analisa pengaruh kualitas aset, likuiditas,...
Post on 29-Mar-2019
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISA PENGARUH KUALITAS ASET, LIKUIDITAS, EFENSIENSI
USAHA DAN PROFITABILITAS TERHADAP RASIO KECUKUPAN
MODAL PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2012-2015.
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh
Intannes Putri Basse
NIM. 1113081000131
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH
JAKARTA
2016 M/1438 H
ii
ANALISA PENGARUH KUALITAS ASET, LIKUIDITAS, EFENSIENSI
USAHA DAN PROFITABILITAS TERHADAP RASIO KECUKUPAN
MODAL PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2012-2015.
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh
Intannes Putri Basse
NIM. 1113081000131
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH
JAKARTA
2016 M/1436 H
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini tanggal 9 Agustus 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
Mahasiswa :
1. Nama : Intannes Putri Basse
2. NIM : 1113081000131
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Analisa Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas dan
Efensiensi Usaha dan Profitabilitas Terhadap Tingkat
Kecukupan Modal pada Perbankan Syariah yang
Terdaftar di Bank Umum Syariah (BUS) Periode 2012-
2015.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 Agustus 2016.
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, 26 Januari 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:
1. Nama : Intannes Putri Basse
2. NIM : 1113081000131
3. Jurusan : Manajemen / MIPS
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, Efesiensi
Usaha dan Profitabilitas Terhadap Tingkat Kecukupan
Modal pada Bank Umum Syariah Periode 2012 - 2015
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Januari 2017
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Intannes Putri Basse
NIM : 1113081000131
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya penulis,
dan telah melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata
memang ditemukan bukti bahwa penulis telah melanggar pernyataan di atas, maka
penulis siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikan Pernyataan ini penulis buat dengan sesungguhnya.
Jakarta , 20 Desember 2016
Pembuat pernyataan,
Intannes Putri Basse
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Intannes Putri Basse
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Desember 1994
Alamat Rumah : Jl. Apel 2 No.2 Kec.Tigaraksa Kab.Tangerang
Ayah : Drs. Brata Baskara
Ibu : Setiawati
Telepon/HP : 082260663839
Email : Intanpb@gmail.com
II. PENDIDIKAN FORMAL
2000 – 2006 SD 34 Muhammadiyah Cikupa
2006 – 2009 SMP Citra Islamic Village
2009 - 2012 SMAN 4 Tangerang
2012 – 2014 Program Profesional TI Perbankan Syariah
CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
Pelatihan Asurasi Syariah 2016
Pelatihan Sharia Banking 2016
Pelatihan Produk Perbankan 2016
Pelatihan Ekspor-Impor 2016
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
Anggota Paduan Suara SMP Islamic Village
Anggota Marching Band SMP Islamic Village
Humas OSIS SMA Negri 4 Jakarta 2010/2012
Ketua Divisi Music SMA Negri 4 Jakarta 2009/2012
Anggota HMJ Manajemen UIN 2015/2016
vii
V. PENGALAMAN KERJA
HRD PT.Sabar Subur Tangerang 2012
viii
ANALISA PENGARUH KUALITAS ASET, LIKUIDITAS, EFENSIENSI
USAHA DAN PROFITABILITAS TERHADAP RASIO KECUKUPAN
MODAL PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2012-2015.
ABSTRACT
The aim of this study is to examine the influence of effect of Asset Quality
(NPF),), liquidity level (FDR), Operating Efficiency (BOPO) and Return On Asset
(ROA) on the Capital Adequacy level by Capital Adequacy (CAR) at the general
Islamic Bank listed on the Indonesian Bank in period 2012-2015. There are 11
samples in this research that is sharia BCA Bank, Muamalat Bank, Bukopin Bank,
BRI Bank, Mega Bank, BNI Bank, BJB Bank, Mandiri Bank, Victoria Bank, Panin
Bank and Maybank Bank. Hypotheses test used is panel data regression by carry
out F Test and T test with value significant 5 %. The result of F test, shows that
simultaneously the NPF, FDR, BOPO and ROA have a influence on Capital
Adequacy Ratio (CAR). The result of t-test,shows that ROA, FDR and BOPO are
have negative influence on Capital Adequacy (CAR) and NPF have no effect
towards Capital Adequacy (CAR) at Sharia Bank period 2010-2015
Keywords : NPF, FDR, BOPO, ROA and CAR.
ix
ANALISA PENGARUH KUALITAS ASET, LIKUIDITAS, EFENSIENSI
USAHA DAN PROFITABILITAS TERHADAP RASIO KECUKUPAN
MODAL PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2012-2015.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Analisa Pengaruh
Kualitas Aset, Likuiditas dan Efensiensi Usaha dan Profitabilitas secara simultan
maupun parsial terhadap tingkat Tingkat Kecukupan Modal yang di proksikan
dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Umum Syariah periode 2012-
2015. Terdapat 11 sampel dalam penelitian ini yaitu Bank BCA Syariah, Bank
Muamalat, Bank Bukopin Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank
BNI Syariah, Bank BJB Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Victoria Syariah,
Bank Panin Syariah dan Bank MayBank Syariah. Hipotesis tes menggunakan
analisis regresi data panel yang diuji dengan uji F dan Uji T, dengan nilai
signifikan 5%. Hasil uji F, menunjukan bahwa, NPF, FDR, BOPO and ROA
secara simultan berpengaruh terhadap tingkat Kecukupan Modal Bank Umum
Syariah. Hasil uji T, menunjukan bahwa, FDR, BOPO dan ROA berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap tingkat kecukupan modal (CAR), sementara NPF
tidak berperaruh terhadap kecukupan modal (CAR Bank Umum Syariah periode
2012-2015.
Kata Kunci : NPF, FDR, BOPO, ROA dan CAR.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah yang telah menciptakan kita dalam
keadaan mencintai agamanya dan berpegang pada syariat-Nya. Shalawat dan
salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang telah
berjihad untuk menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang agung dalam akhlak beliau
yang mulia, dan semoga kesejahteraaan dan rahmat senantiasa juga tercurah untuk
keluarganya dan para sahabatnya terkasih yang senantiasa mengikuti petunjuknya,
sehingga mereka beruntung dengan mendapat ridha dan pahala dari sisi Allah.
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. M Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen
dan Ibu Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Program Studi Manajemen
3. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid selaku Dosen Pembimbing I atas
ketersediaan waktu, tenaga dan segala ilmu yang diberikan untuk
membimbing penulis.
4. Bapak Ade Ananto Terminanto, MM, selaku Dosen Pembimbing II atas
bimbingan, arahan dan nasihat yang diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
6. Seluruh Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas segala bantuannya.
7. Kedua orang tua penulis, ayah Brata Baskara dan mamah Setiawati yang
selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan
nasihat, cinta dan dorongan dan selalu mendoakan dengan penuh rasa ikhlas
tanpa pamrih. Kalian adalah motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa segera
menyelesaikan skripsi ini.
xi
8. Teman-teman MIPS 2013 yang sama-sama berjuang menghadapi berbagai
masalah yang terjadi dikampus maupun diluar kampus, terima kasih atas
kebersamaannya.
9. Teman-teman CCIT FTUI yang telah berjuang bersama menyelesaikan
proyek TA, terimakasih atas pengalaman dan ilmunya.
10. Geng TELOLET OM yaitu Dewi Ayu, Sisca Juliana, Makhdaleva, Mazaya,
Avi dan Hasna yang hingga kini menemani, memberikan support, masukan
dan memberikan keceriaan selama 4 tahun ini. Kalian The Best
11. Seluruh sahabat penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas
semangat dan doa yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,
arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian
ini. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik
dunia perbankan, dunia akademisi, para pembaca serta bagi penulis sendiri
sebagai proses pengembangan diri.
Jakarta, 20 Desember 2016
Penulis,
(Intannes Putri Basse)
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 13
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 14
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 17
A. Lembaga Keuangan Bank Syariah .................................................................. 17
B. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 29
C. Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 36
D. Uji Hipotesis ................................................................................................... 38
BAB III METODELOGI PENELITIAN .......................................................... 41
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................... 41
B. Teknik Penentuan Sampel ............................................................................... 42
C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 44
D. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 45
E. Operasional Variabel Penelitian ...................................................................... 55
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 58
xiii
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................ 58
B. Analisis Deskriptif .......................................................................................... 72
C. Analisis dan Pembahasan ................................................................................ 73
D. Interpretasi Data .............................................................................................. 87
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 91
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 91
B. Saran ................................................................................................................ 92
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 93
LAMPIRAN ...................................................................................................... 104
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Jumlah BUS, UUS dan BPRS di Inonesia Periode 20012-2015 ........... 2
Tabel 1. 1 Rasio NPF .............................................................................................. 5
Tabel 1. 1 Kondisi Rata-rata Keuangan BUS Periode 2012-2015 .......................... 7
Tabel 1. 1 Ringkasan Research GAP ...................................................................... 9
Tabel 2. 1 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah ............................... 21
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 30
Tabel 3. 1 Populasi Penelitian ............................................................................... 42
Tabel 3. 2 Sampel Penelitian ................................................................................. 43
Tabel 3. 3 Operasional Variabel............................................................................ 52
Tabel 4. 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 69
Tabel 4. 2 Hasil Uji Fixed Effect Model ............................................................... 70
Tabel 4. 3 Hasil Uji Random Effect Model ........................................................... 71
Tabel 4. 4 Hasil Uji Chow ..................................................................................... 72
Tabel 4. 5 Hasil Uji Hausman ............................................................................... 73
Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 74
Tabel 4. 7 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 75
Tabel 4. 8 Hasil Uji Multikolinearitas................................................................... 75
Tabel 4. 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 76
Tabel 4. 10 Hasil Uji Regresi Data Panel ............................................................. 77
Tabel 4. 11 Hasil Uji f ........................................................................................... 80
Tabel 4. 12 Hasil Uji t ........................................................................................... 81
Tabel 4. 13 Hasil Koefisien Determinasi (Adjust R2) ........................................... 85
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Hasil Data Penelitian ........................................................................................... 104
Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................................... 105
Hasil Uji Fixed Effect Model............................................................................... 106
Hasil Uji Random Effect Model .......................................................................... 107
Hasil Uji Chow .................................................................................................... 108
Hasil Uji Hausman .............................................................................................. 108
Hasil Uji Normalitas ........................................................................................... 108
Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................................. 108
Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................................. 109
Hasil Uji Autokorelasi......................................................................................... 109
Hasil Uji Regresi Data Panel .............................................................................. 109
Hasil Koefisien Determinasi (Adjust R2) ............................................................ 109
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, perbankan Islam telah berkembang pesat dan tumbuh
tersebar di seluruh dunia, baik di negara Muslim maupun non-Muslim.
Perkembangan yang pesat ini dipicu karena meningkatnya pemahaman akan
keunggulan lembaga keuangan berbasis syariah dibandingkan lembaga
keuangan konvensional Muttaqiena (2013).
Sebagaimana terungkap dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Cihak
dan Hesse (2008) atas bank-bank di 20 negara termasuk Indonesia, yaitu
bahwa bank Islam hingga skala tertentu lebih kuat secara finansial daripada
bank komersial umum, walaupun risiko finansial akan meningkat lebih tinggi
pada bank Islam dengan skala yang lebih luas yang didukung juga oleh
perkembangan pesat sukuk, takaful, dan produk-produk Industri Keuangan
Syariah lainnya yang berlomba-lomba mengubah regulasi sistem perbankan
dan keuangannya agar mampu mengakomodasi sistem perbankan Islam itu
sendiri.
Perkembangan perbankan Islam di Indonesia sendiri saat ini cukup pesat
serta di dukung oleh pemerintah yang mulai aktif mengembangkan perbankan
syariah Perbankan Syariah, terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah
BUS, UUS, maupun BPRS di Indonesia setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat
2
dari jumlah BUS, UUS dan BPRS dalam rentan waktu 2010-2015 sebagai
berikut :
Tabel 1. 1
Jaringan Kantor Perbankan Syariah Periode 2010-2015
Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015
BUS
Jumlah Bank 11 11 11 11 12 12
Jumlah Kantor 1215 1401 1745 1998 2163 1990
UUS
Jumlah Bank Umum Konvensional
23 24 24 23 22
yang memiliki UUS 22
Jumlah Kantor 262 336 517 590 320 311
BPRS
Jumlah Bank 150 155 158 163 163 163
Jumlah Kantor 286 364 401 402 439 446
Total Kantor 1947 2291 2663 3187 3119 2944 Sumber : OJK Laporan Statistik Perbankan Syariah 2015
Dari tabel 1.1, dapat diketahui bahwa pada tahun 2011-2013 total kantor
mengalami peningkatan, kecuali pada tahun 2014-2015 total kantor
mengalami penurunan. Meningkatnya perbankan syariah membuktikan bahwa
daya tarik perbankan syariah di Indonesia sangat tinggi, Hardian (2014)
dikarenakan mayoritas penduduk di Indonesia beragama Muslim dan mulai
tumbuh kesadaran secara Islami dalam aspek muamalah atau bisnis, ini
diperkuat dengan keluarnya Fatwa MUI tahun 2003 tentang haramnya bunga
bank. Faktor lain meningkatnya perbankan syariah Irman (2016) antara lain
yaitu citra perusahaan yang baik, prinsip bagi hasil berdasarkan kepercayaan
(trust) yang tinggi serta kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi
dengan fasilitas e-banking yang terdapat pada sejumlah perbankan syariah.
3
Namun sisi lain, Direktur Perbankan Syariah OJK Dhani Gunawan Idhat,
memandang perkembangan industri keuangan syariah belakangan kinerjanya
menurun. Menurunnya kinerja perbankan syariah adalah belum selarasnya visi
serta kurangnya koordinasi antara pemerintah dengan otoritas dalam
perkembangan perbankan syariah. Persoalan kedua adalah masih banyak bank
syariah yang memiliki modal belum memadai yang akan menghambat bank-
bank syariah dalam membuka kantor cabang, mengembangkan infrastruktur,
dan pengembangan segmen layanan. (http:// finance.detik.com )
Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank OJK Mulya
E. Siregar, menyatakan hambatan yang menyebabkan pertumbuhan Perbankan
Syariah melambat harus disikapi dengan strategi yang tepat untuk
mengembangkan potensi perbankan syariah di indonesia. Misalnya, dengan
melakukan inovasi produk, meningkatkan pemahaman masyarakat,
meningkatkan permodalan, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM.
(http:// finance.detik.com )
Rizkia (2015) menyimpulkan, mengembangkan Perbankan Syariah di
Indonesia juga harus dibarengi dengan peningkatan kualitas bank syariah, agar
lebih mendapatkan kepercayaan masyarakat. Salah satu upaya untuk
memelihara dan menjaga kepercayaan masyarakat yang dapat dilakukan bank
adalah dengan mempertahankan tingkat kesehatannya.
Cynthia (2012) salah satu indikator kesehatan perbankan yang penting
yaitu indikator permodalan (Capital). Indikator permodalan sendiri telah
menjadi urat nadi perbankan yang berfungsi untuk menjaga kepercayaan
4
terhadap aktivitas perbankan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga
intermediasi atas dana yang diterima dari nasabah. Indikator modal harus
dikedepankan, mengingat dalam mekanisme perbankan merupakan industri
yang usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat.
Aspek permodalan sendiri merupakan penilaian terhadap tingkat
kecukupan modal bank untuk menyangga risiko yang terjadi saat ini dan risiko
dimasa yang akan datang. Kecukupan modal perbankan yang diproksi dengan
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio untuk mengukur kecukupan
modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan (Chintya, 2012).
Perhitungan tingkat kecukupan modal bank didasarkan pada rasio atau
perbandingan antara modal yang dimiliki bank dengan jumlah aktiva
tertimbang menurut risiko (ATMR). ATMR merupakan penjumlahan ATMR
aktiva neraca (aktiva yang tercantum dalam neraca) dan ATMR aktiva
administrative (aktiva yang bersifat administrative) Nazaf (2010).
Fitranto dan Mawardi (2013) berbagai masalah pernah terjadi mengenai
tingkat kecukupan modal di berbagai negara, sepeti krisis moneter yang
dimulai pada pertengahan tahun 1997. Pada saat itu nilai tukar mata uang
rupiah terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat, menyebabkan sebagian
besar perusahaan tidak mampu membayar pinjaman kepada bank. Akibatnya
perbankan juga menghadapi risiko tidak mampu membayar kewajibannya
yang sebagian besar dibiayai oleh pinjaman luar negeri dan dana masyarakat.
5
Fitranto dan Mawardi (2013) besarnya cadangan kredit dan kerugian
sebagai dampak selisih nilai tukar mengakibatkan menurunnya modal
perbankan sehingga sebagian besar bank tidak mampu lagi untuk memenuhi
kewajibannya terhadap kecukupan modal. Pada akhirnya akan menurunkan
kinerja perbankan yang dapat diidentifikasikan dalam bentuk analisa laporan
keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, rasio rentabilitas dan rasio keuangan lainnya.
Maolany (2015) rasio kecukupan modal (CAR) pada industri perbankan
sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia, yaitu besarnya ditentukan
oleh seberapa besar modal yang dimiliki yang terdiri dari modal inti dan
modal pelengkap, serta berapa aktiva tertimbang menurut risiko, di mana
bobot risiko masing-masing aktiva telah ditetapkan oleh BIS. Semakin besar
modal yang dimiliki oleh suatu bank akan meningkatkan rasio kecukupan
modalya, sebaliknya bila modal perusahaan terus menerus terkikis oleh
kerugian yang dialami bank, maka rasio kecukupan modal bank akan turun,
ini disebabkan karena kerugian yang dialami bank akan menyerap modal yang
dimiliki bank.
Bank Indonesia sendiri telah mensyaratkan minimal sebuah bank
mempertahankan Capital Adequacy Ratio (CAR) nya sebesar 8%.
Berdasarkan laporan keuangan publikasi yang terdapat dalam Bank Umum
Syariah selama periode 2012-2015, perolehan rata-rata Capital Adequacy
Ratio (CAR) pada sektor perbankan sudah berada diatas 8% sehingga dapat
dikatakan bahwa kondisi permodalan pada bank-bank yang telah terdaftar di
6
Bank Umum Syariah selama periode pengamatan dalam kondisi yang sehat.
(www.bi.go.id)
Fitrianto dan Mawardi (2013) Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio
(CAR), maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung
risiko dari setiap kredit atau aset produktif yang berisiko dan mampu
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi Profitabilitas. Semakin tinggi
tingkat profitabilitas, maka kelangsungan hidup suatu bank akan lebih
terjamin, karena profitabilitas menunjukkan apakah bank tersebut mempunyai
prospek yang bagus di masa yang akan datang.
Sianturi (2012) kesehatan permodalan bank juga ikut dipengaruhi oleh
Risiko kredit yaitu risiko dari kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat
dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan bank kepada debitur,
sehingga bank mengalami kerugian dan berpengaruh menurunkan laba, karena
tidak mengenal istilah kredit, maka di dalam perbankan syariah dikenal
dengan Non Performing Financing (NPF). Semakin tinggi NPF dalam suatu
bank syariah maka menunjukan bahwa kinerja bank tersebut semakin buruk.
Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Adyani (2011)
dan Windriya (2014) namun bertentangan dengan penelitian Bachri dkk.
(2013) dan Fahmy (2013) yang menunjukan NPF tidak berpengaruh terhadap
CAR. Berikut adalah tingkat rata-rata NPF periode 2012-2015 yang
dipublikasi oleh Bank Indonesia:
7
Tabel 1.2
Rasio NPF Perbankan Syariah 2012-2015
Tahun NPF
2012 2,22%
2013 2,62%
2014 5,56%
2015 4,84% Sumber : Bank Indonesia 2015
Dari tabel 1.2, dapat diketahui bahwa tingkat NPF mengalami
peningkatan pada tahun 2012 hingga 2014, kecuali pada tahun 2015
mengalami penurunan. Tingkat NPF yang cukup tinggi, terjadi pada tahun
2014, NPF telah menebus angka 5,56%, angka tersebut melebihi batas aman
yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, sebesar 5%.
Risiko kredit kesehatan permodalan bank juga ikut dipengaruhi oleh
tingkat likuiditas bank, dalam Bank Syariah dikenal sebagai Financing to
Deposit Ratio (FDR). Setiawan (2012) FDR menyatakan seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayarkan kembali penarikan dananya yang
dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan
sebagai likuiditasnya. Berikut adalah grafik Perkembangan Financing Deposit
Ratio (FDR) Bank Umum Syariah Periode 2011-2015 :
Grafik 1. 1
Perkembangan Financing Deposit Ratio
Bank Umum Syariah Periode 2011-2015
Sumber : Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2011-2015 (data diolah).
50
100
2011 2012 2013 2014 2015
FDR
FDR
8
Pada Grafik 1.1 dapat dilihat bahwa rata-rata FDR pada tahun 2011
hingga 2013 mengalami peningkatan, kecuali pada tahun 2014 hingga 2015
mengalami penurunan. Rahmawati (2012) Menurunnya FDR beresiko
terhadap likuiditas perbankan syariah yang akan mempengaruhi kemampuan
bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, karena tingkat likuiditas
akan dapat menjadi tolak ukur apakah bank dapat memenuhi semua penarikan
dana oleh nasabah, kewajiban yang telah jatuh tempo dan memenuhi kredit
tanpa penundaan.
Tingkat kesehatan bank juga ikut dipengaruhi oleh aspek efisiensi.
Aspek efisiensi dalam dunia perbankan merupakan salah satu faktor yang
penting untuk menciptakan perbankan yang sehat, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan Fitrianto dan Mawardi (2013). Penilaian aspek
efisiensi dinilai menggunakan rasio BOPO. Menurut Rahmadika (2014) rasio
BOPO adalah rasio yang mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank
dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya yang menyatakan bahwa
semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan
aktivitas usahanya, semakin tinggi biaya pendapatan bank berarti kegiatan
operasionalnya semakin tidak efisien sehingga pendapatannya juga semakin
kecil.
Di dalam Capital Adequacy Ratio (CAR) terdapat faktor-faktor penting
yang mendukung kinerja CAR, diantaranya yaitu Non Perfoming Financing
(NPF), Financing Deposit Ratio (FDR), Efesiensi Usaha (BOPO) dan
Profitabilitas (ROA), maka didalam penelitian ini akan membahas faktor-
9
faktor yang dapat mempengaruhi CAR. Berikut adalah tabel Kondisi Rata-rata
Keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia 2012-2015:
Tabel 1.3
Kondisi Rata-rata Keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Periode 2012-2015
Sumber : Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah di
Indonesia (2015)
Dapat di lihat pada data Laporan Keuangan tabel 1.5 di atas, Nilai CAR
mengalami peningkatan pada tahun 2014 kecuali di tahun 2013 dan tahun
2015. Sementara ROA mengalami peningkatan pada tahun 2015 kecuali pada
tahun 2013-2014. Dalam data ini hubungan FDR pada tahun 2015 mengalami
peningkatan, namun kenaikan FDR tidak diikuti oleh kenaikan CAR. Disisi
lain CAR dan ROA adalah positif, namun CAR yang naik pada tahun 2014
tidak diikuti oleh peningkatan ROA.
Menurut Bukian dan Sudiartha (2015) hal yang menyebabkan ROA yang
naik tidak diikuti oleh CAR ini, dikarenakan meningkatkan besaran nilai CAR
yang bukan saja berasal dari profit, melainkan besaran nilai CAR juga dapat
berasal dari penyetoran modal dari pemilik bank. Meskipun profit merupakan
salah satu komponen yang dapat meningkatkan nilai CAR. Begitupula jika
ROA mengalami penurunan yang berarti profit juga mengalami penurunan
belum tentu pula akan menyebabkan turunnya nilai CAR, karena naik-
turunnya CAR juga sangat ditentukan oleh perubahan risiko operasional bank
Rasio 2012 2013 2014 2015
ROA (%) 1,84 1,81 0,72 1,15
CAR (%) 14,32 14,15 15,60 13,75
FDR (%) 92,51 98,02 93,85 98,22
BOPO (%) 82,61 83,42 92,23 92,30
NPF (%) 30,46 1,69 2,81 3,11
10
yang tertuang dalam Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) baik neraca
maupun administratif.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suyono
(2010), FDR berpengaruh positif terhadap tingkat CAR, semakin tinggi FDR,
maka akan berdampak pada meningkatnya CAR bank umum syariah Hal ini
diperkuat dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purbaningsih (2010)
bahwa FDR berpengaruh positif signifikan terhadap CAR. Namun
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2012) yang
menunjukan adanya pengaruh negatif antara FDR dan CAR.
Penelitian lain dilakukan oleh F. Artin Hitawati periode 2010-2014 yang
melakukan penelitian pada Bank Umum Syariah di Indonesia menggunakan
enam rasio yaitu ROA, ROE, BOPO, GWM, NIM dan LDR. Dalam penelitian
tersebut dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil regresi linier berganda,
BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap CAR. Sementara ROA dan
LDR berpengaruh positif signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
Hasil peneliti lainnya yaitu Chintya (2012) yang melakukan penelitian
pada Bank Pemerintah di Indonesia. Dalam penelitian tersebut dapat diketahui
bahwa berdasarkan hasil regresi linier dan hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa ROA dan BOPO berpengaruh secara parsial terhadap CAR. Sementara
FDR tidak berpengaruh secara parsial terhadap CAR.
Berbagai penelitian terdahulu yang terkait dengan variable independen
terhadap dependen, yang hasilnya juga menimbulkan inkonsistensi hasil
11
penelitian. Oleh karena itu, untuk lebih jelas, secara ringkas research gap antar
hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 1.4 sebagai berikut :
Tabel 1. 4
Ringkasan Research GAP
No. Hubungan Variabel Hasil Penelitian Peneliti (Tahun)
1. Non Performing
Financing (NPF)
terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR)
Non Performing
Financing (NPF
berpengaruh positif
signifikan terhadap
Capital Adequacy
Ratio (CAR)
Bukian dan Sudiartha
(2015) dan Chintya
(2012)
Non Performing
Financing (NPF
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
Capital Adequacy
Ratio (CAR)
Natasia (2015), Dian
(2010), Artin (2015)
dan Widowati (2015)
2. Likuiditas (FDR)
terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR)
Likuiditas (FDR)
berpengaruh positif
signifikan terhadap
Capital Adequacy
Ratio (CAR)
Maolany (2015),
Bukian dan Sudiartha
(2015)
Likuiditas (FDR)
berpengaruh negative
signifikan terhadap
Capital Adequacy
Ratio (CAR)
Chintya (2012), Artin
(2015) , Dian (2010),
Fitranto dan Mawardi
(2013) dan Widowati
(2015)
3. BOPO terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR)
BOPO berpengaruh
positif Signifikan terhadap Capital
Adequacy Ratio
(CAR)
Artin (2015)
BOPO berpengaruh
Negatif signifikan terhadap Capital
Adequacy Ratio
(CAR)
Dian (2010), Fatimah
(2012), Bukian dan
Sudiartha (2015)
12
4. Profitabilitas (ROA)
terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR)
Profitabilitas (ROA)
berpengaruh positif
terhadap Capital
Adequacy Ratio
(CAR)
Damayanti,Sujarwo dan
Ichsan (2015),
Natasia (2015)
Profitabilitas (ROA)
berpengaruh negative
terhadap Capital
Adequacy Ratio
(CAR)
Widowati (2015) dan
Bukian dan Sudiartha
(2015)
Sumber: Berbagai Jurnal yang diolah (2016)
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diteliti adalah variabel-
variabel para peneliti terdahulu yang hasilnya tidak konsisten (berbeda-beda)
dan dipilih berdasar pada adanya research gap serta adanya suatu
pengembangan model dari penelitian terdahulu.
Berdasarkan dari hasil-hasil penelitian dan data-data diatas yang
memberikan hasil yang berbeda atas penelitian yang satu dengan penelitian
yang lainnya (research gap) dan adanya fenomena bisnis, penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dan mendalam. Objek penelitian
sendiri adalah Bank Umum Syariah, Adapun tahun penelitian adalah periode
2012-2015 dengan pertimbangan tahun tersebut merupakan 4 tahun terakhir
pada saat penelitian dilakukan. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti rasio
keuangan dalam mempengaruhi tingkat Kecukupan Modal Bank Umum
Syariah, maka penelitian ini mengangkat judul “Analisa Pengaruh Kualitas
Aset, Likuiditas, Efensiensi Usaha dan Profitabilitas Terhadap Tingkat
Kecukupan Modal pada Bank Umum Syariah (BUS) Periode 2012 -
2015”.
13
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa tampak
adanya permasalahan yaitu adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu yang
tersaji pada research gap, seperti perbedaan hasil penelitian terdahulu terkait
pengaruh Variabel Kualitas Aset menggunakan Non Performing Financing
(NPF), Likuiditas menggunakan Financing Deposit Ratio (FDR), Efensiensi
Usaha (BOPO) dan Profitabilitas menggunakan Return On Asset (ROA)
Terhadap Tingkat Kecukupan Modal menggunakan Capital Adequacy Ratio
(CAR) pada Bank Umum Syariah.
Berdasarkan pada hasil-hasil penelitian-penelitian sebelumnya (research
gap) dan fenomena bisnis yang ada pada BUS (2012-2015) maka research
problem (masalah penelitian) yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana Pengaruh Variabel Kualitas Aset, Likuiditas, Efensiensi
Usaha dan Profitabilitas Terhadap Tingkat Kecukupan Modal pada
Bank Umum Syariah (BUS) Periode 2012 - 2015”.
Berdasarkan pada problem statement dan research problem diatas, maka
pertanyaan penelitian (research question) dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah Risiko Kredit (NPF), Likuiditas (FDR), Efesiensi Usaha (BOPO)
dan Profitabilitas (ROA) secara bersama-sama dapat berpengaruh
terhadap Rasio Kecukupan Modal (CAR) pada Bank Umum Syariah
Periode 2012-2015 ?
14
2. Apakah terdapat pengaruh Risiko Kredit (NPF) terhadap Kecukupan
Modal (CAR) pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2015 ?
3. Apakah terdapat pengaruh Likuiditas (FDR) terhadap Kecukupan Modal
(CAR) pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2015 ?
4. Apakah terdapat pengaruh Efesiensi Usaha (BOPO) terhadap Kecukupan
Modal (CAR) pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2015 ?
5. Apakah terdapat pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadap Kecukupan
Modal (CAR) pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2015 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk:
1. Menganalisa pengaruh Risiko Kredit (NPF), Likuiditas (FDR), Efesiensi
Usaha (BOPO) dan Profitabilitas (ROA) secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Kecukupan Modal (CAR) pada Bank Umum
Syariah Periode 2012-2015.
2. Menganalisa pengaruh Risiko Kredit (NPF) terhadap Kecukupan Modal
(CAR) studi kasus pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2015.
3. Menganalisa pengaruh Likuiditas (FDR) terhadap Kecukupan Modal
(CAR) pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2015.
4. Menganalisa pengaruh Efesiensi Usaha (BOPO) terhadap Kecukupan
Modal (CAR) pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2015.
5. Menganalisa pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadap Kecukupan Modal
(CAR) pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2015.
15
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
kontribusinya bagi pihak-pihak sebagai berikut :
1. Kontribusi Teoritis
a. Bagi Akademis, penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi
keilmuan dan dapat menambah pengetahuan lebih mendalam
terkait pengaruh NPF, FDR, BOPO dan ROA terhadap kecukupan
modal dan terhadap Tingkat Kecukupan Modal (CAR).
b. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber
informasi untuk memperluas pengetahuan dn acuan dalam
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kesehatan bank.
c. Penelitian ini juga di harapkan memberikan informasi dan
menambah wawasan mengenai pengaruh dai NPF, FDR, BOPO
dan ROA terhadap Kecukupan Modal.
2. Kontribusi Praktis
a. Bagi Perbankan Syariah, penelitian ini dapat dijadikan landasan
dalam menilai laporan keuangan bank syariah dalam
mengevaluasi profitabilitas dan resiko dalam membuat keputusan
demi meningkatkan nilai perusahaan.
b. Bagi Masyarakat, penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi di
masyarakat dalam menyediakan gambaran tentang aspek-aspek
yang mempengaruhi tingkat kecukupan modal di Bank Umum
Syariah.
16
c. Bagi Peneliti Selanjutnya, dengan adanya penelitian ini
diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian lebih lanjut
mengenai aspek-aspek yang dapat mempengaruhi Tingkat
Kecukupan Modal.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Bank Syariah
Pengertian bank syariah atau bisa dikenal dengan Bank Islam
mempunyai sistem operasi di mana ia tidak mengandalkan pada bunga.
Antonio (2001). Bank Islam atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga
ini, bisa dikatakan sebagai lembaga keuangan atau perbankan yang
operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an
dan Hadist Nabi SAW atau dengan kata lain, bank Islam adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa
lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.
Pengertian bank syariah sebenarnya telah diatur dalam Undang-
undang no 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, selain itu bank
syariah juga diatur dalam Pasal 2 PBI No. 6/24/PBI/2004 tentang Bank
Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah,
memberikan definisi bahwa Bank umum syariah adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Undang-
undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menjelaskan
bahwa menurut jenisnya, bank syariah terdiri atas :
18
a. Bank Umum Syariah (BUS)
Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, BUS adalah bank syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS dapat bertindak
sebagai bank devisa dan bank nondevisa
b. Unit Usaha Syariah (UUS)
Menurut Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, UUS adalah unit kerja dari kantor pusat bank
umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor
atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang
berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatannya secara
konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang
pembantu syariah dan atau unit syariah
c. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
Berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, BPRS didefinisikan sebagai bank syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
2. Islam dalam Perbankan
Yumanita (2005:4), Islam adalah kata bahasa arab yang terambil dari
kata Salima yang berarti selamat, damai, tunduk, pasrah dan berserah diri.
Objek penyerahan diri ini adalah Pencipta seluruh alam semesta, yakni
19
Allah SWT. Dengan demikian, Islam berarti penyerahan diri kepada Allah
SWT. Islam secara bahasa yang berarti selamat merupakan agama
samawi yang mengatur seluruh kehidupan saat ini (dunia) dan kehidupan
selanjutnya (akhirat). Islam sebagai way of life merupakan agama yang
memberikan petunjuk melalui Rasulnya, petunjuk itu segala sesuatu
yang berupa akidah, akhlak, dan syariah. Kaidah dan akhlak bersifat
konstan, artinya tetap tidak mengalami perubahan apapun dengan
berbedanya perubahan waktu dan tempat.
Antonio (2001) Syariah Islam mempunyai keunikan tersendiri
dibandingkan dengan yang lain. Syariah Islam bersifat komprehensif
(menyeluruh) dan universal. Komprehensif berarti syariah Islam
merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun
sosial (mualmalah). Ibadah bertujuan untuk menjaga ketaatan dan
keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhannya (hablu mina
Allah). Muamalah bertujuan untuk menjaga hubungan harmonisasi
dengan alam sekitar diantaranya dengan manusia itu sendiri (hablu mina
An-nas).
Antonio (2001) Universal bermakna syariah Islam dapat
diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai akhir. Universal
terefleksikan dalam muamalat yang tidak membedakan antara Muslim
dan non Muslim. Selain itu Universal berarti mempunyai cakupan yang
luas dan fleksibel. Salah satu cabang syariah Islam adalah muamalah
yang apabila ditelusuri kebawahnya, maka muamalah ada yang
20
mengatur tentang perbankan. Bank menurut syariat Islam pada
dasarnya sama dengan bank konvensional. Bank syariah juga
mengadopsi dari perbankan konvensional selama itu tidak
berbenturan dengan prinsip dan akidah Islam.
Bank syariah yang merupakan bank yang dalam menjalankan
aktivitasnya harus sesuai dengan Al-Qur’an dan Al Hadits. Bank
syariah berbeda dengan bank konvensional, bank syariah
mempunyai karakteristik yang unik yaitu dalam pengambilan
keuntungannya bukan dari bunga melainkan dari nisbah bagi hasil.
Tujuan utama dari bank syariah adalah untuk mengembangkan
penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya kedalam
transaksi keuangan dan perbankan. Prinsip utama yang diikuti oleh
bank syariah itu adalah Arifin (2006) :
a. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi,
b. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan
perolehan keuntungan yang sah,
c. Memberikan zakat.
3. Bank Sentral
Dalam sistem keuangan syariah, bank sentral harus menjadi pusat
perbankan syariah yang secara otonom bertanggungjawab merealisasikan
sasaran-sasaran sosio-ekonomi perekonomian Islam. Bank sentral
merupakan institusi primer yang bertanggungjawab mengimplementasikan
kebijakan moneter negara. Kebijakan moneter menurut ekonomi Islam
21
bertujuan untuk menciptakan keadilan sosio-ekonomi dan pemertaan
pendapatan atau kesejahteraan bagi seluruh rakyat dengan dasar
persaudaraan universal.
Secara fungsional bank sentral harus mampu bertindak sebagai
otoritas yang menegluarkan uang berkoordinasi dengan pemerintah,
mengusahakan stabilitas internal dan ekternal. Bank sentral harus mampu
bertindak sebagai banker bagi pemerintah dan bank komersial. Bank
sentral harus melakukan persiapan untuk kliring dan penyelesaian cek dan
transfer, serta bertindak sebagai lender of the last resort. Bank syariah
juga harus membimbing, melakukan mensupervisi dan menerbitkan
regulasi bank-bank komersial Chapra (2000).
4. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Berdasarkan definisi bank konvensional dan bank syariah yang telah
dijelaskan diatas, terdapat beberapa perbedaan antara bank konvensional
dan bank syariah, diantaranya adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 1
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
No Bank Syariah BankKonvensional
1. Perhimpunan dan penyaluran
dana harus sesuai dengan
fatwa Dewan Pengawas
Syariah.
Tidak terdapat dewan
sejenis.
2. Orientasi pembiayaan Profit
dan falah oriented.
Orientasi pembiayaan,
untuk memperoleh
keuntungan atas dana
yang dipinjamkan.
3. Return yang dibayar atau
diterima berasal dari bagi hasil
atau pendapatan lainnya
Return baik yang dibayar
kepada nasabah
penyimpan dana dan
22
berdasarkan prinsip syariah. return yang diterima dari
nasabah pengguna dana
berupa bunga.
4. Melakukan investasi-investasi
yang halal saja.
Investasi yang halal dan
haram.
5. Hubungan dengan nasabah
dalam bentuk hubungan
kemitraan.
Hubungan dengan
nasabah dalam bentuk
hubungan debitur -
kreditur.
6. Dari sisi implementasi GCG,
terdapat sharia compliance,
yaitu kepatuhan pada syariah,
dan prinsip-prinsip universal
GCG yang terdiri dari prinsip-
prinsip transparansi, kejujuran,
kehati-hatian dan kedisiplinan.
Hanya terdapat prinsip-
prinsip universal GCG
yang terdiri dari prinsip-
prinsip transparansi,
kejujuran, kehati-hatian
dan kedisiplinan.
Sumber: Mulazid (2016) dan Nurfrida (2009)
Dari tabel 2.1 mengenai perbedaan bank syariah dan bank
konvensional, dapat dilihat bahwa perbedaan mendasar antara bank
konvensional dan bank syariah dari sisi pengawasan. Menurut Mulazid
(2016) salah satu pilar penting dalam pengembangan bank syariah adalah
Sharia Compliance. Pilar inilah yang menjadi pembeda utama antara bank
syariah dengan bank konvensional. Untuk menjamin teraplikasinya
prinsip-prinsip syariah di lembaga perbankan, diperlukan pengawasan
syariah yang diperankan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS).
5. Kualitas Aset
Aset adalah suatu yang mampu menimbulkan aliran kas positif atau
manfaat ekonomi lainnya. Berdasarkan Surat Keterangan Direksi Bank
Indonesia No.26/22/KEP DIR tanggal 29 Mei 1993 tentang Kualitas
Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif,
disebutkan bahwa penanaman dana bank pada aktiva produktif wajib
23
sesuai dengan prinsip penanaman dana dan kesiapan bank dalam
menanggung kemungkinan timbulnya risiko kerugian dalam penanaman
dana tersebut.
Menurut Dian (2010) kualitas aset adalah semua aktiva total rupiah
yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan yang
diharapkan. Salah satu perhitungan pada rasio kualitas aktiva yang
digunakan menurut SEBI/No.7/10/DPNP tanggal 13 Maret 2005 perihal
Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang diakui Bank Indonesia, yaitu
salah satunya adalah NPF. Rasio ini menunjukkan kualitas aktiva kredit
yang jika kolektibilitasnya kurang lancar, diragukan dan macet dari total
kredit secara ke seluruhan, maka bank tersebut menghadapi kredit
bermasalah.
Meningkatnya jumlah penyaluran kredit akan menyebabkan
meningkatnya NPF yang juga disertai meningkatnya beban, hal ini tentu
saja akan mempengaruhi pertumbuhan modal. Selain besarnya beban
operasional dan meningkatnya NPF yang mempengaruhi perkembangan
modal. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal
12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum,
semakin tinggi nilai NPF (diatas 5%), maka bank tersebut tidak sehat. NPF
yang tinggi menyebabkan menurunnya laba yang akan diterima oleh bank.
Non Performing Financing (NPF) menunjukkan kemampuan
manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh
bank, semakin tinggi rasio NPF, maka akan semakin buruk kualitas kredit
24
bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar.
Sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah tinggi dan
kemungkinan pencapain laba semakin rendah. Kredit dalam hal ini adalah
kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada
bank lain Siamat (2004).
Nazaf (2010) semakin tinggi NPF, maka modal yang tersedia di bank
semakin menipis, karena meningkatnya jumlah kredit yang macet tentu
saja akan mempengaruhi jumlah modal yang tersedia untuk membiayai
kegiatan operasional bank. Kredit macet membuat berkurangnya
pendapatan yang akan diterima oleh bank sehingga bank akan
menggunakan modal yang ada untuk membiayai kegiatan operasionalnya.
Semakin sering terjadi kemacetan, maka modal bank lama kelamaan akan
terkikis dan habis.
NPF dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah kredit yang
bermasalah dibandingkan dengan total kredit. Rasio ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
6. Likuiditas
Kasmir (2010) mengartikan bahwa likuiditas merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain dapat membayar kembali
pencairan dana deposannya pada saat diagih serta dapat mencukupi
Jumlah Kredit Bermasalah
NPF = Total Kredit x 100%
25
permintaan kredit yang telah diajukan. Dikatakan likuid jika pada saat
ditagih bank mamapu membayar. Kemudian bank juga harus dapat pula
memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai.
Dalam penelitian ini, rasio likuiditas yang digunakan adalah
Financing Deposit Ratio (FDR). FDR dipilih karena berdasarkan teori
yang dikemukakan oleh Muljono (1995) yang menyatakan bahwa semakin
tinggi rasio ini, maka semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank
yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang
diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Sebaliknya,
semakin rendah FDR menunjukkan kurang efektifitas bank dalam
menyalurkan kredit. FDR yang rendah menunjukkan bank yang likuid
dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan. Jadi
memang rasio FDR yang paling tepat digunakan untuk mengukur
likuiditas suatu perbankan FDR merupakan rasio untuk mengukur tingkat
penggunaan dana yang diterima masyarakat dalam bentuk kredit.
Dendawijaya (2005) FDR merupakan salah satu indikator kesehatan
likuiditas bank. Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap
kemampuan bank untuk memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan
kecukupan manajemen risiko likuiditas. FDR paling sering digunakan oleh
analis keuangan dalam menilai suatu kinerja bank terutama dari seluruh
jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima oleh
bank. Perhitungannya bisa dihitung dengan cara. Rasio ini
26
menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang
dilakukan nasabah deposan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
7. Efensiensi Usaha
(Kuncoro, 2002:569) Efisiensi usaha berarti biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan keuntungan lebih kecil daripada keuntungan yang
diperoleh dari penggunaan aktiva tersebut. Bank yang dalam kegiatan
usahanya tidak efisien akan mengakibatkan ketidakmampuan bersaing
dalam mengerahkan dana masyarakat maupun dalam menyalurkan dana
tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan sebagai modal usaha.
Dengan adanya efisiensi pada lembaga perbankan terutama efisiensi biaya,
maka akan diperoleh tingkat keuntungan yang optimal, penambahan
jumlah dana yang disalurkan, biaya lebih kompetitif, peningkatan
pelayanan kepada nasabah, keamanan dan kesehatan perbankan yang
meningkat.
Dendawijaya (2005) Rasio BOPO sering disebut rasio efisiensi yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.
Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang
dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank
dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Jumlah Kredit
FDR = Dana Pihak Ketiga x 100%
27
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
8. Profitabilitas (ROA)
Menurut Harmono (2009) profitabilitas merupakan suatu
kemempuan yang menggambarkan kinerja fundamental perusahaan yang
ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektivitas operesi perusahaan dalam
memperoleh laba.
Hasibuan (2008) mengemukakan bahwa Profitabilitas bank adalah
suatu kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan
dalam persentase.
Hasibuan (2008) Profitabilitas pada dasarnya adalah laba (Rupiah)
yang dinyatakan dalam (Persen) profit. Analisis ROA mengukur
kemampuan perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk
mendanai asset tersebut. Biaya-biaya yang dimaksud adalah bunga yang
merupakan biaya pendanaan dengan utang. Dividen yang merupakan biaya
pendanaan dengan saham dalam analisis ROA tidak diperhitungkan. Biaya
bunga ditambahkan ke laba yang diperoleh perusahaan. Rasio ini
dirumuskan sebagai berikut:
Biaya Operasional
BOPO=Pendapatan Operasional x100%
Laba Sebelum Pajak
ROA = Total Aset x 100%
28
9. Kecukupan Modal (CAR)
Capital Adequecy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana
modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-
sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-
lain (Dendawijaya,2009:121). Menurut Bukian (2015) kecukupan modal
merupakan salah satu indikator kemampuan bank dalam menutupi
penurunan aktiva sebagai akibat kerugian yang diderita bank dan
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain pihak bank dapat
membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta
dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan.
Menurut Hanaf (2010) tingkat kecukupan modal ini digunakan untuk
menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. Faktor utama
yang cukup mempengaruhi jumlah modal bank adalah jumlah modal
minimum yang ditentukan oleh penguasa moneter yang biasanya
merupakan wewenang bank sentral. Tingkat atau jumlah modal bank yang
memadai diperlukan untuk meningkatkan ketahanan dan efisiensi di era
deregulasi saat ini. Jumlah modal yang memadai memegang peranan
penting dalam memberikan rasa aman kepada calon atau para penitip uang.
Dengan kata lain, CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
29
mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut
B. Penelitian Terdahulu
Pada pembahasan mengenai penelitian ini disajikan secara ringkas
beberapa penelitian terkait sebelumnya. Adapun penelitian terdahulu
sebagai berikut :
Modal Bank
CAR =
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko x 100%
30
No
.
Nama dan
Tahun
Penelitian
Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1. Andriana
Dian, 2010
Analisis
Pengaruh
Kualitas asset,
Likuiditas, ROE
dan DPK
terhadap Tingkat
Kecukupan
Modal
Sama sama meneliti
mengenai faktor
tingkat kecukupan
modal.
Penelitian ini
menggunakan ROE
dan DPK serta
menggunakan metode
regresi linier
berganda
Berdasarkan hasil yang
didapat, NPF berpengaruh
negatif terhadap CAR.
FDR dan BOPO
berpengaruh negatif
terhadap CAR.
2. Siti Fatimah,
2012.
Pengaruh
rentabilitas,
efesiensi dan
likuiditas
terhadap bank
umum
syariah.
Sama sama meneliti
mengenai faktor
tingkat kecukupan
modal.
Penelitian ini
menggunakan
Analisis VECM
(Vektor Error
Corection Model)
dengan ROE sebagai
variaben independen.
Berdasarkan hasil yang
didapat, menunjukkan
bahwa ROA berpengaruh
signifikan negatif
terhadap CAR. BOPO
berpengaruh signifikan
negatif terhadap CAR
sedangkan FDR
berpengaruh signifikan
positif terhadap CAR.
3. Natasha
Chintya, 2012
Pengaruh
Kualitas asset,
likuiditas,
rentabilitas dan
Efesiensi
Operasional
terhadap rasio
Sama-sama
meneliti pengaruh
NPF, Efesiensi
Operasional dan
FDR terhadap CAR
Peneltian ini
menggunakan
analisis regresi data
Linier berganda
menggunakan SPSS
Penelitian ini menunjukan
NPF berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
CAR, FDR berpengaruh
negatif terhadap CAR.
Sedangkan BOPO tidak
berpengaruh signifikan
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
31
Kecukupan
Modal
terhadap CAR,
4. Hendra
Fitrianto dan
Wisnu
Mawardi,
2013.
Analisis
pengaruh
Kualitas aset,
Likuiditas,
Rentabilitas dan
Efensiensi
terhadap rasio
Kecukupan
Modal
Perbankan
Syariah yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Jakarta.
Sama sama meneliti
mengenai pengaruh
likuiditas dan
efensiensi usaha
terhadap tingkat
kecukupan modal.
Penelitian ini
menggunakan
analisis Regresi
Linier Berganda
Dan menggunakan
ROE sebagai
Variabel Independen.
Penelitian ini menunjukan
dari hasil regresi linier
berganda secara simultan
variabel NPF, NPA,
ROA, FDR dan BOPO
berpengaruh signifikan
terhadap CAR.
Sedangkan secara parsial
rasio NPA, BOPO dan
NPF tidak berpengaruh
signifikan terhadap CAR,
sedangkan rasio FDR
berpengaruh negatif
signifikan terhadap CAR.
5. Hitawati F
Artin, 2015
Analisis Faktor-
faktor yang
Berpengaruh
Terhadap Capital
Adequacy Ratio
periode 2010-
2014
Sama sama meneliti
mengenai pengaruh
likuiditas terhadap
tingkat kecukupan
modal.
Penelitian ini
menggunakan
analisis Regresi
Linier Berganda dan
periode penelitian ini
dari tahun 2010-2014
Bahwa hasil analisis
regresi menunjukan
variabel FDR dan NPF
terhadap CAR memiliki
pengaruh negatif, artinya
jika FDR dan NPF
mengalami peningkatan,
maka CAR akan
mengalami penurunan,
sedangkan ROA dan
BOPO berpengaruh
positif terhadap CAR.
32
6. Moch Rizal
Maolany,
2015.
Pengaruh
likuiditas dan
profitabilitas
terhadap
kecukupan modal
pada Bank
Syariah Mandiri
Periode 2011-
2014.
Sama sama meneliti
mengenai pengaruh
likuiditas terhadap
tingkat kecukupan
modal.
Penelitian ini
menggunakan
analisis Regresi
Linier Berganda
menggunakan
program SPSS
(Statistical Program
and Service Solution)
17.0.
Bahwa hasil analisis
regresi menunjukan
variable FDR terhadap
CAR memiliki pengaruh
positif, artinya jika FDR
mengalami peningkatan,
maka CAR juga akan
mengalami peningkatan,
sedangkan ROA tidak
berpengaruh terhadap
CAR di Bank Syariah
Mandiri.
7. Rizky
Natasia, 2015.
Pengaruh resiko
kredit,
profitabilitas,
likuiditas dan
efesiensi usaha
terhadap
kecukupan modal
pada bank yang
terdaftar di BEI
priode 2010-
2014.
Sama sama meneliti
mengenai pengaruh
NPF, profitabilitas,
likuiditas dan
efensiensi usaha
terhadap tingkat
kecukupan modal.
Penelitian ini
menggunakan
Analisis Regresi
Linier Berganda
dengan menggunakan
program SPSS
(Statistical Program
and Service Solution)
17.0.
Berdasarkan hasil
penelitian ini bahwa
risiko kredit berpengaruh
negatif terhadap
kecukupan modal, hal ini
menunjukkan bahwa jika
NPF mengalami
penurunan, maka CAR
akan mengalami
kenaikan. Profitabilitas
berpengaruh positif
terhadap kecukupan
modal yang menunjukkan
bahwa jika ROA
mengalami peningkatan,
maka CAR juga akan
33
megalami kenaikan.
Likuiditas dan Efisiensi
usaha tidak berpengaruh
terhadap kecukupan
modal bank.
8. Kyky
Damayanti ,
Sujarwo dan
Ichsan, 2015
Pengaruh
Rentabilitas dan
Likuiditas
Terhadap
Kecukupan
Modal Pada PT
Bank Syariah
Mandiri Periode
2009-2014.
Sama sama meneliti
mengenai pengaruh
likuiditas dan
terhadap tingkat
kecukupan modal.
Penelitian ini
menggunakan
analisis Regresi
berganda
menggunakan
program SPSS
(Statistical Program
and Service Solution)
17.0. dan ROE
sebagai variabel
independen.
Berdasarkan hasil dan
pembahasan secara
parsial, ROA berpengaruh
signifikan positif terhadap
CAR tetapi FDR
berpengaruh signifikan
negatif terhadap CAR.
secara simultan, ROA dan
FDR berpengaruh
signifikan terhadap CAR.
9. Ni Made
Winda Bukian
dan Gede
Merta
Sudiharta,
2015
Pengaruh
Kualitas Aset,
Likuiditas,
Rentabilitas dan
Efesiensi
Operasional
terhadap Rasio
kecukupan Modal
Sama-sama
meneliti Kualitas
Aset, Likuiditas
dan Efesiensi
Operasional
Teknik analisis data
yang digunakan
adalah Analisis
Regresi Linier
Berganda dengan
menggunakan
program SPSS
(Statistical Program
and Service Solution)
17.0. dan
menggunakan
variabel Rentabilitas
Hasil penelitian ini
memberikan bukti bahwa
NPF dan FDR memiliki
pengaruh positif dan
signifikan terhadap CAR,
ROA dan BOPO
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap CAR.
34
Sumber: Berbagai Jurnal yang diolah (2016)
sebagai variable
independen
10. Sari Ayu
Widowati,
2015
Pengaruh Rasio
Keuangan
terhadap Tingkat
Kecukupan
Modal
Sama sama meneliti
mengenai pengaruh
profitabilitas,
likuiditas dan
terhadap tingkat
kecukupan modal.
Penelitian ini
dilakukan di
perbankan yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
dari tahun 2010
sampai tahun 2013.
Dengan alat uji
statistik berupa SPSS
20 yang digunakan
untuk melakukan uji
asumsi klasik dan
analisis regresi
berganda.
Profitabilitas berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR),
Financing to Deposit
Ratio (FDR) tidak
berpengaruh terhadap
profitabilitas, dan Non
Performance Financing
(NPF) berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR) .
35
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis
beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah Sekaran
(2014:114). Kerangka pemikiran membahas saling ketergantungan
hubungan antar variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi
paradigman situasi dan kondisi yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini
terdiri dari dua variabel, yaitu variabel eksogen dan endogen. Variabel
eksogen dalam penelitian ini adalah Kualitas Aset (NPF) (X1), Likuiditas
(FDR) (X2), Beban Operational terhadap Pendapatan Operational (BOPO)
(X3), Profitabilitas (ROA) (X4). Sedangkan variabel endogennya adalah
Kecukupan Modal (CAR) (Y). Kerangka pemikiran di dalam penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
36
Laporan Keuangan Tahunan BUS
Variabel Independen
1. Non Performing Financing (NPF)
2. Financing to Deposite Ratio (FDR)
3. Biaya Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO)
4. Return On Assets (ROA)
Variabel Dependen
1. Capital
Adequacy Ratio
(CAR)
Model Regresi
Regresi Data Panel
Common Effect Model Fixed Effect Model Fixed Effect Model Random Effect Model
Uji Chow Uji Hausman
Model Yang Terpilih
Common Effect/Fixed Effect/Random Effect
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
2. Uji Autokorelasi
3. Uji Multikolinieritas
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji t (Parsial)
Interpretasi
Kesimpulan dan Saran
Koefisien Determinasi
(Adjusted R2)
Uji F (Simultan)
37
D. Hipotesis
Hipotesis bisa di definisikan sebagai hubungan yang diperkirakan
secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam
bentuk pernyataan yang dapat di uji Sekaran (2014:135). Hipotesis yang
diajukan sebagai jawaban sementara terhadap permsalahan yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterkaitan antar variabel :
1. Pengaruh Rasio Resiko Kredit (NPF) terhadap Tingkat Kecukupan
Modal.
Kualitas aset diproksi dengan rasio NPF yaitu rasio perbandingan
antara kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan. Menurut
Dian (2010) pengaruh dari terjadinya kredit bermasalah terhadap
tingkat kecukupan modal yaitu apabila terjadi kredit bermasalah, maka
akan menurunkan jumlah pendapatan yang akan diterima oleh bank,
sehingga bank akan menggunakan modal yang ada untuk membiayai
kegiatan operasionalnya. Semakin sering terjadi kemacetan, maka
modal bank lama-kelamaan akan habis dan akan menurunkan jumlah
CAR. Kerugian yang ditanggung bank dari kredit bermasalah akan
mengurangi jumlah modal. Selanjutnya menurunnya jumlah modal
akan menurunkan jumlah persentase CAR. Dengan demikian, maka
dari uraian tersebut dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis 1 : NPF berpengaruh negatif terhadap Kecukupan
Modal Perbankan Syariah di Bank Umum Syariah Periode 2012-2015
38
2. Pengaruh Likuiditas (FDR) terhadap Tingkat Kecukupan Modal.
Menurut Artin (2015) semakin tinggi FDR menunjukkan
semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah
FDR menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan
kredit. Semakin tinggi FDR, maka CAR semakin menurun sehingga
kondisi likuiditas terancam.
Chintya (2012) apabila pertumbuhan jumlah kredit yang
diberikan lebih besar daripada pertumbuhan jumlah dana yang
dihimpun, maka nilai FDR bank tersebut akan semakin tinggi.
Semakin tinggi rasio tersebut mengindikasikan semakin rendahnya
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan
karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit akan
menjadi semakin besar. Suatu bank yang memiliki alat-alat likuid yang
sangat terbatas dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya, akan ada
kemungkinan penyediaan likuiditas tersebut akan diambil dari
permodalannya. Dengan demikian, maka dari uraian tersebut dapat
dibuat hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis 2 : Diduga Likuiditas (FDR) berpengaruh negatif
terhadap Tingkat Kecukupan Modal (CAR) Perbankan Syariah di
Bank Umum Syariah Periode 2012 - 2015.
39
3. Pengaruh Efensiensi Usaha (BOPO) terhadap Tingkat Kecukupan
Modal.
Bukian dan Sudiartha (2015) efisiensi usaha berarti biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan keuntungan lebih kecil daripada
keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aktiva tersebut. Bank
yang dalam kegiatan usahanya tidak efisien akan mengakibatkan
ketidakmampuan bersaing dalam mengerahkan dana yang ada dari
masyarakat maupun ketidakmampuan dalam menyalurkan dana
tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan sebagai modal usaha.
Selain itu menurut Fatimah (2012) nilai BOPO yang tinggi
menunjukkan bank kurang efisien dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya karena biaya operasional yang harus ditanggung lebih
besar daripada pendapatan operasional yang diperoleh sehingga ada
kemungkinan modal digunakan untuk menutupi biaya operasional
yang tidak tertutup oleh pendapatan operasional. Jadi BOPO yang
relatif tinggi akan menurunkan CAR. Dengan demikian, maka dari
uraian tersebut dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis 3 : Efensiensi Usaha (BOPO) berpengaruh negatif
terhadap CAR Perbankan di Bank Umum Syariah Periode 2012 -
2015.
4. Pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadap Tingkat Kecukupan Modal
Menurut Damayanti, Sujarwo dan Ichsan (2015) ROA digunakan
untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan
40
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva atau assets yang dimilikinya.
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi
bank tersebut dari segi penggunaan asset. Sehingga CAR yang
merupakan indikator kesehatan bank semakin meningkat. Setiap kali
bank mengalami kerugian, modal bank menjadi berkurang nilainya dan
sebaliknya jika bank meraih untung maka modalnya akan bertambah.
Dengan demikian, maka dari uraian tersebut dapat dibuat hipotesis
sebagai berikut :
Hipotesis 4 : ROA berpengaruh positif terhadap tingkat
kecukupan modal perbankan pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Periode 2012 - 2015.
5. Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, Efensiensi Usaha dan Profitabilitas
secara simultan terhadap Tingkat Kecukupan Modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Fitrianto dan Mawardi (2013).
menyimpulkan bahwa Kualitas Aset, Likuiditas, Efesiensi Usaha dan
Profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap CAR bank umum
syariah, apabila mengalami kenaikan maka akan berpengaruh pada
meningkatnya CAR, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, maka hipotesis adalah sebagai berikut:
Hipotesis 5 : NPF, FDR, BOPO dan ROA berpengaruh secara
simultan terhadap CAR Bank Umum Syariah di Indonesia Periode
2012 - 2015.
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan sifat penelitian dengan
data kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007:13) data kuantitatif adalah data
yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan. Sementara
dalam jenis penelitian, menggunakan studi literature. Studi literatur
dilakukan dengan mencari informasi yang bersumber dari buku, jurnal dan
laporan keuangan publikasi terkait dengan Non Performing Financing
(NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Beban Operational terhadap
Pendapatan Operational (BOPO), serta Return On Assets (ROA).
Objek penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang terdaftar di
Bank Indonesia, diantaranya BCA Syariah, BRI Syariah, BNI Syariah,
Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah,
Bank Panin Syariah, Bank Victoria Syariah, Maybank Syariah, BTPN
Syariah, Bank Syariah Bukopin dan BPD Jawa Barat Banten Syariah,
karena Bank Umum Syariah tersebut merupakan suatu sistem keuangan
bersifat universal yang memperbolehkan segala kalangan untuk
menggunakan jasa BUS. Selain itu, manajemen keuangan bank syariah
juga lebih aman dibandingkan dengan bank konvensional karena bank
syariah mampu bertahan dari krisis yang terjadi sehingga penulis
memandang penting untuk mengkaji lebih lanjut mengenai beberapa
faktor yang mempengaruhi Kecukupan Modal pada Bank Umum Syariah.
42
Sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Chintya (2012) tingkat
kecukupan modal ini digunakan untuk menjaga kepercayaan masyarakat
terhadap kinerja bank. Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio (CAR),
maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko
dari setiap kredit atau aset produktif yang berisiko dan mampu
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi Profitabilitas. Semakin
tinggi tingkat profitabilitas, maka kelangsungan hidup suatu bank akan
lebih terjamin, karena profitabilitas menunjukkan apakah bank tersebut
mempunyai prospek yang bagus di masa yang akan datang.
B. Teknik Penentuan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2008) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari atas obyek/subyek yang mempunyai ualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya, jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi pada
penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia, dari
jumlah populasi pada penelitian sebanyak 12 BUS, populasi yang
diambil hanya sejumlah tertentu sebagai sampel.
43
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut Sugiyono (2008:118). Sampel yang digunakan
pada penelitian ini adalah purposive sampling, menurut Sugiyono
(2010:218) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu. Berikut adalah kriteria
penentuan sampel pada penelitian ini:
a. Bank Umum Syariah terdaftar di situs Bank Indonesia yang masih
beroperasi pada periode pengamatan.
b. Bank Umum Syariah yang memiliki laporan tahunan lengkap
serta telah dipublikasi di situs masing-masing Bank Syariah dari
tahun 2012-2015.
Tabel 3. 1
Proses Pemilihan Sampel
No. Keterangan Jumlah Sampel
1. Bank Umum Syariah yang terdaftar di situs
Bank Indonesia dan masih beroperasi pada
periode pengamatan
12
2. Bank Umum Syariah yang memiliki laporan
tahunan lengkap serta telah dipublikasi di situs
masing-masing Bank Syariah dari tahun 2012-
2015
11
Sumber : Bank Indonesia (2016)
Berdasarkan tabel 3.1, menunjukkan bahwa dari 12 Bank
Umum Syariah yang terdaftar di situs Bank Indonesia, hanya terdapat
11 Bank Umum Syariah yang memiliki laporan keuangan tahunan
lengkap pada periode 2012-2015, berikut Bank Umum Syariah yang
termasuk dalam sampel penelitian :
44
Tabel 3. 2
Sampel Penelitian
No. Nama Bank Umum Syariah
1. BCA Syariah
2. BRI Syariah
3. BNI Syariah
4. Bank Muamalat Indonesia
5. Bank Syariah Mandiri
6. Bank Mega Syariah
7 Bank Syariah Bukopin
8 Bank Victoria Syariah
9 Bank Maybank Syariah Indonesia
10. Bank Panin Syariah
11. Bank Jabar Banten Syariah Sumber: Bank Indonesia (2016)
C. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang
dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara
sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara,
pengamatan, tes, dokumentasi dan sebagainya (Sekaran, 2006).
Data sekunder yang terdapat pada penelitian ini berupa data tahunan
rasio keuangan dari laporan keuangan tahunan BUS di Indonesia periode
Desember 2012 - Desember 2015. Teknik pengumpulan data primer
dilakukan dengan mengambil informasi berupa teori-teori yang digunakan
dalam penelitian dari buku-buku referensi
D. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah analisis
regresi data panel. Menurut Dedi Rosadi (2012:271) data panel merupakan
gabungan dari data cross section dan deret waktu (time series) yakni
45
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3+ β4 X4 + e
sejumlah variabel diobservasi atas sejumlah kategori dan dikumpulkan
dalam suatu jangka waktu tertentu. Analisis regresi data panel digunakan
untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen.
Analisis data dilakukan dengan Software Microsoft Excel 2010 dan Eviews
versi 7.
Adapun model persamaan regresi data panel yang digunakan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Capital Adequacy Ratio (CAR) pada periode (%)
β0 = Konstanta
β1, β2, β3, β4 = Koefisien masing-masing variabel
X1 = Non Performing Financing (%)
X2 = Financing to Deposit Ratio (%)
X3 = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (%)
X4 = Return On Asset (ROA) (%)
e = Error
1. Estimasi Model Data Panel
Menurut Winarno (2007) untuk mengestimasi parameter model
dengan data panel, terdapat tiga teknik (model) yang sering
ditawarkan, yaitu:
46
a. Model Common Effect
Menurut Winarno (2007:240) teknik yang paling sederhana
mengasumsikan bahwa data gabungan yang ada, menunjukan
kondisi yang sesungguhnya. Hasil analisis regresi dianggap
berlaku pada semua objek pada semua waktu.
b. Model Efek Tetap (Fixed Effect)
Pendekatan model Fixed Effect mengasumsikan bahwa
intersep dari setiap individu adalah berbeda sedangkan slope antar
individu adalah tetap atau sama. Teknik ini menggunakan variabel
dummy untuk menangkap adanya perbedan intersep antar individu.
Salah satu kelebihan model Fixed Effect ini adalah asumsi tersebut.
Maksudnya adalah bahwa satu objek, memiliki konstan yang sama
besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan
koefisien regresinya, tetap besarnya dari waktu ke waktu Winarno
(2007:240).
c. Model Efek Random (Random Effect)
Menurut Winarno (2007:242), selain dalam metode tetap,
bisa menganalisis regresi data panel dengan efek random. Efek
random untuk mengatasi kelemahan metode efek tetap yang
menggunakan efek semu, sehingga model mengalami
ketidakpastian. Tanpa menggunakan variable semu, metode efek
random menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan
antarwaktu dan antarobjek.
47
2. Pemilihan Model Data Panel
Dalam memilih model regresi yang paling tepat untuk digunakan,
terdapat dua tahap dalam pemilihan model data panel, diantaranya:
a. Uji Chow
Uji ini digunakan untuk memilih salah satu model pada
regresi data panel, yaitu antara fixed model effect dengan common
effect model. Hipotesis nul pada uji ini adalah bahwa intersep
sama, atau dengan kata lain model yang tepat untuk regresi data
panel adalah common effect model, dan hipotesis alternatifnya
adalah intersep tidak sama atau model yang tepat untuk regresi
data panel adalah fixed effect model.
Menurut Iqbal (2015) dalam melakukan uji chow
menggunakan Eviews dapat menggunakan likelihood ratio. Untuk
menentukan model yang lebih baik antara CE dan FE dilihat dari
nilai probabilitas untuk Cross-section F. Jika nilainya >0.05 maka
model yang terpilih adalah CE, tetapi jika nilainya <0.05 maka
model yang trpilih adalah FE.
b. Uji Hausman
Uji Hausman dilakukan untuk membandingkan atau
memilih model mana yang terbaik antara FE dan RE. Uji ini
bertujuan untuk melihat apakah terdapat efek random di dalam
panel data. (Dedi Rosadi, 2012 : 274). Jika nilainya > 0,05 maka
48
model yang terpilih adalah RE, tetapi jika < 0,05 maka model
yang terpilih adalah FE. (Iqbal : 2015).
3. Uji Asumsi Klasik
Pada penelitian ini, ada beberapa uji asumsi klasik yang
dilakukan, diantaranya adalah normalitas, multikolinearitas dan
heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Tujuan dilakukannya uji normalitas untuk mengetahui
apakah suatu variabel normal atau tidak (Kuncoro, 2001). Model
regresi yang baik adalah data normal atau mendekati normal.
Sebenarnya normalitas dapat dilihat dari gambar histogram,
namun sering kali polanya tidak mengikuti bentuk kurva normal,
sehingga sulit disimpulkan. Lebih mudah jika melihat koefisien
dan Jarque-Bera dari Probabilitasnya. Bila nilai Jarque-Bera tidak
signifikan (lebih kecil dari 2), maka data berdistribusi normal.
Bila probabilitas lebih besar dari 5%, maka data berdistribusi
normal (Winarno, 2007:5.43).
Uji normalitas pada penelitian ini juga dilakukan dengan uji
signigfikansi Skewness dan Kurtosis. (Suliyanto, 2008 : 222) Uji
ini merupakan uji normalitas berdasarkan koefisien keruncingan
(Kurtosis) dan koefisien kecondongan (Skewness).
49
Uji ini dilakukan dengan menstandardisasi nilai Skewness
dan Kurtosis dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
S = Nilai Skewness
K = Nilai Kurtosis
N = Jumlah sampel
Rumus di atas digunakan untuk membandingkan nilai Z-
Skew dan Z-kurt terhadap nilai kritisnya. Jika menggunakan
tingkat toleransi 0,01 atau 1% maka nilai kritisnya +2,58, dengan
tingkat toleransi 0,05 atau 5% maka nilai kritisnya +1,96 dan
tingkat toleransi 0,10 atau 10% maka nilai kritisnya +1,65. Dengan
kriteria Zskew dan Zkurt < nilai kritis, maka residual
terstandardisasi berdistribusi normal. Tingkat signifikansi yang
digunakan pada penelitian ini sebesar 0,05, maka nilai kritisnya
+1,96.
b. Uji Autokorelasi
Menurut Winarno (2007:141) Autokolerasi adalah
hubungan antara residual atau observasi denganresidual observasi
lainnya. Autokorelasi muncul akibat observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.
Faktor-faktor penyebab autokorelasi antara lain terdapat
kesalahan dalam menentukan model, penggunaan lag dalam
𝑍𝑘𝑢𝑟𝑡 = 𝐾 − 0
24/𝑁 𝑍𝑠𝑘𝑒𝑤 =
𝑆 − 0
6/𝑁
50
model dan tidak dimasukkannya variabel penting (Widarjono,
2007:155). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi,
maka dilakukan pengujian Breusch-Godfrey dengan
memperhatikan nilai Prob-F. Apabila nilai Prob-F lebih besar dari
uji hipotesis, H0 diterima yang artinya tidak terjadi autokorelasi.
Sebaliknya, apabila nilai Prob. F lebih kecil dari 0.05, maka dapat
disimpulkan terjadi autokorelasi Nachrowi & Usman (2006).
c. Uji Multikolinearitas
Dalam model regresi diasummsikan tidak memuat
hubungan dependensi linier antara variabel independen. Jika
terjadi hubungan dependensi linier yang kuat diantara variabel
independen maka dinamakan terjadi problem multikolinieritas,
jika terjadi multikolinearitas maka nilai standard eror dari
koefisien menjadi tidak valid sehingga hasil uji signifikani
koefisien dengan uji t tidak valid Rosadi (2012:52).
Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat
dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel
independen Winarno (2007:218). Suatu model regresi yang bebas
multikolinearitas adalah tingkat korelasinya kurang dari 0,85. Jika
mempunyai korelasi melebihi 0,85, maka ada kemungkinan
mengandung unsur multikolinearitas Widarjono (2010:77).
51
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2011:139).
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas.
Menurut (Widarjono 2010:91) model regresi yang baik
adalah model regresi yang homokedastisitas. Deteksi ada tidaknya
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan Uji White
dengan menggunakan software Eviews, yaitu dengan membuat
persamaan regresi dengan cara mengganti variabel dependen
dengan residual kuadratnya. Apabila probabilitas yang ada
bernilai diatas 0.05 yang berarti tidak signifikan, maka model
regresi diasumsikan terbebas dari masalah heteroskedastisitas atau
model regresi bersifat homokedastisitas.
4. Uji Hipotesis Penelitian
a. Uji Simultan (Uji f)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Jika
nilai probabilitas F lebih besar dari 0,05, maka model regresi tidak
dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen, dengan
52
kata lain variabel independen secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen, dan sebaliknya.
Menurut Iqbal (2015) Uji F merupakan tahapan awal
mengidentifikasi model yang diestimasi layak atau tidak. Layak di
sini maksudnya adalah model yang diestimasi layak digunakan
untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap
variabel terikat. Uji F digunakan untuk mengevaluasi pengaruh
semua variabel independen terhadap variabel dependen
(Widarjono, 2010 : 22). Menurut Sukoco (2010), Uji F ini dapat
dilihat dengan membandingkan F hitung > F kritis. Rumus Uji F
sebagai berikut :
Df1 = k-1
Df2 = n-k
Dimana :
K : Jumlah variabel (bebas + terikat)
N : Jumlah observasi atau sampel pembentuk regresi.
Jika F hitung > F kritis, maka kita menolak H0 berarti secara
bersama-sama variabel independen mempengaruhi variabel
dependen. Sebaliknya jika F hitung < F kritis maka menerima H0
yang berarti secara bersama-sama semua variabel independen
tidak mempengaruhi variabel dependen. (Widarjono, 2010 : 24).
53
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji statistik t ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual (parsial)
dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:
178). Langkah yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah
dengan menentukan level of significance-nya. Level of
significance yang digunakan sebesar 0,05 (5%). Menurut Ghozali
(2006) untuk menguji apakah hipotesis ini digunakan statistik-t
dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05≤Sig), maka H0 diterima dan H1
ditolak, artinya tidak signifikan.
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05≥Sig), maka H0 ditolak dan H1
diterima, artinya signifikan. (Ghozali, 2011: 178).
Menurut Widarjono (2010:26) Uji t juga dapat
membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya. Dapat dilihat
sebagai berikut :
Jika niai t hitung > nilai t kritis, maka H0 ditolak atau
menerima H1 yang artinya signifikan
Jika nilai t hitung < nilai t kritis, maka H0 diterima atau
menolak H1 yang artinya tidak signifikan.
54
Jika kita menolak H0 dan menerima H1 berarti secara
statistic variabel independen signifikan mempengaruhi variabel
dependen dan jika menerima H0 dan menolak H1 berarti secara
statistik variabel independen tidak signifikan mempengaruhi
variabel dependen.
Menurut Junaidi (2010) cara menentukan derajat bebas atau
degree of freedom (df) dalam pengujian hipotesis untuk model
regresi, ditentukan dengan rumus n-k.
Dimana :
n = Banyak observasi
k = Banyaknya variabel (bebas dan terikat).
5. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi adalah besaran untuk menunjukkan tingkat
kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam bentuk persen
(menunjukkan seberapa besar persentase keragaman y yang dapat
dijelaskan oleh keragaman x), atau dengan kata lain seberapa besar x
dapat memberikan kontribusi terhadap y Supangat (2008:350).
Menurut Widarjono (2010:19) koefisien determinasi ini
mengukur persentase total variabel dependen (Y) yang dijelaskan oleh
variabel independen di dalam garis regresi. Koefisien determinasi
diterapkan pada penelitian ini karena variabel bebas terdapat lebih dari
dua. Nilai koefisien determinasi hanya berada diantara 0 dan 1, apabila
diperoleh hasil > 0,5, maka model yang dipakai dapat dikatakan
55
meyakinkan dalam mengestimasi. Apabila angka yang dihasilkan
besar, maka semakin baik pula model yang digunakan dalam
menjabarkan hubungan antara variabel independen dan dependen.
E. Operasional Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:61) variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari beberapa definisi di atas, dapat
diketahui bahwa operasional variabel penelitian merupakan rincian tentang
variabel-variabel yang terdapat pada suatu penelitian dan variabel-variabel
tersebut akan dijadikan kajian pada penelitian ini.
Data yang terdiri dari variable dependen yaitu tingkat Kecukupan
Modal yang di proksikan dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) variable
Independen yang secara berturut-turut tediri dari, Kualitas aset yang di
proksikan dengan Non Performing Financing (NPF), Likuiditas yang
diproksikan dengan Financing Deposit Ratio (FDR), Efesiensi Usaha yang
diproksikan dengan BOPO dan Profitabilitas yang di proksikan dengan
Return On Asset (ROA), diperoleh dengan perhitungan menggunakan
rumus dari data yang diperoleh dari Laporan Keuangan Bank Umum
Syariah (BUS) periode 2012-2015. Berikut adalah tabel operasional
variabel pada penelitian ini:
56
Tabel 3.3
Operasional variabel
No
table
No.
Variabel Definisi
Variabel
Skala
Pengukuran
Sumber
1. Non
Performing
Financing
(NPF)
(X1)
Merupakan
Rasio yang
mengukur
kinerja bank
untuk mengukur
kecukupan
modal yang
dimiliki bank
untuk
menunjang
aktiva yang
mengandung
atau
menghasilkan
risiko
Rasio Riyadi
(2004)
2. Financing
Deposit
Ratio
(FDR)
( X2)
Merupakan
Rasio yang
Membandingkan
Total Kredit
bermasalah
dengan total
kredit yang
diberikan
Rasio Dendawijaya
(2009)
3 BOPO
(X3)
Merupakan rasio
biaya
operasional
digunakan untuk
mengukur
tingkat efisiensi
dan kemampuan
bank dalam
melakukan
kegiatan operasi.
Ratio Dendawijaya
(2009)
4. Return On
Asset
(ROA)
(X4)
Mengukur
kemampuan
perusahaan
menghasilkan
laba dengan
menggunakan
Rasio Hanafi
(2012: 157)
57
total asset
(kekayaan) yang
dipunyai
perusahaan
setelah
disesuaikan
dengan biaya-
biaya untuk
mendanai asset
tersebut.
7. Capital
Adequacy
Ratio
(CAR)
(Y)
Merupakan
Rasio yang
mengukur
kinerja bank
untuk mengukur
kecukupan
modal yang
dimiliki bank
untuk
menunjang
aktiva yang
mengandung
atau
menghasilkan
risiko
Rasio Dendawijaya
(2009)
Sumber: Berbagai Jurnal yang diolah (2016)
58
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat BCA Syariah
Untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan layanan syariah, maka
berdasarkan akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009, PT. Bank
Central Asia mengakuisisi PT. Bank Utama Internasional Bank (Bank
UIB) yang menjadi BCA Syariah. BCA Syariah resmi beroperasi
sebagai Bank Umum Syariah pada tanggal 5 April 2010 berdasarkan
Keputusan Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tentang
Pemberian Izin Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional
menjadi Bank Umum Syariah yang diterbitkan tanggal 2 Maret 2010.
BCA Syariah mencanangkan untuk menjadi pelopor dalam
industri perbankan syariah Indonesia sebagai bank yang unggul di
bidang penyelesaian pembayaran, penghimpun dana, dan pembiayaan
bagi nasabah perseorangan, mikro, kecil, dan menengah. Komitmen
penuh BCA sebagai perusahaan induk dn pemegang saham mayoritas
terwujud dari berbagai layanan yang bisa dimanfaatkan oleh nasabah
BCA Syariah pada jaringan cabang BCA yaitu setoran (pengiriman
uang) hingga tarik tunai di seluruh ATM dan mesin EDC (Electronic
Data Capture) milik BCA, semua tanpa dikenakan biaya.
59
Berdasarkan data per Agustus 2016, BCA Syariah memiliki 49
jaringan cabang yang terdiri dari 9 Kantor Cabang (KC), 2 Kantor
Cabang Pembantu (KCP), 3 Kantor Cabang Pembantu Mikro Bina
Usaha Rakyat (BUR). (www.bcasyariah.co.id)
2. Sejarah Singkat BRI Syariah
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,
terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah
mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui
suratnya o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 16 7
November 2008 PT. Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi,
kemudian PT. Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang semula
beroperasionl secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan
perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.
Dua tahun lebih PT. Bank BRI Syariah hadir mempersembahkan
sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai
kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih
bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service
excellence) dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan
nasabah dengan prinsip syariah.
Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19
Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam
PT. Bank BRI Syariah (proses spin off) yang berlaku efektif pada
60
tanggal 1 Januari 2009. PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat
dari sisi aset, jumlah pembiayaan, dan perolehan dana pihak ketiga.
Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRI
Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan
berbagai ragram produk dan layanan perbankan.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRI Syariah merintis
sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan
memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis
yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan
kegiatan konsumer berdasarkan prinsip syariah.
(www.brisyariah.co.id)
3. Sejarah Singkat BNI Syariah
Pada tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS)
BNI dengn 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan,
Jepara, dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang
menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
Di samping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di
Kantor Cabang BNI Konvensional (office channeling) dengan lebih
kurang 1500 outlets yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di
dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap
memperhatikan kepatuhan terhdap aspek syariah, dengan Dewan
Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH. Ma’ruf
61
Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS
sehingga telah memenuhi aturan syariah.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 tentang Pemberian Izin
Usaha kepada PT. Bank BNI Syariah. Corporate Plan UUS BNI tahun
2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan
dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada
tanggal 19 Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek
regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya Undang-Undang
No. 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan
Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
(www.bnisyariah.co.id)
4. Sejarah Singkat Bank Muamalat Indonesia
PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pad 1 November
1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan
Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 1 Mei
1992.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah
didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank
Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan
sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan
beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.
62
Pada akhir tahun 90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang
memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara.
Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen
korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998,
rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan
mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah,
yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat
mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh
Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab
Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi
salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun
waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh
tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun
waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari
rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat,
ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha
yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah
secara murni.
Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 4,3
juta nasabah melalui 457 gerai yang tersebar di 33 provinsi di
Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari
63
4000 Kantor Pos Online atau SOPP di seluruh Indonesia, 1996 ATM,
serta 95.000 merchant debet. (www.bankmuamalat.co.id)
5. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan
hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-
1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli
1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung
politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang
sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak
terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan
nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami
krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di
Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT. Bank Susila Bakti (BSB) yang
dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP), PT. Bank
Dagang Negara, dan PT. Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis.
BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya
merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan
(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank
Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank
Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan
64
tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri
melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan
Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan
Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya Undang-Undang
No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, yang memberi peluang bank
umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan Undang-Undang tersebut merupakan momentum yang
tepat untuk melakukan konversi PT. Bank Susila Bakti dari bank
konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim
Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank
konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip
syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mandiri.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI
No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.
1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT.
Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal
65
tersebut, PT. Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi
sejak tanggal 1 November 1999. (www.syarahmandiri.co.id)
6. Sejarah Singkat Bank Mega Syariah
Berawal dari PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu). Bank umum
yang didirikan pada 14 Juli 1990 melalui Keputusan Menteri
Keuangan RI No.1046/KMK/013/1990 tersebut, diakuisisi CT
Corpora (d/h Para Group) melalui Mega Corpora (d/h PT Para Global
Investindo) dan PT Para Rekan Investama pada 2001.
Sejak awal, para pemegang saham memang ingin mengonversi
bank umum konvensional itu menjadi bank umum syariah. Keinginan
tersebut terlaksana ketika Bank Indonesia mengizinkan Bank Tugu
dikonversi menjadi bank syariah melalui Keputusan Deputi Gubernur
Bank Indonesia No.6/10/KEP.DpG/2004 menjadi PT Bank Syariah
Mega Indonesia (BSMI) pada 27 Juli 2004, sesuai dengan Keputusan
Deputi Gubernur Bank Indonesia No.6/11/KEP.DpG/2004.
Pengonversian tersebut dicatat dalam sejarah perbankan Indonesia
sebagai upaya pertama pengonversian bank umum konvensional
menjadi bank umum syariah.
Pada 25 Agustus 2004, BSMI resmi beroperasi. Lalu sejak 2
November 2010 sampai dengan sekarang, melalui Keputusan
Gubernur Bank Indonesia No.12/75/KEP.GBI/DpG/2010, PT. Bank
Syariah Mega Indonesia berganti nama menjadi PT. Bank Mega
Syariah.
66
Sejak 16 Oktober 2008, Bank Mega Syariah telah menjadi bank
devisa. Dengan status tersebut, bank ini dapat melakukan transaksi
devisa dan terlibat dalam perdagangan internasional. Artinya, status itu
juga telah memperluas jangkauan bisnis bank ini, sehingga tidak hanya
menjangkau ranah domestik, tetapi juga ranah internasional. Strategi
peluasan pasar dan status bank devisa itu akhirnya semakin
memantapkan posisi Bank Mega Syariah sebagai salah satu bank
umum syariah terbaik di Indonesia. (www.megasyariah.co.id)
7. Sejarah Singkat Panin Bank Syariah
Panin Bank Syariah Tbk didirikan di Malang tanggal 08 Januari
1972 dengan nama PT. Bank Pasar Bersaudara Djaja. Panin Bank
Syariah melakukan beberapa kali perubahan nama, diantaranya PT.
Bank Bersaudara Djaja pada Januari 1972, PT. Bank Bersaudara Jaya
pada Januari 1990, PT. Bank Harfa pada Maret 1997, dan PT. Bank
Panin Syariah sejak 3 Agustus 2009.
Panin Bank Syariah mendapat ijin usaha dari Bank Indonesia
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
11//52/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 6 Oktober 2009 sebagai bank
umum berdasarkan prinsip syariah dan mulai beroperasi sebagai Bank
Umum Syariah pada tanggal 2 Desember 2009.
Pada tanggal 30 Desember 2013, Panin Bank Syariah
memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham Panin Bank
67
Syariah (IPO) kepada masyarakat sebanyak 4.750.000.000 dengan
nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp100,- per
saham disertai dengan Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma
sebagai insentif sebanyak 950.000.000 dengan pelaksanaan sebesar
Rp110,- per saham. Setiap pemegang saham Waran berhak membeli
satu saham perusahaan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal
15 Juli 2014 sampai dengan 14 Januari 2017. Saham dan waran
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15
Januari 2014. (www.paninbanksyariah.co.id)
8. Sejarah singkat Bank Jabar Banten Syariah.
Pendirian bank BJB syariah diawali dengan pembentukan Divisi
atau Unit Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten Tbk. pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh
keinginannya untuk menggunakan jasa perbankan syariah pada saat
itu. Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional Divisi/Unit Usaha syariah,
manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
Tbk. berpandangan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan usaha
syariah serta mendukung program Bank Indonesia yang menghendaki
peningkatan share perbankan syariah, maka dengan persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten Tbk. diputuskan untuk menjadikan Divisi atau Unit Usaha
Syariah menjadi Bank Umum Syariah.
68
Sebagai tindak lanjut keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. maka
pada tanggal 15 Januari 2010 didirikan bank BJB Syariah berdasarkan
Akta Pendirian Nomor 4 yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi dan
telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 26 Januari
2010.
Pada saat pendirian bank BJB Syariah memiliki modal disetor
sebesar Rp. 500.000.000.000 (lima ratus milyar rupiah),
kepemilikan saham bank bjb syariah dimiliki oleh PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. dan PT Global
Banten Development, dengan komposisi PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. sebesar Rp.495.000.000.000
(empat ratus sembilan puluh lima milyar rupiah) dan PT Banten Global
Development sebesar Rp.5.000.000.000 (lima milyar rupiah).
Pada tanggal 6 Mei 2010 bank BJB Syariah memulai usahanya,
setelah diperoleh Surat Ijin Usaha dari Bank Indonesia Nomor
12/629/DPbS tertanggal 30 April 2010, dengan terlebih dahulu
dilaksanakan cut off dari Divisi/Unit Usaha Syariah PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. yang menjadi cikal
bakal bank BJB Syariah.
Kemudian, pada tanggal 21 juni 2011, berdasarkan akta No 10
tentang penambahan modal disetor yang dibuat oleh Notaris Popy
69
Kuntari Sutresna dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor AHU-AH.01.10-23713 Tahun
2011 tanggal 25 Juli 2011, PT Banten Global Development
menambahkan modal disetor sebesar Rp. 7.000.000.000 (tujuh milyar
rupiah), sehingga saham total seluruhnya menjadi Rp. 507.000.000.000
(lima ratus tujuh milyar rupiah), dengan komposisi PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. sebesar
Rp.495.000.000.000 (empat ratus Sembilan puluh lima milyar rupiah)
dan PT Banten Global Development sebesar Rp.12.000.000.000 (dua
belas milyar rupiah). (www.bjbsyariah.co.id)
9. Sejarah PT. Maybank Syariah Indonesia
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (“Maybank Indonesia” atau
“Bank”) adalah salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia yang
merupakan bagian dari grup Malayan Banking Berhad (Maybank),
salah satu grup penyedia layanan keuangan terbesar di ASEAN.
Sebelumnya, PT Bank Maybank Indonesia Tbk bernama PT Bank
Internasional Indonesia (BII) yang didirikan pada 15 Mei 1959,
mendapatkan ijin sebagai bank devisa pada 1988 dan mencatatkan
sahamnya sebagai perusahaan terbuka di bursa efek Jakarta dan
Surabaya (sekarang telah merger menjadi Bursa Efek Indonesia) pada
1989.
Maybank Indonesia merupakan salah satu bank terbesar di
Indonesia yang terkoneksi dengan jaringan regional maupun
70
internasional Grup Maybank. Per 31 Desember 2015 Maybank
Indonesia memiliki 456 cabang termasuk cabang Syariah dan kantor
fungsional mikro yang tersebar di Indonesia serta dua cabang luar
negeri (Mauritius dan Mumbai, India), 17 Mobil Kas Keliling dan
1.605 ATM termasuk CDM (Cash Deposit Machine) yang terkoneksi
dengan lebih dari 20.000 ATM tergabung dalam jaringan ATM Prima,
ATM Bersama, ALTO, Cirrus dan terhubung dengan 3.500 ATM
Maybank di Singapura dan Malaysia melalui jaringan MEPS.
(http://www.maybank.co.id)
10. Sejarah PT. Bank Victoria Syariah
PT. Bank Victoria Syariah merupakan bank umum swasta non
devisa. PT Bank Victoria Syariah berawal dari PT Bank Swaguna yang
berdiri di Cirebon sejak tahun 1967. Pada tahun 2007 PT Bank
Swaguna diakuisisi oleh PT Bank Victoria International,Tbk dan
dikonversi menjadi Bank Umum Syariah sesuai dengan izin
operasional dari Bank Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
Gubenur Bank Indonesia No. 12/8/KEP/DpG/2010 tanggal 10 Februari
2010 dan efektif beroperasi sebagai bank syariah pada tanggal 1 April
2010.
Pada tahun 2011 Bank Victoria Syariah mulai melakukan
ekspansi usaha secara lebih agresif. Selain melakukan inovasi dan
pengembangan terhadap produk-produk dasar yang dimiliki seperti
giro, tabungan dan deposito berjangka disisi penghimpunan dana serta
71
penyediaan berbagai fasilitas pembiayaan, Bank Victoria Syariah juga
mengembangkan jaringan kantornya. Guna meningkatkan pelayanan
kepada para nasabahnya Bank Victoria Syariah sejak tahun 2013 mulai
bergabung dengan jaringan ATM Prima.
Pada akhir tahun 2014, PT Bank Victoria Syariah mengelola
asset sebesar Rp. 1.44 Triliun dan mengoperasikan 7 (tujuh) Kantor
Cabang dan 12 (dua belas) Kantor Cabang Pembantu yang berada di
Jadetabek, Bandung, Serang, Cirebon, Tegal, Solo dan Denpasar.
Sampai akhir tahun 2014 PT Bank Victoria Syariah didukung oleh 310
karyawan. (www.bankvictoriasyariah.co.id)
11. Sekilas Sejarah PT. Bank Bukopin Syariah
Perjalanan PT. Bank Syariah Bukopin dimulai dari sebuah bank
umum, PT Bank Persyarikatan Indonesia yang diakuisisi oleh PT.
Bank Bukopin, Tbk., untuk dikembangkan menjadi bank Syariah.
Bank Syariah Bukopin mulai beroperasi dengan melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah setelah memperoleh izin
operasi Syariah dari Bank Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2008 dan
pada tanggal 11 Desember 2008 telah diresmikan oleh Wakil Presiden
Republik Indonesia.
Komitmen penuh dari PT. Bank Bukopin, Tbk sebagai pemegang
saham mayoritas diwujudkan dengan menambah setoran modal dalam
rangka untuk menjadikan PT Bank Syariah Bukopin sebagai bank
syariah dengn pelayanan terbaik. Dan pada tanggal 10 Juli 2009
72
melalui Surat Persetujuan Bank Indonesia, PT. Bank Bukopin, Tbk
telah mengalihkan Hak dan Kewajiban Usaha Syariah-nya ke dalam
PT. Bank Syariah Bukopin. (www.syariahbukopin.co.id)
B. Analisis Deskriptif
Tabel 4. 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
(Dalam Satuan Rupiah)
Date: 01/12/17 Time: 02:02
Sample: 2012 2015 CAR NPF FDR BOPO ROA
Mean 21.07364 3.040227 96.36205 91.28023 0.683864
Maximum 64.20000 9.800000 197.7000 192.6000 3.810000
Minimum 11.03000 0.000000 46.08000 47.60000 -20.13000
Observations 44 44 44 44 44
Sumber : Hasil Olah Data Eviews 2016
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, nilai Observations menunjukkan
banyaknya data yang digunakan dalam penelitian sebanyak 44 data yang
merupakan jumlah sampel selama periode penelitian 2012 hingga 2015.
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata CAR sebesar
21,07. Nilai minimum CAR sebesar 11,03 yang terdapat pada Bank
Muamalat tahun 2012 dan nilai maksimum CAR sebesar 64,20 berada
pada Bank Maybank Syariah Indonesia tahun 2012. Variabel NPF
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 3,04, nilai minimum NPF sebesar 0,00
yang terdapat pada Bank Maybank Syariah Indonesia tahun 2013 dan nilai
maksimum sebesar 9,80 terdapat pada Bank Victoria Syariah tahun 2015.
Variabel FDR menunjukkan nilai rata-rata sebesar 96,36. Nilai
minimum FDR sebesar 46,08 terdapat pada Bank Victoria Syariah tahun
73
2012 dan nilai maksimum 197,70 terdapat pada Maybank Syariah
Indonesia tahun 2012. Variabel BOPO menunjukkan nilai rata-rata 91,28.
Nilai minimum BOPO sebesar 47,60 terdapat pada Bank Panin Syariah
tahun 2012 sementara nilai maksimum BOPO sebesar 192,60 terdapat
pada Bank Maybank Syariah tahun 2012. Variabel ROA menunjukkan
nilai rata-rata 0,68. Nilai minimum ROA sebesar -20,13 terdapat pada
Bank Maybak Syariah Indonesia tahun 2015 sementara nilai maksimum
ROA sebesar 3,81 terdapat pada Bank Mega Syariah tahun 2012.
C. Analisis dan Pembahasan
1. Fixed Effect
Tabel 4. 2
Hasil Uji Fixed ffect Dependent Variable: CAR Method: Panel Least Squares Date: 01/12/17 Time: 09:15 Sample: 2012 2015 Periods included: 4 Cross-sections included: 11 Total panel (balanced) observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. NPF 0.141752 0.204530 0.693063 0.4940 LDR -0.391014 0.171437 -2.280796 0.0304 BOPO -0.378545 0.114129 -3.316826 0.0025 ROA -0.080142 0.037181 -2.155434 0.0399 C 6.237238 0.991353 6.291642 0.0000 Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.932409 Mean dependent var 2.908888 Adjusted R-squared 0.898614 S.D. dependent var 0.407210 S.E. of regression 0.129660 Akaike info criterion -0.979117 Sum squared resid 0.470731 Schwarz criterion -0.364745 Log likelihood 36.05101 Hannan-Quinn criter. -0.752555 F-statistic 27.58996 Durbin-Watson stat 2.523147 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Hasil Olah Data Eviews (2016)
74
Selanjutnya hal yang sama akan dilakukan pada Random Effect
Model, hasil regresinya adalah sebagai berikut :
2. Random Effect
Tabel 4. 3
Hasil Uji Random Effect Dependent Variable: CAR
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 01/12/17 Time: 02:42
Sample: 2012 2015
Periods included: 4
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 44
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. NPF 1.359831 1.369024 0.993285 0.3267
FDR -0.084342 0.044606 -2.890818 0.0461
BOPO -0.079888 0.031243 -2.557012 0.0146
ROA -1.216546 0.424542 -2.865548 0.0067
C 17.99777 6.897363 2.609369 0.0128 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 6.494963 0.8143
Idiosyncratic random 3.101825 0.1857
Sumber : Hasil Olah Data Eviews (2016)
Setelah hasil dari model Fixed Effect dan Random Effect
Model diperoleh maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji
untuk menentukan model estimasi mana yang lebih tepat, maka
digunakanlah uji Likelihoodratio atau uji chow sebagai berikut:
a. Uji Chow
Menurut Iqbal (2015) dalam melakukan uji chow
menggunakan EViews dapat menggunakan likelihood ratio. Untuk
menentukan model yang lebih baik antara CE (Common Effect)
dan FE (Fixed Effect) dapat dilihat dari nilai probabilitas untuk
75
Cross-section F. jika nilainya >0,05 maka model yang terpilih
adalah Common Effect, tetapi jika nilainya <0,05 maka model yang
terpilih adalah Fixed Effect.
Tabel 4. 4
Hasil Uji Chow
Sumber : Hasil Olah Data Eviews (2016)
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa
Probabilitas (Prob.) untuk Cross Section F sebesaar 0,0000 yang
artinya nilai ini berada di bawah nilai 0,05 (tingkat signifikansi),
sehingga kita melakukan pengujian Hausman untuk mengetahui
model yang terpilih adalah Fixed Effect atau Random Effect.
b. Uji Hausman
Uji Hausman dilakukan untuk mengetahui model yang
terpilih adalah Fixed Effect atau Random Effect.
Tabel 4.5
Hasil Hausman
Sumber : Hasil Olah Data Eviews (2016)
Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 22.803950 (10,28) 0.0000
Cross-section Chi-square 95.164470 10 0.0000
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 21.383469 4 0.0610
76
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa
Probabilitas (Prob.) untuk Cross Section Random sebesar 0,0610
yang artinya berada di atas nilai 0,05 (tingkat signifikansi),
sehingga model yang terpilih adalah Random Effect.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan teknik Jarque-Berra dan Uji signifikasi Skeness
dan Kurtosis. Apabila nilai Jarque-Berra tidak signifikan (lebih
kecil dari 2), maka data terdistribusi normal. Dan apabila
probabilitas lebih besar dari 5% maka data terdistribusi normal
(Winarno, 2007:5.43).
Uji signifikasi Skewness dan Kurtosis dilakukan dengan
membandingkan nilai Z-skew dan nilai Z-kurt terhadap nilai
kritisnya. Jika menggunakan tingkat toleransi 0,05 atau 5% maka
nilai kritisnya +1,96. Dengan kriteria Zskew dan Zkurt < nilai
kritis, maka residual terstandardisasi berdistribusi normal. Berikut
adalah hasil uji dari normalitas :
77
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
14
-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3
Series: Standardized Residuals
Sample 2012 2015
Observations 44
Mean 0.000000
Median 0.014611
Maximum 0.289999
Minimum -0.299881
Std. Dev. 0.105867
Skewness -0.218321
Kurtosis 1.375224
Jarque-Bera 1.714040
Probability 0.424425
Sumber: Hasil Olah Data Eviews (2016)
Dari hasil uji normalitas di atas, dapat diketahui bahwa nilai
Jarque-Bera yang dihasilkan sebesar 1,714040 dengan probability
0,424425 diatas tingkat signifikasi 0,05. Oleh karena itu penelitian
tersebut berdistribusi normal.
Dari tabel diatas juga dapat di ketahui nilai Skewness (-
0218321) maka diperoleh nilai standarisasi Skewness atau Zskew
sebesar 0.26 dan nilai Kurtosis (1,375224), maka diperoleh nilai
standarisasi Kurtosis atau Zkurt sebesar 1,86. Karena nilai
standarisasi Skeness dan Kurtosis lebih kecil dari 1,96, dapat
dikatakan persyaratan normalitas berdistribusi normal dan dapat
terpenuhi.
= − 0
√
=0 2 2 − 0
√
= 0 2 6
= − 0
24/ = 224 − 0
24/44= 624
78
b. Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka
dilakukan pengujian Breusch-Godfrey dengan memperhatikan
nilai Prob-F. Apabila nilai Prob-F lebih besar dari uji hipotesis, H0
diterima yang artinya tidak terjadi autokorelasi. Sebaliknya,
apabila nilai Prob. F lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan
terjadi autokorelasi Nachrowi & Usman (2006). Berikut adalah
hasil uji autikolerasi :
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.768852 Prob. F(2,37) 0.1846 Obs*R-squared 3.839856 Prob. Chi-Square(2) 0.1466
Sumber : Hasil Olah Data Eviews (2016)
Berdasarkan hasil uji autokorelasi di atas, dapat diketahui
bahwa nilai Prob.F sebesar 0,1846, nilai tersebut lebih besar dari
pada tingkat signifikan yang telah ditetapkan 0,05 (0,1846 > 0,05)
berarti dapat disimpulkan bahwa model ini terbebas dari
autokorelasi.
c. Uji Multikolinieritas
Suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah
tingkat korelasinya kurang dari 0,85. Jika mempunyai korelasi
melebihi 0,85, maka ada kemungkinan mengandung unsur
multikolinearitas Widarjono (2010:77). Berikut adalah hasil uji
Multikolinieritas :
79
Tabel 4.8
Korelasi Antar Variabel Independen
CAR NPF FDR BOPO ROA CAR 1.000000 0.156186 0.393831 -0.325774 -0.453054
NPF 0.156186 1.000000 0.180120 0.037944 0.054355
FDR 0.393831 0.180120 1.000000 -0.216185 0.011733
BOPO -0.325774 0.037944 -0.216185 1.000000 0.400041
ROA -0.453054 0.054355 0.011733 0.400041 1.000000
Sumber : Hasil Olah Data Eviews (2016)
Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa pada penelitian ini
tidak terjadi multikolinearitas karena nilai semua korelasi antar
variabel berada di bawah 0,85.
d. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah model regresi yang
homokedastisitas. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat
dilakukan dengan melakukan Uji White dengan menggunakan
software Eviews,. Apabila probabilitas yang ada bernilai diatas
0,05 yang berarti tidak signifikan, maka model regresi diasumsikan
terbebas dari masalah heteroskedastisitas atau model regresi
bersifat homokedastisitas (Widarjono, 2010:91). Berikut adalah
hasil uji heteroskedastisitas :
Tabel 4.9
Hasil Uji White
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 1.618997 Prob. F(14,28) 0.1350
Obs*R-squared 19.23651 Prob. Chi-Square(14) 0.1561 Scaled explained SS 17.12493 Prob. Chi-Square(14) 0.2496
Sumber : Hasil Olah Data Eviews (2016)
80
Dari hasil Uji White diatas, menunjukkan bahwa nilai
Probabilitas dari Chi-Square sebesar 0,1561 yang lebih besar dari
nilai α sebesar 0,05, karena nilai probabilitas Chi-Square lebih
besar dari α = 5%, maka Ho diterima dan menolak H1.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model ini tidak
ada masalah heteroskedastisitas.
4. Uji Hipotesis
a. Uji F (Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Jika
nilai probabilitas F lebih besar dari 0,05, maka model regresi tidak
dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen, dengan
kata lain variabel independen secara bersma-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen, dan sebaliknya (Ghozali,
2011: 178).
Tabel 4. 10
Hasil Uji f
R-squared 0.503460 Mean dependent var 4.894504
Adjusted R-squared 0.652532 S.D. dependent var 4.904663
S.E. of regression 3.629012 Sum squared resid 513.6195
F-statistic 9.885861 Durbin-Watson stat 1.760781
Prob(F-statistic) 0.000013
Sumber: Hasil olah data Eviews (2016)
81
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.10 yang mengestimasi
pengaruh NPF, FDR, BOPO dan ROA terhadap CAR, diketahui
bahwa nilai probabilitas dari F-statistik 0,000013 dan lebih kecil
dari signifikan α = 5% atau 0,05, maka secara bersama-sama
variabel independen yang terdapat dalam model berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Kesimpulan ini sama jika dilihat menggunakan distribusi
tabel F, dimana nilai F kritis pada α = 0,05 dengan df1 sebesar 4
(didapat dari k-1 = 5-1 = 4) dan df2 sebesar 39 (didapat dari n-k =
44-5 = 39), maka di dapat nilai F kritis sebesar 2,61.
Berdasarkan tabel 4.10 F hitung sebesar 9,88 > F kritis
sebesar 2,61, yang berarti variabel independen yaitu NPF, FDR,
BOPO dan ROA secara simultan berpengaruh terhadap variabel
dependen yaitu CAR.
b. Uji t (Parsial)
Uji statistik t ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011: 178).
Tabel 4. 11
Hasil Uji t
Variable Coefficient t-hitung Prob.
NPF 1.359831 0.993285 0.3267
FDR -0.084342 -2.890818 0.0461
BOPO -0.079888 -2.557012 0.0146
ROA -1.216546 -2.865548 0.0067
C 17.99777 2.609369 0.0128
Sumber : Hasil Olah Data Eviews (2016)
82
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi
pengaruh Kualitas asset (NPF), Likuiditas (FDR), Efesiennsi
Usaha (BOPO) dan Profitabilitas (ROA) terhadap Tingkat
Kecukupan Modal pada Bank Umum Syariah (BUS) Indonesia
Periode 2012-2015.
1. Non Performing Financing (NPF)
Berdasarkan tabel diatas, terlihat nilai t hitung (t-statistik)
Non Performing Financing (NPF) sebesar 0,993285 dengan
probabilitas 0,3267 yang berati lebih besar dari nilai α= 0,05.
Maka H0 diterima dan dapat disimpulkan NPF tidak
berpengaruh terhadap Tingkat kecukupan Modal.
Kesimpulan ini sama jika dilihat menggunakan tabel
ditribusi t. Nilai t tabel sebesar 2,02269 lebih besar dari nilai t
hitung (t-statistik) NPF 0,993285, maka dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti variabel NPF
tidak berpengaruh terhadap Tingkat Kecukupan Modal CAR
pada Bank Umum Syariah (BUS) Indonesia Periode 2012-
2015.
2. FDR
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa nilai t hitung (t-
statistik) sebesar 2,890818 dengan probabilitas 0,0461 yang
berati lebih kecil dari nilai α = 0,05, maka H1 terima dan H0
83
ditolak dan dapat disimpulkan variabel FDR berpengaruh
terhadap Tingkat Kecukupan Modal (CAR)
Kesimpulan ini sama jika dilihat menggunakan tabel
ditribusi t. Nilai t tabel sebesar 2,02269 lebih kecil dari nilai t
hitung (t-statistik) sebesar 2,890818, maka H1 terima dan H0
ditolak dan dapat disimpulkan FDR berpengaruh signifikan
terhadap Tingkat Kecukupan Modal (CAR) Bank Umum
Syariah Indonesia (BUS) Periode 2012-2015.
3. BOPO
. Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa nilai t hitung (t-
statistik) BOPO sebesar 2,557012 dengan probabilitas 0,0146
yang berati lebih kecil dari nilai α = 0,05, maka dapat
disimpulkan H1 diterima yang berarti variabel BOPO
berpengaruh terhadap Tingkat Kecukupan Modal (CAR).
Kesimpulan ini sama jika dilihat menggunakan tabel
ditribusi t. Nilai t tabel sebesar 2,02269 lebih kecil dari nilai t
hitung (t-statistik) sebesar 2,557012, maka H1 terima dan H0
ditolak dan dapat disimpulkan variabel BOPO berpengaruh
signifikan terhadap tingkat Kecukupan Modal (CAR) Bank
Umum Syariah (BUS) Periode 2012-2015.
84
4. Return On Asset (ROA)
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa nilai t hitung (t-
statistik) Return On Asset (ROA) sebesar 2,865548 dengan
probabilitas 0,0067 yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti
variabel ROA berpengaruh terhadap tingkat CAR
Kesimpulan ini sama jika dilihat menggunakan tabel
ditribusi t. Nilai t tabel sebesar 2,02269 lebih kecil dari nilai t
hitung (t-statistik) sebesar 2,865548, maka H1 terima dan H0
ditolak dan dapat disimpulkan Return On Asset (ROA)
berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Kecukupan Modal
(CAR) Bank Umum Syariah (BUS) Periode 2012-2015.
5. Analisis Regresi Data Panel
Analisis regresi data panel digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen dan dependen. Analisis data
dilakukan dengan Software Microsoft Excel 2010 dan Eviews versi 7.
Berdasarkan hasil pemilihan model, model yang terpilih adalah
Random Effect. Berikut adalah hasil dari regresi data panel dengan
model Random Effect:
85
Tabel 4.12
Hasil Regresi Data Panel Dependent Variable: CAR Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 01/31/17 Time: 02:42 Sample: 2012 2015 Periods included: 4 Cross-sections included: 11 Total panel (balanced) observations: 44 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. NPF 1.359831 1.369024 0.993285 0.3267 FDR -0.084342 0.044606 -2.890818 0.0461 BOPO -0.079888 0.031243 -2.557012 0.0146 ROA -1.216546 0.424542 -2.865548 0.0067 C 17.99777 6.897363 2.609369 0.0128 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 6.494963 0.8143 Idiosyncratic random 3.101825 0.1857 Weighted Statistics R-squared 0.503460 Mean dependent var 4.894504 Adjusted R-squared 0.652532 S.D. dependent var 4.904663 S.E. of regression 3.629012 Sum squared resid 513.6195 F-statistic 9.885861 Durbin-Watson stat 1.760781 Prob(F-statistic) 0.000013
Sumber : Hasil Olah Data Eviews (2016)
Adapun persamaan regresi data panel yang diperoleh adalah:
Y = β0 + β2 X2 + β3X3 + β4X4 +e
Y = 17,99777 - 0,084342X2 - 0,079888X3 -1,216546X4 + e
Keterangan:
Y = Capital Adequacy Ratio (CAR)
X2 = Financing Deposit Ratio (FDR)
X3 = BOPO
X4 = Return On Asset (ROA)
e = Error
86
Berdasarkan persamaan regresi data panel diatas, Nilai
koefisien regresi FDR (X2) adalah -0,084342, artinya jika nilai FDR
(X2) mengalami kenaikan sebesar Rp.1 (Satu Rupiah), maka akan
menurunkan CAR (Y) sebesar 0,084342 dengan asumsi bahwa
variabel lain bernilai konstan atau tetap.
Nilai koefisien regresi BOPO (X3) adalah -0,079888, artinya jika
nilai BOPO (X3) mengalami kenaikan sebesar Rp.1 (Satu Rupiah),
maka akan menurunkan CAR (Y) sebesar 0,079888 dengan asumsi
bahwa variabel lain bernilai konstan atau tetap.
Nilai koefisien regresi ROA (X4) adalah -1,216546, artinya jika
nilai ROA (X3) mengalami kenaikan sebesar Rp.1 (Satu Rupiah), maka
akan menurunkan CAR (Y) sebesar 1,216546 dengan asumsi bahwa
variabel lain bernilai konstan atau tetap.
Sementara variabel NPF (X1) tidak memiliki pengaruh terhadap
ROA.
6. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah besaran untuk menunjukkan
tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam bentuk
persen (menunjukkan seberapa besar persentase keragaman y yang
dapat dijelaskan oleh keragaman x), atau dengan kata lain seberapa
besar x dapat memberikan kontribusi terhadap y, besaran dapat dilihat
dari Adjusted R-squared Supangat (2008:350).
87
Tabel 4.13
Hasil Koefisien Determinasi
Dependent Variable: CAR Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 01/31/17 Time: 02:42 Sample: 2012 2015 Periods included: 4 Cross-sections included: 11 Total panel (balanced) observations: 44 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. NPF 1.359831 1.369024 0.993285 0.3267 FDR -0.084342 0.044606 -2.890818 0.0461 BOPO -0.079888 0.031243 -2.557012 0.0146 ROA -1.216546 0.424542 -2.865548 0.0067 C 17.99777 6.897363 2.609369 0.0128 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 6.494963 0.8143 Idiosyncratic random 3.101825 0.1857 Weighted Statistics R-squared 0.503460 Mean dependent var 4.894504 Adjusted R-squared 0.652532 S.D. dependent var 4.904663 S.E. of regression 3.629012 Sum squared resid 513.6195 F-statistic 9.885861 Durbin-Watson stat 1.760781 Prob(F-statistic) 0.000013
Sumber : Hasil Olah Data Eviews (2016)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Square
sebesar 0,652532. Hal tersebut menunjukkan bahwa NPF, FDR,
BOPO dan ROA dalam menjelaskan variabel dependen (CAR)
sebesar 65,25% sementara sisanya sebesar 34,75% dipengaruhi oleh
variabel independen lain yang tidak digunakan pada penelitian ini
seperti pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil, NIM.
88
D. Interpretasi Data
1. Pengaruh NPF terhadap CAR
Berdasarkan hasil penelitian, variabel Non Performing
Financing tidak memiliki pengaruh terhadap CAR pada Bank Umum
Syariah dalam periode 2012 hingga 2015. Hal ini dapat dilihat dari
tabel 4.13 yang menunjukkan bahwa tingkat probabilitas NPF sebesar
0,3267 lebih besar dari tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,05
(5%).
Hal ini tidak didukung oleh peneliti sebelumnya yang
dilakukan oleh Dian (2010), yaitu NPF memiliki berpengaruh negatif
terhadap CAR, semakin sering terjadi kemacetan, maka modal bank
lama-kelamaan akan habis dan akan menurunkan jumlah CAR.
Kerugian yang ditanggung bank dari kredit bermasalah akan
mengurangi jumlah modal.
Namun didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Fitranto dan Mawardi (2013) rasio NPF tidak berpengaruh terhadap
CAR, pengaruh tingginya suku bunga kredit perbankan memicu
berkurangnya minat para debitur untuk mengambil kredit, dengan
turunnya minat debitur akan menimbulkan banyak aset bank yang
menganggur, yang nantinya akan menyebabkan kerugian pada bank
yang bersangkutan, kerugian itu memaksa bank menutup kebutuhan
modalnya dari modal sendiri, sehingga akan menurunkan besarnya
rasio kecukupan modal bank.
89
2. FDR terhadap CAR
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa FDR memiliki pengaruh
negatif terhadap CAR. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.13 yang
menunjukkan bahwa tingkat probabilitas sebesar 0,0461 yang lebih
kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0.05 (5%).
Hasil penelitian ini didukung penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan Artin (2015) yang menyatakan semakin tinggi FDR , maka
CAR semakin menurun sehingga kondisi likuiditas terancam. Selain
itu, penelitian lainnya yaitu Chintya (2012) suatu bank yang memiliki
alat-alat likuid yang sangat terbatas dalam memenuhi kewajiban-
kewajibannya, akan ada kemungkinan penyediaan likuiditas tersebut
akan diambil dari permodalannya jadi semakin tinggi FDR, maka CAR
akan menurun. Namun penelitian ini bertentangan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Maolany (2015), Bukian dan Sudiartha (2015)
yang meyatakan semakin tinggi FDR, maka semakin besar juga tingkat
modal bank.
3. Pengaruh BOPO terhadap CAR
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh
negatif terhadap CAR, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.13 yang
menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0146, lebih kecil dari nilai
signifikan yang digunakan yaitu 0.05 (5%).
Hal ini berbeda dengan penelitian Artin (2015) yang menunjukan
pengaruh positif BOPO terhadap CAR. Namun didukung penelitian
90
sebelumnya oleh Bukian dan Sudiartha (2015) yang menunjukan
pengaruh negatif BOPO terhadap CAR. Penelitian lainnya adalah
Fatimah (2012) yang menunjukan pengaruh negatif BOPO terhadap
CAR. Nilai BOPO yang tinggi menunjukkan bank kurang efisien
dalam menjalankan kegiatan operasionalnya karena biaya operasional
yang harus ditanggung lebih besar daripada pendapatan operasional
yang diperoleh sehingga ada kemungkinan modal digunakan untuk
menutupi biaya operasional yang tidak tertutup oleh pendapatan
operasional. Jadi BOPO yang relatif tinggi akan menurunkan CAR.
4. Pengaruh ROA terhadap CAR
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROA memiliki
pengaruh negatif terhadap CAR. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.13
yang menunjukkan bahwa tingkat probabilitas sebesar 0,0067, yang
lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0.05 (5%).
Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Damayanti, Sujarwo dan Ichsan (2015) yang menyimpulkan ROA
berpengaruh positif terhadap CAR. Namun penelitian ini didukung
oleh Widowati (2015) dan Bukian dan Sudiartha (2015) yang
menyimpulkan ROA memiliki pengaruh negatif terhadap CAR. ROA
yang naik tidak diikuti oleh CAR ini, dikarenakan meningkatkan
besaran nilai CAR yang bukan saja berasal dari profit, melainkan
besaran nilai CAR juga dapat berasal dari penyetoran modal dari
pemilik bank. Meskipun profit merupakan salah satu komponen yang
91
dapat meningkatkan nilai CAR. Begitupula jika ROA mengalami
penurunan yang berarti profit juga mengalami penurunan belum tentu
pula akan menyebabkan turunnya nilai CAR, karena naik-turunnya
CAR juga sangat ditentukan oleh perubahan risiko operasional bank
yang tertuang dalam Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) baik
neraca maupun administratif.
92
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat Kecukupan modal dengan objek
penelitian dilakukan terhadap sebelas Bank Umum Syariah (BUS) periode
2012-2015. Berdasarkan analisa dan pembahasan hasil penelitian dengan
melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi data panel,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perbedaan hasil penelitian dengan penelitian terdahulu terjadi karena
perbedaan model penelitian, serta dikarenakan perbedaan dasar teori
yang melandasi penelitian.
2. Variabel Non Performing Financing (NPF) tidak menunjukan
pengaruh terhadap tingkat Kecukupan Modal yang diproksi
menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR), namun disisi lain,
Financing Deposit Ratio (FDR), Biaya Operaional dan Pendapatan
Operasional (BOPO) dan Return On Asset (ROA) menunjukan
pengaruh negatif dan signifikan terhadap terhadap tingkat Kecukupan
Modal yang diproksi menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR)
Bank Umum Syariah (BUS) periode 2012-2015.
3. Variabel Non Performing Financing (NPF), Financing Deposit Ratio
(FDR), Biaya Operaional dan Pendapatan Operasional (BOPO) dan
Return On Asset (ROA) secara bersama-sama berpengaruh terhadap
tingkat Kecukupan Modal yang diproksi menggunakan Capital
93
Adequacy Ratio (CAR) Bank Umum Syariah (BUS) periode 2012-
2015.
4. Adapun beberapa alasan untuk hipotesis yang tidak signifikan,
dimungkinkan karena beberapa sebab berikut ini:
a. Akibat perbedaan dalam pengelolaan dan pemrosesan data dengan
penelitian terdahulu yang menggunakan Analisis VECM (Vektor
Error Corection Model).
b. Proxy yang digunakan untuk mengukur variable independen
kurang kuat mempengaruhi terhadap variable dependen, sehingga
sebaiknya menggunakan proxy lain yang lebih kuat mewakili.
B. Saran
1. Bagi Bank Umum Syariah
Bank Umum Syariah diharapkan selalu menjaga tingkat
kecukupan modalnya, sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan
perbankan. Perusahaan perbankan harus berhati-hati sebab
penambahan modal tambahan sewaktu-waktu bisa berubah yang
mengakibatkan penurunan CAR yang diakibatkan oleh tingginya NPF.
Dengan demikian, diperlukan adanya pengelolaan manajemen yang
lebih baik agar nilai NPF dapat diturunkan. Perusahaan setidaknya
harus mengurangi adanya kredit kurang lancar, diragukan dan adanya
kredit macet, agar ROA dapat meningkat dan CAR berada pada
kondisi baik atau dapat dikatakan aman. Menjaga kestabilan dari rasio
FDR pada posisi sesuai aturan bank pemerintah, dengan
94
memperhatikan kualitas kredit yang disalurkan agar tidak menjadi
kredit yang bermasalah sehingga dapat memperoleh keuntungan dari
kredit yang disalurkan bagi bank.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Variabel independen pada penelitian ini hanya menjelaskan 65.25%
terhadap variabel dependen, sehingga untuk penelitian lebih lanjut
dapat menambah atau mengganti variabel yang telah digunakan
pada penelitian ini, sehingga variabel independen dapat
menjelaskan pengaruhnya secara keseluruhan.
b. Memperluas cakupan penelitian dengan memperbanyak sampel dan
periode penelitian.
c. Peneliti dapat menambahkan tahun periode penelitian untuk
memperluas jumlah sampel.
d. Mengembangkan kembali penelitian tentang Tingkat Kecukupan
Modal dengan menggunakan metode penelitian lain agar dapat
membandingkan hasil kinerja keuangan bank terhadap Tingkat
Kecukupan Modal pada Bank Umum Syariah (BUS) sehingga
memperoleh hasil yang lebih signifikan.
95
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan
Ascarya, dan Diana Yumanita. “Bank Syariah: Gambaran Umum, Seri
Kebanksentralan Nomor 14”, Bank Indonesia Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan, Jakarta, 2005.
Arifin, Zainul, “Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah”, Jakarta: Pustaka
Alfabet, 2005.
Alvita. 2014. Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif, NPF terhadap FDR dan CAR
pada BPR Kabupaten Badung. Jurnal Universitas Udayanan Bali.
Antonio, Moh. Syafi’i. “Bank Syariah dari Teori ke Praktek”. Gema Insani
Press, Jakarta, 2001.
Bukian, Ni.Made Winda Parascintya dan Sudiartha Gede Merta. “Pengaruh
Kualitas asset, Likuiditas, Rentabilitas dan efesiensi Operasional Terhadap
Rasio Kecukupan Modal”. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 2,
http://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/viewFile/16398/12319,
January 2016.
Chapra, M. Umer. “Sistem MoNoner Islam, (ter. Towards a Just MoNonary
System”, Gema Insani Press, Jakarta, 2000.
Cyntia, Natasha. 2014 “Pengaruh FDR, DER, NPF, Ukuran Bank, BI Rate,
BOPO, dan NCOM terhadap CAR”, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Cihak, Martin, dan Heiko Hesse. 2008. “Islamic Banks and Financial Stability” :
An Empirical Study.
http://www.imf.org/external/pubs/ft/wp/2008/wp0816.pdf, diakses tanggal
15 Oktober 2016.
96
Damayanti, Kyky, Sujarwo dan Ichsan. 2015, “ Pengaruh Rentabilitas dan
Likuiditas Terhadap Kecukupan Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri
Periode 2009-2014”. Jakarta : Politeknik Negeri Jakarta.
Dendiwijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005.
Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”, Edisi Kedua, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 2009.
Dian, Andriana, 2010, “Analisis Pengaruh Kualitas asset, Likuiditas, ROE dan
DPK terhadap Tingkat Kecukupan Modal”, Volume II, No.2, hal.9
Djoko Mulyono. Hukum Pajak, Konsep, Aplikasi, dan Penuntun Praktis,
Yogyakarta : Penerbit Andi Offset, 2010.
Fatimah, siti. “Pengaruh Rentabilitas, Efesiensi dan Likuiditas terhadap
Kecukupan Modal Bank Umum Syariah, 2014.
Fitrianto, Hendra dan Mawardi, Wisnu. “Analisis Pengaruh Kualitas Aset,
Likuiditas, Rentabilitas dan Efesiensi terhadap rasio kecukupan modal
perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Studi Manajemen &
Organsasi, Volume 3, Nomor 1, http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo ,
January 2016
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23,
Edisi 8”. Badan Penerbit UNDIP. Semarang. 2016.
Gujarati, Damodar N, “Ekonometrika Dasar”, Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta,
2003.
Gujarati, Damodar N, “Dasar-dasar Ekonometrika”, Edisi Ketiga, Jilid 1,
Erlangga, Jakarta, 2006
Gujarati, Damodar N, Dawn C Porter, “Basic Econometrics”, Fifth Edition,
McGraw-Hill Irwin, Singapura, 2009.
97
Hanafi, M. Mamduh dan Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan,
Yogyakarta:YKPN, 2009.
Harmono, 2009, Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard (Pendekatan
Teori, Kasus, dan Riset Bisnis), Bumi Aksara, Jakarta.
Hardian, Murphy, “Perkembangan Perbankan Syariah tahun 2010-2015”,
Volume 3, Nomer 1, hal. 8
Hasibuan, Malayu S. P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Hanaf dan Veby. “Pengaruh kualitas aset, likuiditas profitabilitas terhadap tingkat
kecukupan modal perbankan”.
Hermuningsih, Sri. 2010 “Pengaruh Profitabilitas, size perusahaan terhadap nilai
perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel intervening”.
Hitawati, F. Artin. 2015 “Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Capital Adequacy Ratio periode 2010-2013”, 2014.
Imran, Ramdani. 2016, “Upaya Peningkatan Market Share dan Inovasi
Perbankan Syariah di Indonesia: Pendekatatan Analisis Fishbone dan
SWOT”, Departemen Ilmu Ekonomi IPB, Bogor.
Junaidi, 2010. Cara Membaca Tabel T. Fakultas Ekonomi Universitas Jambi
Kartini. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social
Reporting (Isr) Pada Perusahaan Yang Masuk Jakarta Islamic Index
Periode 2011-2014”. Skripsi, Universitas Islam Negeri Jakarta. 2016.
Kasmir, “Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group”, 2010.
98
Kuncoro, “Manajemen Perbankan,Teori dan Aplikasi”, 2002
Muhammad. 2011, “Manajemen Bank Syariah”. UPP Sekolah Tinggi Manajemen
YKPN. Yogyakarta.
Mulazid, Ade Sofyan. 2016, “Pelaksanaan Sharia Compliance Pada Bank
Syariah (Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri, Jakarta)”. Madania,
Vol 20, No. 1, http://dx.doi.org/10.7910/mdn.v20il.84.g83, 24 Desember
2016.
Muljono, Teguh P, Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan, Djambatan,
Jakarta 1995.
Muttaqiena, Abida. 2013, “Analisis Pengaruh PDB, Inflasi, Tingkat Bunga dan
Nilai Tukar Terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Di Indonesia
Periode 2008-2012”
Nachrowi, D Nachrowi MSc., MPhil.,AppSc.,PhD, “Pendekatan Populer dan
Praktis Ekonomitrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”, Fakultas
Ekonomi UI, Jakarta 2006.
Natasha, Rizky. 2015 “Pengaruh resiko kredit, profitabilitas, likuiditas dan
efesiensi usaha terhadap kecukupan modal pada bank yang terdaftar di BEI
priode 2010-2014.
Nufrida, Amanda. 2009. “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Capital Adequecy
Ratio pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2006-2009”. Skripsi
S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Paracintya, Winda. 2012, “Pengaruh kualitas aset, likuiditas, rentabilitas dan
efesiensi operasional terhadap rasio kecukupan modal”.
Purbaningsih, Sri. 2012, “Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap
CAR Pada Perbankan Sayriah Tahun 2006-2011”, Jurnal Orbith, Vol. 8 No.
3.
99
Rahmadika. “Efesiensi Usaha tehadap Tingkat Kecukupan Modal”.
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/4517/
Bab%202.pdf?sequence=7 , Desember 2014
Rahmawati , Ima Fitri. 2013, “Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap
Kecukupan Modal (CAR) PT. Bank Muamalat”,Indonnesia,
Tbk.Universitas Pendidikan Indonesia
Rafikha R. Mustafidan. 2013, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2007-
2010”.Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Rizkia, Kyky. 2015, “Pengaruh Rentabilitas dan Likuiditas Terhadap Kecukupan
Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri Periode 2009-2014” .
Rizal Maolany, Moch. 2015, “Pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap
kecukupan modal pada Bank Syariah Mandiri Periode 2011-2014”.
Rosadi, Dedi. “Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan Dengan
Eviews”, C.V Andi Offset, Yogyakarta, 2012.
Septiani, Rita. 2010, “Pengaruh NPL dan LDR terhadap Profitabilitas dengan
CAR sebagai variabel mediasi pada PT BPR Pasayara Kuta”.
Setiawan, Muhammad. 2012, “Analisa Pengaruh Financing To Deposit Ratio
(FDR) Pada Bank Umum Sayriah Periode 2008-2012”.
Sekaran, Uma. “Metodologi Penelitian Untuk Bisnis”, Edisi keempat, Buku 1,
Salemba Empat, Jakarta, 2006
Sekaran, Uma. “Metodologi Penelitian Untuk Bisnis”, Edisi keempat, Buku 1,
Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Sekaran, Uma. “Research Methods for business Edisi I and 2”. Salemba Empat.
Jakarta. 2014.
100
Sophia Nadia, “Analisa Faktor-faktor yang mempengaruhi CAR ”Skripsi, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan”, Edisi keempat, Lembaga
Penerbit FEUI, Jakarta, 2004.
Sianturi, “Pengaruh FDR, NIM, ROA,dan BOPO Terhadap CAR pada Bank
Umum Syariah Periode 2009-2012”, Volume 2, Nomer 2. Hal. 15
Suyono, Ahmad. “Pengaruh likuiditas, Edesiensi dan NIM Terhadap Kecukupan
Modal pada Bank Syariah yang terdaftar di BEI”, 2010.
Sam, Fatwal. 2012. “Analisis Pengaruh LDR, NPL DAN ROA Terhadap CAR
Pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) Se-Indonesia Tahun 2007-2011”.
Skripsi. Makasar: Universitas Hasanudin Makasar.
Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”,
Alfabeta, Bandung, 2007.
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”, Alfabeta, Bandung, 2008
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RND”, Alfabeta,
Bandung, 2010.
Widyastut, Tri. 2013, “Pengaruh Capial Adequacy dan Non Performing Finance
Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2008-2012”,
Universitas Komputer Indonesia”.
Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”, Edisi Keempat,
Ekonisia, Yogyakarta, 2010.
Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews”,
UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2007.
101
Internet
Bank Indonesia, diakses tanggal 20 oktober 2016 dari www.bi.go.id
Data Statistik Perkembangan Perbankan Syariah, data diakses pada 10 November
2016 dari http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah/Default.aspx
Data Statistik Perkembangan Perbankan Syariah
http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-perbankan-
syariah/default.aspx diakses pada Tanggal 10 November 2016
Data Statistik Perkembangan Perbankan Syariah, http://www.ojk.go.id/id/data-
dan-statistik/ojk/default.aspx diakses pada Tanggal 10 Noverber 2016
Data Statistik Perkembangan Perbankan Syariah Laporan Triwulan, data diakses
tanggal 10 Noverber 2016 dari http://www.ojk.go.id/id/data-dan
statistik/ojk/Pages/Laporan-Triwulanan-II-2016.aspx,
Hambatan dan Perkembangan Bank Syariah, data di akses tanggal 1 Desember
2016 dari http://finance.detik.com/moneter/d-3076959/7-hambatan-yang-
buat-bank-syariah-lambat-berkembang-di-ri
Manajemen Permodalan Bank, diakses pada tanggal 10 November 2016 dari
https://pistaza.wordpress.com/2011/10/09/manajemen-permodalan-bank-
syariah/
Tantangan pada Perbankan Syariah, data diakses tanggal 10 November 2016 dari
http://infobanknews.com/tantangan-perbankan-syariah-di-2016/
102
Peraturan Bank Indonesia
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/24/PBI/2004 tentang Bank
Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah,
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 122, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No. 4434 (diunduh pada 20 November 2016)
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/21/PBI/2006 tentang
Kualitas Aktiva Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha
Berdasarkan Prinsip Syariah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 No. 78 DPbS, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.
4647 (diunduh pada 14 Desember 2016)
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tentang Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 No. 38 DPNP, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 4382 DPNP (diunduh pada 14 Desember 2016)
Bank Indonesia Peraturan Bank Indonesia Nomor 26/22/KEP DIR tanggal 29
Mei tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Aktiva
Produktif, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 No. 64 DPNP,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4392 DPNP (diunduh
pada 14 Desember 2016)
Peraturan Perundang-Undangan
Indonesia, Undang-Undang Tentang Perbankan, Undang-Undang No. 10 Tahun
1992. Lembaran Republik Negara Indonesia Tahun 1992 No. 32, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3473
Indonesia, Undang-Undang Tentang Perbankan Syariah, Undang-Undang No.21
Tahun 2008. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No. 94,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.4867
Indonesia, Undang-Undang Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7
Tahun 1992 Tentang Perbankan, Undang-Undang No. 10 Tahun 1998.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 No. 182, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3790
103
Indonesia, Undang-Undang Tentang Surat Berharga Syariah Negara, Undang-
Undang No. 19 Tahun 2008. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 No. 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4852
Laporan Tahunan
Laporan Keuangan Bank BCA Syariah, diunduh 11 November 2016 dari
http://www.bca.co.id/id/Tentang-BCA/Hubungan-Investor/Laporan-
Tahunan
Laporan Keuangan Bank BNI Syariah, diunduh 11 November 2016 dari
http://www.bnisyariah.co.id/category/investor-relations/laporan-tahunan
Laporan Keuangan Bank BRI Syariah, diunduh 11 November 2016 dari
http://www.brisyariah.co.id/?q=laporan-tahunan
Laporan Keuangan Bank BJB Syariah, diunduh 11 November 2016 dari
http://bjbsyariah.co.id/home/
Laporan Keuangan Bank Bukopin, diunduh 11 November 2016 dari
http://www.syariahbukopin.co.id/
Laporan Keuangan Bank Maybank Syariah, diunduh 11 November 2016 dari
https://www.maybank.co.id/syariah/about-syariah/Pages/tentang-
syariah.aspx
Laporan Keuangan Bank Mega Syariah, diunduh 11 November 2016 dari
http://www.megasyariah.co.id/
Laporan Keuangan Bank Muamalat, diunduh 11 November dari 2016
http://www.bankmuamalat.co.id/hubungan-investor/laporan-tahunan
Laporan Keuangan Bank Victoria Syariah, diunduh 11 November 2016 dari
http://bankvictoriasyariah.co.id/
104
Laporan Keuangan Syariah Mandiri, diunduh 11 November 2016 dari
http://www.syariahmandiri.co.id/category/investor-relation/laporan-tahunan/
Laporan Keuangan Panin Bank Syariah, diunduh 11 November 2016 dari
https://www.paninbanksyariah.co.id/index.php/mtentangkami/laporantahuna
n
105
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Penelitian
NO Nama Bank Tahun Non Performing
Financing (NPF)
Financing to
Deposit Ratio
(FDR)
BOPO ROA CAR
1 Bank BNI
Syariah
2012 2,02 84,99 85,39 1,48 19,29
2013 2,81 97,86 83,94 1,37 16,54
2014 1,74 92,6 85,03 1,27 18,76
2015 1,43 91,94 89,63 1,43 18,16
2 Bank Mega
Syariah
2012 2,67 88,88 77,28 3,81 13,51
2013 2,98 93,37 86,09 2,33 12,99
2014 3,89 93,61 97,61 0,29 19,26
2015 4,26 98,49 99,51 0,3 18,74
3 Bank Muamalat
2012 3,63 94,15 97,38 0,2 11,03
2013 3,46 99,99 93,78 0,27 14,43
2014 4,85 84,14 97,38 0,17 13,91
2015 4,21 90,3 97,41 0,2 12,36
4 Bank Syariah
Mandiri
2012 1,14 94,4 73 2,25 13,82
2013 2,29 89,37 84,03 1,53 14,1
2014 4,29 81,92 100,6 -0,04 14,12
106
2015 4,05 81,99 97,38 0,56 12,85
5 Bank BCA
Syariah
2012 0,1 79,9 90,87 0,8 31,5
2013 0,1 83,5 86,91 1 22,4
2014 0,1 91,2 76,3 0,8 29,8
2015 0,7 91,4 81,5 1 34,3
6 Bank BRI
Syariah
2012 3 100,96 86,63 1,19 11,35
2013 4,06 102,7 90,42 1,15 14,49
2014 4,6 93,9 99,77 0,08 12,69
2015 4,86 84,16 93,79 0,76 13,94
7 Bank Jabar
Banten Syariah
2012 2,07 74,09 110,34 2,46 18,11
2013 2,83 96,47 85,76 2,61 16,51
2014 4,15 93,18 96,94 1,92 16,08
2015 2,91 88,13 98,78 2,04 15,95
8 Bank Panin
Syariah
2012 0,2 105,66 47,6 3,48 32,2
2013 1,02 90,4 81,31 1,03 20,83
2014 0,53 94,04 82,58 1,99 25,69
2015 2,63 96,43 89,29 1,14 20,3
9 Bank Syariah
Bukopin
2012 4,59 91,98 91,59 0,55 12,78
2013 4,27 100,29 92,29 0,69 11,1
2014 4,07 92,89 96,77 0,27 14,8
107
2015 2,99 90,56 91,99 0,79 16,31
10 Bank Victoria
Syariah
2012
3,19 46,08 74,97 1,43 28,08
2013 3,71 84,65 78,21 0,5 18,4
2014 7,1 95,19 143,31 -1,87 15,27
2015 9,8 95,29 119,19 -2,36 16,14
11
Bank Maybank
Syariah
Indonesia
2012 1,25 197,7 53,77 2,88 64,2
2013 0 152,87 67,79 2,87 59,61
2014 4,29 157,77 69,62 3,6 52,14
2015 4,93 110,54 192,6 -20,13 38,4
103
Lampiran 2: Statistik Deskriptif
Date: 01/12/17 Time: 02:02
Sample: 2012 2015 CAR NPF FDR BOPO ROA Mean 21.07364 3.040227 96.36205 91.28023 0.683864
Maximum 64.20000 9.800000 197.7000 192.6000 3.810000
Minimum 11.03000 0.000000 46.08000 47.60000 -20.13000
Observations 44 44 44 44 44
Lampiran 3:
A. Model Fixed Effect
Dependent Variable: CAR
Method: Panel Least Squares
Date: 01/12/17 Time: 09:15
Sample: 2012 2015
Periods included: 4
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. NPF 0.141752 0.204530 0.693063 0.4940
LDR -0.391014 0.171437 -2.280796 0.0304
BOPO -0.378545 0.114129 -3.316826 0.0025
ROA -0.080142 0.037181 -2.155434 0.0399
C 6.237238 0.991353 6.291642 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.932409 Mean dependent var 2.908888
Adjusted R-squared 0.898614 S.D. dependent var 0.407210
S.E. of regression 0.129660 Akaike info criterion -0.979117
Sum squared resid 0.470731 Schwarz criterion -0.364745
Log likelihood 36.05101 Hannan-Quinn criter. -0.752555
F-statistic 27.58996 Durbin-Watson stat 2.523147
Prob(F-statistic) 0.000000
104
B. Random Effect
C. Uji Chow
Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 22.803950 (10,28) 0.0000
Cross-section Chi-square 95.164470 10 0.0000
D. Uji Hausman
Dependent Variable: CAR
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 01/12/17 Time: 02:42
Sample: 2012 2015
Periods included: 4
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 44
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. NPF 1.359831 1.369024 0.993285 0.3267
FDR -0.084342 0.044606 -2.890818 0.0461
BOPO -0.079888 0.031243 -2.557012 0.0146
ROA -1.216546 0.424542 -2.865548 0.0067
C 17.99777 6.897363 2.609369 0.0128 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 6.494963 0.8143
Idiosyncratic random 3.101825 0.1857
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 21.383469 4 0.0610
105
Lampiran 4: Hasil Uji Asumsi Klasik
A. Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
Series: Standardized Residuals
Sample 2012 2015
Observations 44
Mean -2.20e-16
Median 0.201908
Maximum 5.725352
Minimum -6.533667
Std. Dev. 2.828933
Skewness 0.095897
Kurtosis 2.804753
Jarque-Bera 0.137328
Probability 0.933640
B. Uji Multikolinieritas
C. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 1.618997 Prob. F(14,28) 0.1350
Obs*R-squared 19.23651 Prob. Chi-Square(14) 0.1561
Scaled explained SS 17.12493 Prob. Chi-Square(14) 0.2496
D. Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.768852 Prob. F(2,37) 0.1846
Obs*R-squared 3.839856 Prob. Chi-Square(2) 0.1466
CAR NPF FDR BOPO ROA CAR 1.000000 0.311180 0.739364 -0.247453 -0.349481
NPF 0.311180 1.000000 0.308967 0.048590 0.178329
FDR 0.739364 0.308967 1.000000 -0.227986 -0.100991
BOPO -0.247453 0.048590 -0.227986 1.000000 0.526474
ROA -0.349481 0.178329 -0.100991 0.526474 1.000000
106
Lampiran 5: Analisis Regresi
Dependent Variable: CAR
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 01/12/17 Time: 02:42
Sample: 2012 2015
Periods included: 4
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 44
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. NPF 1.359831 1.369024 0.993285 0.3267
FDR -0.084342 0.044606 -2.890818 0.0461
BOPO -0.079888 0.031243 -2.557012 0.0146
ROA -1.216546 0.424542 -2.865548 0.0067
C 17.99777 6.897363 2.609369 0.0128 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 6.494963 0.8143
Idiosyncratic random 3.101825 0.1857
top related