anfistum sel
Post on 02-Feb-2016
264 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam mempelajari anatomi dan fisiologi tumbuhan, yang paling
mendasar perlu di pelajari adalah ilmu tentang sel. Tumbuhan termasuk organisme
multiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel terspesialisasi yang bekerja sama
melakukan fungsinya. Sel tumbuhan meliputi berbagai organel seperti dinding sel,
sitoplasma, membran plasma, retikulum endoplasma, badan golgi, vakuola, badan
mikro, sferosom, rangka sel, ribosom, mitokondria, plastida dan nukleus. Masing-
masing organel memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Fotosintesis,
metabolisme, pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan merupakan aktivitas
sel-sel tumbuhan. Misalnya organel plastida yang berperan dalam fotosintesis
tumbuhan.
Tumbuhan tingkat tinggi tubuhnya tersusun oleh sejumlah sel, baik sel
hidup maupun sel mati. Sel-sel hidup memiliki persamaan dan perbedaan dalam
struktu dan fungsinya. Persamaannya adalah sel itu mempunyai dinding sel, terisi
plasma yang terbungkus oleh membran plasma. Sedangkan perbedaannya
terutama diakibatkan oleh lingkungan dan faktor genetik, yaitu akibat proses
diferensiasi yang mengikuti proses pembelahan sel.
Pemahaman tentang sel tumbuhan diperlukan dalam bahasan fisiologi
tumbuhan selanjutnya. Pada makalah ini dijelaskan struktur dan fungsi masing-
masing organel sel serta hubungan antar organel sehingga dapat bekerja sama
membentuk sistem.
Seperti organisme lain, sel-sel tumbuhan dikelompokkan bersama-sama ke
berbagai jaringan. Jaringan ini dapat sederhana, yang terdiri dari jenis sel tunggal,
atau kompleks, yang terdiri dari lebih dari satu jenis sel. Atas dan di luar jaringan,
tanaman juga memiliki tingkat lebih tinggi dari sistem struktur jaringan tumbuhan
disebut. Ada tiga jenis sistem jaringan: jaringan dermal, jaringan pembuluh darah,
dan sistem tanah jaringan.
2
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana struktur dan fungsi organel-organel sel tumbuhan?
2. Bagaimana hubungan kerjasama antar organel-organel sel tumbuhan?
3. Bagaimana sistem jaringan pada tumbuhan ?
4. Apa saja jaringan yang ada pada sebuah tumbuhan ?
3. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat:
1. Menggambarkan sel tumbuhan eukariotik.
2. Menghubungkan struktur dan fungsi bagian-bagian sel tumbuhan.
3. Memahami tentang sistem jaringan pada tumbuhan
4. Menambah wawasan kita tentang berbagai jaringan pada tumbuhan
4. Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan khususnya
kepada penulis sendiri. Umumnya kepada yang membaca. Secara umum makalah
ini berguna untuk:
1. Agar pembaca mengetahui tentang sel tumbuhan;
2. Agar pembaca mengetahui organel-organel sel tumbuhan;
3. Agar pembaca mengetahui jaringan tumbuhan;
4. Agar pembaca mengetahui macam-macam jaringan tumbuhan;
5. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan
metode deskriptif, penulis menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas
dan konprehensif. Data teoritis dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi
pustaka. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan
mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema
makalah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1 Sejarah Penemuan Sel
Berikut ini catatan mengenai sejarah penemuan sel :
Tahun 1665, Robert Hooke menemukan sel mati dari gabus kulit batang
quercus suber yang tinggal dinding selnya saja, tersusun seperti rumah
lebah. Ruang-ruang kecil tanpa isi sel itu disebut kemudian disebut sel.
Tahun 1770, Anthony Van Leeuwenhoek menemukan kloroplast pada
daun segar.
Tahun 1772, Bonaventuri Corti menemukan aliran plasma pada ganging
chara sp.
Tahun 1850 , kollicher menemukan mitokondria.
Teori tentang sel mempunyai konsep bahwa ;
Sel merupakan satuan struktur organism hidup
Sel merupakan satuan fungsi dalam organisme hidup
4
2. Sitologi Tumbuhan
Merupakan ilmu yang mempelajari bentuk, susunan, sifat-sifat fisik dan
kimia dari sel tumbuhan serta perkembangan dinding selnya. Sel dibedakan
menjadi 2 yaitu :
Prokariotik : sel tidak mempunyai membrane inti atau membrane yang
mengikat organela-organela, DNA terkonsentrasi pada daerah yag disebut
nukleoid.
Eukariotik : sel mempunyai struktur yang kompleks. Inti dan organela-
organela yang lain terbungkus oleh membran inti dan terdapat pada suatu
larutan semi cair yang disebut litosol.
Sel tumbuhan didefinisikan sebagai unit dasar yang universal dari suatu
struktur organic. Struktur yang membedakan sel tumbuhan dengan sel lainnya
adalah keberadaan dinding sel yang merupakan lapisan terluar dari sel yang
berbatasan dengan membran sel. Dinding sel akan memberikan bentuk sel
tumbuhan. Isi sel yang satu dengan yang lain dipisahkan oleh keberadaan dinding
sel.
Dalam hubungannya dengan fungsi, sel tumbuhan dapat berbentuk oval,
elips, silinder, seperti serat atau bercabang. Ukuran sel juga sangat berhubungan
dengan fungsinya. Sel dengan ukuran sangat kecil tidak bias dijumpai pada
tumbuhan. Sel-sel parenkim mempunyai ukuran antara 0,01-0,1 mm, serat kayu
dan floem mempunyai ukuran lebih panjang dibanding parenkim, yaitu 1-3 mm
pada angiospermae dan 2-8 mm pada gymnospermae. Pada tumbuhan monokotil
tertntu dan anggota suku urtaceae, sel serat dapat mencapai panjang 550 mm.
5
Tumbuhan tingkat tinggi tubuhnya tersusun oleh sejumlah sel, baik sel
hidup maupun sel mati. Sel-sel hidup memiliki persamaan dan perbedaan dalam
struktu dan fungsinya. Persamaannya adalah sel itu mempunyai dinding sel, terisi
plasma yang terbungkus oleh membran plasma. Sedangkan perbedaannya
terutama diakibatkan oleh lingkungan dan faktor genetik, yaitu akibat proses
diferensiasi yang mengikuti proses pembelahan sel.
2.1 Dinding Sel
Dinding sel merupakan salah satu ciri sel tumbuhan yang membedakannya
dari sel hewan. Dinding ini melindungi sel tumbuh¬an, mempertahankan
bentuknya, dan mencegah penghisapan air secara berlebihan. Pada tingkat
keseluruhan tumbuhan, dinding yang kuat yang terbuat dari sel khusus
mempertahan¬kan tumbuhan agar tegak melawan gaya gravitasi.
Sel tumbuhan muda pertama-tama mensekresi dinding yang relatif tipis
dan lentur yang disebut dinding sel primer. Di antara dinding-dinding primer sel-
sel yang berdekatan terdapat lamela tengah, lapisan tipis yang banyak
mengandung polisakarida lengket yang disebut pektin. Apabila selnya telah
dewasa dan berhenti tumbuh, sel ini memperkuat dindingnya. Sebagian sel
6
tumbuhan melakukan hal ini hanya dengan mensekresi substansi pengeras ke
dalam dinding primernya. Sel lain menambahkan dinding sel sekunder di antara
membran plasma dan dinding primer. Dinding sekunder ini, seringkali menumpuk
menjadi beberapa lapisan berlamina, memiliki matriks kuat dan tahan lama yang
sanggup memberi perlindungan dan dukungan. (Campbell, 2002).
Dinding sel tumbuhan. Sel muda mula-mula membentuk dinding primer
tipis, seringkali ada penambahan dinding sekunder yang lebih kuat di dalam
dinding primer ketika pertumbuhan terhenti. Lamela tengah yang lengket
melekatkan sel-sel yang berdekatan menjadi satu. Dengan demikian, partisi
multilapis di antara sel-sel ini terdiri atas dinding penghubung yang masing-
masing disekresikan oleh selnya sendiri (Campbell, 2002).
Dinding sel terdiri dari: lamela tengah, dinding primer dan dinding
sekunder. Antara sel-sel yang berdekatan ada lamela tengah yang merekatkan
antara dua dinding sei menjadi satu. Lamela tengah terutama terdiri dari Ca-pektat
berupa gel. Dinding primer adalah lapisan yang terbentuk selama pembentangan,
terdiri dari hemiselulosa, selulosa, pektin, lemak, dan protein. Dinding sekunder
biasanya lebih tebal dari dinding primer terutama terdiri dari selulosa dan kadang-
kadang lignin, merupakan lapisan yang ditambahkan setelah proses pembentangan
dinding sel selesai.
Tidak semua bagian dinding sel mengalami penebalan dan terisi
plasma (plasmodesmata). Dinding primer memilki sejumlah daerah penipisan
yang disebut noktah. Daerah ini memiliki plasmodesmata dengan kerapatan
tinggi. Plasmodesmata adalah jalinan benang sitoplasma tipis yang menembus
dinding-dinding sel yang bersebelahan, menghubungkan protoplas sel yang
berdampingan. Dengan demikian dinding sel menjadi berlubang-lubang
yang memungkinkan senyawa kimia melewatinya.
Dinding sel yang berbatasan langsung dengan udara luar sering dilapisi
kutin dan suberin (kutikula). Lapisan ini tidak seluruhnya tertutup rapat sehingga
masih memungkinkan senyawa kimia melewatinya. Dinding sel berfungsi untuk
memberi kekuatan mekanik sehingga sel mempunyai bentuk tetap serta memberi
perlindungan terhadap isi sel, dan karena sifat hidrofilnya dapat mengadakan
7
imbibisi air serta meneruskan air dan senyawa yang larut di dalamnya ke
protoplas (Hasnunidah, 2007).
2.2 Protoplas
Protoplas merupakan bagian yang hidup dari sel tumbuhan, meskipun di
dalamnya juga terdapat berbagai senyawa anorganik. Protoplas terdiri dari empat
bagian utama, yaitu: sitoplasma, nukleus, vakuola dan bahan ergastik.
2.2.1 Sitoplasma
Sitoplasma merupakan bagian sel yang kompleks, suatu bahan cair yang
mengandung banyak molekul, diantaranya berbentuk suspensi koloid dan organel-
organel yang bermembran. Sitoplasma dan nukleus secara bersama-sama disebut
protoplasma. Beberapa sel tumbuhan juga memiliki juga zat-zat murni yang tidak
hidup disebut bahan ergastik, seperti: kalsium oksalat, benda-benda protein, gum,
minyak, resin.
Sistem endomembran dalam Sitoplasma meliputi retikulum endoplasma,
badan Golgi, selimut inti, dan organel sel serta membran lain (badan mikro,
sferosom dan membran vakuola) yang berasal dari retikulum endoplasma atau
badan Golgi. Sedangkan membran plasma dianggap satuan yang terpisah,
meskipun tumbuh melalui penambahan sejumlah kantung yang berasal dari badan
Golgi.
Mitokondria dan plastida yang diselimuti oleh selapis membran yang halus
dan membran dalam yang melekuk-lekuk juga tidak berhubungan dengan sistem
membran. Demikian pula ribosom, mikrotubul dan mikrofilamen bukan bagian
dari sistem endomembran (Hasnunidah, 2007).
Sitoplasma dibedakan menjadi tiga bagian.
Plasmolema ; dinding plasma luar yang bersifat semipermeable.
Pilioplasma ; bagian yang tampak keruh karena adanya butir
butirmikrosoma. Pada bagian ini dapat dilihat adanya aliran sitoplasma
[rotasi dan sikrolasi]
8
Tonoplas ; membran dalam yang berbatasan dengan vakuola, bersifat
semipermeable.
2.2.1.1 Membran Plasma atau Plasmalemma
Membran plasma berfungsi mengatur aliran zat -zat terlarut masuk dan
keluar sel, dan mengatur aliran air melalui osmosis. Membran plasma bersifat
diferensial permeabel, artinya dapat melalukan senyawa kimia tertentu dan tidak
melalukan senyawa lainnya.
Membran plasma merupakan lapisan rangkap lipid dengan bagian:
hidrofilik (suka air) molekul lipidnya berada di permukaan. Bagian lipofilik (suka
lemak), molekul tersebut menghadap ke dalam lapisan rangkap sehingga
menyebabkan adanya ruang yang terang. Molekul protein yang mencakup 50%
bahan membran tenggelam di lapisan rangkap itu, dengan satu atau kedua ujung
menonjol ke salah satu atau kedua permukaan membran. Kedua permukaan
membran berbeda secara khas (Hasnunidah, 2007).
2.2.1.2 Retikulum Endoplasma (ER = Endoplasmic Retikulum)
Pada banyak sel, ER menyerupai kantung kempis yang berlipat-lipat
(disebut sisternae). ER membentuk sistem angkutan untuk berbagai macam
molekul di dalam sel dan bahkan antar sel meialui plasmodesmata. Sejumlah
ribosom sering berasosiasi dengan ER dalam hal sintesis protein. ER yang
ditempeli ribosom disebut ER kasar. ER halus tak ber-ribosom dan senng
berbentuk pipa (Hasnunidah, 2007).
9
2.2.1.3 Badan Golgi
Dengan mikroskop elektron, badan golgi (diktiosom) terlihat sebagai
tumpukan piring pipih yang berongga di dalamnya (sisternae) dengan tepian yang
menggelembung dan dikelilingi oleh benda bulat-bulat (vesikel). Badan Golgi
berperan dalam pembentukan membran plasma dan mengangkut enzim yang
harus dibuat dalam sel, yang akan menentukan reaksi kimia yang terjadi dan
menentukan struktur dan fungsi sel (Hasnunidah, 2007).
2.2.1.4 Selimut Inti
Inti (nukleus) dikelilingi oleh dua membran unit yang sejajar yang disebut
selimut inti. Ketebalan membran luar sedikit lebih tebal dibanding membran
dalam. Keduanya dipisahkan oleh ruang perinukleus. Selimut inti mempunyai
banyak pori. Membran dalam dan luar menyatu membentuk pinggiran pori, yang
dipertahankan bentuknya oleh suatu bahan sehingga terjadi struktur yang disebut
10
anulus. ER berhubungan dengan selimut inti, sedang ruang perinukleus
bersambungan dengan ruang di antara membran sejajar ER (Hasnunidah, 2007).
2.2.1.5 Membran Vakuola atau Tonoplas
Membran vakuola menyerupai plasmalemma, namun berbeda fungsinya
dan sering agak lebih tipis. Tonoplas mengangkut zat terlarut keluar-masuk
vakuola, sehingga mengendalikan potensial air (Hasnunidah, 2007).
2.2.1.6 Badan Mikro
Badan mikro adalah organel bulat yang terbungkus oleh selapis membran,
berbutir-butir di sebelah dalamnya, dan kadang disertai kristal protein. Dua jenis
badan mikro yang penting adalah peroksisom dan glioksisom yang masing-
masing berperan khusus dalam aktivitas kimia sel tumbuhan. Perpksisom
menguraikan asam glikolat yang dihasilkan dari fostosintesis, mendaur ulang
molekul lain kembali ke kloroplas. Glioksisom menguraikan lemak menjadi
karbohidrat selama dan sesudah perkecambahan biji. Hidrogen peroksida hasil
reaksi ini juga diuraikan di dalam glioksisom (Hasnunidah, 2007).
2.2.1.7 Sferosom
Sferosom berbentuk bulat dan diselimuti oleh membran unit yang berasal
dari ER, berisi bahan berlemak, dan menjadi pusat sintesis dan penyimpanan
lemak (Hasnunidah, 2007).
2.2.1.8 Rangka Sel
Berkat perkembangan mikroskop elektron, diketahui bahwa mikrotubul
dan mikrofilamen berprotein terdapat di hampir semua sel tumbuhan eukariotik.
Bersama-sama dengan benang-benang penghubung membentuk tiga sistem rangka
sel yang berlainan tapi terintegrasi dengan baik. Mikrotubul adalah silinder
panjang yang berongga terdiri dari molekul protein bundar yang disebut tubulin.
Fungsi mikrotubul diduga berkenaan dengan gerak yang mengarah , khususnya di
11
kromosom saat sel membelah atau di organel sel. Gerak itu meliputi pengendalian
arah mikrofibril selulosa pada dinding sel atau gerak sel itu sendiri.
Mikrofilamen merupakan stuktur padat yang lebih kecil, yang bertindak
sendiri atau bersama-sama dengan mikrotubul untuk menggerakkan sel.
Mikrofilamen terdiri dari protein aktin yang juga menjadi kandungan utama
jaringan otot hewan. Fungsi lain mikrofilamen adalah mengatur arah aliran
sitoplasma, kalau arah mikrofilamen berubah maka berubah juga arah aliran
sitoplasma (Hasnunidah, 2007).
2.2.1.9 Ribosom
Sintesis protein merupakan fungsi sel yang vital yang berlangsung di
ribuan ribosom. Ribosom tersebar di sitoplasma atau bergabung dengan ER kasar
di dalam sel, dan selalu di membran rangkap ER di sisi sitosol. Ribosom juga
menempel di membran luar selimut inti di sisi sitosol. Ribosom nampak sebagai
bintik hitam pada mikrograf elektron. Sering juga membentuk rantai seperti
untaian, khususnya dalam pola spiral (terpilin). Struktur ini dinamakan
poliribosom atau polisom. Dalam ribosom, informasi genetik dari mRNA
diterjemahkan menjadi protein (Hasnunidah, 2007)
Ribosom terdiri dari subunit besar dan kecil yaitu rRNA dan protein.
Setiap subunit disintesis di dalam nukleolus dan dikeluarkan melalui pori nukleus
ke dalam sitoplasma (Johnson, 2000).
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel yang memiliki laju
sintesis protein yang tinggi secara khusus memiliki jumlah ribosom yang sangat
banyak. Ribosom bebas tersuspensi dalam sitosol, sementara ribosom terikat
dilekatkan pada bagian luar jalinan membran yang disebut retikulum
endoplasmik. Sebagian besar protein yang dibuat oleh ribosom bebas akan
berfungsi di dalam sitosol; contohnya ialah enzim-enzim yang mengkatalisis
proses metabolisme yang bertempat di dalam sitosol (Campbell, 2002)
12
2.2.1.10 Mitokondria
Pada mikroskop cahaya, mitokondria terlihat seperti bulatan, batang atau
kawat kecil yang beragam bentuk dan ukurannya. Terbungkus membran rangkap,
permukaan luarnya berlubang-lubang sedang permukaan dalamnya membentuk
tonjolan-tonjolan (kristae) yang masuk ke dalam stroma. Membran dalam
membungkus matriks, dan banyak enzim yang mengendalikan berbagai tahap
dalam respirasi sel khususnya dan metabolisme umumnya ditemukan di sana atau
di dalam matriks. Mitokondria memiliki DNA dan ribosom kecil di dalam
matriksnya, sehingga mampu mensintesis porteinnya sendiri (Hasnunidah, 2007).
2.2.1.11 Plastida
Plastida adalah organel berbentuk lensa yang terdapat pada semua sel
tumbuhan, diselimuti oleh sistem membran rangkap. Plastida mengandung DNA
dan ribosom yang terbenam dalam matriks cair yang disebut stroma. Plastida
terbentuk dari hasil pembelahan plastida terdahulu atau sebagai hasil diferensiasi
proplastida. Plastida tak berwarna disebut leukoplas, contohnya: amiloplas yang
mengandung butir-butir padi atau proteinoplas yang mengandung protein
cadangan. Ada dua macam plastida berwarna, yaitu kloroplas yang mengandung
klorofil dan berbagai pigmen yang menyertainya, dan kromoplas yang
mengandung pigmen lain (karotenoid). Plastida terpenting adalah kloroplas,
karena menjadi tempat berlangsungnya fotosintesis.
Kloroplas mengandung suatu sistem mebran yang bernama tilakoid, yang
sering sambung-menyambung membentuk tumpukan membran yang disebut
grana. Grana terbenam dalam stroma. Enzim yang mengendalikan fotosintesis
terdapat di membran tilakoid dan di stroma (Hasnunidah, 2007).
2.2.2 Nukleus
Nukleus merupakan pusat kendali pada sel tumbuhan eukariotik. Nukleus
mengendalikan seluruh fungsi sel dengan menentukan berbagai reaksi kimia dan
juga struktur dan fungsi sel. Nukleus merupakan organel berbentuk bulat atau
memanjang yang terbungkus selimut inti. Plasma nukleus (nukleoplasma)
13
berbutir-butir merupakan sistem koloid, mengandung kromatin yang pada
pembelahan sel berubah menjadi kromosom. Fungsi kromosom adalah
membentuk m-RNA yang mengatur sintesis protein. Di dalam plasma nukleus
juga terdapat nukleolus yang jumlahnya tiap sel khas untuk tiap jenis. Nukleolus
itu padat, bentuknya tak beraturan, merupakan massa serat dan butiran, dan
berwarna gelap. Fungsi nukleolus adalah untuk sintesis r-RNA dan ribosom
(Hasnunidah, 2007).
Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengontrol sel eukariotik
(sebagian gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Nukleus ini umumnya
merupakan organel yang paling mencolok dalam sel eukariotik, rata-rata
berdiameter 5 µm. Di dalam nukleus, DNA diorganisasikan bersama dengan
protein menjadi materi yang disebut kromatin. Kromatin yang diberi warna
tampak melalui mikroskop cahaya maupun mikros-kop elektron sebagai massa
kabur. Sewaktu sel bersiap untuk membelah (bereproduksi), kromatin kusut yang
berbentuk benang akan menggulung (memadat), menjadi cukup tebal untuk bisa
dibedakan sebagai struktur terpisah yang disebut kromosom. Nukleus ini
mengontrol sintesis protein dalam sitoplasma dengan cara mengirim mesenjer
molekuler yang berbentuk RNA. (Campbell, 2002).
2.2.3 Vakuola
Badan khas di sel tumbuhan selain dinding sel dan plastida adalah
vakuola. Vakuola mengerjakan beberapa fungsi. Bentuk dan ketegangan jaringan
yang hanya memiliki dinding primer adalah akibat adanya air dan bahan terlarut
14
yang menekan dari dalam vakuola. Tekanan tersebut timbul karena osmosis.
Konsentrasi bahan terlarut di dalam vakuola cukup tinggi, termasuk garam-garam,
molekul-molekul organik kecil, beberapa protein (enzim) dan molekul-molekul
lainnya. Beberapa vakuola mengandung pigmen yang menimbulkan warna pada
banyak bunga atau dauh. Pada beberapa bagian tumbuhan, vakuola dapat
mengandung bahan-bahan yang mungkin berbahaya bagi sitoplasma.
Sel muda yang aktif membelah di titik tumbuh batang dan akar
mempunyai vakuola sangat kecil. Sebagian besar terbentuk dari ER, lalu tumbuh
bersama sel, mengambil air secara osmosis dan bergabung satu sama lain. Sel
dewasa sering memiliki vakuola yang mengisi 80-90% atau lebih volume sel, dan
protoplasmanya tersisiih hingga hanya berupa lapisan tipis di antara tonoplas dan
plasmalemma. Beberapa sel yang aktif membelah juga dapat bervakuola besar
(Hasnunidah, 2007)
2.2.4 Bahan ergastik
Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun
anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan,
pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan,
terletak di bagian sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda
ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid
(lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti
dijelaskan sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel,
misalnya penyimpanan cadangan makanan, contohnya amilum; pemeliharaan
struktur (lilin); dan perlindungan, misalnya adanya Kristal ca oksalat dalam suatu
jaringan tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang
memakannya, sehingga hewan tersebut tidak akan bernafsu menyentuhnya untuk
yang kedua kali.
Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya
berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi
mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor
lingkungan. Sedangkan yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah sel mati
15
karena faktor genetik, maksudnya sel tersebut mati karena telah mencapai umur
yang memang telah ditentukan secara genetik. Sel-sel tersebut memang dalam
perkembangannya terspesialisasi untuk menjadi suatu sel mati, yang memiliki
fungsi tertentu dalam bagi tumbuhan. Misalnya sel-sel xilem-xilem yang akan
bersifat mati secara khusus berguna untuk pengangkutan unsur mineral dari dalam
tanah ke daun. Benda ergastik yang bersifat padat, antara lain :
2.2.4.1 Amilum/pati
Rumus empiris (C6H10O5)n; terdapat dalam plastida, berupa
KH/polisakarida berbentuk tepung. Plastida pembentuk tepung : amiloplas,
dibedakan :
Leukoamiloplas ; warna putih tepung cadangan makanan
Kloro amiloplsas; warna hijau tepung asimilasi.
Titik inisial/permulaan terbentuknya amilum disebut hilus atau hilum.
Berdasarkan letak hilusnya, butir amilum dibedakan menjadi:
Amilum konsentris (hilus di tengah)
Amilum eksentris (hilus di pinggir)
Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus. Adanya
lamela-lamela karena pada waktu pembentukan amilum, tiap lapisan berbeda
kadar airnya. Berdasarkan jumlah hilusnya, butir amilum dibedakan menjadi:
Monoadelf : butir amilum tunggal, pada sebutir amilum terdapat 1 hilus
Diadelf : dua hilus, terdapat 2 kemungkinan, yaitu :
o Amilum ½ majemuk : terdapat 2 hilus yang masing-masing
dikelilingi oleh lamela tetapi kemudian terbentuk lamelae yang
mengelilingi keseluruhan.
o Amilum majemuk : tiap butir mempunyai lebih dari 1 hilus dan
hilus- hilus ini dikelilingi oleh lamela masing-masing.
2.2.4.2 Kristal ca- Oxsalat
Merupakan hasil akhir/sekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi di
dalam sitoplasma. Ada yang menduga bahwa asam oxalat bebas merupakan racun
16
bagi tanaman diendapkan berupa garam Ca-ox. Kristal-kristal ini tidak larut dalam
asam cuka, tetapi larut dalam asam kuat. Bentuk-bentuk kristal Ca-oxsalat :
Kristal pasir piramida kecil, misal pada tangkai daun bayam (Amaranthus
sp), tangkai daun tembakau (Nicotiana tabacum) dan Begonia (Begonias
sp)
Kristal tunggal besar bentuk prisma/poliedris, Contoh : pada daun jeruk
(Citrus)
Rafida : bentuk seperti jarum /sapu lidi, terdapat pada daun bunga pukul
empat (Mirabilis jalapa), batang dan akar lidah buaya (Aloe sp), daun
nanas (Annanas squomosus)
Kristal sferit : bentuk kristal tersusun atas bagian-bagian yang teratur
secara radier, terdapat pada batang Phyllococtus Kristal majemuk : bentuk
sepertib inang / rosetdan disebut kristal drussen terdapat pada korteks
batang melinjo (Gnetum gnemon), daun kecubung (Datura metel), tangkai
daun begonia korteks batang delima (Punica granatum) dan batang jarak
(Ricinus communis)
Pada beberapa macam biji, protein terdapat sebagai aleuron dan tersebar di
dalam sel dan sel-sel tersebut menyusun suatu lapisan disebut lapisan aleuron.
Pada biji padi dan jagung, lapisan aleuron terdapat pada jaringan endosperm yang
letaknya paling luar. Lapisan ini biasanya akan terbuang bila mencuci beras
terlalu bersih sebelum dimasak. Pada biji jarak, butir aleuron letaknya tersebar dan
berukurran besar. Setiap butir aleuron berupa suatu badan membulat atau lonjong
yang padat yang biasanya mengandung satu atau lebih butiran seperti kristal yang
disebut kristaloid dan butiran seperti bulatan yang dikenal dengan globoid.
Kristaloid mengandung zat putih telur sedangkan globoid terdiri ataszat fitin
(garam-garam kalsium dan magnesium dari asam nesoinosit heksafosfat).
Kristal bervariasi bentuk dan ukurannya. Biasanya kristal tersusun dari
kalsium karbonat dan kalsium oksalat atau silika. Kristal kalsium karbonat bias
anya disebut sistolit. Biasanya terdapat pada sel epidermis daun banyak tumbuhan
bunga,misalnya yang termasuk family Moraceae, Urticaceae, Acanthaceae dan
Cucurbitaceae. Kristal kalsium oksalat, merupakan hasil akhir atau hasil rekresi
17
darisuatu pertukaran zat yang terjadi dalam sitoplasma. Kristal kalsium oksalat
initerdapat dalam plasma sel atau dalam vakuola, tidak larut dalam asam lemah
(seperti asam cuka) tetapi larut dalam asam kuat (seperti asam klorida). Ada yang
menduga bahwa asam oksalat bebas merupakan racun bagi tumbuhan karena itu
diendapkap berupa garam kalsium oksalat.
3. Jaringan Tumbuhan
Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun atas sel sel yang
mempunyai kemampuan totipotensi yang berbeda dengan jaringan hewan,
manusia artinya jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang kemampuan
membelah , memanjang dan defrensiasinya tak terbatas sehingga dari
kemampuannya jaringannya , organisme tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan
Vegetatif mengingat kemampuan totipotensi itu tubuh tumbuhan pun terdiri dari
sel-sel. Sel-sel tersebut akan berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan
berkumpul membentuk organ dan seterusnya sampai membentuk satu tubuh
tumbuhan.
Seperti organisme lain, sel-sel tumbuhan dikelompokkan bersama-sama ke
berbagai jaringan. Jaringan ini dapat sederhana, yang terdiri dari jenis sel tunggal,
atau kompleks, yang terdiri dari lebih dari satu jenis sel. Atas dan di luar jaringan,
tanaman juga memiliki tingkat lebih tinggi dari sistem struktur jaringan tumbuhan
disebut. Ada tiga jenis sistem jaringan: jaringan dermal, jaringan pembuluh, dan
jaringan dasar.
3.1. Pertumbuhan Tanaman
Daerah di dalam tanaman yang mampu pertumbuhan melalui mitosis
disebut meristem. Tanaman menjalani dua jenis pertumbuhan, pertumbuhan
primer dan / atau sekunder. Dalam pertumbuhan primer, tanaman batang dan akar
memanjang dengan pembesaran sel sebagai lawan dari produksi sel baru.
Pertumbuhan primer terjadi di daerah yang disebut meristem apikal. Jenis
pertumbuhan memungkinkan tanaman untuk meningkatkan panjang dan untuk
memperpanjang akar lebih dalam ke dalam tanah. Semua tanaman mengalami
18
pertumbuhan primer. Tanaman yang mengalami pertumbuhan sekunder, seperti
pohon, memiliki meristem lateral yang menghasilkan sel baru. Sel-sel baru
meningkatkan ketebalan batang dan akar. Meristem lateral terdiri dari kambium
vaskuler dan kambium gabus. Ini adalah kambium vaskuler yang bertanggung
jawab untuk memproduksi xilem dan floem sel. Para kambium gabus terbentuk
dalam tanaman dewasa dan kulit kayu hasil.
Di sini akan dibahas macam-macam jaringan dan organ yang membentuk
tubuh tumbuhan. Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam :
1. Jaringan meristem/muda
2. Jaringan dewasa
3.1.1 Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah dan
jaringan ini relatif sangat muda , sitoplasmanya penuh , mempunyai kemampuan
totipotensi yang tinggi karena kemampuan membentuk jaringan yang lain berupa
jaringan dewasa. Jaringan meristem dapat dibagi 2 macam
Jaringan Meristem Primer
Jaringan meristem ini pada tumbuhan pada bagian organ yang paling
muda. Merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrional /
tunas /lembaga mempunyai kemampuan untuk membelah ,memanjang dan
berdefrensiasi serta specialisasi membentuk jaringan yang dewasa. Jaringan ini
cenderung menghasilkan hormon auksin sehingga membuat terjadinya
pembelahan yang terus menerus kearah memanjang.
Letak Jaringan ini di ujung batang, ujung akar yang kemudian dikenal
dengan meristem apikal yang mengarah je dominansi apikal. Pertumbuhan
jaringan meristem primer ini sering disebut pertumbuhan primer. Jaringan
meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang bukan
melebar.
Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari
jaringan meristem primer yang melakukan defrensiasi dan spesialisasi merupakan
19
jaringan dewasa namun mempunyai kemampuan totipotensi lagi jaringan ini
berada di bagian tengah dari organ untuk melakukan pembentukan jaringan yang
berbeda dari yang sebelumnya. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhannya kearah membesar sehingga
menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem
sekunder yaitu kambium.
Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu
meristem apikal, meristem interkalar dan meristem lateral.
Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada
ujung batang. Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh
memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut
pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut
jaringan primer.
Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak
diantara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang
memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae).
Pertumbuhan sel meristem interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih
cepat, sebelum tumbuhnya bunga.
Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang
menyebabkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses
pertumbuhan yang menyebabkan bertambah besarnya akar dan batang tumbuhan.
Meristem lateral disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam
jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan
skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang.
Jadi jaringan Meristem itu jaringan yang sel-selnya selalu membelah
(mitosis) serta belum berdifferensiasi. Ada beberapa macam jaringan meristem,
antara lain :
1. Titik tumbuh, terdapat pada ujung batang, meristem ini menyebabkan tumbuh
memanjang atau disebut juga tumbuh primer. Terdapat dua teori yang
menjelaskan pertumbuhan ini. Yang pertama adalah teori histogen dari Hanstein
yang menyatakan titik tumbuh terdiri dari dermatogens yang menjadi epidermis,
20
periblem yang menjadi korteks, dan plerom yang akan menjadi silinder pusat.
Teori kedua adalah teori Tunica-Corpus dari Schmidt yang menyatakan bahwa
titik tumbuh terdiri atas Tunica yang fungsinya memperluas titik tumbuh, serta
Corpus yang berdifferensiasi menjadi jaringan-jaringan.
2 Perisikel (perikambium) merupakan tempat tumbuhnya cabang-cabang akar.
Letaknya antara korteks dan silinder pusat.
3. Kambium fasikuler (kambium primer). Kambium ini terdapat di antara Xilem
dan floem pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Khusus pada tumbuhan
monokotil, kambium hanya terdapat pada batang tumbuhan Agave dan Pleomele.
Kambium fasikuler kea rah dalam membentuk Xilem dank e arah luar membentuk
floem, sementara ke samping membentuk jaringan meristematis yang berfungsi
memperluas kambium. Pertumbuhan oleh kambium ini disebut pertumbuhan
sekunder
4. Kambium sekunder (kambium gabus/ kambium felogen), kambium ini terdapat
padapermukaan batang atau akar yang pecah akibat pertumbuhan sekunder.
Kambium gabus kea rah luar membentu sel gabus pengganti epidermis dank e
arah dalam membentuk sel feloderm hidup. Kambium inilah yang menyebabkan
terjadinya lingkar tahun pada tumbuhan.
3.1.2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti melaukakan
totipotensi, jaringan ini hanya membelah tetapi tidak melakukan defrensiasi
membentuk jaringan lain.
Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam :
a. Jaringan Epidermis
Jaringan yang letaknya paling luar. Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel
hidup berbentuk pipih selapis yang berderet rapat tanpa ruang antar sel. Tidak
mengandung khlorofil kecuali pada epidermis tumbuhan Bryophita dan
Pterydophyta serta sekitar epidermis pada sel penutup stomata. Bentuk sel
jaringan epidermis seperti balok dan mengalami modifikasi membentuk aneka
ragam sel yang sesuai dengan fungsinya
21
Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan
batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis.
Fungsi jaringan epidermis antara lain :
Pelindung/ proteksi jaringan didalamnya, tidak dapat ditembus air dari
luar, kecuali akar yang muda, bisa kemasukan air karena osmosis
Peresap air dan mineral pada akar yang muda, oleh karena itu akar-akar
yang muda epidermisnya diperluas dengan tonjolan-tonjolan yang disebut
bulu akar.
Untuk penguapan air yang berlebihan. Bisa melalui evaporasi atau gutasi.
Tempat difusi O2 dan CO2 sewaktu respirasi, terjadi pada epidermis yang
permukaannya bergabung. Epidermis memiliki beberapa struktur khas
sebagai berikut :
Modifikasi Epidermis
Epidermis bisa membentuk aneka ragam bentuk menyesuaikan perannya di Organ
tempat keberadaan epidermis
Stomata (mulut daun), yaitu lubang pada lapisan epidermis daun. Sekitar
stomata terdapat sel yang berklorofil disebut sel penutup. Stomata
berfungsi sebagai tempat masuknya CO2 dan keluarnya O2 sewaktu
berfotosintesis. Selai itu stomata juga berfungsi untuk penguapan air
Trichoma, yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan luar dari
epidermis daun dan batang. Berfungsi untuk menahan penguapan air.
Bulu-bulu akar, yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan akar
yang dapat diresapi oleh larutan garam-garam tanah.
b. Jaringan Dasar
Parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum
berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh
tanaman pada jaringan ini. Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar
yang sama (isodiametrik) dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel primer
dengan selulose yang tipis. Ruang interseluler antar sel umum terdapat pada
parenkim.
22
Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada
kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel
parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut
klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim.
Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh
jaringan parenkim.
Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa
macam antara lain:
Parenkim asimilasi (klorenkim).
Parenkim penimbun.
Parenkim air
Parenkim penyimpan udara (aerenkim).\
Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung
klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis. Parenkim penimbun adalah sel parenkim
ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam
vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma. Parenkim air
adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada
tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan
sukulen. Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu
menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim
banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.
Jaringan Penguat/Penyokong
Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan meliputi 2 jaringan yaitu:
Jaringan kolenkim
Jaringan sklerenkim.
Jaringan Kolenkim
Kolenkim terdiri dari sel-sel yang serupa dengan parenkim tapi dengan
penebalan pada dinding sel primer disudut sudut sel tidak menyeluruh. Umumnya
terletak pada bagian peripheral batang dan beberapa bagian daun. Dinding sel
yang plastis dan fleksibel pada kolenkim member dukungan yang cukup untuk
23
sel-sel tetangganya. Karena kolenkim jarang menghasilkan dinding sel sekunder,
jaringan ini tampak sebagai sel-sel dengan penebalan dinding sel yang ekstensif
Hubungan erat antara jaringan kolenkim dan parenkim tampak pada batang
dimana kedua jaringan ini terletak bersebelahan. Banyak contoh menunjukkan
tidak adanya batas khusus antara kedua jaringan, karena se-sel dengan ketebalan
sedang ada antara kedua jenis jaringan yang berbeda ini.
Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim adalah jaringan pendukung pada tanaman. Penebalan lignin
terletak pada dinding sel primer dan sekunder dan dinding menjadi sangat tebal.
Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel dewasa.
Sel-sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2 tipe: serat
(fibre) atau sklereid. Serat atau fibre biasanya memanjang dengan dinding
berujung meruncing pada penampang membujur (longitudinal section; L.S.),
sedangkan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari
bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid. Terdapat pada
bagian keras buah dan biji. Bagian bergerigi pada buah pir disebabkan oleh sel-sel
batu (stone cell, sklereid).
Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa
merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan
yang lunak. Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim
mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras.
Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan sklereid
c. Jaringan Pengangkut/ Jaringan Pembuluh
Pada tumbuhan berpembuluh yaitu pada Pterydophyta, dan Spermatophyta
pengangkutan air serta garam-garam tanah maupun hasil-hasil fotosintesis
dilakukan oleh jaringan pembuluh yang terdiri dari dua kelompok sel yang
asalnya sama namun berbeda dalam bentuk, struktur dinding serta isi selnya.
Jaringan pembuluh terdiri dari xilem dan floem. Kedua jaringan ini disebut
jaringan kompleks karena terdiri dari berbagai jaringan yang berbeda struktur dan
fungsinya. Fungsi utama xylem adalah mengangkut air serta zat-zat yang terlarut
didalamnya. Floem berfungsi mengangkut zat makanan hasil fotosintesis. Pada
24
batang berkas xylem umumnya berasosiasi dengan floem pada satu ikatan
pembuluh. Kombinasi xylem dan floem membentuk sistem jaringan pembuluh di
seluruh tubuh tumbuhan, termasuk semua cabang batang dan akar.
Jaringan pengangkut pada tanaman sering disebut jaringan vaskular
disebut jaringan vascular karena sarana transportasi atau pengangkutannya berupa
pembuluh pembuluh (vasculer). Pembuluh (vasculer) itu untuk membawa air dan
larutan ke seluruh tanaman. Pembuluh itu meliputi Xylem atau pembuluh kayu
berfungsi untuk membawa air sedangkan floem pembuluh lapis/pembuluh kulit
kayu membawa hasil fotosintesis berupa larutan organik. Baik xylem maupun
floem terdiri dari beberapa tipe sel. Pada batang primer jaringan ini terletak pada
berkas pengangkut dimana floem di bagian luar dan xylem di bagian dalam.
Floem dan xylem dipisah oleh beberapa baris sel meristem berdinding tipis yang
disebut cambium.
Yang merupakan karakteristik sel sel xylem adalah berkas pengangkut dan
trakeid yang memiliki dinding sel tebal mengandung lignin dan merupakan
pengangkut air. Trakeid berbentuk memanjang, serupa dengan serat tapi
berdiameter lebih besar.
Pada penampang melintang berkas pengangkut tampak besar dan bulat
pada jaringan xylem.
1. Xilem
Xilem, terdiri dari trakeid, trakea / pembuluh kayu, parenkim xylem, dan serabut /
serat xylem. Berdasarkan asal terbentuknya terbagi menjadi xylem primer dan
xylem sekunder. Xilem primer berasal dari prokambium sedangkan xilem
sekunder berasal dari kambium. Berdasarkan proses terbentuknya xilem primer
dapat dibedakan menjadi protoxylem dan metaxylem. Protoxilem adalah xylem
primer yang pertama kali terbentuk sedangkan metaxilem yang terbentuk
kemudian. Protoxilem berdiferensiasi dalam bagian tubuh primer yang belum
selesai pertumbuhan dan diferensiasinya. Protoxilem dapat mencapai taraf dewasa
diantara jaringan-jaringan yang aktif memanjang dan akan mendapat beban
tekanan, sehingga sel ini dapat rusak.. Metaxilem biasanya dibentuk dalam tubuh
primer yang sedang tumbuh namun sebagian besar selnya menjadi dewasa setelah
25
pemanjangan selesai. Berdasarkan hal itu, jaringan ini kurang dipengaruhi oleh
peluasan yang dialami oleh sel-sel sekelilingnya dibandingkan dengan protoxilem.
Elemen pengangkut terdiri dari trakeid dan komponen pembuluh kayu (trakea).
Perbedaan utama antara kedua macam sel adalah bahwa trakeid berujung runcing
yang tidak berperforasi atau berlubang sedangkan komponen pembuluh kayu
berperforasi pada ujung selnya. Komponen pembuluh kayu tersusun dalam
deretan sel memanjang yang berhubungan satu dengan yang lainpada dinding
ujungnya. Dinding ujung komponen trakea yang terperforasi disebut papan
perforasi. Papan perforasi sederhana memiliki hanya satu lubang dan papan
perforasi majemuk berisi banyak lubang
Pada dinding komponen trakea terdapat noktah sederhana maupun noktah
terlindung yang jumlah serta susunannya bermacam-macam. Macam noktah
tergantung kepada tipe sel yang berada disebelahnya. Diantara dua sel trakeal
yang berdampingan biasanya terdapat sejumlah besar nktah terlindung. Diantara
elemen pengangkut dan serat terdapat beberapa pasangan noktah. Pasangan
noktah setengah terlindung atau sederhana terdapat antara elemen trakeal dengan
parenkim xylem. Pada trekeid pengangkutan air terjadi melalui noktah, Pada
keadaan dewasa kedua sel pengangkut tersebut memiliki dinding sekunder
berlignin dengan berbagai macam penebalan dan pada saat berfungsi dalam
pengangkutan isi sel mati,
Sel serat merupakan sel panjang dengan dinding sekunder yang
terlignifikasi. Tebal dinding berbeda-beda tetapi umumnya lebih tebal dari
dinding trakeid. Ada dua macam serat yaitu serat trakeid.da serat librifor,.
Biasanya serat libriform lebih panjang dan lebih tebal dindingnya dibanding sel
trakeid. Serat trakeid memiliki noktah terlindung yang beruang noktah lebih kecil
disbanding ruang noktah pada noktah terlindung trakea dan trakeid kayu.
Parenkim pada xylem sekunder terdiri dari parenkim xylem yang berdiri tegak
sejajar sumbu batang dan parenkim jari-jari empulur. Kedua macam sel dapat
berbeda dalam struktur maupun isinya. Sel parenkim menyimpan pati, minyak dan
zat ergastik. Parenkim jari-jari empulur dapat dibedakan menjadi sel yang
berbaring (“Procumbent”) dan sel tegak (“upright”). Pada sel baring garis tengah
26
terpanjang kearah radial, pada sel tegak garis tengah terpanjang adalah tegak
(vertical).
Xilem primer mengandung elemen yang sama seperti xylem sekunder
yaitu trakeid, trakea, serta dan sel parenkim, tetapi sel-sel itu tidak tersusun dalam
system aksial dan radial dan tidak ada jari-jari empulur. Protoxilem biasanya
mengandung elemen trakeal yang dikeliligi parenkim. Jika elemen trakeal rusak
maka sel parenkim dapat menutupinya. Sel-sel yang terdapat dalam metaxilam
mencakup elemen trakeal, sel parenkim , dan serat. Elemen trakeal pada
metaxilem akan tetap bertahan setelah pertumuhan priomer selesai, namun
kehilangan fungsi setelah sejumlah xylem sekunder terbentuk.
Sel atau elemen trakeal primer menunjukkan bermacam-macam penebalan
dinding sekunder. Dinding sekunder pada sel trakeal yang paling awal dibentuk
dapat berbentuk cincin. Sel yang berdiferensiasi setelah itu dapat berpenebalan
spiral dan skalariform , kemudian jala, dan akhirnya noktah. Pada suatu bagian
tumbuhan, tidak semua penebalan perlu ditemukan dalam xylem primer.
2. Floem
Floem terdiri dari unsur tapis (sel tapis dan komponen pembuluh tapis), sel
pengiring / sel pengantar, parenkim dan serabut / serat floem. Berdasarkan asal
terbentuknya terbagi menjadi floem primer dan floem sekunder. Floem primer
berasal dari prokambium sedangkan floem sekunder berasal dari kambium.
Berdasarkan proses terbentuknya floem primer terdiri dari protofloem dan
metafloem. Protofloem adalah floem primer yang pertama kali terbentuk
sedangkan metafloem terbentuk kemudian. Protofloem menjadi dewasa dalam
bagian tumbuhan yang masih mengalami pembentangan. Elemen tapis
membentang dan segera kehilangan fungsinya. Elemen floem primer pada
Anggiospermae biasanya sempit dan tidak menyolok. Sel pengantar tidak selalu
ada.
Elemen tapis yang terdiri dari sel tapis dan komponen pembuluh tapis
merupakan sal-sel floem yang paling terspesialisasi. Cirinya adalah protoplas
yang termasuk sewaktu ontogeny serta terbatas aktivitas metabolismenya dan
adanya daerah tapis. Inti pada elelmen tapis akan berdegenerasi, organel yang
27
bertahan adalah plastida dan mitokondria. Plasmalematetap bertahan namun
tonoplas rusak sehingga batas antara vakuola dan sitoplasma hilang. Sel pengantar
adalah sel prenkim yang terspeialisasi untuk dapat bereran dalam hubungan
fungsional dngan elemen tapis yang emngatur translokasi. Sel ini berhubungan
dengan elemen tapis mealui plasmodesmata . Umurnya tergantung pada umur
elemen tapis. Sel ini aktif melakukan metabolisme, inti dan anak inti besar,
terdapat plastida, mitokondria banyak dan sedikit reticulum endoplasma.
Dinding elemen tapis berbeda-beda tebalnya namun bisanya lebih tebal
dari sel parenkim. Dinding teruatama terssuun oleh selulosa dan pectin. Pada
beberapa taksa dinding amat tebal dan hamper mengisi selurtuh lumen. Daerah
tapis merupakan daerah dinding sel tempat terjadinya kesinambungan antara
protoplas dua sel yang berdampingan. Bagian dinding dengan pori yang relative
besar dinamakan papan tapis. Dalam kebanyakan preparat yang dibuat untuk
memperlihatkan floem setiap pori dilapisi oleh kalose yaiyu karbohidrat yang jika
terhidrolisis akan menghasilkan glukosa.. dengan bertambahnya umur elemen
tapis, jumlah kalose pun bertambah. Lapisan dalam pori juga menebal dan kalose
tampak puladi permukaan daerah tapis. Lubang pori bertambah sempit dan
kemudian sama sekali tersumbat jika elemen tapis sudah akan mati.
Sel parenkim floem berisi berbagai bahan ergastik seperti tannin, pati, dan
kristal. Pada floem sekunder terdapatparenkim tegak dan parenkim jari-jari
empulur. Sel sklerenkimsering terdapat pada floem primer maupun sekunder.
Serat dapat hidup atau tidak hidup, yang masih hidup berfungsi dalam
penyimpanan cadangan makanan. Dibandingkan dengan xielm sekunder, floem
sekunder tidak merupakan bagian yang besar dari batang, cabang ataupun akar.
Jumlah floem yang dibentuk lebih sedikit ibanding dengan xylem sekunder.. Yang
dimaksud dengan kulit kayu adalah semua jaringan di sebelah luar kamobium
termasuk floem. Bagian floem yang berfungsi dalam pengangkutan adalah bagian
kulit kayu paling dalam.
28
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari makalah ini, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
Tumbuhan terdiri atas sel yang memiliki nucleus yang terbungkus oleh
membrane atau struktur serupa tapi tanpa membrane.
Sel tumbuhan memiliki beberapa jenis organel yang terbungkus
membrane, misalnya kloroplas, mitokondria, nucleus, dan vakuola.
Sebagian besar sel tumbuhan eukariotik diselimuti oleh dinding sel.
Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun atas sel sel yang
mempunyai kemampuan totipotensi yang berbeda dengan jaringan hewan,
manusia artinya jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang kemampuan
membelah, memanjang dan defrensiasinya tak terbatas sehingga dari
kemampuannya jaringannya , organisme tumbuhan ini dapat diperbanyak
dengan Vegetatif mengingat kemampuan totipotensi itu tubuh tumbuhan
pun terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut akan berkumpul membentuk
jaringan, jaringan akan berkumpul membentuk organ dan seterusnya
sampai membentuk satu tubuh tumbuhan.
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama.
Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda. Kali ini kita pelajari jaringan
tumbuhan terlebih dahulu. Jenis-jenis jaringan pada tumbuhan antara lain:
Jaringan meristem, jaringan parenkim, jaringan epidermis, jaringan
klorenkim, jaringan kolenkim, jaringan sklerenkim, jaringan xylem,dan
jaringan floem.
2. Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui
bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang sel penting bagi kehidupan kita.
29
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reece – Mitchell. 2002. Biologi. Erlangga : Jakarta
Hasnunidah, Neni. 2010. Buku Ajar. Fisiologi Tumbuhan. Universitas Lampung :
Bandar Lampung
Agustriana, Rochmah dan Tunjung Tripeni. 2006. Buku Ajar. Fisiologi
Tumbuhan I. Universitas Lampung : Bandar Lampung
Lakitan, Benyamin. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo
Persada : Jakarta
Salisbury, F.B dan C.W. Ross. Fisiologi Tumbuhan. ITB Bandung : Bandung
Sutrian, Yayan. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Tentang Sel &
Jaringan. Rineka Cipta : Jakarta
Soerodikoesoemo, Wibisono, dkk, 1993, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan,
Penerbit Universitas Terbuka, Depdikbud Jakarta.
top related