analisis deskriptif kondisi fisik pemain sepak bola...
Post on 19-Oct-2020
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS DESKRIPTIF KONDISI FISIK PEMAINSEPAK BOLA SSB CAMPAGO DI KECAMATAN V KOTO
KAMPUNG DALAM PADANG PARIAMAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan
Kepelatihan Olahraga sebagai salah satu persyaratan
Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
HUSNUL HADI
NIM. 07148
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGAJURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANUNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
ANALISIS DESKRIPTIF KONDISI FISIK PEMAINSEPAK BOLA SSB CAMPAGO DI KECAMATAN V KOTO
KAMPUNG DALAM PADANG PARIAMAN
Nama : Husnul HadiNIM/BP : 07148/2008Program Studi : Pendidikan Kepelatihan OlahragaJurusan : Kepelatihan OlahragaFakultas : Ilmu Keolahragaan
Padang, April 2012Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Drs. Yendrizal, M.PdNIP. 19611113 1987031 004
Pembimbing II
Roma Irawan, S.Pd M.PdNIP. 19810726 200604 1 002
MengetahuiKetua Jurusan Kepelatihan Olahraga
Drs. Maidarman, M.PdNIP. 19600507 198503 1 004
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
Dinyatakan lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji SkripsiProgram Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan
Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu KeolahragaanUniversitas Negeri Padang
Judul : Analisis Deskriptif Kondisi Fisik PemainSepak Bola SSB Campago Di Kecamatan V KotoKampung Dalam Padang Pariaman
Nama : Husnul Hadi
NIM : 07148
Program studi : Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan : Kepelatihan Olahraga
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
Padang, April 2012
Tim Penguji
Nama Tanda Tangan
1. Ketua : Drs. Yendrizal, M.Pd 1. __________
2. Sekretaris : Roma Irawan, S.Pd, M.Pd 2. __________
3. Anggota : Prof. Dr. Sayuti Syahara, MS,AIFO 3. __________
4. Anggota : Drs. Afrizal, M.Pd 4. __________
5. Anggota : Padli, S.Si, M.Pd 5. __________
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang lazim.
Padang, April 2012
Yang menyatakan,
Husnul Hadi
i
ABSTRAK
Husnul Hadi (2012) : Analisis Deskriptif Kondisi Fisik Pemain Sepak Bola SSBCampago di Kecamatan V Koto Kampung Dalam PadangPariaman.
Penelitian ini berawal dari menurunnya prestasi yang diraih SSB Campago diKecamatan V Koto Kampung Dalam Padang Pariaman. Menurunnya prestasi SSBCampago kemungkinan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktorinternal itu meliputi kondisi fisik, teknik, taktik dan mental. Kondisi fisikmerupakan komponen terpenting dalam penentuan prestasi. Dari pengamatanyang dilakukan, diduga tingkat kondisi fisik para pemain SSB Campago tidakbaik. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, bertujuan untukmengetahui tingkat kondisi fisik para pemain sepak bola SSB Campago yangterdiri dari daya tahan, daya ledak otot tungkai, kecepatan dan kelincahan.
Populasi penelitian berasal dari pemain sepak bola SSB Campago KampungDalam di tahun 2011 dengan jumlah 80 orang yang terdiri dari, 25 orang U-12tahun, 35 orang U-15 tahun dan 20 orang U-18 tahun. Teknik pengambilansampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel dari penelitian iniyaitu pemain U-15 tahun dengan jumlah 35 orang. Pengambilan data dilakukandengan tes dan pengukuran pada masing-masing variabel. Daya tahan diukurdengan tes lari 2,4 km, daya ledak otot tungkai diukur dengan tes standing broadjump, kecepatan diukur dengan tes lari cepat 30 meter dan kelincahan diukurdengan tes zig zag run.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptifmelalui statistik (tabulasi frekuensi). Dari analisis data sesuai dengan jawaban daripertanyaan penelitian diperoleh hasil :1. Rata-rata daya tahan pemain SSB Campago berada pada kategori kurang
dengan persentase 71,43%.2. Rata-rata daya ledak otot tungkai pemain SSB Campago berada pada kategori
sangat kurang dengan persentase 48,58%.3. Rata-rata kecepatan pemain SSB Campago berada pada kategori kurang sekali
dengan persentase 54,29%.4. Rata-rata kelincahan pemain SSB Campago berada pada kategori kurang
dengan persentase 62,86%.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Analisis Deskriptif Kondisi Fisik Pemain Sepak Bola SSB Campago di
Kecamatan V Koto Kampung Dalam Padang Pariaman” sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada jurusan Kepelatihan Olahraga di
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Z. Mawardi Effendi, sebagai Rektor Universitas Negeri
Padang yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menuntut
ilmu di UNP.
2. Bapak Drs. H. Arsil, M.Pd, sebagai Dekan beserta Staf Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Padang yang telah memberikan
kesempatan belajar kepada penulis di FIK UNP.
3. Bapak Drs. Maidarman, M.Pd, sebagai Ketua Jurusan Kepelatihan
Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
4. Bapak Drs. Yendrizal, M.Pd selaku Pembimbing I, yang telah banyak
memberikan bimbingan, nasehat dan arahan kepada penulis.
iii
5. Bapak Roma Irawan, S.Pd M.Pd selaku Pembimbing II, yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Bapak Dosen Penguji antara lain : Prof. Dr. Sayuti Syahara, MS, AIFO,
Drs. Afrizal, M.Pd dan Padli, S.Si, M.Pd, yang telah memberi masukan
kepada penulis.
7. Kepada sahabat-sahabat yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan
serta motivasi sehingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan.
8. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada ayahanda yang
penulis banggakan dan ibundaku tercinta serta kakak-kakakku yang telah
banyak memberikan dukungan dan pengorbanan baik secara moril maupun
materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan demi penyempurnaan
selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan
semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para
pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT meridhoi dan dicatat sebagai
ibadah di sisi-Nya. Amin.
Padang, April 2012
Wassalam
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 8
C. Pembatasan Masalah............................................................... 8
D. Perumusan Masalah................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian.................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian.................................................................. 9
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kajian Teori .......................................................................... 11
1. Daya Tahan........................................................................ 11
a. Pengertian ..................................................................... 11
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Daya Tahan ................................................................... 12
c. Bentuk Latihan Daya Tahan .......................................... 14
2. Daya Ledak Otot Tungkai .................................................. 16
a. Pengertian ..................................................................... 16
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Daya Ledak Otot Tungkai ............................................. 18
c. Bentuk Latihan Daya Ledak Otot Tungkai..................... 18
3. Kecepatan .......................................................................... 20
a. Pengertian ..................................................................... 20
b. Faktot-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan.............. 21
c. Bentuk Latihan Kecepatan............................................. 23
v
4. Kelincahan ........................................................................ 23
a. Pengertian..................................................................... 23
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelincahan ........... 25
c. Bentuk Latihan Kelincahan........................................... 26
B. Kerangka Konseptual.............................................................. 28
C. Pertanyaan Penelitian.............................................................. 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian....................................................................... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 31
C. Populasi dan Sampel............................................................... 31
D. Definisi Operasional ............................................................... 32
E. Jenis dan Sumber Data............................................................ 33
F. Instrumen Penelitian ............................................................... 33
G. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 33
H. Prosedur Penelitian ................................................................. 38
I. Teknik Analisa Data ............................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ....................................................................... 40
B. Pembahasan........................................................................... 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................ 53
B. Saran ..................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 55
LAMPIRAN ............................................................................................ 57
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Pemain SSB Campago.................................................... 31
2. Norma Lari 2,4 Km ................................................................... 34
3. Norma Tes Standing Broad Jump .............................................. 35
4. Norma Lari 30 Meter ................................................................. 36
5. Norma Standarisasi Untuk Kelincahan ...................................... 37
6. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Pemain SSB Campago............ 40
7. Distribusi Frekuensi Daya Ledak Otot Tungkai
Pemain SSB Campago................................................................ 42
8. Distribusi Frekuensi Kecepatan Pemain SSB Campago .............. 44
9. Distribusi Frekuensi Kelincahan Pemain SSB Campago ............. 46
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Konseptual ................................................................ 30
2. Histogram Distribusi Daya Tahan Pemain SSB Campago .......... 41
3. Histogram Distribusi Daya Ledak Otot Tungkai
Pemain SSB Campago ............................................................... 43
4. Histogram Distribusi Kecepatan Pemain SSB Campago ............ 45
5. Histogram Distribusi Kelincahan Pemain SSB Campago ........... 46
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Hasil Tes dan Pengukuran Daya Tahan
Pemain SSB Campago................................................................ 57
2. Data Hasil Tes dan Pengukuran Daya Ledak Otot Tungkai
Pemain SSB Campago................................................................ 59
3. Data Hasil Tes dan Pengukuran Kecepatan
Pemain SSB Campago................................................................ 61
4. Data Hasil Tes dan Pengukuran Kelincahan
Pemain SSB Campago................................................................ 63
5. Surat Izin Penelitian ................................................................... 65
6. Surat Keterangan Penelitian........................................................ 66
7. Surat Keterangan Tera Alat ........................................................ 67
8. Gambar Tes Standing Broad Jump ............................................. 68
9. Gambar Tes Zig Zag Run ........................................................... 69
10. Gambar Tes Lari 30 Meter ......................................................... 70
11. Gambar Tes Lari 2,4 Km ........................................................... 71
12. Gambar Pemain SSB Campago ................................................. 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam
permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh
relevansi kemenangan dan prestasi optimal. Dalam UU No.3 Tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 1 ayat 4 juga menjelaskan bahwa
“Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina,
serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial”(2005:3).
Dari pengertian olahraga di atas, kita dapat memahami bahwa olahraga
merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang untuk
mempertahankan kesehatan dan kebugaran fisik yang dimilikinya. Selain
memberikan kesehatan dan kebugaran fisik, aktivitas olahraga dapat dijadikan
sebagai ajang kompetensi untuk berpacu dalam pencapaian sebuah prestasi,
baik secara individu maupun kelompok.
Dalam olahraga, banyak sekali bentuk permainan yang dapat
dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai wujud dalam memperoleh kesehatan
dan kebugaran fisik yang baik serta pencapaian prestasi yang optimal. Salah
satu bentuk permainan itu adalah sepak bola. Sepak bola merupakan salah satu
cabang olahraga yang sangat berkembang dan populer di dunia saat ini. Sepak
bola mendapat perhatian khusus dari semua kalangan dan lapisan masyarakat,
mulai masyarakat perkotaan sampai pedesaan. Perhatian masyarakat itu
2
direalisasikan dengan membentuk perkumpulan sepak bola yang tergabung
didalamnya anak-anak, remaja dan orang dewasa, seperti klub-klub sepak bola
maupun sekolah sepak bola. Selain itu, juga diiringi dengan adanya turnamen-
turnamen mulai dari yang berskala kecil sampai berskala besar.
Peran serta masyarakat ini, merupakan langkah efektif yang dilakukan
dalam rangka untuk mencapai tujuan keolahragaan nasional, sebagaimana
terdapat dalam UU No.3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
pasal 4 :
“Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkankesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilaimoral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membinapersatuan dan kesatuan bangsa memperkukuh ketahanan nasional, sertamengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa”(2005:6).
Untuk mencapai tujuan keolahragaan nasional itu, Sumatera Barat juga
ikut serta didalamnya. Ini dapat kita lihat dengan berdirinya sekolah sepak
bola (SSB). Prestasi sekolah sepak bola (SSB) yang ada cukup
membanggakan, baik itu di tingkat daerah maupun nasional. Selain itu, juga
memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan dan kemajuan
sepak bola Indonesia. Salah satu sekolah sepak bola (SSB) yang dapat kita
cermati yaitu SSB Campago. SSB Campago bertempat di Kampung Dalam,
Kec. V Koto Kampung Dalam, Padang Pariaman dan mulai berdiri pada tahun
2000. Pada mula berdirinya, SSB Campago telah meraih cukup banyak
prestasi. Prestasi SSB Campago dapat dilihat dari kejuaraan yang telah diikuti
dengan meraih juara. Tidak hanya itu, SSB Campago juga melahirkan bibit-
3
bibit pemain muda yang berkualitas yang dapat diunggulkan di tingkat
nasional maupun internasional.
SSB Campago berusaha untuk dapat meningkatkan prestasinya dengan
melakukan pembinaan secara baik kepada para pemain. Namun belakangan
ini, SSB Campago mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan menurunnya
prestasi yang diraih dari sebelumnya. Menurunnya prestasi SSB Campago
kemungkinan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari potensi yang ada pada
atlet, dengan kata lain merupakan kemampuan atlet itu sendri. Kemampuan
atlet secara umum yaitu kemampuan fisik, teknik, taktik dan mental (psikis)
nya. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi atlet yang berasal dari luar diri atlet, seperti sarana dan prasarana,
pelatih, pembina, keluarga, dana, organisasi, iklim, cuaca, makanan yang
bergizi dan lain sebagainya (Syafruddin, 1999:22).
Bila dilihat dari faktor internal, ada empat komponen yang
mempengaruhi prestasi itu antara lain, kondisi fisik, teknik, taktik, dan mental.
Kondisi fisik, teknik, taktik dan mental memiliki hubungan dan saling
berkaitan. Dalam rangka untuk memperoleh prestasi, keempat komponen ini
tidak dapat dipisahkan. Sebuah prestasi tidak dapat dicapai apabila salah satu
dari keempat komponen ini tidak mewakili.
Kondisi fisik merupakan komponen terpenting dalam penunjang
prestasi. Kondisi fisik terdiri dari kondisi fisik umum dan kondisi fisik khusus.
4
Kondisi fisik umum merupakan kemampuan dasar dalam mengembangkan
kemampuan prestasi tubuh yang dimiliki. Kemampuan dasar itu meliputi
kekuatan umum, kecepatan umum, daya tahan umum dan kelentukan umum
(Frohner Cs dalam Syafruddin, 1999:35). Kondisi fisik umum diperlukan
untuk setiap cabang olahraga dan merupakan tahap awal menuju kondisi fisik
khusus.
Sedangkan kondisi fisik khusus merupakan kemampuan fisik yang
dikhususkan untuk suatu cabang olahraga tertentu. Setiap cabang olahraga
memiliki karakteristik dan kekhususan tersendiri sehingga dibutuhkan kondisi
fisik khusus, seperti pada cabang olahraga sepak bola. Kondisi fisik yang
sangat dibutuhkan dalam sepak bola antara lain; daya tahan (endurance), daya
ledak otot tungkai (explosive power), kecepatan (speed) dan kelincahan
(agility).
Daya tahan merupakan kemampuan dan kesanggupan tubuh untuk
melakukan aktivitas olahraga dalam waktu yang lama tanpa mengalami
kelelahan yang berarti. Para pemain dituntut untuk memiliki tingkat daya
tahan yang baik. Tuntutan itu didasarkan kepada tugas dan tanggung jawab
sebagai pemain sepak bola. Seorang pemain harus mampu bermain dalam
waktu yang cukup lama. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Peraturan
Umum Pertandingan PSSI pasal 19 tentang Pelaksanaan Pertandingan butir 7-
10 :
“(7) Lama pertandingan kompetisi untuk Usia dibawah 21 tahun/Usiadibawah 23 tahun dan Senior dilaksanakan selama 2x45 menit dengan
5
istirahat 15 menit diantara kedua babak. (8) Lama pertandingankompetisi untuk batasan Usia dibawah 18 tahun dilaksanakan selama2x45 menit dengan istirahat 15 menit diantara kedua babak. (9) Lamapertandingan kompetisi untuk batasan Usia dibawah 15 tahundilaksanakan selama 2x40 menit dengan istirahat 10 menit diantarakedua babak. (10) Lama pertandingan kompetisi untuk batasan Usiadibawah 14 tahun dilaksanakan 2x30 menit dengan istirahat 10 menitdiantara kedua babak”(2008:15-16).
Dengan demikian, bermain dalam waktu minimal 60 menit dan
maksimal 90 menit merupakan suatu pekerjaan yang sangat berat sehingga
para pemain harus memiliki daya tahan yang baik untuk mampu bertahan dan
menyelesaikannya dengan maksimal.
Selain daya tahan, para pemain harus memiliki daya ledak otot tungkai
(explosive power) yang sangat baik. Daya ledak otot tungkai merupakan
kemampuan otot tungkai dalam melakukan aktivitas secara cepat dan kuat
sehingga menghasilkan tenaga maksimal. Fungsi daya ledak otot tungkai
terlihat jelas dalam permainan sepak bola. Para pemain harus mampu
melompat dengan setinggi-tingginya untuk menyambut umpan lambung dari
rekan-rekannya. Umpan lambung bisa berupa tendangan sudut, tendangan
bebas dan umpan dari rekannya. Dengan daya ledak otot tungkai yang baik,
para pemain mampu untuk bersaing dengan lawannya dalam memperebutkan
bola. Selain itu, daya ledak otot tungkai yang baik akan menghasilkan
tendangan yang kuat dan cepat, sehingga kemungkinan akan terciptanya gol
menjadi lebih besar.
6
Komponen kondisi fisik selanjutnya yaitu kecepatan (speed). Kecepatan
memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dengan komponen kondisi fisik
lainnya. Misalnya dalam memainkan umpan-umpan pendek, umpan terobosan
dan mengantisipasi lawan dalam melakukan serangan balik. Selanjutnya, juga
dibutuhkan kelincahan (agility). Kelincahan yang baik sangat dibutuhkan
dalam permainan sepak bola. Misalnya dalam melakukan dribbling atau
menggiring bola dan dalam mengotak-atik pertahanan lawan. Para pemain
harus memiliki kelincahan yang baik sehingga permainan dapat dikuasai
dengan maksimal.
Dengan demikian, kondisi fisik yang baik merupakan faktor terpenting
dalam permainan sepak bola. Akan tetapi harus didukung oleh faktor internal
lainnya yaitu teknik, taktik dan mental. Teknik merupakan cara khusus yang
dapat direalisasikan untuk memecahkan suatu tugas gerakan olahraga. Para
pemain dituntut untuk memiliki teknik yang baik, sehingga akan mampu
mengolah sikulit bundar dan bermain dengan baik. Sedangkan taktik adalah
suatu siasat atau pola pikir tentang bagaimana menerapkan teknik-teknik yang
telah dikuasai didalam bermain untuk menyerang lawan secara sportif guna
mencari kemenangan.
Tim yang dapat menjalankan taktik dengan baik akan mampu
merealisasikan ide permainan sepak bola, yaitu mencetak gol sebanyak-
banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya agar tidak
kebobolan. Kondisi fisik, teknik, dan taktik akan berjalan dengan baik apabila
memiliki mental yang kuat. Mental merupakan faktor terpenting dalam
7
permainan sepak bola. Ada yang berpendapat bahwa mental separuhnya dari
permainan sepak bola bahkan ada yang mengatakan lebih dari itu.
Selain dari faktor internal yang telah diuraikan di atas, faktor eksternal
akan mempengaruhi kualitas permainan sepak bola. Faktor eksternal itu antara
lain, pembinaan para pemain, kualitas pelatih, sarana dan prasarana yang
dimiliki, dan gizi para pemain. Proses pembinaan merupakan tugas dari
organisasi sekolah sepak bola tersebut. Misalnya, penyediaan dana untuk
seluruh kelengkapan yang dibutuhkan dalam proses latihan dan pertandingan
para pemain. Proses pembinaan itu akan dibantu oleh seorang pelatih. Pelatih
yang berkualitas akan mampu melahirkan pemain yang berkualitas juga.
Pelatih yang berkualitas, dalam proses nya harus didukung dengan sarana dan
prasarana yang lengkap. Seperti, lapangan yang bagus, bola yang cukup, dan
perlengkapan lain yang dibutuhkan.
Dari uraian di atas dapat kita lihat, sepak bola merupakan sebuah
permainan yang sangat membutuhkan kondisi fisik yang baik. Kondisi fisik
yang baik dibutuhkan dalam memadukan keterampilan teknik, taktik dan
mental pemain di dalam lapangan permainan. Dengan melihat kondisi fisik
merupakan komponen yang dominan dalam permainan sepak bola, maka
dibutuhkan latihan secara khusus untuk meningkatkan kondisi fisik para
pemain SSB Campago. Dalam pengamatan penulis, latihan kondisi fisik yang
diberikan oleh pelatih sangat kurang. Ini dapat dilihat dari program latihan
yang dijalankan oleh pelatih lebih banyak mengarah kepada peningkatan
kemampuan teknik, taktik dan mental para pemain.
8
Berdasarkan uraian yang telah peneliti kemukakan, maka peneliti
tertarik mengadakan penelitian terhadap permasalahan yang dikemukakan,
pada pemain sepak bola SSB Campago di Kecamatan V Koto Kampung
Dalam, Padang Pariaman.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Apakah kondisi fisik pemain SSB Campago sudah baik ?
2. Apakah keterampilan teknik pemain SSB Campago sudah baik ?
3. Apakah taktik bermain pemain SSB Campago sudah berjalan maksimal ?
4. Apakah gizi pemain SSB Campago sudah terpenuhi ?
5. Apakah sarana dan prasarana yang ada sudah lengkap ?
6. Apakah mental pemain SSB Campago sudah matang ?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terlihat bahwa permasalahan
dalam penelitian ini sangat luas. Oleh karena penulis menyadari adanya
keterbatasan kemampuan, tenaga, waktu dan dana yang dimiliki, maka
masalah penelitian ini terbatas pada : Kondisi Fisik Pemain Sepak Bola SSB
Campago di Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Padang Pariaman.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai
berikut :
9
1. Bagaimana tingkat daya tahan pemain SSB Campago ?
2. Bagaimana tingkat daya ledak otot tungkai pemain SSB Campago ?
3. Bagaimana tingkat kecepatan pemain SSB Campago ?
4. Bagaimana tingkat kelincahan pemain SSB Campago ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk melihat tingkat
kondisi fisik pemain SSB Campago yang meliputi :
1. Daya tahan
2. Daya ledak otot tungkai
3. Kecepatan
4. Kelincahan
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi :
1. Peneliti
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP.
2. Pelatih
Sebagai bahan pertimbangan dan tolak ukur dalam meningkatkan kondisi
fisik pemain SSB Campago.
3. Pengurus
Memberikan sumbangan yang berarti pada SSB Campago dalam membina
dan menciptakan bibit-bibit pemain sepak bola yang profesional dan
10
handal bagi perkembangan sepak bola di Sumatera Barat khususnya di
Padang Pariaman.
4. Mahasiswa
Sebagai bahan referensi untuk mengembangkan lebih luas penelitian yang
sejenis atau penelitian yang relevan.
11
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kajian Teori
1. Daya Tahan
a. Pengertian
Daya tahan (endurance) merupakan salah satu unsur kondisi fisik
yang sangat dibutuhkan dalam permainan sepak bola. Para ahli banyak
mengemukakan pendapat tentang pengertian daya tahan. Seperti yang
dikemukakan Johanssen dalam Arsil (2008:21), bahwa daya tahan
didefinisikan sebagai kemampuan untuk menahan kelelahan dan
cepatnya pulih setelah mengalami kelelahan. Dari pengertian itu, ada dua
kalimat kunci yang dapat dipahami yaitu kemampuan untuk menahan
kelelahan dan kemampuan untuk cepat pulih dalam melakukan aktivitas
olahraga.
Sedangkan Weineck dalam Syafruddin (1999:51), mengartikan daya
tahan sebagai kemampuan atlet mengatasi kelelahan fisik dan psikis
(mental). Syafruddin (2011:100), juga memberikan pengertian daya tahan
sebagai kemampuan seseorang mengatasi kelelahan akibat melakukan
kerja fisik dan psikis dalam waktu lama. Dari beberapa pengertian daya
tahan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa daya tahan adalah
kemampuan tubuh seorang atlet dalam mengatasi kelelahan ketika
melakukan kerja dan menerima pembebanan dalam waktu yang lama.
12
Dengan melihat pengertian daya tahan di atas, seorang pemain sepak
bola harus memiliki daya tahan yang sangat baik. Permainan sepak bola
merupakan suatu pekerjaan dengan pembebanan yang sangat berat.
Pembebanan itu berupa lari yang terus menerus dilakukan oleh pemain
sampai selesainya waktu pertandingan. Para pemain dituntut untuk dapat
bertahan melakukan permainan dalam waktu yang lama. Untuk
pertandingan dengan usia diatas 18 tahun, lamanya pertandingan 2x45
menit. Sedangkan untuk usia dibawah 15 tahun, 2x40 menit dan usia
dibawah 14 tahun 2x30 menit.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan
Menurut Jonath/Krempel dalam Syafruddin (2011:107), kemampuan
daya tahan ditentukan oleh kemampuan fungsi jantung, sistem peredaran
darah, metabolisme tubuh, sistem persyarafan, kemampuan organ-organ,
koordinasi gerakan, dan motivasi atau keinginan berprestasi.
1. Kemampuan Fungsi Jantung
Sebagai organ, jantung memiliki peran yang sangat besar terhadap
kemampuan daya tahan seorang atlet. Jantung merupakan organ yang
berfungsi memompakan darah ke seluruh tubuh. Apabila jantung
berfungsi dengan baik maka suplai darah ke otot-otot yang sedang
bekerja akan berjalan baik. Pada saat melakukan aktivitas olahraga, otot-
otot rangka yang sedang aktif bekerja menerima aliran darah 85% sampai
90% dari aliran darah total. Dengan demikian, organ jantung harus
13
bekerja optimal untuk memompakan darah sehingga otot-otot yang
sedang bekerja tidak kekurangan suplai darah.
2. Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah yang baik akan mensuplai aliran darah secara
maksimal ke seluruh otot-otot yang sedang bekerja. Dalam mensuplai
aliran darah, pembuluh darah (arteri) harus bekerja dengan baik untuk
membawa oksigen dan zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh otot-
otot dalam bekerja. Selain membawa darah bersih, pembuluh darah
(vena) juga akan membawa darah kotor dari otot-otot untuk
dikembalikan ke jantung. Berjalannya sistem peredaran darah dengan
baik akan mempengaruhi kemampuan daya tahan seorang atlet.
3. Sistem Persyarafan
Penurunan kapasitas kerja dari sistem syaraf pusat akan
menyebabkan gangguan terhadap fungsi syaraf yang ada pada tubuh.
Dengan terjadinya gangguan itu akan berdampak terhadap kemampuan
daya tahan.
4. Kemampuan Organ-Organ
Kemampuan daya tahan akan tergantung dari kemampuan organ-
organ yang ada dalam tubuh. Masing-masing organ memiliki peran dan
fungsi yang berbeda, sehingga dibutuhkan kerjasama dan kemampuan
organ-organ itu untuk mencapai daya tahan yang baik.
14
5. Motivasi dan Keinginan
Motivasi dan keinginan merupakan faktor psikologis atlet itu sendiri.
Seorang atlet yang memiliki motivasi dan keinginan yang tinggi akan
bekerja semaksimal mungkin dalam latihan maupun bertanding.
c. Bentuk Latihan Daya Tahan
Kemampuan daya tahan seorang atlet dapat dikembangkan dan
ditingkatkan melalui latihan dengan sistem fartlek dan interval training
(Harsono, 1988:22).
1. Fartlek
Fartlek yaitu latihan lari dengan “bermain-main dengan kecepatan”
untuk meningkatkan daya tahan kardiovaskular (Harsono, 1988:24).
Bentuk latihan fartlek dilakukan dengan lari jarak jauh seperti pada cross
country. Atlet bebas melakukan latihan ini dengan berbagai variasi
bentuk lari dan waktu latihan tidak dibatasi. Medan yang dipilih
sebaiknya mempunyai pemandangan indah dan sedikit rintangan dengan
lintasan yang berbeda-beda Kecepatan dan bentuk lari dapat diatur
dengan berbagai variasi, misalnya :
a. Mulai dengan lari lambat 5 - 10 menit.
b. Kecepatan yang konstan dan cukup tinggi.
c. Jalan cepat (istirahat aktif).
d. Lari lambat-lambat diselingi lari yang makin lama makin cepat.
e. Lari lambat-lambat diselingi 3-4 langkah mendadak cepat.
f. Naik bukit dengan kecepatan tinggi.
15
2. Interval Training
Interval trainning merupakan bentuk latihan yang diselingi dengan
istirahat tertentu. Bentuk latihan ini pada mulanya ditemukan oleh
seorang dokter yang juga coach atletik dari Jerman : dr. Woldemar
Cersshler. Interval trainning merupakan penyempurnaan dari fartlek
dengan memberikan koreksi secara teliti dalam ; menentukan jarak,
istirahat, banyaknya ulangan dan waktu latihan. Latihan interval juga
menggunakan prinsip penambahan beban latihan.
Contoh :
a. Jarak lari ditentukan : 1600 m (4 kali keliling lintasan lari).
b. Ulangan : 4 kali, berarti 4 X 400m.
c. Waktu untuk menempuh jarak (400 m) : 90 detik.
d. Waktu istirahat (recovery interval) : 120 detik.
Untuk lari pertama latihan boleh digunakan ulangan 2-3 kali
terlebih dahulu, kemudian untuk seterusnya 4 kali ulangan. Atlit
diharuskan menempuh jarak 400 m dengan waktu 90 detik, kemudian
jalan selama 120 detik, baru kemudian lari untuk putaran kedua,
istirahat lagi dan seterusnya sampai selesai 4 x 400 m lari.
Demikianlah untuk seterusnya latihan dilakukan akan tetapi waktu
istirahat makin lama makin dikurangi dari 120 detik menjadi 90 – 60 –
50 detik dan seterusnya sampai tujuan akhir tercapai yaitu lari 4 x 400
m tanpa istirahat = 1600 m.
16
Untuk memperberat latihan, disamping pengurangan waktu
istirahat dapat pula dengan meningkatkan bentuk istirahat dari jalan,
jalan cepat atau lari-lari kecil. Cara meningkatkan beban dapat pula
dengan memperberat salah satu dari faktor – faktor diatas
dikombinasikan, misalnya, jaraknya yang ditambah, ulangan yang
diperbanyak dan waktu dipercepat.
2. Daya Ledak Otot Tungkai
a. Pengertian
Daya ledak merupakan terjemahan dari kata explosive power atau
power (bahasa Inggris). Power adalah kekuatan yang dilakukan dengan
cepat (kekuatan x kecepatan), atau pengerahan gaya otot maksimum
dengan kecepatan maksimum (Sayuti Syahara, 2009:73). Jonath dan
Krempel dalam Syafruddin (2011:73) mendefinisikan daya ledak sebagai
kemampuan kombinasi kekuatan dengan kecepatan yang terealisasi
dalam bentuk kemampuan otot untuk mengatasi beban dengan kecepatan
kontraksi tinggi.
Menurut Harre dalam Nurhayati (2006:20), daya ledak adalah
kemampuan olahragawan untuk mengatasi tahanan dengan suatu
kecepatan kontraksi tinggi. Dari beberapa pengertian daya ledak diatas
dapat disimpulkan bahwa daya ledak otot tungkai adalah kemampuan
otot tungkai dalam mengatasi tahanan ketika melakukan aktivitas secara
cepat dan kuat untuk menghasilkan tenaga yang maksimal.
17
Daya ledak otot tungkai merupakan komponen kondisi fisik yang
sangat dibutuhkan dalam permainan sepak bola. Para pemain dituntut
untuk memiliki daya ledak otot tungkai yang sangat baik. Dengan daya
ledak yang baik para pemain akan mampu menciptakan gol dan peluang
terciptanya gol. Gol dapat tercipta melalui tendangan keras dan terarah
yang dilakukan oleh pemain ke gawang lawannya.
Selain melalui tendangan keras, pemain juga dapat menciptakan gol
melalui sundulan ke gawang lawan. Apabila pemain memiliki daya ledak
otot tungkai yang baik maka akan memiliki lompatan yang tinggi
sehingga setiap perebutan bola atas selalu dimenanginya. Dengan
demikian para pemain harus dapat mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan daya ledak otot tungkainya menjadi lebih baik.
Janssen, Schultz dan Bangertes dalam Nurhayati (2006:20-21),
berpendapat bahwa daya ledak otot tungkai dapat ditingkatkan dengan
cara :
a. Meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan atau menitik
beratkan pada kekuatan.
b. Meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan atau menitik
beratkan pada kecepatan.
c. Meningkatkan keduanya sekaligus, kecepatan dan kekuatan dilatih
secara simultan.
18
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Ledak Otot Tungkai
Daya ledak merupakan perkalian antara kekuatan dan kecepatan.
Kekuatan dan kecepatan akan mempengaruhi daya ledak seorang pemain
sepak bola. Seperti yang dikemukakan Nossek dalam Arsil (2008:74),
bahwa faktor yang mempengaruhi daya ledak adalah kekuatan dan
kecepatan kontraksi.
Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan
terhadap suatu tahanan (Harsono, 1988:25). Dalam melakukan kontraksi,
kemampuan otot tentu dipengaruhi oleh faktor lain yaitu, penampang
serabut otot, jumlah serabut otot, struktur dan bentuk otot, panjang otot,
kecepatan kontraksi otot, tingkat peregangan otot, tonus otot, koordinasi
di dalam otot, koordinasi antara otot-otot tubuh yang bekerja sama pada
suatu gerakan yang dilakukan, dan motivasi (Jonath dan Krempel dalam
Syafruddin, 2011:82).
Sedangkan kecepatan merupakan kemampuan seorang atlet dalam
melakukan gerakan-gerakan dan berpindah tempat dari satu titik ke titik
lainnya dalam waktu yang sangat cepat. Kemampuan kecepatan itu
dipengaruhi oleh kelenturan, tipe tubuh, usia dan jenis kelamin (Astrand
dalam Arsil, 2008:75).
c. Bentuk Latihan Daya Ledak Otot Tungkai
Kemampuan daya ledak otot tungkai dapat ditingkatkan dengan
latihan pliometrik. Latihan pliometrik merupakan metode latihan untuk
meningkatkan daya ledak otot dengan bentuk kombinasi latihan
19
isometrik dan isotonik (eksentrik-kosentrik) yang mempergunakan
pembebanan dinamik (Johansyah Lubis, 2011). Beberapa bentuk latihan
pliometrik :
1. Latihan pliometrik dengan menggunakan satu kaki sebagai tumpuan.
Sumber : Johansyah Lubis (2011).
2. Latihan pliometrik dengan menggunakan dua kaki sebagai tumpuan.
Sumber : Johansyah Lubis (2011).
3. Jumps in place
Dimulai dengan berdiri pada satu posisi, dengan kedua kaki
kemudian melakukan lompatan yang kembalinya ke posisi semula.
Sumber : Johansyah Lubis (2011).
4. Standing Jump Over Barrier
Dimulai dengan berdiri pada dua kaki selebar bahu, kemudian
melakukan lompatan ke depan dengan melewati penghalang dengan
20
kaki ditekuk dan mendarat pada dua kaki, badan harus tetap pada
garis lurus.
Sumber : Johansyah Lubis (2011).
3. Kecepatan
a. Pengertian
Secara Fisiologis, kecepatan dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk melakukan gerakan-gerakan dalam satu satuan waktu tertentu yang
ditentukan oleh fleksibilitas tubuh, proses sistem persarafan dan
kemampuan otot. Sedangkan secara fisikalis kecepatan dapat diartikan
sebagai jarak dibagi waktu, dan hasil dari pengaruh kekuatan terhadap
tubuh yang bergerak, dimana kekuatan dapat mempercepat gerakan tubuh
(Jonath dan Krempel dalam Syafruddin, 1999:43).
Kecepatan juga dapat diartikan sebagai kemampuan berpindah dari
satu tempat, ke tempat lain dalam waktu paling singkat (Sayuti Syahara,
2009:73). Perpindahan tempat bisa berupa perpindahan tubuh secara
keseluruhan, bisa juga berupa perpindahan sebagian tubuh. Kecepatan
berkaitan dengan waktu, frekuensi gerak dan jarak perpindahan (Hendri,
2010:51). Suharno HP dalam Nugroho (2005:13) mendefinisikan
kecepatan sebagai kemampuan atlet melakukan gerakan-gerakan dengan
21
waktu yang sesingkat-singkatnya untuk mencapai hasil yang sebaik-
baiknya.
Beberapa pengertian itu dapat kita ambil sebuah definisi bahwa
kecepatan adalah kemampuan seseorang atau individu untuk melakukan
perpindahan dari satu titik ke titik yang lainnya melalui gerakan-gerakan
yang dihasilkan dari kontraksi otot dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya.
Dalam permainan sepak bola, kecepatan merupakan elemen yang
sangat penting yang harus dimiliki oleh seorang pemain. Seorang pemain
mampu menggiring bola dengan cepat sambil melewati lawan-lawannya,
dan berupaya merebut bola yang sedang dikuasai oleh lawannya.
Dengan kecepatan yang tinggi, pemain akan mampu melakukan
serangan balik dengan cepat untuk mencari celah dan menjebolkan bola
ke gawang lawan. Ketika terjadi serangan balik yang akan mengancam
daerah pertahanannya, pemain yang mempunyai kecepatan tinggi mampu
untuk melakukan antisipasi dengan kembali ke daerah pertahanannya
untuk menggagalkan serangan lawan dan menutup celah dari
kemungkinan terjadinya gol ke gawangnya sendiri.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan
Kemampuan kecepatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu
kekuatan otot, viskositas otot, kecepatan reaksi, kecepatan kontraksi,
koordinasi dan ciri-ciri anthropometri (Jonath/Krempel dalam
Syafruddin, 2011:94).
22
1. Kekuatan Otot
Yaitu kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot, merupakan
suatu kemampuan untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu
tahanan. Kekuatan otot sangat penting untuk meningkatkan
kemampuan kecepatan para pemain.
2. Kecepatan Reaksi
Kecepatan reaksi merupakan waktu tersingkat yang dibutuhkan
untuk memberikan reaksi setelah menerima suatu rangsangan.
3. Kecepatan Kontraksi
Kecepatan kontraksi lebih ditentukan oleh jenis serabut otot
putih/cepat (fast twitch) dibanding jenis serabut otot merah/lambat
(slow twitch), (Syafruddin, 2011:95).
4. Koordinasi
Koordinasi merupakan hubungan yang harmonis dari berbagai
faktor yang terjadi pada suatu gerakan agar gerakan tersebut menjadi
efisien dan efektif.
5. Ciri-ciri Anthropometri
Ciri-ciri anthropometri akan mempengaruhi kecepatan seorang
atlet, seperti perbandingan panjang tungkai dengan badan dan panjang
lengan.
23
c. Bentuk Latihan Kecepatan
Beberapa bentuk latihan kecepatan :
1. Lari interval (interval training), menempuh jarak yang relatif pendek,
misalnya jarak 40 m. Contoh rencana latihan lari interval menempu
jarak pendek :
a. Jarak tempuh : 40 meter
b. Waktu tempuh yang harus dicapai : 6 – 8 detik
c. Pengulangan : 10 kali
2. Lari akselerasi (acceleration running), meliputi :
a. Kombinasi lari pelan (jogging) dan lari cepat (sprint).
b. Kombinasi lari akselerasi (acceleration running) diselingi lari
deselerasi (deceleration running).
Contoh rencana latihan lari akselerasi :
a. Jarak tempuh : 40 meter, terdiri atas 10 meter lari pelan, 10
meter lari sedang dan 20 meter lari cepat.
b. Waktu tempuh : 8 – 10 detik
c. Pengulangan : 10 kali
c. Lari naik bukit (uphill running), lari jenis ini bertujuan
mengembangkan kekuatan otot-otot tungkai.
4. Kelincahan
a. Pengertian
Kelincahan berasal dari kata lincah. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1984:599) lincah berarti selalu bergerak, tidak dapat diam,
24
tidak tenang, tidak tetap. Sedangkan menurut Harsono (1993:14), orang
yang lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merubah
arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu yang sedang
bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi
tubuhnya.
Menurut M Sajoto (1988:55), kelincahan adalah kemampuan
merubah arah dengan cepat pada waktu bergerak dengan kcepatan tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang
untuk melakukan perubahan arah secepat-cepatnya dalam keadaan
bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi
tubuhnya.
Kelincahan merupakan unsur kondisi fisik yang sangat penting dalam
sepak bola. Dalam melakukan teknik dengan baik dan taktik yang telah
direncakan, kelincahan yang baik sangat dibutuhkan. Seorang pemain
harus mampu membawa bola dengan cepat dan arah yang berbeda-beda
untuk melindungi bola agar tidak direbut oleh pemain lawan.
Aplikasi kelincahan dalam lapangan sangat terlihat ketika
menjalankan suatu taktik penyerangan. Para pemain dituntut untuk
mampu mengotak-atik pertahanan lawan untuk dapat menciptakan gol.
Pertahanan lawan yang kokoh akan mampu untuk didobrak jika pemain
memiliki kelincahan yang baik.
25
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelincahan
Menurut Suharno dalam Sudarso (2005:12) faktor penentu baik
tidaknya kelincahan adalah kecepatan reaksi, kemampuan mengatur
keseimbangan, kemampuan mengkoordinasi gerakan-gerakan, tergantung
kelentukan sendi-sendi, kemampuan mengerem gerakan-gerakan
motorik. Selain itu, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kelincahan
yaitu :
1. Usia.
Menurut M. Sajoto (1988:55) dengan tes Shuttle Run 30 feet,
menunjukkan bahwa anak laki – laki rata – rata makin bertambah
baik mulai usia 12 tahun, sedang anak wanita tidak lagi bertambah
baik setelah usia 13 tahun.
2. Jenis kelamin
Anak pria memperlihatkan kelincahan yang lebih baik dari pada
wanita sebelum mereka mencapai usia pubertas. Setelah pubertas
perbedaan tersebut lebih mencolok.
3. Berat badan
Berat badan yang berlebihan secara langsung akan
mengurangi kelincahan. Ini dikarenakan berat badan akan menambah
beban ketika akan melakukan gerakan.
4. Kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi kelincahan, karena orang
yang lelah akan menurun kecepatan lari dan koordinasinya. Selain
26
itu, kelelahan akan mengakibatkan kerja otot pengalami penurunan
sehingga kelincahan yang dihasilkan tidak maksimal.
c. Bentuk Latihan Kelincahan
Untuk melatih kelincahan tubuh, ada beberapa bentuk latihan yang
dapat dipraktikkan, diantranya sebagai berikut :
1. Lari Bolak-Balik (Shuttle Run)
Latihan dilakukan dengan cara berlari bolak-balik secepatnya dari
titik yang satu ke titik yang lainnya sebanyak sepuluh kali. Setiap kali
sampai di satu titik, berusahalah membalikkan badan secepatnya
untuk berlari ke titik yang lain.
Dalam pelaksanaan, perhatikanlah hal-hal berikut ini :
a. Jarak antara kedua titik sekitar 4-5 m. Jangan terlalu jauh agar
tidak mengalami kelelahan sebelum menyelesaikan lari tersebut.
b. Jumlah ulangan lari bolak-balik tidak boleh terlalu banyak.
Ulangan lari yang terlalu banyak akan menyebabkan kelelahan
yang akan mempengaruhi kelincahan pelari.
2. Lari Zig-Zag
Latihan lari zig-zag hampir sama dengan lari bolak-balik.
Bedanya, pada lari zig-zag, pelari harus melewati beberapa titik
misalnya sepuluh titik. Pelari melewati titik-titik tersebut dengan alur
zig-zag. Jarak antara titik tidak boleh terlalu jauh agar pelari tidak
mengalami kelelahan sehingga akan mempengaruhi kelincahan.
27
3. Squat Thrust
Gerakan lain yang dapat melatih kelincahan adalah squat thrust.
Langkah-langkah latihan gerakan ini adalah sebagai berikut:
a. Berdiri tegak, lurus, dan pandangan ke depan.
b. Kemudian, segera berjongkok dengan tangan ditempelkan di lantai.
c. Masih pada posisi jongkok dan tangan di lantai, lemparkan kaki ke
belakang. Posisi tubuh berubah menjadi lurus seperti posisi push-
up.
d. Setelah itu, tarik kaki ke depan dengan cara melemparkannya ke
depan antara kedua tangan.
e. Kembali berdiri dengan tegak.
b. Lari Rintangan (Obstacle Run)
Istilah lari rintangan digunakan karena pelari harus berlari
secepat-cepatnya melalui rintangan-rintangan, baik dengan cara
melompati, memanjat, maupun mengelilinginya, sesuai dengan yang
diinstruksikan. Latihan lari rintangan ini dapat dilakukan di dalam
ruangan yang cukup luas atau di lapangan.
Salah satu jenis latihan yang termasuk lari rintangan adalah down
the line-drill. Langkah-langkah latihan down the line-drill :
a. Buatlah beberapa garis di sebuah lapangan dengan jarak antar
garis sekitar 4 – 5 m.
b. Larilah menuju garis-garis tersebut.
c. Saat tiba di suatu garis, ubahlah cara larinya, misalnya dengan
28
cara mundur, maju, atau menyamping sesuai dengan yang
diinstruksikan.
B. Kerangka Konseptual
Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga
permainan yang memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dengan
cabang olahraga lainnya. Salah satu karakteristiknya adalah dimainkan di
lapangan yang luas dalam waktu dan jumlah pemain yang ditentukan.
Untuk mengatasi lapangan, waktu yang ditentukan serta jumlah pemain
yang ada, maka diperlukan kemampuan yang mendasar yaitu kondisi fisik.
Dalam sepak bola kondisi fisik merupakan kemampuan fisik yang
dimiliki oleh seorang pemain seperti memiliki kekuatan menendang dan
melompat, daya tahan aerobik dan anaerobik, kecepatan berlari, kelincahan
dalam menggiring bola, kelentukan tubuh bergerak sehingga dapat
mendukung pelaksanaan teknik dan taktik dalam mewujudkan
keberhasilan bermain sepak bola.
Daya tahan merupakan unsur kondisi fisik yang harus dimiliki oleh
seorang pemain sepak bola. Para pemain harus memiliki tingkat daya
tahan yang baik. Pemain dituntut untuk mampu bermain dan bertahan
dalam waktu yang cukup lama. Selain daya tahan, para pemain harus
memiliki kemampuan daya ledak yang baik. Dengan daya ledak yang baik,
pemain mampu melakukan tendangan ke gawang dengan keras sehingga
laju bola yang dihasilkan sangat cepat dan kemungkinan terjadinya gol
semakin lebih besar. Selain menghasilkan tendangan yang kuat, dengan
29
daya ledak yang baik para pemain akan memiliki lompatan yang tinggi
sehingga mampu untuk bersaing dengan lawan dalam bola atas.
Komponen yang juga dibutuhkan yaitu kecepatan. Sebuah tim harus
mampu melakukan serangan balik dengan cepat dan bertahan dalam
mengantisipasi serangan balik dari lawan. Sehingga dibutuhkan kecepatan
yang tinggi dalam melakukannya dengan maksimal. Kemudian dalam
bermain sepak bola juga dibutuhkan kelincahan yang baik. Kelincahan
yang baik dapat mengorganisir permainan sepak bola. Misalnya, dalam
melakukan penyerangan para pemain dituntut untuk dapat mengotak-atik
pertahanan lawan sehingga dapat tercipta peluang untuk menciptakan gol
ke gawang lawan.
Bertitik tolak dari kajian teori yang telah dijelaskan bahwa kondisi
fisik sangatlah penting bagi seorang pemain sepak bola karena kondisi
fisik yang baik merupakan pondasi yang diperlukan untuk menguasai
komponen-komponen lainnya seperti teknik, taktik dan strategi serta
mental. Untuk itu perlu ditinjau kembali bagaimana tingkat kondisi fisik
pemain sepak bola SSB Campago demi mewujudkan prestasi yang lebih
baik untuk masa yang akan datang.
30
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka konseptual sebagai
berikut :
Gambar 1. Kerangka Konseptual
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kajian teori di atas maka pertanyaan dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana tingkat daya tahan pemain SSB Campago ?
2. Bagaimana tingkat daya ledak otot tungkai pemain SSB Campago ?
3. Bagaimana tingkat kecepatan pemain SSB Campago ?
4. Bagaimana tingkat kelincahan pemain SSB Campago ?
Daya Tahan
Kelincahan
Kecepatan
Kondisi Fisik
Daya LedakOtot Tungkai
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dimana peneliti hanya
memaparkan kondisi fisik pemain SSB Campago Kampung Dalam. Seperti
yang dikemukakan oleh Zafri (1999:16) bahwa penelitian deskriptif adalah
penelitian yang daya simpulnya hanya berlaku sepanjang objek yang diteliti
saja atau penelitian yang memiliki data dan gejala tersebut masih ada
sekarang.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan data penelitian ini dilaksanakan di lapangan sepak bola
Kampung Dalam Padang Pariaman pada bulan Desember 2011 - Januari
2012, setelah disetujui dalam seminar proposal.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan pemain SSB Campago
yang terdaftar dan aktif mengikuti latihan, seperti yang terlihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 1. Jumlah Pemain SSB Campago
No. Umur (Tahun) Jumlah (orang)
1.
2.
3.
U-12
U-15
U-18
25
35
20
Jumlah 80
32
2. Sampel dan Teknik Sampling
Sugiyono (2009:118) mengatakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam
pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling,
yakni pengambilan sampel atas tujuan tertentu untuk memenuhi keinginan
dan tujuan penelitian. Berdasarkan populasi yang ada maka sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah pemain kelompok umur 15 tahun
sebanyak 35 orang. Kelompok umur 15 tahun yang diambil karena pada umur
inilah latihan kondisi fisik secara kontiniu mulai diberikan oleh pelatih.
D. Definisi Operasional
Agar penelitian ini tidak menyimpang dan terjadi salah pengertian dari
yang diteliti, maka perlu penegasan terhadap istilah sebagai berikut :
1. Daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kerja dalam
waktu yang relatif lama. Daya tahan diukur dengan tes lari 2,4 km dan
satuannya menit dan detik.
2. Daya ledak otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai untuk mengatasi
tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan
yang utuh. Daya ledak otot tungkai diukur dengan standing broad jump
dan satuannya cm.
3. Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan diukur dengan tes lari cepat
30 meter dan satuannya detik.
33
4. Kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah dari satu
posisi ke posisi lainnya dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerakan
yang baik. Kelincahan diukur dengan tes zig-zag run dan satuannya detik.
E. Jenis dan Sumber Data
1). Jenis Data
Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer adalah data yang diambil langsung melalui tes kondisi
fisik pemain SSB Campago, sedangkan data sekunder adalah data berupa
dokumentasi yang diambil dari pengurus seperti jumlah pemain, umur pemain
dan nama-nama pemain SSB Campago Kampung Dalam.
2). Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diambil langsung sumbernya
dari pemain SSB Campago tersebut melalui tes dan pengukuran.
F. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
instrumen tes masing-masing sub varibel sebagai berikut :
1. Daya tahan diukur dengan tes lari 2,4 km.
2. Daya ledak otot tungkai diukur dengan tes standing broad jump.
3. Kecepatan diukur dengan tes lari cepat 30 meter.
4. Kelincahan diukur dengan Zig-Zag Run Test.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes Daya Tahan diukur dengan tes lari 2,4 km. (Wahjoedi, 2001:72).
34
a. Tujuan : Untuk mengukur daya tahan pemain SSB
Campago.
b. Alat : Lintasan lari, bendera start, stopwatch dan
meteran, alat tulis.
c. Pelaksanaan : Peserta tes (testee) berlari secepat mungkin
sepanjang lintasan (jarak tempuh 2,4 km), apabila tidak mampu berlari
secara terus menerus, maka dapat diselingi dengan jalan kaki kemudian
lari lagi, peserta tes tidak diperbolehkan berhenti atau istirahat minum
selama pengukuran sedang berlangsung dan apabila berhenti dinyatakan
gagal.
d. Penilaian : Waktu terbaik yang ditempuh dari saat start sampai
melampaui garis finish sepanjang 2,4 km dicatat sebagai skor akhir
peserta tes.
Tabel 2. Norma Lari 2,4 km.
Kategori Waktu Tempuh (menit, detik)
13 – 19 tahunBaik Sekali < 09.40
Baik 09.41 – 10.48
Sedang 10.49 – 12.10
Kurang 12.11 – 15.30
Sangat Kurang > 15.31
Sumber : Wahjoedi (2001:72).
35
2. Tes daya ledak otot tungkai diukur dengan tes standing broad jump. (Rusli
Lutan, 1991:223).
a. Tujuan : Untuk mengukur daya ledak otot tungkai pemain SSB
Campago.
b. Alat : Tempat lompatan, meteran, alat tulis.
c. Pelaksanaannya :
Testee berdiri di belakang garis batas dengan lutut ditekuk sampai
membentu sudut 45o, kedua lengan lurus ke belakang. Kemudian testee
menolak ke depan dengan kedua kaki sekuat-kuatnya dan mendarat
dengan kedua kaki. Testee diberi kesempatan 3 kali percobaan.
d. Penilaian : Jarak lompatan terbaik dari 3 kali percobaan yang diukur
mulai dari garis batas memulai tolakan sampai batas tumpuan
kaki/badan yang terdekat dengan garis batas.
Tabel 3. Norma Tes Standing Broad Jump
Sumber : Jhonson dan Nelson 2000.
3. Tes Kecepatan diukur dengan tes lari cepat (sprint) 30 meter. (Arsil,
2009:92).
a. Tujuan : Untuk mengukur kecepatan pemain SSB Campago.
Kategori Skor (cm)
Baik Sekali 280 - 315
Baik 254 – 279
Sedang 220 – 253
Kurang 190 – 219
Kurang Sekali < 189
36
b. Alat : Stop watch, meteran, lintasan 30 meter, pluit, bendera
start.
c. Pelaksanaannya :
1. Para pemain berdiri di belakang garis start.
2. Pada aba-aba “bersedia” pemain tersebut siap melakukan start dengan
menempatkan salah satu kaki di garis start tanpa menyentuh garis start.
3. Aba-aba “ya” pemain berlari secepat mungkin meninggalkan garis start
menuju garis finish.
4. Kecepatan lari dihitung dari saat aba-aba “ya”.
5. Pencatat waktu dilakukan sampai dengan persepuluh detik bila
memungkinkan dicatat sampai perseratus detik.
6. Tes dilakukan dua kali, testee melakukan tes berikutnya setelah berselang
minimal satu pelari dan kecepatan terbaik dihitung.
7. Data kecepatan adalah waktu tempuh yang dihitung dalam satuan ukuran
detik.
d. Penilaian Tes
Tabel 4. Norma Lari 30 meterNo. Prestasi (detik) Norma
1. 3.58 – 3.91 detik Baik Sekali
2. 3.92 – 4.34 detik Baik
3. 4.35 – 4.72 detik Cukup
4. 4.73 – 5.11 detik Kurang
5. 5.12 – 5.50 detik Kurang Sekali
Sumber : Perkembangan Olahraga Terkini dalam Arsil (2009:93).
37
4. Tes Kelincahan diukur dengan tes zig-zag run. (Arsil, 2008:176).
a. Tujuan : Untuk mengukur kelincahan pemain SSB Campago
b. Alat : Tiang/tongkat kayu/patok, lapangan, stop watch, pluit, dan alat-
alat tulis.
c. Pelaksanaan :
1. Tester mempersiapkan alat-alat tes.
2. Tester memberikan informasi kepada testee.
3. Testee berdiri di belakang garis start.
4. Tester memberikan aba-aba “ya”
5. Testee segera lari secepat mungkin mengikuti arah panah sesuai dengan
diagram sampai batas finish dan pada saat itu pula tester menghidupkan
stop watch sebagai alat ukur pencatat waktu.
6. Waktu terbaik dari 2 kali percobaan dicatat sebagai data penelitian.
d. Penilaian Tes
Tabel 5. Norma Standarisasi untuk kelincahan
No. Kelas Interval Kategori
1. < 12.10 detik Baik Sekali
2. 12.11 – 13.53 detik Baik
3. 13.54 – 14.96 detik Cukup
4. 14.97 – 16.39 detik Kurang
5. > 16.40 detik Kurang Sekali
Sumber : Perkembangan Olahraga Terkini dalam Arsil (2008:96).
38
H. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Sebelum penelitian ini dilaksanakan, peneliti menyiapkan segala sesuatu
yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, antara lain :
a. Membuat Proposal Penelitian.
b. Menentukan jadwal penelitian.
c. Mendapatkan surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu
Keolahragaan dan Jurusan, serta tempat penelitian.
d. Menyiapkan tenaga pembantu dan pengawas ahli untuk memperlancar
penelitian dalam pengambilan data.
e. Menyiapkan alat dan persiapan format isi data.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Mengumpulkan pemain yang ditunjuk sebagai sampel.
b. Memberikan pengarahan atau informasi.
c. Melakukan pemanasan.
d. Melakukan tes.
e. Mengumpulkan dan mengelompokkan data.
f. Mengolah data.
g. Membuat kesimpulan tentang hasil penelitian yang telah diselesaikan.
3. Tenaga Pembantu
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti dibantu oleh orang-orang yang
profesional yang memiliki latar belakang sebagai mahasiswa di Fakultas
39
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang sehingga data yang
diperoleh berjalan dengan baik. Berikut nama tim penelitian :
1. Drs. Helmi Untung : Pelatih SSB Campago
2. Husnul Hadi : Koordinator
3. Riki Rianto : Anggota
4. Nawa Azhari : Anggota
5. Almisbachalfif Idrat : Anggota
I. Teknik Analisis Data
Setelah semua data berhasil dikumpulkan kemudian diolah, karena jenis
penelitian ini bersifat deskriptif maka teknik analisis yang dapat digunakan
adalah dengan menggunakan teknik distribusi frekwensi (statistic deskriptif),
seperti yang diungkapkan Zafri (1999:82) bahwa statistik deskriptif hanya
menggambarkan data yang sedang diolah saja.
Ditambahkan bahwa teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan
tabulasi frekuensi dan rata-rata dengan rumus persentase. Pemakaian
persentase berarti berusaha melihat kecendrungan dari sejumlah data atau
skor berdasarkan kategori yang telah ada. Rumus persentase sebagai berikut :
f
p = X 100%
N
Keterangan :
p = Angka persentase
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N = Jumlah frekuensi/banyaknya individu.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan deskripsi data dan pembahasan dari penelitian
yang dilakukan. Data sesuai dengan hasil faktual di lapangan apa adanya. Hasil
data ini merupakan gambaran tentang kondisi fisik yang dimiliki oleh pemain
SSB Campago yang terdiri dari unsur daya tahan, daya ledak otot tungkai,
kecepatan dan kelincahan.
A. Deskripsi Data
Deskripsi data tentang kondisi fisik yang dimiliki oleh pemain SSB
Campago terdiri atas variabel daya tahan, daya ledak otot tungkai, kecepatan
dan kelincahan.
1. Daya Tahan
Berdasarkan hasil tes dan pengukuran daya tahan pemain SSB Campago
dengan menggunakan tes lari 2,4 km, jika disesuaikan dengan norma
standarisasi lari 2,4 km diperoleh distribusi frekuensi yang dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Pemain SSB Campago.
No.Kelas Interval(menit, detik)
FrekuensiKategori
Absolut (Fa) Relatif (%)1.
2.
3.
4.
5.
< 09.40
09.41 – 10.48
10.49 – 12.10
12.11 – 15.30
> 15.31
0
0
2
25
8
0,00%
0,00%
5,71%
71,43%
22,86%
Baik Sekali
Baik
Sedang
Kurang
Sangat Kurang
Jumlah 35 100% -
41
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, diperoleh rata-rata tingkat
daya tahan pemain SSB Campago 13.96 (13 menit 96 detik) dengan
kategori kurang. Nilai maksimum diperoleh 17.00 (17 menit) dengan
kategori sangat kurang. Dan nilai minimum 11.58 (11 menit 58 detik)
dengan kategori sedang. Diperoleh modus 13.50 (13 menit 50 detik) dengan
kategori kurang dan mediannya 13.55 (13 menit 55 detik) dengan kategori
kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram dibawah ini :
Gambar 2. Histogram Distribusi Daya Tahan Pemain SSB Campago
Berdasarkan histogram di atas, dari 35 orang pemain SSB Campago, 2
orang (5,71 %) memiliki daya tahan sedang dengan kejaran waktu 10.49 –
12.10 (menit, detik), 25 orang (71,43 %) memiliki daya tahan kurang
dengan waktu 12.11 – 15.30 (menit, detik) dan 8 orang (22,86 %) memiliki
daya tahan sangat kurang dengan waktu > 15.31 (menit, detik) tergolong.
Sedangkan pemain yang memiliki daya tahan dengan kategori baik sekali
5,71%
71,43%
22,86%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Baik Sekali Baik Sedang Kurang Sangat Kurang
Pers
enta
sePe
rsen
tase
Kategori
Pers
enta
se
Kategori
42
dan baik tidak ada (0 %). Dari data tersebut dapat disimpulkan rata-rata
daya tahan yang dimiliki para pemain SSB Campago berada pada kategori
kurang dengan persentase 71,43%.
2. Daya Ledak Otot Tungkai
Berdasarkan hasil tes dan pengukuran daya ledak otot tungkai pemain
SSB Campago dengan menggunakan tes standing broad jump, jika
disesuaikan dengan norma standarisasi standing broad jump diperoleh
distribusi frekuensi yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Daya Ledak Otot Tungkai Pemain SSBCampago.
No.Kelas Interval
(cm)Frekuensi
KategoriAbsolut (Fa) Relatif (%)
1.
2.
3.
4.
5.
280 – 315
254 – 279
220 – 253
190 – 219
< 189
0
0
2
16
17
0,00%
0,00%
5,71%
45,71%
48,58%
Baik Sekali
Baik
Sedang
Kurang
Sangat Kurang
Jumlah 35 100% -
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, diperoleh rata-rata tingkat
daya ledak otot tungkai pemain SSB Campago berada pada kategori sangat
kurang dengan nilai 184.86 cm. Nilai maksimum diperoleh 220 cm dengan
kategori sedang. Dan nilai minimum 150 cm dengan kategori sangat kurang.
Diperoleh modus 200 cm dengan kategori kurang dan mediannya 190
dengan kategori kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram
dibawah ini :
43
Gambar 3. Histogram Distribusi Daya Ledak Otot Tungkai PemainSSB Campago.
Berdasarkan histogram di atas, dari 35 orang pemain SSB Campago, 2
orang (5,71 %) memiliki daya ledak otot tungkai 220 – 253 cm tergolong
sedang, 16 orang (45,71 %) memiliki daya ledak otot tungkai 190 – 219 cm
tergolong kurang dan 17 orang (48,58 %) memiliki daya ledak otot tungkai
<189 cm tergolong sangat kurang. Sedangkan pemain yang memiliki daya
ledak otot tungkai dengan kategori baik sekali dan baik tidak ada (0 %).
Dari data di atas dapat disimpulkan rata-rata daya ledak otot tungkai pemain
SSB Campago berada pada kategori sangat kurang dengan persentase
48,58%.
3. Kecepatan
Berdasarkan hasil tes dan pengukuran kecepatan pemain SSB Campago
dengan menggunakan tes lari cepat 30 meter, jika disesuaikan dengan norma
5,71%
45,71%48,58%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Baik Sekali Baik Sedang Kurang Sangat Kurang
Kategori
Pers
enta
se
44
standarisasi kecepatan diperoleh distribusi frekuensi yang dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Kecepatan Pemain SSB Campago.
No.Kelas Interval
(detik)Frekuensi
KategoriAbsolut (Fa) Relatif (%)
1.
2.
3.
4.
5.
3.58 – 3.91
3.92 – 4.34
4.35 – 4.72
4.73 – 5.11
5.12 – 5.50
0
0
7
9
19
0,00%
0,00%
20,00%
25,71%
54,29%
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
Jumlah 35 100% -
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, rata-rata tingkat kecepatan
pemain SSB Campago 5.13 detik dengan kategori kurang sekali. Nilai
maksimum diperoleh 5.98 detik dengan kategori kurang sekali. Dan nilai
minimum 4.39 detik dengan kategori cukup. Diperoleh modus 4.89 detik
dengan kategori kurang dan mediannya 5.20 dengan kategori kurang sekali.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram dibawah ini :
45
Gambar 4. Histogram Distribusi Kecepatan Pemain SSB Campago
Berdasarkan histogram di atas, dari 35 orang pemain SSB Campago, 7
orang (20,00 %) memiliki kecepatan 4.35 – 4.72 detik tergolong cukup, 9
orang (25,71 %) memiliki kecepatan 4.73 – 5.11 detik tergolong kurang dan
19 orang (54,29 %) memiliki kecepatan 5.12 – 5.50 detik tergolong kurang
sekali. Sedangkan pemain yang memiliki kecepatan dengan kategori baik
sekali dan baik tidak ada (0 %). Dari data di atas dapat disimpulkan rata-rata
kecepatan pemain SSB Campago berada pada kategori kurang sekali dengan
persentase 54,29%.
4. Kelincahan
Berdasarkan hasil tes dan pengukuran kelincahan pemain SSB Campago
dengan menggunakan tes lari zig zag (zig zag run), jika disesuaikan dengan
norma standarisasi kelincahan diperoleh distribusi frekuensi yang dapat
dilihat pada tabel berikut :
20,00%25,71%
54,29%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Pers
enta
se
Kategori
46
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Kelincahan Pemain SSB Campago.
No.Kelas Interval
(detik)Frekuensi
KategoriAbsolut (Fa) Relatif (%)
1.
2.
3.
4.
5.
< 12.10
12.11 – 13.53
13.54 – 14.96
14.97 – 16.39
> 16.40
0
1
9
22
3
0,00%
2,86%
25,71%
62,86%
8,57%
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
Jumlah 35 100% -
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, diperoleh rata-rata tingkat
kelincahan pemain SSB Campago 15.27 detik dengan kategori kurang. Nilai
maksimum diperoleh 16.99 detik dengan kategori kurang sekali. Dan nilai
minimum 13.44 detik dengan kategori baik. Diperoleh modus 15.53 detik
dengan kategori kurang dan mediannya 15.23 detik dengan kategori kurang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram dibawah ini :
Gambar 5. Histogram Distribusi Kelincahan Pemain SSB Campago
2,86%
25,71%
62,86%
8,57%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Pers
enta
se
Kategori
47
Berdasarkan histogram di atas, dari 35 orang pemain SSB Campago, 1
orang (2,86 %) memiliki kelincahan 12.11 – 13.53 detik tergolong baik, 9
orang (25,71 %) memiliki kelincahan 13.54 – 14.96 detik tergolong cukup,
22 orang (62,86 %) memiliki kelincahan 14.97 – 16.39 detik tergolong
kurang, dan 3 orang (8,57 %) memiliki kelincahan >16.40 detik tergolong
kurang sekali. Sedangkan pemain yang memiliki kelincahan dengan
kategori baik sekali tidak ada (0 %). Dari data di atas dapat disimpulkan
rata-rata kelincahan pemain SSB Campago berada pada kategori kurang
dengan persentase 62,86%.
B. Pembahasan
Berdasarkan deskripsi dan analisis data mengenai kondisi fisik pemain
sepak bola SSB Campago yang terdiri dari unsur daya tahan, daya ledak otot
tungkai, kecepatan dan kelincahan, maka pada bagian ini akan dijawab
pertanyaan penelitian sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang telah
dikemukakan sebelumnya. Berikut uraian jawaban dari pertanyaan penelitian :
1. Rata – rata tingkat daya tahan yang dimiliki pemain sepak bola SSB
Campago 13.96 ( 13 menit 96 detik) dengan kategori kurang. Sebagai
pemain sepak bola harus memiliki daya tahan yang baik. Daya tahan yang
baik sangat dibutuhkan dalam permainan sepak bola. Ini didasarkan pada
lamanya pertandingan dalam permainan sepak bola. Dalam Peraturan
Umum Pertandingan PSSI pasal 19 tentang Pelaksanaan Pertandingan butir
9 telah dijelaskan bahwa “Lama pertandingan kompetisi untuk batasan Usia
dibawah 15 tahun dilaksanakan selama 2x40 menit dengan istirahat 10
48
menit diantara kedua babak”(2008:15). Waktu 2x40 menit merupakan
waktu yang cukup lama yang harus ditempuh dalam menyelesaikan
pertandingan oleh pemain yang berusia dibawah 15 tahun. Dalam waktu itu,
para pemain harus mampu bermain dengan baik dalam menampilkan
kemampuan teknik dan taktik yang dimilikinya. Jika para pemain memiliki
tingkat daya tahan yang baik, mereka akan mampu untuk melakukannya
dengan baik. Sebaliknya, jika para pemain tidak memiliki daya tahan yang
baik maka mereka tidak akan maksimal dalam menampilkan kemampuan
teknik dan taktik yang dimilikinya. Dengan melihat rata – rata kemampuan
daya tahan pemain SSB Campago berada dalam kategori kurang, maka para
pemain SSB Campago harus meningkatkan kemampuan daya tahannya
untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Kemampuan daya tahan para
pemain dapat ditingkatkan dengan latihan yang teratur dan terprogram
melalui metode latihan daya tahan. Metode latihan yang dapat dilakukan
dalam peningkatan daya tahan seperti metode durasi lama dan metode
interval. Metode durasi lama memiliki ciri tidak adanya istirahat selama
pembebanan dan kecepatan lari bisa tetap dan bisa berubah-ubah. Dan
metode interval berprinsip adanya waktu antara (interval pemulihan)
diantara pembebanan yang satu dengan pembebanan yang berikutnya
(Syafruddin, 2011:109).
2. Rata – rata tingkat daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain sepak bola
SSB Campago 184.86 cm dengan kategori sangat kurang. Para pemain
sepak bola harus memiliki daya ledak otot tungkai yang baik. Daya ledak
49
otot tungkai merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam
permainan sepak bola. Kebutuhan itu dapat dilihat dari tugas gerakan yang
harus dilakukannya dalam bermain sepak bola. Para pemain dituntut untuk
mampu melakukan tendangan yang kuat sehingga laju bola yang dihasilkan
dari tendangan itu menjadi lebih cepat dan tepat sasaran. Dan tendangan
yang kuat akan dapat menciptakan gol. Selain dibutuhkan dalam melakukan
tendangan, daya ledak otot tungkai sangat dibutuhkan dalam melakukan
lompatan untuk menyundul bola. Menyundul bola merupakan salah satu
teknik dalam permainan sepak bola yang bertujuan untuk mengumpan bola
kepada teman satu timnya dan menciptakan gol. Dengan melihat pentingnya
daya ledak otot tungkai yang baik dimiliki para pemain sepak bola, para
pemain sepak bola SSB Campago harus memiliki tingkat daya ledak otot
tungkai yang baik. Sehingga akan mampu memenangkan setiap
pertandingan dengan kualitas tendangan yang dimiliki dan kemampuan
menyundul bola dalam menerima umpan lambung dari teman satu timnya.
Jika daya ledak otot tungkai yang dimiliki tidak baik maka para pemain
akan kesulitan dalam melakukan tugas gerakannya seperti menendang bola
dan menyundul bola untuk menciptakan gol ke gawang lawannya dan
mempertahankan gawangnya agar tidak kebobolan. Kemampuan daya ledak
otot tungkai para pemain dapat ditingkatkan dengan berbagai bentuk latihan.
Latihan yang dapat dilakukan seperti melompat dengan dua kaki (double leg
bound), melompat dengan satu kaki secara bergantian, lompat jongkok,
lompat dua kaki dengan box dan angkat beban.
50
3. Rata – rata tingkat kecepatan yang dimiliki pemain sepak bola SSB
Campago 5.13 detik dengan kategori kurang sekali. Kecepatan merupakan
salah satu unsur kondisi fisik yang sangat dibutuhkan dalam permainan
sepak bola. Para pemain harus memiliki kecepatan yang baik. Dengan
kecepatan yang baik, para pemain akan mampu melakukan serangan dengan
cepat dan mengantisipasi serangan balik dari lawan untuk mempertahankan
daerah pertahanannya. Selain itu, para pemain akan mampu bermain cepat
dengan umpan-umpan pendek dan memberikan support kepada teman –
temannya. Para pemain SSB Campago harus memiliki kemampuan
kecepatan yang baik sehingga dapat menjalankan permainan dengan baik.
Jika kecepatan yang dimiliki tidak baik, maka para pemain akan kesulitan
dalam mengembangkan permainan dan hasil yang diperoleh tidak
memuaskan. Kesulitan itu akan terlihat jelas seperti kalah dalam mengejar
bola, tidak mampu memberi dukungan kepada teman dan lainnya. Dengan
demikian, kecepatan para pemain SSB Campago usia dibawah 15 tahun
harus ditingkatkan dengan melakukan latihan-latihan secara teratur dan
terprogram. Latihan kecepatan yang dapat dilakukan seperti lari cepat
dengan jarak tidak terlalu jauh, lari dengan mengubah-ubah kecepatan, lari
naik bukit, lari menaiki tangga, dan berbagai bentuk latihan kecepatan
lainnya.
4. Rata – rata tingkat kelincahan yang dimiliki pemain sepak bola SSB
Campago 15.27 detik dengan kategori kurang. Dalam bermain sepak bola,
para pemain harus memiliki kemampuan kelincahan yang baik. Kelincahan
51
merupakan unsur kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam bermain sepak
bola. Dengan kelincahan yang baik para pemain akan dapat menjalankan
kemampuan teknik dan taktik yang dimilikinya. Kemampuan teknik seperti
menggiring bola dan menguasainya agar tidak direbut oleh lawan. Selain
itu, kelincahan sangat dibutuhkan dalam menjalankan taktik bermain
sehingga dapat memasukkan gol ke gawang lawan. Para pemain dituntut
untuk dapat menyusun serangan dengan baik dan menguasai jalannya
permainan. Para pemain juga harus dapat menggempur dan mengotak-atik
pertahanan lawan sehingga terbuka peluang untuk menciptakan gol dan
memenangkan pertandingan. Hanya dengan kelincahan yang baik semuanya
dapat berjalan maksimal. Jika para pemain tidak memiliki kelincahan yang
baik, kemampuan teknik dan taktik yang telah dirancang tidak dapat
direalisasikan dengan sempurna. Para pemain akan kesulitan dalam
mengembangkan permainan, menyusun serangan dengan baik dan
mengotak-atik pertahanan lawan sehingga membuka celah untuk
menjaringkan bola ke gawang lawan. Dengan demikian, para pemain SSB
Campago harus meningkatkan kemampuan kelincahannya agar dapat
bermain dengan sebaik-baiknya dan memperoleh prestasi yang lebih baik.
Kemampuan kelincahan dapat ditingkatkan dengan berbagai bentuk latihan.
Latihan yang dapat dilakukan seperti lari bolak-balik (shuttle run), lari
belak-belok (zig zag) dan jongkok-berdiri (squat thrust) (Rusli Lutan,
1991:116-117).
52
Dengan demikian, melihat dari hasil kemampuan unsur kondisi fisik
pemain SSB Campago yang telah diuraikan di atas, secara umum tingkat
kondisi fisik pemain SSB Campago dapat dikategorikan kurang. Kondisi
fisik merupakan salah satu komponen penentu prestasi. Kondisi fisik akan
mempengaruhi keterampilan teknik, taktik dan mental yang dimiliki.
Dengan kondisi fisik yang baik para pemain akan mampu menampilkan
kemampuan teknik dan taktik yang dimilikinya. Sebaliknya, kemampuan
teknik dan taktik yang dimiliki akan sulit direalisasikan jika kondisi fisik
berada dalam keadaan yang tidak baik. Kondisi fisik para pemain SSB
Campago harus dilatih secara teratur dan terprogram sehingga mengalami
peningkatan.
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Rata-rata tingkat daya tahan pemain SSB Campago 13.96 (13 menit 96
detik) dengan kategori kurang.
2. Rata-rata tingkat daya ledak otot tungkai pemain SSB Campago
184.86 cm dengan kategori sangat kurang.
3. Rata-rata tingkat kecepatan pemain SSB Campago 5.13 detik dengan
kategori kurang sekali.
4. Rata-rata tingkat kelincahan pemain SSB Campago 15.27 detik dengan
kategori kurang.
B. Saran
1. Disarankan kepada pelatih untuk dapat meningkatkan kondisi fisik
pemain SSB Campago dengan menjalankan program latihan yang
teratur dan terencana. Selain itu juga dibutuhkan latihan kondisi fisik
secara khusus dan tidak mengabaikannya.
2. Para pemain harus sering menjalani latihan dalam meningkatkan
kondisi fisiknya yaitu kemampuan daya tahan, daya ledak otot tungkai,
kecepatan dan kelincahan.
3. Selain memberikan latihan kepada para pemain, pelatih juga harus
memperhatikan gizi para pemain sehingga aktivitas fisik yang
dilakukan dapat dilakukan dengan maksimal.
54
4. Pengurus harus dapat menyediakan segala kelengkapan dalam
menunjang latihan fisik yang diberikan oleh pelatih.
5. Penelitian ini hanya terbatas pada kondisi fisik pemain SSB Campago,
untuk itu kepada mahasiswa perlu dilakukan penelitian pada pemain
sepak bola di tempat dan daerah yang berbeda dengan jumlah sampel
yang lebih banyak.
55
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Aryadie. (2005). Tes dan Pengukuran Olahraga. Padang.
Arsil. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang : FIK UNP.
(2008). Tes Pengukuran dan Evaluasi. Padang : FIK UNP.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud.
Irawadi, Hendri. (2010). Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang : FIK UNP.
Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga RI. (2005). Panduan PenetapanParameter Tes Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar dan SekolahKhusus Olahragawan. Jakarta : Asisten Deputi Menpora.
Lubis, Johansyah. (2011). Mengenal Latihan Pliometrik. Jakarta : FIK UNJ.
Lutan, Rusli, dkk. (1991). Manusia dan Olahraga. Bandung : ITB dan FPOKIKIP Bandung.
Maidarman. (2009). Tes Pengukuran dan Evaluasi Melatih Kondisi Fisik.Padang : FIK UNP.
Nawawi, Umar. (2009). Diktat Fisiologi Manusia. Padang : FIK UNP.
Nugroho. (2005) .Hubungan Antara Kecepatan dan Kelincahan Terhadapketerampilan Menggiring Bola Dalam Sepak Bola Pada Siswa LembagaPendidikan Sepak Bola Atlas Binatama. Semarang : FIK UNNES.
Nurhayati. (2006). Hubungan Kecepatan Otot Tungkai dan Kekuatan OtotTungkai Dengan Kemampuan Daya Ledak Otot Tungkai Pada AnggotaUKM Bola Basket UNNES. Semarang : FIK UNNES.
Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN BalaiPustaka.
PSSI. (2010). Peraturan Permainan. Jakarta.
(2008). Peraturan Umum Pertandingan PSSI. Jakarta.
Redaksi Sinar Grafika. (2006). Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional.Jakarta : Sinar Grafika.
56
Rothig, Peter & Grossing, Stefan. (2004). Pengetahuan Training Olahraga (AlihBahasa, Syafruddin). Padang : FIK UNP.
Sajoto, M (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang :Depdikbud.
Sudijono, Anas. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja GrafindoPersada.
Sudarso. (2005). Pengaruh Latihan Shuttle Run dan Three Corner Drill TerhadapKelincahan Bagi Atlet Hockey Putra Klub Putra Mandiri Mijen KotaSemarang. Semarang : FIK UNNES.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Syafruddin. (1999). Dasar-Dasar Kepelatihan Olahraga. Padang : UNP.
(2011). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Padang : UNP Press.
Syahara, Sayuti. (2009). Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik & Motorik.Padang : FIK UNP.
Tim Penyusun. (2008). Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir/Skripsi. Padang :UNP.
Tim Sepakbola. (2006). Metode Melalui Ide Permainan Teknik, Taktik, danSejarah Sepakbola. Padang : FIK UNP.
Wahjoedi. (2001). Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Zafri. (1999). Metode Penelitian Pendidikan. Padang : FIS UNP.
57
Lampiran 1
Data Hasil Tes dan Pengukuran Daya Tahan Pemain SSB Campago
No. NAMADaya Tahan(menit,detik)
Kategori
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Ikra Zalfi
Al Rahim
Al Rahman
Ari Saputra
Ridho Ilahi
Fakrur Rozi
Arif Rahman
Ahmad Khairi
Johan Saputra
Ikbal Saputra
Khairul Anwar
Haidil Hakrizal
Defrizaldi
Haris Munandar
Rido Hervan P
Vicho Juneo A
M Al Fajri
Tomi Fraciska D
Ahmad Fikri
Irfan Efendi P
Zikru Rahman
Doni Hidayat
Agung Saputra
Pendi Rahmat
M Ilham
15.02
12.07
12.17
13.50
12.17
14.32
13.50
15.02
12.32
11.58
13.45
15.40
13.15
15.40
14.45
14.45
15.40
15.40
15.49
13.50
13.48
17.00
16.10
15.40
13.50
Kurang
Sedang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Sedang
Kurang
Sangat Kurang
Kurang
Sangat Kurang
Kurang
Kurang
Sangat Kurang
Sangat Kurang
Sangat Kurang
Kurang
Kurang
Sangat Kurang
Sangat Kurang
Sangat Kurang
Kurang
58
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
Jefri Wahyudi
Yogi Pratama
Suhebi Perdana
Rahmad Dani
Miko Putra
Ikhsan
Puji Firman
Riski Yuliamri
Andi S
Nanda
13.50
12.30
14.15
15.00
13.55
14.10
12.50
12.52
13.55
14.30
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Jumlah 488.71 -
Mean 13.96 Kurang
SD 1.31 -
Modus 13.50 Kurang
Median 13.55 Kurang
Nilai Maximum 17.00 Sangat Kurang
Nilai Minimum 11.58 Sedang
Varian 1.72 -
59
Lampiran 2
Data Hasil Tes dan Pengukuran Daya Ledak Otot TungkaiPemain SSB Campago
No. NAMADaya Ledak Otot
Tungkai (cm)Kategori
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Ikra Zalfi
Al Rahim
Al Rahman
Ari Saputra
Ridho Ilahi
Fakrur Rozi
Arif Rahman
Ahmad Khairi
Johan Saputra
Ikbal Saputra
Khairul Anwar
Haidil Hakrizal
Defrizaldi
Haris Munandar
Rido Hervan P
Vicho Juneo A
M Al Fajri
Tomi Fraciska D
Ahmad Fikri
Irfan Efendi P
Zikru Rahman
Doni Hidayat
Agung Saputra
Pendi Rahmat
M Ilham
160
220
200
210
210
210
220
200
200
200
170
190
200
190
160
180
150
190
150
190
180
160
185
185
155
Kurang Sekali
Sedang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Sedang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang Sekali
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang
Kurang Sekali
Kurang
Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang Sekali
60
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
Jefri Wahyudi
Yogi Pratama
Suhebi Perdana
Rahmad Dani
Miko Putra
Ikhsan
Puji Firman
Riski Yuliamri
Andi S
Nanda
165
200
170
160
195
180
200
190
180
165
Kurang Sekali
Kurang
Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang
Kurang Sekali
Kurang
Kurang
Kurang Sekali
Kurang Sekali
Jumlah 6470 -
Mean 184.86 Sangat Kurang
SD 19.80 -
Modus 200 Kurang
Median 190 Kurang
Nilai Maximum 220 Sedang
Nilai Minimum 150 Sangat Kurang
Varian 391.89 -
61
Lampiran 3
Data Hasil Tes dan Pengukuran Kecepatan Pemain SSB Campago
No. NAMAKecepatan
(detik)Kategori
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Ikra Zalfi
Al Rahim
Al Rahman
Ari Saputra
Ridho Ilahi
Fakrur Rozi
Arif Rahman
Ahmad Khairi
Johan Saputra
Ikbal Saputra
Khairul Anwar
Haidil Hakrizal
Defrizaldi
Haris Munandar
Rido Hervan P
Vicho Juneo A
M Al Fajri
Tomi Fraciska D
Ahmad Fikri
Irfan Efendi P
Zikru Rahman
Doni Hidayat
Agung Saputra
Pendi Rahmat
M Ilham
5.41
4.89
4.81
4.63
5.06
5.22
4.56
5.30
4.50
5.38
5.98
4.89
4.68
5.42
5.00
5.39
5.49
5.38
5.36
4.39
5.21
5.89
5.25
5.45
5.03
Kurang Sekali
Kurang
Kurang
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
Cukup
Kurang Sekali
Cukup
Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang
Cukup
Kurang Sekali
Kurang
Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang Sekali
Cukup
Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang
62
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
Jefri Wahyudi
Yogi Pratama
Suhebi Perdana
Rahmad Dani
Miko Putra
Ikhsan
Puji Firman
Riski Yuliamri
Andi S
Nanda
5.52
4.70
5.00
5.50
5.12
5.20
4.65
4.86
5.10
5.25
Kurang Sekali
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang Sekali
Cukup
Kurang
Kurang
Kurang Sekali
Jumlah 179.47 -
Mean 5.13 Kurang Sekali
SD 0.38 -
Modus 4.89 Kurang
Median 5.20 Kurang Sekali
Nilai Maximum 5.98 Kurang Sekali
Nilai Minimum 4.39 Cukup
Varian 0.14 -
63
Lampiran 4
Data Hasil Tes dan Pengukuran Kelincahan Pemain SSB Campago
No. NAMAKelincahan
(detik)Kategori
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Ikra Zalfi
Al Rahim
Al Rahman
Ari Saputra
Ridho Ilahi
Fakrur Rozi
Arif Rahman
Ahmad Khairi
Johan Saputra
Ikbal Saputra
Khairul Anwar
Haidil Hakrizal
Defrizaldi
Haris Munandar
Rido Hervan P
Vicho Juneo A
M Al Fajri
Tomi Fraciska D
Ahmad Fikri
Irfan Efendi P
Zikru Rahman
Doni Hidayat
Agung Saputra
Pendi Rahmat
M Ilham
Jefri Wahyudi
15.38
14.08
15.17
15.23
15.53
14.84
15.04
15.02
13.44
13.66
14.72
15.69
14.59
16.99
15.11
15.46
15.73
15.53
15.53
15.08
15.21
16.30
16.06
14.94
14.63
15.92
Kurang
Cukup
Kurang
Kurang
Kurang
Cukup
Kurang
Kurang
Baik
Cukup
Cukup
Kurang
Cukup
Kurang Sekali
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Cukup
Cukup
Kurang
64
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
Yogi Pratama
Suhebi Perdana
Rahmad Dani
Miko Putra
Ikhsan
Puji Firman
Riski Yuliamri
Andi S
Nanda
14.32
15.60
16.41
15.68
15.45
14.83
15.05
15.62
16.46
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
Kurang
Kurang
Cukup
Kurang
Kurang
Kurang Sekali
Jumlah 534.30 -
Mean 15.27 Kurang
SD 0.75 -
Modus 15.53 Kurang
Median 15.23 Kurang
Nilai Maximum 16.99 Kurang Sekali
Nilai Minimum 13.44 Baik
Varian 0.56 -
68
Gambar
Tes Standing Broad Jump
69
Gambar
Tes Zig Zag Run
70
Gambar
Tes Lari 30 Meter
71
Gambar
Tes Lari 2,4 Km
72
top related