analisis kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah initial
Post on 23-Jan-2017
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS KINERJA OPERASI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERINGS (IPO) DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI)
(Skripsi)
Oleh
ASIH AGUSTINA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
ANALISIS KINERJA OPERASI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERINGS (IPO) DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI)
(Skripsi)
Nama : Asih Agustina
NPM : 0741031016
Jurusan : Akuntansi
Telepon : 085768752913
Email : keshiecute_89@yahoo.com
Pembimbing I : Fitra Dharma, S.E.,M.Si.
Pembimbing II : Basuki Wibowo, S.E.,Akt
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA OPERASI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERINGS (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Oleh
ASIH AGUSTINA
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari return on investment (ROI) dan economic value added (EVA) antara sebelum dan sesudah initial public offerings (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2006 – 2010.
Populasi penelitian ini adalah 89 perusahaan yang melakukan initial public offerings (IPO) tahun 2006 - 2010. Jumlah sampel adalah 23 perusahaan yang dipilih dengan menggunakan metode purposive judment sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari annual report perusahaan serta annual report yang ada dalam prospectus. Periode pengamatan adalah dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan initial public offerings (IPO). Metode yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji t (paired sample t test).
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan return on investment (ROI) dan nilai economic value added (EVA) antara dua tahun sebelum dan sesudah penawaran umum perdana atau dengan kata lain yaitu tidak adanya kecenderungan penurunan kinerja operasi sesudah IPO, dapat dilihat dari hasil uji t test diperoleh hasil yaitu t hitung < t tabel atau tingkat profitabilitas > tingkat signifikansi(/2=0.025 ), yang berarti Ho diterima dan Ha di tolak.
Kata kunci : initial public offerings (IPO), return on investment (ROI), economic value added (EVA), purposive judment sampling, anual report, prospectus, uji t (paired sample t test).
ABSTRACT
ANALYSIS OPERATING PERFORMANCE OF COMPANY BEFORE AND AFTER INITIAL PUBLIC OFFERINGS (IPO) IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE (IDX)
byASIH AGUSTINA
The purpose of this research was to establish if there are significant differences of return on investment (ROI) and economic value added (EVA) between before and after initial public offerings (IPO) in Indonesia Stock Exchange (BEI) for the period 2006-2010.
This research population was 89 companies that do initial public offerings (IPO) in 2006-2010. The number of samples are 23 companies selected by using purposive sampling judment. This research uses secondary data from company annual report and annual report is in the prospectus. Observation period is two years before and two years after doing initial public offerings (IPO). The method used to test the hypothesis is the t test (paired sample t test).
Test results showed that there was no significant difference in return on investment (ROI) and value of economic value added (EVA) between the two years before and after the initial public offerings or in other words there is no downward trend in operating performance after the IPO, can be seen from the results t test results obtained by the t test calculated <t table or level of profitability> significance level ( / 2 = 0025), which means Ho in rejected and Ha accepted.
Keywords : Initial Public Offerings (IPO), Return On Investment (ROI), Economic Value Added (EVA), purposive sampling judment, anual report, prospectus, t test (paired sample t test).
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian Indonesia telah menunjukan perkembangan yang signifikan, hal ini
dapat dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang go public, artinya
masyarakat mulai membudidayakan perekonomian terbuka dan siap secara
kompetitif. Suatu indikator yang sangat jelas adalah semakin meningkatnya
kinerja suatu bursa efek yang berfungsi sebagai mediator atau perantara dalam
perdagangan saham, dalam hal ini adalah saham-saham yang terdaftar di bursa
efek.
Salah satu alternatif yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam rangka
mendapatkan tambahan modal usaha adalah dengan cara menjual saham. Dalam
proses menjual saham, laporan keuangan memiliki fungsi yang penting bagi
pemilik perusahaan (issuer), penjamin emisi dan investor. Bagi pemilik
perusahaan dan penjamin emisi penting, karena merupakan salah satu sumber
informasi utama untuk menilai penentuan harga dalam proses IPO. Bagi investor
merupakan sumber informasi dalam menentukan keputusan investasinya. Banyak
alasan yang melatarbelakangi mengapa perusahaan memutuskan untuk menjadi
perusahaan publik, salah satunya adalah kemungkinan akses terhadap pihak
eksternal, semakin besar dan semakin dikenal oleh banyak pihak. Penawaran
perdana merupakan salah satu cara efektif bagi perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan dana sebagai konsekuensi dari semakin besarnya atau berkembangnya
perusahaan yang pada gilirannya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dengan
penawaran umum perdana akan terjadi perubahan status perusahaan dari
perusahaan tertutup menjadi perusahaan yang terbuka dan memberikan
konsekuensi tanggung jawab kepada pihak manajemen untuk meningkatkan
kinerjanya.
Pada saat penawaran perusahaan harus menyediakan prospektus yang didalamnya
dimuat informasi keuangan dan non keuangan. Informasi keuangan terdiri dari
neraca (balance sheet), laporan laba rugi (income statement), laporan arus kas
(cash flow statement), dan penjelasan atas laporan keuangan (note of financial
statement). Sedangkan informasi non keuangan berisi antara lain infomasi
mengenai underwriter, auditor, konsultan hukum, nilai penawaran saham,
persentase saham yang ditawarkan, umur perusahaan, dan informasi lain yang
mendukung (Broude, 1997; Sulistyanto dan Wibisono, 2003) dalam Gumanti.
Informasi dalam prospektus tersebut dibutuhkan investor dalam proses
pembuatan keputusan di bursa (Kim dan Ritter, 1999) dalam Gumanti.
Melalui penawaran perdana inilah para investor atau pemodal melakukan
penilaian terhadap perusahaan yang melakukan IPO tersebut. Apabila kinerja
perusahaan yang tertuang dalam prospektus baik serta proses penjaminan dari
underwriter juga bagus maka para investor cenderung akan merespon dengan baik
saham yang ditawarkan oleh emiten. Fenomena ini akan terlihat pada harga saham
yang dibeli dari perusahaan yang bersangkutan. Pemesanan saham akan melebihi
jatah yang akan diterbitkan (dijual), sehingga fenomena underpricing akan
ditemui.
Melalui penawaran perdana inilah para investor atau pemodal melakukan
penilaian terhadap perusahaan yang melakukan IPO tersebut. Apabila kinerja
perusahaan yang tertuang dalam prospektus baik serta proses penjaminan dari
underwriter juga bagus maka para investor cenderung akan merespon dengan baik
saham yang ditawarkan oleh emiten. Fenomena ini akan terlihat pada harga saham
yang dibeli dari perusahaan yang bersangkutan. Pemesanan saham akan melebihi
jatah yang akan diterbitkan (dijual), sehingga fenomena underpricing akan
ditemui.
Penilaian terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah menjadi perusahaan
publik sangat penting. Kinerja perusahaan terutama dalam bentuk laporan
keuangan diwajibkan untuk dilaporkan secara periodik sebagai wujud dari fungsi
full disclosure dari perusahaan publik. Kriteria penilaian terhadap hasil
pelaksanaan operasi perusahaan banyak dan bermacam-macam, tergantung dari
sudut mana keberhasilan tersebut ditinjau dan pada aspek apa perusahaan tersebut
berorientasi. Dengan mengetahui hasil penilaian terhadap kinerja perusahaan,
maka pengambilan keputusan investasi dapat dilakukan secara lebih baik.
Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian Gumanti dan Dwilusi (2007).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut antara lain penelitian ini
menambahkan variable economic value added (EVA). Sampel penelitian yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan penawaran
publik perdana (IPO). Penelitian ini menggunakan periode pengamatan yang
berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu sejak tahun 2006 sampai 2010.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “ ANALISIS KINERJA OPERASI PERUSAHAAN SEBELUM DAN
SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERINGS (IPO) DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI).”
B. Permasalahan
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kinerja operasi perusahaan
sebelum dan sesudah Initial Public Offerings (IPO)”.
2. Batasan Masalah.
Masalah yang diangkat dalam skripsi ini adalah perusahaan yang go publik di
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan Initial Public Offerings (IPO) antara
tahun 2006-2010. Periode pengamat adalah dua tahun sebelum dan dua tahun
sesudah melakukan IPO.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
yang signifikan antara kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah
melakukan Initial Public Offerings (IPO).
2. Manfaat Penelitian.
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak yang ingin mengetahui
seberapa besar perbedaan kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah
IPO.
b. Sebagai sumber informasi tambahan referensi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wacana dan literature
dibidang keuangan, sehingga lebih lanjut dapat bermanfaat bagi penelitian
berikutnya yang sejenis dan berkaitan.
II. LANDASAN TEORI
A. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan hasil kerja atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan
operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki
(Ihalauw, 1985:26) dalam Angraito (2004). Kinerja perusahaan dapat dilihat dari
kemampuan perusahaan tersebut beroperasi secara efektif dan efisien untuk
menghasilkan laba yang optimal. Kinerja operasi perusahaan digambarkan melalui
analisis laporan keuangan berupa rasio-rasio keuangan. Kinerja perusahaan adalah
tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode tertentu. Kinerja
merupakan hasil nyata yang dapat dicapai yang dapat dipergunakan untuk
menunjang dicapainya hasil positif (payamta, 2001 : 250).
Menurut Mulyadi, penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan
sasarannya, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja dapat
diartikan sebagai kemamuan perusahaan dalam melaksanakan kebijakan dan
prosedur perusahaan yang merupakan kualifikasi dari efisiensi dan efektivitas
dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi tertentu.
2. Manfaat Penilaian Kinerja
Menurut Mulyadi dalam Apriliani (2004), pengukuran kinerja yang dilakukan
oleh pihak luar perusahaan yang berdasarkan pada informasi akuntansi
pertanggungjawaban, mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Memberikan dasar sebagai penilaian mutu prestasi hasil pelaksanaan
kegiatan suatu perusahaan.
b. Memberikan motivasi bagi manajemen perusahaan seirama dengan
kebijaksanaan yang digariskan.
c. Sebagai dasar penyusun anggaran perusahaan.
B. Pasar Modal
Menurut Rusdin (2008), Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan
dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para
investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan
instrumen keuangan jangka panjang seperti: obligasi, saham, dan lainnya.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal menyebutkan antara lain :
1. Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek
Pihak- Pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka.
2. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari
Efek.
3. Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum.
4. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum
dan perdagangan efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
Efek.
5. Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh
Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang
diatur dalam Undang- undang dan peraturan pelaksanaannya.
6. Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai
penjamin Emisi Efek, Perantara Perdagangan Efek, dan atau Manajer
investasi.
7. Perusahaan Publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki
sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki
modal di setor minimal Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu
jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
C. Initial Public Offerings (IPO)
1. Pengertian IPO
Initial Public Offerings (selanjutnya disebut sebagai IPO) adalah penawaran atau
penjualan saham suatu perusahaan untuk pertama kalinya kepada masyarakat
(atau publik) di pasar modal atau bursa (Hartono dan Ali, 2002; Midiastuti dan
Ilyas, 2004; Gumanti, 2005). Perusahaan yang telah melakukan IPO sering
disebut perusahaan publik (Ang, 1997). Sehingga dapat dikatakan bahwa melalui
IPO, perusahaan yang melakukan penjualan saham (emiten) menukarkan sebagian
hak kepemilikannya kepada masyarakat (yang membeli sahamnya) dengan modal
baru yang didapatnya dari penjual. Penawaran perdana atau Initial Public
Offerings merupakan salah satu cara untuk menambah modal. Penawaran umum
perdana atau initial public offerings diartikan sebagai penawaran saham atau
obligasi kepada masyarakat umum untuk pertama kalinya.
D. Laporan Keuangan Sebagai Informasi Dalam Menilai Kinerja
Perusahaan
Laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang
berkepentingan dengan eksistensi suatu perusahaan, pada hakekatnya merupakan
alat komunikasi. Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan
kegiatan-kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahaan
tersebut. Dari laporan keuangan itu manajemen memperoleh informasi yang
digunakan untuk :
1. Merumuskan, melaksanakan dan mengadakan penelitian terhadap
kebijaksanaan- kebijaksanaan yang dianggap perlu.
2. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan- kegiatan atau
aktivitas dalam perusahaan.
3. Merencanakan dan mengendalikan aktifitas sehari-hari dalam perusahaan.
4. Mempelajari aspek, tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan.
5. Menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
E. Metode Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja sebuah perusahaan lebih banyak di ukur berdasarkan rasio-rasio keuangan
selama satu periode tertentu. Pengukuran berdasarkan rasio keuangan ini
sangatlah bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan
dalam menyusun laporan keuangan perusahaan, sehingga seringkali kinerja
perusahaan terlihat baik dan meningkat, yang mana sebenarnya kinerja tidak
mengalami peningkatan bahkan penurunan.
Kinerja dan prestasi manajemen yang diukur dengan rasio-rasio keuangan tidak
dapat dipertanggungjawabkan karena rasio keuangan yang dihasilkan sangat
tergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan, karena
pengukuran berdasarkan rasio ini tidak dapat diandalkan dalam mengukur nilai
tambah yang tercipta dalam periode tertentu belum mampu menunjukkan kinerja
manajemen perusahaan yang sebenarnya.
Apabila Kinerja keuangan perusahaan menunjukkan adanya prospek yang baik,
maka sahamnya akan diminati investor dan harganya akan meningkat. Dalam
konsep investasi ada teori yang menyatakan return yang tinggi juga mempunyai
risiko yang tinggi pula, sehingga perusahaan yang kinerjanya sangat bagus maka
sangat mungkin risiko untuk jatuh tinggi jika dibandingkan kinerja yang sedang-
sedang saja.
Analisis Rasio
Menurut Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (2007), Analisis
rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu
dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua
laporan tersebut. Sedangkan menurut Harahap dalam bukunya Analisis Kritis atas
Laporan Keuangan (2004), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dan pos lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Tehnik ini sangat lazim
digunakan para analisa laporan keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam
melakukan analisa laporan keuangan terhadap kondisi keuangan laporan kondisi
keuangan perusahaan.
F. Kosep Economic Value Added (EVA)
Konsep EVA merupakan suatu konsep penilaian kinerja keuangan perusahaan
yang dikembangkan oleh Stern Stewart & Co, sebuah perusahaan konsultan
manajemen keuangan di Amerika Serikat. Konsep EVA membuat perusahaan
lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan dan menilai
kinerja keuangan perusahaan secara adil yang diukur dengan mempergunakan
ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal awal yang ada (Tunggal, 2008)
Menurut Steward (1999) dalam Wibowo (2006), EVA adalah pendapatan residu
(keuntungan ekonomis) yang tersisa setelah mengurangi laba operasi dengan
biaya modal. EVA merupakan satu-satunya ukuran kinerja yang secara
menyeluruh konsisten dengan ukuran standard capital budgeting dan dianggap
lebih tepat untuk mengukur kinerja perusahaan.
Ada beberapa alasan untuk menjelaskannya:
1. Konsep ini dapat berdiri sendiri tanpa perlu analisis perbandingan dengan
perusahaan sejenis ataupun analisis kecenderungan seperti pengukuran
kinerja yang bisa digunakan.
2. Konsep ini dapat menyajikan ukuran yang secara adil mempertimbangkan
harapan-harapan pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan seperti
kreditur dan pemegang saham.
3. Konsep ini sangat membantu dalam memberikan pertimbangan keputusan
manajemen secara tepat, seperti penetapan tujuan capital budgeting, incentive
compensation, dan sebagainya. Lebih tepatnya dapat dikatakan EVA dapat
diasumsikan sebagai dasar untuk menerapkan system manajemen keuangan
yang terintregasi secara lengkap.
Konsep EVA ini menjelaskan tiga ukuran yang digunakan dalam mengukur
kinerja perusahaan Steward (1999) dalam Wibowo (2006) yaitu:
1. Nilai EVA lebih besar dari nol atau EVA bernilai positif artinya manajemen
telah berhasil menciptakan nilai tambah bagi shareholder (kreditur dan
penyandang dana perusahaan).
2. Nilai EVA sama dengan nol menunjukan titik impas perusahaan.
3. Nilai EVA lebih kecil dari nol atau EVA bernilai negatif menunjukan tidak
terjadi nilai tambah pada perusahaan yang artinya laba yang dihasilkan tidak
bisa memenuhi harapan para kreditur dan penyandang dana perusahaan.
Konsep ini lebih menekankan pada penentuan besarnya cost of capital
perusahaan, maka akan dilihat terlebih dahulu teori mengenai cost of capital dan
kemudian dilanjutkan dengan konsep perhitungan net operating profit after tax
(NOPAT) perusahaan. Perhitungan EVA menurut steward (1999) dalam Wibowo
(2006) adalah
EVA = NOPAT - (WACC x Cost of Capital)
1. Cost of Capital (Biaya Modal)
Setiap penggunaan dana didalam perusahaan pada dasarnya akan menimbulkan
biaya yang disebut dengan biaya modal. Konsep ini dikenal dengan sebutan cost
of capital yang bertujuan untuk dapat menghitung besarnya biaya dari
penggunaan dana yang berasal dari setiap sumber pembiayaan jangka panjang,
untuk kemudian menentukan biaya modal rata-rata (weighted average cost of
capital) dari keseluruhan sumber pembiayaan jangka panjang yang digunakan
dalam perusahaan (Cahyono (1995 : 46)). Dengan demikian menghitung biaya
modal (cost of capital) merupakan suatu proses yang sangat penting bagi
perusahaan.
2. Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
Perhitungan laba bersih operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax)
atau disebut NOPAT ini dilakukan melalui laporan laba rugi (income statement)
perusahaan. Laporan Laba Rugi merupakan laporan yang mengukur keberhasilan
operasi perusahaan dengan kurun waktu tertentu. Kalangan bisnis menggunakan
laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi dan credit worthness.
Menurut Keiso (1992 : 113) laporan keuangan begitu penting karena kreditur dan
investor menggunakan laporan ini untuk memprediksi jumlah, waktu, dan arus kas
yang tidak menentu dimasa mendatang.
Menurut S. David Young dan Stephen F.O’Byrne (2001 : 32) perhitungan
NOPAT adalah sebagai berikut :
NOPAT = EBIT – Pajak
1. Weighted Average Cost of Capital (WACC)
WACC perusahaan adalah gabungan dari biaya-biaya individual yang tertimbang
dengan persentase pembiayaan dari setiap sumber dana. Karenanya, menurut
Keown (1993 : 267) WACC perusahaan adalah fungsi dari Individual cost of
capital dan susunan dari capital structure yaitu persentase dari dana dalam bentuk
debt, preferen stock, dan common stock.
Perhitungan WACC menurut Aji (2003 : 116) adalah :
WACC = (Wd x Kd) + (We x Ke)
G. Perumusan dan Pengembangan Hipotesis.
Penelitian ini mengenai perbandingan kinerja operasi perusahaan sebelum dan
sesudah Initial Public Offerings periode 1995 dan 1996. Hasil penelitian ini
menunjukan adanya peningkatan nilai median dari tahun dasar ke tahun ketiga
setelah IPO secara statistik tidak signifikan. Tidak ditemukannya indikasi
penurunan operasi setelah IPO yang signifikan dari tahun ke tahun menyebabkan
penelitian ini tidak dapat menerima hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa
kinerja operasi perusahaan sesudah penawaran umum perdana mengalami
penurunan. Pola pergerakan pada nilai median ini diikuti oleh selisih rata-ratanya.
Hasil ini konsisten dengan penelitian Jain dan Kini (1994) dalam Gumanti (2007)
yang menyimpulkan terjadinya penurunan operating profit margin, return on
investment (ROI), dan total assets turnover sesudah IPO di tahun pertama, untuk
kemudian mengalami peningkatan yang menurun nilai besarannya. Pola seperti ini
mengindikasi bahwa di periode awal IPO, manajemen tidak dapat menghasilkan
operating return yang tinggi serta belum efisiennya penggunaan asset dalam
menghasilkan penjualan, namun setelah berjalannya waktu, penyesuaian nilai
dilakukan untuk menghasilkan operating yang semakin meningkat terhadap
assetnya.
1. Return On Investment (ROI)
ROI menggambarkan kemampuan yang diinvestasikan dalam seluruh aktiva untuk
menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang obligasi dan saham).
Semakin tinggi ROI, maka semakin baik. Maka hipotesis yang diajukan:
Ho1 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap return on
investment sebelum dan sesudah IPO.
Ha1 : Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap return on investment
sebelum dan sesudah IPO.
2. Economic Value Added (EVA)
Economic value added adalah pendapatan residu (keuntungan ekonomis) yang
tersisa setelah mengurangi laba operasi dengan biaya modal. Semakin positif nilai
EVA, maka semakin maksimum nilai perusahaan dalam meningkatkan nilai
tambah bagi shareholder (kreditur dan penyandang dana). Maka hipotesis yang
diajukan :
Ho2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap economic value
added (EVA) sebelum dan sesudah IPO.
Ha2 : Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap economic value added
(EVA) sebelum dan sesudah IPO.
III. METODE PENELITIAN
A. Sumber Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang
meliputi laporan keuangan dan disclousure perusahaan sampel untuk tahun buku
yang berakhir pada 31 Desember 2006 sampai dengan 31 Desember 2010 yang
diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia dan juga
melalui situs internet http://www.idx.co.id.
B. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Sedangkan sampel penelitian dipilih dengan metode purposive judgment
sampling, yaitu sampel yang pemilihannya dilakukan secara acak yang
informasinya diperoleh dengan mempergunakan pertimbangan tertentu sesuai
dengan tujuan penelitian.
Pemilihan sampel pada penelitian ini didasarkan pada kriteria-kriteria sebagai
berikut:
1. Sampel adalah perusahaan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan yang melakukan
penawaran perdana atau initial public offerings (IPO) antara tahun 2006-2010.
3. Perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan selama periode penelitian
termasuk laporan keuangan yang ada dalam prospektus.
Berdasarkan karakteristik tersebut, sebanyak 23 perusahaan yang akan diambil
sebagai sampel penelitian dari 366 perusahaan yang melakukan penawaran
perdana atau initial public offerings antara tahun 2006-2010.
Table 1. Daftar perusahaan yang menjadi sample penelitian disajikan pada table berikut :
Keterangan Jumlah
Perusahaan yang go public tahun 2006 - 2010
Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria
Perusahaan yang memenuhi kriteria
Sampel akhir
89
(66)
23
23
C. Alat Analisis
1. Analisis Kualitatif
Analisis ini menghasilkan data-data deskriptif berupa paparan bentuk tulisan dari
hasil pengamatan dalam pengkajian terhadap objek penelitian yang dikaitkan
dengan permasalahan. Analisis ini juga menghasilkan data-data tertulis atau lisan
dari pelaku dan perilaku yang diamati kemudian didukung dengan studi
literatur/kajian pustaka sehingga maksud dan tujuan penelitian dapat dipahami.
Diambil suatu kesimpulan sehingga subjektifitas hasil penelitian dapat dihindari.
2. Analisis Kuantitatif
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
analisis secara deskriptif nilai rata-rata dan standar deviasi serta analisis secara
statistik dengan menggunakan uji beda rata-rata (uji t) untuk sampel
berpasangan/related dengan rumus : (Sugiyono,1999:198)
Keterangan : t : Uji beda rata-rata/uji t
X1 : Nilai rata-rata sebelum IPO
X2 : Nilai rata-rata sesudah IPO
S1 : Standar deviasi sebelum IPO
S2 : Standar deviasi sesudah IPO
r : Korelasi antar dua sampel
n1 : Banyaknya sampel sebelum IPO
n2 : Banyaknya sampel sesudah IPO
Alasan penulis menggunakan alat analisis ini adalah karena dalam penelitian ini
digunakan dua sampel yang berpasangan yang diartikan sebagai sebuah sampel
dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang
berbeda, yaitu antara sebelum dan sesudah melakukan IPO.
Selanjutnya t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel dengan tingkat
signifikasi sebesar 95%. Kriteria pengambilan keputusannya adalah :
ttabel > thitung = Ho diterima, Ha ditolak
ttabel < thitung = Ho ditolak, Ha diterima
3. Statistik Deskriptif
Pemrosesan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software statistical
product and service solution (SPSS) versi 17.0 data yang diperoleh terlebih
dahulu diolah menggunakan microsoft excel sebelum dilakukan analisis.
1. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk membandingkan kinerja operasi perusahaan
sampel sebelum dan sesudah melakukan penawaran umum perdana (IPO).
Hasil analisis meliputi nilai rata-rata dan standar deviasi yang berguna untuk
mendukung hasil interpretasi teknik lain.
2. Analisis dengan paired sample t-test
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dengan
menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Analisis ini dilakukan dengan
membandingkan rasio-rasio keuangan dan nilai economic value added (EVA)
sebelum dan sesudah penawaraan umum perdana (IPO). Rasio-rasio keuangan
yang digunakan adalah rasio profitabilitas dan nilai EVA. Dari uji
perbandingan statistik dengan menggunakan paired sample t-test maka akan
diambil kesimpulan untuk menerima atau menolak Ho. Pengujian ini untuk
membuktikan apakah sampel penelitian sebelum dan sesudah memiliki rata-
rata yang berbeda secara signifikan atau tidak.
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini akan
dijelaskan dengan terperinci mengenai berbagai perhitungan dan pembahasaan
yang berkaitan dengan topik penelitian dalam penelitian skripsi ini. Perusahaan
yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang telah listing
dan melakukan penawaraan umum perdana (IPO) tahun 2006-2010. Periode
pengamatan adalah dua tahun sebelum go public sampai dua tahun sesudah go
public. Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari prospektus dan laporan
keuangan perusahaan yang menjadi sampel.
A. Statistik Deskriptif Sebelum dan Sesudah IPO
Penggunaan analisis statistik deskriptif ditunjukan untuk mengetahui nilai rata-
rata (mean) dan standar deviasi dari setiap variabel yang diteliti pada saat sebelum
dan sesudah penawaran umum perdana (IPO).
Tabel 2. Statistik deskriptif rasio keuangan dan nilai EVA perusahaan 2 tahun sebelum dan sesudah penawaraan umum perdana (IPO).
Rasio KeuanganStatistik Deskriptif
Mean Standar DeviasiReturn On
Investment (ROI)Sebelum IPO 8,556 5,591Sesudah IPO 7,384 5,692
Economic Value Added (EVA)
Sebelum IPO 8,55 2,884Sesudah IPO 1,70 4,333
Sumber : PRPM BEI (data diolah).
Berdasarkan tabel, maka dapat diperoleh gambaran untuk proksi kinerja sebagai berikut :
1. Return On Investment (ROI)
Rasio ini menunjukkan kemampuan yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang saham).
Return on invesment =
Nilai mean rasio untuk periode dua tahun sebelum dan sesudah dilakukan penawaran umum perdana (IPO) menunjukkan adanya penurunan, yaitu dari 8,556 menjadi 7,384. Angka ini menunjukkan berapa besar persentase laba sebelum pajak yang diperoleh dari total assets perusahaan yang diinvestasikan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Sedangkan standar deviasi untuk periode dua tahun sebelum IPO adalah sebesar 5,591 dan untuk periode dua tahun sesudah IPO adalah sebesar 5,692 (table 2).
Hal ini menunjukan bahwa penawaran umum perdana (IPO) yang dilakukan menyebabkan peningkatan pada nilai ROI perusahaan, yang artinya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum pajak mengalami peningkatan dibandingkan dengan jumlah aktiva yang diinvestasikan dalam perusahaan.
2. Economic value added (EVA)
EVA adalah pendapatan residu (Keuntungan ekonomis) yang tersisa setelah
mengurangi laba operasi dengan biaya modal.
E V A = NOPAT – (WACC x cost of capital)
Nilai mean untuk periode dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah IPO dilakukan menunjukan adanya penurunan yaitu 8,55 menjadi 1,70. Sedangkan standar deviasi untuk periode dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah IPO adalah sebesar 2,884 menjadi 4,333. Hal ini menunjukan bahwa manajemen perusahaan sudah mampu manajemen nilai tambah bagi perusahaan yang artinya laba yang dihasilkan bisa memenuhi harapan para kreditur dan penyandang dana perusahaan. Tetapi kemampuan ini mengalami penurunan nilai besarannya setelah IPO.
1. Pengujian Hipotesis 1
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
yang signifikan terhadap return on investment (ROI) antara sebelum dan sesudah
penawaran umum perdana (IPO) yang didefinisikan kedalam hipotesis nol (Ho)
dan hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut :
Ho1 :Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap return on invesment
sebelum dan sesudah pada IPO.
Ha1 :Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap return on invesment
sebelum dan sesudah pada IPO.
Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan
terhadap return on investment (ROI) pada periode dua tahun sebelum dan sesudah
penawaran umum perdana (IPO). Dapat disimpulkan bahwa kinerja operasi
perusahaan sesudah IPO mengalami peningkatan, walaupun belum dapat
dikatakan sudah baik jika dilihat dari selisih mean sebelum dan sesudah IPO yang
mengalami penurunan 1,17%. Hal ini menunjukkan bahwa penawaran umum
perdana (IPO) yang dilakukan menyebabkan penurunan pada nilai return on
investment perusahaan, yang artinya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba sebelum pajak mengalami penurunan.
2. Pengujian hipotesis 2
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
yang signifikan terhadap economic value added (EVA) antara sebelum dan
sesudah penawaran umum perdana (IPO) yang didefinisikan kedalam hipotesis
nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut:
Ho2 :Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap EVA sebelum dan
sesudah pada IPO.
Ha2 :Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap EVA sebelum dan sesudah
pada IPO.
Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan
terhadap economic value added (EVA) pada periode dua tahun sebelum dan
sesudah penawaran umum perdana (IPO). Dapat disimpulkan bahwa kinerja
operasi perusahaan sesudah IPO masih cukup baik, tetapi tidak ditemukan bukti
secara empiris bahwa kinerja operasi perusahaan sesudah IPO mengalami
peningkataan jika dilihat dari selisih mean sebelum dan sesudah IPO yang
mengalami penurunan sebesar 6,85%. Hal ini disebabkan bahwa kinerja
perusahaan sebelum penawaran umum perdana (IPO) lebih baik jika
dibandingkan dengan kinerja perusahaan sesudah IPO. Keadaan ini menunjukan
perusahaan-perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana belum
maksimal memperhitungkan biaya modal atau ekuitas dan cenderung kurang hati-
hati dalam menentukan kebijakan modalnya.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap rasio-rasio keuangan
serta nilai economic value added (EVA) menunjukan kinerja operasi perusahaan
dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah initial public offerings (IPO) selama
periode yaitu dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan pada kinerja rasio return on
investment (ROI) antara sebelum dan sesudah penawaran umum perdana
(IPO). Tidak adanya perbedaan pada rasio return on investment (ROI)
dikarenakan adanya penurunan terhadap laba operasi sebelum pajak
perusahaan setelah dilakukan penawaran umum perdana. Hal ini sesuai
dengan penelitian Aprilani (2004) yang menyatakan bahwa return on
investment pada masa sesudah IPO mengalami penurunan, ini berarti
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan keseluruh aktiva
yang digunakan dalam operasi perusahaan mengalami penurunan.
2. Tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan pada kinerja nilai economic
value added (EVA) antara sebelum dan sesudah penawaran umum perdana
(IPO). Tidak adanya perbedaan tersebut disebabkan bahwa kinerja perusahaan
sebelum penawaran umum perdana (IPO) lebih baik jika dibandingkan dengan
kinerja perusahaan setelah IPO.
Walaupun demikian, penemuan atas temuan ini harus hati-hati karena ada
kemungkinan bahwa perusahaan yang baru go public tersebut berusaha untuk
menunjukan kepada investor upaya-upaya untuk terus melakukan investasi atau
ekspansi, sehingga penjualan yang meningkat tidak serta merta menyebabkan
kinerja operasi membaik. Kemungkinan lain adalah perusahaan perbedaan yang
signifikan diteliti tidak dapat terbebas dari efek resensi ekonomi di Indonesia yang
mulai terasa akibatnya di tahun 1998.
B. Keterbatasan
Sejumlah kelemahan dapat kiranya disampaikan terkait dengan tidak
ditemukannya bukti yang kuat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hal ini
menunjukan bahwa kinerja operasi perusahaan sesudah IPO tidak mengalami
penurunan.
1. Kecilnya jumlah sampel dalam penelitian ini, yaitu 23 perusahaan, bisa
jadi merupakaan penyebab dari tidak ditemukannya perbedaan yang
signifikan terhadap rasio-rasio keuangan dan nilai economic value added
(EVA) yang digunakan dalam penelitian ini.
2. Rentang waktu penelitian yang relatif pendek juga dapat menjadi salah
satu penyebab tidak ditemukannya perbedaan yang signifikan.
C. Saran
Mengacu dari beberapa kelemahan diatas, saran yang dapat diajukan untuk
penelitian mendatang antara lain adalah sebagai berikut:
1. Memperbanyak jumlah sampel, baik dalam hal jumlah sektor industri
maupun rentang waktu penelitian.
2. Penelitian yang akan datang dapat juga membandingkan kinerja operasi
antar industri atau dengan menggunakan variabel-variabel ukuran kinerja
operasi lainnya, misalnya variabel yang murni yang berbasis kas (cash
flow).
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Aminul. 2007. Pendeteksian earnings management, underpricing, dan pengukuran kinerja perusahaan yang melakukan kebijakan Initial Public Offerings (IPO) di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X. Makasar
Gumanti, Tatang A. dan Dwi Lusi K. Swastika. 2007. Kinerja sebelum dan pasca pada Initial Public Offerings di Bursa Efek Jakarta. Accaunting Conference. Faculty of Economi Universitas Indonesia
Jogiyanto, H.M. 2000. Teori Portofoliodan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Yogyakarta. BPFE
Ningsih, Ratna. 2010. Analisis kinerja dengan motode EVA pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia (Skripsi). Universitas Lampung
Rakhmad Febriyadi. 2011. Analisis perbandingan kinerja saham dan perusahaan sebelum dan setelah melakukan Right Issue (Skripsi). Universitas Lampung
Setiawan, Indrianto. 2007. Analisis kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah Initial Public Offerings (IPO) : studi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 1982-2006 (tesis). Universitas Diponegoro, Semarang
Sharma, Anil K. 2010. Nilai Tambah Ekonomi (EVA) – Tinjauan Literaturdan Isu Relevan (Jurnal). India
Young, S. David dan O’Byrne, Stephen F, 2001. EVA dan Manajemen BerdasarkanNilai : Panduan Praktis untuk Implementasi. Penerbit Salemba Empat : Jakarta
Suherman. 2010. Apakah Kinerja Jangka Panjang Penawaran Umum Perdana di Indonesia underperformed?. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIII. Purwokerto.
Suprianto, Didi. 2008. Analisis pengaruh manajemen laba dengan Kinerja operasi dan return saham di sekitar IPO(Skripsi). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta
S.Munwir. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta
_______. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Universitas Lampung. Bandar Lampung
top related