analisa genangan print
Post on 21-Feb-2018
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
1/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 1
Untuk menganalisis run off dan genangan air menggunakan ArcGIS dapat dilakukan
dengan beberapa data penunjang, diantaranya yaitu:
1. peta kontur
2.
peta elevasi (ketinggian)
3.
peta tutupan lahan
4. peta jenis tanah
5. peta intensitas hujan
Diagram tersebut menunjukkan tahapan untuk melakukan analisa genangan air
pada tapak dengan menggunakan beberapa jenis data terkait. Data-data yang
digunakan yaitu peta kontur, peta tutupan lahan, peta jenis tanah dan peta
intensitas hujan.
Peta kontur merupakan data awal yang berfungsi untuk menggambarkan
bentuk permukaan dari tapak yang menunjukan level-level ketinggian suatu
permukaan. Peta kontur tersebut dapat ditransformasikan menjadi peta kelerengan
lahan untuk menentukan seberapa cepat debit aliran air pada DAS.
P. Kontur
P. Lereng
P. Tutupan
Lahan
P. JenisTanah
P. Intensitas
Curah Hujan
P. Watershed
(Sub DAS)
P. KoefisienRun Off
P. Debit
Sumber Run
Off
P. Elevasi
P. Debit Air
per Sub DAS
P. AREA
GENANGAN
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
2/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 2
Peta tutupan lahan merupakan peta yang menggambarkan jenis bahan yang
menutupi permukaan suatu lahan baik bahan alami maupun buatan manusia. Pada
peta ini kaitannya dengan tingkat resapan (permeabilitas) tanah pada suatu tapak.
Peta jenis tanah menunjukkan jenis-jenis tanah pada tapak tersebut misalnya,
lumpur, lempung, atau pasir.
Sedangkan peta intensitas curah hujan adalah peta yang menunjukkan data
besaran curah hujan pada daerah tapak tertentu.
Untuk memperoleh analisa genangan air pada suatu tapak, maka diperlukan
penggabungan dari beberapa peta tersebut. Penggabungan nilai atribut pada peta
selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai Run Off. Penilaian tersebut didasarkan
dari hasil analisa overlay dari beberapa peta di atas.
1. BUKA ARCGIS 9.3
Jalankan software ArcGis (ArcMap) pada halaman awal desktop. Selanjutnya akan
masuk pada kotak dialog ArcMap 9.3. Pilih A new empty map untuk memulai lembar kerja
baru-> klik OK
Tampilan Jendela awal ArcGis 9.3
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
3/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 3
2. INPUT DATA KONTUR
Pada bagan alur analisis run off dan genangan di atas menggambarkan tahapan untuk
melakukan analisa run off dan genangan, peta kontur merupakan data awal yang berfungsi
untuk menggambarkan bentuk permukaan dari tapak (ketinggian permukaan). Untuk
memasukkan atau memanggil data kontur yang telah dibuat sebelumnya klik Add Data atau
arccatalog atau add (simbol +) kemudian pilih file kontur3.shp
Akan muncul kotak dialog Add Data lalu pilih kontur3.shp yang telah disimpan di folder
tertentu lalu klik Add
Akan muncul data kontur seperti berikut:
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
4/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 4
Untuk mengetahui data atau informasi yang ada pada layer kontur, pilih Open Atribut Table
(klik kanan pada layer kontur3) sehingga akan muncul Tabel Atribut Data Kontur
Selanjutnya untuk menampilkan nilai ketinggian pada data kontur tersebut (pada kolom
KONTURID) adalah dengan cara klik kanan pada layer kontur kemudian beri tandai LabelFeatures.
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
5/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 5
Kemudian atur atribut yang akan dimunculkan dalam label dengan cara double klik pada
layer sehingga akan muncul kotak dialog Layer Properties. Pilih Label -> Label Field:
KONTURID
Sehingga akan muncul data ketinggian pada kontur berupa angka-angka seperti berikut:
Angka-angka di atas menunjukkan level ketinggian pada masing-masing garis kontur.
Semakin besar nilai suatu garis kontur maka semakin tinggi pula suatu permukaannya.
Untuk memeperjelas persepsi tentang perbedaan tinggi/rendahnya permukaan pada suatu
tapak, dapat dilihat dari penampang melintang yang dimunculkan dari grafik ketinggian
(Profile Graph).
Untuk menampilkan grafik tinggi rendah kelerengan, klik interpolate line
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
6/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 6
Tarik garis sembarang pada tampilan layer, double klik di titik akhir, kemudian pilih menu
create profile graph
Akan muncul kotak dialog profile graph yang menunjukkan tinggi rendahnya kelerengan
dalam bentuk grafik sehingga lebih terlihat daerah yang berpotensi terjadi genangan.
Pada grafik tersebut menunjukkan data ketinggian (sumbu y) dan jarak (sumbu x). Dari grafik
ini akan terlihat daerah mana yang berpotensi terjadi genangan (tanda lingkaran warna biru)
3. MEMBUAT TIN
Untuk mengubah vektor ketinggian (berupa garis/line) menjadi tin (polygon)
Langkah pertama adalah klik pada Toolbar 3D Analyst -> Pilih Create/Modify TIN -> Create
TIN from Features
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
7/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 7
Sehingga akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini:
Kemudian atur/sesuaikan yaitu, tandai kotak kontur3 pada kolom Layers
Ubah pilihan Height Source menjadi KONTURID -> Ubah pilihan Triangulate As menjadi
soft line -> Simpan lokasi tin dalam satu folder dengan data sebelumnya-> klik OK
Akan muncul hasil tin dari langkah diatas
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
8/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 8
Dari data TIN, kita dapat melihat kondisi transek dan representasi wilayah dalam bentuk 3
dimensi. Caranya klik tool ArcScene dan buka data TIN yang telah dibuat pada lembar kerja
baru ArcScene tersebut
Dan hasilnya tampak seperti gambar di bawah ini
Dari data TIN yang di buka melalui ArcScene akan tampak perbedaan
tinggi/rendahnya seperti gambar di atas.
Data dengan ekstensi TIN tadi, kemudian diubah ke bentuk data raster atau ke bentuk
pixel dengan cara 3D Analst > Convert > TIN to Raster
Selanjutnya akan muncul kotak dialog Convert TIN to Raster seperti berikut
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
9/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 9
Dan langsung klik OK sehingga muncul model elevasi dari kontur tersebut
Warna gelap (hitam) menunjukkan ketinggian rendah. Semakin terang (putih) semakin tinggi
nilai ketinggian suatu area tersebut.
5. MEMBUAT PETA KELERENGAN
Peta kelerengan merupakan transformasi dari peta kontur. Peta kontur ditransformasikan ke
bentuk peta kelerengan untuk menentukan seberapa cepat debit aliran air pada daerah DAS.
Untuk membuat peta kelerengan, langkah-langkahnya adalah merubah data raster menjadi
data kelerengan.
3D Analyst -> pilih Surface Analysis -> pilih Slope.
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
10/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 10
Kemudian muncul kotak dialog berikut ini
Ubah pilihan Output measurement menjadi Percent, pilih lokasi penyimpanan -> OK
Hasilnya seperti di bawah ini
Nilai kelerengan pada data raster perlu dilakukan reklasifikasi nilai atau pengklasifikasian
kembali. Untuk mereklasifikasi data kelas kelerengan, klik 3D Analyst -> pilih Reclassify
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
11/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 11
Sehingga akan muncul kotak dialog berikut. Kemudian klik classify
Berikut adalah kotak dialog Classification. Klasifikasikan angka tersebut menjadi 6 kelas
dengan cara mengubah pilihan pada Method menjadiManual, Classes menjadi 6, Break
Values menjadi 2,8,15,25,40,47 lalu klik OK
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
12/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 12
Berikut merupakan hasli reklasifikasi kelas kelerengan
Untuk mengganti warna pada hasil reklasifikasi tersebut, double klik kiri pada layer reclass
Kemudian akan muncul kotak dialog Layer Properties. Pilih symbology > unique value >
ganti color > label value diganti jadi: 0-2, 2-8, 8-15, 15-25, 25-40, >40
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
13/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 13
Kemudian klik Apply > OK. Berikut haslinya
Warna semakin hijau menunjukkan nilai kelerengan tersebut rendah. Sedangkan warna merah
pada area tersebut menunjukkan nilai kelerengan tinggi.
6. INPUT PETA JENIS TANAH
Peta jenis tanah menggambarkan jenis tanah pada suatu tapak. Peta tanah pada
dasarnya terdiri dari materi inti jenis tanah lumpur, lempung, dan pasir. Jenis tanah akan
mempengaruhi besar kecilnya daya permiabilitas air. Untuk memanggil data jenis tanah, klik
symbol + (add) > jenis tanah.shp
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
14/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 14
Untuk menampilkan perbedaan warna pada layer jenis tanah, klik kiri dua kali > layer
properties > symbology > show=categories > unique values
klik Add All Values
Ganti warna tiap value dengan cara double klik kiri pada masing-masing warna kemudian
pilih salah satu warna/pattern warna.
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
15/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 15
tanda pada warna pertama dihilangkan
apply > OK
Berikut adalah peta jenis tanah. Kemudian layer kontur diletakkan di atas layer jenis
tanah(dengan cara drag ke atas)
Jenis tanah terdiri dari lanau (silt), lempung dan tanah berpasir dengan simbol pattern warna
seperti gambar tersebut
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
16/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 16
7. INPUT PETA TUTUPAN LAHAN
Peta tutupan lahan adalah salah satu jenis data yang menggambarkan keanekaragaman baik
material alami maupun buatan manusia yang memenuhi permukaan suatu lahan. Jenis peta ini
sangat erat berkaitan dengan tingkat permiabilitas tanah di atas tapak dan velocity run off air..
Untuk memanggil data jenis tutupan lahan, klik symbol + (add) > tutupan tanah.shp
Pada layer jenis tutupan tanah, klik kiri dua kali > layer properties > symbology >
show=categories > unique values
klik add all values
ganti warna tiap value, dengan cara double klik kiri pada masing-masing warna kemudian
pilih salah satu warna/pattern warna.
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
17/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 17
tanda pada warna pertama dihilangkan
apply > OK
Berikut adalah peta tutupan tanah. Kemudian layer kontur diletakkan di atas layer tutupan
tanah (dengan cara drag ke atas)
Tutupan lahan terdiri dari aspal, pohon besar, grass block, halaman rumput, padang rumput
dan tanpa tutupan.
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
18/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 18
8. MENGUBAH RASTER MENJADI DATA SHP
Untuk mengoverlay, ekstensi data harus sama, sehingga kita perlu mengubah semua data
menjadi bentuk shapefile (shp). Data jenis tanah dan tutupan sudah berbentuk data shapefile,
sehingga yang perlu diubah hanyalah data kelerengan saja. Untuk mengubah data kelerengan
menjadi data shape file, klik layer reclass kel, lalu 3d analyst > convert > raster to features >
output features: elevasi
Maka muncul dialog Raster to Feature
Isi kolom output geometry type dengan polygon kemudian klik Ok.
Hasil convert seperti gambar di bawah ini
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
19/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 19
klik dua kali pada layer tersebut, kemudian muncul kotak dialog layer properties, pilih
symbology, pada petunjuk show klik categories lalu pilih unique values. Muncul kotak dialog
seperti di bawah
Isi value field = GRIDCODE
tanda pada warna pertama dihilangkan
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
20/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 20
klik add all values > label value diganti menjadi:
0-2
2-8
8-15
15-25
25-40
>40
Apply > OK
9. MEMASUKKAN DATA ATRIBUT KELERENGAN
klik kanan pada layer > open atribute table > options > add field > name: Kelerengan, type=
Text > OK
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
21/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 21
2. options > select by atribute > pilih
"GRIDCODE" > Pilih sibol = > Get unit value=1 > apply
> close
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
22/51
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
23/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 23
5. tabel yang terblok akan terisi dengan nilai kelerengan "0-2"
NB: LAKUKAN STEP YANG SAMA UNTUK MENGISI KELERENGAN SAMPAI
TERISI SEMUA
GRIDCODE=2
GRIDCODE=3 dst 5
DENGAN NILAI 2-8
8-15
15-25
25-40
>40
KOLOM KELERENGAN AKAN TERISI PENUH DENGAN NILAINYA MASING-
MASING
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
24/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 24
10. OVERLAY I
1. pilih menu arctoolbox > analysist tool > overlay > intersect
4. input feature= tutupan dan jenis tanah
Join attribute= NO_FID
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
25/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 25
5. Akan muncul layer dengan nama tutupan_intersect1
8. lakukan overlay sekali lagi dengan langkah-langkah seperti nomor 1
9. isi input feature dengan layer elevasi dan tutupan_intersect 1
Join attribute: NO_FID
10. klik OK
11. akan muncul layer baru dengan nama tutupan_intersect 2_intersect1
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
26/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 26
12. untuk mengisi data attribute hasil overlay, Klik kanan pada layer tutupan_intersect 2-
_intersect1, kemudian pilih menu open attribute table
13. maka akan muncul tabel sebagai berikut:
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
27/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 27
14. klik options > add field
15. isi name= koef_runoff
Type= float > Ok
Akan muncul tabel seperti gambar di bawah ini
16. untuk mengisi data pada kolom koef_runoff, klik option > select by attribute
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
28/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 28
Tulis rumus untuk memblok baris yng dipilih sesuai dengan isian pada tabel attribute,
"JENIS_TANA" = 'lanau (silt)' AND "JENISTUTUP" = 'halaman rumput' AND
"Kelerengan" = '8-15'
Klik apply, maka akan muncul tabel seperti di bawah ini:
Setelah baris terblok dan berwarna biru, klik kanan pada kolom koef_runof pilih Field
Calculator
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
29/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 29
isi koef_runof dengan angka sesuai dengan tabel (bikin tabel kaya di lampiran 1)
lakukan untuk semua baris.
Untuk mengisi nilai pada kolom Aliran Limpasan/Runoff dengan melihat tabel
berikut :
Tabel Koefisien Aliran Limpasan/Runoff Model Mulvaney (modifikasi 1850)
Jenis tanah Kelerengan Halaman
Rumput
Berpohon
Besar
Padang
Rumput
Grass
Block
Tanpa
Tutupan
Aspal
Pasir 7% 0,2 0,3 0,32 0,4 0,55Lanau (silt) 7% 0,21 0,31 0,32 0,45 0,68Lempung 7% 0,33 0,45 0,52 0,65 0,8
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
30/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 30
11. CURAH HUJAN
Klik tool Add Data untuk membuka data curah hujan yang akan diolah. (Klik add atau
symbol + , kemudian pilih file curah hujan.shp)
Sehingga akan muncul kotak dialog Add Data seperti dibawah ini. Selanjutnya pilih
data curah hujan pada folder yang telah ditentukan. Kemudian Klik Add
Maka akan muncul layer baru curah hujan
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
31/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 31
12. OVERLAY 2 (hasil intersect overlay I dengan Intensitas Curah
Hujan)
Lakukan overlay layer elevasi_intersect2 dan layer curah hujan dengan
langkah-langkah seperti pada nomer 1 (Arc ToolBox->Overlay->Intersect)
Akan muncul kotak dialog Intersect. Gabungkan antara peta Curah Hujan dengan
elevasi_Intersect2
Maka akan muncul gambar seperti di bawah ini
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
32/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 32
Untuk memperoleh data aliran hujan yang mengalir (tidak bisa menyerap) maka perlu
mempertemukan data koefisien runn off dengan data curah hujan. Data curah hujan
merupakan data dasar yang menunjukkan tingkat hujan yang turun dalam satu bulan di
wilayah tersebut.
Caranya yaitu tambahkan kolom baru pada Atributte Table untuk mengisi
angka hasil overlaynya. Ubah data attribute layer hasil overlay. Caranya pada Atribut tabel
klik Options kemudian pilih Add Field
Sehingga akan muncul kotak dialog Add Field seperti berikut. Beri nama pada kolom baru
caranya isikan pada Name dengan nama misal koef_hujan. Pilih type Folatkemudian OK
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
33/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 33
Isi field koef_hujan dengan cara klik kanan pada row koef_hujan > field calculator
Maka akan muncul kotak dialog seperti gambar di bawah
Lalu isi koef hujan= dengan double klik field Koef_runoff *Curah_hujan
Kemudian OK
Sehingga kolom Koefisien Hujan akan terisi seperti gambar dibawah
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
34/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 34
13. DELINIASI SUB DAS
Langkah selanjutnya adalah mendeliniasi area sub DAS yang akan menjadi
tampungan aliran hujan hasil perhitungan sebelumnya. Dalam mendeliniasi sub DAS, hal-hal
yeng perlu diperhatikan yaitu menganalisa kemungkinan titik pusat pertemuan punggung
bukit. Kemudian dengan mengidentifikasi punggung bukit (garis dari arah kontur mendekati
titik tertinggi) dan aliran sungainya. Deliniasi sub DAS juga bisa menggunakan hydrologi
tools, namun pada tahapan ini cukup mendeliniasi secara manual karena areanya kecil.
Caranya yaitu, pertama dengan membuat shapefile baru (file .shp), buka Arc Catalog. Berikut
adalah tampilan dari Arc Catalog
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
35/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 35
Kemudian pilih File->New->Shapefile. Sehingga akan muncul kotak dialog Create New
Shapefile
Ketik nama dengan Sub_DAS, kemudian pilih Feature Type menjadiPolygon
Langkah selanjutnya yaitu menyeting wilayah koordinat. Caranya pilih Projected -> UTM ->WGS 1984 -> Pilih yang 49 S 1984
Dengan demikian deskripsi pada new shapefile akan terisi. Dengan demikian shapefile baru
sudah ada untuk mendelineasi sub DAS-> OK
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
36/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 36
Kemudian panggil data shapefile tersebut dengan cara Add Data -> pilih lokasi -> pilih
Sub_DAS.shp -> Add
Dari shapefile tersebut kita bisa memulai editing dengan cara klik start editing pada toolbar
editor. Lalu pilih data yang akan diedit. Kemudian pilih pencil tool dan mulai mendeliniasi
secara manual. Pekirakan punggung bukit dengan cara mengeklik mengikuti arah kontur
punggung bukit hingga titik pusat pertemuan. Pada area ini didapat 4 wilayah DAS.
Shapefile baru
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
37/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 37
Setelah deliniasi selesai, kemudian tambahkan informasi nama sub DAS pada Atributte Table
-> Select By Attributes
Kemudian beri nama kolom Area dan beri nama masing-masing DAS dengan, sub DAS A,
sub DAS B, sub DAS c, sub DAS D
Dengan demikian masing-masing DAS sudah mempunyai nama. Agar lebih memperjelas
tiap-tiap DAS, tambahkan warna (dengan cara doublee klik pada layer->Symbology) pada
tiap DAS tersebut. Sehingga hasilnya seperti berikut:
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
38/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 38
Buat satu field lagi pada tabel data atribut layer sub DAS dengan nama: Luas Area, type:
Text.
Setelah menentukan daerah sub DAS, dibutuhkan data luas area per sub DAS. Luas area per
sub DAS kita dapatkan dengan cara klik menu Measurement, pilih Measure an Area, lalulakukan delineasi per sub DAS.
Pada kotak dialog measurement, copy data area ke field luas area pada data atribut tabel layer
sub DAS. Lakukan sampai data luas area sub DAS terisi semua.
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
39/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 39
14.Membuat Peta Debit Limpasan (runoff)
Setelah mendapatkan luas area per sub das, peta yang diperlukan adalah peta debit limpasan
(runoff). Peta ini bisa kita dapatkan dengan mengoverlay layer sub das dengan hasil overlay
sebelumnya. (Overlay SubDAS dengan Debit Limpasan)
Dari data management tool pilih intersect sehingga muncul kotak dialog Intersect. Kemudian
pilih features Sub_DAS dan CurahHujan_Intersect -> NOFID -> OK
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
40/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 40
Berikut adalah hasil overlay tersebut
Tambahkan field pada tabel atribut dengan nama : Debit Limpasan, type
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
41/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 41
Setelah kolom sudah ditambahkan. Formula untuk mengisi kolom Debit Limpasan yaitu
dengan mengkalikan antara luas wilayah per sub DAS dengan besar limpasan (hasil overlay
sebelumnya) sehingga hasilnya seperti di bawah ini.
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
42/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 42
15. Membuat peta elevasi
Selanjutnya yaitu membuat peta ketinggian (elevasi) dari data kontur. Untuk
menyempurnakan model area genangan maka harus diketahui ketinggian tiap area yang
sudah dihitung debit limpasannya. Apabila debit limpasan di area yang tinggi sudah tidak
mampu ditampung, maka sisanya akan menuju ke area di bawahnya. Dan seterusnya
sehingga nilai ketinggian terendah potensi tergenang semakin besar. Untuk mendapatkan
informasi tersebut diperlukan overlay. Peta tersebut akan menunjukkan peta potensi
genangan di wilayah penelitian.
Akan tetapi teknik overlay belum bisa dilakukan karena data ketinggian masih
berupa garis. Data tersebut baru bisa dioverlay apabila berupa polygon. Sehingga peta yang
berupa garis akan dirubah menjadi polygon terlebih dahulu. Caranya yaitu, pada Arc Toolbox
pilih Data Management Tools -> Features -> Feature to Polygon
Sehingga akan muncul kotak dialog. Masukan peta kontur -> simpan dengan nama peta
ketinggian (elevasi) -> OK
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
43/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 43
Sehingga hasilnya seperti berikut
Peta ini tidak semua menjadi polygon, sebagian masih berupa garis kontur.
Maka garis-garis tersebut harus dihubungkan menggunakan editor. Caranya yaitu, aktifkan
editing dengan mengeklik start editor -> kemudian pilih ikon select pada editor -> double klik
pada garis kontur yang belum terhubung -> ubah kursor select menjadi pencil tool pada editor
-> kemudian arahkan ke garis kontur -> arahkan pada kotak yang menyala merah kemudian
klik tepat pada titik tersebut. Selanjutnya mulai mendeliniasi sampai ujung garis lain hingga
menutup. Apaila dengan cara tersebut masih ada beberapa garis yang gagal menjadi polygon,
caranya cukup mendeliniasi baru area tersebut.
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
44/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 44
Lakukan langkah ini sampai semua garis kontur tertutup dan menjadi polygon.
Setelah semua garis kontur menjadi polygon, akan diperoleh tampilan layer seperti gambar di
bawah. Klik menu editor > stop editing > save=yes. Jika sudah, ulangi langkah untuk
mengubah garis menjadi polygon
Sehingga hasil polygon nya seperti berikut
Langkah selanjutnya adalah memasukkan data ketinggian pada table data attribute dengan
menambah field ketinggian type=text
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
45/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 45
Isikan table ketinggian sesuai dengan data pada layer kontur atau angka yang ada pada layer
kontur yang telah menjadi polygon. Sebelum mengisi table kolom ketinggian pastikan kita
telah melakukan editor > start editing.
Setelah kolom ketinggian terisi semua, klikeditor > stop editing > save=yes.
Sehingga muncul nilai ketinggian tersebut
16. OVERLAY Elevasi dengan Debit Air per SubDAS
Setelah ketinggian diubah menjadi polygon maka baru bisa dilakukan overlay.
Langkahnya, pada Arc Toolbox pilih Overlay -> Intersect. Lakukan seperti langkah overlay
sebelumnya
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
46/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 46
Sehingga akan terlihat hasil overlay tersebut.
Atribut masih sangat banyak. Perlu dilakukan penyederhanaan. Area yang nilainya relatif
sama dan letaknya berdekatan bisa disatukan menjadi satu area baru. Caranya adalah pada
Arc Toolbox pilih Data Management Tool -> pilih Generaliztion -> Dissolve
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
47/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 47
Sehingga muncul kotak dialog
Kemudian masukkan peta potensi genangan, lalu memilih atribut yang akan disederhanakan
jummlahnya -> OK
Sehingga hasilnya seperti berikut
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
48/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 48
17. FINISHING & LAYOUTING
Cara yang dilakukan adalah dengan mengklasifikasikan area dengan potensi
rendah sampai tinggi. Langkah yang dilakukan cukup mengamati data atribut hasil
penyederhanaan tadi, kemudian melakukan reklasifikasi. Misal 0-30 kelasnya sangat rendah,
... dll. Isikan klasifikasinya pada field baru (pada Atributte Data -> Options-> Add Field).
Unntuk memunculkan keterangan peta yang telah dibuat caranya pada Layer Properties ->
pilih Symbology -> Categories -> kemudian atur kelas potensi sesuai keinginan. Setelah
penyederhanaan selesai,langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan area dengan potensi
genangan rendah sampai tinggi. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah buka attribute
table, tambah field dengan nama potensi genangan type=text
Rancang klasifikasinya dengan kriteria sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat
rendah. Dengan cara blok data sesuai klasifikasinya, klik kanan pada row potensi_ge, pilih
field calculator,
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
49/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 49
Akan muncul kotak dialog seperti di bawah. Isi type dengan String, tulis sangat rendah
(menggunakan petik)
Lakukan step seperti tersebut di atas untuk semua klasifikasi sehingga kolom potensi_gesemuanya terisi.
Setelah kolom potensi_ge terisi semua, lakukan proses dissolve seperti cara dissolve
sebelumnya pada field potensi_ge
Untuk melihat hasil dissolve, klik kanan pada layer dissolve yang baru > open attribute table
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
50/51
2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 50
Untuk memunculkan keterangan petanya melalui warna, double klik pada layer > symbology
> categories > add all value > pilih warna > aplly > OK
Hasilnya :
Dengan demikian peta potensi geangan sudah terselesaikan. Peta tersebut
berfungsi untuk mengetahui sebaran potensi genangan air pada tapak. Dengan peta ini kita
bisa mengetahui area-area mana saja yang berpotensi terjadinya genangan air yang
merupakan area yang tidak direkomendasikan sebagai area pembangunan.
-
7/24/2019 Analisa Genangan PRINT
51/51
Daerah yang memiliki potensi genangan, diasumsikan dengan ketinggian
terendah air yang akan menggenang. Pada area yang berwarna hijau menunjukkan bahwa
area tersebut tidak berpotensi untuk terjadi genangan (potensi sangat rendah). Sedangkan area
yang berwarna merah menunjukkan bahwa area tersebut sangat berpotensi terjadi genangan
(potensi tiggi).
Bila sudah, peta genangan sudah selesai. Selanjutnya bisa dilakukan layouting peta dengan
menambahkan judul peta, skala, arah mata angin, legenda, dll.
Hasil Akhir :
top related