analisis kebiasaan bekerja ilmiah ... - …lib.unnes.ac.id/19722/1/4201409014.pdf · i i . analisis...
Post on 07-Feb-2018
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
i
i
ANALISIS KEBIASAAN BEKERJA ILMIAH
MAHASISWA FISIKA PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
SKRIPSI
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Sudi Pendidikan Fisika
oleh
Nasrodin
4201409014
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
-
ii
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 13 Februari 2013
Semarang, 13 Februari 2013
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.Si
NIP. 19520613 197612 1 002 NIP. 19561029 198601 1 001
-
iii
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Analisis Kebiasaan Bekerja Ilmiah Mahasiswa Fisika pada Pembelajaran
Mata Kuliah Praktikum Fisika Dasar
Disusun oleh
Nasrodin
4201409014
Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 13 Februari 2013
Panitia
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Dr. Khumaedi, M.Si
NIP. 19631012 198803 1 001 NIP. 19630610 198901 1 002
Ketua Penguji
Drs. Mosik, M.S
NIP. 19580724 198303 1 001
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.Si.
NIP. 19520613 197612 1 002 NIP. 19561029 198601 1 001
-
iv
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, 13 Februari 2013
Nasrodin
4201409014
-
v
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS Asy-Syarh [94]: 6)
Pengalaman adalah guru yang terbaik
Persembahan:
Ibu dan Bapakku tercinta, terimakasih atas kasih
sayang, limpahan doa dan pengorbanannya.
Kakakku tersayang Bang Aris, terimakasih atas
dukungan dan doanya.
Musyarofah yang selalu memberi semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Sahabat-sahabatku seperjuangan (Syafii, Bayu, Imam,
Agung, Hendra, Ruben, Tulus, Listyanto, Lucky)
terimakasih atas persahabatan, kebersamaannya.
Teman-teman Pendidikan Fisika Angkatan 2009.
Teman-teman Hima Fisika 2011 dan BEM FMIPA
2012.
PPL and KKNs friend, Thanks for everything.
-
vi
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya yang
senantiasa tercurah sehingga tersusunlah skripsi yang berjudul Analisis
Kebiasaan Bekerja Ilmiah Mahasiswa Fisika pada Pembelajaran Mata Kuliah
Praktikum Fisika Dasar.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupa
saran, bimbingan, maupun petunjuk dan bantuan dalam bentuk lain, maka penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmojo, M.Si, Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Semarang.
3. Dr. Khumaedi, M.Si, Ketua Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
4. Dr. Putut Marwoto, M.S, Dosen Wali yang telah memberikan arahan dan
dukungan dalam kegiatan akademik.
5. Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D, dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.
6. Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.Si, dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.
7. Dr. Supriyadi, M.Si, Kepala Laboratorium Fisika.
8. Natalia Erna S, S.Pd, Laboran Fisika Dasar
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu baik material maupun spiritual.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan
penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada
khususnya, lembaga, masyarakat dan pembaca pada umumnya.
Semarang, Februari 2013
Penulis
-
vii
vii
ABSTRAK
Nasrodin. 2013. Analisis Kebiasaan Bekerja Ilmiah Mahasiswa Fisika pada
Pembelajran Mata Kuliah Praktikum Fisika Dasar. Skripsi, Jurusan
Fisika, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Prof. Drs. Nathan
Hindarto, Ph. D. Pembimbing II: Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.Si.
Kata kunci: Analisis, Kebiasaan, Bekerja Ilimiah, Praktikum, Fisika Dasar.
Praktikum Fisika Dasar merupakan mata kuliah yang harus diambil oleh
mahasiswa Fisika FMIPA Unnes. Dalam setiap kegiatan praktikum, mahasiswa
dituntut untuk melakukan kerja ilmiah. Kerja ilmiah tersebut mencakup sikap
ilmiah, keterampilan proses praktikum dan komunikasi ilmiah. Permasalahan
yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkatan kebiasaan
bekerja ilmiah mahasiswa pada Praktikum Fisika Dasar. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui tingkatan kebiasaan bekerja ilmiah mahasiswa fisika pada
Praktikum Fisika Dasar. Penelitian ini dilakukan di laboratorium fisika dasar
FMIPA Unnes menggunakan metode diskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah angket dan lembar observasi. Sampel dalam
penelitian ini adalah mahasiswa Fisika angkatan 2012 rombel 1 Prodi Pendidikan
Fisika dan rombel 2 Prodi Fisika.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa kebiasaan bekerja ilmiah
yang dilakukan termasuk dalam kategori baik dengan persentase akhir sebesar
86,76%. Hasil tersebut menggambarkan bahwa kemampuan praktikan untuk
melakukan praktikum secara runtut, bersikap positif saat praktikum serta
mengomunikasikan hasil praktikum kepada orang lain sangat tinggi. Dari
kesimpulan tersebut, peneliti menyarankan agar kebiasaan bekerja ilmiah tersebut
dapat dipertahankan dan sebaiknya diterapkan dalam pemecahan permasalahan
sains pada kehidupan sehari-hari.
-
viii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................... ii
PENGESAHAN................................................................................. iii
PERNYATAAN................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................... v
KATA PENGANTAR....................................................................... vi
ABSTRAK......................................................................................... vii
DAFTAR ISI...................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian................................................................ 4
1.5 Penegasan Istilah................................................................... 4
1.5.2 Kerja Ilmiah.................................................................. 4
1.5.3 Praktikum...................................................................... 4
1.5.4 Mahasiswa..................................................................... 5
1.5 Sistematika Skripsi............................................................... 5
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Bekerja Ilmiah....................................................................... 7
2.2 Metode Ilmiah....................................................................... 9
2.3 Sikap Ilmiah.......................................................................... 11
2.4 Komunikasi Ilmiah................................................................ 13
2.5 Kebiasaan Bekerja Ilmiah dalam Kegiatan Praktikum......... 15
2.6 Pelaksanaan Praktikum di laboratorium Fisika Dasar.......... 16
-
ix
ix
2.7 Praktikum Sebagai Sarana Pengembangan Kebiasaan
Bekerja Ilmiah....................................................................... 18
2.8 Tinjauan Tentang Kriteria Kebiasaan Bekerja Ilmiah.......... 19
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian............................................ 30
3.2 Variabel dan Indikator Penelitian......................................... 30
3.3 Langkah Penelitian............................................................... 33
3.4 Instrumen Penelitian............................................................. 35
3.4.1 Angket........................................................................... 35
3.4.2 Lembar Observasi......................................................... 36
3.5 Teknik Pengumpulan Data.................................................... 36
3.5.1 Metode Angket.............................................................. 36
3.5.2 Metode Observasi......................................................... 37
3.6 Analisis Data......................................................................... 38
3.6.1 Analisis Angket............................................................. 38
3.4.2 Analisis Lembar Observasi........................................... 40
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian..................................................................... 43
4.1.1 Sikap Ilmiah.................................................................. 44
4.1.2 Keterampilan Proses Praktikum.................................... 44
4.1.3 Komunikasi Ilmiah........................................................ 45
4.1.4 Kebiasaan Bekerja Ilmiah............................................. 46
4.2 Pembahasan.......................................................................... 47
4.2.1 Sikap Ilmiah Praktikan.................................................. 47
4.2.2 Keterampilan Proses Praktikum.................................... 53
4.2.3 Komunikasi Ilmiah Praktikan....................................... 59
4.2.4 Kebiasaan Bekerja Ilmiah............................................. 63
4.2.5 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian....................... 65
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................... 66
5.2 Rekomendasi......................................................................... 67
-
x
x
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 68
LAMPIRAN....................................................................................... 70
-
xi
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Indikator operasional aspek sikap ilmiah....................................... 20
2.2 Kriteria jawaban angket sikap ilmiah............................................ 22
2.3 Penjabaran kriteria sikap ilmiah..................................................... 23
2.4 Rubrik penilaian keterampilan proses praktikum........................... 23
2.5 Penjabaran kriteria keterampilan proses praktikum....................... 25
2.6 Rubrik penilaian kemampuan komunikasi ilmiah.......................... 26
2.7 Penjabaran kriteria kemampuan komunikasi ilmiah...................... 28
2.8 Penjabaran kriteria kebiasaan bekerja ilmiah................................. 29
3.1 Tingkatan skor jawaban................................................................. 35
3.2 Klasifikasi kriteria sikap ilmiah .................................................... 39
3.3 Klasifikasi kriteria keterampilan proses dan komunikasi ilmiah.... 41
4.1 Persentase sikap ilmiah praktikan ................................................ 44
4.2 Persentase keterampilan proses praktikum ................................... 45
4.3 Persentase komunikasi ilmiah ...................................................... 46
4.4 Persentase kebiasaan bekerja ilmiah ............................................ 47
-
xii
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Indikator operasional angket sikap ilmiah................................ 70
2. Rubrik penilaian keterampilan proses praktikum..................... 72
3. Rubrik penilaian komunikasi ilmiah......................................... 74
4. Rekapitulasi hasil angket sikap ilmiah..................................... 76
5. Rekapitulasi lembar observasi keterampilan proses praktikum 80
6. Rekapitulasi lembar observasi komunikasi ilmiah .................. 86
7. Rekapitulasi data kebiasaan bekerja ilmiah ............................. 92
8. Angket sikap ilmiah praktikan.................................................. 93
9. Dokumentasi kegiatan............................................................... 95
10. Surat Ijin Penelitian (Unnes) .................................................... 96
-
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktikum Fisika Dasar merupakan salah satu mata kuliah wajib di
jurusan Fisika FMIPA Unnes. Pelaksanaan mata kuliah ini diambil oleh
mahasiswa semester satu atau semester dua. Mahasiswa yang mengambil
mata kuliah ini akan mendapatkan panduan berupa diktat paktikum fisika
dasar yang diterbitkan oleh laboratorium Fisika FMIPA Unnes. Diktat
tersebut berisi hal-hal yang berkaitan tentang praktikum dan segala sesuatu
tentang mata kuliah praktikum fisika dasar.
Kegiatan praktikan dalam praktikum di laboratorium dibantu oleh dua
orang asisten yang selalu mengawasi dan mengamati setiap jalannya
praktikum yang dilakukan. Apabila praktikan mengalami kesulitan, asisten
laboratorium ini bertugas untuk membantu memecahkan masalah tersebut.
Mahasiswa dituntut untuk selalu melakukan kerja ilmiah dalam setiap
praktikum yang mereka lakukan. Kerja ilmiah ini meliputi beberapa aspek
pokok yaitu: merumuskan permasalahan, merumuskan tujuan, menyusun
prosedur percobaan, memilih instrumen, mengumpulkan data, mengolah data,
menyimpulkan hasil dan bersikap ilmiah (Sopiah, 2009). Sikap ilmiah
merupakan sikap positif yang harus dimiliki oleh seorang ilmuwan sebagai
indikator atas keilmuannya. Menurut Wyne Harlin yang dikutip oleh Widiarti
1
-
2
(2008), ada sembilan aspek sikap ilmiah yang harus dikembangkan pada
peserta didik yaitu : (1) sikap ingin tahu, (2) sikap ingin mendapatkan sesuatu
yang baru, (3) sikap kerjasama, (4) sikap tidak mudah putus asa, (5) sikap
tidak purbasangka, (6) sikap mawas diri, (7) sikap bertanggungjawab, (8)
sikap berfikir bebas, dan (9) sikap kedisiplinan diri.
Kajian Puskur Balitbang (Depdiknas, 2002), menetapkan bahwa
rumpun pembelajaran sains menggariskan pada penguasaan kompetensi yang
terwujud sebagai hasil belajar adalah kerja ilmiah. Selain itu menurut Jerome
Bruner yang dikutip oleh Artuti (2008), kompetensi kerja ilmiah merupakan
kemampuan yang harus diajarkan pada peserta didik. Hal ini perlu diterapkan
karena dengan kompetensi kerja ilmiah, peserta didik akan memiliki
perkembangan mental yang positif dan tidak percaya tahayul. Oleh karena itu
kerja ilmiah dalam setiap kegiatan pembelajaran atau kegiatan laboratorium
sangat diperlukan untuk menjadikan siswa atau mahasiswa menjadi lebih siap
dalam mengahadapi setiap permasalahan yang terjadi di lingkungan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengajukan penelitian
dengan judul ANALISIS KEBIASAAN BEKERJA ILMIAH
MAHASISWA FISIKA PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH
PRAKTIKUM FISIKA DASAR.
-
3
1.2 Rumusan Masalah
Praktikum merupakan salah satu kegiatan yang dapat membiasakan
praktikan untuk bekerja ilmiah. Kebiasaan bekerja ilmiah dalam kegiatan
praktikum mencakup 3 hal pokok. Ketiga hal pokok tersebut adalah:
keterampilan proses praktikum (metode ilmiah), sikap ilmiah dan kemampuan
berkomunikasi ilmiah. Namun pada kenyataannya, sedikit sekali praktikan
yang membiasakan diri untuk bekerja ilmiah dalam kegiatan praktikum.
Kebanyakan dari praktikan hanya sebatas menjalankan prosedur praktikum
tanpa mengetahui tujuan dan manfaat praktikum yang dilakukan. Berdasarkan
uraian pada latar belakang, maka pada penelitian ini dirumuskan
permasalahan berikut: bagaimanakah tingkatan kebiasaan bekerja ilmiah yang
dilakukan mahasiswa Fisika FMIPA Unnes dalam kegiatan praktikum fisika
dasar ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui tingkatan kebiasaan bekerja ilmiah yang dilakukan
mahasiswa Fisika FMIPA Unnes dalam kegiatan praktikum fisika dasar.
Tingkatan kebiasaan bekerja ilmiah ini menggambarkan kualitas kebiasaan
bekerja ilmiah yang dilakukan praktikan dalam kegiatan praktikum.
-
4
1.4 Manfaat Penelitian
Skripsi ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian
selanjutnya. Selain itu, skripsi ini diharapkan juga sebagai bahan kajian dosen
terkait kualitas kebiasaan bekerja ilmiah praktikan dalam kegiatan praktikum
fisika dasar untuk dikembangkan kearah yang lebih baik.
1.5 Penegasan Istilah
1.5.1 Kerja Ilmiah
Menurut Ramsey yang dikutip oleh Nuryani (2010), kemampuan dasar
bekerja ilmiah merupakan perluasan dari metode ilmiah yang diartikan
sebagai scientific inquiry yang diterapkan dalam tindakan dalam belajar sains
maupun dalam kehidupan. Kerja ilmiah mencakup tiga aspek pokok yaitu
keterampilan proses (metode ilmiah), sikap ilmiah dan kemampuan
berkomunikasi ilmiah.
1.5.2 Praktikum
Praktikum merupakan subsistem dari perkuliahan yang merupakan
kegiatan terstruktur dan terjadwal dalam kegiatan laboratorium. Tujuan utama
dari kegiatan praktikum adalah agar mahasiswa mendapatkan pengalaman
yang nyata dalam rangka meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang teori.
Selain itu, praktikum juga bertujuan agar mahasiswa menguasai keterampilan
tertentu yang berkaitan dengan suatu pengetahuan. Praktikum yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah praktikum fisika dasar.
http://heru-id.blogspot.com/2010/01/arti-dan-tujuan-praktikum.html
-
5
1.5.3 Mahasiswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), mahasiswa diartikan
sebagai orang yang belajar (pelajar) di perguruan tinggi. Dalam penelitian ini,
mahasiswa yang dimaksud adalah mahasiswa Fisika FMIPA Unnes angkatan
2012 yang melakukan praktikum fisika dasar pada semester satu
.
1.6 Sistematika Skripsi
Sistematika dalam skripsi ini akan menjelaskan gambaran umum dari
bagian-bagian skripsi mulai dari bab pendahuluan hingga penutup. Skripsi ini
terdiri dari tiga bagian utama yaitu : bagian awal, bagian isi dan bagian akhir
atau penutup. Bagian awal dari skripsi ini terdiri atas halaman judul, halaman
pengesahan, abstrak, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi,
daftar tabel dan daftar lampiran.
Pada bagian isi terdiri dari lima bab yaitu :
(1) BAB I Pendahuluan yang meliputi: latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika
skripsi.
(2) BAB II Landasan teori: berisi teori-teori yang mendukung dan menjadi
dasar dalam pelaksanaan penelitian.
(3) BAB III Metode penelitian: berisi tentang populasi dan sampel penelitian
penelitian, variabel dan indikator penelitian, langkah penelitian, metode
pengumpulan data serta analisis.
-
6
(4) BAB IV Hasil dan pembahasan: pada bab ini hasil dari penelitian yang
telah didapat akan dibahas secara menyeluruh.
(5) BAB V Penutup: pada bagian ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian
dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
Pada bagian ketiga atau bagian akhir terdiri atas daftar pustaka dan lampiran.
-
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Bekerja Ilmiah
Bekerja ilmiah merupakan suatu sistem kegiatan ilmiah yang
dilakukan dalam kegiatan laboratorium atau praktikum. Bekerja ilmiah terdiri
atas tiga aspek pokok yaitu metode ilmiah, sikap ilmiah serta kemampuan
berkomunkasi ilmiah baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan Dasar
Kerja Ilmiah (KDBI) mencakup kecerdasan intelektual dan kecerdasan
emosional. Menurut Ramsey yang dikutip oleh Nuryani (2010), kemampuan
dasar bekerja ilmiah merupakan perluasan dari metode ilmiah dan diartikan
sebagai scientific inquiry yang diterapkan dalam pembelajaran sains dan
kehidupan. Penerapan Scientific inquiry dapat dilakukan dengan pemberian
pengalaman melalui kegiatan pembelajaran mandiri.
Kemampuan inkuiri sering dikaitan dengan kegiatan penyelidikan
atau eksperimen. Pada kegiatan eksperimen atau praktikum, peserta didik
dapat mengembangkan kegiatan bertanya, kemampuan menganalisis,
kemampuan mendisain suatu percobaan dan mengomunikasikan hasil
percobaan yang didapatkan kepada orang lain. Menurut Sarwi (2010), salah
satu prinsip utama inkuiri adalah mahasiswa dapat mengonstruksi sendiri
pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif melalui investigasi
pengetahuan.
7
-
8
Karena keterkaitannya scientific inquiry dengan bekerja ilmiah, maka
dapat dikatakan bahwa bekerja ilmiah sejalan dengan scientific inquiry.
Bekerja ilmiah sangat penting untuk dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan karena bekerja ilmiah sejalan dengan
tujuan pembelajaran. Selain untuk mengembangkan kemampuan intelektual
dari peserta didik, pembelajaran juga bertujuan untuk mengembangkan sikap
yang baik dari peserta didik.
Menurut Sopiah (2009), bekerja ilmiah mempunyai beberapa
indikator yang harus terpenuhi yaitu : (1) perumusan masalah, (2) perumusan
tujuan, (3) perumusan prosedur, (4) pemilihan instrumen, (5) pengambilan
data, (6) pengolahan data, (7) penyimpulan hasil, (8) bersikap ilmiah, dan (9)
kemampuan berkomunikasi ilmiah. Aspek-aspek tersebut saling mendukung
dalam mengembangkan potensi praktikan untuk mengantarkannya menjadi
seorang ilmuwan.
Berdasarkan berbagai pendapat dan indikator-indikator bekerja ilmiah
yang telah dijabarkan, maka bekerja ilmiah yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah suatu kesatuan sistem kegiatan ilmiah yang dilakukan praktikan
dalam kegiatan praktikum. Sistem kegiatan ilmiah ini mencakup tiga aspek
pokok yaitu sikap ilmiah, keterampilan proses praktikum (metode ilmiah)
dan kemampuan berkomunikasi ilmiah.
-
9
2.2 Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan salah satu bagian dari proses bekerja
ilmiah dalam praktikum atau kegiatan laboratorium. Metode ilmiah atau yang
lebih dikenal dengan keterampilan proses praktikum adalah salah satu aspek
pokok penyusun kegiatan kerja ilmiah. Kedudukan dari metode ilmiah atau
keterampilan proses praktikum sejajar dengan sikap ilmiah dan kemampuan
praktikan dalam berkomunikasi ilmiah. Tanpa adanya metode ilmiah,
seseorang tidak dapat dikatakan telah melakukan kerja ilmiah.
Menurut Herabudin (2010: 71), ada dua tahapan awal metode ilmiah
yang harus tersusun secara matang dan terencana dalam melakukan kegiatan
ilmiah yaitu : (1) Penentuan tempat penelitian dan (2) Penentuan metode
penelitian. Penentuan tempat yang akan dijadikan tempat penelitian
merupakan hal awal yang harus ditentukan oleh peneliti untuk melakukan
penelitian terhadap suatu permasalahan. Setelah itu peneliti menentukan
metode penelitian yang sesuai dengan permasalahan di lapangan. Sehingga
dengan adanya langkah yang sistematis tersebut, maka penelitian yang
dilakukan akan berjalan dengan terarah.
Selain itu, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh praktikan
untuk melakukan metode imliah dalam kegiatan laboratorium atau praktikum.
Tahapan-tahapan tersebut meliputi: (1) tahap orientasi, (2) tahap eksplorasi,
(3) tahap member check, (4) tahap analisis data, dan (5) teknik pemeriksaan
data. Tahapan orientasi merupakan tahapan yang harus dilakukan pertama
kali untuk mendapatkan informasi tentang objek yang akan diteliti.
-
10
Sedangkan tahap selanjutnya yang harus dilakukan peneliti adalah
mengumpulkan data pendukung yang lebih spesifik dan hanya berkaitan
dengan objek penelitian. Setelah data diperoleh, peneliti harus memeriksa
data hasil penelitian untuk diuji kebenarannya sebelum melangkah pada tahap
analisis data. Langkah terakhir yang harus dilakukan peneliti dalam metode
ilmiah ini setelah melakukan analisis data adalah pemeriksaan kembali data
hasil penelitian. Data yang telah dianalisis akan kembali diperiksa kebenaran
dan kevalidannya sehingga hasil penelitian yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan.
Dari beberapa uraian tersebut, metode ilmiah atau ketermpilan proses
praktikum yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan langkah-langkah
ilmiah yang tersusun secara sistematis dalam kegiatan praktikum. Langkah-
langkah tersebut dimulai sebelum praktikan memulai praktikum hingga
pengambilan kesimpulan praktikum. Aspek-aspek yang yang termasuk dalam
metode ilmiah tersebut secara berurutan yaitu: (1) perumusan masalah, (2)
perumusan tujuan, (3) perumusan prosedur, (4) pemilihan instrumen, (5)
pengumpulan data, (6) pengolahan data, dan (7) penyimpulan hasil. Masing-
masing aspek tersebut berkaitan satu dengan yang lain sehingga membentuk
kesatuan sistem metode ilmiah. Metode ilmiah ini diterapkan dalam kegiatan
laboratorium atau penelitian terhadap suatu permasalahan.
-
11
2.3 Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah merupakan bagian penting dari Kemampuan Dasar
Bekerja Ilmiah (KDBI). Menurut Herabudin (2010: 67), sikap ilmiah
merupakan karakter yang menjadi persyaratan para ilmuwan dalam mencari
kebenaran ilmiah. Sikap ilmiah didukung sepenuhnya oleh pendekatan ilmiah
dan metode ilmiah yang sudah diakui oleh para ilmuwan. Menurut Pravin
Singh (2010), berkaitan dengan kemampuan bekerja ilmiah dalam praktikum,
mendefinisikan sikap ilmiah atau scientific attitudes sebagai berikut:
Scientific attitudes can be regarded as a complex of values and norms which
is held to be binding on the man of science. The norms are expressed in the
forms of prescriptions, proscriptions, preferences and permissions. They are
legitimatized in terms of institutional values.
Selain itu, sikap ilmiah juga dapat diartikan sebagai sikap positif yang
harus dikembangkan dalam sains (Widiarti, 2008). Sikap ilmiah dapat
dijadikan sebagai langkah awal seorang praktikan untuk mengembangkan
sikap keilmuannya. Berikut ini adalah beberapa sikap yang harus
dikembangkan seorang praktikan agar sikap keilmuannya dapat berkembang.
Beberapa sikap tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Rasional, artinya segala sesuatu yang dilakukan harus dapat diterima
dengan akal sehat.
(2) Empiris, artinya hasilnya dapat dibuktikan secara nyata dan didasarkan
pada pengamatan inderawi.
-
12
(3) Objektif, artinya terfokus pada kebenaran apa adanya terhadap objek yang
diteliti dan tidak bersifat subjektif.
(4) Sistematis, artinya berpaku pada aturan baku penelitian ilmiah.
(5) Teoritis, artinya didasarkan pada teori yang sudah diakui kebenarannya
dan dibuktikan di lapangan sehingga memungkinkan untuk menghasilkan
teori-teori yang baru.
(6) Kritis, artinya semua hasil penelitian ilmiah dapat diuji kembali oleh
semua orang.
(7) Teknologis, artinya hasil penelitian yang dilakukan bermanfaat untuk
kehidupan manusia.
(8) Relativistik, artinya mengakui bahwa kebenaran itu berubah-ubah.
Menurut Nuryani (2008), ada beberapa sikap ilmiah yang masih harus
dikembangkan secara terencana dalam pembelajaran yaitu: (1) keluwesan
dalam berkomunikasi, (2) transfer materi yang lebih luas dan (3) menerapkan
secara tepat guna. Setiap praktikan harus mempunyai kemauan untuk selalu
bersikap ilmiah dalam setiap praktikum atau kegiatan laboratorium. Sehingga,
kemampuan praktikan dalam mengembangkan kebiasaan untuk selalu bekerja
ilmiah akan semakin terasah.
Berdasarkan berbagai pendapat yang telah dijabarkan, sikap ilmiah
yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan sikap-sikap positif yang
dilakukan praktikan untuk mendukung kegiatan praktikum agar dapat
berjalan dengan lancar. Sikap ilmiah dalam penelitian ini mencakup 5 aspek
sikap yaitu (1) ingin tahu, (2) tanggung jawab, (3) disiplin, (4) kerjasama,
-
13
dan (5) berfikir bebas. Kelima sikap ilmiah tersebut merupakan sikap-sikap
positif yang dapat mendorong praktikan untuk mengembangkan kebiasaan
bekerja ilmiah dalam kegiatan praktikum.
2.4 Komunikasi Ilmiah
Komunikasi berasal dari kata latin yaitu communis yang berarti sama,
communico, communication atau communicare yang berarti membuat sama
(to make common). Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi juga diartikan
sebagai sebuah penyampaian informasi dari suatu pihak ke pihak lain.
Menurut Motley yang dikutip oleh Kurniawan (2011), komunikasi adalah
transmisi informasi baik bersifat verbal maupun non verbal. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi berarti
pengiriman dan penerimaan berita antara dua orang atau lebih dengan cara
yang tepat sehingga dipahami apa yang dimaksud.
Komunikasi seseorang kepada orang lain biasanya dilakukan
menggunakan sarana komunikasi yang disebut bahasa. Bahasa merupakan
sarana komunikasi paling efektif yang digunakan dalam kehidupan. Selain
itu, bahasa merupakan sebuah kekayaan kebudayaan dari suatu daerah yang
harus dibanggakan. Komunikasi menggunakan bahasa bertujuan untuk
menyampaikan informasi dari seseorang kepada pihak lain secara jelas dan
terarah. Sedangkan komunikasi ilmiah merupakan sebuah panyampaian
informasi berupa pengetahuan. Komunikasi Ilmiah atau scientific
-
14
communication merupakan salah satu aspek pokok dalam proses kerja ilmiah
dalam sains.
Menurut Kurniawan (2011), komunikasi ilmiah mencakup beberapa
bidang kajian. Bidang kajian tersebut meliputi: (1) perkembangan ilmu
pengetahuan, (2) hubungan antara peneliti dalam berbagai disiplin ilmu, (3)
pemanfaatan, dan kebutuhan informasi dari kelompok pustaka, serta (4)
metode komunikasi baik formal maupun informal. Sehingga dari beberapa
penjelasan tersebut komunikasi sangat terkait kegiatan penelitian terhadap
suatu fenomena atau kegiatan praktikum untuk mendapatkan sesuatu hal yang
menjadi tujuan.
Berkomunikasi secara ilmiah berbeda dengan komunikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Komunikasi ilmiah meliputi penulisan karya ilmiah
dan presentasi hasil penelitian secara ilmiah dalam bahasa indonesia ataupun
bahasa inggris. Menurut Sutardi (2010), komunikasi ilmiah meliputi
kemampuan menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematik dan
jelas, menjelaskan dan mendiskusikan hasil percobaan, mengklaifikasikan
data serta menggambarkannya dalam bentuk grafik ataupun diagram.
Dari beberapa penjelasan tentang komunikasi ilmiah dan indikator-
indikator yang menyusunnya, maka dapat digambarkan bahwa komunikasi
ilmiah dari seorang praktikan tidak cukup dilihat dari komunikasinya dalam
bentuk tulisan. Namun diperlukan juga komunikasi dalam bentuk lisan.
Komunikasi dalam bentuk tulisan dapat dilihat dari laporan hasil praktikum
yang dikumpulkan. Sedangkan komunkasi dalam bentuk lisan dapat diketahui
-
15
dari kemampuan praktikan dalam mempresentasikan hasil praktikumnya.
Sehingga dengan adanya kedua macam komunikasi tersebut, informasi yang
tidak bisa disampaikan secara tulisan diharapkan akan lebih diterima orang
lain jika disampaikan secara lisan atau verbal.
Berdasarakan berbagai pendapat yang telah dijabarkan, komunikasi
ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan praktikan
dalam mengkomunikasikan hasil praktikum kepada orang lain baik secara
lisan atau tulis. Komunikasi ilmiah dalam penelitian ini mencakup beberapa
indikator yaitu: (1) kemampunan menyusun laporan, (2) kemampuan
menyampaikan laporan, (3) kemampuan mendiskusikan hasil percobaan, (4)
kemampuan menerjemahkan data percobaan dan (5) kemampuan menanggapi
pendapat.
2.5 Kebiasaan Bekerja Ilmiah dalam Kegiatan Praktikum
Kegiatan praktikum merupakan salah satu cara dalam pembelajaran
untuk membiasakan praktikan agar selalu bekerja ilmiah. Peran praktikum
atau eksperimen yang paling dasar yang dapat dirasakan praktikan adalah
untuk mengembangkan kemampuan bekerja ilmiah. Menurut Halimatul yang
dikutip oleh Hayat (2011), praktikum mempunyai 3 peran utama bagi
praktikan yaitu: (1) memperjelas konsep yang dijelaskan di kelas secara lebih
nyata dengan menggunakan alat, bahan serta peristiwa alam, (2)
meningkatkan keterampilan intelektual praktikan melalui proses observasi
dan pencarian informasi secara lengkap dalam kegiatan praktikum, (3)
-
16
melatih dalam merancang praktikum, (4) menginterpretasi data serta (5)
membina sikap ilmiah.
Kebiasaan bekerja ilmiah mencakup tiga aspek pokok, salah satunya
adalah sikap ilmiah dalam praktikum. Penilaian sikap ilmiah merupakan
bentuk dari penilaian afektif. Peringkat ranah afektif menurut taksonomi
Krathwol ada lima tingkatan yaitu: (1) receiving, (2) responding, (3) valuing,
(4) organization, dan (5) characterization. Taksonomi tersebut menjelaskan
bahwa kebiasaan menempati tingkatan ketiga dalam peringkat ranah afektif
yaitu valuing.
Hasil akhir yang didapatkan pada tingkatan ini adalah sikap atau
perilaku yang konsisten atau stabil. Apabila praktikan telah mencapai tingkat
valuing pada proses kerja ilmiah dalam kegiatan praktikum, maka dapat
dikatakan bahwa praktikan telah melakukan kebiasaan bekerja ilmiah. Namun
dalam kenyataan di lapangan, tidak mudah bagi praktikan untuk mencapai
tingkatan tersebut. Untuk mencapai tingkatan Valuing, diperlukan
kesungguhan mahasiswa dalam melakukan setiap kegiatan di laboraorium.
2.6 Pelaksanaan Praktikum di laboratorium Fisika Dasar
Praktikum fisika dasar merupakan mata kuliah wajib yang harus
diambil mahasiswa Fisika FMIPA Unnes. Praktikum ini dilakukan pada
semester 1 dan 2. Pelaksanaan praktikum fisika dasar dilakukan selama 16
kali pertemuan dengan pembagian 8 pertemuan untuk kegiatan pretes dan 8
pertemuan untuk kegiatan praktikum. Sebagai persiapan, praktikan wajib
-
17
datang ke laboratorium 15 menit lebih awal sebelum praktikum dimulai.
Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu praktikan melakukan pretes.
Pretes yang dilakukan ada 2 macam yaitu secara lisan dan tulis. Apabila
praktikan lolos dalam tahap ini, maka praktikan diperbolehkan untuk
melakukan praktikum pada pertemuan berikutnya. Namun apabila gagal,
praktikan harus pretes kembali diluar jam kuliah yang telah disepakati agar
dapat mengikuti praktikum.
Setelah praktikan dinyatakan lolos pretes, praktikum akan dilakukan
sesuai dengan kelompok masing-masing. Sebelumnya setiap kelompok wajib
mengumpulkan tugas pendahuluan dan daftar peminjaman alat kepada
asisten. Apabila kedua prosedur awal tersebut telah dilakukan maka setiap
kelompok diperbolehkan untuk memulai praktikum. Selama kegiatan
praktikum berlangsung, asisten mengawasi kenerja praktikan. Apabila dalam
kegiatan praktikum tersebut terdapat kendala, praktikan dapat bertanya
kepada asisten laboratorium. Setelah praktikum selesai dilakukan, praktikan
harus mengumpulkan data praktikum yang didapat kepada asisten. Setelah itu
praktikan mengumpulkan laporan yang telah dibuat untuk dinilai dan
mempersiapkan untuk pretes praktikum selanjutnya.
Apabila dalam pembuatan laporan praktikum tersebut terjadi
kesalahan, maka laporan akan dikembalikan kepada praktikan untuk
diperbaiki. Keseluruhan kegiatan praktikum dalam mata kuliah praktikum
fisika dasar tersebut dilakukan berulang hingga 8 praktikum selesai
dilaksanakan. Apabila praktikan gagal dalam praktikum, maka praktikan
-
18
diperbolehkan melakukan praktikum kembali diwaktu yang lain ketika
laboratorium tidak digunakan untuk praktikum.
2.7 Praktikum Sebagai Sarana Pengembangan Kebiasaan
Bekerja Ilmiah
Praktikun merupakan salah satu kegiatan terstruktur laboratorium
yang bertujuan untuk membiasakan praktikan untuk bekerja ilmiah. Kegiatan
ini lebih cenderung pada kegiatan yang berbasis inkuiri sehingga praktikan
dapat dengan sendirinya menemukan suatu yang baru dari apa yang mereka
lakukan. Salah satu manfaat yang dapat diambil dari proses pembelajaran
inkuiri adalah: to changes in students attitudes Kyle et.al yang dikutip
oleh Foley (2008). Selain itu kegiatan praktikum juga dapat mengembangkan
keterampilan dan kemampuan berfikir (hands on dan minds on) dari
praktikan.
Menurut Hayat (2011), kegiatan laboratorium atau praktikum dapat
memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan kemauan
berfikir logis. Para ahli berpendapat bahwa kegiatan praktikum dapat
menstimulus terbentuknya sikap ilmiah. Sikap ilmiah tersebut merupakan
bagian Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah (KDBI). Sehingga dapat dikatakan
bahwa kegiatan laboratorium atau praktikum sangat berperan bagi mahasiswa
untuk mengembangkan kebiasaan bekerja ilmiah. Sebagai sarana
pengembangan kebiasaan bekerja ilmiah dalam praktikum, praktikan dituntut
untuk bekerja secara runtut sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
-
19
Ketika melakukan praktikum di laboratorium fisika dasar, praktikan
harus memperhatikan beberapa hal agar dalam pelaksanaan kegiatan
praktikum dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Hal-hal tersebut antara lain:
(1) Memperhatikan kondisi lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi
hasil praktikum.
(2) Menyusun peralatan sesuai dengan disain.
(3) Melakukan pengulangan dalam setiap pengukuran agar didapatkan data
yang valid.
(4) Mencatat data yang telah didapat dalam tabel data pengamatan.
(5) Memperhatikan faktor-faktor penyebab kesalahan.
(6) Mencatat data yang diperoleh dan menggambarkannya pada kertas grafik.
(7) Mengecek ulang keseluruhan kegiatan dari awal sampai akhir.
Apabila praktikan memperhatikan poin-poin tersebut di atas, maka hasil dari
pengamatan atau praktikum akan maksimal. Selain itu, praktikum yang
dilakukan dapat dijadikan sarana konkret untuk mengembangkan kebiasaan
bekerja ilmiah.
2.8 Tinjauan Tentang Kriteria Kebiasaan Bekerja Ilmiah
Kebiasaan bekerja ilmiah merupakan sebuah sistem kegiatan ilmiah
yang dilakukan dalam praktikum. Kerja ilmiah tersusun dari 3 aspek pokok
yaitu sikap ilmiah, keterampilan proses praktikum dan kemampuan
komunikasi ilmiah. Ketiga aspek tersebut akan diteliti untuk mendapatkan
-
20
hasil akhir berupa kriteria kebiasaan bekerja ilmiah pada praktikum fisika
dasar. Kriteria kebiasaan bekerja ilmiah ini akan menggambarkan kualitas
kebiasaan bekerja ilmiah yang dilakukan praktikan dalam kegiatan praktikum.
Pertama, Sikap ilmiah. Sikap ilmiah dalam penelitian ini merupakan
sikap-sikap positif yang dilakukan praktikan untuk mendukung kegiatan
praktikum agar dapat berjalan dengan lancar. Sikap ilmiah yang diteliti
mencakup 5 sikap positif yaitu rasa ingin tahu, disiplin, tanggung jawab,
kerjasama dan berfikir bebas. Kelima sikap ilmiah tersebut masing-masing
tersusun dari beberapa indikator operasional dalam kegiatan praktikum.
Penjabaran mengenai kelima sikap ilmiah dan indikator operasional sikap
ilmiah dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Indikator operasional aspek sikap ilmiah
No Sikap Ilmiah Indikator operasional
1 Ingin tahu - Berhipotesis dengan pemikiran sendiri
- Membaca buku literatur atau materi
yang menjadi dasar sebelum
melakukan praktikum
- Mengerjakan tugas awal pada tiap
praktikum yang dilakukan
- Menanyakan kepada dosen, asisten
atau praktikan lain terkait hal yang
belum dipahami
2 Tanggung
jawab
- Mengambil alat praktikum sesuai
dengan yang diintruksikan asisten
- Mengembalikan alat praktikum pada
tempat semula setelah praktikum
berakhir
- Menjaga keutuhan alat praktikum yang
digunakan hingga praktikum berakhir
-
21
- Menjaga kerapian dan kebersihan
tempat praktikum
- Mengganti alat yang rusak atau pecah
ketika digunakan dalam praktikum
3 Disiplin - Datang praktikum sesuai dengan waktu
yang ditentukan (lima belas menit
sebelum praktikum)
- Selesai melaksanakan praktikum sesuai
dengan waktu yang dialokasikan
- Tidak bergurau atau bermain-main saat
praktikum berlangsung (praktikum
secara serius)
- Melakukan praktikum dengan prosedur
yang runtut dan terencana
- Mengumpulkan laporan praktikum
tepat waktu (satu minggu setelah
praktikum)
- Mengumpulkan tugas awal sebelum
melaksanakan praktikum
4 Kerja sama - Melakukan praktikum secara bersama
dengan anggota kelompok (tidak
individual)
- Menbagi job kerja atau tugas kerja
pada anggota kelompok secara merata
- Berdiskusi dengan anggota kelompok
ketika terjadi kendala dalam praktikum
- Membantu teman apabila menemui
kendala saat melakukan tugasnya
dalam praktikum
- Menanyakan kepada anggota
kelompok apakah ada kesulitan pada
job kerjanya dalam praktikum
5 Berpikir bebas - Memberikan kesempatan praktikan lain
untuk berpendapat
- Menghormati pendapat dari dosen,
asisten atau praktikan lain
- Menanggapi pernyataan kelompok lain
dengan santun
-
22
- Mampu menemukan alternatif prosedur
ketika peralatan yang digunakan
terbatas
- Mampu menemukan alternatif alat
praktikum dari alat yang disediakan
ketika terjadi masalah
Frekuensi kegiatan setiap indikator operasional penyusun sikap imiah
akan diteliti dari 3 praktikum yang dilakukan secara berurutan. Frekuensi
kegiatan tersebut dibagi menjadi 4 kriteria jawaban yaitu selalu, sering, jarang
dan tidak pernah. Penjelasan terhadap 4 kriteria jawaban tersebut dapat dilihat
dalam tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2 Kriteria jawaban angket sikap ilmiah
No Kriteria
jawaban angket
Keterangan
1 Selalu - Praktikan menjalankan setiap indikator sikap ilmiah pada 3 praktikum yang
ditentukan
2 Sering - Praktikan menjalankan setiap indikator sikap ilmiah pada 2 praktikum yang
dilakukan
3 Jarang - Praktikan menjalankan setiap indikator sikap ilmiah pada 1 praktikum yang
dilakukan
4 Tidak pernah - Praktikan tidak melakukan setiap indikator sikap ilmiah dalam ketiga praktikum yang
dilakukan
Keempat macam kriteria jawaban tersebut menggambarkan tingkatan
frekuensi kegiatan praktikan dalam melakukan sikap ilmiah pada kegiatan
praktikum. Persentase setiap indikator selanjutnya dapat dicari dengan
membagi total skor yang didapatkan untuk setiap indikator dengan skor total.
Persentase tersebut kemudian diterjemahkan kedalam kalimat kualitatif
-
23
dengan 4 kriteria yaitu baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Secara
lengkap penjelasan mengenai 4 kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel 2.3
sebagai berikut:
Tabel 2.3 Penjabaran kriteria sikap ilmiah
No Kriteria hasil Keterangan
1 Baik - Kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah dalam setiap praktikum sangat tinggi
2 Cukup - Kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah
dalam setiap praktikum tinggi
3 Kurang - Kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah
dalam setiap praktikum rendah
4 Sangat kurang - Kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah
dalam setiap praktikum sangat rendah
Kedua, keterampilan proses praktikum. Keterampilan proses
merupakan langkah-langkah ilmiah yang tersusun secara sistematis dalam
kegiatan praktikum. Langkah-langkah ini dimulai ketika praktikan
merumuskan permasalahan hingga menyimpulkan hasil praktikum. Setiap
langkah tersebut masing-masing dijabarkan menjadi 4 kriteria penskoran.
Secara lengkap penjabaran mengenai indikator dan kriteria penskoran dapat
dilihat dalam rubrik penilaian keterampilan proses pada tabel 2.4 sebagai
berikut:
Tabel 2.4 Rubrik penilaian keterampilan proses praktikum
No Indikator Skor Kriteria
1 Merumuskan
masalah
4 - Praktikan mengerti dan dapat menyebutkan permasalahan parktikum
dengan benar dan tepat
3 - Praktikan mengerti dan dapat menyebutkan sebagian permasalahan
parktikum dengan benar dan tepat
-
24
2 - Praktikan menyebutkan permasalahan parktikum namum salah
1 - Praktikan tidak mengerti dan tidak menyebutkan permasalahan praktikum
2 Merumuskan
tujuan
4 - Praktikan paham serta dapat menyebutkan semua tujuan praktikum
dengan benar
3 - Praktikan paham serta dapat menyebutkan sebagian tujuan
praktikum dengan benar
2 - Praktikan menyebutkan tujuan praktikum namun salah
1 - Praktikan tidak dapat menyebutkan tujuan praktikum
3
Merumuskan
prosedur
4 - Praktikan melakukan prosedur parktikum sesuai diktat dan mampu
menyebutkannya dengan benar
3 - Praktikan melakukan prosedur parktikum sesuai diktat dan dapat
menyebutkan sebagian prosedur
dengan benar
2 - Praktikan melakukan prosedur parktikum sesuai diktat dan salah
dalam menyebutkan prosedurnya
1 - Praktikan melakukan praktikum tidak sesuai diktat dan tidak bisa
menyebutkan prosedurnya
4
Memilih
instrumen
4 - Praktikan memilih instrumen secara tepat dan mampu menyebutkan semua
nama-namanya
3 - Praktikan memilih instrumen secara tepat dan mempu menyebutkan
sebagian nama-namanya
2 - Praktikan memilih instrumen secara tepat dan namun tidak mampu
menyebutkan nama-namanya
1 - Praktikan memilih instrumen yang salah
5
Mengumpulkan
data
4 - Praktikan dapat menuliskan data percobaan ke dalam tabel dengan
benar
3 - Praktikan dapat menuliskan data percobaan ke dalam tabel dengan
sebagian saja yang benar
2 - Praktikan dapat menuliskan data percobaan ke dalam tabel namun salah
-
25
Keterampilan proses praktikum tersebut dapat diketahui dari data
yang didapatkan dari lembar observasi. Hasil persentase jawaban tersebut
diterjemahkan kedalam kalimat kualitatif dengan 4 kriteria yaitu baik, cukup,
kurang dan sangat kurang. Secara lengkap penjelasan mengenai 4 kriteria
tersebut dapat dilihat pada tabel 2.5 sebagai berikut:
Tabel 2.5 Penjabaran kriteria keterampilan proses praktikum
No Kriteria hasil Keterangan
1 Baik - Kemampuan praktikan dalam melakukan praktikum secara runtut sangat tinggi.
2 Cukup - Kemampuan praktikan dalam melakukan praktikum secara runtut tinggi.
3 Kurang - Kemampuan praktikan dalam melakukan praktikum secara runtut rendah.
4 Sangat kurang - Kemampuan praktikan dalam melakukan praktikum secara runtut sangat rendah.
1
- Praktikan tidak dapat menuliskan data percobaan ke dalam tabel
6 Mengolah data 4 - Praktikan dapat menganalisis data dengan ralat secara benar
3 - Praktikan dapat menganalisis data dengan ralat hanya sebagian yang
benar
2 - Praktikan dapat menganalisis data dengan ralat namun salah
1 - Praktikan tidak dapat menganalisis data dengan ralat
7
Menyimpulkan
hasil
4 - Praktikan dapat menyimpulkan hasil percobaan berdasarkan data secara
benar
3 - Praktikan dapat menyimpulkan hasil percobaan berdasarkan data hanya
sebagian saja yang benar
2 - Praktikan dapat menyimpulkan hasil percobaan berdasarkan data namun
salah
1 - Praktikan tidak dapat menyimpulkan hasil percobaan
-
26
Ketiga, kemampuan komunikasi ilmiah. Kemampuan komunikasi
ilmiah merupakan kemampuan praktikan dalam mengomunikasikan hasil
praktikum kepada orang lain baik secara lisan atau tulis. Dalam penelitian ini
ada 5 indikator komunikasi ilmiah yang mencakup komunikasi lisan dan tulis.
Sama dengan indikator pada keterampilan proses, setiap indikator pada
kemampuan komunikasi ilmiah dijabarkan menjadi 4 kriteria penskoran.
Secara lengkap penjabaran indikator dan kriteria penskoran dapat dilihat
dalam rubrik penilaian kemampuan komunikasi ilmiah pada tabel 2.6 sebagai
berikut:
Tabel 2.6 Rubrik penilaian kemampuan komunikasi ilmiah
No indikator Skor Kriteria
1 Kemampunan
menyusun
laporan
4 - Praktikan mampu menyusun laporan praktikum secara benar dan sistematis
sesuai dengan urutan bagian-bagian
laporan praktikum
3 - Praktikan mampu menyusun laporan praktikum secara benar namun tidak
sistematis atau tidak sesuai dengan
urutan bagian-bagian laporan praktikum
2 - Praktikan salah menyusun laporan praktikum dan tidak sistematis atau
tidak sesuai dengan urutan bagian-
bagian laporan praktikum
1 - Praktikan tidak menyusun laporan. 2 Kemampuan
menyampaikan
laporan
4 - Praktikan mampu menyampaikan laporan yang dibuat dalam bentuk
presentasi secara benar, logis dan
sistematis.
3 - Praktikan mampu menyampaikan laporan yang dibuat dalam bentuk
presentasi secara benar, logis, namun
tidak sistematis.
2 - Praktikan mampu menyampaikan laporan yang dibuat dalam bentuk
presentasi secara benar,namun tidak
logis dan tidak sistematis.
-
27
1 - Praktikan tidak mampu menyampaikan laporan yang dibuat dalam bentuk
presentasi.
3
Mendiskusikan
hasil percobaan
4 - Praktikan aktif melakukan diskusi serta mengungkapkan pendapat yang logis
dan sistematis saat ada pertanyaan dari
kelompok lain
3 - Praktikan aktif melakukan diskusi serta mengungkapkan pendapat yang logis
namun tidak sistematis saat ada
pertanyaan dari kelompok lain
2 - Praktikan aktif melakukan diskusi serta mengungkapkan pendapat yang tidak
logis dan tidak sistematis saat ada
pertanyaan dari kelompok lain
1 - Praktikan pasif atau tidak melakukan diskusi saat ada pertanyaan dari
kelompok lain
4
Kemampuan
menerjemahkan
data percobaan
4 - Praktikan mampu menerjemahkan data pengamatan kedalam grafik atau
diagram dengan benar, dan logis
3 - Praktikan mampu menerjemahkan data pengamatan kedalam grafik atau
diagram dengan benar namun tidak
logis
2 - Praktikan menerjemahkan data pengamatan kedalam grafik atau
diagram dengan salah dan tidak logis.
1 - Praktikan tidak menerjemahkan data pengamatan kedalam grafik atau
diagram
5
Tanggapan kritis
dari pendapat
orang lain
4 - Praktikan menanggapi pendapat yang disampaikan orang lain secara aktif,
kritis dan rasional.
3 - Praktikan menanggapi pendapat yang disampaikan orang lain secara aktif,
kritis dan tidak rasional.
2 - Praktikan menanggapi pendapat yang disampaikan orang lain secara aktif,
tidak kritis dan tidak rasional.
1 - Praktikan tidak menanggapi pendapat yang disampaikan orang lain .
-
28
Persentase akhir kemampuan komunikasi ilmiah juga didapatkan dari
lembar observasi. Hasil tersebut yang selanjutnya diterjemahkan kedalam
kalimat kualitatif dengan 4 kriteria yaitu baik, cukup, kurang dan sangat
kurang. Penjelasan mengenai 4 kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel 2.7
sebagai berikut:
Tabel 2.7 Penjabaran kriteria kemampuan komunikasi ilmiah
No Kriteria hasil Keterangan
1 Baik - Kemampuan praktikan dalam mengomunikasikan hasil praktikum
secara ilmiah sangat tinggi
2 Cukup - Kemampuan praktikan dalam mengomunikasikan hasil praktikum
secara ilmiah tinggi
3 Kurang - Kemampuan praktikan dalam mengomunikasikan hasil praktikum
secara ilmiah rendah
4 Sangat kurang - Kemampuan praktikan dalam mengomunikasikan hasil praktikum
secara ilmiah sangat rendah
Ketiga persentase aspek pokok penyusun kebiasaan bekerja ilmiah
selanjutnya dijadikan pedoman dalam penentuan kriteria kebiasaan bekerja
ilmiah. Persentase kebiasaan bekerja ilmiah didapatkan dari rata-rata
persentase ketiga aspek pokok kerja ilmiah. Persentase akhir yang didapatkan
akan diterjemahkan kedalam kalimat kualitatif dengan 4 kriteria yaitu baik,
cukup, kurang dan sangat kurang. Penjelasan mengenai 4 kriteria kebiasaan
bekerja ilmiah tersebut dapat dilihat pada tabel 2.8 sebagai berikut:
-
29
Tabel 2.8 Penjabaran kriteria kebiasaan bekerja ilmiah
No Kriteria hasil Keterangan
1 Baik - Kemampuan praktikan untuk melakukan praktikum secara runtut, bersikap positif
saat praktikum serta mengomunikasikan
hasil praktikum kepada orang lain sangat
tinggi.
2 Cukup - Kemampuan praktikan untuk melakukan praktikum secara runtut, bersikap positif
saat praktikum serta mengomunikasikan
hasil praktikum kepada orang lain tinggi.
3 Kurang - Kemampuan praktikan untuk melakukan praktikum secara runtut, bersikap positif
saat praktikum serta mengomunikasikan
hasil praktikum kepada orang lain rendah.
4 Sangat kurang - Kemampuan praktikan untuk melakukan praktikum secara runtut, bersikap positif
saat praktikum serta mengomunikasikan
hasil praktikum kepada orang lain sangat
rendah.
Hasil akhir kriteria yang didapatkan menggambarkan kualitas kebiasaan
bekerja ilmiah praktikan pada pembelajaran mata kuliah praktikum fisika
dasar.
-
30
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fisika FMIPA Unnes
semester satu angkatan 2012 yang mengambil mata kuliah Praktikum Fisika
Dasar. Pengambilan sampel dilakukan secara acak menggunakan teknik
random sampling. Mahasiswa fisika angkatan 2012 terdiri atas 4 rombel Prodi
Pendidikan Fisika dan 2 rombel Prodi Fisika. Dari keenam kelas populasi
tersebut diambil dua kelas secara acak dengan cara mengundinya dengan
kertas. Hasil pengundian tersebut didapatkan dua kelas sebagai sampel
penelitian yaitu rombel 1 Prodi Pendidikan Fisika dan rombel 2 Prodi Fisika.
Rombel 1 Prodi Pendidikan Fisika berjumlah 25 mahasiswa dan rombel 2
Prodi Fisika berjumlah 37 mahasiswa. Sehingga mahasiswa yang menjadi
sampel penelitian berjumlah 62 mahasiswa.
3.2 Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah kebiasaan bekerja
ilmiah mahasiswa Fisika FMIPA Unnes angkatan 2012 yang mengambil mata
kuliah praktikum fisika dasar. Variabel bekerja ilmiah tersebut mencakup tiga
aspek pokok yaitu keterampilan proses praktikum (metode ilmiah),
kemampuan berkomunikasi ilmiah dan sikap ilmiah.
30
-
31
Aspek keterampilan proses praktikum (metode ilmiah) terdiri dari 7
indikator. Indikator-indikator metode ilmiah ini meliputi (1) merumuskan
masalah, (2) merumuskan tujuan, (3) merumuskan prosedur, (4) memilih
instrumen, (5) mengumpulkan data, (6) mengolah data, dan (7)
menyimpulkan hasil. Sedangkan aspek komunikasi ilmiah terdiri atas 5
indikator mencakup komunikasi secara lisan dan tulis. Kelima indikator
tersebut adalah (1) kemampunan menyusun laporan, (2) kemampuan
menyampaikan laporan, (3) kemampuan mendiskusikan hasil percobaan, (4)
kemampuan menerjemahkan data percobaan, dan (5) kemampuan
menanggapi pendapat.
Aspek sikap ilmiah dalam penelitian ini mencakup 5 sikap yang akan
diteliti. Sikap-sikap tersebut adalah rasa ingin tahu, tanggung jawab, disiplin,
kerjasama, dan berfikir bebas. Masing-masing sikap tersebut diuraikan dalam
beberapa indikator. Sikap rasa ingin tahu terdiri dari 4 indikator yang
meliputi: (1) praktikan mampu berhipotesis dengan pemikiran sendiri. (2)
Membaca buku literatur atau materi yang menjadi dasar sebelum melakukan
praktikum. (3) Mengerjakan tugas awal untuk setiap praktikum yang
dilakukan. Serta (4) berani bertanya kepada dosen, asisten atau praktikan lain
terkait hal yang belum dipahami.
Sikap tanggung jawab dalam penelitian ini terdiri dari 5 indikator.
Indikator-indikator tersebut adalah (1) praktikan mengambil alat praktikum
sesuai dengan yang diintruksikan asisten. (2) Praktikan mengembalikan alat
praktikum pada tempat semula setelah praktikum berakhir. (3) Menjaga
-
32
keutuhan alat yang digunakan hingga praktikum berakhir. (4) Menjaga
kerapian dan kebersihan tempat praktikum. (5) Praktikan bersedia mengganti
alat yang rusak atau pecah ketika digunakan dalam praktikum.
Ketiga, sikap disiplin. Sikap ini terdiri dari 6 indikator yang meliputi:
(1) praktikan datang praktikum sesuai dengan waktu yang ditentukan (15
menit sebelum praktikum). (2) Praktikan melaksanakan praktikum sesuai
dengan waktu yang dialokasikan. (3) Tidak bergurau atau bermain-main saat
praktikum berlangsung. (4) Melakukan praktikum dengan prosedur yang
runtut dan terencana. (5) Mengumpulkan tugas awal sebelum melaksanakan
praktikum dan (6) mengumpulkan laporan praktikum tepat waktu.
Keempat, sikap kerjasama. Ada 5 indikator dalam pengambilan data
sikap kerjasama. Indikator-indikator tersebut adalah (1) praktikan melakukan
praktikum secara bersama dengan anggota kelompok (tidak individual). (2)
Pembagian tugas kerja kepada anggota kelompok secara merata. (3)
Berdiskusi dengan anggota kelompok ketika terjadi kendala dalam praktikum.
(4) Membantu teman apabila menemui kendala saat melakukan tugasnya
dalam praktikum. (5) Bertanya kepada anggota kelompok tentang kesulitan
tugas kerja yang dikerjakan.
Sikap terakhir yang diamati adalah berfikir bebas. Sikap ini terdiri
dari 5 indikator. Indikator-indikator tersebut meliputi: (1) memberikan
kesempatan praktikan lain untuk berpendapat. (2) Menghormati pendapat dari
dosen, asisten atau praktikan lain. (3) Menanggapi pernyataan kelompok lain
dengan santun. (4) Mampu menemukan alternatif prosedur ketika peralatan
-
33
yang digunakan terbatas. (5) Mampu menemukan alternatif alat praktikum
dari alat yang disediakan ketika terjadi masalah.
3.3 Langkah Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yang meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan, analisis dan kesimpulan.
(1) Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi rombel yang akan dijadikan
obyek penelitian. Setelah itu menentukan disain penelitian dan pembuatan
instrumen berupa angket dan lembar observasi.
(2) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian dilakukan dengan membagikan angket kepada
mahasiswa fisika yang menjadi sampel penelitian. Selain itu peneliti juga
meminta bantuan dari asisten laboratorium untuk melakukan observasi tentang
kebiasaan kerja ilmiah dari mahasiswa. Pembagian angket dilakukan untuk
mengetahui sikap ilmiah praktikan sedangkan lembar observasi digunakan
untuk mengetahui keterampilan proses dan kemampuan berkomunikasi ilmiah
praktikan.
(3) Analisis
Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis terhadap angket yang dijawab oleh
mahasiswa yang kemudian digabungkan dengan lembar observasi yang
dilakukan oleh asisten laboratorium.
-
34
(4) Kesimpulan
Setelah data diperoleh dan dianalisis, peneliti menyimpulkan hasil penelitian
dengan merujuk pada tujuan yang akan dicapai dalam penelitian. Kesimpulan
tersebut merupakan hasil dari penelitian yang telah dilakukan.
Secara ringkas, langkah penelitian pada skripsi ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Penentuan populasi
dan sampel penelitian
Pembuatan instrumen
Pengembangan instrumen :
a. Pembuatan angket dan lembar observasi
b. Konsultasi dosen pembimbing
Pembagian angket observasi
Analisis
Kesimpulan
Mengkaji
permasalahan
-
35
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.4.1 Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup
yang dikembangkan dengan teknik skala Likert termodifikasi. Untuk setiap
indikator atau pertanyaan dalam angket ini, responden diberi kebebasan untuk
memilih empat pilihan jawaban yang mempunyai tingkatan skor tertentu.
Tingkatan skor dalam setiap jawaban tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Tingkatan skor jawaban
Jawaban Skor
Selalu 4
Sering 3
Jarang 2
Tidak pernah 1
Penilaian sikap ilmiah dalam penelitian ini dilakukan pada akhir setelah
praktikan melakukan 3 praktikum yang berurutan. Tingkatan skor jawaban
pada tabel tersebut menggambarkan frekuensi kegiatan praktikan dalam
melakukan sikap ilmiah dalam setiap praktikum. Jawaban selalu menegaskan
bahwa praktikan menjalankan setiap indikator sikap ilmiah dalam 3
praktikum yang dilakukan. Sedangkan jawaban sering menjelaskan bahwa
praktikan menjalankan setiap indikator sikap ilmiah pada 2 praktikum yang
dilakukan. Jawaban jarang menjelaskan bahwa praktikan hanya menjalankan
setiap indikator sikap ilmiah itu pada 1 kali praktikum saja. Selanjutnya
jawaban tidak pernah menggambarkan praktikan tidak melakukan setiap
-
36
indikator sikap ilmiah dalam ketiga praktikum tersebut. Ketika mengisi
angket sikap ilmiah, responden diberi kebebasan untuk mengisi sesuai dengan
tingkat skor yang meggambarkan dirinya. Adapun angket dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui sikap ilmiah praktikan dalam kegiatan
praktikum.
3.4.2 Lembar observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini juga
dikembangkan dengan teknik skala Likert termodifikasi. Lembar observasi ini
terbagi menjadi empat kriteria penilaian untuk setiap indikator. Nilai
maksimal untuk masing-masing indikator adalah 4 poin dan nilai minimalnya
adalah 1 poin. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui kebiasaan
ketrampilan proses praktikum dan kemampuan dalam berkomunkasi ilmiah.
Keduanya merupakan bagian dari kebiasaan bekerja ilmiah dari responden
yang diteliti.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari 2 macam metode yaitu:
3.5.1 Metode Angket
Pengambilan data menggunakan angket ini dilakukan untuk
mendapatkan data kebiasaan sikap ilmiah dari praktikan yang menjadi sampel
penelitian. Angket ini dibagikan pada akhir penelitian. Responden diberi
kebebasan untuk mengisi angket tersebut dan mengumpulkan kembali setelah
-
37
mereka selesai mengisinya. Dari data yang diperoleh dari angket tersebut
dapat terlihat kebiasaan sikap ilmiah dari praktikan dalam kegiatan praktikum
dengan melihat skor dari setiap indikator. Persentase data yang didapatkan
tersebut menggambarkan kebiasaan sikap ilmiah dari praktikan.
3.5.2 Metode Observasi
Metode observasi ini dilakukan oleh peneliti dengan bantuan 2 asisten
laboratorium untuk masing-masing rombel. Metode ini dilakukan untuk
mendapatkan data keterampilan proses praktikum (metode ilmiah) dan
kemampuan berkomunikasi ilmiah. Metode observasi untuk mengetahui
keterampilan proses praktikum dimulai dari kegiatan sebelum praktikum
(pretes) hingga praktikum selesai dilakukan. Selain itu metode observasi ini
juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan berkomunikasi ilmiah dari
responden baik secara lisan maupun tulis.
Kemampuan komunikasi tulis diketahui dari penialian lapoan
praktikum yang dikumpulkan. Sedangkan kemampuan komunikasi ilmiah
secara lisan diketahui dari presentasi hasil praktikum dari setiap kelompok
setelah laporan praktikum dikumpulkan. Asisten laboratorium menilai
kemampuan komunikasi ilmiah dari presentasi tersebut dengan berpedoman
pada lembar observasi. Persentase dari data yang didapatkan tersebut
menggambarkan keterampilan proses praktikum dan kemampuan komunikasi
ilmiah dari responden yang menjadi sampel penelitian.
-
38
3.6 Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 macam.
Data yang telah didapatkan dari lembar observasi dan angket, selanjutnya
akan dianalisis untuk mendapatkan persentase masing-masing indikator.
3.6.1 Analisis Angket
Data yang diperoleh dari pembagian angket diolah menggunakan
analisis persentase. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
persentase sikap ilmiah dari praktikan yang melakukan praktikum fisika
dasar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam analisis
persentase ini adalah sebagai berikut:
(1) Mengkuantitatifkan jawaban yang telah didapatkan dari angket yang
dibagikan untuk setiap butir pertanyaan.
(2) Menghitung persentase butir pertanyaan masing-masing indikator yang
ditentukan dengan formula untuk menghitung persentase sebagai berikut :
Keterangan :
n = jumlah total nilai yang diperoleh
N = jumlah jawaban maksimal untuk setiap indikator
(3) Menentukan presentase skor ideal (skor maksimum) = 100%
(4) Menentukan presentase skor terendah (skor minimum) = 25%
(5) Menentukan range = 100% - 25% = 75%
-
39
(6) Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (baik, cukup, kurang, dan
sangat kurang)
(7) Menentukan lebar interval = 75%/4 = 18,75%
Berdasarkan perhitungan di atas, maka range persentase dan kriteria kualitatif
sikap ilmiah dapat ditetapkan sebagaimana pada Tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Klasifikasi kriteria sikap ilmiah
Persentase jawaban benar Kriteria
81,25% < skor 100% Baik
62,50% < skor 81,25% Cukup
43,75% < skor 62,50% Kurang
25% < skor 43,75% Sangat Kurang
( Arikunto, 2006 : 242 )
(8) Menafsirkan hasil analisis yang telah dipersentasekan ke dalam kalimat
kualitatif sesuai dengan tabel.
Hasil akhir dari analisis persentase angket ini menggambarkan klasifikasi
kriteria sikap ilmiah yang dilakukan praktikan.
Klasifikasi kriteria sikap ilmiah tersebut menggambarkan kualitas
pelaksanaan sikap ilmiah dalam kegiatan praktikum. Kriteria baik
menjelaskan bahwa sangat tinggi kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah
dalam setiap praktikum. Sedangkan kriteria cukup menggambarkan bahwa
kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah dalam setiap praktikum tinggi.
Kriteria kurang menjelaskan bahwa kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah
dalam setiap praktikum rendah. Selanjutnya kriteria sangat kurang
menjelaskan bahwa kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah dalam setiap
kegiatan praktikum sangat rendah.
-
40
3.6.2 Analisis Lembar Observasi
Data yang diperoleh dari lembar observasi diolah menggunakan
metode yang sama dengan pengolahan data pada angket yaitu menggunakan
analisis persentase. Pada lembar observasi ini, analisis persentase digunakan
untuk mengetahui seberapa besar persentase keterampilan proses praktikum
dan kemampuan komunikasi ilmiah dari praktikan. Langkah-langkah yang
dilakukan peneliti untuk menganalisis lembar observasi ini adalah sebagai
berikut :
(1) Mengkuantitatifkan jawaban yang telah didapatkan dari masing-masing
indikator pada lembar observasi.
(2) Menghitung persentase untuk masing-masing indikator menggunakan
formula untuk menghitung persentase sebagai berikut :
Keterangan :
n = jumlah total nilai yang diperoleh
N = jumlah jawaban maksimal untuk setiap indikator
(3) Menentukan presentase skor ideal (skor maksimum) = 100%
(4) Menentukan presentase skor terendah (skor minimum) = 25%
(5) Menentukan range = 100% - 25% = 75%
(6) Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (baik, cukup, kurang, dan
sangat kurang)
(7) Menentukan lebar interval = 75%/4 = 18,75%
-
41
Berdasarkan perhitungan di atas, maka range persentase dan kriteria kualitatif
dapat ditetapkan pada Tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3 Klasifikasi kriteria keterampilan proses dan komunikasi ilmiah
Persentase jawaban benar Kriteria
81,25% < skor 100% Baik
62,50% < skor 81,25% Cukup
43,75% < skor 62,50% Kurang
25% < skor 43,75% Sangat Kurang
( Arikunto, 2006 : 242 )
(8) Menafsirkan hasil analisis yang telah dipersentasekan kedalam kalimat
kualitatif sesuai dengan tabel
Sama dengan penjabaran pada klasifikasi kriteria sikap ilmiah, hasil akhir dari
analisis persentase lembar observasi ini menggambarkan kriteria keterampilan
proses praktikum dan kemampuan komunikasi ilmiah praktikan.
Klasifikasi kriteria tersebut menggambarkan kualitas aspek
keterampilan proses dan kemampuan komunikasi ilmiah. Kriteria baik
menjelaskan bahwa sangat tinggi kemampuan praktikan dalam
mengomunikasikan hasil praktikum secara ilmiah dan melakukan praktikum
secara runtut. Sedangkan kriteria cukup menggambarkan bahwa kemampuan
praktikan dalam mengomunikasikan hasil praktikum secara ilmiah dan
melakukan praktikum secara runtut dalam setiap praktikum tinggi. Kriteria
kurang menjelaskan bahwa kemampuan praktikan dalam mengomunikasikan
hasil praktikum secara ilmiah dan melakukan praktikum secara runtut dalam
setiap praktikum rendah. Selanjutnya kriteria sangat kurang menjelaskan
kemampuan praktikan dalam mengomunikasikan hasil praktikum secara
-
42
ilmiah dan melakukan praktikum secara runtut dalam setiap kegiatan
praktikum sangat rendah.
Dari ketiga persentase data yang telah dianalisis oleh peneliti yang
meliputi sikap ilmiah, keterampilan proses (metode ilmiah) dan kemampuan
komunikasi ilmiah, selanjutnya diambil prosentase rata-rata. Hasil dari
persentase rata-rata tersebut merupakan hasil akhir persentase data yang
menggambarkan kebiasaan bekerja ilmiah dari praktikan yang melakukan
praktikum fisika dasar sebagai menjadi sampel penelitian.
-
43
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini disajikan hasil penelitian berupa hasil data yang
didapatkan dari angket dan lembar observasi. Data yang didapat dari angket
digunakan untuk mengetahui sikap ilmiah praktikan sedangkan data lembar
observasi untuk mengetahui keterampilan proses dan kemampuan komunikasi
ilmiah. Data hasil penelitian diuraikan dalam pembahasan hasil penelitian.
Uraian deskripsi dan hasil penelitian disusun berdasarkan rumusan masalah
yang kemudian dibahas sebagai dasar untuk merumuskan kesimpulan
penelitian dan saran.
Sampel yang digunakan untuk mengetahui kebiasaan bekerja ilmiah
ini diambil secara random dari 6 rombel yang mewakili seluruh mahasiswa
fisika angkatan 2012 yang berjumlah 202 mahasiswa. Dari pengambilan
secara random tersebut didapatkan 2 kelas yaitu rombel 1 prodi pendidikan
fisika yang berjumlah 25 mahasiswa dan rombel 2 prodi fisika yang
berjumlah 37 mahasiswa. Sehingga total mahasiswa yang menjadi sampel
penelitian berjumlah 62 mahasiswa.
43
-
44
4.1.1 Sikap Ilmiah
Data sikap ilmiah praktikan dalam penelitian ini diambil melalui
angket. Sikap ilmiah yang yang diteliti meliputi 5 hal yaitu: (1) rasa ingin
tahu, (2) tanggung jawab, (3) disiplin, (4) kerjasama, dan (5) berfikir bebas.
Persentase sikap ilmiah praktikan dihitung dengan cara membagi skor
jawaban setiap indikator dengan skor total. Berdasarkan kriteria sikap ilmiah
pada tabel 3.1 dan hasil penelitian, diperoleh data mengenai persentase sikap
ilmiah yang disajikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Persentase sikap ilmiah praktikan
Data perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.
4.1.2 Keterampilan Proses Praktikum
Keterampilan proses praktikum dalam penelitian ini diambil melalui
lembar observasi. Keterampilan proses praktikum ini mencakup tujuh
indikator. Ketujuh indikator tersebut adalah (1) merumuskan masalah, (2)
merumuskan tujuan, (3) merumuskan prosedur, (4) memilih instrumen, (5)
mengumpulkan data, (6) mengolah data, dan (7) menyimpulkan hasil. Aspek
keterampilan proses praktikum ini diambil dari 3 praktikum yang berurutan
yaitu ayunan fisis, teori toriceli, dan ayunan matematis. Persentase dalam
keterampilan proses praktikum didapatkan dari pembagian skor total yang
No Indikator sikap ilmiah Persentase hasil (%) Kriteria
1 Rasa ingin tahu 82,56 Baik
2 Tanggung jawab 84,52 Baik
3 Disiplin 86,29 Baik
4 Kerjasama 86,13 Baik
5 Berpikir bebas 80,24 Cukup
-
45
didapatkan pada setiap indikator dengan skor maksimalnya. Berdasarkan
kriteria keterampilan proses praktikum pada tabel 3.2 dan data hasil
penelitian, maka dapat dijabarkan persentase keterampilan proses praktikum
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Persentase keterampilan proses praktikum
Data perhitungan persentase untuk keterampilan proses praktikum dapat
dilihat pada Lampiran 5.
4.1.3 Komunikasi Ilmiah
Data kemampuan komunkasi ilmiah praktikan diambil melalui lembar
observasi. Data yang diambil mencakup 5 indikator komunikasi ilmiah.
Indikator-indikator tersebut adalah (1) kemampunan menyusun laporan, (2)
kemampuan menyampaikan laporan, (3) kemampuan mendiskusikan hasil
percobaan, (4) kemampuan menerjemahkan data percobaan, dan (5)
kemampuan menanggapi pendapat. Sama dengan pengambilan data pada
keterampilan proses, data komunikasi ilmiah diambil dari 3 praktikum yang
berurutan yaitu ayunan fisis, teori toriceli, dan ayunan matematis.
Perhitungan data praktikum juga dilakukan dengan membagi total skor yang
didapatkan dengan skor maksimal. Berdasarkan kriteria komunkasi ilmiah
No Indikator Persentase hasil (%)
Praktikum 1 Praktikum 2 Praktikum 3
1 Merumuskan masalah 80,65 88,31 86,29
2 Merumuskan tujuan 88,71 93,15 94,76
3 Merumuskan prosedur 77,42 81,05 83,06
4 Memilih instrument 89,52 87,90 89,52
5 Mengumpulkan data 96,77 94,76 93,95
6 Mengolah data 76,61 76,63 83,47
7 Menyimpulkan hasil 82,26 83,47 81,45
-
46
pada tabel 3.2 dan data hasil penelitian, maka dapat dijabarkan persentase
komunikasi ilmiah untuk setiap praktikum sebagai berikut:
Tabel 4.3 Persentase komunikasi ilmiah
Data perhitungan persentase untuk kemampuan komunkasi ilmiah praktikum
dapat dilihat pada lampiran 6.
4.1.4 Kebiasaan Bekerja Ilmiah
Data kebiasaan bekerja ilmiah merupakan penggabungan dari
persentase rata-rata ketiga aspek kebiasaan bekerja ilmiah. Ketiga aspek
tersebut meliputi: (1) sikap ilmiah, (2) keterampilan proses praktikum
(metode ilmiah), dan (3) kemampuan komunikasi ilmiah. Persentase akhir
didapatkan dari rata-rata persentase ketiga aspek kerja ilmiah yang
didapatkan. Berdasarkan data hasil penelitian ketiga aspek tersebut, maka
dapat dijabarkan persentase kebiasaan bekerja ilmiah sebagai berikut:
No Indikator Persentase hasil (%)
Praktikum 1 Praktikum 2 Praktikum 3
1 Kemampunan
menyusun laporan 95,97 95,16 97,58
2 Kemampuan
menyampaikan laporan 92,74 87,50 94,76
3 Kemampuan
mendiskusikan hasil 89,11 88,71 89,92
4 Kemampuan
menerjemahkan data 86,29 88,71 87,10
5 Kemampuan
menanggapi pendapat 88,31 81,85 87,10
-
47
Tabel 4.4 Persentase kebiasaan bekerja ilmiah
Data perhitungan persentase untuk kebiasaan bekerja ilmiah dapat dilihat
pada lampiran 7.
4.2 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini merupakan pencerminan dari kondisi populasi
penelitian yaitu mahasiswa Fisika angkatan 2012. Hasil penelitian ini
membahas kriteria aspek penyusun kebiasaan bekerja ilmiah dan kriteria
kebiasan bekerja ilmiah praktikan.
4.2.1 Sikap Ilmiah Praktikan
Berdasarkan teori dan data penelitian, diperoleh empat dari lima
indikator sikap ilmiah tersebut mempunyai kategori baik. Hal ini berarti
bahwa kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah dalam setiap praktikum yang
dilakukan sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari persentase akhir setiap
indikator yang mencapai hasil lebih dari 80%. Persentase yang didapatkan
juga relatif sama yang menggambarkan bahwa indikator-indikator tersebut
dapat dikatakan sudah menjadi kebiasaan. Akan tetapi, beberapa sikap lebih
menonjol dilakukan praktikan saat praktikum. Sebagian besar praktikan
datang tepat waktu dan mampu untuk berdiskusi dengan anggota kelompok
ketika praktikum berlangsung. Perilaku tersebut mendorong berkembanganya
No Indikator Persentase hasil (%) Kriteria
1 Sikap ilmiah 83,95 Baik
2 Keterampilan proses 86,27 Baik
3 Komunikasi ilmiah 90,05 Baik
-
48
sikap disiplin dan kerjasama. Selain itu kedua sikap tersebut paling
berkembang dengan baik karena sejak di sekolah menengah sikap yang
ditekankan ketika praktikum adalah sikap disiplin dan kerjasama.
Pertama, ingin tahu. Persentase rasa ingin tahu yang didapat dalam
penelitian ini cukup besar dan tergolong baik. Hal ini dibuktikan dari
beberapa sikap praktikan antara lain: (1) Praktikan mencoba untuk
berhipotesis tentang praktikum yang akan dilakukan. (2) Praktikan membaca
buku literatur dan menanyakan hal-hal yang masih dibingungkan dalam
praktikum. (3) Praktikan mengerjakan tugas awal sebelum melakukan
praktikum sebagai ujian awal untuk mengetahui pemahamannya terhadap
praktikum yang akan dilakukan. Ketiga perilaku tersebut menggambarkan
bahwa rasa ingin tahu praktikan tentang praktikum yang dilakukannya sangat
tinggi. Praktikan ingin mengetahui lebih dalam terkait praktikum yang
dilakukan. Hal ini memacu praktikan untuk mempersiapkan diri lebih awal
dalam menghadapi praktikum yang akan dilakukan. Dampak yang didapatkan
praktikan menjadi lebih siap untuk melakukan praktikum. Rasa ingin tahu ini
juga didukung karena sebagian besar praktikan mempunyai buku literatur
selain diktat praktikum untuk menunjang lancarnya kegiatan praktikum.
Kedua, tanggung jawab. Aspek sikap tanggung jawab yang didapatkan
dari angket mendapatkan persentase yang besar dan termasuk dalam kriteria
baik. Data tersebut menggambarkan bahwa praktikan memiliki rasa tanggung
jawab yang tinggi ketika melakukan praktikum. Cerminan perilaku praktikan
yang dilakukan untuk mengembangkan sikap tersebut antara lain: lain (1)
-
49
Praktikan mengambil alat praktikum sesuai dengan perintah asisten
laboratorium. (2) Praktikan mengembalikan alat-alat praktikum ketempat
semula setelah praktikum berakhir. (3) Praktikan menjaga keutuhan dan
kerapian alat-alat praktikum, dan (4) mengganti alat praktikum tersebut jika
merusaknya. Dari keempat perilaku tersebut terlihat kesadaran praktikan
bahwa alat-alat praktikum yang mereka gunakan adalah milik laboratorium.
Selain itu alat-alat tersebut juga digunakan untuk praktikum kelompok-
kelompok yang lain. Sehingga mereka harus bertanggung jawab untuk
menjaga perlengkapan dan tempat ketika melakukan praktikum.
Ketiga, disiplin. Persentase hasil akhir sikap ilmiah yang didapatkan
dalam penelitian ini termasuk daam kategori baik. Cerminan sikap ilmiah
yang dilakukan prakitikan ketika praktikum yang berupa: (1) praktikan datang
praktikum sesuai dengan waktu yang ditentukan (15 menit sebelum
praktikum). (2) Mengumpulkan tugas awal sebelum melaksanakan
praktikum. (3) Praktikum selesai dilakukan sesuai dengan waktu yang
dialokasikan. (4) Praktikan tidak bergurau ketika melakukan praktikum
(praktikum dengan serius). (5) Praktikan mengumpulkan laporan praktikum
tepat waktu, menggambarkan bahwa praktikan memiliki kedisiplinan yang
tinggi. Sikap-sikap tersebut tercermin dari perilaku praktikan pada kegiatan
sebelum praktikum hingga praktikum berakhir. Berdasarkan kelima
pencerminan sikap tersebut, maka kedisiplinan praktikan dalam melakukan
kegiatan praktikum sangat tinggi.
-
50
Keempat, kerjasama. Aspek sikap kerjasama termasuk dalam kriteria
baik. Hasil tersebut tergambarkan dari sikap praktikan yang berupa (1)
praktikan melakukan praktikum secara berkelompok (tidak individual). (2)
Adanya pembagian tugas yang baik ketika melakukan praktikum. (3)
Menanyakan dan membantu tugas anggota yang lain ketika terjadi kesulitan.
Hal ini berarti praktikan sudah melakukan kerjasama dengan anggota
kelompok dalam kegiatan praktikum. Kerjasama tersebut menggambarkan
bahwa praktikan sudah mempunyai manajemen dalam mengorganisasi
kelompoknya. Dari kriteria persentase sikap kerjasama tersebut, menegaskan
bahwa tingkat kemauan praktikan untuk bekerja sama dalam praktikum serta
tidak praktikum secara individu sangat tinggi. Hasil tersebut mendorong pada
hasil praktikum yang didapatkan sehingga menjadi lebih baik dan dapat
selesai tepat waktu.
Kelima, berfikir bebas. Aspek sikap berfikir bebas pada penelitian ini
mendapatkan persentase dengan kategori cukup. Hal ini terjadi karena
kreatifitas praktikan dalam praktikum yang dilakukan kurang terbangun.
Praktikan hanya menjalankan praktikum sesuai dengan perintah asisten
laboratorium. Praktikan kurang berani mencoba untuk mengambil langkah
ketika terjadi kendala dalam praktikum dan cenderung menunggu solusi dari
asisten untuk menyelesaikan masalahnya. Hal ini berdampak pada
kemampuan kreatifitas praktikan yang kurang terbangun. Sehingga sikap
berfikir bebas atau berfikir mendapat kriteria dibawah sikap-sikap yang lain.
-
51
Empat dari lima sikap ilmiah tersebut termasuk dalam kategori baik.
Selain itu persentase yang didapatkan cenderung stabil. Hasil tersebut
menggambarkan bahwa kebiasaan untuk bersikap ilmiah telah terbentuk.
Selain itu kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah dalam setiap praktikum
sangat tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Kamil yang dikutip oleh
Sopiah (2009), ciri-ciri sikap atau tingkah laku yang sudah menjadi kebiasaan
relatif menetap dan tidak memerlukan fungsi pikir yang cukup tinggi. Sikap
ilmiah ini dapat terbangun dikarenakan adanya kesadaran dari praktikan akan
pentingnya melaksanakan praktikum dengan baik. Sehingga hasil akhir yang
didapatkan saat praktikum akan lebih dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Dari kelima persentase data hasil penelitian, tidak didapatkan aspek
sikap ilmiah yang mencapai skor maksimal. Hal tersebut terjadi karena
adanya beberapa kendala yang dihadapi atau penghambat ketika melakukan
praktikum sehingga sikap-sikap tersebut tidak dapat dicapai. Pada aspek sikap
ingin tahu, didapatkan beberapa praktikan tidak punya buku literatur yang
mendukung kecuali diktat praktikum yang diberikan sehingga pengetahuan
dasar tentang praktikum yang dilakukan masih kurang. Selain itu sebagian
besar praktikan belum pernah melakukan praktikum yang hendak dilakukan
sebelumnya kecuali praktikum ayunan matematis. Akibatnya praktikan
merasa melakukan sesuatu yang baru dan pengethuan yang dimiliki terkait
praktikum tersebut masih kurang. Sehingga hasil yang didapatkan pada aspek
ini kurang maksimal.
-
52
Pada aspek sikap ingin tahu, didapatkan beberapa praktikan tidak
punya buku literatur yang mendukung kecuali diktat praktikum yang
diberi
top related