analisis perlakuan akuntansi terhadap...
Post on 06-Dec-2020
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBIAYAAN
MUSYARAKAH (Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Ekonomi Syariah
Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Oleh:
SUNARTI
NIM: SES141541
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2018
ii
iii
iv
v
PERSEMBAHAN
Sebagai ucapan terimakasih, cinta dan kasih sayang yang tulus,
kupersembahkan ini kepada :
Ayahandaku Suhardi dan ibundaku Sutiarini yang telah berusaha mengasuh,
mendidik dan berjuang demi aku, tanpa mengenal lelah demi kesuksesanku
sehingga memotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini, tidak terkecuali doa dari
ayahanda dan ibunda yang selalu menyertai setiap langkah dan usahaku. Dan
untuk adik-adikku tersayang Anisya,dan HusniMubaroq..
Terimakasih untuk sahabatku yang selalu ada disetiap kesusahanku .
Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan
Allah dan orang lain. Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain
bersama sahabat-sahabat terbaik..
“Terimakasih kuucapkan Kepada Teman sejawat Saudara seperjuangan”
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perlakuan pembiayaan musyarakah
dalam kaitannya dengan PSAK 106 pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang
Jambi Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa apakah perlakuan akuntansi
pembiayaan musyarakah dapat dilaksanakan secara benar dan tepat. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian lapangan yang mengambil objek penelitian yaitu PT.
Bank Syariah Mandiri dengan metode penelitian deskriptif kualitatif, berupa kata-
kata lisan atau tulisan tentang tingkah laku manusia yang dapat diamati. Metode
pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dokumentasi, studi literature,
validitas data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan triangulasi teori,
yakni dengan cara membandingkan hasil dari pengamatan, wawancara, dan
analisis dokumen dengan teori yang ada. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
secara keseluruhan, perlakuan akuntansi pembiayaan musyarakah pada PT. Bank
Syariah Mandiri cukup efektif Melalui pengembangan usaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan
usaha. Dan Menumbuh kembangkan PT. Bank Syariah Mandiri yang diaujukan
usaha kecil dengan sendirinya mengjangkau masyarakat.Salah satu usaha untuk
mempertahankan keeksistensian tersebut adalah dengan memberikan tingkat yang
kompetitif atas pinjaman nasabah yang mengakibatkan larinya nasabah ke
pesaing.
Kata Kunci: Perlakuan akuntansi, pembiayaan musyarakah
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERYATAAN .............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah ................................................................ 1
B. RumusanMasalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
E. Batasan Masalah .......................................................................... 7
F. KerangkaTeori ............................................................................. 8
G. TinjauanPustaka ........................................................................... 27
BAB II. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian .................................................................. 32
B. Jenis dan sumber data .................................................................. 32
C. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 33
D. Teknik Analisis Data ................................................................... 34
E. SistematikaPenulisan ................................................................... 36
BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Sejarah Bank Syariah Mandiri ....................................................... 39
B. Visi dan Misi…………………………………………………………40
C. Struktur Organisasi ………………………………………………….42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
viii
A. Hasil Penelitian............................................................................... 46
B. Pembahasan .................................................................................... 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 58
B. Saran ............................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 :Tinjauan Pustaka ....................................................................23
Tabel 2 :Jadwal Penelitian ...................................................................34
10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Skema Pembiayaan Musyarakah .........................................14
Gambar 2:Kerangka Pemikiran ............................................................. 28
Gambar 3:Struktur Organisasi ............................................................... 40
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang melaksanakan. Perantara
keuangan dari pihak-pihak yang kelebihan dana kepada pihak-pihak lain yang
membutuhkan berdasarkan prinsip-prinsip ajaran agama Islam, di antara prinsip-prinsip
tersebut yang paling utama adalah tidak diperkenankannya perbankan untuk meminta
atau memberikan bunga kepada nasabahnya. Bank syariah memiliki produk atau jasa
yang tidak akan ditemukan dalam operasi bank konvensional. Prinsip-prinsip seperti
musyarakah, mudharabah, murabahah, ijarah, istishna dan sebagainya tidak memuat
adanya prinsip bunga seperti yang dikembangkan oleh bank konvensional. Semua
transaksi perbankan diawali dengan akad yang yang diutamakan untuk menjaga
hubungan baik dengan nasabah dan menghindari adanya salah satu pihak yang dirugikan.
Sebagaimana firman allah dalam al-qur’an surat an-nisa ayat 29:1
مىكم ولا تقتلىا أوفسكم ان يؤ ىها آلذىه ءامىىالا تؤكلىاأمىلكم بىىكم بلبطل إل أن تكىن تجزةعه تزاض
كان بكم رحيما الل
Artinya : “hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
1 Dicky Novan Hidayat,” Analisis Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Musyarakah Mutananqishah pada PT.
12
antara suka sama suka diantara kamu, dan jangan kamu membunuh dirimu[287];
sesungguhnya allah maha penyayang kepadamu”.2
Bank syariah menyediakan berbagai macam produk, diantaranya pola titipan
(wadi’ah yad amanah dan wadiah yad ad-dhamanah). Pola pinjaman seperti mudharabah
dan musyarakah, pola jual beli seperti murabahah, salam, dan istisna, pola sewa seperti
ijarah, dan ijarah muntahia bittamlik, dan pola lainnya seperti wakalah, kafalah, dan akad
rahn atau gadai .
Salah satu produk yang berbasis bagi hasil adalah musyarakah. Musyarakah
adalah akad kerja sama diantara pemilik modal yang Musyarakah adalah akad kerjasama
di antara para pemilik modal yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari
keuntungan. Dalam musyarakah mitra dan bank sama-sama menyediakan modal untuk
membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang baru.
Selanjutnya mitra dapat mengembalikan modal tersebut berikut bagi hasil yang telah
disepakati secara bertahap atau kepada bank. Pembiayaan musyarakah dapat 4 diberikan
dalam bentuk kas, setara kas, atau aktiva non-kas, termasuk aktiva tidak berwujud, seperti
lisensi dan hak paten.
PT. Bank Syariah Mandiri, merupakan perusahaan jasa yang memberikan jasa-
jasa keuangan berdasarkan prinsip syariah. Produk penghimpunan yang disediakan
diantaranya adalah tabungan mudharabah, deposito, giro,share-e dan tabungan haji,dll.
Sedangkan untuk produk penyaluran dana diantaranya adalah pembiayaan musyarakah,
pembiayaan mudharabah, pembiayaan murabahah, dll. Seperti halnya produk
pengumpulan dan penyaluran dana yang lain, pembiayaan musyarakah juga memerlukan
standar akuntansi yang berbasis syariah. Standar akuntansi yang berdasarkan prinsip
2 Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta: Wali, An- nisaa ayat 29
13
syariah merupakan kunci sukses bagi bank atau lembaga keuangan syariah untuk
menjalankan sistemnya dalam rangka melayani masyarakat. Standar akuntansi tersebut
akan terefleksi dalam sistem akuntansi yang digunakan sebagai dasar dalam pembuatan
sistem laporan keuangan.
Untuk mengetahui perlakuan akuntansi terhadap pembiayaan musyarakah peneliti
mengambil studi kasus pada kantor cabang, agar lebih mudah dan akurat dalam
pengambilan data proses observasi, nantinya. Dalam hal ini peneliti memilih studi kasus
pada PT.Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.
Namun penomena yang terjadi dilapangan biasanya pembiayaan musyarakah
masih dalam tingkatan sedang karena pembiayaan musyarakah itu sendiri adalah akad
kerja sama dua belah pihak kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi
berdasarkan kesepakatan, sedangkan apabila terjadi kerugian pada usaha tersebut masih
ditanggung oleh dua belah pihak berdasarkan kontribusi dana, berbeda dengan
pembiayaan mudharabah, pembiayaan mudharabah itu sendiri yaitu akad kerja sama
usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan usaha
seluruhnya (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan
usaha dalam mudharabah ini dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak, sedangkan jika terjadi kelalaian atau kerugian dalam pengelolaan ditanggung
oleh pemilik modal tersebut.
Tujuan adanya pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Syariah Mandiri ini
adalah untuk memudahkan agar masyarakat bisa memulai usahanya. Tetapi terkadang
banyak terjadi hal yang tidak di inginkan oleh bank yaitu banyaknya ketidak jujuran para
nasabah dalam hal menjalankan usahanya serta membagi keuntungannya.
14
Perlakuan akuntansi adalah aturan-aturan atau langkah-langkah yang dilakukan
dalam proses akuntansi yang meliputi pengakuan, pencatatan, dan penyajian informasi
keuangan dalam laporan keuangan perusahaan3. Adapun tahap-tahap dari perlakuan
akuntansi meliputi:
a. Pengukuran dan penilaian
Merupakan penentuan jumlah rupiah suatu transaksi yang akan dicatat.
Pengukuran lebih berhubungan dengan masalah penentuan jumlah yang dicatat
pertama kali untuk suatu transaksi, sedangkan penilaian lebih berhubungan
dengan masalah penentuan jumlah yang harus ditetapkan untuk tiap pos laporan
pada tanggal laporan.
b. Pengakuan
Merupakan proses pembentukan atau pencatatan suatu pos yang memenuhi
definisi suatu unsur di dalam laporan keuangan.
c. Pengungkapan
Pengungkapan bersangkutan dengan masalah bagaimana suatu informasi
keuangan disajikan dalam laporan keuangan.
Pembiayaan merupakan suatu pendanaan yang diberikan oleh pihak bank untuk
memfasilitasi suatu usaha atau pihak-pihak yang membutuhkan (nasabah) yang
didasarkan pada persetujuan atau kesepakatan antara kedua belah pihak sesuai dengan
waktu yang sudah ditentukan. Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek
penilaiannya tetap sama. Biasanya kriteria yang harus dilakukan oleh bank untuk
3 Muhdarsyah sinungan, Manajemen Dana Bank, Edisi ke 2. Hal 79
15
mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C
dan 7P(Kasmir: 2008). 4Adapun penjelasan untuk 5 C sebagai berikut: Character
(karater), Capacity (Kemampuan), Capital (Modal Sendiri), Colleteral (Jaminan), dan
Condition (Kondisi). Penilaian pembiayaan dengan metode analisis 7 P adalah sebagai
berikut: Personality, Party, Purpose, Prospect, Payment, Profitability,dan Protection. 5
Transaksi musyarakah secara syar‟i terdiri atas dua jenis, yaitu musyarakah hak
milik (syirkatul amlak) dan musyarakah akad (syirkatul uqud). Musyarakah hak milik
adalah prseketuan antara dua orang atau lebih dalam kepemilikan salah satu barang
dengan salah satu sebab kepemilikan seperti jual beli, hibah, atau warisan. Sedangkan,
musyarakah akad adalah akad kerja sama dua orang atau lebih yang bersekutu dalam
modal atau keuntungan. Perbedaan hasil penelitian menunjukkan bahwa minat
masyarakat mengenai pembiayaan musyarakat masih rendah, yang mereka ketahui hanya
pembiayaan jual beli.6
Dalam penelitian yang dilakukan di PT. Bank syariah mandiri menunjukan bahwa
pembiayaan musyarakat masih rendah di bandingkan dengan pembiayaan jual beli. Maka
dari itu bagaimana cara Bank melakuan perlakuan akuntansi pembiayaan musyarakah,
supaya masyarakat memahami mengenai pembiayaan musyarakah.
Penelitian ini dilakukan oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul“ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN
MUSYARAKAH ( Studi Kasus Pada PT.Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi).
4 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Edisi Ke 1-5( Jakarta: Pt. Raja Grapindo Persada 2006). Hal 61
5 Ibid 63
6 Binti Nur Asiyah. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah Cetakan, 1 (Yogyakarta : Kalimedia Perum
Polri Gowok) Hal. 197-199
16
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang telah disampaikan, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perlakuan akuntansi terhadap pembiayaan musyarakah pada PT. Bank
Syariah Mandiri cabang Jambi ?
C. Tujuan Penelitian.
1. Untuk mengetahui serta mendeskripsikan perlakuan akuntansi terhadap
pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Syariah Mandiri cabang jambi.?
D. Manfaat Penelitian .
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti
atau perusahaan yang menjadi objek penelitian serta bagi masyarakat umum. Oleh
karena itu terdapat beberapa manfaat yang diharapkan dari peneliti, adapun manfaat
peneliti adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti.
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperdalam ilmu
pengetahuan mengenai perlakuan akuntansi pembiayaan musyarakah di
PT.Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.
2. Bagi akademis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
menambah pengetahuan tentang bagaimana teori keilmuan yang dipelajari
selama duduk dibangku perkuliahan dengan implementasi proses
sesungguhnya dilapangan.
17
3. Bagi lembaga perusahaan.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi lembaga-
lembaga atau bagian-bagian yang terkait dalam penerapan pembiayaan
dengan akad musyarakah, baik dari segi perlakuan akuntansinya dan
bagaimana penerapan perlakuan akuntansi untuk pembiayaan musyarakah.
4. Bagi masyarakat luas.
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan keyakinan
kepada masyarakat umum terutama para nasabah yang memadai tentang
perlakuan akuntansi pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Jambi..
E. Batasan Masalah.
Penelitian membatasi permasalahan yang akan dibahas yaitu mengenai perlakuan
akuntansi pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang jambi.
F. Kerangka Teori.
1. Pengertian Akuntansi.
Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, mengukur,dan pengomunikasian
informasi ekonomi sehingga memungkinkan adanya pertimbangan dan pengambilan
keputusan berdasarkan informasi oleh para pengguna informasi tersebut.7
Menurut American Institute Of Certified Public Accountants. Akuntansi adalah
suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dalam cara yang
signifikan dan satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang
7 Ahmed Riahi, Belkaoui. Accounting Teori. Jakarta: Salemba Empat 2011. Ha.50
18
paling tidak sebagian diantaranya, memiliki sifat keuangan, dan selanjutnya
mengintersprestasikan hasilnya.8
Menurut American Accounting Asosiation (AAA) mengidentifikasikan akuntansi
sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi
untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas baik
mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perlakuan akuntansi adalah aturan-
aturan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam proses akuntansi yang meliputi
pengakuan, pencatatan, dan penyajian informasi keuangan dalam laporan keuangan
perusahaan. Adapun tahap-tahap dalam perlakuan akuntansi yaitu , pengukuran,
pengakuan, pengungkapan dan penyajian laporan keuangan.
2. Pembiayaan.
A. Pengertian Pembiayaan.
Menurut kamus pintar Ekonomi Syariah, Pembiayaan diartikan sebagai
penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
a) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.
b) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk
ijarah muntahiyat bit tamlik.
c) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah,salam,dan istishna,
d) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.
e) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.9
8 Ibid Hal. 51
9 Binti Nur Asiyah, (2015). Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Depok Sleman Yogyakarta. Hal. 1-2
19
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah serta atau UUS
dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan atau diberi fasilitas dana untuk
mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah,tanpa
imbalan, atau bagi hasil. Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan
oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,
baik dilakukan sendiri maupun lembaga.10
Menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah
menjadi UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Dalam Pasal 1 nomor (12):
“Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah Penyediaan uang atau tagihan
yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil “. 11
Menurut Ismail, di dalam bukunya beliau menjelaskan bahwa pengertian
pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dana kepada pihak
lain selain bank berdasarkan prinsip syariah. Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan
didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana.12
B. Fungsi Pembiayaan.
Pembiayaan yang diselenggarakan oleh Bank syariah secara umum berfungsi
untuk:
1. Meningkatkan daya guna uang.
2. Meningkatkan daya guna barang.
3. Meningkatkan peredaran uang.
10
Binti Nur Asiyah, (2015). Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Depok Sleman Yogyakarta. Hal. 3-5 11
Ibid hal. 6 12
Ismail,. Perbankan Syariah. Edisi ke-1 (Penerbit: Kencana Gramedia Group, Jakarta 2011) hal 105-106
20
4. Menimbulkan kegairahan berusaha.
5. Stabilitas ekonomi.
6. Jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.
C. Jenis-jenis Pembiayaan.
Berbagai jenis pembiayaan berdasarkan pembagian jenis pembiayaan atau
kredit yang berlaku umum baik dibank syariah maupun bank konvensional
laksaman dalam buku yang berjudul panduan praktis account officer bank syariah
memahami praktis proses pembiayaan dibank syariah diantaranya yaitu:13
1. Pembiayaan dilihat dari tujuannya
a. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang diberikan untuk tujuan
konsumtif yang hanya dinikmati oleh pemohon.
b. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang dimanfaatkan untuk
kegiatan produksi yang menghasilkan suatu barang atau jasa.
c. Pembiayaan perdagangan, yaitu pembiayaan yang diberikan untuk
pembelian barang sebagai persediaan untuk dijual kembali.
2. Pembiayaan dilihat dari jangka waktunya.
a. Pembiayaan jangka pendek (short term financing), pembiayaan berjangka
waktu maksimal 1 tahun.
b. Pembiayaan jangka menengah (medium term financing), pembiayaan yang
berjangka 1-3 tahun.
c. Pembiayaan jangka panjang (long term financing), yaitu pembiayaan yang
berjangka waktu lebih dari 3 tahun.
3. Pembiayaan dilihat dari penggunanya.
13
Ibid Hal . 106-107
21
a. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan jangka pendek dan menegah
yang digunakan untuk kebutuhan modal kerja bagi kelancaran kegiatan
usaha, antara lain untuk pembelian bahan baku, bahan penolong, dan biaya
produksi seperti upah tenaga kerja, biaya distribusi, dan sebagainya.
b. Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan jangka menengah dan panjang
untuk melakukan investasi seperti pembelian barang-barang, modal, serta
jasa yang diperlukan untuk rehabilitas maupun ekspansi usaha yang sudah
ada dengan pembelian mesin dan peralatan, dan pembangunan pabrik.
c. Pembiayaan multi guna, yaitu pembiayaan jangka pendek dan menengah
bagi perorangan untuk memenuhi berbagai kebutuhan seperti biaya
pendidikan, biaya pernikahan, pembelian aneka peralatan rumah tangga,
dan sebagainya.
D. Jenis Pembiayaan Pada Bank Syariah
Jenis-jenis pembiayaan pada bank syariah dapat dibedakan berdasarkan sistem
perjanjian atau dapat juga disebut dengan akad. Akad menurut warsono, akad adalah
ikatan yang terjadi akibat adanya ijab dan qabul dimana ia adalah ungkapan kehendak
dan pihak atau lebih berakad dengan cara yang masyru ( sesuai dengan hokum islam),
yang berakibat hokum pada objeknya. Dan menurut bank Mandiri Syariah pengertian
akad adalah kesepakatan tertulis antara bank dengan pihak lain yang memuat adanya
hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak. Jenis-jenis pembiayaan pada bank
syariah diantaranya yaitu:14
1. Pembiayaan dengan prinsip jual beli (sale and purchases)
14
Ismail,. Perbankan Syariah. Edisi ke-1 (Penerbit: Kencana Gramedia Group, Jakarta 2011)
22
Pembiayaan dengan prinsip jual beli adalah ditunjukan untuk memiliki
barang, dimana keuntungan bank telah ditentukan di depan dan menjadi bagian
harga atas barang atau jasa yang dijual. Barang yang diperjual belikan dapat
berupa barang konsumtif maupun barang produktif.
Pembiayaan konsep jual beli yang diaplikasikan dalam produk
pembiayaan perbankan syariah, meliputi:
a. Pembiayaan Murabahah
b. Pembiayaan Istishna
c. Pembiayaan Salam
2. Pembiayaan dengan prinsip sewa
Untuk jenis pembiayaan dengan prinsip sewa diklasifikasikan menjadi:
a. Pembiayaan Ijarah
b. Pembiayaan Ijarah muntahiya biltamlik (wa iqtina)
3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing)
Pembiayaan merupakan sumber utama pendapatan syariah. Kemampuan
melempar dana bentuk pembiayaan ini akan mempengaruhi performance bank
syariah. Pembiayaan dengan skema bagi hasil dalam perbankan syariah, meliputi:
a. Pembiayaan Mudharabah
b. Pembiayaan Musyarakah
c. Pembiayaan lain
Berbeda dengan kelompok pembiayaan pola bagi hasil maupun jual beli,
dalam pembiayaan lain tidak ada unsur barang sebagai objek pembiayaan dan
karenanya lebih merupakan transaksi pinjam-meminjam.
23
3. Pengertian Musyarakah
Menurut Muhammad Syafi’I Antoni. Pengertian musyarakah adalah akad
kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan
dan resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan.15
Menurut Prof.Dr. Sutan Remy Sjahdeini. Mendefinisikan musyarakah adalah
dua atau lebih mitra menyumbang untuk memberikan modal guna membiayai suatu
investasi16
Musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (al-
amal/capital) atau keahlian/manajerial (a’mal,expertise) dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Adapun
rukun dan syarat pembiayaan musyarakah adalah sebagai berikut :
1. Ijab dan Kabul
Ijab dan kabul harus dinyatakan dengan jelas dalam akad dengan
memerhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) penawaran dan permintaan harus jelas dituangkan dalam tujuan akad
b) Penerimaan dan penawaran dilakukan pada saat kontrak.
c) Akad dituangkan secara tertulis.
2. Pihak yang Berserikat
a) kompeten.
15
Syafi’i Antonio, Muhammad. Bank Syariah dari Teori dan praktik. Cet 1 Jakarta: Gema Insani Press.
Hal.90 16
Syahdeni, Sutan Remy. Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia.
Cet 1 Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Hal.57
24
b) Menyediakan dana sesuai dengan kontrak dan pekerjaan/proyek usaha.
c) Memiliki hak untuk ikut mengelelola bisnis yang sedang dibiayai atau
memberi kuasa kepada mitra kerjanya untuk mengelola.
d) Tidak diizinkan menggunakan dana untuk kepentingan sendiri.
3. Objek Akad
a. Modal :
1) Modal berupa uang tunai atau aset yang dapat dinilai.
Bila modal tetapi dalam bentuk aset, maka aset ini sebelum kontrak harus
dinilai dan disepakati oleh masing-masing mitra.
2) Modal tidak boleh dipinjamkan atau dihadiahkan ke pihak lain.
3) Pada prinsipnya bank syariah tidak harus minta agunan,
akan tetapi untuk menghindari wanprestasi, maka bank yariah
diperkenankan meminta agunan dari nasabah/mitra kerja.
b. Kerja.
1) Partisipasi kerja dapat dilakukan beersama-sama dengan porsi kerja
yang tidak harus sama, atau salah satu mitra memberi kuasa kepada
mitra kerja lainnya untuk mengelola usahanya.
2) Kedudukan masing-masing mitra harus tertuang dalam kontrak.
c. Keuntungan/kerugian
1) Jumlah keuntungan harus dikuantifikasikan.
2) Pembagian keuntungan harus jelas dan tertuang dalam kontrak. Bila rugi,
maka kerugian akan ditanggung oleh masing-masing mitra berdasarkan
porsi modal yang diserahkan.
25
Dasar Hukum Musyarakah
Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No.08/DSN-MUI/IV/2000 tentang
pembiayaan musyarakah. Dalam fatwa ini diatur empat hal
pertama ; ijab-qabul dilakukan oleh para pihak secara jelas dan transparan serta
para pihak mempunyai kapasitas hukum dan berkompeten untuk bertindak serta
berwenang dalam mengelola kegiatan musyarakah. Kedua; objek akad adalah
modal, kerja dan keuntungan dan kerugian. Berkaitan dengan hal ini maka modal
dapat berbentuk uang, emas, dan asset, para pihak tidak boleh menggunakan
modal yang dimaksud tanpa persetujuan anggota lainnya. Modal berasal dari
berbagai pihak dan dikumpulkan karena itu menjadi milik bersama, karenanya
tidak boleh dilakukan pencampur adukan antara modal bersama dengan harta
pribadi. Karena usaha bersama maka setiap tindakan dalam menjalankan usaha
harus seizin anggota persyarikatan.
Bank dapat meminta jaminan dari nasabah untuk akad musyarakah walau
dalam konsep fikih hal tersebut tidak ditetapkan. Jaminan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari sistem pemberian kredit oleh bank. Kebijakan bank
menyalurkan dana selalu diiringi dengan aturan bahwa dana tersebut akan
kembali lagi ke bank. Untuk maksud seperti ini maka jaminan (collateral) adalah
salah satu aspek pendukung yang diharapkan mampu memotivasi nasabah untuk
bekerja sesuai kesepakatan.
Hubungan kerja dalam musyarakah dilakukan dengan cara partisipasi baik
oleh diri atau wakilnya. Keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan para pihak
dalam musyarakah. Biaya operasional dibebankan kepada modal sedangkan
26
kerugian ditanggung bersama. Selain itu dasar hukum musyarakah juga diatur
berdasarkan Al-Qur’an dan hadist. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat
An-Nisaa ayat 12 dan surat Shaad ayat 24 yang berbunyi
فهم شز كآء فى الثلث ...
Artinya :“...Maka mereka berserikat pada sepertiga...” (QS An-Nisaa:12)17
ا لحات وان كث ...يزامه الحلطاء ليبغي بعضهم على بعط إلا الذيه آمىىا وعملىا الص
Artinya : “dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu
sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman
dan mengerjakan amal shaleh.“(Qs shad:24)18
Aplikasi Musyarakah dalam Perbankan
1. Pembiayaan proyek
Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana
nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek
tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut
bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank.
2. Modal Ventura.
Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi dalam
kepemilikan perusahaan, musyarakah diterapkan dalam skema modal ventura.
Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank
17
Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta: WALI, An-nisaa ayat 12 18
Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta: WALI, Al-shad ayat 24
27
melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat
maupun bertahap.
Skema Pembiayaan Musyarakah
Dalam pembiayaan musyarakah, bank syariah memberikan modal sebagian dari
total keseluruhan modal yang dibutuhkan. Bank syariah dapat menyertakan modal sesuai
dengan skema berikut ini:19
1.Akad pembiayaan Musyarakah
3. Modal 30% 2. Modal 70 %
4.Pengelola Usaha
Bagi Hasil 60% Bagi Hasil 40%
Modal 30% Modal 70%
Sumber : Ismail, Perbankan Syariah Edisi Pertama, (2016)
Adapun keterangan mengenai skema pembiayaan musyarakah adalah
sebagai berikut.
19
Ismail, Perbankan Syariah Edisi Pertama, (2016)
Shahibul Maal
(Nasabah )
Shahibul Maal 1
(Bank Syariah)
Kerja Sama Usaha
5. Pendapatan
6. Modal
28
1) Bank syariah (shahibul maal 1) dan nasabah (shahibul maal 2) menandatangani akad
pembiayaan musyarakah.
2) Bank syariah menyerahkan dana sebesar 70% dari kebutuhan proyek usaha yang akan
dijalankan oleh nasabah.
3) Nasabah menyerahkan dana 30% dan menjalankan usaha sesuai dengan kontrak.
4) Pengelolaan proyek usaha dijalankan oleh nasabah, dapat dibantu oleh bank syariah atau
menjalankan bisnisnya sendiri, bank syariah memberikan kuasa kepada nasabah untuk
mengelola usaha.
5) Bagi hasil usaha atas kerja sama yang dilakukan antara bank syariah dan nasabah dibagi
sesuai dengan nisbah yang telah diperjanjikan dalam akad pembiayaan, misalnya 60%
untuk nasabah dan 40% untuk bank syariah. Namun dalam hal terjadi kerugian, maka
bank syariah akan menanggung kerugian sebesar 70% dan nasabah menanggung kerugian
sebesar 30%.
6) Setelah kontrak berakhir, maka modal dikembalikan kepada masingmasing mitra kerja,
yaitu 70% dikembalikan kepada bank syariah dan 30% dikembalikan kepada nasabah.20
1. Cakupan Standar Akuntansi Transaksi Musyarakah bagi Bank syariah (Mitra
Pasif).
Ketentuan tentang perlakuan akuntansi transaksi musyarakah didasarkan pada
PSAK 106 Tahun 2007 tentang Akuntansi Musyarakah. PSAK ini menjelaskan tentang
karakteristik musyarakah, pengakuan dan pengukuran seputar transaksi musyarakah,
serta penyajian dan pengungkapan informasi investasi musyarakah dalam laporan
keuangan. PSAK ini membedakan akuantansi untuk mitra aktif dan mitra pasif. mitra
aktif adalah mitra yang mengelola usaha musyarakah, baik mengelola sendiri atau
20
Ibid hal.168
29
menunjuk pihak lain atas nama mitra tersebut. Adapun mitra pasif adalah mitra yang
tidak ikut mengelola usaha musyarakah. Berdasarkan pembedaan jenis mitra tersebut,
bank dalam skema investasi musyarakah yang diberikan cenderung masuk dalam
kategori mitra pasif, karena tidak ikut mengelola usaha musyarakah.21
d. Definisi Musyarakah.
1. Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua belah pihak atau lebih untuk mitra
usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
ketentuan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan resiko berdasarkan porsi
kontribusi.
2. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan untuk
memperoleh suatu aset sampai dengan asset tersebut dakam kondisi dan tempat
yang siap untuk dijual atau digunakan.
3. Biaya perolehan tunai adalah biaya perolehan apabila transaksi dilakukan secara
kas (tunai).
4. Pembiayaan musyarakah adalah pembiayaan berdasarkan akad kerja sama antara
dua belah pihak atau lebih untuk suatu tertentu, dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai kesepakatan.22
5. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu asset antara
pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu
transaksi dengan wajar.
21
Yaya, Rizal. (2009). Akuntansi perbankan syariah teori dan praktik kontemporer. Jakarta: Salemba
Empat. 22
Yaya, Rizal. (2009). Akuntansi perbankan syariah teori dan praktik kontemporer. Jakarta: Salemba
Empat.
30
e. Karakteristik
Musyarakah merupakan akad kerjasama diantara para pemilik modal yang
mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan. Dalam musyarakah
mitra dan bank sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha
tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya, mitra dapat
mengembalikan modal tersebut berikut bagi hasil yang telah disepakati secara
bertahap atau sekaligus kepada bank. Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dalam
bentuk kas,setara kas, atau aktiva non-kas, termasuk aktiva tidak berwujud seperti
lisensi dan hak paten. Musyarakah dapat bersifat musyarakah permanen maupun
menurun. Dalam musyarakah permanen, bagian modal setiap mitra ditentukan sesuai
akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad, sedangkan dalam musyarakah
menurun, bagian modal bank akan dialihkan secara bertahap kepada mitra, sehingga
bagian modal bank akan menurun dan pada akhir masa akad mitra akan menjadi
pemilik usaha tersebut.
Laba musyarakah dibagi diantara para mitra, baik secara proposional sesuai
dengan modal yang disetorkan (baik berupa kas maupun aktiva lainnya) atau sesuai
dengan nisbah yang disepakati oleh semua mitra. Sedangkan rugi dibebankan secara
proposional sesuai dengan modal yang disetorkan baik berupa kas maupun aktiva
lainnya.23
23
Ibid hal.135
31
f. Pengakuan dan pengukuran
Pengakuan dan pengukuran awal pembiayaan musyrakah
1. Pembiayaan musyarakah diakui pada saat membayar tunai atau penyerahan
aktiva non-kas kepada mitra musyarakah.
2. Pengukuran pembiayaan musyarakah adalah sebagai berikut:
a) Pembiayaan musyarakah dalam bentuk.24
1) Kas dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan.
2) Aktiva non-kas dinilai sebesar nilai wajar dan jika terdapat selisih
antara nilai wajar dana nilai buku aktiva non-kas maka selisih tersebut
diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank pada saat penyerahan.
b) Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya study
kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian pembiayaan musyarakah
kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra musyarakah.
3. Pengukuran bagian bank atas pembiayaan musyarakah setelah akad.
a. Bagian bank atas pembiayaan musyarakah permanen dinilai sebesar
historis( jumlah yang dibayarkan atau nilai wajar aktiva non kas pada
saat penyerahan modal musyarakah) setelah dikurangi dengan kerugian
apabila ada.25
b. Bagian bank atas pembiayaan musyarakah menurun dinilai sebesar nilai
historis sesudah dikurangi dengan bagian pembiayaan bank yang telah
dikembalikan oleh mitra(yaitu sebesar harga jual yang wajar) dan
kerugian, jika ada. Selisih antara nilai historis dan nilai wajar bagian
24
Ibid hal.136 25
Ibid hal.137
32
pembiayaan musyarakah yang dikembalikan diakui sebagai keuntungan
atau kerugian bank pada periode berjalan.
c. Jika akad musyarakah yang belum jatuh tempo diakhiri dengan
pengembalian seluruh atau sebagian modal maka selisih antara nilai
historis dan nilai pengembalian diakui sebagai laba atau rugi bank pada
periode berjalan.
d. Pada saat akad diakhiri, pembiayaan musyarakah yang belum
dikembalikan oleh mitra diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada
mitra.
4. Pengakuan Laba atau Rugi Musyarakah.26
a. Laba pembiayaan musyarakah diakui sebesar bagian bank sesuai dengan
nisbah yang disepakati atas hasil usaha musyarakah, sedangkan rugi
pembiayaan musyarakah diakui secara proposional sesuai dengan
kontribusi modal.
b. Apabila pembiayaan musyarakah permanen melewati satu periode
pelaporan maka:
1) Laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah bagi
hasil yang disepakati.
2) Rugi diakui dalam periode terjadinya kerugian tersebut dan
mengurangi pembiayaan musyarakah.27
26
Ibid hal.138
27
Triyuwono,I. (2006). Akuntansi Syariah, PT. Raja Grafindo Persada.hal.66
33
c. Apabila pembiayaan musyarakah menurun melewati satu periode
pelaporan dan terdapat pengembalian sebagian atau seluruh pembiayaan
maka:
1) Laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah yang
disepakati.
2) Rugi diakui dalam periode terjadinya secara proposional sesuai
dengan kontribusi modal dan mengurangi pembiayaan
musyarakah.
Pada saaat akad diakhiri, laba yang belum diterima bank dari pembiayaan
musyarakah yang masih performing diakui sebagai piutang kepada mitra. Untuk
pembiayaan musyarakah yang non-performing diakhiri maka laba yang belum
diterima bank tidak diakui, tetapi diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.28
b. Apabila terjadi rugi dalam musyarakah akibat kelalaian atau kesalahan mitra
pengelola usaha musyarakah maka rugi tersebut ditanggung oleh mitra pengelola
usaha musyarakah. Rugi karena kelalaian mitra musyarakah tersebut
diperhitungkan sebagai pengurang modal mitra pengelola usaha, kecuali jika
mitra mengganti kerugian tersebut dengan dana baru.
2. Saat Akad Berakhir.
Pada musyarakah permanen, jumlah investasi bank syariah pada nasabah
adalah tetap hingga akhir masa akad. Investasi tersebut baru diterima kembali pda
saat akad diakhiri. Pada saat akad diakhiri terdapat dua kemungkinan, yaitu
28
Ibid hal.67
34
nasabah mampu mengembalikan investasi musyarakah dan nasabah tidak mampu
mengembalikan investasi musyarakah tersebut.29
1) Nasabah pembiayaan mampu mengembalikan modal musyarakah bank.
Kas/rekening nasabah xxz
Investasi musyarakah xxx
2) Nasabah pembiayaan tidak mampu mengembalikan modal musyarakah bank
Piutang investasi musyarakah jatuh tempo xxx
Investasi musyarakah xxx
Jika dikemudian hari nasabah membayar piutang investasi musyarakah
jatuh tempo, maka jurnalnya adalah sebagai berikut:
Kas /rekening nasabah xxx
Piutang investasi musyarakah jatuh tempo xxx
3. Penyajian transaksi musyarakah.
Terdapat beberapa hal yang perlu disajikan oleh bank sebagai mitra pasif
terkait dengan transaksi musyarakah yang dilakukan, yaitu sebagai berikut:
1. Kas atau asset yang diserahkan kepada mitra aktif disajikan sebagai investasi
musyarakah.
2. Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian asset non-kas yang diserahkan
pada akhir nilai wajar disajikan sebagai pos-lawan (contra-accountI) dari
investasi musyarakah.30
29
Ibid hal.68
35
4. Pengungkapan Transaksi Musyarakah.
1. Isi kesepakatan utama usaha musyarakah, seperti porsi dana ,pembagian hasil
usaha, aktivitas usaha musyarakah, dan lain-lain.
2. Pengelola usaha, jika ada, mitra aktif.
3. Rincian jumlah investasi musyarakah berdasarkan kas/non-kas, jenis
penggunaan, dan sektor ekonomi.
4. Jumlah investasi musyarakah yang diberikan kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa.
5. Jumlah investasi musyarakah yang telah direstrukturisasi dan informasi lain
tentang musyarakah yang direstrukturisasi selama periode berjalan.
6. Kebujakan manajemen dalam pelaksanaan pengendalian risiko portofolio
investasi musyarakah.
7. Besarnya investasi musyarakah bermasalah dan penyisihannya untuk setiap
sektor ekonomi.
8. Kebijakan dan metode akuntansi penyisihan,penghapusan, dan penanganan
investasi musyarakah bermasalah.
9. Kebijakan dan metode yang dipergunakan dalam penanganan musyarakah
bermasalah
10. Ikhtisar investasi musyarakah yang dihapus buku yang menunjukkan saldo
awal penghapusan,selama tahun berjalan, penerimaan atas investasi
30
Ismail. Perbankan Syariah Edisi, 1 (Jakarta: Kencana Premedia group 2011) Hal. 105
36
musyarakah yang telah dihapusbukuan dan investasi musyarakah yang tidak
dihapustagih, serta saldo akhir investasi musyarakah yang dihapus buku.
11. Kerugian atas penerimaan nilai investasi musyarakah (apabila ada)
G. Tinjauan Pustaka.
No Penelitian Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 Muhammad Yusuf31
(2012)
Analisis
penerapan
akuntansi
musyarakah
terhadap PSAK
106 Pada bank
syariah X
Metode yang
digunakan adalah
metode kualitatif
Penelitian ini
menyimpulkan
bahwa perlakuan
akuntansi
investasi
musyarakah
telah sesuai
dengan PSAK
No.106
2 Partini (2009)32
Implementasi
Pembiayaan
Musyarakah
Terhadap prinsip
Metode yang
digunakan adalah
metode kualitatif
prinsip dan
syarat
pembiayaan
musyarakah di
31 Muhammad Yusuf, (2012), Analisis penerapan akuntansi musyarakah terhadap PSAK 106 Pada bank
syariah X. 32
Partini, (2009). Implementasi Pembiayaan Musyarakah Terhadap Prinsip Akuntansi Perbakan Syariah
Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Surakarta.
37
akuntansi
perbankan
syariah pada
PT.BANK
Muamalat
Indonesia
Tbk.Cabang
Surakarta.
Bank Muamalat
Indonesia Tbk.
cabang Surakarta
sudah sesuai
dengan prinsip
syariah .
3 Moh . Mohlis
Ramadhan (2013)33
Perlakuan
akuntansi
musyarakah
berdasarkan
PSAK 106
DiBMT-UGT
Sidogiri Cabang
waru pamekasan
Metode yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif
Menyimpulkan
bahwa
pembiayaan
musyarakah
mulai dari saat
realisasi
pembiayaan
sampai akhir
pembiayaan
meliputi
pengakuan,
pengukuran, dan
pengungkapan
sudah sesuai
33
Moh . Mohlis Ramadhan (2013), Perlakuan akuntansi musyarakah berdasarkan PSAK 106 DiBMT-UGT
Sidogiri Cabang waru pamekasan
38
berdasarkan
PSAK 106,yaitu
terkait penyajian
pembiayaan
musyarakah.
4 Rofiah (2016)34
Implementasi
pembiayaan
musyarakah(studi
kasus di Bank
Pembiayaan
Rakyat Syariah
Dana Mulia
Surakarta)
Metode yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif
Dari penelitian
ini peneliti
menemukan
hasil bahwa akad
pembiayaan
musyarakah di
BPRS Dana
Mulia Surakarta
sudah sesuai
dengan fatwa
DSN-MUI No:
08/DSN-
MUI/2000 hanya
saja masih ada
beberapa yang
perlu
34
Rofiah (2016), Implementasi pembiayaan musyarakah(studi kasus di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Dana Mulia Surakarta)
39
dimaksimalkan
dalam akad
pembiayaan
musyarakah
seperti dalam
pemantauan
usaha nasabah,
pembagian hasil
agar tercapai
maslahah antara
pihak bank dan
nasabah.
5 Novita Sari (2015)35
Sistem Perlakuan
Akuntansi
Pembiayaan
Musyarakah
Modal Usaha
Pada Pt Bank Bri
Syariah Cabang
Metode yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif
Perlakuan
akuntansi
pembiayaan
musyarakah
modal usaha
pada
bank BRI
Syariah yaitu
35
Novita Sari ,(2015). Sistem Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Musyarakah Modal Usaha Pada Pt Bank
Bri Syariah Cabang Banda Aceh.
40
Banda Aceh pada saat akad
disepakati, pada
saat
penyerahan
modal dalam
bentuk uang
tunai, saat
penerimaan bagi
hasil bagian
bank, pada saat
pelunasan pokok
pembiayaan
musyarakah, dan
pada saat akad
berakhir.
Yang membedakan penelitian saya dengan penelitian sebelumnya adalah dalam
penelitian ini saya menemukan bahwa pembiayaan musyarakah lebih rendah di minati
masyarakat karena sebagian masyarakat hanya mengenal sistem bagi hasil . Pada penelitian
sebelumnya itu ada menggunakan perlakuan akuntansi seperti yang terdapat pada jurnal di
atas, tetapi pada penelitian saya kali ini pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi
masih lemahnya penggunaan perlakuan akuntansi.
41
H. Kerangka berfikir.
Kerangka berpikir merupakan sebuah bagan atau alur kerja dalam memecahkan
permasalahan penelitian . kerangka berpikir berfungsi untuk memahami alur pemikiran
secara cepat, mudah dan jelas. Pada penelitian ini akan dijabarkan mengenai kerangka
berpikir antara lain sebagai berikut:
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
Perlakuan Akuntansi Pembiayaan
Musyarakah
PT. Bank Syariah
Mandiri
42
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif
diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan dan atau
perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat dan atau
organisasi tertentu dalam suatu keadaan konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang
yang utuh, komprehensif, dan holistik.36
B. Jenis dan Sumber
1. Sumber Data
Sumber data adalah salah satu yang paling vital dalam penelitian. Kesalahan dalam
mengunakan atau memahami sumber data, maka data yang diperoleh juga akan meleset
dari yang diharapkan. Oleh karena itu, peneliti harus mampu memahami sumber data
mana yang mesti digunakan dalam penelitianya itu. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan sekunder.37
Data Primer adalah data yang diperoleh dari respondent melalui kuiseoner,
kelompok focus, dan panel, atau juga data hasil wawancara penelitian dengan
36
V.Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian, Pustak Baru Press, (Yogyakarta, 2014), hlm. 19 37
H.M.Burhan Bungin. Metodelogi penelitian social & ekonomi, (Jakarta: Pranadamedia Group. 2013),
hlm. 129.
43
narasumber. Data yang diperoleh dari data primer ini harus diolah lagi. Sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpulan data.
Data Sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku, majalah berupa laporan
keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori,
majalah dan lain sebagainya, data yang diperoleh dari dari data sekunder ini tidak perlu
diolah lagi. Sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpulan data.38
C. Metode Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan Data adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik
sehingga lebih mudah diolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga
diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain. Wawancara
merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang
diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan informan atau orang yang di wawancarai.39
Peneliti melakukan wawancara dengan pihak terkait yaitu dengan nasabah dan
karyawan bagian pembiayaan musyarakah. Analisis perlakuan akuntansi pembiayaan
38
V.Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian, Pustak Baru Press, (Yogyakarta, 2014), hlm. 73-74 39
Juliansyah Noor, Metode Penelitian, (Jakarta: Pranadamedia Group, 2011), hml. 138-139
44
musyarakah pada Bank syariah mandiri cabang jambi dengan maksud untuk
mendapatkan informasi.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sejumlah besar kota dan data tersimpan dalam bahan berbentuk
dokumen. Sebagaian besar data yang tersedia yitu berbentuk surat laporan. Sifat utama data
ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang pada peneliti untuk
mengetahui hal-hal yang pernah terjadi pada waktu silam. Dari dokumen yang ada peneliti
akan memperoleh data tentang sejarah berdirinya Bank syariah mandiri cabang jambi,
struktur organisasi, serta visi dan misi.40
3. Observasi
Teknik ini menurut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung terhadap
objek penelitian. Instrument yang dapat digunakan yaitu lembar pengamatan, panduan
pengamatan. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi antara lain: ruang
(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu. Alasan
peneliti melakukan observasi yaitu untuk menyajikan gambaran realitis perilaku atau
kejadian.41
D. Teknis Analisis Data
Data lunak yang bersifat kualitatif diperoleh melalui riset yang mengunakan
pendekatan kualitatif, atau riset kualitatif. Data lunak atau data kualitatif ini sebagaimana
dijelaskan berbentuk kata-kata yang diperoleh dari dokumen, wawancara, dan observasi
yang biasanya digunakan dalam catatan lapangan. Catatan lapangan adalah catatan atau
40
Ibid hal.138-140 41
Ibid hal.140
45
rekaman kata-kata, kalimat, atau paragraph untuk memperoleh arti dari data semacam ini
melalui intreprestasi data digunakan teknis analisis data kualitatif.
Menurut Miles dan Huberman. Data kualitatif bersifat kaya akan deskripsi, dan
mampu menjelaskan tentang proses. Meskipun demikian, sebab keberadaanya dalam
bentuk kata-kata, kalimat dan paragraph sering kali sulit dibedakan antara data dan
kesan-kesan pribadi. Sebaiknya, agar data itu memberi makna maka dalam analisis yang
dilakukan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:42
1. Reduksi Data
Pada langkah reduksi data, pelaku riset melakukan seleksi data memfokuskan data
pada permasalahan yang dikaji, melakukan upaya penyederhanaan, melakukan abstraksi
dan melakukan transformasi. Hal ini berarti dalam menempuh langakah ini, pelaku riset
memilih mana yang benar-benar data dan mana yang bersifat kesan pribadi, dan kesan-
kesan pribadi itu dieliminasi dari proses analisis. Data kualitatif dalam bentuk catatan
lapangan biasanya dalam jumlah besar. Tidak jarang catatan lapangan itu berjumlah
ratusan halaman yang kondisinya masih belum terfokus pada penjelasan tentang sesuatu.
Data itu memberi makna dan memberi penjelasan permasalahan yang sedang dikaji
melalui riset yang dilakukanya maka data itu perlu difokuskan.
2. Penyajian Data (Display Data)
Display data adalah langkah menggorganisasi data dalam suatu tataan informasi
yang padat atau kaya makna sehingga mudah dibuat kesimpulan display data biasanya
dibuat dalam bentuk cerita atau teks. Display ini disusun dengan sebaik-baiknya sehingga
42
Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, metode dan aplikasi riset pendidikan, (Jakarta: 2014), hlm. 287-
288.
46
memungkinkan pelaku riset dapat menjadikanya sebagai jalan untuk menuju pada
pembuatan kesimpulan. Menurut Misel N Huberman (1989) (Batter display is a Major
avenoe to valid kualitatife analisis). Artinya, displai yang baik adalah jalan utama menuju
analisis kualitatif yang valid; dan analisis kualitatif yang valid merupakan langkah
penting untuk menghasilkan kesimpulan riset dari kualitatif yang dapat diverifikasi dan
direplikasi.
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Berdasarkan hasil analisis data, melalui langkah reduksi dan display data, langkah
terakhir adalah menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi terhadap kesimpulan yang
dibuat. Kesimpulan yang dibuat adalah jawaban yang dibuat terhadap masalah riset. Akan
tetapi, sesuai-tidaknya isi kesimpulan dengan keadaan sebenarnya, dalam arti valid atau
tidaknya kesimpulan yang dibuat, perlu diverifikasi. Verifikasi adalah upaya
membuktikan kembali benar atau tidaknya kesimpulan yang dibuat, atau sesuai tidaknya
kesimpulan dengan kenyataan.43
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman, penjelasan, dan penelaahan pokok
permasalahan yang akan dibahas maka skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai
berikut:
BAB I : Bab ini membahas tentang Pendahuluan yang mencakupi Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penelitian, Batasan Masalah,
Kerangka Teori, dan Telaah Pustaka.
43
Ibid., hlm. 288-289.
47
BAB II : Bab ini membahas tentang Metode Penelitian yang meliputi Pendekatan
Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, dan Teknis Analisis
Data.
BAB III : Bab ini membahas tentang gambaran umum mengenai sejarah berdirinya Bank
Syariah Mandiri ,struktur organisasi, visi dan misi.
BAB IV : Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang akan diteliti oleh penulis
mengenai analisis perlakuan akuntansi pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Jambi
BAB V : Bab ini merupakan Bab Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
48
BAB III
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG JAMBI
A. Sejarah Bank Syariah Mandiri
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus
berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis
ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk
di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat
hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam
kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank
konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan
dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.44
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank
(Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank
baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan
penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.45
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim
ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan
Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang
memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
44
Dokumentasi Bank Syariah Mandiri cabang Jambi, Tahun 2018. 45
Dokumentasi Bank Syariah Mandiri cabang Jambi, Tahun 2018.
49
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU
tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila
Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan
Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan
usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan
prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam
Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha
BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK
Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI
menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan
dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi
sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.46
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu
memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan
operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang
menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan
Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang
lebih baik
B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri
1. Visi
a) Bank Syariah Terdepan dan Modern
46
Dokumentasi Bank Syariah Mandiri cabang Jambi, Tahun 2018.
50
Bank Syariah Terdepan: Menjadi bank syariah yang selalu unggul di antara pelaku
industry perbankan syariah di Indonesia pada segmen consumer, mikro, SME,
commercial, dan corporate.
b) Bank Syariah Modern: Menjadi bank syariah dengan system layanan dan teknologi
mutakhir yang melampaui harapan nasabah. Institusi keuangan syariah Indonesia yang
terpercaya yang terus memberikan value berkesinambungan.
2. Misi
a) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang
berkesinambungan.
b) Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang melampaui
harapan nasabah.
c) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen
ritel.
d) Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.
e) Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.
f) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.47
C. Budaya Perusahaan Bank Syariah
1. Excellence
Bekerja keras, cerdas, tuntas dengan sepenuh hati untuk memberikan hasil terbaik
2. Teamwork
Aktif, bersinergi untuk sukses bersama
3. Humanity
Peduli, ikhlas, memberi maslahat dan mengalirkan berkah bagi negeri
47
Dokumentasi Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi
51
4. Integrity
Jujur, taat, amanah dan bertanggung jawab
5. Customer Focus
Berorientasi kepada kepuasan pelanggan yang berkesinambungan dan saling
menguntungkan.48
D. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri
Bank syariah mandiri Jambi merupakan suatu lembaga perbankan yang berbentuk
formal di dalamnya terdapat pimpinan dan karyanan dan. Agar Bank syariah mandiri
cabang jambi terus dapat melaksanakan proses perbankan yang baik dan lancar untuk
mencapai tujuan yang diinginkan perlu adanya suatu organisasi, dengan organisasi yang
mantap Bank syariah mandiri cabang jambi akan dapat melakukan pembagian tugas yang
merata kepada semua pihak.
48
Dokumentasi Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi
52
Gambar
Struktur Organisasi49
Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.
Berdasarkan strukur organisasi tersebut akan diuraikan tugas masing- masing
49 Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.
BM In Area
AOSM
CBRM BBRM CSO HT
CS Teller GSS
Security Driver OB
Gadai
Adm In
Gadai
MBbm
PBR
MFS MA Admi
n
PMM Mitra Cfe Admin CSE
53
bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Branch Manager
Branch manager adalah seorang manajer cabang eksekutif yang mengawasi divisi
atau kantor bisnis besar atau organisasi.
2. BBRM (Business Banking Relationsip Manager)
Businnes Banking Relationsip Manager adalah pendekatan formal untuk memahami,
mendefinisikan dan mendukung aktivitas inter-bisnis yang terkait dengan jaringan bisnis.
3. CBRM (Costumer Business Relationsip Manager)
Costumer business relationsip manager adalah mengoptimalisasi proses layanan
pelanggan dalam bidang penjualan, pemassaran, dan layanan produk atau jasa yang
berkaitan dengan perusahaan.
4. CSE (costumer service executive)
Costumer service executive merupakan bertanggung jawab terhadap tim dan pekerja
layanan pelanggan (costumer service), mereka harus memastikan bahwa pelanggan
menerima layanan terbaik dari perusahaan dan memastikan karyawan layanan pelanggan
(CS) sepenuhnya terlatih.
5. CFE Admin ( consumer Founding executive)
Consumer founding executive adalah suatu tugas untuk mencari/ menghimpun dana
atau merekrut konsumen/ nasabah untuk bank atau produk/ jasa tempat ia bertugas.
6. HT (Head Teller)
Head teller merupakan kepala kasir yang tugasnya meliputi mengawasi kasir lain,
mengawasi uang tunai di laci kasir, menyiapkan laporan kas harian untuk pembukuan, dan
54
membantu kasir lain untuk menemukan selisih jika pada akhir debit dan kredit tidak
seimbang.
7. Teller
Teller adalah petugas bank yang bertanggung jawab untuk menerima simpanan,
mencairkan cek, dan memberikan jasa pelayanan perbankan lain kepada masyarakat.
8. CSO (Costumer Service Office)
Costumer Service Office adalah posisi pekerjaan yang menangani ssegala bentuk
permasalahan yang dikeluhkan atau dialami konsumen mengenai produk barang atau jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan.
9. CS (Costumer Service)
Costumer Service adalah setiap kegiatan yang diperuntukan atau ditujukan untuk
memberikan kepuasan melalui pelayanan yang diberikan seseorang secara memuaskan
10. GSS (General Super Staff)
General Super Staff adalah untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan
pengelolaan staff karyawan.
11. OB (Office Boy)
Office Boy adalah profesi pekerjaan di sebuah perusahaan atau kantor yang membantu
karyawan dan staff untuk melakukan semua pekerjaan diluar pekerjaan seorang karyawan
dan staff untuk mendukung pelaksanaan tugas dan pekerjaan.
12. Security
Security adalah satuan kelompok petugas yang dibentuk oleh instansi untuk
melakukan keamanan fisik dalam rangka penyelenggaraan keamanan di lingkungan
kerjanya.
55
13. Driver
Driver adalah sopir atau pengemudi.
56
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
1. Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan ibu Srie selaku staf
business banking relation manager di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi yang
dilaksanakan pada tanggal 05 September 2018 dikantor PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Jambi, maka diperoleh sebagai berikut:
1. Pembiayaan musyarakah diakui di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi
” Pembiayaan musyarakah diakui pada saat penandatanganan akad pembiayaan
musyarakah”.50
2. Terjadi rugi dalam pembiayaan musyarakah akibat kelalaian.
“ bila terjadi rugi dalam musyarakah akibat kelalaian mitra maka rugi tersebut
ditanggung oleh mitra pengelola usaha masyarakat ”.51
3. Mekanisme pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi
Ketika seseorang ingin melakukan pembiayaan di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang
Jambi, maka mekanisme atau alurnya sebagai berikut:
”kalau ada seorang nasabah yang ingin melakukan pembiayaan musyarakah di PT. Bank
Syariah Mandiri Cabang Jambi bisa datang langsung ke bank nya di jl. Jend. Gatot
Subroto No .127 A-B untuk langsung mengajukan pembiayaan, setelah itu nasabah
memberikan surat permohonan, kemudian colec dokumen, lalu solusit atau kunjungan,
50
Wawancara pribadi dengan nasabah Ibu Rina Pada tanggal 05 September 2018 51
Wawancara pribadi dengan Ibu Srie Elvi Febri Yanti Harahap pada tanggal 05 September 2018
57
kemudian versifikiasi, analisa, kemudian komite/menentukan akan persetujuan, terakhir
akad (ibu Srie 05 September 2018)52
Untuk lebih lengkapnya seperti sudah dijelaskan di syarat-syarat dan mekanisme
pembiayaan musyarakah
4. Standar akuntasi penyusunan laporan keuangan di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang
Jambi
“Ketentuan tentang perlakuan akuntansi transaksi musyarakah didasarkan pada PSAK
106 Tahun 2007 tentang Akuntansi Musyarakah. PSAK ini menjelaskan tentang
karakteristik musyarakah, pengakuan dan pengukuran seputar transaksi musyarakah,
serta penyajian dan pengungkapan informasi investasi musyarakah dalam laporan
keuangan.PSAK. kemudian untuk penyusunan laporan keuangan jelas ada aktiva passive,
tetap harus ada dasarnya tadi. Di aktiva itu ada porsi kas, porsi persediaan, dan porsi
asset. Dan itu penyusunannya harus sesuai dengan standar misalnya: asset itu harga beli
bukan harga pada saat itu, contoh dia beli tahun 2010 bisa dimasukkann dalam masset
atau dalam penyusutan dan dicantumkan dengan bukti-bukti bisa tanah, kebun, mobil dll
memang harus sesuai dengan standar-standar dan bukti.53
5. Metode pencatatan yang digunakan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.
Berdasarkan hasil wawancara yang berkaitan dengan metode pencatatan yang
dilakukan, diperoleh wawancara sebagai berikut:
“metode yang kita gunakan saat ini sebenarnya sama dengan bank-bank lain
yaitu dengan accrual basis yaitu dimana dalam hal ini setiap transaksi yang terjadi
52
Wawancara pribadi Karyawan bagian pembiayaan dengan Ibu Srie Elvi Febri Yanti Harahap pada
tanggal 05 September 2018 53
Wawancara pribadi dengan Ibu Srie Elvi Febri Yanti Harahap pada tanggal 05 September 2018
58
dicatat berdasarkan konsep pengakuan yang sesungguhnya.” (ibu Sri 05 September
2018).
6. Pengertian Pembiayaan Musyarakah menurut pihak PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Jambi.
Berikut adalah hasil wawancara saya dengan salah satu karyawan di PT. Bank
Syariah Mandiri Cabang Jambi mengenai pengertian pembiayaan musyarakah adapun
wawancara sebagai berikut :
“pengertian pembiayaan musyarakah yaitu akad kerja sama antara dua belah pihak
atau lebih dimana masing-masing pihak sama-sama memberikan kontribusi atau
menyumbang untuk memberikan modal dengan kesepakatan
bahwa keuntungan maupun resiko ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.”(
ibu Sre 05 September 2018).
7. Kelebihan dan kekurangan penerapatan akad musyarakah di PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Jambi.
Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan akad musyarakah yang ada di PT.
Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.
“kelebihan akad musyarakah disini mbak salah satunya yaitu masing-masing pihak
sama-sama memiliki hak kepemilikan dan kemudian tidak berpengaruh oleh suku
bunga bank konvensional selain itu kedua belah pihak mendapatkan keuntungan dari
asset yang dimiliki profit”.( ibu Sri 05 September 2018)
Adapun kekurangannya sih kalau di PT. Bank Syariah Mandiri sendiri masih jarang
orang melakukan pembiayaan dengan akad musyarakah masih kalah dengan
59
murabahah karena mungkin pembayaran bagi nasabah terasa berat pada satu tahun
pertama, tapi ringan ditahun selanjutnya.( ibu Sri 05 September 2018)
2. Perlakuan Akuntansi Terhadap pembiayaan Musyarakah di PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Jambi.
Study kasus Pembiayaan Musyarakah di PT.Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.
Misalkan harga rumah yang ingin dibeli oleh nasabah adalah Rp 300.000.000. Dropping
yang dilakukan oleh BMI sebesar Rp 235.000.000 (78%) dan biaya yang dibayarkan oleh
nasabah sebesar 65.000.000(22%) jangka waktu berlangsungnya akad atau pelunasan
atau syirkah tersebut adalah selama 120 bulan. Estimasi yield ( keuntungan yang
diinginkan oleh bank) 12,5% dari nilai syirkah yang disepakati tersebut menghasilkan
nilai sewa sebesar Rp 3.439.830 setiap bulannya, dengan porsi kepemilikan rumah BMI:
nasabah sebesar 78%: 22% dari perhitungan itu pula dapat dihasilkan porsi nisbah bagi
hasil untuk BMI: nasabah sebesar 71,16% :28,84
a. Pengakuan dan pengukuran
1. Perlakuan akuntansi pembiayaan musyarakah pada saat awal akad
Dropping yang dilakukan bank adalah sebesar Rp235.000.000 seperti yang
ibu sri sampaikan “posisinya debet pembiayaan musyarakah yang ke rekening
bank melakukan dropping awal kepada nasabah adalah Rp 235.000.000 bank
melakukan penjurnalan sesuai data yang diberikan.
Pembiayaan musyarakah Rp 235.000.000
Rekening nasabah Rp 235.000.000
60
Piutang Rp 235.000.000
Kas Rp 235.000.000
Dari hasil perhitungan tersebut kemudian di informasikan kepada nasabah
sesuai dengan jangka waktu akad yang telah ditentukan dan disetujui, sehingga
nasabah mengerti angsuran yang harus dibayar tiap bulannya dan penambahan
porsi kepemilikan tiap bulan. Pengungkapan dari pembiayaan musyarakah ini
dilaporkan Bank Syariah Mandiri melalui laporan keuangan.
2. Perlakuan akuntansi pembiayaan pada saat pembelian porsi bank.
Diketahui nilai sewa yang dibayarkan oleh nasabah tiap bulannya adalah sebesar
Rp 3.439.840 dari kasus tersebut juga diketahui porsi nisbah bagi hasil bank
syariah mandiri : nasabah adalah 71,16% :28,84% dari pembagian tersebut
nominal sewa tiap bulannya dibagi pada dua porsi yaitu 71,16% masuk pada
pendapatan bagi hasil untuk bank syariah mandiri dan 28,84% untuk membeli
porsi kepemilikan nasabah atas rumah tersebut. Seperti ibu srie sampaikan:
“lebih detailnya Cuma dari nasabah di debet di kredit kalau untuk musyarakah
kan masuk di pembiayaan debet nasabahnya kreditnya ke pembiayaan sebesar
pokok nah kalau pendapatannya debet nasabah kredit ke pendapatan bagi hasil”
Dari keterangan tersebut dapat disederhanakan dengan penjurnalan akuntansi
yang dilakukan bank syariah mandiri yang diberikan ibu srie:
Rekening nasabah Rp 3.439.840
Pembiayaan musyarakah Rp 991.920
61
Pendapatan bagi hasil musyarakah Rp 2.447.920
Diketahui:
Angsuran nasabah setiap bulan : 3.439.830
bagi hasil untuk bank syariah mandiri : 71,16%
bagi hasil untuk nasabah : 28,84%
a. Angsuran nasabah setiap bulan x bagi hasil untuk bank syariah mandiri
=3.439.830 x 71,16% = 2.447.920
b. Angsuran nasabah setiap bulan x bagi hasil untuk nasabah
=3.439.830 x 28,84%= 991.920
3. Pengakuan dan pengukuran bila terjadi kerugian.
Didalam ketentuan yang ada di Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi
apabila terjadi kerugian maka pihak bank juga akan mengakuinya dan melakukan
pencatatan, kerugian tersebut diakui pada saat periode terjadinya kerugian dan
mengurangi saldo pembiayaan musyarakah, sebagaimana yang telah dikatakan
ibu srie bahwasannya:
“kalau misalkan terjadi kerugian pertama yang dilakukan bank yaitu akan
menganalisis dulu mbak penyebab terjadinya kok bisa rugi ? penyebabnya apa ?
dikarenakan bencana alam atau kelalaian dari pihak mitra sendiri? Lah kalau
misalkan gara-gara dari bencana alam maka mitra hanya akan membayar
angsuran pokok tanpa membayar bagi hasil”.
Adapun jurnalnya adalah sebagai berikut:
Piutang musyarakah xxx
62
Kerugian bagi hasil musyarakah xxx
“Tetapi bila kerugian tersebut karena kelalaian mitra maka jaminan dari mitra
akan ditarik dan kerugian tersebut mengalami tutup buku dengan akumulasi
cadangan penghapusan pitang masuk ke rekening yang bersangkutan”.
Adapun jurnalnya adalah sebagagai berikut:
Akumulasi cadangan penghapusan piutang xxx
Pembiayaan (dengan no.rek dihapuskan) xxx
Sebelum pembiayaan musyarakah diserahkan pihak PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Jambi melakukan survey terlebih dahulu dengan melihat
bagaimana kondisi usaha, jaminan, dan kehidupan mitra. Apabila saat usaha mitra
tersebut bangkrut dan tidak bisa bangkit kembali maka PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Jambi akan menutup buku lewat jurnal tersebut. Bila kerugiannya tidak
jelas sebabnya maka pihak bank akan mengejar terus sampai benar-benar jelas
apa indicator usaha tersebut mengalami kerugian sambil dibimbing oleh pihak PT.
Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.
PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi menerapkan sistem jaminan atau
pembiayaan musyarakah. Jaminan tersebut untuk menjamin modal PT. Bank
Syariah Mandiri Cabang Jambi ketika pihak mitra tersebut membayar angsuran
pembiayaan musyarakah kepada pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi
yang membayarnya melalui tanggal jatuh tempo. Sebelum pihak PT. Bank
Syariah Mandiri Cabang Jambi menyita jaminan tersebut, pihak bank terlebih
dahulu memberikan surat keterangan jika surat keterangan tidak diperdulikan
untuk mitra atas keterlambatan pembayaran maka pihak PT. Bank Syariah
63
Mandiri Cabang Jambi akan memberikan peringatan 2. Dan apabila masih tidak
diperdulikan maka diberikan peringatan terakhir yaitu surat peringatan 3.
Dalam perspektif syariah, pengambilan jaminan diperkirakan,
pengecualian hanya ditentukan atas akad yang bersifat bagi hasil, yakni
mudharabah dan musyarakah jaminan bagi hasil pengembalian modal merupakan
hal yang tidak diperbolehkan. Namun perkembangan di dalam praktik perbankan
syariah, dan telah masuk kedalam peraturan perundang-undangan, jaminan bagi
mudharabah dan musyarakah pun diperkenakan. Fatwa Dewan Syariah Nasional
No.08/DSN MUI/IV/2000 tentang pembiayaan musyarakah menyatakan: pada
prinsipnya, dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan, namun untuk
menghindari terjadinya penyimpangan, lembaga keuangan syariah (LKS) dapat
meminta jaminan.
Jadi, LKS dalam memberikan pembiayaan mudharabah dan musyarakah
diperkenakan mengambil jaminan, tetapi pencairannya hanya dpat dilakukan
bilamana mitra terbukti melakukan pelanggaran(penyimpangan) terhadap syarat
dan kondisi akad, kelalaian, dan kecurangan. Hal ini berarti, khusus untuk
pembiayaan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah), jaminan tidak berfungsi
sebagai pengganti modal yang ditanamkan pada usaha proyek nasabah, tetapi
sebagai ganti rugi adanya pelanggaran, kelalaian, atas kecurangan nasabah. Selain
itu, mengenai pembagian keuntungan dan kerugian didasarkan pada fatwa yang
menyatakan bahwa keuntungan mitra harus dibagikan sesuai proposional atas
dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di awal yang
ditetapkan bagi seorang mitra dan DSN juga menyatakan bahwa kerugian harus
64
dibagi di antara para mitra secara proposional menurut saham masing-masing
modal.
4. Perlakuan akuntansi pada saat akad berakhir.
Ketika akad musyarakah berakhir untuk mengukur angsuran yang
dilakukan oleh bank syariah mandiri, pembayaran sewa nasabah tetap sebesar RP
3.439.840 namun yang membedakan dengan angsuran yang pertama dan angsuran
yang setelahnya adalah pengalokasian porsi untuk pembelian produk syirkah dan
pendapatan bagi hasil. Pada akhir pembiayaan musyarakah pembeliam porsi bank
berubah senilai 3.404.310 dan pendapatan bagi hasil untuk bank berubah senilai
35.460.
Dari hasil wawancara, pengukuran Bank Syariah Mandiri ketika berakhir
akad sesuai dengan yang dijelaskan ibu sri,
“pelunasan sama kayak pembayaran dimuka pelunasan biasa itu jurnalnya sama
kayak yang dimana, diangsuran yang normal itu pendapatannya sama “.
Dari keterangan tersebut maka dapat disederhanakan, penjurnalan yang dilakukan
Bank Syariah Mandiri:
Rekening nasabah Rp 3.439.840
Pembiayaan Musyarakah Rp 3.404.310
Pendapatan bagi hasil musyarakah Rp 35.460
Penyajian dan pendapatan bagi hasil musyarakah diatas, Bank Syariah
Mandiri melaporkan melalui laporan laba rugi. Ketika akhir akad porsi
kepemilikan nasabah sudah menunjukan 1% atau mendekati 0%, maka transaksi
65
musyarakah dinyatakan berakhir dan kepemilikan rumah tersebut telah menjadi
milik nasabah 100%.
Diketahui: angsuran setiap bulan x 1%
= 3.439.840 x 1%
=35.460
B. Penyajian dan Pengungkapan.
PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi selaku mitra pasif menyajikan rekening
yang berhubungan dengan kas dan asset non kas baik pada saat penyerahan kas ketika
realisasi pembiayaan musyarakah maupun saat pembayaran angsuran pokok dan bagi hasil
sebagai piutang musyarakah.
Pembiayaan musyarakah yang diberikan disajikan dalam laporan keuangan PT.
Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi dineraca pada sisi aktiva, komponen neraca sebesar
tagihan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi kepada mitra , sedangkan untuk bagi hasil
disajikan dalam laporan rugi dalam kelompok pendapatan pada pos pendapatan operasi
umum dan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Hal lain yang perlu diungkapkan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi
dalam kaitannya dengan pembiayaan yang diberikan seperti jumlah aktiva produktif yang
diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, ikhtisar perubahan penyisihan
kerugian dan penghapusan aktiva produktif dalam tahun yang bersangkutan disajikan
dineraca pada saat periode dan di ungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan,
sedangkan pengungkapan pendapatan, beban, keuntungan,dan kerugian diungkapkan
berdasarkan jenis menurut transaksi yang ada di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan pada PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Jambi yang telah diuraikan diatas yang mengacu pada rumusan masalah,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perlakuan akuntansi di PT. Bank Syariah Mandiri cabang jambi terhadap pembiayaan
musyarakah mulai dari saat realisasi sampai akhir pembiayaan meliputi pengakuan,
pengukuran,penyajian serta pengungkapan sudah sesuai dengan standar akuntansi
yang ada.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran antara lain:
1. Perlakuan akuntansi di PT. Bank Syariah Mandiri cabang jambi terhadap pembiayaan
musyarakah mulai dari awal realisasinya akad pembiayaan sampai akhir akad
pembiayaan semuanya yang meliputi pengakuan, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan sudah baik, tapi masih ada yang belum benar-benar sesuai standar
akuntansi ,yaitu saat mencatat realisasi pembayaran kas dan pembayaran angsuran
pokok pembiayaan musyarakah, pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang jambi
mencatat dan menyajikan sebagai piutang musyarakah.
2. Peneliti sekarang memiliki keterbatasan tentang teori yang sebenarnya mengenai
perlakuan akuntansi. Jadi disarankan bagi peneliti selanjutnya sebelum memutuskan
untuk mengambil penelitian tentang perlakuan akuntansi agar penelitian dapat berjalan
67
dengan lancar, selain itu peneliti selanjutnya juga bisa mempertimbangkan produk
pembiayaan lain selain musyarakah murabahah, dan mudharabah dan lain-lain.
68
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana.
Ekonisia Supardi.2005. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII
Press Yogyakarta.
Hadi, Syamsul. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi dan Keuangan.
Yogyakarta.
Harahap, S. S. (1997). Akuntansi islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Marpaung, dan Rosita (2012). Mudharabah Dakam Kaitannya dengan PSAK pada PT.
Bank Jabar Banten Syariah. Jurnal, vol 12 pp 110-118.
Muhammad. (2005). Pengantar Akuntansi Syariah Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Nurhayati,S dan Wasilah. (2011). Akuntansi Syariah Di Indonesia Edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Partini, (2009). Implementasi Pembiayaan Musyarakah Terhadap Prinsip Akuntansi
Perbakan Syariah Pada PT. BANK Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Surakarta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta.
Sangadji, Etta M, et.al. (2010). Metodologi Pendekatan Praktis Dalam Penelitian.
Yogyakarta: Andi Offset. Depdikbud. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
Sangadji, Mamang dan Sopiah( 2010). Metodologi penelitian. Yogyakarta: Andi. 51
Sugiyono, dan Hariyanto, (2011), Belajar dan Pembelajaran Teori Dan Konsep
Dasar.Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.
69
Triyuwono,I. (2006). Akuntansi Syariah, PT. Raja Grafindo Persada. Patilima, H. (2010).
Metode Penelitian Kualitatif. 25 November 2015. www. Eurekapendidikan.com.
Wasilah, Sri N. (2008). Akuntansi syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Widya Karya. Harahap, S.S. (2011). Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta: Rajawali
Pers. Soemarsono. (2003) Akuntansi Suatu Pengantar: Buku 2, Edisi 5. Jakarta:
Salemba Empat. Soemarso. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba
Empat.
Yaya, Rizal. (2009). Akuntansi perbankan syariah teori dan praktik kontemporer. Jakarta:
Salemba Empat.
top related