analisis pengaruh citra merek, lokasi dan...
Post on 31-Jan-2018
236 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, LOKASI DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMILIHAN KURSUS BAHASA INGGRIS
LIA PAMULANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Umum Untuk Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Penyusun :
ARI RACHMAT RIYADI
NIM: 109081000039
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
1437 H / 2016
2
3
4
5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ari Rachmat Riyadi
Tempat tgl lahir : Jakarta, 23 Maret 1991
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Pamulang Indah (M’A) blok B 4 No. 15 Jl. Seruni rt 04 rw 007 Kec. Pamulang, Tangerang Selatan – Banten
Status : Single
Tinggi dan Berat Badan : 174 cm, 68kg
Kearganegaraan : Indonesia
IPK : 3,20
No Tlp/Hp : 085694940817 / 083876614797 281ECE89 (BBM)
E-mail : arie_dhakar12@yahoo.com
Motto Hidup : Jadilah seperti kayu liar di hutan, tumbuh tiada yang memperhatikan dan dirawat. Namun ketika besar akan memiliki nilai dan menjadi rebutan bagi banyak orang karena manfaatnya.
Maka pilihannya : Hidup Mulia, atau Mati Syahid !
PENDIDIKAN FORMAL
TK Islam Al-Ghifar 1996 - 1997
SD Dharma Karya UT 1997 - 2003
SMP Dharma Karya UT 2003 - 2006
SMAN 4 Ciputat 2006 - 2009
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2009 - 2016
6
PENDIDIKAN NON FORMAL
• Kursus Bahasa Inggris di New Concept Pamulang 2001 – 2006 • Program Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an di Pondok
Pesantren Nurul Hikmah Ciputat 2011 – 2012
Seminar dan Workshop
• Peserta PROOPESA (Program Pengenalan Studi dan Almamater) dari BEM UIN Jakarta (2009)
• Peserta Kuliah Umum “CAFTA: Peran dan Tantangan Ekonomi Kerakyatan dalam Mengadapi Perekonomian Global” Jurusan Manajemen UIN Jakarta (2011)
• Peserta Diskusi Interaktif Muda Bicara 2013 “APEC Dimata Anak Muda” • Peserta Seminar “Gerakan Peningkatan Kewaspadaan Penyalahgunaan
Narkotika” Kowani dan BNN (2010) • Peserta “Panitia Pelatihan Manajemen Pemberdayaan Masjid Lembaga
Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama” (LTM NU) 2013 • Peserta “Lomba Pidato Wawasan Kebangsaan Antar Remaja Masjid Se-
Kota Tangerang Selatan dan Kota Depok” (2011) • Panitia Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) Ikatan Remaja Masjid An-
Naas (IRMAS) di Puncak 2014
PENGALAMAN ORGANISASI
Bendahara Ikatan Remaja Masjid An-Naas (IRMAS) 2009 - 2014
Seksi Dana Usaha Honda Supra Jakarta (DANUS HSJ) 2011 - 2013
Sekretaris Masjid An-Naas 2015 - 2018
Anggota Halaqoh atau LIQO kec. Serpong 2009 - 2013
Keahlian
1. Fasih berbahasa Inggris lisan dan tulisan
2. Operating Sysytem : Microsoft Windows 98, XP, vista, & windows 7
3. Office Suite : Microsoft Office
4. Membaca Al-Qur’an
Yang menyatakan,
(Ari Racmat Riyadi)
7
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh citra merek, lokasi, dan kualitas
pelayanan terhadap keputusan pemilihan pada kursus Bahasa Inggris LIA, studi kasus
terhadap siswa LIA Pamulang. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh
dari 40 siswa LIA Pamulang. Data yang diolah dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial
variabel citra merek, lokasi dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pemilihan. Secara simultan terbukti variabel citra merek, lokasi dan kualitas
pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemilihan.
Kata kunci: citra merek, lokasi, kualitas pelayanan, keputusan pemilihan
8
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of brand image, location and
service quality toward purchase decision of LIA Englis Course. Consumers of student LIA
Pamulang were used as a study case. This research uses primary data which was taken from
40 consumers of LIA English course Pamulang. The data were analyzed using multiple linear
regression. Based on partial result, it shows that brand image, location and service quality
have significant influence toward purchase decision. Based on simultaneous result, it proves
that brand image, location and service quality have significant influence toward purchase
decision.
Keyword: brand image, location, service quality, purchase decision.
9
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Syukur Alhamdulillah atas rahmat, hidayah, karunia dan rizki yang diberikan Allah
S.W.T. kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Pengaruh Citra Merek, Lokasi, dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan
Pemilihan Kursus Bahasa Inggris LIA (Studi Kasus Pada Siswa LIA Pamulang) ”.
Shalawat serta salam terucapkan kepada junjungan kita baginda besar Nabi Muhammad
S.A.W beserta keluarga dan para sahabatnya. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi
ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun materil.
Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus penulis ingin menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Terspesial untuk kedua orangtuaku Ayahanda Mochammad Arga dan
Mamah Eri Purwanti . Terima kasih atas limpahan kasih sayang yang
diberikan sejak dalam kandungan hingga saat ini, atas perhatian dan
dukungan penuh baik moril maupun materiil dalam penyusunan skripsi ini,
serta nasihat-nasihat yang diberikan kepada penulis sebagai tuntunan
kehidupan, dan juga doa yang selalu dipanjatkan kepada Allah S.W.T.
untuk kebaikan penulis. Semoga Allah S.W.T. selalu meberikan rahmat-
Nya kepada kedua orangtuaku dan dibalas dengan surga-Nya kelak, Amin.
10
2. Untuk adikku Ria Agustina yang telah memberikan semangat kepada
penulis dan selalu membuat suasana di rumah menyenangkan.
3. Bapak Arief Mufraini, Lc,. M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE,. M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Muniaty Aisyah, Dr,. Ir,. MM. selaku dosen pembimbing I penulis.
Terimakasih atas ilmu yang diberikan serta kesediaan waktunya untuk
membimbing penulis. Semoga Allah S.W.T senantiasa melipat gandakan
pahala kebaikan Ibu.
6. Ibu Ela Patriana, SE,. MM. selaku dosen pembimbing II penulis.
Terimakasih atas ilmu yang diberikan serta kesediaan waktunya untuk
membimbing penulis. Semoga Allah S.W.T melipat gandakan pahala
kebaikan Ibu.
7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
ilmunya yang bermanfaat buat penulis. Serta para staff dan karyawan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan pelayanan kepada
mahasiswa.
8. Seluruh teman-teman Manajemen A angkatan 2009, Amry, Zain, Bayu,
Reza, Kevin, Risky “Kibo”, Vian, Mazied, Dawam “Si Om”, Didi, Adi
“bang Bross”, Ridhwan “Ahong”, Priyanka “Nomot”, Numan, Sopi, Daus,
Marina, Alinda, Nurlailiyah, Eka “Sarmel”, Selfi ”Pepi”, Wina, Riri, Suci,
Bunga, Estu “Bunda”, Asti “Eci”, Yesika, Ika, Arta, Ami, Eka “Bacul”,
Tyar, Fitria “Pitong”, Melisa, Sulhah “Mboon”, Sartika, Yuliana, Naya,
dkk. Terimakasih atas pertemanannya semoga semakin erat dan tidak
11
putus.
9. Seluruh teman-teman Manajemen Pemasaran 2009, ilham, oki, ucok,
gondrong, aldo, amry, ary, pepy, alinda, udin, adit, aryati, corry, 3 risa
dan semuanya yg tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih
atas pertemanannya semoga kita semua sukses dalam kehidupan dunia dan
akhirat
10. Seluruh teman-teman Ikatan Remaja Masjid An-Naas (IRMAS) Reza
“Veno Zacki/Boy”, Imus, Rendy “Jasoon”, Aan, Liga, Madon, Rian, Febry
“Jons Febb”, Jimmy “Cibenk”, Edo, Hendi, A dadan, Bang Bidin, Andy,
Ulian, Sofi, Anggita, Anggi, Endah, Nabila, Khoirunnisa, Dita, Ferdy
“B.F”, Bang Iwan, Ka Zaenal, Bang Mansyur, Khoirudin, Mustopa, Adi,
dan Adam. Mohon maaf apabila penulis tidak bisa menyebutkan satu
persatu, semoga persahabatan kita sampai tua nanti.
11. Seluruh pengurus DKM Masjid An-Naas periode 2015-2018 H. Muchtar,
H. Bambang, H.Chandra, H. Sopian, H. Reza, H. Amanada, Mas Andik,
Sdr Aan, Ust. Ujang , Ust. Maroji, Ust. Supandi. Mohon maaf apabila
penulis tidak bisa menyebutkan satu persatu karena dukungan dan doa dari
kalian semua.
12. Seluruh guru-guru saat menimba ilmu Agama Ust. Agus Fanar Syukri.,
Phd, Ust. Nazmudin “Mang Cecep”, Ust. Syahroni, Ust. Mukhlis, Ust.
Zaenal Muhtadin, Ust. Ruslan Abdul Ghani Al-Hafidz, Ust. Zaenan
Mutaqien, Ust. Yusuf. Mohon maaf apabila penulis tidak bisa
menyebutkan semua, Masya Allah karena motivasi dan Doa dari semua
para guru-guruku.
13. Seluruh teman - teman main rumah SAF Crew Sandy “Gori”, Aya, Dias,
12
Fatah, Fajar, Luqi, Fauzan, Yoga, Yudha, Thaheer, Ical, Tio. Mohon maaf
apabila penulis tidak bisa menyebutkan satu persatu karena dukungan dan
doa dari kalian semua.
14. Seluruh teman – teman Honda Supra Jakarta, dan Famous Jakarta. Mohon
maaf apabila penulis tidak bisa menyebutkan satu persatu karena
dukungan dan doa dari kalian semua.
Terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran, masukan dan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga
penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak serta
menambah wacana pemikiran bagi kita semua.
Jakarta, Mei 2016
Penulis
Ari Rachmat Riyadi
13
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI …………………………………… iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . ............................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………………. v
ABSTRAK………………………………………………………………………….vii
ABSTRACT ……………………………………………………………………….. viii
KATA PENGANTAR………………………………………………………… ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. xiii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...... xvi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………..xviii
DAFTAR LAMPIRAN . ............................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN . ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah . .............................................................. 1
B. Perumusan Masalah . ..................................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian . .................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 11
A. Landasan Teori .............................................................................. 11
1. Merek ...................................................................................... 11
a. Pengertian merek . ............................................................. 11
b. Manfaat merek .................................................................. 12
2. Citra Merek . ............................................................................
13
a. Pengertian citra merek . ..................................................... 13
14
b. Pengukuran citra merek . ................................................... 16
3. Lokasi . ..................................................................................... 17
a. Pengertian lokasi ............................................................... 17
b. Tipe lokasi ......................................................................... 18
c. Memilih tempat atau lokasi fisik ....................................... 19
4. Kualitas pelayanan . ................................................................. 20
a. Pengertian Jasa . ................................................................. 20
b. Pengertian kualitas pelayanan ........................................... 21
c. Dimensi kualitas pelayanan . ............................................. 22
5. Keputusan pemilihan . ............................................................. 25
a. Pengertian keputusan pembelian ....................................... 25
b. Proses pengambilan keputusan pembelian . ....................... 25
B. Penelitian Terdahulu . .................................................................... 32 C. Keterkaitan Antar Variabel Pembelian . ........................................ 35 D. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 37 E. Hipotesis Penelitian . ..................................................................... 38
BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................................... 39
A. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................. 39 B. Metode Penentuan Sampel . ........................................................... 39
1. Populasi .............................................................................. 39 2. Sampel ............................................................................... 39
C. Metode Pengumpulan Data . .......................................................... 40 1. Data primer . ...................................................................... 41 2. Data sekunder .................................................................... 42
D. Metode analisis data . ..................................................................... 43 1. Uji kualitas data . ............................................................... 43
a. Uji validitas data . ........................................................ 43 b. Uji reliabilitas data. ...................................................... 44
2. Uji Asumsi Klasik. ............................................................. 44 a. Uji normalitas .............................................................. 45 b. Uji multikolinearitas . .................................................. 45 c. Uji heteroskedastisitas ................................................ 47 3.......................................................................................... Uji Hipotesis ............................................................................ 48
a. Uji t (parsial) . .............................................................. 48
b. Uji F (simultan) . .......................................................... 49 4. Analisis Regresi Linear Berganda ............................................................. 50 5. Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................................................... 50
15
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................... 52
BAB IV PEMBAHASAN . ........................................................................................ 58 A. Gambaran Umum Objek Penelitian . ............................................. 58
1. Sejarah perkembangan objek penelitian . ................................ 58 2. Logo, Visi, Misi dan Komitmen Utama LBPP LIA ............... 60 3. Perkembangan LIA ................................................................. 61
B. Pembahasan Hasil Kuesioner ........................................................ 63 1. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................. 63 2. Deskriptif responden ............................................................... 66
C. Pembahasan Analisis Deskriptif ................................................... 71 D. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................... 95
1. Uji normalitas .......................................................................... 95 2. Uji multikolinearitas ............................................................... 97 3. Uji heteroskedastisitas ............................................................ 99 4. Uji Hipotesis ........................................................................... 101
a) Uji t (pasrsial) ............................................................. 101 b) Uji F (simultan) ........................................................... 104
5. Uji regresi linier berganda ...................................................... 105 6. Uji koefisien determinasi (R2) ................................................ 108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 110
A. Kesimpulan ……………………………………………………... 110 B. Saran…………………………………………………………….. 111
DAFTAR PUSTAK……………………………………………………………….. 114 LAMPIRAN
16
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Hal
1.1 Jumlah Penduduk & Jenis kelamin di Kota Tangerang Selatan 2
1.2 Jumlah Penduduk kota Tangerang Selatan per Kecamatan 2013-2014 3
1.3 Jumlah Penduduk di Jabodetabek 4
1.4 Top Brand For Teens (Kursus Bahasa Inggris) 2012-2015 8
2.1 Elemen Merek 12
2.2 Penelitian Terdahulu 34
3.1 Skala Likert 42
3.2 Operasional Variabel 53
4.1 Hasil Try Out untuk Uji Validitas dan Reliabilias 63
4.2 Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin 67
4.3 Jumlah responden berdasarkan usia 67
4.4 Jumla responden berdasarkan pendidikan 68
4.5 Jumlah responden berdasarkan pekerjaan 69
4.6 Jumlah responden berdasarkan penghasilan per bulan 70
4.7 LBPP LIA memiliki fasilitas fisik yang lengkap 71
4.8 Biaya kursus LBPP LIA sesuai fasilitas yang didapatkan siswa 72
4.9 LBPP LIA memberikan berbagai pilihan layanan kursus 73
4.10 LBPP LIA memiliki variasi layanan yang beragam. 73
4.11 LBPP LIA menawarkan variasi harga yang beragam 74
4.12 Jadwal kursus LBPP LIA sesuai kebutuhan siswa 75
4.13 LBPP LIA rmenawarkan pilihan kursus sesuai kebutuhan siswa 76
4.14 LBPP LIA memiliki citra yang berbeda dengan pesaing lainnya 76
4.15 LBPP LIA memiliki informasi tentang LIA yang di promosikan
melalui berbagai media 77
4.16 LBPP LIA menjamin kerahasiaan data siswa 78
4.17 LBPP LIA memberikan layanan sesuai prosedurnya 79
4.18 Merek LBPP LIA mudah diucapkan 80
4.19 Merek LBPP LIA mudah diingat 80
4.20 Merek LBPP LIA memilih citra sesuai ekspektasi siswa 81
4.21 Lokasi LBPP LIA strategis 82
17
4.22 Lokasi LBPP LIA dapat dilihat dari kejauhan 83
4.23 Lokasi LBPP LIA mudah dijangkau oleh transportasi umum dan pribadi 83
4.24 Lokasi parkir LBPP LIA aman 84
4.25 Luas gedung LBPP LIA memadai 85
4.26 Lingkungan LBPP LIA mendukung siswa (seperti; dekat rumah makan) 86
4.27 Lokasi LBPP LIA tidak berdekatan dengan pesaing 87
4.28 LBPP LIA menyediakan tempat sampah guna menjaga kebersihan lingkungan 88
4.29 Penampilan pengajar LBPP LIA yang menarik 88
4.30 Pengajar LBPP LIA kompeten 89
4.31 Pengajar LBPP LIA tanggap terhadap pertanyaan atau keluhan 90
4.32 Metode pengajar LBPP LIA mudah diterima 91
4.33 Pengajar LBPP LIA Pamulang memiliki kepedulian terhadap siswa 91
4.34 Ketika membutuhkan tempat kursus, saya lebih memilih LBPP LIA 92
4.35 Saya mengikuti LBPP LIA setelah mendapatkan berbagai informasi
dari media masa 93
4.36 Dari berbagai alternatif tempat kursus yang ada, saya memutuskan untuk
memilih LBPP LIA 94
4.37 Saya memutuskan untuk memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus
dibandingkan merek yang lain 94
4.38 Hasil Uji One-Sample Kolmogrov-Smirnov (K-S) 97
4.39 Hasil Uji Multikolinearitas 98
4.40 Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser 100
4.41 Hasil Uji t (parsial) 101
4.42 Hasil Uji F (simultan) 105
4.43 Hasil Uji Regresi Linier Berganda 106
4.44 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) 108
18
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Hal
2.1 Proses Keputusan Pembelian 25
2.2 Tahapan antara evaluasi alternatif dan keputusan pembelian 29
2.3 Kerangka Pemikiran 37
4.1 Logo LIA 60
4.2 Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas 96
4.3 Grafik Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas 99
19
DAFTAR LAMPIRAN
Keterangan Hal
Lampiran 1: Lembar Kuesioner 116
Lampiran 2: Tabulasi try out validitas dan reliabilitas 121
Lampiran 3: Hasil SPSS uji validitas dan relaibilitas 122
Lampiran 4: Tabulasi deskriptif responden 123
Lampiran 5: Tabulasi Kuesioner Regresi 125
Lampiran 6: Hasil SPSS Uji Normalitas 129
Lampiran 7: Hasil SPSS Uji Multikolinearitas 130
Lampiran 8: Hasil SPSS Uji Heteroskedastisitas 130
Lampiran 9: Hasil SPSS Uji Regresi Linier Berganda 131
Lampiran 10: Hasil SPSS UJI Koefisien Determinasi 131
Lampiran 11: Hasil Uji t (Parsial) 132
Lampiran 12: Hasil Uji F (Simultan) 132
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Produksi barang dan jasa saat ini semakin banyak dan bermacam jenisnya,
membuat persaingan semakin ketat dalam kegiatan pemasaran suatu produk. Peran
pemasaran sangat penting dalam suatu perusahaan. Strategi pemasaran tidak lepas dari
sisi konsumen, dimana konsumen menjadi tolak ukur keberhasilan suatu produk atau
jasa. Pemasaran bertujuan untuk memuaskan kebutuhan manusia, dimana kebutuhan
manusia bersifat dinamis, berubah sesuai dengan perkembangan zaman, untuk itu
perusahaan harus aware terhadap perubahan yang terjadi.
Seiring dengan meningkatnya persaingan, pemasar diharuskan melakukan
berbagai riset pemasaran dan pengimplementasian strategi tertentu untuk mencapai
tujuan pemasaran yaitu memuaskan kebutuhan konsumen. Berdasarkan riset yang
dilakukan oleh Boston Beer (Kotler, 2008:5) menemukan bahwa keberhasilan yang
terus menerus menuntut penetapan dan pengelolaan departemen pemasaran yang
berkemampuan. Jadi untuk mencapai keberhasilan dan mempertahankan keberhasilan
sebuah produk perusahaan harus didukung dengan pemasar yang andal dan terus
meningkatkan kemampuannya. Pemasar perusahaan secara terus menerus harus
melakukan inovasi dan menciptakan ide-ide baru agar dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan dan ekspektasi pelanggan terhadap suatu produk.
Dalam era globalisasi saat ini kemampuan yang kita miliki sangatlah
menunjang untuk berbagai kegiatan kita, yang mana salah satunya adalah
Komunikasi dengan berbeda Bahasa, khususnya bahasa Internasional yaitu bahasa
Inggris. Oleh karena itu, sekarang sudah banyak bermunculan lembaga – lembaga
21
Pendidikan bahasa Inggris di kota-kota besar termasuk kota Tangerang Selatan,
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa Bahasa Inggris merupakan
kemampuan yang harus dimiliki seseorang.
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk & Jenis Kelamin di kota Tangerang Selatan
TAHUN 2014 2013 2012 2011 2010 Jumlah Pria (jiwa) 752.600 727.802 708.767 684.155 652.281 Jumlah Wanita (jiwa) 740.399 715.601 696.403 671.771 638.041
Total (jiwa) 1.492.999 1.443.403 1.405.170 1.355.926 1.290.322
Pertumbuhan Penduduk (%) 2 3 4 5 5
Kepadatan Penduduk (jiwa/Km²)
10.098 9.806 9.547 9.212 8.766
Sumber Data : Badan Pusat Statistik Provinsi Banten dan Badan Pusat Statistik
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan merupakan hasil pemekaran kabupaten, sebelumnya
menjadi satu dengan kotamadya Tangerang. Tepatnya pada tanggal 29 September 2008
resmi menjadi sebuah kabupaten, dengan dikeluarkannya UU nomor 51 Tahun 2008
tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan melalui Sidang Paripurna DPR-RI.
Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik
koordinat 106'38' - 106'47’ Bujur Timur dan 06'13'30' - 06'22'30' Lintang Selatan dan
secara administratif terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan, 49 (empat puluh sembilan)
kelurahan dan 5 (lima) desa dengan luas wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha.
Batas wilayah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Tangerang.
22
2. Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok.
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor & Kota Depok.
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang.
Wilayah Kota Tangerang Selatan diantaranya dilintasi oleh Kali Angke, Kali
Pesanggrahan dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi kota di sebelah barat.
Letak geografis Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta
pada sebelah utara dan timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan
sebagai salah satu daerah penyangga provinsi DKI Jakarata, selain itu juga sebagai
daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi DKI Jakarta. Selain
itu, Kota Tangerang Selatan juga menjadi salah satu daerah yang menghubungkan
Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa Barat.
Tabel 1.2
Jumlah Penduduk kota Tangerang Selatan per Kecamatan 2013-2014
NO Kecamatan Tahun
2013 2014
1. Pd. Aren 341.416 353.904
2. Pamulang 314.931 323.957
3. Ciputat 212.824 219.384
4. Ciputat Timur 193.484 197.960
5. Serpong 157.252 163.915
6. Serpong Utara 148.494 155.998
7. Setu 75.002 77.911
Sumber Data : www.tangselkota.bps.go.id
Dari hasil jumlah penduduk kota Tangerang Selatan yang cukup meningkat
23
setiap tahunnya, maka setiap perusahaan memutar strategi dalam mencari konsumen
agar keuntungan perusahaan semakin besar. Hal ini yang menjadi pendorong pada
jasa kursus LIA yang membuka cabang di kecamatan Pamulang. Dapat kita lihat
pada tabel 1.2 bahwa kecamatan Pamulang menempati urutan ke 2 jumlah penduduk
terbesar di kota Tangerang Selatan. Dengan jumlah penduduk yang banyak, tentunya
kecamatan Pamulang menjadi target pasar suatu perusahaan.
Dengan banyaknya lembaga pendidikan bahasa Inggris di kota Tangerang
Selatan, membuat manajemen dari setiap lembaga tersebut berupaya menarik para
calon konsumennya untuk masuk ke lembaga yang mereka pimpin sehingga tujuan
perusahaan atau lembaga dapat tercapai, hal ini yang mendorong saya untuk meneliti.
Berikut adalah jumlah penduduk di JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi) menurut sensus penduduk yang dilukan oleh pemerintah
pusat melalui Badan Pusat Statistik.
Tabel 1.3
Jumlah Penduduk di Jabodetabek 2010
No Wilayah Tahun 2010
1. DKI Jakarta 9.607.787
2. Bogor 5.720.998
3. Depok 1.736.565
3. Tangerang 6.246.703
4. Bekasi 4.964.422
Sumber Data : https://www.bps.go.id
24
Yayasan LIA adalah Yayasan yang bergerak di bidang jasa pendidikan formal dan
non-formal, terutama pendidikan bahasa selaku kegiatan intinya. Yayasan LIA tetap
konsisten dalam mengemban amanat para pendirinya yang dituangkan dalam anggaran
dasar yaitu ‘Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”, dengan motto ‘Sekelumit Kara
Mencerdaskan Bangsa”.
Yayasan LIA sadar akan pentingnya bahasa sebagai jembatan menuju ke semua
bidang ilmu pengetahuan dan sebagai alat komunikasi antar bangsa. Kesadaran ini telah
diwujudkan dengan perubahan tatanan manajemen organisasi yang mengarah ke tatanan
manajemen yang sehat dan profesional dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
pengguna jasa yang berubah dari waktu ke waktu. Dengan demikian pengelolaan
pendidikan formal dan non formal serta peningkatan kualitas pendidikan menjadi
andalan kebesaran nama Yayasan LIA dimata masyarakat. Didirikan pada tanggal 7
September 1959, Yayasan LIA berawal dari Lembaga Indonesia Amerika disingkat LIA
dan kemudian berubah menjadi Perhimpunan Persahabatan Indonesia Amerika disingkat
PPIA. LIA memulai kegiatannya dibidang pengajaran bahasa Inggris dengan siswa pada
saat itu berjumlah 40 orang dan sampai tahun 2006 telah berkembang menjadi kurang
lebih 60.000 siswa.
Misi PPIA adalah meningkatkan kerjasama dibidang kebudayaan antara
Indonesia dan Amerika melalui kegiatan kursus bahasa inggris, seminar, kesenian,
kesasteraan, konser, pemutaran film, pameran, dan program-program lainnya.
Lalu agar dapat lebih tekun menjalankan misinya di bidang pendidikan, pada
tahun 1986 dibentuklah Yayasan yang diberi nama Yayasan LIA yang terpisah secara
hukum dari PPIA. Sejak itu LIA menjadi sebuah nama institusi pendidikan dan bukan
lagi suatu akronim atau singkatan. Yayasan LIA mengkhususkan diri di bidang
pendidikan bahasa dan pelatihan profesi seperti komputer, accounting, dan perhotelan,
25
sedangkan PPIA tetap pada misinya dibidang kebudayaan. Seiring dengan
perkembangannya, hingga tahun 2006 Yayasan LIA telah memiliki 5 unit kegiatan
yakni: LBPP LIA (Lembaga Bahasa dan Pendidikan Profesi LIA), STBA LIA (Sekolah
Tinggi Bahasa Asing LIA) Jakarta dan Yogyakarta, PP LIA (Pusat Penerbitan LIA), dan
Dapen LIA (Dana Pensiun LIA).
LIA yang telah berkiprah selama 54 tahun dikenal luas dan dipercaya oleh
masyarakat. Pengakuan masyarakat atas kiprahnya dalam pengajaran bahasa Inggris
terbukti ada tanggal 29 Agustus 2013 lalu ketika LIA menerima "The Word of
Marketing (WOMM) 2013 untuk katagori English Course dari SWA, buzz & Co dan
Onbee yang dilakukan bersama Swanet Work Corporate. Penghargaan diberikan
berdasarkan riset terhadap 25 top Indonesia Original Brands 2013 (90 kategori) yang
diukur dari beberapa variable seperti promoting, selling ,advocacy dan social network.
Riset dilakukan dari April hingga Mei 2013 terhadap 5.312 responden di 6 kota yaitu
Medan, Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya dan Makasar.
Penghargaan WOMM ini diadakan secara rutin sejak tahun 2008, dimana LIA
memimpin pasar mengalahkan dua merek lainnya yang sering disebut-sebut sebagai
pesaing berat LIA.
Meski sudah berdiri sejak 1959 silam, LIA baru mulai menawarkan LBPP dengan
sistem kemitraan pada 1985. Kini LIA sudah memiliki 67 cabang di 18 provinsi.
Sebanyak 13 cabang di antaranya milik Yayasan LIA dan sisanya milik mitra.
Menurut Sukma Ginting, Kepala Departemen Hubungan Masyarakat LIA, permintaan
untuk berkongsi dengan LIA terus berdatangan. Pada Mei 2011 lalu LIA baru saja
membuka cabang baru, lalu dalam waktu dekat, dua cabang lagi milik mitra akan hadir
di Kediri, Jawa Timur dan Tarakan, Kalimantan Timur.
Permintaan dari calon mitra yang tinggi menunjukkan kebutuhan masyarakat untuk bisa
26
menguasai bahasa Inggris masih sangat besar. Sehingga, bisnis kursus bahasa Inggris
masih sangat prospektif. Makanya, "Kami juga akan melakukan evaluasi kembali
terhadap kebijakan pembukan cabang di Jabodetabek," kata Sukma.
Pasalnya mulai 2006 lalu, LIA menyetop pembukaan cabang di wilayah Jabodetabek
dengan pertimbangan pasar sudah jenuh. Tetapi, melihat perkembangan saat ini, LIA
akan meninjau kembali kebijakan tersebut.
"Berkembangnya pemukiman-pemukiman baru di Jabodetabek yang menjadi
sentra bisnis membuat potensi bisnis kursus bahasa Inggris masih terbuka," ujar Sukma.
Untuk bergabung dengan LIA, calon mitra harus merogoh kocek Rp 550 juta untuk
investasi awal. Sebanyak Rp 150 juta diantaranya buat good will fee untuk jangka waktu
enam tahun. Sisanya untuk biaya survei, pelatihan guru dan non guru, perangkat
teknologi informasi, dan perlengkapan lain. Namun, investasi tersebut belum termasuk
biaya sewa dan renovasi gedung.
"Jika mitra tidak memiliki gedung, total investasinya bisa sekitar Rp 5 miliar,"
ungkap Sukma. Sugeng Widodo, anggota Pengembangan dan Kerjasama LIA
menuturkan, target di tahun pertama beroperasi, setiap cabang harus bisa menjaring 400
siswa. Dengan biaya kursus per tingkat rata-rata Rp 800.000, berarti setiap tiga bulan
satu cabang LIA mampu meraup omzet sebesar Rp 320 juta atau Rp 1,28 miliar per
tahun. "Untuk bisa mencapai BEP (break even point) rata-rata mitra kami membutuhkan
waktu sekitar tiga tahun," imbuhnya. Setiap investor yang menjadi mitra LIA boleh
memiliki maksimal dua cabang.
Masing-masing cabang bisa membuka lagi paling banyak dua cabang pembantu,
berarti setiap mitra dapat mempunyai hingga enam cabang LIA.
Pada setiap pembukaan cabang pembantu, mitra akan dikenakan biaya tambahan sebesar
25% dari good will fee, dengan catatan jika cabang pembantu masih berada dalam satu
27
kota. Jika ada di kota yang berbeda, biaya tambahannya sebesar 50% good will
fee. "Tetapi, untuk membuka cabang baru minimal harus berjarak sekitar 10 kilometer
dengan cabang LIA yang sudah ada," tambah Sukma.
Brand image menurut Kotler dan Keller (2007:346) merupakan “perceptions and
beliefs held by consumers. As reflected in the association held in consumer memory”.
Yaitu persepsi dan keyakinan konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi
dalam memori konsumen.
Tabel di bawah ini menunjukan dominasi brand LIA di Indonesia dengan
kompetitornya :
Tabel 1.4
Top Brand For Teens (Les Bahasa Inggris) 2012 – 2015
Merek
Tahun 2012 2013 2014 2015
LIA 41,1% 29,3% 35,3% 27.6% English First 10,8% 16,1% 14,3% 22.7% BBC 5,6% 4,2% 3,5% 4.3% ILP 3,9% 0% 0% 0% IEC 3,5% 0% 3,8% 3.4% NEC 3,0% 0% 0% 0% LPIA 2,6% 3.1% 5,6% 0% PEC 1,8% 0% 0% 0% TBI 0% 0% 0% 3.4%
Sumber : www.topbrand-award.com
Berdasarkan data di atas LIA mampu menjadi peringkat teratas, terlihat pada top
brand, namun jika tidak menjaga kualitas maka akan mempengaruhi penurunan. Hal ini
dapat kita lihat, penurunan jumlah persentase pada tabel 1.4. Pihak LIA juga menyadari
perlu adanya kestabilan kualitas dan strategi dalam meningkatkan pelayanan yang akan
berdampak pada keputusan pemilihan. Data top brand menunjukan semakin banyaknya
persaingan yang terjadi dalam jasa kursus bahasa Inggris (www. topbrand-award.com).
28
Berdasarkan dari tabel 1.4 bisa disimpulkan bahwa LIA memiliki nilai persentase
yang cukup besar dibandingkan dengan para pesaingnya. LIA merupakan salah satu
kursus bahasa inggris dengan brand yang sangat dikenal oleh konsumen.
Atas dasar penjabaran pemikiran di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Citra Merek, Lokasi, dan Kualitas
Pelayanan terhadap Keputusan Pemilihan Kursus Bahasa Inggris LIA
Pamulang”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah citra merek berpengaruh terhadap keputusan pemilihan kursus bahasa inggris
LIA secara parsial?
2. Apakah lokasi berpengaruh terhadap keputusan pemilihan kursus bahasa inggris LIA
secara parsial?
3. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pemilihan kursus bahasa
inggris LIA secara parsial?
4. Apakah citra merek, lokasi, dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap keputusan
pemilihan kursus bahasa inggris LIA secara simultan?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Sehubungan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
29
a. Untuk menganalisis pengaruh citra merek terhadap keputusan pemilihan kursus
bahasa inggris LIA secara parsial.
b. Untuk menganalisis pengaruh lokasi terhadap keputusan pemilihan kursus bahasa
inggris LIA secara parsial.
c. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap keputusan pemilihan
kursus bahasa inggris secara parsial.
d. Untuk menganalisis pengaruh citra merek, lokasi, dan kualitas pelayanan terhadap
keputusan pemilihan kursus bahasa inggris LIA secara simultan.
2. Manfaat penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
memperoleh manfaat bagi banyak pihak antara lain:
a. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan, wawasan serta menerapkan pengalaman, dan ilmu
yang telah didapat di bangku perkuliahan ke dalam praktek, khususnya mengenai
hubungan dengan penelitian ini.
b. Bagi akademisi
Dapat memberikan tambahan informasi yang berguna terhadap dunia ilmu
pendidikan khususnya pengetahuan di bidang pemasaran, selain itu dapat
digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
c. Bagi perusahaan
Adanya input informasi bagi perusahaan yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan, dan jika memungkinkan dapat dijadikan pedoman untuk melakukan
perbaikan dalam mengambilan keputusan saat ini maupun masa yang akan datang.
30
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Merek
a. Pengertian Merek
Menurut UU merek no. 15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1 dalam Tjiptono (2014 :
114), merek adalah “tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”.
Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan Keller
(2012:263) merek adalah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau
kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari salah
satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensikan mereka dengan para
pesaing. Penetapan merek sudah ada selama berabad-berabad sebagai sarana untuk
mebedakan barang dari satu produsen dengan produsen lainnya.
Menurut Keller (2013:30) menjelaskan bahwa merek adalah sebuah produk
yang ditambahkan dimensi-dimensi lain yang membedakan produk tersebut dari
produk lainnya yang sama-sama didesain untuk memenuhi kebutuhan yang sama.
Menurut Tjiptono (2014 : 112) sebuah merek memiliki beberapa elemen atau
identitas, baik yang bersifat tangible maupun intangible (lihat tabel 2.1). Secara garis
besar, elemen-elemen tersebut bisa dijabarkan menjadi nama merek (brand names),
URL (Uniform Resource Locators), logo, simbol, karakter, juru bicara
(spokespeople), slogan, jingles, kemasan dan signage.
Tabel 2.1 Elemen Merek
31
No. Elemen Tangible dan Visual Elemen Intangible 1. Simbol dan slogan Identitas, merek, korporat,
komunikasi terintegrasi, relasi pelanggan
2. Nama, logo, warna, brand mark dan slogan iklan
---
3. Nama, merek dagang Positioning, komunikasi merek 4. Kapabilitas fungsional, nama,
proteksi hukum Nilai simbolis, layanan, tanda kepemilikan, shorthand notation
5. Fungsionalitas Representasionalitas 6. Kehadiran dan kinerja Relevansi, keunggulan, ikatan
khusus (bond) 7. Nama unik, logo, desain grafis
dan fisik ---
8. Bentuk fisik Kepribadian, relasi, budaya, refleksi, citra diri
9. Nilai fungsional Nilai sosial dan personal Sumber: Keller (2013)
b. Manfaat Merek
Menurut Tjiptono (2014 : 112) manfaat merek dapat dilihat dari dua sudut
pandang yaitu, bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, merek berperan penting
sebagai:
1) Sarana identifikasi, yaitu dapat dikenali, dilihat, dan diidentifikasi dengan jelas
dan cepat.
2) Fungsi praktikalitas, yaitu memungkinkan penghematan waktu dan energi melalui
pembelian ulang yang identik dan loyalitas.
3) Fungsi jaminan/garansi, yaitu menjamin diperolehnya kualiatas yang sama
dimanapun dan kapanpun konsumen membeli produk atau jasa yang
bersangkutan.
4) Fungsi optimalisasi, yaitu memastikan bahwa konsumen membeli produk terbaik
terbaik dalam kategorinya atau produk yang memiliki kinerja terbaik dalam tujuan
pembelian tertentu.
32
5) Fungsi karakteristik, yaitu konfirmasi atas citra diri (self image) konsumen atau
citra yang ditampilkan pembeli/konsumen kepada pihak lain.
6) Fungsi kontinuitas, yaitu adanya kepuasan yang didapatkan dari familiaritas dan
intimasi dengan merek yang sudah sejak lama di konsumsi konsumen.
7) Fungsi hedonistik, yaitu kepuasan yang berkaitan dengan daya tarik merek, logo,
maupun komunikasinya.
8) Fungsi etis, yaitu kepuasan berkenanaan dengan prilaku merek yang bertanggung
jawab dalam jalinan relasinya dengan masyarakat (misalnya ekologi, penyediaan
lapangan kerja, dan iklan yang harmonis dengan lingkungan sekitar dan norma
sosial).
2. Citra Merek
a. Pengertian Citra Merek
Citra merek merupakan keseluruhan persepsi terhadap suatu merek yang
dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Citra
merek dibangun berdasarkan kesan, pemikiran atau pengalaman yang dialami
konsumen terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap
merek yang bersangkutan (Yassen, 2011).
Citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat
dibenak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung
memiliki konsistensi terhadap citra merek. Citra merek ialah persepsi keyakinan yang
dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori
konsumen (Kotler dan Keller, 2012:248). Sedangkan menurut Rangkuti (2008:244-
245) citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang berbentuk dan melekat di
33
benak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung
memiliki konsistensi terhadap citra merek.
Kotler dan Keller (2012:246), menyebutkan bahwa para pembeli mungkin
mempunyai tanggapan berbeda terhadap citra perusahaan atau merek. Citra merek
adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Citra merek
dipengaruhi oleh banyak faktor di luar kontrol perusahaan. Citra yang efektif akan
berpengaruh terhadap tiga hal, yang pertama, memantapkan karakter produk dan
usulan nilai. Kedua, menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga
tidak dikacaukan dengan karakter pesaing. Ketiga, memberikan kekuatan emosional
yang lebih dari sekadar citra mental. Supaya bisa berfungsi citra harus disampaikan
melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek.
Keller (2013:72) mendefinisikan citra merek sebagai berikut:
1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada
ingatan konsumen.
2. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran
mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak berhadapan
langsung dengan produk. Membangun citra merek yang positif dapat dicapai
dengan dengan program marketing yang kuat terhadap produk tersebut, yang unik
dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang membedakannya dari produk lain.
Kombinasi yang baik dari elemen-elemen yang mendukung seperti (marketing,
kualitas layanan, produk, dll) dapat menciptakan citra merek yang kuat bagi
konsumen.
Indikator dari variabel citra merek yang dikemukakan oleh Keller (2013)
tersebut dikembangkan menjadi lima dimensi sebagai berikut :
34
1. Profesionalisme yang mewakili pendekatan kualitas dari atribut, manfaat dan
perilaku.
2. Modern yang mewakili pendekatan inovasi dari atribut, manfaat dan perilaku.
3. Melayani semua segmen masyarakat yang mewakili nilai dan program dari
kepedulian terhadap lingkungan dan tanggung jawab sosial.
4. Concern pada konsumen yang merupakan pendekatan dari orientasi pada
konsumen (customer orientation).
5. Aman yang merupakan pendekatan dari corporate credibility.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa citra merek merupakan
persepsi dan keyakinan terhadap suatu merek yang ada didalam benak konsumen
berdasarkan pengalamannya dengan suatu produk. citra merek berkaitan erat dengan
kesan terhadap produk yang dikonsumsinya, sehingga dapat menimbulkan kesan yang
positif bagi pelanggan untuk merek tertentu. Maka persepsi maupun pemahaman
pelanggan terhadap suatu merek tergantung pada kemampuan pelanggan dalam
mengidentifikasi bermacam informasi mengenai merek tersebut, serta kemampuan
pelanggan untuk menyimpan informasi dari merek tersebut dalam ingatannya.
Pemahaman pelanggan terhadap suatu merek merupakan cerminan dari penilaian
pelanggan atas merek produk-produk yang ditawarkan.
b. Pengukuran Citra Merek
Menurut Keller (2013:78) bahwa pengukur citra merek dapat dilakukan
berdasarkan pada aspek sebuah merek yaitu:
1) Kekuatan (Strengthness)
35
Kekuatan disini berkaitan dengan seberapa kuat hubungan yang mampu
diciptakan oleh merek dengan konsumen. Biasanya pengukuran kekuatan ini
dapat dibentuk melalui pengalaman langsung, harga, kualitas, rekomendasi,
perorangan, iklan dan lain-lain. Yang termasuk dalam kelompok kekuatan
(strength) ini adalah penampilan fisik produk, keberfungsian semua fasilitas
produk, harga produk, maupun penampilan fasilitas pendukung dari produk
tersebut.
2) Keunikan (Uniqueness)
Keunikan adalah kemampuan untuk membedakan sebuah merek diantara
merek-merek yang lainnya. Kesan unik ini muncul dari atribut produk, yang
berarti terdapat diferensiasi antara produk satu dengan produk yang lainnya.
Perusahaan harus bisa membuat produk mereka unik dan beda dengan produk
pesaing. Yang termasuk dalam kategori unik ini adalah hal berbeda yang paling
dominan dalam sebuah produk dengan produk pesaingnya, variasi layanan,
variasi harga, fisik produk itu sendiri seperti fitur produk dan variasi produk yang
tersedia, penampilan atau nama dari sebuah merek yang memberikan kesan
positif, cara penyampaian informasi kepada konsumen, pedoman privasi yang
ketat dari perusahaan, serta prosedur pembelian yang terjamin.
Kemampuan membedakan merek di antara merek lainnya. Kesan ini
muncul dari atribut produk tersebut yang menjadi bahan pembeda, yang termasuk
kelompok ini adalah variasi layanan yang diberikan sebuah produk, variasi harga
dari produk-produk yang bersangkutan.
3) Kesukaan (Favorable)
Favorable mengarah pada kemampuan merek tersebut untuk mudah
diingat oleh konsumen. Termasuk dalam kelompok favorable ini antara lain:
36
kemudahan merek produk untuk diucapkan, kemampuan merek untuk tetap
diingat konsumen, maupun kesesuaian antara kesan merek di benak konsumen
dengan citra yang diinginkan perusahaan atas merek yang bersangkutan.
3. Lokasi
a. Pengertian lokasi
Alasan bagi keputusan pemilihan lokasi menjadi lebih penting untuk di
pertimbangkan. Mengingat semakin banyak ritel membuka lokasi baru sedangkan
lokasi yang paling baik sangatlah sulit untuk didapatkan. Menurut Ma’ruf (2006:115),
suatu gerai yang memiliki lokasi yang tepat cenderung akan lebih sukses dibanding
gerai lainya yang berada pada lokasi yang kurang strategis, meskipun keduanya
memiliki kesamaan atau serupa, sedangkan menurut Ujang Suwarman (2004:280)
Lokasi merupakan tempat usaha yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang
konsumen untuk datang dan berbelanja.
Lokasi merupakan letak atau toko pengecer pada daerah yang strategis
sehingga dapat memaksimumkan laba (Swastha, 2010:339). Dari uraian pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi perusahaan menunjukkan tempat perusahaan
beroperasi dan merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan minat pelanggan
terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahan.
b. Tipe lokasi
Menurut Kotler dan Keller (2012 : 480), ada enam lokasi yang bisa di pilih
untuk ritel yaitu:
1. Daerah Pusat perbelanjaan
Pusat perbelanjaan (shopping centre) Tempat yang paling lama dan pusat
perbelanjaan kota, atau yang sering dikenal pusat kota yang besar berorientasi
37
bagi pemenuhan golongan besar konsumen. Mengkombinasikan banyak toko di
satu atap menciptakan sinergi yang dapat menarik lebih banyak pelanggan, dari
pada toko tersebut berada di lokasi terpisah.
2. Daerah merujuk pada suatu daerah, bagian dan suatu daerah, kota tertentu, atau
metropolitan statistical area (MSA). Pusat perbelanjaan regional seperti di mal
pinggiran kota besar berisi 40-200 toko, biasanya menampilkan satu atau dua toko
besar yang dikenal secara nasional, seperti Macy atau Lord dan Taylor atau
kombinasi dari toko besar seperti Pecto, sepatu payless dan sejumlah besar toko
kecil, banyak di bawah operasi waralaba.
3. Pusat perbelanjaan khusus, yaitu mal kecil dengan satu toko dan 20 sampai 40
toko yang lebih kecil.
4. Sekelompok toko, biasanya dalam satu bangunan lama, melayani kebutuhan
lingkungan untuk bahan makanan, alat rumah, reparasi sepatu dan cuci pakaian.
5. Sebuah lokasi dalam sebuah toko besar. Seperti pengecer terkenal Mcdonalds,
starbucks, nathan, dunkin donuts. Dengan mencari lokasi yang baru, unit yang
lebih kecil sebagai ruang konsesi dalam toko atau operasi besar, seperti bandara,
sekolah, atau pusat perbelanjaan.
6. Berdiri toko tunggal. Beberapa pengecer seperti Kohl dan JCPenney yang
menghindari mal dan pusat perbelanjaan untuk mencari toko baru di situs berdiri
bebas di jalan-jalan, sehingga mereka tidak terhubung langsung ke toko-toko ritel
lainnya.
c. Memilih tempat atau lokasi fisik
Menurut Tjiptono (2014 : 159), pemilihan letak tempat atau lokasi
memerlukan pertimbangan cermat terhadap beberapa faktor berikut:
38
1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi
umum.
2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak
pandang normal.
3. Lalu lintas (traffic), dalam hal ini berkaitan dengan banyaknya orang yang lalu-
lalang, bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya impulse buying, yaitu
keputusan pembelian yang seringkali terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atu
tanpa melalui usaha-usaha khusus. Contohnya, Rie yang sedang melintasi jalan
didaerah Gaplek tertarik mencoba potong rambut paket baru Tommy Salon setelah
melihat poster di depan outlet-nya, walaupun sesungguhnya ia masih memiliki
rambut yang pendek.
4. Fasilitas perparkiran, tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk
kendaraan roda dua maupun roda empat.
5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di
kemudian hari.
6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.
Contohnya, warung makan berdekatan dengan daerah kos, asrama mahasiswa,
kampus, atau perkantoran.
7. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalam menentukan lokasi wartel
(warung telekomunikasi), perlu dipertimbangkan apakah di jalan atau daerah yang
sama terdapat banyak wartel lainnya. Menariknya, dalam sejumlah industri, justru
ada kecenderungan perusahaan sejenis yang menempati lokasi berdekatan.
Contohnya bengkel, showroom mobil, pengecer sepatu dan pakaian, toko mebel,
dan seterusnya.
39
8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang usaha dapat melakukan
pencemaran lingkungan, seperti pembuangan limbah sembarangan.
4. Kualitas Pelayanan
a. Pengertian Jasa
Menurut Kotler dan Keller (2012:378) Jasa atau pelayanan adalah setiap
tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain,
pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Produksi Jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau tidak. Sedangkan menurut
Kotler dan Armstrong. Menurut Zeithaml, Bitner, dan Gremler (2006:4) Jasa ialah
semua kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk fisik, umumnya dikonsumsi
pada saat itu diproduksi, dan memberikan nilai tambah dalam bentuk (seperti
kenyamanan, hiburan, ketepatan waktu, confort, atau kesehatan).
b. Pengertian kualitas pelayanan
Menurut Tjiptono kualitas pelayanan (2014 : 266) adalah Kemampuan
organisasi dalam mempertahankan pelanggan yang selanjutnya mempengaruhi
profitabiltas melalui faktor efisiensi biaya, peningkatan penjualan, dan harga.
Kualitas pelayanan merupakan dasar bagi pemasar jasa, karena inti produk
yang dipasarkan adalah suatu kinerja yang berkualitas dan kinerjalah yang dibeli oleh
konsumen. Kualitas pelayanan jasa jauh lebih sukar didefinisikan, dijabarkan, dan
diukur bila dibandingkan dengan kualitas barang. Bila ukuran kualitas dan
pengendalian kualitas telah lama dikembangkan dan diterapkan untuk barang-barang
berwujud (tangible goods), maka untuk jasa berbagai upaya justru dikembangkan
untuk merumuskan ukuran-ukuran semacam itu (Tjiptono, 2014:266). Pada
prinsipnya, kualitas jasa berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan
40
pelanggan, serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan.
(Tjiptono, 2014:268).
Zeithaml et.al (2006:88) mengatakan bahwa harapan pelanggan terhadap jasa
ada dua tingkat, yaitu:
a. Pelayanan yang diinginkan (Desired Service)
Merupakan tingkat pelayanan yang diinginkan pelanggan yang terdiri dari
campuran tantangan apa yang pelanggan yakini dan seharusnya diterima
b. Pelayanan yang memadai (Adequate Service)
Merupakan tingkatan pelayanan yang paling rendah yang akan diterima
pelanggan. Pelayanan memadai merupakan pelayanan yang diberikan perusahaan
dan masih diharapkan untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar konsumen
c. Dimensi kualitas pelayanan
Ada beberapa pakar pemasaran yang menentukan kriteria atau dimensi dari
kualitas jasa baik berdasarkan riset empiris maupun yang bersifat deskriptif teoritis.
Menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2014 :
282-283) mengemukakan hasil penelitiannya bahwa ada sepuluh kriteria atau dimensi
yang dapat digunakan untuk menilai kualitas pelayanan yaitu ten dimension of
servqual (SERVice QUALity), diantaranya adalah:
1) Reliabilitas, yakni kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan
segera, akurat dan memuaskan. Adapun mencakup dua hal pokok, yaitu
konsistensi kerja (performance) dan kemampuan untuk dipercaya (dependability).
2) Responsivitas atau daya tanggap, yaitu kesediaan atau kesiapan para karyawan
untuk membantu dan melayani para pelanggan dengan tanggap.
41
3) Kompetensi, yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan
agar dapat melayani sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
4) Akses, meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui dan kemudahan kontak,
seperti lokasi mudah dijangkau, komunikasi tidak susah dihubungi, mengantri
tidak terlalu lama dan sebagainnya.
5) Kesopanan (courtesy), meliputi sikap sopan santun, respek, perhatian, dan
keramahan yang dimiliki para contak person (seperti resepsionis, operator telepon,
dll).
6) Komunikasi (communication), artinya memberikan informasi kepada pelanggan
dalam bahasa yang mudah mereka fahami, serta selalu mendengar saran dan
keluhan pelanggan.
7) Kredibilitas (credibility) yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kreadibilitas
mencakup nama perusahaan, reputasi perusahaan, karakteristik pribadi karyawan,
dan interaksi dengan pelanggan.
8) Keamanan (security) yaitu bebas dari bahaya, resiko, atau keragu raguan baik
didalamnya keamanan secara fisik, keamanan financial, privasi, dan kerahasiaan.
9) Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupaya memahami pelanggan dan
kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian individual, dan mengenal
pelanggan reguler.
10) Fasilitas fisik (tangibel), yang dirasakan yaitu bukti fisik dari jasa berupa fasilitas
fisik, peralatan yang dipergunakan, dan refresentasi fisik dari jasa.
42
Dalam salah satu studi mengenai SERVQUAL oleh Parasuraman (1988)
dalam Tjiptono (2014 : 282), disimpulkan bahwa terdapat lima dimensi SERVQUAL
sebagai berikut.:
1) Berwujud (tangibel), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukan
eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan
prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan sekitar
merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini
meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, peralatan yang digunakan, serta penampilan
karyawan
2) Keandalan (reliabilty), yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan yang sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu,
pelayanan yang sama untuk semua tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan
dengan akurasi yang tinggi.
3) Ketanggapan (responsiveness), yaitu suatu kebijakan untuk membantu
memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan,
dengan menyampaikan informasi yang jelas.
4) Jaminan (assurance), yaitu pengetahuan, kesopanan santunan, dan kemampuan
para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada
perusahaan, hal ini meliputi komunikasi, keamanan, kompetensi, dan sopan
santun.
5) Empati (empathy), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat indivual
atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami
43
keinginan konsumen. Dimana perusahaan diharap memiliki pengertian dan
pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik,
serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
5. Keputusan Pemilihan
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong (2003: 227), keputusan pembelian adalah tahap
dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar
membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
b. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2012 : 188), untuk sampai pada tahap pembelian,
terdapat langkah-langkah dalam proses pembelian dengan suatu tahapan. Proses
pengambilan keputusan meliputi serangkaian tahapan meliputi: pengenalan masalah,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan prilaku pasca
pembelian. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Model lima tahap proses pengambilan keputusan
3.
Sumber: Philip Kotler dan Kevin Keller “ Manajemen Pemasaran“, tahun
2012, hal 188.
1) Pengenalan masalah
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Keputusan Pembelian
Evaluasi Alternativ
Perilaku Pasca-Pembelian
44
Merupakan proses dimana pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan
yang timbul dari rangsangan internal atau rangsangan eksternal.
2) Pencarian informasi
Konsumen yang tertarik terhadap sebuah produk akan mencari informasi
mengenai produk tersebut. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat
memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya.
Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok, antara lain:
a) Sumber pribadi, yaitu keluarga, teman, tetangga dan kenalan.
b) Sumber komersial, yaitu iklan, wiraniaga dan penyalur.
c) Sumber publik, yaitu media masa dan organisasi penentu peringkat konsumen.
d) Sumber pengalaman, yaitu penanganan, pengkajian dan pemakaian produk.
3) Evaluasi alternatif
Menurut Kotler dan Keller (2012 : 192), konsumen mengolah informasi
merek yang bersaing dan membuat penilaian akhir. Tidak ada proses evaluasi
tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen
dalam semua situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan
model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses
yang berorentasi kognitif. Yaitu, model tersebut menganggap konsumen
membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional.
Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi
konsumen yaitu:
a) Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.
b) Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.
45
c) Konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut
dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang
digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.
Para konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut yang
memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar produk tertentu sering dapat
disegmentasikan berdasarkan atribut yang menonjol bagi kelompok konsumen
yang berbeda-beda.
a) Keyakinan dan sikap.
Evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan sikap. Melalui bertindak dan
belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian
memengaruhi perilaku pembelian mereka.
Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang
gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek memengaruhi
keputusan pembelian mereka, yang tak kalah pentingnya dengan keyakinan
adalah sikap.
Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan
yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada
seseorang terhadap obyek atau gagasan tertentu.
b) Model harapan nilai.
Konsumen akhirnya mengambil sikap (keputusan, preferensi) terhadap
berbagai merek melalui prosedur evaluasi tersebut. Mereka mengembangkan
satu perangkat keyakinan tentang tempat masing-masing merek berdiri pada
setiap atribut. Model harapan nilai atas pembentukan sikap menyatakan bahwa
konsumen mengevaluasi produk dan jasa dengan menggabungkan keyakinan
merek mereka (positif maupun negatif) menurut kepentingannya.
46
4) Keputusan pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2012 : 192), dalam tahap evaluasi, para
konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan
pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling
disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima
sub-keputusan: pertama merek (merek ‘A’), kedua dealer (dealer ‘2’), ketiga
kuantitas (sebuah komputer), keempat waktu (akhir pekan), dan yang kelima
metode pembayaran (kartu kredit). Dalam pembelian produk sehari-hari,
keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil.
Dalam beberapa kasus, konsumen bisa mengambil keputusan untuk tidak
secara formal mengevaluasi setiap merek. Dalam kasus lain, faktor-faktor yang
mengintervensi bisa memengaruhi keputusan final.
a) Model pilihan konsumen yang non-kompensasi.
Model harapan nilai adalah model kompensasi dimana hal-hal yang dianggap
baik pada sebuah produk dapat membantu mengatasi hal-hal lain yang dirasa
buruk. Namun, konsumen mungkin tidak ingin menghabiskan begitu banyak
waktu dan energi untuk menilai merek. Dengan model non-kompensasi pada
pilihan konsumen, pertimbangan atribut positif dan negatif tidak perlu
disaring. Mengevaluasi atribut lebih dalam membuat keputusan menjadi lebih
mudah bagi seorang konsumen, tapi juga meningkatkan kemungkinan orang
untuk melakukan pilihan yang berbeda jika dia lebih leluasa menghadapi
rincian yang lebih besar. Disini kita menyoroti tiga warisan pilihan tersebut
yaitu:
47
1) Pada pengalaman konjungtif, konsumen menetapkan satu tingkat minimum
yang dapat diterima untuk setiap atribut dan memilih alternatif pertama yang
memenuhi standar minimum untuk sebuah atribut.
2) Pada pengalaman leksikografik, konsumen memilih merek terbaik
berdasarkan atribut yang dirasakan paling penting.
3) Pada pengalaman eliminasi berdasarkan aspek, konsumen membandingkan
merek pada sebuah atribut yang diseleksi dengan memerhatikan tingkat
probabilitas (dimana probabilitas memilih sebuah atribut itu secara positif
berhubungan dengan arti pentingnya) dan merek dieliminasi jika tidak
memenuhi tingkat minimum yang dapat diterima.
b) Faktor-faktor yang mengganggu
Walaupun konsumen membentuk evaluasi merek, ada beberapa faktor yang
dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian yang
digambarkan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Tahapan antara evaluasi alternatif dan keputusan pembelian
Sumber : Kotler & Keller (2012 : 192).
Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain
mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal:
Niat pembeli
Faktor situasi yang tidak terantisipasi
Sikap orang lain
Keputusan pembelian
48
1) Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai
konsumen.
2) Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang lain
tersebut dengan konsumen, konsumen akan semakin mengubah niat
pembeliannya.
Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul
dan mengubah niat pembelian. Keputusan konsumen untuk memodifikasi,
menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh
resiko yang difikirkan.
Ada beberapa macam jenis resiko yang bisa dirasakan konsumen dalam
membeli dan mengkonsumsi sebuah produk, antara lain:
1) Resiko fungsional, produk tidak berkinerja sesuai harapan dan produk
tidak bernilai sesuai harga yang dibayar.
2) Resiko fisik, produk menimbulkan ancaman terhadap kesejahteraan atau
kesehatan fisik dari pengguna atau orang lain.
3) Resiko sosial, produk menimbulkan rasa malu terhadap orang lain.
4) Resiko psikologis, produk mempengaruhi kesejahteraan mental dari
pengguna.
5) Resiko waktu, kegagalan produk mengakibatkan biaya peluang kerena
menemukan produk lain yang memuaskan.
5) Perilaku pasca pembelian.
49
Menurut Fandy Tjiptono (2014 : 353) kepuasan konsumen adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia
persepsikan dibandingkan dengan harapannya.
Menurut Kotler dan Keller (2012 : 150) kepuasan (satisfaction) adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan
kinerja yang telah dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka.
Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja
sesuai dengan ekspektasi, pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi ekspektasi,
pelanggan akan sangat puas atau senang.
Menurut Kotler (2012 : 210) mengemukakan bahwa ada 5 pihak yang
berperan dalam pengambilan keputusan pembelian, yaitu :
a). Initiator (inisiator)
Individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang, yang mempunyai
kebutuhan atau keinginan tetapi tidak mempunyai kewenangan untuk
melakukannya sendiri.
b). Influencer (pemberi pengaruh)
Individu yang pandangan atau nasihatnya mempengaruhi keputusan.
c). Decider (pembuat keputusan),
Individu yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak apa yang akan
dibeli, bagaimana membelinya, kapan, dan dimana membelinya.
d). Buyer (pembeli)
50
Individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya.
e). User (pengguna)
Individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
B. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya berkaitan dengan
penelitian ini. Penelitian tersebut antara lain:
Penelitian yang dilakukan oleh Mohamad H.P.Wijaya (2013) yang bertujuan
untuk menganalisa pengaruh promosi, citra merek, dan saluran distribusi terhadap
keputusan pembelian jasa terminix di kota Manado dengan menggunakan metode analisis
regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel
promosi, citra merek, dan saluran distribusi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pembelian pada jasa terminix di kota Manado. Selanjutnya, pengujian
hipotesis pada variabel promosi, citra merek, dan saluran distibusi yang berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian jasa terminix cabang Manado.
Penelitian yang dilakukan oleh Aprih Santoso dan Sri Yuni Widowati (2011)
dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas, dan Lokasi terhadap Keputusan
Pembelian (studi kasus pada Kopima USM)” Universitas Semarang. Dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa variabel lokasi mempunyai pengaruh terhadap keputusan
pembelian, hal ini terlihat pada nilai t pada tabel t hitung lebih besar dari t tabel yang
sesuai dengan persyaratan statistik yang ditentukan oleh Hair et al., (2010) yaitu untuk
nilai t harus berada diatas nilai kritis yaitu 1.661.
Penelitian yang dilakukan oleh Denny Daud (2013) yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kualitas jasa terhadap keputusan pembelian baik secara parsial
51
maupun simultan pada PT. Bess Finance di Manado dengan menggunakan metode
analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial
variabel kualitas jasa terhadap keputusan pembelian pada PT. Bess Finance di Manado
berpengaruh positif. Selanjutnya, pengujian pada variabel promosi berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian jasa secara parsial.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Citrawati, dan Sulistiono (2014) dengan
judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa terhadap Keputusan Pembelian” sekolah tinggi
ilmu ekonomi kesatuan Bogor. Pengujian hipotesis pada variabel Lokasi memiliki
pengaruh positif dan signifikasn terhadap variabel keputusan pembelian. Namun variabel
Variabel Produk (X1), Harga (X2), Tempat (Distribusi) (X3), Promosi (X4), Orang (X5),
Proses (X6), Bukti Fisik (X7) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian.
52
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
NO Peneliti (tahun)
Judul penelitian Variabel Hasil penelitian
1 Mohamad H.P. Wijaya (2013)
Pengaruh Promosi, Citra Merek, dan Saluran Distribusi terhadap Keputusan Pembelian Jasa Terminix di kota Manado
Promosi, Citra Merek, dan Saluran Distibusi. Keputusan Pembelian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Adapun penelitian ini dengan terdahulu karena memiliki kesamaan variabel Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian.
2 Aprih Santoso dan, Sri Yuni Widowati (2011)
Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas, dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian
Kualitas Pelayanan, Fasilitas, dan Lokasi. Keputusan Pembelian
Hasil menunjukkan bahwa lokasi mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian. Variabel lokasi mempunyai pengaruh t hitung = 5,942 > t tabel = 1,661 atau signifikansi= 0,004 < 0,05. Adapun penelitian ini dengan terdahulu karena memiliki kesamaan variabel Lokasi terhadap Keputusan Pembelian.
3 Denny Daud (2013)
Analisis Pengaruh Promosi dan Kualitas Layanan terhadap Keputusan Pembelian
Promosi, Kualitas Layanan. Keputusan Pembelian
Hasil menunjukkan bahwa kualitas layanan secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Variabel kualitas pelayanan mempunyai F hitung>F tabel (3.248>2.001) dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,025 (0,000<0,025) Adapun penelitian ini dengan terdahulu karena memiliki kesamaan variabel Kualitas Layanan terhadap Keputusan Pembelian.
53
C. Keterkaitan Antar Variabel
1. Citra merek terhadap keputusan pembelian
Penelitian yang dilakukan oleh Mohamad H.P.Wijaya (2013), hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel citra merek berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian jasa terminix di kota Manado. Berdasarkan penelitian-
penelitian sebelumnya mendorong peneliti ingin menguji kembali apakah variabel
citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian maka
hipotesis yang diajukan adalaha sebagai berikut:
H1: Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel citra merek dengan
keputusan pembelian.
2. Lokasi terhadap keputusan pembelian
Penelitian yang dilakukan oleh Aprih Santoso dan Sri Yuni Widowati (2011) hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel lokasi berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian pada kopima USM di Semarang. Berdasarkan penelitian-
penelitian sebelumnya mendorong peneliti ingin menguji kembali apakah variabel
lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian maka
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
4 Dewi Citrawati dan, Sulistiono (2014)
Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa terhadap Keputusan Pembelian
Produk, Harga, Lokasi, Promosi, Orang, Proses dan Bukti Fisik. Keputusan Pembelian
Hasil penelitian melalui uji t menunjukkan bahwa variabel lokasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian. Adapun penelitian ini dengan terdahulu karena memiliki kesamaan variabel Lokasi terhadap Keputusan Pembelian.
54
H2: Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel lokasi dengan keputusan
pembelian.
3. Kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian
Penelitian yang dilakukan oleh Denny Daud (2013) hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian pada PT. Bess Finance di Manado. Berdasarkan penelitian-penelitian
sebelumnya mendorong peneliti ingin menguji kembali apakah variabel kualitas
pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian maka
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H3: Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kualitas pelayanan dengan
keputusan pembelian.
4. Bauran Pemasaran Jasa terhadap keputusan pembelian.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Citrawati dan Sulistiono (2014),
menunjukkan bahwa secara simultan lokasi berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Hal ini mendorong peneliti untuk menguji apakah terdapat pengaruh
secara simultan antara citra merek, lokasi dan kualitas pelayanan terhadap
keputusan pembelian. Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
H4: Terdapat hubungan yang signifikan antara citra merek, lokasi, dan kualitas
pelayanan terhadap keputusan pembelian.
55
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang digunakan pada penelitian ini secara sistematis dan sederhana
dapat digambarkan sebagai berikut
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Citra Merek (X1) Lokasi (X2) Kualitas Pelayanan (X3)
Keputusan Pemilihan (Y)
Uji Kualitas Data:
1. Uji Validitas 2. Uji Reabilitas
Uji Asumsi Klasik: 1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolonieritas 3. Uji Heteroskedastisitas
Kesimpulan
Uji Regresi Linier Berganda
Uji Koefisien Determinasi
Uji Hipotesis: 1. Uji t 2. Uji F
56
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan penelitian, dan landasan teori maka
dapat diajukan suatu hipotesis yang masih memerlukan pengujian untuk membuktikan
kebenarannya, yaitu:
1. Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara citra merek terhadap keputusan pemilihan.
Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara citra merek terhadap keputusan pemilihan.
2. Ho : β2 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara lokasi terhadap keputusan pemilihan.
Ha : β2 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara lokasi terhadap keputusan pemilihan.
3. Ho : β3 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap keputusan
pemilihan.
Ha : β3 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap keputusan
pemilihan.
4. Ho : β1,2,3 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara citra merek, lokasi, dan kualitas
pelayanan secara simultan terhadap keputusan pemilihan.
Ha : β1,2,3 ≠ 0 ; terdapat pengaruh citra merek, lokasi, dan kualitas pelayanan secara
simultan terhadap keputusan pemilihan.
57
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah bidang pemasaran yang berfokus pada
seberapa besar pengaruh citra merek (X1), lokasi (X2), dan kualitas pelayanan (X3)
sebagai variabel independen terhadap keputusan pemilihan (Y).
Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai Mei 2016. Populasi penelitian ini
adalah para siswa LIA Pamulang. Adapun penelitian ini beralamat Jl. RE Martadinata No.
45 Pamulang Tangerang Selatan - Banten.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 115) selain itu
populasi juga bisa didefinisikan sebagai suatu jumlah keseluruhan yang mencakup
semua anggota yang diteliti (Istijanto, 2009:113). Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa LIA Pamulang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono,
2007:116). Menurut Istijanto (2009:113) sampel adalah sebagai suatu bagian yang
58
ditarik dari populasi. Akibatnya sampel selalu merupakan bagian yang lebih kecil dari
populasi. Adapun teknik penarikan sampel menggunkan teknik nonprobability
sampling.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis adalah metode sampel
Convenience sampling yaitu pengambilan sampel yang sesuai dengan ketentuan atau
persyaratan sampel dari populasi tertentu yang paling mudah dijangkau atau
didapatkan. Misalnya yang terdekat dengan tempat peneliti berdomisili (Hamid,
2012:27). Pengambilan sampel didasarkan pertimbangan bahwa responden sedang
kursus di LIA Pamulang. Sampel yang akan dipilih oleh penulis sebagai sumber data
yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah para siswa LIA Pamulang. Dalam
penelitian ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan teori Roscoe dalam Sugiyono
(2009: 129-130), bahwa ukuran sampel yang layak bila penelitian akan melakukan
analisis multivariat maka jumlah anggota sampel minimal 10 dikali jumlah variabel
yang diteliti. Jumlah variabel dalam penelitian adalah 4, sehingga jumlah sampel yang
dibutuhkan sebanyak 40 (10 x 4) sampel responden pada siswa LIA Pamulang.
C. Metode Pengumpulan Data
Informasi yang dihasilkan oleh riset pemasaran merupakan hasil akhir proses
pengolahan selama berlangsungnya riset. Informasi pada dasarnya berawal dari barang
mentah yang disebut data sehingga sering juga disebut sebagai data mentah (Istijanto,
2009:35). Dalam memperoleh data, penulis menggunakan data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya.
Sedangkan menurut Istijanto (2009:44) data primer yaitu data asli yang dikumpulkan
oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh secara lengkap dari responden melalui daftar pertanyaan yang
59
diajukan. Data primer yang dikumpulkan meliputi data identitas responden, pendapat
responden tentang keputusan pembelian yang menyangkut citra merek, lokasi, dan
kualitas pelayanan pada LIA Pamulang.
Metode pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penyebaran kuesioner pada siswa LIA. Respondennya adalah Siswa yang
sedang kursus di LIA Pamulang. Pengumpulan data akan dilakukan melalui kuesioner
yang diserahkan kepada masing-masing responden terpilih. Dengan kuesioner secara
personal, peneliti dapat berhubungan langsung dengan responden dan dapat
memberikan penjelasan seperlunya. Data dalam penelitian ini didapatkan langsung
dari pengisian kuesioner (angket) oleh responden. Kuesioner pada penelitian ini
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang bersumber dari tiap-tiap indikator variabel
penelitian.
Pertanyaan-pertanyaan pada angket dibuat dengan skala Likert. Skala likert
adalah skala yang digunakan secara luas yang meminta responden menandai derajat
persetujuan atau ketidak setujuan terhadap masing-masing dari serangkaian
pernyataan mengenaik obyek stimulus. Umumnya pengukuran menggunakan lima
kategori respon yang berkisar antara “sangat setuju” dan ”sangat tidak setuju”
(Malhotra, 2009: 298). Skala 1-5 untuk memperoleh data yang bersifat numerical dan
diberi skor atau nilai. Untuk kategori pertanyaan dengan jawaban sangat tidak setuju
atau sangat setuju.
Tabel 3.1
Skala Likert
No Jenis jawaban Bobot
1 Sangat Setuju (SS) 5
60
2 Setuju (S) 4
3 Netral (N) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Malhotra, 2009
Angka 1 (satu) menunjukan bahwa responden memberikan tanggapan yang
bersifat negatif (sangat tidak setuju) terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan,
sedangkan angka 5 (lima) menunjukan tanggapan yang bersifat positif (sangat setuju).
2. Data Sekunder
Menurut Istinjanto (2009:38) data sekunder (Secondary data) berarti kedua
atau bukan secara langsung dari sumbernya melainkan dari pihak lain. Data sekunder
merupakan jenis yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data
ini dapat diperoleh dari literatur-literatur, jurnal-jurnal penelitian terdahulu, majalah,
maupun data dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan. Pada tahap
inilah data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan kebenaran yang
dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi linier berganda. Lalu uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji validitas dan uji reliabilitas.
a. Uji Validitas Data
61
Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan
data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkan. Dengan kata lain, validitas
menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan
butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.
Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel
tertentu.Suatu kuesioner dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
(Sugiyono, 2004:172).
Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya
dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada batasan minimal korelasi 0,30.
Artinya, suatu item dianggap valid jika skor Corrected Total Item Correlation
lebih besar dari 0,30 (Azwar 1999 dalam Priyatno, 2013 : 19).
b. Uji Reliabilitas Data
Uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-
konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam
bentuk kuesioner. Instrumen dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-
benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konstan meskipun
diuji beberapa kali. Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji
statistik Cronbach Alpha if Item Deleted (). Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha>0,60 (Nunnally dalam
Ghozali, 2005).
62
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan tahapaon awal yang digunakan sebelum analisis linier
berganda (Ghozali, 2011: 105). Ketika asumsi tidak terpenuhi, biasanya peneliti
menggunakan berbagai solusi agar asumsinya dapat terpenuhi atau beralih ke metode
yang lebih advance agar asumsinya dapat terselesaikan. Uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji
heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006:160). Ada dua
cara yang sering digunakan untuk menguji normalitas residual, yaitu dengan analisis
grafik (normal P-Plot) regresi dan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov.
Uji normalitas dilakukan dengan melihat normal probability plot (P – Plot)
yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal
akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika menyebar sekitar garis dan mengikuti garis
diagonal, maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal
(Priyatno, 2013:50).
Sedangkan untuk uji normalitas penelitian ini juga menggunakan uji non-
parameterik Kolmogorov-smirnov (K-S) untuk mengetahui signfikansi data
terdistribusi normal. Yaitu dengan cara melihat nilai signifikansi residual (Asym.Sig
2-tailed). Jika signifikansi lebih dari 0,05, maka residual terdistribusi secara normal
(Priyatno, 2013:53).
b. Uji Multikolineraritas
63
Multikolonieritas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau
lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati
sempurna. Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independent (Ghozali,
2011:171). Jika variabel independent saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini
tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independent yang nilai korelasi
antar sesama variabel independent sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut.
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independent banyak yang
tidak signifikan mempengaruhi variabel dependent.
b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independent. Jika antar
variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal
ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya korelasi
yang tinggi antar variabel independent tidak berarti bebas dari
multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek
kombinasi dua atau lebih variabel independent.
c. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya
(2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
variabel independent manakah yang dijelaskan oleh variabel independent
lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independent menjadi
variabel dependent (terikat) dan diregres terhadap variabel independent
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independent yang
terpilih jika dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Jadi nilai
64
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =
1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF
> 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih
dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0.10 sama dengan tingkat
kolinieritas 0.95. Walaupun multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai
tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-
variabel independent mana sajakah yang saling berkolerasi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. (Ghozali, 2011:138)
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi
heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran
(kecil, sedang, besar).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah
dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependent) yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X
adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dengan
analisis jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan
65
telah terjadi heterokedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
3. Uji Hipotesis
a. Uji t (Uji Parsial)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikansi 0,05 (Ghozali, 2005:84-85).
Menurut Duwi Priyatno (2010: 69), dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
a) Ho : β = 0
Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini
berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai
pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.
b) Ha : β ≠ 0
Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini
berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh
secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.
b. Uji F (Uji Simultan)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh
66
semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-
sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali,
2005:84).
Menurut Duwi Priyatno (2010: 67), dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
a) Ho : β1,2,3,4,5 = 0
Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini
berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
terikat.
b) Ha : β1,2,3,4,5 ≠ 0
Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini
berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel
bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Yang bertujuan untuk membuktikan ada
tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas
(Nugroho, 2005: 43).
Rumus regresi linier berganda:
(Bhuono Agung Nugroho, 2005: 43).
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e
67
Keterangan :
Y = Keputusan pemilihan
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b 1 = Koefisien regresi citra merek
X1 = Citra Merek
b2 = Koefisien regresi lokasi
X2 = Lokasi
b3 = Koefisien regresi kualitas pelayanan
X3 = kualitas pelayanan
e = Standar eror
5. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
variabel independent (citra merek, lokasi, dan kualitas pelayanan) menjelaskan variabel
dependent (keputusan pemilihan). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2011:97).
Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap
jumlah variabel independent yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu
variabel independent, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent. Oleh karena itu, banyak
peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat
mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai Adjusted R2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independent ditambahkan ke dalam model
(Ghozali, 2005: 83).
68
Dalam kenyataan nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang
dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati dalam (Ghozali, 2005: 83), jika
dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilainya dianggap nol.
Menurut Nachrowi dan Usman (2006: 108), mengatakan bahwa untuk melihat
besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, salah satu indikator yang
dapat digunakan adalah nilai beta (Standardized Coefficient) yang terdapat pada tabel
‘coefficient’, angka ini dapat menunjukan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat.
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel Penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 59).
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (independent variable) adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(dependent variable) (Sugiyono, 2007: 59). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel bebas adalah citra merek (X1), lokasi (X2), dan kualitas pelayanan (X3).
2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007: 59). Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel terikat adalah keputusan pemilihan (Y).
69
Tabel 3.2
Operasional variabel penelitian
Varibel Subvariabel Indikator Operasional Variabel Skala
Strengthness 1. Penampilan
fisik produk.
2. Keberfungsian
fasilitas
produk.
3. Harga/
penampilan
fasilitas
pendukung.
1. Fasilitas fisik LBPP
LIA lengkap.
2. Biaya kursus LBPP
LIA sesuai fasilitas
yang di dapatkan
siswa.
3. LBPP LIA
memberikan berbagai
pilihan layanan.
Likert
Uniquess 1. Variasi layanan.
2. Variasi harga.
3. Fisik produk.
4. Memiliki variasi
layanan beragam.
5. Menawarkan variasi
harga beragam.
6. Menawarkan jadwal
(jam dan hari)
Likert
70
Citra Merek
(X1)
(Keller
(2013:78)
4. Variasi produk.
5.Penampilan
produk.
6.Cara
penyampaian
informasi.
7.Pedoman privasi
dari perusahaan.
8.Prosedur
pembelian yang
terjamin.
kursus.
7. Menawarkan kursus
sesuai kebutuhan.
8. Citra LBPP LIA
berbeda dengan
pesaing.
9. Informasi LBPP
LIA yang beragam.
10. Menjamin
kerahasian data
siswa.
11. Adanya ketentuan
prosedur dari
perusahaan.
Favourable 1.Kemudahan
merek untuk di
ucapkan.
2.Kemampuan
merek untuk
tetap di ingat.
3.Kesesuaian
merek di mata
konsumen.
12. Merek LBPP LIA
mudah diucapkan.
13. Merek LBPP LIA
mudah diingat.
14. Merek LBPP LIA
sesuai dengan citra
merek yang
disampaikan ke
siswa.
Likert
Akses 1. Mudah di
jangkau sarana
transportasi
umum.
1. Lokasi LBPP LIA
strategis.
Likert
Visibilitas 2. Dapat dilihat 2. Lokasi LBPP LIA
71
Lokasi
(X2)
(Tjiptono,
2014:159)
jelas dari jarak
pandang
normal.
dapat dilihat dari
kejauhan.
Lalu lintas 1. Banyaknya
transportasi
yang lewat.
3. Lokasi LBPP LIA
mudah dijangkau
oleh transportasi
umum dan pribadi.
Fasilitas
perparkiran
2. Lokasi parkir
yang nyaman,
aman.
4. Lokasi parkir LBPP
LIA nyaman dan
aman.
Likert
Ekspansi 3. Tersedianya
tempat yang
cukup luas.
5. Gedung LBPP LIA
memadai.
Lingkungan 4. Pendukung
jasa yang di
tawarkan.
6. Lingkungan LBPP
LIA mendukung
kebutuhan siswa
(misalnya: dekat
rumah makan)
Kompetisi 5. Lokasi
pesaing.
7. Lokasi LBPP LIA
tidak berdekatan
dengan pesaing.
Peraturan
pemerintah
6. Malarang
tempat usaha
melakukan
pencemaran
lingkungan.
8. Menyediakan tempat
kebersihan gedung
(seperti: tempat
sampah).
Tangible
(bukti fisik)
1. Kemampuan
perusahaan
menunjukan
eksistensinya
kepada pihak
1. Penampilan pengajar
LBPP LIA yang
menarik.
Likert
72
Operasional variabel penelitian
Kualitas
Pelayanan
(X3)
Tjiptono
(2014 :282
eksternal.
Reliability
(keandalan)
2. Kemampuan
perusahaan
memberikan
pelayanan
secara akurat
dan
terpercaya.
2. Kompetensi pengajar
LBPP LIA yang
berkualitas.
Responsiveness
(daya
tanggap)
3. Kebijakan
membantu
memberikan
pelayanan
yang cepat
dan tepat.
3. Pengajar LBPP LIA
tanggap terhadap
pertanyaan atau
keluhan.
Likert
Assurance
(Jaminan)
4. Menumbuhkan
rasa percaya
pelanggan
kepada
perusahaan.
4. Cara pengajar LBPP
LIA mudah diterima.
Empathy
(Kepedulian)
5. Memberikan
perhatian yang
tulus dan
bersifat
individual
kepada
pelanggan
yang di
inginkan
konsumen.
5. Pengajar LBPP LIA
peduli terhadap
siswa.
Varibel Subvariabel Indikator Operasional Variabel Skala
73
Keputusan Pembelian
(Y)
Kotler dan Keller
(2012:192)
Pengenalan masalah
1. Proses pembeli
mengenali
sebuah
permasalahan.
1. Adanya kebutuhan
akan kursus bahasa
inggris.
Likert
Pencarian informasi
2.Ketertarikan
konsumen
terhadap
sebuah produk
dalam mencari
informasi.
2. Informasi tempat
kursus dari berbagai
media.
Evaluasi alternativ
3.Penilaian
konsumen
terhadap
sebuah
informasi
merek.
3. Hasil evaluasi minimal 2 alternatif pilihan tempat kursus yang ada.
Keputusan pembelian
4. Membentuk
preferensi atas
merek-merek
yang ada di
dalam
kumpulan
pilihan.
4. Keputusan memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus.
74
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah perkembangan objek penelitian
Yayasan LIA adalah Yayasan yang bergerak di bidang jasa pendidikan
formal dan non-formal, terutama pendidikan bahasa selaku kegiatan intinya.
Yayasan LIA tetap konsisten dalam mengemban amanat para pendirinya yang
diluangkan dalam anggaran dasar yaitu “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”
dengan motto “Sekelumit Karya Mencerdaskan Bangsa”.
Yayasan LIA sadar akan pentingnya bahasa sebagai jembatan menuju ke
semua bidang ilmu pengetahuan dan sebagai alat komunikasi antar bangsa.
Kesadaran ini telah diujudkan dari beberapa kali perubahan organisasi mengarah
ke tatanan manajemen yang sehat dan profesional dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat pengguna jasa yang berubah dari waktu ke waktu. Dengan demikian
pengelolaan pendidikan formal dan non formal serta peningkatan kualitas
pendidikan menjadi andalan kebesaran nama Yayasan Lia di mata masyarakat.
Yayasan LIA didirikan pada tanggal 7 September 1959 yang berawal dari
Lembaga Indonesia Amerika disingkat LIA dan kemudian berubah menjadi
Perhimpunan Persahabatan Indonesia Amerika disingkatkat PPIA. LIA memulai
kegiatannya dibidang pengajaran bahasa Inggris dengan siswa pada saat itu
berjumlah 40 dan sampai tahun 2006 telah berkembang menjadi kurang lebih
60.000 siswa.
75
Agar dapat lebih tekun menjalankan misinya dibidang pendidikan, pada
tahun 1986 dibentuklah Yayasan yang diberi nama Yayasan LIA yang terpisah
secara hukum dari PPIA. Sejak itu LIA menjadi sebuah nama institusi pendidikan
dan bukan lagi suatu akronim atau singkatan. Yayasan LIA mengkhuskan diri di
bidang pendidikan bahasa dan pelatihan profesi seperti komputer, accounting, dan
perhotelan, sedangkan PPIA tetap dengan misinya dibidang kebudayaan. Seiring
dengan perkembangannya, hingga tahun 2006 Yayasan LIA telah memiliki 5 unit
kegiatan yakni: LBPP LIA (Lembaga Bahasa dan Pendidikan Profesi LIA), STBA
LIA (Sekolah Tinggi Bahasa Asing LIA), PP LIA (Pusat Penerbitan LIA), dan
Dapen LIA (Dana Pensiun LIA).
2. Logo, Visi, Misi dan Komitmen Utama LIA
a. Logo LIA
Gambar 4.1
Logo LIA yang berbentuk segitiga berwarna biru mengandung makna api
semangat kerja yang senantiasa menyala, dengan gerak yang dinamis namun
stabil. Garis-garis putih pada puncak segitiga melambangkan keterbukaan,
sesuai dengan kata LIA dengan huruf besar melambangkan karakter yang
kuat.
76
b. Visi LIA
Menjadi pusat pembelajaran yang terbaik dan yang terbesar di Indonesia
melalui program pendidikan dan sarana penunjangnya terutama pendidikan
bahasa.
c. Misi LIA
1) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memenuhi
kebutuhan intelektual, emosional, dan spiritual.
2) Menciptakan suatu struktur organisasi dinamis yang mendukung dan
mempercepat kemungkinan partisipasi pengguna jasa dan mitra usaha
dalam tatanan manajemen yang sehat dan profesional.
3) Meningkatkan kinerja karyawan dan sekaligus unit kegiatan.
4) Mengadakan pengembangan organisasi dan sekaligus merancang sistem
kerjanya secara efektif dan efisien.
5) Memperlancar penyelesaian masalah penting dan mendesak yang
berkaitan dengan dengan adanya pengembangan usaha.
6) Menciptakan rasa ketenangan bekerja melalui sistem imbal jasa yang
layak dan sistem pengembangan karir yang jelas.
3. Perkembangan LIA
Seiring dengan perkembangan LIA di Indonesia, bermula 40 orang siswa
LBPP LIA sekarang melayani rata-rata 70 ribu siswa per tri wulan. Dalam hal ini
dengan adanya program yang bervariasi seperti ‘General English’, ‘English for
Spesific Purpose’, ‘Profesional Education’, ‘Bahasa Indonesia for Expatriates’ dan
program lainnya di 70 cabang yang tersebar di 17 provinsi di Indonesia.
77
Ada lima hal pokok yang dianggap sebagai keunggulan LIA di Indonesia,
sehingga dapat menjadikannya sebagai salah satu pemimpin pasar pada
katagorinya:
a. Mengedepankan kualitas, melalui program dengan tiga ciri khas pembelajaran
di LIA, yaitu Fun Learning (belajar bahasa Inggris dalam suasana rileks dan
menyenangkan), Learning How to Learn (membantu sisa untuk belajar
mandiri), dan Learning More Than Just English (Memperluas wawasan
pembelajar melalui belajar bahasa Inggris).
b. Guru yang berkualitas dan profesional. Dalam hal ini setiap guru di LIA
melalui proses penerimaan yang ketat sebelum mereka mengikuti TEFL
(Teaching English as Foreign Language) untuk memastikan setiap tenaga
didik di LIA memenuhi standar profil guru di LIA yang FIESTA, Fun &
Friendly, Interactive, Explorative, Systematic, Technology Savvy,
Autonomous & Independent.
c. Memiliki teknologi yang tinggi, lokasi yang startegis, dilengkapi fasilitas
Reading Rooms, dan Libraries.
d. Memiliki kurikulum yang mengikuti perkembangan zaman, dengan
menggabungkan “four C’s” sebagai keterampilan di abad ke 21 : creativity
(kreativias), critical thinking (berfikir kritis), collaboration (kolaborasi) dan
communication (komunikasi).
e. LBPP LIA memiliki segudang prestasi di Indonesia, diantaranya : menurut
Word Of Mouth Marketing 2013 versi Majalah SWA, Museum Rekor
Indonesia dengan Menagajar bahasa Inggris secara serentak di tempat
terbanyak, Top Brand for Kids 2014 versi majalah Marketing.
78
B. Pembahasan Hasil Kuesioner
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk mendapatkan data primer peneliti melakukan penyebaran kuesioner
kepada responden yang sedang belajar di tempat kursus LIA Pamulang Gaplek
yang dianggap dapat mewakili dari keseluruhan orang atau siswa yang kursus
bahasa di LIA Pamulang Gaplek.
Sebelum kuesioner disebarkan kepada 40 orang responden, penulis terlebih
dahulu melakukan try out kepada 20 orang responden dengan memberikan 31
item pernyataan untuk menguji valid dan reliabel dari seluruh pernyataan tersebut.
Tabel 4.1
Hasil Try Out untuk Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Item Pernyataan
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
Cronbach’s Alpha if
Item Deleted
Keterangan
Citra Merek (X1)
X1-1 0,864 Valid 0,987 Reliabel
X1-2 0,911 Valid 0,986 Reliabel
X1-3 0,933 Valid 0,986 Reliabel
X1-4 0,903 Valid 0,986 Reliabel
X1-5 0,922 Valid 0,986 Reliabel
X1-6 0,933 Valid 0,986 Reliabel
Bersambung pada halaman berikutnya
Lanjutan Tabel 4.1
Hasil Try Out untuk Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
79
Item
Pernyataan
Corrected
Item-Total
Correlation
keterangan
Cronbach’s
Alpha if
Item
Deleted
Keterangan
Citra Merek (X1)
X1-7 0,903 Valid 0,986 Reliabel
X1-8 0,922 Valid 0,986 Reliabel
X1-9 0,911 Valid 0,986 Reliabel
X1-10 0,933 Valid 0,986 Reliabel
X1-11 0,903 Valid 0,986 Reliabel
X1-12 0,922 Valid 0,986 Reliabel
X1-13 0,933 Valid 0,986 Reliabel
X1-14 0,903 Valid 0,986 Reliabel
Bersambung pada halaman berikutnya
80
Lanjutan Tabel 4.1
Hasil Try Out untuk Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Item
Pernyataan
Corrected
Item-Total
Correlation
keterangan
Cronbach’s
Alpha if
Item
Deleted
Keterangan
Lokasi (X2)
X2-15 0,848 Valid 0,969 Reliabel
X2-16 0,861 Valid 0,968 Reliabel
X2-17 0,853 Valid 0,969 Reliabel
X2-18 0,891 Valid 0,967 Reliabel
X2-19 0,900 Valid 0,966 Reliabel
X2-20 0,909 Valid 0,966 Reliabel
X2-21 0,900 Valid 0,966 Reliabel
X2-22 0,909 Valid 0,966 Realibel
Kualitas Pelayanan (X3)
X3-23 0,851 Valid 0,942 Reliabel
X3-24 0,916 Valid 0,931 Reliabel
X3-25 0,850 Valid 0,943 Reliabel
X3-26 0,865 Valid 0,940 Reliabel
X3-27 0,862 Valid 0,940 Reliabel
Bersambung pada halaman berikutnya
Lanjutan Tabel 4.1
Hasil Try Out untuk Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Item Pernyataan
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
Cronbach’s Alpha if
Item Deleted
Keterangan
Keputusan Pemilihan (Y)
Y-28 0,889 Valid 0,958 Reliabel
Y-29 0,922 Valid 0,948 Reliabel
81
Y-30 0,929 Valid 0,947 Reliabel
Y-31 0,909 Valid 0,953 Reliabel
Sumber: SPSS data primer yang telah diolah, 2016
Hasil try out menunjukkan bahwa dari 31 item pernyataan yang diberikan
kepada 20 responden memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar
dari nilai 0,30 yang berarti semua item pernyataan dinyatakan valid (Duwi
Priyatno 2010: 90). Kemudian dari hasil try out juga, diperoleh data yang
menyatakan bahwa semua item pernyataan nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted
lebih besar dari 0,60 yang berarti semua item dinyatakan reliabel (Ghozali 2005:
41).
2. Deskriptif responden
Jumlah responden yang dianalisis dalam penelitian ini berjumlah 40
responden, yaitu responden yang kursus di LIA Pamulang Gaplek. Adapun
gambaran responden penelitian dari semua sampel yang merupakan siswa LIA
dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristiknya, yaitu berdasarkan jenis
kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan perbulan. Berikut ini akan
dibahas mengenai kondisi dari masing-masing klasifikasi demografis responden
tersebut.
a) Responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.2 Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah Presentase (%)
Laki-laki (L) 24 60
Perempuan (P) 16 40
Total 40 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah, 2016
82
Dari tabel 4.2 diatas diketahui bahwa 40 responden yang kursus di LIA
Pamulang Gaplek terdiri dari 24 atau 60% adalah responden laki-laki dan 16 atau
40% adalah responden perempuan.
b) Responden berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.3 Jumlah responden berdasarkan usia
Usia Jumlah Presentase (%)
< 18 thn 14 35
18 – 25 thn 16 40
26 – 40 thn 8 20
> 40 thn 2 5
Total 40 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah, 2016
Dari tabel 4.3 diatas diketahui bahwa 40 responden yang kursus di LIA
Pamulang Gaplek terdiri dari 14 atau 35% adalah responden berusia <18 tahun, 16
atau 40% adalah responden berusia 18-25 tahun, 8 atau 20% adalah responden
berusia 26-40 tahun dan 2 atau 5% adalah responden berusia >40 tahun.
c) Responden berdasarkan pendidikan
Tabel 4.4
Jumlah responden berdasarkan pendidikan
Pendidikan Jumlah Presentase (%)
sd 6 15
smp 6 15
sma 12 30
S1 10 25
S2 4 10
S3 2 5
83
Total 40 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah, 2016
Dari tabel 4.4 diatas diketahui bahwa 40 responden yang kursus di LIA
Pamulang Gaplek terdiri dari 6 atau 15% adalah responden berpendidikan sd, 6
atau 15% adalah responden berpendidikan smp, 12 atau 30% adalah responden
berpendidikan sma, 10 atau 25% adalah responden berpendidikan s1, 4 atau 10%
adalah responden berpendidikan s2, dan 2 atau 5% adalah responden
berpendidikan s3.
d) Responden berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.5
Jumlah responden berdasarkan pekerjaan
Jenis Pekerjaan Jumlah Presentase (%)
Pelajar/Mahasiswa 29 72,5
Karyawan/swasta 6 15
PNS 2 5
Wiraswasta 1 2,5
Ibu Rumah Tangga 1 2,5
Lainnya 1 2,5
Total 40 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah, 2016
Dari tabel 4.5 diatas diketahui bahwa 40 responden yang kursus di LIA
Pamulang Gaplek terdiri dari 29 atau 72,5% adalah responden sebagai
pelajar/mahasiswa, 6 atau 15% adalah responden yang bekerja sebagai
Karyawan/swasta, 2 atau 5% adalah responden yang bekerja sebagai PNS, 1 atau
84
2,5% adalah responden bekerja sebagai wiraswasta, 1 atau 2,5% responden
sebagai ibu rumah tangga dan 1 atau 2,5% respoden sebagai pekerjaan lain-lain.
e) Deskriptif responden berdasarkan penghasilan per bulan
Tabel 4.6
Jumlah responden berdasarkan penghasilan per bulan
Jenis Pekerjaan Jumlah Presentase (%)
< Rp. 500.000 12 30
Rp. 500.001 s/d Rp.
1.000.000 14 35
Rp. 1.000.001 s/d Rp.
2.000.000 4 10
> Rp. 2.000.000 10 25
Total 40 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah, 2016
Dari tabel 4.6 diatas diketahui bahwa 40 responden yang kursus di LIA
Pamulang Gaplek terdiri dari 12 atau 30% adalah responden yang berpenghasilan
perbulan sebesar < Rp. 500.000, 14 atau 35% adalah responden yang
berpenghasilan perbulan sebesar Rp. 500.001 s/d Rp. 1.000.000, 4 atau 10%
adalah responden yang berpenghasilan perbulan sebesar Rp. 1.000.001 s/d Rp.
2.000.000, 10 atau 25% responden yang berpengeluaran perbulan lebih dari Rp.
2.000.000.
C. Pembahasan Analisis Deskriptif
85
Pada analisis deskriptif ini akan dibahas jawaban-jawaban dari 40 siswa yang
kursus di LIA Pamulang Gaplek terhadap 31 pernyataan berikut:
Tabel 4.7
LBPP LIA memiliki fasilitas fisik yang lengkap
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0
Tidak Setuju (TS) 8 20,0
Netral (N) 14 35,0
Setuju (S) 12 30,0
Sangat Setuju (SS) 6 15,0
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.7 diatas menjelaskan bahwa 0 responden atau 0% menyatakan
sangat tidak setuju, 8 responden atau 20,0% menyatakan tidak setuju, 14 responden
atau 35,0% menyatakan netral, 12 responden atau 30,0% menyatakan setuju dan 6
responden atau 15,0% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan LBPP LIA
memiliki fasilitas fisik yang lengkap.
Tabel 4.8
Biaya kursus LBPP LIA sesuai fasilitas yang
didapatkan siswa
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 2 5,0
Tidak Setuju (TS) 5 12,5
Netral (N) 9 22,5
Setuju (S) 17 42,5
Sangat Setuju (SS) 7 17,5
86
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.8 diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 5,0% menyatakan
sangat tidak setuju, 5 responden atau 12,5% menyatakan tidak setuju, 9 responden
atau 22,5% menyatakan netral, 17 responden atau 42,5% menyatakan setuju dan 7
responden atau 17,5% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan LBPP LIA
sesuai fasilitas yang didapatkan siswa.
Tabel 4.9
LBPP LIA memberikan berbagai pilihan layanan kursus
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 2,5
Tidak Setuju (TS) 10 25,0
Netral (N) 4 10,0
Setuju (S) 18 45,0
Sangat Setuju (SS) 7 17,5
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Dari tabel 4.9 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 2,5% menyatakan
sangat tidak setuju, 10 responden atau 25,0% menyatakan tidak setuju, 4 responden
atau 10,0% menyatakan netral, 18 responden atau 45,0% menyatakan setuju dan 7
responden atau 17,5% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan LBPP LIA
memberikan berbagai pilihan layanan kursus.
Tabel 4.10
LBPP LIA memiliki variasi layanan yang beragam
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0
Tidak Setuju (TS) 10 25,0
87
Netral (N) 9 22,5
Setuju (S) 13 32,5
Sangat Setuju (SS) 8 20,0
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.10 diatas menjelaskan bahwa 0 responden atau 0% sangat tidak setuju,
10 responden atau 25,0% tidak setuju, 9 responden atau 22,5% netral, 13 responden
atau 32,5% setuju dan 8 responden atau 20,0% sangat setuju dengan LBPP LIA
memiliki variasi layanan yang beragam.
Tabel 4.11
LBPP LIA menawarkan variasi harga yang beragam
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0
Tidak Setuju 6 15,0
Netral (N) 10 25,0
Setuju (S) 11 27,5
Sangat Setuju (SS) 13 32,5
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.11 diatas menjelaskan bahwa 0 responden atau 0% sangat tidak setuju, 6
responden atau 15,0% tidak setuju, 10 responden atau 25,0% netral, 11 responden
atau 27,5% setuju dan 13 responden atau 32,5% sangat setuju dengan LBPP LIA
memiliki variasi harga yang beragam.
Tabel 4.12
88
Jadwal kursus LBPP LIA sesuai kebutuhan siswa
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 2,5
Tidak Setuju (TS) 9 22,5
Netral (N) 5 12,5
Setuju (S) 18 45,0
Sangat Setuju (SS) 7 17,5
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.12 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 2,5% sangat tidak setuju,
9 responden atau 22,5% menyatakan tidak setuju, 5 responden atau 12,5%
menyatakan netral, 18 responden atau 45,0% responden menyatakan setuju dan 7
responden atau 17,5% menyatakan sangat setuju dengan Jadwal kursus LBPP LIA
sesuai kebutuhan siswa.
Tabel 4.13
LBPP LIA menawarkan pilihan kursus sesuai kebutuhan
siswa
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 2 5,0
Tidak Setuju (TS) 4 10,0
Netral (N) 7 17,5
Setuju (S) 15 37,5
Sangat Setuju (SS) 12 30,0
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
89
Tabel 4.13 diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 5,0% sangat tidak setuju,
4 responden atau 10,0% menyatakan tidak setuju, 7 responden atau 17,5%
menyatakan netral, 15 responden atau 37,5% menyatakan setuju dan 12 atau 30,0%
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan LBPP LIA rmenawarkan pilihan
kursus sesuai kebutuhan siswa.
Tabel 4.14
LBPP LIA memiliki citra yang berbeda dengan pesaing
lainnya
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0
Tidak Setuju (TS) 11 27,5
Netral (N) 12 30,0
Setuju (S) 8 20,0
Sangat Setuju (SS) 9 22,5
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.14 diatas menjelaskan bahwa 0 responden atau 0% sangat tidak setuju,
11 responden atau 27,5% menyatakan tidak setuju, 12 responden atau 30,0%
menyatakan netral, 8 responden atau 20,0% menyatakan setuju dan 9 responden atau
22,5% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa LBPP LIA memiliki
citra yang berbeda dengan pesaing lainnya.
Tabel 4.15
LBPP LIA memiliki informasi tentang LIA yang di
promosikan melalui berbagai media
Frequency Percent
90
Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0
Tidak Setuju (TS) 7 17,5
Netral (N) 6 15,0
Setuju (S) 18 45,0
Sangat Setuju (SS) 9 22,5
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.15 diatas menjelaskan bahwa 0 responden atau 0% sangat tidak setuju, 7
responden atau 17,5% menyatakan tidak setuju, 6 responden atau 15,0% menyatakan
netral, 18 responden atau 45,0% menyatakan setuju dan 9 responden atau 22,5%
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa LBPP LIA memiliki informasi
tentang LIA yang di promosikan melalui berbagai media.
Tabel 4.16
LBPP LIA menjamin kerahasiaan data siswa
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 2 5,0
Tidak Setuju (TS) 5 12,5
Netral (N) 5 12,5
Setuju (S) 22 55,0
Sangat Setuju (SS) 6 15,0
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.16 diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 5,0% sangat tidak setuju,
5 responden atau 12,5% menyatakan tidak setuju, 5 responden atau 12,5%
menyatakan netral, 22 responden atau 55,0% menyatakan setuju dan 6 responden atau
15,0% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa LBPP LIA menjamin
kerahasiaan data siswa.
91
Tabel 4.17
LBPP LIA memberikan layanan sesuai prosedurnya
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 2,5
Tidak Setuju (TS) 10 25,0
Netral (N) 6 15,0
Setuju (S) 11 27,5
Sangat Setuju (SS) 12 30,0
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.17 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 2,5% sangat tidak setuju,
10 responden atau 25,0% menyatakan tidak setuju, 6 responden atau 15,0%
menyatakan netral, 11 responden atau 27,5% menyatakan setuju dan 12 responden
atau 30,0% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa LBPP LIA
memberikan layanan sesuai prosedurnya.
Tabel 4.18
Merek LBPP LIA mudah diucapkan
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 2 5,0
Tidak Setuju (TS) 5 12,5
Netral (N) 18 45,0
Setuju (S) 11 27,5
Sangat Setuju (SS) 4 10,0
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.18 diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 5,0% sangat tidak setuju,
5 responden atau 12,5% menyatakan tidak setuju, 18 responden atau 45,0%
menyatakan netral, 11 responden atau 27,5% menyatakan setuju dan 4 responden atau
92
10,0% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa Merek LBPP LIA
mudah diucapkan.
Tabel 4.19
Merek LBPP LIA mudah diingat
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 2,5
Tidak Setuju (TS) 7 17,5
Netral (N) 6 15,0
Setuju (S) 19 47,5
Sangat Setuju (SS) 7 17,5
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.19 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 2,5% sangat tidak
setuju, 7 responden atau 17,5% menyatakan tidak setuju, 6 responden atau 15,0%
menyatakan netral, 19 responden atau 47,5% menyatakan setuju dan 7 responden atau
17,5% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa Merek LBPP LIA
mudah diingat.
Tabel 4.20
Merek LBPP LIA memilih citra sesuai ekspektasi siswa
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 2,5
Tidak Setuju (TS) 7 17,5
Netral (N) 4 10,0
Setuju (S) 20 50,0
Sangat Setuju (SS) 8 20,0
93
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.20 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 2,5% sangat tidak
setuju, 7 responden atau 17,5% menyatakan tidak setuju, 4 responden atau 10,0%
menyatakan netral, 20 responden atau 50,0% menyatakan setuju dan 8 responden atau
20,0% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa Merek LBPP LIA
memilih citra sesuai ekspektasi siswa.
Tabel 4.21
Lokasi LBPP LIA strategis
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 2 5,0
Tidak Setuju (TS) 6 15,0
Netral (N) 3 7,5
Setuju (S) 15 37,5
Sangat Setuju (SS) 14 35,0
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.21 diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 5,0% sangat tidak
setuju, 6 responden atau 15,0% menyatakan tidak setuju, 3 responden atau 7,5%
menyatakan netral, 15 responden atau 37,5% menyatakan setuju dan 14 responden
atau 35,0% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa lokasi LBPP LIA
strategis.
Tabel 4.22
Lokasi LBPP LIA dapat dilihat dari kejauhan
Frequency Percent
94
Sangat Tidak Setuju (STS) 4 10,0
Tidak Setuju (TS) 5 12,5
Netral (N) 2 5,0
Setuju (S) 21 52,5
Sangat Setuju (SS) 8 20,0
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.22 diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 10,0% sangat tidak
setuju, 5 responden atau 12,5% menyatakan tidak setuju, 2 responden atau 5,0%
menyatakan netral, 21 responden atau 52,5% menyatakan setuju dan 8 responden atau
20,0% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa lokasi LBPP LIA dapat
dilihat dari kejauhan.
Tabel 4.23
Lokasi LBPP LIA mudah dijangkau oleh transportasi umum
dan pribadi
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 4 10,0
Tidak Setuju (TS) 2 5,0
Netral (N) 8 20,0
Setuju (S) 13 32,5
Sangat Setuju (SS) 13 32,5
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.23 diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 10,0% sangat tidak
setuju, 2 responden atau 5,0% menyatakan tidak setuju, 8 responden atau 20,0%
menyatakan netral, 13 responden atau 32,5% menyatakan setuju dan 13 responden
95
atau 32,5% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa lokasi LBPP LIA
mudah dijangkau oleh transportasi umum dan pribadi.
Tabel 4.24
Lokasi parkir LBPP LIA aman
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 4 10,0
Tidak Setuju (TS) 5 12,5
Netral (N) 4 10,0
Setuju (S) 20 50,0
Sangat Setuju (SS) 7 17,5
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.24 diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 10,0% sangat tidak
setuju, 5 responden atau 12,5% menyatakan tidak setuju, 4 responden atau 10,0%
menyatakan netral, 20 responden atau 50,0% menyatakan setuju dan 7 responden atau
17,5% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa lokasi parkir LBPP LIA
aman.
Tabel 4.25
Luas gedung LBPP LIA memadai
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 2,5
Tidak Setuju (TS) 7 17,5
Netral (N) 2 5,0
Setuju (S) 14 35,0
Sangat Setuju (SS) 16 40,0
96
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.25 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 2,5% sangat tidak
setuju, 7 responden atau 17,5% menyatakan tidak setuju, 2 responden atau 5,0%
menyatakan netral, 14 responden atau 35,0% menyatakan setuju dan 16 responden
atau 40,0% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa luas gedung LBPP
LIA memadai.
Tabel 4.26
Lingkungan LBPP LIA mendukung siswa (seperti; dekat
rumah makan)
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 4 10,0
Tidak Setuju (TS) 5 12,5
Netral (N) 1 2,5
Setuju (S) 17 42,5
Sangat Setuju (SS) 13 32,5
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.26 diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 10,0% sangat tidak
setuju, 5 responden atau 12,5% menyatakan tidak setuju, 1 responden atau 2,5%
menyatakan netral, 17 responden atau 42,5% menyatakan setuju dan 13 responden
atau 32,5% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa lingkungan LBPP
LIA mendukung siswa (seperti; dekat rumah makan).
Tabel 4.27
Lokasi LBPP LIA tidak berdekatan dengan pesaing
97
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 2,5
Tidak Setuju (TS) 7 17,5
Netral (N) 2 5,0
Setuju (S) 15 37,5
Sangat Setuju (SS) 15 37,5
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.27 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 2,5% sangat tidak
setuju, 7 responden atau 17,5% menyatakan tidak setuju, 2 responden atau 5,0%
menyatakan netral, 15 responden atau 37,5% menyatakan setuju dan 15 responden
atau 37,5% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa lokasi LBPP LIA
tidak berdekatan dengan pesaing.
Tabel 4.28
LBPP LIA menyediakan tempat sampah guna menjaga
kebersihan lingkungan
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 2,5
Tidak Setuju (TS) 2 5,0
Netral (N) 9 22,5
Setuju (S) 16 40,0
Sangat Setuju (SS) 12 30,0
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.28 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 2,5% sangat tidak
setuju, 2 responden atau 5,0% menyatakan tidak setuju, 9 responden atau 22,5%
menyatakan netral, 16 responden atau 40,0% menyatakan setuju dan 12 responden
98
atau 30,0% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa LBPP LIA
menyediakan tempat sampah guna menjaga kebersihan lingkungan.
Tabel 4.29
Penampilan pengajar LBPP LIA yang menarik
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 2 5,0
Tidak Setuju (TS) 5 12,5
Netral (N) 3 7,5
Setuju (S) 23 57,5
Sangat Setuju (SS) 7 17,5
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.29 diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 5,0% sangat tidak
setuju, 5 responden atau 12,5% menyatakan tidak setuju, 3 responden atau 7,5%
menyatakan netral, 23 responden atau 57,5% menyatakan setuju dan 7 responden atau
17,5% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa penampilan pengajar
LBPP LIA yang menarik.
Tabel 4.30
Pengajar LBPP LIA kompeten
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 2 5,0
Tidak Setuju (TS) 5 12,5
Netral (N) 3 7,5
Setuju (S) 20 50,0
Sangat Setuju (SS) 10 25,0
99
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.30 diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 5,0% sangat tidak
setuju, 5 responden atau 12,5% menyatakan tidak setuju, 3 responden atau 7,5%
menyatakan netral, 20 responden atau 50,0% menyatakan setuju dan 10 responden
atau 25,0% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa pengajar LBPP LIA
kompeten.
Tabel 4.31
Pengajar LBPP LIA tanggap terhadap pertanyaan atau
keluhan
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 3 7,5
Tidak Setuju (TS) 7 17,5
Netral (N) 2 5,0
Setuju (S) 14 35,0
Sangat Setuju (SS) 14 35,0
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.31 diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 7,5% sangat tidak
setuju, 7 responden atau 17,5% menyatakan tidak setuju, 2 responden atau 5,0%
menyatakan netral, 14 responden atau 35,0% menyatakan setuju dan 14 responden
atau 35,0% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan Anda pengajar LBPP LIA
tanggap terhadap pertanyaan atau keluhan.
Tabel 4.32
Metode pengajar LBPP LIA mudah diterima
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 4 10,0
Tidak Setuju (TS) 5 12,5
100
Netral (N) 3 7,5
Setuju (S) 16 40,0
Sangat Setuju (SS) 12 30,0
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.32 diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 10,0% sangat tidak
setuju, 5 responden atau 12,5% menyatakan tidak setuju, 3 responden atau 7,5%
menyatakan netral, 16 responden atau 40,0% menyatakan setuju dan 12 responden
atau 30,0% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan Anda metode pengajar
LBPP LIA mudah diterima.
Tabel 4.33
Pengajar LBPP LIA Pamulang memiliki kepedulian
terhadap siswa
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 3 7,5
Tidak Setuju (TS) 4 10,0
Netral (N) 3 7,5
Setuju (S) 21 52,5
Sangat Setuju (SS) 9 22,5
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.33 diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 7,5% sangat tidak
setuju, 4 responden atau 10,0% menyatakan tidak setuju, 3 responden atau 7,5%
menyatakan netral, 21 responden atau 52,5% menyatakan setuju dan 9 responden atau
22,5% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan Anda pengajar LBPP LIA
Pamulang memiliki kepedulian terhadap siswa.
101
Tabel 4.34
Ketika membutuhkan tempat kursus, saya lebih memilih
LBPP LIA
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 2,5
Tidak Setuju (TS) 7 17,5
Netral (N) 3 7,5
Setuju (S) 15 37,5
Sangat Setuju (SS) 14 35,0
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.34 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 2,5% menyatakan
sangat tidak setuju, 7 responden atau 17,5% menyatakan tidak setuju, 3 responden
atau 7,5% menyatakan netral, 15 responden atau 37,5% menyatakan setuju, dan 14
responden atau 35,0% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan Anda ketika
membutuhkan tempat kursus, saya lebih memilih LBPP LIA.
Tabel 4.35
Saya mengikuti LBPP LIA setelah mendapatkan berbagai
informasi dari media masa
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 3 7,5
Tidak Setuju (TS) 6 15,0
Netral (N) 2 5,0
Setuju (S) 13 32,5
Sangat Setuju (SS) 16 40,0
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.35 diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 7,5% menyatakan
sangat tidak setuju, 6 responden atau 15,0% menyatakan tidak setuju, 2 responden
atau 5,0% menyatakan netral, 13 responden atau 32,5% menyatakan setuju, dan 16
102
responden atau 40,0% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan Anda saya
mengikuti LBPP LIA setelah mendapatkan berbagai informasi dari media masa.
Tabel 4.36
Dari berbagai alternatif tempat kursus yang ada, saya
memutuskan untuk memilih LBPP LIA
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 4 10,0
Tidak Setuju (TS) 5 12,5
Netral (N) 1 2,5
Setuju (S) 14 35,0
Sangat Setuju (SS) 16 40,0
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
Tabel 4.36 diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 10,0% menyatakan
sangat tidak setuju, 5 responden atau 12,5% menyatakan tidak setuju, 1 responden
atau 2,5% menyatakan netral, 14 responden atau 35,0% menyatakan setuju, dan 16
responden atau 40,0% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan Anda dari
berbagai alternatif tempat kursus yang ada, saya memutuskan untuk memilih LBPP
LIA.
Tabel 4.37
Saya memutuskan untuk memilih LBPP LIA sebagai tempat
kursus dibandingkan merek yang lain
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 2 5,0
Tidak Setuju (TS) 7 17,5
Netral (N) 2 5,0
Setuju (S) 19 47,5
Sangat Setuju (SS) 10 25,0
Total 40 100,0
Sumber: Olah data kuesioner, 2016
103
Tabel 4.37 diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 5,0% menyatakan
sangat tidak setuju, 7 responden atau 17,5% menyatakan tidak setuju, 2 responden
atau 5,0% menyatakan netral, 19 responden atau 47,5% menyatakan setuju, dan 10
responden atau 25,0% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan Anda saya
memutuskan untuk memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus dibandingkan merek
yang lain.
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik dan layak
digunakan adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2005:
110).
Gambar 4.2 Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas
104
Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2016
Berdasarkan gambar 4.2 di atas grafik normal p-plot, dapat disimpulkan bahwa
dalam grafik normal p-plot terlihat titik menyebar disekitar garis diagonal, dan
penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar. Berarti dari grafik ini
menunjukkan bahwa model regresi sesuai asumsi normalitas dan layak
digunakan.
105
Tabel 4.38
Hasil Uji One-Sample Komogorov-Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.49524347
Most Extreme Differences Absolute .097
Positive .074
Negative -.097
Kolmogorov-Smirnov Z .613
Asymp. Sig. (2-tailed) .847
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Tabel 4.38 menunjukkan hasil statistik dari uji normalitas memperlihatkan Nilai
A Simp Sig (2-tailed) sebesar 0,847 lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa data
terdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
Multikolinieritas yaitu dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan
nilai tolerance. Model regresi dikatakan bebas dari Multikolinieritas apabila nilai
VIF < 10, dan nilai tolerance> 0,1 (10%). (Ghozali 2005 : 91).
Hasil pengujian VIF dari model regresi dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.39
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
106
Sumber : hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2016
Hasil tabel diatas perhitungan nilai Variance Inflation Faktor (VIF) menunjukkan
nilai-nilai VIF variabel citra merek 5,064, lokasi 4,990 dan kualitas pelayanan
9,194 ini menunjukan tidak ada satu variabel independenpun yang memiliki nilai
VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonearitas
antara variabel independen dalam model regresi. Hasil perhitungan juga
menunjukan nilai Tolerance masing-masing variabel yaitu, citra merek sebesar
0,197, lokasi sebesar 0,200, dan kualitas pelayanan sebesar 0,109. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance
kurang dari 0,10 (Tolerance< 0,10), maka hasilnya adalah tidak terjadi
Multikolinieritas dalam model regresi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Imam
Ghozali (2005: 91), bahwa nilai cutoff yang umum dipakai untuk menilai adanya
Multikolinieritas adalah jika nilai VIF >10 atau nilai tolerance< 0,10.
3. Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka disebut
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 1.757 1.068 1.645 .109
CM_x1 .093 .045 .243 2.067 .046 .197 5.064
LOK_x2 .161 .065 .288 2.473 .018 .200 4.990
KUPEL_x3 .401 .138 .460 2.909 .006 .109 9.194
a. Dependent Variable: KUPPEM_y
107
homoskesdastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. (Ghozali
2005:105).
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2016
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak
membentuk pola yang jelas tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model
regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan
pemilihan berdasarkan masukan variabel independen (bebas) citra merek, lokasi
dan kualitas pelayanan. Sesuai dengan pernyataan Imam Ghozali (2005:105),
bahwa jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), dan jika
tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah
angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 4.40
Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser
108
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.757 1.068 1.645 .109
CM .093 .045 .243 2.067 .046
LOK .161 .065 .288 2.473 .018
KUPEL .401 .138 .460 2.909 .006
a. Dependent Variable: KUPPEM
Interprestasi :
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai signifikasi variabel Citra Merek
(X1) sebesar 0,046 lebih kecil dari 0,05, artinya terjadi heteroskedastisitas pada
variabel Citra Merek (X1). Sementara itu diketahui bahwa nilai signifikasi
variabel Lokasi (X2) sebesar 0,018 lebih kecil dari 0,05, artinya terjadi
heteroskedastisitas pada variabel Lokasi (X2). Selanjutnya diketahui bahwa nilai
signifikasi variabel Kualitas Pelayanan (X3) sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05,
artinya terjadi heteroskedastisitas pada variabel Kualitas Pelayanan (X3).
4. Uji Hipotesis
a) Uji t (parsial)
Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji
pada tingkat signifikasi 0,05 (Ghozali, 2009:84).
Tabel 4.41
Uji Signifikasi Parsial ( Uji t)
109
Sum
ber :
hasil
outp
ut
SPSS
data
primer yang telah diolah 2016
Hasil uji t hitung pada tabel coefficient diatas dapat diketahui pengaruh
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen diketahui hasil
sebagai berikut:
1) Pengaruh citra merek terhadap keputusan pemilihan:
a) Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara citra merek terhadap
keputusan pemilihan
b) Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara citra merek terhadap keputusan
pemilihan
Hasil uji t variabel citra merek (X1) terhadap keputusan pemilihan (Y)
menunjukkan nilai signifikansi 0,046 < 0,05. Karena sig. > α, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresi pada
variabel citra merek signifikan. Artinya citra merek secara parsial (individu)
berpengaruh terhadap keputusan pemilihan.
Penelitian ini sesuia sebelumnya yang dilakukan oleh Mohamad .P. Wijaya
(2013) yang berjudul “Analisis pengaruh promosi, citra merek dan Saluran
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.757 1.068 1.645 .109
CM_x1 .093 .045 .243 2.067 .046
LOK_x2 .161 .065 .288 2.473 .018
KUPEL_x3 .401 .138 .460 2.909 .006
a. Dependent Variable: KUPPEM_y
110
Distribusi terhadap keputusan pembelian jasa Terminix di kota Manado”, hasil
penelitian melalui uji t menunjukkan bahwa variabel promosi, citra merek, dan
saluran distibusi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
2) Pengaruh lokasi terhadap keputusan pemilihan:
a) Ho : β3 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara lokasi terhadap keputusan
pemilian
b) Ha : β3 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara lokasi terhadap keputusan
pemilihan
Hasil uji t variabel lokasi (X2) terhadap keputusan pemilihan (Y)
menunjukkan nilai signifikansi 0,018 < 0,05. Karena sig. < α, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresi pada
variabel lokasi signifikan. Artinya variabel lokasi secara parsial (individu)
berpengaruh terhadap keputusan pemilihan.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Apri Santoso dan Sri Yuni
Widowati (2011) yang berjudul “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan,
Fasilitas, dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian pada Koperasi
Mahasiswa Semarang (Kopima USM)”, hasil penelitian menunjukkan bahwa
kualitas pelayanan, fasilitas, dan lokasi berpengaruh positif terhadap
keputusan pemilihan.
3) Pengaruh kualitas pelayanan terhadap keputusan pemilihan:
a) Ho : β4 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap
keputusan pemilihan
b) Ha : β4 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap
keputusan pemilihan
111
Hasil uji t variabel kualitas pelayanan (X3) terhadap keputusan pemilihan (Y)
menunjukkan nilai signifikansi 0,006 < 0,05. Karena sig. < α, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresi pada
variabel kualitas pelayanan signifikan. Artinya variabel kualitas pelayanan
secara parsial (individu) berpengaruh terhadap keputusan pemilihan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Denny Daud (2013) yang berjudul “Analisis Pengaruh Promosi dan Kualitas
Layanan Terhadap Keputusan Pembelian pada Jasa Pembiayaan PT. Bess
Finance di kota Manado”, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
promosi dan kualitas layanan berpengaruh terhadap keputusan pemilihan.
b) Uji F (simultan)
Uji statistik F menunjukan apakah semua variabel independen atau bebaas
yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk
mengetahui semua pengaruh variabel independen yang diuji pada tingkat
signifikan 0,05 (Ghozali, 2005). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
1) Ha : β1,2,3,4,≠ 0 ; terdapat pengaruh antara citra merek, lokasi, dan kualitas
pelayanan secara simultan terhadap keputusan pemilihan.
2) Ho : β1,2,3,4, = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara citra merek, lokasi, dan
kualitas pelayanan secara simultan terhadap keputusan pemilihan.
Tabel 4.42
Uji signfikansi F (simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
112
1 Regression 803.206 3 267.735 110.540 .000a
Residual 87.194 36 2.422
Total 890.400 39
a. Predictors: (Constant), KUPEL_x3, LOK_x2, CM_x1
b. Dependent Variable: KUPPEM_y
Nilai F hitung yang diperoleh 110.540 dengan tingkat signifikasi 0,000 karena tingkat
signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka model regresi ini dapat dipakai untuk variabel
keputusan pemilihan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa variabel citra merek,
lokasi, dan kualitas pelayanan secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel keputusan pemiihan.
5. Uji Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi
linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan sebagai alat analisis
statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang
berpengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dimana variabel
yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Untuk menentukan
persamaan regresi, maka dapat dilihat pada tabel berikut:
113
Tabel 4.43
Hasil regresi linier berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1.757 1.068 1.645 .109
Citra Merek .093 .045 .243 2.067 .046
Lokasi .161 .065 .288 2.473 .018
Kualitas Pelayanan .401 .138 .460 2.909 .006
a. Dependent Variable: Keputusan pembelian Sumber : hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2016
Berdasarkan tabel Coefficients diatas dapat diperoleh persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
Y = 1,757 + 0,093 X1 + 0,161 X2 + 0,401 X3 + e
keterangan:
Y = Keputusan pemilihan
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b 1 = Koefisien regresi citra merek
X1 = Citra Merek
b2 = Koefisien regresi lokasi
X2 = Lokasi
b3 = Koefisien regresi kualitas pelayanan
X3 = Kualitas Pelayanan
e = Standar eror
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai a sebesar 1,757 berarti jika X1 (citra merek), X2 (lokasi), dan X3
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e
114
(kualitas pelayanan) bernilai 0, maka keputusan pemilihan akan bernilai
1,757.
b. Koefisien regresi dari variabel X1 (citra merek) sebesar 0,093 menyatakan
bahwa Y (keputusan pemilihan) akan meningkat sebesar 0,093 untuk
setiap tambahan satu satuan X1 (citra merek) dengan asumsi
variabel lain konstan. Jadi apabila citra merek mengalami peningkatan satu
satuan, maka keputusan pemilihan akan meningkat sebesar 0,093.
c. Koefisien regresi dari variabel X2 (lokasi) sebesar 0,161 menyatakan
bahwa Y (keputusan pemilihan) akan meningkat sebesar 0,161 untuk
setiap tambahan satu satuan X2 (lokasi) dengan asumsi variabel lain
konstan. Jadi apabila lokasi mengalami peningkatan satu satuan, maka
keputusan pemilihan akan meningkat sebesar 0,161.
d. Koefisien regresi dari variabel X3 (kualitas pelayanan) sebesar 0,401
menyatakan bahwa Y (keputusan pemilihan) akan meningkat sebesar 0,401
untuk setiap tambahan satu satuan X3 (kualitas pelayanan) dengan
asumsi variabel lain konstan. Jadi apabila kualitas pelayanan mengalami
peningkatan satu satuan, maka keputusan pemilihan akan meningkat sebesar
0,401.
Untuk mengetahui diantara variabel bebas tersebut yang berpengaruh
paling dominan terhadap variabel terikat dapat dilihat dari nilai koefisien
beta masing-masing. Koefisien beta merupakan nilai dari koefisien regresi yang
telah distandarisasi dan berguna untuk membandingkan mana di antara variabel
bebas yang dominan terhadap variabel terikat.
Dari tabel dapat dilihat nilai koefisien beta untuk masing-masing
variabel bebas tersebut:
115
1. Nilai koefisien beta X1 (Citra Merek) adalah 0,093.
2. Nilai koefisien beta X2 (Lokasi) adalah 0,161.
3. Nilai koefisien beta X3 (Kualitas Pelayanan) adalah 0,401.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa diantara variabel bebas dalam
penelitian ini yang lebih dominan pengaruhnya adalah kualitas pelayanan yaitu
sebesar 0,401 atau 40,1%.
6. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependennya yang dilihat
melalui R square. Untuk mengetahui determinasi variabel yang diteliti dapat
dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.44
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .950a .902 .894 1.556
a. Predictors: (Constant), KUPEL_x3,LOK_x2,CM_x1
b. Dependent Variable: KUPEM_Y
Sumber : hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2016
Dari tabel diatas diketahui nilai koefisien R sebesar 0,950 mengandung arti bahwa
hubungan antara variabel citra merek, lokasi, kualitas pelayanan dengan
keputusan pemilian sebesar 0,950 atau mempunyai hubungan yang sangat kuat
(Sugiono dalam Duwi Priyatno, 2010: 65).
Nilai koefisien R2(Adjusted R square) 0,894 hasil ini menunjukan bahwa 89,4%
variabel keputusan pemilihan dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel
independen (citra merek, lokasi, dan kualitas pelayanan). R square berkisar pada
116
angka 0-1, dengan catatan semakin besar angka R square maka semakin kuat
hubungan dari ketiga variabel dalam model regresi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa 89,4% keputusan pemilihan dapat dijelaskan oleh
variabel citra merek, lokasi, dan kualitas pelayanan. Dan selisihnya 10,6% (100%
- 89,4%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
seperti variabel word of mouth, inovasi, gaya hidup, promosi dan lain-lain yang
secara teori dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya berpengaruh terhadap
keputusan pemilihan.
117
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data tentang penilaian responden
terhadap pengaruh citra merek, lokasi, dan kualitas pelayanan terhadap keputusan
pemilihan kursus Bahasa Inggris LIA Pamulang, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
1. Secara parsial citra merek mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan
pemilihan kursus Bahasa Inggris LIA Pamulang.
2. Secara parsial lokasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pemilihan
kursus Bahasa Inggris LIA Pamulang.
3. Secara parsial kualitas pelayanan mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan
pemilihan kursus Bahasa Inggris LIA Pamulang.
4. Berdasarkan hasil uji F variabel citra merek, lokasi, dan kualitas pelayanan
mempunyai pengaruh signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap keputusan
pemilihan kursus Bahasa Inggris LIA Pamulang.
118
B. Saran
Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa saran yang disampaikan, yaitu:
1. Menurut data deskriptif usia responden mayoritas responden LBPP LIA berada di
dominasi oleh usia anak – remaja dewasa. Untuk itu LBPP LIA sebaiknya jangan
hanya mempromosikan lewat media saja atau advertising, melainkan lebih
diperbanyak untuk direct atau langsung secara publicity (pendekatan kepada
masyarakat agar lebih dikenal) seperti: langsung mengenalkan betapa pentingnya
kemampuan Bahasa Inggris terlebih lagi Indonesia sebentar lagi akan memasuki pasar
perdagangan bebas seperti: CAFTA dan AFTA. Sehingga dengan diberikan
penjelasan oleh LBPP LIA pastinya akan mendorong kemauan para calon siswa untuk
belajar di LBPP LIA. Satu hal yang terpenting adalah dengan kita banyak memiliki
kemampuan atau skill tidak akan menambah miskin dan bodoh, karena ilmu adalah
jendela dunia, terlebih lagi Bahasa Inggris saat ini merupakan bahasa Internasional
yang diharuskan kita kuasai dalam berkomunikasi.
2. Sesuai pembahasan pada tabel 4.10 tentang pernyataan LBPP LIA memiliki variasi
layanan yang beragam adapun hasilnya >45% dalam persentase. Maka dapat
disimpulkan bahwa LIA Pamulang dalam hal ini kurang memiliki variasi layanan
yang beragam. Oleh karena itu, sebaiknya LIA Pamulang melakukan perbaikan pada
variasi layanan yang ada saat ini, agar para siswa yang ada tidak jenuh bahkan pinda
ke tempat kursus atau kompetitor LIA. Adapun beberapa langkah yang bisa diambil
seperti :
a. Melakukan penambahan layanan bagi usia 26 – 40 tahun dan > 40 tahun
dengan memberikan skill tambahan (layanan teaching untuk guru atau
dosen, korporate untuk bisnis atau perusahaan, sains untuk penelitian,
translate untuk penerjemah).
119
b. Melakukan penambahan layanan bagi usia <18 tahun – 25 tahun (siswa
dan mahasiwa) dengan lebih melatih conversation, orall, grammar,
presentasion (sesuai kebutuhan siswa tersebut).
3. Sesuai pada pembahasan pada tabel 4.14 tentang pernyataan LBPP LIA memiliki
citra yang berbeda dengan pesaingnya, adapun hasilnya >45% dalam presentase.
Maka dapat disimpulkan untuk saat ini citra merek LIA Pamulang kurang memiliki
citra yang berbeda dengan pesaingnya. Dalam hal ini dikarenakan sudah banyaknya
kompetitor LIA yang citra nya sudah mulai kuat dimata masyarakat. Selain itu juga
banyaknya bermunculan lembaga-lembaga kursus Bahasa Inggris dan kursus private
yang mulai menjamur di Pamulang seperti: ILP, Cambridge, EF, New Concept,
sehingga menyebabkan citra LIA mulai berkurang. Oleh karena itu, harus segera
dilakukan pembenahan strategi manajemen terutama terhadap citra LIA di
Pamulang, agar LIA kembali memimpin dipasarnya. Adapun langkah-langkahnya
seperti :
a. menambahkan intens promosi melalui media (brosur, pamflet, koran,
media sosial, dan lain-lain) sesuai kebijakan LIA pusat namun bila masih
kurang, LIA Pamulang dapat menambahkan promosi jika dinilai kurang.
b. Selanjutnya lebih ditingkatkan lagi mutu kualitas agar memiliki
deferensiasi kepada kompetitor, serta mengingatkan kepada masyarakat
luas bahwa LIA merupakan lembaga kursus Bahasa Inggris profesional
yang pertama di Indonesia (pioner) dan tentunya harus sering melakukan
evaluasi manajemen dalam setiap waktunya.
120
DAFTAR PUSTAKA
Citrawati, Dewi dan Sulistiono. “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Pembelian”. Jurnal ISSN 2014
Daud, Denny. “Analisis Pengaruh Promosi dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Pembelian”. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sam Ratulangi, 2013.
Ghozali, Imam,“Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 2006.
Hamid, Abdul.” Pedoman Penulisan Skripsi FEB. UIN Syarif “. Jakarta: 2012.
Istijanto, “Aplikasi Praktis Riset Pemasaran”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009.
Keller, Kevin Lane. “Strategi Brand Management (Building, Measuring, and Managing Brand Equity)”, Fourth Edition, Practise Hall, New Jersey, 2013.
Kotler, Philip, Keller Lane Kevin, “Manajemen Pemasaran”, Edisi ke Empat Belass Jilid satu, PT Indeks, Jakarta, 2012.
Kotler, Philip & Keller, K. L. “Manajemen Pemasaran”. Jilid 1 edisi 13, Erlangga. 2009.
Malhotra, Naresh K. “Riset Pemasaran Pendekatan Terapan”. Edisi keempat. Jilid 2. PT. Indeks Kelompok Gramedia. 2009.
Nachrowi, Usman Hardius, “Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk analisis Ekonomi dan Keuangan”, LP-FE Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.
Nugroho, Agung, Bhuono, “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS”,
CV. Andi Offset, Yogyakarta, 2005. Priyatno, Duwi, “Paham analisa Statistik Data dengan SPSS”, Mediakom, Yogyakarta,
2010.
Santoso, Aprih dan Widowati, Sri Yuni. “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian”. Jurnal ISSN 2011.
Sugiyono, “Metedologi Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, CV Alfabeta, Bandung, 2007.
Swastha, Bashu, Ibnu Sukotjo.“Pengantar Bisnis”. Edisi ke 3, cetakan ke delapan, Liberti.
Yogyakarta, 2010.
121
Tjiptono, Fandy “ Pemasaran Jasa”, Edisi Pertama. Yogyakarta; Penerbit Andi, 2014.
Tjiptono, Fandy. “Manajemen dan Strategi Merek”, Seri Manajemen Merek 01, Andi, Yogyakarta, 2011.
Wijaya, Mohamad. H. P. “Analisis Pengaruh Promosi, Citra Merek, dan Saluran Distribusi
terhadap Keputusan Pembelian Jasa Terminix di kota Manado”. Jurnal ISSN, 2013. http://www.geocities.ws/liacybercampus/sejarah.html http://www.eductory.com/daftar-kursus/akademis/bahasa-inggris/608-LBPP-LIA http:// www.topbrand-award.com
www.lia.co.id
https://www.bps.go.id
http://www.banten.bps.go.id
www.tangselkota.bps.go.id
122
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 :Lembar Kuesioner
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Pamulang, Mei 2016
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdra/Sdri Responden LIA Pamulang
Di tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu (S1)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Ari Rachmat Riyadi
NIM : 109081000039
Fak / Jur : Ekonomi dan Bisnis / Manajemen Pemasaran
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Analisis
Pengaruh Citra Merek, Lokasi, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan
Pemilihan Kursus Bahasa Inggris LIA Pamulang ”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri untuk menjadi responden
dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah
mengganggu waktunya. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.
Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdra/Sdri merupakan faktor kunci untuk
mengetahui tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pemilihan LIA.
123
Dimohon untuk membaca setiap pernyataan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua
pernyataan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap
tidak berlaku.
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang
sesuai dengan pendapat anda.
Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua
pernyataan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih.
Hormat saya,
(Ari Rachmat Riyadi)
NIM.109081000039
124
SCRENING QUESTION
Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada
bapak/Ibu/Sdra/Sdri untuk menceklis (√) pernyataan berikut ini :
1. Saya sedang kursus di LIA:
( ) iya ( ) tidak
IDENTITAS RESPONDEN
A. Identitas Responden
Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada
bapak/Ibu/Sdra/Sdri untuk mengisi dengan menulis dan menceklis (√) data-data berikut
ini :
Nama : ............................................... (boleh tidak diisi)
Jenis kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
Usia: : ( ) < 18 Tahun
( ) 18 - 25 Tahun
( ) 26 - 40 Tahun
( ) > 40 Tahun
Pendidikan : ( ) SD ( ) S1
( ) SMP ( ) S2
( ) SMA ( ) S3
Pekerjaan : ( ) Pelajar/ Mahasiswa ( ) Ibu rumah tangga
( ) Karyawan/ Swasta ( ) Wiraswasta
( ) PNS ( ) Lainnya
Pengasilan per bulan : ( ) Rp. < Rp. 500.000
( ) Rp. 500.001 s/d Rp. 1.000.000
( ) Rp. 1.000.001 s/d Rp. 2.000.000
( ) > Rp. 2.000.000
125
B. Cara Pengisian Kuesioner
Pernyataan-pernyataan di bawah ini bertujuan untuk mengetahui pendapat anda
faktor-faktor apasaja yang mempengaruhi keputusan pembelian KFC. Pada setiap
pertanyaan/ pernyataan telah disediakan bagian lima poin skala disampingnya dengan
keterangan sebagai berikut:
1. Sangat Tidak Setuju (STS)
2. Tidak Setuju (TS)
3. Netral (N)
4. Setuju (S)
5. Sangat Setuju (SS)
Pernyataan Tentang Citra Merek
No Pernyataan STS TS N S SS 1. LBPP LIA memiliki fasilitas fisik yang
lengkap.
2. Biaya kursus LBPP LIA sesuai fasilitas yang didapatkan siswa.
3. LBPP LIA memberikan berbagai pilihan layanan kursus.
4. LBPP LIA memiliki variasi layanan yang beragam.
5. LBPP LIA menawarkan variasi harga yang beragam.
6. Jadwal kursus LBPP LIA sesuai kebutuhan siswa.
7. LBPP LIA rmenawarkan pilihan kursus sesuai kebutuhan siswa.
8. LBPP LIA memiliki citra yang berbeda dengan pesaing lainnya.
9. LBPP LIA memiliki informasi tentang LIA yang di promosikan melalui berbagai media.
10. LBPP LIA menjamin kerahasiaan data siswa. 11. LBPP LIA memberikan layanan sesuai
prosedurnya.
12. Merek LBPP LIA mudah diucapkan. 13. Merek LBPP LIA mudah diingat. 14. Merek LBPP LIA memilih citra sesuai
ekspektasi siswa.
126
Pernyataan tentang Lokasi No Pernyataan STS TS N S SS 15. Lokasi LBPP LIA strategis. 16. Lokasi LBPP LIA dapat dilihat dari kejauhan. 17. Lokasi LBPP LIA mudah dijangkau oleh
transportasi umum dan pribadi.
18. Lokasi parkir LBPP LIA aman. 19. Luas gedung LBPP LIA memadai. 20. Lingkungan LBPP LIA mendukung siswa
(seperti; dekat rumah makan)
21. Lokasi LBPP LIA tidak berdekatan dengan pesaing.
22. LBPP LIA menyediakan tempat sampah guna menjaga kebersihan lingkungan.
Pernyataan tentang Kualitas Pelayanan
No Pernyataan STS TS N S SS 23. Penampilan pengajar LBPP LIA yang
menarik.
24. Pengajar LBPP LIA kompeten. 25. Pengajar LBPP LIA tanggap terhadap
pertanyaan atau keluhan.
26. Metode pengajar LBPP LIA mudah diterima. 27. Pengajar LBPP LIA Pamulang memiliki
kepedulian terhadap siswa.
Pernyataan Tentang Keputusan Pemilihan (Y)
No Pernyataan STS TS N S SS 28. Ketika membutuhkan tempat kursus saya lebih
memilih LBPP LIA.
29. Saya mengikuti LBPP LIA setelah mendapatkan berbagai informasi dari media masa.
30. Dari berbagai alternatif tempat kursus yang ada, saya memutuskan untuk memilih LBPP LIA.
31. Saya memutuskan untuk memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus dibandingkan merek yang lain.
127
Lampiran 2: Hasil tabulasi try out validitas dan reliabilitas
Res
CM1
CM2
CM3
CM4
CM5
CM6
CM7
CM8
CM9
CM10
CM11
CM12
CM13
CM14
LOK1
LOK2
LOK3
LOK4
LOK5
LOK6
LOK7
LOK8
KUPEL1
KUPEL2
KUPEL3
KUPEL4
KUPEL5
KEPEM1
KEPEM2
KEPEM3
KUPEM4
1 3 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4
2 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4
3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 5 3 3 4 4 5 4 4 4 5 5 5
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5
5 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2
6 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4
7 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4
8 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4
9 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 10 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4 11 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 12 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 13 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 14 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 15 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 5 4 4 5 4 5 4 4 16 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 3 3 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 17 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 18 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 19 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 20 4 5 4 3 5 4 4 5 5 4 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5
128
Lampiran 3: Hasil SPSS uji validitas dan reliabilitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
cm1 48.3500 258.029 .864 .864 .987
cm2 48.3000 258.011 .911 .848 .986
cm3 48.3500 249.503 .933 .932 .986
cm4 48.4000 255.095 .903 .893 .986
cm5 48.4500 249.524 .922 .756 .986
cm6 48.3500 249.503 .933 .626 .986
cm7 48.4000 255.095 .903 .766 .986
cm8 48.4500 249.524 .922 .756 .986
cm9 48.3000 258.011 .911 .741 .986
cm10 48.3500 249.503 .933 .685 .986
cm11 48.4000 255.095 .903 .626 .986
cm12 48.4500 249.524 .922 .766 .986
cm13 48.3500 249.503 .933 .756 .986
cm14 48.4000 255.095 .903 .741 .986
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
lok1 26.7000 61.589 .848 .912 .969
lok2 27.0000 59.789 .861 .894 .968
lok3 26.8500 58.450 .853 .734 .969
lok4 26.8500 60.555 .891 .806 .967
lok5 26.7000 60.116 .900 .814 .966
lok6 26.7000 55.905 .909 .849 .966
lok7 26.7000 60.116 .900 .874 .966
lok8 26.7000 60.116 .909 .951 .966
129
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
kp1 14.9000 20.605 .851 .768 .942
kp2 14.8250 19.635 .916 .857 .931
kp3 14.8750 18.574 .850 .724 .943
kp4 14.9250 18.533 .865 .775 .940
kp5 14.8750 19.804 .862 .745 .940
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
keppem1 11.3500 13.772 .889 .792 .958
keppem2 11.3750 12.497 .922 .852 .948
keppem3 11.3750 12.189 .929 .868 .947
keppem4 11.5000 13.538 .909 .831 .953
Lampiran 4: Tabulasi deskriptif responden
Jenis Kelamin Usia
Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Per Bulan
(1) Laki-laki (1) <18 thn (1)=SD (1)=Pelajar/Mahasiswa (1)= < Rp. 500.000
(2) Perempuan (2) 18 – 25 thn (2)=SMP (2)=Karyawan/Swasta (2)=Rp. 500.001 s/d Rp. 1.000.000
(3) 26 – 40 thn (3)=SMA (3)=PNS (3)=Rp. 1.000.001 s/d Rp. 2.000.000
(4) > 40 thn (4)=S1 (4)=Wiraswasta (4)= > Rp. 2.000.000
(5)=S2 (5)=Ibu Rumah tangga
(6)=S3 (6)=Lainnya
130
Responden Jenis
Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan Pengasilan per Bulan
1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 3 3 2 3 4 2 2 4 1 2 5 1 4 3 1 4 6 1 1 1 1 1 7 2 3 2 1 2 8 1 1 3 1 1 9 2 3 1 1 3
10 2 2 4 2 2 11 2 4 3 1 4 12 1 1 3 3 1 13 1 3 2 1 4 14 2 2 1 1 2 15 1 1 4 2 1 16 2 3 3 1 3 17 1 2 5 1 1 18 1 3 3 1 2 19 1 2 1 4 1 20 1 1 6 1 4 21 2 2 4 2 2 22 2 1 1 1 3 23 1 2 3 3 1 24 1 1 4 1 2 25 2 2 2 1 1 26 1 1 4 5 4 27 1 2 3 2 1 28 2 4 5 1 2 29 1 1 4 6 1 30 2 2 3 1 2 31 1 1 6 1 1 32 2 2 5 2 2 33 1 1 4 1 4 34 1 2 2 1 2 35 1 3 4 1 4 36 1 2 3 1 2 37 2 1 2 1 2 38 1 2 4 1 4 39 1 1 5 1 4 40 1 2 3 1 4
131
Lampiran 5: Tabulasi Kuesioner Regresi
Res Citra Merek x1
TOTAL CM1 CM2 CM3 CM4 CM5 CM6 CM7 CM8 CM9 CM10 CM11 CM12 CM13 CM14
1 5 3 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 57
2 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 3 3 4 4 60
3 3 4 4 3 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 57
4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 30
5 3 3 3 2 3 1 3 3 3 1 2 3 3 1 34
6 3 5 5 5 5 4 5 3 4 4 4 3 4 4 58
7 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 57
8 3 5 5 3 4 4 5 3 5 5 4 3 4 4 57
9 4 3 2 4 3 4 3 2 3 3 4 3 2 4 44
10 5 4 5 3 3 4 4 5 4 4 3 4 5 5 58
11 2 4 4 2 4 4 5 2 4 4 4 3 4 4 50
12 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 35
13 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 52
14 4 5 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 58
15 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 32
16 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 4 59
17 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 64
18 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 29
19 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 3 5 4 4 63
20 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 3 4 4 62
21 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 60
22 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 5 3 5 5 57
23 4 3 4 4 5 3 4 3 5 4 4 3 3 4 53
24 3 5 3 3 4 3 4 3 4 5 5 5 5 5 57
25 5 4 3 4 4 5 4 5 3 4 3 5 4 4 57
26 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 31
27 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 35
28 3 1 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 26
29 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 25
30 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 3 56
31 3 4 4 3 4 5 5 3 4 4 5 3 4 4 55
32 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 3 4 4 59
33 5 3 3 4 4 5 5 5 4 4 5 3 5 5 60
34 4 4 4 3 3 5 5 5 4 4 5 3 5 5 59
35 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 59
36 3 4 4 4 3 4 5 3 4 4 5 4 4 4 55
37 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57
38 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 33
39 2 2 1 2 3 2 1 2 2 3 2 1 2 3 28
40 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 3 5 5 55
132
Responden Lokasi x2
TOTAL LOK1 LOK2 LOK3 LOK4 LOK5 LOK6 LOK7 LOK8 1 5 5 4 4 5 4 5 4 36
2 4 4 4 5 5 5 5 5 37
3 5 4 4 4 3 5 3 5 33
4 2 1 3 2 2 2 2 1 15
5 2 2 2 2 2 2 2 3 17
6 4 4 5 5 4 4 4 5 35
7 4 4 4 5 5 4 5 4 35
8 5 5 5 4 4 4 4 5 36
9 4 4 5 4 5 5 5 3 35
10 4 4 4 5 4 4 4 4 33
11 5 4 5 4 5 5 5 5 38
12 1 1 1 1 2 1 2 2 11
13 4 4 5 4 4 5 4 3 33
14 5 4 5 4 5 5 5 4 37
15 2 2 2 2 2 2 2 2 16
16 4 3 3 4 4 5 4 4 31
17 4 4 3 5 5 5 5 5 36
18 3 3 3 2 2 1 2 3 19
19 5 4 5 4 4 4 4 4 34
20 4 4 4 3 4 4 4 4 31
21 5 5 4 4 5 4 5 4 36
22 4 5 5 4 4 4 4 4 34
23 5 4 4 4 4 4 4 4 33
24 4 5 5 4 5 4 5 4 36
25 5 4 4 4 4 5 4 4 34
26 2 2 3 2 5 4 5 3 26
27 2 1 1 1 2 1 2 3 13
28 3 4 5 5 5 5 5 4 36
29 2 1 1 1 2 2 2 3 14
30 5 4 5 5 5 5 5 4 38
31 5 5 3 3 5 4 5 5 35
32 4 4 4 4 4 4 4 5 33
33 4 5 5 4 4 5 4 5 36
34 5 5 4 4 5 3 5 5 36
35 5 4 4 4 5 5 5 5 37
36 5 4 5 3 4 4 4 5 34
37 4 4 4 4 4 4 4 4 32
38 1 2 1 1 1 1 1 3 11
39 3 2 3 3 3 2 3 3 22
40 4 4 3 4 5 4 4 4 32
133
Responden Kualitas Pelayanan x3
TOTAL KUPEL1 KUPEL2 KUPEL3 KUPEL4 KUPEL5 1 5 4 5 4 4 22
2 5 5 5 5 4 24
3 4 4 5 4 4 21
4 1 1 2 2 1 7
5 2 2 2 1 3 10
6 4 4 4 4 5 21
7 4 4 5 4 4 21
8 4 5 4 5 4 22
9 4 4 3 4 4 19
10 5 4 5 3 4 21
11 4 4 4 4 5 21
12 1 2 2 2 3 10
13 4 4 4 4 4 20
14 5 5 5 5 5 25
15 2 2 2 2 2 10
16 4 5 5 5 4 23
17 4 4 5 4 5 22
18 2 2 2 3 2 11
19 4 5 5 5 4 23
20 5 5 4 5 5 24
21 4 4 5 4 5 22
22 4 4 5 5 5 23
23 5 5 4 4 4 22
24 4 4 4 3 4 19
25 4 4 4 4 4 20
26 3 2 1 1 1 8
27 3 3 1 2 2 11
28 4 4 4 4 4 20
29 2 1 1 1 1 6
30 4 4 4 5 4 21
31 4 5 4 4 4 21
32 4 4 4 4 4 20
33 4 5 5 5 4 23
34 4 5 5 5 5 24
35 5 4 5 5 4 23
36 4 4 2 5 5 20
37 4 4 4 4 4 20
38 3 3 3 1 3 13
39 2 3 2 2 2 11
40 4 4 4 4 4 20
134
Responden Keputusan Pemilihan y
TOTAL KEPPEM1 KEPPEM2 KEPPEM3 KUPPEM4 1 5 4 5 4 18
2 4 5 4 4 17
3 4 5 5 5 19
4 2 2 1 1 6
5 3 3 2 2 10
6 5 4 4 4 17
7 4 4 5 4 17
8 4 4 4 4 16
9 4 4 4 4 16
10 4 4 4 4 16
11 4 5 4 4 17
12 2 2 2 3 9
13 4 4 5 5 18
14 5 5 5 5 20
15 2 2 2 2 8
16 5 5 5 4 19
17 5 5 5 5 20
18 2 2 1 2 7
19 4 5 4 4 17
20 5 5 5 5 20
21 5 5 5 5 20
22 4 4 4 5 17
23 4 3 4 4 15
24 5 4 4 4 17
25 4 5 5 5 19
26 1 2 2 2 7
27 2 2 3 2 9
28 4 4 4 4 16
29 2 1 2 1 6
30 5 5 5 5 20
31 5 5 5 4 19
32 3 4 4 3 14
33 5 5 4 4 18
34 5 5 5 5 20
35 5 5 5 4 19
36 4 4 5 4 17
37 4 4 4 4 16
135
38 2 1 1 2 6
39 3 1 1 2 7
40 5 5 5 4 19
Lampiran 6: Hasil Output SPSS uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.49524347
Most Extreme Differences Absolute .097
Positive .074
Negative -.097
Kolmogorov-Smirnov Z .613
Asymp. Sig. (2-tailed) .847
136
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Lampiran 7: Hasil Output SPSS uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.757 1.068 1.645 .109
CM_x1 .093 .045 .243 2.067 .046 .197 5.064
LOK_x2 .161 .065 .288 2.473 .018 .200 4.990
KUPEL_x3 .401 .138 .460 2.909 .006 .109 9.194
a. Dependent Variable: KUPPEM_y
Lampiran 8: Hasil Output SPSS uji Heteroskedastisitas
137
Lampiran 9: Hasil Output SPSS Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.757 1.068 1.645 .109
CM_x1 .093 .045 .243 2.067 .046
LOK_x2 .161 .065 .288 2.473 .018
KUPEL_x3 .401 .138 .460 2.909 .006
a. Dependent Variable: KUPPEM_y
Lampiran 10: Hasil Output SPSS uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .950a .902 .894 1.556
a. Predictors: (Constant), KUPEL_x3,LOK_x2,CM_x1
b. Dependent Variable: KUPEM_Y
138
Lampiran 11: Hasil Output SPSS uji t (Parsial)
Lampiran 12: Hasil Output SPSS uji F (Simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 803.206 3 267.735 110.540 .000a
Residual 87.194 36 2.422
Total 890.400 39
a. Predictors: (Constant), KUPEL_x3, LOK_x2, CM_x1
b. Dependent Variable: KUPPEM_y
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.757 1.068 1.645 .109
CM_x1 .093 .045 .243 2.067 .046
LOK_x2 .161 .065 .288 2.473 .018
KUPEL_x3 .401 .138 .460 2.909 .006
a. Dependent Variable: KUPPEM_y
top related