potensi Diri, (Jakarta: Gramedia, 2006), h.
37-38. 41 Ibid. h. 39. 42 Djoko Subiarto, Gali Rahasia Potensi Diri, (T.tp.: by Leaf Production, 2011), h. 7. 43 Ibid. h. 14.
38
yang khusus dan kedua, kekuatan untuk menggapai sebuah prestasi atau
kesuksesan.44 Bakat yang dimiliki seseorang dapat saja sangat berbeda dengan
bakat yang dimiliki orang lainnya. Bidang kehidupan yang kita arungi ini
sangatlah luas. Maka, bakat itu pun sama luasnya dengan bidang kehidupan
yang ada. Jadi, bakat merupakan kemampuan alami yang khusus atau
kemampuan untuk menggapai kesuksesan.45
Ny. Yoesoef Noesyirwan (1987) menggolongkan jenis bakat atau
kemampuan menurut fungsi atau aspek-aspek yang terlibat dan menurut
prestasinya. Berdasarkan fungsi dan aspek-aspek yang terlibat dalam
berbagaimacam prestasi, bakat dapat dibedakan dalam46 :
a. Bakat yang lebih berdasarkan psikofisik, yaitu kemampuan yang
berakar pada jasmaniah sebagai dasar fundamen bakat, seperti
kemampuan pengindraan atau ketajaman panca indra, kemampuan
motorik, kekuatan badan, kelincahan jasmani, ketangkasan,
keterampilan, dan anggota badan.
b. Bakat kejiwaan yang bersifat umum, yaitu kemampuan ingatan,
daya khayal atau imajinasi dan intelegensi (kecerdasan).
c. Bakat yang lebih berdasarkan pada alam perasaan dan kemauan.
Bakat ini berhubungan erat dengan watak, seperti kemampuan
mengasihi, kemampuan merasakan atau mengkhayati perasaan
orang lain.
44 Ibid. h. 20. 45 Ibid. h. 23. 46 Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi perkembangan, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, Januari, 2005), h. 197.
39
Sebagaimana telah diterangkan dalam mengenal tingkah laku manusia,
bahwa sesuatu karya atau prestasi memerlukan adanya kemampuan atau bakat
dan motivasi atau kemauan. Sebagian dari bakat itu secara potensial sudah ada
sejak lahir dan sebagian lagi didapat atau muncul melalui pertumbuhan dan
perkembangan.47
Minat dan bakat seringkali dijadikan satu. Padahal keduanya memiliki
pengertian yang berbeda. Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang
merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk
mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus.nbakat
akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat
untuk hal tersebut atau hal yang berkaitan dengan bidang yang akan
ditekuni.48 Memperhatikan bakat dan minat anak membutuhkan usaha yang
serius dan berkesinambungan. Dengan mengembangkan minat, bakat dan
memberi bimbingan karir sejak dini, anak akan semakin menyadari mengenai
apa yang dia suka dan mampu melakukan hal tersebut. Dan, akan menjadi
lebih jelas pendidikan atau pekerjaan apa yang mungkin akan ditekuninya.
Banyak anak tidak selalu mudah menemukan bakat dan minat yang
tetap karena beberapa hal berikut :
a. Anak belum menjajaki kemampuan, bakat, serta minatnya.
b. Kurangnya wawasan bidang studi atau lapangan pekerjaan yang
ada.
47 Ibid. h. 199. 48 Bunda Lucy, mendidik Sesuai Dengan Minat dan Bakat Anak, (Jakarta.: PT Tangga
Pustaka, 2009), h. 59-60.
40
c. Tidak adanya masukan dari lingkungan mengenai kelebihan dalam
kemampuan atau bakatnya. Anak belajar tanpa mengetahui
kegunaan dan tujuan dari bidang studi yag dipelajarinya,
d. Bidang yang diminati dan bakat yang dimiliki bervariasi dan
kurang spesifik.
e. Bakat yang belum terasah atau kurang mendapatkan kesempatan
untuk dikembangkan sehingga tidak tampak.
f. Perasaan tidak mampu atau tidak barbakat dari pribadi yang
bersangkutan ataupun dari lingkungannya.
Jadi, manusia memiliki banyak kemampuan dan bakat yang masih
merupakan potensi, tetapi hanya sedikit sekali dari kemampuan tersebut bisa
terwujud.49
Dalam potensi diri anak pastinya ada kecerdasan yang istimewa.
Kecerdasan adalah manifestasi kapasitas mental yang tinggi atau kapasitas
untuk belajar, menalar dan memahami. Perkembangan kecerdasan pada setiap
individu satu dengan yang lainnya berbeda-beda sebagai berikut50 :
Pertama, kecerdasan intelektual yaitu anak dikembangkan dengan
memberikan tugas agar anak lebih mengasah pengetahuannya dengan member
dukungan dan suasana yang nyaman bagi sang anak.
Kedua, kecerdasan emosional dan sosial yaitu anak dikembangkan
dengan cara berempati kepada temannya yang sedang susah dan member
bantuan. Ketiga, kecerdasan spiritual anak dikembangkan dengan kesadaran
49 Ibid. h. 62-63. 50 Djoko Subiarto, Gali Rahasia Potensi Diri, (T.tp.: by Leaf Production, 2011), h. 24.
41
sekaligus menunjukan prilaku taat kepada Allah SWT untuk menghadapi dan
memecahkan masalah.51
Menurut David Wechsler, intelegensi adalah kemampuan untuk
bertindak secara terarah, berfikir secara rasional, dan menghadapi
lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa
intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir
secara rasional. Intelegensi dan kecerdasan atau IQ mempunyai perbedan arti,
sedangkan IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan
seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara
keseluruhan.52
Prestasi seseorang ditentukan juga oleh tingkat kecerdasannya
(intelegensi). Walaupun mereka memiliki dorongan yang kuat untuk
berprestasi, tetapi kecerdasan mereka yang terbatas tidak memungkinkannya
untuk mencapai keunggulan. Tingkat kecerdasan (intelegensi) bawaan
ditentukan oleh bakat, bakat-bakat tersebut baik sebagai potensi maupun yang
sudah terwujud meliputi kemampuan intelektual umum, kemampuan berfikir,
kreatif-produktif, kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan bakat
kepemimpinan.53 Oleh karena itu, untuk meningkatkan potensi, minat dan
bakat pada anak perlu kematangan dalam menjalankannya.
51 Akhmad Muhaimin Azzet, Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak,
(Yogyakarta: Katahati, 2010), h. 18-19. 52 Bunda Lucy, mendidik Sesuai Dengan Minat dan Bakat Anak, (Jakarta: PT Tangga
Pustaka, 2009), h. 51. 53 Ibid. h. 52.
42
F. Ruang Lingkup Potensi Diri
1. Kognitif
Para ahli psikologi sepakat bahwa otak manusia adalah sumber
kekuatan yang luar biasa dan dahsyat, yang tidak dimiliki oleh makhluk
lain. Mereka mengaplikasikan otak kedalam dua klasifikasi, yaitu otak kiri
dan otak kanan. Secara ringkas otak kiri berfungsi untuk menghafal dan
mengingat, logika atau berhitung, menganalisa, memutuskan dan bahasa.
Otak kanan berfungsi untuk melakukan aktifiktas imajinasi atau intuisi,
kreasi atau kreatifitas, inovasi, seni secara umum, manusia yang dilahirkan
normal di dunia ini telah diberikan Allah kemampuan-kemampuan dasar
tersebut. Tugas otak tersebut akhirnya adalah melakukan kegiatan berfikir,
yaitu berfikir untuk menghasilkan karya nyata melalui bahasa, logika,
intuisi, kreatifitasnya. Jadi otak manusia adalah sumber kekuatan manusia
untuk menghasilkan karya melalui proses berfikir, bahkan menurut Daviv
J Schwart, berfikir positif dapat mendatangkan mukzizat.54
Berfikir menurut Agus Sujanto adalah gejala-gejala jiwa yang
dapat menetapkan hubungan-hubungan antara ketahuan-ketahuan kita.55
Kognitif menurut kamus besar bahasa Indonesia kontemporer
adalah kegiatan memperoleh ilmu pengetahuan atau usaha mengenali
sesuatu sesuai pengalaman sendiri.56
Dalam berfikir kita menggunakan alat, alat itu adalah akal. Berfikir
adalah suatu proses diaklektis. Artinya, selama berfikir, pikiran kita
54 Slamet Wijoyo, Manajemen Potensi Diri, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 39. 55 Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet ke-2, h. 56. 56 Peter Salim & Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern
Enlish Press, 1991), Edisi Pertama, h. 759.
43
mengadakan tanya jawab dengan pikiran kita, untuk dapat meletakkan
hubungan-hubungan antara ketahuan kita itu dengan tepat. Pertanyaan
itulah yang memberikan arah pikiran kita.
Proses-proses yang dilalui dalam berfikir adalah sebagai berikut :
a. Pembentukan pengertian, artinya dari suatu masalah, pikiran
kita membuang cirri-ciri tambahan, sehingga tinggal cirri-ciri
yang tipis (yang tidak boleh tidak ada) pada masalah itu.
b. Pembentukan pendapat, artinya pikiran kita menggabungkan
atau menceraikan beberapa pengertian yang menjadi tanda khas
dari masalah itu.
c. Pembentukan keputusan artinya fikiran kita menggabungkan
pendapat tersebut.
d. Pembentukan kesimpulan, artinya pikiran kita menarik
keputusan dari keputusan-keputusan yang lain.57
Proses kognitif melibatkan perubahan-perubahan dalam
kemampuan dalam pola berfikir, kemahiran berbahasa dan cara individu
memperoleh pengetahuan dari lingkungannya. Aktifitas-aktifitas seperti
mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan beberapa
menjadi suatu kalimat, menghafal sajak atau doa, memecahkan soal
matematika, dan menceritakan pengalaman, merefleksikan peran
merupakan suatu proses kognitif dalam perkembangan anak.
Perkembangan kognitif perlu dibadakan dengan perubahan dalam
arti belajar. Perkembangan kognitif mengacu kepada perubahan-perubahan
57 Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet ke-2, h. 57.
44
penting dalam pola dan kemampuan berfikir serta kemahiran berbahasa,
tetapi belajar cenderung lebih terbatas pada perubahan-perubahan sebagai
hasil dari pengalaman atau peristiwa yang relatif spesifik. Selain itu,
perubahan-perubahan yang dipelajari seringkali dipelajari dalam waktu
yang singkat, tetapi perkembangan kognitif terjadi dalam kurung waktu
yang singkat, tetapi perkembangan kognitif terjadi dalam kurun waktu
yang relatif lama. Perkembangan kognitif anak dan pengalaman belajar ini
sangat erat kaitannya dan saling berpengaruh satu sama lain.
Perkembangan kognitif anak akan memfasilitasi atau membatasi
kemampuan belajar anak, sebaliknya pengalaman belajar anak akan sangat
memfasilitasi perkembangan kognitifnya.
Menurut Piaget perkembangan kognitif pada anak terdiri atas
empat tahap, yaitu :
a. Tahap Sensorik-Motorik (0-2 tahun). Yang berkembang adalah
skema motorik, jadi anak harus berbuat atau melakukan sesuatu
dahulu untuk mengetahui sesuatu. Kalau kepalanya sudah
terbentur dinding maka ia tahu bahwa dinding itu keras.
b. Tahap Pra-Oprasional (2-7 tahun). Anak sudah
mengambangkan skema simbolik (lisan dan kemudian jadi
tulisan). Anak cukup diberi tahu secara lisan bahwa dinding itu
keras, dengan sendirinya dia tidak akan membenturkan
kepalanya ke dinding.
c. Tahap Oprasional Konkrit (7-11 tahun). Dalam usia sekolah
dasar ini anak sudah mampu memecahkan masalah-masalah
45
yang konkrit (dua jeruk ditambah tiga jeruk menjadi lima
jeruk). Selanjutnya, ia mampu berprilaku di dalam kognisinya
(menghitung, menambah, membagi, mengalikan, menganali
nama-nama kota di peta buta dan sebagainya) sehingga ia tidak
perlu sungguh-sungguh berbuat sesuatu untuk memecahkan
suatu masalah. Misalnya, untuk menemukan kantor kepala
desa, ia tidak perlu berjalan menyusuri seluruh desa, tetapi
cukup membaca peta dan mengikuti peta tersebut sampai ke
kantor kepala desa.
d. Tahap Oprasional Formal (11 tahun ke atas). Pada tahap ini
orang sudah mampu memecahkan masalah-masalah hipotesis
dan dapat berfikir deduktif (menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang tidak ataubelum terjadi dalam kenyataan). Misalnya, “jika
reactor nuklir bocor apakah yang harus dilakukan pemerintah?”
atau “jika seorang anak tiga kali tidak naik kelas apakah yang
harus dilakukan oleh orang tuanya?”.
Menurut Piaget, tahapan berkembang positif itu adalah invariant
yaitu seragam atau sama saja bagi setiap orang dan tidak ada tahapan yang
dapat diloncati sebelum masuk ketahapan berikutnya, karena setiap
tahapan adalah persiapan bagi tahap berikutnya.58
2. Emosi
Kata “emosi” berasal dari bahasa latin “emovere” yang artinya
“bergerak keluar”, maksud setiap emosi adalah untuk menggerakkan
58 Sarlinto Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial Individu Dan Teori-Teori Psikologi
Sosial, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 78-79.
46
individu untuk menuju rasa aman dan pemenuhan kebutuhannya serta
menghindari sesuatu yang merugikan dan menghambat pemenuhan
kebutuhan.59
Emosi menurut Arnold yaitu rasa dan atau perasaan yang membuat
kecenderungan yang mengarah terhadap sesuatu yang secara intuitif di
nilai sebagai hal yang baik atau bermanfaat atau menjauhi dari sesuatu
yang secara intuitif di nilai buruk atau berbahaya. Tindakan itu diikuti oleh
pola-pola perubahan fisiologis sejalan dengan mendekati atau menghindari
objek.60
Emosi merupakan luapan yang berkembang dan surut dalam waktu
yang cepat.61 Kecerdasan emosi menurut Ary Ginanjar Agustian adalah
kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya
kepekaan emosi sebagai sumber energy, informasi, koneksi dan pengaruh
manusia. Emosi adalah bahan bakar yang tidak tergantikan oleh apapun
oleh otak agar mampu melakukan penalaran yang tinggi. Emosi menyulut
kreatifitas, kolabirasi, inisiatif dan transformasi, sedangkan penalaran logis
berfungsi mengatasi dorongan-dorongan yang keliru dan
menyelaraskannya dengan proses dan teknologi dengan sentuhan
manusiawi. Emosi juga salah satu penggerak. Bukti-bukti bahwa nilai-nilai
dan watak dan dasar seseorang dalam hidup ini tidak berakar pada IQ,
tetapi pada kemampuan emosional, intregitas, komitmen, konsistensi,
ketulusan dan totalitas itulah yang dijadikan tolak ukur kecerdasan emosi
59 Mohammad Surya, Psikologi Konseling, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003), h.
82. 60 Ibid, h. 83. 61 Peter Salim & Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern
Enlish Press, 1991), Edisi Pertama, h. 393.
47
(EQ). kecerdasan emosi sebenarnya akhlak dalam Islam yang pernah
diajarkan oleh Rasullullah 1.400 tahun yang lalu, jauh sebelum konsep EQ
diperkenalkan saat ini sebagai sesuatu yang dinamakan ESQ (Kecerdasan
Emosi dan Spiritual).
Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak rencana
seketika untuk mengatasi masalah yang ditanamkan secara berangsur-
angsur yang terkait dengan pengalaman dari waktu ke waktu.62
John Mayer, psikolog dari University of New Hampshire,
mendefinisikan kecerdasan emosi yaitu kemamouan memahami emosi
orang lain dan cara mengendalikan emosi diri sendiri. Lebih lanjut pakar
psikologi Coper dan Sawaf mengatakan bahwa kecerdasan emosional
merupakan kemampuan merasakan, memahami, dan secara kolektif
menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energy dan
pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut pemilikan
perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan
orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif
energi emosi dalam kehidupan sehari-hari.63
Dapat dirangkum bahwa kecerdasan emosi dapat diartikan
kemampuan untuk mengenali, mengelola dan mengekspresikan dengan
tepat, termasuk untuk memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain,
serta membina hubungan dengan orang lain. Jelas bila seorang individu
mempunyai kecerdasan emosi tinggi, dapat hidup bahagia dan sukses
karena percaya diri serta mampu menguasai kesehatan mental yang baik.
62 Mohammad Surya, Psikologi Konseling, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003), h. 80.
63 Ibid, h. 82.
48
Walaupun demikian, masing-masing faktor tersebut merupakan
gambaran agar dapat mendefinisikan dan menggambarkan suatu emosi
yang kita rasakan. Misalnya jika kita suatu perasaan yang berbaur benci,
takut dan sedih? Bagaimana kita menangkap emosi yang sedang
dirasakan? Sulit bagi kita untuk menangkap emosi tersebut namun
beberapa peneliti di University of California di Sanfransisco menyatakan
bahwa ekspresi wajah, gerak tubuh dapat dijadikan identifikasi awal kita
untuk melakukan identifikasi emosi yang sedang dirasakan saat itu.
Agar dapat mengembangkan keterampilan kecerdasan emosional,
pakar psikologi Salovey memberikan beberapa arahan, seperti :
a. Mengenali emosi diri kesadaran diri, mengenali perasaan
sewaktu perasaan yang dirasakan terjadi merupakan dasar
kecerdasan emosional. Kemampuan untuk memanta perasaan
diri waktu kewaktu merupakan hal penting bagi pemahaman
diri. Ketidak mampuan mencermati parasaan diri kita
sesungguhnya menempatkan kita pada lingkungan perasaan.
Orang yang memiliki keyakinan yang lebih tentang
perasaannya adalah bagaika pilot yang canggih mampu
mengenali kepekaan lebih tinggi akan keadaan emosi yang
dirasakan saat itu.
b. Mengelola emosi, menangani perasaan agar dapat terungkap
dengan pas adalah kecakapan yang tergantung pada kesadaran
diri. Kemampuan untuk menghibur diri, melepaskan
49
kemurungan atau ketersinggungan, atau akibat-akibat yang
muncul karena kegagalan keterampilan emosional dasar ini.
c. Memotofasi diri, penataan emosi sebagai alat untuk mencapai
tujuan adalah hal yang sangat dalam keterkaitan memberi
perhatian untuk member motvasi diri sendiri dan menguasai
diri serta ia mampu melakukan kreasi secara bebas.
Pengendalian diri seperti menahan diri terhadap suatu
keputusan dan [engendalian dorongan hati sebagai landasan
keberhasilan dalam berbagai bidang.
d. Memahami emosi orang lain, seperti kemampuan yang
bergantung pada kesadaran diri emosional, merupakan
keterampilan bergaul atau berinteraksi dengan orang lain. Jika
kita diberikan kemampuan empati yang tinggi situasi demikian
dapat menggerakkan pekerjaan yang cocok untuk individu ini
seperti bidang keperawatan, mengajar, penjualan dan
manajemen.
e. Membina hubungan, keterampilan membina hubungan
merupakan bagian dari keterampilan sosial, hal ini dapat
menunjang kita dalam mengembangkan pergaulan. Hal ini
dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi.
Apabila emosi kuat, seringkali terjadi juga perubahan-perubahan
pada tubuh kita, antara lain :
a. Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona
b. Peredaran darah : bertambah cepat bila marah
50
c. Denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut
d. Pernafasan : bernafas panjang bila kencang
e. Pupil mata : membesar bila sakit mata atau marah
f. Luir : mongering bila takut dan tegang
g. Bulu roma : berdiri bila takut
h. Pencernaan : Mencret-mencret bila tegang
i. Otot : ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang
dan bergetar
j. Kondisi darah : komposisi darah akan picu berubah dalam
keadaan emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.64
3. Spiritual
Spiritual adalah spirit atau murni.65 Penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi tanpa didasari pemhaman dan keyakinan bahwa sumber
pengetahuan adalah dari Allah SWT, justru akan membuat manusia lebih
banyak melakukan ‘trial and error’. Pengembangan segi-segi kehidupan
sebagai rahasia untuk meraih sukses manusia, perlu disempurnakan oleh
faktor SQ (Spiritual Qoutient), demi kematangan kerohanian.
Spiritual dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah
berkenaan dengan spirit atau jiwa.66 Membangun mutu insane yang
berkualitas menurut Adi Sasono tidaklah cukup dengan hanya
mengandalkan IQ saja, namun harus didukung oleh SQ. Kecerdasan emosi
64 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam
Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 171. 65 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power, (Jakarta: Arga,
2003), h. 51. 66 Peter Salim & Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern
Enlish Press, 1991), Edisi Pertama, h. 1457.
51
(EQ) pun harus pula didasari dan didorong untuk mencari ridha Allah
(spiritualitas). Inilah jawaban untuk mengatasi krisis multidimensi yang
sedang melanda Indonesia saat ini.
Kunci dan kamus dari konsep ESQ menurut Ary Ginanjar Agustian
adalah Asmaul Husnah atau 99 nama dan sifat Allah SWT. “Manusia
diberi wewenang untuk menggunakan haknya dari Allah SWT untuk
mengurangi keluasan samudra hakikat dari ilmu-Nya. Maka dengan
meresapi ke-99 asma Allah tersebut, seorang pria akan mampu
menguatkan dirinya kembali (reinforcement) sebagai titik tolak
pembangunan dan pengesahan kecerdasan emosinya. Dengan Asmaul
Husnah manusia berikhtiar untuk menunjukkan kebaikan dari kebenaran,
kebenaran dari kebenaran, dan keindahan dari kebenaran milik-Nya.”
Di dalam Islam hal-hal yang berhubungan dengan kecakapan
emosi dan spiritual seperti konsistensi (isyiqamah), kerendahan hati
(tawadhu), berusaha dan berserah diri (tawakkul/tawakal), totalitas
(kaffah), keseimbangan (tawazun), integritas dan pnyempurnaan (ikhsan)
dan ketulusan (sincerety), semua itu dinamakan akhlakuk kharimah.”
Kecerdasan spiritual berasal dari suara-suara hati, sedangkan suara-
suara hati ternyata sama dengan nama dan sifat-sifat Ilahiyah yang telah
terekam di dalam jiwa setiap manusia, seperti dorongan ingin mulia,
dorongan ingin belajar, dorongan ingin bijaksana dan dorongan-dorongan
lainnya.
Untuk meningkatkan kecerdasan spiritual (SQ) dpat ditempuh
dengan menghayati serta mengamalkan agama, yaitu Rukun Iman (Iman
52
kepada Allah, Iman kepada Malaikat-Malaikat Allah, Iman kepada Kitab-
Kitab Allah, Iman kepada Rasul Allah, Iman kepada Hari Kiamat, dan
Iman kepada Qada dan Qadar) dan Rukun Islam (Membaca dua kalimat
syahadat, Shalat lima waktu, Puasa di Bulan Ramadhan, membayar Zakat,
Pergi Haji bila mampu).
Shalat ternyata berisi tentang pokok-pokok pikiran dan bacaan
suara-suara hati itu sendiri. Misalnya ucapan Maha Suci Allah, Maha
Besar Allah, Maha Tinggi Allah, Maha Pengasih dan Penyayang, itu
semua akan menjadi suatu reinforcement atau penguatan kembali akan
pentingnya suara-suara hati mulia itu yang sesungguhnya juga telah
dimiliki di dalam setiap dada manusia, sehingga sumber-sumber ESQ
tersebut akan hidup untuk mencerdaskan emosi dan spiritual, sekaligus
kecerdasan jiwa anda. “apabila kondisi di atas kita lakukan berulang-
ulang, maka itu akan menjadi sebuah doktrin yang akan mengisi jiwa, baik
sadar atau tanpa disadari melalui mekanisme “Repetitive Magic Power”
berujung pada pemilikan tingkan ESQ yang tinggi, atau seseorang yang
berakhlak mulia, yang merupaka syarat utama keberhasilan. Itu merupakan
metode pengesahan God Spot (hati nurani) di dalam hati manusia.
4. Keterampilan
Keterampilan atau life skill adalah berbagai keterampilan atau
kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berprilaku positif yang
memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tantangan dalam
53
hidupnya sehari-hari secara efektif.67 Keterampilan menurut Peter Salim
dan Yenny Salim adalah kecakapan dalam menyelesaikan tugas,
kecekatan.68
Keterampilan atau life skill dapat dikelompokkan dalam empat
jenis, yaitu :
a. Keterampilan personal (personal skill) yang mencakup
keterampilan mengenai diri sendiri, keterampilan berfikir
rasional dan percaya diri.
b. Keterampilan sosial (social skill) seperti keterampilan
melakukan kerja sama, bertenggang rasa dan tanggung jawab
sosial.
c. Keterampilan akademik (academic skill) seperti keterampilan
dalam melakukan penelitian, percobaan-percobaan dengan
pendekatan ilmiah
d. Keterampilan vokasional (vocational skill) adalah keterampilan
yang berkaitan dengan suatu bidang kejuruan/keterampilan
tertentu seperti dibidang perbengkelan, jahit menjahit,
peternakan, pertanian, produksi barang-barang tertentu.69
Keempat kecakapan tersebut dilandasi oleh kecakapan spiritual
yakni, ketaqwaan, moral, etika, dan budi pekerti yang baik sebagai salah
satu pengamalan dari sila pertama pancasila, dengan demikian pendidikan
67 Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup (life skill) Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003), h. 5.
68 Peter Salim & Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern Enlish Press, 1991), Edisi Pertama, h. 1596.
69 Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup (life skill) Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003), h. 7.
54
keterampilan atau life skill diarahkan pada pembentukan manusia yang
berakhlak mulia, cerdas, terampil, sehat, dan mandiri.
Penyelenggaraan pendidikan keterampilan atau life skill pada
satuan dan program pendidikan luar sekolah mengutamakan pengantasan
kemiskinan, penanggulangan pengangguran dan lebih mendekatkan pada
pembelajaran yang bisa memberikan penghasilaan.
Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa hakikat pendidikan
keterampilan atau life skill dalam pendidikan luar sekolah merupakan
upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan kemampuan.
Memungkinkan warga belajar dapat hidup mandiri. Dalam
penyelenggaraan pendidikan keterampilan atau life skill berprinsip dari
empat pilar pendidikan yaitu learning to know (belajar untuk memperoleh
pengetahuan), learning to do (belajar untuk berbuat/melakukan pekerjaan,
learning to be (belajar untuk dirinya menjadi orang yang berguna),
learning to live together (belajar untuk dapat hidup bersama dengan orng
lain).
55
BAB III
GAMBARAN UMUM
YAYASAN RUMAH YATIM AR-ROHMAN INDONESIA
PAMULANG, TANGERANG SELATAN
A. Sejarah Berdirinya Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
RUMAH YATIM adalah sebuah organisasi sosial yang bertujuan
membantu anak-anak yatim dan dhuafa agar mereka memiliki kesempatan
yang sama untuk meraih masa depan yang lebih gemilang. Rumah Yatim
hadir untuk menjadi jembatan kasih sayang antara saudara-sudara kita yang
terhimpit kekurangan dan keterbatasan. Rumah Yatim hadir membantu
siapapun yang merasa berkepentingan untuk berbagi dan menyucikan rezeki
yang dimiliki.
Ada 12.000 anak yatim dan dhuafa dalam asuhan Rumah Yatim saat
ini dan bertekad untuk terus menerus berkembang karena ada ribuan bahkan
jutaan anak-anak bernasib sama di sekitar kita yang masih menunggu uluran
tangan dan kepedulian.70 Saran, masukan serta kontribusi dari semua pihak
adalah hal teramat berharga yang dinantikan dalam upaya Rumah Yatim
untuk selalu memberikan dan melakukan yang terbaik.
Sebelum menjadi lembaga yang professional dalam menangani anak
yatim dan dhuafa, yayasan ini hanya menyandang nama rumah yatim saja.
Pada awalnya sekitar bulan April tahun 1997, salah seorang rekan (Sdr.
Abdullah) meninggal dunia. Penyakit ginjalnya yang sudah akut
70 Brosur, Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia, juli 2012.
56
memisahkannya dari kehidupan ini dan meninggalkan seorang isteri dan
empat orang buah hatinya yang masih kecil-kecil. M. Iqbal (5 Thn), Aty
Nuraini (3,5), M. Faruq Waliullah (2) dan Salma Hanifah (5 Bln) harus
menghadapi dan menjalani kehidupan tanpa kasih sayang dan bimbingan sang
ayah.71
Kondisi ini sangat memprihatinkan. Tak terbayangkan bagaimana
sang ibu ( Zainab Hayati, 36 Thn ) akan berjuang membesarkan, dan
memberikan bekal terbaik untuk masa depan keempat buah hatinya. Bekal
yang ditinggalkan almarhum pun tidaklah terlalu besar dan tentu akan sangat
minim untuk membiayai dan memenuhi segala kebutuhan mereka. Rumah
Yatim pun tergerak untuk membantu mereka. Dengan segala keterbatasan
yang ada Rumah Yatim mencoba menyisihkan apa yang dimiliki untuk
membantu mereka memenuhi kebutuhannya. Secara bersama-sama, Rumah
Yatim mengontrak sebuah rumah sederhana untuk tempat tinggal mereka dan
kami mengupayakan mereka untuk dapat bersekolah sebagaimana layaknya.72
Ternyata Rumah Yatim tidak sendiri. Tanpa diduga, para tetangga
yang tinggal di sekitar rumah sederhana yang dikontrak menaruh perhatian
dan menunjukkan simpatinya atas apa yang kami lakukan. Mereka dengan
sukarela memberikan sumbangsihnya kepada anak-anak yatim yang Rumah
Yatim asuh. Berbagai sumbangan tulus berbentuk materi dan non-materi
kami terima dengan rasa terima kasih dan keharuan mendalam. Teramat
71 Administrator, “sejarah berdirinya yayasan,” diakses pada tanggal 18 Mei 2014 pukul
10.00 WIB dari www.rumah-yatim.org/indonesia/index.php/2012032822/profil/whats-new-in-15.html
72 Administrator, “sejarah berdirinya yayasan,”
57
banyak di sekitar Rumah Yatim para dermawan yang ikut berbagi dan peduli
dengan nasib anak-anak yatim itu.
Rumah Yatim terinspirasi, dari bantuan para tetangga, kebutuhan
anak-anak yatim yang makin meningkat , dan adanya permintaan dari anak-
anak yatim yang lain untuk diasuh dalam asuhan Rumah Yatim, akhirnya
memberikan inspirasi. Rumah Yatim tergerak untuk membentuk satu lembaga
formal yang bisa lebih baik lagi dalam upaya memberikan asuhan bagi anak-
anak yang kurang beruntung itu. Lahirlah kemudian sebuah Yayasan sosial
yang bertujuan menampung dan mengasuh anak-anak Yatim yang tinggal di
daerah Bandung dan sekitarnya dengan nama Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia.
Berkat Rahmat dan karunia Ilahi dan dukungan serta kontribusi para
dermawan di kota Bandung dan sekitarnya Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia telah menjadi sebuah institusi sosial yang legal dan profesional
yang mencoba memberikan pelayanan dan pengasuhan terbaik untuk anak-
anak yatim dan dhuafa agar mereka tidak kehilangan kawalan dalam meraih
masa depan yang lebih cemerlang.
Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia akan selalu berupaya menjadi
lembaga yang profesional dan dinamis. Sadar segala bentuk bantuan dan
dukungan dari para dermawan adalah amanah tidak ringan yang harus di
pertanggungjawabkan di dunia dan di akhirat. Penyelenggaraan Pemeriksaan
oleh Tim Akuntan Publik, adalah salah satu bentuk komitmen Rumah Yatim
58
Ar-rohman Indonesia dalam upaya membentuk lembaga sosial yang
terpercaya.73
Dalam menjalani tugasnya menjadi lembaga professional dalam
menangani anak yatim dan dhuafa rumah yatim mengacu pada nilai agama
islam yang terdapat pada surat al-Baqarah (2): 261 yaitu
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi sesiapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Q.S. al-Baqarah (2): 261).
Berdasarkan dari Al-Qur’an surat Al-Baqarah: 261 di atas sebagai
orang yang beriman kita harus membantu antar sesama yang membutuhkan
dan barang siapa yang membantu diibaratkan dengan sebutir biji yang nanti
akan dilipat gandakan oleh Allah SWT. Sebagai umat islam diwajibkan untuk
membayar Zakat bagi yang mampu.
“Tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. al-Baqarah (2): 220)
73 Wawancara pribadi dengan Edi Nugroho, Jakarta, pada tanggal 20 Maret 2012.
59
Berdasarkan dari surat al-Baqarah: 220 di atas menjelaskan bahwa
sangat baik orang yang mau mengurus dan mengasuh anak yatim dan
janganlah sekali-sekali berbuat jahat atau menelantarkan anak yatim karena
Allah SWT sangat tidak menyukainya.
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang
Selatan merupakan salah satu asrama yang ada di wilayah Tangerang.
Keberadaan asrama ini dikarenakan luasnya wilayah Tangerang yang diikuti
banyak jumlah penduduknya. Sehingga Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia menjadikan wilayah Tangerang ini khususnya pamulang,
Tangerang Selatan sebagai tempat untuk membangun asrama guna membantu
anak-anak yatim dan dhuafa.
B. Visi dan Misi Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia diselenggarakan dengan
maksud menjadi organisasi yang mandiri dalam pengelolaan dan pengasuhan
anak-anak yatim dan dhuafa. Selain itu, pendidikan dan kesejahteraan anak-
anak yatim dan dhuafa dapat lebih intensif dan terpantau dari waktu ke waktu
sehingga potensi yang dimiliki oleh setiap anak-anak dapat teroptimalkan dan
berdaya guna.
Lebih jauh dari itu Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
melakukan berbagai cara agar potensi dan sumber daya anak-anak yatim yang
diasuh bisa berkembang lebih baik dan lebih unggul, baik aspek pendidikan,
kesehatan, agama, ketrampilan dan aspek-aspek lainnya.74
74 Administrator, “visi misi,” diakses pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 10.00 WIB dari
www.rumah-yatim.org/indonesia/index.php/2012032561/profil/visi-misi.html
60
Visi
Menjadi lembaga sosial terbaik tingkat nasional dalam pengasuhan
dan pengelolaan anak yatim dan dhuafa
Misi
1. Memberikan pelayanan terbaik bagi anak-anak yatim dan dhuafa.
2. Menjadi fasilitator terpercaya antara kaum mampu dan tidak
mampu.
3. Menjadikan Rumah Yatim sebagai organisasi sosial yang
professional dan dinamis.
C. Struktur Kepengurusan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
Pola kepengurusan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
bersifat terpusat dimana disetiap asrama yang ada di-13 Kota di Indonesia
dipimpin oleh Kepala Asrama. Setiap Kepala Asrama bertanggung jawab
kepada Direktur Area yang kemudian bertanggung jawab kepada Dewan
Pembina.75
Berikut struktur kepengurusan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia.
1. Struktur kepengurusan Pusat
DEWAN PEMBINA
Ir. Apep Rochdiat
Uus Fauzi, Amd
Ahmad Jaeni, SE
75 Administrator, “struktur organisasi yayasan,” diakses pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 10.00 WIB dari www.rumah-yatim.org/indonesia/index.php/2012032543/profil/struktur-organisasi-yayasan-rumah-yatim-arrohman-indonesia.html
61
DIREKTUR UTAMA
Nugroho BW
WAKIL DIREKTUR UTAMA
Lili H. Abdurrohman
SEKJEN
Rozalina
DIREKTUR KEMANDIRIAN YATIM DHUAFA
Indra Abdullah
DIREKTUR FUNDRAISING
Boy Hardy Harjadinata
DIREKTUR HRD & GENERAL AFFAIRS
Hilda Fermizola
DIREKTUR KEUANGAN & AKUNTING
Anis Asikin
DIREKTUR PEMBERDAYAAN UMAT
Nana Sujana
DIREKTUR PEKERJAAN UMUM
Gunawan Iryanto
DIREKTUR USAHA EKONOMI PRODUKTIF
Pipin Noor Arifin
DIREKTUR KESEHATAN
Ahmad Fakih
DIREKTUR WAKAF
Evi Rusmawati
62
2. Struktur kepengurusan asrama
Tabel 3.1 Struktur Kepengurusan Asrama
D. Asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
Hingga tahun 2013 ini Yayasan Rumah yatim Ar-rohman Indonesia
telah membuka 20 asrama putra dan putri di-13 kota di Indonesia. Adapun
kota-kota dimana asrama Rumah Yatim Ar-rohman berada meliputi Jawa
Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur,
Lampung, Kalimantan Selatan, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, Nangroe
Aceh Darussalam, dan Nusa Tenggara Barat.
Sarana dan prasarana yang ada di asrama dapat memenuhi kebutuhan
dari anak-anak yatim dan dhuafa yang tinggal di sana. Sarana dan prasarana
yang ada di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang,
Tangerang Selatan meliputi:
a) Ruang Tidur
Terdapat 3 ruang tidur dan 9 buah tempat tidur, 7
diantaranya adalah tempat tidur bertingkat. Disetiap tempat tidur
Kepala asramaIkin
Staf LogistikSiti
Asisten Masih
PenKes Gunawan
Staf UmumFeri
Staf UsahaYusuf
Ahmad
Front OfficeYaniYuniLina
63
terdapat sepasang bantal dan guling. Disetip kamar juga terdapat
lemari pakaian untuk anak-anak.
b) Dapur
Terdapat satu buah dapur yang terletak di belakang. Dapur
terdiri dari cucian piring dan berbagai alat dapur serta sebuah
kulkas. Dapur digunakan 3 (tiga) kali sehari untuk membuat
makanan bagi anak-anak.
c) Kamar mandi
Terdapat 3 buah kamar mandi dan salah satunya terdapat
di samping dapur di Rumah Yatim. Di dalamnya terdapat toilet,
bak untuk mandi dan alat-alat mandi.
d) Ruang tamu dan ruang kumpul
Terdapat dua ruangan besar yang biasanya digunakan oleh
anak-anak untuk berkumpul dan belajar. Ruang yang berada di
depan digunakan sebagai ruang tamu. Ruangan ini cukup besar di
dalamnya terdapat satu meja dan 3 (tiga) sofa untuk menerima
tamu dan sebuah meja serta 1 (satu) set computer dan sebuah
lemari file. Di ruangan ini juga terdapat sebuah papantulis putih
berukuran sedang untuk belajar bersama.
Sedangkan ruangan kedua berada ditengah rumah yang
menghubungkan dengan ruangan-ruangan lainnya. Di ruang
tengah terdapat sebuah TV, 3 (tiga) meja belajar yang tersusun
panjang, 2 (dua) lemari buku, 1 (satu) papan informasi anak/
jadwal pelajaran dan 2 (dua) set computer.
64
e) Taman
Tanah yang kosong yang terdapat di depan asrama
lumayan luas dan biasanya digunakan untuk tempat parkir bagi
staf, donator, tamu atau pun terkadang digunakan anak-anak untuk
bermain bola dan badminton.
f) Ruang front office
Ruangan ini berada di depan, terdapat 2 (dua) buah lemari
kaca untuk menyimpan piala serta piagam yang pernah diraih di
sekolah atau di luar sekolah oleh anak-anak. Terdapat juga meja
panjang yang diatasnya terdapat 2 (dua) buah set komputer serta
buku dan catatan donator. Di ruangan ini juga terdapat foto-foto
prestasi yang diperoleh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia. Ruangan ini sangatlah penting dikarenakan ruangan ini
adalah pintu awal menghubungkan antara donatur dan anak-anak
yatim dan dhuafa.
65
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Manajemen strategi pengembangan potensi anak di Yayasan Rumah
Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan.
Sebagai sebuah wadah yang bergerak dalam pengasuhan dan
pengelolaan anak yatim dan dhuafa, Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi anak yatim dan
dhuafa. Dengan membimbing mereka menuju masa depan yang lebih
gemilang dan mencapai kehidupan yang sejahtera dengan memberikan ilmu-
ilmu yang bermanfaat dan mengembangkan potensi yang dimiliki masing-
masing dari mereka.
Semua organisasi untuk mencapai tujuannya membutuhkan
manajemen strategi, begitu juga organisasi pelayanan kemanusiaan. Sebagai
organisasi non-pemerintah Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
sesuai dengan tujuan dan misi merupakan organisasi pelayanan kemanusiaan
atau Human Service Organization (HSO) yang tergolong kedalam usaha
perubahan manusia (people changing technology). Hal ini didasari bahwa
klien dalam hal ini adalah anak yatim dan dhuafa memiliki kemampuan yang
signifikan untuk memperbaiki dan patuh dengan perubahan. Anak yatim dan
dhuafa memiliki kemampuan untuk mendapatkan ilmu sebanyak mungkin
hanya saja tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan hal tersebut. Untuk
mendapatkan kesempatan memperoleh ilmu anak yatim dan dhuafa harus
66
merubah sikap dan sifat kearah yang lebih baik dengan patuh akan peraturan
yang ditetapkan oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia.
Dalam hal pengembangan dan pengasuhan anak yatim dan dhuafa
yang dilakukan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia belum tertulis
secara jelas manajemen strategi yang dilakukan tetapi proses penanganan dan
pemilihan program dapat dinyatakan memiliki kesamaan dengan proses
manajemen strategi.
Berdasarkan pada teori yang sudah penulis kutip pada bab
sebelumnya, manajemen strategi membantu organisasi dalam melakukan
aktivitas atau tindakan dalam mencapai tujuan. Seperti yang terdapat dalam
buku Manajemen Strategi Konsep yang ditulis oleh Fred R. David bahwa
untuk mencapai tujuan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat ada 3
(tiga) tahapan dalam manajemen strategi yaitu perumusan strategi,
implementasi strategi dan evaluasi strategi. Maka, penulis akan menganalisis
manajemen strategi dalam mengembangkan potensi anak yang dilakukan oleh
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia berdasarkan teori diatas.
1. Perumusan Strategi
Sebelum terbentuknya sebuah program yang dapat
diimplementasikan, tentunya pertama-tama dibutuhkan terlebih dahulu
sebuah perencanaan yang matang untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Usaha yang dilakukan oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
dalam merumuskan strategi ditentukan dari misi yang dimiliki oleh organisasi
tersebut. Pentingnya misi yang jelas digunakan untuk memastikan kebulatan
67
tujuan dari sebuah organisasi. Sehingga untuk merumuskan strategi yang
tepat sebuah organisasi harus memiliki misi yang jelas.
Analisis SWOT digunakan untuk menentukan tahap perumusan
strategi yang terdiri dari tiga tahap yaitu, tahap pengumpulan data, tahap
analisa data dan tahap pengambilan keputusan. Pada tahap pengumpulan data
akan dibedakan menjadi dua yaitu data internal dan data eksternal.
Data internal diperoleh dari lingkungan dalam asrama Yayasan
Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan, antara
lain:
Keadaan staf dan anak asuh
Fasilitas dan prasarana asrama
Kegiatan/program asrama
Lokasi/Geografis asrama
Administrasi staf dan anak asuh
Pengambilan data internal diambil dari kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness)
Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar asrama
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan,
antara lain:
Peran Masyarakat
Donator
Pemerintah
Organisasi lain
68
Pengambilan data eksternal diambil dari peluang (opportunities) dan
ancaman (threat).
Tahap analisa data
a. Kekuatan (Strength)
Terjalinnya kerja sama yang ada diantara para staf di setiap
asrama.
Letak dari lokasi asrama berada di kota-kota besar yang
memudahkan untuk mencari/mengetahui lokasi yayasan.
Terjalin hubungan yang baik antara staf dengan anak-anak
asuh yang tinggal di asrama.
Program-program yang yayasan buat dapat membangun
kemampuan potensi diri anak asuh untuk mencapai cita-cita
mereka.
b. Kelemahan (Weakness)
Kurangnya pekerja professional yang membantu dalam
pengasuhan anak yatim dan dhuafa.
Sarana dan prasarana untuk anak asuh terbatas dan berbeda
dikarnakan sesuai dengan pendapatan donasi dari donatur di
setiap asrama.
Terkadang terjadi penurunan kualitas kerja staf dikarenakan
banyak tugas yang dilakukan sedangkan pendapatan/gaji/upah
yang diterima tidak banyak
69
c. Peluang (Opportunities)
Masih ada dan tergolong banyak masyarakat yang masih mau
menyisihkan harta mereka untuk anak-anak yatim dan dhuafa.
Dukungan dari pemerintah pusat dan daerah dalam
terselenggaranya dan berdirinya Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia.
Adanya hubungan kerjasama dengan lembaga atau organisasi
lain dalam proses pencapaian tujuan yayasan seperti dengan
klinik dan lembaga bimbingan belajar.
d. Ancaman (Threat)
Semakin bertambahnya jumlah anak putus sekolah, yatim dan
dhuafa membuat yayasan membatasi penerimaan anak asuh
yang tinggal di asrama.
Jauhnya sekolah-sekolah dengan asrama membuat terbatasnya
pengawasan dari yayasan dengan anak asuh.
Setelah melakukan analisa data diketahui bahwa kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki organisasi seimbang, Begitu juga antara peluang dan
ancaman organisasi. Masih adanya ancaman dan kelemahan yang dimiliki
organisasi yang kemudian dilakukan pengambilan keputusan bahwa untuk
mencegah ancaman dan kelemahan maka diperlukan program/kegiatan.
Rencana jangka panjang untuk mengurangi kelemahan dan ancaman
yang ada di yayasan adalah dengan membangaun Yatim Apartemen yaitu
proses pengasuhan dan pemberian pendidikan dilakukan didalam lingkungan
Yatim Apartemen, mulai dari istirahan, makan, bermain hingga proses belajar
70
mengajar sehingga semua kegiatan anak yatim dan dhuafa dapat diawasi
dengan baik. Selanjutnya program Smart Scholarship dan School Of Life
adalah program edukasi yang diadopsi dari asmaul husnah dengan
meningkatkan keterampilan nilai-nilai kehidupan, sejalan dengan Smart
Scholarship adalah program pemberian beasiswa bagi anak yatim dan dhuafa
yang duduk dikelas 3 Sekolah Menengah Atas untuk melanjutkan pendidikan
di Perguruan Tinggi. Program ini bekerja sama dengan lembaga Bimbingan
Belajar Ganesha Operation.
Untuk menunjang program-program yang direncanakan maka
dibutuhkan usaha untuk meningkatkan potensi anak, ada 2 (dua) hal yang
dirumuskan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia yaitu kesehatan dan
peningkatan kompetensi dan kualitas pendidikan anak. Kedua faktor ini
kemudian disusun dan dirancang dengan matang sehingga menjadi program
yang bertujuan meningkatkan potensi anak yatim dan dhuafa di Yayasan
Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia sekaligus menjadi pencapaian yayasan
dalam mencapai tujuannya.
Melalui program kesehatan, kualitas diri anak yatim dan dhuafa dapat
terjaga dengan baik. Program ini memberikan pengembangan dan
perlindungan diri bagi anak yatim dan dhuafa. Pengembangan yang dimaksud
adalah anak yatim dan dhuafa mendapatkan gizi yang cukup dan baik melalui
makanan yang diberikan 3X sehari oleh staf logistik. Anak-anak masih sangat
memerlukan makanan yang bergizi dikarenakan mereka masih dalam proses
perkembangan.
71
Sebelum mereka menjadi manusia dewasa, mereka harus melalui
beberapa fase perkembangan. Seperti yang dikatakan oleh John W. Santrock
dalam bukunya tentang perkembangan anak ada 3 (tiga) fase yang dilalui
anak untuk mencapai tahap dewasa yaitu proses biologis menghasilkan
perubahan pada tubuh seseorang, proses kognitif menggambarkan perubahan
dalam pikiran, intelegensi dan bahasa seseorang, dan yang terakhir proses
sosial-emosi melibatkan perubahan dalam hubungan seseorang dengan orang
lain, perubahan emosi dan perubahan kepribadian.
Tentu saja staf-staf yang ada di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia tahu betul akan fase perkembangan anak. Oleh karena itu, mereka
memberikan gizi yang sehat dan baik untuk anak yatim dan dhuafa yang
mereka asuh supaya pertumbuhan anak akan terus berkembang hingga
mencapai tingkat yang paling tinggi dalam perkembangannya sehingga
kemampuan anak seperti kecerdasan dapat tumbuh dan menghasilkan
kemampuan atau potensi pada diri anak tersebut.
Selain itu kebersihan lingkungan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia yang terawat dengan baik dan bersih menjadi faktor penting dalam
mengembangkan potensi anak. Kebersihan lingkungan yayasan menjadi
sangat penting dikarenakan hampir setiap harinya anak-anak berada di
yayasan. Apabila yayasan tidak terjaga kebersihannya maka akan
menimbulkan banyak penyakit, dimana yang kemudian akan terjangkit pada
anak-anak yang tinggal. Jika hal tersebut terjadi maka anak-anak tidak dapat
tumbuh dan berkembang secara baik, mereka tidak dapat mengembangkan
potensi yang mereka miliki jika mereka sakit. Oleh karena itu, kebersihan
72
lingkungan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia menjadi faktor
penting dalam mengembangkan potensi diri anak yatim dan dhuafa yang
mereka asuh.
Tidak hanya itu, Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia juga
bekerja sama dengan badan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit
apabila ada anak yatim atau dhuafa yang harus mendapatkan bantuan
kesehatan seperti sakit atau kecelakaan seperti Klinik Tiga Mandiri yang
terletak tidak jauh dari asrama Pamulang. Oleh karena itu, program kesehatan
ini berguna untuk mengembangkan dan melindungi anak yatim dan dhuafa
dalam meningkatkan kualitas potensi diri.
Program peningkatan kompetensi dan kualitas pendidikan anak yatim
dan dhuafa membantu mereka menuju masa depan yang gemilang dan
kehidupan yang sejahtera. Melalui program ini anak yatim dan dhuafa
diberikan pendidikan yang layak dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Adapun pendidikan yang diberikan kepada anak yatim dan dhuafa meliputi:
a. Pendidikan Formal
Anak asuh dimasukkan ke sekolah-sekolah negeri atau
pun swasta sesuai dengan umur dan kemampuan yang
dimiliki setiap diri anak asuh. Mulai dari tingkat Taman
Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama
dan Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah
Kejuruan.
73
b. Pendidikan Diniah
Tahfiz
Tahsin
Qiro’at
Tamyiz
Fuqoha Ceria
c. Pendidikan Informal
Bimbingan belajar intensif
Kursus bahasa Arab
Kursus bahasa Inggris
Kursus bahasa Mandarin
Kursus Akunting
Kursus Automotif
Kursus Komputer
d. Keterampilan
Tata Boga
Tata Busana
Handycraft
Membatik
e. Seni dan Budaya
Marawis
Angklung
Paduan suara
Lukis
74
Kaligrafi
Pahat
Seni peran / Theater
Macam-macam pendidikan yang diberikan oleh Yayasan Rumah
Yatim Ar-rohman Indonesia untuk anak asuhnya tersebut tidak selalu sama
antara asrama Rumah Yatim yang ada di satu daerah dengan daerah lain. Hal
ini dikarenakan minat dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak
berbeda. Seperti di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang,
Tangerang Selatan semua anak asuhnya adalah perempuan sehingga
pengembangan dan talenta dan potensi anak berbeda dengan asrama yang
mengasuh anak laki-laki.
Untuk melaksanakan semua program/kegiatan yang direncanakan
dibutuhkan dana, oleh karena itu pendapatan Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia seluruhnya diperoleh dari dana bantuan donator yang
diterima dari berbagai macam cara. Donator dapat memberikan donasinya
melalui Bank yang sudah bekerja sama dengan Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia ataupun datang langsung ke asrama-asrama Yayasan
Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia. Selain itu dana diperoleh dari alat
kencleng yang disebar dibeberapa tempat umum yang berpeluang dan aman
seperti Rumah Makan, tempat-tempat usaha kecil dan beberapa rumah warga
disekitar lingkungan asrama.
75
2. Implementasi Strategi
Tahapan manajemen strategi tidak berhenti ketika organisasi
memutuskan strategi apa yang akan dilakukan. Harus ada penerjemahan
pemikiran strategis menjadi tindakan strategis. Penerjemahan pemikiran
strategis berupa sebuah tindakan startegi atau dapat disebut juga implementasi
startegi. Strategi yang sudah dirumuskan tetapi tidak diimplementasikan sama
sekali tidak ada gunanya.
Dalam mencapai kesuksesan implementasi strategi ini ada 3 hal yang
mempengaruhi yaitu siapa yang melakukan, apa yang harus dilakukan dan
bagaimana melakukannya. 3 (tiga) hal ini yang menjadi kunci penilaian
keberhasilan dari implementasi strategi.
Untuk mengimplementasikan program-program peningkatan potensi
anak yang sudah direncanakan sebelumnya oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia, akan dilaksanakan oleh seluruh staf mulai dari tingkat
pusat hingga yang berada di asrama yang bertanggung jawab sesuai dengan
tugas masing-masing.
Di tahap ini sangat dubutuhkan kerjasama staf di setiap divisi dan
membutuhkan banyak sumberdaya manusia yang ada di Yayasan Rumah
Yatim Ar-rohman Indonesia. Setiap staf memiliki peran masing-masing
sehingga mereka kan mengetahui apa yang harus dilakukan dan bagaimana
melakukannya. Dalam pelaksanaan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia untuk mencapai tujuan mengembangkan potensi anak yatim dan
dhuafa yang diasuh terbagi kedalam 2 (dua) program, yaitu:
76
Pelaksanaan program kesehatan dalam upaya meningkatkan potensi
anak dilakukan oleh manajer area, kepala asrama, staf logistik, staf umum dan
staf pendidikan dan kesehatan. Setiap staf memiliki tugas yang berbeda satu
dangan yang lainnya tetapi memiliki satu tujuan yaitu untuk menjaga
kesehatan dari anak yatim dan dhuafa yang diasuhnya.
Tugas dari manajer area memberikan pemahaman dan memberikan
motivasi kepada bawahannya. Kegiatan ini dilakukan satu kali dalam kurun
waktu 1 (satu) bulan. Terdapat dua manajer area di Yayasan Rumah Yatim
Ar-rohman Indonesia yaitu manajer area Jawa Barat dan manajer area
Lampung, dan JABOTABEK. Manajer area harus membagi waktu dalam
tugasnya memberikan motivasi dan pemahaman. Tidak jarang seorang
manajer area harus pergi ke asrama untuk melihat atau memantau sekaligus
memberikan motivasi. Seperti yang dikatakan oleh Bapak EN sebagai
Manajer Area Tangerang.
“Seorang manajer area harus mengerti tentang tujuan dari yayasan, sehingga dapat memberikan pengarahan yang benar kepada bawahannya dan tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas masing-masing staf. Dalam program kesehatan yang berkaitan dengan hal mengembangkan potensi anak yatim dan dhuafa tugas manajer area adalah memberikan pemahaman bahwa kesehatan dari anak asuh sangat penting karena itu dapat mempengaruhi pertumbuhannya baik fisik, intelengensi, dan sosialnya. Selain itu dapat memotivasi staf untuk dapat bekerja dengan baik seperti memberikan pemahaman bahwa mengurus anak yatim dan dhuafa itu merupakan perbuatan mulia dan disenangi oleh Allah SWT.”76
Tugas dari staf logistik adalah memberikan asupan makanan yang
bergizi untuk anak asuh. Tugas staf logistik dibantu oleh seorang asisten
dalam pelaksanaannya. Sebelum memasak makanan, staf logistik dan
76 Wawancara pribadi dengan Manajer Area Jakarta, Tangerang dan Lampung pada
tanggal 23 Oktober 2013
77
asistennya pergi ke pasar untuk mencari bahan makanan. Biasanya kegiatan
ini dilakukan seminggu 3 atau 2 kali. Pemilihan menu yang dimasak setiap
harinya diserahkan sepenuhnya kepada staf logistik dengan catatan makanan
yang dimasak harus memenuhi kriteria 4 sehat seperti karbohidrat, vitamin,
mineral dan protein.
Dalam sehari anak asuh yang berada di Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan mendapat makanan 3 kali
yaitu diwaktu pagi, siang dan malam hari.
Tugas staf umum adalah untuk menjaga kebersihan lingkungan area
asrama. Menyapu area dalam asrama maupun luar asrama dan mengepel
merupakan tugas utama dari staf umum. Menjaga agar tidak ada debu atau
kotoran yang ada di lingkungan asrama yang dapat menimbulkan penyakit
bagi anak yatim dan dhuafa yang tinggal di asrama.
Adapun jadwal tugas staf umum dalam membersihkan lingkngan
asrama sebagai berikut:
Hari Tugas Ruangan/daerah
Senin Menyapu & Mengepel R. Tamu, R. Tidur, Dapur & R. Kantor
Selasa Menyapu & Mengepel R. Tamu, R. Tidur, Dapur, R. Kantor, & Kamar mandi
Rabu Menyapu & Mengepel R. Tamu, R. Tidur, Dapur, R. Kantor & Halaman
Kamis Libur Libur
Juma’at Menyapu & Mengepel R. Tamu, R. Tidur, Dapur & R. Kantor
Sabtu Menyapu & Mengepel R. Tamu, R. Tidur, Dapur, R. Kantor & Kamar mandi
Minggu Menyapu & Mengepel R. Tamu, R. Tidur, Dapur, R. Kantor & Halaman
Tabel 4.1 Jadwal Tugas Harian
78
Tugas staf pendidikan dan kesehatan adalah memonitor kegiatan
sehari-hari anak asuh baik dalah hal pendidikan dan kesehatan. Staf
pendidikan dan kesehatan atau yang disingkat penkes selalu memonitor anak
asuh yang ada di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang,
Tangerang Selatan. Setiap asrama di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia memiliki 1 (satu) staf penkes.
Staf penkes selalu berada di sisi anak asuh atau dapat dikatakan bahwa
staf ini merupakan orang yang menjembatani antara anak-anak dan pihak staf
asrama yang lain. Staf penkes mengetahui siapa-siapa saja anak yang sudah
melaksanakan tugasnya seperti menjaga agar anak asuh sudah makan atau
tidak dan mengetahui kondisi dari masing-masing anak asuh seperti siapa
yang sedang sakit dan sebagainya.
Pelaksanaan program peningkatan kompetensi dan kualitas
pendidikan dilakukan oleh manajer area, kepala asrama dan staf pendidikan
dan kesehatan. Pelaksanaan program ini dilakukan demi meningkatkan
potensi yang ada di dalam diri masing-masing anak asuh.
Tugas manajer area adalah memberikan pemahaman tentang
memberikan pendidikan yang baik untuk anak asuh. Manajer area sebagai
salah seorang yang ikut dalam tahapan perencanaan strategi pastinya
mengetahui apa saja hal-hal yang harus dilakukan dalam tahap implementasi.
Memberikan kepada anak asuh ilmu yang bermanfaat melalui sekolah-
sekolah yang berkompeten dan baik dalam kurikulumnya dan keterampilan-
keterampilan yang dimiliki anak asuh melalui kegiatan-kegiatan di luar
sekolah.
79
Menetapkan atau menyusun kebijakan dalam pemberian pendidkan
dan pelaksanaannya. Kebijakan tersebut mengatur supaya proses pendidikan
berjalan baik dan diharapkan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
seperti anak bolos sekolah dan anak tauran. Apabila hal ini terjadi maka anak
yang menyalahi aturan akan dikenakan hukuman sesuai dengan kebijakan
yang telah ada.
Tugas kepala asrama adalah mengatur jadwal kegiatan dari anak yatim
dan dhuafa yang diasuh. Menetapkan kapan anak harus sekolah dan kapan
anak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensinya melalui
kegiatan-kegiatan di luar sekolah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
anak asuh harus mendapat persetujuan dari kepala asrama.
Kepala asrama bertugas mendatangkan guru privat setiap minggunya
guna meningkatkan intelektual dan keterampilan diri anak asuh. Tidak jarang
juga ada guru privat yang datang dan memberikan waktunya untuk mengajar
tanpa meminta imbalan sedikit pun. Kepala asrama harus pintar dalam
memilih guru privat yang professional dalam bidangnya supaya anak asuhnya
mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Biasanya kepala asrama bekerja sama dengan staf pendidikan dan
kesehatan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing
anak asuh. Dengan demikian kepala asrama dapat mengambil keputusan
untuk memberikan kegiatan-kegiatan di luar sekolah yang dapat
mengembangkan potensi anak.
80
Kepala asrama mengatur pendidikan formal yang layak bagi anak
asuhnya. Dengan memasukkan anak yatim dan dhuafa yang diasuhnya ke
lembaga pendidikan negeri maupun swasta yang memiliki kurikulum baik.
Tugas staf pendidikan dan kesehatan adalah memonitor dan
memastikan bahwa setiap anak yatim dan dhuaya yang di asuh oleh Yayasan
Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan
melaksanakan tugasnya sebagai murid di sekolah. Staf penkes memonitor
perkembangan pendidkan anak asuh selama bersekolah dengan melihat hasil-
hasil ulangan dan raport akhir tahunnya.
Hampir setiap malam staf penkes harus memberikan bimbingan
kepada beberapa anak asuh. Dalam memberikan bimbingan pendidikan ada
beberapa relawan yang setiap minggunya datang. Mereka dari anak kuliahan
yang memang ingin membantu mencerdaskan anak-anak yatim dan dhuafa.
Mereka membantu secara cuma-cuma atau gratis tidak dipungut biaya
sedikitpun.
Hampir setiap hari staf penkes selalu berada didekat anak asuh,
sehingga dia dapat melihat potensi dari masing-masing anak. Untuk
mengembangkan potensi anak, staf penkes bekerja sama dengan kepala
asrama untuk memberikan kesempatan dengan memasukkan mereka
ketempat-tempat yang tepat lembaga pendidikan informal seperti bimbingan
bahasa asing dan lain-lain.
Selain itu dalam mengembangkan potensi anak, staf penkes dan
kepala asrama memberikan keterampilan. Keterampilan ini diberikan dengan
bekerjasama dengan orang-orang yang terlatih di bidangnya seperti
81
keterampilan musik, keterampilan menjahit, keterampilan komputer,
keterampilan memasak dan lain sebagainya.
Di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang,
Tangerang Selatan, staf pendidikan dan kesehatan telah bekerja sama dengan
3 orang yang professional dibidangnya. Mereka adalah ahli menjahit, ahli
komputer dan ahli memasak. Melalui 3 orang ini anak-anak asuh dapat
mengembangkan potensinya yang berhubungan dengan 3 hal tersebut.
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang
Selatan telah bekerja sama dengan beberapa professional dalam bidang
masing-masing baik perseorangan maupun organisasi untuk mengembangkan
potensi anak yatim dan dhuafa yang diasuh.
3. Evaluasi strategi
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dari proses manajemen strategi.
Pada tahap ini bertujuan untuk mengukur atau menilai prestasi yang dicapai.
Pelaksanaan evaluasi dilakukan antara Staf dengan Kepala Asrama dan
Kepala Asrama dengan Manajer Area Jakarta, Tangerang dan Lampung.
Evaluasi antara Staf dengan Kepala asrama dilakukan dalam kurun waktu 1X
sebulan dan ini merupakan sharing dan menilai apa yang menjadi kekurangan
dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan. Kemudian evaluasi antara Kepala
asrama dengan Manajer Area Jakarta, Tangerang dan Lampung dilakukan
dalam kurun waktu 1X setahun. Evaluasi ini meninjau keberhasilan rencana
jangka panjang yang dilakukan dan mencari rencana alternative setiap
tahunnya dikarenakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam faktor
82
internal dan juga eksternal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak I selaku
Kepala Asrama Pamulang.
“Evaluasi dilakukan oleh staf dengan kepala asrama dan kepala asrama dengan manajer area. Dalam jangka waktu satu bulan sekali dilakukan pertemuan antar staf dengan kepala asrama untuk melihat hasil kenerja yang dilakukan staf dan melihat kekurangan-kekurangan. Kemudian dalam jangka waktu satu tahun dilakukan evaluasi antara semua kepala asrama dengan manajer area masing-masing. Dimana kepala asrama memberikan buku report kepada manajer area untuk kemudian diserahkan ke pusat.”77
B. Hasil yang dicapai dari manajemen strategi pengembangan potensi anak
yang dilaksanakan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
Pamulang, Tangerang Selatan.
Dari hasil penelitian dan analisa yang telah peneliti lakukan maka
didapatkan temuan bahwa proses manajemen strategi yang dilakukan oleh
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia pamulang, Tangerang selatan
dalam mengembangkan potensi anak asuhnya telah menunjukkan
peningkatan perkembangan keterampilan diri anak yang cukup baik. Dalam
proses manajement startegi mulai dari perumusan strategi, implementasi
strategi hingga evaluasi diperoleh program-program yang dapat
meningkatkan potensi diri anak, salah satunya adalah program peningkatan
kompetensi dan kualitas pendidikan. Dari program pendidikan yang diberikan
untuk anak yatim dan dhuafa yang diasuh Yayasan Rmah Yatim Ar-rohman
Indonesia diperoleh hasil meningkatnya kemampuan intelektual diri pada
anak. Peningkatan intelektul pada diri anak dapat dilihat dari prestasi yang
diperoleh baik prestasi di dalam sekolah maupn di luar sekolah.
77 Wawancara pribadi dengan Kepala Asrama Jakarta, Tangerang dan Lampung pada
tanggal 23 Oktober 2013
83
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Djoko Subiarto
dalam bukunya Gali Rahasia Potensi Diri yang menyatakan bahwa penerapan
sistem pendidikan yang baik dapat membantu lahirnya individu-individu yang
unik. Sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan yang dapat
memenuhi kebutuhan para peserta didiknya sehingga mereka mampu
mengembangkan segenap potensi diri sekaligus mendorong tumbuh dan
berkembangnya kreatifitas mereka sebagai individu-individu yang unik dan
berbeda-beda dari yang lain.
Sistem pendidikan yang baik membutuhkan kerjasama setiap individu
yang berada di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia mulai dari
pengurus pusat, staf-staf yang berada di asrama hingga semua anak yatim dan
dhuafa yang diasuh. Sehingga untuk mencapai sistem pendidikan yang dapat
mengembangkan potensi diri sekaligus mendorong tumbuh dan
berkembangnya kreatifitas sebagai individu-individu yang unik seyogyanya
harus melalui proses manajemen strategi yang baik.
Dan dampak dari manajemen strategi yang dilakukan Yayasan Rumah
Yatim Ar-rohman Indonesia dalam mengembangkan potensi anak terlihat
banyaknya piala dan piagam penghargaan atas prestasi yang diperoleh anak
asuh mereka seperti Juara lomba Tahfiz se Tangerang Selalatan, juara umum
lomba menggambar dan mewarnai, dan juara lomba lari putri 100 meter.
Selain itu terlihat perkembangan keterampilan yang sebelumnya tidak
bisa menjahit menjadi pandai menjahit dan dapat membuat beberapa pakaian
sendiri dan hasil jahitannya dapat dipakai sendiri atau teman-teman satu
asrama. Peningkatan lainnya yang dirasakan oleh anak-anak asrama Yayasan
84
Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan adalah
keterampilan bahasa, keterampilan bahasa yang dimiliki anak asuh tidak
sebatas bahasa Indonesia melainkan bahasa dari Negara lain seperti bahasa
inggris dan bahasa mandarin. Seperti yang dikatakan oleh S salah seorang
anak asuh di asrama Pamulang.
“Banyak ilmu-ilmu yang tadinya belum pernah saya dapat dan sekarang sudah saya peroleh. Banyak juga keterampilan-keterampilan yang saya terima setelah tinggal di asrama salah satunya adalah keterampilan menjahit.”78 Nilai-nilai yang dianut oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia berlandaskan nilai agama islam. Di dalam Al-quran surat Al-
baqarah ayat 220 dijelaskan bahwa mengurus urusan anak yatim secara patut
itu baik. Oleh karena itu mengurus anak yatim seperti menyekolahkannya dan
merawat tumbuh kembangnya akan mendapatkan balasan yang setimpal dari
Allah SWT. Selain mendapatkan pahala dari Allah SWT, merawat anak yatim
itu juga akan memberikan perasaan spiritual emosinal tersendiri didalam diri
karena islam mengajarkan untuk saling tolong menolong antar umat manusia
tanpa membedakan suku, ras, warna kulit dan agama.
Dengan demikian setiap manusia tidak dapat hidup sendiri,
dibutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupan. Seperti halnya yang
miskin membutuhkan yang kaya dan yang lemah membutuhkan yang kuat
begitu juga sebaliknya. Anak-anak yatim membutuhkan orang-orang
dermawan yang mau memberikan sebagian rizkinya untuk membantu mereka
meraih cita-citanya.
78 Wawancara pribadi dengan anak asuh asrama Pamulang pada tanggal 23 Oktober
2013
85
Dari hasil temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam
mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada didalam diri anak yatim
dan dhuafa dibutuhkan bantuan dari banyak pihak. Dibutuhkan orang-orang
dermawan yang mau menyisihkan sedikit hartanya untuk membantu
mensukseskan program-program yang telah direncanakan oleh
lembaga/Yayasan yang bergerak dalam hal mengasuh dan membimbing anak
yatim dan dhuafa. Staf-staf yang bekerja di yayasan harus saling bekerjasama
dan memiliki misi yang sama supaya tidak ada perbedaan dalam melakukan
pelayanan untuk anak yatim dan dhuafa. Anak yatim dan dhuafa yang diberi
kesempatan untuk bersekolah harus bersungguh-sungguh dalam menuntut
ilmu dan meningkatkan potensinya karena tidak semua anak yatim dan
dhuafa mendapatkan kesempatan yang sama.
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemiskinan menjadi faktor penyebab banyaknya permasalahan yang
terjadi saat ini salah satunya adalah bertambahnya jumlah anak yang hidup di
jalanan atau yang dikenal dengan anak jalanan. Dibutuhkan peran serta dari
pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan anak seperti lingkungan keluarga dan lingkungan sosialnya.
Dengan meningkatnya kesejahteraan anak maka hak-hak anak akan terpenuhi.
Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan pengelolaan strategi yang tepat.
Oleh karena itu, Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia sebagai
lembaga sosial yang bergerak dalam pengasuhan dan pengelolaan anak yatim
membantu pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan anak sehingga hak-
hak anak terpenuhi dengan melakukan manajemen strategi.
Untuk mengetahui proses dan hasil dari manajemen strategi sekaligus
menjawab rumusan masalah maka penulis membagi penjelasan kedalam dua
poin, yaitu:
1. Sebagai organisasi pelayanan sosial non-pemerintah Yayasan
Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia memberikan pelayanannya kepada anak
yatim dan dhuafa berupa pengelolaan dan pengembangan potensi. Untuk
melaksanakan tugas tersebut dan mencapai tujuan dibutuhkan pemilihan
strategi yang tepat. Dengan melaksanakan proses manajemen strategi maka
proses pencapaian tujuan akan berjalan dengan baik. Terdapat 3 tahapan
87
dalam proses manajemen strategi, yaitu pertama, tahap perumusan strategi
yaitu menentukan obyektif jangka panjang dengan melihat peluang dan
ancaman serta kekuatan dan kelemahan organisasi. Masih banyak orang yang
peduli dengan anak yatim dan dhuafa menjadi peluang yang dimiliki yayasan
tetapi berbanding lurus dengan ancaman yang dimiliki yayasan semakin
banyaknya jumlah anak yatim dan dhuafa yang belum mendapatkan
pelayanan sosial. Selain itu kekuatan yayasan seperti program-program yang
yayasan buat dapat membangun kemampuan potensi diri anak asuh untuk
mencapai cita-cita mereka berbanding lurus pula dengan kelemahan seperti
terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki setiap asrama.
Dengan mengetahui hasil analisis tersebut dibuatlah beberapa
program seperti yatim apartemen, school of life dan Smart Scholarship.
Terbentuknya program-program ini merupakan tujuan jangka panjang yang
dimiliki yayasan. Dengan adanya program-program ini dapat mengurangi
ancaman dan kelemahan yayasan sehingga tujuan dapat tercapai.
Kedua, tahap implementasi strategi yaitu pelaksanaan program
yang telah direncanakan dengan melibatkan staf-staf yang ada di asrama.
Terdapat 7 divisi atau bagian di asrama mulai dari manajer area Jakarta,
Tangerang dan Lampung, kepala asrama, staf logistik, staf pendidikan dan
kesehatan, staf umum, staf usaha dan staf front office. Mereka memiliki
fungsinya masing-masing sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Manajer
area Jakarta, Tangerang dan Lampung memberi perintah dari pusat kepada
kepala asrama sekaligus sebagai supervisor asrama di daerah Jakarta,
Tangerang dan Lampung. Tugas dari kepala asrama adalah sebagai pemberi
88
keputusan bagi staf dan anak asuh. Tanpa persetujuan dari kepala asrama
maka tidak ada hal-hal seperti kegiatan yang berhubungan dengan anak asuh
dapat terlaksana.
Staf pendidikan dan kesehatan memiliki tugas sebagai penghubung
antara anak asuh dengan kepala asrama. Staf penkes selalu berada dekat
dengan anak asuh sehingga apabila ada hal yang dibutuhkan dalam hal
pendidikan atau kesehatan dapat segera diperoleh dengan persetujuan dari
kepala asrama. Untuk menjaga lingkungan asrama agar tetap bersih dan sehat
itu merupakan tugas dari staf umum. Setiap harinya selalu membersihkan
lingkungan asrama mulai dari taman, ruang tamu, kamar, kamar mandi, dapur
hingga ruang kantor. Tugas staf usaha dan front office hampir serupa yaitu
mencari dan menerima dana bantuan dari donator, dimana nantinya donasi ini
akan membantu anak yatim dan dhuafa yang ada di asrama maupun di luar
asrama dalam memperoleh kebutuhan mereka masing-masing.
Ketiga, tahap evaluasi strategi yaitu bertujuan untuk mengukur atau
menilai prestasi yang dicapai yayasan. Evaluasi dilakukan oleh manajer area
Jakarta, Tangerang dan Lampung kepada kepala asrama Pamulang yang
dilakukan dalam kurun waktu 1X setahun dan antara kepala asrama Pamulang
dengan staf-staf yang bekerja di asrama Pamulang yang dilakukan dalam
waktu 1X sebulan. Evaluasi ini meninjau keberhasilan rencana jangka
panjang yang dilakukan dan mencari rencana alternative setiap tahunnya
dikarenakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam faktor internal dan juga
eksternal. Untuk melihat hasil yang dicapai maka akan dijelaskan pada poin
nomor dua.
89
2. Setelah tahap manajemen strategi dilakukan maka diketahui
hasilnya. Banyak terjadi perubahan sebelum masuk asrama Yayasan Rumah
Yatim Ar-rohman Indonesia dengan setelah masuk yaitu anak yatim dan
dhuafa mendapatkan kesempatan untuk bersekolah kembali, selain itu mereka
juga dibekali dengan ilmu-ilmu lain seperti ilmu agama Islam yang diajarkan
di asrama. Dengan ilmu agama tersebut telah membawa seseorang anak
asuhnya menjadi juara 3 di ajang perlombaan Tahfiz seluruh Tangerang
Selatan.
Tidak hanya itu, keterampilan juga diberikan kepada anak asuh untuk
menjadi bekalnya nanti seperti menjahit dan jurnalistik dengan harapan ilmu
yang diberikan dapat bermanfaat dan digunakan ketika keluar dari asrama
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia.
B. Saran-Saran
1. Penulis melihat untuk kedepannya Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia asrama Pamulang, Tangerang Selatan menambah tenaga
pekerja professional dalam meningkatkan potensi diri anak, supaya proses
pelaksanaannya dapat berjalan lebih maksimal.
2. Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia khususnya staf yang bekerja
di asrama Pamulang, Tangerang Selatan harus saling menjaga kerjasama
dalam mengasuh anak yatim dan dhuafa serta menjalin hubungan yang
lebih dekat lagi dengan anak asuh dan menjaga amanah yang diberikan.
3. Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia dapat menjalin kerjasama
dengan pihak-pihak lainnya untuk meningkatkan potesi anak yatim dan
90
dhuafa yang diasuh dengan lebih banyak lagi dan membuka banyak
kesempatan untuk anak asuh dalam meningkatkan potensi mereka.
4. Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia dapat membangun asrama
lebih banyak lagi sehingga dapat menyebar keseluruh pelosok daerah di
Indonesia agar memberi banyak kesempatan kepada anak-anak yang tidak
mendapatkan hak mereka menjadi anak yang sejahtera dan bisa
menggapai impian-impian mereka.
5. Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia harus lebih selektif dalam
menentukan/memilih pekerja khususnya dalam menangani permasalahan
anak, hal ini terlihat dari minimnya tenaga Pekerja Sosial Profesional di
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang
Selatan sehingga penanganan masalah anak yang ada kurang maksimal.
91
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power. Jakarta:
Arga, 2003.
Ahmadi, Abu dan Sholeh, Munawar. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2005.
Azzet, Akhmad Muhaimin. Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak.
Yogyakarta: Katahati, 2010.
Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-2. Jakarta: PT
Grafindo Persada, 2003.
Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kulitatif. Jakarta: Prenada Media Group,
2005.
Brosur. Tentang Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia. April 2013.
David, Fred R. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta: PT Prenhallindo, 2002.
Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman Penyelenggaraan Program
Kecakapan Hidup (life skill) Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003.
Direktorat Jendral Bina Kesejahteraan Sosial dan Direktorat Kesejahteraan Anak,
Keluarga dan Lanjut Usia. Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan
Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan. Jakarta: Departemen sosial RI, 1999.
Handoko, T. Hani. Manajemen, Cet ke-2. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1999.
Hasenfeld, Yeheskel. Human Service Organization, USA: Prentice Hall, Inc,
1974.
92
LN, Syamsu Yusuf. Psikologi perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011.
Lucy, Bunda. Mendidik Sesuai Dengan Minat dan Bakat Anak. Jakarta.: PT
Tangga Pustaka, 2009.
Patilima, Hamid. Metode Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-3. Bandung: Alfabeta,
2011.
Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka,
1982.
Salim, Peter & Salim, Yenni. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Edisi
Pertama. Jakarta: Modern Enlish Press, 1991.
Santrock, John W. Perkembangan Anak, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama,
2007.
Sarwono, Sarlinto Wirawan. Psikologi Sosial Individu Dan Teori-Teori Psikologi
Sosial. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Shaleh, Abdul Rahman dan Wahab, Muhbib Abdul. Psikologi Suatu Pengantar
Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana, 2005.
Subiarto, Djoko. Gali Rahasia Potensi Diri. T.tp.: by Leaf Production, 2011.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-5. Bandung: Alfabeta, 2009.
Sujanto, Agus. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Surya, Mohammad. Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003.
Sutopo, Heribertus B. Metodologi Penelitian Kualitatif: Metodologi penelitian
untuk Ilmu-ilmu Sosial dan Buday. Surakarta: Universitas Sebelas Maret,
1996.
93
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak.
Wiyono, Slamet Ak., M.B.K. Manajemen Potensi Diri. Jakarta: Gramedia, 2006.
Internet
Susi Wulandari, “Wajib Belajar 12 Tahun,” artikel diakses pada tanggal 15-5-
2013 pukul 16.05 WIB dari http://haluankepri.com/opini-/41790-wajib-
belajar-12-tahun.html
Lenny Tristia Tambun, “Dinas Pendidikan DKI luncurkan Kartu Jakarta Pintar,”
diakses pada 15 Mei 2013 pada pukul 16.20 WIB dari
http://www.beritasatu.com/megapolitan/102693-april-disdik-dki-
luncurkan-81-ribu-kjp.html
Administrator, “visi misi,” diakses pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 10.00 WIB
dari www.rumah-yatim.org/indonesia/index.php/2012032561/profil/visi-
misi.html
Administrator, “sejarah berdirinya yayasan,” diakses pada tanggal 18 Mei 2014
pukul 10.00 WIB dari www.rumah-
yatim.org/indonesia/index.php/2012032822/profil/whats-new-in-15.html
Administrator, “struktur organisasi yayasan,” diakses pada tanggal 18 Mei 2014
pukul 10.00 WIB dari www.rumah-
yatim.org/indonesia/index.php/2012032543/profil/struktur-organisasi-
yayasan-rumah-yatim-arrohman-indonesia.html
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : EN (Manajer Area Jakarta, Tangerang dan Lampung)
Waktu : Sabtu, 24 Mei 2014 Jam 09.30 – 10.30 WIB
Tempat : Asrama Karang Tengah, Lebak Bulus
Tanya : Apa yang melatar belakangi berdirinya Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia?
Jawab : Melihat banyaknya anak-anak terutama yang tinggal di sekitar
tempat tinggal yang putus sekolah sehingga tidak memiliki masa depan
yang baik, kami saat itu yang hanya beberapa orang saja berencana
mencoba membantu mereka. Kami melakukan sumbangan yang
dikumpulkan kemudian memberikan uang itu sebagai amanah ntuk orang
tua agar dapat mensekolahkan mereka. Lama kelamaan anak-anak yang
kami asuh semakin banyak dan tidak hanya dari lingkungan sekitar saja
tetapi dari luar daerah juga semakin banyak sehingga akhirnya kami
memutuskan untuk membangun lembaga yang legal yang dapat bekerja
secara professional dalam merawat dan mengelola anak yatin dan dhuafa
di Indonesia. Jika lebih ingin jelas bisa di lihat melalui situs website
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia.
Tanya : Apa yang menjadi prioritas dibangunnya asrama Yayasan Rumah
Yatim Ar-rohman Indonesia di Pamulang, Tangerang Selatan?
Jawab : Asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia yang ada di
Pamulang ini dibangun untuk menunjang tujuan atau misi dari lembaga
ini. Kami ingin membantu dan menolong anak-anak yatim dan dhuafa di
setiap daerah di Indonesia agar dapat mencapai cita-cita mereka. Asrama
di Pamulang, Tangerang Selatan merupakan salah satu dari beberapa
asrama yang ada di daerah Tangerang dan menjadi satu-satunya asrama
putrid yang ada di wilayah Tangerang.
Tanya : Bagaimana struktur kepengurusan Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia?
Jawab : Struktur kepengurusan yang ada di Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia dibagi menjadi dua bagian yaitu struktur kepengurusan
pusat dan struktur kepengurusan asrama. Di dalam kepengurusan pusat di
pimpin oleh Dewan Pembina dan dibantu oleh Direktur Utama, Wakil
Direktur utama dan ada beberapa direktur lagi seperti di bagian
kesehatan, pemberdayaan, wakaf, keuangan. Sedangkan kepengurusan
asrama di pimpin oleh Kepala Asrama dan dibantu oleh beberapa staf
seperti staf logistik dan asistennya, staf pendidikan dan kesehatan, staf
umum, staf usaha dan staffront office.
Tanya : Seberapa besar pengaruh asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia di Pamulang, Tangerang Selatan bagi anak yatim dan
dhuafa?
Jawab : Pengaruhnya jika dalam segi keberadaan Yayasan Rumah Yatim
Ar-rohman Indonesia dapat dibilang baik, karena saat ini kami sudah
memiliki kurang lebih 12.000 anak asuh di 14 Provinsi seluruh
Indonesia. Dalam segi pemberdayaan dan pengelolaan anak asuh di
Pamulang, kami memiliki 18 anak asuh perempuan dimana sebagian
besar dari mereka adalah anak-anak yatim dan dhuafa dari daerah
tangerang.
Tanya : Dalam pengelolaan dan pengembangan yayasan untuk mencapai
tujuan apakah yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia melakukan
manajemen strategi secara tertulis mulai dari tahap perencanaan,
implementasi hingga evaluasi? Bagaimana prosesnya?
Jawab : Secara tertulis sampai saat ini belum ada manajement strategi tetapi
dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan kami malaksanakan
perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Tentu saja itu merupakan
bagian dari strategi yang kami gunakan. Proses pengelolaan dan
pengembangan yayasan untuk mencapai tujuan yaitu pengasuhan dan
pemberian pelayanan sosial untuk anak yatim dan dhuafa, kami tentunya
merencanakan strategi apa yang tepat dan berguna nantinya sehingga
dapat menghasilkan program-program yang baik untuk anak asuh kami.
Dalam tahap perencanaan ini ditetapkan oleh pusat yaitu Dewan Pembina
dan para Direktur yang memiliki kuasa dalam perencanaan. Setelah
selesai direncanakan proses selanjutnya adalan pelaksanaan. Dalam
proses pelaksanaan ini diberikan kepada Kepala Asrama dan Staf-staf
lainnya yang lebih dekat dengan anak asuh. Terakhir Kepala Asrama
akan memberikan report atau hasil akhir kepada pusat apakah program
yang telah dijalankan sudah baik atau masih perlu direncanakan kembali.
Tanya : Apakah dalam proses pelaksanaan untuk mencapai tujuan dalam
hal ini manajemen strategi yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
melakukan analisis SWOT? Bagaimana analisis SWOT dilakukan?
Jawab : Tentunya dalam mencapai tujuan kami pastilah ada faktor-faktor
seperti kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki
yayasan secara internal dan juga eksternal. Kekuatan yang yayasan miliki
adalah terjalinnya kerja sama yang ada diantara para staf di setiap
asrama, letak dari lokasi asrama berada di kota-kota besar yang
memudahkan untuk mengetahui lokasi yayasan, terjalin hubungan yang
baik antara staf dengan anak-anak asuh yang tinggal di asrama, program-
program yang yayasan buat dapat membangun kemampuan potensi diri
anak asuh untuk mencapai cita-cita mereka. Kelemahan yang yayasan
miliki adalah kurangnya pekerja professional yang membantu dalam
pengasuhan anak yatim dan dhuafa, sarana dan prasarana untuk anak
asuh terbatas dan berbeda dikarnakan sesuai dengan pendapatan donasi
dari donatur di setiap asrama, terkadang terjadi menurunnya kualitas
kerja staf dikarenakan banyak tugas yang dilakukan sedangkan
pendapatan/gaji/upah yang diterima tidak banyak. Peluang yang yayasan
miliki adalah masih ada dan tergolong banyak masyarakat yang masih
mau menyisihkan harta mereka untuk anak-anak yatim dan dhuafa,
dukungan dari pemerintah pusat dan daerah dalam terselenggaranya dan
berdirinya Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia, adanya
hubungan kerjasama dengan lembaga atau organisasi lain dalam proses
pencapaian tujuan yayasan seperti dengan klinik dan lembaga bimbingan
belajar. Sedangkan untuk ancaman yang dimiliki yayasan adalah semakin
bertambahnya jumlah anak putus sekolah, yatim dan dhuafa membuat
yayasan membatasi penerimaan anak asuh yang tinggal di asrama dan
jauhnya sekolah-sekolah dengan asrama membuat terbatasnya
pengawasan dari yayasan dengan anak asuh.
Tanya : Apakah Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia memiliki
perencanaan jangka panjang dalam pengelolaan dan pengembangan
potensi anak asuh ? Apa dan bagaimana rencana jangka panjang yang
dilakukan?
Jawab : Tentu saja kami memiliki rencana jangka panjang. Ada beberapa
rencana jangka panjang yang dilakukan yaitu rencana Yatim Apartement
adalah tempat/asrama bagi anak asuh yang lebih baik dimana sarana dan
prasarana terjamin baik. Semua kebutuhan dari anak asuh akan diberikan
seperti tempat tinggal yang bersih, kesehatan dijaga baik dengan
pemberian makanan yang bergizi dan pemberian pendidikan di
lingkungan apartemen sehingga semua aktifitas anak asuh dapat diawasi
lebih baik lagi. Rencana selanjutnya yang saat ini baru berlangsung
adalah smart scholarship dan school of life. Saat ini disetiap asrama
menjalankan program school of life dengan tujuan agar anak-anak dapat
bertahan dan berkompetisi dengan anak-anak lainnya di luar sana. school
of life adalah penekanan edukasi yang di adopsi dari asmaul husnah
dengan meningkatkan keterampilan nilai-nilai kehidupan (life skill) dan
keterampilan untuk berjuang (survival skill). Sejalan dengan smart
scholarship merupakan program beasiswa bagi anak-anak yang
berprestasi dalam akademik maupun non-akademik untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Tanya : Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia adalah organisasi
non-pemerintah yang didirikan untuk membantu tercapainya
kesejahteraan bagi setiap penduduknya, dalam pelaksanaan kegiatannya
apakah usaha yang dilakukan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia termasuk kedalam golongan bersifat kuratif, prefentif atau
rehabilitasi?
Jawab : Sesuai dengan misi ataupun tujuan dari Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia adalah untuk mengelola dan pengasuhan anak yatim
dan dhuafa berarti termasuk kedalam golongan pencegahan karena
yayasan bertugas untuk mencegah hilangnya hak-hak anak dimana di
dalamnya termasuk mendapatkan kehidupan yang layak seperti kesehatan
dan pendidikan yang baik untuk meningkatkan kesejahteraaan diri.
Tanya : Untuk mengelola dan mengembangkan potensi anak asuh
dilakukan dengan memberikan pendidikan formal maupun jenis kegiatan
penunjang lainnya, dari manakah sumber pendanaan yayasan untuk
melakukan kegiatan tersebut?
Jawab : Sumber pendanaan yang diterima Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia adalah dari bantuan donasi para donator. Ada banyak
cara donatur untuk menberikan donasinya kepada anak yatim dan dhuafa
yang ada di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia seperti melalui
kotak kencleng yang tersebar dibeberapa tempat umum seperti rumah
makan, tempat fotokopi dan masih banyak lagi. kemudian donasi melalui
Rekening Bank yang sudah terdaftar oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia. Untuk mengetahui tatacara menjadi donasi dapat
dilihat di situs resmi kami yaitu rumah-yatim.org.
Tanya : Bagaimana pemilihan strategi dalam pengelolaan dan pengasuhan
anak yatim dan dhuafa di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia?
Jawab : Untuk memilih strategi yang tepat kami melihat dari berbagai
faktor, tetapi ada dua faktor yang diutamakan yaitu kesehatan dan
pendidikan hal ini dikarenakan misi lembaga kami untuk mengelola dan
mengasuh anak yatim dan dhuafa.
Tanya : Sampai saat ini kontribsi apa saja yang sudah diberikan Yayasan
Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia terhadap anak-anak yatim dan
dhuafa?
Jawab : Hingga saat ini kami sudah memiliki anak asuh kurang lebih
12.000 di seluruh Indonesia, baik itu yang mukim atau tinggal di asrama
dan non-mukim yang masih tinggal keluarganya. Dengan rincian anak
asuh yang masih bersekolah di Taman Kanak-kanak sebanyak 727 anak,
tingkat Sekolah Menengah Pertama sebanyak 6.299 anak, dan tingkat
Sekolah Menengah Atas sebanyak 4.336 anak.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : I (Kepala Asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan)
Waktu : Rabu, 23 Oktober 2013 Jam 10.30 – 12.00 WIB
Tempat : Asrama Pamulang, Tangerang Selatan
Tanya : Apa saja kegiatan utama yang diberikan Yayasan Rumah Yatim
Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan guna meningkatkan
potensi/kemampuan diri anak asuh?
Jawab : Setiap anak asuh yang tinggal di sekolahkan sesuai dengan umur
mereka, mulai dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Menengah Pertama
hingga Sekolah Menengah Atas. Sekolah merupakan prioritas utama
yang diberikan kami untuk meningkatkan kemampan anak asuh. Selain
itu kami juga memberikan pembelajaran di luar sekolah seperti kursus.
Tanya : Untuk mengelola dan mengembangkan potensi anak asuh
dilakukan dengan memberikan pendidikan formal maupun jenis kegiatan
penunjang lainnya, dari manakah sumber pendanaan yayasan untuk
melakukan kegiatan tersebut?
Jawab : Pendanaan didapat dari hasil sumbangan donator yang hadir ke
asrama langsung maupun dapat melalui Bank yang sudah terdaftar di
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia. Selain itu pendapatan
didapat dari kencleng yang disebar oleh staf usaha kebeberapa tempat
yang berpotensi dan dianggap aman dari tindak kejahatan. Ada juga
dibeberapa rumah warga sekitar asrama.
Tanya : Apa saja kegiatan penunjang yang diberikan Yayasan Rumah
Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan guna
meningkatkan potensi/kemampuan diri anak asuh?
Jawab : Kegiatan lain yang kami berikan untuk anak asuh adalah
pendidikan agama agar mereka lebih paham tentang agama, pendidikan
ini seperti Tahfiz, Tahsin dan lain-lain. Selain pendidikan agama ada juga
pendidikan non formal seperti kursus bahasa asing, kursus kompter dan
kursus akunting. Keterampilan dan seni budaya tak lupa kami berikan
kepada anak asuh. Kegiatan ini bekerja sama dengan beberapa individu
yang berkompeten di bidangnya dan kebanyakan dari mereka adalah
sukarelawan yang jasanya tidak dibayar/gratis.
Tanya : Apakah dalam kegiatan meningkatkan kemampuan/potensi anak
asuh, Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang
Selatan bertindak secara adil dan terbuka untuk semua anak asuh tanpa
terkecuali? Bagaimana dengan perkembangan diri anak asuhnya?
Jawab : Tentu saja kami memperlakukan semua anak asuh secara adil tidak
ada pilih kasih. Perkembangan diri anak asuh secara kesehatan dan
pendidikannya selalu kami pantau dengan bekerja sama atar staf yang
bekerja di asrama supaya semua yang diberikan dapat optimal.
Tanya : Bagaimana pelaksanaan kegiatan peningkatan potensi anak asuh?
Jawab : Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal sehingga tidak ada
kegiatan yang terbuang percuma. Seperti mengutamakan kegiatan
sekolah dari senin hingga jum’at mulai dari pagi hingga siang/sore hari.
Setelah itu barulah kegiatan penunjang lainnya dapat di berikan seperti
keterampilan, kursus-kursus dan pendidikan agama.
Tanya : Apa saja tugas Kepala Asrama dalam kegiatan pengembangan
potensi anak yatim dan dhuafa di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?
Jawab : Tugas kepala asrama adalah mengatur jadwal kegiatan anak asuh,
sehingga semua yang dijalankan oleh anak asuh dapat seimbang. Kepala
asrama memiliki wewenang untuk mengatur kapan kegiatan harus
diberikan dan kapan anak asuh harus istirahat dan juga kepala asrama
bisa bekerjasama orang yang mau memberikan ilmunya untuk anak asuh.
Dan tugas yang terakhir adalah memasukkan anak asuh ke lembaga
pendidikan seperti sekolah dengan yang terbaik sesuai kemampuan anak
asuh.
Tanya : Bagaimana pemilihan strategi untuk mengembangkan potensi anak
asuh di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang,
Tangerang Selatan?
Jawab : Pengembangan kemamuan anak asuh dilihat dari minat yang
dimiliki setiap anak asuh. Pemilihan minat diperoleh dari keinginan dari
anak asuh sendiri maupun penilaian dari kepala asrama dan staf
pendidikan dan kesehatan untuk melihat potensi/bakat dari anak asuhnya.
Tanya : Siapa saja yang bertugas untuk melaksanakan dan memantau
proses pengembangan potensi anak asuh? Bagaimana cara
melakukannya?
Jawab : Semua staf yang bekerja di asrama memiliki kesamaan tujuan yaitu
untuk memberdayakan anak asuh tetapi tentu dengan cara mereka
masing-masing. Staf logistic bertugas untuk mempersiapkan makanan
sehari-hari. Makanan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan gizi
anaka asuh yaitu seperti mempertimbangkan makanan 4 Sehat 5
Sempurna. Tugas staf logistic ini penting karena untuk menjaga
kesehatan anak asuh dan proses perkembangan tumbuh tubuh anak asuh.
Kemudian tugas staf umum menjaga kebersihan dari lingkungan asrama.
Lingkungan asrama harus dijaga kebersihannya agar anak-anak terhindar
dari penyakit. Dengan bersihnya lingkungan maka kuman penyakit dapat
dicegah.
Tanya : Bagaimana tahap evaliasi dilakukan setelah semua program
dilakukan? Siapa saja yang melakukan tahap evaluasi?
Jawab : Evaluasi dilakukan oleh staf dengan kepala asrama dan kepala
asrama dengan manajer area. Dalam jangka waktu satu bulan sekali
dilakukan pertemuan antar staf dengan kepala asrama untuk melihat hasil
kenerja yang dilakukan staf dan melihat kekurangan-kekurangan.
Kemudian dalam jangka waktu satu tahun dilakukan evaluasi antara
semua kepala asrama dengan manajer area masing-masing. Dimana
kepala asrama memberikan buku report kepada manajer area untuk
kemudian diserahkan ke pusat. Hal-hal yang menjadi bahan evaluasi
adalah membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan dan
mengambil tindakan korektif untuk memastikan prestasi sesuai dengan
rencana.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : G (Staf Pendidikan dan Kesehatan asrama Yayasan
Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang
Selatan)
Waktu : Sabtu, 26 Oktober 2013 Jam 14.00 – 16.00 WIB
Tempat : Asrama Pamulang, Tangerang Selatan
Tanya : Apa saja tugas/peran Staf Pendidikan dan Kesehatan dalam
kegiatan pengembangan potensi anak yatim dan dhuafa di Yayasan
Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?
Jawab : Peran staf pendidikan dan kesehatan dalam pengembangan potensi
anak asuh ada 2 (dua). Pertama peran dalam pendidikan yaitu bertugas
sebagai perantara anatara anak asuh dengan kepala asrama, karena stiap
harinya dan waktunya kebanyakan berada di dekat anak-anak, sehingga
apa yang dibutuhkan dan diperoleh anak asuh dapat disampaikan staf
PenKes kepada Kepala Asrama agar mengetahui hasilnya. Staf PenKes
dapat dikatakan sebagai tangan kanan Kepala Asrama untuk melihat
potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak asuhnya. Tugas kedua
berperan dalam kesehatan yaitu menjaga dan merawat asupan makanan
yang dimakan anak asuh. Memonitor kegiatan sehari-hari anak asuh
sehingga mengetahi siapa anak asuh yang sudah makan atau belum dan
sakit atau tidak.
Tanya : Apakah ada koordinasi dalam kegiatan pengembangan potensi
anak yatim dan dhuafa antara staf Pendidikan dan kesehatan dengan staf
lainnya di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang,
Tangerang Selatan? Bagaimana koordinasi yang dilakukan dengan staf
yang lain?
Jawab : Tentunya ada kerjasama yang dilakukan Staf Pendidikan dan
Kesehatan dengan staf lainnya dalam pengembangan potensi diri anak
asuh. Staf PenKes merupakan penghubung antara anak asuh dengan staf
lainnya yang ada di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
Pamulang, Tangerang, dikarenakan staf PenKes yang paling dekat
dengan anak asuh. Staf Penkes selalu melakukan komunikasi dengan staf
lainnya. Apabila dirasa ada yang dibutuhkan anak-anak asuh maka staf
PenKes akan bekerja sama dengan staf yang dibutuhkan, seperti
apababila ada anak asuh yang sedang sakit maka staf PenKes akan
meminta bantuan kepada staf Umum untuk lebih membersihkan
lingkungan asrama. Dan koordonasi dilakukan juga dengan staf logistik
untuk membuat menu makanan yang lebih bernilai gizi lagi.
Tanya : Bagaimana cara memilih dan menentukan potensi yang dimiliki
anak yatim dan dhuafa di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
Pamulang, Tangerang Selatan?
Jawab : Untuk menentukan potensi apa yang dimiliki setiap anak asuh, staf
Penkes melihat dari kemampuan yang menonjol dari masing-masing
anak-asuh. Dikarenakan hampir setiap harinya selalu berada didekat anak
asuh sehingga staf PenKes lebih mudah mengetahui minat masing-
masing anak asuh.
Tanya : Bagaimana cara merawat dan menjaga tumbuh kembang anak asuh
dalam meningkatkan potensi diri?
Jawab : Untuk menjaga tumbuh kembang anak asuh staf Penkes bekerja
sama dengan staf logistik yang memasak masakan untuk anak asuh
dengan mengutamakan 4 sehat 5 sempurna. Staf PenKes harus
mengetahui kesehatan anak asuhnya dikarenakan ada beberapa anak yang
memiliki alergi terhadap beberapa jenis bahan makanan. Sehingga
informasi ini yang diketahui oleh staf PenKes juga harus diketahui oleh
staf logistik.
Tanya : Dalam segi perkembangan potensi anak asuh apa ada perbedaan
dalam pemberian treatment?
Jawab : Pastinya ada perbedaan dalam pemberian treatment antara anak
asuh yang satu dengan yang lain, hal ini dikarenakan potensi yang ada
antara anak asuh yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Seperti anak
yang suka dengan ilmu komputer dengan anak yang suka ilmu tata boga
treatmentnya berbeda yang suka dengan ilmu computer akan dikursuskan
di tempat kursus komputer sedangkan yang suka tata boga du kursuskan
di tempat tata boga.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : S (Anak asuh di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan)
Waktu : Sabtu, 26 Oktober 2013 16.00 – 17.00 WIB
Tempat : Asrama Pamulang, Tangerang Selatan
Tanya : Sudah berapa lama tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?
Jawab : Saya tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia yang ada di pamulang ini sudah 5 tahun. Saya tinggal di sini
sejak saya masuk kelas 1 SMP.
Tanya : Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah tinggal di asrama
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang
Selatan? Apa saja yang membedakannya?
Jawab : Sebelum saya tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia yang ada di Pamulang, tangerang selatan saya tinggal di daerah
Banten dengan 6 saudara. Saya adalah anak yang paling tua sehingga
saya hanya lulus Sekolah Dasar saja dan harus membantu ibu dan bapak
berkebun. Setelah 5 tahun tinggal di asrama saya mendapat banyak teman
dan banyak ilmu-ilmu yang saya peroleh. Selain ilmu yang diperoleh di
sekolah. Di asrama saya juga dianjarkan pendidikan agama. Sebelumnya
saya jarang sekali dapat memenuhi shalat 5 waktu tapi sekarang saya
sudah rajin. Selain itu sudah 3 tahun belakangan ini semenjak saya
diperkenalkan dengan komputer saya langsung tertarik dan ingin
mempelajari ilmu komputer. Alhamdulillah saat ini saya sudah bisa
mengoperasikannya mulai dari aplikasi Microsoft office Word, Exel,
Power Point, dan aplikasi pengolahan gambar seperti Adobe Photoshop.
Tanya : Apakah semua yang diberikan oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia sudah memenuhi kebutuhan kamu? Apa saja yang
sudah kamu terima selama tinggal di asrama?
Jawab : Sampai saat ini semua kebutuhan untuk pendidikan saya sudah
terpenuhi dapat dilihat dengan hingga saat ini saya masih bersekolah
hingga kelas 2 Sekolah Menengah Atas. Selain pendidikan yang saya
terima kebutuhan atas tumbuh kembang saya juga terpenuhi. Yayasan
Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia selalu memberikan makanan yang
enak dan juga bergizi. Selain 2 (dua) hal diatas ada satu hal lagi yang
saya dapatkan sebelum yaitu hak untuk bermain bersama teman-teman
sebaya.
Tanya : Bagaimana pendapat kamu tentang pengasuhan dan pendidikan
yang diberikan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang,
Tangerang Selatan?
Jawab : Saya sudah cukup merasa diasuh dengan baik karena diberikan
makanan yang bergizi dan diberikan 3 kali sehari. Hak-hak yang
sebelumnya tidak didapat sekarang sudah saya dapatkan.
Tanya : Dari segi perkembangan kemampuan atau potensi hal apa saja yang
kamu rasa ada peningkatan selama tinggal di asrama Yayasan Rumah
Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?
Jawab : Banyak ilmu-ilmu yang tadinya belum pernah saya dapat dan
sekarang sudah saya peroleh. Banyak juga keterampilan-keterampilan
yang saya terima setelah tinggal di asrama salah satunya adalah
keterampilan menjahit.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : W (Anak asuh di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan)
Waktu : Sabtu, 24 Mei 2014 10.30 – 11.15 WIB
Tempat : Asrama Pamulang, Tangerang Selatan
Tanya : Sudah berapa lama tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?
Jawab : Aku tinggal di sini udah 2 tahun
Tanya : Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah tinggal di asrama
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang
Selatan? Apa saja yang membedakannya?
Jawab : Sebelum aku tinggal di Rumah yatim aku tinggal sama kakek,
nenek, adik dan ibu saja sedangkan ayah sudah lama meninggal sejak
aku masih kecil karena kecelakaan kerja. Saat ini ibuku kerja sebagai
pembatu rumah tangga. Aku sempat sekolah hingga kelas 5 Sekolah
Dasar dan akhirnya putus sekolah karena keterbatasan ekonomi. Saat itu
aku membantu ibu dengan berjualan gorengan yang dibuat nenek untuk
membantu sekolah adik ku yang masih kelas 2 SD. Melalui teman ibu,
aku masuk Rumah Yatim Ar-Rohman Indonesia agar bisa bersekolah lagi
dan meneruskan pendidikan aku yang tertinggal sudah 2 tahun. Saat ini
aku kelas 1 Sekolah Menengah Pertama. Saat ini aku tinggal dengan
teman-teman dan pengurus asrama, terkadang aku kangen untuk inggal
dengan adik, kakek, nenek dan ibu ku tapi aku mengerti untuk bisa
membantu ibu nanti aku harus belajar setinggi mungkin dan mendapat
ilmu yang bermanfaat sehingga nanti bisa bekerja dan mendapat uang
yang banyak untuk membantu adik, ibu, kakek dan nenek di rumah.
Tanya : Apakah semua yang diberikan oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia sudah memenuhi kebutuhan kamu? Apa saja yang
sudah kamu terima selama tinggal di asrama?
Jawab : Aku sudah mendapatkan apa yang belum aku dapatkan sebelumnya
yaitu meneruskan lagi sekolah. Di asrama juga aku mendapat banyak
teman yang baik-baik.
Tanya : Bagaimana pendapat kamu tentang pengasuhan dan pendidikan
yang diberikan di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
Pamulang, Tangerang Selatan?
Jawab : menurut aku baik, karena selama aku tinggal di asrama Rumah
Yatim selalu diberikan kebutuhan sekolah seperti seragam, alat-alat
sekolah dan sepatu sekolah
Tanya : Dari segi perkembangan kemampuan atau potensi hal apa saja yang
kamu rasa ada peningkatan selama tinggal di asrama Yayasan Rumah
Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?
Jawab : Selama aku tinggal aku belajar banyak di asrama, aku belajar untuk
hidup mandiri melakukan tugas sendiri. Yayasan Rumah Yatim juga
memberikan pendidikan agama islam yang baik sehingga aku saat ini
sudah dapat menghafal beberapa surat di Al-quran.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : L (Anak asuh di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan)
Waktu : Sabtu, 24 Mei 2014 11.15 – 12.00 WIB
Tempat : Asrama Pamulang, Tangerang Selatan
Tanya : Sudah berapa lama tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?
Jawab : Saya tinggal di Rumah Yatim sudah 3 tahun dan saat ini saya kelas
3 Sekolah Menengah Pertama.
Tanya : Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah tinggal di asrama
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang
Selatan? Apa saja yang membedakannya?
Jawab : Sebelum saya tinggal di sini saya tinggal dengan ibu dan 5 orang
saudara. Saya adalah anak ke-2 dari lima bersaudara, kakak ku bekerja
sebagai buruh bangunan di daerah Jakarta Selatan sedangkan ibu dan
adik-adik saya tinggal di Cianjur. Selepas lulus Sekolah Dasar saya
membantu ibu dan kakak bekerja untuk mensekolahkan adik-adik dan
memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Waktu itu kakak mencoba
bekerja di Jakarta untuk menambah pendapatan dan agar saya dapat
bersekolah lagi. Setahun kemudian kakak mengajak aku untuk ke Jakarta
dan menitipkan aku di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia Jakarta. Awalnya saya tidak mau tetapi setelah datang dan
melihat langsung bahwa saya dapat bersekolah lagi melalui kesempatan
yang diberikan pihak Yayasan Rumah Yatim, saya menerima untuk
tinggal jauh dari ibu dan adik-adik. Selama berada di asrama saya belajar
untuk lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan lebih mandiri
tentunya.
Tanya : Apakah semua yang diberikan oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia sudah memenuhi kebutuhan kamu? Apa saja yang
sudah kamu terima selama tinggal di asrama?
Jawab : Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia mengaasuh dan
merawat saya dengan baik, saya mendapatkan kesempatan untuk
bersekolaah, kesempatan untuk barmain dengan teman-teman yang
banyak, kesempatan untuk menambah ilmu dan selama tinggal di asrama
saya menerima banyak hal yang positif.
Tanya : Bagaimana pendapat kamu tentang pengasuhan dan pendidikan
yang diberikan di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
Pamulang, Tangerang Selatan?
Jawab : Pengasuhan dan pendidikan yang diberikan sangat baik. Setiap
harinya saya selalu mendapatkan makanan yang enak dan sehat dan juga
ilmu-ilmu yang diberikan terutama ilmu agama yg diberikan sangat
bermanfaat.
Tanya : Dari segi perkembangan kemampuan atau potensi hal apa saja yang
kamu rasa ada peningkatan selama tinggal di asrama Yayasan Rumah
Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?
Jawab : Selama tinggal di asrama saya mendapat banyak kesempatan untuk
menggali ilmu yang saya dapatkan baik itu ilmu yang diberikan dari
sekolah maupun ilmu yang diberikan oleh yayasan seperti ilmu agama.
Melalui pendidikan tersebut saya berhasil memperoleh penghargaan juara
3 dari perlombaan tahfiz yang digelar oleh walikota Tangerang Selatan
tahun 2013.
TRANSKIP OBSERVASI
Fokus Observasi : Manajemen Strategi Perkembangan Potensi Anak Yayasan
Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang
Selatan
Waktu : Sabtu, 6 July 2013 pukul 10.00 WIB
Tempat : Ruang front office asrama Pamulang, Tangerang Selatan
Orang yang terlibat : Manajer Area Tangerang dan Kepala asrama
Aspek Kegiatan Deskripsi Makna
Perencanaan program
kegiatan anak asuh
Pada tahap perencanaan
awal ini di laksanakan
oleh Manajer Area
Tangerang dan Kepala
Asrama Pamulang,
Tangerang Selatan.
Dalam perencanaan ini
di tentukan program
dalam satu tahun
kedepan untuk anak
asuh. Manajer Area
memberikan amanah
yang diperintahkan oleh
kantor pusat kepada
kepada Kepala Asrama
untuk menjalankan
tugasnya dengan sebaik-
baiknya. Dan menjalin
kerjasama dengan staf-
stafnya. Dan kemudian
Kegiatan untuk mengelola
dan memberdayakan anak
yatim dan duafa
direncanakan oleh kantor
pusat dan kemudian
disampaikan kepada
manajer area masing-
masing wilayah. Setelah itu
disampaikan kepada kepala
asrama. Program kegiatan
yang diberikan harus
dilaksanakan tetapi dapat
mengalami beberapa
perubahan apabila kepala
asrama manganggap perlu
untuk melakukan
perubahandengan sesuai
keadaan masing-masing
asrama.
Manajer Area
menyerahkan beberapa
lembar kertas yang berisi
tentang program
kegiatan anak asuh yang
selanjutnya diterima oleh
kepala asrama.
TRANSKIP OBSERVASI
Fokus Observasi : Manajemen Strategi Perkembangan Potensi Anak Yayasan
Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang
Selatan
Waktu : 30 September 2013 – 20 Oktober 2013
Tempat : Asrama Pamulang, Tangerang Selatan
Orang yang terlibat : Kepala Asrama, Staf Pendidikan dan Kesehatan, Staf
Umum dan Staf Logistik
Aspek Kegiatan Deskripsi Makna
Pelaksanaan program
kegiatan anak asuh
Pelaksanaan kegiatan
untuk mengelola dan
memberdayakan anak
yatim dan dhuafa
dilakukan seluruh pekerja
di asrama. Tetapi lebih
fokus untuk
mengembangkan potensi
diri anak dilakukan oleh
Kepala Asrama, Staf
PenKes, Staf Umum dan
Staf logistik. Pelaksanaan
kegiatan dilakukan sesuai
dengan fungsi/tugas dari
masing-masing staf. Staf
logistik bertugas untuk
memasak makan yang
sehat dan bergizi untuk
anak asuh, staf umum
Semua pekerja yang
bekerja di Asrama
Pamulang, Tangerang
Selatan memiliki peran
penting dalam
mengembangkan potensi
anak. Sesuai dengan
fungsi/tugas mereka
masing-masing.
malakukan kegiatan
merawat kebersihan dari
lingkungan asrama, staf
penkes mendapingi setian
anak asuh yang tinggal di
asrama dan kepala asrama
mengatur dan memantau
kegiatan yang ada di
asrama.
TRANSKIP OBSERVASI
Fokus Observasi : Manajemen Strategi Perkembangan Potensi Anak Yayasan
Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang
Selatan
Waktu : Sabtu, 1 Desember 2013 pukul 10.00 WIB
Tempat : Asrama Pamulang, Tangerang Selatan
Orang yang terlibat : Manajer Area Tangerang, Kepala Asrama Pamulang, Staf
Pendidikan dan Kesehatan, Staf Umum dan Staf Logistik
Aspek Kegiatan Deskripsi Makna
Evaluasi program
kegiatan anak asuh
Kegiatan evaluasi
dilaksankan oleh manajer
area tangerang, kepala
asrama Pamulang,
Tangerang Selatan, staf
penkes, staf umum dan
staf logistik. setelah
setengah tahun atau enam
bulan pelaksanaan
selanjutnya dilakukan
evaluasi untuk
mengetahui kekurangan
atau keberhasilan dari
program yang telah
dilaksanakan. Mulai dari
kepala asrama hingga
staf-staf yang bekerja
menceritakan semua
kegiatan yang mereka
Evaluasi merupakan tahap
akhir dalam proses kegiatan
untuk mengembangkan
potensi diri anak asuh.
Tahap ini yang menentukan
apakan perencanaan telah
sesuai dengan apa yang
diinginkan, apakah
pelaksanaan sesuai dengan
apa yang telah ditentukan.
Sehingga menjadi
pertimbangan ulang untuk
membuat sebuah program
kegiatan yang lebih baik
lagi.
laksanakan dan pada
akhirnya manajer area
akan meminta pandangan
kepada para pekerja yang
ada di asrama Pamulang,
Tangerang Selatan apakah
ada kekurangan dalam
program dan kegiatan dan
apa saran mereka untuk
memperbaikinya. Setelah
itu kepala asrama akan
memberikan lembar
kegiatan program dalam
satu tahun kepada
manajer area yang
nantinya akan diserahkan
kepada kantor pusat untuk
dilakukan perencanaan
kembali apabila masih
ada kekurangan.
Foto Kegiatan dan Prestasi
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
Piagam-piagam hasil prestasi anak asuh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan
Hasil karya seni keterampilan melukis dan mewarnai anak asuh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan
Kegiatan keterampilan jurnalistik anak asuh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan
top related