analisis faktor internal dan faktor eksternal...
Post on 28-Jun-2019
242 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
ANALISIS FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL YANG
MEMPENGARUHI PENYALURAN PEMBIAYAAN PADA BANK
PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Fadla Nurmanila
1112046100163
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H /2016 M
ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Fadla Nurmanila
NIM : 1112046100163
Jurusan : Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
dan tanpa izin pemilik karya.
Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ilmiah saya bukan hasil karya asli saya
dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata
memang ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya
bersedia untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 13 Oktober 2016
Fadla Nurmanila
v
ABSTRAK
Fadla Nurmanila. NIM 1112046100163. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) di Indonesia. Program Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah,
Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. 1437 H / 2016 M.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga
(DPK), Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya
Promosi, Inflasi, dan Equivalent Rate terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Data yang digunakan adalah
data bulanan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam Statistik Perbankan
Syariah periode Januari 2012 – Desember 2015. Metode yang digunakan adalah
Regresi Linier Berganda dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS).
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa secara simultan Dana Pihak Ketiga
(DPK), Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya
Promosi, Inflasi, dan Suku Bunga mampu menjelaskan serta mempunyai
pengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia,
dengan kekuatan nilai Adjusted R Square sebesar 97%. Secara simultan faktor
internal (DPK, NPF, CAR, Biaya Promosi) mempunyai pengaruh terhadap
penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia, dengan kekuatan 96%. Secara
simultan faktor eksternal (Inflasi dan Equivalent Rate) mempunyai pengaruh
terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia, dengan kekuatan 67%.
Secara pasial, DPK, NPF, dan Equivalent Rate mempunyai pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. CAR mempunyai
pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap peyaluran pembiayaan. Biaya
Promosi dan Inflasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
penyaluran pembiayaan pada Bank BPRS di Indonesia.
Kata Kunci : Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, Faktor Internal, Faktor
Eksternal, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing, Capital Adequacy
Ratio, Biaya Promosi, Inflasi, Equivalent Rate, Penyaluran Pembiayaan,
Regresi Linier Berganda
Pembimbing : Edi Setiadi, SE.,MM.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-
Nya. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Atas pertolongan-Nya penulis mampu menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penyaluran Pembiayaan Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di
Indonesia“.
Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulisan Skripsi ini tidak dapat mungkin terselesaikan
tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu penulis. Adapun ungkapan terima kasih ini penulis tujukan
kepada:
1. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, dan Bapak Dr. Abdurrauf, M.A, selaku Ketua
dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Hj. Siti Hanna, S.Ag, Lc., MA, selaku dosen pembimbing akademik yang
sudah memberikan bimbingan dari awal penulis memulai perkuliahan sampai
dengan penyelesaian skripsi ini.
vii
3. Bapak Edi Setiadi, SE, MM, selaku dosen pembimbing skripsi yang sudah
meluangkan waktunya dan dengan sabar memberikan pengarahan, saran dan
bimbingan sehingga terselesaikan skripsi ini.
4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu
ini dapat bermanfaat dunia dan akhirat.
5. Segenap staf Perpustakaan Utama dan Perpustakan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas
pelayanannya dalam pengumpulan literatur penelitian.
6. Kedua orang tua, Ibu Misliah dan Alm.Bapak Nahrowi untuk doa,
perjuangan, kesabaran, nasehat, cinta dan kasih sayang yang selalu tercurah
sehingga penulis mempunyai kekuatan untuk menjalani kehidupan hingga
hari ini.
7. Syarifudin, Nazliyah, dan Abdul Basri selaku kakak serta adik penulis Vira
Rizkiah yang sudah membantu dan mendoakan untuk kelancaran penulisan
skripsi ini.
8. Sim Nabila Tanjung dan Suwita Nensi, sahabat karib penulis yang selalu setia
menemani, membantu, mendukung, serta memotivasi penulis.
9. Indri, Nadya, Desti, Putri, dan Suci, sahabat-sahabat yang selalu menemani
penulis selama menimba ilmu di perkuliahan. Terima kasih atas canda dan air
mata yang telah kita rasakan bersama.
viii
10. Teman-Teman di Program Studi Muamalat Perbankan Syariah angkatan
2012, terutama PSD 2012, Terima kasih untuk segala bantuan, kerjasama, dan
kenangan yang telah kalian berikan.
Semoga Allah memberikan barakah atas kebaikan dan jasa-jasa mereka
semua dengan kebaikan yang berlimpah. Demikian semoga skripsi ini dapat
bermanfaat.
Jakarta, 07 Dzulhijjah 1437 H
09 September 2016 M
Fadla Nurmanila
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN .............................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 8
C. Batasan dan Rumusan Masalah ...................................................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 9
E. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ............................................................................................... 13
1. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) ............................................... 13
a. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ...................................... 12
b. Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ............................................ 12
c. Kegiatan Usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.............................. 13
2. Pembiayaan ................................................................................................ 16
a. Pengertian Pembiayaan ......................................................................... 16
b. Jenis-Jenis Pembiayaan di BPRS .......................................................... 16
3. Faktor Internal Bank ................................................................................. 19
4. Faktor Eksternal Bank ............................................................................... 20
5. Dana Pihak Ketiga (DPK) ......................................................................... 20
x
a. Pengertian Dana Pihak Ketiga .............................................................. 20
b. Macam-Macam Dana Pihak Ketiga ...................................................... 20
c. Hubungan Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan ......................... 22
6. Non Performing Financing (NPF) ............................................................. 22
a. Pengertian Non Performing Financing ................................................. 22
b. Kategori Pembiayaan Bermasalah ........................................................ 23
c. Hubungan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Pembiayaan .. 26
7. Capital Adequacy Ratio (CAR) ................................................................. 26
a. Pengertian Capital Adequacy Ratio (CAR) .......................................... 26
b. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Pembiayaan ....... 27
8. Biaya Promosi ............................................................................................ 27
a. Pengertian Biaya Promosi ..................................................................... 27
b. Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Pembiayaan .................................. 28
9. Inflasi ......................................................................................................... 28
a. Pengertian Inflasi .................................................................................. 28
b. Pengaruh Inflasi Terhadap Pembiayaan................................................ 30
10. Equivalent Rate ....................................................................................... 31
a. Pengertian Equivalent Rate ................................................................ 31
b. Pengaruh Equivalent Rate Terhadap Pembiayaan .............................. 32
B. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ............................................................. 32
C. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 45
D. Hipotesis ......................................................................................................... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian ................................................................................ 48
B. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................... 48
C. Data dan Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 48
xi
D. Sumber Data ................................................................................................... 49
E. Variabel dan Pengukuran Variabel ................................................................. 49
F. Metode Analisis Data ..................................................................................... 51
1. Statistik Deskriptif ..................................................................................... 51
2. Analisis Regresi Linier Berganda .............................................................. 51
3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 52
a. Uji Normalitas ....................................................................................... 53
b. Uji Autokorelasi ................................................................................... 53
c. Uji Multikoliniearitas ............................................................................ 54
d. Uji Heteroskedastisitas.......................................................................... 55
4. Koefisien Determinasi (R2)........................................................................ 56
5. Uji Hipotesis .............................................................................................. 56
a. Uji F-Statistik ........................................................................................ 57
b. Uji t-Statistik ......................................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Statistik .................................................................................... 60
1. Analisis Deskriptif ..................................................................................... 60
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 62
a. Hasil Uji Multikoliniearitas .................................................................. 63
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 64
c. Hasil Uji Autokorelasi .......................................................................... 64
d. Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 65
3. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis
a. Analisis Hasil Regresi ........................................................................... 66
b. Koefisien Determinasi (R2) ................................................................... 68
c. Hasil Uji F-Statistik .............................................................................. 69
xii
d. Hasil Uji t-Statistik ............................................................................... 70
B. Pembahasan…………………………………………………………………. 72
1. Pengaruh DPK Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada BPRS……....... 72
2. Pengaruh NPF Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada BPRS………… 73
3. Pengaruh CAR Terhadap Penyaluran Pembiayaan pada BPRS………… 73
4. Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Penyaluran Pembiayaan pada BPRS. 74
5. Pengaruh Inflasi Terhadap Penyaluran Pembiayaan pada BPRS……….. 76
6. Pengaruh Equivalent Rate Terhadap Penyaluran Pembiayaan pada BPRS 77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………. 78
B. Saran………………………………………………………………………... 80
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 83
LAMPIRAN…………………………………………………………………… 86
xiii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Pembiayaan BPRS Berdasarkan Golongan 2
1.2 Pembiayaan BPRS Berdasarkan Sektor Ekonomi 3
2.1 Kriteria Kesehatan NPF Bank Syariah 23
2.2 Indikator Pembiayaan Bermasalah 24
2.3 Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu 39
4.1 Statistik Deskriptif 60
4.2 Hasil Uji Multikolinieritas 63
4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas 64
4.4 Hasil Uji Autokorelasi 64
4.5 Hasil Analisis Regresi 66
xiv
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
1.1 Jumlah Bank dan kantor BPRS Di indonesia 1
2.1 Skema Kerangka Pemikiran 45
4.1 Hasil Uji Normalitas 65
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
1 Data Variabel Penelitian 86
2 Hasil Uji Autokorelasi 87
3 Hasil Uji Multikolinieritas 88
4 Hasil Uji Normalitas 88
5 Hasil Uji Heteroskedastisitas 89
6 Descriptive Statistics 90
7
8
9
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Hasil Uji F Faktor Internal
Hasil Uji F Faktor Eksternal
90
91
91
10 Tabel Distribusi F 92
11 Tabel Distribus t 93
12 Tabel Distribusi Chi-Square 94
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan lembaga keuangan syariah cukup signifikan, seiring
dengan tanggapan masyarakat yang sangat positif dengan keberadaan lembaga
keuangan syariah yang ada. Hal tersebut memang tidak bisa dilepaskan dari
peranan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Lembaga ini dapat
menjangkau masyarakat kalangan ekonomi mikro, kecil, dan menengah. Salah
satu yang termasuk ke dalam lembaga tersebut yaitu Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS). Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) didirikan untuk
melayani Usaha Mikro dan Kecil (UMK), salah satu tugasnya adalah
menyalurkan pembiayaan untuk membantu perkembangan sektor rill.
155 158 163 163 163
364 401 402
439 446
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Bank
Jumlah Kantor
Gambar 1.1
Jumlah Bank dan kantor Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di indonesia
Sumber : Bank Indonesia (data diolah)
2
Berdasarkan gambar 1.1, dapat dilihat perkembangan BPRS dari tahun
2011-2015. Pada akhir tahun 2011 ada 155 bank dan 364 kantor BPRS di
seluruh Indonesia. Setiap tahun jumlahnya selalu mengalami peningkatan
walaupun tidak terlalu signifikan , pada akhir tahun 2015 jumlahnya mencapai
163 jumlah bank dan 446 jumlah kantor. Hal ini membuktikan bahwa BPRS
mengalami pertumbuhan yang baik di masyarakat dengan dilihat dari jumlah
bank dan jumlah kantor yang meningkat selama lima tahun terakhir ini.
Di Indonesia jumlah unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
tercatat yang paling besar dibanding dengan negara-negara lain. Pada tahun
2013 jumlahnya mencapai 57.895.721 unit atau 99,99%, dengan penyerapan
jumlah tenaga kerja sebanyak 114.144.082 orang atau 96,99%.1 Hal ini
mencerminkan bahwa UMKM mempunyai pengaruh yang cukup signifikan
terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia karena banyak berperan pada
sektor riil.
Dalam pelaksanaannya, sebagian besar pembiayaan yang disalurkan oleh
BPRS di Indonesia masuk ke dalam golongan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah yang tersebar ke dalam sektor rill maupun non rill.
1 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Perkembangan Data Usaha Mikro,
Kecil, Menengah (UMKM), http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-informasi/data-umkm,
diakses tanggal 27 Januari 2016
Golongan Pembiayaan 2013 2014 2015
Usaha Kecil dan Menengah 2.620.262 3.005.858 3.377.987
Selain Usaha Kecil dan Menengah 1.813.230 1.999.051 2.387.184
Total 4.433.492 5.004.909 5.765.171
Tabel 1.1
Pembiayaan – Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Berdasarkan Golongan
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Tahun 2015 Dalam Jutaan Rupiah
3
Dari tahun ke tahun pembiayaan ke dalam golongan UMKM terus
mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 pembiayaan yang disalurkan ke
dalam golongan UMKM mencapai 59% dari total pembiayaan yang disalurkan.
Dapat dilihat klasifikasi pembiayaan yang disalurkan BPRS banyak
tersebar di beberapa sektor ekonomi. Kualitas pembiayaan syariah juga
menunjukkan kinerja yang membaik dengan ditunjukkan oleh membesarnya
porsi pembiayaan. Hingga tahun 2015, pembiayaan syariah mencapai
Rp.5.765.171.000.000. Hal ini tentu saja diiringi dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi Indonesia dan juga meningkatnya jumlah BPRS di
Indonesia.
Pembiayaan yang diberikan oleh BPRS diharapkan dapat membantu
masyarakat untuk memperoleh pendanaan untuk kegiatan ekonomi, karena
BPRS dikhususkan untuk menjangkau masyarakat dalam kalangan ekonomi
Sektor Ekonomi 2013 2014 2015
Pertanian, kehutanan dan sarana pertanian 389.336 326.33 356.632
Pertambangan 6.004 6.886 9.561
Perindustrian 39.681 53.026 50.331
Listrik, gas dan air 7.312 9.476 10.957
Konstruksi 157.138 237.323 339.756
Perdagangan, restoran dan hotel 1.443.921 1.575.091 1.696.081
Pengangkutan, pergudangan dan
komunikasi 70.748 83.283 88.405
Jasa dunia usaha 338.85 491.775 566.188
Jasa sosial/masyarakat 365.005 458.242 550.037
Lain-lain 1.615.497 1.763.477 2.097.224
Total 4.433.492 5.004.909 5.765.171
Tabel 1.2
Pembiayaan – Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Berdasarkan Sektor Ekonomi
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Tahun 2015 Dalam Jutaan Rupiah
4
mikro, kecil, dan menengah. Masyarakat yang seperti inilah yang
memerlukan bantuan pendanaan dari BPRS dengan sistem bagi hasil dan
bukan dengan sistem bunga yang sangat memberatkan masyarakat kecil.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah termasuk bank syariah yang lebih
dekat dengan masyarakat menengah ke bawah seperti untuk kebutuhan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
Sedangkan UMKM dan UKM adalah aktivitas perekonomian masyarakat
mayoritas dilakukan di Indonesia yang tentunya sangat membutuhkan
dukungan dari lembaga keuangan terutama dalam hal pendanaan, sehingga
diharapkan keberadaan BPRS mampu meningkatkan perekonomian
Indonesia. Oleh karena itu penting dilakukan penelitian yang berkaitan
dengan faktor yang berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS
di Indonesia.
Pembiayaan merupakan indikator utama untuk mengukur perkembangan
dan pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah nasional. Perusahaan yang
membutuhkan dana mempunyai beberapa pilihan jenis pembiayaan yang
dapat disesuaikan dengan kondisi arus kas perusahaannya atau jangka waktu
kebutuhan dan jumlah pinjamannya, sehingga perlu dikaji faktor-faktor apa
saja yang bisa mempengaruhi besarnya jumlah pembiayaan yang disalurkan
ke masyarakat oleh sebuah lembaga keuangan (perbankan syariah).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya pembiayaan yaitu
faktor lingkungan yang secara umum dikelompokkan menjadi lingkungan
umum dan lingkungan khusus. Faktor lingkungan umum yang mempengaruhi
5
kinerja perbankan syariah antara lain kondisi politik, hukum, ekonomi, sosial
dan budaya masyarakat, teknologi, kondisi lingkungan alamiah, dan
keamanan lingkungan dan negara. Faktor lingkungan khusus yang
berpengaruh antara lain adalah nasabah, penabung, pesaing, serikat pekerja,
dan kebijakan bank sentral atau regulator.
Kebijakan penyaluran dana bank untuk kegiatan pembiayaan
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal bank. Faktor internal
bank antara lain berkaitan dengan persepsi bank terhadap prospek usaha
debitur, rasio keuangan perusahaan perbankan seperti jumlah pembiayaan
bermasalah (NPF), jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), kecukupan modal
(CAR), dan biaya promosi yang digunakan untuk mengumpulkan dana pihak
ketiga (Biaya Promosi). Sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan kondisi
perekonomian dan kondisi diluar bank seperti Inflasi dan Equivalent Rate
bagi hasil.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan
sudah banyak dilakukan. Pertama penelitian Mufqi Firaldi menjelaskan
bahwa variabel DPK dan NPF mempunyai pengaruh jangka pendek terhadap
total pembiayaan BPRS di Indonesia. Sedangkan variabel Inflasi tidak
mempunyai pengaruh terhadap total pembiayaan.2
Kedua, penelitian Neil AL Muna menjelaskan bahwa variabel NPF dan
FDR berpengaruh positif terhadap dan signifikan terhadap pembiayaan sektor
2 Mufqi Firaldi, “Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), NonPerforming
Financing (NPF) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia (Periode Januari 2007- Oktober 2012),” Skripsi:
S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, h. 107
6
pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Variabel dan signifikan terhadap
pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Variable ROA
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan sektor
pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Dan variabel Inflasi berpengaruh
negatif dan tidak signifikan.
Ketiga, penelitian Sanjayadi menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang
positif sangat kuat antara biaya promosi terhadap nilai kredit pada PT BPR
Laksana Lestari Serpong pada periode 2004-2008.3
Selanjutnya, penelitian Reswanda, Wenda Wahyu C menjelaskan bahwa
variabel DPK dan FDR berpengaruh signifikan terhadap penyaluran
pembiayaan pada BPRS Lantabur. Sedangkan CAR dan NPF tidak
berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada PT. BPRS
Lantabur.4
Dari penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan, memberikan bukti
bahwa adanya faktor-faktor yang mempenyaruhi jumlah penyaluran
pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Dengan diketahuinya
faktor-faktor tersebut secara tidak langsung dapat berdampak positif terhadap
perkembangan BPRS di Indonesia dan bisa menjadi bahan evaluasi untuk
BPRS itu sendiri. Sehingga analis faktor-faktor yang mempengaruhi
pembiayaan perlu di kaji lebih dalam dengan memasukkan beberapa variabel.
3 Sanjayadi, “Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Nilai Kredit Pada PT BPR Laksana Lestari
Serpong”, Skripsi: S1 Universitas Pamulang, 2011 4 Reswanda, Wahyu C, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequecy Ratio, Financing to
Deposit Ratio, Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada PT BPRS
Lantabur Jombang,” Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen, 2013, h. 56
7
Disini peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut apa yang telah diteliti
oleh Mufqi Firaldi. Dalam penelitiannya ia hanya memasukkan tiga variabel
saja. Peneliti akan menambahkan faktor internal seperti CAR dan Biaya
Promosi. Sedangkan faktor eksternalnya peneliti menambahkan Equivalent
Rate. Peneliti akan menggunakan metode regresi linier berganda, dengan
menggunakan populasi penelitian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di
seluruh Indonesia dalam periode yang lebih up to date lagi yaitu periode
2013-2015.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka judul penelitian ini adalah
“ANALISIS FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL
YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN PEMBIAYAAN PADA
BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA”.
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang dapat teridentifikasi
adalah sebagai berikut:
1. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) memiliki peranan yang cukup
penting dalam membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
2. Pembiayaan yang disalurkan BPRS banyak disalurkan ke dalam golongan
UMKM dan sektor rill.
3. Ada faktor internal dan faktor eksternal yang secara langsung dan tidak
langsung mempengaruhi penyaluran pembiayaan BPRS.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka peneliti
membatasi objek penelitian yaitu peneliti hanya berfokus pada BPRS yang
ada di seluruh Indonesia (dalam skala nasional). Peneliti hanya membatasi
pada beberapa faktor yang diprediksi dapat mempunyai pengaruh yang
cukup signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. Faktor internal seperti
DPK, NPF, CAR, dan biaya promosi. Sedangkan faktor ekternal seperti
inflasi dan equivalent rate.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut:
a. Apakah DPK, NPF, CAR, dan biaya promosi berpengaruh secara
parsial terhadap penyaluran pembiayaan BPRS ?
9
b. Apakah inflasi dan equivalent rate berpengaruh secara parsial terhadap
penyaluran pembiayaan BPRS?
c. Apakah DPK, NPF, CAR, dan biaya promosi berpengaruh secara
simultan terhadap penyaluran pembiayaan BPRS?
d. Apakah inflasi dan equivalent rate berpengaruh secara simultan
terhadap penyaluran pembiayaan BPRS?
e. Apakah DPK, NPF, CAR, biaya promosi, inflasi dan equivalent rate
berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran pembiayaan BPRS?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui pengaruh DPK, NPF, CAR, dan biaya promosi terhadap
penyaluran pembiayaan pada BPRS
b. Mengetahui pengaruh inflasi dan equivalent rate terhadap penyaluran
pembiayaan pada BPRS
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu:
a. Memberikan informasi kepada pihak manajeman Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah mengenai apa saja faktor yang mempengaruhi
peningkatan penyaluran pembiayaan.
b. Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya para praktisi
Lembaga Keuangan Syariah untuk merencanakan suatu inovasi baru
10
khususnya alokasi pembiayaan di sektor UMKM, serta peningkatan
kinerja dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
c. Bagi pihak lain diharapkan penelitian ini dapat dipergunakan dengan
baik sebagai bahan referensi dan bahan pertimbangan untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut.
11
E. Sistematika Penulisan
Penyususan karya ilmiah ini akan dikelompokkan kedalam lima bab.
Masing-masing bab akan dibagi ke dalam sub-sub bab dengan penyusunan
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menyajikan pendahuluan dari seluruh penulisan yang
berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis serta
sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori, kerangka pemikiran
dan penelitian terdahulu
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang variabel penelitian dan definisi
operasional variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data,
metode pengumpulan data, serta metode analisis data dengan
menggunakan instrumen penelitian, teknik analisa data dan
interpretasi hasil regresi.
BAB IV : PEMBAHASAN
12
Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang dilakukan.
untuk memperhitungkan kolerasi antar variabel independen
terhadap variabel dependen, dilanjutkan dengan analisis regresi
linier berganda terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Serta melihat
seberapa kuat hubungan variabel independen dengan variabel
dependen dengan melihat koefisien determinannya. Kemudian
menginterpretasikan hasil analisis dan model yang telah
terbentuk.
BAB V : PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang simpulan dari penelitian yang telah
dilakukan, keterbatasan penulis serta saran-saran yang dianggap
perlu untuk peningkatan pengetahuan pihak-pihak tertentu.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
a. Pengertian Bank Pembiayaan Syariah
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Secara
teknis BPRS dapat diartikan sebagai lembaga keuangan sebagaimana
BPR konvensional, yang operasinya menggunakan prinsip-prinsip
syariah terutama bagi hasil.
b. Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Bank pembiayaan rakyat sayariah (BPRS) didirikan dengan
memiliki beberapa tujuan, diantaranya yaitu:
1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam terutama
kelompok masyarakat ekonomi mikro, kecil, dsn menengah, yang
pada umumnya berada di daerah pedesaan. Sasaran utama dari BPRS
adalah umat Islam yang berada di pedesaan dan di tingkat
kecamatan. Masyarakat yang berada di kawasan tersebut pada
umumnya ternasuk pada masyarakat golongan ekonomi lemah.
2. Kehadiran BPRS bisa menjadi sumber permodalan bagi
pengembangan usaha masyarakat golongan ekonomi mikro, kecil,
14
3. dan menengah, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahtertaan mereka.
4. Membina ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam
rangka peningkatan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup
yang memadai
c. Kegiatan Usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Sebagai lembaga keuangan syariah pada dasarnya Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dapat memberikan jasa-jasa
keuangan yang serupa dengan bank-bank umum syariah. Namun
demikian, sesuai UU Perbankan Syariah No. 21 tahun 2008, Bank
Permbiayaan Rakyat Syariah (BPRS) hanya dapat melaksanakan usaha-
usaha sebagai berikut:5
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:
1. Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan akad wadi’ah atau akad lainyang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah
2. Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau
akad lain.
b) Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:
1. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau
musyarakah
5 UU Perbankan Syariah No. 21 tahun 2008, Kegiatan Usaha Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah, Pasal 21
15
2. Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam, atau istishna
3. Pembiayaan berdasarkan akad qardh
4. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak
kepada nasabah berdasarkan akad ijarah atausewa beli dalam
bentuk ijarah muntahiyah bittamlik
5. Pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah
c) Menempatkan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan
berdasarkan akad wadi’ah atau Investasi berdasarkan akad
mudharabah dan/atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah
d) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum
Konvensional, dan UUS
e) Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank syariah
lainnya yang sesuai dengan Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan
Bank Indonesia
Dalam aktivitas operasional perbankannya berdasarkan UU No. 21
Tahun 2008, Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) dilarang:6
a) Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip
Syari’ah.
6 Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syari’ah Suatu Kajian Teoritis Praktis, (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2012), h. 200.
16
b) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran.
c) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran
uang asing dengan izin Bank Indonesia.
d) Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen
pemasaran produk asuransi Syari’ah.
e) Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk
untuk menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pembiayaan Rakyat
Syari’ah.
f) Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah diatur dalam
Undang-Undang.
2. Pembiayaan
a. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh
suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata
lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan.
b. Jenis - Jenis Pembiayaan di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Di BPRS ada beberapa jenis produk pembiayaan, yaitu:
1) Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan bagi hasil ketika
bank sebagai pemilik dana/modal, biasa disebut shahibul maal
17
menyediakan modal (100%) kepada pengusaha sebagai pengelola
(mudharib) untuk melakukan aktifitas produktif atau kegiatan usaha
dengan syarat bahwa keuntungan yangdihasilkan akan dibagi
diantara mereka menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya
dalam akad. Apabila terjadi kerugian karena proses normal dariusaha
dan bukan karena kelalaian atau kecurangan pengelola modal, maka
erugian ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal. Apabila terjadi
kerugian karena kelalaian dan kecurangan pengelola, maka pengelola
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerugian tersebut.7 Pemilik
modal disini hanya menyediakan modal dan tidak dibenarkan untuk
ikut campur dalam kegiatan usaha yang dibiayainya.
2) Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan bagi hasil ketika
bank sebagai pemilik modal atau dana turut serta sebagai mitra
usaha, membiayai investasi usaha pihak lain. Perjanjian antara
pengusaha dengan bank, dimana modal kedua pihak digabungkan
untuk sebuah usaha yang dikelola bersama-sama. Keuntungan dan
kerugian ditanggung bersama sesuai kesepakatan awal. Musyarakah
merupakan perjanjian yang berjalan terus sepanjang usaha yang
dibiayai bersama terus beroperasi.
3) Pembiayaan Murabahah
7 Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: PT Era Adicitra Intermedia, 2011),
h. 344
18
Murabahah dalam teknis perbankan adalah akad jual-beli antara
bank selaku penyedia barang dengan nasabah yang memesan untuk
membeli barang. Pada pembiayaan ini bank bertindak sebagai
penjual, sementara nasabah sebagai pembeli, harga jual adalah harga
beli bank dari pemasok ditambah keuntungan. Kedua pihak harus
menyepakati harga jual dan waktu pembayaran.
4) Pembiayaan Ijarah
Ijarah adalah akad antara bank dengan nasabah untuk menyewa
suatu barang atau objek sewa milik bank dan bank mendapat imbalan
jasa atas barang yang disewanya, dan diakhiri dengan pembelian
obyek sewa oleh nasabah.8
Dalam pembiayaan ini, bank bertindak sebagai penyedia dana.
Bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan
objek sewa yang dipesan nasabah. Pengembaliaan atas penyediaan
dana bank dapat dilakukan baik dengan angsuran maupun sekaligus
dan pengembalian atas penyediaan dana bank tidak dapat dilakukan
dalam bentuk piutang maupun dalam bentuk pembebasan utang.9
5) Pembiayaan Ishtishna
Ishtishna yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli, dimana
BPRS akan membelikan barang kebutuhan nasabah sesuai kriteria
yang telah ditetapkan nasabah dan menjualnya kepada nasabah
dengan harga jual sesuai kesepakatan kedua belah pihak dengan
8DSN-MUI No.09 /DSN-MUI/IV/2000, Pembiayaan Ijarah
9 Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h.
52
19
jangka waktu serta mekanisme pembayaran atau pengembalian
disesuaikan dengan kemampuan atau keuangan nasabah.
6) Pembiayaan As- Salam
Menurut terminologi ilmu fiqih, as-salam artinya transaksi
terhadap suatu barang yang digambarkan dan dalam kepemilikan
dengan harga atau pembayaran dimuka pada saat waktu akad namun
penyerahan barang tertunda atau setelahnya. As-salam termasuk
salah satu bentuk jual beli, berbeda dengan jual beli lain, karena
dengan system kontan plus tertunda, yakni dengan pembayaran
kontan dan penyerahan barang tertunda.
7) Pembiayaan Qard
Pembiayaan qard disebut juga dengan pinjaman kebaikan.
Pembiayaan qard digunakan untuk membantu keuangan nasabah
secara cepat dan berjangka pendek. Produk ini digunakan untuk
membantu usaha kecil dan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari
dana zakat, infaq, dan sadaqah.
3. Faktor Internal Bank
Faktor internal bank adalah faktor yang berkaitan dengan persepsi
bank terhadap prospek usaha debitur dan rasio keuangan perusahaan
perbankan seperti jumlah pembiayaan bermasalah (NPF), jumlah Dana
Pihak Ketiga (DPK), kecukupan modal (CAR), dan biaya promosi yang
digunakan untuk mengumpulkan dana pihak ketiga (Biaya Promosi).
20
4. Faktor Eksternal Bank
Faktor eksternal bank adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi di
luar perusahaan perbankan dan kondisi perekonomian Indonesia yang
sedang terjadi seperti Inflasi dan Equivalent Rate bagi hasil.
5. Dana Pihak Ketiga (DPK)
a. Pengertian Dana Pihak Ketiga
Dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari masyarakat luas
yang merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional suatu
bankdan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai
operasionalnya dari sumber dana ini.10
Komponen DPK ini terdiri dari giro, simpanan berjangka (deposito
dan sertifikat deposito, tabungan dan kewajiban-kewajiban lainnya yang
terdiri dari kewajiban segera yang dapat dibayar, surat-surat berharga
yang diterbitkan, pinjaman yang diterima setoran jaminan dan lainnya.
Tidak termasuk dana yang berasal dari bank sentral.11
b. Macam-Macam Dana Pihak Ketiga
Dana pihak ketiga bank mempunyai beberapa macam bentuk,
yaitu:
1) Tabungan
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
10
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 64 11
Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, (Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006). h. 79
21
ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
Produk tabungan ini menggunakan akad wadi’ah dan
mudharabah. Bagi nasabah yang bermotif hanya menyimpan saja,
maka menggunakan produk tabungan wadiah. Sedangkan bagi
nasabah yang bermotif investasi atau mencari keuntungan, maka
menggunakan tabungan mudharabah yang sesuai.
2) Giro
Giro bank syariah dapat memberikan jasa simpanan giro dalam
bentuk rekening wadi’ah dan giro mudharabah. Dalam bentuk
wadi’ah bank menggunakan prinsip wadi’ah yad dhamanah. Dengan
prinsip ini bank sebagai kustodian harus menjamin pembayaran
kembali nominal simpanan wadi’ah. Bank tidak boleh menyatakan
atau menjanjikan imbalan atas keuntungan apapun pada pemegang
rekening wadi’ah, dan sebaliknya pemegang rekening juga tidak
boleh mengharapkan atau meminta imbalan atau keuntungan atas
rekening wadi’ah.
Sedangkan giro mudharabah adalah giro yang dijalankan
berdasarkan akad mudharabah, baik mudharabah mutlaqah maupun
mudharabah muqadayyah. Hal ini tergantung nasabah memilih
dengan akad yang disepakati.
22
3) Deposito12
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah
penyimpan dengan bank atau pada saat jatuh tempo. Deposito
merupakan produk dari bank yang memang ditujukan untuk
kepentingan investasi dalam bentuk surat-surat berharga, sehingga
dalam perbankan syariah akan memakai prinsip mudharabah.
Berbeda dengan perbankan konvensional yang memberikan
imbalan berupa bunga bagi nasabah deposan, maka dalam perbankan
syariah imbalan yang diberikan kepada nasabah deposan adalah bagi
hasil (profit sharing) sebesar nisbah yang telah disepakati di awal
akad.
c. Hubungan Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan
Pada umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan dari
masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui
penyaluran pembiayaan. Semakin besar Dana Pihak Ketiga (DPK) yang
dikumpulkan maka semakin meningkatan potensi bank dalam
penyediaan pembiayaan.
6. Non Performing Financing (NPF)
a. Pengertian Non Performing Financing (NPF)
NPF mencerminkan risiko kemungkinan kerugian yang akan
timbul atas penyaluran dana oleh bank tingginya NPF membuat bank
12
Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007), h. 93
23
perlu membentuk pencadangan atas kredit bermasalah yang lebih besar,
hal ini akan menurunkan pendapatan bank.
NPF adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang diberikan
deposan kepada bank dengan kata lain NPF merupakan tingkat
pembiayaan macet pada bank tersebut. NPF diketahui dengan cara
menghitung:
( )
Rasio NPF ditunjukan untuk mengukur tingkat permasalahan
pembiayaan yang dihadapi bank syariah. Dimana semakin tinggi rasio
ini menunjukkan kualitas pembiayaan syariah semakin buruk. Nilai rasio
ini kemudian dibandingkan dengan kriteria kesehatan NPF bank syari’ah
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tabel berikut:
No Nilai NPF Predikat
1 NPF = 2 % Sehat
2 2% ≤ NPF < 5% Sehat
3 5% ≤ NPF < 8 % Cukup Sehat
4 8 % ≤ NPF < 12 % Kurang Sehat
5 NPF ≥ 15% Tidak Sehat
b. Kategori Pembiayaan Bermasalah
Ketidak lancaran nasabah membayar angsuran maupun bagi hasil
atau profit margin pembiayaan menyebabkan adanya kolektibilitas
Tabel 2.1
Kriteria Kesehatan Non Performing Financing (NPF) Bank Syariah
Sumber: SE BI No 9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007
24
pembiayaan, secara umum kolektibilitas pembiayaan dikategorikan
menjadi lima macam, yaitu:13
13
Veithzal Rivai dan Andria Permata, Credit Management Handbook: Teori, Konsep,
Prosedur dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008), hlm. 42-47
No Kualitas Pembiayaan Kriteria
1 Lancar a. Pembayaran angsuran pokok
dan/atau bagi hasil tepat waktu.
b. Memiliki rekening yang aktif.
c. Bagian dari pembiayaan yang
dijamin dengan agunan tunai (cash
colateral).
2 Dalam Perhatian
Khusus
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok
dan bagi hasil yang belum melampui
90 hari.
b. Kadang-kadang terjadi cerukan
(overdraft) yaitu jumlah penarikan
yang melebihi dana yang tersedia
pada akun giro.
c. Mutasi rekening relative aktif.
d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap
kontrakyang diperjanjikan
e. Didukung oleh pinjaman baru
3 Kurang Lancar a. Terdapat tunggakan angsuran pokok
dan/atau bagi hasil yang telah
melampaui 90 hari
b. Sering terjadi cerukan (overdraft)
yaitu jumlah penarikan yang
Tabel 2.2
Indikator Pembiayaan Bermasalah
25
melebihi dana yang tersedia pada
akun giro.
c. Frekuensi mutasi rekeningrelatif
rendah
d. Terjadi pelanggaran terhadap
kontrak yang diperjanjikan lebih dari
90 hari.
e. Terdapat indikasi masalah keuangan
yang dihadapi nasabah.
f. Dokumentasi pinjaman yang lemah
4 Diragukan a. Terdapat tunggakan angsuran pokok
dan /atau bagi hasil yang melampaui
180 hari.
b. Terdapat cerukan yang bersifat
permanen
c. Terdapat wanprestasi lebih dari 180
hari.
d. Terdapat kapitalisasi bunga
e. Dokumentasi hukum yang lemah
baik untuk perjanjian pembiayaan
maupun pengikatan jaminan.
5 Macet a. Terdapat tunggakan angsuran pokok
dan/atau bagi hasil yang telah
melampaui 270 hari.
b. Kerugian operasional ditutup dengan
pinjaman baru.
c. Dari segi hukum maupun kondisi
pasar, jaminan tidak dapat dicairkan
pada nilai wajar.
Sumber: Dimodifikasi dari Rivai dan Veithzal, 2008
26
c. Hubungan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Pembiayaan
Non Performing Financing (NPF) pada perbankan syariah yang
tinggi dapat mengakibatkan tidak bekerjanya fungsi intermediasi bank
secara optimal karena mengurangi atau menurunkan perputaran dana
bank, sehingga memperkecil kesempatan bank memperoleh pendapatan.
Apabila dana di bank berkurang maka akan mengurangi pembiayaan
yang diberikan oleh bank kepada masyarakat.
7. Capital Adequacy Ratio (CAR)
a. Pengertian Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal
yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi
oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank
tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif
yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu
membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi profitabilitas.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013, bank
wajibmenyediakan modal minimum sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR) yang dinyatakan dalam rasio Capital Adequacy
Ratio (CAR). Rasio ini bertujuanuntuk memastikan bahwa jika dalam
aktivitasnya bank mengalami kerugian, maka ketersediaan modal yang
dimiliki oleh bank mampu mengcover kerugian tersebut.
Rasio kecukupan modal tersebut dihitung dengan:
27
b. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap pembiayaan
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio dari kecukupan
modal.Dengan modal yang dimiliki, bank dapat menggunakannya untuk
kegiatanoperasional. Salah satunya adalah menyalurkan pembiayaan.
Ketika persediaan dana untuk menyalurkan pembiayaan mengalami
kekurangan, maka dapat dibantu dengan modal. Begitupun ketika terjadi
risiko pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing), dapat
diatasi dengan modal tersebut.
Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumberdaya
finansial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha
danmengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran
pembiayaan.
8. Biaya Promosi
a. Pengertian Biaya Promosi
Setiap perusahaan terutama bank terdapat kegiatan memasarkan
produk dan jasanya, dalam kegiatan pemasaran ini akan ditemukan biaya
promosi. Biaya promosi adalah seluruh biaya yang dihasilkan untuk
mempromosikan produk atau jasa yang dimiliki oleh bank. Kegiatan
promosi dapat dilakukan dengan secara langsung menghubungi calon
nasabah ataumelalui media komunikasi massa seperti koran, majalah,
televisis, radio, bioskop, papan reklame, layar, dan gambar tempel.
Selain itu kegiatan promosi penjualan ini juga dapat dilakukan dengan
28
mengadakan atau mengikuti pameran.
Promosi bank bertujuan untuk menginformasikan segala jenis
produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah yang baru.
Kemudian promosi juga berfungsi mengingatkan nasabah akan produk,
promosi juga ikut mempengaruhi nasabah untuk membeli dan akhirnya
promosi juga akan meningkatkan citra bank di mata para nasabahnya.14
b. Hubungan Biaya Promosi Terhadap Pembiayaan
Semakin maksimal bank melakukan promosi maka semakin luas
nasabah yang akan mengetahui produk atau jasa bank tersebut. Dengan
banyaknya DPK yang terkumpul maka akan mempengaruhi total
pembiayaan yang akan disalurkan oleh bank tersebut. Oleh karena itu
biaya promosi berpengaruh positif terhadap pembiayan.
9. Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga-harga umum dan barang-barang
secara terus menerus.15
Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai
macam barang itu naik dengan persentase yang sama. Mungkin kenaikan
terjadi tidak bersamaan, yang penting terdapat kenaikan harga umum
barang secara terus-menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan
yang terjadi hanya sekali saja (walaupun dalam persentase yang besar)
bukanlah termasuk inflasi.
14
Kasmir, Pemasaran Bank, Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010),
h.155 15
Noripin, Ekonomi Moneter, (Yogyakarta: BPFE, 2000), h. 25
29
Kenaikan harga diukur dengan menggunakan indeks harga. Ada
tiga macam indeks harga yang digunakan untuk menghitung laju inflasi,
yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Harga Produsen (IHP), dan
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB).
Dari definisi diatas, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar
dapat dikatakan telah terjadi inflasi:16
1) Kenaikan Harga
Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi
dari pada harga periode sebelumnya. Misalnya harga sabun mandi
80 gram per buah kemarin adalah Rp1.000 hari ini menjadi Rp1.100.
Berarti harga sabun per buah hari ini Rp100 lebih mahal dibanding
harga kemarin. Dapat dikatakan telah terjadi kenaikan harga sabun.
Perbandingan tingkat harga bisa dilakukan dengan jarak, waktu yang
lebih panjang seminggu, sebulan, triwulan, dan setahun.
2) Bersifat Umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi
jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum
naik. Harga buah mangga harum manis di Jakarta jika belum
musimnya dapat menjadi Rp10.000 per kilogram. Tetapi jika sudah
musimnya, dapat hanya dibeli dengan harga Rp4.000 – Rp5.000 per
kilogram. Jadi harga mangga pada periode-periode tertentu akan
mengalami kenaikan dua sampai tiga kali lipat.
16
Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro, (Depok: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), h. 203
30
Tetapi kenaikan mangga yang sangat tajam tersebut tidak
menimbulkan inflasi, karena harga-harga komoditas lain tidak naik.
Mangga harum manis bukanlah komoditas pokok, sehingga tidak
memiliki dampak besar terhadap satabilitas harga.
3) Berlangsung Terus Menerus
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan
memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu
perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.
Sebab dalam sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga bersifat
umum dan terus menerus. Rentang waktu yang lebih panjang adalah
triwulan dan tahunan.
Jika pemerintah melaporkan bahwa inflasi tahun ini adalah 10%,
berarti akumulasi inflasi adalah 10% per tahun. Inflasi triwulan rata-
rata 2,5% (10% : 4), sedangkan inflasi bulanan sekitar 0,83% (10% :
12).17
b. Pengaruh Inflasi Terhadap Penyaluran Pembiayaan
Inflasi adalah salah satu variabel ekonomi makro yang mempunyai
pengaruh atas pembiayaan yang disalurkan bank. Sebab dengan
meningkatnya inflasi, pemerintah akan mengambil kebijakan dengan
menaikkan BI Rate yang berdampak pada kenaikan suku bunga
simpanan maupun suku bunga kredit bank umum.
17
Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro, (Depok: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), h. 155
31
Hal ini akan berpengaruh pada besaran pendapatan yang akan
diperoleh oleh bank dan kemampuan nasabah dalam membayar
pinjamannya.18
Oleh karena itu bank akan lebih berhati-hati dalam
menyalurkan dananya.
10. Equivalent Rate
a. Pengertian Equivalent Rate
Equivalent rate bagi hasil adalah indikasi tingkat imbalan dari
suatu penanaman dana atau penghimpunan dana yang dilakukan oleh
bank. Equivalent rate juga berarti tingkat pengembalian atas investasi
yang telah ditanamkan, yang menjadi pembanding antara tingkat
keuntungan yang diperoleh dengan besarnya dana yang ditabung di
perbankan syariah.
Equivalent rate dikeluarkan oleh BI yang mana dijadikan acuan
oleh bank syariah dalam menetapkan nisbah bagi hasil produk-
produknya. Equivalent rate mempunyai peran sama dengan bunga pada
bank konvensional, yaitu memberikan gambaran seberapa besar tingkat
pengembalian atas investasi yang ditanam. Bedanya, bunga langsung
diperjanjikan diawal kontrak sebelum investasi berjalan. Sedangkan
equivalent rate dihitung oleh pihak bank setiap akhir bulan setelah
investasi yang dijalankan memberikan hasil. Nasabah dapat melihat
berapa equivalent rate bank bulan yang lalu untuk memberikan
perkiraan berapa equivalent rate bank pada bulan berjalan.
18
Herman Darmawi, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.17
32
b. Pengaruh Equivalent Rate Terhadap Pembiayaan
Equivalent rate bagi hasil pembiayaan mempunyai pengaruh yang
cukup tinggi. Bagi nasabah Equivalent rate menjadi salah satu faktor
pertimbangannya sebelum mengajukan pembiayaan pada bank syariah.
Apabila tingkat Equivalent rate bagi hasil simpanan tinggi, secara
langsung nasabah akan mengajukan pembiayaan di bank syariah, dan
akan meningkatkan jumlah penyaluran pembiayaan di bank syariah.
B. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan sudah
banyak dilakukan, diantaranya yaitu:
1. Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Non
Performing Financing (NPF) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total
Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) Di Indonesia.19
Mufqi dalam penelitiannya menggunakan tiga variabel bebas yaitu
DPK, NPF, dan inflasi dengan variabel terikatnya total pembiayaan. Objek
penelitiannya adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di
Indonesia dalam skala nasional. Ia memakai data time series (bulanan)
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam statistik Perbankan Syariah
periode Januari 2007 – Oktober 2012.
19
Mufqi Firaldi, Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), NonPerforming
Financing (NPF) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank
Pembiayaan RakyatSyariah (BPRS) Di Indonesia (Periode Januari 2007- Oktober 2012),”(Skripsi
S1UIN Syarif hidayatullah Jakarta, 2013)
33
Dalam penelitiannya ia menggunakan analisis statistik regresi
berganda dengan pendekatan Error Correction Model (ECM) untuk
melihat hubungan jangka pendek dan menggunakan uji kointegrasi untuk
melihat indikasi adanya hubungan jangka panjang. Dengan bantuan
program Eviews 6.
Hasil penelitiannya mengindikasikan bahwa Dana Pihak Ketiga
mempuyai pengaruh signifikan jangka pendek terhadap total pembiayaan,
non performing financing tidak mempunyai pengaruh jangka pendek dan
mempunyai pengaruh negatif signifikan jangka panjang terhadap total
pembiayaan, dan inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap total
pembiayaan yang diberikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di
Indonesia.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Sektor Pertanian,
Kehutanan, dan Sarana Pertanian pada BPRS di Indonesia.20
Neil Al Muna dalam penelitiannya menggunakan lima variabel
bebas yaitu NPF khusus sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian,
FDR, ROA, biaya promosi, dan inflasi dengan variabel terikat pembiayaan
sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Objek penelitiannya
adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia dalam skala
nasional. Periode penelitiannya dari januari 2010 - Desember 2012. Ia
menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan pendekatan
OLS dibantu oleh program SPSS.
20
Neil AL Muna, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Sektor Pertanian,
Kehutanan, dan Sarana Pertanian pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia ,
(Skripsi S1 UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2013).
34
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel NPF khusus
sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian dan FDR berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan,
dan sarana pertanian. Variabel CAR dan biaya promosi berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan,
dan sarana pertanian. Variabel ROA berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana
pertanian. Dan variabel inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian.
Koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,901 atau 90,1%.
3. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio
(CAR), Non Performing Financing (NPF) Dan Return On Asset
(ROA) Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah.21
Wuri Arianti dalam penelitiannya menggunakan empat variabel
bebas yaitu DPK, CAR, NPF, dan ROA dengan variabel terikatnya
pembiayaan perbankan syariah. Objek penelitiannya adalah Bank
Muamalat Indonesia periode 2001 - 2011. Metode analisis yang digunakan
adalah regresi berganda dengan tingkat signifikansi 5%.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial hanya DPK
yang berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan, sedangkan
CAR, NPF, dan ROA tidak berpengaruh terhadap pembiayaan. Secara
simultan variabel DPK, CAR, NPF, dan ROA berpengaruh signifikan
21
Wuri Arianti Novi Pratami, Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) Dan Return On Asset (ROA) Terhadap
Pembiayaan Pada Perbankan Syariah. (Skripsi S1 Institut Pertanian Bogor, 2011)
35
terhadap pembiayaan. Kemampuan prediksi dari keempat variabel tersebut
terhadap pembiayaan adalah 98,9%.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit BPR Di
Provinsi Bali.22
Gede Agus dan Ni Nyoman dalam penelitiannya menggunakan
empat variabel bebas yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), Suku Bunga Kredit (SBK) dan Non Performing
Loan (NPL) dengan variabel terikatnya penyaluran kredit BPR diProvinsi
Bali dalam periode triwulan IV tahun 2000 – 2011. Teknik analisis yang
digunakan pada penelitian ini adalah regresi linear berganda.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan DPK,
PDRB, SBK, NPL berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit BPR
di Provinsi Bali triwulan IV tahun 2000 – 2011. Secara parsial DPK
berpengaruh positif signifikan dan PDRB tidak berpengaruh signifikan,
sedangkan variabel SBK berpengaruh negatif signifikan dan NPL tidak
berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit BPR di Provinsi Bali
triwulan IV tahun 2000 – 2011.
5. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequecy Ratio, Financing to
Deposit Ratio, dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran
Pembiayaan Pada PT BPRS Lantabur Jombang.23
22
Gede Agus Dian Maha Yoga dan Ni Nyoman Yuliarmi, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penyaluran Kredit BPR Di Provinsi Bali, (Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen.ISSN:
2303-0178, 2013) 23
Reswanda dan Wenda Wahyu C, Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequecy Ratio,
Financing to Deposit Ratio, Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Pembiayaan
36
Reswanda dan Wenda dalam penelitiannya menggunakan tiga
variabel bebas yaitu CAR, FDR, NPF dengan variabel terikatnya
penyaluran pembiayaan. yang objek penelitian ini adalah PT BPRS
Lantabur Jombang bulan Januari 2011 hingga bulan Desember 2012.
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian
diperoleh hasil bahwa DPKdan FDR berpengaruh signifikan terhadap
penyaluran pembiayaan pada BPRS Lantabur, sedangakan CAR dan NPF
tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada PT.
BPRS Lantabur dikarenakan permodalan PT BPRS Lantabur cukup kuat
dan memiliki kemampuan manajemen yang baik dalam mengelola
portofolio pembiayaan.
6. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana
Perbankan Syariah Di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan
Akselerasi Perbankan Syariah Tahun 2007/2008.24
Husnul dalam penelitiannya menggunakan tiga variabel bebas yaitu
DPK, NPF, SWBI dengan variabel terikatnya penyaluran dana. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh bank syariah baik bank umum maupun
unit usaha syariah. Sedangkan sampel penelitian yang dilakukan
wawancara hanya satu bank yaitu Bank Muamalat Indonesia. Periode
Pada PT BPRS Lantabur Jombang, (Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen.ISSN: 1412-
5366, 2013) 24
Husnul Khatimah, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana
Perbankan Syariah Di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan Akselerasi Perbankan Syariah
Tahun 2007/2008, ( Jurnal Optimal. Vol 3, No 1, 2009)
37
penelitian dari tahun 2004 – 2008.Teknik analisis yang digunakan adalah
regresi linier berganda
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa DPK, NPF, dan SWBI
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan pembiayaan di
bank syariah. Sebelum adanya kebijakan akselerasi perbankan syariah
pembiayaan di bank syariah mengalami laju pertumbuhan yang cepat jika
dibandingkan dengan setelah adanya kebijakan akselerasi.
7. Determinant of Non Performing Loan: The Case of Islamic Bank in
Indonesia25
Irman dalam penelitiannya menggunakan empat variabel bebas,
yaitu total aset, BOPO, GDP, inflasi dengan variabel terikatnya
pembiayaan bermasalah (NPF). Variable mediasi yang merupakan variabel
perantara (intervening), meliputi likuiditas diukur dengan Finance to
Deposit Ratio (FDR).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh BPRS
yang ada di Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Teknik
analisis yang digunakan adalah dua macam. Pertama analisis regresi
berganda dengan persamaan kuadrat terkecil (Ordinary Least Square/
OLS). Sedangkan analisis kedua menggunakan sobel test dan
bootstraping.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa GDP dan Inflasi
berpengaruh negatif terhadap pembiayaan bermasalah. Likuiditas (FDR)
25
Irman Firmansyah, Determinant of Non Performing Loan: The Case of Islamic Bank in
Indonesia, (Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17. Nomor 2)
38
berpengaruh positif terhadap pembiayaan bermasalah. BOPO tidak
berpengaruh terhadap pembiayaan bermasalah pada BPRS.
8. Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Pembiayaan
Murabahah Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008.01-2011.12.26
Mustika dan Osni dalam penelitiannya menggunakan empat
variabel bebas, yaitu DPK, Margin Keuntungan, NPF, FDR dengan
variabel terikatnya pembiayaan murabahah. Sampel penelitian dalam
penelitian ini adalah Bank Mandiri Syariah periode 2008 – 2011. Teknik
analisis menggunakan analisis regresi linier berganda menggunakan model
OLS (Ordinary Least Square) dan pelanggaran asumsi klasik.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa margin keuntungan dan
FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan pembiayaan
murabahah. DPK berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan
positif terhadap penyaluran pertumbuhan pembiayaan murabahah. NPF
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan pembiayaan murabahah.
DPK, Margin Keuntungan, NPF, FDR secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap penyaluran pertumbuhan pembiayaan
murabahah pada Bank Syariah Mandiri.
9. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Perbankan
Syariah di Indonesia Periode Tahun 2007 - 2013.27
26
Mustika Rimadhani dan Osni Erza, Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi
Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008.01-2011.12,(Media Ekonomi
Vol. 19, No. 1, 2011) 27
Muhammad Luthfi Qolby, Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada
Perbankan Syariah di Indonesia Periode Tahun 2007 – 2013, (Jurnal Universitas Negeri
Semarang. ISSN 2252-6889, 2013)
39
Muhammad Luthfi dalam penelitiannya menggunakan tiga variabel
bebas, yaitu DPK, SWBI, dan ROA dengan variabel terikatnya
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Periode penelitian dari tahun
2007-2013. Metode analisis yang digunakan adalah OLS (ordinary least
square) dengan menggunakan model koreksi kesalahan (error correction
model). Penelitian ini dibantu oleh program Eviews 6.
Pada jangka panjang secara bersama-sama DPK, SWBI dan ROA
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pembiayan. Pada
jangka pendek ROA tidak berpengaruh secara statistik terhadap
pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan DPK dan
SWBI berpengaruh secara statistik terhadap pembiayaan pada perbankan
syariah di Indonesia.
No Judul Dan Nama
Peneliti
Variabel Hasi penelitian Perbedaan
Dengan
Peneliti
1 Mufqi Firaldi/
2013/ Skripsi
Analisis Pengaruh
Jumlah Dana
Pihak Ketiga
(DPK), Non
Performing
Financing (NPF)
Dan Tingkat
Inflasi Terhadap
Total
Pembiayaan Yang
Diberikan Oleh
Bank Pembiayaan
Rakyat
Variabel
Dependen:
Total
Pembiayaan
Variabel
Independent:
DPK, NPF,
Inflasi
DPK mempunyai
Pengaruh jangka
pendek terhadap
Total
Pembiayaan, NPF
mempunyai
pengaruh jangka
pendek terhadap
Total
Pembiayaan, dan
Inflasi tidak
mempunyai
pengaruh
terhadap Total
Pembiayaan yang
diberikan Bank
Perbedaannya
terdapat pada
variabel
independent.
Pada
penelitian ini
menulis
memasukkan
variabel DPK,
NPF, CAR,
Biaya
Promosi,
Inflasi,
Equivalent
Rate. Tahun
penelitiannya
Tabel 2.3
Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
40
Syariah (BPRS) Di
Indonesia
(Periode Januari
2007- Oktober
2012)
Pembiayaan
Rakyat Syariah di
Indonesia.
juga berbeda,
penelitian ini
meneliti dari
periode 2013-
2015
2 Neil AL Muna/
2013/ Skripsi
Faktor-Faktor
yang
mempengaruhi
pembiayaan sektor
pertanian,
kehutanan, dan
sarana pertanian
pada BPRS di
Indonesia
Variabel
Dependen:
Pembiayaan
sektor
pertanian,
kehutanan,
dan sarana
pertanian
Variabel
Independent:
NPF khusus
sektor
pertanian,
FDR, ROA,
biaya
promosi, dan
inflasi
Data
sekunder
dari 2010-
2012
NPF khusus
sektor pertanian,
dan FDR
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
pembiayaan
sektor pertanian,
kehutanan, dan
sarana pertanian.
CAR dan biaya
promosi
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
pembiayaan
sektor pertanian,
kehutanan, dan
sarana pertanian.
ROA
berpengaruh
positif dan tidak
signifikan
terhadap
pembiayaan
sektor pertanian,
kehutanan, dan
sarana pertanian.
Inflasi
berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan.
Perbedaannya
terdapat pada
variabel
independent
dan dependen.
Variabel
dependen
dalam
penelitian ini
penyaluran
pembiayaan
pada BPRS di
seluruh
Indonesia dan
untuk variabel
independen
yaitu DPK,
NPF, CAR
Biaya
Promosi,
Inflasi,
Equivalent
Rate
3 Wuri Arianti Novi
Pratami/ 2011/
Skripsi
Analisis Pengaruh
Variabel
Dependen:
Pembiayaan
Pada
Perbankan
DPK yang
berpengaruh
signifikan positif
terhadap
pembiayaan,
Perbedaannya
terdapat pada
variabel
independent.
Dalam
41
Dana Pihak Ketiga
(DPK), Capital
Adequacy Ratio
(CAR), Non
Performing
Financing (NPF)
Dan Return On
Asset (ROA)
Terhadap
Pembiayaan Pada
Perbankan Syariah
Syariah
Variabel
Independent:
DPK, CAR,
NPF, ROA
sedangkan CAR,
NPF, dan ROA
tidak
berpengaruh
terhadap
pembiayaan.
Secara simultan
variabel DPK,
CAR, NPF, dan
ROA
berpengaruh
signifikan
terhadap
pembiayaan.
penelitian ini
memasukan
variabel makro
ekonomi
seperti Inflasi,
dan equivalent
rate
Objek
penelitian juga
terdapat
perbedaan,
dalam
penelitian ini
objeknya
BPRS di
seluruh
Indonesia
4 Gede Agus Dian
Maha Yoga & Ni
Nyoman Yuliarmi/
2013/ jurnal
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Penyaluran Kredit
BPR Di Provinsi
Bali
Variabel
Dependen:
Bank
Perkreditan
Rakyat
(BPR) di
Provinsi Bali
Variabel
Independent:
Dana Pihak
Ketiga
(DPK),
Produk
Domestik
Regional
Bruto
(PDRB),
Suku Bunga
Kredit
(SBK) dan
Non
Performing
Loan (NPL)
Secara simultan
DPK, PDRB,
SBK, NPL
berpengaruh
signifikan
terhadap
penyaluran
kredit BPR di
Provinsi Bali
triwulan IV
tahun 2000 –
2011.
Secara parsial
DPK
berpengaruh
positif signifikan
dan PDRB tidak
berpengaruh
signifikan
sedangkan
variabel SBK
berpengaruh
negatif
signifikan dan
NPL tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
Perbedaannya
terdapat pada
variabel
independent
dan dependen.
Objek
penelitian juga
terdapat
perbedaan,
dalam
penelitian ini
objeknya
BPRS di
seluruh
Indonesia
42
penyaluran
kredit BPR di
Provinsi Bali
triwulan IV
tahun 2000 –
2011
5 Reswanda, Wenda
Wahyu C/ 2013/
jurnal
Pengaruh Dana
Pihak Ketiga,
Capital Adequecy
Ratio Financing to
Deposit Ratio,
Dan Non
Performing
Financing
Terhadap
Penyaluran
Pembiayaan
PadaPT BPRS
Lantabur Jombang
Variabel
Dependen:
Penyaluran
pembiayaan
Variabel
Independent:
DPK,
FDR,CAR,
NPF
DPK dan FDR
berpengaruh
signifikan
terhadap
penyaluran
pembiayaan pada
BPRS Lantabur,
sedangakan CAR
dan NPF tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
penyaluran
pembiayaan pada
PT. BPRS
Lantabur.
Perbedaannya
terdapat pada
variabel
Independent.
Pada
penelitian ini
memasukan
variabel
independent
seperti DPK,
NPF, CAR,
Biaya
Promosi,
Inflasi,
Equivalent
Rate.
Objek
penelitian juga
terdapat
perbedaan,
dalam
penelitian ini
objeknya
BPRS di
seluruh
Indonesia
6 Husnul Khatimah/
2009/ Jurnal
Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Penyaluran Dana
Perbankan Syariah
Di Indonesia
Sebelum dan
Sesudah
Kebijakan
Akselerasi
Variabel
Dependen:
Penyaluran
Dana
Variabel
Independen:
DPK, NPF,
SWBI
DPK, NPF, dan
SWBI
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
perubahan
pembiayaan di
bank syariah.
Sebelum adanya
kebijakan
akselerasi
perbankan syariah
Perbedaannya
terdapat pada
variabel
Independent.
Pada
penelitian ini
memasukan
variabel
independent
seperti DPK,
NPF, CAR,
Biaya
Promosi,
43
Perbankan Syariah
Tahun 2007/2008
pembiayaan di
bank syariah
mengalami laju
pertumbuhan
yang cepat jika
dibandingkan
dengan setelah
adanya kebijakan
akselerasi.
Inflasi,
Equivalent
Rate.
Objek
penelitian juga
terdapat
perbedaan,
dalam
penelitian ini
objeknya
BPRS seluruh
Indonesia
(dalam skala
nasional)
7 Irman Firmansyah/
2014
Determinant of
Non Performing
Loan: The Case of
Islamic Bank in
Indonesia
Variabel
Dependen:N
on
Performing
Financing
(NPF)
Variabel
Independen:
Total Aset,
BOPO,
GDP, Inflasi
Variabel
Mediasi:
FDR
GDP dan Inflasi
berpengaruh
negative terhadap
pembiayaan
bermasalah.
BOPO tidak
berpengaruh
terhadap
pembiayaan
bermasalah
(FDR), tidak
memediasi
pengaruh ukuran
bank, BOPO,
GDP dan inflasi
terhadap
pembiayaan
bermasalah
Perbedaannya
terdapat pada
variabel
Independent.
Pada
penelitian ini
memasukan
variabel
independent
seperti DPK,
NPF, CAR,
Biaya
Promosi,
Inflasi,
Equivalent
Rate.
8 Mustika
Rimadhani dan
Osni Erza/ 2011/
Jurnal
Analisis Variabel-
Variabel Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Murabahah Pada
Bank Syariah
Mandiri Periode
2008.01-2011.12
Variabel
Dependen:
Pembiayaan
Murabahah
Variabel
Independen:
DPK,
Margin
Keuntungan,
NPF, FDR,
DPK, Margin
Keuntungan,
NPF, dan FDR
secara bersama-
sama
berpengaruh
secara signifikan
terhadap
penyaluran
pertumbuhan
pembiayaan
murabahah pada
Bank
Perbedaannya
terdapat pada
variabel
Independent.
Pada
penelitian ini
memasukan
variabel
independent
seperti DPK,
NPF, CAR,
Biaya
Promosi,
44
Syariah Mandiri.
Dan terbukti
variabel
DPK sebagai
variabel yang
dominan
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
pembiayaan
murabahah.
Inflasi,
Equivalent
Rate.
Objek
penelitian juga
terdapat
perbedaan,
dalam
penelitian ini
objeknya
BPRS seluruh
Indonesia
(dalam skala
nasional)
9 Muhammad Luthfi
Qolby/2013/Jurnal
Faktor–Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan Pada
Perbankan Syariah
di Indonesia
Periode Tahun
2007 - 2013
Variabel
Dependen:
Pembiayaan
Perbankan
Syariah
Variabel
Independen:
DPK, SWBI,
ROA
Pada jangka
panjang secara
bersama-sama
DPK, SWBI dan
ROA berpengaruh
secara positif dan
signifikan
terhadap
pembiayan.
Pada jangka
pendek ROA
tidak berpengaruh
secara statistik
terhadap
pembiayaan pada
perbankan syariah
di Indonesia.
Sedangkan DPK
dan SWBI
berpengaruh
secara statistik
terhadap
pembiayaan
pada perbankan
syariah di
Indonesia.
Perbedaannya
terdapat pada
variabel
Independent.
Pada
penelitian ini
memasukan
variabel
independent
seperti DPK,
NPF, CAR,
Biaya
Promosi,
Inflasi,
Equivalent
Rate.
Objek
penelitian juga
terdapat
perbedaan,
dalam
penelitian ini
objeknya
BPRS di
seluruh
Indonesia
45
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan pada Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia
Variabel Independen Variabel Dependen
DPK (X1)
NPF (X2)
CAR (X3)
Biaya Promosi (X4)
Inflasi (X5)
Equivalent Rate (X6)
Penyaluran
Pembiayaan
(Y)
Regresi Linier Berganda
Uji Asumsi Klasik:
Uji Normalitas
Uji Autokorelasi
Uji Multikoliniearitas
Uji Heteroskedastisitas
Uji F Uji t
Adjusted R
2
Interpretasi
Uji Signifikansi
Kesimpulan
dan Saran
46
D. Hipotesis
Hipotesis disamakan dengan dugaan secara logis hubungan antara dua
variabel atau lebih yang ditunjukkan dalam pernyataan yang diuji
kebenarannya. Hipotesis selalu berupa kalimat deklaratif atau pernyataan.28
Hipotesis dalam penelitian kuantitatif di kembangkan dari telaah teoritis
sehingga jawaban sementara dari masalah atau pernyataan memerlukan
pengujian empiris.
Berdasarkan kajian review terdahulu dan landasan teori diatas, maka
peneliti akan mengajukan hipotesis atau dugaan sementara dari penelitian ini
sebagai berikut:
Hipotesis (1)
H0 : Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.
H1 : Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh secara signifikan terhadap
penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.
Hipotesis (2)
H0 : Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.
H1 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara signifikan
terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.
Hipotesis (3)
28
Toni Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2013), h. 12
47
H0 : Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.
H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh secara signifikan terhadap
penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.
Hipotesis (4)
H0 : Biaya Promosi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.
H1 : Biaya Promosi berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran
pembiayaan pada BPRS di Indonesia.
Hipotesis (5)
H0 : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran
pembiayaan pada BPRS di Indonesia.
H1 : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan
pada BPRS di Indonesia.
Hipotesis (6)
H0 : Equivalent Rate tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.
H1 : Equivalent Rate berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran
pembiayaan pada BPRS di Indonesia.
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif.
Metode deskriptif yaitu metode yang didasarkan pada analisis dengan
pendeskripsian faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah yang
dimaksudkan sebagai pendukung untuk analisis metode kuantitatif.
Sedangkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan
pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian dalam angka
dan melalui analisis data dengan menggunakan statistik atau permodelan
matematis.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok individu–individu atau objek yang memiliki
standar-standar tertentu dari ciri–ciri yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
BPRS yang ada di Indonesia dalam periode tahun 2013 sampai dengan tahun
2015.
C. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah jenis data yang diperoleh dan digali melalui hasil
49
pengelolaan pihak kedua dari hasil penelitian lapangannya, baik berupa
data kualitatif maupun kuantitatif.29
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui:
a) Studi kepustakaan yaitu berupa pengumpulan data dengan membaca
buku-buku dari beberapa literatur, referensi, laporan-laporan keuangan
dan bahan-bahan yang berhubungan dengan penelitian ini.
b) Men-Download data-data yang terkait melalui website dan blog, serta
informasi yang terkait dengan penelitian ini, melalui search engine
www.google.com
D. Sumber Data
Semua data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari laporan
publikasi Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yaitu SPS
(Statistik Perbankan Syariah). Data operasional yang digunakan adalah data
berkala (time series), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
terhadap suatu individu. Data diambil dalam bentuk bulanan dalam kurun
waktu Januari 2013 sampai dengan bulan Desember 2015.
Sedangkan untuk data makro ekonomi diambil dari laporan publikasi
Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik serta sumber pendukung lainnya.
Sumber penunjang lainnya berupa jurnal yang diperlukan, dan sumber-sumber
lain yang dapat digunakan dalam penelitian ini.
E. Variabel dan Pengukuran Variabel
29
Muhammad Teguh. Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005), h. 121
50
1. Jenis Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen). Dalam
penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah penyaluran
pembiayaan.
b. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas (independen) adalah variabel yang memengaruhi variabel
terikat, baik secara positif maupun negatif. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebas adalah DPK, NPF, CAR, biaya promosi, inflasi,
dan equivalent rate
2. Pengukuran Variabel
Dalam penelitian kuantitatif variabel terikat (dependen) dilambangkan
dengan huruf (Y), dalam penelitian ini Y = Penyaluran Pembiayaan
Sedangkan untuk variabel bebas (independen) dilambangkan dengan
huruf (X), dalam penelitian ini terdapat lima variabel bebas, oleh karena
itu dilambangkan dengan X1, X2, X3, X4, X5, X6 dimana:
X1 = Dana Pihak Ketiga (DPK)
X2 = Non Performing Financing (NPF)
X3 = Capital Adequacy Ratio(CAR)
X4 = Biaya Promosi
X5 = Inflasi
51
X6 = Equivalent Rate
F. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda
dengan menggunakan persamaan kuadrat terkecil biasa atau Ordinary Least
Square (OLS). Analisis data dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer,
program Eviews 8.
1. Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif memberikan informasi mengenai karakteristik
variabel dan data penelitian. Statistik deskriptif pada penelitian ini akan
menganalisis nilai rata-rata tertinggi, nilai terendah, serta standar deviasi
dari masing-masing variabel yang diteliti.30
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi diartikan sebagai suatu analisis tentang ketergantungan
suatu variabel kepada variabel lain (yaitu variabel bebas) dalam rangka
membuat estimasi katau prediksi dari nilai rata-rata variabel tergantung
dengan diketahuinya nilai variabel bebas.31
Analisis regresi linier berganda adalah suatu model linier regresi yang
variable terikatnya merupakan fungsi linier dari beberapa variabel bebas.
Metode ini digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel
independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi berganda dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui keakuratan hubungan antara
30
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2005), h. 9 31
Alfian Lains, Ekonometrika Teori dan Aplikasi Jilid I, (Jakarta:Pustaka LP3ES Indonesia,
2003), h.19
52
penyaluran pembiayaan (variable dependen) dengan DPK, NPF, CAR,
biaya promosi, inflasi, equivalent rate (variabel independen).
Persamaan regresi yang dibentuk adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Penyaluran Pembiayaan
a = Konstanta
β1 – β6 = Koefisien regresi masing – masing variabel independen
X1 = DPK (Dana Pihak Ketiga)
X2 = NPF (Non Performing Funancing)
X3 = Capital Adequacy Ratio(CAR)
X4 = Biaya Promosi
X5 = Inflasi
X6 = Equivalent Rate
e = Variabel Gangguan / residual
3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa
autokorelasi, multikolinieritas, dan heterokedastisitas tidak terdapat dalam
penelitian ini dan data yang dihasilkan berdistribusi normal. Untuk
mengetahui apakah model regresi linier dalam penelitian ini dapat
digunakan sebagai alat prediksi yang baik atau tidak, maka harus
memenuhi semua uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik terdiri dari:
53
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Model yang baik adalah yang memiliki distribusi data yang normal.
Untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan Uji
Jarque-Bera.
Rumus Jarque-Bera adalah sebagai berikut:32
JB =
[
( )
]
Dimana, n merupakan ukuran sampel, S menyatakan kemencengan, dan
K menyatakan peruncingan.
Uji normalitas dilakukan dengan membandingkan nilai Jarque-
Bera dengan nilai Chi square tabel. Jika nilai Jarque-Bera < dari nilai
Chi square tabel pada α = 5%, maka data berdistribusi normal. Hipotesis
yang digunakan adalah:
H0: Residual berdistribusi tidak normal
H1: Residual berdistribusi normal
b. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dalam konsep regresi linier berarti komponen error
berkorelasi berdasarkan urutan waktu (pada data berkala). Apabila
terjadi keterkaitan antara pengamatan yang satu dengan yang lain, atau
32
Damodar N.Gujarati, Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi Ketiga, (Jakarta: PT Gelora
Akasara Pratama, 2006), h. 165
54
dengan kata lain terjadi ketergantungan antara error ke-i dengan error
ke-j, maka autokorelasi akan terjadi.33
Tujuan dari uji ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan dengan periode t-1 (sebelumnya).
Konsekuensi dari adanya autokolerasi adalah penaksiran menjadi tidak
efisien dan Uji t serta Uji F yang biasa tidak valid walaupun hasil
estimasi tidak bias.
Dalam penelitian ini uji autokorelasi menggunakan uji Lagrange
Multiplier (LM) atau yang biasa dikenal dengan The Breusch-Godfrey
(BG) Test. Uji BG dilakukan dengan melihat nilai probability atau p-
value pada Obs*R-squared dengan tingkat signifikan α = 0,05 (5%).
Apabila nilai probability > 5% maka model tidak mengandung masalah
autokorelasi. Hipotesis yang digunakan adalah:
H0: Tidak terdapat masalah autokorelasi
H1: Terdapat masalah autokorelasi
c. Uji Multikoliniearitas
Multikolinieritas adalah hubungan linier antar variabel bebas.
Pengujian ini bertujuan untuk memastikan apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam
membuat regresi berganda, variabel bebas yang baik adalah variabel
33
Setiawan dan Dwi Endah Kusrini, Ekonometrika, (Yogyakarta: C.V ANDI, 2010), h. 136
55
bebas yang mempunyai hubungan dengan variabel terikat, tetapi tidak
mempunyai hubungan dengan variabel bebas lainnya.
Ada atau tidaknya multikolinieritas dapat diketahui atau dilihat dari
koefisien korelasi masing-masing variable bebas. Jika koefisien korelasi
di antara masing-masing variable bebas lebih besar dari 0,8 maka terjadi
multikolinieritas. Hipotesis yang digunakan adalah:
H0: Tidak terjadi multikolinieritas
H1: Terjadi multikolinieritas
d. Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran parameter
dalam model bersifat BLUE adalah semua residual atau error
mempunyai varian yang sama dan bersifat konstan atau disebut dengan
homoskedastisitas. Sedangkan bila varian error-nya (Y) tidak konstan
atau berubah-ubah disebut dengan heteroskedastisitas.
Heteroskedasitas muncul apabila nilai varian dari variabel teikat
(Yi) meningkat sebagai meningkatnya varian dari variabel bebas (Xi),
maka varian dari Yi adalah tidak sama.Heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.Data yang baik
adalah data yang bersifat homoskedastisitas.
Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan
Uji White (White’s General Heteroscedasticity Test). Uji ini
mengasumsikan bahwa varian error merupakan fungsi yang mempunyai
56
hubungan dengan variabel bebas, dan interaksi antar variabel bebas.34
Apabila nilai probabilitas Chi-Square pada Obs*R-squared lebih besar
dari α= 0,05 (5%) dapat diputuskan bahwa tidak terdapat
heteroskedastisitas. Hipotesis yang digunakan adalah:
H0: Tidak ada heteroskedastisitas
H1: Ada heteroskedastisitas
4. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (Goodness of Fit), yang dinotasikan dengan R2
ataupun Adjusted R2
adalah uji kecocokan model regresi yang dibentuk.
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui berapa besar peran atau
kontribusi dari beberapa variabel bebas (independen) yang terdapat dalam
persamaan regresi tersebut dalam menjelaskan nilai variabel terikat
(dependen).
Semakin besar nilai R2, semakin bagus atau semakin tepat atau cocok
suatu garis regresi. Sebaliknya, semakin kecil maka semakin tidak tepat
garis regresi tersebut untuk mewakili data hasil observasi. Nilai R2
terletak
antara 0 dan 1 (0 ≤ R2
≤ 1).35
5. Uji Hipotesis
Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien
regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksud dari signifikan ini
adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan
34
Nachrowi dan Hardius, Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis
Ekonomi dan Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
2006), h. 118 35
J.Supranto, Ekonometri, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 75
57
nol. Jika koefisien slope sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa
tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh
terhadap variabel terikat. Ada beberapa jenis uji hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu:
a. Uji F-Statistik
Uji F digunakan untuk menguji hubungan semua variabel
independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama).
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara simultan apakah
variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap
variabel dependen.
Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel
dengan tingkat signifikan 0,05.
Untuk menilai Ftabel digunakan rumus:
( )
( )
Keterangan:
n = Jumlah observasi
k = Variabel independen ditambah variabel dependen
Jika Fhitung > Ftabel, menunjukkan variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen secara simultan.
Jika Fhitun < Ftabel, menunjukan tidak berpengaruh signifikan
variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.
Adapun hipotesis dalam uji model ini adalah:
58
H0 : Variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
H1 : Variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
b. Uji t-statistik
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen
secara parsial (individual).
Uji t juga dapat dilakukan dengan membandingkan thitung dengan
ttabel. Pengujian dilakukan dengan taraf signifikasi 0,05 atau tingkat
kepercayaan 95% menggunakan pengujian dua sisi (2-tailed).
Adapun hipotesis dalam uji model ini adalah:
H0 : Variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
H1 : Variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
Untuk menghitung ttabel digunakan rumus:
( )
Keterangan :
n : Jumlah observasi
k : Variabel independen ditambah variabel dependen
Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut:
59
1. H0 diterima dan H1 ditolak apabila tstatistik < ttabel. Berarti variabel
independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
2. H0 ditolak dan H1 diterima apabila tstatistik > ttabel. Berarti variabel
independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Statistik
1. Analisis Deskriptif
Berdasarkan dari hasil pengelolahan data diperoleh nilai maksimum,
minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi (standard deviation) dari
masing-masing variabel penelitian sebagai berikut:
Berdasarkan hasil olah data diatas dapat dilihat bahwa dengan N = 36
waktu amatan. Variabel dependen pembiayaan mempunyai nilai minimum
Pembiayaan DPK NPF CAR
Biaya
Promosi Inflasi
Equivalent
Rate
Mean 6.676134 6.573712 0.0836 0.226083 3.974931 0.065892 0.071806
Median 6.685334 6.571878 0.0819 0.2237 4.071513 0.0681 0.075
Maximum 6.760812 6.681412 0.1036 0.2506 4.379849 0.0879 0.0775
Minimum 6.552123 6.474838 0.065 0.2071 3.159567 0.0335 0.0575
Std. Dev. 0.057804 0.052404 0.010048 0.011544 0.32904 0.01445 0.006644
Skewness -0.358626 -0.01932 0.244106 0.634252 -0.892076 -0.364045 -1.511457
Kurtosis 2.325046 2.22582 1.98156 2.534875 2.885473 2.240316 3.566684
Jarque-Bera 1.455023 0.90127 1.913357 2.738165 4.794469 1.660849 14.18871
Probability 0.48311 0.637223 0.384167 0.25434 0.090969 0.435864 0.00083
Sum 240.3408 236.6536 3.0096 8.139 143.0975 2.3721 2.585
Sum Sq.
Dev. 0.116946 0.096116 0.003534 0.004665 3.789357 0.007308 0.001545
Observations 36 36 36 36 36 36 36
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Sumber: Eviews 8 (data diolah)
61
6,552123 , nilai maksimum 6,760812, nilai rata-rata (mean) sebesar
6,676134 dan nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,057804.
Nilai rata - rata (mean) yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi
(standard deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.
Variabel independen Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki nilai
minimum 6,474838, nilai maksimum 6,681412, nilai rata-rata (mean)
sebesar 6,3712 dan nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar
0,052404. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan
nilai standar deviasi (standard deviation) menunjukkan bahwa data pada
variabel ini terdistribusi dengan baik.
Variabel independen Non Performing Financing (NPF) memiliki nilai
minimum sebesar 0,065, nilai maksimum sebesar 0,1036, nilai rata-rata
(mean) sebesar 0,0836 dan nilai standar deviasi (standard deviation)
sebesar 0,01005 . Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan
dengan nilai standar deviasi (standard deviation) menunjukkan bahwa data
pada variabel ini terdistribusi dengan baik.
Variabel independen Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki nilai
minimum sebesar 0,2071, nilai maksimum sebesar 0,2506 , nilai rata-rata
(mean) sebesar 0,226083 dan nilai standar deviasi (standard deviation)
sebesar 0,011544. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan
dengan nilai standar deviasi (standard deviation) menunjukkan bahwa data
pada variabel ini terdistribusi dengan baik.
62
Variabel independen biaya promosi memiliki nilai minimum sebesar
3,159567, nilai maksimum sebesar 4,379849 , nilai rata-rata (mean) sebesar
3,974931 dan nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,32904.
Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan nilai standar
deviasi (standard deviation) menunjukkan bahwa data pada variabel ini
terdistribusi dengan baik.
Variabel independen inflasi memiliki nilai minimum sebesar 0,0335,
nilai maksimum sebesar 0,0879, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,065892
dan nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,01445 . Nilai rata-
rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan nilai standar deviasi
(standard deviation) menunjukkan bahwa data pada variabel ini
terdistribusi dengan baik.
Variabel independen equivalent rate memiliki nilai minimum sebesar
0,0575, nilai maksimum sebesar 0,0775 , nilai rata-rata (mean) sebesar
0,071806 dan nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,006644.
Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan nilai standar
deviasi (standard deviation) menunjukkan bahwa data pada variabel ini
terdistribusi dengan baik.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Pengujian penyimpangan asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu
sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian. Pengujian ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah model yang diajukan dalam
penelitian ini dinyatakan lolos dari penyimpangan asumsi klasik. Uji
63
asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
analisis regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square
(OLS).
a. Hasil Uji Multikolinieritas
Interpretasi dari persamaan regresi ganda secara implisit
bergantung pada asumsi bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan
tersebut tidak saling berkorelasi.36
Uji multikolinieritas dilakukan untuk
mengetahui apakah diantara variabel bebas mempunyai hubungan
(korelasi) atau tidak. Deteksi adanya multikolinieritas dilakukan dengan
menggunakan uji korelasi parsial antar variabel independen. Hasil
pengujian multikolinieritas dapat dilihat sebagai berikut:
Apabila antara variabel bebasnya saling berkorelasi melebihi 0,8
atau r > 0,8, maka dapat dikatakan terjadi multikolinearitas. Model
regresi yang baik adalah yang terhindar dari multikolinearitas. Hasil
menunjukkan bahwa nilai korelasi antar variabel bebas lebih kecil dari
36
Nachrowi Djalal dan Hardius Usman, Penggunaan Teknik Ekonometri, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2008), h. 118
DPK NPF CAR
Biaya
Promosi Inflasi
Equivalent
Rate
DPK 1 0.792527 -0.45679 0.249799 -0.075035 0.764529
NPF 0.792527 1 -0.45499 0.071402 -0.191015 0.548512
CAR -0.456787 -0.45499 1 -0.718788 0.068429 -0.311647
Biaya
Promosi 0.249799 0.071402 -0.71879 1 0.048149 0.369809
Inflasi -0.075035 -0.19102 0.06843 0.048149 1 0.243808
Equivalent
Rate 0.764529 0.548512 -0.31165 0.369809 0.243808 1
Tabel 4.2
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber: Eviews 8 (data diolah)
64
0,8, maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini
tidak terjadi multikolinieritas antar variabel-variabel tersebut.
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Data yang baik adalah data yang bersifat
homoskedastisitas.
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas dari Chi-
Square sebesar 0,52 yang berarti lebih besar dari nilai α sebesar 0,05.
Karena nilai probabilitas Chi-Square 0,52 > 0,05, maka H0 diterima.
Dapat disimpulkan bahwa dalam model tidak ada masalah
heterokedastisitas.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 1.962744 Prob. F(2,27) 0.16
Obs*R-squared 4.569615 Prob. Chi-Square(2) 0.1018
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.791973 Prob. F(25,10) 0.6974
Obs*R-squared 23.91919 Prob. Chi-Square(25) 0.524
Scaled explained SS 16.83875 Prob. Chi-Square(25) 0.8876
Tabel 4.3
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: Eviews 8 (data diolah)
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Eviews 8 (data diolah)
65
Uji autokorelasi menggunakan Uji Lagrange Multiplier (LM) atau
yang dikenal dengan Uji The Breusch-Godfrey (BG) Test. Apabila nilai
p-value < 0,05 (5%) berarti terdapat masalah autokorelasi dan
sebaliknya. Hasil Menunjukkan bahwa nilai Obs*R-squared 4,569
dengan probability atau p-value sebesar 0,10 > dari 0,05, maka H0
diterima. Dapat disimpulkan bahwa dalam model tidak terdapat masalah
autokorelasi.
d. Hasil Uji Normalitas
Untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan membandingkan nilai Jarque-Bera (JB) dengan chi-square (X2)
tabel pada α= 5%.
Jika nilai Jarque-Bera < Chi-Square Tabel, maka residual berdistribusi
normal.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Eviews 8 (data diolah)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-0.01 0.00 0.01 0.02
Series: Residuals
Sample 2013M01 2015M12
Observations 36
Mean -1.37e-15
Median -0.000782
Maximum 0.021540
Minimum -0.013070
Std. Dev. 0.008118
Skewness 0.757940
Kurtosis 3.169713
Jarque-Bera 3.490043
Probability 0.174641
66
Jika nilai Jarque-Bera > Chi-Square Tabel, maka residual berdistribusi
tidak normal.
Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai jarque-bera
3,490. Dengan nilai chi-square tabel adalah 49,801. Nilai JB 3,490 <
49,801, maka H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa residual
berdistribusi normal.
3. Analisis Regresi dan Hasil Pengujian Hipotesis
a. Hasil Analisis Regresi
Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Method: Least Squares
Date: 10/12/16 Time: 04:34
Sample: 2013M01 2015M12
Included observations: 36
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.290006 0.420968 5.439856 0.0000
DPK 0.661510 0.064634 10.23468 0.0000
NPF 1.204463 0.295317 4.078549 0.0003
CAR -0.763958 0.257607 -2.965597 0.0060
BIAYA_PROMOSI 0.002075 0.008728 0.237725 0.8138
INFLASI -0.030912 0.123050 -0.251218 0.8034
EQUIVALENT_RATE 1.439493 0.460819 3.123773 0.0040
R-squared 0.980279 Mean dependent var 6.676134
Adjusted R-squared 0.976199 S.D. dependent var 0.057804
S.E. of regression 0.008918 Akaike info criterion -6.428865
Sum squared resid 0.002306 Schwarz criterion -6.120959
Log likelihood 122.7196 Hannan-Quinn criter. -6.321397
F-statistic 240.2526 Durbin-Watson stat 1.515844
Prob(F-statistic) 0.000000
Tabel 4.5
Hasil Analisis Regresi
Sumber: Eviews 8 (data diolah)
67
Persamaaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
PEMBIAYAAN = 2.29000627448 + 0.661510331423*DPK +
1.20446339448*NPF - 0.763958112877*CAR +
0.0020749375055*BIAYA_PROMOSI - 0.0309123741223*INFLASI
+ 1.43949307869*EQUIVALENT_RATE
Nilai koefisien dari konstanta sebesar 2,29000627448. Hal ini
menunjukkan bahwa jika variabel DPK, CAR, biaya promosi, inflasi dan
suku bunga bernilai 0 atau dalam keadaan konstan, maka rata-rata
penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia sebesar 229%.
Nilai koefisien dari variabel DPK sebesar 0,661510331423 dan
bertanda positif. Nilai ini menunjukkan apabila nilai DPK mengalami
kenaikan sebesar 1%, maka akan meningkatkan jumlah penyaluran
pembiayaan BPRS sebesar 66%. Dengan asumsi bahwa variabel lain
bernilai konstan.
Nilai koefisien dari variabel NPF sebesar 1,20446339448 dan
bertanda positif. Nilai ini menunjukkan apabila nilai NPF mengalami
kenaikan sebesar 1%, maka akan meningkatkan jumlah penyaluran
pembiayaan BPRS sebesar 120%. Dengan asumsi bahwa variabel lain
bernilai konstan.
Nilai koefisien dari variabel CAR sebesar -0.763958112877 dan
bertanda negatif. Nilai ini menunjukkan apabila nilai CAR mengalami
68
kenaikan sebesar 1%, maka akan menurunkan jumlah penyaluran
pembiayaan BPRS sebesar 76%. Dengan asumsi bahwa variabel lain
bernilai konstan.
Nilai koefisien dari variabel biaya promosi sebesar 0,002075 dan
bertanda positif. Nilai ini menunjukkan apabila nilai biaya promosi
mengalami kenaikan sebesar 1%, maka akan menaikkan jumlah
penyaluran pembiayaan BPRS sebesar 0,2%. Dengan asumsi bahwa
variabel lain bernilai konstan.
Nilai koefisien dari variabel inflasi sebesar -0,0309123741223 dan
bertanda negatif. Nilai ini menunjukkan apabila nilai inflasi mengalami
kenaikan sebesar 1%, maka akan menurunkan jumlah penyaluran
pembiayaan BPRS sebesar 3%. Dengan asumsi bahwa variabel lain
bernilai konstan.
Nilai koefisien dari variabel equivalent rate sebesar 1,43949307869
dan bertanda positif. Nilai ini menunjukkan apabila nilai suku bunga
mengalami kenaikan sebesar 1%, maka akan meningkatkan penyaluran
pembiayaan BPRS sebesar 143%. Dengan asumsi variabel lain bernilai
konstan.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Nilai Adjusted R-squared adalah 0,97 atau 97 %, menunjukkan
bahwa kontribusi semua variabel bebas (DPK, NPF, CAR, biaya
promosi, inflasi, dan equivalent rate) terhadap variabel terikat
69
(penyaluran pembiayaan) secara serentak adalah sebesar 97%. Dan 3%
sisanya merupakan kontribusi dari variabel-variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model.
c. Hasil Uji F– Statistik
1) Hasil Uji F Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Dari Uji F, diketahui nilai Fstatistik sebesar 240,25. Sedangkan Ftabel
dengan derajat kebebasan 0,05 (5%), dengan ketentuan numerator
(pembilang = jumlah variabel – 1) atau 7 - 1 = 6; dan numerator
(penyebut = jumlah observasi – jumlah variabel) atau 36 – 7 = 29.
Maka diperoleh Ftabel = 2,43.
Berdasarkan hasil perhitungan, niai Fstatistik 240,25 > Ftabel = 2,43.
Maka H0 ditolak, H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa secara
simultan semua variabel bebas (DPK, NPF, biaya promosi, inflasi dan
equivalent rate) berpengaruh signifikan dan mampu menjelaskan
variabel terikat (penyaluran pembiayaan).
2) Hasil Uji F Faktor Internal
Dari Uji F, diketahui nilai Fstatistik sebesar 270,76. Sedangkan Ftabel
dengan derajat kebebasan 0,05 (5%), dengan ketentuan numerator
(pembilang = jumlah variabel – 1) atau 5 - 1 = 4; dan numerator
(penyebut = jumlah observasi – jumlah variabel) atau 36 – 4 = 32.
Maka diperoleh Ftabel = 2,67.
Berdasarkan hasil perhitungan, niai Fstatistik 270,76 > Ftabel = 2,67.
Maka H0 ditolak, H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa secara
70
simultan semua faktor internal atau variabel bebas (DPK, NPF, dan
biaya promosi) berpengaruh signifikan dan mampu menjelaskan
variabel terikat (penyaluran pembiayaan). Dengan nilai Adjusted R-
squared sebesar 96%.
3) Hasil Uji F Faktor Eksternal
Dari Uji F, diketahui nilai Fstatistik sebesar 36,92. Sedangkan Ftabel
dengan derajat kebebasan 0,05 (5%), dengan ketentuan numerator
(pembilang = jumlah variabel – 1) atau 3 - 1 = 2; dan numerator
(penyebut = jumlah observasi – jumlah variabel) atau 36 – 3 = 33.
Maka diperoleh Ftabel = 3,28.
Berdasarkan hasil perhitungan, niai Fstatistik 36,92 > Ftabel = 3,28.
Maka H0 ditolak, H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa secara
simultan semua faktor eksternal dari variabel bebas (inflasi dan
equivalent rate) berpengaruh signifikan dan mampu menjelaskan
variabel terikat (penyaluran pembiayaan). Dengan nilai Adjusted R-
squared sebesar 67%.
d. Hasil Uji t- Statistik
Dari uji t diketahui nilai ttabel adalah 1,699. Nilai ttabel diperoleh
dengan menguji dua arah pada tingkat signifikansi (α = 0,05).
Jika tstatistik > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika tstatistik < ttabel , maka H0 diterima dan H1ditolak.
Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui variabel DPK
mempunyai nilai tstatistik 10,23468 > ttabel 1,699 dan nilai probabilitas
71
0,0000 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan
bahwa variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penyaluran pembiayaan.
Variabel NPF mempunyai nilai tstatistik 4,078549 > ttabel 1,699 dan
nilai probabilitas 0.0003 < 0,05 , maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat
disimpulkan bahwa variabel Non Performing Financing (NPF)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan.
Variabel CAR mempunyai nilai tstatistik -2.965597 > ttabel 1,699 dan
nilai probabilitas 0,0060 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat
disimpulkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan.
Variabel Biaya Promosi mempunyai nilai tstatistik 0,237725 < ttable
1,699 dan nilai probabilitas 0,8138 > 0,05, maka H1 ditolak dan H0
diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel Biaya Promosi tidak
berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan.
Variabel Inflasi mempunyai nilai tstatistik -0,251218 < ttable 1,699 dan
nilai probabilitas 0,8034 > 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Dapat
disimpulkan bahwa variabel Inflasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap penyaluran pembiayaan.
Variabel Equivalent Rate mempunyai nilai tstatistik 3.123773 > ttable
1,699 dan nilai probabilitas 0,0040 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1
diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel Equivalent Rate
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan.
72
B. Pembahasan
1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Penyaluran
Pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di
Indonesia
Bank dalam operasionalnya membutuhkan sumber dana yang cukup
untuk dapat menjalankan tugasnya. Salah satu sumber dana bank yaitu
berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK). Bank pembiayaan syariah (BPRS)
adalah salah satu bank yang tidak mempunyai modal yang cukup besar
secara langsung untuk memberikan pembiayaan kepada masyarakat mikro,
kecil, dan menengah, jadi BPRS sangat membutuhkan dana pihak ketiga.
Berdasarkan hasil penelitian,Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Setiap kenaikan dana
pihak ketiga pada BPRS, maka akan meningkatkan jumlah penyaluran
pembiayaan yang disalurkan.
Hubungan yang positif ini dikarenakan DPK merupakan sumber
pendanaan perbankan syariah yang paling utama. Semakin besar jumlah
DPK yang dihimpun maka semakin besar pula pembiayaan yang akan
diberikan BPRS kepada masyarakat.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Wuri Arianti (2011) dan Gede Agus (2013). Hal ini
dikarenakan salah satu tujuan bank adalah mendapatkan profit, sehingga
bank tidak akan menganggurkan dananya begitu saja. Bank cendrung untuk
73
menyalurkan dananya semaksimal mungkin untuk memperoleh keuntungan
yang maksimal pula.
2. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) Terhadap Penyaluran
Pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di
Indonesia
Keuntungan bank paling besar diperoleh dari penyaluran kredit atau
pembiayaan yang disalurkannya. Apabila rasio pembiayaan bermasalah
(NPF) suatu bank syariah tinggi maka secara tidak langsung akan
mengakibatkan fungsi intermediasi bank tidak berjalan dengan optimal,
karena mengurangi dan menurunkan perputarandana bank. Apabila dana
bank berkurang maka akan mengurangi pembiayaan yangdiberikan oleh
bank kepada masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian, Non Performing Financing (NPF)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Setiap kenaikan
NPF maka akan menaikan jumlah penyaluran pembiayaan yang disalurkan.
Dapat disimpulkan bahwa apabila NPF naik tidak akan mengurangi jumlah
pembiayaan yang disalurkan. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Husnul Khatimah (2009).
3. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Penyaluran
Pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di
Indonesia
74
Modal bank adalah salah satu aspek yang penting, karena beroperasi
tidaknya dan dipercayanya suatu bank, salah satunya dipengaruhi oleh
kecukupan modal.Tingkat kecukupan modal bank memiliki kaitan dengan
penyaluran pembiayaan. Semakin tinggi CAR maka semakin besar sumber
daya finansial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha
dan mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran
pembiayaan.
Berdasarkan hasil penelitian, Capital Adequacy Ratio (CAR)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Setiap kenaikan
nilai CAR akan menurunkan jumlah penyaluran pembiayaan BPRS. Dapat
disimpulkan bahwa apabila nilai CAR turun tidak akan mempengaruhi
jumlah pembiayaan yang disalurkan. Hasil penelitian ini didukung oleh
hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Neil Al Muna (2013).
4. Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Penyaluran Pembiayaan pada
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia
Biaya promosi dinilai mempunyai pengaruh yang baik bagi
penyaluran pembiayaan BPRS, karena dengan biaya promosi yang besar,
kegiatan pemasaran suatu bank akan lebih optimal dan apabila optimal
secara langsung banyak masyarakat yang mengenal dan menggunakan
produk-produknya sehingga dapat meningkatkan pendapatan bank dan
bank pun akan meningkatkan penyaluran pembiayaannya untuk
memperoleh keuntungan.
75
Berdasarkan hasil penelitian, biaya promosi tidak berpengaruh
signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.
Setiap kenaikan atau penurunan biaya promosi di BPRS tidak akan
mempengaruhi jumlah penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.
Biaya promosi tidak berpengaruh bisa disebabkan oleh beberapa
faktor, pertama BPRS tidak menerapkan sistem bunga melainkan sistem
bagi hasil, yang mana pesaing BPRS seperti BPR menerapkan sistem
bunga. Bagi masyarakat yang mengharapkan keuntungan, BPRS bukanlah
menjadi pilihannya. Mereka akan memilih BPR yang jauh lebih
menguntungkan.
Kedua, jumlah biaya promosi perbankan syariah masih relatif kecil
jika dibandingkan dengan biaya promosi perbankan konvensional.
Berdasarkan data BI, biaya promosi dan belanja iklan industri perbankan
syariah selama 2014 sebesar Rp.91,3 miliar. Biaya tersebut baru 1,9% dari
biaya promosi bank konvensional. Kecilnya market share sebagian besar
disebabkan karena sedikitnya alokasi dana untuk pengembangan bank
syariah dari Bank Indonesia. Dibutuhkannya dana untuk edukasi dan
pencerdasan masyarakat tentang bank syariah. Promosi, pendidikan dan
pelatihan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Biaya promosi pada BPRS Indonesia tidak mempunyai pengaruh
yang cukup signifikan bagi kemajuan BPRS. Tetapi bagi BPRS di
Indonesia harus tetap meningkatkan biaya promosinya agar produk-produk
76
BPRS dapat banyak dikenal dan digunakan dimasyarakat sehingga dapat
memajukan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LMKS) di Indonesia.
5. Pengaruh Inflasi Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia
Inflasi merupakan variabel ekonomi makro yang dapat dikatakan
mempunyai pengaruh atas kredit yang disalurkan bank. Seba bdengan
meningkatnya inflasi, pemerintah mengambil kebijakan dengan menaikkan
BI Rate yang berdampak pada kenaikan suku bunga simpanan maupun
suku bunga kredit bank umum.Kenaikan suku bunga simpanan tersebut
akan memacu keinginan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank,
selain itu peningkatan suku bunga pinjaman akan menghambat bank dalam
menyalurkan kreditnya.
Berdasarkan hasil penelitian, inflasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Setiap kenaikan
maupun penurunan nilai inflasi tidak akan mempengaruhi jumlah
penyaluran pembiayaan yang diberikan.
Dalam hal ini BPRS tidak perlu mengkhawatirkan variabel inflasi,
karena secara statistik terbukti bahwa disaat masyarakat menurun daya
belinya ternyata tidak mengurangi masyarakat untuk mengajukan
pembiayaan dan melaksanakan kewajibannya dalam melunasi hutang
pembiayaannya. Hal ini membuktikan bahwa inflasi tidak mengganggu
penyaluran pembiayaan pembiayaan sehingga jelas terbukti bahwa BPRS
77
dapat membantu masyarakat di saat masyarakat membutuhkan permodalan
untuk usahanya.
6. Pengaruh Equivalent Rate Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia
Tingkat Equivalent Rate mempunyai dampak dalam berbagai
kegiatan perekonomian, salah satunya akan mempengaruhi kelangsungan
usaha pihak bank syariah. Walaupun dalam pelaksanaan penyaluran
pembiayan di BPRS tidak menggunakan bunga, tetapi dalam penentuan
nisbah bagi hasil, equivalent rate masih digunakan.
Berdasarkan hasil penelitian, equivalent rate berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.
Setiap kenaikan equivalent rate, maka akan menaikkan jumlah penyaluran
pembiayaan BPRS. Dapat disimpulkan bahwa equivalent rate menjadi
faktor yang menentukan bagi penyaluran pembiayaan BPRS.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pengaruh Faktor Internal Secara Parsial
Dana Pihak Ketiga (DPK) mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS) di Indonesia. Setiap kenaikan jumlah DPK akan
mempengaruhi kenaikan jumlah penyaluran pembiayaan pada BPRS di
Indonesia.
Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Setiap kenaikan nilai NPF akan
mempengaruhi kenaikan jumlah penyaluran pembiayaan pada BPRS di
Indonesia.
Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh yang negatif
dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Setiap kenaikan nilai CAR akan
menurunkan jumlah penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.
Biaya Promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran
pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia.
79
Setiap kenaikan maupun penurunan biaya promosi di BPRS tidak akan
mempengaruhi jumlah penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.
2. Pengaruh Faktor Eksternal Secara Parsial
Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan
pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Setiap
kenaikan maupun penurunan nilai inflasi tidak akan mempengaruhi
penurunan jumlah penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.
Equivalent Rate mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) di Indonesia. Setiap kenaikan suku bunga, maka akan
mempengaruhi kenaikan jumlah penyaluran pembiayaan pada BPRS di
Indonesia.
3. Pengaruh Faktor Internal Secara Simultan
Secara simultan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan biaya promosi
mampu menjelaskan serta mempunyai pengaruh terhadap penyaluran
pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Kekuatan variabel independen
mempengaruhi variabel dependen yang dilihat dari nilai Adjusted R-
squared adalah sebesar 96%.
4. Pengaruh Faktor Eksternal Secara Simultan
Secara Simultan inflasi dan equivalent rate mampu menjelaskan serta
mempunyai pengaruh terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di
80
Indonesia. Kekuatan variabel independen mempengaruhi variabel dependen
yang dilihat dari nilai Adjusted R-squared adalah sebesar 67%.
5. Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal Secara Simultan
Secara Simultan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), biaya promosi, inflasi,
dan equivalent rate mampu menjelaskan serta mempunyai pengaruh
terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Kekuatan
variabel independen mempengaruhi variabel dependen yang dilihat dari
nilai Adjusted R-squared adalah sebesar 97 %.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian, peneliti akan memberikan saran yang
berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan untuk menjadi bahan
pertimbangan maupun masukan yang berguna bagi pihak-pihak yang terkait,
antara lain sebagai berikut:
1. Bagi Pihak Perbankan (BPRS)
Sesuai dengan fungsinya bahwa BPRS melayani pembiayaan
masyarakat usaha mikro, kecil, dan menengah. Oleh karena itu,
peningkatan jumlah BPRS di Indonesia harus dilakukan, mengingat di
Indonesia mayoritas penduduknya berkerja di sektor UMKM.
Pembiayaannya juga harus di perhatikan dan diberikan dukungan penuh
agar masyarakat kecil dan menengah dapat dengan mudah mendapatkan
modal usaha.
81
Pihak BPRS juga harus memperhatikan rasio NPF, walaupun dalam
penelitian ini NPF mempunyai pengaruh yang positif terhadap penyaluran
pembiayaan, tetapi pembiayaan bermasalah yang tinggi tetap menjadi
resiko bagi perbankan. Nilai NPF BPRS selama beberapa periode juga
mempunyai nilai yang cukup tinggi, yaitu rata-rata di atas 5%, perlu
menjadi perhatian agar dapat lebih meningkatkan produktifitas dan
efektifitas.
Biaya promosi dan CAR juga harus diperhatikan oleh BPRS,
walaupun di dalam penelitian biaya promosi tidak berpengaruh terhadap
penyaluran pembiayaan dan CAR berpengaruh negatif. Tetapi biaya
promosi dan CAR sangat penting bagi perkembangan BPRS. Semoga
dengan penelitian ini perbankan syariah dan para praktisi dapat lebih
memperhatikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
2. Bagi Para Nasabah
Nasabah BPRS harus memperhatikan pembiayaan bermasalah
karena berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan yang diberikan.
Variabel ekonomi seperti inflasi dan suku bunga tidak perlu dijadikan
acuan fundamental bagi nasabah dalam menggunakan semua produk di
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian akan lebih baik lagi jika ditambahkan variabel lain yang
pendukung penelitian ini dan periode penelitian lebih diperpanjang lagi.
Penelitian selanjutnya bisa dilakukan dengan wawancara dengan pihak
82
manajeman ataupun stakeholders, sehingga dapat memahami lebih dalam
penelitian ini dan dapat memberikan penelitian yang lebih akurat lagi.
83
DAFTAR PUSTAKA
Darmawi, Hermawan. Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Djalal, Nachrowi dan Usman, Hardius. Penggunaan Teknik Ekonometri. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005.
Gujarati, Damodar N. Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi Ketiga. Jakarta: PT
Gelora Akasara Pratama, 2006.
Kasmir. Pemasaran Bank Edisi Revisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010.
Kasmir. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011.
Lains, Alfian. Ekonometrika Teori dan Aplikasi Jilid I. Jakarta: Pustaka LP3ES
Indonesia, 2003.
Laksmono, R. Didy. Suku Bunga Sebagai Salah Satu Indikator Ekspektasi Inflasi.
Jakarta: Buletin Ekonomi dan Perbankan
Muhamad. Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2014.
Nachrowi dan Hardius. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk
Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.
Rahardja, Pratama dan Manurung, Mandala. Teori Ekonomi Makro. Depok:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.
Rianto, Nur Al-Arif. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: PT Era Adicitra
Intermedia, 2011.
Riyadi, Selamet. Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.
Setiawan dan Kusrini, Dwi Endah. Ekonometrika. Yogyakarta: C.V ANDI, 2010.
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2000.
Supranto.J. Ekonometri. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.
Teguh, Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Praktik. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2005.
84
Wijaya, Tony. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Firaldi, Mufqi. “Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Non
Performing Financing (NPF) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total
Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) di Indonesia (Periode Januari 2007- Oktober 2012)”. Skripsi S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Gede Agus Dian Maha Yoga & Ni Nyoman Yuliarmi. “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penyaluran Kredit BPR Di Provinsi Bali”. Jurnal Ekonomi
Akuntansi dan Manajemen. ISSN: 2303-0178, 2013.
Khatimah, Husnul. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran
Dana Perbankan Syariah di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan
Akselerasi Perbankan Syariah Tahun 2007/2008”. Jurnal Optimal. Vol 3, No
1, 2009.
Firmansyah, Irman “Determinant of Non Performing Loan: The Case of Islamic
Bank in Indonesia”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Vol 17.
Nomor 2, 2014.
Qolby, Muhammad Luthfi. “Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan
Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode Tahun 2007 – 2013”. Jurnal
Universitas Negeri Semarang. ISSN 2252-6889, 2013.
Fahrudin, Muhammad Zakki. “Pengaruh Inflasi, CAR, Credit Risk, Dana Pihak
Ketiga, dan Jaringan Terhadap Pembiayaan Pada Bank Umum Syariah
Tahun 2006-2008”. Skripsi S1 UIN Sunan Kalijaga, 2009.
Muna, Neil AL. “Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembiayaan sektor pertanian,
kehutanan, dan sarana pertanian pada BPRS di Indonesia”. Skripsi S1 UIN
Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2013.
Rimadhani, Mustika dan Erza, Osni. “Analisis Variabel-Variabel Yang
Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Mandiri Periode
2008.01-2011.12”. Media Ekonomi Vol. 19, No. 1, 2011.
Nurhayati Siregar. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana
Perbankan Syariah di Indonesia”. Tesis S2 Universitas Sumatra Utara, 2005.
Pratami, Wuri Arianti Novi. “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK),
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) Dan
Return On Asset (ROA) Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah”.
Skripsi S1 Institut Pertanian Bogor, 2011.
Prattin dan Akhyar Adnan. “Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL,
Prosentase Bagi Hasil Dan Markup Keuntungan Terhadap Pembiayaan Pada
85
Perbankan Syariah Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia (BMI)”.
Jurnal: Sinergi Edisi Khusus On Financing, 2005.
Reswanda dan Wahyu C. “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequecy Ratio,
Financing to Deposit Ratio, Dan Non Performing Financing Terhadap
Penyaluran Pembiayaan Pada PT BPRS Lantabur Jombang”. Jurnal
Ekonomi Akuntansi dan Manajemen. ISSN: 1412-5366, 2013.
Sanjayadi. “Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Nilai Kredit Pada PT BPR
Laksana Lestari Serpong”. Skripsi S1 Universitas Pamulang, 2011.
Galih, Tito Adithya. “Pengaruh DPK, CAR, NPL, ROA, dan LDR Terhadap
Jumlah Penyaluran Kredit Pada Bank Di Indonesia (Studi Empiris: Bank
Yang Terdaftar Di BEI)”. Skripsi S1 Universitas Diponegoro, 2009.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Perkembangan Data
Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM). http://www.depkop.go.id. diakses
tanggal 27 Januari 2016
http://www.bi.go.id
hhtp://bps.go.id
86
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Variabel Penelitian
Periode Pembiayaan Biaya
Promosi
DPK NPF Inflasi Equivalent
Rate
Bagi Hasil
CAR
Jan-13 3.565.521 1.734 2.984.272 6,91% 4,57% 5,75% 25,06%
Feb-13 3.657.567 2.752 3.061.863 7,33% 5,31% 5,75% 24,45%
Mar-13 3.749.205 4.994 3.132.989 7,21% 5,90% 5,75% 24,10%
Apr-13 3.891.842 6.467 3.176.886 7,32% 5,57% 5,75% 22,76%
May-13 4.032.718 7.632 3.215.790 7,69% 5,47% 5,75% 22,44%
Jun-13 4.160.304 9.664 3.209.453 7,25% 5,90% 6,00% 22,40%
Jul-13 4.260.883 11.804 3.240.056 7,35% 8,61% 6,50% 22,09%
Aug-13 4.240.623 13.804 3.340.032 7,89% 8,79% 7,00% 22,10%
Sep-13 4.315.666 15.620 3.411.188 7,58% 8,40% 7,25% 21,96%
Oct-13 4.354.183 17.674 3.457.890 7,48% 8,32% 7,25% 22,40%
Nov-13 4.414.984 19.833 3.538.801 7,34% 8,37% 7,50% 24,63%
Dec-13 4.433.492 22.303 3.666.174 6,50% 8,38% 7,50% 22,08%
Jan-14 4.422.674 2.803 3.669.308 7,77% 8,22% 7,50% 24,62%
Feb-14 4.538.689 5.287 3.710.588 7,71% 7,75% 7,50% 23,78%
Mar-14 4.635.162 6.828 3.765.463 7,74% 7,32% 7,50% 23,08%
Apr-14 4.726.792 9.388 3.734.325 8,00% 7,25% 7,50% 22,78%
May-14 4.788.995 11.776 3.681.411 8,23% 7,32% 7,50% 22,50%
Jun-14 4.845.333 13.333 3.598.842 8,18% 6,70% 7,50% 22,21%
Jul-14 4.850.077 15.052 3.591.662 8,62% 4,53% 7,50% 21,86%
Aug-14 4.845.573 16.880 3.728.581 8,83% 3,99% 7,50% 21,78%
Sep-14 4.918.284 18.899 3.752.963 8,68% 4,53% 7,50% 21,80%
Oct-14 4.947.756 20.716 3.801.904 8,94% 4,83% 7,50% 22,22%
Nov-14 4.980.312 22.189 3.852.613 8,81% 6,23% 7,75% 22,34%
Dec-14 5.004.909 23.980 4.028.415 7,89% 8,36% 7,75% 22,77%
Jan-15 5.004.436 1.444 4.052.117 8,97% 6,96% 7,75% 24,43%
Feb-15 5.093.212 2.624 4.082.765 9,11% 6,29% 7,50% 24,67%
Mar-15 5.216.058 4.283 4.152.997 10,36
%
6,38% 7,50% 23,04%
Apr-15 5.326.101 5.911 4.204.807 9,33% 6,79% 7,50% 22,53%
May-15 5.435.635 7.162 4.193.194 9,38% 7,15% 7,50% 21,73%
Dalam Juta Rupiah
87
Jun-15 5.561.698 8.767 4.099.039 9,25% 7,26% 7,50% 21,73%
Jul-15 5.553.840 10.771 4.192.498 9,80% 7,26% 7,50% 21,52%
Aug-15 5,614.726 13.095 4.309.645 9,74% 7,18% 7,50% 20,85%
Sep-15 5.655.380 14.555 4.380.037 9,87% 6,83% 7,50% 20,71%
Oct-15 5.683.299 16.112 4.467.490 10,01
%
6,25% 7,50% 20,93%
Nov-15 5.741.115 17.803 4.569.375 9,69% 4,89% 7,50% 22,08%
Dec-15 5.765.171 19.766 4.801.888 8,20% 3,35% 7,50% 21,47%
Lampiran 2 : Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.962744 Prob. F(2,27) 0.1600
Obs*R-squared 4.569615 Prob. Chi-Square(2) 0.1018
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 10/12/16 Time: 04:36
Sample: 2013M01 2015M12
Included observations: 36
Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.041567 0.473360 0.087812 0.9307
DPK -0.008088 0.071246 -0.113526 0.9105
NPF 0.058781 0.299616 0.196187 0.8459
CAR 0.020323 0.273605 0.074281 0.9413
BIAYA_PROMOSI 0.000118 0.008796 0.013404 0.9894
INFLASI 0.004480 0.119185 0.037586 0.9703
EQUIVALENT_RATE 0.018519 0.468781 0.039504 0.9688
RESID(-1) 0.304148 0.198820 1.529765 0.1377
RESID(-2) -0.278268 0.212393 -1.310155 0.2012 R-squared 0.126934 Mean dependent var -1.37E-15
Adjusted R-squared -0.131753 S.D. dependent var 0.008118
S.E. of regression 0.008636 Akaike info criterion -6.453498
Sum squared resid 0.002014 Schwarz criterion -6.057618
Log likelihood 125.1630 Hannan-Quinn criter. -6.315325
F-statistic 0.490686 Durbin-Watson stat 2.179387
Prob(F-statistic) 0.852003
88
Lampiran 3 : Hasil Uji Multikolinieritas
DPK NPF CAR BIAYA_
PROMOSI INFLASI EQUIVALENT_
RATE DPK 1.000000 0.792527 -0.456787 0.249799 -0.075035 0.764529
NPF 0.792527 1.000000 -0.454989 0.071402 -0.191015 0.548512
CAR -0.456787 -0.454989 1.000000 -0.718788 0.068429 -0.311647 BIAYA_
PROMOSI 0.249799 0.071402 -0.718788 1.000000 0.048149 0.369809
INFLASI -0.075035 -0.191015 0.068429 0.048149 1.000000 0.243808 EQUIVALENT_
RATE 0.764529 0.548512 -0.311647 0.369809 0.243808 1.000000
Lampiran 4 : Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-0.01 0.00 0.01 0.02
Series: Residuals
Sample 2013M01 2015M12Observations 36
Mean -1.37e-15Median -0.000782Maximum 0.021540Minimum -0.013070Std. Dev. 0.008118Skewness 0.757940Kurtosis 3.169713
Jarque-Bera 3.490043Probability 0.174641
89
Lampiran 5 : Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.791973 Prob. F(25,10) 0.6974
Obs*R-squared 23.91919 Prob. Chi-Square(25) 0.5240
Scaled explained SS 16.83875 Prob. Chi-Square(25) 0.8876
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 10/12/16 Time: 04:35
Sample: 2013M01 2015M12
Included observations: 36
Collinear test regressors dropped from specification Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.794531 0.505860 1.570656 0.1473
DPK^2 -0.014593 0.014656 -0.995695 0.3429
DPK*NPF -1.641999 0.779649 -2.106076 0.0614
DPK*CAR 1.058315 0.852822 1.240957 0.2429
DPK*BIAYA_PROMOSI 0.022315 0.015435 1.445726 0.1789
DPK*INFLASI -0.365587 0.320066 -1.142223 0.2800
DPK*EQUIVALENT_RATE 0.363977 0.229700 1.584574 0.1441
NPF^2 1.584411 1.553766 1.019723 0.3319
NPF*CAR -0.744574 6.291011 -0.118355 0.9081
NPF*BIAYA_PROMOSI 0.040255 0.160238 0.251220 0.8067
NPF*INFLASI -2.339510 1.588445 -1.472830 0.1716
NPF*EQUIVALENT_RATE 11.59354 6.981537 1.660600 0.1278
NPF 9.862960 5.764981 1.710840 0.1179
CAR^2 2.045953 1.191781 1.716719 0.1168
CAR*BIAYA_PROMOSI 0.091064 0.066738 1.364503 0.2023
CAR*INFLASI 2.006027 1.316538 1.523713 0.1586
CAR*EQUIVALENT_RATE -6.437165 3.530910 -1.823090 0.0983
CAR -7.895821 4.952191 -1.594410 0.1419
BIAYA_PROMOSI^2 0.002002 0.001282 1.560846 0.1496
BIAYA_PROMOSI*INFLASI 0.056576 0.039026 1.449692 0.1778
BIAYA_PROMOSI*EQUIVALENT_RATE -0.091422 0.128845 -0.709549 0.4942
BIAYA_PROMOSI -0.184664 0.089262 -2.068791 0.0654
INFLASI^2 -1.374582 0.668573 -2.055995 0.0668
INFLASI*EQUIVALENT_RATE 3.898705 2.264769 1.721458 0.1159
INFLASI 1.817205 2.243747 0.809898 0.4368
EQUIVALENT_RATE^2 -13.04189 5.220214 -2.498345 0.0315 R-squared 0.664422 Mean dependent var 6.41E-05
Adjusted R-squared -0.174523 S.D. dependent var 9.57E-05
S.E. of regression 0.000104 Akaike info criterion -15.34625
Sum squared resid 1.08E-07 Schwarz criterion -14.20259
Log likelihood 302.2324 Hannan-Quinn criter. -14.94708
F-statistic 0.791973 Durbin-Watson stat 2.577803
90
Prob(F-statistic) 0.697445
Lampiran 6 : Descriptive Statistics
Date: 10/12/16 Time: 04:39
Sample: 2013M01 2015M12
PEMBIAYAAN DPK NPF CAR BIAYA_PRO
MOSI INFLASI EQUIVALENT_
RATE Mean 6.676134 6.573712 0.083600 0.226083 3.974931 0.065892 0.071806
Median 6.685334 6.571878 0.081900 0.223700 4.071513 0.068100 0.075000
Maximum 6.760812 6.681412 0.103600 0.250600 4.379849 0.087900 0.077500
Minimum 6.552123 6.474838 0.065000 0.207100 3.159567 0.033500 0.057500
Std. Dev. 0.057804 0.052404 0.010048 0.011544 0.329040 0.014450 0.006644
Skewness -0.358626 -0.019315 0.244106 0.634252 -0.892076 -0.364045 -1.511457
Kurtosis 2.325046 2.225820 1.981560 2.534875 2.885473 2.240316 3.566684
Jarque-Bera 1.455023 0.901270 1.913357 2.738165 4.794469 1.660849 14.18871
Probability 0.483110 0.637223 0.384167 0.254340 0.090969 0.435864 0.000830
Sum 240.3408 236.6536 3.009600 8.139000 143.0975 2.372100 2.585000
Sum Sq. Dev. 0.116946 0.096116 0.003534 0.004665 3.789357 0.007308 0.001545
Observations 36 36 36 36 36 36 36
Lampiran 7 : Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Method: Least Squares
Date: 10/12/16 Time: 04:34
Sample: 2013M01 2015M12
Included observations: 36 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.290006 0.420968 5.439856 0.0000
DPK 0.661510 0.064634 10.23468 0.0000
NPF 1.204463 0.295317 4.078549 0.0003
CAR -0.763958 0.257607 -2.965597 0.0060
BIAYA_PROMOSI 0.002075 0.008728 0.237725 0.8138
INFLASI -0.030912 0.123050 -0.251218 0.8034
EQUIVALENT_RATE 1.439493 0.460819 3.123773 0.0040 R-squared 0.980279 Mean dependent var 6.676134
Adjusted R-squared 0.976199 S.D. dependent var 0.057804
S.E. of regression 0.008918 Akaike info criterion -6.428865
Sum squared resid 0.002306 Schwarz criterion -6.120959
Log likelihood 122.7196 Hannan-Quinn criter. -6.321397
F-statistic 240.2526 Durbin-Watson stat 1.515844
Prob(F-statistic) 0.000000
91
Lampiran 8 : Hasil Uji F Faktor Internal
Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Method: Least Squares
Date: 10/12/16 Time: 04:41
Sample: 2013M01 2015M12
Included observations: 36 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.359251 0.354681 3.832320 0.0006
DPK 0.796135 0.057522 13.84052 0.0000
NPF 1.332166 0.326371 4.081751 0.0003
CAR -0.407420 0.267096 -1.525369 0.1373
BIAYA_PROMOSI 0.016116 0.008684 1.855915 0.0730 R-squared 0.972174 Mean dependent var 6.676134
Adjusted R-squared 0.968583 S.D. dependent var 0.057804
S.E. of regression 0.010246 Akaike info criterion -6.195684
Sum squared resid 0.003254 Schwarz criterion -5.975751
Log likelihood 116.5223 Hannan-Quinn criter. -6.118922
F-statistic 270.7654 Durbin-Watson stat 1.019756
Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran 9 : Hasil Uji F Faktor Eksternal
Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Method: Least Squares
Date: 10/12/16 Time: 04:41
Sample: 2013M01 2015M12
Included observations: 36 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 6.213470 0.061690 100.7206 0.0000
INFLASI -1.082735 0.399022 -2.713474 0.0105
EQUIVALENT_RATE 7.436850 0.867798 8.569792 0.0000 R-squared 0.691172 Mean dependent var 6.676134
Adjusted R-squared 0.672455 S.D. dependent var 0.057804
S.E. of regression 0.033082 Akaike info criterion -3.899984
Sum squared resid 0.036116 Schwarz criterion -3.768024
Log likelihood 73.19971 Hannan-Quinn criter. -3.853926
F-statistic 36.92772 Durbin-Watson stat 0.163953
Prob(F-statistic) 0.000000
92
Lampiran 10 : Tabel Distribusi F
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df untuk
penyebut
(N2)
df untuk pembilang (N1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
161
18.51
10.13
7.71
6.61
5.99
5.59
5.32
5.12
4.96
4.84
4.75
4.67
4.60
4.54
4.49
4.45
4.41
4.38
4.35
4.32
4.30
4.28
4.26
4.24
4.23
4.21
4.20
4.18
4.17
4.16
4.15
4.14
4.13
4.12
4.11
4.11
4.10
4.09
4.08
4.08
4.07
4.07
4.06
4.06
199
19.00
9.55
6.94
5.79
5.14
4.74
4.46
4.26
4.10
3.98
3.89
3.81
3.74
3.68
3.63
3.59
3.55
3.52
3.49
3.47
3.44
3.42
3.40
3.39
3.37
3.35
3.34
3.33
3.32
3.30
3.29
3.28
3.28
3.27
3.26
3.25
3.24
3.24
3.23
3.23
3.22
3.21
3.21
3.20
216
19.16
9.28
6.59
5.41
4.76
4.35
4.07
3.86
3.71
3.59
3.49
3.41
3.34
3.29
3.24
3.20
3.16
3.13
3.10
3.07
3.05
3.03
3.01
2.99
2.98
2.96
2.95
2.93
2.92
2.91
2.90
2.89
2.88
2.87
2.87
2.86
2.85
2.85
2.84
2.83
2.83
2.82
2.82
2.81
225
19.25
9.12
6.39
5.19
4.53
4.12
3.84
3.63
3.48
3.36
3.26
3.18
3.11
3.06
3.01
2.96
2.93
2.90
2.87
2.84
2.82
2.80
2.78
2.76
2.74
2.73
2.71
2.70
2.69
2.68
2.67
2.66
2.65
2.64
2.63
2.63
2.62
2.61
2.61
2.60
2.59
2.59
2.58
2.58
230
19.30
9.01
6.26
5.05
4.39
3.97
3.69
3.48
3.33
3.20
3.11
3.03
2.96
2.90
2.85
2.81
2.77
2.74
2.71
2.68
2.66
2.64
2.62
2.60
2.59
2.57
2.56
2.55
2.53
2.52
2.51
2.50
2.49
2.49
2.48
2.47
2.46
2.46
2.45
2.44
2.44
2.43
2.43
2.42
234
19.33
8.94
6.16
4.95
4.28
3.87
3.58
3.37
3.22
3.09
3.00
2.92
2.85
2.79
2.74
2.70
2.66
2.63
2.60
2.57
2.55
2.53
2.51
2.49
2.47
2.46
2.45
2.43
2.42
2.41
2.40
2.39
2.38
2.37
2.36
2.36
2.35
2.34
2.34
2.33
2.32
2.32
2.31
2.31
237
19.35
8.89
6.09
4.88
4.21
3.79
3.50
3.29
3.14
3.01
2.91
2.83
2.76
2.71
2.66
2.61
2.58
2.54
2.51
2.49
2.46
2.44
2.42
2.40
2.39
2.37
2.36
2.35
2.33
2.32
2.31
2.30
2.29
2.29
2.28
2.27
2.26
2.26
2.25
2.24
2.24
2.23
2.23
2.22
239
19.37
8.85
6.04
4.82
4.15
3.73
3.44
3.23
3.07
2.95
2.85
2.77
2.70
2.64
2.59
2.55
2.51
2.48
2.45
2.42
2.40
2.37
2.36
2.34
2.32
2.31
2.29
2.28
2.27
2.25
2.24
2.23
2.23
2.22
2.21
2.20
2.19
2.19
2.18
2.17
2.17
2.16
2.16
2.15
241
19.38
8.81
6.00
4.77
4.10
3.68
3.39
3.18
3.02
2.90
2.80
2.71
2.65
2.59
2.54
2.49
2.46
2.42
2.39
2.37
2.34
2.32
2.30
2.28
2.27
2.25
2.24
2.22
2.21
2.20
2.19
2.18
2.17
2.16
2.15
2.14
2.14
2.13
2.12
2.12
2.11
2.11
2.10
2.10
242
19.40
8.79
5.96
4.74
4.06
3.64
3.35
3.14
2.98
2.85
2.75
2.67
2.60
2.54
2.49
2.45
2.41
2.38
2.35
2.32
2.30
2.27
2.25
2.24
2.22
2.20
2.19
2.18
2.16
2.15
2.14
2.13
2.12
2.11
2.11
2.10
2.09
2.08
2.08
2.07
2.06
2.06
2.05
2.05
243
19.40
8.76
5.94
4.70
4.03
3.60
3.31
3.10
2.94
2.82
2.72
2.63
2.57
2.51
2.46
2.41
2.37
2.34
2.31
2.28
2.26
2.24
2.22
2.20
2.18
2.17
2.15
2.14
2.13
2.11
2.10
2.09
2.08
2.07
2.07
2.06
2.05
2.04
2.04
2.03
2.03
2.02
2.01
2.01
244
19.41
8.74
5.91
4.68
4.00
3.57
3.28
3.07
2.91
2.79
2.69
2.60
2.53
2.48
2.42
2.38
2.34
2.31
2.28
2.25
2.23
2.20
2.18
2.16
2.15
2.13
2.12
2.10
2.09
2.08
2.07
2.06
2.05
2.04
2.03
2.02
2.02
2.01
2.00
2.00
1.99
1.99
1.98
1.97
245
19.42
8.73
5.89
4.66
3.98
3.55
3.26
3.05
2.89
2.76
2.66
2.58
2.51
2.45
2.40
2.35
2.31
2.28
2.25
2.22
2.20
2.18
2.15
2.14
2.12
2.10
2.09
2.08
2.06
2.05
2.04
2.03
2.02
2.01
2.00
2.00
1.99
1.98
1.97
1.97
1.96
1.96
1.95
1.94
245
19.42
8.71
5.87
4.64
3.96
3.53
3.24
3.03
2.86
2.74
2.64
2.55
2.48
2.42
2.37
2.33
2.29
2.26
2.22
2.20
2.17
2.15
2.13
2.11
2.09
2.08
2.06
2.05
2.04
2.03
2.01
2.00
1.99
1.99
1.98
1.97
1.96
1.95
1.95
1.94
1.94
1.93
1.92
1.92
246
19.43
8.70
5.86
4.62
3.94
3.51
3.22
3.01
2.85
2.72
2.62
2.53
2.46
2.40
2.35
2.31
2.27
2.23
2.20
2.18
2.15
2.13
2.11
2.09
2.07
2.06
2.04
2.03
2.01
2.00
1.99
1.98
1.97
1.96
1.95
1.95
1.94
1.93
1.92
1.92
1.91
1.91
1.90
1.89
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010 Page 1
93
Lampiran 11 : Tabel Distribusi t
Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40)
Pr
df 0.25
0.50 0.10
0.20 0.05
0.10 0.025
0.050 0.01
0.02 0.005
0.010 0.001
0.002 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
1.00000
0.81650
0.76489
0.74070
0.72669
0.71756
0.71114
0.70639
0.70272
0.69981
0.69745
0.69548
0.69383
0.69242
0.69120
0.69013
0.68920
0.68836
0.68762
0.68695
0.68635
0.68581
0.68531
0.68485
0.68443
0.68404
0.68368
0.68335
0.68304
0.68276
0.68249
0.68223
0.68200
0.68177
0.68156
0.68137
0.68118
0.68100
0.68083
0.68067
3.07768
1.88562
1.63774
1.53321
1.47588
1.43976
1.41492
1.39682
1.38303
1.37218
1.36343
1.35622
1.35017
1.34503
1.34061
1.33676
1.33338
1.33039
1.32773
1.32534
1.32319
1.32124
1.31946
1.31784
1.31635
1.31497
1.31370
1.31253
1.31143
1.31042
1.30946
1.30857
1.30774
1.30695
1.30621
1.30551
1.30485
1.30423
1.30364
1.30308
6.31375
2.91999
2.35336
2.13185
2.01505
1.94318
1.89458
1.85955
1.83311
1.81246
1.79588
1.78229
1.77093
1.76131
1.75305
1.74588
1.73961
1.73406
1.72913
1.72472
1.72074
1.71714
1.71387
1.71088
1.70814
1.70562
1.70329
1.70113
1.69913
1.69726
1.69552
1.69389
1.69236
1.69092
1.68957
1.68830
1.68709
1.68595
1.68488
1.68385
12.70620
4.30265
3.18245
2.77645
2.57058
2.44691
2.36462
2.30600
2.26216
2.22814
2.20099
2.17881
2.16037
2.14479
2.13145
2.11991
2.10982
2.10092
2.09302
2.08596
2.07961
2.07387
2.06866
2.06390
2.05954
2.05553
2.05183
2.04841
2.04523
2.04227
2.03951
2.03693
2.03452
2.03224
2.03011
2.02809
2.02619
2.02439
2.02269
2.02108
31.82052
6.96456
4.54070
3.74695
3.36493
3.14267
2.99795
2.89646
2.82144
2.76377
2.71808
2.68100
2.65031
2.62449
2.60248
2.58349
2.56693
2.55238
2.53948
2.52798
2.51765
2.50832
2.49987
2.49216
2.48511
2.47863
2.47266
2.46714
2.46202
2.45726
2.45282
2.44868
2.44479
2.44115
2.43772
2.43449
2.43145
2.42857
2.42584
2.42326
63.65674
9.92484
5.84091
4.60409
4.03214
3.70743
3.49948
3.35539
3.24984
3.16927
3.10581
3.05454
3.01228
2.97684
2.94671
2.92078
2.89823
2.87844
2.86093
2.84534
2.83136
2.81876
2.80734
2.79694
2.78744
2.77871
2.77068
2.76326
2.75639
2.75000
2.74404
2.73848
2.73328
2.72839
2.72381
2.71948
2.71541
2.71156
2.70791
2.70446
318.30884
22.32712
10.21453
7.17318
5.89343
5.20763
4.78529
4.50079
4.29681
4.14370
4.02470
3.92963
3.85198
3.78739
3.73283
3.68615
3.64577
3.61048
3.57940
3.55181
3.52715
3.50499
3.48496
3.46678
3.45019
3.43500
3.42103
3.40816
3.39624
3.38518
3.37490
3.36531
3.35634
3.34793
3.34005
3.33262
3.32563
3.31903
3.31279
3.30688
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010 Page 1
94
Lampiran 12 : Tabel Distribusi Chi-Square (X2)
Titik Persentase Distribusi Chi-Square untuk d.f. = 1 – 50
Pr 0.25
0.10
0.05
0.010
0.005
0.001
df 1 1.32330 2.70554 3.84146 6.63490 7.87944 10.82757 2 2.77259 4.60517 5.99146 9.21034 10.59663 13.81551 3 4.10834 6.25139 7.81473 11.34487 12.83816 16.26624 4 5.38527 7.77944 9.48773 13.27670 14.86026 18.46683 5 6.62568 9.23636 11.07050 15.08627 16.74960 20.51501 6 7.84080 10.64464 12.59159 16.81189 18.54758 22.45774 7 9.03715 12.01704 14.06714 18.47531 20.27774 24.32189 8 10.21885 13.36157 15.50731 20.09024 21.95495 26.12448 9 11.38875 14.68366 16.91898 21.66599 23.58935 27.87716
10 12.54886 15.98718 18.30704 23.20925 25.18818 29.58830 11 13.70069 17.27501 19.67514 24.72497 26.75685 31.26413 12 14.84540 18.54935 21.02607 26.21697 28.29952 32.90949 13 15.98391 19.81193 22.36203 27.68825 29.81947 34.52818 14 17.11693 21.06414 23.68479 29.14124 31.31935 36.12327 15 18.24509 22.30713 24.99579 30.57791 32.80132 37.69730 16 19.36886 23.54183 26.29623 31.99993 34.26719 39.25235 17 20.48868 24.76904 27.58711 33.40866 35.71847 40.79022 18 21.60489 25.98942 28.86930 34.80531 37.15645 42.31240 19 22.71781 27.20357 30.14353 36.19087 38.58226 43.82020 20 23.82769 28.41198 31.41043 37.56623 39.99685 45.31475 21 24.93478 29.61509 32.67057 38.93217 41.40106 46.79704 22 26.03927 30.81328 33.92444 40.28936 42.79565 48.26794 23 27.14134 32.00690 35.17246 41.63840 44.18128 49.72823 24 28.24115 33.19624 36.41503 42.97982 45.55851 51.17860 25 29.33885 34.38159 37.65248 44.31410 46.92789 52.61966 26 30.43457 35.56317 38.88514 45.64168 48.28988 54.05196 27 31.52841 36.74122 40.11327 46.96294 49.64492 55.47602 28 32.62049 37.91592 41.33714 48.27824 50.99338 56.89229 29 33.71091 39.08747 42.55697 49.58788 52.33562 58.30117 30 34.79974 40.25602 43.77297 50.89218 53.67196 59.70306 31 35.88708 41.42174 44.98534 52.19139 55.00270 61.09831 32 36.97298 42.58475 46.19426 53.48577 56.32811 62.48722 33 38.05753 43.74518 47.39988 54.77554 57.64845 63.87010 34 39.14078 44.90316 48.60237 56.06091 58.96393 65.24722 35 40.22279 46.05879 49.80185 57.34207 60.27477 66.61883 36 41.30362 47.21217 50.99846 58.61921 61.58118 67.98517 37 42.38331 48.36341 52.19232 59.89250 62.88334 69.34645 38 43.46191 49.51258 53.38354 61.16209 64.18141 70.70289 39 44.53946 50.65977 54.57223 62.42812 65.47557 72.05466 40 45.61601 51.80506 55.75848 63.69074 66.76596 73.40196 41 46.69160 52.94851 56.94239 64.95007 68.05273 74.74494 42 47.76625 54.09020 58.12404 66.20624 69.33600 76.08376
95
43 48.84001 55.23019 59.30351 67.45935 70.61590 77.41858 44 49.91290 56.36854 60.48089 68.70951 71.89255 78.74952 45 50.98495 57.50530 61.65623 69.95683 73.16606 80.07673 46 52.05619 58.64054 62.82962 71.20140 74.43654 81.40033 47 53.12666 59.77429 64.00111 72.44331 75.70407 82.72042 48 54.19636 60.90661 65.17077 73.68264 76.96877 84.03713 49 55.26534 62.03754 66.33865 74.91947 78.23071 85.35056 50 56.33360 63.16712 67.50481 76.15389 79.48998 86.66082
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com) Page 2
top related