analisis keadaan ekonomi politik zaman orde lama, orde baru, reformasi
Post on 12-Apr-2017
818 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Analisis Keadaan Ekonomi Politik Zaman Orde Lama, Orde Baru,
dan Reformasi
Oleh :Fadila Ena S. // Findy Rada P. // Hendra Basuki P. // Inas Thahirah
Kondisi Ekonomi Politik Zaman Orde
LamaMasa Pemerintahan Indonesia Orde lama berjalan sekitar 23 tahun yaitu dari tahun 1945-1968 dibawah kepemimpinan sang proklamator Presiden Soekarno.
Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan (1945-1949) amat buruk, disebabkan oleh :
Inflasi yang sangat tinggi
Adanya blokade
ekonomi oleh Belanda sejak
bulan November
1945
Eksploitasi besar-besaran
di masa penjajahan.
Usaha-usaha yang Dilakukan untuk Mengatasi Kesulitan Ekonomi
Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir. Surachman
Konferensi Ekonomi Februari 1946
Usaha Swasembada Pangan
Pada era orde lama dibawah pimpinan Soekarno, Indonesia menganut politik luar negeri Indonesia Bebas-Aktif.
Soekarno di masa pemerintahannya memiliki andil besar sebagai penentu kebijakan politik luar negeri Indonesia. Namun Soekarno yang anti-kolonialisme pada akhirnya terkesan mencondongkan diri pada komunisme sehingga politik luar negeri Indonesia tidak murni bebas-aktif .
Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia Era Orde Lama
Indonesia memiliki kecenderungan untuk menjalin hubungan dengan Uni Soviet yang berhaluan komunis.
Indonesia pada saat itu juga cenderung berporos ke Timur dan dekat dengan negara-negara komunis seperti Cina dan Uni Soviet dibandingkan dengan negara-negara Barat seperti Amerika Serikat.
Politik luar marcusuar di mana dibuat poros Jakarta-Peking-Phyongyang.
Konfrontasi dengan Malaysia
Kondisi Ekonomi Politik Zaman Orde
Baru
Kondisi ekonomi Indonesia ketika Soeharto pertama memerintah adalah keadaan ekonomi dengan inflasi sangat tinggi, 650% setahun dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya.
Untuk Menekan Inflasi yang Begitu Tinggi, Pemerintah Masa Orde Baru Membuat Beberapa Kebijakan, Antara Lain :
Memperbarui kebijakan ekonomi, keuangan, dan pembangunan
MPRS mengeluarkan garis program pembangunan, yakni program penyelamatan, program stabilisasi dan rehabilitasi
Memperhatikan sektor ekonomi
Mengundang investasi sebesar-
besarnya, terutama investasi
asing, untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Pada tanggal 3 Juli 1968 sebagai UU No. 6 tahun 1968 Pemerintah Orde Baru memutuskan untuk menerapkan tiga langkah pembangunan ekonomi berikut pada masa awal pemerintahannya, antara lain :
Menjadwalkan kembali pelunasan utang luar negeri
sebagai langkah awal untuk mengembalikan
kepercayaan pihak luar negeri.
Mengendalikan inflasi yang tak
terkontrol melalui program impor komoditi besar-besaran yang di
biayai oleh pinjaman-
pinjaman hasil re-negoisasi.
Langkah selanjutnya yang ditempuh pemerintah orde baru adalah melaksanakan Pembangunan Nasional.
Sejak tahun 1969, Indonesia dapat memulai pembangunan nasional yang direalisasikan melalui Pembangunan Jangka Pendek dan Pembangunan Jangka Panjang.
Pembangunan Jangka Pendek dirancang melalui Pembangunan Lima Tahun (Pelita).Pembangunan Jangka Panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun.
Trilogi Pembangunan
Pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi
seluruh rakyat.
Stabilitas nasional yang sehat dan
dinamis.Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
Pelaksanaan Pembangunan Nasional yang dilaksanakan pemerintah Orde Baru berpedoman pada Trilogi Pembangunan
Karena kondisi ekonomi yang kian terpuruk ditambah dengan KKN yang merajalela, pembangunan yang dilakukan hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil kalangan masyarakat.
Pembagunan tidak merata tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah wilayah yang menjadi penyumbang devisa terbesar seperti Riau, Kalimantan Timur, dan Irian.
Faktor inilah yang selanjutnya ikut menjadi penyebab terpuruknya perekonomian nasional Indonesia menjelang akhir tahun 1997
Kondisi Ekonomi Politik Zaman
Reformasi
Reformasi
Diawali pada tahun199
8
Tahun 1998 merupakan tahun terberat bagi pembangunan ekonomi di Indonesia sebagai akibat krisis moneter di Asia yang dampaknya sangat terasa di Indonesia.
Perekonomian Indonesia pada saat awal pemerintahan Presiden B.J Habibie sudah diambang kebangkrutan. Produksi macet, cadangan devisa menipis karena ekspor tersendat, banyak pengangguran, dan
terjadinya inflasi.
Bapak B.J Habibie (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999)
Bapak Abdurrahman Wahid (20 Oktober 1999-23 Juli 2001)
Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun belum ada tindakan yang cukup berati untuk
menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan. Kepemimpinan
Abdurraman Wahid berakhir karena pemerintahannya menghadapi
masalah konflik antar etnis dan antar agama.
Ibu Megawati (23 Juli 2001-20 Oktober 2004)
Masa kepemimpinan Megawati mengalami masalah-masalah yang mendesak yang harus diselesaikan yaitu pemulihan ekonomi dan penegakan hukum.
Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun
Kebijakan privatisasi BUMN
1
2
Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober 2004-2014)
Mengurangi subsidi BBM atau dengan
kata lain menaikkan harga
BBM
Bantuan Langsung Tunai (BLT)
bagi masyarakat
miskin
Mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki
iklim investasi.
Lembaga kenegaraan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang
dijalankan pada pemerintahan SBY mampu memberantas para koruptor
tetapi masih tertinggal jauh dari jangkauan sebelumnya
Perekonomian Indonesia pada tahun 2011 menunjukkan daya tahan yang kuat di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global.
TERIMA KASIH
top related