askep hipotiroid ( joni )
Post on 24-Jul-2015
380 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ASKEP HIPOTIROID & HIPERTIROID
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA HIPOTIROID dan HIPERTIROID
ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid dibungkus mengitari bagian depan dari trachea bagian atas, kelenjar ini terdiri
dari 2 lobus dihubungkan oleh itsmus. Kelenjar ini diperdarahi dari arteri tiroid superior dan
inferior. Tiroid terbentuk atas masa kosong yang berbentuk folikel. Setiap folikel mempunyai
dinding satu sel tebal dan mengandung koloid seperti jeli.
Lapisan sel-sel folikel mempunyai kemampuan yang sangat besar dalam mengekstrasi iodin dari
dalam darah dan menggabungkannya dengan tirosin asam amino, untuk membentuk suatu
hormon tri-iodotironin (T3) aktif. Sebagian tiroksin yang kurang aktif juga dibentuk. Tiroksin
(T4) diiubah menjadi tri-iodotironin (T3) di dalama tubuh. Senyawa ini dan intermediat tertentu
disimpan dalam koloid dari folikel. Penyimpanan ini penting, karena iodin mungkin tidak
terdapat didalam diet. Dimana dalam keadaan ini kelenjar tiroid akan membesar yang disebut
Goiter
Mekanisme pembentukan hormon Tiroid
Pembentukan hormon tiroid dimulai dari aktivitas hipotalamus yang menghasilkan Thyroid
Releasing Hormone (TRH). TRH akan menstimulasi Hipofisis anterior untuk menghasilkan
Thyroid Stimulating Hormon (TSH). TSH akan menstimulasi pembentukan T3 dan T4 dalam
folikel dengan menggabungkan iodin dalam darah dan tirosin asam amino.
Pembentukan TSH dihambat oleh tingginya kadar hormon tiroid.
Hormon tiroid meningkatkan laju metabolik dari semua jaringan, mungkin dengan meningkatkan
sintesa enzim pernafasan dalam sel.
GANGGUAN PADA THYROID
Terdapat 3 kelainan tiroid :
a. Pembesaran tiroid (goiter)
b. Hipotiroid
c. Hpertiroid
Goiter
Merupakan pembesaran pada tiroid karena suatu keadaan tertentu.
Etiologi dari goiter antara lain adalah adalah defisiensi yodium atau gangguan kimia intra tiroid.
Akibat gangguan ini kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresikan tiroksin terganggu,
mengakibatkan peningkatan kadar TSH dan hiperplasian serta hipertrofi folikel-folikel tiroid.
Hipotiroid
Merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan
diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid
berada dibawah nilai optimal.
Hipotiroid dibagi menjadi 3 tipe:
Hipotiroid primer : kerusakan pada kelenjar tiroid
Hipotiroid sekunder: akibat defisiensi sekresi TSH oleh hipofisis
Hipotiroid Tersier : Akibat defiensi sekresi TRH oleh hipotalamus
Etiologi
• Hipothyroid primer
– Kelainan kongenital (cretinisme)
– Kelainan sintesis hormone
– Defisiensi iodine prenatal dan postnatal
– Obat-obat antithyroid
– Terapi pembedahan atau radioaktif pada hyperthyroid
• Hipothyroid sekunder (kelainan pituitari)
– Penurunan stimulasi normal kelenjar thyroid, akibat malfungsi hipofise.
• Hipothyroid tertier (kelainan hipothalamus)
– Hipotalamus gagal memproduksi TRH sehingga sekresi TSH menjadi rendah.
Patofisiologi
• Kelenjar thyroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan sekresi hormone thyroid.
• Produksi hormon thyroid tergantung sekresi TSH oleh hipofise anterior dan ingesti iodine yang
adekuat.
• Hipotalamus juga mengatur sekresi TSH melalui sistem feedback negative.
• Jika seseorang kekurangan diet iodine atau produksi hormon thyroid terhambat, maka akan
terjadi pembesaran thyroid untuk mengkompensasi defisiensi hormonal.
• Pembesaran kelnjar thyroid juga sebagai respon terhadap peningkatan TSH.
Manifestasi Klinis
Kardiovaskuler :
– Penurunan HR + penurunan SV = penurunan CO
– Kebutuhan oksigen miokardium menurun
– Peningkatan tahanan vaskuler perifer
– Hiperlipidemia
– Hiperkolestrolemia
Hematologi :
– Anemia
Pernapasan :
– Penurunan transportasi oksigen
– Hiperkapnea
– Kelemahan otot pernapasan
– Dyspnea
Ginjal :
– Retensi cairan
– Penurunan output urine
– Hiponatremi dilusi
– Penurunan produksi eritropoetin
• Gasterointestinal :
– Penurunan peristaltik
– Anoreksia
– Peningkatan BB
– Konstipasi
– Penurunan metabolisme protein
– Peningkatan lipid serum
– Uptake glukosa lambat
– absorbsi glukosa lambat
• Muskuloskeletal :
– Nyeri yang berpindah-pindah
– Kejang otot
– Pergerakan lambat
– Peningkatan densitas tulang
– Penurunan pembentukan tulang
• Integumen :
– Kulit kering dan bersisik
– Rambut mudah dicabut
– Kuku kaku
– Edema periorbital
– Tidak tahan terhadap dingin
• Endokrine :
– Thyroid membesar atau normal
• Neurologi :
– Penurunan refleks tendon
– Fatigue
– Somnolen
– Bicara lambat
– Apati, depresi, paranoia
– Gangguan memori jangka pendek
– Letargi
• Reproduksi :
– Wanita : menorragia, anovulasi, mensturasi tidak teratur, penurunan libido
– Pria : penurunan libido, impoten.
• Lain-lain :
– mixedema. (Penurunan kecepatan metabolisme drastis, hipoventilasi yang menyebabkan asidosis
respiratori, hipotermi, dan hipotensi)
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
– Tentukan adanya tanda-tanda yang menunjukkan penurunan kecepatan metabolisme.
– Kaji riwayat diet, khususnya intake iodine.
– Tanyakan adanya riwayat pengobatan hiperthyroid sebelumnya seperti pembedahan atau
radioaktif iodine atau obat antithyroid.
– Observasi tanda-tanda hipothyroid.
Masalah Keperawatan.
1. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh s.d. penurunan metabolisme tubuh.
Implementasi : Diet rendah kalori hingga berat badan stabil atau ideal.
2. Intoleransi aktifitas s.d. kelemahan dan apati, sekunder penurunan kecepatan metabolisme.
Implementasi :
• Batasi aktifitas.
• Tingkatkan aktifitas fisik dan mental secara bertahap, bila telah memperoleh hormone thyroid.
3. Konstipasi s.d. penurunan peristaltik.
Implementasi
• Dorong untuk lebih banyak aktifitas
• Berikan minum 6-8 gelas air setiap hari
• Tingkatkan diet tinggi serat : buah-buahan segar, sayuran, dll.
• Stool softener
4. Resiko tinggi gangguan integritas kulit s.d. edema dan kulit kering
Implementasi :
• Monitor sakrum, cocyx, skapula, daerah tertekan lain terhadap kerusakan jaringan.
• Rubah posisi secara teratur
• Tempatkan pada tempat tidur dengan penekanan minimal.
5. Hipotermia s.d. penurunan kecepatan metabolisme
Implementasi :
• Tempatkan pada lingkungan yang nyaman dan hangat.
• Bila perlu, selimut ekstra atau penghangat
Hipertiroid
Respon jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolic hormone tiroid yang berlebihan. Keadaan
ini dapat timbul spontan atau akibat asupan tiroid yang berlebihan.
Thyrotoksikosis adalah manifestasi klinik yang terjadi bila jaringan tubuh dirangsang oleh
peningkatan hormon thyroid.
Patofisiologi
• Hiperthyroid ditandai oleh kontro regulasi normal hormon thyroid ¯, menyebabkan hormon
thyroid, mengakibatkan hipermetabolisme dan aktifitas sistem saraf simpatik.
• Jumlah hormon thyroid merangsang sistem jantung dan jumlah reseptor andrenergik,
menyebabkan tachicardi dan CO, SV, aliran darah perifer.
• Metabolisme meningkat tajam, menyebabkan balance nitrogen negatif, ¯ lipid dan status nutrisi
¯ .
Manifestasi Klinik
Kardiovaskuler :
– Peningkatan HR + peningkatan SV = peningkatan CO
– Peningkatan konsumsi oksigen
– TD sistolik meningkat 10-15 mmHg
– TD diastolik meningkat 10-15 mmHg
– Palpitasi
– Nadi cepat dan kuat
– Kemungkinan CHF dan edema
Pernapasan :
– Peningkatan kecepatan dan kedalaman pernapasan
– Napas pendek
Ginjal :
– Retensi cairan
– Output urine menurun
Gasterointestinal :
– Peningkatan peristaltik
– Peningkatan nafsu makan
– Berat badan menurun
– Diare
– Peningkatan penggunaan protein jaringan
– Penurunan serum lipid
– Peningkatan sekresi gasterointestinal, muntah, nyeri abdomen
Muskuloskeletal :
– Balance nitrogen negatif
– Malnutrisi
– Fatigue
– Kelemahan otot
– Gangguan koordinasi dan tremor
Integumen :
– peningkatan keringat
– Kulit lembab
– Warna kulit kemerahan
– Rambut : lembut dan mudah dicabut
– Tidak tahan terhadap panas
Endokrin : pembesaran thyroid
Neurologi :
– Peningkatan refleks tendon
– Tremor halus
– Nervous, kelalahan
– Emosi tidak stabil : kecemasan, kawatir dan paranoia
Reproduksi :
– Wanita : amenore, mensturasi tidak teratur, penurunan fertilitas, kecenderungan abortus spontan.
– Laki-laki : impoten, poenurunan libido, penurunan perkembangan seksual sekunder
Lain-lain : exopthalmus.
Pemeriksaan penunjang :
TRH menurun
TSH menurun
T4 meningkat
T3 meningkat
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Aktifitas / Istirahat
S : insomnia, sensitifitas meningkat, otot lemah.
O : atrofi otot
Eliminasi :
S : Peningkatan urine, perubahan feces, diare.
Integritas ego :
S : mengalami stres fisik atau emosional
O : emosi labil (euphoria sampai delirium), depresi
Pernapasan :
O : peningkatan frekuensi napas, tachipnea, dispnea, edema paru.
Keamanan :
S : tidak tahan terhadap panas, keringat berlebihan.
O : suhu tubuh meningkat, diaporesis, kulit halus, hangat dan kemerahan, exopthalmus.
Seksualitas :
S : penurunan libido, hipermenore, amenore, impoten.
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh s.d. peningkatan kecepatan metabolisme
Implementasi :
– Diet tinggi kalori, tinggi protein. (4000-5000 kalori dengan tinggi protein).
– Makan 6 kali porsi besar
– Hindari makan yang meningkatkan peristaltik
– Timbang berat badan setiap hari, laporkan bila terjadi penurunan 2 kg/hari
– Suplemen vitamin B Compleks
2. Intoleransi aktifitas s.d. kelelahan sekunder peningkatan kecepatan metabolisme
Implementasi :
– Tempatkan lingkungan yang meningkatkan istirahat fisik dan mental
– Bantu klien rileks
– Batasi pengunjung dan (private room)
3. Resiko injuri : ulserasi kornea, infeksi dan kebutaan s.d. ketidakmampuan menutup mata
sekunder ekxopthalmus
Implementasi :
– Instruksikan untuk memakai kaca mata gelap
– Batasi intake garam
– Penggunaan diuretik, glukokortokoid, mwthylcellulose 0,25%.
4. Hipertemia s.d. peningkatan kecepatan metabolisme
Implementasi :
– Tempatkan di lingkungan dingin
– Gunakan sprei tipis
– Ganti sprei sesering mungkin.
ASKEP HIPOTIROID
BAB II
TINJAUAN TEORITIS HIPOTIROID
2.1 Definisi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang
rendah. Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-
kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid. Karena hormon
tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid
yang tidak memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk tubuh.
2.2 Etiologi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang sangat umum. Diperkirakan bahwa 3% sampai 5% dari
populasi mempunyai beberapa bentuk hipotiroid. Kondisi yang lebih umum terjadi pada wanita
dari pada pria dan kejadian-kejadiannya meningkat sesuai dengan umur.
Dibawah adalah suatu daftar dari beberapa penyebab-penyebab umum hipotiroid pada orang-
orang dewasa diikuti oleh suatu diskusi dari kondisi-kondisi ini.
a. Hashimoto's thyroiditis
b. Lymphocytic thyroiditis (yang mungkin terjadi setelah hipertiroid)
c. Penghancuran tiroid (dari yodium ber-radioaktif atau operasi)
d. Penyakit pituitari atau hipotalamus
e. Obat-obatan
f. Kekurangan yodium yang berat
2.3 Jenis-jenis Hipotiroid
Lebih dari 95% penderita hipotiroid mengalami hipotiroid primer atau tiroidal yang mengacu
kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri. Apabila disfungsi tiroid disebabkan oleh kegagalan
kelenjar hipofisis, hipotalamus atau keduanya hipotiroid sentral (hipotiroid sekunder) atau
pituitaria. Jika sepenuhnya disebabkan oleh hipofisis hipotiroid tersier.
a. Primer
1. Goiter : Tiroiditis Hashimoto, fase penyembuhan setelah tiroiditis, defisiensi yodium
2. Non-goiter : destruksi pembedahan, kondisi setelah pemberian yodium radioaktif atau radiasi
eksternal, agenesis, amiodaron
b. Sekunder : kegagalan hipotalamus (↓ TRH, TSH yang berubah-ubah, ↓ T4 bebas) atau kegagalan
pituitari (↓ TSH, ↓ T4 bebas)
2.4 Gejala- gejala hipotiroid
Gejala-gejala hipotiroid adalah seringkali tidak kelihatan. Mereka tidak spesifik (yang berarti
mereka dapat meniru gejala-gejala dari banyak kondisi-kondisi lain) dan adalah seringkali
dihubungkan pada penuaan. Pasien-pasien dengan hipotiroid ringan mungkin tidak mempunyai
tanda-tanda atau gejala-gejala. Gejala-gejala umumnya menjadi lebih nyata ketika kondisinya
memburuk dan mayoritas dari keluhan-keluhan ini berhubungan dengan suatu perlambatan
metabolisme tubuh.
Gejala-gejala umum sebagai berikut:
a. Kelelahan
b. Depresi
c. Kenaikkan berat badan
d. Ketidaktoleranan dingin
e. Ngantuk yang berlebihan
f. Rambut yang kering dan kasar
g. Sembelit
h. Kulit kering
i. Kejang-kejang otot
j. Tingkat-tingkat kolesterol yag meningkat
k. Konsentrasi menurun
l. Sakit-sakit dan nyeri-nyeri yang samar-samar
m. Kaki-kaki yang bengkak
Ketika penyakit menjadi lebih berat, mungkin ada bengkak-bengak disekeliling mata, suatu
denyut jantung yang melambat, suatu penurunan temperatur tubuh, dan gagal jantung. Dalam
bentuknya yang amat besar, hipotiroid yang berat mungkin menjurus pada suatu koma yang
mengancam nyawa (miksedema koma). Pada seorang yang mempunyai hipotiroid yang berat,
suatu miksedema koma cenderung dipicu oleh penyakit-penyakit berat, operasi, stres, atau luka
trauma.
Kondisi ini memerlukan opname (masuk rumah sakit) dan perawatan segera dengan hormon-
hormon tiroid yang diberikan melalui suntikan di diagnosis secara benar, hipotiroid dapat dengan
mudah dan sepenuhnya dirawat dengan penggantian hormon tiroid. Pada sisi lain, hipotiroid
yang tidak dirawat dapat menjurus pada suatu pembesaran jantung (cardiomyopathy), gagal
jantung yang memburuk, dan suatu akumulasi cairan sekitar paru-paru (pleural effusion).
2.5 Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada
respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang hipofisis
anterior.
2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH) yang
merangsang kelenjar tiroid.
3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan Tetraiodothyronin = T4 =
Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi
panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta
kerja daripada hormon-hormon lain.
Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Apabila
disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh
peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada
hipofisis anterior dan hipotalamus.
Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan
oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak adanya umpan balik
negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan
menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
2.6 Gambaran Klinis
a. Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat
b. Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema), dan penurunan
curah jantung.
c. Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki
d. Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan dan
penyerapan zat gizi dari saluran cema
e. Konstipasi
f. Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
g. Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
a. Untuk mendiagnosis hipotiroidisme primer, kebanyakan dokter hanya mengukur jumlah TSH
(Thyroid-stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kel. hipofisis.
b. Level TSH yang tinggi menunjukkan kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yg
adekuat (terutama tiroksin(T4) dan sedikit triiodotironin(fT3).
c. Tetapi untuk mendiagnosis hipotiroidisme sekunder dan tertier tidak dapat dgn hanya mengukur
level TSH.
d. Oleh itu, uji darah yang perlu dilakukan (jika TSH normal dan hipotiroidisme masih disuspek),
sbb:
1. free triiodothyronine (fT3)
2. free levothyroxine (fT4)
3. total T3
4. total T4
5. 24 hour urine free T3
2.8 Penatalaksanaan Medis dan Komplikasi
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi
(perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi,
hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat terjadi
apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma
miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.
Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan
memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon tiroid buatan
T4. Bentuk yanglain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).
Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena
dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan
secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus diminum sepanjang
hidup penderita.
Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid.
Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat
diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.
Contoh Kasus : Seorang wanita, usia 28 tahun, BB 40 kg, TB 160 cm, Riwayat penyakit:
dua tahun yang lalu pasien pernah melakukan pengobatan di Puskesmas dengan keluhan ada
benjolan di leher depan dan nyeri tekan, pasien juga merasakan dada sering berdebar-debar
dan badannya tetap kurus.
Hasil pemeriksaan fisik jantungnyaa membesar, nadi <60 kali/menit, matanya exofthalmus,
benjolan di leher, dan rasa nyeri. Pemeriksaan laboratorium TSH <0,004µIU/ml, FT4 20µg/dl,
FT3 15pg/dl . Kemudian oleh dokter disarankan untuk melakukan pemeriksaan iodium radioaktif
dan fineddle aspiration biopsy (FNAB).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena itu lakukanlah
pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang dapat menggali sebanyak mungkin informasi antara
lain:
a. Identitas pasien :
- Nama : Ny. Mona
-Umur : 28 tahun
-Jenis kelamin : Perempuan
-Pekerjaan : Pegawai swasta
-Berat badan : 40 kg
-Tinggi badan : 160 cm
b. Keluhan utama :
-Sesak nafas
-Sulit menelan
-Pembengkakan dan rasa nyeri pada leher
-Pasien nampak gelisah
- Pasien tidak nafsu makan
-Rasa capek/lelah
-Pasien intoleran terhadap dingin
-Sembelit
c. Riwayat kesehatan :
- Pernah melakukan pengobatan 2 tahun lalu dengan keluhan terdapat benjolan di leher depan dan nyeri saat ditekan.
d. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti:
1. Pola makan
-Mengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya rendah, dan nafsu makan menurun
2. Pola tidur
-Pasien sering tidur larut malam
3. Pola aktivitas
-Pasien terlalu memforsir pekerjaan sehingga sering mengeluh kelelahan
e. Pemeriksaan fisik mencakup :
1) Sistem intergument, seperti : kulit dingin, pucat , kering, bersisik dan menebal,pertumbuhan
kuku buruk, kuku menebal, rambut kering, kasar, rambut rontok dan pertumbuhannya rontok.
2) Sistem pulmonary, seperti : hipoventilasi, pleural efusi, dispenia
3) Sistem kardiovaskular, seperti : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, toleransi terhadap
aktifitas menurun, hipotensi.
4) Metabolik, seperti : penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap
dingin.
5) Sistem musculoskeletal, seperti : nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang melambat.
6) Sistem neurologi, seperti : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata,
gangguan memori, perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, penurunan refleks tendom.
7) Gastrointestinal, seperti : anoreksia, peningkatan berat badan, obstipasi, distensi abdomen.
8) Psikologis dan emosional ; apatis, igitasi, depresi, paranoid, menarik diri/kurang percaya diri,
dan bahkan maniak.
f. Pemeriksaan Penunjang :
1) Pemeriksaan kadar T3 dan T4 pada pasien yaitu : Kadar T3 15pg/dl, dan kadar T4 20µg/dl.
2) Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH
serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal) : Kadar TSH
pada pasien tersebut yaitu <0,005µIU/ml,
g. Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat tentang
ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan nodul h.
h. Analisis Data :
1) Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik
sebagai akibat oftalmopati
-Data yang didapat : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan
memori, perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, parastesia, penurunan refleks tendom.
2) Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi,
hipotensi.
- Data yang didapat : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung dan hipotensi.
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebutuhan metabolisme,
dan napsu makan yang menurun.
-Data yang didapat : anoreksia, obtipasi, distensi abdomen, hemoglobin menurun, dingin, pucat,
kering, bersisik dan menebal, pertumbuhan kuku buruk, serta kuku menebal.
4) Pola nafas tidak efektif berdasarkan penurunan tenaga/ kelelahan, ekspansi paru yang menurun,
dispnea.
- Data yang didapat : hipoventilasi, dispenia, efusi pleural
3.2 Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik
sebagai akibat oftalmopati.
b. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi,
dan hipoventilasi.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebutuhan metabolisme:
napsu makan menurun.
d. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif.
e. Perubahan suhu tubuh.
f. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal
g. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi
h. Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status
kardiovaskuler serta pernapasan.
3.3 Intervensi
Dx 1. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik
sebagai akibat oftalmopati.
Tujuan : agar pasien tidak mengalami penurunan visus yang lebih buruk dan tidak terjadi
trauma/cedera pada mata.
Intervensi :
1. Anjurkan pada pasian bila tidur dengan posisi elevasi kepala.
2. Basahi mata dengan borwater steril.
3. Jika ada photophobia, anjurkan pasien menggunakan kacamata rayben
4. Jika pasien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan plester non alergi.
5. Berikan obat-obatan steroid sesuai program. Pada kasus-kasus yang berat, biasanya dokter
memberikan obat-obat untuk mengurangi edema seperti steroid dan diuretik.
Dx 2. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat
bradikardi, hipoventilasi.
Tujuan : agar fungsi kardiovaskuler tetap optimal yang ditandai dengan tekanan darah, dan irama
jantung dalam batas normal.
Intervensi :
1. Pantau tekanan darah, denyut dan irama jantung setiap 2 jam untuk mengindikasi kemungkinan
terjadinya gangguan hemodinamik jantung seperti hipotensi, penurunan pengeluaran urine dan
perubahan status mental.
2. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat segera bila pasien mengalami nyeri dada, karena
pada pasien dengan hipotiroid kronik dapat berkembang arteiosklerosis arteri koronaria.
3. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejalah-gejalah.
Obat yang sering digunakan adalah levotyroxine sodium.
Observasi dengan ketat adanya nyeri dada dan dispenia. Pada dosis awal pemberian obat
biasanya dokter memberikan dosis minimal, yang kemudian ditingkatkan secara bertahap setiap
2 – 3 minggu sampai ditemukan dosis yang tepat untuk pemeliharaan.
4. Ajarkan kepada pasien dan keluarga cara penggunaan obat serta tanda-tanda yang harus
diwaspadai bila terjadi hipertiroid akibat penggunaan obat yang berlebihan.
Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebutuhan
metabolisme dan napsu makan menurun.
Tujuan : agar nutrisi pasien dapat terpenuhi dengan kriteria : berat badan bertambah,tekstur kulit
baik.
Intervensi :
1. Dorong peningkatan asupan cairan
2. Berikan makanan yang kaya akan serat
3. Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air.
4. Pantau fungsi usus
5. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.
6. Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar dan enema bila diperlukan
Dx 4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif.
Tujuan : agar pasien dapat beristirahat.
Intervensi :
1. Atur interval waktu antar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat ditolerir.
2. Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah.
3. Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktifitas yang tidak menimbulkan stress.
4. Pantau respon pasien terhadap peningkatan aktivitas.
Dx 5. Penurunan Suhu Tubuh.
Tujuan : Pemeliharaan suhu tubuh normal.
Intervensi :
1. Berikan tambahan lapisan pakaian atau tambahan selimut.
2. Hindari dan cegah penggunaan sumber panas dari luar (misalnya, bantal pemanas, selimut listrik
atau penghangat).
3. Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan penurunannya dari nilai dasar suhu normal pasien.
4. Lindungi terhadap hawa dingin dan hembusan angin.
Dx 6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal.
Tujuan : Pemulihan fungsi usus yang normal.
Intervensi :
1. Dorong peningkatan asupan cairan.
2. Berikan makanan yang kaya akan serat.
3. Ajarkan kepada pasien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air.
4. Pantau fungsi usus
5. Dorong pasien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.
6. Kolaborasi : untuk pemberian obat pencahar dan enema bila diperlukan.
Dx 7. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi.
Tujuan : Perbaikan status respirasi dan pemeliharaan pola napas yang normal.
Intervensi :
1. Pantau frekuensi; kedalaman, pola pernapasan; oksimetri denyut nadi dan gas darah arterial.
2. Dorong pasien untuk napas dalam dan batuk.
3. Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati.
4. Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan pengisapan dan dukungan ventilasi jika
diperlukan.
Dx 8. Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status
kardiovaskuler serta pernapasan.
Tujuan : Perbaikan proses berpikir
Intervensi :
1. Orientasikan pasien terhadap waktu, tempat, tanggal dan kejadian disekitar dirinya.
2. Berikan stimulasi lewat percakapan dan aktifitas
3. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi kognitif dan mental
merupakan akibat dan proses penyakit .
3.4 Pertanyaan
1. Jenis makanan apa yang dapat menyebabkan (yang dihindari) hipotiroid ?
Jawaban : Makanan yang dapat menyebabkan hipotiroid yaitu makanan yang berjenis goitrogen,
hal ini dapat mengganggu fungsi kerja tiroid dan dapat memicu terjadinya pembesaran kelenjar
tiroid (gondok). Tidak semua jenis makanan goitrogen yang harus dihindari penderita hipotiroid,
namun ada dua jenis makanan goitrogen, antara lain : a) Kacang kedelai, karena kacang kedelai
mengandung kadar isoflavon yang tinggi. b) Glutein, ditemukan dalam biji-bijian, seperti
gandum, barley, rye, dan oat. Selain itu juga makanan yang mengandung goitrogen yaitu brokoli,
kembang kol, dan kubis brussel.
2. Jelaskan proses penurunan gastrointestinal pada hipotiroid ?
Jawaban : Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensiyodiurn terjadi gondok
karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan
dan hipertrofik dalarn usaha untuk menyerap sernua yodium yang
tersisa dalam darah. Kadar HT yang rendah akan disertai kadar TSH
dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik. Kekurangan
yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran
kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa). Karena
sebab-sebab yang telah dijelaskan maka akan terjadi gangguan
metabolisme. Dengan adanya gangguan metabolisme ini,
menyebabkan produksi ADP dan ATP akan menurun sehingga
menyebabkan kelelahan serta terjadinya penurunan fungsi pernapasan
yang berujung pada depresi ventilasi dan timbul dispenia, kemudian
pada tahap lebih lanjut kurangnya jumlah ATP dan ADP dalam tubuh
juga berdampak pada sistem sirkulasi tubuh terutama jantung karena
suplai oksigen ke jantung ikut berkurang dan terjadilah bradikardi,
disritrmia dan hipotensi. Gangguan pada sistem sirkulasi juga dapat
menyebabkan gangguan pada sistem neurologis yaitu berupa terjadinya
gangguan kesadaran karena suplai oksigen yang menurun ke otak.
Selain itu gangguan metabolisme juga menyebabkan gangguan
pada fungsi gastrointestinal dan pada akhirnya dapat menyebabkan
menurunnya fungsi peristaltik usus sehingga menimbulkan konstipasi
(susah BAB). Metabolisme yang terganggu juga berdampak pada
turunnya suhu tubuh karena produksi kalor yang menurun sehingga
terjadi intoleransi suhu dingin.
3. Sebutan lain dari penyakit hipotiroid ?
Jawaban: Penyakit hiptiroid disebut juga dengan penyakit Hashimoto’s thyroiditis (radang
tiroid/gondok), dimana system imun/antibody penderita hipotiroid akan menyerang dan
memusnahkan sendiri tiroid tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan
kadar TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal. Penyebab lain yaitu karena
pengobatan terhadap hipertiroid, akibat hormon tiroid yang terlalu tinggi atau obat-obatan lain.
4. Pemberian obat yang dianjurkan dan dihindari oleh penderita hipotiroid ?
Jawaban : Dari berbagai macam jenis obat, salah satu dari dua obat-obatan yang tersedia
dipasaran dan di anjurkan yaitu: Obat-obatan obat-obatan yang yang mengandung hormon tiroid
atau dapat merangsang produksi hormon tiroid, seperti ; obat Levothyroxine yang mana
dipasaran sedia dengan nama Euthyrox Merck. Selain itu, ada juga obat Tefor. Pemberian antara
obat-obat tersebut selisih minimal 4 jam. Dalam pemberian obat hipotiroid ini harus perut dalam
kedaaan kosong. Sedangkan obat-obatan yang harus dihindari yaitu obat-obatan yang
mengandung zat besi atau antasid, hal ini karena dapat mengganggu penyerapan. Obat-obatan
tersebut antara lain : Mehimazole (Tapazole), Propylthiouracil (PTU). Selain itu obat-obatan
yang harus di hindari oleh bayi yauitu obat PTU.
top related