askep anorexia dan bulimia edit
Post on 13-Dec-2015
21 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
EATING DISORDER
Yuni Sufyanti Arief
ANOREXIA NERVOSA
� Gangguan makan yang ditandai dengan penolakan mempertahankan berat badan dalam batas-batas minimal yang normal.
� Ciri khasnya adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita.
Who is at risk for anorexia?
� Many experts consider people for whom thinness is especially desirable, or a professional requirement (such as athletes, models, dancers, and actors), to be at risk for eating disorders such as anorexia nervosa.
ALLEGRA-‐VERSACE
a famous model with anorexia A poor self-‐image compounds the problem.
What causes anorexia?
� At this time, no definite cause of anorexia nervosa has been determined. However, research within the medical and psychological fields continues to explore possible causes, e.g.: Ø demands from society and families, Ø For many individuals, the destructive cycle begins with the pressure to be thin and attractive.
Ø A poor self-‐image compounds the problem.
What causes anorexia? (cont.) � Some studies suggest that a genetic (inherited) component may play a role in determining susceptibility to anorexia. Researchers are currently attempting to identify the particular gene or genes involved.
� Although no organic cause for anorexia has been identified, some evidence points to a dysfunction in the part of the brain (hypothalamus) which regulates certain metabolic processes. Other studies have suggested that imbalances in neurotransmitter levels in the brain may occur in people suffering from anorexia
Manifestasi Klinis � 1. Penurunan berat badan
mendadak, tanpa penyebab yang jelas.
� 2. Tampilan kurus kering, hilangnya lemak subcutan
� 3. Perubahan kebiasaan makan, waktu makan yang tidak lazim
� 4. Latihan dan aktivitas fisik yang berlebihan
� 5. Amenorea
� 6. Kulit kering bersisik
� 7. Lanugo pada ekstremitas, punggung dan wajah
� 8. Kulit berubah kekuningan
� 9. Gangguan tidur
� 10. Konstipasi
� 11. Erosi eosopagus
� 12. Alam perasaan depresi
� 13. Fokus yang berlebihan pada pencapaian hasil yang tinggi
� 14. Perhatian berlebihan terhadap makanan dan penampilan tubuh
� 15. Erosi email dan dentin tinggi
�
Kriteria diagnostik untuk Anoreksia Nervosa
1. Menolak mempertahankan berat badan pada atau di atas berat badan normal minimal sesuai umur dan tinggi badan.
2. Ketakutan yang hebat tentang naiknya berat badan atau menjadi gemuk meski sebenarnya berat badannya kurang.
3. Gangguan pada cara seseorang menerima berat badan atau bentuk tubuhnya.
4. Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindarkan makanan yang mengandung lemak
� merangsang muntah oleh diri sendiri
� menggunakan pencahar
� olahraga berlebihan
� memakai obat penekan nafsu makan atau diuretika
� 5. Adanya gangguan endokrin yang meluas dengan manifestasi pada wanita sebagai aminore dan pada pria kehilangan minat dan potensi seksual.
Komplikasi
1. Jantung: bradikardi, tachikardi, aritmia, hipotensi, gagal jantung
2. Gastrointestinal: esofagitis, ulcus peptikum, hepatomegali
3. Ginjal; abnormalitas urea serum dan elektrolit
4. Skelet; osteoporosis, faktor patologik
5. Endokrine; penurunan fertilitas, peningkatan kadar kortisol dan hormon pertumbuhan, peningkatan glukoneogenesis
6. Metabolik; penurunan BMR, gangguan pengaturan suhu badan, gangguan tidue
Penatalaksanaan � Pengobatan diberikan dengan rawat jalan, kecuali muncul masalah medis yang
berat. Pengobatan rawat jalan ini mencakup:
� 1. Pemantauan medis
� 2. Rencana diet untuk memulihkan status nutrisinya
� 3. Psikoterapi jangka panjang untuk mengatasi penyebab dasarnya
� 4. Pengobatan psikofarmaka untuk mengatasi gejala depresi, kegelisahan dan perilaku kompulsif – obsesif
� Obat-obat yang dapat digunakan :
� 1. Antidepresan, juga dipakai SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors), terutama bila salah satu komponen penyakitnya adalah latihan yang dipaksakan (Imipramin, Desipramin, Fluoksetin, Sertralin).
� 2. Penggantian estrogen untuk amenore
PENATALAKSANAAN � Tergantung pada keparahan penyakit
� Fokus pada perbaikan BB, rehabilitasi nutrisi, rehidrasi dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit
� Psikofarmakologi à Amitripin (elavil), siproheptadin antihistamin (periactin) dosis tinggi
� Psikoterapi
BULIMIA
� gangguan nutrisi dan psikologis yang ditandai dengan makan berlebihan dalam waktu yang cepat (bingeing), yang diikuti dengan sejumlah perilaku yang digunakan untuk mencegah penambahan berat badan.
� Makan terjadi selama periode tertentu. Muntah yang diinduksi sendiri merupakan metode yang paling sering digunakan untuk menghindari penambahan berat badan. Metode purgasi lain meiliputi penggunaan laksatif, enema, dan diuretik
What is Bulimia?
Bulimia nervosa is an eating disorder characterized by frequent episodes of binge eating, followed by frantic efforts to avoid gaining weight.
Specific examples: People who suffer from bulimia nervosa stuff themselves often. They just eat whatever is close at hand and afterwards they try to throw up everything. These rituals of stuffing themselves are attempts to forget their problems.
Manifestasi Klinis � Selalu ke kamar mandi setelah makan untuk
muntah (tentu saja dilakukan berkali-kali)
� Terjadi perubahan seperti pipi atau rahang yang bengkak, pecahnya pembuluh darah di mata, rusaknya lapisan email gigi sehingga gigi yang Nampak jelas.
� Terlalu terbelenggu dengan urusan berat ataupun bentuk badan.
� Merasa tidak dapat mengendalikan kebiasaan makan
� Makan sampai titik anda merasakan rasa nyeri atau tidak nyaman
� Memaksa diri untuk muntah setelah makan
� Berolahraga secara berlebihan
� Penyalahgunaan laxative, diuretic atau enema
� Merasa tidak puas dengan bentuk dan berat badan
� Memandang negatif bentuk tubuh anda secara berlebihan
� Pergi ke kamar kecil setelah makan
� Fungsi usus yang tidak normal
� Kerusakan gigi dan gusi
� Bengkak pada kelenjar ludah di pipi
� Radang tenggorokan dan mulut
� Dehidrasi
� Detak jantung yang tidak teratur
� Radang, luka atau kulit kering pada pergelangan atau tangan
� Menstruasi tidak teratur atau hilang menstruasi (amenorrhea)
� Depresi
� Gelisah
Bulimia,Treatment, and physical effects
If treatment is available, examples and details listed:
� The treatment of choice for bulimia is cognitive-behavioral therapy. Cognitive-behavioral therapy targets the unhealthy eating behaviors of bulimia and the unrealistic, negative thoughts that fuel them. � Role of diet: As the tension, hunger, and feelings of deprivation build, the compulsion to eat becomes too powerful to resist: a “forbidden” food is eaten; a dietary rule is broken.
� Terapi kognitif perilaku (bulimia)à mengubah pemikiran klien dan tindakan tentang makanan berfokus pada tindakan menghentikan siklus diet, makan berlebihan, dan pengurasan serta mengubah pemikiran dan keyakinan difungsional klien tentang makanan, BB, citra tubuh, dan seluruh konsep diri
Role of exercise: • Though many of us worry about getting enough exercise, there is such a thing as too much exercise. Regular exercise is a good thing, but more is not always better and in some cases, compulsive exercise can be just as dangerous as eating disorders like anorexia and bulimia. • Compulsive exercise is just another tool some people use to purge their body of calories, much like a bulimic who binges and purges.
Role of Medication, and family
� Role of medicine: Get treatment. • Role of family support given: Offer compassion and support. Keep in mind that the person may get defensive or
angry. But if he or she does open up, listen without judgment and make sure the person knows you care. • Avoid insults, scare tactics, guilt trips, and patronizing comments. Since bulimia is often a caused and
exacerbated by stress, low self-esteem, and shame, negativity will only make it worse. • Accept your limits. As a parent or friend, there isn’t a lot you can do to “fix” your loved one’s bulimia. The
person with bulimia must make the decision to move forward.
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN � aktivitas atau istirahat
Gangguan pada pola tidur (mis; insomnia dini hari, keletihan) Perasaan ‘hiper’ dan/atau cemas Peningkatan aktivitas/pecandu olahraga, partisipasi dalam olahraga yang memerlukan energi tinggi Bekerja dalam profesi / posisi yang memerlukan pengendalian berat badan (atletik, seperti pesenam, perenang, joki, pegulat, pramugari)
� Dikaji tes sikap makan
� Kaji riwayat klien à sebelumnya biasanya merasa perfeksionis, berorientasi pada pencapaian, dapat diandalkan, sangat ingin menyenangkan orang lain (anorexia)
� Kaji riwayat klien: biasanya pada klien dengan bulimia à berfokus pada bagaimana menyenangkan orang lain dan menghindari konflik, sering mempunyai riwayat perilaku impulsif
� Makan atau minum Menyangkal rasa lapar Peningkatan rasa takut bertambahnya berat badan (wanita); mungkin mempunyai riwayat kelebihan berat badan sebelumnya (terutama pada pria) Sangat senang kehilangan berat badan, sementara di sisi lain menyangkal rasa senang dalam diri Penolakan untuk mempertahankan berat badan, pada atau diatas minimal sesuai usia/tinggi badan (anoreksia) Penurunan berat badan/mempertahankan berat badan 15% atau lebih rendah daripada yang diharapkan (anoreksia) Penampilan kakeksia (kurus) ; kulit mungkinkering, kuning pucat, turgor buruk
� interaksi sosial Latar belakang keluarga kelas menengah atau kelas atas Ayah pasif /Ibu dominan, anggota keluarga bermusuhan, kebersamaan sulit diperoleh, batas personal tidak dihargai Riwayat sebagai anak yang poendiam, kooperatif Masalah pengendalian dalam berhubungan, kesulitan komunikasi dengan orang lain / figur otoritas; komunikasi buruk dengan anggota keluarga Terlibat dalam adu kekuatan Penganiayaan hubungan keluarga Rasa tidak berdaya Mungkin mempunyai riwayat pelanggaran hukum (mis; mencuri di toko)
� Sirkulasi Merasa dingin meskipun ruangan hangat TD rendah ; takikardi; disritmia
Integrates ego
Perasaan jijik pada diri sendiri, depresi, atau merasa sangat bersalah setelah makan banyak (makan berlebihan) Gangguan citra tubuh (tidak realistik) – melaporkan dirinya gemuk dan berat (menyangkal) , dan melihat tubuh yang gemuk sebagai kurus; terlalu memperhatikan ukuran dan berat badan secara persisten – takut bertambah berat badan (wanita) Bertujuan mencapai bentuk tuduh maskulin (pria), bukan mencapai berat badannya yang aktual atau memperoleh peningkatan berat badan Faktor stress (mis. Perpindahan/perceraian keluarga, masa pubertas) Harapan diri tinggi Supresi marah, status emosi depresi, menarik diri, marah, ansietas, terlihat pesimis
Eliminasi � Diare
� Konstipasi
� Penurunan frekuendi miksi /haluaran urine, urine berwarna kuning tua (dehidrasi)
� Nyeri dan distres abdomen yang tidak jelas, kembung
� Penggunaan laksatif/diuretik
� Higiene Peningkatan pertumbuhan rambut pada tubuh (lanugo) ; rambut rontok (aksila/pubis) ; rambut berwarna pudar tidak berkilau Kuku rapuh Tanda Erosi lapisan gigi ; abses gusi, ulserasi mukosa
Neurosensori
� Afek sesuai kecuali dalam hal tubuh dan makan; atau afek depresif (depresi)
� Perubahan mental ; apatis, konfusi, kerusakan memori (diakibatkan malnutrisi /kelaparan)
� Gaya kepribadian histeris atau obsesif; tidak ada penyakit psikiatrik atau terjadinya gangguan pola pikir psikiatrik (meskipun beberapa kasus menunjukkan gangguan afektif)
� Nyeri atau ketidaknyamanan Sakit kepala, nyeri tenggorokan, keluhan umum yang tidak jelas Keamanan Suhu tubuh dibawah normal Proses infeksi berulang (indikatif depresi sistem imun) Ekzema/ masalah kulit lain Abrasi/kalus mungkin tampak pada punggung tangan (memasukkan jari ke tenggorokan untuk menginduksi muntah)
Seksualitas
� Tidak terjadi siklus menstruasi sedikitnya 3 kali secara berurutan (penurunan kadar estrogen sebagai respons terhadap malnutrisi)
� Bersetubuh dengan siapa saja (promiskuitas) atau penyangkalan / kehilangan minat seksual
� Riwayat penganiayaan seksual
� Atrofi payudara, amenorea
� 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, rangsangan muntah sendiri, penyalahgunaan laktasif, dan/atau penyimpangan persepsi tentang tubuh
� 2. Kekurangan volume cairan (sekunder) yang berhubungan dengan output yang berlebih
� 3. Gangguan citra tubuh/harga diri berhubungan dengan rasa takut yang tak wajar terhadap kegemukan
� 4. Kurang pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan kondisi dan kurangnya ketrampilan koping
� 4. Evaluasi
� Pasien mendapatkan berat badan yang sesuai
� pasien puas dengan tubuhnya
� pasien dapat menilai secara positif terhadap tubuhnya.
Mekanisme perangsangan pusat makan
� Asupan energi meningkat à jar adiposa meningkat à peningkatan kadar leptin dlm darah à merangsang anorexegenic center di hipotalamus u/ menurunkan neuro peptide Y à penurunan nafsu makan
top related