analisis persepsi lulusan akuntansi terhadap pilihan karir di ......teller bank, marketing dan...
Post on 28-Jan-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
1
PENDAHULUAN
Maju berkembang dan mundurnya sebuah negara bergantung pada sumber daya
manusianya. Profesi akuntansi diseluruh dunia telah diawasi secara ketat dalam beberapa
dekade sebagai akibat dari serangkaian pengakibat kegagalan suatu perusahaan melakukan
perubahan teknologi dan globalisasi ekonomi di dunia (Kavanagh dan Drannen, 2008).
Profesi akuntansi merupakan tenaga kerja, dan dalam pembangunan sumber daya manusia
akan meningkatkan produktivitas kerja yang berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan
ekonomi (Tjiptoheriyanto dan Nagib, 2008).
Data Departemen Keuangan per Desember 2012, jumlah Kantor Akuntan Publik di
Indonesia terdapat 408 unit, dengan status aktif terdapat 397, ditutup atas permintaan ybs ada
4 KAP, dan Kantor Akuntan Publik dengan status sanksi pembekuan izin ada 7
(http://www.ppajp.depkeu.go.id/html/daftarkap/index.html) dan akuntan publik yg memiliki
izin praktek tercatat pada bulan Juni 2012 di Pusat Pembinaan Akuntan Publik (PPAJP)
sebanyak 1.007 orang (http://www.ppajp.depkeu.go.id/html/daftarap/index.html). Jika
dibandingkan dengan angka rata – rata rasio klien dan akuntan publik di negara – negara
ASEAN, seharusnya dengan jumlah sebanyak 13.848 klien, Indonesia membutuhkan akuntan
publik 2.942 orang (Gani et al, 2009). Data tersebut mengindikasikan telah terjadi kelangkaan
profesi akuntan publik di Indonesia sebanyak 1.935 orang.
Secara global pengajaran akutansi di perguruan tinggi cenderung mengarahkan
mahasiswa bekerja sebagai akuntan publik (Widhinugroho,1999 dalam Rasmini, 2007). Akan
tetapi kenyataannya sebagian besar sarjana akuntansi lebih berminat menjadi akuntan non
publik karena tidak perlu mengikuti USAP (Ujian Sertifikasi Akuntan Publik). Mahasiswa
akuntansi setelah mendapatkan gelar sarjana akuntansi harus sudah melakukan perencaan
karir. Kebanyakan orang tidak memiliki perencanaan karier yang baik karena kekhawatiran
ketidakpastian masa depan yang akan dijalani. Peluang dan kesempatan
yang sangat terbatas membuat orang takut untuk merencanakan apa yang akan dipilih untuk
dijalani (Rasmini, 2007).
Sarjana ekonomi akuntansi, nantinya akan dihadapkan dengan berbagai pilihan
profesi diantaranya akuntan publik, akuntan pemerintah, akuntan pendidik, dan akuntan
perusahaan (Anna dan Rahayu, 2011). Akuntan publik merupakan pihak yang menjembatani
hubungan antara pihak manajemen dan pemilik atau pihak pemilik modal. Kegiatan utama
dari akuntan publik terutama pada kegiatan audit yang bertujuan untuk memberikan pendapat
http://www.ppajp.depkeu.go.id/html/daftarkap/index.htmlhttp://www.ppajp.depkeu.go.id/html/daftarap/index.html
-
2
kewajaran terhadap laporan keuangan yang dibuat pihak manajemen (Baridwan, 2002).
Pendapat akuntan publik ini berguna bagi pihak-pihak yang terkait dengan laporan keuangan
dalam pengambilan keputusan, yaitu pihak perusahaan (manajemen) maupun pihak luar
perusahaan yaitu investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat (Purwanti dan Nugraheni,
2007).
Dalam memilih karir yang akan dijalaninya, mahasiswa akuntansi memiliki berbagai
pertimbangan. Salah satu pertimbangan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir yang akan
dijalaninya antara lain persepsi mengenai penghargaan finansial, pengakuan profesional, nilai
– nilai sosial, pertimbangan pasar kerja, personalitas dan kebanggan (Rasmini, 2007).
Menurut Felton et al. (1994) dalam Rasmini (2007) persepsi dan stereotype karir merupakan
hal yang penting untuk menentukan pilihan karir karena persepsi mahasiswa umumnya
dipengaruhi oleh pengetahuan pribadi mengenai lingkungan kerja, informasi dari lulusan
terdahulu, keluarga, dosen dan text book yang dibaca atau digunakan.
Widyasari (2010) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa
akuntansi dalam memilih profesi sebagai akuntan publik dan non akuntan publik adalah gaji
(penghargaan finansial), pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial,
lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, nilai intrinsik pekerjaan. Sama halnya dengan
penelitian Rahayu et al. (2003) menemukan bahwa pertimbangan pasar kerja yaitu pekerjaan
yang aman bukan merupakan faktor yang mempengaruhi mahasiswa untuk memilih karir.
Tetapi penelitian yang dilakukan Rasmini (2007) menemukan bahwa keamanan kerja
merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan dalam pemilihan karir.
Penelitian yang dilakukan Rahayu et al. (2003) menemukan bahwa pelatihan
profesional mempengaruhi mahasiswa dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik, namun
tidak mempengaruhi pemilihan karir sebagai non akuntan publik (akuntan perusahaan,
akuntan pemerintah, dana akuntan pendidik). Namun penelitian Braun et al. (1999)
sebagaimana dikutip dalam Sijabat (2004) menjelaskan bahwa faktor adanya pelatihan
profesional mempengaruhi mahasiswa dalam pemilihan karir sebagai akuntan pendidik.
Disisi lain juga ditemukan fakta bahwa banyak lulusan akuntansi tidak berkarir di bidang
akuntansi, melainkan berkarir di luar bidang akuntansi, seperti teller bank, marketing dan
sales.
Berdasarkan fenomena di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
persepsi lulusan akuntansi FEB UKSW terhadap pilihan karir di bidang akuntansi. Pilihan
-
3
karir di bidang akuntansi akan dilihat dari 4 profesi yaitu akuntan publik, akuntan pendidik,
akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah, sedangkan persepsi mahasiswa akan dilihat dari
4 aspek sebagaimana penelitian Widyasari (2010) dan Setiyani (2005) yaitu persepsi atas gaji
(penghargaan finansial), persepsi atas pelatihan profesional, persepsi atas lingkungan kerja
dan persepsi atas pertimbangan pasar kerja. Selanjutnya persepsi atas 4 aspek akan dilihat
secara rinci melalui prioritas mahasiswa atas komponen – komponen aspek tersebut.
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk; (1) memberikan tambahan
informasi dan wawasan bagi penyusun kurikulum jurusan akuntansi yang ada disetiap
universitas, dalam upaya meningkatkan mutu lulusan agar ahli di bidang akuntansi; (2)
memberikan bahan masukan dan pertimbangan bagi instansi/lembaga yang telah
memperkerjakan tenaga akuntan publik; (3) sebagai bahan referensi bagi peneliti yang ingin
meneliti masalah serupa.
TINJAUAN PUSTAKA
Pilihan Karir
Pilihan karir sarjana akuntansi ada 4 yaitu : akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan
pemerintah, akuntan perusahaan (Anna dan Rahayu, 2011). Timbul dan berkembangnya
profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya berbagai jenis
perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum di negara tersebut (Mulyadi, 2002). Sebuah
perusahaan untuk menjalankan usahanya membutuhkan modal atau dana entah berasal dari
pihak intern perusahaan (pemilik) dan pihak ekstern perusahaan (investor dan pinjaman dari
kreditur). Maka pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perusahaan tersebut
membutuhkan laporan keuangan yang dibuat manajemen. Laporan keuangan yang dibuat
manajemen merupakan penyampain informasi mengenai pertanggung jawaban pengelolaan
dana yang berasal dari pihak ekstern maupun intern perusahaan (Setiyani, 2005).
Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik adalah pemeriksaan
laporan keuangan dan konsultasi dibidang keuangan (Arens, 2008).
Jenis pekerjaan tersebut mencerminkan seorang akuntan yang bekerja di Kantor Akuntan
Publik (KAP) akan selalu berhubungan dengan klien, yaitu perusahaan yang meminta jasa
pada kantor akuntan publik. Hal tersebut menunjukan bahwa jenis pekerjaan profesi akuntan
publik adalah pekerjaan yang tegantung pada jasa yang diminta oleh kliennya (Setiyani,
2005). Jika seseorang memasuki karir sebagai akuntan publik, ia harus terlebih dahulu
mencari pengalaman profesi di bawah pengawasan akuntan senior yang lebih berpengalaman.
-
4
Akuntan perusahaan adalah akuntan yang bekerja dan bertanggung jawab atas berbagai
fungsi akuntansi serta keuangan perusahaan. Tugas-tugas yang dikerjakan dapat berupa
penyusunan sistem akuntansi, penyusunan laporan keuangan akuntansi kepada pihak-pihak di
luar perusahaan, penyusunan laporan akuntansi kepada manajemen, penyusunan anggaran,
menangani masalah perusahaan dan melakukan pemeriksaan intern. Akuntan perusahaan
biasanya bertindak sebagai pengontrol perusahaan yang berhubungan dengan keluar masuk
uang (Alam, 2007). Pekerjaan akuntansi dalam perusahaan dapat dikelompokan menjadi dua
yaitu akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen berguna untuk
menghasilkan informasi khusus bagi pengguna internal seperti manajer dan karyawan yang
berfungsi untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasikan, dan
melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam pembuatan,
perencanaan, pengendalian dan keputusan. Sedangkan akuntansi keuangan berguna untuk
menghasilkan informasi bagi pihak internal maupun eksternal, seperti manajer, karyawan,
investor, kreditur, maupun pemerintah yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan
yang berhubungan dengan perusahaan secara keseluruhan (Hansen dan Mowen, 2006).
Untuk bekerja sebagai akuntan perusahaan juga bukan hal yang mudah dikarenakan
harus mengikuti serangkaian tes, seperti tes psikologi, tes materi akuntansi, tes wawancara
dan kesehatan. Berprofesi sebagai akuntan perusahaan memiliki kekurangan yaitu akan
cenderung merasa jenuh bekerja karena tantangan yang stabil, indoor dan perkembangan
dunia akunting yang tidak begitu cepat (Widyasari, 2010). Namun akuntan perusahaan
memiliki keunggulan dibanding posisi lain dalam perusahaan yaitu dapat berupa peningkatan
karir yang cepat dan susah untuk diberhentikan dari perusahaan. Temuan ini yang membuat
pandangan pada mahasiswa lebih memilih dan merencanakan karir sebagai akuntan
perusahaan.
Akuntan pendidik adalah akuntan yang mengajar pada perguruan tinggi atau disebut
dosen, selain itu juga bertugas dalam pendidikan akuntansi, yaitu mengajar, menyusun
kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan penelitian di bidang akuntansi (Soemarso,
2004). Akuntan pendidik dalam melaksanakan tugasnya berpedoman pada Tri Dharma
perguruan tinggi, yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Akuntan
pendidik juga harus mampu melaksanakan pengabdian pada masyarakat. Dimaksudkan agar
seorang pendidik tidak hanya berkomunikasi dengan bidang ilmunya sendiri, namun juga
harus mampu berkomunikasi dengan masyarakat luas, yang merupakan pihak tidak mungkin
tidak mengenal disiplin ilmu si pendidik (Setiyani, 2005).
-
5
Mahasiswa yang memilih berprofesi sebagai akuntan pendidik lebih mengharapkan
pekerjaan yang keamanan kerjanya terjamin dan sifat pekerjaan yang rutin sehingga tidak
mengalami kesulitan untuk melakukan sehari-hari (Setiyani, 2005). Mahasiswa juga
mengharapakan bekerja sebagai akuntan pendidik lebih mempunyai jaminan hari tua
(Setiyani, 2005). Temuan ini yang membuat mahasiswa lebih tertarik dan merencanakan karir
sebagai akuntan pendidik.
Akuntan pemerintah adalah akuntan bekerja pada badan-badan pemerintah. Badan-
badan pemerintah disini adalah seperti departemen - departemen, Badan Pengawas Keuangan
dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Dirjen. Pada lembaga
tersebut akuntan dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan keahlian yang diperoleh dari
lembaga pendidikan yaitu menangani dan mengawasi keuangan tetapi dalam lingkup
pemerintah (Purwanti dan Nugraheni, 2007). Lembaga-lembaga pemerintah tersebut biasanya
sudah diatur dengan undang-undang, sehingga tugas dan kewajiban akuntan pemerintah
disesuaikan dengan undang-undang yang berlaku. Sarjana akuntansi yang berprofesi sebagai
akuntan pemerintah mempunyai status pegawai negeri (Setiyani, 2005).
Mahasiswa yang merencanakan karir sebagai akuntan pemerintah mengharapkan gaji
awal yang lebih tinggi dan memiliki jaminan hari tua yang lebih baik dibandingkan dengan
profesi akuntansi lainnya (Haswell and Holmes, 1988; Horowitz and Riley, 1990 dalam
Setiyani, 2005). Akuntan pemerintah merupakan karir yang memiliki pekerjaan rutin
sehingga kecil kemungkinan mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya, dan mempunyai
keamanan kerja yang tinggi Profesi akuntansi juga diperlukan meskipun pada lembaga yang
kegiatannya tidak berorientasi laba (Yendrawati, 2007). Temuan ini yang menjadikan
mahasiswa lebih tertarik merencanakan dan memilih berkarir sebagai akuntan pemerintah
Persepsi
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1995), definisi persepsi adalah tanggapan
(penerimaan) langsung dari sesuatu, atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa
hal melalui panca inderanya. Jadi persepsi dapat diartikan sebagai proses kognitif yang
dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap informasi tentang lingkungannya melalui
panca inderanya (melihat, mendengar, mencium, menyentuh dan merasakan). Menurut
(Sunaryo, 2004) persepsi dapat diartikan sebagai proses diterimanya rangsan melalui
pancaindra yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui,
-
6
mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada diluar maupun dalam
diri individu.
a) Persepsi atas gaji (penghargaan finansial)
Persepsi atas penghargaan finansial merupakan faktor yang mempengaruhi mahasiswa
akuntansi dalam memilih karir (Ghani et. al., 2008). Gaji atau penghargaan finansial adalah
hasil yang diperoleh sebagai kontraprestasi yang telah diyakini secara mendasar bagi
sebagian perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawan
(Setiyani 2005). Penelitian yang dilakukan Setiyani (2005) dan Zulpahmi (2010) menunjukan
bahwa mahasiswa akuntansi menempatkan gaji sebagai alasan utama dalam memilih
pekerjaan sejalan dengan penelitian Demagalhaes (2011). Penelitian Widyasari (2010) juga
menunjukkan bahwa pemilihan profesi mengutamakan gaji pertama yang tinggi baik pada
profesi sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.
Sedangkan Widyasari (2010) menyimpulkan bahwa mahasiswa yang memilih profesi
akuntan pemerintah dan akuntan pendidik lebih mengharapkan dana pensiun dibandingkan
dengan mahasiswa yang memilih profesi akuntan perusahaan dan akuntan publik. Penelitian
(Setiyani, 2005) juga mengungkapkan dana pensiun sangat diharapkan oleh mahasiswa yang
memilih karir sebagai akuntan pemerintah dan akuntan pendidik, sedangkan mahasiwa yang
memilih karir sebagai akuntan perusahaan tidak begitu mengharapkan atas perolehan dana
pensiun. Mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik bahkan kurang
mengharapkan dana pensiun. Gaji atau penghargaan finansial yang akan diuji dalam
penelitian ini meliputi tiga pertanyaan yaitu mengenai gaji awal yang tinggi, dana pensiun,
dan kenaikan gaji lebih cepat.
b) Persepsi atas pelatihan profesional
Pelatihan profesional adalah hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan keahlian.
Menurut Setiyani (2005) pelatihan profesional tidak dipertimbangkan dalam pemilihan
profesi mahasiswa, kecuali faktor pengalaman kerja yang bervariasi dipertimbangkan oleh
mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik dan akuntan pemerintah. Mahasiswa yang
memilih berprofesi sebagai akuntan pendidik beranggapan bahwa tidak diperlukan pelatihan
kerja sebelum memulai pekerjaan.
Penelitian Setiyani (2005) menunjukkan profesi sebagai akuntan publik dianggap lebih
memerlukan pelatihan kerja untuk meningkatkan kemampuan profesional dan mendapatkan
-
7
pengalaman kerja yang bervariasi, sedangkan pada akuntan perusahaan dan akuntan
pemerintah menganggap bahwa pelatihan kerja kurang diperlukan. Bagi akuntan pendidik
mahasiswa menganggap tidak diperlukannya pelatihan kerja, sehingga pengalaman kerja
yang bervariasi lebih sedikit diperoleh dibandingkan profesi sebagai akuntan perusahaan dan
pemerintah.
c) Persepsi atas lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan suasana kerja. Lingkungan kerja berkaitan dengan tipe
pekerjaan dan lingkungan tempat bekerja, meliputi sifat kerja (rutin, atraktif, sering lembur),
tingkat persaingan antar karyawan dan tekanan kerja untuk meraihi hasil yang sempurna,
kesempatan untuk menjadi spesialis merupakan faktor dari lingkungan pekerjaan (Setiyani,
2005). Penelitian yang dilakukan Demagalhaesweb (2011) menemukan bahwa lingkungan
kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi terhadap pilihan
karir di bidang akuntansi. Lingkungan kerja dipertimbangkan dalam pemilihan profesi
mahasiswa terutama pada sifat pekerjaan rutin dan pekerjaan cepat diselesaikan.
d) Persepsi atas pertimbangan pasar kerja
Penelitan Zulpahmi (2010) menemukan bahwa pertimbangan pasar kerja merupakan
hal utama dalam pertimbangan pemilihan karir. Pertimbangan pasar kerja meliputi keamanan
kerja dan tersedianya lapangan kerja atau kemudahan mengakses lowongan kerja. Keamanan
kerja merupakan fakor dimana karir yang dipilih dapat bertahan dalam jangka waktu yang
cukup lama. Jauh dari kasus PHK penelitian Sijabat (2004) mengungkapkan bahwa tidak ada
yang mempengaruhi cara pandang terhadap pertimbangan pasar kerja dalam memilih profesi
akuntan publik dan non akuntan publik.
Menurut (Rahayu et al., 2003) mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan
pemerintah dan akuntan pendidik menganggap keamanan kerja dan pekerjaannya lebih aman.
Keamanan kerja pada karir sebagai akuntan publik sedikit lebih aman daripada keamanan
kerja sebagai akuntan perusahaan yang sangat mudah di PHK. Akses karir sebagai akuntan
pendidik dan akuntan perusahaan lebih mudah dibandingkan dengan karir sebagai akuntan
pendidik dan akuntan pemerintah menyenangkan tetapi sering lembur dan kompetisi diantara
karyawannya sangat tinggi serta ada tekanan kerja untuk meraih sukses.
Pilihan karir sebagai akuntan pemerintah hampir sama dengan akuntan perusahaan
yaitu pekerjaan cepat dapat diselesaikan, tidak begitu sering lembur, tekanan kerja sedikit,
-
8
kompetisi diantara karyawan sedikit serta kurang banyak tantangan. Karir sebagai akuntan
pendidik pekerjaannya dapat lebih cepat diselesaikan dan banyak tantangan karena sering
bertemu dengan banyak orang (Widyasari, 2010).
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Fakultas
Ekonomika dan Bisnis UKSW yang telah lulus dalam sidang skripsi selama tahun 2013.
Sampel menggunakan Purposive Sampling dengan kriteria lulusan Fakultas Ekonomika dan
Bisnis UKSW tahun 2013 (lulus sidang skripsi), lulusan yang dapat ditelusuri alamatnya,
lulusan yang mengisi kuisoner secara lengkap.
Jenis dan Sumber Data
Data yang diperlukan untuk penelitian ini yakni data yang diperoleh langsung dari
sumber atau objek peneliti. Data primer ini diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh
lulusan FEB UKSW tahun 2013.
Pengukuran variabel penelitian
Variabel terikat di dalam penelitian ini adalah pilihan karir di bidang akuntansi.
Sedangkan variabel bebasnya adalah persepsi mahasiswa akuntansi sebelum memperoleh
sarjana dalam memilih karir yang diukur sebagai berikut :
Tabel 1. Indikator Empiris Variabel Penelitian
Variabel Penelitian
Variabel bebas Indikator Empiris
Persepsi atas gaji (penghargaan finansial)
Gaji awal yang tinggi
Dana pensiun
Kenaikan gaji lebih cepat
Persepsi atas pelatihan profesional
Pelatihan upaya peningkatan profesionalitas
Pelatihan kerja rutin
Pengalaman kerja
Persepsi atas lingkungan kerja
Pekerjaan yang rutin
Pekerjaan lebih cepat diselesaikan
Pekerjaan lebih banyak tantangan
Lingkungan kerja yang menyenangkan
Sering lembur
Ada tekanan kerja untuk mencapai sempurna
-
9
Persepsi atas pertimbangan pasar kerja
Keamanan kerjanya lebih terjamin (tidak mudah
PHK)
Lapangan kerja yang ditawarkan mudah
diketahui informasinya
Variabel Terikat
Pilihan Karir di bidang akuntansi
Akuntan Publik
Akuntan Perusahaan
Akuntan Pendidik
Akuntan Pemerintah
Sumber : Widyasari (2010)
Teknik Analisis
Deskriptif kualitatif dengan menggunakan uji analisis tabulasi silang (crosstab) antara
persepsi mahasiswa atas 4 aspek terhadap pilihan karir di bidang akuntansi.
Langkah Analisis
1. Uji statistiik deskriprif untuk mengetahui sebaran data tentang demografi responden
yang dilihat dari jenis kelamin, umur, angkatan, IPK, dan pilihan karir yang dipilih.
2. Uji tabulasi silang (crosstab) antara persepsi mahasiswa terhadap 4 aspek terhadap
pilihan karir di bidang akuntansi berdasarkan prioritas mahasiswaatas setiap aspek.
3. Melakukan analisis dan pembahasan.
4. Menarik kesimpulan.
-
10
HASIL ANALISIS
Gambaran Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan
Bisnis UKSW yang telah lulus dalam sidang skripsi selama tahun 2013. Sampel
menggunakan purposive sampling dengan kriteria lulusan Progdi akuntansi Fakultas
Ekonomika dan Bisnis UKSW tahun 2013 (lulus sidang skripsi), lulusan yang dapat
ditelusuri alamatnya, lulusan yang mengisi kuesioner secara lengkap. Berikut merupakam
tabel yang menjelaskan deskripsi mengenai penentuan sampel penelitian :
Tabel 2. Penentuan Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah
Kuesioner yang disebar langsung ke responden 70
Kuesioner yang disebar melalui email ke responden 45
Kuesioner yang diisi namun tidak lengkap (12)
Kuesioner yang tidak kembali (9)
Jumlah kuesioner yang digunakan 94
Dalam bulan Januari – Desember 2013 menurut data yang tercatat secara administrasi
di Fakultas Ekonomika dan Bisnis terdapat 145 lulusan progdi akuntansi. Namun lulusan
yang dapat ditemui dan ditelusuri alamatnya untuk diberi kuesioner hanya 115 kuesioner.
Kuesioner disebarkan langsung ke responden namun beberapa kuesioner disebarkan ke
responden menggunakan email dengan bantuan Google Form, dari 70 kuisoner yang
diberikan langsung dan 45 kuesioner yang disebarkan melalui email terdapat 12 kuesioner
yang diisi namun tidak lengkap atau salah dalam pengisian, dan terdapat 9 kuesoner yang
tidak kembali. Dari 115 kuesioner yang sudah disebar didapat 94 sampel atau 64,8 persen
yang nantinya akan dianalisis lebih lanjut.
-
11
Demografi Gambaran Responden
Berikut gambaran demografi responden dari 94 sampel yang sudah didapat :
Tabel 3. Demografi responden
Demografi Jumlah (Orang) Prosentase (%)
Jenis Kelamin
Laki – laki 30 31,9
Perempuan 64 68,1
Jumlah 94 100
Usia
21 tahun 15 16
22 tahun 39 41,5
23 tahun 24 25,5
24 tahun 9 9,6
25 tahun 6 6,4
26 tahun 1 1,1
Jumlah 94 100
Tahun Angkatan
2006 9 9,6
2007 4 4,3
2008 26 27,7
2009 54 57,4
2010 1 1,1
Jumlah 94 100
Sumber : Data diolah, 2014
Pada Tabel 3 terlihat bahwa, 94 responden lulusan akuntansi 2013 sebagian besar
berjenis kelamin perempuan, presentasenya sebesar 68,1 persen, sedangkan mahasiswa yang
berjenis kelamin laki – laki hanya 31,9 persen. Usia responden bervariatif antara 21 tahun
hingga 26 tahun, dan sebagian besar responden berusia 22 tahun dengan jumlah 39 responden
atau sama dengan 41,5 persen, usia 23 tahun sebanyak 25,5 persen, berusia 21 tahun
sebanyak 16 persen, kemudian 24 tahun 9,6 persen, 25 tahun sebanyak 6,4 persen dan
terdapat 1 responden berusia 26 tahun atau sebesar 1,1 persen.Responden terdiri dari
beberapa angkatan, yaitu dari angkatan 2006 hingga 2010, namun responden terbanyak
adalah angkatan 2009, hal ini wajar karena tahun 2013 merupakan tahun ke 4 atau tahun
terakhir kuliah (wajar) bagi mahasiswa tahun angkatan 2009, sehingga terlihat signifikan
yaitu sebesar 57,4 persen. Selanjutnya diikuti tahun angkatan 2008 sebesar 27,7 persen.
-
12
Tabel 4. Data IPK responden
Indek Prestasi Kumulatif (IPK) Jumlah (Orang) Prosentase (%)
≥ 3.51 22 23,4
2.76 - 3.50 60 63,8
2.50 - 2.75 9 9,6
2.00 - 2.49 3 3,2
Jumlah 94 100
Sumber : Data diolah, 2014
Indek prestasi kumulatif (IPK) dibagi menjadi empat, dan sebagian besar responden
memiliki IPK antara 2.76 – 3.50 dengan prosentase 63,8 persen, berarti selama tahun 2013
progdi akuntansi telah menghasilkan mahasiswa lulusan progdi akuntansi dengan IPK
tergolong sangat memuaskan, selanjutnya responden dengan IPK ≥ 3.51 sebanyak 23,4
persen, 2.50 – 2.75 sebanyak 9,6 persen dan 3,2 persen responden dengan IPK 2.00 – 2.49.
Tabel 5. Data Pilihan Karir
Pilihan Karir Jumlah ( Orang) Prosentase (%)
Akuntan Publik 17 18,1
Akuntan Perusahaan 35 37,2
Akuntan Pendidik 5 5,3
Akuntan Pemerintah 16 17
Lainnya : 1. Perbankan 14 14,9
2. BUMN 7 7,4
Jumlah 94 100
Sumber : Data diolah, 2014
Diberikan empat pilihan karir bagi lulusan akuntansi, dan didapatkan dua pilihan karir
baru dari responden yaitu karir di perbankan dan BUMN. Dari tabel tersebut dapat diketahui
bahwa minat karir yang paling banyak diminati lulusan akuntansi secara berurutan adalah
pertama sebagai akuntan perusahaan sebesar 37,2 persen, banyaknya peminat sebagai
akuntan perusahaan dikarenakan banyaknya lowongan pekerjaan yang tersedia bagi lulusan
akuntansi, sehingga lebih berpeluang mendapatkan pekerjaan (Setiyani, 2005). Beberapa
responden yang diwawancarai langsung juga mengungkapkan bahwa selain peluang menjadi
akuntan perusahaan besar, akuntan perusahaan merupakan karir yang banyak dibutuhkan,
seiring bertambahnya perusahaan dan Indonesia memasuki era pasar bebas. Akuntan publik
kedua terbanyak sebesar 18,1 persen, responden yang memilih akuntan publik melalui
wawancara langsung, mereka memang dari awal berminat untuk menjadi akuntan publik,
karena mengetahui akan mendapatkan berbagai pengalaman bertemu banyak
perusahaan/klien.
-
13
Akuntan pemerintah sebesar 17 persen, menurut responden akuntan pemerintah
memiliki pekerjaan yang lebih simpel daripada akuntan publik dan akuntan perusahaan. Karir
di perbankan 14,9 persen, responden yang memilih karir di perbankan mengatakan bahwa
mereka menyukai dunia kerja perbankan dan berinteraksi dengan berbagai macam nasabah.
Karir BUMN 7,4 persen, responden melalui wawancara langsung mengatakan BUMN
menjadi pilihan karirnya karena beberapa BUMN mengharuskan penempatan kerja di luar
kota dan beberapa bekerja di lapangan. Lulusan akuntansi menganggap karir akuntan
pendidik tidak mudah untuk dijalani karena memiliki tanggung jawab sebagai tokoh
modelling bagi anak didiknya (Dariyo, 2004). Responden mengungkapkan bahwa menjadi
akuntan pendidik sulit, karena harus bisa melakukan transfer pengetahuan ke anak didiknya.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Rahayu et al. (2003) bahwa lulusan akuntansi lebih
berminat menjadi akuntan perusahaan, dan sedikit yang berminat menjadi akuntan pendidik.
Persepsi responden terhadap pilihan karir di bidang akuntansi.
Responden memberikan urutan prioritas pada tiap aspek persepsi, dan didapat hasil
sebagai berikut :
Tabel 6. Persepsi atas gaji
Persepsi atas Gaji Prioritas
1 % 2 % 3 %
Gaji awal tinggi 32 34 29 30,9 33 35,1
Adanya dana pensiun 24 25,5 24 25,5 46 48,9
Kenaikan gaji cepat 38 40,4 41 43,6 15 16
Jumlah 94 100 94 100 94 100
Sumber : Data diolah, 2014
Tabel 6 diatas menunjukan bahwa persepi atas gaji tentang kenaikan gaji yang cepat
merupakan salah satu persepsi yang menjadi prioritas seluruh responden, yaitu 38 responden
atau sama dengan 40,4 persen. Berarti lulusan progdi akuntansi lebih mengharapkan pilihan
karirnya nanti secara berurutan memberikan kenaikan gaji cepat, gaji awal yang tinggi dan
adanya dana pensiun. Lulusan yang memprioritaskan gaji awal yang tinggi sebagai prioritas
utama hanya 32 responden atau 34 persen dan adanya dana pensiun sebagai pertimbangan
memilih karir hanya 24 responden atau 25,5 persen. Hal ini sejalan dengan penelitian
Widyasari (2010) bahwa responden masih tidak mempertimbangkan jaminan di hari tua
kelak. Tabel 6 di atas menggambarkan bahwa lulusan akuntansi Universitas Kristen Satya
Wacana, dalam memilih pilihan karir lebih cenderung mempertimbangkan kenaikan gaji
yang cepat, diikuti gaji awal yang tinggi dan adanya dana pensiun.
-
14
Tabel 7. Persepsi atas Pelatihan Profesional
Persepsi atas pelatihan profesional Prioritas
1 % 2 % 3 % 4 %
Pelatihan sebelum bekerja 64 68,1 18 19,1 10 10,6 2 2,1
Sering mengikuti latihan diluar lembaga
untuk meningkatkan profesional 11 11,7 26 27,7 20 21,3 37 39,4
Sering mengikuti pelatihan rutin di dalam
lembaga 8 8,5 17 18,1 50 53,2 19 20,2
Memperoleh pengalaman kerja yang
bervariasi 11 11,7 33 35,1 14 14,9 36 38,3
Jumlah 94 100 94 100 94 100 94 100
Sumber : Data diolah, 2014
Tabel 7 di atas menggambarkan bahwa sebagian besar lulusan progdi akuntansi
mempertimbangkan adanya pelatihan sebelum kerja yaitu sebesar 68,1 persen. Sebagai
freshgraduate yang masih belum mengerti penuh pekerjaan dari karir yang dipilih,
mempertimbangkan adanya pelatihan sebelum bekerja dianggap merupakan hal yang
diperlukan untuk nantinya menghadapi masalah – masalah didalam pekerjaannya
(Widyasari, 2010). Memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi menjadi pertimbangan
utama bagi beberapa responden yaitu sebesar 11,7 persen, menunjukan bahwa lulusan progdi
akuntansi juga berharap tidak mengalami kejenuhan dalam bekerja (Yendrawati, 2007). Sama
seperti sering mengikuti pelatihan di luar lembaga juga menjadi pertimbangan dalam memilih
karir, 11,7 persen lulusan memprioritaskan menjadi pilihan utama. Sedangkan seringnya
mengikuti pelatihan rutin di dalam lembaga kurang menjadi pertimbangan utama dalam
memilih karir bagi lulusan progdi akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, yaitu hanya 8,5
persen, walaupun pelatihan rutin di luar maupun di dalam lembaga tempat bekerja juga
diperlukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan dalam bekerja (Widyasari, 2010).
Tabel 8. Persepsi atas lingkungan kerja
Persepsi atas lingkungan kerja Prioritas
1 % 2 % 3 % 4 % 5 % 6 %
Pekerjaan yang rutin 14 14,9 11 11,7 42 44,7 21 22,3 5 5,3 1 1,1
Pekerjaan banyak tantangan 10 10,6 35 37,2 21 22,3 20 21,3 6 6,4 2 2,1
Pekerjaan cepat selesai 10 10,6 19 20,2 11 11,7 38 40,4 15 16 1 1,1
Lingkungan kerja menyenangkan 59 62,8 24 25,5 6 6,4 4 4,3 1 1,1 0 0
Sering lembur 1 1,1 0 0 2 2,1 6 6,4 34 36,2 51 54,3
Adanya tekanan kerja 0 0 5 5,3 12 12,8 5 5,3 33 35,1 39 41,5
Jumlah 94 100 94 100 94 100 94 100 94 100 94 100
Sumber : Data diolah, 2014
-
15
Persepsi atas lingkungan kerja yang menyenangkan menjadi pertimbangan utama bagi
lulusan progdi akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, yaitu sebesar 62,8 persen, sehingga
menunjukan bahwa sebagai freshgraduate lingkungan kerja yang menyenangkan dapat
meningkatkan prestasinya dalam bekerja kelak (Yendrawati, 2007). Persepsi pekerjaan yamg
rutin juga menjadi pertimbangan responden yaitu 14,9 persen, pekerjaan yang rutin juga
menjadi pertimbangan dalam memilih karir, karena beberapa pilihan karir mempunyai jadwal
bekerja yang rutin. Sedangkan pekerjaan yang memiliki banyak tantangan juga menjadi
pertimbangan utama, hal ini karena beberapa pilihan karir mengharuskan untuk adanya
penempatan kerja dimana saja dan harus sesuai dengan undang – undang yang telah diatur
(Widyasari, 2010). Indikator pekerjaannya lebih cepat dapat diselesaikan menjadi
pertimbangan utama responden yaitu 10,6 persen. Beberapa pilihan karir memiliki jam kerja
yang sudah diatur dan dikerjakan dalam waktu singkat (Setiyani, 2005). Sering lembur
menjadi pertimbangan utama bagi 1 responden, hal ini mungkin terjadi karena mahasiswa
merasa pilihan karir yang dipilih harus dikerjakan secara konsisten dan dengan kerja keras.
Tidak ada yang mempertimbangkan adanya tekanan kerja menjadi prioritas dalam memilih
karir, lulusan menganggap adanya tekanan kerja dalam karir dapat menghambat kinerja dan
prestasi untuk mencapai sukses (Putra, 2013)
Tabel 9. Persepsi atas pertimbangan pasar kerja
Persepsi atas pertimbangan
pasar kerja
Prioritas
1 % 2 %
Keamanan kerja lebih terjamin 74 78,7 20 21,3
Informasi lapangan pekerjaan
mudah diketahui 20 21,3 74 78,7
Jumlah 94 100 94 100
Sumber : Data diolah, 2014
Tabel 9 diatas menggambarkan bahwa 78,7 persen responden lebih mempertimbangkan
keamanan kerja yang terjamin dalam memilih karir di bidang akuntansi, karena sebagai
freshgraduate yang belum memiliki pengalaman kerja, karir yang dapat memberikan jaminan
atau tidak gampang memutuskan hubungan kerja karyawan menjadi prioritas utama lulusan
(Yendrawati, 2007). Sedangkan mudahnya mengetahui informasi lapangan pekerjaan juga
menjadi pertimbangan utama bagi 20 responden atau sebesar 21,3 persen. Hal ini menarik
minat lulusan akuntansi karena sebelum bekerja dapat mempersiapkan persyaratan dan
mental kelak saat sudah bekerja nanti (Sijabat, 2004).
-
16
Tabel 10. Persepsi atas gaji dan pilihan karir
Pilihan Karir
Persepsi atas
gaji
Akuntan
Publik
Akuntan
Perusahaa
n
Akuntan
Pendidik
Akuntan
Pemerintah Perbankan BUMN
Gaji awal
tinggi 10 58,8% 13 37,1% 1 20% 3 18,8% 3 21,4% 2 28,6%
Adanya dana
pensiun 3 17,6% 3 8,6% 3 60% 7 43,8% 5 35,7% 3 42,9%
Kenaikan gaji
cepat 4 23,5% 19 54,3% 1 20% 6 37,5% 6 42,9% 2 28,6%
Jumlah 17 100% 35 100% 5 100% 16 100% 14 100% 7 100%
Sumber : Data diolah, 2014
Tabel 10 diatas menunjukkan bahwa lulusan akuntansi dalam memilih karir
mempertimbangkan gaji. Lulusan akuntansi yang memilih akuntan publik mengharapkan gaji
awal tinggi yaitu sebanyak 58,8 persen diikuti kenaikan gaji cepat 23,5 persen dan adanya
dana pensiun 17,6 persen. Gaji awal yang tinggi dianggap sebagai pertimbangan utama
dalam memilih karir akuntan publik, hal ini terjadi karena lulusan akuntansi masih harus
mengeluarkan uang lagi untuk melakukan pendidikan akuntansi dan mengikuti USAP (Ujian
Sertifikasi Akuntan Publik) dari IAI (Rasmini, 2007). Berbeda dengan responden yang
memilih karir sebagai akuntan perusahaan, lulusan akuntansi memprioritaskan kenaikan gaji
yang cepat menjadi pertimbangan utama yaitu 54,3 persen, diikuti gaji awal yang tinggi 37,1
persen dan adanya dana pensiun 8,6 persen. Hal yang sama dengan karir di perbankan,
lulusan yang memilih karir di perbankan memprioritaskan kenaikan gaji yang cepat menjadi
pertimbangan utama yaitu 42,9 persen diikuti adanya dana pensiun 35,7 persen dan gaji awal
yang tinggi 21,4 persen. Lulusan menganggap kenaikan gaji yang cepat sebagai akuntan
perusahaan dan karir di perbankan memberikan dorongan motivasi untuk mencapai
kesuksesan (Putra, 2013).
Sedangkan lulusan yang memilih karir sebagai akuntan pendidik, akuntan pemerintah
dan BUMN memprioritaskan adanya dana pensiun sebagai pertimbangan utama yaitu 60
persen, 43,8 persen dan 42,9 persen. Hal ini terjadi karena lulusan menganggap karir sebagai
akuntan pendidik, akuntan pemerintah dan BUMN memberikan jaminan di hari tua kelak
dengan adanya dana pensiun (Setiyani, 2005). Hasil ini sejalan dengan penelitian Zulphami
(2010) bahwa persepsi atas gaji menjadi pertimbangan utama dalam memilih karir, sebab
selain gaji merupakan nilai dari hasil pekerjaan yang telah dikerjakan, gaji juga dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
-
17
Tabel 11. Persepsi atas pelatihan profesional dan pilihan karir
Pilihan Karir
Persepsi atas
pelatihan
profesional
Akuntan
Publik
Akuntan
Perusahaan
Akuntan
Pendidik
Akuntan
Pemerintah Perbankan BUMN
Pelatihan
sebelum bekerja 11 64,7% 24 68,6% 1 20% 10 62,5% 12 85,7% 6 85,7%
Sering mengikuti
latihan di luar
lembaga untuk
meningkatkan
profesional
1 5,9% 4 11,4% 0 0% 5 31,3% 1 7,1% 0 0%
Sering mengikuti
pelatihan rutin di
dalam lembaga
2 11,8% 1 2,9% 3 60% 0 0,0% 1 7,1% 1 14,3%
Memperoleh
pengalaman
kerja yg
bervariasi
3 17,6% 6 17,1% 1 20% 1 6,3% 0 0% 0 0%
Jumlah 17 100% 35 100% 5 100% 16 100% 14 100% 7 100%
Sumber : Data diolah, 2014
Tabel 11 diatas menggambarkan bahwa pelatihan sebelum bekerja menjadi
pertimbangan utama bagi lulusan akuntansi dalam memilih karir sebagai akuntan publik,
akuntan perusahaan, akuntan pemerintah, perbankan dan BUMN, tidak bagi akuntan
pendidik. Lulusan menganggap akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pemerintah,
perbankan dan BUMN memerlukan pelatihan sebelum bekerja untuk meningkatkan
kemampuan dalam menjalani karirnya (Setiyani, 2005). Sering mengikuti latihan di luar
lembaga dan di dalam lembaga menjadi prioritas utama bagi beberapa lulusan akuntansi
dalam memilih karir untuk meningkatkan profesionalisme. Namun tidak bagi responden yang
memilih akuntan pendidik dan BUMN. Sedangkan sering mengikuti pelatihan rutin di dalam
lembaga menjadi prioritas utama bagi lulusan akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan
pendidik. Lulusan menganggap seringnya mengikuti pelatihan di dalam lembaga
meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan pekejaannya. Memperoleh pengalaman
kerja bervariasi juga menjadi pertimbangan lulusan akuntansi dalam memilih karir akuntan
perusahaan, akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan pemerintah, namun tidak untuk
perbankan dan BUMN.
Berbeda dengan karir di akuntan pendidik, lulusan akuntansi menganggap bahwa
pelatihan sebelum kerja kurang diperlukan. Dibanding dengan memperoleh pengalaman kerja
yang bervariasi, lulusan akuntansi memilih akuntan perusahaan lebih banyak memberikan
pengalaman kerja yang bervariasi.
-
18
Tabel 12. Persepsi atas lingkungan kerja
Pilihan Karir
Persepsi atas
lingkungan kerja
Akuntan
Publik
Akuntan
Perusahaan
Akuntan
Pendidik
Akuntan
Pemerintah Perbankan BUMN
Pekerjaan yg rutin 0 0% 5 14,3% 1 20% 3 18,8% 3 21% 2 28,6%
Pekerjaan banyak
tantangan 1 5,9% 6 17,1% 0 0% 0 0% 2 14,3% 1 14,3%
Pekerjaan cepat selesai 3 17,6% 4 11,4% 3 60% 0 0% 0 0% 0 0%
Lingkungan kerja
menyenangkan 12 70,6% 20 57,1% 1 20% 13 81,3% 9 64,3% 4 57,1%
Sering lembur 1 5,9% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Adanya tekanan kerja 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Jumlah 17 100% 35 100% 5 100% 16 100% 14 100% 7 100%
Sumber : Data diolah, 2014
Dalam memilih karir di bidang akuntansi, lulusan akuntansi memprioritaskan
lingkungan kerja yang menyenangkan, terlihat pada tabel 12 responden yang
mempertimbangkan lingkungan kerja menyenangkan pada akuntan publik 70,6 persen,
akuntan perusahaan 57,1 persen, akuntan pemerintah 81,3 persen, perbankan 64,3 persen dan
BUMN 57,1 persen. Tetapi tidak bagi lulusan yang memilih karir sebagai akuntan pendidik.
Lulusan akuntansi menganggap lingkungan kerja yang menyenangkan dapat meningkatkan
prestasinya dalam bekerja kelak (Yendrawati, 2007). Hasil ini sejalan dengan penelitian
Widyasari (2010) yang menunjukan bahwa akuntan pemerintah memiliki lingkungan yang
menyenangkan daripada akuntan publik. Lingkungan kerja menyenangkan bukan hal yang
diprioritaskan dalam memilih karir akuntan pendidik. Lulusan lebih mempertimbangkan
pekerjaan cepat selesai pada akuntan pendidik. Hal ini terjadi karena lulusan beranggapan
bahwa semakin cepat pekerjaan diselesaikan maka akan semakin berkurang tanggung jawab
atas pekerjaannya (Setiyani, 2005)
Pada tabel 12 menunjukan bahwa lulusan akuntansi dalam memilih karir
mempertimbangkan adanya pekerjaan yang rutin, yaitu akuntan perusahaan 14,3 persen,
akuntan pendidik 20 persen, akuntan pemerintah 18,8 persen, perbankan 21 persen dan
BUMN 28,6 persen, namun tidak untuk akuntan publik. Hal ini terjadi karena lulusan
beranggapan bahwa karir sebagai akuntan perusahaan, akuntan pendidik, akuntan pemerintah,
perbankan dan BUMN sifat pekerjaanya rutin (dari waktu kewaktu cenderung sama).
Sedangkan karir akuntan publik sifat pekerjaannya tidak rutin karena berhadapan dengan
berbagai jenis klien yang berbeda – beda dan waktu yang cenderung tidak sama terus
menerus (Setiyani, 2005).
-
19
Pekerjaan memilki banyak tantangan juga menjadi pertimbangan bagi lulusan akuntansi
yang memilih karir sebagai akuntan perusahaan, yaitu 17,1 persen, perbankan 14,3 persen,
BUMN 14,3 persen dan akuntan publik 5,9 persen. Namun tidak untuk akuntan pendidik dan
akuntan pemerintah. Lulusan akuntansi mengannggap karir yang memberikan tantangan
dalam bekerja dapat memberikan kesempatan untuk berkembang menjadi lebih baik lagi.
Indikator sering lembur menjadi pertimbangan utama dalam meilih karir sebagai
akuntan publik, tidak sebagai akuntan perusahaan, akuntan pendidik, akuntan pemerintah,
perbankan maupun BUMN. Hanya 1 responden yang memprioritaskan sering lembur menjadi
pertimbangan utama, hal ini berbeda dengan penelitian Widyasari (2010) bahwa karir sebagai
akuntan pendidik merupakan pekerjaan yang dianggap sering mendapatkan lembur daripada
akuntan publik. Responden menganganggap karir sebagai akuntan publik harus dikerjakan
secara konsisten dan dengan kerja keras. Adanya tekanan dalam pekerjaan bukan merupakan
pertimbangan utama lulusan akuntansi dalam memilih karir di bidang akuntansi, tidak ada
lulusan akuntansi yang memprioritaskan adanya tekanan dalam pekerjaan menjadi prioritas
yang utama, hal ini dianggap bagi lulusan akuntansi sebagai penghambat dalam memperoleh
kesuksesan berkarir (Setiyani, 2005).
Tabel 13. Persepsi atas pertimbangan pasar kerja dan pilihan karir
Pilihan Karir
Persepsi atas
pertimbangan
pasar kerja
Akuntan
Publik
Akuntan
Perusahaan
Akuntan
Pendidik
Akuntan
Pemerintah Perbankan BUMN
Keamanan kerjanya
lebih terjamin (tidak
mudah PHK)
13 76,5% 23 65,7% 4 80% 16 100% 12 85,7% 6 85,7%
Lapangan kerja
yang ditawarkan
mudah diketahui
4 23,5% 12 34,3% 1 20% 0 0% 2 14,3% 1 14,3%
Jumlah 17 100% 35 100% 5 100% 16 100% 14 100% 7 100%
Sumber : Data diolah, 2014
Pertimbangan pasar kerja menjadi pertimbangan dalam memilih karir di bidang
akuntansi, dapat dilihat dari tabel 13 bahwa sebagian besar lulusan akuntansi
memprioritaskan keamanan kerja lebih terjamin daripada lebih mudah mengetahui informasi
lapangan pekerjaannya. Pertimbangan akan keamanan kerja lebih prioritas dikarenakan
sebagai freshgraduate yang belum memiliki pengalaman kerja, karir yang dapat memberikan
jaminan atau tidak gampang memutuskan hubungan kerja karyawan menjadi prioritas utama
lulusan (Yendrawati, 2007). Sedangkan mudahnya mengetahui informasi lapangan pekerjaan
-
20
juga menjadi pertimbangan bagi lulusan akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan
perusahaan, akuntan publik, akuntan pendidik, perbankan dan BUMN namun tidak akuntan
pemerintah. Hal ini menarik minat lulusan akuntansi dikarenakan sebelum bekerja lulusan
dapat mempersiapkan persyaratan dan mental kelak saat sudah bekerja nanti (Sijabat, 2004)
Rata - rata lulusan akuntansi yang memilih karir di bidang akuntansi setengah lebih
memprioritaskan keamaanan kerja lebih terjamin. Akuntan publik 76,5 persen, akuntan
perusahaan 65,7 persen, akuntan pendidik 80 persen, perbankan 85,7 persen, BUMN 85,7
persen dan lulusan yang memilih karir sebagai akuntan pemerintah seluruhnya menganggap
karir ini memberikan keamanan kerja yang lebih terjamin daripada karir lainnya. Hasil ini
sejalan dengan penelitian Zulpahmi (2010) dan Sijabat (2004) bahwa keamanan kerja
menjadi pertimbangan utama dalam memilih karir.
KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis persepsi lulusan akuntansi terhadap pilihan
karir di bidang akuntansi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi lulusan akuntansi atas
beberapa aspek gaji, pelatihan profesional, lingkungan kerja dan pertimbangan pasar kerja
menjadi dasar pertimbangan bagi lulusan akuntansi dalam pemilihan karir di bidang
akuntansi.
Ada beberapa temuan dalam penelitian ini. Pertama, karir yang banyak diminati lulusan
akuntansi adalah karir akuntan perusahaan, diikuti akuntan publik, akuntan pemerintah, karir
di perbankan, BUMN dan akuntan pendidik. Temuan kedua yaitu persepsi atas gaji menjadi
mempunyai hubungan lulusan akuntansi dalam memilih karir di bidang akuntansi, lulusan
lebih cenderung memilih karir berdasarkan kenaikan gaji yang cepat, diikuti gaji awal yang
tinggi, dan adanya dana pensiun. Ketiga, lulusan akuntansi menganggap pelatihan profesional
mempunyai hubungan dalam pemilihan karir, dan pelatihan sebelum kerja menjadi menjadi
prioritas utama dalam memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan
pemerintah, perbankan dan BUMN. Namun tidak menjadi prioritas utama dalam memilih
akuntan pendidik. Temuan keempat, mengungkapkan bahwa lingkungan kerja menyenangkan
menjadi prioritas utama lulusan akuntansi dalam memilih karir dibidang akuntansi, kecuali
akuntan pendidik. Lulusan akuntansi yang memilih karir akuntan pendidik lebih menganggap
karir tersebut pekerjaannya lebih cepat selesai. Temuan terakhir, keamanan kerja lebih
terjamin atau tidak mudahnya kena PHK menjadi pertimbangan utama dalam memilih karir.
-
21
Implikasi Teoritis
Ditemukan bahwa persepsi lulusan akuntansi atas aspek kenaikan gaji yang cepat,
petatihan profesional, lingkungan kerja menyenangkan, dan pertimbangan pasar kerja
menjadu dasar pertimbangan pemilihan karir di bidang akuntansi. Hal ini sejalan dengan
penelitian Zulphami (2010), Widyasari (2010), Setiyani (2005), dan Sijabat (2004). Ada
konsistensi hasil penelitian yakni persepsi lulusan akuntansi atas aspek gaji, pelatihan
profesional, lingkungan kerja, dan pertimbangan pasar kerja menjadi dasar pertimbangan
dalam memilih karir di bidang akuntansi.
Implikasi Terapan
Temuan dalam penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi dan wawasan bagi
penyusun kurikulum jurusan akuntansi yang ada disetiap universitas, dalam upaya
meningkatkan mutu lulusan di bidang akuntansi. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat
memberikan bahan masukan dan pertimbangan bagi instansi/lembaga yang telah
memperkerjakan tenaga akuntan.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya menganalisis persepsi atas 4 aspek, yaitu persepsi atas gaji,
persepsi atas pelatihan profesional, persepsi atas lingkungan kerja, dan persepsi atas
pertimbangan pasar kerja terhadap pilihan karir berdasarkan urutan prioritas, sehingga
besarnya pengaruh atas setiap aspek tersebut tidak dapat diukur (signifikansi sesuai statistik).
-
22
DAFTAR PUSTAKA
Alam, S. 2007. Ekonomi. Jilid 2. Jakarta : Erlangga. http://books.google.co.id (diakses
tanggal 12 Maret 2013, pukul : 21.55 WIB)
Anna, Y. D. dan Rahayu, S. 2011. “The Factors Affected Toward Profession Option as
Accountant Public and Non Accountant Public Selected”.
http://ssrn.com/abstract=1867809 (diakses tanggal 2 Maret 2013, pukul : 12.00 WIB)
Aprilyan, Lara A. 2011. “Faktor – faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam
pemilihan karir menjadi akuntan publik (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi
UNDIP dan Mahasiswa Akuntansi UNIKA)”. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Arens, A. et al. 2008. Auditing dan Jasa. Assurance Pendekatan Terintegrasi. Jilid 1. Jakarta:
Salemba Empat.
Baridwan, Z. 2002. Teori Akuntansi. Edisi kelima : Yogyakarta. BPFE
http://books.google.co.id (diakses tanggal 18 Maret 2014 pukul 21.30 WIB)
Bulan, S E. 2012. “Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual Dan Kecerdasan Emosional
Terhadap IPK Mahasiswa Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin”.
Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudi Makassar
Dariyo, A. 2004. “Perencanaan dan pemilihan karir sebagai seorang guru/dosen pada dewasa
muda”. Journal Provitae, Vol. 1, No.1, Desember 2004 http://books.google.co.id
(diakses tanggal 18 Oktober 2013 pukul 19.42 WIB)
Demagalhaes, R. et al. 2011. “Factors Affecting Accounting Students’s Employment
Choices: A Comparison of Student’ and Practitioners’ Views. Journal of Higher
Education Theory and Practice, Vol 11(2)
Gani, L. dan Leo, L. 2009. “Ujian Sertifikasi Akuntan Publik: Determinan, Pola Kelulusan,
dan Evaluasi Ujian”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Volume 6 Nomor 2.
Desember
http://books.google.co.id/http://ssrn.com/abstract=1867809http://books.google.co.id/http://books.google.co.id/
-
23
Ghani, E. K. et al. 2008. “The 21st Century Accounting Career from the Perspective of the
Malaysian University”. Journal of Asian Socieal Sciense. Vol.4, No. 8
http://www.ccsenet.org/journal.html. (diakses tanggal 10 Maret 2013 pukul 20.00
WIB)
Hansen dan Mowen, 2006. Akuntansi Manajemen. Edisi 7. Jakarta : Salemba Empat.
Kavanagh, Marie. H. dan Drennan, L. 2008. “What skills and attributes does an accounting
graduate need? Evidence from student perceptions and employer expectations”.
School of Accounting, Economics and Finance University of Southern Queensland
Australia
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6. Jakarta : Salemba Empat. http://books.google.co.id (diakses
tanggal 13 Maret 2013 pukul 15.15 WIB)
Purwanti, R. dan Nugraheni, I. 2007. Siklus Akuntansi. Yogyakarta : Kanisius.
http://books.google.co.id (diakses tanggal 14 Maret 2013 pukul 18.45 WIB)
Putra, N. A. 2013. “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Pemilihan Profesi Sebagai Akuntan”. Skripsi Program S1 Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Rahayu, et al. 2003. “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemilihan Karir”. Simposium Nasional Akuntansi VI.
Rasmini, Ni Ketut. 2007. “Faktor – faktor yang berpengaruh pada keputusan pemilihan
profesi akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa akuntansi di Bali”.
Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
Setiyani, R. 2005. “Faktor – Faktor yang Membedakan Mahasiswa Akuntansi dalam Memilih
Profesi Sebagai Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik”. Tesis Program Magister
Sains Akuntansi Sekolah Pasca Sarjana Univesitas Diponegoro Semarang
Sijabat, J. 2004. “Perbedaan Faktor Faktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Profesi
Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik”. Tesis Program Magister Sains Akuntansi
Sekolah Pasca Sarjana Univesitas Diponegoro Semarang
http://www.ccsenet.org/journal.htmlhttp://books.google.co.id/http://books.google.co.id/
-
24
Sinaga, J. 2009. “ Penerapan analytical hierarchy process (AHP) dalam pemilihan perusahaan
badan usaha milik negara (BUMN) sebagai tempat kerja mahasiswa universitas
sumatra utara (USU)”. Skripsi Program S1 Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Soemarso, S.R. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Tjiptoheriyanto, P dan Nagib, L. 2008. “Pengembangan Sumbe Daya Manusia: diantara
Peluang dan Tantangan”. Jakarta : LIPI Press. http://books.google.co.id (diakses
tanggal 12 Maret 2013, pukul : 23.00 WIB)
Yendrawati, R. 2007. “Persepsi Mahasiswa dan Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor –
faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir sebagi Akuntan”. Jurnal Ekonomi
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Vol. 5 No. 2
Yusniati, R. 2008. “Lingkungan sosial dan motivasi belajar dalam pencapaian prestasi
akademik mahasiswa. (Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut
Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2007/2008)”. Skripsi Program S1 Fakultas Pertanian
Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor.
Widyasari, Y. 2010. “Persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor – faktor yang
membedakan pemilihan karir”. (Studi pada Universitas Diponegoro dan UNIKA
Soegijapranata). Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Zulphami et al. 2010. “Analisis Faktor – faktor Pemilihan Karir Akuntan Bagi Mahasiswa
Akuntansi”. Laporan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.
Hamka
http://books.google.co.id/
-
25
LAMPIRAN 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Diri
Nama : Toar Andreas Sanger
Tempat/Tgl. Lahir : Surakarta, 25 April 1991
Alamat Asal : Jl. Baturan Indah 4. B190
Perumahan Fajar Indah
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
Email : toarsanger@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
2003-2006 : SMP Kristen Kalam Kudus Surakarta
2006-2009 : SMA Negeri 5 Surakarta
2009-2014 : Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga
C. Pengalaman Kegiatan
Januari 2011 : "HOW TO BUILD OUR BARGAINING POWER ON
INTERNASIONAL JOINT VENTURE CONTEXT "
Mei 2011 : Company Visit (Deloitte, BAPEPAN-LK)
April 2012 : NATIONAL SEMINAR ON ACCOUNTING "PERAN
AKUNTASI DALAM PEREKONOMIAN GLOBAL DAN
BORDERLESS ECONOMY"
mailto:toarsanger@gmail.com
-
26
D. Pengalaman Organisasi
Desember 2009 : Panitia donor darah “Dies Emas FEB”
Maret 2010 : Panitia Festival Iklan Budaya 2010
Mei 2011 : Satgas Company Visit 2011 (KAP Deloitte, BAPEPAN-LK)
September 2011 : Panitia Makrab E-Goal – FEB UKSW
Januari 2012 - 2014 : Sekretaris Stand Up Comedy Salatiga
Februari 2012 : Panitia ACTION (Koordinator)
E. Pengalaman Pekerjaan
Agustus 2011 - 2012 : Barista Frame Coffeehouse, Salatiga.
-
27
LAMPIRAN 2
KUESIONER
Kuesioner untuk memenuhi penelitian tentang analisis persepsi lulusan terhadap pilihan
karir di bidang akuntansi.
CARA PENGISIAN
Saudara/I cukup memberikan angka dari kecil ke besar (1-dst) dimana angka (1) yang paling
di utamakan pada kolom subvariabel yang ada sebagai pilihanjawaban yang tersedia sesuai
dengan pendapat saudara/I yang dianggap paling tepat.
A. INDENTITAS RESPONDEN
Mohon di isi dengan memberikan tanda silang (√) pada pertanyaan pilihan dan menjawab
secara singkat dan jelas pada pertanyaan isian.
1. Nama : ……………………………...
2. Jenis kelamin : 1. Laki – laki 2. Perempuan
3. Umur : ……. tahun
4. Angkatan :
5. IPK :
≥ 3.51
2.76 – 3.50
2.50 – 2.75
2.00 – 2.49
6. Jenis karir yang diinginkan : 1. Akuntan Publik 3. Akuntan Perusahaan
2. Akuntan Pendidik 4. Akuntan Pemerintah
5. Lainnya ……………………………………………...
Mohon berikan persepsi anda terhadap hal – hal di bawah ini, dengan memberikan
angka 1, 2, 3 dst sesuai dengan tingkat prioritas anda terhadap peringkat nomor tersebut :
CONTOH :
1. Persepsi atas gaji
No Kegiatan
Dalam memilih karir tersebut anda mengharapkan hal - hal sebagai berikut :
1 Gaji awal yang tinggi 2
2 Ada dana pensiun 1
3 Kenaikan gaji yang diharapkan lebih cepat 3
-
28
1. Persepsi atas gaji
No Kegiatan
Dalam memilih karir tersebut anda mengharapkan hal - hal sebagai berikut :
1 Gaji awal yang tinggi ….
2 Ada dana pensiun ….
3 Kenaikan gaji yang diharapkan lebih cepat ….
2. Persepsi atas pelatihan profesional
No Kegiatan
Dalam menjalankan karir yang anda pilih, anda perlu :
1 Pelatihan kerja sebelum mulai bekerja ….
2 Sering mengikuti latihan di luar lembaga untuk meningkatkan profesional ….
3 Sering mengikuti pelatihan rutin di dalam lembaga ….
4 Memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi ….
3. Persepsi atas lingkungan kerja
No Kegiatan
Menurut anda, jenis pekerjaan dan lingkungan jalan karir yang anda pilih :
1 Pekerjaan yang rutin ….
2 Pekerjaan lebih cepat diselesaikan ….
3 Pekerjaanya lebih banyak tantangannya ….
4 Lingkungan kerja yang menyenangkan ….
5 Sering lembur ….
6 Ada tekanan kerja untuk mencapai sempurna ….
4. Persepsi atas pertimbangan pasar kerja
No Kegiatan
Anda memilih karir tersebut, karena menurut anda karir tersebut :
1 Keamanan kerjanya lebih terjamin (tidak mudah diPHK) ….
2 Lapangan kerja yang ditawarkan mudah diketahui informasinya ….
Demikian pertanyaan dan pernyataan kami, penulis mengucapkan terimakasih kepada
saudara/i atas ketersediaannya untuk menjawab kuesioner ini.
Salatiga, 29 April 2013
Penulis
-
1
LAMPIRAN 3
Data yang Diolah
No Nama Lengkap Jenis Kelamin Umur
Tahun
Angka
tan
IPK Jenis Karir
PERSEPSI
ATAS GAJI
PERSEPSI ATAS
PELATIHAN PROFESIONAL
PERSEPSI ATAS
LINGKUNGAN KERJA
PERTIMBAN
GAN PASAR KERJA
G1 G2 G3 P1 P2 P3 P4 L1 L2 L3 L4 L5 L6 K1 K2
1 CHOLINA BENING M. Perempuan 22 2009 ≥ 3.51 Perbankan 1 3 2 1 2 3 4 3 2 4 1 6 5 1 2
2 Rendi Satria Laki - Laki 22 2009 ≥ 3.51 BUMN 3 2 1 1 2 3 4 3 2 4 1 6 5 1 2
3 Rosita Adi Kristanti Perempuan 22 2009 ≥ 3.51 Akuntan Publik 3 1 2 3 2 1 4 2 3 4 1 5 6 1 2
4 Christien Natalia Perempuan 21 2009 ≥ 3.51 Akuntan Perusahaan 3 2 1 1 2 3 4 3 2 4 1 5 6 1 2
5 Ayu Stefani Perempuan 21 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 3 1 2 1 4 3 2 3 1 4 2 5 6 1 2
6 Beta Christy Apriliana Putri Perempuan 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 1 3 2 1 2 3 4 2 3 4 1 6 5 2 1
7 Ester Dessy Welda A. Perempuan 21 2009 ≥ 3.51 Akuntan Publik 1 2 3 3 4 1 2 4 5 1 2 6 3 2 1
8 kartika damayanti Perempuan 22 2009 ≥ 3.51 Akuntan Perusahaan 1 3 2 1 4 2 3 3 1 4 2 5 6 2 1
9 Christina Novitasari Perempuan 21 2009 ≥ 3.51 Akuntan Perusahaan 2 3 1 1 2 3 4 3 1 4 2 5 6 1 2
10 anita noviana Perempuan 22 2009 2.50 - 2.75 Akuntan Perusahaan 3 2 1 1 2 3 4 4 2 5 1 6 3 1 2
11 dwi iga luhsasi Perempuan 21 2009 ≥ 3.51 Akuntan Pendidik 3 1 2 1 3 2 4 4 3 1 2 5 6 1 2
12 Sisca Evanda Halim Perempuan 22 2009 ≥ 3.51 Akuntan Perusahaan 3 2 1 1 4 3 2 3 2 4 1 6 5 1 2
13 Sheila Ramadhani N. Perempuan 22 2009 ≥ 3.51 Akuntan Perusahaan 2 3 1 1 4 3 2 1 2 4 3 6 5 1 2
14 diana febrianti Perempuan 22 2009 ≥ 3.51 Akuntan Pendidik 3 1 2 2 4 3 1 1 6 4 2 5 3 1 2
15 serly vionita santoso Perempuan 22 2009 ≥ 3.51 Akuntan Publik 3 2 1 1 4 3 2 3 4 5 1 6 2 1 2
16 shella pramudhyta septarini Perempuan 21 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 1 3 2 2 4 3 1 1 2 5 3 6 4 2 1
17 dewi widowati Perempuan 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Publik 3 2 1 1 4 3 2 3 2 4 1 5 6 1 2
18 yulius ardy wiranata Laki - Laki 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Publik 1 3 2 3 2 4 1 5 4 2 1 6 3 1 2
19 Even Yunika K. Perempuan 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 2 3 1 1 3 2 4 4 2 3 1 6 5 1 2
20 Astrini Diar Perempuan 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 2 3 1 2 1 4 3 4 2 3 1 6 5 1 2
21 Riyan Wisnu Ajie Laki - Laki 21 2009 ≥ 3.51 Akuntan Publik 3 2 1 1 3 2 4 3 2 4 1 5 6 2 1
22 rizki dwi lestari Perempuan 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 1 3 2 1 4 3 2 3 2 5 1 4 6 1 2
-
2
23 Yusthina G. Wakim Perempuan 23 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Pemerintah 3 1 2 1 4 3 2 3 4 2 1 6 5 1 2
24 floranssia hayu ristikasari Perempuan 21 2009 ≥ 3.51 Akuntan Pemerintah 2 1 3 1 4 3 2 4 3 2 1 6 5 1 2
25 Debby Florensia Perempuan 21 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 2 3 1 1 3 4 2 3 1 5 2 6 4 1 2
26 Sebastian W Laki - Laki 24 2007 2.76 - 3.50 Akuntan Publik 1 3 2 2 4 3 1 3 1 4 2 5 6 2 1
27 Ayriska Septia Nila Sari Perempuan 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Pemerintah 3 2 1 1 4 3 2 4 3 2 1 6 5 1 2
28 jimi Laki - Laki 24 2008 2.76 - 3.50 Akuntan Pemerintah 3 2 1 1 3 4 2 4 2 3 1 5 6 1 2
29 TIMOTIUS KEVIN SUGITO Laki - Laki 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 1 3 2 1 2 3 4 3 2 4 1 6 5 1 2
30 amrizal posledreni putra Laki - Laki 23 2008 2.76 - 3.50 bumn 1 3 2 1 2 4 3 4 3 2 1 6 5 1 2
31 Marisa Prasodjo Perempuan 24 2008 2.50 - 2.75 Akuntan Perusahaan 2 1 3 2 1 3 4 3 2 1 5 4 6 1 2
32 Gian Javier S Laki - Laki 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 2 3 1 2 4 3 1 4 2 1 3 6 5 1 2
33 Wulan Endarwati Perempuan 23 2008 2.76 - 3.50 Akuntan Pemerintah 3 2 1 4 1 2 3 1 2 5 3 4 6 1 2
34 Nanda Christian Laki - Laki 25 2006 2.76 - 3.50 BUMN 3 2 1 1 2 3 4 3 4 2 1 6 5 1 2
35 Andi Setiawan Laki - Laki 24 2007 2.00 - 2.49 Akuntan Perusahaan 1 3 2 1 2 3 4 3 2 4 1 6 5 1 2
36 Elizabeth Yoana M Perempuan 24 2007 2.76 - 3.50 Akuntan Publik 1 3 2 1 4 3 2 3 5 4 1 6 2 1 2
37 Nur Ika Ristiana Perempuan 23 2007 2.76 - 3.50 Perbankan 3 2 1 1 4 3 2 3 4 2 1 6 5 1 2
38 Dorothea Perempuan 23 2008 2.76 - 3.50 BUMN 1 2 3 3 4 1 2 4 1 5 2 6 3 2 1
39 Aderaty Perempuan 22 2008 2.50 - 2.75 Perbankan 1 3 2 1 2 4 3 3 4 2 1 6 5 2 1
40 pangestuti kuswardhani Perempuan 25 2006 2.76 - 3.50 Perbankan 2 3 1 2 4 1 3 1 2 3 4 6 5 1 2
41 Ribka Perempuan 22 2008 2.76 - 3.50 Akuntan Publik 1 3 2 3 2 4 1 5 2 4 1 6 3 1 2
42 Lila Septia Perempuan 23 2008 2.76 - 3.50 Perbankan 2 3 1 1 3 2 4 2 1 3 4 5 6 1 2
43 Fenny Perempuan 21 2009 ≥ 3.51 Akuntan Publik 3 1 2 4 1 2 3 5 3 4 2 1 6 1 2
44 Daniel Roy Laki - Laki 26 2006 2.50 - 2.75 Akuntan Perusahaan 3 2 1 1 4 2 3 5 1 4 2 3 6 1 2
45 Irma Perempuan 25 2006 2.50 - 2.75 Perbankan 3 1 2 2 1 3 4 1 3 5 2 4 6 1 2
46 Hikmah Mialisa M Perempuan 25 2006 2.50 - 2.75 Akuntan Perusahaan 2 3 1 2 1 4 3 1 4 5 2 3 6 1 2
47 robertus handriko Laki - Laki 25 2006 2.50 - 2.75 Akuntan Pemerintah 3 2 1 3 1 4 2 4 3 2 1 5 6 1 2
48 ferry sayosky klaas Laki - Laki 22 2008 2.76 - 3.50 Akuntan Pendidik 1 3 2 2 4 1 3 6 4 1 2 5 3 1 2
49 Nicolaus Laki - Laki 23 2008 2.76 - 3.50 Akuntan Publik 1 3 2 1 3 2 4 3 4 2 1 5 6 1 2
50 Yanuar S Laki - Laki 24 2006 2.76 - 3.50 Perbankan 2 1 3 1 3 2 4 2 4 3 1 5 6 1 2
51 Ferryanto ari iskandar Laki - Laki 23 2008 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 2 3 1 1 3 4 2 3 1 4 2 5 6 2 1
-
3
52 Florentina Paula P.G Perempuan 21 2009 ≥ 3.51 Akuntan Pemerintah 3 1 2 1 2 4 3 3 2 4 1 6 5 1 2
53 mira kristiani Perempuan 24 2009 2.76 - 3.50 Perbankan 3 2 1 1 3 4 2 2 1 3 4 5 6 1 2
54 Tirza Sartika Perempuan 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Publik 2 3 1 1 3 2 4 4 2 3 1 5 6 1 2
55 handita r.s Perempuan 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 2 3 1 1 4 3 2 3 2 4 1 6 5 2 1
56 Dwiga Ayuning Febriana Perempuan 21 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Publik 1 3 2 1 2 4 3 4 3 2 1 6 5 1 2
57 etik pubandani Perempuan 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Pemerintah 1 2 3 3 2 4 1 3 2 4 1 6 5 1 2
58 septi kurniawati Perempuan 22 2009 2.76 - 3.50 Perbankan 2 1 3 1 2 4 3 2 3 4 1 6 5 1 2
59 syndi Perempuan 23 2009 ≥ 3.51 Akuntan Publik 3 1 2 1 3 2 4 4 5 1 2 6 3 2 1
60 febrela emass. s Perempuan 21 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Pemerintah 1 3 2 2 1 3 4 4 3 2 1 5 6 1 2
61 Baktiar Hertansyah Pohan Laki - Laki 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Publik 1 3 2 1 3 2 4 4 5 1 2 6 3 1 2
62 cintya dewi samosir Perempuan 21 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Pemerintah 2 1 3 1 2 3 4 1 3 5 2 4 6 1 2
63 Oey, Arumsari Putri Perempuan 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 3 2 1 2 4 3 1 2 5 3 1 6 4 2 1
64 Yuliana Irianti Rianghepat Perempuan 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 2 1 3 2 3 1 4 3 2 6 1 5 4 2 1
65 rizki hapsari Perempuan 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Pemerintah 3 1 2 1 4 3 2 1 3 4 2 5 6 1 2
66 Sani Guntara Laki - Laki 24 2009 ≥ 3.51 Akuntan Pemerintah 2 1 3 1 2 3 4 5 4 2 1 6 3 1 2
67 Jonathan Budi Setiawan Laki - Laki 22 2009 ≥ 3.51 Akuntan Perusahaan 3 2 1 2 1 3 4 3 2 4 1 5 6 1 2
68 Citra Dwi Estry Perempuan 23 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Pemerintah 3 2 1 1 2 3 4 3 4 2 1 5 6 1 2
69 Dohardo Roma Laki - Laki 23 2008 2.76 - 3.50 Akuntan Pemerintah 1 2 3 3 1 4 2 3 2 4 1 6 5 1 2
70 Aji Sugiarto Santoso Laki - Laki 22 2008 2.50 - 2.75 Perbankan 2 3 1 1 3 4 2 4 3 2 1 5 6 1 2
71 Lydia Eva Perempuan 23 2008 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 1 3 2 1 2 3 4 2 3 4 1 6 5 2 1
72 Indah Purwitasari Perempuan 23 2008 2.76 - 3.50 Akuntan Pemerintah 2 3 1 3 1 4 2 3 4 2 1 5 6 1 2
73 May Tia Perempuan 22 2009 2.76 - 3.50 BUMN 2 1 3 1 4 3 2 3 4 5 1 6 2 1 2
74 Ivan Subijanto Laki - Laki 23 2008 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 1 3 2 1 2 3 4 2 3 4 1 6 5 2 1
75 Agata Krisma Karitas Perempuan 23 2008 2.76 - 3.50 Akuntan Pemerintah 3 1 2 1 4 3 2 3 4 2 1 6 5 1 2
76 Andreas Susanto Laki - Laki 23 2008 2.76 - 3.50 Perbankan 2 1 3 1 3 2 4 2 4 3 1 5 6 1 2
77 Ayu Mutria Perempuan 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 1 3 2 1 3 2 4 4 5 1 2 6 3 1 2
78 Ceria Risky Perempuan 22 2009 ≥ 3.51 Akuntan Publik 1 3 2 1 4 3 2 3 4 5 1 6 2 1 2
79 Chatarina Ega Perempuan 22 2009 2.76 - 3.50 Perbankan 3 1 2 1 4 3 2 1 3 4 2 5 6 1 2
80 Deavy Natalia Perempuan 23 2008 2.76 - 3.50 Perbankan 1 3 2 1 4 3 2 3 2 5 1 4 6 1 2
-
4
81 Ester Ivone Perempuan 23 2008 2.76 - 3.50 BUMN 3 1 2 1 2 3 4 1 3 4 2 5 6 1 2
82 Hartanto Laki - Laki 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 2 3 1 1 4 3 2 3 2 4 1 6 5 2 1
83 Prabandika Laki - Laki 23 2008 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 2 3 1 1 3 2 4 4 2 3 1 6 5 2 1
84 Maria Ratih Perempuan 23 2008 2.76 - 3.50 Perbankan 2 3 1 1 4 3 2 3 2 4 1 5 6 2 1
85 Marshal Halono Laki - Laki 25 2006 2.76 - 3.50 Akuntan Pendidik 2 3 1 2 4 1 3 3 2 1 4 6 5 1 2
86 Desy Astrini Perempuan 23 2008 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 1 3 2 2 4 3 1 1 6 4 2 5 3 1 2
87 Rizza Nur Perempuan 23 2008 2.50 - 2.75 Akuntan Pendidik 3 1 2 3 2 1 4 4 3 2 1 5 6 2 1
88 Novelia Irawati Perempuan 24 2006 2.00 - 2.49 Akuntan Perusahaan 2 3 1 1 4 3 2 3 2 4 1 6 5 2 1
89 Destyra Perempuan 23 2008 2.00 - 2.49 Akuntan Perusahaan 1 3 2 2 4 3 1 1 2 5 3 6 4 1 2
90 Helena Vania Perempuan 22 2009 ≥ 3.51 Akuntan Publik 1 3 2 1 4 3 2 3 4 5 1 6 2 1 2
91 Dimas Satria Laki - Laki 21 2010 ≥ 3.51 Akuntan Perusahaan 3 2 1 1 2 3 4 3 2 4 1 6 5 1 2
92 Andreas Dimas Laki - Laki 23 2008 2.76 - 3.50 BUMN 2 1 3 1 4 3 2 1 3 4 2 5 6 1 2
93 Erwan Prasetyo Utomo Laki - Laki 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 1 2 3 2 3 4 1 3 4 2 1 5 6 1 2
94 Septian Aji Pradana Laki - Laki 22 2009 2.76 - 3.50 Akuntan Perusahaan 1 3 2 1 3 2 4 2 4 1 3 6 5 1 2
Keterangan :
G1 : Awal yang tinggi
G2 : Adanya dana pensiun
G3 : Kenaikan gaji yang cepat
P1 : Pelatihan kerja sebelum bekerja
P2 : Sering mengikuti latihan di luar lembaga untuk
meningkatkan profesional
P3 : Sering mengikuti pelatihan rutin di dalam lembaga
P4 : Memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi
L1 : Pekerjaan yang rutin
L2 : Pekerjaan cepat diselesaikan
L3 : Pekerjaan lebih banyak tantangannya
L4 : Lingkungan kerja menyenangkan
L5 : Sering lembur
L6 : Ada tekanan kerja untuk mencapai sempurna
K1 : Keamanan kerjanya lebih terjamin (tidak mudah diPHK)
K2 : Lapangan kerja yang ditawarkan mudah diketahui
informasinya
top related