aspek hukum standar asuhan keperawatan
Post on 25-Jun-2015
4.218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ASPEK HUKUMSTANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
OLEH: ARIEF YANTO
Pelayanan Kesehatan
Gizi, dll
Medis
Keperawatan
Asuhan keperawatan
Sesuai standar
Kualitas Asuhan
Keperawatan
Tidak sesuai standar
Malpraktik Keperawatan
Standar Asuhan
Keperawatan
• Uraian pernyataan tingkat kinerja yang diinginkan
Kualitas struktur, proses dan hasil
dapat dinilai
mengukur kualitas asuhan kinerja perawat dan
efektifitas manajemen organisasi
Standar I : Pengkajian keperawatan
Satndar II : Diagnosa keperawatan
Standar III : Perencanaan keperawatan
Standar IV : Intervensi keperawatan
Standar V : Evaluasi keperawatan
Standar VI : Catatan asuhan keperawatan
Standar
Asuhan
Keperawatan
Tim Penyusun Standar Asuhan Keperawatan
Depkes RI Pusat
Ditjen Yanmed
Ditjen Pembinaan Kesmas
Pusdiklat
Pusdiknakes
Sarana pelayanan kesehatan
RS Pemerintah
RS swasta
RS ABRI
Institusi pendidikan
Akper/D3 Keperawatan
PSIK
CHS Organisasi profesi
Mekanisme Penyusunan Standar Asuhan Keperawatan
Rapat
Intensif
• Tim Penyusun
Loka
karya
Nasional
• Kabid keperawatan RSU• RS jiwa• Institusi pendidikan• CHS• Unsur Depkes• PPNI dan IBI
Aspek Hukum
UU No 36 Tahun 2009
Tentang kesehatan
Pasal 23
tng kes berwenang menyelenggarakan
Yankes sesuai dengan bidang
keahlian
Pasal 24 Harus memenuhi standar pelayanan
Pasal 51
Mewujudkan derajat kes setinggi-
tingginya bagi individu /
masyarakat
Aspek HukumUU No 44 Tahun 2009Tentang Rumah Sakit
Pasal 13
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan
Rumah Sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan
keselamatan pasien
Aspek HukumUU No 29 Tahun 2004Tentang Praktik Kedokteran
Pasal 73
perawat diberikan kewenangan untuk melaksanakan tindakan
kedokteran
Aspek HukumPP No 65 tahun 2005
tentang pedoman penyusunan dan penerapan standar
pelayanan minimal
Pasal 3
SPM ditetapkan oleh Pemerintah dan diberlakukan untuk seluruh Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota
Aspek HukumPMK No 148 tahun 2010 diperbaharui
PMK No 17 tahun 2013 tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawat
Pasal 8
praktik keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan pelaksanaan asuhan keperawatan
Pasal 9
dalam melaksanakan praktik harus sesuai dengan kewenangan yang dimiliki
Pasal 10
dalam keadaan darurat dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangannya
Aspek HukumPMK No 2052 tahun 2011 tentang izin praktek kedokteran
Pasal 23dokter dapat memberikan pelimpahan suatu tindakan
kedokteran kepada perawat secara tertulis jk terdapat kebutuhan
pelayanan yang melebihi ketersediaan dokter di fasilitas
pelayanan tersebut
pelaksanaan tindakan yang dilimpahkan tetap di bawah pengawasan pemberi pelimpahan, pemberi pelimpahan
tetap bertanggung jawab atas tindakan yang dilimpahkan
Pengawasan PMK No 17 tahun 2013
tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawat
Pasal 14
pelaksanaan pengawasan
Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dapat
memberikan tindakan administratif kepada perawat
yang melakukan pelanggaran berupa teguran
lisan, teguran tertulis,
pencabutan SIPP.
Pengawasan Keppres No 56 tahun 1995 tentang majelis disiplin tenaga kesehatan
Pasal 5Yang bertugas meneliti dan menentukan ada atau tidak
adanya kesalahan atau kelalaian dalam menerapkan standar profesi
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan adalah
(MDTK)
Pembahasan
Bayi Meninggal Diduga Akibat Kelalaian Perawat7 September, 2008
• Seorang bayi berumur 15 hari meninggal dunia dalam perawatan medis di Balai Layanan Umum Rumah Sakit Umum Daerah (BLU-RSUD) dr Fauziah Bireuen, Jumat (5/9) pagi. Kasus itu diduga akibat kelalaian perawat yang sebelumnya sempat diminta melanjutkan arahan dokter dari UGD untuk segera dikonsultasikan ke dokter spesialis anak.
• Informasi yang diperoleh Analisa di rumah sakit itu menyebutkan, bayi berusia 15 hari yang diberi nama Fadila Albayhaki merupakan bayi pasangan warga Gampong Raya Tambo, Peusangan, diterima petugas UGD pada Kamis (4/9) malam pukul 20.10 WIB dengan keluhan sesak nafas.
• Sang bayi selanjutnya ditangani dr M Adi yang kala itu bertugas sebagai dokter piket UGD. Penanganan pun dilaporkan sesuai prosedur perawatan yang telah ditetapkan, selanjutnya pasien mungil itu dirujuk ke ruang Perinatologi dan ICU untuk ditangani lebih intensif.
• “Bayi itu diberikan oksigen, suntikan dan dimasukkan ke dalam inkubator. Pada berkas rujukan telah saya tulis kalau pasien harus segera dikonsultasi dengan dokter spesialis anak, tetapi saya tak paham mengapa tidak dilaporkan kepada dokter ahli. Saya telah lakukan upaya sesuai wewenang saya,” jelas M Adi.
• Kepala Ruang Perinatologi dan ICU, Nurhayati mengatakan, dokter spesialis anak tidak ada yang bertugas pada malam hari, tetapi jika ada keperluan mendesak maka para dokter ahli anak mana pun bisa dihubungi melalui telepon. Sedangkan kala itu seluruh ruangan di bawah pengawasan dokter piket UGD.
• “Bayi Fadila itu telah ditangani dokter piket di UGD, jadi tidak perlu lagi ditangani dokter spesialis anak. Kami telah berupaya secara maksimal, tetapi takdir berkata lain. Saya tidak menghubungi dokter ahli, itu pun sesuai arahan dokter piket UGD,” jelas Nurhayati yang berseberangan dengan pernyataan dr M Adi.
Mengakui
• Secara terpisah, Direktur BLU-RSUD dr Fauziah, dr Tjut Darmawati Sp.A yang ditemui kemarin mengakui, kasus kematian bayi Fadila Albayhaki karena unsur kelalaian oleh perawat di ruang Perinatologi dan ICU, yakni tidak melaporkan kondisi pasien yang segera harus dikonsultasi dengan dokter ahli.
• “Saya sendiri baru tahu pasien bayi itu meninggal tadi pagi. Menurut perawat memang tidak sempat ditangani dokter ahli. Dan ini saya nilai memang sebab human error, tapi biasalah manusia ada kesilapan sekali-kali,” kata dr Tjut Darmawati Sp.A didampingi dr M.Adi serta dua perawat Perinatologi dan ICU.
• Dijelaskan, seharusnya pasien pada kondisi kritis wajib segera dikonsultasi kepada dokter spesialis, akan tetapi hal itu tidak dilakukan oleh perawat. Itu adalah sebuah bentuk pelanggaran yang mengakibatkan pasien meninggal dunia.
• Terkait kasus tersebut, Tjut Dharmawati mengaku telah memperingatkan seluruh perawat dan dokter agar hal serupa tidak terulang lagi. Begitu pun, dia meminta agar kejadian itu lebih dilihat kepada unsur takdir.
Analisa kasusDokter
• Wewenang
• Tindakan medis
Delegasi
• Tertulis • Dalam
pengawasan
Dokter
Tindakan medis / aspek medis
Dokumentasi dlm catatan medis
Perawat
Asuhan keperawatan
Dokumentasi keperawatan
• Pada kasus ditemukan data “Bayi itu diberikan oksigen, suntikan dan dimasukkan ke dalam inkubator”. Hal ini menunjukkan bahwa perawat sudah melaksanakan Standar I (pengkajian) sampai Standar V (evaluasi) sehingga dapat melakukan tindakan tersebut.
• Perawat yang menerima delegasi secara tertulis di berkas rujukan oleh dokter jaga tersebut tidak melakukan konsultasi sesuai delegasi tertulis dengan pertimbangan bahwa pada kala itu seluruh ruangan dibawah pengawasan dokter piket UGD. Perawat mengatakan “Saya tidak menghubungi dokter ahli, itu pun sesuai arahan dokter piket UGD”, pernyataan perawat tersebut menunjukkan bahwa kesalahan (tidak konsultasi) yang dilakukan oleh perawat adalah hasil arahan dari dokter jaga yang di sisi lain juga menyuruh untuk melakukan konsultasi dengan dokter spesialis.
Tindakan mandiri
Tindakan kolaborasi
Dokumentasi
Keperawatan
Advis/perintah/arahan dokter jaga
Dokumentasi
Catatan keperaw
atan (Standar
VI)
Tanggung Gugat
Keputusan
• Pada kasus diatas, dengan kurangnya dokumentasi keperawatan maka perawat berhak disalahkan.
Kesimpulan
• Standar Asuhan Keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang didinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien/klien.
• Tim penyusun standar asuhan keperawatan terdiri dari: (1) Unsur Depkes RI Pusat, yaitu Ditjen pelayanan medik, Ditjen pembinaan kesehatan masyarakat, Pusdiklat dan Pusdiknakes; (2) Unsur sarana pelayanan kesehatan, yaitu RS Pemerintah, RS swasta dan RS ABRI; (3) Institusi pendidikan keperawatan, yaitu Akper/D3 Keperawatan dan PSIK; (4) Consortium Health Sciences (CHS); (5) Organisasi profesi keperawatan (Hidayat, 2012).
• Standar asuhan keperawatan merupakan standar profesi perawat yang harus dilaksanakan sepenuhnya dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien. Jika terdapat kesalahan dalam menerapkan standar profesi maka perawat yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi.
Saran
• Tenaga kesehatan harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan ilmu di bidang masing-masing dan benar-benar memahami aspek hukum tenaga kesehatan agar terhindar dari malpraktik keperawatan yang dapat menjeratnya ke ranah hukum
• Rumah Sakit sebagai institusi pengelola layanan praktek kesehatan harus memperjelas kedudukannya dan hubungannya dengan pelaku/ pemberi pelayanan kesehatan, sehingga dapat diperjelas bentuk tanggung jawab dari masing-masing pihak
• Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional harus memahami benar standar asuhan keperawatan dalam melakukan tindakan pelayanan kesehatan.
top related