asuhan keperawatan gangguan saraf pada anak
Post on 31-Jan-2016
256 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
ASKEP GANGGUAN SARAF PADA ANAKKELOMPOK 5
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN MENINGITIS
Defenisi Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan
piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.
Etiologi Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme,
tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan meningitis serosa.
Patofisiologi Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan
meningitis, memasuki cairan otak melaui aliran darah di dalam pembuluh darah otak. Cairan hidung (sekret hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan otak dengan lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang masuk dapat berjalan ke cairan otak melalui ruangan subarachnoid. Adanya mikroorganisme yang patologis merupakan penyebab peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak dan ventrikel. Eksudat yang dibentuk akan menyebar, baik ke kranial maupun ke saraf spinal yang dapat menyebabkan kemunduran neurologis selanjutnya, dan eksudat ini dapat menyebabkan sumbatan aliran normal cairan otak dan dapat menyebabkan hydrocephalus.
Jenis Meningitis Meningitis Bakteri
Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus influenza, Nersseria,Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A, Stapilokokus Aurens, Eschericia colli, Klebsiela dan Pseudomonas.
Meningitis VirusTipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti; gondok, herpez simplek dan herpez zoster.
Pencegahan Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan
mengerti dengan baik faktor presdis posisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti TBC) dimana dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi tersebut telah hilang.
Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi. Untuk mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi komplikasi yang serius.
Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis
adalah analisa cairan otak. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan intra kranial. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa.
Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai normal.
Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.
Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.
Pemeriksaan Radiografi CT-Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema
cerebral atau penyakit saraf lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang sudah sangat parah.
Asuhan Keperawatan Pengkajian
Identisan Riwayat penyakit dan pengobatan
Faktor riwayat penyakit sangat penting diketahui karena untuk mengetahui jenis kuman penyebab. Disini harus ditanya dengan jelas tentang gejala yang timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk. Setelah itu yang perlu diketahui adalah status kesehatan masa lalu untuk mengetahui adanya faktor presdiposisi seperti infeksi saluran napas, atau fraktur tulang tengkorak, dll.
Diagnosa Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan
peningkatan tekanan intrakranial Sakit kepala sehubungan dengan adanya iritasi lapisan otak
Intervensi Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan
peningkatan tekanan intrakranial Tujuan: pasien kembali pada,keadaan status
neurologis sebelum sakit, meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris
Kriteria hasil: tanda-tanda vital dalam batas normal, rasa sakit kepala berkurang, kesadaran meningkat, adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda tekanan intrakranial yang meningkat.Intervensi Rasionalisasi
Pasien bed rest total
dengan posisi tidur
terlentang tanpa bantal
Perubahan pada tekanan
intakranial akan dapat
meyebabkan resiko untuk
terjadinya herniasi otak
Monitor tanda-tanda
status neurologis
dengan GCS.
Dapat mengurangi kerusakan
otak lebih lanjt
Monitor tanda-tanda vital
seperti TD, Nadi, Suhu,
Resoirasi dan hati-hati
pada hipertensi sistolik
Pada keadaan normal
autoregulasi mempertahankan
keadaan tekanan darah
sistemik berubah secara
fluktuasi.
Monitor intake dan
output
hipertermi dapat
menyebabkan peningkatan
IWL dan meningkatkan resiko
dehidrasi
Bantu pasien untuk
membatasi muntah,
batuk. Anjurkan pasien
untuk mengeluarkan
napas apabila bergerak
atau berbalik di tempat
tidur.
Aktifitas ini dapat
meningkatkan tekanan
intrakranial dan intraabdomen.
Mengeluarkan napas sewaktu
bergerak dapat melindungi diri
dari efek valsava
Berikan cairan perinfus
dengan perhatian ketat.
Meminimalkan fluktuasi pada
beban vaskuler dan tekanan
intrakranial, vetriksi cairan dan
cairan dapat menurunkan
edema cerebral
Monitor AGD bila
diperlukan pemberian
oksigen
Adanya kemungkinan asidosis
disertai dengan pelepasan
oksigen pada tingkat sel dapat
menyebabkan terjadinya
iskhemik serebral
Berikan terapi sesuai
advis dokter seperti:
Steroid, Aminofel,
Antibiotika.
Terapi yang diberikan dapat
menurunkan permeabilitas
kapiler.
Sakit kepala sehubungan dengan adanya iritasi lapisan otak Tujuan: pasien terlihat rasa sakitnya berkurang / rasa
sakit terkontrol Kriteria evaluasi: pasien dapat tidur dengan tenang,
memverbalisasikan penurunan rasa sakit.Intervensi Rasionalisasi
Usahakan membuat
lingkungan yang aman dan
tenang
Menurukan reaksi terhadap
rangsangan ekternal atau
kesensitifan terhadap cahaya
dan menganjurkan pasien
untuk beristirahat
Kompres dingin (es) pada
kepala dan kain dingin
pada mata
Dapat menyebabkan
vasokontriksi pembuluh
darah otak
Lakukan latihan gerak
aktif atau pasif sesuai
kondisi dengan lembut
dan hati-hati
Dapat membantu relaksasi otot-
otot yang tegang dan dapat
menurunkan rasa sakit /
discomfort
Berikan obat analgesik Mungkin diperlukan untuk
menurunkan rasa sakit..
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN ENCHAPALITIS
Definisi Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang
disebabkan oleh virus atau mikro organisme lain yang non purulent.
Ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus. Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti meningitis, atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies (disebabkan oleh virus) atau sifilis (disebabkan oleh bakteri). Penyakit parasit dan protozoa seperti toksoplasmosis, malaria, atau primary amoebic meningoencephalitis, juga dapat menyebabkan ensefalitis pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya kurang. Kerusakan otak terjadi karena otak terdorong terhadap tengkorak dan menyebabkan kematian.
Etiologi Ensefalitis Supurativa Ensefalitis Siphylis Ensefalitis Virus Ensefalitis Karena Parasit Ensefalitis Karena Fungus Riketsiosis Serebri
Manifestasi Klinis Suhu yang mendadak naik, seringkali ditemukan
hiperpireksia Kesadaran dengan cepat menurun Muntah Kejang-kejang, yang dapat bersifat umum, fokal atau
twitching saja (kejang-kejang di muka)
Patofisiologi Virus masuk tubuh pasien melalui kulit,saluran nafas dan
saluran cerna.setelah masuk ke dalam tubuh,virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara: Setempat: virus alirannya terbatas menginfeksi
selaput lender permukaan atau organ tertentu.
Penyebaran hematogen primer: virus masuk ke dalam darah kemudian menyebar ke organ dan berkembang biak di organ tersebut.
Penyebaran melalui saraf-saraf: virus berkembang biak di permukaan selaput lendir dan menyebar melalui sistem saraf.
Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan serologis : uji fiksasi komplemen, uji inhibisi
hemaglutinasi dan uji neutralisasi. Pada pemeriksaan serologis dapat diketahui reaksi antibodi tubuh. IgM dapat dijumpai pada awal gejala penyakit timbul.
Pemeriksaan darah : terjadi peningkatan angka leukosit. Punksi lumbal Likuor serebospinalis sering dalam batas
normal, kadang-kadang ditemukan sedikit peningkatan jumlah sel, kadar protein atau glukosa.
EEG/ Electroencephalography CT scan
Komplikasi Komplikasi jangka panjang dari ensefalitis berupa
sekuele neurologikus yang nampak pada 30 % anak dengan berbagai agen penyebab, usia penderita, gejala klinik, dan penanganan selama perawatan. Perawatan jangka panjang dengan terus mengikuti perkembangan penderita dari dekat merupakan hal yang krusial untuk mendeteksi adanya sekuele secara dini. Walaupun sebagian besar penderita mengalami perubahan serius pada susunan saraf pusat (SSP), komplikasi yang berat tidak selalu terjadi.Komplikasi pada SSP meliputi tuli saraf, kebutaan kortikal, hemiparesis, quadriparesis, hipertonia muskulorum, ataksia, epilepsi, retardasi mental dan motorik, gangguan belajar, hidrosefalus obstruktif, dan atrofi serebral.
Asuhan Keperawatan Pengkajian
Identitas: Keluhan utama: Panas badan meningkat, kejang,
kesadaran menurun. Riwayat penyakit sekarang: Mula-mula anak rewel ,gelisah
,muntah-muntah ,panas badan meningkat kurang lebih 1-4 hari , sakit kepala.
Riwayat penyakit dahulu: Klien sebelumnya menderita batuk , pilek kurang lebih 1-4 hari, pernah menderita penyakit Herpes, penyakit infeksi pada hidung,telinga dan tenggorokan.
Riwayat Kesehatan Keluarga: Keluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh: Herpes dan lain-lain. Bakteri contoh: Staphylococcus Aureus, Streptococcus , E. Coli , dan lain-lain.
Imunisasi: kapan terakhir diberi imunisasi DTP karena ensafalitis dapat terjadi post imunisasi pertusis.
Diagnosa Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan edema serebral yang mengubah/menghentikan darah arteri/virus
Risiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kejang umum/fokal, kelemahan umum.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan.
Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan kerusakan myelin pada akson dan whitematter
Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan sepsis. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.
Intervensi Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, toksin
dalam sirkulasiTujuan : Nyeri klien berkurangKriteria Hasil : Skala nyeri menjadi kurang dari 3 Intervensi Rasional
Letakkan kantung es pada
kepala, pakaian dingin di
atas mata, berikan posisi
yang nyaman kepala agak
tinggi sedikit, latihan
rentang gerak aktif atau
pasif dan masage otot leher.
Meningkatkan
vasokonstriksi,
penumpukan resepsi
sensori yang
selanjutnya akan
menurunkan nyeri
Dukung untuk menemukan
posisi yang nyaman(kepala
agak tinggi)
Menurunkan iritasi
meningeal, resultan
ketidaknyamanan lebih
lanjut
Berikan latihan rentang
gerak aktif/ pasif.
Dapat membantu
merelaksasikan ketegangan
otot yang meningkatkan
reduksi nyeri atau tidak
nyaman tersebut
Gunakan pelembab
hangat pada nyeri leher
atau pinggul
Meningkatkan relaksasi otot
dan menurunkan rasa sakit/
rasa tidak nyaman
Berikan anal getik,
asetaminofen, codein
Mungkin diperlukan untuk
menghilangkan nyeri yang
berat
Gangguan perfusi jaringan serebral b.d edema serebral yang mengubah/ menghentikan darah arteri/virusTujuan : Perfusi jaringan menjadi adekuatKriteri hasil : Kesadaran kompos mentis
Intervensi Rasional
Tirah baring dengan
posisi kepala datar.
Perubahan tekanan CSS
mungkin merupakan potensi
adanya resiko herniasi batang
otak yang memerlukan tindakan
medis dengan segera
Bantu berkemih,
membatasi batuk,
muntah mengejan.
Aktivitas seperti ini akan
meningkatkan tekanan
intratorak dan intraabdomen
yang dapat men9ingkatkan TIK.
Tinggikan kepala
tempat tidur 15-45
derajat.
Peningkatanaliran vena dari
kepal akna menurunkan TIK
Berikan cairan iv
(larutan hipertonik,
elektrolit ).
Meminimalkan fluktuasi dalam
aliran vaskuler dan TIK.
Berikan obat :
steroid, clorpomasin,
asetaminofen
Menurunkan permeabilitas
kapiler untuk membatasi
edema serebral, mengatasi
kelainan postur tubuh atau
menggigil yang dapat
meningkatkan TIK, menurunkan
konsumsi oksigen dan resiko
kejang
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN HIDROSEPALUS
Definisi Hidrosefalus (kepala-air, istilah yang berasal dari bahasa
Yunani: "hydro" yang berarti air dan "cephalus" yang berarti kepala; sehingga kondisi ini sering dikenal dengan "kepala air") adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal atau CSS). Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.
Etiologi Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak ialah : Kelainan Bawaan (Kongenital)
Stenosis akuaduktus Sylvii merupakan penyebab terbayank pada hidrosefalus bayi dan anak ( 60-90%). Aqueduktus dapat merupakan saluran yang buntu sama sekali atau abnormal, yaitu lebih sempit dari biasa. Spina bifida dan kranium bifida
Sindrom Dandy-Walker Merupakan atresia congenital Luscha dan Magendie yang menyebabkan hidrosefalus obtruktif dengan pelebaran system ventrikel terutama ventrikel IV, yang dapat sedemikian besarnya sehingga merupakan suatu kista yang besar di daerah fosa pascaerior.
Kista araknoid dan anomali pembuluh darah Dapat terjadi congenital tapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder suatu hematoma.
KlasifikasiHidrosephalus pada anak atau bayi pada dasarnya dapat di bagi dua: Kongenital
Merupakan Hidrosephalus yang sudah diderita sejak bayi dilahirkan, sehingga :Pada saat lahir keadaan otak bayi terbentuk kecil.Terdesak oleh banyaknya cairan didalam kepala dan tingginya tekanan intrakranial sehingga pertumbuhan sel otak terganggu.
DidapatBayi atau anak mengalaminya pada saat sudah besar, dengan penyebabnya adalah penyakit-penyakit tertentu misalnya trauma, TBC yang menyerang otak dimana pengobatannya tidak tuntas.
Manifestasi Klinis Bayi :
Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun.
Tanda – tanda peningkatan tekanan intracranial antara lain :
Muntah Gelisah Menangis dengan suara ringgi
Anak yang telah menutup suturanya :Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial : Nyeri kepala Muntah Lethargi, lelah, apatis, perubahan personalitas Ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada
anak berumur 10 tahun Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer
Pemeriksaan diagnostik Rontgen foto kepala Ventrikulografi Ultrasonografi CT Scan kepala MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Asuhan Keperawatan Pengkajian
Identitas : nama, usia, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat
Riwayat Penyakit / keluhan utama : Muntah, gelisah, nyeri kepala, lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan pupil, kontriksi penglihatan perifer.
Riwayat Penyakit dahulu Antrenatal : Perdarahan ketika hamil Natal : Perdarahan pada saat melahirkan, trauma sewaktu lahir Postnatal : Infeksi, meningitis, TBC, neoplasma
Riwayat penyakit keluarga
Pengkajian persistem B1 (Breath) : Dispnea, ronchi, peningkatan frekuensi
napas B2 (Blood) : Pucat, peningkatan systole tekanan
darah, penurunan nadi B3 (Brain) : Sakit kepala, gangguan kesadaran, dahi
menonjol dan mengkilat, pembesaran kepala, perubahan pupil, penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer, strabismus (juling), tidak dapat melihat keatas “ sunset eyes ”, kejang
B4 (Bladder) : Oliguria B5 (Bowel) : Mual, muntah, malas makan B6 (Bone) : Kelemahan, lelah, peningkatan tonus otot
ekstrimitas Observasi tanda – tanda vital
Peningkatan systole tekanan darah Penurunan nadi / bradikardia Peningkatan frekuensi pernapasan
Diagnosa Potensial komplikasi peningkatan tekanan intrakranial
berhubungan dengan akumulasi cairan serebrospinal. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan
penekanan lobus oksipitalis karena meningkatnya TIK Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan
penyakit yang di derita oleh anaknya Resiko ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan
dengan penurunan refleks batuk Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
berhubungan pembesaran kepala Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
pemasangan drain/shunt Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh yang berhubungan dengan muntah sekunder akibat kompresi serebral dan iritabilitas.
Intervensi Potensial komplikasi peningkatan tekanan intrakranial
berhubungan dengan akumulasi cairan serebrospinal.Tujuan: tidak terjadi peningkatan TIK Kriteria hasil: kesadaran komposmetis, tidak terjadi nyeri kepala, ttv normal, tampak rileks, tidak meringis kesakitan
Intervensi Rasional
• Observasi ketat tanda-
tanda peningkatan TIK
(Nyeri kepala, muntah,
lethargi, lelah, apatis,
perubahan personalitas,)
• Pantau terus tingkat
kesadaran anak
• Untuk mengetahui
secara dini
peningkatan TIK
• Penurunan keasadaran
menandakakan adanya
peningkatan TIK
• Berkolaborasi dengan
dokter untuk
melakukan
pembedahan, untuk
mengurangi
peningkatan
• Kaji pengalaman nyeri
pada anak, minta anak
menunjukkan area
yang sakit dan
menentukan peringkat
nyeri dengan skala
nyeri
• Untuk mengetahui
kondisi aliran darah dan
aliran oksigen ke otak
• Dengan dilakukan
pembedahan, diharapkan
cairan cerebrospinal
berkurang, sehingga TIK
menurun, tidak terjadi
penekanan pada lobus
oksipitalis dan tidak
terjadi pembesaran pada
kepala
Resiko ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan penurunan refleks batukTujuan: jalan nafas tetap efektifKriteria hasil: anak tidak sesak napas, tidak terdapat ronchi, tidak retraksi otot bantu pernapasan, pernapasan teratur, rr dalam batas normal
Intervensi Rasional1. Posisikan klien posisi
semifowler2. Pemberian oksigen3. Observasi pola dan
frekuensi napas4. Auskultasi suara napas
1. Klien merasa nyaman dan tidak merasa sesak napas
2. Suplai oksigen klien dapat tercukupi sehingga klien tidak mengalami hipoksia
3. Untuk mengetahui ada tidaknya ketidakefektifan pola napas
4. Untuk mengetahui adanya kelainan suara
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN KEJANG DEMAM
Definisi Kejang adalah suatu kejadian paroksismal yang
disebabkan oleh lepas muatan hipersinkron abnormal dari suatu kumpulan neuron SSP. Istilah kejang perlu secara cermat dibedakan dari epilepsi.
Kejang demam (kejang tonik-klonik demam) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu mencapai >380C). Kejang demam dapat terjadi karena proses intrakranial maupun ekstrakranial. Kejang demam terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai dengan 5 tahun, tetapi paling sering terjadi pada anak usia 17-23 bulan.
Klasifikasi Kejang parsial (kejang yang dimulai setempat)
Kejang parsial sederhana (gejala-gejala dasar, umumnya tanpa gangguan kesadaran).
Kejang parsial kompleks (dengan gejala kompleks, umumnya dengan gangguan kesadaran).
Kejang parsial sekunder menyeluruh Kejang umum/generalisata (simetrik bilateral, tanpa
awitan lokal). Kejang tonik-klonik Absance Kejang mioklonik (epilepsi bilateral yang luas) Kejang atonik Kejang klonik Kejang tonik
Etiologi Hingga kini belum diketahui dengan pasti. Demam
sering disebabkan infeksi saluran pernafasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih. Kejang juga dapat terjadi pada bayi yang mengalami kenaikan suhu sesudah vaksinasi contohnya vaksinasi campak, akan tetapi sangat jarang.Beberapa faktor resiko berulangnya kejang yaitu : Riwayat kejang dalam keluarga Usia kurang dari 18 bulan Tingginya suhu badan sebelum kejang. Makin tinggi
suhu sebelum kejang demam, semakin kecil kemungkinan kejang demam akan berulang .
Lamanya demam sebelum kejang semakin pendek jarak antara mulainya demam dengan kejang, maka semakin besar resiko kejang demam berulang.
Patofisiologi Pada keadaan demam, kenaikan suhu 10C akan
meningkatkan kenaikan metabolisme basal 10-15% dan kebutuhan O2 akan meningkat 20%. Kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron, dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi ion K+ maupun Na-, melalui membran tersebut sehingga terjadi lepas muatan listrik. Hal ini bisa meluas ke seluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan neurotransmiter dan terjadilah kejang. Kejang yang berlangsung lama disertai dengan apneu, meningkatkan kebutuhan O2 dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapneu, dll. Selanjutnya menyebabkan metabolisme otak meningkat hingga terjadi kerusakan neuron otak selama berlangsungnya kejang lama.
Manifestasi Klinis Kejang umum biasanya diawali kejang tonik kemudian
klonik berlangsung 10-15 menit bisa juga lebih. Takikardi : pada bayi frekuensi sering diatas 150-200/
menit Pulsasi arteri melemah dan tekanan nadi mengcil yang
terjadi sebagai akibat menurunnya curah jantung. Gejala bendungan sistem vena : hepatomegali,
peningkatan tekanan vena jugularis. Efek fisiologis kejangAwal (kurang dari 15
menit)Lanjut (15-30menit)
Berkepanjangan (>1 jam)
- meningkatnya kecepatan denyut jantung
- meningkatnya tekanan darah
- meningkatnya kadar glukosa
- meningkatnya suhu pusat tubuh
- meningkatnya sel darah putih
- menurunnya tekanan darah
- menurunnya gula darah
- disritmia- edema paru nonjantung
- hipotensi disertai berkurangnya aliran darah serebrum sehingga terjadi hipotensi serebrum
- gangguan sawar darah otak yang menyebabkan edema serebrum.
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah tepi
lengkap, elektrolit, dan glukosa darah dapat dilakukan walaupun kadang tidak menunjukan kelainan yang berarti.
Indikasi lumbal fungsi pada kejang demam adalah untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Indikasi lumbal fungsi pada pasien dengan kejang demam meliputi :
bayi <12 bulan harus dilakukan lumbal fungsi karena gejala meningitis sering tidak jelas.
bayi antara 12 bulan-1 tahun dianjurkan untuk melakukan lumbal pungsi kecuali pasti bukan meningitis.
Pemeriksaan EEG dapat dilakukan pada kejang demam yang tidak khas.
Pemeriksaan foto kepala, CT-scan, dan atau MRI tidak dianjurkan pada anak tanpa kelainan neurologist karena hampir semuanya menunjukan gambaran normal. Ct scan atau MRI direkomendasikan untuk kasus kejang fokal untuk mencari lesi organik di otak.
Asuhan Keperawatan Pengkajian
Yang paling penting peran perawat selama pasien kejang adalah observasi kejangnya dan gambarkan kejadiannya. Setiap episode kejang mempunyai karakteristik yang berbeda misal adanya halusinasi (aura ), motor efek seperti pergerakan bola mata , kontraksi otot lateral harus didokumentasikan termasuk waktu kejang dimulai dan lamanya kejang.Riwayat penyakit juga memegang peranan penting untuk mengidentifikasi faktor pencetus kejang untuk pengobservasian sehingga bisa meminimalkan kerusakan yang ditimbulkan oleh kejang.
Aktivitas / istirahat : keletihan, kelemahan umum, perubahan tonus / kekuatan otot. Gerakan involunter
Sirkulasi : peningkatan nadi, sianosis, tanda vital tidak normal atau depresi dengan penurunan nadi dan pernafasan
Integritas ego : stressor eksternal / internal yang berhubungan dengan keadaan dan atau penanganan, peka rangsangan.
Eliminasi : inkontinensia episodik, peningkatan tekanan kandung kemih dan tonus spinkter
Makanan / cairan : sensitivitas terhadap makanan, mual dan muntah yang berhubungan dengan aktivitas kejang, kerusakan jaringan lunak / gigi
Neurosensor : aktivitas kejang berulang, riwayat truma kepala dan infeksi serebra
Riwayat jatuh / trauma
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi trauma / cidera b/d kelemahan,
perubahan kesadaran, kehilangan koordinasi otot. Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan
nafas b/d kerusakan neoromuskular Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuh Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan persepsi,
penurunan kekuatan Kurang pengetahuan keluarga b/d kurangnya
informasi
Intervensi Resiko tinggi trauma / cidera b/d kelemahan, perubahan
kesadaran, kehilangan koordinasi otot.Tujuan: cidera / trauma tidak terjadiKriteria hasil: faktor penyebab diketahui, mempertahankan aturan pengobatan, meningkatkan keamanan lingkungan
Intervensi Rasional
Beri pengaman pada sisi
tempat tidur dan
penggunaan tempat tidur
yang rendah.
Meminimalkan injuri saat
kejang
Tinggalah bersama klien
selama fase kejang..
Meningkatkan keamanan
klien.
Berikan tongue spatel
diantara gigi atas dan
bawah.
Menurunkan resiko trauma
pada mulut.
Letakkan klien di tempat
yang lembut.
Membantu menurunkan
resiko injuri fisik pada
ekstimitas ketika kontrol
otot volunter berkurang.
Catat tipe kejang
(lokasi,lama) dan
frekuensi kejang.
Membantu menurunkan
lokasi area cerebral yang
terganggu.
Catat tanda-tanda vital
sesudah fase kejang
Mendeteksi secara dini
keadaan yang abnormal.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN BIFIDA SPINAL
Definisi Spina bifida merupakan anomali dalam pembentukan
tulang belakang, yakni suatu defek dalam penutupan saluran tulang belakang. Hal ini biasanya terjadi pada minggu IV masa embrio. Gangguan penutupan ini biasanya terdapat posterior mengenai prosesus spinosus dan lamina; sangat jarang defek terjadi di bagian anterior. Terdapat terbanyak
pada vertebra lumbalis atau lumbosakralis. (Ilmu Kesehatan Anak,1985)
Klasifikasi Spina bifida okulta
Spina bifida okulta merupakan cacat arkus vertebra dengan kegagalan fusi posterior lamina vertebralis dan sering kali tanpa prosesus spinosus. Anomali ini paling sering pada tingkat L3 dan S1, tetapi dapat melibatkan tiap bagian kolumna vertebralis. Dapat disertai anomali korpus vertebra misalnya hemivertebra.
Spina bifida apertaSpina bifida aperta merupakan cacat kulit, arkus vertebra dan tuba neuralis pada garis tengah, biasanya didaerah lumbosakral merupakan salah satu anomali perkembangan susunan saraf yang tersering dengan insidens berkisar 0,2-0,4/1000 kelahiran pada kelompok populasi berbeda.
Etiologi Resiko melahirkan anak dengan spina bifida
berhubungan erat dengan kekurangan asam folat, terutama yang terjadi pada awal kehamilan.
Penonjolan dari korda spinalis dan meningens menyebabkan kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf, sehingga terjadi penurunan atau gangguan fungsi pada bagian tubuh yang
dipersarafi oleh saraf tersebut atau di bagian bawahnya. Gejalanya tergantung kepada letak anatomis dari spina bifida. Kebanyakan terjadi di punggung bagian bawah, yaitu daerah lumbal atau sakral, karena penutupan vertebra di bagian ini terjadi paling akhir
Patofisiologi Patofisiologi dari spina bifida mudah dipahami ketika
dihubungkan dengan langkah-langkah perkembangan yang normal dari sistem saraf. Pada kira-kira 20 hari dari kehamilan tekanan ditentukan alur neural. Penampakan pada dorsal ectoderm dan embrio. Selama kehamilan minggu ke 4 alur tampak memperdalam dengan cepat, sehingga meninggalkan batas-batas yang berkembang ke samping kemudian sumbu di belakang membentuk tabung neural. Formasi tabung neural dimulai pada daerah servikal dekat pusat dari embrio dan maju pada direction caudally dan cephalically sampai akhir dari minggu ke 4 kehamilan, pada bagian depan dan belakang neuropores tertutup. Kerusakan yang utama pada kelainan tabung neural dapat dikarenakan penutupan tabung neural.
Manifestasi Klinis Spina bifida okulta dapat asimtomatik/berkaitan dengan :
Pertumbuhan rambut disepanjang spina Lekukan digaris tegah, biasanya diarea lumbosakral Abnormalitas gaya berjalan/kaki Kontrol/kandung kemih yang buruk
Meningokel dapat asimtomatik/berkaitan dengan : Tonjolan mirip kantong pada meninges dan css dari
punggung Club foot Gangguan gaya berjalan Inkontinensia kadung kemih
Mielomeningokel berkaitan dengan : Tonjolan meninges, css dan medulla spinalis Defisit neurologis setinggi dan dibawah tempat pajanan
(Corwin, 2007).
Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan pada waktu janin masih di dalam
kandungan Setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan berikut Pemeriksaan diagnostic bagi anak dengan gannguan
spina bifida
Asuhan Keperawatan Pengkajian
Identitas pasienNama, jenis kelamin, umur, alamat, nama ayah, nama ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu.
Keluhan utamaTerjadi abnormalitas keadaan medula spinalis pada bayi yang baru dilahirkan.
Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit terdahulu Riwayat keluarga Pemeriksaan Fisik
Diagnosa Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
paralisis motorik. Gangguan inkontinensia alvi yang berhubungan
dengan paralisis visera. Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan
peningkatan tekanan intrakranial Resiko tinggi cedera b.d peningkatan intra kranial (tik) Kecemasan orang tua yang berhubungan dengan
krisis situasional, perubahan status kesehatan. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
fisik
Intervensi Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan paralisis
motorikTujuan: klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya.Kriteria hasil: klien dapat ikut serta dalam program latihan, tidak terjadi kontraktur sendi, bertambahnya kekuatan otot, klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.Intervensi Rasional
Kaji mobilitas yang ada
dan observasi terhadap
peningkatan kerusakan.
Kaji secara teratur fungsi
motorik.
Mengetahui tingkat
kemampuan klien dalam
melakukan aktivitas.
Ubah posisi klien tiap 2
jam
Menurunkan risiko terjadinya
iskemia jaringan
Ajarkan klien untuk
melakukan latihan
gerakan aktif pada
ekstremitas yang tidak
sakit.
Gerakan aktif memberikan
massa, tonus dan kekuatan
otot serta memperbaiki
fungsi jantung dan
pernapasan.
Lakukan gerak pasif
pada ekstremitas yang
sakit.
Otot volunter akan
kehilangan tonus dan
kekuatannya bila tidak dilatih
untuk digerakkan.
Pertahankan sendi 90
derajat terhadap papan
kaki
Telapak kaki dalam posisi 90
derajat dapat mencegah
footdrop.
Gangguan inkontinensia alvi yang berhubungan dengan paralisis visera.Tujuan: dalam waktu 2x24 jam terdapat peningkatan dalam pemenuhan eliminasi alvi.Kriteria hasil: klien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa menggunakan obat, konsistensi feses lembek berbentuk, tidak teraba masa pada kolon (scibala), bising usus normal (15-30 x/menit)
Intervensi Rasional
Berikan penjelasan pada
klien dan keluarga
tentang penyebab
konstipasi.
Klien dan keluarga mengerti
penyebab konstipasi.
Anjurkan pada klien
untuk makan makanan
yang mengandung serat.
Diet seimbang tinggi
kandungan serat
merangsang peristaltik dan
eliminasi reguler.
Auskultasi bising usus. Bising usus menandakan
sifat aktivitas peristaltik.
Bila klien mampu minum,
berikan intake cairan
yang cukup (2 liter/hari)
jika tidak ada
kontraindikasi.
Membantu mempertahankan
konsistensi feses yang sesuai
pada usus dan membantu
elimnasi reguler.
Lakukan mobilisasi sesuai
dengan keadaan klien.
Membantu eliminasi dengan
memperbaiki tonus otot
abdomen dan merangsang
nafsu makan
Kolaborasi dengan tim
dokter dalam pemberian
pelunak feses.
Pelunak feses meningkatkan
efisiensi pembasahan air
usus, yang masa feses dan
membantu eliminasi
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN SEREBRAL PALSI
Defenisi Cerebral palsy adalah ensefalopatistatis yang mungkin
di defenisikan sebagai kelainan postur dan gerakan non-progresif, sering disertai dengan epilepsy dan ketidak normalan bicara, penglihatan, dan kecerdasan akibat dari cacat atau lesi otak yang sedang berkembang.
Etiology Pranatal
Infeksi intrauterin Radiasi. Asfiksia intrauterine
Perinatal Anoksia/hipoksia. Perdarahan otak. Prematuritas. Ikterus. Meningitis purulenta.
Postnatal. Trauma kepala. Meningitis/ensefalitis yang terjadi 6 bulan pertama
kehidupan. Luka Parut pada otak pasca bedah.
Patofisiologi Adanya malformasi hambatan pada vaskuler, atrofi,
hilangnya neuron dan degenerasi laminar akan menimbulkan narrower gyiri, suluran sulci dan berat otak rendah. serebral palsi digambarkan sebagai narrower gyiri, suluran sulci dan berat otak rendah. Cerebral palcy digambarkan sebagai kekacauan pergerakan dan postur tubuh yang disebabkan oleh cacat nonprogressive atau luka otak pada saat anak-anak. Suatu presentasi serebral palsi dapat diakibatkan oleh suatu dasar kelainan (structural otak : awal sebelum dilahirkan , perinatal, atau luka-luka /kerugian setelah kelahiran dalam kaitan dengan ketidakcukupan vaskuler, toksin atau infeksi) (Eaton, 2009)
Manifestasi KlinisManifestasi klinis cerebral plasy tergantung dari bagian dan luas jaringan otak yang mengalami kerusakan : Spastisitas
Terdapat peninggian tonus otot dan reflek yang disertai dengan klonus dan reflek Babinski kerusakan yaitu : Monoplegia / monoparesis : Kelumpuhan keempat
anggota gerak, tapi salah satu anggota gerak lebih hebat dari yang lainnya.
Hemiplegia / hemiparisis : Kelumpahan lengan dan tungkai dipihak yang sama.
Diplegia / diparesis : Kelumpuhan keempat anggota gerak, tapi tungkai lebih hebat dari pada lengan.
Tetraplegia / tetraparesis : Kelumpuhan keempat anggota gerak, tapi lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai yang lain
Tonus otot yang berubahBayi pada usia pertama tampak flasid dan berbaring seperti kodok terlentang, sehingga tampak seperti kelainan pada “ lower motor neuron” menjelang umur 1 tahun berubah menjadi tonus otot dari rendah hingga tinggi. Golongan ini meliputi 10-20% dari kasus “cerebral palsy”.
AtaksiaIalah gangguan koordinasi kerusakan terletak di serebulum, terdapat kira-kira 5% dari kasus “ cerebral palsy”.
Gangguan pendengaranTerdapat pada 5-10% anak dengan “cerebral palsy” gangguan berupa kelainan neurogen terutama persepsi nada tinggi, sehingga sulit menangkap kata-kata.
Gangguan bicaraDisebabkan oleh gangguan pendengaran atau retardasi mental. Gerakan yang terjadi dengan sendirinya dibibir dan dilidah menyebabkan sukar mengontrol otot-otot sehingga sulit membentuk kata-kata dan sering tampak anak berliur.
KomplikasiAda anak cerebral palsy yang menderita komplikasi seperti: Kontraktur yaitu sendi tidak dapat digerakkan atau ditekuk
karena otot memendek. Skoliosis yaitu tulang belakang melengkung ke samping
disebabkan karena kelumpuhan hemiplegia. Dekubitus yaitu adanya suatu luka yang menjadi borok
akibat mengalami kelumpuhan menyeluruh, sehingga ia harus selalu berbaring di tempat tidur.
Deformitas (perubahan bentuk) akibat adanya kontraktur. Gangguan mental. Anak CP tidak semua tergangu
kecerdasannya, mereka ada yang memiliki kadar kecerdasan pada taraf rata-rata, bahkan ada yang berada di atas rata-rata. Komplikasi mental dapat terjadi apabila yang bersangkutan diperlakukan secara tidak wajar.
Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan mata dan pendengaran segera dilakukan
setelah diagnosis sebral palsi di tegakkan. Fungsi lumbal harus dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan penyebabnya suatu proses degeneratif. Pada serebral palsi. CSS normal.
Pemeriksaan EKG dilakukan pada pasien kejang atau pada golongan hemiparesis baik yang disertai kejang maupun yang tidak.
Foto rontgen kepala. Penilaian psikologis perlu dikerjakan untuk tingkat
pendidikan yang dibutuhkan. Pemeriksaan metobolik untuk menyingkirkan
penyebablain dari reterdasi mental (Eaton, 2009)
Asuhan Keperawatan Pengkajian
Identitas Pengkajian yang pelu dilakukan pada anak dengan
Cerebral Palsy yaitu: Menilai setiap kunjungan ke posyandu mengenai
keterlambatan perkembangan. Mencatat masalah defisit pada ortopedi, visual,
auditori atau intelektual. Menilai reflek bayi baru lahir, pada anak dengan
cerebral palsy dapat bertahan setelah usia normal. Mengidentifikasi bayi yang memiliki gangguan pada
otot atau postur tubuh tidak normal (tulang belakang melengkung, kaku saat bergerak melawan gravitasi, leher atau ekstremitas resisten terhadap gerakan pasif).
Mengidentifikasi gangguan motorik, seperti asimetris dan abnormal saat merangkak (menggunakan 2 atau 3 ekstremitas),
Keluhan utamaBiasanya pada cerebral palsy didapatkan keluhan utama sukar makan, otot kaku, sulit menelan, sulit bicara, kejang, badan gemetar, permasalahan pada BAB dan BAK.
Riwayat kesehatan Riwayat Kesehatan Sekarang Riwayat Kesehatan masa lalu Riwayat kehamilan dan persalinan Fungsi Intelektual Pemeriksaan reflek Pemeriksaan tonus
Diagnosa Gangguan mobilitas fisik b.d spasme dan kelemahan
otot. Perubahan tumbuh dan kembang b.d gangguan
neurovaskular. Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan
neurovaskular dan kesukaran dalam artikulasi Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
kesukaran menelan dan meningkatnya aktivitas. Resiko aspirasi b.d gangguan neuromuskular. Resiko Injury b.d spasme, pergerakan yang tidak
terkontrrol dan kejang
Intervensi Gangguan mobilitas fisik b.d spasme dan kelemahan
ototIntervensi Rasional
Ajarkan cara
berkomunikasi dengan
kata-kata yang pendek
Dengan mengajarkan anak
menggunakan kata-kata
pendek meningkatkan
kemampuan anak dalam
berbicara
Ajak untuk latihan yang
berbeda-beda pada
ekstremitas
Latihan dapat
meningkatkan kemampuan
otot-otot
Kaji per Gerakan sendi-
sendi dan tonus otot
Melatih gerakan sendi-
sendi dan tonus otot
Lakukan Terapi fisik
Untuk menggerakkan
anggota tubuh
Terapi fisik dapat membantu
kemampuan anak
Berikan periode
istirahat.
Dengan memberikan periode
istirahat dapat membuat
kondisi klien menjadi lebih
baik
Perubahan tumbuh dan kembang b.d gangguan neurovaskular
Intervensi Rasional
Berikan diet nutrisi
untuk pertumbuhan
(Asuh)
Mempertahankan berat
badan agar tetap stabil
Berikan stimulasi atau
rangsangan untuk
perkembangan kepada
anak (Asah)
Agar perkembangan klien
tetap optimal
Berikan kasih sayang
(Asih)
Memenuhi kebutuhan
psikososial
Egi: mungkin apa tidak untuk meningitis kembali seperti semula
Fauzi: apa semua reflek mengalami penurunan (serebral palsy)
top related