asuhan keperawatan jiwa pada ny. i dengan halusinasi
Post on 30-Nov-2021
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ARTIKEL
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN
HALUSINASI PENDENGARAN DI PUSKESMAS AMBULU
KABUPATEN JEMBER
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan
Oleh :
PUTRI ANASARI
1701021009
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
i
ARTIKEL
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN
HALUSINASI PENDENGARAN DI PUSKESMAS AMBULU
KABUPATEN JEMBER
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan
Oleh :
PUTRI ANASARI
1701021009
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN
HALUSINASI PENDENGARAN DI PUSKESMAS AMBULU
KABUPATEN JEMBER
Putri Anasari
1701021009
Artikel ini telah diperiksa oleh pembimbing dan telah disetujui untuk
dipertahankan dihadapan Tim Penguji Artikel Program Studi Diploma III
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
Jember, 27 Juli 2020
Pembimbing I
Ns.Komarudin, S.Kp. M.Kep., Sp.Kep.J
NPK : 93 05 384
iii
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN
HALUSINASI PENDENGARAN DI PUSKESMAS AMBULU
KABUPATEN JEMBER
Putri Anasari
1701021009
Dewan Penguji Artikel Pada Program Studi Diploma III Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
Jember, 27 Juli 2020
Penguji,
Mengetahui,
1. Ketua : Ns. Yeni Suryaningsih, S.Kep., M.Kep
NPK. 19730301 1 1203368
2. Penguji I : Ns.Cahya Tribagus Hidayat.,S.Kep.M.Kes
NPK. 19860517 1 15 03 614
3. Penguji II : Komarudin.,S.Kp.,M.Kep., Sp.Kep.J
NPK. 93 05 38
iv
LEMBAR PENGUJI ARTIKEL
Dewan Penguji Ujian Artikel Pada Program Studi Diploma III Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember
Jember, 27 Juli 2020
Ketua Penguji,
Ns. Yeni Suryaningsih, S. Kep., M. Kep
NPK : 19730301 1 1203368
Penguji Anggota I
Ns. Cahya Tribagus Hidayat, S. Kep., M. Kes
NPK : 19860517 1 15 03 614
Penguji Anggota II
Ns.Komarudin, S.Kp. M.Kep., Sp.Kep.J
NPK : 93 05 384
v
DAFTAR ISI
Halaman
ARTIKEL JURNAL ........................................................................................... i
PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii
LEMBAR PENGUJI ARTIKEL ...................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................... 1
ABSTRACT......................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .............................................................................................. 3
TUJUAN ............................................................................................................. 3
METODE ........................................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 4
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9
1
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.I DENGAN HALUSINASI
PENDENGARAN DI PUSKESMAS AMBULU KABUPATEN JEMBER
Oleh: Putri Anasari
1), Komarudin
2)
1)Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember,
2)Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
Jl.Karimata 49 Jember Telp : (0331) 33224 Fax : (0331) 337957
Email : fikes@unmuhjember.ac.id Website : http://fikes.unmuhjember.ac.id
Email : putrianasari441@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang : Halusinasi merupakan terganggunya presepsi sensori
seseorang, dimana tidak terdapat stimulus. Tipe halusinasi yang paling sering
adalah halusinasi pendengaran (Auditory-Hearing Voice or Sounds), penglihatan
(Visual-seeing Persons or Things), penciuman (Gustatory-Expriencing Tastes)
Pasien dalam menghadapi stressor dan kurangnya kemampuan dalam mengontrol
halusinasi.
Metode : Tempat dan waktu Karya tulis ini menggunakan desain penelitian
deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan. Peneliti ingin menggambarkan
perawatan pada pasien gangguan jiwa mulai dari pengkajian, diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi di Puskesmas Ambulu. Pengambilan data
dilakukan dengan observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik.
Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan setelah 3 kali kunjungan
diperoleh 3 diagnosis, yaitu : halusinasi pendengaran, isolasi sosial, dan harga diri
rendah.
Kesimpulan : Kerjasama antara perawat, pasien dan keluarga sangat diperlukan
untuk keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien sehingga masalah
keperawatan pasien mengenai halusinasi pendengaran, isolasi sosial, dan harga
diri rendah dapat dilaksanakan dengan baik dan masalah dapat teratasi.
Kata kunci : Halusinasi pendengaran, isolasi sosial, dan harga diri rendah
2
A PSYCHIATRIC NURSING CARE TO NY.I WITH HALUSINATION OF
HEARING CASE IN AMBULU PUSKESMAS JEMBER DISTRIC
Putri Anasari
1701021009
(Diploma of Nursing Study Program, University of Muhammadiyah Jember)
e-mail : diajenglenggahp@gmail.com
ABSTRACT
Background : Hallucinations are disturbances to one's sensory perception, where
there is no stimulus. The most common types of hallucinations are auditory-
Hearing Voice or Sounds, visual-seeing Persons or Things, Gustatory-Expriencing
Tastes Patients in dealing with stressors and lack of ability to control
hallucinations
Method : Place and time This paper uses a descriptive research design with a
nursing process approach. Researchers want to describe the treatment of mental
patients ranging from assessment, diagnosis, planning, implementation, evaluation
at Puskesmas Ambulu. Data is collected by observation, interview and physical
examination.
The Results : after nursing action after 3 visits obtained 3 diagnoses, namely:
auditory hallucinations, social isolation, and low self-esteem.
Conclusion : Cooperation between nurses, patients and families is needed for the
success of nursing care in patients so that the patient's nursing problems regarding
auditory hallucinations, social isolation, and low self-esteem can be implemented
properly and the problem can be resolved.
Keywords : auditory hallucinations, social isolation, and low self-esteem.
3
PENDAHULUAN
Riset Stuart & Larais (2005),
melaporkan bahwa 70% klien
skizofrenia mengalami halusinasi.
Penelitiannya juga menunjukkan
90% klien halusinasi mengalami
delusi. Pendapat tersebut sejalan
dengan pendapat Thomas (1991),
dalam (McLeod dkk (2006) yang
menyatakan bahwa halusinasi secara
umum ditemukan pada klien
gangguan jiwa termasuk skizofrenia
(Eka, 2011)
Halusinasi merupakan terganggunya
presepsi sensori seseorang, dimana
tidak terdapat stimulus. Tipe
halusinasi yang paling sering adalah
halusinasi pendengaran (Auditory-
Hearing Voice or Sounds),
penglihatan (Visual-seeing Persons
or Things), penciuman (Gustatory-
Expriencing Tastes) (Yosep, 2007)
dalam (Dermawan, 2017). Pasien
dalam menghadapi stressor dan
kurangnya kemampuan dalam
mengontrol halusinasi (Hidayati,
2014 dalam (Dermawan, 2017).
Halusinasi dapat membahayakan diri
sendiri dan orang – orang lain.
Beberapa kasus pasien yang dirawat
di rumah sakit jiwa menunjukkan
sikap perilaku yang mengancam diri
dan orang disekitarnya. Banyak
penderita yang mengaku mendengar
suara yang memerintahkannya untuk
melakukan tindak kekerasan
terhadap diri sendiri, dan orang –
orang disekitarnya demi
mewujudkan sebuah tujuan tertentu.
Biasanya mereka mengaku suara
tersebut berasal dari tuhan atau dewa
– dewa, sehingga penderita tidak
segan – segan melakukan kekerasan
terhadap orang lain, dan keluarga
dekat adalah orang yang paling
resiko (Dermawan, 2018)
TUJUAN
Penulis dapat memperoleh
pengalaman merawat klien dengan
gangguan jiwa dan menerapkan
asuhan keperawatan yang baik dan
benar pada pasien yang mengalami
Halusinasi Pendengaran di
Puskesmas Ambulu Kabupaten
Jember.
METODE
Penelitian ini merupakan
studi kasus. Pengambilan data
dilakukan di Puskesmas Ambulu
pada bulan Juli 2020.
Tempat dan waktu Karya
tulis ini menggunakan desain
4
penelitian deskriptif dengan
pendekatan proses keperawatan.
Peneliti ingin menggambarkan
perawatan pada pasien gangguan
jiwa mulai dari pengkajian,
diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi di Puskesmas Ambulu.
Pengambilan data dilakukan dengan
observasi, wawancara dan
pemeriksaan fisik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian pada Ny.I dengan
halusinasi pendengaran di Puskesmas
Ambulu Kabupaten Jember pada
tanggal 7 Juli 2020 didapatkan data
pengkajian sebagai berikut :
Alasan utama masuk
puskesmas ambulu yaitu yang
pertama melalui; Data Primer: Klien
mendengar suara seperti mengejek
dan bersorak, suara tersebut hilang
timbul. Data Sekunder:Klien tampak
gelisah, ketakutan, melamun, kontak
mata kurang. Dan keluhan utama
Saat Pengkajian:Klien mendengar
suara seperti mengejek dan bersorak,
suara tersebut hilang timbul.
Diagnosa Keperawatan yang
ditemukan adalah : Halusinasi
Pendengaran.
Pada pengkajian konsep diri
ditemukan: Klien berhubungan
kurang baik dengan orang lain
karena klien jarang bergaul, dan
klien merasa malu jika bertemu
dengan orang yang baru klien kenal.
Diagnosa Keperawatan yang muncul
adalah Harga diri rendah.
Dalam pengkajian hubungan
social nya ditemukan : Hambatan
dalam berhubungan dengan orang
lain : Klien sulit bergaul dengan
temannya bicara hanya seperlunya
saja dengan teman dekatnnya.
Diagnosa Keperawatan yang muncul
adalah Isolasi social
Pembahasan
Berdasarkan pengkajian pada
Ny. I diperoleh data subjektif dan
data objektif yang sesuai dengan
priortitas masalah yang dialami oleh
Ny. I yaitu Halusinasi Pendengaran,
didukung dengan data subjektif:
Klien mendengar suara seperti
mengejek dan bersorak, suara
tersebut hilang timbul. Data objektif:
Klien tampak ketakutan, Klien
tampak gelisah, Kontak mata klien
tidak mendukung.
5
Halusinasi merupakan gangguan
persepsi sensori dari suatu obyek
tanpa haryus adanya rangsangan dari
luar, gangguan persepsi sensori
meliputi keseluruhan panca indra.
Halusinasi yaitu sesuatu gejala
gangguan jiwa pasien mengalami
perubahan sensori persepsi, dan serta
merasakan sensasi palsu berupa suara
penglihatan, pendengaran,
pengecapan perabaan, atau
penciuman. “Pasien merasakan
stimulus yang sebelumnya tidak
pernah ada” (Yusuf, Fitriyasari, &
Nihayati, 2015).
Selanjutnya penulis dapat
menyimpulkan kebutuhan: klien
memerlukan peningkatan kesehatan,
klien hanya memerlukan
pemeliharaan kesehatan dan
penyelesaian dengan dibantu orang
terdekat seperti keluarga secara
keseluruhan. Ada masalah dengan
kemungkinan, risiko terjadi masalah
karena sudah ada faktor yang dapat
menimbulkan masalah, aktual terjadi
masalah disertai data pendukung.
Setelah melakukan asuhan
keperawatan pada Ny. I dengan 2
kali kunjungan, observasi pasien
melalui keluarga Via WhatsApp dan
melakukan pengkajian sesuai dengan
rencana tindakan keperawatan sesuai
dengan SOP (Standar Operasional
Praktek) yang sudah ditetapkan klien
mampu adaptif dan kooperatif Secara
bertahap.
Intervensi Keperawatannya
meliputi :BHSP dengan dengan
menggunakan komunikasi terapeutik,
Sapa klien dengan ramah baik verbal
maupun non verbal , Perkenalkan diri
dengan sopan, Tanyakan nama
lengkap klien dan nama panggilan
klien yang disukai , Buat kontak
interaksi yang jelas, jujur dan tepat
janji , Tunjukkan sifat empati dan
menerima klien .
Menurut WHO(2013), menetapkan
hubungan terapiutik, kontak sering
dan singkat secara bertahap, peduli,
empati, jujur, menepati janji, dan
memenuhi kebutuhan dasar
klien.pada umumnya melindungi dari
perilaku yang membahayakan, tidak
membenarkan ataupun menyalahkan
halusinasi klien, melibatkan klien
dan keluarga dalam perencanaan
asuhan keperawatan dan
mempertahankan perilaku
keselarasan verbal dan nonverbal.
Menurut penulis semua direncanakan
sesuai dengan teori, dalam
perencanaan ditetapkan prioritas
6
masalah, tujuan, kriteria hasil dan
evaluasi, tujuan yang ditetapkan
mengacu pada SOAP (subjektif,
objektif, assessment, planing)dan
kriteria sesuai dengan kondisi klien.
Menurut Direje (2011), intervensi
keperawatan jiwa terdiri dari 3 aspek
yaitu tujuan umum, tujuan khusus,
dan rencana tindakan keperawatan.
Tujuan umum berfokus pada
permasalahan (P) dari diagnosis
tertentu. Tujuan khusus berfokus
pada etiologi (E) pada diagnosis
tersebut. Tujuan khusus merupakan
rumusan kemampuan yang perlu
dicapai atau dimiliki klien. Menurut
penulis intervensi yang disusun telah
sesuai dengan proses keperawatan,
dan sesuai kebutuhan klien. Pasien
dengan gangguan jiwa tidak
membutuhkan intervensi yang rumit,
karena dengan membina hubungan
saling percaya klien dengan
gangguan jiwa maka permasalahan
dapat teratasi dengan mudah.
Implementasi Keperawatn
Menurut Effendy (dalam
Nurjanah,2005) implementasi adalah
pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan.
Jenis tindakan pada implementasi ini
terdiri dari tindakan mandiri
(independent), saling ketergantungan
atau kolaborasi (interdependent), dan
tindakan rujukan atau
ketergantungan (dependent). Penulis
dalam melakukan implementasi
menggunakan jenis tindakan mandiri
dan saling ketergantungan.
Tindakan yang dilakukan pada klien
Ny. I adalah Membina hubungan
saling
Percaya, Mengidentifikasi jenis
halusinasi, mengidentifikasi isi
halusinasi, Mengidentifikasi waktu
halusinansi,Mengidentifikasi
frekuensi halusinasi,
Mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi,
Mengeidentifikasi respon halusinasi,
Mengajarkan klien menghardik
halusinasi, Menganjurkan klien cara
menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian.
Pada tanggal 07 Juli 2020 pukul
10.00 WIB, Penulis melakukan
strategi pelaksanaan 1 yaitu membina
hubungan saling percaya dan
membantu mengenal halusinasi pada
Ny.I , tanggal 07 Juli 2020 pukul
11.00 WIB menjelaskan cara
mengontrol halusinasi, dan mengajar
7
cara mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik dengan menutup
telinga. Ny. I dilatih untuk
mengatakan tidak terhadap halusinsai
yang muncul atau tidak mengikuti
halusinasi yang muncul dengan
menutup telinganya dan membaca
doa-doa. Mungkin halusinasi tetap
ada, tetapi dengan kemampuan ini,
Ny.I tidak akan larut dalam
halusinasinya. Kemudian
memberikan reinforcement positif
apabila Ny. I berhasil mempraktekan
cara menghardik halusinasi yang
diajarkan. Respon Ny.I mampu
mengenal halusinsainya dan mau
menggunakan cara menghardik saat
halusinasi muncul.
Evaluasi Keperawatan
meliputi Evaluasi pada klien Ny. I
adalah tanggal 7 Juli 2020 adalah S:
Klien mendengar suara seperti
mengejek dan bersorak, suara
tersebut hilang timbul, O: Klien
tampak ketakutan, Klien tampak
gelisah, Kontak mata klien tidak
mendukung,A:Klien mampu BHSP
dengan baik, Klien mampu
mengenali halusinasinya, Klien
mampu menghardik halusinasinya,
P:Klien memberikan program
pengobatan secara optimal, perawat
membuat strategi pelaksanaan
tindakan keperawatan II. Sedangkan
tanggal 8 Juli 2020 adalah S:Klien
mengatakan minum obat secara
teratur, Klien mengatakan tidak tau
macam macam obat yang dia minum
selama ini, O: Klien tampak bingung
ditanya macam macam obat, Kontak
mata terang, Klien mengenal
perawat, A: klien mengetahui dosis
frekuensi, cara dan manfaat serta
waktu minum obat, Klien
mendengarkan perawat dengan baik,
P: Klien melatih bercakap-cakap
dengan orang lain.
Menurut Direja (2011) evaluasi
adalah proses berkelanjutan untuk
menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi
dilakukan terus-menerus pada respon
klien terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan. Evaluasi
dibagi dua, yaitu evaluasi hasil
sumatif yang dilakukan dengan
membandingkan antara respon klien
dan tujuan khusus serta umum yang
telah ditentukan.
Evaluasi sudah dilakukan penulis
sesuai keadaan klien dan kekurangan
penulis tidak mengajarkan cara
mengontrol halusinasi selain
8
menghardik, dikarenakan penulis
hanya mengutamakan cara
mengontrol halusininasi dengan cara
menghardik: menutup telinga serta
menginformasikan kepada perawat
yang sedang berjaga bahwa cara
mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik; menutup telinga dapat
menurunkan frekuensi kemunculan
halusinasi yang diderita klien.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus
asuhan keperawatan pada Ny. I
dengan Halusinasi Pendengaran yang
telah penulis lakukan, maka ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1.Pengkajian
Pada pengkajian difokuskan pada
Halusinasi pendengaran Ny. I yang
mengatakan mendengar suara seperti
mengejek dan bersorak, suara
tersebut hilang timbul.
2.Diagnosa Keperawatan
Prioritas diagnosa yang di angkat
adalah Halusinasi Pendengaran
3.Intervensi Keperawatan
Tujuan umum dilakukan tindakan
keperawatan adalah mampu
mengontrol halusinasi pada klien,
untuk tujuan khususnya adalah: klien
dapat membina hubungan saling
percaya, dan untuk kriteria hasilnya
adalah: ekspresi wajah bersahabat,
menunjukkan rasa senang , ada
kontal mata, klien mau duduk
berdampingan dengan perawat, klien
mampu mengungkapkan perasaannya
dan untuk intervensinya adalah
:BHSP dengan dengan menggunakan
komunikasi terapeutik, Sapa klien
dengan ramah baik verbal maupun
non verbal , Perkenalkan diri dengan
sopan, Tanyakan nama lengkap klien
dan nama panggilan klien yang
disukai , Buat kontak interaksi yang
jelas, jujur dan tepat janji ,
Tunjukkan sifat empati dan
menerima klien .
4.Implementasi Keperawatan
Implementasi yang dilakukan pada
tanggal 07 Juli 2020 pukul 10.00
WIB, Penulis melakukan strategi
pelaksanaan 1 yaitu membina
hubungan saling percaya dan
membantu mengenal halusinasi pada
Ny.I , tanggal 08 Juli 2020 pukul
10.00 WIB menjelaskan cara
mengontrol halusinasi, dan mengajar
cara mengontrol halusinasi dengan
9
cara menghardik dengan menutup
telinga.
5.Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang telah dilaksanakan
oleh penulis pada Ny. I di Puskesmas
Ambulu Kabupaten Jember diperoleh
data: klien dapat membina hubungan
saling percaya terbukti klien akrab
dengan mahasiswa praktik, klien
mampu mengenal halusinasi
pendengaran dengan cara
menghardik.
Saran
1.Penulis
Penulis mampu memahami karakter
dan pembelajaran dari klien dengan
halusinasi pendengaran sesuai
dengan ketentuan.
2.Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan berharap
masyarakat tidak mengucilkan klien
dengan gangguan jiwa dan keluarga
klien dengan menggunakan sistem
gangguan jiwa care peduli tehadap
petugas kesehatan.
3.Pendidikan Keperawatan
Perawat harus lebih memahami
tentang gangguan jiwa agar tidak
salah dalam membantu proses
penyembuhan dan pemulihan status
keadaan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Ah. Yusuf, Rizky Fitriyasari PK, dan
Hanik Endang Mihayati .
(2015). Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika.
Azizah, L. M, 2011. Keperawatan
Jiwa: Aplikasi Praktik Klinik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Dermawan, R., & Rusdi. (2013).
Keperawatan Jiwa: Konsep
dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Direktorat Kesehatan Jiwa RI.
(2007). Kesehatan Jiwa
Remaja. Jakarta: Direktorat
Keswa RI.
Iyus, Yosep, 2007. Keperawatn Jiwa,
Edisi 1. Jakarta : Refika
Aditama
National Institute of mental health
(NIMH), 2011. The Numbers
Count Mental Disoders in
America. Diakses 28 April
2013.
Pambayun, Aglul H. 2015.
10
Stuart, Gail Wiscarz. 2007. Buku
Saku Keperawatan Jiwa Edisi
5. Jakaarta. EGC.
top related