analisis peran dewan pengawas syariah di bmt …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2840/1... ·...
Post on 29-May-2020
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS PERAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI
BMT RAMADANA SALATIGA
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli MadyaEkonomiSyariah (A.Md. E.Sy) Jurusan DIII
Perbankan Syariah
Oleh:
RISWINDYA FAJAR INSANI
NIM: 201-14-048
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
ANALISIS PERAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI
BMT RAMADANA SALATIGA
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli MadyaEkonomiSyariah (A.Md. E.Sy) Jurusan D III
Perbankan Syariah
Oleh:
RISWINDYA FAJAR INSANI
NIM: 201-14-048
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka Tugas Akhir Saudara:
Nama : RiswindyaFajarInsani
NIM : 201-14-048
Jurusan : D III Perbankan Syariah
Fakultas :Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul :ANALISIS PERAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH
DI BMT RAMADANA SALATIGA
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 25Agustus2017
Pembimbing
FetriaEkaYudiana, M. Si.
NIP.19740228 20091 2005
PENGESAHAN
ANALISIS PERAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI
BMT RAMADANA SALATIGA
DISUSUN OLEH:
RISWINDYA FAJAR INSANI
NIM: 201-14-048
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji TUGAS AKHIR
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, pada tanggal 25 Agustus2017
dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh
gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
Susunan Panitia Penguji:
Ketua Sidang : Dr. HikmahEndraswati., M.Si ( )
Sekretaris Sidang :FetriaEkaYudiana., M.Si ( )
Penguji I : Abdul Aziz NP., S. Ag. MM ( )
Penguji II :NurHuriMustofa., M.Si ( )
Salatiga, 25Agustus2017
Dekan FEBI IAIN Salatiga
Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si
NIP. 197403320 200312 1 001
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : RiswindyaFajarInsani
NIM : 201-14-048
Jurusan : D III Perbankan Syariah
Fakultas :Ekonomi dan Bisnis Islam
Menyatakan bahwa naskah Tugas Akhir ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang telah dirujuk
sumbernya.
Salatiga, 25Agustus2017
Saya yang menyatakan,
RiswindyaFajarInsani
NIM: 201-14-048
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : RiswindyaFajarInsani
NIM : 201-14-048
Jurusan : D III Perbankan Syariah
Fakultas :Ekonomi dan Bisnis Islam
Menyatakan bahwa naskah Tugas Akhir ini secara keseluruhan bebas dari
plagiasi. Jika dikemudian hari terbukti melakukan plagiasi maka saya siap
ditindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Salatiga, 25Agustus 2017
Saya yang menyatakan,
RiswindyaFajarInsani
NIM: 201-14-028
6
MOTTO
“Jikakamutidakmengejarapa yang kamuinginkan,
makakamutidakakanmendapatkannya.
Jikakamutidakbertanyamakajawabannyaadalahtidak.Jikakamutidakmelanghka
hmaju, kamuakanberada di tempat yang sama”.
( Nora Roberts )
“Orang bijakbelajarketikamerekabisa. Orang
bodohbelajarketikamerekaharus”. (Arthur wellesley)
“Jikaseseorangberpergiandengantujuanmencariilmu, maka Allah
akanmenjadikanperjalanannyasepertiperjalananmenujusurga”.
( Nabi Muhammad SAW )
7
PERSEMBAHAN
Teriring ucapan syukur Alhamdulillah, lembar demi lembar Tugas Akhir ini
ku persembahkan untuk:
Bapak Riswandiarso dan Ibu SusiWrinInsani
Kedua orang tua yang tidak pernah berhenti memberikan segalanya, baik itu
materi dan do’a kepada penulis. Terimakasih sudah memberikan yang
terbaik untuk windyaselama ini.
Risky ArdiNugroho
Kakaksatusatunyayang selalu memberi semangat dan doanya serta
memberidorongandalammenyelesaikanTugasAkhirini.
Sahabatku
Sahabatku Bina, Ulfah, Khoridatus, Rima, Suci, Ekaputri terimakasih atas
segala bantuan, semangat, dan kebersamaan yang diberikan.
Teman-teman Seperjuangan
Teman-temankujurusan D-III PerbankanSyariahkelasA dan Bangkatan2014
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Analisis
PeranDewanPengawasSyariah di BMT RamadanaPenulisan Tugas Akhir ini
dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan Jursan DII Perbankan syariah
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga. Banyak pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini baiksecara moril maupun spiritual, dan
penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada tahap penyusunan Tugas Akhir ini, Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. RahmatHariyadi, M.Pd.,selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Bawono, S.E.,M.Si.,selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga.
3. Bapak Drs. H. Alfred L MSI, selaku Ketua Jurusan D III Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
4. Ibu Fetria Eka Yudiana., M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dan perhatian serta kesabarann yang
memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses penyusunan tugas
akhir ini.
5. BapakDr.AhmadMifdlolMuthohar., M.Si selaku dosen pembimbing
akademik yang telahmembantupenulisdalammenyelesaikanperkuliahan.
9
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
yang telah mendidik dan membekali ilmu pengetahuan selama masa
perkuliahan.
7. Bapak Faqih Nabhan, SE.,MM selaku Manajer BMT Ramadana Salatiga
8. Seluruh Karyawan BMT Ramadana Salatiga, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian hingga akhir.
9. Semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penuli menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya saran dan
kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat di harapkan demi
perbaikan dimas amendatang.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Salatiga, 25 Agustus2017
Penulis,
RiswinndyaFajarInsani
NIM. 201-14-048
10
ABSTRAK
Insani, Riswindya Fajar. 2017. Analisis Peran Dewan Pengawas Syariah Di BMT
Ramadana.Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program
Studi D IIIPerbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Fetria Eka
Yudiana, M.Si
Kata Kunci: Dewan Pengawas Syariah, Agency Theory
Dalam mengembangkan dan memajukan lembaga keuangan mikro
syariah agar dapat bersaing dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini
khusus nya masyarakat mikro. Maka dibutuhkan macam-macam produk sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dengan tetap mematuhi prinsip –prinsip syariah.
Untuk menjaga kegiatan usaha lembaga keuangan mikro syariah agar senantiasa
berjalan sesuai dengan prinsip syariah yang khususnya pada BMT Ramadana.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Dewan Pengawas Syariah
di BMT Ramadana, faktor-faktor kendala Dewan Pengawas Syariah dalam
pelaksanaan tugas.
Metode penelitian ini yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
menggunakan data primer dan data sekunder. Penelitian ini dilakukan di BMT
Ramadana yang berada di Jalan Lingkar Selatan (JLS) Semarang-Solo Km 1,8
Pulutan Salatiga.Kegiatan wawancara untuk penelitian ini dilakukan pada tanggal
21 Juli 2017. Hasil wawancara kepada manajer di BMT Ramadana.
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa Dewan Pengawas Syariah (DPS)
belum berjalan secara efektif karena belum di libatkan dalam operasionalisasi
BMT Ramadana, seharusnya BMT berkerja untuk memastikan dan mengawasi
operasional BMT Sebagai koperasi yang menjalankan operasional sesuai dengan
prinsip syariah.di lihat dari ketidak maksimalnya peran para Dewan Pengawas
Syariah, dimana dalam sruktur organisasi tertera para nama anggota Dewan
Pengawas Syariah.
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PESETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .................................................................... v
MOTTO ................................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
ABSTRAK .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
C. Tujuan .......................................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4
E. Metode Penelitian ........................................................................................ 5
F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 9
A. Kajian Pustaka ............................................................................................. 9
B. Kajian Teoritik .......................................................................................... 18
1. Pengertian AgensiTeori ................................................................ 18
2. Pengertian DewanPengawasSyariah ............................................ 19
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ..................................... 23
A. SejarahBerdirinyaBMTRamadana ............................................................ 23
B. VisidanMisi ............................................................................................... 24
12
C. StrukturOrganisasi BMT Ramadana ......................................................... 27
D. PenjabaranTugasdanWewenang ............................................................... 31
E. Produk-produk BMT Ramadana ............................................................... 39
BABIV ANALISA DATA .................................................................................... 44
A. AnalisisPeranDewanPengawasSyariah di BMT Ramadana ..................... 44
B. Faktor-faktor yang menjadikendalaDewanPengawasSyariah ................... 49
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 51
A. Kesimpulan ............................................................................................... 51
B. Saran .......................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 57
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 58
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Ramadana ............................................. 28
Gambar 3.2 Grafik outstanding lending di BMT Ramadana ............................. 43
14
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Beda Penelitian............................................................................... 15
Tabel 3.1 Jumlah Dana yang disalurkankepadamasyarakat ........................... 42
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Fenomena yang terjadi saat ini di dalam praktek pengawasan syariah di bank-
bank syariah di Indonesia adalah peran DPS belum berjalan dengan optimal,
bahkan sangat jauh dari apa yang semestinya dilakukan oleh DPS. Hal ini tidak
saja di Bank Umum Syariah (BUS) tetapi di Lembaga Keuangan Syariah. Banyak
diantara mereka yang tidak atau belum berperan sama sekali mengawasi
operasional perbankan syariah. Seperti contohnya pada praktik perbankan pada
Lembaga Keuangan Syariah pada BMT (Baitul Mal Wantanwil) yang berada di
propinsi Yogyakarta. Beberapa kasus telah ditemukan dalam BMT tersebut,
seperti pencairan dana yang macet, praktek penipuan dan penggelapan dana
nasabah oleh pengelolanya. Dampak dari fenomena tersebut akan berpengaruh
pada kepercayaan masyarakat, terutama orang awam yang akan menginvestasikan
dananya ataupun bekerjasama dengan LKS tersebut.
Menurut Undang-undang No.16 tahun 2001 tentang Yayasan, pasal 7 ayat 3
yang menjelaskan bahwa Anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas Yayasan
dilarang merangkap sebagai Anggota Direksi atau Pengurus dan Anggota Dewan
Komisaris atau Pengawas dari badan usaha yang didirikan Yayasan tersebut.
Kasus penggelapan dana nasabah sebesar Rp.8 Milyar pada salah satu BMT di
2
Yogyakarta beberapa waktu lalu terkait erat dengan kepengurusan ganda
sebagaimana dijelaskan diatas. (http://chahyadihatimu.blogspot.co.id. 29 Maret
2009).
Peran dewan pengawas syariah pada bank perkreditan rakyat syariah masih
kurang memuaskan dilihat dari fungsi DPS yang masih belum di jalankan oleh
peran DPS disetiap lembaga perbankan syariah lainnya, karena bisa dikatakan
sebagian DPS ada yang mengabaikan prinsip syariah yang sesuai dengan fatwa,
tidak konsisten menjalankan prinsip syariah, anggota DPS yang kurang memahami
apa itu sebenarnya fiqih muamalah dan keuangan moderen pada ekonomi islam.
Untuk menanggulangi masalah yang terjadi pada peran DPS seperti kasus di
atas maka langkah yang harus dijalankan pertama yaitu: DPS harus secara rutin
dan aktif untuk melakukan pengawasn terhadap BPRS, mengoptimalkan peran dan
fungsi DPS agar diharapkan sesuai dengan dituliskan oleh bank Indonesia (BI) dan
dewan syariah nasional (DSN) yang mengawasi internal untuk memperbaiki
lingkungan external dan internal DPS menjadi tanggung jawab utama Bank
Indonesia. Langkah kedua seorang DPS bank syariah harus mengetahui konsep
dan mekanisme operasional perbankan syariah, struktuk, terminology dan LKS,
legal documentation, mengetahui dasar-dasar akuntansi, mengawal dan menjaga
penerapan nilai-nilai Islam dalam setiap aktifitas yang dikerjakan LKS agar sesuai
dengan prinsip syariah. Karena itu pengawasan bisa lebih optimal dan mereka juga
dapat merumuskan menetapkan serta pembuatan fatwa hukum ekonomi syariah di
3
Indonesia, sehingga mereka bisa melakukan pengawasan dengan baik, bukan
sekedar pajangan kharisma. (http://www.lintasberita.web.id/peran-dan-fungsi-
dewan-pengawas-syariah-dps/. 1 April 2012)
Dari beberapa kasus diatas dapat disimpulkan Peran Dewan Pengawas Syariah
sangatlah penting untuk kemaslahatan bagi masyarakat agar LKS berjalan sesuai
prinsip syariah yang ada, perlunya pengawasan yang aktif dan rutin untuk setiap
lembaga keuangan syariah, selalu konsisten dengan prinsip syariah. Peran DPS
tidak lepas dari Oprasional nya pada BMT yaitu bertugas untuk mengetahui
produk yang akan di keluarkan oleh BMT, memberikan pendapat pada
operasional BMT secara keseluruhan dalam BMT dan untuk terwujudnya
Lembaga Keuangan Syariah yang baik agar dapat di terima dan dipercaya oleh
masyarakat sekitar agar tidak ragu untuk bergabung melakukan pembiayaan atau
menginvestasikan dananya ataupun bekerjasama dengan Lembaga Keuangan
Syariah.
Dengan demikian penulis tertarik untuk menuliskan Tugas Akhir dengan
judul “ Analisis Peran Dewan Pengawas Syariah di BMT Ramadana” dengan
tujuan untuk mengetahui sejauh mana DPS berperan pada BMT Ramadana.
Adapun teknik penelitian Tugas Akhir dengan pendekatan kualitatif medote
diskriptif.
4
2. Rumusan Masalah
Dari penjelasan Latar Belakang maka dapat di simpulkan pokok masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana mana DPS berperan di BMT Ramadana?
2. Faktor apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan tugas DPS di BMT
Ramadana?
3. Tujuan Penelitaian
Tujuan penelitian untuk menjawab semua permasalahan yang ada, sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui peran Dewan Pengawas Syariah di BMT Ramadana.
2. Untuk mengetahui bagaimana Faktor apa saja yang menjadi kendala dalam
pelaksanaan tugas DPS di BMT Ramadana.
4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut:
1. Penelitian
a) Untuk memahami peran DPS pada operasional yang di jalankan pada BMT
Ramadana.
b) Untuk menambah wawasan dalam bidang Perbankan Syariah dan untuk
menunjang syarat kelulusan D-III.
5
2. IAIN Salatiga
a) Memperkaya literatur penelitian tentang Peran Dewan Pengawas Syariah
pada Operasioanal BMT Ramadana.
b) Menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3. BMT (objek penelitian )
a) Sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah peran DPS di
dalam operasional BMT Ramadana yang belum diketahui operasionalnya.
b) Sebagai masukan dan pengetahuan dengan permasalahan yang diteliti.
5. Metode Penelitian
A. Metode penelitian
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan teknik analisis
deskriptif dengan menggunakan pendekatan analisis kualitatif yaitu penelitian
yang bertujuan membuat deskriptif atas suatu fenomena yang terjadi
dilapangan dengan melalui pihak-pihak yang terkait. Dengan mengumpulkan
data-data yang telah diperoleh, kemudian dianalisis dengan teknik analisis
kualitatif berupa: penjelasan, uraian dan penjabaran. Penelitian ini merupakan
metode yang memberi gambaran dari hasil observasi yang kemudian
diperkuat dengan bukti dari pendapat para ahli melalui informasi yang terkait.
6
1. Jenis Data
a) Data Primer: Merupakan data yang berasal dari sumbernya langsung
yang berhubungan dengan bahasan penelitian, didapat dari wawancara
langsung dengan narasumber, yaitu dengan divisi marketing dan manager
BMT.
1) Survey
Di tempat secara langsung melakukan pengamatan dari kegiatan BMT
Ramadana.
2) Wawancara
wawan cara dengan manager BMT Ramadana. Untuk mengetahui
kondisi nyata dalam lapangan bagaimana peran pengawasan DPS yang
sudah di lakukan pada BMT Ramadana.
b) Data Sekunder: Merupakan data yang diperoleh tidak langsung melalui
dari hasil media cetak, publikasi atau data-data dokumen pada BMT
Ramadana.
1) Data yang berasal dari wacana buku, artikel, tentang peran DPS
terhadap BMT Ramadana.
2) Sumber dari Internet, koran, majalah, dan publikasi lainnya atau
dokumen-dokumen yang berkaitan.
7
c) Teknik Pengambilan Data
1) Menganalisis data dari hasil survey dan wawancara tentang peran DPS
pada operasional BMT Ramadana untuk menjawab rumusan masalah.
2) Mengetahui hasil dari wawancara tentang kondisi nyata dalam
lapangan peran DPS pada operasional BMT Ramadana.
B. Sistematika Penulisan
Pada Penelitian ini terdiri dari 5 (lima) Bab, setiap bab saling berkaitan satu
sama lain. Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan terdiri dari hal-hal yang berkaitan dan
berhubungan dengan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini membahas tentang penelitian sebelumnya yang
telah ada dengan tujuan sebagai referensi maupun pembanding
guna menentukan beda penelitian serta menjelaskan teori
tentang peran dewan pengawas syariah.
8
BAB III LAPORAN OBJEK
Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian,
meliputi sejarah, visi misi, struktur organisasi dan hal-hal
umum lainnya tentang BMT RAMADANA dan informasi
lainnya yang berkaitan dengan penelitian penulis.
BAB IV ANALISIS
Bab ini menjelaskan serta menjawab rumusan masalah
penelitian. Yaitu menjelaskan tentang peran dewan pengawas
syariah di BMT RAMADANA.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan penelitian yang dilakukan dan saran
kepada objek penelitian yang menjadi bahan penelitian.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Aziz, Faturrahman, Prihutama (2015)
dengan judul ”Peran Dewan Pengawas Syariah Dalam Pengawasan
Operasional Baitul Maal Wat Tamwil” Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)”
dalam penelitian ini mengunakan data primer dan sekunder. Hasil dari
penelitian di BMT Alfa Dinar dapat disimpulkan bahwa peran Dewan
Pengawas Syariah sudah menjalankan tugas dan wewenangnya dengan cukup
baik.Mulai dari mengawasi kegiatan operasional BMT terhadap fatwa DSN-
MUI serta Pedoman Akad Syariah BMT, yang telah sesuai.
Penelitian yang dilakukan oleh Nelli (2015) dengan judul
“Problematika Kiprah Dewan Pengawas Syariah (DPS) Di Perbankan
Syariah“ membahas tentang kiprah DPS dalam merealisasikan prinsip-prinsip
syariah dapat dilihat dari peran dan fungsi tugas DPS yaitu memberikan
pengarahan,pemikiran,saran dan nasihat kepada direksi bank syariah yang
berkaitan dengan aspek syariah. Perbankan Syariah telah memiliki payung
hukum yang tinggi untuk mendukung berjalannya perbankan syariah dalam
industri keuangan perbankan syariah di Indonesia.UU Perbankan Syariah di
harapkan dapat menjadi legalitas tertinggi supaya jalannya perekonomian
nasional berkeadilan rakyat, dapat berorientasi pemerataan dan sektor riil.DPS
10
menjadi penilaian kepatuhan terhadap penerapan prinsip syariah dalam
operasionalnya.Disini peran DPS juga dituntut untuk melakukan sosialisasi
dan edukasi keapada masyarakat, seperti kut’bah, majelis ta’lim, pengajian-
pengajian kepada masyarakat. Agar tingkat kredibilitas bank syariah
meningkat, kepatuhan syariah semaki dipatuhi dan sesuai fatwa, menjadi pilar
utama good corporate gorvernance (GCG) yang baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Umam (2015) dengan judul “Urgensi
Standarisasi Dewan Pengawas Syariah dalam Meningkatkan Kualitas Audit
Kepatuhan Syariah” membahas tentang Standarisasi Dewan Pengawas
Syariah perlu mendapatkan perhatian khusus mengingat kapasitas mereka
sebagai audit kepatuhan syariah yang memberikan jaminan kepada
masyarakat atas kehalalan investasi dan aktifitas ekonomi di lingkungan
lembaga keuangan syariah. Penegasan tentang suatu kualitas pernyataan
kesesuaian syariah yang harus mempertanggung jawabkan asersi tersebut
kepada pihak lain, baik kepada masyarakat maupun kepada regulator yang
mengawasi kinerja dan perkembangan lembaga keuangan syariah seperti
Dewan Syariah Nasional, Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan.
Dengan upaya memasukan Dewan Pengawas Syariah kedalam sekolah profesi
di perguruan tinggi, niscaya akan dapat meningkatkan profesionalisme Dewan
Pengawas Syariah. Dengan adanya sekolah profesi Dewan Pengawas Syariah
kekurangan sumber daya insane (SDI) bukanlah menjadi kendala dalam
meningkatkan kualitas inovasi baik dalam transaksi, layanan maupun
11
pengembangan produk keuangan syariah. Oleh karena itu pemerintah harus
bisa mengkoordinir dan mengkoordinasikan peran Otoritas Jasa Keuangan,
Bank Indonesia, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, serta
institusi penting lainnya agar segera merancang konsep kurikulum, standar
operasional dan standar operasional dan standar pengendalian mutu sekolah
profesi Dewan Pengawas Syariah sehingga dapat menghasilkan Dewan
Pengawas Syariah yang professional sekaligus mampu menjadi pelopor dalam
memberikan solusi atas pengembangan variasi produk-produk keuangan
syariah dalam menggerakan perekonomian masyarakat Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2014) dengan judul
“Peran dan Fungsi Dewan Pengawas Syariah (Shari’ah Supervisory Board)
Dalam Perbankan Syariah Di Indonesia“ membahas tentang kedudukan Peran
dan Fungsi DPS yang berperan sebagai pengawas lembaga keuangan syariah
agar berjalan sesuai prinsip syariat Islam. Pengawasan terhadap produk
produk keuangan syariah, manajemen dan administrasi lembaga keuangan
syariah.Hubungan DPS dan DSN, Struktur Organisani Unit Usaha Syariah di
Bank Komersial dan peningkatan profesionalisme bagi anggota DPS dalam
mengemban amanah ummah yang belum maksimal.Mengangkat Peran DPS
dalam bidang Lembaga Keuangan Dan Perbankan Syariah untuk
meningkatkan ekonomi keuangan syariah, menegaskan tugas dan fungsi dari
DSN yang benar.
12
Penelitian yang dilakukan oleh Masliana (2011) dengan judul Skripsi
”Peran Dewan Pengawas Syariah Dalam Pengawas Pelaksanaan Kontrak Di
Bank Syariah pada BRI Syariah” menggunakan metode kualitatif hasil dari
penelitian menunjukan, bahwa kedudukan dan fungsi DPS dalam pembuatan
draft kontrak Bank BRI Syariah yang telah sesuai dengan peraturan Bank
Indonesia bagian DPS pasal 47. Secara umum hal yang dilakukan DPS di BRI
Syariah adalah mengawasi segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan
akad-akad yang ada di bank. Peran utama DPS dalam mengawasi pelaksanaan
kontrak di bank BRI Syariah, juga memastikan bahwa pelaksanaan kotrak
yang ada telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. DPS memonitoring
secara langsung pelaksanaan kontrak yang ada di BRI Syariah.Pelaksaan
kontrak disini DPS berkerjasama dengan fungsi kepatuhan dan fungsi internal
audit.Dengan kerjasama dan koordinasi ini pengawasan terhadap kegiatan
bank bisa berlangsung dengan baik sehingga pelangggaran prinsip syariah
pada pelaksanaan kontrak di BRI Syariah bisa terhindari.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurhasanah (2011) dengan judul
“Optimalisasi Peran Dewan Pengawas Syari’ah (DPS) Di Lembaga Keuangan
Syariah” membahas tentang cara mengoptimalkan kerja DPS selain
mengawasi juga mengembangkan Lembaga Keuangan. Penyebab utamanya
adalah peran DPS yang belum optimal di Lembaga Keuangan Syariah.Dewan
Pengawas Syariah hanya mengandalkan ilmu fiqh muamalah saja tidak di
perhatikan kemampuan dalam bidang keuangan operasional perbankan
13
syariah. Faktor lain yang belum berjalan optimal yaitu masih minimnya SDM
yang belum menguasai masalah syariah dan masih ada lembaga perbankan
yang masih menyimpang. Dengan hal tersebut perlunya mengadakan
sosialisasi di kalangan institusi Lembaga Keuangan maupun masyarakat,
dengan meningkatkan kulitas sumber daya mannusia agar di harapkan DPS
berjalan dengan baik dan menerapakan prinsip syariah yang benar
mendorong pengembangan bersama-sama.
Penelitian yang dilakukan oleh Widyanto (2010) dengan judul “Peran
Independensi Dewan Pengawas Syariah Terhadap Loyalitas Penerapan Syariat
Islam” dalam jurnal tersebut penulis membahas tentang Independensi DPS
yang dilihat dari ketaatansuatu organisasi/badan usaha (bank syariah)dalam
menerapkan komitmen pada prinsip-prinsipbisnis yang sesuai dengan syariat
Islam. Untuk menjaga akan ketaatan prinsip-prinsip syariah telah diterapkan
dibank syariah, maka perlu suatu bagian khusus yang bertugas untuk
mengatur, mengevaluasi dan menjamin aturan dan ketaatan tersebut maka
peran Pengawas Syariah (DPS) adalah salah satu bagian dari bank yang
tugasnya memastikan bahwa bank telah mempertahankan ajaran syariah
dalam kegiatan operasionalnya. Peran DPS sangat penting karena ditangannya
keputusan ajaran Islam telah diterapkan dalam operasional bank syariah oleh
suatu bank dengan sebenar-benarnya.
14
Penelitian yang dilakukan oleh Suhend (2010) Skripsi dengan judul
“Peran Dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah (DPS) Terhadap
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)“Penelitan ini menggunakan
pendekatan empiris analitik yaitu mendekati dan meneliti masalah yang terjadi
ikut turun langsung kelapangan dengan wawancara dan koeisioner. Hasil yang
telah di dapat adalah komunikasi antara BPRS kepada DPS sangat lemah,
keikut sertaan DPS ke BPRS sangatlah lemah yang pada akhirnya kedatangan
DPS ke BPRS jarang untuk melakukan pengawasan.Peran DPS dan fungsinya
masih belum maksimal di lakukan pada BPRS di Yogyakarta.Maka dari itu
perbaikan lingkungan eksternal dan internal menjadi tanggung jawab yang
utama untuk terwujudnya perbankan syariah yang sehat, efisien, dan sesuai
syariah untuk membangun kepercayaan masyarakat kembali agar mau
bergabung atau melakukan pembiayaan di BPRS.
Penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan (2009) Sekripsi dengan judul
“Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) Dalam Perbankan Syariah PT.
Bukopin Syariah Cab.S. Parman” Dalam penelitian ini menggunakan metode
deduktif dan induktif.Membahas tentang peran DPS dalam Perbankan Syariah
Tugas dan Fungsinya. Peneliti mengamati cara kerja DPS di dalam unit usaha
PT. Bank Bukopin di cabang Mendan tepatnya di Jl. S. Parman yang sudah
mempunyai DPS tetapi masih terbatas di pusat saja. Jadi kurangnya optimal
pelaksanaan DPS di cab.Medan yang hanya terdapat di pusat saja membuat
keterbatasan ruang gerak staf audit cabang untukmelakukan audit. Dalam hal
15
ini staf audit cabang hanya melakukan dalam bentuk laporan, kurangnya SDM
membuat keberadaan Bank Syariah kurang mendapat respon dari masyarakat
sekitar untuk itu perlu dukungan dari masyarakat pemerintah dan pihak bank
untuk memaksimalkan tujuan dan fungsi untuk Bank Syariah itu sendiri.
Tabel 2.1 beda penelitian
No Nama Objek
penelitian
Metode
penelitian
Fokus penelitian
1 Abdul Aziz,
Hisyam
Faturrahman,
Nugraha
Prihutama
BMT Alfa
Dinar
Data
primer dan
sekunder
Peran DPS dalam
operasional BMT
2 Fitra Nelli Lembaga
Keuangan
Syariah
Deskriptif Peran dan fungsi
Dewan
Pengawas Syari’ah
di Perbankan
Syari’ah
3 Khotibul
Umam
Sekolah
Profesi
Dewan
Pengawas
Syariah
Metode
analisis
yang
digunakan
metode
deskriptif
Realisasi sekolah
Dewan Pengawas
Syariah
4 Nikmah
Rahmawati
Fungsi
DPS di
Lembaga
Keuangan
Syariah
Pengawasan DPS di
Lembaga keuangan
syariah
5 Masliana Bank BRI
Syariah
Metode
kualitatif
Peran DPS dalam
pelaksanaan kontrak
di Bank Syariah
16
6 Neneng
Nurhasanah
Lembaga
Keuangan
Syariah
Pengoptimalisasikan
peran DPS dalam
pengawasan di LKS
7 Eko Adi
Widyanto
Bank
Syariah
Independensi DPS
di Bank Syariah
8 Yusuf Suhendi BPRS Pendekatan
empiris
analitik
Peran dan tanggung
jawab DPS sesuai PBI
dan Fatwa DSN MUI
9 Febrina
Mandasari
Panjaitan
PT.
Bukopin
Syariah
Metode
deduktif
dan
induktif
Tugas dan Fungsi
DPS di dalam unit
PT. Bukopin
Syariah
Adapun penelitian yang akan penulis ajukan berbeda dengan
penelitian diatas yaitu objeknya adalah sebuah Lembaga Keuangan Mikro
Syariah non bank yaitu BMT sedangkan penelitian diatas objeknya Lembaga
Keuangan Bank, kemudian fokus penelitiannya yaitu peran dan tanggung
jawab Dewan Pengawas Syariah, tugas Dewan Pengawas Syariah di dalam
Bank. Metode yang penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif berdasarkan
beda penelitian tersebut bahwa penelitian penulis tentang “ Analisis Peran
Dewan Pengawas Syariah di BMT Ramadana” ini berbeda dengan penelitian
yang telah ada sebelumnya.
17
B. Landasan Teori
1. Agensi Teori
Menurut Anthony dan Gavindarajan (2005:269),Teori Keagenan
mendiskripsikan hubungan atau kontrak antara principal dan agent.Teori agensi
memiliki asumsi bahwa tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan
dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan
agent.
Agency Theory menunjukkan bahwa perusahaan dapat dilihat sebagai suatu
hubungan kontrak (loosely defined) antara pemegang sumber daya. Suatu hubungan
agency muncul ketika satu atau lebih individu, yang disebut pelaku (principals),
mempekerjakan satu atau lebih individu lain, yang disebut agen, untuk melakukan
layanan tertentu dan kemudian mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan
kepada agen.Hubungan utama agensi dalam bisnis adalah mereka (antara pemegang
saham dan manajer dan 1, 2 antara debtholders dan pemegang saham.Hubungan ini
tidak selalu harmonis, memang, teori keagenan berkaitan dengan konflik agency, atau
konflik kepentingan antara agen dan pelaku.Hal ini memiliki implikasi untuk, antara
lain, tata kelola perusahaan dan etika bisnis.Ketika agency terjadi cenderung
menimbulkan biaya agency, yaitu biaya yang dikeluarkan dalam rangka untuk
mempertahankan hubungan agency yang efektif (misalnya, menawarkan bonus
kinerja manajemen untuk mendorong manajer bertindak untuk kepentingan
18
pemegang saham).Oleh karena itu, teori keagenan telah muncul sebagai model yang
dominan dalam literatur ekonomi keuangan, dan secara luas dibahas dalam konteks
etika bisnis.
Agency Theory secara formal berasal pada awal tahun 1970, namun konsep di
balik itu memiliki sejarah panjang dan beragam.Di antaranya adalah pengaruh teori
properti-hak, ekonomi organisasi, hukum kontrak, dan filsafat politik, termasuk karya
Locke dan Hobbes. Sebagian ilmuwan penting terlibat dalam periode formatif teori
agensi di tahun 1970-an termasuk Armen Alchian, Harold Demsetz, Michael Jensen,
William Meckling, dan S.A. Ross.
2.Dewan Pengawas Syariah
Menurut Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia Nomor 16/Per/M.KUKM/IX/2015 pasal 14 ayat 5, tugas Dewan
Pengawas Syariah adalah:
a. Memberikan nasehat dan saran kepada pengurus dan pengawas serta serta
mengawasi kegiatan KSPPS agar sesuai dengan prinsip syariah.
b. Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah atas pedoman
operasional dan produk yang dikeluarkan oleh KSPPS.
c. Mengawasi pengembangan produk baru.
d. Meminta fatwa kepada DSN-MUI untuk produk baru yang belum ada
fatwanya.
19
e. Melakukan review secara berkala terhadap produk-produk simpanan dan
pembiayaan syariah.
Dahlan Ahmad (2012: 205) Dewan Pengawas Syariah dianjurkan untuk mendatangi
kantor secara reguler minimal 1 minggu sekali utuk mengkaji dan mendiskusikan
berbagai produk yang dijalankan dan di kembangkan dari aspek hukum syariah.
20
BAB III
LAPORAN OBJEK
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Berdirinya BMT RAMAdana
BMT RAMADANA mulai didirikan tahun 2012 melalui
pertemuan oleh kurang lebih 27 orang yang sebagian besar adalah para
pedagang pasar di jalan lingkar salatiga di daerah Kecandran, dari hasil
pertemuan tersebut, kemudian di bentuk Pra koperasi pada tahun 2012
yang bertempat di kelurahan Pulutan tepatnya RT 01 RW 04 Sidorejo
Salatiga. Pada tahun 2012 para pengurus Pra koperasi mengajukan ijin
pendirian ke dinas perindustrian, perdagangan koperasi dan UMKM kota
Salatiga (Disperindagkop). Barulah pada tahun 2013 tepatnya tanggal 8
Maret 2013 Pra koperasi mendapatkan izin dengan nomor
518/STT/210/III/2013 dan mulai melakukan kegiatan operasional yaitu
simpanan dan pembiayaan. Kemudian segmen pasarnya meliputi pasar di
jalan lingkar, wilayah Pulutan dan Kecandran.
Seiring berjalannya waktu para pengurus berupaya ingin
mengembangkan koperasi dengan memperluas pasar. Sehingga pada
pertengahan tahun 2013 Pra koperasi mengajukan izin ke dinas koperasi
Salatiga. Namun pada tahun 2013 muncul undang-undang pemerintah
tentang koperasi tetapi pada waktu itu muncul Undang-undang
21
perkoperasian No 17 tahun 2001 yang menimbulkan pro dan kontra pada
masyarakat. Sehingga dinas koperasi belum berani memberikan izin
koperasi. Seiring berjalanya waktu pada pertengahan tahun 2013 BMT
RAMADANA mulai membangun gedung yang berada di Jalan Lingkar
Selatan (JLS) Semarang-Solo Km 1,8 Pulutan Salatiga dan mulai
menempati sekitar awal tahun 2014.
Kemudian seiring berjalannya waktu para pendiri berkonsultasi
kepada dinas koperasi daerah dan kemudian disarankan untuk mengajukan
ijin ke dinas koperasi provinsi. Kemudian pada tahun 2015 BMT
RAMADANA mendapat pengesahan badan hukum nomor
14364/BH/XIV/II/2015 sehingga dapat memperluas area usahanya pada
wilayah provinsi.
2. Visi, Misi dan Tujuan BMT RAMADANA Salatiga
Visi BMT RAMADANA adalah menjadi BMT dengan layanan sepuluh
ribu anggota dan aset 15 miliyar pada tahun 2020. Untuk mewujudkan visi
tersebut BMT RAMAdana memiliki Misi:
a. Meningkatkan kualitas layanan pada anggota sebagai upaya
menciptakan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariahn
yang terpercaya.
b. Meningkatkan upaya ekstensifikasi dan intensifikasi simpanan
anggota.
22
c. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak seperti perbankan,
puskopsyah, inkopsyah dan lembaga keuangan lain.
d. Membina hubungan kemitraan dengan instansi pemerintah,
perusahaan swasta, sekolah negeri maupun swasta dan lembaga
terkait lain.
e. Meningkatkan jumlah pembiayaan pada anggota dengan tetap
menjaga prinsip kehati-hatian.
f. Menekan jumlah pembiayaan yang bermasalah.
g. Meningkatkan kualitas manajemen.
Sedangkan Tujuan BMT RAMADANA antara lain:
a. Menggapai mardhotillah.
b. Menciptakan lembaga keuangan rakyat berdasarkan syariat islam
sebagai sarana peningkatan kehidupan sosial ekonomi umat.
c. Membebaskan umat khususnya para pengusaha kecil mikro dari
kejeratan bunga dan rentenir.
d. Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan menabung.
3. Lokasi KSPPS BMT RAMADANA Salatiga
Secara geografis KSPS BMT RAMADANA terletak di Kota
Salatiga, tepatnya di jalan Lingkar Salatiga (JLS) KM 1,8 Pulutan,
Sidorejo, Salatiga. Letak KSPS BMT RAMADANA tergolong strategis
karena berada di jantung Kota Salatiga.Lokasi bangunan KSPS berada di
23
pinggir jalan Lingkar Salatiga menghadap ke barat. Di sebelah selatan
KSPS ada sebuah rumah makan yaitu BALE RAOS, di sebelah utara
KSPS BMT RAMADANA akan dibangun sebuah pasar ikan untuk
wilayah salatiga dan sekitarnya, yang memiliki potensi luar biasa untuk
dapat mengembangkan dan mengenalkan produk keuangan syariah.
Tempat yang stratgis tersebut menjadikan keuntungan tersendiri
bagi KSPS BMT RAMADANA, karena tanpa melakukan pemasaran
untuk pembiayaan telah banyak nasabah yang mengajukan pembiayaan
untuk menambah modal usaha mereka.Demikian gambaran singkat
mengenai KSPS BMT RAMADANA baik dari letak maupun lokasi
bangunan.
4. Landasan Pendirian
Pendirian KSPS BMT RAMADANA berdasrkan pada dua
landasan yaitu landasan idiil dan landasan moril.
a. Landasan ideologi KSPPS BMT RAMADANA adalah sebagai
berikut:
Dan janganlah tolong- menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. (Q.S Al-Maidah : 2 )
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka-suka di antara kamu. (Q.S. An-
Nisa’ : 29)
24
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya
kamu mendapat keberuntungan. (Q.S. Ali Imran : 130)
b. Landasan Moril
1) Riba bersifat menindas dan dapat menyerang atau dapat
menggunakan system pemerasan.
2) Riba memindahkan harta dari si miskin ke si kaya serta menambah
jurang pemisah di antara keduanya.
3) Riba menciptakan suatu kelas yang menganggur, namun menerima
pendapatan dari penumpukan harta kekayaan.
5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi KSPPS BMT RAMADANA sendiri hampir
sama dengan struktur organisasi yang ada pada koperasi lainnya, dimana
kekuasaan tertinggi terletak pada rapat anggota tahunan (RAT) dengan
dipantau oleh dewan pengawas syari’ah. Secara umum, Struktur
organisasi yang ada pada lembaga KSPPS BMT seperti berikut:
25
Struktur Organisasi BMT RAMADANA
Sumber: BMT RAMADANA
Gambar 1.
Struktur Organisasi BMT RAMADANA
RAT
PPOB
PENGAWAS
PENGURUS
Manajer
KEPALA CABANG
SEKERTARIS
Administrasi
Teller
Pendanaan
MAAL
Pembiayaan
26
Keterangan
a. Pengurus:
1) Ketua :Dr. Faqih Nabhan, SE.,MM
2) Sekretaris : Ade Nur Setyanto, Amd. Sy
3) Bendahara : Winarti, S. Kom
b. Pengawas
1) Ketua : Sujatmika Dwi Atmaja, Spd
2) Anggota : K.H. Sonwasi Ridwan BA (Syariah)
: Dr. Nafis Irhami MA, M.Ag. (Syariah)
: Mukarrobin
c. Pengelola
1) Manajer : Dr. Faqih Nabhan, SE.,MM
2) Sekretaris : Ema Nur Setiawati, SE
3) Kepala cabang : Diwan Abdillah, Amd. Sy
4) Pendanaan
a) Kabag : Alvana Rohman, Amd. Sy
b) Anggota : Muhammad Nur Wahid
: lailatul hidayah
: Muh Sa’li Rosid, SH
: Budi Utomo, Amd. Sy
: Rudy Prasetya
: Desi Eka Fahriani
27
5) Pembiayaan
a) Kabag : Ade Nur Setyanto, Amd. Sy
b) Anggota : Hanantya A. WD. SE, Sy
6) Teller
a) Kabag : Winarti, S. Kom
b) Anggota : Erni Noviani, Amd. Sy
: Selvi Alvionita
7) PPOB
a) Kabag : Lailatul Hidayah
b) Anggota : Selvi Alvionita
8) Administrasi
a) Kabag : Selvi Alvionita
b) Anggota : Lailatul Hidayah
9) Maal
a) Kabag : Hanantya A. WD. SE, Sy
b) Anggota : Diwan Abdillah, Amd. Sy
: Muhammad Nur Wahid
28
6. Ruang Lingkup dan Wewenang
Kelembagaan BMT RAMADANA merupakan koperasi yang
struktur oraganisasinya terdiri dari pengurus dan pengelola, dimna tugas
pengurus dan pengelola adalah sebagai berikut:
a. Rapat Anggota Tahunan (RAT)
Hubungan organisasi ; bertanggung jawab kepada rapat anggota BMT,
dan membawa pengelola BMT.
Tugas dan Tanggung Jawab RAT:
1) Merumuskan dan mengusulkan kebijaksanaan umum untuk
mendapatkan persetujuan rapat anggota.
2) Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan BMT agar tercipta kinerja
yang sesuai dengan AD/ART.
3) Ikut serta dalam mensosialisasikan BMT
4) Menyelenggarakan rapat pengurus pengelola untuk :
a) Mendiskusikan laporan kemajuan bulanan dan tingkat
kesehatan BMT.
b) Membicarakan segala masalah, terutama masalah-masalah
strategis dan pemecahnya.
c) Mempersiapkan laporan PINBUK.
29
5) Menyelenggarakan rapat anggota tahunan
a) Mendengarkan, menerima, atau menolak laporan pertanggung
jawaban pengurus.
b) Membebas tugaskan pengelola lama dan mengangkat pengelola
baru jika tiba masa akhir tugasnya.
c) Membahas rancangan anggaran BMT dan rencanaa kerja
tahunan yang akan datang.
d) Mengusulkan pembagian keuntungan tahunan BMT pada rapat
anggota.
6) Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pembiayaan
yang di ajukan kepada BMT yang jumlahnya melebihi maksimum
yang dapat di putuskan oleh pengelola.
7) Memberikan persetujuan berkala dari pengelola mengenai laporan,
meliputi :
a) Laporan keuangan
b) Laporan perkembangan pembiayaan
c) Laporan kredit bermasalah
d) Laporan pengumpulan dana
8) Memberikan persetujuan atau penolakan mengenai:
a) keanggotaan pendiri baru BMT
b) kerja sama pinjaman dengan pihak ketiga
c) usulan produk jenis simpanan atau pembiayaan
30
b. Dewan Pengurus
Bertanggung jawab rapat anggota tahunan dan membawai pengelola
BMT.
Tugas Pengurus :
1) Menyusun dan merumuskan kebijakan umum untuk mendapatkan
persetujuan rapat anggota.
2) Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan BMT agar tercipta kinerja
yang sehat sesuai AD/ADR.
3) Menyelenggarakan rapat pengurus dan mengevaluasi laporan
bulanan kinerja BMT.
4) Menyelengggarakan rapat anggota tahunan BMT.
5) Membina hubungan terhadap jaringan atau instansi terkait dan
pihak ketiga hal penyelenggaraan dana/pinjaman.
Wewenangpengurus:
1) Penggurus bertanggung jawab atas terlaksananya tugas dan
wewenang yang di amanatkan.
2) Mengangkat dan memperhatikan karyawan.
3) Mengesahkan laporan bulanan yang di ajukan manager.
c. Dewan Pengawas Syariah
Tugas dan tanggung jawab :
1) Mengevaluasi dan mengawasi kerja BMT sesuai AD/ART
31
2) Ikut serta mensosialisasikan BMT
3) Mengusulkan dan merumuskaan kebijaksanaan umum untuk
mendapatkan persetujuan rapat anggota
4) Menyelenggarakan rapat pengurus, pengelola guna
mempersiapkan laporan kepada PINBUK, mempersiapkan bahan
RAT dan mendiskusikan laporan bulanan guna mencapai keajuan
BMT
5) Menyelenggarakan RAT guna laporan pertanggung jawaban
pengurus membahas anggaran dan rencana kerja yang akan datang
serta mengusulkan pembagian keuntungan.
6) Memberi persetujuan mengenai kerja sama pinjaman usulan
produk dan keanggotaan pendiri baru BMT.
d. Manager Marketing
Tugas Manajer Marketing:
1) Melaksanakan dan menjabarkan kebijakan umum dibidang
pemasaran yang ditetapkan oleh pengurus.
2) Menghimpun dan mengarahkan teknik operasional sesuai dengan
kebijakan dari pengurus.
3) Membuat laporan secara periodik kepada pengurus.
4) Memeriksa dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan biaya
harian.
Wewenang Manajer Marketing:
32
1) Berhak memberikan teguran, kritik terhadap manager cabang
dalam rangka memacu kreatifitas dan membentuk etos kerja yang
baik dan professional.
2) Mengatur tatacara penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan
manager cabang dengan pendekatan ukhuwah islamiyah.
3) Mengusulkan pembukaan cabang baru kepada pengurus dan
manager operasional
4) Bertanggung jawab atas terciptanya target budget.
e. Bagian Administrasi dan Pembukuan
Tugas Bagian Administrasi dan Pembukuan:
1) Melaksanakan dan menjabarkan kebijakan umum yang telah
digariskan oleh pengurus
2) Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan biaya
harian KSU Bintoro madanai Demak
3) Membantu laporan secara rutin kepada pengurus.
Wewenang Bagian Administrasi dan Pembukuan:
1) Mengatur distribusi keutuhan inventarisasi dan kebutuhan kantor
2) Melakukan koordianasi terhadap teller yang berkaitan dengan
administrasi dan pembukaan
3) Mengusulkan pendanaan renofasi
4) Melakukan pengurusan dana administrasi dan pembukaan kantor
33
Tanggung Jawab Bagian Administrasi dan Pembukuan:
1) Bertanggung jawab atas terlaksananya mekanisme pencatatan
pelaporan dan kelancaran administarasi dan pembukuan
2) Bertanggung jawab atas pengarsipan berkas, surat, dan dokumen
administrasi dan pembukuan.
f. Bagian Pembiayaan
TugasBagian Pembiayaan:
1) Memeriksa permohonan pembiayaan yang masuk
2) Membuat rencana ssurvei, melakukan survey dan analisa hasil
survey
3) Mengkoordinasikan dan mengkomitkan dari hasil pemeriksaan
dilapangan
4) Memproses data dan suvey yang masuk untuk menentukan rasio
kesehatan usaha calon anggota. Membina dan menangani
pembiayaan yang bermasalah
5) Memberikan informasi kapan pembiayaaan dicairkan
6) Memerikan masukan ke general manager dalam hal data suvey,
sebagai bahan penetuan layak atau tidaknya pemohonan dicairkan.
34
g. Kepala Bagian Cabang
Tugas dan Tanggung JawabKepala Bagian Cabang:
1) Melakssanakan dan menjabarkan kebijakan umum yang telah
digariskan oleh pengurus.
2) Bersama staf pemasaran cabang menyusun strategi operasional
yang berhubungan dengan tabungan, pembiayaan dan konfirmasi
3) Mencari peluang untuk sumber-sumber dana murah yang dapat
dihimpun dari anggota atau calon anggota
4) Membantu laporan rutin kepada pengurus
5) Bertanggung jawab atas terciptanya target pertumbuhan cabang
6) Bertanggung jawab atas kebenaran dan kelengkapan
adminisgbtrasi laporan yang di susun oleh teller
7) Bertanggung jawab atas kelengkapan berkas data pembiayaan
WewenangKepala Bagian Cabang:
1) Melakukan pembinaan yang berstruktur terhadap karyawan
cabang demi peningkatan sumber daya insani.
2) Menyalidasi pembiayaan
3) Mendelegasikan tugas kepada staf pemasaran dan teller sesuai
dengan kebutuhan
35
h. Teller Pusat
TugasTeller Pusat:
1) Pelaksanakan dan menjabarkan kebijakan teknis yang dijabarkan
oleh pengurus berkoordinasi dengan teller cabang
2) Menandaatangani pengambilan dan penyetoran uang tunai dari
cabang
WewenangTeller Pusat:
1) Mengatur distribusi keuangan
2) Berhak memberikan teguran, kritik saran terhadap teller cabang
dalam raangka memacu produktivitas dan membentuk etos kerja
professional.
Tanggung jawabTeller Pusat:
1) Bertanggung jawab atas kelancaran distribusi keuangan di cabang-
cabang
2) Bertanggung jawab atas kecocokan saldo akhir laporan harian kas
dengan saldo akhir tunai
i. Teller Cabang
TugasTeller Cabang:
1) Mengatur dan menyiapkan pengeluran uang tunai yang telah
disetujui oleh kepala cabang
2) Menandatangani formulir-formulir serta slip-slip dari anggota
serta memasukkan data ke computer
36
3) Membuat mutasi harian atau laporan kas harian
Tanggung JawabTeller Cabang:
Bertanggung jawab atas peralatan dan perlengkapan kerja teller.
B. DATA DESKRIPTIF
1. Produk-produk KSPPS BMT RAMADANA
KSPPS BMT RAMADANA mempunyai beberapa produk yang terbagi
menjadi 2 bagian antara lain: produk simpanan (funding), produk
pembiayaan (lending).
a. Produk- Produk Simpanan (Funding)
1) Simpanan Suka Rela (SIRELA)
Simpanan Suka Rela (SIRELA) di sediakan bagi anggota yang
ingin menyimpan uangnya baik harian atau per minggunya
minimal 10.000,- dan kelebihan dari tabungan ini yaitu bias
diambil sewaktu-waktu tanpa adanya periode untuk pengambilan
tabungannya. Untuk pembukaan awal tabungan minimal 20.000,-
dan sudah menjadi saldo awal nasabah.
2) Simpanan berjangka (SISUKA)
Simpanan berjangka (SISUKA) jenis simpanan yang hanya bisa
diambil pada waktu tanggal jatuh tempo simpanan. Apabila
diambil pada waktu sebelum jatuh tempo dikenakan penalty atau
denda 10% dari jumlah pengambilan.
3) Simpanan Hari Raya (SAHARA)
37
Simpanan yang hanya bisa diambil pada waktu lebaran atau hari
raya saja. Minimal sateron tabungan 5.000,- untuk pembukaan
awal tabungan sama seperti produk yang lainya yaitu 20.000,-.
4) SIQURBAN (Simpanan Qurban)
Simpanan yang hanya bias diambil pada waktu lebaran atau hari
raya Qurban saja. Minimal setoran tabungan adalah 10.000,-.untuk
pembukaan awal tabungan sama seperti produk lainnya yaitu
20.000,-.
5) Simpanan Pendidikan
Simpanan pendidikan anggota ini di peruntukan bagi anggota
dalam mempersiapkan biaya pendidikan atau sekolah bag putra-
putrinya dari taman kanak-kanak (TK) sampai dengan tingkat
perguruaan tinggi (PT). untuk pembukaan awal tabungan minimal
15.000,- dan sudah menjadi saldo awal nasabah.
6) Simpanan Haji/ Umrah
Simpanan yang diperuntukan bagi anggota guna untuk
mempersiapkan biaya haji maupun umrah.
b. Produk-Produk Pembiayaan (Lending)
1) Mudharabah (bagi hasil)
Adalah pembiayaan dengan prinsip bagi hasil antara BMT dan
anggota dimana modal kerja sepenuhnya oleh BMT sedangkan
anggota hanya menyediakan usaha dan manajemennnya. Hasil
38
keuntungan akan dibagikan sesuai dengan kesepakatan bersama
berdasarkan ketentuan bagi hasil.
2) Musyarakah (penyertaan)
Adalah pembiayaan yang di lakukan melalui kerja sama usaha
antara BMT dan anggota dimna modal usaha berasal dari kedua
belah pihak sehingga modal yang di berikan kepada anggota
sebagian dari modal keseluruhan. Masing-masing pihak bekerja
dan memiliki hak untuk turut serta mewakili atau menggurkan
haknya dalam manajemen usaha tersebut. Keuntungan dari usaha
ini akan di bagi menurut proporsi penyertaan modal sesuai dengan
kesepakatan bersama.
3) Murabahah (jual beli)
Adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli barang dimana harga
jual di dasarkan harga asal yang diketahui bersama ditaambah
keuntungan yang di sepakati.Pihak BMT selaku penjual dan
anggota asal yang disepakati bersama. Adapun pembayaran
dilakukan dengan cara di angsur.
4) Bai’t Bitsaman Ajil ( jual beli)
Adalah pembiayaan dengan system jual beli yang dilakukan
secara angsuran terhadap pembelian sutu barang. Jumlah
39
kewajiban yang harus dibayar oleh pengguna jasa sejumlah harga
barang dan mark-up yang telah disepakati bersama.
2. Penyaluran dana di BMT RAMADANA
Berikut ini adalah dana yang disalurkan BMT RAMADANA selama 3
tahun terakhir periode 2014-2016:
Tabel 1.
Jumlah Dana yang disalurkan kepada masyarakat
Sumber: BMT RAMADANA
Tahun
Dana yang tersalur ke masyarakat
(outstanding lending)
2014 Rp 811,362,000.00
2015 Rp 859,379,957.00
2016 Rp 1,224,282,999.00
40
Gambar 1.
Grafikoutstanding lending BMT RAMADANA
Sumber: BMT RAMADAN
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan yang tersalur ke
masyarakat dari tahun 2014 hingga tahun 2016 terus menerus mengalami
kenaikan. Hal tersebut menandakan bahwa produk pembiayaan di BMT
RAMADANA cukup diminati oleh masyarakat, sehingga peran DPS
dalam mengawasi kesyariahan produk perlu di tingkatkan.
0
200000000
400000000
600000000
800000000
1000000000
1200000000
1400000000
2014 2015 2016
grafik outstanding lending BMT RAMADANA tahun 2014-2016
grafik outstandingBMT RAMADANAtahun 2014-2016
41
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis Peran DPS dalam BMT RAMADANA.
Dalam menjaga kegiatan usaha lembaga keuangan mikro syariah agar
senantiasa berjalan sesuai dengan prinsip syariah yang khususnya pada BMT
Ramadana, yang berdiri sejak tahun 2012 dibutuhkan suatu badan independen
yang ahli pada bidang muamalah serta pengetahuan umum dibidang keuangan
mikro syariah. Badan independen tersebut adalah Dewan Pengawas Syariah
(DPS). Sebagai koperasi yang menjalankan operasional sesuai dengan prinsip
syariah, BMT Ramadana harus memiliki DPS dalam struktur organisasinya.
Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Antonio, 1992:2) Dewan
Pengawas Syariah (DPS) adalah suatu dewan yang sengaja dibentuk untuk
mengawasi jalannya perusahaan sehingga senantiasa berjalan sesuai dengan
syariah.
Dewan Pengawas Syariah di BMT Ramadana memiliki peran penting
sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Faqih Nabhan selaku Manajer di BMT
Ramadana tanggal 21 Juli 2017 beliau mengatakan:
“Bahwa Dewan Pengawas Syariah (DPS) sudah berperan dalam mengawasi
jalannya operasional BMT sehari-hari, dan sesuai dengan ketentuan syariah”
42
Sebagaimana disebutkan di atas peran DPS di BMT Sebagai koperasi yang
menjalankan operasional sesuai dengan prinsip syariah, maka BMT Ramadana
harus memiliki DPS dalam struktur organisasinya.
Pengawas Syariah berperan untuk memastikan dan mengawasi operasional BMT
sebagai koperasi yang menjalankan operasional yang sesuai dengan prinsip
syariah. Akan tetapi dalam kenyataannya Dewan Pengawas Syariah di BMT
Ramadana belum berjalan sesuai perannya bagaimana mestinnya yang dijelaskan
oleh Bapak Faqih Nabhan, dilihat dari ketidak maksimalnya peran para Dewan
Pengawas Syariah, dimana dalam sruktur organisasi tertera para nama anggota
Dewan Pengawas Syariah, tetapi dalam pelaksanaan kegiatannya belum berjalan
secara aktif. Karena adanya peran DPS dalam suatu BMT inilah yang kemudian
dapat membangun kepercayaan masyarakat.
Sedangkan fungsi Dewan Pengawas Syariah (DPS) sesuai hasil
wawancara dari Bapak Faqih Nabhan di BMT Ramadana yaitu:
“untuk mengawasi kepatuhan syariah, memberikan persetujuan produk dan
sistem baru sesuai dengan prinsip syariah”
Sebagaimana dapat dijelaskan dari pemaparan di atas bahwa fungsi
Dewan Pengawas Syariah (DPS) di BMT Ramadana adalah untuk mengawasi
kepatuhan syariah, baik dari segi akad, produk, operasionalnya dengan bertujuan
untuk menjaga/memastikan bahwa BMT dalam menjalankan operasionalnya
sesuai dengan prinsip syariah. Selain itu fungsi DPS adalah memberikan
persetujuan produk dan sistem baru sesuai dengan prinsip syariah. Dalam
43
perkembangannya BMT Ramadana sebagai lembaga keuangan mikro syariah,
masih berusaha untuk memperbaiki peran DPS yang belum maksimal dan
berusaha menjalankan sebagaimana perannya. Pihak BMT pastinya selalu
mengembangkan system dan produk baru untuk menjaga eksistensinya di
masyarakat. Akan tetapi untuk menjaga agar produk dan system tersebut sesuai
dengan prinsip syariah diperlukan DPS sebagai pemberi persetujuan.
Hasil penelitian ini belum sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Anthony dan Gavindarajan (2005:269), Teori Keagenan mendiskripsikan
hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Suatu hubungan agency
muncul ketika satu atau lebih individu, yang disebut pelaku (principals),
mempekerjakan satu atau lebih individu lain, yang disebut (agent), untuk
melakukan layanan tertentu dan kemudian mendelegasikan otoritas pengambilan
keputusan kepada agen. Disini peran Dewan Pengawas Syariah sebagai pihak
yang melakukan monitoring dan pelayanan di BMT agar melakukan tugas dan
mengawasi jalannya operasiaonal seusai dengan prinsip syariah.
Peran Dewan Pengawas Syariah di BMT Ramadana diukur dengan
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
Nomor 16/Per/M.KUKM/IX/2015 pasal 14 ayat 5, tugas Dewan Pengawas
Syariah yaitu:
1. Memberikan nasehat dan saran kepada pengurus dan pengawas serta serta
mengawasi kegiatan KSPPS agar sesuai dengan prinsip syariah.
44
2. Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah atas pedoman operasional
dan produk yang dikeluarkan oleh KSPPS.
3. Mengawasi pengembangan produk baru.
4. Meminta fatwa kepada DSN-MUI untuk produk baru yang belum ada
fatwanya.
5. Melakukan review secara berkala terhadap produk-produk simpanan dan
pembiayaan syariah. Namun dalam melakukan review secara berkala terhadap
produk-produk simpanan dan pembiayaan syariah peran Dewan Pengawas
Syariah belum terlaksana secara maksimal.
Pada saat ini BMT Ramadana dalam operasionalnya diawasi oleh tiga
Dewan Pengawas Syariah, yang diketuai oleh K.H. Sonwasi Ridwan B.A.,
beranggotakan dua orang yaitu Dr. Nafis Irhami MA, M.Ag. dan Mukorrobin.
Namun, di BMT Ramadana hanya ada satu orang yang aktif dalam peran nya
yaitu Bapak K.H. Sonwasi Ridwan B.A. yang telah menjadi Dewan Pengawas
Syariah (DPS) BMT Ramadana selama dua tahun. Ketiga Dewan Pengawas
Syariah tersebut masih belum berjalan secara maksimal karena kurangnya
koordinasi dari kedua belah pihak antara BMT dengan Dewan Pengawas Syariah.
Karena itu perlu diperbaiki lagi hubungan atara BMT dengan Dewan Pengawas
Syariah karena peran Dewan Pengawas Syariah sangatlah penting untuk
berjalannya suatu BMT.
Dewan Pengawas Syariah melakukan fungsi pengawasnya di BMT
Ramadana dengan mengadakan pertemuan rapat sekali dalam setahun, akan
45
tetapi waktu dan tempatnya tidak menentu. Peran Dewan Pengawas Syariah di
BMT Ramadana belum maksimal, terbukti bahwa kunjungan DPS ke BMT
Ramadana jarang dilaksanakan. Jika ditinjau dari pernyataan Ahmad, D (2012)
yang mengungkapkan bahwa DPS dianjurkan untuk mendatangi kantor secara
reguler minimal 1 minggu sekali untuk mengkaji dan mendiskusikan berbagai
produk yang dijalankan dan dikembangkan dari aspek hukum syariah nampaknya
belum terlaksana oleh Dewan Pengawas Syariah di BMT Ramadana karena
dalam penelitian tersebut Dewan Pengawas Syariah (DPS) hanya melakukan
pengawasan setahun sekali.
Betuk peran DPS di BMT Ramadana melalui rapat yaitu:
1. Rapat rutin tahunan adalah rapat yang sudah ditentukan waktu yang memang
sudah terjadwal tiap tahunya. Biasanya dalam rapat ini diadakan di awal tahun
dan diikuti oleh Dewan Pengawas Syariah dan jajaran anggota pengurus BMT
Ramadana. Dalam rapat tahunan ini membahas tentang:
a. Pengeluaran produk baru yang harus sesuai dengan syariah
b. Memberikan saran dan nasihat untuk berkembangnya suatu BMT.
2. Rapat insidental adalah rapat yang diadakan tidak berdasarkan jadwal,
tergantung pada masalah yang dihadapi. Rapat ini di ikuti Dewan Pengawas
Syariah dan jajaran anggota pengelola BMT Ramadana. Dalam rapat
insidental membahas tentang:
a. Kinerja karyawan
b. Persiapan untuk mengadakan rapat anggota tahunan (RAT)
46
c. Pembagian sisa hasil usaha (SHU)
A. Faktor-faktor yang Menjadi Kendala dalam Pelaksanaan Tugas Dewan
Pengawas Syariah di BMT RAMADANA
Dari hasil wawancara dengan Bapak Faqih Nabhan selaku manajer di
BMT Ramadana pada tanggal 21 Juli 2017 penulis menemukan beberapa faktor
yang menjadi kendala pelaksanaan tugas dewan pengawas syariah yaitu:
1. Kurangnya koordinasi pihak BMT dengan DPS dalam bekerjasama.
2. Belum adanya petunjuk pelaksanaan bagi anggota DPS untuk menjalankan
tugasnya.
3. Kurangnya DPS dalam melakukan pengawasan yang dilaksanakan hanya satu
tahun sekali.
BMT Ramadana berupaya untuk meminimalisir kendala-kendala tersebut.
Mengingat peran Dewan Pengawas Syariah yang akan dapat membangun
kepercayaan masyarakat bahwa BMT sebagai koperasi yang menjalankan
operasional sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Selain fungsi DPS menjadi
salah satu faktor untuk menjaga eksistensi BMT di masyarakat, maka dari itu
perlu upaya untuk meminimalisir kendala-kendala tersebut. Sehingga kinerja DPS
dapat maksimal di BMT Ramadana, berikut adalah upaya-upaya untuk mengatasi
beberapa faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan tugas Dewan Pengawas
Syariah:
47
1. Memperbaiki hubungan antara kedua belah pihak agar terwujudnya kerja
sama yang maksimal.
2. Menyusun jadwal kegiatan DPS secara jelas agar maksimal.
Dari penjelasan diatas yang terpenting adalah peran Dewan Pengawas Syariah di
BMT Ramadana perlu di tingkatkan lagi agar peran Dewan Pengawas Syariah di
dalam pengawasannya dan peran dapat terealisasi dengan baik.
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentangperan Dewan
Pengawas Syariah di BMT Ramadana di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. peran Dewan Pengawas Syariah di BMT Ramadana belum berjalan secara
efektif karena belum di libatkan dalam operasioanalisasi BMT Ramadana.
Seharusnya BMT berkerja untuk memastikan dan mengawasi operasional
BMT sebagai koperasi yang menjalankan operasional sesuai dengan prinsip
syariah. Akan tetapi dalam kenyataannya Dewan Pengawas Syariah di BMT
Ramadana belum berjalan sesuai perannya bagaimana mestinnya, di lihat dari
ketidak maksimalnya peran para Dewan Pengawas Syariah, dimana dalam
sruktur organisasi tertera para nama anggota Dewan Pengawas Syariah, tetapi
dalam pelaksanaan kegiatannya belum berjalan secara aktif.
2. Faktor- faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan tugas Dewan
Pengawas Syariah di BMT Ramadanayaitu:
a. Kurangnya koordinasi pihak BMT dengan DPS dalam bekerjasama.
b. Belum adanya petunjuk pelaksanaan bagi anggota DPS untuk
menjalankan tugasnya.
c. Kurangnya DPS dalam mlakukan pengawasan yang dilaksanakan.
49
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran
yang dapat diberikan kepada BMT Ramadana Salatiga dalam mempertahankan
dan meningkatkan peran Dewan Pengawas Syariah di BMT Ramadana Salatiga:
1. untuk peran DPS harus segera di efektifkan tugas dan perannya agar kinerja
dalam BMT Ramadana dapat berjalan secara maksimal.
2. Untuk faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan tugas Dewan
Pengawas Syariah di BMT Ramadana. Seacara umum guna mengatasi
kendala pengawasan yang ada di BMT Ramadanaa sebaiknya perlu di
tingkatkan lagi seperti:
a. Meningkatkan hubungan koordinasi dari kedua belah pihak tersebut.
Agar meningkatkan kepercayaan dari masyarakat terhadap BMT
Ramadana.
b. Membuat jadwal kegiatan DPS secara jelas agar berjalan maksimal.
50
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N, dan Govindarajan. 2005. Management Control Systems.
Salemba Empat: Jakarta.
Aziz, Faturrahman, dan Prihutama. 2015. “Peran Dewan Pengawas Syariah
Dalam Pengawasan Operasional Baitul Maal Wat Tamwil” Jurnal
Parenta, Vol III NoII.
Cahyadi, ThalisNoor. DPS DAN BMT BERKASU.
(http://chahyadihatimu.blogspot.co.id. Diakses 28 April 2016)
Dahlan,Ahmad. 2012. Bank Syariah Teori, Praktik, Kritik. Perpustakaan
Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT).
Masliana. 2011. “Peran Dewan Pengawas Syariah Dalam Pengawasa
Pelaksanaan Kontrak Di Bank Syariah pada BRI Syariah”. Skripsi.
UIN: Jakarta.
Nelli, Fitra . 2015. “Problematika Kiprah Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Di Perbankan Syariah”. Jurnal ILMU EKONOMI DAN
KEISLAMAN, Vol.03 No.01.
Nurhasanah, Neneng . 2011. “Optimalisasi Peran Dewan Pengawas Syari’ah
(DPS) Di Lembaga Keuangan Syariah” Jurnal FH.UNISBA,
Vol.XIII No.03. Bandung: Universitas Islam.
Panjaitan, Febrina Mandasari. 2009. “Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Dalam Perbankan Syariah PT.Bukopin Syariah Cab.S.Parman”.
Skripsi. Sumatera Utara.
Rahmawati, Nikmah. 2014. “Peran dan Fungsi Dewan Pengawas Syariah
(Shari’ah Supervisory Board) Dalam Perbankan Syariah Di
Indonesia”. Jurnal EKONOMI & BISNIS ISLAM, Vol.01 No.01.
Tulungagung: STAI Muhammadyah.
Suhendi, Yusuf. 2010. “Peran Dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas
Syariah (DPS) Terhadap Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS)”. Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaaga.
51
Umam, Khotibul . 2015. “Urgrensi Standarisasi Dewan Pengawas Syariah
Dalam Meningkatkan Kualitas Audit Kepatuhan Syariah”. Jurnal
Penghimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia, Vol.01 No.02.
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Widyanto, Eko Adi. 2010. “ Peran Independensi Dewan Pengawas Syariah
Terhadap Loyalitas Penerapan Syariat Islam. Jurnal Eksis, Vol.06
No.02. Samarinda: Politeknik Negeri.
Wahyu, Anhar. 2012 . PERAN DAN FUNGSI DEWAN PENGAWAS
SYARIAH (DPS). (http://www.lintasberita.web.id/peran-dan-
fungsi-dewan-pengawas-syariah-dps/. Diakses 5 Mei 2016).
(http://www.ojk.go.id. Diakses 15 Juli 2017).
top related