analisa cuaca terkait banjir di kabupaten...
Post on 27-Mar-2019
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISA CUACA TERKAIT BANJIR DI KABUPATEN TANGGAMUS
LAMPUNG (26 OKTOBER 2017)
Ramadhan Nurpambudi
Stasiun Meteorologi Radin Inten Lampung
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta
Email : ramaunited92@gmail.com
ABSTRAK
Telah terjadi banjir yang menerjang 4 Desa di 3 Kecamatan yang terletak di Kabupaten
Tanggamus. Akibat dari banjir ini puluhan rumah mengalami kerusakan yang cukup parah.
Banjir yang dipicu oleh hujan deras ini menyebabkan meluapnya salah satu sungai di Kecamatan
Napal Kabupaten Tanggamus. Air yang merendam 4 Desa ini diperkirakan setinggi 1 meter.
Hujan lebat yang diprediksi terjadi di wilayah Tanggamus ini masih merupakan awal dari musim
hujan untuk wilayah Lampung yang diprediksi mengalami puncak musim hujan pada bulan
Desember hingga Januari tahun depan.
Hasil analisa secara meteorologi banjir di Kabupaten Tanggamus yang jumlah curah hujannya
pada saat itu ±100 mm disebakan oleh adanya belokan angin di wilayah Lampung karena
pengaruh tekanan rendah yang lokasinya berada di Laut Cina Selatan. Nilai kelembaban relatif
juga bernilai cukup tinggi mulai dari lapisan permukaan sampai dengan lapisan ±850mb dimana
kondisi ini membuat awan yang melewati wilayah ini akan semakin hidup dan semakin aktif.
Hasil analisa estimasi curah hujan dari satelit TRMM memberikan gambaran yang baik di lokasi
kejadian dengan nilai estimasi curah hujan ±39,12 mm. Lalu pantauan citra satelit Himawari
hujan lebat berasal dari awan Cumulunimbus yang melewati wilayah Tanggamus mulai dini hari
dan dampaknya kurang lebih 2-3 jam setelahnya banjir tersebut terjadi.
Kata Kunci : Banjir, Meteorologi, Cumulunimbus.
ABSTRACT
There have been floods that hit 4 Villages in 3 Subdistricts located in Tanggamus Regency. As a
result of this flooding dozens of houses suffered severe damage. Flood triggered by heavy rain
this causes overflow one of the rivers in Napal District Tanggamus District. The water that
soaked 4 villages is estimated as high as 1 meter. The predicted heavy rain in Tanggamus region
is still the beginning of the rainy season for Lampung region which is predicted to experience the
peak of the rainy season in December to January next year.
The results of meteorological analysis of floods in Tanggamus District that the amount of
rainfall at that time ± 100 mm caused by wind bends in the area of Lampung due to the influence
of low pressure located in the South China Sea. The relative humidity values are also quite high
ranging from the surface layer to the layer of ± 850mb where this condition makes the clouds
through this region will be more alive and more active. The result of rainfall estimation analysis
from TRMM satellite gives a good description in the location of the incident with an estimated
value of rainfall ± 39.12 mm. Then watch satellite images Himawari heavy rain coming from
Cumulunimbus clouds that pass through Tanggamus area early morning and the impact is
approximately 2-3 hours after the flood occurred.
Keyword : Floods, Meteorology, Cumulunimbus.
1. PENDAHULUAN
Telah terjadi banjir yang menerjang 4 Desa di 3 Kecamatan yang terletak di Kabupaten
Tanggamus. Akibat dari banjir ini puluhan rumah mengalami kerusakan yang cukup parah.
Banjir yang dipicu oleh hujan deras ini menyebabkan meluapnya salah satu sungai di Kecamatan
Napal Kabupaten Tanggamus. Air yang merendam 4 Desa ini diperkirakan setinggi 1 meter.
Hujan lebat yang diprediksi terjadi di wilayah Tanggamus ini masih merupakan awal dari musim
hujan untuk wilayah Lampung yang diprediksi mengalami puncak musim hujan pada bulan
Desember hingga Januari tahun depan.
Banjir yang terjadi merupakan luapan 2 sungai yaitu sungai Napal dan sungai
Unggak.Banjir yang terjadi kali merupakan banjir yang terbesar yang pernah terjadi di wilayah
tersebut meskipun wilayah Kelumbayan ini sudah seringkali mengalami banjir. Lokasi banjir
berada diantara beberapa bukit sehingga lokasi terdampak berbentuk seperti lembah.
2. DATA DAN METODE
2.1 Data
Lokasi penelitian difokuskan pada Provinsi Lampung terutama di sekitar wilayah
Kabupaten Tanggamus sebab hujan lebat yang diprediksi menyebabkan banjir berada di wilayah
tersebut. Data curah hujan merupakan data dari beberapa titik pos hujan serta data pengamatan
stasiun meteorologi, klimat, dan maritim di wilayah Lampung.
Pengamatan curah hujan di sekitar wilayah Banjir :
STASIUN
CURAH HUJAN
KETERANGAN
Pos Hujan Wonosobo 3,2 mm Hujan Ringan
Pos Hujan Tanggamus 6,2 mm Hujan Ringan
Pos Hujan Way Napal 100 mm Hujan Sangat Lebat
2.2 Metode
Analisa akan dilakukan bertahap mulai dari analisa gangguan cuaca skala global, regional,
lalu lokal. Dengan menggunakan metode ini akan ditarik kesimpulan faktor-faktor apa saja yang
mendukung terjadinya prediksi hujan lebat pada saat itu. Selain analisa pada saat kejadian,
analisa meteorologi juga dilakukan untuk mengetahui prospek cuaca kedepannya di wilayah
Lampung.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Madden Julian Oscillation (MJO)
Gambar 1. MJO 25 – 26 Oktober 2017
MJO pada tanggal 25 - 26 Oktober 2017 berada dalam kuadaran 7, MJO sedang aktif di
wilayah Western Pasific. MJO aktif di wilayah Indonesia pada kuadran 4 dan 5. Pada tanggal ini,
MJO tidak memberikan kontribusinya terhadap pembentukan awan di wilayah Indonesia
termasuk wilayah Lampung dan sekitarnya. Pengaruh MJO terhadap pembentukan awan juga
merujuk kepada posisi matahari, pengaruh paling besar jika matahari berada di posisi sedang
berada di khatulistiwa (Maret & September).
B. Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Gambar 2. OLR 25 – 26 Oktober 2017
Gambar 3. Anomali OLR 25 – 26 Oktober 2017
Nilai rata - rata OLR tanggal 25 – 26 Oktober 2017 di wilayah Lampung pada umumnya
menunjukkan nilai yang normal. Nilai OLR yang rendah menunjukkan bahwa tutupan awan di
wilayah tersebut sangat signifikan (banyak dan tebal) hal ini dapat mengindikasikan banyaknya
pertumbuhan awan konvektif di wilayah tersebut. Pada kondisi kejadian yang diprediksi hujan
lebat nilai OLR tidak mengindikasinya adanya tutupan awan yang cukup signifikan di wilayah
Tanggamus dan sekitarnya. Nilai OLR yang tergambar pada peta yaitu berkisar antara <230
W/m2 sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi klimatoligisnya. Anomali OLR
yang ditunjukkan pada peta menunjukkan nilai yang positif berkisar antara 20 s/d 40 W/m², yang
artinya nilai OLR berada di angka normal dan tidak menunjukka adanya tutupan awan yang
signifikan di wilayah Tanggamus dan sekitarnya pada tanggal 25 – 25 Oktober 2017.
C. Angin Gradient (3000 ft)
Gambar 4. Angin Gradien 26 Oktober 2017 Jam 0.00 UTC
Analisa angin gradien pada saat kejadian yang diprediksi hujan lebat di wilayah Lampung
terdapat area Shearline atau yang biasa disebut belokan angin. Adanya belokan angin ini
menyebabkan adanya penumpukan massa udara di wilayah yang di laluinya. Belokan angin ini
terbentuk karena adanya tekanan rendah di wilayah Laut Cina Selatan yang menjadi pusat
sehingga angin dominan bergerak menuju ke daerah tersebut.
Sedangkan untuk wilayah perairan barat Lampung cenderung mengalami kondisi cuaca
yang baik karena adanya area divergensi atau penyebaran pola angin yang disebabkan sirkulasi
Eddy di wilayah Samudera Hindia.
D. Suhu Muka Laut
Gambar 5. Suhu Muka Laut 25 – 26 Oktober 2017
Gambar 6. Anomali Suhu Muka Laut 25 – 26 Oktober 2017
Kondisi suhu muka laut di sekitar wilayah Lampung berkisar 28°C – 29°C. Anomali suhu
muka laut pada tanggal 25 – 26 Oktober 2017 cenderung lebih hangat dibandingkan kondisi
klimatologisnya yang nilainya berkisar (0.3)°C – (0.6)°C. Meskipun anomalinya menunukkan
nilai yang positif namun kondisi suhu muka lautnya tidak terlalu signifikan (<30°C).
Dengan kondisi suhu muka laut yang tidak terlampau hangat untuk mendukung proses
pembentukan awan-awan konvektif terutama di wilayah Tanggamus dan sekitarnya tentu ada
proses konvektif yang berskala lokal yang berpotensi membentuk awan konvektif dengan skala
yang relatif kecil dengan intensitas hujan yang sangat lebat namun waktu terjadinya sangat
singkat.
E. Kelembaban Udara (RH)
Gambar 7. Kelembaban Relatif 850mb 25 – 26 Oktober 2017
Gambar 8. Kelembaban Relatif Vertikal 25 – 26 Oktober 2017
Nilai kelembaban relatif di lapisan 850 mb pada saat kejadian yang diprediksi hujan lebat
berkisar 75% – 80%. Lapisan 850 mb dianggap mewakili gambaran kondisi kelembaban
atmosfer sebagai lapisan dimana awan konvektif terbentuk. Untuk lapisan 850 mb kondisi nilai
kelembaban ini relatif normal namun tidak begitu tinggi dan potensi pembentukan awan bisa
tetap terjadi.
Analisa kelembaban relatif secara vertikal bisa kita amati nilai kelembaban relatif dominan
bernilai tinggi namun tidak diiringi dengan lapisan atasnya yang cenderung kering. Untuk
wilayah Lampung sendiri kelembaban relatifnya hanya tinggi sampai lapisan ±850 mb saja,
sehingga pembentukan awan konvektif pada saat tersebut cenderung sulit terbentuk dan jika
terbentuk awan tersebut tidak akan tumbuh kembang dengan tinggi dengan masa hidup yang
relative singkat.
F. Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM)
Gambar 9. TRMM 25 – 26 Oktober 2017
Analisa akumulasi estimasi curah hujan berdasarkan satelit TRMM didapatkan nilai curah
hujan yang cukup tinggi di lokasi terjadinya banjir yaitu ±39,12 mm. Jika dibandingkan dengan
hasil pengamatan data curah hujan pos hujan yang ada di wilayah Tanggamus hasilnya cukup
merepresentasikan kondisi yang terjadi disana, dengan luas wilayah yang terkena dampak hujan
serta wilayah yang tidak terdapat pos hujan. Untuk pos hujan yang lokasinya berjarak ±6 km dari
hulu sungai jumlah curah hujan pada tanggal 26 Oktober 2017 terbilang sangat tinggi mencapai
±100 mm. Dengan curah hujan sebanyak itu tentu saja dengan mudahnya membuat sungai
meluap dan merendam 4 desa disekitarnya.
Hasil gambaran yang dihasilkan oleh TRMM ini terbilang cukup baik, seperti yang bisa
kita liat lokasi terjadinya banjir berada di dalam kotak yang berwarna oren. Wilayah yang
langsung menghadap ke lautan tersebut berpotensi mengalami proses pembentukan awan
konvektif dalam waktu yang singkat dan langsung menghasilkan hujan lebat dan punah
setelahnya. Kejadian ini biasa terjadi di wilayah pesisir pantai yang letak topografi di
belakangnya langsung berupa pegunungan.
G. Analisa Citra Satelit
Gambar 10. Citra Satelit Himawari 26 Oktober 2017
Hasil pantauan citra satelit Himawari pada tanggal 26 Oktober 2017 hujan lebat yang
menyebabkan banjir di wilayah Tanggamus dan sekitarnya berasal dari awan Cumulunimbus
yang lokasi terbentuknya berada di sebelah selatan wilayah Tanggamus. Pergerakan awan
Cumulunimbus ini dari arah barat menuju ke timur tepatnya ke wilayah Pesisir Barat bagian
selatan dan punah setelahnya.
Hujan lebat ini terjadi sejak dini hari dan mengalami puncaknya pada pagi sekitar jam 7 –
8 WIB. Hal ini yang berbahaya karena hujan lebat turun di waktu masyarakat sedang terlelap
beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah ini namun masyarakat merugi yang tidak
sedikit. Bukan hanya rumah mereka namun sawah dan kebun juga terkena imbasnya.
Analisa potensi curah hujan dari satelit Himawari didapatkan potensi hujan yang turun
adalah hujan sedang – lebat. Jika dilihat dari kondisinya hujan ini adalah pengaruh dari adveksi
yaitu masuknya awan hujan ke wilayah yang dalam kondisi atmosfer kering. Ciri-ciri hujan yang
terjadi akibat dari proses adveksi adalah terjadinya pada waktu dimana sudah tidak terjadi lagi
proses pemanasan permukaan bumi atau konveksi, biasanya terjadi tengah malam hingga dini
bahkan pagi hari.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hasil analisa secara meteorologi banjir di Kabupaten Tanggamus yang jumlah curah
hujannya pada saat itu ±100 mm disebakan oleh adanya belokan angin di wilayah Lampung
karena pengaruh tekanan rendah yang lokasinya berada di Laut Cina Selatan. Nilai kelembaban
relatif juga bernilai cukup tinggi mulai dari lapisan permukaan sampai dengan lapisan ±850mb
dimana kondisi ini membuat awan yang melewati wilayah ini akan semakin hidup dan semakin
aktif. Hasil analisa estimasi curah hujan dari satelit TRMM memberikan gambaran yang baik di
lokasi kejadian dengan nilai estimasi curah hujan ±39,12 mm. Lalu pantauan citra satelit
Himawari hujan lebat berasal dari awan Cumulunimbus yang melewati wilayah Tanggamus
mulai dini hari dan dampaknya kurang lebih 2-3 jam setelahnya banjir tersebut terjadi.
5. DAFTAR PUSTAKA
http://www.bom.gov.au/australia/charts
http://202.90.198.212/awscenter/
ftp://202.90.199.115/
https://www.esrl.noaa.gov/psd/data/composites/day/
https://kumparan.com/jihad-akbar1487918664529/puluhan-rumah-rusak-akibat-banjir-bandang-
di-tanggamus-lampung diakses 2 November 2017
http://lampung.tribunnews.com/2017/10/26/tiga-desa-tanggamus-dihantam-banjir-ini-kerugian-
yang-diderita diakses 2 November 2017
top related