analisis pengaruh upah minimum provinsi, kebutuhan hidup...
Post on 03-Mar-2019
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi, Kebutuhan Hidup
Minimum, dan Produk Domestik Bruto (PDRB) Berdasarkan
Harga Konstan, Terhadap Migrasi Risen Masuk Di Provinsi -
Provinsi Di Pulau Jawa Dan Sumatera Per 5 Tahun Pada Periode
2000 - 2015
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Muhammad Dwinanto Sidik
NIM : 1110084000064
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Muhammad Dwinanto Sidik
NIM : 1110084000064
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini, saya :
1. tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya
4. tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 13 Oktober 2016
Muhammad Dwinanto Sidik
1110084000064
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
1. Nama Lengkap : Muhammad Dwinanto Sidik
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 02 November 1991
3. Alamat : Jalan Kebon Nanas Selatan 2 RT 11 RW 08
Kelurahan Cipinang Cempedak, Kecamatan
Jatinegara. Jakarta Timur 13130
4. Telepon : 0858-8701-8239
5. Email : muhammaddwinanto@rocketmail.com
II. Pendidikan Formal
1. SDS Putra 1 Tahun 1998 - 2004
2. SMP Negeri 216 Jakarta Pusat Tahun 2004 - 2007
3. SMA Negeri 48 Jakarta Selatan Tahun 2007 - 2010
4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010 - 2017
III. Seminar dan Workshop
1. Pelatihan Operasional Pompa Grundfost
IV. Pengalaman Kerja
1. Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Teluk Naga, 2013
2. Operator Pompa Sunter Selatan, 2017
3. Drafter di Seksi Operasi pemeliharaan Bidang Sungai dan Pantai Aliran
Timur, 2017
ii
ABSTRACT
This Research aim is to analyze how big are the influence of minimum wage by
province, standard minimum of living, and gross domestic regional bruto to
recent enter migration in Jawa and Sumatera Island every 5 years from 2000 until
2015 period using multiple linear regression method with classic assumption.
Independent variable in this research are Minimum wage by province,standard
minimum of living and gross domestic regional bruto and recent enter migration.
The analytical method used is multiple regression linear method, which is to
measure connection between variable that involve more than 2 variable
independent and 1 variable dependent. The result showed that as variable
independent, gross domestic regional bruto and minimum standard of living
positively influence recent enter migration. Meanwhile variable independent
minimum wage by province negatively affect recent enter migration.
Keywords: Recent Enter Migration, Multiple regression liniear method, minimum
wage by province, standard minimum of living, gross domestic
regional bruto
iii
ABSTRAK
Peneltian ini bertujuan untuk menganalisis sebearapa besar pengaruh upah
minimum provinsi, kebutuhan hidup minimum/layak dan produk domestik
regional bruto terhadap migrasi risen masuk pada wilayah pulau Jawa dan
Sumatera per lima tahun dari periode 2000 – 2015 dengan menggunakan metode
regresi linier berganda dengan uji asumsi klasik. Variabel independen yang
digunakan adalah Upah minimum provinsi, kebutuhan hidup minimum/layak dan
produk domestik regional bruto. Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini
adalah Migrasi risen masuk.
Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, yang mengukur
pengaruh antar variabel yang melibatkan lebih dari dua variabel independen
terhadap satu variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
independen PDRB dan Kebutuhan Hidup Minimum/Layak berpengaruh positif
terhadap Migrasi risen masuk. Sedangkan Variabel independen UMP berpengaruh
negatif terhadap migrasi risen masuk
Kata Kunci : Migrasi Risen Masuk, Regresi Linier Berganda, Upah Minimum
Provinsi, Kebutuhan Hidup Minimum/Layak, PDRB.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya. Salawat serta salam semoga senantiasa
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya, hingga kepada umatnya sampai akhir zaman.
Penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Upah Minimum
Provinsi, Kebutuhan Hidup Minimum, dan Produk Domestik Bruto (PDRB)
Berdasarkan Harga Konstan, Terhadap Migrasi Risen Masuk Di Provinsi -
Provinsi Di Pulau Jawa Dan Sumatera Per 5 Tahun Pada Periode 2000 -
2015” ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terselesaikannya skripsi ini tentu dengan dukungan, bantuan, semangat, serta
doa dari orang-orang terbaik yang ada disekeliling penulis selama proses
penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih kepada :
1. Allah SWT, karena tanpa kehendak dan segala pertolongan-Nya serta
memberikan petunjuk, keyakinan, dan juga kesehatan kepada penulis
untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas segala nikmat dan
kemudahan yang Engkau berikan, ya Rabb.
2. Kedua orang tuaku untuk kasih sayang tulus dan kesabaran yang luar
biasa, Ibu tercinta Elly Andawati dan Bapakku tersayang Suciptadi yang
telah membesarkan, mendidik, mengajarkan yang disertai nasihat,
motivasi dan doa yang selalu mengiringi perjalanan hidup ku selama ini
dan Kepada kedua adik – adik ku tersayang Muhammad Royhan dan
Ayasha Tamara yang semoga memiliki masa depan yang lebih baik
dibandingkan dengan abangnya. Kata terima kasih yang bias saya ucapkan
tidak akan pernah sebanding dengan pengorbanan yang telah dilakukan
v
oleh kedua orang tua ku. Semoga di masa depan Allah SWT memberiku
kesempatan untuk membalas jasa jasa keluarga ku.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga di bawah bimbingan
beliau. UIN Syarif Hidayatullah secara umum dan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Secara Khususnya Agar Bisa Lebih Berkembang Lagi.
4. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si, selaku Dosen Pembimbing dengan kebaikan
hatinya membantu saya dalam mengerjakan skripsi ini. Beliau bukan
hanya membantu saya pada saat penyelesaian skripsi namun juga
membantu saya pada mata kuliah yang di ajarkan oleh beliau yang saya
ikuti. Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan pengorbanan Bapak.
5. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si dan Ibu Najwa Khairina SE, MA, selaku
Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta yang telah meluangkan waktu dan arahan
untuk memperlancar terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak Yoghi Citra Pratama M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah sabar membantuk untuk memlancarkan terselesaikannya skripsi
ini dan juga bimbingan beliau selama saya berada di kampus. Semoga
Allah Swt membalas kebaikan Bapak.
7. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan berharga bagi saya. Serta
jajaran karyawan dan staf UIN Jakarta yang telah memberikan pelayanan
selama perkuliahan. Semoga ini dapat menjadi nilai ibadah dan semoga
Allah SWT membalas semua jasa-jasanya.
8. Jajaran staff akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Ibu Dra. Madinatul
Musyaofah yang telah membantu saya mengambil mata kuliah pada
semester terakhir ini. Bapak Azib Rosyidi, P.Sy dan Bapak Mardani
Bonyx, S.Part yang tegas dan sabar dalam memandu saya melengkapi
persyaratan untuk menyelesaikan Kuliah dan Bapak Afried Lazuardi,
A.Md yang telah membantu saya jika menghadapi kesulitan pada saat
vi
pengisian KRS serta Seluruh Jajaran Staff lainnya yang mungkin telah
membantu saya tanpa saya ketahui. Semoga ini dapat menjadi nilai ibadah
dan semoga Allah SWT membalas semua jasa-jasanya.
9. Kepada keluarga besar ku yang sabar dan memberikan semangat untuk
menyelesaikan perkuliahan, Tante Reni, Tante Neneng, Tante Irma, Om
Boboy dan Juga Om Nanag. Semoga Allah Membalas kebaikan semua.
10. Om Sukur yang selalu memberikan semangat dan informasi yang
membantu saya untuk menyelesaikan perkuliahan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Semoga om dan keluarga di berikan balasan yang
setimpal atas bantuan om selama ini
11. Kepada Bapak Ir.Saifull Achmad selaku kepala bidang sungai dan pantai
system aliran timur yang telah memberikan peluang dan izin yang
membantu saya dalam menyelesaikan.Semoga segala urusan Bapak
dilancarkan oleh Allah SWT.
12. Kepada Bapak Adrian Mara Maulana selaku kepala seksi operasi
pemeliharaan bidang aliran timur atas pengertiannya saat saya menjalani
Skripsi. Semoga di mudahkan segala urusannya
13. Kepada Mas Saifull Rahman selaku Rayon Sistem Aliran Timur yang
telah membantu memberikan peluang dan pengertiannya selama ini
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Mas dan Keluarga
diberikan balasan yang setimpal atas kebaikannya.
14. Bapak TA Romdoni selaku komandan pompa Air Sunter Selatan yang
selalu pengertian dan memberikan ijin ketika saya berada di pompa sunter
selatan. Semoga di berikan kemudahan atas segala urusan urusannya.
15. Kepada Reza, bang Roni dan juga Bang Bram yang terus mendukung dan
memback up saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini . Semoga
Allah SWT memberikan peluang kepada saya untuk membalas budi rekan
rekan satu piket
16. Bang Tuih, Pak Way, Resya, Dinda, Tyan, Bang Sadeli, Bang Heri dan
juga Bang Jamal dan yang lain yang saya tidak bias sebutkan 1 1 yang
turut serta membantu saya selama saya berada di pompa sunter selatan.
vii
Orang-orang Sunter selatan sudah saya anggap sebagai keluarga sendiri
sehingga saya berharap agar Allah SWT memberikan peluang kepada saya
untuk membalas jasa jasa mereka.
17. Kepada komandan komandan pompa lainnya yang sering ngumpul di
pompa sunter selatan untuk absen.Bang Baong, Ki Dadang, Mang Ujang
yang pengertian ketika saya ingin melakukan bimbingan skripsi.
18. Kepada teman teman seksi pemeliharaan Mas Kas Mas Gotries, Nico,
Deny , Mbak Winda, Dedi dan juga Indah yang pengertian ketika saya
ingin pergi kekampus. Semoga Allah SWT memberikan rejeki yang lebih
banyak kepada kita semua.
19. Kepala Seksi Pembangunan Pak Andika dan juga Kepala Seksi
Perencanaan Pak Rezky serta jajaran Staff bidang sungai dan pantai aliran
timur yang pengertian terhadap saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
20. Teman teman satu angkatan dan jurusan terutama anak kosan yaitu
Wildan, Dio, Ali, Pebi, Renji, Kuli, Caud, Burhan, Drajad, Hasyim yang
telah membantu saya selama berada di UIN Syarif Hidayatullah. Semoga
Saya dapat menjaga Hubungan baik kepada kalian semua.
21. Teman-teman se - bimbingan skripsi yang telah memberikan bantuan,
masukan, saling belajar dari kesalahan satu sama lain, support, serta
doanya sampai skripsi ini dapat terselesaikan yaitu kepada Fajrul Syam
Arazani, Faif ,Ricky Fajar Saputra dan Alfian Isnan. Semoga ilmu yang
kita dapatkan menjadi bekal dan bermanfaat bagi orang lain.
22. Orang perorang yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga kita
sukses dan selalu dapat menjaga tali silaturrahim.
viii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang dapat membangun skripsi ini menjadi lebih baik.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 13 Oktober 2016
Muhammad Dwinanto Sidik
ix
DAFTAR ISI
Cover
Lembar Pengesahan Pembimbing
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah
Daftar Riwayat Hidup .......................................................................................... i
Abstract ................................................................................................................. ii
Abstrak ................................................................................................................. iii
Kata Pengantar ................................................................................................... iv
Daftar Isi .............................................................................................................. ix
Daftar Tabel ........................................................................................................ xii
Daftar Gambar .................................................................................................. xiii
Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………8
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 10
A. Landasan Teori ..................................................................................... 10
1. Migrasi .............................................................................................. 10
2. Upah Minimum ............................................................................... 16
3. Kebutuhan Hidup Minimum/Layak (KHM/KHL) ........................... 24
4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ...................................... 25
x
B. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 37
C. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 44
D. Hipotesis ................................................................................................ 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 48
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 48
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 48
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 49
D. Metode Analisis Data ........................................................................... 49
1. Pengajuan Asumsi Model Regresi .................................................... 50
a. Uji Normalitas ............................................................................. 50
b. Uji Multikolinieritas ……………………………………...........51
c. Uji Heterokedastisitas ................................................................. 52
d. Uji Autokorelasi ......................................................................... 53
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................. 54
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 59
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 59
1. Sejarah Migrasi di Indonesia ............................................................ 59
a. Migrasi Risen ............................................................................... 61
b. Upah Minimum Provinsi ............................................................. 63
c. Kebutuhan Hidup Minimum ........................................................ 65
d. Produk Domestik Regional Bruto ............................................... 66
B. Analisis Pengujian Statistik .................................................................. 68
1. Data ................................................................................................... 68
C. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 68
1. Uji Autokorelasi ............................................................................... 68
2. Uji Normalitas .................................................................................. 71
4. Uji Multikolinearitas ........................................................................ 72
5. Uji Heterokedastisitas ....................................................................... 73
D. Intrepretasi Hasil Regresi ..................................................................... 73
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 78
A. Kesimpulan ........................................................................................... 78
B. Saran ..................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80
LAMPIRAN ......................................................................................................... 82
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Upah Minimum di Provinsi – provinsi Pulau Jawa 2
Dan Sumatera pada tahun 2015.
1.2 Angka Kebutuhan Hidup Minimum Di Provinsi yang 4
Berada Di Pulau Jawa dan Sumatera pada Tahun 2015.
1.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berdasarkan 5
Harga Konstan di Provinsi Provinsi yang Berada di
Pulau Jawa dan Sumatera pada Tahun 2000, 2005 dan
2010.
2.1 Penelitian Terdahulu 37
3.1 Tabel Durbin – Watson 53
4.1 Migrasi Risen Masuk Periode 2000 – 2015 62
4.2 Hasil Uji Autokorelasi. 69
4.3 Correlation Matrix. 72
4.4 Uji White. 73
4.5 Model Summary. 74
4.6 Anova. 74
xiii
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
Nomor Keterangan Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 45
Gambar 4.1 Histogram Normaliti 71
Grafik 4.1 Upah Minimum Provinsi ( Dalam Rupiah ), Pada 64
Periode 2000 – 2015.
Grafik 4.2 Kebutuhan Hidup Minimum/Layak (KHM/KHL) 65
Selama Sebulan (Rupiah) Menurut Provinsi di
Pulau Jawa Dan Sumatera (Rupiah) Pada Periode
Tahun 2005 – 2015.
Grafik 4.3 PDRB Atas Harga Konstan 2000 di Provinsi – Provinsi 67
Pulau Jawa dan Sumatera Pada Periode Tahun 2000 –
2010.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perpindahan penduduk dan juga tenaga kerja sudah sering terjadi di berbagai
wilayah. Jika perpindahan tersebut hanya terjadi antar wilayah di suatu Negara,
hal tersebut di katakan sebagai migrasi. Dikarenakan adanya ketimpangan
pembangunan di antara provinsi provinsi di Indonesia. Migrasi tersebut di dorong
oleh keuntungan dan kerugian secara relatif yang ada didalam suatu wilayah di
berbagai provinsi. Migrasi Risen Masuk berarti bahawa terdapat faktor faktor
penarik dari provinsi provinsi yang menyebabkan tempat tinggal penduduk 5
tahun yang lalu berbeda dengan tempat tinggalnya sekarang. Perbedaan upah
buruh umumnya menjadi faktor utama yang menyebabkan terjadinya migrasi
risen masuk antar wilayah. Hal ini didukung oleh teori migrasi Todaro yang
menyatakan bahwa migrasi dari desa ke kota pada dasarnya merupakan suatu
fenomena ekonomi. Pulau Sumatera di pilih sebagai objek peneletian karena
pulau Sumatera merupakan Pulau dengan Provinsi terbanyak di Indonesia,
Sedangkan Pulau Jawa di pilih sebagai objek penelitian di karenakan DKI Jakarta
Sebagai Ibu kota RI dan pusat pemerintahan berada di pulau jawa.
Migrasi sering sekali di teliti berdasarkan pada faktor pendorong dan faktor
penarik yang menyebabkan terjadinya perpindahan antar wilayah tersebut.
Tingginya upah di suatu provinsi merupakan sebagai salah satu faktor penarik
penduduk sedangkan rendahnya upah di daerah asal menjadi suatu faktor
2
pendorong terjadinya migrasi. Hal itu dikarenakan kebutuhan hidup manusia yang
semakin bertambah setiap waktunya. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup
tersebut, manusia umumnya berusaha untuk mencari peluang untuk memperoleh
pendapatan yang lebih baik dari pendapatannya yang sekarang.
Berikut ini adalah tabel Upah Minimum di Provinsi - provinsi Pulau Jawa dan
Sumatera pada tahun 2015.
Tabel 1.1 Upah Minimum di Provinsi - provinsi Pulau Jawa dan Sumatera
pada tahun 2015 (Rupiah).
Provinsi Upah Minimum Provinsi
DKI Jakarta 2,700,000
Bangka Belitung 2,100,000
Sumatera Selatan 1,974,346
Kepulauan Riau 1,954,000
DI Aceh 1,900,000
Jawa Barat 1.887.619*(2,957,450*2)
Riau 1,878,000
Jambi 1,710,000
Sumatera Utara 1,625,000
Sumatera Barat 1,615,000
Banten 1,600,000
Lampung 1,581,000
Jawa Timur 1,547,332*(2,710,000*2)
Bengkulu 1,500,000
Jawa Tengah 1,306,434*(1,685,000*2)
DI Yogyakarta 1,182,509*(1,302,500*2)
*Rata-Rata UMK di Masing Masing Provinsi
*2UMK Tertinggi di Masing masing Provinsi
(Sumber:Badan Pusat Statistik Upah Minimum Regional/Provinsi (UMR/UMP)
dan rata-rata Nasional per tahun (Dalam Rupiah), 1997-2016.)
3
Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur pada
tahun 2015 tidak menetapkan upah minimum provinsi sehingga upah minimum
ditentukan per kota administrasi. Tabel di atas diurutkan berdasarkan besarnya
upah minimum pada provinsi tersebut. DKI Jakarta Berada di posisi pertama
dengan upah minimum sebesar Rp. 2,700,000 sedangkan DI Yogyakarta berada di
posisi terakhir dengan upah minimum sebesar Rp. 1,182,509. Rata rata UMR di
Pulau Jawa Dan Sumatera adalah Rp. 1,753,827. Berdasarkan rata rata tersebut,
provinsi Jambi, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, Lampung, Jawa Timur,
Bengkulu, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta memiliki UMP di Bawah Rata Rata
Pulau Jawa dan Sumatera. Sedangkan Provinsi DKI Jakarta, Bangka Belitung,
Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, DI Aceh, Jawa Barat dan Riau memberikan
UMP di Atas Rata Rata Pulau Jawa dan Sumatera. Besarnya Upah minimum
umumnya berdasarkan kepada Kebutuhan hidup minimum
Kebutuhan hidup minimum/kebutuhan hidup layak (KHM/KHL) juga dapat
mempengaruhi terjadinya migrasi risen masuk. Jika kebutuhan hidup minimum di
suatu wilayah rendah umumnya pendapatan yang diperoleh pun menjadi relatif
lebih rendah. Hal tersebut dikarenakan pemerintah dalam memperhitungkan upah
minimum yang dikeluarkan,menggunakan angka kebutuhan hidup minimum.
Berikut ini adalah tabel Angka Kebutuhan Hidup Minimum di Provinsi yang
Berada di Pulau Jawa dan Sumatera pada Tahun 2015
4
Tabel 1.2. Angka Kebutuhan Hidup Minimum di Provinsi yang Berada di
Pulau Jawa dan Sumatera pada Tahun 2015
Provinsi Kebutuhan Hidup Minimum
DKI Jakarta 2,538,174
Bangka Belitung 2,082,000
Sumatera Selatan 1,974,346
Kepulauan Riau 1,902,598
Riau 1,872,000
DI Aceh 1,732,413
Jambi 1,708,174
Bengkulu 1,499,826
Sumatera Barat 1,474,227
Lampung 1,442,898
Banten 1,403,556
Jawa Barat 946,689
DI Yogyakarta 924,284
Jawa Tengah 857,728
Jawa Timur 825,000
Sumatera Utara 547,255
(Sumber:Badan Pusat Statistik Kebutuhan Hidup Minimum/Layak (Khm/Khl)
Selama Sebulan (Rupiah) Menurut Provinsi 2005-2015.)
Jika dilihat pada tabel diatas, Angka kebutuhan hidup minimum di DKI
Jakarta paling tinggi jika dibandingkan dengan provinsi provinsi lain yang berada
di pulau Jawa dan Sumatera. Seperti yang telah di nyatakan sebelumnya bahwa
KHL merupakan salah satu dasar penentuan besarnya UMP dapat dilihat pada
table 1.1 dan 1.2 Umumnya jumlah upah minimium provinsi dengan jumah
kebutuhan hidup minimum tidak jauh berbeda.
5
Perekonomian suatu wilayah dapat dilihat dari besaran Tingkat Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB), Dimana jumlah nilai tambah barang dan jasa
yanng dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di seluruh wilayah provinsi
dalam tahun tertentu dapat mengalami kenaikan dan penurunan. PDRB atas dasar
harga konstan dapat digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari
tahun ke tahun. Berikut ini adalah tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Berdasarkan Harga Konstan di Provinsi Proinsi yang Berada Di Pulau Jawa dan
Sumatera pada Tahun 2000,2005 dan 2010
Tabel 1.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berdasarkan Harga
Konstan di Provinsi Provinsi yang Berada Di Pulau Jawa dan Sumatera
pada Tahun 2000,2005 dan 2010
Provinsi Tahun PDRB Harga Konstan
Aceh 2000 39,501,350,000
2005 36,287,920,000
2010 33,103,080,000
Sumatera Utara 2000 69,154,110,000
2005 87,897,790,000
2010 118,718,900,000
Sumatera Barat 2000 22,889,610,000
2005 29,159,480,000
2010 38,862,140,000
Riau 2000 69,576,970,000
2005 79,287,590,000
2010 97,735,600,000
Jambi 2000 9,569,240,000
2005 12,619,970,000
2010 17,471,690,000
Sumatera Selatan 2000 41,317,800,000
2005 49,633,540,000
2010 63,859,140,000
Bengkulu 2000 4,868,100,000
6
Provinsi Tahun PDRB Harga Konstan
2005 6,239,360,000
2010 8,339,720,000
Lampunng 2000 23,245,980,000
2005 29,397,250,000
2010 38,389,900,000
Bangka Belitung 2000 6,451,090,000
2005 8,707,310,000
2010 9,053,550,000
Kepulauan Riau 2000
2005 30,381,500,000
2010 32,884,900,000
DKI Jakarta 2000 227,861,240,000
2005 295,270,540,000
2010 395,622,440,000
Jawa Barat 2000 195,943,000,000
2005 242,883,880,000
2010 322,223,820,000
Jawa Tengah 2000 114,701,300,000
2005 150,682,650,000
2010 186,992,990,000
DI Yogyakarta 2000 13,480,600,000
2005 16,910,880,000
2010 21,044,040,000
Jawa Timur 2000 203,236,960,000
2005 256,905,220,000
2010 342,280,760,000
Banten 2000 52,927,540,000
2005 67,310,580,000
2010 88,552,190,000
(Sumber: Badan Pusat Statistik Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Menurut Provinsi, 2010 – 2015 (Miliar Rupiah).
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa PDRB setiap provinsi yang berada di
Pulau Jawa dan Sumatera mengalami peningkatan pada tahun 2000 - 2010. Hal
tersebut menunjukan terjadinya pertumbuhan ekonomi di provinsi provinsi
tersebut. Pertumbuhan ekonomi tersebut dapat menjadi salah satu indikator besar
7
pendapatan dan pengeluaran penduduk yang berada di masing masing provinsi
tersebut. Jika pendapatan daerah mengalami peningkatan , seharusnya pendapatan
penduduk juga ikut bertambah untuk menyesuaikan kepada kondisi daerah
tersebut.Seperti yang telah di bicarakan di beberapa paragraf sebelumnya bahwa
ada keterkaitan antara upah minimum dan kebutuhan hidup minimum.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Upah
Minimum Provinsi, Kebutuhan Hidup Minimum, dan Produk Domestik
Bruto (PDRB) Berdasarkan Harga Konstan, Terhadap Migrasi Risen Masuk
Di Provinsi - Provinsi Di Pulau Jawa Dan Sumatera Per 5 Tahun Pada
Periode 2000 - 2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebagaimana yang telah diuraikan diatas. Untuk
menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi, Kebutuhan Hidup Minimum,
dan PDRB berdasarkan harga konstan, terhadap Migrasi Risen Masuk di Provinsi
- Provinsi di Pulau Jawa dan Sumatera Per 5 Tahun Periode 2000 - 2015, maka
dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut berapa besar pengaruh
upah minimum provinsi, , pdrb berdasarkan harga konstan, kebutuhan hidup
minimum terhadap migrasi risen masuk di provinsi - provinsi di pulau jawa dan
sumatera per 5 tahun pada periode 2000 - 2015.
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh upah minimum provinsi, kebutuhan hidup
minimum, dan pdrb berdasarkan harga konstan, terhadap migrasi risen masuk di
provinsi - provinsi di pulau jawa dan sumatera per 5 tahun periode pada 2000 -
2015.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian dengan pembahasan mengenai migrasi yang terus bertambah setiap
tahunnya. Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup
masyarakat, diharapkan akan mampu bermanfaat bagi:
1. Peneliti / Penulis
Dapat menjadi bahan pembelajaran dan menambah keterampilan dalam hal
penelitian yang berkaitan dengan faktor faktor yang mempengaruhi migrasi risen
masuk. Salah satunya adalah mengetahui pengaruh Pengaruh Upah Minimum
Provinsi, Kebutuhan Hidup Minimum, dan PDRB berdasarkan harga konstan,
terhadap Migrasi Risen Masuk di Provinsi - Provinsi di Pulau Jawa dan Sumatera
Per 5 Tahun Pada Periode 2000 - 2015.
9
2. Masyarakat Umum
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang
baru terhadap faktor faktor yang mempengaruhi migrasi risen masuk.
3. Pihak yang Terkait
Diharapkan memberikan informasi infromasi yang berkaitan dengan faktor
faktor yang mempengaruhi migrasi risen masuk.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Migrasi
a. Pengertian Migrasi
Pada intinya mobilitas/perpindahan penduduk dibagi menjadi dua bentuk,
yang pertama adalah mobilitas permanen (migrasi), dan kedua adalah mobilitas
non-permanen atau migrasi sirkuler. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari
satu wilayah ke wilayah tujuan dengan maksud menetap. Sedangkan migrasi
sirkuler adlah gerak penduduk dari satu tempat ke tempat lain tanpa ada maksud
untuk menetap. Migrasi sirkuler ini pun bermacam-macam jenisnya ada yang
ulang-alik, periodik, musiman, dan jangka panjang. Migrasi sirkuler dapat terjadi
antara desa-desa, desa-kota, kota-desa, dan kota-kota (Mantra, 2000).
Pengertian migrasi yang lain, migrasi adalah perpindahan penduduk
dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas
politik atau negara atau batas administrasi/batas bagian dalam suatu negara
(Munir, 2000). Migrasi juga didefinisikan sebagai perpindahan penduduk dengan
tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat yang lain melampaui batas
politik/ Negara ataupun batas administratif/ batas bagian dalam suatu Negara. Jadi
migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu
daerah ke daerah lain (Wirosuhardjo, 2011:116). Sedangkan penduduk migran
11
menurut mulyadi (2002) dibagi menjadi 2, yaitu pertama, mereka yang pada saat
pencacahan tempat tinggalnya berbeda dengan tempat lahir yang disebut migrasi
semasa hidup (life time migration). Kedua, mereka yang bertempat tinggal di
tempat tujuan lima tahun lalu, dikategorikan sebagai migrasi risen (recent
migration). Pardoko (1987) migrasi merupakan istilah yang digunakan bagi
perpindahan tempat tinggal seseorang dari suatu tempat ke tempat lain, dan
biasanya ada di luar batas daerah administratif.
Menurut Mantra (2000) Teori Migrasi Todaro ini bertolak dari asumsi
bahwa migrasi dari desa ke kota pada dasarnya merupakan suatu fenomena
ekonomi. Keputusan seorang individu untuk melakukan migrasi ke kota
merupakan keputusan yang telah dirumuskan secara rasional. Teori Todaro
mendasarkan diri pada pemikiran bahwa arus migrasi itu berlangsung sebagai
tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan antara desa dengan kota.
Namun, pendapatan yang dipersoalkan disini bukan pendapatan yang aktual,
melainkan pendapatan yang diharapkan (expected income). Para migran
senantiasa mempertimbangkan dan membanding-bandingkan pasar-pasar tenaga
kerja yang tersedia bagi mereka di sektor pedesaan dan perkotaan, kemudian
memilih salah satu diantaranya yang sekiranya akan dapat memaksimalkan
keuntungan yang diharapkan diukur berdasarkan besar kecilnya angka selisih
antara pendapatan riil dari pekerjaan di kota dan dari pekerjaan di desa. Angka
selisih tersebut juga senantiasa diperhitungkan terhadap besar kecilnya peluang
migran yang bersangkutan untuk mendapatkan pekerjaan di kota.
Adapun Model migrasi Todaro memiliki empat pemikiran dasar sebagai berikut :
12
• Migrasi desa-kota dirangsang, terutama sekali oleh berbagai pertimbangan
ekonomi yang rasional dan langsung yang berkaitan dengan keuntungan
atau manfaat dan biaya-biaya relatif migrasi itu sendiri (sebagian besar
terwujud dalam bentuk-bentuk atau ukuran lain, misalnya saja kepuasan
psikologi).
• Keputusan untuk bermigrasi tergantung pada selisih antara tingkat
pendapatan yang diharapkan di kota dan tingkat pendapatan aktual di
pedesaan (pendapatan yang diharapkan adalah sejumlah pendapatan yang
secara rasional bisa diharapkan akan tercapai di masa-masa mendatang).
Besar kecilnya selisih besaran upah aktual di kota dan di desa, serta besar
atau kecilnya kemungkinan mendapatkan pekerjaan di perkotaan yang
menawarkan tingkat pendapatan sesuai yang diharapkan.
• Kemungkinan mendapatkan pekerjaan di perkotaan berbanding terbalik
dengan tingkat pengangguran di kota.
• Migrasi desa-kota bisa saja terus berlangsung meskipun pengangguran di
perkotaan sudah cukup tinggi. Kenyataan ini memiliki landasan yang
rasional, yakni para migran pergi ke kota untuk meraih tingkat upah yang
lebih tinggi yang nyata (memang tersedia). Dengan demikian, lonjakan
pengangguran di perkotaan merupakan akibat yang tidak terhindarkan dari
adanya ketidakseimbangan kesempatan ekonomi yang sangat parah antara
daerah perkotaan dan daerah pedesaan (antara lain berupa kesenjangan
tingkat upah tadi), dan ketimpangan-ketimpangan seperti itu amat mudah
ditemui di kebanyakan negara-negara di dunia ketiga.
13
E.G Ravenstein (1885) yang juga didukung oleh Stephen Bourne berdasar
pada perilaku orang bermigrasi besar-besaran di daerah pedesaan ke daerah
perkotaan selama revolusi industri di Inggris (Yeremias, 1994) mengemukakan
hukum-hukum tentang migrasi (The Law of Migration) (Rudiono, 2008). Pada
perkembangannya hukum tersebut ini dikritik oleh N.A Humprey yang
menyatakan bahwa migrasi tidak memiliki hukum sama sekali. Hukum migrasi
yang dikemukakan Ravenstein yakni, (a) migrasi dan jarak; banyak migran yang
menempuh jarak dekat, migran yang menempuh jarak jauh ialah menuju pusat-
pusat perdagangan dan industri yang penting, (b) migrasi bertahap; adanya
migrasi terarah, adanya migrasi dari desa - kota kecil - kota besar, (c) arus dan
arus balik; setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik penggantiannya, (d)
terdapat perbedaan-perbedaan antara desa dan kota mengenai kecenderungan
migrasi (desa memiliki kecenderungan untuk migrasi lebih besar dari pada
kota),(e) kebanyakan wanita lebih suka bermigrasi ke daerah-daerah yang dekat,
(f) teknologi dan migrasi; dengan makin pesatnya teknologi makin besar pula arus
migrasi yang terjadi, (g) motif ekonomi merupakan dorongan utama.
Sedangkan Mantra (dikutip dari Lee, 1976), dijelaskan bahwa volume migrasi di
suatu wilayah berkembang sesuai dengan tingkat keanekaragaman daerah-daerah
wilayah tersebut. Di setiap daerah banyak sekali faktor yang mempengaruhi orang
untuk menetap atau menarik orang untuk pindah, serta adapula faktor-faktor lain
yang memaksa mereka meninggalkan daerah itu. Di daerah asal dan di daerah
tujuan menurut Lee, terdapat faktor-faktor yang disebut sebagai:
14
• Faktor positif (+) yaitu faktor yang memberikan nilai positif atau
keuntungan bila bertempat tinggal di tempat tersebut.
• Faktor negatif (-) yaitu faktor yang memberikan nilai negatif atau
merugikan bila tinggal di tempat tersebut sehingga seseorang merasa perlu
untuk pindah ke tempat lain.
• Faktor netral (0) yaitu yang tidak berpengaruh terhadap keinginan
seseorang individu untuk tetap tinggal di tempat asal atau pindah ke
tempat lain.
Faktor-faktor di tempat asal migran misalnya, dapat berbentuk faktor yang
mendorong untuk keluar atau menahan untuk menetap dan tidak pindah. Begitu
pula dengan daerah tujuan migran, faktor tersebut dapat berbentuk penarik
sehingga orang mau datang ke sana atau menolak yang menyebabkan orang tidak
tertarik untuk datang. Lahan yang tidak subur, penghasilan yang rendah di daerah
asal merupakan pendorong untuk pindah. Namun adanya rasa kekeluargaan yang
erat lingkungan sosial yang kompak merupakan faktor yang menahan seseorang
agar tidak pindah. Upah yang tinggi, kesempatan kerja yang menarik di daerah
tujuan migran merupakan faktor penarik untuk datang ke sana. Sedangkan
ketidakpastian, resiko yang mungkin dihadapi, kepemilikan lahan yang tidak pasti
dan sebagainya merupakan faktor penghambat untuk pindah ke tempat tujuan.
Berdasarkan tinjauan di atas, dapat ditarik beberapa faktor pokok
penyebab terjadinya migrasi adalah: (a) proses kemiskinan di daerah asal, (b)
lapangan kerja yang hampir tidak ada, (c) pendapatan yang rendah, (d) keamanan,
(e) adat istiadat yang ketat, (f) melanjutkan pendidikan. Dari pernyataan di atas
15
tiga hal pertama adalah hal mendasar dalam membuat keputusan untuk
bermigrasi. Desa yang perekonomiannya masih subsisten hasilnya sangat
dipengaruhi jumlah tenaga kerja, iklim, luas tanah, sehingga hasilnya pun sangat
terbatas dan mengakibatkan pendapatan rendah.
Selain ketiga faktor di atas menurut Everett S. Lee (Munir, 2000) ada
empat faktor lain yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk
melakukan migrasi, yaitu faktor-faktor yang terdapat di daerah asal. Faktor-faktor
yang terdapat di tempat tujuan. Rintangan-rintangan antara (jarak). Faktor-faktor
pribadi. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal misalnya, tanah yang subur,
kekerabatan yang tinggi, adanya variasi pekerjaan non-tani, dan tersedianya
fasilitas sosial yang lengkap akan menarik individu untuk menetap di daerah asal.
Namun jika yang terjadi adalah sebaliknya maka akan mendorong individu untuk
meninggalkan daerah asalnya. Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan seperti
tersedianya variasi lapangan pekerjaan, fasilitas sosial lengkap, harapan mendapat
upah tinggi akan menjadi penarik individu dari luar daerah, dan kemacetan,
kriminalitas tinggi, bencana alam bisa menjadi faktor pendorong dari daerah
tujuan. Rintangan-rintangan antara adalah mengenai jarak, dimana
memperhitungkan, biaya perjalanan, sulit atau tidaknya medan untuk ditempuh,
dan lama waktu perjalanan yang ditempuh. Walaupun rintangan antara (jarak) ini
selalu ada, tidak selalu menjadi faktor penghalang. Rintangan-rintangan tersebut
mempunyai pengaruh yang berbeda-beda pada masing-masing individu. Faktor
dalam pribadi inilah yang mempunyai peranan terbesar karena faktor-faktor nyata
yang terdapat di tempat asal atau tempat tujuan belum merupakan faktor utama,
16
karena pada akhirnya kembali pada respon seseorang tentang faktor tersebut,
kepekaan pribadi dan kecerdasannya.
Selanjutnya Mantra (dikutip dari Mitchel, 1961), dijelaskan bahwa
terdapat beberapa kekuatan (forces) yang menyebabkan seorang individu
memutuskan untuk melakukan migrasi atau tidak, yaitu :
Kekuatan Sentripetal (centripetal forces) yaitu kekuatan yang mengikat
seorang individu untuk tinggal di daerah asal. Kekuatan sentripetal dapat berupa :
• Terikat tanah warisan.
• Menunggu orang tua yang sudah lanjut usia.
• Kegotong-royongan yang baik.
• Daerah asal merupakan tempat kelahiran nenek moyang mereka.
Kekuatan Sentrifugal (centrifugal forces) yaitu kekuatan yang mendorong
seorang individu untuk meninggalkan daerah asal. Kekuatan sentrifugal dapat
berupa :
• Terbatasnya pasaran kerja.
• Pendapatan yang kurang mencukupi.
2. Upah Minimum
a. Pengertian Upah Minimun
Upah merupakan faktor yang dominan yang memungkinkan seseorang
bersedia bekerja untuk kepentingan orang lain atau untuk perusahaan ataupun
17
organisasi. Tanpa upah tidak akan ada pengertian hubungan kerja antara tenaga
kerja dengan organisasi ataupun perusahaan. Sehingga dalam sebuah organisasai
ataupun perusahaan, upah merupakan suatu hal yang sangat penting.
Upah sangat besar pengaruhnya terhadap tenaga kerja dalam menjalankan
tugasnya dan jaminan terhadap kelangsungan hidup dirinya sendiri dan
keluarganya. Memberikan upah yang rendah akan menimbulkan kesulitan dalam
perekrutan dan memperkerjakan tenaga kerja yang profesional. Namun jika upah
yang diberikan kepada tenaga kerja sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya,
maka para tenaga kerja akan bekerja semaksimal mungkin kepada perusahaan.
Menurut oleh Edwin B. Flippo ( dalam Justine T. Sirait, 2006 :181)
menyatakan bahwa upah merupakan harga untuk jasa-jasa yangtelah diberikan
seseorang kepada orang lain. upah merupakan suatupenerimaan sebagai imbalan
dari pimpinan perusahaan kepada tenagakerja untuk suatu pekerjaan atau jasa
yang telah dan akan dilakukan.
Menurut peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1981 tentang perlindunganupah
memberikan definisi upah sebagai berikut:Upah merupakan suatu penerimaan
sebagai imbalan dari pengusaha kepada tenaga kerja atas suatu pekerjaan atau jasa
yang telah atau yang akan dilakukannya, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk
uang yang ditetapkan menurut persetujuan dan atau peraturan perundang-
undangan dan dibayarkan atas perjanjian antara pengusaha dengan pekerja
termasuk tunjangan baik untuk pekerja maupun untuk keluarganya.
18
Menurut Justine T. Sirait (2006:181), Upah berfungsi
sebagaikeberlangsungan hidup yang layak bagi kemanusiaan dan produksi
yang dinyatakan dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan,
undang-undang, peraturan, dan dibayarkan atas suatu dasar perjanjian kerja antara
pemimpin perusahaan dengan tenaga kerja.
Dari pengertian-pengertian diatas tentang upah, maka dapat
disimpulkan bahwa upah adalah imbalan financial lansung dibayarkan kepada
tenaga kerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau
banyaknya pelayanan yang dihasilkan.
1) Proses Penentuan Upah
Salah satu aspek yang sangat penting dalam penentuan upahadalah
jumlah upah yang diterima tenaga kerja harus memiliki internal equity dan
external equity. Internal equity adalah jumlah yang diperoleh dipersepsi sesuai
dengan input yang diberikan dibandingkan dengan pekerjaan yang sama dalam
perusahaan. External equity adalah jumlah yang diterima dipersepsi sesuai
dengan jumlah yang diterimadipekerjaan lain organisasi atau perusahaan.
Menurut Veithzal Rivai dan Jauvani Sagala (2010:759-761) untuk
mengusahakan adanya equity maka penentuan upah dalam perusahaan dapat
ditempuh dengan:
19
a) Analisis jabatan atau tugas
Analisis jabatan adalah kegiatan mencari informasi tentang tugas tugas
yang dijalankan dan persyaratan yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga dapat menjelaskan uraian tugas dan standar kinerja.
b) Evaluasi jabatan atau tugas
Evaluasi jabatan merupakan proses sistematis untuk menentukan nilai
relatif dari suatu pekerjaan dengan pekerjaan lain.Proses ini merupakan usaha
supaya tercapai internal equity dalam pekerjaan sebagai unsur dalam menetapkan
tingkat upah.
c) Survei upah
Survei upah adalah kegiatan untuk mengetahui tingkat upah yang berlaku
pada perusahaan-perusahaan yang lain yang sejenis, yang mempunyai usaha atau
jabatan yang sama. Kegiatan ini dilakukan supaya terjadi keadilan eksternal
sebagai salah satu faktor terpenting dalam menentukan upah.
d) Penentuan upah
Penentuan upah berdasarkan hasil evaluasi jabatan yang dikombinasikan
dengan survei upah yang terpenting dalam penentuan upah adalah sesuai dengan
tingkat upah minimum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Pendapat lain tentang proses penentuan upah dikemukakan Werther dan
Darwis dalam Justine T. Sirait (2006:187), menyatakan
20
• bahwa tahap-tahap utama dalam penentuan upah adalah sebagai berikut:
• Mengidentifikasi dan mempelajari jabatan-jabatan melalui analisis jabatan.
• Melakukan internal equity melalui penilaian jabatan
• Melakukan survei untuk menetapkan upah.
• Menetapkan upah dengan mengkombinasikan antara penilaian jabatan
dengan survei upah.
2) Tujuan Upah
Menurut Veitzhal Rivai dan Jauvani Sagala (2010:762-763), tujuan pemberian
upah adalah sebagai berikut:
• Ikatan kerjasama.
• Kepuasan kerja.
• Pengadaan efektif.
• Motivasi.
• Stabilitas karyawan.
• Disiplin.
• Pengaruh serikat pekerja.
• Pengaruh asosiasi usaha sejenis.
• Pengaruh pemerintah.
Sedangkan pendapat lain tentang tujuan upah menurut Payaman.J Simanjuntak
(1998:129), menyatakan dalam pemberian upah harus memiliki tujuan upah,
dengan demikian tujuan pemberian upah adalah:
• Menjamin kehidupan yang layak bagi tenaga kerja.
21
• Mencerminkan imbalan atas hasil kerja tenaga kerja.
• Menyediakan insentif untuk mendorong peningkatan produktivitas.
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi upah
Menurut Justine T. Sirait (2006:185-186), terdapat beberapa factor yang
mempengaruhi dalam menentukan tingkat upah antara lain adalah:
a) Penawaran dan permintaan tenaga kerja
Pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang tinggi sedangkan
ketersediaan tenaga kerja yang langka, sehingga upah akan cenderung tinggi.
Sedangkan untuk jabatan-jabatan tertentu yang memiliki penawaran yang
melimpah akan memiliki standar gaji yang rendah.
b) Serikat pekerja
Adanya serikat pekerja yang kuat dapat terlibat langsung dalam manajemen,
sehingga akan ikut serta dalam menentukan upah.
c) Kemampuan untuk membayar
Bagi perusahaan upah merupakan komponen biaya produksi, apabila terjadi
kenaikan biaya produksi maka akan mengakibatkan kerugian sehingga perusahaan
tidak akan mampu memenuhi fasilitas perusahaan.
d) Produktivitas
Semakin tinggi prestasi-prestasi yang diberikan oleh karyawan kepada
perusahaan maka akan semakin besar pula upah yang diterima tenaga kerja.
22
e) Biaya hidup
Biaya hidup adalah batas penerimaan upah bagi karyawan.
f) Pemerintah
Pemerintah melalui peraturan-peraturannya memiliki kewenangan dalam
menentukan besar kecilnya upah, seperti menentukan upah minimun regional.
Menurut Moekijat dalam Nasir (2008:34-35) menyatakan bahwa terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat upah antara lain adalah:
• Upah yang diberikan pihak lain.
• Kondisi keuangan negara.
• Biaya hidup.
• Peraturan pemerintah.
• Kekayaan negara.
• Produktivitas tenaga kerja.
• Persediaan ataupun penawaran tenaga kerja.
• Kondisi atau lingkungan pekerjaan.
• Jam kerja.
• Perbedaan geografis.
• Inflasi.
• Pendapatan nasional.
• Harga pasar.
• Nilai sosial etika.
23
4) Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan menurut Hadari Nawawi (2011:373) dibedakan ke
dalam dua bentuk yang terdiri dari:
• Diberikan secara tetap.
• Diberikan sewaktu-waktu atau tidak tetap.
Sedangkan menurut Heidjrahman Suad Husnan (2013:140) Sistem Pengupahan
yang umum diterapkan adalah sebagai berikut:
a) Sistem waktu
Dalam sistem waktu besarnya kompensasi ditetapkan berdasarkan standar
waktu seperti jam, hari, minggu atau bulan. Sistem waktu ini biasanya jika
prestasi kerja sulit diukur per unitnya. Jadi, besarnya kompensasi hanya
didasarkan pada lamanya bekerja.
b) Sistem hasil (output)
Dalam sistem hasil ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan oleh
pekerja, seperti per potong, meter, liter, ataupun kilogram. Dalam hal ini sistem
kompensasi diterapkan berdasarkan banyaknya hasil yang dikerjakan oleh tenaga
kerja.
c) Sistem borongan
Dalam sistem ini pendapat besarnya pada volume pekerjaan dan lamanya
mengerjakan. Upah borongan ini mengaitkan langsung kompensasi secara
24
langsung dengan produksi yang dihasilkan. Besar kecilnya upah tergantung
kecermatan dalam mengkalkulasi biaya borongan tersebut.Hendaknya dasar
pemberian upah memberikan kepuasan bagi tenaga kerja, laba untuk
perusahaan, serta barang/jasa yang berkualitas dan harga yang pantas. Jadi, semua
pihak mendapatkan kepuasan dari sistem pengupahan yang diterapkan.
3. Kebutuhan Hidup Minimum/Layak(KHM/KHL)
a.Pengertian KHM/KHL
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 17 tahun 2005 tentang
komponen dan pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak
disebutkan bahwa Kebutuhan Hidup Layak yang selanjutnya disingkat KHL
adalah standar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang pekerja/buruh lajang
untuk dapat hidup layak baik secara fisik, non fisik dan sosial, untuk kebutuhan 1
(satu) bulan. KHL sebagai dasar dalam penetapan upah minimum merupakan
peningkatan dari kebutuhan hidup minimum. Nilai KHL diperoleh melalui survei
harga.
Penetapan upah minimum Propinsi didasarkan pada nilai Kebutuhan Hidup
Layak (KHL) Kabupaten/Kota terendah di Propinsi yang bersangkutan dengan
menggunakan produktivitas, pertumbuhan ekonomi dan usaha yang paling tidak
mampu (marginal). Dalam menetapkan tahapan pencapaian KHL, Gubernur
memperhatikan kondisi pasar kerja, usaha yang paling tidak mampu (marginal) di
Propinsi/Kabupaten/Kota.
25
Sedangkan Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesia no 21 tahun 2016.Kebutuhan Hidup Layak yang selanjutnya disingkat
KHL adalah standar kebutuhan seseorang pekerja atau buruh lajang untuk dapat
hidup layak secara fisik dalam 1 (satu) bulan. Dalam hal ini kebutuhan hidup
minimum sekurang kurang nya memenuhi kebutuhan hidup manusia seperti
sandang,pangan dan papan.
Peninjauan komponen dan jenis kebutuhan hidup dilakukan oleh menteri
dengan mempertimbankan hasil kajian yang dilaksanakan oleh dewan pengubahan
nasional.Hasil kajian tersebut akan di rekomendasikan kepada menteri.setelah
penetapan hasil peninjauan komponen dan jenis kebutuhan hidup maka akan
dilakukan perhitungan nilai KHL oleh dewan pengupahan provinsi atau dewan
pengupahan kabupaten/kota.Nilai KHL di itung menggunakan data rata – rata
harga jenis kebutuhan hidup yang bersumber dari lembaga yang berwenang di
bidang statistik.
4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
a. Pengertian PDRB
PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh
berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam periode (Hadi Sasana, 2006).
PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah mengelola sumber daya
alam yang dimilikinya. Oleh karena itu, besaran PDRB yang dihasilkan oleh
masing-masing daerah sangat bergantung kepada potensi faktor-faktor produksi di
daerah tersebut. Adanya keterbatasan dalam penyediaan faktor-faktor produksi
26
tersebut menyebabkan besaran PDRB bervariasi antar daerah. Di dalam
perekonomian suatu negara, masing-masing sektor tergantung pada sektor yang
lain, satu dengan yang lain saling memerlukan baik dari bahan mentah maupun
hasil akhirnya. Sektor industri pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan
pengeluaran dan pendekatan pendapatan.
Rincian penjelasannya sebagai berikut :
1) Menurut Pendekatan Produksi
Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai barang dan jasa
akhir yang diproduksikan oleh suatu kegiatan ekonomi di daerah tersebut
dikurangi biaya antara masing-masing total produksi bruto tiap kegiatan subsektor
atau sector dalam jangka waktu tertentu (satu tahun) (BPS, 2012:26). Unit-unit
produksi tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 sektor atau
lapangan usaha yaitu; (1) pertanian; (2) pertambangan dan penggalian; (3) industri
pengolahan; (4) listrik, gas dan air bersih; (5) bangunan; (6) perdagangan, hotel
dan restoran; (7) pengangkutan dan komunikasi; (8) keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan; dan (9) jasa-jasa.
2) Menurut Pendekatan Pengeluaran
Produk Domestik Regional Bruto adalah penjumlahan semua komponen
permintaan akhir. Komponen-komponen tersebut meliputi:
• Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak
mencari untung.
27
• Konsumsi pemerintah.
• Pembentukan modal tetap domestik bruto.
• Perubahan stok.
• Ekspor netto. (BPS, 2012:27)
3) Menurut Pendekatan Pendapatan
Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah balas jasa yang
diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi dalam suatu
wilayah dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud
adalah upah dan gaji, sewa rumah, bunga modal dan keuntungan. Semua hitungan
tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak lainnya. Cara penyajian
Produk Domestik Regional Bruto disusun dalam dua bentuk, yaitu :
b. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
Pengertian Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan yaitu
jumlah nilai produksi atau pengeluaran atau pendapatan yang dihitung menurut
harga tetap. Dengan cara mendefinisikan berdasarkan harga-harga pada tingkat
dasar dengan menggunakan indeks harga konsumen. Dari perhitungan ini
tercermin tingkat kegiatan ekonomi yang sebenarnya melalui Produk Domestik
Regional Bruto riilnya. (BPS, 2012:27)
c. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Pengertian Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku
menurut BPS adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor
28
perekonomian di suatu wilayah. Nilai tambah yang dimaksud merupakan nilai
yang ditambahkan kepada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam
proses produksi sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan
balas jasa atas ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi. (BPS,
2012:27)
1) Metode Tidak Langsung atau Metode Alokasi
Dalam metode ini PDRB suatu wilayah diperoleh dengan menghitung
PDRB wilayah tersebut melalui alokasi PDRB wilayah yang lebih luas.Untuk
melakukan alokasi PDRB wilayah ini digunakan beberapa alokator antara lain:
Nilai produksi bruto atau netto setiap sektor/subsektor pada wilayah yang
dialokasikan ; jumlah produksi fisik; tenaga kerja; penduduk, dan alokator tidak
langsung lainnya. Dengan menggunakan salah satu atau beberapa alokator dapat
diperhitungkan persentase bagian masing-masing propinsi terhadap nilai tambah
setiap sektor dan subsektor.
d. Cara penyajian PDRB adalah sebagai berikut :
• PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, semua agregat pendapatan dinilai atas
dasar harga yang berlaku pada masing-masing tahunnya, baik pada saat
menilai produksi dan biaya antara maupun pada penilaian komponen
• PDRB. PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan kemampuan sumber
daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Nilai PDRB yang besar
menunjukkan kemampuan sumberdaya ekonomi yang besar, begitu juga
sebaliknya.(BPS, 2012:28)
29
• PDRB Atas Dasar Harga Konstan, semua agregat pendapatan dinilai atas
dasar harga tetap, maka perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke
tahun semata-mata karena perkembangan produksi riil bukan karena
kenaikan harga atau inflasi. PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan
laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari
tahun ke tahun. (BPS, 2012:28)
PDRB merupakan merupakan indikator pertumbuhan ekonomi yaitu suatu
proses kenaikkan output nasional suatu periode tertentu terhadap periode
sebelumnya. Dalam perkembangannya terdapat banyak teori mengenai
pertumbuhan ekonomi, antara lain: teori pertumbuhan klasik, teori pertumbuhan
neoklasik dan teori pertumbuhan Kuznet.
1) Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
Aliran klasik muncul pada akhir abad ke-18 dan awal abad 19-an, yaitu
di masa revolusi Industri, dima na suasana waktu itu merupakan awal bagi adanya
perkembangan ekonomi. Teori pertumbuhan ekonomi klasik dikembangkan oleh
penganut aliran klasik yaitu Adam Smith dan David Ricardo.
a) Adam Smith
Orang pertama yang membahas pertumbuhan ekonomi secara
sistematis adalah Adam Smith (1723-1790). Dalam bukunya An Inquiry into the
Nature and Causes of The Wealth of Nations (1776) ia mengemukakan tentang
proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara sistematis. Menurut
Smith terdapat dua aspek utama pertumbuhan ekonomi, yaitu pertumbuhan output
30
total dan pertumbuhan penduduk Unsur pokok dari sistem produksi suatu negara
menurut Smith ada tiga, yaitu:
• Sumber daya alam yang tersedia (atau faktor produksi tanah)
• Sumber daya insani (atau jumlah penduduk)
• Stok barang modal yang ada
Menurut Adam Smith untuk berlangsungnya perkembangan ekonomi
diperlukan adanya spesialisasi atau pembagian kerja agar produktivitas tenaga
kerja bertambah. Spesialisasi dalam proses produksi akan dapat meningkatkan
keterampilan tenaga kerja, dapat mendorong ditemukannya alat-alat atau mesin-
mesin baru dan akhirnya dapat mempercepat dan meningkatkan
produksi.Dinyatakan bahwa sebelum adanya pembagian kerja harus ada
akumulasi kapital terlebih dahulu dimana skumulasi kapital ini berasal dari dana
tabungan. Di samping itu Smith juga menitik beratkan pada ”luas pasar”. Pasar
harus seluas mungkin agar dapat menampung hasil produksi, sehingga
perdagangan internasional menarik perhatiannya karena hubungan perdagangan
internasional ini menambah luasnya pasar, sehingga pasar akan terdiri dari pasar
dalam negeri dan pasar luar negeri.
Menurut Adam Smith, sekali pertumbuhan ini mulai maka ia akan
bersifat komulatif, artinya bila ada pasar yang cukup dan ada akumulasi kapital,
pembagian kerja akan terjadi dan ini akan menaikkan tingkat produktivitas tenaga
kerja. Kenaikan produktivitas ini akan menaikkan penghasilan nasional dan
selanjutnya juga memperbesar jumlah penduduk. Penduduk tidak saja merupakan
31
pasar karena pendapatannya naik, tetapi pendapatan yang lebih besar itu juga akan
merupakan sumber tabungan. Jadi, spesialisasi yang yang semakin besar
membutuhkan pasar yang semakin luas dan dorongan untuk membuat alat-alat
baru makin bertambah. Di lain pihak, naiknya produktivitas akan mengakibatkan
tingkat upah naik dan ada akumulasi kapital. Tetapi karena sumber daya alam
terbatas adanya, maka keuntungan akan menurun karena berlakunya hukum
pertambahan hasil yang semakin berkurang. Pada tingkat inilah perkembangan
mengalami kemacetan atau berhenti.
b) David Ricardo
Jika Adam Smith dianggap sebagai pakar utama dan pelopor
pemikiran ekonomi mahzab klasik, maka Ricardo menjadi pemikir yang paling
menonjol diantara para pakar mahzab tersebut. Teori Ricardo dikemukakan
pertama kali dalam bukunya yang berjudul The Principles of Political Economy
and Taxation yang diterbitkan pada tahun 1917.
Perangkat teori yang dikembangkan Ricardo menyangkut empat kelompok
permasalahan, yaitu :
• Teori tentang nilai dan harga barang
• Teori tentang distribusi pendapatan sebagai pembagian hasil dari seluruh
produksi dan disajikan dalam bentuk teori upah, teori sewa tanah, teori
bunga dan laba.
• Teori tentang perdagangan internasional
• Teori tentang akumulasi dan pertumbuhan ekonomi
32
Garis besar proses pertumbuhan ekonomi dan kesimpulan-kesimpulan
dari Ricardo tidak jauh berbeda dengan teori Adam Smith yaitu mengacu pada
laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan output. Selain itu Ricardo juga
menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah (sumberdaya alam) tidak bisa
bertambah, sehingga akhirnya menjadi faktor pembatas dalam proses
pertumbuhan suatu masyarakat.
Ciri-ciri perekonomian menurut Ricardo yaitu:
• Jumlah tanah terbatas
• Tenaga kerja (penduduk) meningkat atau menurun tergantung pada apakah
tingkat upah berada di atas atau di bawah tingkat upah minimal (tingkat
upah alamiah)
• Akumulasi modal terjadi bila tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik
modal berada di atas tingkat keuntungan minimal yang diperlukan untuk
menarik mereka melakukan investasi.
• Kemajuan teknologi terjadi sepanjang waktu
• Sektor pertanian dominan
Dengan terbatasnya luas tanah, maka pertumbuhan penduduk (tenaga
kerja) akan menurunkan produk marginal (marginal product) yang kita kenal
dengan istilah The law of diminishing return. Selama buruh yang dipekerjakan
pada tanah tersebut bisa menerima tingkat upah di atas tingkat upah alamiah,
maka penduduk (tenaga kerja) akan terus bertambah, dan hal ini akan menurunkan
lagi produk marginal tenaga kerja dan pada gilirannya akan menekan tingkat upah
33
ke bawah. Proses ini akan berhenti jika tingkat upah turun sampai tingkat upah
alamiah. Jika tingkat upah turun sampai di bawah tingkat upah alamiah, maka
jumlah penduduk (tenaga kerja) menurun. Kemudian tingkat upah akan naik lagi
sampai tingkat upah alamiah. Pada posisi ini jumlah penduduk konstan. Jadi, dari
segi faktor produksi tanah dan tenaga kerja, ada suatu kekuatan dinamis yang
selalu menarik perekonomian ke arah tingkat upah minimum, yaitu bekerjanya the
law of diminishing return. Peranan akumulasi modal dan kemajuan teknologi
adalah cenderung meningkatkan produktivitas tenaga kerja, artinya dapat
memperlambat bekerjanya the law of diminishing return yang pada gilirannya
akan memperlambat pula penurunan tingkat hidup ke arah tingkat hidup minimal.
2) Teori Pertumbuhan Neoklasik
Teori Pertumbuhan ekonomi Neoklasik berkembang sejak tahun 1950-
an. Teori ini berkembang berdasarkan analisis-analisis mengenai pertumbuhan
ekonomi menurut pandangan klasik. Model pertumbuhan neoklasik Solow
merupakan pilar yang sangat mewarnai teori pertumbuhan neoklasik sehingga
Robert Solow dianugerahi hadiah nobel bidang ekonomi pada tahun 1987.
Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung pada penambahan
penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal)
dan kemajuan tingkat tekonologi. Berdasarkan penelitiannya, Solow mengatakan
bahwa peran dari kemajuan teknologi di dalam pertumbuhan ekonomi adalah
sangat tinggi.
34
Teori pertumbuhan neoklasik menegaskan bahwa kondisi
keterbelakangan negara-negara berkembang bersumber dari buruknya keseluruhan
alokasi sumberdaya yang selama ini bertumpu pada kebijakan-kebijakan
pengaturan harga yang tidak tepatdan adanya campur tangan pemerintah yang
berlebihan. Model pertumbuhan neoklasik Solow berpegang pada konsep skala
hasil yang terus berkurang (diminishing return) dari input tenaga kerja dan modal
jika keduanya dianalisis secara terpisah, sedangkan jika keduanya dianalisis
secara sekaligus, Solow memakai asumsi skala hasil tetap (constand return to
scale). Kemajuan teknologi ditetapkan sebagai faktor residu untuk menjelaskan
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, dan tinggi rendahnya pertumbuhan
itu sendiri oleh Solow maupun para teoresiti lainnya diasumsikan bersifat
eksogen, atau selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Model
pertumbuhan neoklasik Solow ini menggunakan fungsi produksi agregat standar,
yakni:
Y = A.F (K,L)
Dimana Y adalah output nasional (kawasan), K adalah modal (kapital)
fisik, L adalah tenaga kerja dan A merupakan teknologi. Faktor yang
mempengaruhi pengadaan modal fisik adalah investasi. Y juga akan meningkat
jika terjadi perkembangan dalam kemajuan teknologi yang terindikasi dari
kenaikan A. Oleh karena itu pertumbuhan perekonomian nasional dapat berasal
dari pertumbuhan input dan perkembangan kemajuan teknologi yang disebut juga
pertumbuhan total faktor produktivitas. Menurut model pertumbuhan ini,
pertumbuhan output selalu bersumber dari satu atau lebih dari satu atau lebih dari
35
tiga faktor yaitu kenaikkan kuantitas dan kualitas tenaga kerja (melalui
pertumbuhan jumlah penduduk dan perbaikan pendidikan), penambahan modal
(melalui tabungan dan investasi), serta penyempurnaan teknologi. Lebih lanjut
dikemukakan bahwa perekonomian tertutup (clossed economy), yakni yang tidak
menjalin hubungan dengan pihak luar, yang tingkat tabungan rendah, maka ceteris
paribus perekonomian itu dalam jangka pendek pasti mengalami laju
pertumbuhan lebih lambat apabila dibandingan dengan perekonomian lainnya
yang memiliki tingkat tabungan yang lebih tinggi. Pada akhirnya hal ini akan
mengakibatkan konvergensi penurunan pendapatan per kapita. Di lain pihak,
perekonomian terbuka (open economy), yakni yang mengandalkan hubungan
perdagangan dengan pihak lain pasti akan mengalami konvergensi peningkatan
pendapatan per kapita, karena arus permodalan akan mengalir deras dari negara-
negara kaya ke negara-negara miskin dimana rasio modal-tenaga kerjanya masih
rendah sehingga menjajikan imbalan atau tingkat keuntungan investasi yang lebih
tinggi.
a) Teori Pertumbuhan Kuznet
Simon Kuznet menghitung dan menganalisis sejarah pertumbuhan
ekonomi pada negara maju dalam jangka panjang. Pertumbuhan kapasitas
produksi didasarkan pada perkembangan teknologi, pembangunan
institusi/kelembagaan, sikap dan ideologi. Terdapat enam karakteristik yang
ditemui pada hampir semua negara maju, yaitu: (1) Pertumbuhan output per kapita
yang tinggi; (2) kenaikan tingkat produktivitas faktor produksi yang tinggi; (3)
transformasi struktur ekonomi yang cepat; (4) tingkat transformasi sosial dan
36
ideologi yang tinggi; (5) terdapat kecenderungan negara maju untuk memperluas
pasar dan sumber bahan baku pada negara lain (penetrasi ekonomi); (6)
penyebaran pertumbuhan ekonomi yang terbatas, hanya mencapai sekitar 1/3
penduduk dunia.
Kuznet mendefinisikan pertumbuhan ekonomi suatu Negara
sebagai “peningkatan kemampuan suatu negara untuk menyediakan barang-
barang ekonomi bagi penduduknya; pertumbuhan kemampuan ini disebabkan oleh
kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideology yang
dibutuhkannya.”
Ketiga komponen pokok dari definisi ini sangat penting artinya:
• Kenaikan output nasional secara teerus menerus merupakan perwujudan
dari pertumbuhan ekonomi dan kemampuan untuk menyediakan berbagai
macam barang ekonomi merupakan tanda kematangan ekonomi.
• Kemajuan teknologi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi
yang berkesinambungan, namun belum merupakan syarat yang cukup.
Untuk merealisir potensi pertumbuhan yang terkandung dalam teknologi
baru, maka
• Penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideology harus dilakukan. Inovasi
teknologi tanpa disertai inovasi social ibarat bola lampu tanpa aliran
listrik.
37
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No
mo
r
Nama Judul Variabel Metodelogi dan Hasil
1. Putu Ayu
Sani S
Analisis
Pengaruh
Upah, Lama
Migrasi,
Umur, dan
Tingkat
Pendidikan
Terhadap
Minat
Migrasi
Sirkuler
Penduduk
Salatiga ke
Kota
Semarang
Independen:
• Upah
• Lama
migrasi
• Umur
• Tingkat
Pendidi
kan
Dependen
• Migra
si
Sirkul
er
Metodelogi:
Binary Logistic
Regression
Hasil:
Menyatakan
responden
konsisten untuk
tetap menjadi
migran sirkuler
adalah besar yaitu
96,3.Sehingga
secara
keseluruhan
model rgresi
binary yang
dipakai untuk
meneragkan
faktor - faktor
yag
mempengaruhi
minat responden
melakukan
migrasi sirkuler
ke kota Searang
mempunyai
kehandalan
dalam
memprediksi
sebesar 95%.
Angka tersebut
sekaligus
menerangkan
bahwa perilaku
para responden
38
dalampenelitian
ini lebihmemilih
sebagai migran
sirkuler
2. Ilham
Kistanto
Analisis
Penetapan
Upah
Minimum
Kabupaten di
Jember
Independen:
• KHL
• PDRB
• Inflasi
Dependen
• Upah
minim
um
Metode:
Ordinary least
Square
Hasil:
Upah minimum
kabupaten Jember
pada tahun
berikutnya akan
terus meningkat
seiring tingginya
harga kebutuhan
pokok sebagai
pelindung upah
minimal bagi para
buruh.
3. Febryana
Rizqi
Wasilaputri
Pengaruh
Upah
Minimum
Provinsi,
PDRB dan
Investasi
Terhadaap
Penyerapan
Tenaga Kerja
di Pulau
Jawa Tahun
2010 - 2014
Independen:
• Upah
Mini
mum
Provin
si
• PDRB
• Invest
assi
Dependen:
• Penye
rapan
Tenag
a
Kerja
Metode :
Fixe Effect Regression
Hasil :
1. Upah
minimumprovinsi
secara parsial
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap
penyerapan tenaga
kerja
2. PDRB secara
parsial berpengaruh
Positif dan
signifikan terhadap
penyerapan tenaga
kerja
3. Investasi secara
parsial tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
39
penyerapan tenaga
kerja
4. Upah minimum
provinsi,PDRB dan
Investasi secara
simultan berpagrh
signifikan terhadap
penyerapan tenaga
kerja.
4. Daru
Mahendras
Wara
Analisis
Pengaruh
Produk
Domestik
Regional
Bruto, Upah
Minimum
dan Investasi
Terhadap
Tingkat
Partisipasi
Angkatan
Kerja Pada
38
Kabupaten/K
ota Provinsi
Jawa Timur
Tahun 2010 -
2014
Independen:
• PDRB
• Upah
Mini
mum
• Invest
asi
Dependen:
• Tingk
at
Partisi
pasi
Angka
tan
Kerja
Metode:
Fixed Effect
Regresion
Hasil:
Menunjukan bahwa
variable produk
domestik regional
bruto berpengaruh
signifikan dan
positif terhadap
tingkat partisipasi
angkatan kerja pada
kabupaten/kota
provinsi Jawa
Timur,Sedangkan
Uph minimum
berpengaruh
signifikan dan
negative terhadap
tingkat partisipasi
angkatan kerja dan
investasi tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
partusupasi
angkatan kerja pada
38 kabupaten/kota
provinsi Jawa
Timur.
5. Siti Ngatiah Analisis
Pengaruh
UMR,
Pendapatan
Per Kapita
Independen:
• UMR
• Penda
pat
Metode:
Regresi Linier
Berganda
Hasil:
40
dan Jumlah
Penduduk
Terhadap
Penerimaan
Pajak
Penghasilan
di Kota
Semarang
Tahun (2003
- 2012)
Per
Kapita
• Jumla
h
pendu
duk
Dependen
• Peneri
maan
Pajak
Pengh
asilan
Secara keseluruhan
faktor - faktor
vriable bebas yaitu
upah minimum
regional,pendapatan
perkapita, dan
jumlah
penduduk,berpengar
uh secara simultan,
dan nyata terhadap
penerimaan pajak
penghasilan.
Sedangkan hasil uji t
secara parsial
variable upah
minimum regional
berpengaruh secara
nyata terhadap pajak
penghasilan dengan
nilai thitung = 3,132
> ttabel = 1,81240
maka Ho ditolak dan
Ha diterima,
variable pendapatan
perkapita tidak
berpengaruh secara
nyata terhadap pajak
penghasilan dengan
nilai thitung =-
1,789< ttabel =
1,81240 Ho diterima
dan Ha ditolak
6 Muhammad
Burhanudin
Pengaruh
Produk
Domestik
Regional
Bruto,Upah
Minimum
Kabupaten/K
ota (UMK),
dan Indeks
Pembanguna
n Manusia
(IPM)
Terhadap
tingkat
Independen:
• PDRB
• UMK
• IPM
Dependen:
• Tingk
at
Penga
nggur
an
Metode:
Fixed Effect Model
Hasil:
Menunukan bahwa
tingkat
pengangguran
mampu dijelaskan
oleh pdrb,umk dan
ipm sebesar 60,77%
(aj R -
Squared).Seangkan
sisanya yaitu sebesar
39,23% dijelaskan
41
Penganggura
n di Provinsi
Banten
Periode
2008-2013
oleh variable lain
diluar model
penelitian
diantaranya yait
investasi dan inflasi.
Selanjutnya, tingkat
pengangguran
dipengaruhi
signifikan oleh
pdrb,umk,dan ipm
secara simultan
sebesar 14,47% F-
Statistik). Namun
secara parsial,
probabilitas dari
masing masing
variable independen
menunjukan (1)
tingkat
pengangguran
dipengaruhi tidak
signifikan dan
positif oleh pdrb
dengan nilai
probabilitas sebesar
,3263 , (2) tingkat
pengangguran
dipengaruhi
signifikan dan
negatif oleh umk
dengan nilai
probabilitas sebesar
0,0025, (3) tingkat
pengangguran
dipengaruhi
signifikan dan
negatif oleh Ipm
dengan nilai
probabilitas sebesar
0,0006
7 • Muha
mmad
Shun
Hajji
• Nugro
ho
Analisis
PDRB,Inflasi
,Upah
Minimum
Provinsi dan
Angka Melek
Independen:
• PDRB
• Inflasi
• Upah
Minim
Metode:
Ordinary Least
Square
Hasil:
Menunjuka bahwa
42
SBM Huruf
Terhadap
Tingkat
Penganggura
n Terbuka di
PRovinsi
Jawa Tengah
Tahun 1990 -
2011
um
Provins
i
• Angka
melek
Huruf
Dependen:
• Tingk
at
Penga
nggur
an
Terbu
ka
UMP dan angka
melek huruf
berpengaruh secara
simultan dan
signifikan terhadap
tingkat
pengangguran
terbuka.Dimasa
yang akan
datng,kebijakan
UMP membutuhkan
monitorig secara
mendalam sehingga
sesuai dengan
keseimbangan pasar
dan kesejahtraan
peerja terjamin,Nilai
UMP yang hampir
mendekati 100%
mengindikasikan
bahwa tingginya
kulitas pendidikan di
wiayah tersebut.
8 • I
Gusti
Agun
g
Indrad
ewa
• KEtut
Suard
hika
Natha
Pengaruh
Inflasi,
PDRB, Upah
Minimum
Terhadap
Penyerapan
Tenaga Kerja
di Provinsi
Bali
Independen:
• Inflasi
• PDRB
• Upah
Minim
um
Dependen:
• Penye
rapan
Tenaa
Kerja
Metode:
Ordinary Least
Square
Hasil:
Secara
Simultan,Ketiga
Variable bebas yang
diuji memiiki
pengaruh yang
signifikan,
sedangkan secara
parsial, PDRB dan
upah minimum
memiliki pengaruh
yang positif dan
signifikan sementra
inflasi memiliki
pengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap penyerapan
tenaga kerja di
Provinsi Bali
43
periode 1994 - 2013
9 Christ
ian
Dustm
ann
Retrun
Migration,W
age
Differentials,
and the
Optimal
Migration
Duration
• Retur
n
Migra
tion
• Wage
differe
ntials
• Optim
al
Migra
tion
Durat
ation
Metode:
Simple Static Model
Hasil:
Migration increases
with the wage
differential between
host and home
country. In a
dynamic framework,
and if migrations are
temporary, the size
of the migrant
optimal duratuin in a
model which
rationases the
decision of the
migrant to return to
his home country,
despite persistenly
higher wages in the
host country. The
analysis shows that,
if migrations are
temprary,the optimal
migration may
decrease if the wage
differential grows
larger. Using micro
data for germany,
the second part of
the paper provides
some empirical
evidence which is
compatible with this
hypothesis
10 JM
Coope
r
Migration
and Market
Wage Risk
• Migra
tion
• Wage
The Author presents
an apprroach to the
analysis of labor
migration that
incorporates te role
of market wage
variability as source
of information in
individual migration
44
decision.The
empirical results are
consistent with the
theoreticay
predicted
relatshionship
between migration
propensities and
regional differences
in the information
content of wages.In
addition,The resuts
provide evidence tat
risk aversion deters
migration given
uncertainty,measure
d by forecast
precision,about
alternative market
wage levels
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang
dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari
kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternative solusi dari serangkaian
masalah yang ditetapkan (Rodoni,2010). Berikut penjelasan dari kerangka
pemikiran dalam penelitian yang dilakukan.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari
suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik atau negara atau batas
administrasi/batas bagian dalam suatu negara (Munir, 2000). Migrasi juga
didefinisikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari
45
suatu tempat ke tempat yang lain melampaui batas politik/ Negara ataupun batas
administratif/ batas bagian dalam suatu Negara. Jadi migrasi sering diartikan
sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain
(Wirosuhardjo, 2011:116).
Sedangkan Migrasi Risen menurut BPS adalah Seseorang dikatakan sebagai
migran risen, yaitu apabila provinsi tempat tinggal lima tahun yang lalu berbeda
dengan provinsi tempat tinggal sekarang (pada saat pencacahan)
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
Uji Asumsi Klasik:
• Heterokedastisitas
• Autokorelasi
• Multikolinieritas
Kesimpulan Dan Implikasi
ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, JUMLAH PENDUDUK,
PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDRB) BERDASARKAN HARGA KONSTAN,
KEBUTUHAN HIDUP MINIMUM TERHADAP MIGRASI RISEN MASUK DI
PROVINSI - PROVINSI DI PULAU JAWA DAN SUMATERA PER 5 TAHUN PADA
PERIODE 2000 - 2015
Upah Minimum
Provinsi (X1)
KHL/KHM (X2)
PDRB Harga
Konstan
(X3)
Migrasi Risen Masuk (Y)
Uji Normalitas
46
D. Hipotesis
Dalam penelitian ini terdapat faktor internal maupun faktor eksternal yang
mempengaruhi Migrasi risen masuk. Faktor internal merupakam faktor- faktor
yang mempengaruhi jumlah Migrasi risen antara lain: (1) Upah Minimum
Provinsi (2) Kebutuhan hidup minimum/layak dan (3) PDRB berdasarkan harga
konstan.
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu persoalan yang masih perlu
di buktikan kebenarannya dan harus bersifat logis, jelas dan dapat diuji. Hipotesis
yang diajukan dalam penlitian ini adalah :
Variabel Upah Minimum Provinsi (X1)
Ho : Diduga Upah Minimum Provinsi tidak berpengaruh secara signifikan
dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap migrasi risen masuk di
provinsi - provinsi di pulau jawa dan sumatera per 5 tahun pada periode 2000 -
2015.
Ha : Diduga Upah Minimum Provinsi berpengaruh secara signifikan dalam
jangka pendek maupun jangka panjang terhadap migrasi risen masuk di provinsi -
provinsi di pulau jawa dan sumatera per 5 tahun pada periode 2000 - 2015.
Variabel Kebutuhan Hidup Minimum/Layak(X2)
Ho : Diduga Kebutuhan Hidup Minimum/Layak tidak berpengaruh secara
signifikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap migrasi risen
47
masuk di provinsi - provinsi di pulau jawa dan sumatera per 5 tahun pada periode
2000 - 2015.
Ha : Diduga Kebutuhan Hidup Minimum/Layak berpengaruh secara signifikan
dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap migrasi risen masuk di
provinsi - provinsi di pulau jawa dan sumatera per 5 tahun pada periode 2000 -
2015
Variabel PDRB Berdasarkan Harga Konstan (X3)
Ho : Diduga PDRB Berdasarkan Harga Konstan tidak berpengaruh secara
signifikan dalam jangka pendek maupun migrasi risen masuk di provinsi -
provinsi di pulau jawa dan sumatera per 5 tahun pada periode 2000 - 2015
Ha : Diduga PDRB Berdasarkan Harga Konstan berpengaruh secara signifikan
dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap migrasi risen masuk di
provinsi - provinsi di pulau jawa dan sumatera per 5 tahun pada periode 2000 –
2015.
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada Pulau Jawa dan Sumatera pada
variabel migrasi risen masuk, upah minimum provinsi, kebutuhan hidup
minimum, dan produk domestik bruto berdasarkan harga dan pada periode tahun
2000 – 2015.
B. Populasi dan sampel
Populasi pada penelitan ini adalah data data variabel yang diteliti pada tahun
2000 - 2015 secara purposif wilayah Jawa dan Sumatera meliputi provinsi:
• Aceh
• Sumatera Utara
• Sumatera Barat
• Riau
• Jambi
• Sumatera Selatan
• Bengkulu
• Lampung
• Kepulauan Bangka Belitung
• Kepulauan Riau
• DKI Jakarta
49
• Jawa Barat
• Jawa Tengah
• DI Yogyakara
• Jawa Timur
• Banten
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penilitian ini merupakan data sekunder, diperoleh
dari website Badan Pusat Statistik pusat dan juga Badan Pusat Statistik Per
Provinsi.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan penelitian adalah model regresi linier
berganda, untuk menganalisis yang mengukur pengaruh antar variabel yang
melibatkan lebih dari dua variabel independen terhadap satu variabel dependen
(Sarwoko,2005).
Model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Y = β0 + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + e
Keterangan :
Y = Migrasi Risen Masuk.
β0 = Konstanta.
50
β 1 = Koefisien regresi upah minimum provinsi.
β 2 = Koefisien regresi kebutuhan hidup minimum.
β 3 = Koefisien regresi PDRB berdasarkan harga konstan .
X1 = Variabel upah minimum provinsi.
X2 = Variabel kebutuhan hidup layak/minimum.
X3 = Variabel PDRB berdasarkan harga konstan .
e = error disturbance.
1. Pengujian Asumsi Model Regresi
Model regresi mengasumsikan bahwa model memenuhi kriteria BLUE
(Best Linier Unbiased Estimator). Pada estimasi koefisien regresi ada tiga asumsi
yang dibuat meliputi
• Tidak terdapat multikolinieraritas
• Tidak terdapat Heteroskedasisitas
• Tidak Terdapat Autokorelasi
• Berdistribusi normal.
1. Uji Normalitas
Menurut Shochrul R. Ajija (2011:42), uji normalitas hanya digunakan jika
jumlah observasi adalah kurang dari 30, untuk mengetahui apakah error term
mendekati distribusi normal. Jika jumlah observasi lebih dari 30, maka tidak perlu
dilakukan uji normalitas.
51
Sebab, distribusi sampling error term telah mendekati normal. Namun agar lebih
jelas dapat diuji dengan Jarque Bera
2. Uji Multikolinieritas
Digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya hubungan antara beberapa
atau semua variabel independen dalam model regresi. Multikolinearitas
merupakan keadaan dimana satu atau lebih variabel independen dinyatakan
sebagai kondisi linier dengan variabel lainnya, artinya jika diantara peubah-ubah
bebas yang digunakan sama sekali tidak berkorelasi satu dengan yang lain maka
bisa dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.Multikolinieritas terjadi
karena ada korelasi di antara peubah peubah bebas yang berarti menyalahi asumsi
linier.
Menurut Nachrowi, (2006:95) jika tidak ada korelasi antara kedua variabel
tersebut, maka koefisien pada regresi berganda akan sama dengan koefisien pada
regresi sederhana. Hubungan linier antar variabel bebas ini yang disebut
multikolinieritas.
Pada penelitian ini, pendeteksian adanya multikolinieritas dengan
menggunakan “uji koefisien korelasi” (r). sebagai aturan main (rule of thumb),
menurut Nachrowi, (2006:95) jika koefisien korelasi cukup tinggi, misalnya diatas
0,8 maka, diduga terjadi multikolinieritas pada model. Sebaliknya, jika koefisien
relatif rendah di bawah 0,8 maka diduga model tidak terjadi multikolinieritas.
Uji koefisien korelasinya yang mengandung unsur multikolinieritas, misalnya
variabel X1 dan X2 . Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
52
• Bila r < 0,8 (tidak ada multikolinieritas)
• Bila r > 0,8 (ada multikolinieritas)
Ada beberapa cara untuk mengatasi adanya masalah multikolinieritas, yaitu
antara lain: melihat informasi sejenis yang ada, mengeluarkan variabel bebas yang
kolinier dari model, mentransformasikan variabel, mencari data tambahan.
(Nachrowi, 2006:104-107). Setelah dilakukan Uji Multikolinieritas, kemudian
dapat dilanjutkan dengan Uji Heteroskedastisitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika varians tidak konstan atau berubah-ubah disebut
dengan Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.Jika terjadi
Heteroskedastisitas maka terdapat penyimpangan sehingga hal tersebut tidak
memenuhi syarat model regresi.
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Hipotesis
Ho: Tidak ada Heteroskedastisitas
Ha: Ada Heteroskedastisitas
• Bila probabilitas Chi - Square > 0,05 → H1 ditolak,H0 diterima
53
• Bila probabilitas Chi - Square < 0,05 → H1 diterima,H0 ditolak
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan
residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang
bersifat runtut waktu,karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi
oleh data pada masa-masa sebelumnya (Wing Wahyu, 2007:5.24).
Hal ini senada dengan pendapat Nachrowi (2002: 135), autokorelasi adalah
adanya korelasi antara variabel itu sendiri, pada pengamatan yang berbeda waktu
atau individu. Umumnya kasus autokorelasi banyak terjadi pada data time series.
Cara untuk memeriksa ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji
Durbin-Watson. Uji D-W adalah salah satu uji yang banyak dipakai untuk
mengetahui ada tidaknya autokorelasi.
Tabel 3.1
Uji Durbin-Watson
Ada
autokorela
si positif
Tidak dapat
diputuskan
(ragu-ragu)
Tidak ada
autokorelasi
Tidak dapat
diputuskan
(ragu-ragu)
Ada
autokor
elasi
negatif
Langkah pengujian sebagai berikut:
Hipotesis:
H0: Tidak ada Autokorelasi
Ha: Ada Autokorelasi
54
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Migrasi Risen (Masuk)
Menurut Sirusa BPS Migrasi Risen adalah sesorang dikatakan sebagai
migrasi risen,yaitu apabila provinsi tempat tinggal lima tahun yang lalu berbeda
dengan provinsi tempat tinggal sekarang (Pada Saat Pencacahan).
Rumusan yang dipergunakan untuk Menghitung Migrasi Risen adalah :
RMR= Pds/P x 1000
(sumber:Sirusa,BPS)
dimana:
RMR = Recent Migration Rate (Migrasi Risen)
Pds = Banyaknya penduduk yang tempat tinggalnya 5 tahun yang lalu berbeda
dengan provinsi tempat tinggalnya sekarang.
P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun provinsi tujuan.
Angka Migrasi risen berguna untuk mengetahui seberapa banyak penduduk
yang bertempat tinggalnya sekarang berbeda dengan tempat tinggalnya lima tahun
yang lalu.Semakin tinggi angka migrasi risen.Maka Jumlah penduduk yang
tempat tinggalnya berbeda dengan tempat tinggalnya lima tahun yang lalu
semakin banyak.
55
Migrasi risen terbagi menjadi 3 bagian.
o Migrasi Risen Masuk : Seberapa banyak penduduk yang masuk ke
provinsi tertentu yang tempat tinggalnya dalam 5 tahun terakhir
berbeda dengan tempat tinggalnya sekarang.
o Migrasi Risen Keluar : Seberapa banyak penduduk yang Keluar ke
provinsi tertentu yang tempat tinggalnya dalam 5 tahun terakhir
berbeda dengan tempat tinggalnya sekarang.
o Migrasi Risen Netto :Migrasi Risen masuk – Migrasi Risen
Keluar.
2. Upah Minimum Provinsi
Menurut UU no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, Upah adalah hak
pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan
dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya
atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Upah Minimum Provinsi adalah Jumlah upah terkecil yang di
perbolehkan oleh masing masing provinsi untuk diberikan kepada
pekerja/buruh.Pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf a Pada UU no 13 tahun 2003 tentang keternagakerjaan
56
berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan produktivitas dan
pertumbuhan ekonomi.
Pembayaran upah biasanya menggunakan uang akan tetapi bias juga
dibayarkan dalam bentuk lain sesuai dengan kesepakatan dan peraturan yang
berlaku.Upah pada dasarnya merupakan suatu imbalan dari pengusaha kepada
pekerja untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan
dilakukan,dinyatakan atau dinilai dalam bentuk yang ditetapkan menurut
persetujuan atau peraturan perundangan yang berlaku (Soesanto,1991:23)
3. Kebutuhan Hidup Minimum
Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia no 21
tahun 2016.Kebutuhan Hidup Layak yang selanjutnya disingkat KHL adalah
standar kebutuhan seseorang pekerja atau buruh lajang untuk dapat hidup layak
secara fisik dalam 1 (satu) bulan. Dalam hal ini kebutuhan hidup minimum
sekurang kurang nya memenuhi kebutuhan hidup manusia seperti sandang,pangan
dan papan.
Peninjauan komponen dan jenis kebuuhan hiup dilakukan oleh menteri
dengan mempertimbankan hasil kajian yang dilaksanakan oleh dewan pengubahan
nasional.Hasil kajian tersebut akan di rekomendasikan kepada menteri.setelah
penetapan hasil peninjauan komponen dan jenis kebutuhan hidup maka akan
dilakukan perhitungan nilai KHL oleh dewan pengupahan provinsi atau dewan
pengupahan kabupaten/kota.Nilai KHL di itung menggunakan data rata – rata
57
harga jenis kebutuhan hidup yang bersumber dari lembaga yang berwenang di
bidang statistik.
4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB Konstan)
Menurut Bank Indonesia Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di
suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun
atas dasar harga konstan.
PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan
oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu
daerah.
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang PDRB atas
dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang
dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun
dasar. PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan
sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah.
Sementara itu, PDRB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak
dipengaruhi oleh faktor harga.
58
PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan harga dengan
menghitung deflator PDRB (perubahan indeks implisit). Indeks harga implisit
merupakan rasio antara PDRB menurut harga berlaku dan PDRB menurut harga
konstan.
Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto secara konseptual
menggunakan tiga macam pendekatan, yaitu: pendekatan produksi, pendekatan
pengeluaran dan pendekatan pendapatan.
59
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Migrasi di Indonesia
Migrasi penduduk antarwilayah di Indonesia Telah lama terjadi.Perpindahan
penduduk dari jawa keluar jawa yang disponsori oeh pemerintah telah terjadi seak
tahun 1905. Disamping itu, telah terdapat pula perpindahan penduduk dari
beberapa suku di Indonesia, Misalnya suku Minangkabau di Sumatera Barat dan
suku Bugis di Sulawesi Selatan. Disamping itu, terjadi pula perpindahan
penduduk swakarsa. Arus Migrasi penduduk makin meningkat setelah tersedianya
prasarana transport (darat, laut, maupun udara) yang baik, yang menghubungkan
antara wilayah satu dengan yan lain (Mantra :1992)
Faktor lain yang juga mempengaruhi derasnya arus migrasi penduduk ini
ialah telah digalakankannya pembangunan di segala bidang di propinsi-propinsi di
luar Jawa. Pusat Pertumbuhan (pendidikan, perdagangan, dan industri) telah
dibangun, yang mampu menarik para migran untuk menuju kedaerah tersebut.
Perpindahan mereka disusul oleh perpindahan para sanak keluarga. Para migran
terdahulu merupakan sumber informasi secara langsung mengenai keadaan daerah
tujuan. Mabogunje (1970) melihat bahwa kontribusi migran baru berasal dari desa
atau daerah yang sama dengan mereka, terutama pada tahap - tahap awal dari
mekanisme penyesuaian diri terhadap daerah tujuan. Dengan proses migrasi
berantai ini, maka makin lama jumlah migran ke wilayah tujuan akan meningkat.
60
Akibat dari migrasi penduduk di atas didapatlah bahwa di propinsi-propinsi di
Indonesia banyak terdapat penduduk yang tempat kelahirannya bukan di propinsi
tersebut. Pada tahun 1971 terdapa 5,7 juta penduduk yang tinggal di luar propinsi
tempat lahirnya, pada tahun 1980 meningkat menjadi 10 juta, dan pada tahun
1985 meningkat Lagi menjadi 1,5 juta orang (Mantra:1992) Derasnya arus
migrasi penduduk diantara pulau Jawa dan Sumatera antara lain disebabkan oleh 2
faktor yaitu jarak dan sarana transport serta program kolonisasi dan transmigrasi.
Leak antara pulau Jawa dan Sumatera yang berdekatan menyebabkan tingginya
arus migrasi di antara dua pulau tersebut. Thomas stouffer (1940) dan Evrett Lee
(1966) menyatakan bahwa para migran cendrung memilih tempat yang terdekat
sebagai daerah tujuan. Disamping letaknya yang berdekatan, sarana transport
darat, laut, dan udara) yang menghubungkan kedua pulau tersebut sangat
baik.Bus-bus umum yang menjalani rute antara dua pulau ini banyak
terdapat.Sebagai contoh, orang-orang dari Wonosari (Daerah Istimewa
Yogyakarta) yang ingin kelampung bisa naik bus langsung dari Wonosari ke
Lampung. Program kolonisasi (perpindahan penduduk dari Jawa ke luar Jawa )
yang telah dilaksanakan oleh pemerintah sejak tahun 1905 merupakan batu
loncatan terjadinya proses migrasi berantai yang merangsang migrasi swakarsa
(Mantra :1992)
Untuk mengetahui perkembangan volume dan arus migrasi penduduk di
Indonesia, digunakan dua indikator migrasi penduduk yaitu: migrasi penduduk
semasa hidup (Lifetime migrattion) dan migrasi risen (recent migrattion). Masing-
masing indikator ada kelemahannya, tetapi apabila digunaan kedua-duanya,
61
kelemahan satu dengan yang lain saling dapat ditutupi. Dari indikator migrasi
semasa hidup, diketahui arus migrasi penduduk di antara propinsi di Indonesia,
tetapi kelemahannya tidak diketahui kapan mereka pindah ke daerah tujuan.
Migran risen adalah migran yang tepat lima tahun sebelum pencacahan berada di
propinsi lain. Dengan mengetahui jumlah migran antara dua sensus penduduk,
dapatlah diketahui perkembangan frekuensi migrasi pendudu antara dua sensus
tersebut (Mantra:1992).
a. Migrasi Risen
Sulit untuk mengetahui perkembangan migrasi penduduk dari tahun ke
tahun di suatu propinsi dengan melihat arus migrasi penduduk semasa hidup.
Beberapa dari migran telah beradda di propinsi tempat mereka dicacah puluhan
tahun sehingga di tempat yang sama telah beberapa kali dicacah sebagai migran.
Jumlah migran masuk atau keluar dari suatu propinsi pada periode waktu lima
tahun sebelum pencacahan didapat dari jawaban atas pertanyaan: propinsi tempat
tinggal tahun yang lalu. Migran yang datang pada periode ini disebut dengan
migran risen (Mantra:1992) Berikut ini adalah tabel migrasi risen masuk tahun
2000, 2005, 2010, 2015:
62
Tabel 4.1. Migrasi Risen Masuk Periode 2000 - 2015
Provinsi 2000 2005 2010 2015
Migrasi Masuk :
1 Aceh 15 369 1) 63 987 40 616
2 Sumatera Utara 139 887 107 330 123 962 142 774
3 Sumatera Barat 109 016 108 252 130 180 138 826
4 Riau 358 815 213 867 294 957 215 350
5 Jambi 109 534 66 347 110 114 67 574
6 Sumatera Selatan 163 250 65 994 117 396 75 760
7 Bengkulu 68 832 32 668 47 827 38 574
8 Lampung 149 013 91 858 92 439 81 200
9 Bangka Belitung 36 536 19 906 60 808 32 417
10 Kepulauan Riau 206 664 154 291 210 056 189 498
11 DKI Jakarta 702 202 575 173 643 959 499 101
12 Jawa Barat 1 097
021 730 878
1 048
964 750 999
13 Jawa Tengah 354 204 327 604 301 417 518 103
14 DI Yogyakarta 196 586 189 890 227 364 208 257
15 Jawa Timur 185 966 250 155 243 061 315 543
16 Banten 620 299 290 876 465 080 324 472
(Sumber:BPS)
Jumlah migrasi risen yang masuk ke propinsi-propinsi di pulau Jawa dan
Sumatera selama 4 periode ( 2000, 2005, 2010, dan 2015) dapat dilihat dari tabel
4.1, Bahwa propinsi DKI Jakarta dari tahun 2000 - 2010 memiliki migrasi risen
masuk tertinggi jika dibandingkan dengan propinsi-propinsi lain yang berada di
pulau Jawa dan Sumatera.Akan tetapi pada periode tahun 2015,propinsi DKI
Jakarta tinggal Lagi berada di posisi pertama karena propinsi Jawa Barat dan Jawa
Tengah memiliki migrasi risen masuk lebih besar dibandingkan dengan DKI
Jakarta.Hal tersebut dapat menggambarkan bahwa telah terjadi perpindahan fokus
migrasi dari propinsi DKI Jakarta, menjadi propinsi Jawa Barat. Terutama pada
kabupaten dan kotaa yang berada di sekitar propinsi DKI Jakarta
63
Propinsi Bangka Belitung, Kepulauan Riau dan Banten belum menjadi
propinsi pada periode tahun 1980 - 1995, Sehingga pada periode 2000, Propinsi
tersebut mengalami kenaikan migran risen masuk.Sebagai propinsi baru, akan
terdapat lapangan kerja baru pula.
b. Upah Minimum Propinsi
Upah merupakan salah satu faktor penarik utama migran melakukan
migrasi. Oleh karena itu para migran cendrung melakukan migrasi ke tempat
dengan upah minimum yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah asalnya.
Berikut ini adalah Grafik 4.1 Upah Minimum propinsi (dalam rupiah),pada
periode tahun 2005 - 2016.:
64
Grafik 4.1 Upah Minimum Propinsi (Dalam Rupiah),Pada Periode 2005 –
2015
(Sumber BPS di Olah)
Dari Grafk diatas secara keseluruhan upah minimum propinsi DKI
Jakarta jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan sseluruh propinsi yang ada d
atas. Sedanngkan propinsi DI Yogyakarta memiliki upah minimum terendah jika
dibandingkan dengan propinsi-propinsi di atas. Setiap propinsi di atas juga
mengalami peningkatan pada periode 2005 – 2015
65
c. Kebutuhan Hidup Minimum
Berikut merupakan tabel kebutuhan hidup minimum/layak (khm/khl)
selama sebulan (rupiah) menurut propinsi di pulau Jawa dan Sumatera (rupiah)
pada periode grafik 2010 - 2015
Grafik 4.2. Kebutuhan Hidup Minimum/Layak (Khm/Khl) Selama Sebulan (Rupiah)
Menurut Propinsi Di Pulau Jawa Dan Sumatera (Rupiah) Pada Periode Tahun 2005 – 2015
(sumber BPS)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa DKI Jakarta berada di posisi
pertama sebagai propinsi dengan khl tertinggi diantara propinsi-propinsi yang
berada di pulau Jawa dan Sumatera. Disusul oleh kepulauan Bangka Belitung dan
66
Sumatera Selatan pada posisi pertama dan kedua. Sedangan propinsi Jawa Timur
memiliki khl terendah diantara propinsi-propinsi yang berada di pulau Jawa dan
Sumatera.Disusul oleh propinsi Jawa Tengah dan DIY Yogyakarta.
d. Produk Domestik Regional Bruto
Produk domestik regional bruto (PDRB) meerupakan salah satu indikator
penting untuk mengeahui kondisi ekonomi suatu wilayah/propinsi dalam suatu
periode tertentu. PDRB adalah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit
usaha ekonomi suatu wilayah dalam satu periode. Unit ekonomi yang dimaksud
meliputi kegiatan pertanian, pertambangan, industri pengolahan, listrik, gas dan
air bersih, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi,
keuangan persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. PDRB juga dapat
digunakan untuk mengetahui potensi ekonomi di suatu wilayah dalam period
tertentu. Berikut data PDRB atas harga konstan 2000 di propinsi-propinsi pulau
Jawa dan Sumatera pada periode tahun 2000 - 2010:
67
Grafik 4.3. PDRB Atas Harga Konstan 2000 Di Propinsi-Propinsi Pulau
Jawa Dan Sumatera Pada Periode Tahun 2000 – 2010
(Sumber:BPS)
Jika dilihat pada grafik di atas Jakarta memiliki PDRB tertinggi
dibandingkan dengan propinsi-propinsi lain yang berada di pulau Jawa dan
Sumatera.Jawa Timur dan Jawa Barat berada di posisi ke dua dan ketiga. Secara
keseluruhan, propinsi-propinsi yang berada di pulau Jawa memiliki PDRB yang
lebih besar dibandingkan dengan propinsi-propinsi yang berada di pulau sumatera.
68
B. Analisis Pengujian Statistik
1. Data
Data dilampirkan merupakan data yang akan digunakan dalam bab ini yaitu
data berdasarkan hasil penelitian terhadap migrasi risen masuk disetiap propinsi
yang berada di pulau Jawa dan Sumatera dan faktor-faktornya.
C. Uji Asumsi klasik.
1. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan
residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang
bersifat runtut waktu,karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi
oleh data pada masa-masa sebelumnya (Wing Wahyu, 2007:5.24).
Hal ini senada dengan pendapat Nachrowi (2002: 135), autokorelasi adalah
adanya korelasi antara variabel itu sendiri, pada pengamatan yang berbeda waktu
atau individu. Umumnya kasus autokorelasi banyak terjadi pada data time series.
Cara untuk memeriksa ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji
Durbin-Watson. Uji D-W adalah salah satu uji yang banyak dipakai untuk
mengetahui ada tidaknya autokorelasi.
Hasil pengujian durbin watson dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini :
69
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Persamaan Du dL DW Keterangan
Uji Regresi 1 1.660111 1.53152 1.441 0 < d < dl
Uji Regresi 2 1.660111 1.53152 2.218 Du < d <4-du
Sumber: Data sekunder diolah
Jumlah observasi (n) sebanyak 64 dan variabel independen (k) sebanyak 3
variabel dengan nilai durbin watson α = 5% sehingga diperoleh du sebesar
1.660111 dan dl sebesar 1.53152. Hasil di atas menunjukkan bahwa persamaan di
atas tergolong kriteria 0 < d < dl (0 < 1.441 < 1.53152) sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat autokorelasi.
Penelitian ini menggunakan prosedur cochrane-orcutt untuk memperoleh
penaksiran koefisien regresi yang mempunyai sifat tak bias linier terbaik atau
BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) dalam mengatasi masalah autokorelasi.
Prosedur ini merekomendasikan melakukan estimasi model awal, regresi
kesalahan dan nilai-nilai Lag dari model awal dan mengestimasi model semi yang
berbeda, Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pengaruh variabel
independen (X) pada variabel dependen (Y) tidak terjadi pada periode yang sama
sehingga ada rentang waktu yang menyebabkan terjadinya autokorelasi. Setelah
70
menggunakan prosedur cochrane-orcutt, Maka model regresi penelitian ini
berubah menjadi.
(MRMit - MRMit-1) = α0 + α1 (UMPit - UMPit-1) + (KHLit - KHLit-1) +
(PRDBit - PDRBit-1) + εit.
Keterangan
MRMit = Migrasi risen masuk t.
MRMit-1 = Migrasi risen masuk t - 1.
UMPit = Upah minimum provinsi t.
UMPit-1 = Upah minimum provinsi t - 1.
KHLit = Kebutuhan hidup layak t.
KHLit-1 = Kebutuhan hidup layak t - 1.
PRDBit = Produk domestik regional bruto t.
PDRBit-1 = Produk domestik regional bruto t - 1.
εit = Error.
Setelah melakukan transformasi maka variable penelitian berubah menjadi
nMRM (Migrasi risen masuk), nUMP (Upah minimum provinsi) , nKHL
(Kebutuhan hidup layak) , dan nPDRB (Produk domestik regional bruto). Hasil
uji autokorelasi setelah diperbaiki dapat dilihat dari tabel diatas.
71
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai DW sebesar 2.218, maka dU < DW
< 4 – dU (1.660111 < 2.218 < 2.33989), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat autokorelasi.
2. Uji Normalitas
Menurut Shochrul R. Ajija (2011:42), uji normalitas hanya digunakan jika
jumlah observasi adalah kurang dari 30, untuk mengetahui apakah error term
mendekati distribusi normal. Jika jumlah observasi lebih dari 30, maka tidak perlu
dilakukan uji normalitas.
Sebab, distribusi sampling error term telah mendekati normal. Namun agar lebih
jelas dapat diuji dengan Jarque Bera, dari uji tersebut didapatkan hasil sebagai
berikut:
Gambar 4.1 Histogram Normaliti
72
Uji normalitas dilihat dengan cara membandingkan nilai probability dan nilai
Jarque Bera dengan α (0,05). Jika nilai α (0,05) lebih kecil dari nilai Jarque Bera
dan probability berarti data terdistribusi normal dan, jika nilai α (0,05) lebih besar
dari nilai Jarque Bera berari data tidak terdistribusi nomal.
Dilihat dari gambar 4.1, nilai α (0,05) lebih kecil dari nilai jarque bera
0.615663 dan probability 0,735043. Hal Ini menunjukkan bahwa data terdistribusi
normal.
3. Uji Multikoliniaritas.
Menurut Shochrul dkk (2011:35), multikolinearitas berarti adanya hubungan
linier yang sempurna atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang
menjelaskan dari model regresi. Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat
diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masing-masing variabel bebas. Jika
koefisien korelasi masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,8 maka terjadi
multikolinearitas.
Tabel.4.5
Corelation Matrix
Lag_UMP Lag_KHL Lag_PDRB
Lag_UMP 1 0.417008 -0.295747
Lag_KHL 0.417008 1 -0.101851
Lag_PDRB -0.295747 -0.101851 1
73
Dilihat dari tabel 4.5, dimana nilai correlation matrix tidak lebih dari 0,8 yang
berarti tidak terdapat gejala multikolinearitas.
4. Uji Heterokedastisitas
Dengan melakukan uji White, dapat diketahui apakah terjadi
Heterokedastisitas .Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
program Eviews 6 yang akan memperoleh nilai probabilita dari Chi-Square yang
nantinya akan dibandingkan dengan tingkat signifikansi (alpha). Berikut ini
adalah hasil dari uji White :
Tabel 4.6 Uji White
F-statistic 1.107490 Prob. F(9,5) 0.4810
Obs*R-squared 9.989114 Prob. Chi-Square(9) 0.3514
Scaled explained SS 2.822897 Prob. Chi-Square(9) 0.9709
Dari tabel 4.6 yang merupakan output dari uji White dapat dilihat bahwa
probabilitas Obs*R-square lebih besar dari α (0.35143> 0.05), maka hipotesis nol
gagal ditolak, artinya model regresi pada sektor properti dan real estat tidak
terdapat heteroskedastisitas
C. Intepretasi Hasil Regresi.
Setelah estimasi model regresi linier berganda dilakukan dan memenuhi uji
asumsi klasik, maka tahap terakhir adalah menginterpretasikannya. Interpretasi
atau penafsiran atau penjeleasan atas suatu model yang dihasilkan seharusnya
dilakukan setelah semua tahapan uji asumsi klasik telah dipenuhi sehingga tidak
menimbulkan kesalahan dalam pemenuhan asumsi.
74
Tabel 4.7. Model Summaryb
Model R
1 .499a
a. Predictors: (Constant), lag_PDRB, lag_KHL, lag_UMP
b. Dependent Variable: lag_MRM
Dari tabel 4.9 dapat diperoleh informasi tentang besarnya pengaruh dari
seluruh variabel independen terhadap variabel dependen. Seperti yang terlihat
pada kolom R, nilai R pada kolom tersebut adalah 0,499 yang berarti pengaruh
variabel lag_UMP, lag_KHL dan lag_PDRB terhadap lag_MRM adalah 49,9%.
Tabel 4.8. ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .357 3 .119 1.217 .349b
Residual 1.076 11 .098
Total 1.433 14
a. Dependent Variable: lag_MRM
b. Predictors: (Constant), lag_XPDRB lag_KHL, lag_UMP
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa apakah variabel independen berpengaruh
secara simultan terhadap variabel dependen. Hal tersebut dapat diketahui dengan
cara melihat nilai sig (signifikansi) nya. Pada tabel 4.10 nilai signya adalah 0.349
yang berarti bahwa variabel independnnya (lag_UMP, lag_KHL, dam lag_PDRB)
tidak berpengaruh secara simultan karena sig berada di atas 0,05
75
Tabel 4.9 Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
B Std. Error
1 (Constant) 1.690 7.501
Lag_UMP -.198 1.257
Lag_KHL .247 .478
Lag_PDRB .298 .168
a. Dependent Variable: Lag_MRM
Berdasarkan tabel 4.11 coefficients maka model persamaan regresi linier yang
di ambil adalah sebagai berikut :
Lag _MRM = 1.690 - 0,198 Lag_UMP + 0.247 Lag_KHL + 0.298 Lag_PDRB
Koefisien regresi untuk variabel Lag_UMP adalah - 0,198 , variabel Lag_KHL
sebesar 0,247, dan variabel Lag_PDRB sebesar 0,298
Koefisien regresi variabel Lag_KHL bernilai positif artinya pada saat upah
minimum propinsi naik maka migrasi risen masuk akan menurun. Kenaikan upah
minimum propinsi sebesar 100 ribu akan menyebabkan penurunan migrasi risen
masuk sebesar 198 migran. Karena UMP telah di lakukan transformasi, maka
pengaruh variable UMP di akibatkan oleh pengaruh UMP satu periode
sebelumnya.
Koefisien regresi variabel Lag_UMP bernilai negatif artinya pada saat kebutuhan
hidup layak naik maka migrasi risen masuk akan naik. Kenaikan kebutuhan hidup
layak sebesar 100 ribu akan menyebabkan kenaikan migrasi risen masuk sebesar
247 migran. Karena KHL telah di lakukan transformasi, maka pengaruh variable
KHL di akibatkan oleh pengaruh KHL satu periode sebelumnya.
76
Koefisien regresi variabel Lag_PDRB bernilai positif artinya pada saat produk
domestik regional bruto berdasarkan harga konstan naik maka migrasi risen
masuk akan naik. Kenaikan produk domestik regional bruto berdasarkan harga
konstan sebesar 1 triliyun akan menyebabkan kenaikan migrasi risen masuk
sebesar 298 migran. Karena PDRB telah di lakukan transformasi, maka pengaruh
variable PDRB di akibatkan oleh pengaruh PDRB satu periode sebelumnya.
Berdasarkan penelitian diatas, bahwa variabel variabel UMP, KHL dan PDRB
memiliki dampak terhadap Migrasi Risen Masuk. Variabel KHL dan PDRB
memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Migrasi Risen Masuk
yang berarti bahwa jika kebutuhan hidup layak dan produk domestik regional
bruto di suatu provinsi mengalami kenaikan maka jumlah migran yang masuk
akan bertambah. Jika pemerintah provinsi bertujuan untuk menambah migran
masuk maka pemerintah dapat menaikan PDRB dan KHL nya, sebaliknya jika
pemerintah ingin mengurangi migran masuk maka pemerintah dapat mengurangi
PDRB dan juga KHL. Sedangkan variabel UMP berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap variabel migrasi risen masuk. Hal ini berlawanan dengan
berbagai macam teori yang mengatakan bahwa upah merupakan salah satu faktor
utama untuk melakukan migrasi. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan
kesempatan kerja yang ada pada daerah dengan UMP tinggi. Menurut hasil tesis
yang dilakukan oleh Indra Olan Nainggolan (2009) yang berjudul "Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengerahui Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di
Propinsi Sumatera Utara" menyatakan bahwa UMR di kota Sumatera Utara
berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap kesempatan kerja yang berarti
77
bahwa jika terjadi kenaikan UMR maka kesempatan kerja akan turun. Hal itu
terjadi karena kenaikan upah akan meningkatkan biaya produksi sehingga akan
meningkatkan pengeluran perusahaan akibatnya permintaan kerja akan menurun.
Berarti jika pemerintah ingin menambah migran masuk maka pemerintah dapat
menentukan upah minimum yang lebih sedikit dibandingkan dengan provinsi lain,
sedangkan jika pemerintah ingin mengurangi migran masuk maka pemerintah
dapat menentukan upah minimum yang lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi
lainnya.
78
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian tentang analisis pengaruh upah minimum provinsi,
kebutuhan hidup minimum, dan produk domestik bruto (PDRB) berdasarkan
harga konstan, terhadap migrasi risen masuk di provinsi - provinsi di pulau jawa
dan sumatera per 5 tahun pada periode 2000 - 2015 maka dapat disimpulkan
bahwa berdasarkan hasil uji OLS yang menjelaskan variabel upah minimum
provinsi (UMP), kebutuhan hidup layak/minimum (KHL), dan produk domestik
bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan terhadap migrasi risen masuk adalah :
Hasil uji OLS menunjukkan variabel Kebutuhan Hidup Layak (0,247) dan Produk
Domestik Regional Bruto (0,298) masing-masing berpengaruh positif dan
signifkan terhadap Migrasi Risen Masuk. Upah Minimm Provinsi (-0,198)
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Migrasi Risen Masuk.Data
yang digunakan untuk melakuka regresi telah di transformasi satu kali untuk
mengatasi permasalahan autokorelasi yang berarti variable variable tersebut
dipengaruhi oleh variable pada satu periode sebelumnya.
79
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka penulis memberikan saran
sebagai berikut:
o Pemerintah provinsi dapat mengontrol masuknya migran
kedaerahnya dengan cara menaikan dan menurunkan variabel
UMP, KHL, dan PDRB sesuai dengan tujuan yang ingin di capai
oleh masing masing provinsi yang berada di Pulau Jawa dan
Sumatera.
o Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan
penelitian ini dengan menambah variabel variabel lain seperti
misalnya kesempatan kerja yang dianggap berkaitan dengan
penelitian tersebut tersebut. Sehingga dapat diketahui lebih lagi
tentang hal hal yang mempengaruhi terjadinya migrasi.
80
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2013. Analisis Keputusan Tenaga Kerja Melakukan Migrasi Komutasi di
Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember. Jawa Timur:Universitas Jember.
Badan Pusat Statistik. 2012 Jakarta Dalam Angka 2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
_________________. 2013 Jakarta Dalam Angka 2013. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
_________________. 2014 Jakarta Dalam Angka 2014. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
_________________. 2015 Jakarta Dalam Angka 2015. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
_________________. 2016 Jakarta Dalam Angka 2016. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
_________________. 2016. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut Provinsi, 2010 – 2015 (Miliar Rupiah). Jakarta:Badan Pusat
Statistik
_________________. 2016. Migrasi Risen (Recent Migration) Tahun 1980, 1985, 1990 ,
1995, 2000, 2005, 2010, dan 2015. Jakarta:Badan Pusat Statistik
_________________. 2016. Upah Minimum Regional/Provinsi (UMR/UMP) dan rata-
rata Nasional per tahun (Dalam Rupiah), 1997-2016. Jakarta:Badan Pusat Statistik
_________________. 2016. Kebutuhan Hidup Minimum/Layak (Khm/Khl) Selama
Sebulan (Rupiah) Menurut Provinsi 2005-2015. Jakarta:Badan Pusat Statistik
Emalisa. 2003. Pola dan Arus Migrasi di Indonesia. Sumatera Utara:Universitas
Sumatera Utara.
Faif. 2016. Pengaruh Faktor Kewilayahan Terhadap Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK)
Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010 – 2014. Jakarta:UIN Syarif
Hidayatulla Jakarta.
81
Mutiara, Eka. Pengaruh Upah dan Kesempatan Kerja Disektor Formal Terhadap
Migrasi Masuk Dikota Pekanbaru. Pekanbaru
Mayasari, Pepi. Analisis Tingkat Upah Terhadap Kebutuhan Hidup Minimum/Layak
Tenaga Kerja Pada PT Padasa Enam Utama Desa Gunung Malelo Kab. Kampar.
Sholeh, Maimun. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja Serta Upah: Teor Serta
Beberapa Potretnya Di Indonesia. Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta.
Syahrullah, Dio. 2014. Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
Pendidikan, dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Provinsi Banten Tahun 2009 -
2012. Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Wajidi, M Nashrul. 2010. Migrasi Antar Pulau Di Indonesia: Analisis Model Skedul
Migrasi dan Model Gravitasi Hybrida. Depok:Universitas Indonesia
.
82
LAMPIRAN
Lampiran data
Y X1 X2 X3
9.640107772607310 12.487485104968400
24.399600685484600
13.337474757021300 13.337274737018600 24.314750740463700
11.066435216709100 14.077874822431800 14.151982794585500 24.222892166359900
10.611917356627200 14.457364444136700 14.365025792335100 11.848590232819100 12.445089546000700
24.959603329299600
11.583663479475600 13.304684934198300 14.055360182490000 25.199440499114400
11.727730346008400 13.779883380321100 13.727907005673500 25.500024350823900
11.869018239481200 14.301018373746000 13.212670151935400 11.599249939429700 12.206072645530200
23.853948932757900
11.592217121444600 13.199324418540500 13.124989925006200 24.096045911280400
11.776673387126400 13.764217263576700 13.794286921512600 24.383286348859600
11.840976629397400 14.294845514638900 14.203644342587900 12.790562214313000 12.432012284146400
24.965699458725700
12.273109605468600 13.220397117675700 13.220393491195900 25.096347459015400
12.594584861985700 13.831383907120600 13.867153791116100 25.305531710382000
12.280019890482300 14.445717938750300 14.442517936019700 11.603990282325900 12.061046873479900
22.981819624419700
11.102653823968000 13.091904169919600 13.112801810972500 23.258546316877600
11.609271471756900 13.710150042306400 13.785733591926700 23.583847693677500
11.120978572663000 14.352003928478800 14.350935521678200 12.003038047138700 12.154779351142600
24.444559236798800
11.097319107785200 13.129736131733700 13.112801810972500 24.627932651828000
11.673308114245400 13.740571471299800 13.846914259274200 24.879945557183400
11.235325727860000 14.495747762238100 14.495747762238100 11.139424032067500 12.165250651009900
22.305969554177900
10.394151284478200 12.971540487669700 13.081541382884100 22.554143449965100
10.775345612566300 13.567049198665800 13.578465831479600 22.844295479612000
10.560333753369700 14.220975666072400 14.220859659343900 11.911788829443800 12.165250651009900
23.869398050804500
11.427999185380600 12.911642346088700 12.890320342903100 24.104166969501200
11.434304246502000 13.550893758443500 13.666244595124600 24.371060241110700
11.304670526149800 14.273568116191600 14.182164149186900 10.506053354864800 12.154779351142600
22.587514945724600
9.898776472806010 13.235692062711300 13.444446876573400 22.887428739696500
11.015476638245900 13.721199878493000 13.955707188457600 22.926422782935700
10.386438255536100 14.557447902693700 14.548839528157100 12.238849565044100 12.611537753638300
11.946595708717500 13.230320518909400 13.221384843675600 24.137099707483700
12.255129440817000 13.737549016494600 13.886215030492800 24.216279422795000
12.152133749359200 14.485389111584900 14.458730878560800
83
13.461976390903800 12.563747089802000
26.152002684139600
13.262426144092500 13.475552252058200 13.541011868244900 26.411157857766700
13.375390338463500 13.987790196377700 14.091405939485300 26.703726159049800
13.120563759062200 14.808762330974600 14.746955482826100 13.908108882191700 12.345834587905300
26.001089637555100
13.502001830138600 12.919757477307700 12.919657055905100 26.215849305993100
13.863313568391100 13.417269294945400 13.502361606588600 26.498512234193200
13.529159599187500
13.760725912740300 12.777628297321900 12.128111104060500
25.465597194932100
12.699560840898700 12.873902018105800 12.912338400083200 25.738441806554800
12.616249967034500 13.399995114002600 13.597335891270600 25.954336966467300
13.157929343174100
13.662042311892800 12.188855273579800 12.178187442040600
23.324517451825800
12.154200236119500 12.899219826090100 12.899129822039900 23.551223038715700
12.334307536420400 13.522078653531900 13.528481605516500 23.769883221592500
12.246528172909500
13.736774662706000 12.133319140287200 12.276065017350200
26.037638425874600
12.429836004723800 12.736700896592300 12.734424778788700 26.271973060046200
12.401067719626800 13.353475098367700 13.661062500591400 26.558897172898100
12.662050243277200
13.623138665316800 13.337844043665300 12.345834587905300
24.692189645257900
12.580652338501600 13.279367126214000 13.279367126214000 24.932583267779300
13.049964712782500 13.769780706258100 13.770207706046900 25.206857932659400
12.689954524808600 14.285514187210000 14.154519574237500
RES_1 lag_e lag_Y lag_X1 lag_X2 lag_X3 RES_2 SRE_1 MAH_1
5.67
9.33
-0.68676
5.89 5.96 9.29
7.33841
-0.69 3.82 5.81 5.68
5.33 3.57
0.11837
4.31 5.66
9.87 -0.96391 0.12 4.62 5.61 5.10 10.03 -0.21427 -1.72846 10.86794
-0.96 4.67 5.84 4.78
4.31 3.43
-0.17268
4.47 5.70
9.45 -0.10079 -0.17 4.66 5.66 5.74 9.59 -0.18755 -0.63358 0.52898
-0.10 4.61 5.84 5.73
5.52 3.65
-0.04018
4.42 5.59
9.77 0.12945 -0.04 5.06 5.71 5.75 9.90 0.12766 0.46899 2.46557
0.13 4.55 5.95 5.93
4.06 3.19
-0.00046
3.98 5.69
9.15 0.30280 0.00 4.79 5.67 5.73 9.30 0.03326 0.11566 1.23315
84
0.30 3.99 5.93 5.89
5.17 3.34
-0.92895
3.73 5.67
9.62 -0.42458 -0.93 4.86 5.68 5.80 9.76 -0.04883 -0.16965 1.21409
-0.42 4.07 6.06 5.99
4.24 3.26
-0.13822
3.55 5.50
8.86 -0.12397 -0.14 4.39 5.60 5.55 9.00 -0.24132 -0.89734 2.71877
-0.12 3.94 5.89 5.88
5.43 3.43
-0.24753
4.11 5.44
9.45 -0.30877 -0.25 4.42 5.62 5.75 9.57 -0.43518 -1.45941 0.34440
-0.31 4.28 5.95 5.79
3.56 3.39
-0.75169
3.45 5.77
9.02 0.32215 -0.75 4.94 5.59 5.70 8.87 0.29973 1.15459 3.42385
0.32 3.62 6.13 5.98
5.86 3.67
0.23271
4.43 5.49 0.63255 0.23 4.92 5.61 5.77 9.40 0.11348 0.38845 0.85516
0.63 4.63 6.05 5.93
6.00 3.67
0.16546
5.00 5.76
10.35 0.08646 0.17 5.23 5.71 5.78 10.49 0.11808 0.50968 5.38681
0.09 4.91 6.22 6.09
5.85 3.25
0.50580
4.96 5.34
10.25 0.74076 0.51 5.57 5.48 5.57 10.40 0.49031 1.99089 4.38841
0.74 5.02
5.47
4.47
0.05968
4.85 5.43
10.10 -0.01979 0.06 4.82 5.50 5.67 10.15 -0.21166 -0.80962 3.28725
-0.02 5.41
5.31
4.11
0.85846
4.67 5.42
9.23 0.84349 0.86 4.87 5.60 5.61 9.31 0.12813 0.43954 0.90828
0.84 4.67
5.43
4.61
-0.58609
4.98 5.20
10.28 -0.48009 -0.59 4.77 5.53 5.84 10.43 -0.37908 -1.52175 4.18770
-0.48 5.05
5.24
5.56
0.36572
4.39 5.70
9.77 0.61060 0.37 5.33 5.62 5.62 9.90 0.40723 1.35744 0.18965
0.61 4.68 5.83 5.70
85
Lampiran Perhitungan SPSS
REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS CI(95) BCOV R ANOVA COLLIN TOL CHANGE ZPP
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3
/RESIDUALS DURBIN
/CASEWISE PLOT(ZRESID) OUTLIERS(3)
/SAVE RESID.
Regression
Notes
Output Created 15-APR-2017 10:55:14
Comments
Input Active Dataset DataSet7
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 64
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with
no missing values for any variable
used.
86
Syntax REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN
STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS
CI(95) BCOV R ANOVA COLLIN
TOL CHANGE ZPP
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3
/RESIDUALS DURBIN
/CASEWISE PLOT(ZRESID)
OUTLIERS(3)
/SAVE RESID.
Resources Processor Time 00:00:00.09
Elapsed Time 00:00:00.16
Memory Required 3472 bytes
Additional Memory Required for
Residual Plots
0 bytes
Variables Created or Modified RES_1 Unstandardized Residual
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Y 11.9843134300000
00
.927657784000000 31
X1 13.4003517300000
00
.358142920000000 31
X2 13.4826269700000
00
.403111404000000 31
X3 24.7099412700000
00
1.21801720300000
0
31
Correlations
Y X1 X2 X3
Pearson Correlation Y 1.000 .043 -.013 .823
87
X1 .043 1.000 .927 .029
X2 -.013 .927 1.000 .054
X3 .823 .029 .054 1.000
Sig. (1-tailed) Y . .410 .473 .000
X1 .410 . .000 .439
X2 .473 .000 . .387
X3 .000 .439 .387 .
N Y 31 31 31 31
X1 31 31 31 31
X2 31 31 31 31
X3 31 31 31 31
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 X3, X1, X2b . Enter
a. Dependent Variable: Y
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted
R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R
Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .847a .717 .686 .519777461000000 .717 22.852 3 27 .000 1.441
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 18.522 3 6.174 22.852 .000b
Residual 7.295 27 .270
Total 25.816 30
a. Dependent Variable: Y
88
b. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
Coefficientsa
Model
Unstandardiz
ed
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
95.0%
Confidence
Interval for B Correlations
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Lower
Boun
d
Uppe
r
Boun
d
Zero
-
orde
r
Parti
al
Par
t
Toleranc
e VIF
1 (Constan
t)
-
5.034
4.018
-
1.25
3
.22
1
-
13.27
9
3.211
X1 1.331 .708 .514 1.87
9
.07
1
-.123 2.785 .043 .340 .19
2
.140 7.14
9
X2 -
1.229
.630 -.534 -
1.95
0
.06
2
-
2.521
.064 -
.013
-.351 -
.19
9
.140 7.16
4
X3 .637 .078 .837 8.15
6
.00
0
.477 .798 .823 .843 .83
4
.994 1.00
6
a. Dependent Variable: Y
Coefficient Correlationsa
Model X3 X1 X2
1 Correlations X3 1.000 .056 -.072
X1 .056 1.000 -.927
X2 -.072 -.927 1.000
Covariances X3 .006 .003 -.004
X1 .003 .502 -.414
X2 -.004 -.414 .397
a. Dependent Variable: Y
89
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue
Condition
Index
Variance Proportions
(Constant) X1 X2 X3
1 1 3.997 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .002 44.520 .00 .01 .01 .83
3 .000 95.341 .89 .01 .05 .16
4 5.510E-5 269.348 .11 .98 .94 .01
a. Dependent Variable: Y
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicte
d Value
10.53237057000000
0
13.28892803000000
1
11.98431343000000
0
.78574627900000
0
3
1
Residual -.963909805000000 .858455241000000 .000000000000000 .49310419600000
0
3
1
Std.
Predicte
d Value
-1.848 1.660 .000 1.000 3
1
Std.
Residual
-1.854 1.652 .000 .949 3
1
a. Dependent Variable: Y
COMPUTE lag_e=lag(RES_1).
EXECUTE.
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/ORIGIN
/DEPENDENT RES_1
/METHOD=ENTER lag_e.
90
Regression
Notes
Output Created 15-APR-2017 10:56:49
Comments
Input Active Dataset DataSet7
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 64
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with
no missing values for any variable
used.
Syntax REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R
ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/ORIGIN
/DEPENDENT RES_1
/METHOD=ENTER lag_e.
Resources Processor Time 00:00:00.05
Elapsed Time 00:00:00.11
Memory Required 2560 bytes
Additional Memory Required for
Residual Plots
0 bytes
Variables Entered/Removeda,b
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 lag_ec . Enter
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
b. Linear Regression through the Origin
c. All requested variables entered.
91
Model Summary
Model R R Squareb Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .561a .315 .266 .42624232
a. Predictors: lag_e
b. For regression through the origin (the no-intercept model), R Square measures
the proportion of the variability in the dependent variable about the origin explained
by regression. This CANNOT be compared to R Square for models which include
an intercept.
ANOVAa,b
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.170 1 1.170 6.442 .024c
Residual 2.544 14 .182
Total 3.714d 15
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
b. Linear Regression through the Origin
c. Predictors: lag_e
d. This total sum of squares is not corrected for the constant because the constant is zero for regression through
the origin.
Coefficientsa,b
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 lag_e .614 .242 .561 2.538 .024
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
b. Linear Regression through the Origin
COMPUTE lag_Y=Y-(0.614*Lag(Y)).
EXECUTE.
COMPUTE lag_X1=X1-(0.614*Lag(X1)).
EXECUTE.
COMPUTE lag_X2=X2-(0.614*Lag(X2)).
EXECUTE.
COMPUTE lag_X3=X3-(0.614*Lag(X3)).
EXECUTE.
REGRESSION
92
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS CI(95) BCOV R ANOVA COLLIN TOL CHANGE ZPP
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT lag_Y
/METHOD=ENTER lag_X1 lag_X2 lag_X3
/PARTIALPLOT ALL
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)
/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID)
/CASEWISE PLOT(ZRESID) OUTLIERS(3)
/SAVE MAHAL RESID SRESID.
Regression
Notes
Output Created 15-APR-2017 11:01:21
Comments
Input Active Dataset DataSet7
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 64
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with
no missing values for any variable
used.
93
Syntax REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN
STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS
CI(95) BCOV R ANOVA COLLIN
TOL CHANGE ZPP
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT lag_Y
/METHOD=ENTER lag_X1
lag_X2 lag_X3
/PARTIALPLOT ALL
/SCATTERPLOT=(*SRESID
,*ZPRED)
/RESIDUALS DURBIN
HISTOGRAM(ZRESID)
NORMPROB(ZRESID)
/CASEWISE PLOT(ZRESID)
OUTLIERS(3)
/SAVE MAHAL RESID SRESID.
Resources Processor Time 00:00:02.71
Elapsed Time 00:00:02.98
Memory Required 3712 bytes
Additional Memory Required for
Residual Plots
1160 bytes
Variables Created or Modified RES_2 Unstandardized Residual
SRE_1 Studentized Residual
MAH_1 Mahalanobis Distance
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
lag_Y 4.8829 .31999 15
lag_X1 5.6143 .06956 15
lag_X2 5.6643 .17884 15
lag_X3 9.7391 .50861 15
94
Correlations
lag_Y lag_X1 lag_X2 lag_X3
Pearson Correlation lag_Y 1.000 -.112 .121 .480
lag_X1 -.112 1.000 .211 -.207
lag_X2 .121 .211 1.000 -.016
lag_X3 .480 -.207 -.016 1.000
Sig. (1-tailed) lag_Y . .346 .333 .035
lag_X1 .346 . .225 .230
lag_X2 .333 .225 . .477
lag_X3 .035 .230 .477 .
N lag_Y 15 15 15 15
lag_X1 15 15 15 15
lag_X2 15 15 15 15
lag_X3 15 15 15 15
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 lag_X3, lag_X2,
lag_X1b
. Enter
a. Dependent Variable: lag_Y
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .499a .249 .044 .31280 .249 1.217 3 11 .349 2.218
a. Predictors: (Constant), lag_X3, lag_X2, lag_X1
b. Dependent Variable: lag_Y
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .357 3 .119 1.217 .349b
95
Residual 1.076 11 .098
Total 1.433 14
a. Dependent Variable: lag_Y
b. Predictors: (Constant), lag_X3, lag_X2, lag_X1
Coefficientsa
Model
Unstandardiz
ed
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
95.0%
Confidence
Interval for B Correlations
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Lower
Boun
d
Upper
Boun
d
Zero
-
orde
r
Parti
al
Par
t
Toleranc
e VIF
1 (Constan
t)
1.69
0
7.501
.225 .82
6
-
14.81
9
18.19
9
lag_X1 -
.198
1.257 -.043 -
.157
.87
8
-
2.965
2.569 -
.112
-.047 -
.04
1
.914 1.09
4
lag_X2 .247 .478 .138 .517 .61
6
-.806 1.300 .121 .154 .13
5
.955 1.04
8
lag_X3 .298 .168 .474 1.77
3
.10
4
-.072 .668 .480 .472 .46
3
.957 1.04
5
a. Dependent Variable: lag_Y
Coefficient Correlationsa
Model lag_X3 lag_X2 lag_X1
1 Correlations lag_X3 1.000 -.029 .208
lag_X2 -.029 1.000 -.213
lag_X1 .208 -.213 1.000
Covariances lag_X3 .028 -.002 .044
lag_X2 -.002 .229 -.128
lag_X1 .044 -.128 1.580
a. Dependent Variable: lag_Y
96
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) lag_X1 lag_X2 lag_X3
1 1 3.997 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .002 43.511 .00 .00 .06 .85
3 .001 83.738 .04 .05 .94 .05
4 6.421E-5 249.501 .96 .95 .00 .11
a. Dependent Variable: lag_Y
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 4.6347 5.1482 4.8829 .15973 15
Std. Predicted Value -1.554 1.661 .000 1.000 15
Standard Error of Predicted Value .089 .287 .153 .054 15
Adjusted Predicted Value 4.5025 5.9797 4.9474 .34678 15
Residual -.43518 .49031 .00000 .27727 15
Std. Residual -1.391 1.567 .000 .886 15
Stud. Residual -1.728 1.991 -.053 1.110 15
Deleted Residual -1.36430 .79098 -.06452 .51804 15
Stud. Deleted Residual -1.931 2.373 -.051 1.207 15
Mahal. Distance .190 10.868 2.800 2.769 15
Cook's Distance .001 4.009 .362 1.022 15
Centered Leverage Value .014 .776 .200 .198 15
a. Dependent Variable: lag_Y
102
SAVE OUTFILE='C:\Users\Sony\Desktop\Skripsi
nanto\415\MIGUPAHKHLPDRB.sav'
/COMPRESSED.
SAVE TRANSLATE OUTFILE='C:\Users\Sony\Desktop\Skripsi
nanto\415\MIGUPAHKHLPDRB.xls'
/TYPE=XLS
/VERSION=8
/MAP
/REPLACE
/FIELDNAMES VALUE=NAMES
/CELLS=VALUES.
Data written to C:\Users\Sony\Desktop\Skripsi
nanto\415\MIGUPAHKHLPDRB.xls.
13 variables and 64 cases written to range: SPSS.
Variable: Y Type: Number Width: 18 Dec:15
Variable: X1 Type: Number Width: 18 Dec:15
103
Variable: X2 Type: Number Width: 18 Dec:15
Variable: X3 Type: Number Width: 18 Dec:15
Variable: RES_1 Type: Number Width: 11 Dec: 5
Variable: lag_e Type: Number Width: 8 Dec: 2
Variable: lag_Y Type: Number Width: 8 Dec: 2
Variable: lag_X1 Type: Number Width: 8 Dec: 2
Variable: lag_X2 Type: Number Width: 8 Dec: 2
Variable: lag_X3 Type: Number Width: 8 Dec: 2
Variable: RES_2 Type: Number Width: 11 Dec: 5
Variable: SRE_1 Type: Number Width: 11 Dec: 5
Variable: MAH_1 Type: Number Width: 11 Dec: 5
NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=RES_2
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Notes
Output Created 15-APR-2017 11:40:33
Comments
Input Data C:\Users\Sony\Desktop\Skripsi
nanto\415\MIGUPAHKHLPDRB.s
av
Active Dataset DataSet7
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 64
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each test are based
on all cases with valid data for the
variable(s) used in that test.
Syntax NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=RES_2
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.05
Elapsed Time 00:00:01.45
Number of Cases Alloweda 786432
a. Based on availability of workspace memory.
104
[DataSet7] C:\Users\Sony\Desktop\Skripsi
nanto\415\MIGUPAHKHLPDRB.sav
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 15
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .27727037
Most Extreme Differences Absolute .151
Positive .151
Negative -.126
Test Statistic .151
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
SAVE OUTFILE='C:\Users\Sony\Desktop\Skripsi nanto\4 VARIABLE\4
Variable.sav'
/COMPRESSED.
GET
FILE='C:\Users\Sony\Desktop\Skripsi nanto\4 VARIABLE\4
Variable.sav'.
Warning # 67. Command name: GET FILE
The document is already in use by another user or process. If you
make
changes to the document they may overwrite changes made by others
or your
changes may be overwritten by others.
File opened C:\Users\Sony\Desktop\Skripsi nanto\4 VARIABLE\4
Variable.sav
DATASET NAME DataSet8 WINDOW=FRONT.
SAVE TRANSLATE OUTFILE='C:\Users\Sony\Desktop\Skripsi nanto\4
VARIABLE\4 Variables.xls'
/TYPE=XLS
/VERSION=8
/MAP
/REPLACE
/FIELDNAMES VALUE=NAMES
/CELLS=VALUES.
Data written to C:\Users\Sony\Desktop\Skripsi nanto\4 VARIABLE\4
Variables.xls.
13 variables and 64 cases written to range: SPSS.
105
Variable: Y Type: Number Width: 18 Dec:15
Variable: X1 Type: Number Width: 18 Dec:15
Variable: X2 Type: Number Width: 18 Dec:15
Variable: X3 Type: Number Width: 18 Dec:15
Variable: RES_1 Type: Number Width: 11 Dec: 5
Variable: lag_e Type: Number Width: 8 Dec: 2
Variable: lag_Y Type: Number Width: 8 Dec: 2
Variable: lag_X1 Type: Number Width: 8 Dec: 2
Variable: lag_X2 Type: Number Width: 8 Dec: 2
Variable: lag_X3 Type: Number Width: 8 Dec: 2
Variable: RES_2 Type: Number Width: 11 Dec: 5
Variable: SRE_1 Type: Number Width: 11 Dec: 5
Variable: MAH_1 Type: Number Width: 11 Dec: 5
DATASET ACTIVATE DataSet7.
DATASET CLOSE DataSet8.
top related