asuhan keperawatan keluarga remaja
Post on 12-Jul-2016
85 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : Priyan P
Hari/Tanggal : 11 november 2015
Waktu : 14.00 WIB
A. Data Umum
1. Nama KK : Kuswandi
2. Umur : 47 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Alamat : RT 05/RW 05 Desa Limpakuwus, Kec.Sumbang,
Banyumas
5. Pekerjaan : Buruh
6. Pendidikan : SD
7. Komposisi keluarga :
No. Nama JK
Hub. dgn. KK
Umur Pendidikan Pekerjaan
Kondisi kesehatan
saat ini1 Kuswandi L Kepala
keluarga47 tahun
SD Buruh Sehat
2 Tirkem P Istri 38 tahun
SD IRT Sehat
3 Noviyanto L Anak pertama
22 tahun
SMK Mahasiswa sehat
4 Rudiyanto L Anak kedua
14 tahun
SD Siswa Sehat
Genogram
Keterangan:
= Meninggal = Tinggal dalam 1 rumah
= Laki-laki = Klien
= Perempuan = Garis Pernikahan
= Garis keturunan
8. Tipe keluarga
Keluarga Tn. K termasuk keluarga inti, yaitu dimana dimana ayah, ibu, dan anak
tinggal dalam satu rumah 9. Suku bangsa
Keluarga Tn.K berasal dari suku Jawa. Bahasa sehari-hari yang digunakan
dalam berkomunikasi yaitu bahasa Jawa.
10. Agama
Keluarga Tn. K beragama Islam.
11. Status sosial ekonomi
Tn. K bekerja sebagai buruh dengan rata-rata penghasilan Rp 600.000 /bulan.
Pengelolaan keuangan dilakukan oleh Ny.T baik untuk kebutuhan sehari-hari
ataupun kebutuhan lainnya.
12. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga mengatakan tidak pernah melakukan rekreasi keluarga secara khusus
seperti berpergian ke suatu tempat. Rekreasi keluarga Tn. N biasanya hanya
menonton televisi di rumah dan berkumpul dengan keluarga lainnya atau
tetangga disekitar rumah.
B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Saat ini keluarga termasuk dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak
remaja.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, diantaranya
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri
3. Riwayat kesehatan keluarga saat ini
Tn. K
Keluarga mengatakan bahwa Tn K dalam keadaan sehat, jarang sakit, hanya
terkadang merasa pegal-pegal sehabis pulang kerja. Hasil pemeriksaan fisik TD
120/80 mmHg, RR 20x/menit, Nadi 80x/menit, BB 63 kg, dan TB 170 cm.
Ny. T
Ny.T mengatakan dirinya dalam keadaan sehat, namun terkadang merasa pusing,
dan kedinginan. Hasil pemeriksaan fisik TD 120/80 mmHg, RR 20x/menit, Nadi
82x/menit, BB 65 kg, dan TB 163 cm. Ny. T memiliki riwayat penyakit vertigo
dan asam urat. Ny. T mengatakan tidak mengetahui tanda dan gejala asam urat
serta penanganannya.
Sdr. R
Keluarga mengatakan bahwa Sdr. R dalam keadaan sehat, jarang sakit. Masalah
yang sedang dihadapi adalah pemilihan sekolah ke jenjang berikutnya. Hasil
pemeriksaan fisik TD: 120/80 mmHg, RR 20x/menit, Nadi 80x/menit, BB 50 kg,
dan TB 167 cm.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Ny. T mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak ada yang pernah menderita
sakit berat sehingga tidak perlu dibawa ke rumah sakit. Ny. S mengatakan bahwa
dirinya 1 bulan terakhir mengeluh pusing dan perutnya terasa keram. Apabila ada
anggota keluarga yang sakit, keluarga selalu melakukan perawatan di rumah lebih
dahulu, kemudian dibawa ke puskesmas, bidan mantri apabila kondisinya tidak
membaik.
C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Keluarga Tn. K tinggal di rumah yang dibangun sendiri. Rumah Tn. K memiliki
bangunan permanen dan terdiri dari 1 ruang tamu menyatu. 1 ruang keluarga yang
menyatu dengan ruang makan, 3 kamar tidur, dapur, dan 1 kamar mandi dengan
sumber air dari mata air. Kamar yang memiliki jendela hanya 2. Pencahayaan
sedikit gelap, kondisi lantai tampak bersih. Keluarga Tn. K mempunyai jamban
sendiri. Pembuangan sampah dilakukan dibelakang rumah kemudian dibakar
apabila sudah menumpuk.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Tn. K tinggal dilingkungan pedesaan yang masyarakatnya ramah. Ny. T
tampak sering berkunjung ke rumah tetangganya untuk mengobrol. Jarak terdekat
dengan tetangganya sekitar 1 m. Pelayanan kesehatan yang terdekat dan mudah
dijangkau adalah PKD (Poliklinik Kesehatan Desa).
3. Mobilitas geografis keluarga
Tn. K dan Ny. T adalah penduduk asli limpakuwus sehingga tidak terdapat
perbedaan budaya diantara mereka, sama-sama suku Jawa. Sarana transportasi
keluarga adalah sepeda motor.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga biasanya dapat berkumpul bersama pada pagi hari dan malam hari.
Hubungan sosial keluarga dengan masyarakat baik. Kegiatan-kegiatan RT, arisan,
dan pengajian kadang diikuti.
5. Sistem pendukung keluarga
Tn. K, Ny. T, dan kedua anaknya yang tinggal satu rumah sudah memiliki
jaminan kesehatan untuk membantu dalam pembiayaan perawatan. Keluarga
lainnya dan juga tetangga selalu ikut membantu apabila keluarga Tn. K
mengalami kesulitan. Jarak PKD (Poliklinik Kesehatan Desa) yang dekat juga
memudahkan dalam mengakses pelayanan kesehatan.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa. Keluarga biasa berkumpul
pada malam hari sambil menonton televisi dan mengobrol satu sama lain.
Hubungan komunikasi antar keluarga tampak berjalan dengan baik walaupun
terkadang suka muncul masalah akibat dari kurang komunikasi. Tetapi setelah
dimusyawarahkan atau dibicarakan masalah langsung selesai dan tidak pernah
berlangsung lama.
2. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga biasa bermusyawarah untuk memecahkan masalah yang dialami oleh
salah satu anggota keluarga dan saling memberi dukungan satu sama lain.
Keluarga Tn. N termasuk dalam tipe struktur kekuatan keluarga Resource of
expert power yaitu orang tua berperan sebagai ahli, karena pada saat anak klien
mengalami kesulitan maka Tn. K dan istrinya akan mengajari cara mengatasi
kesulitan sesuai dengan pengalaman yang telah mereka alami.
3. Struktur peran
a. Formal
Tn. K : Suami
Ny. T : Istri
Sdr. N : Anak pertama
Sdr. R : Anak kedua
b. Informal
Tn. K : koordinator
Ny. T : dominator
An. N : -
An. R : -
4. Nilai dan norma budaya
Budaya Ny. T dan Tn. K adalah Jawa, sehingga tidak ada permasalahan perbedaan
budaya diantara mereka dan lingkungan tempat tinggalnya.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn. K merupakan keluarga yang harmonis dan bersikap terbuka kepada
anggota keluarganya. Antar anggota keluarga saling menghormati dan
memberikan dukungan. Tn. K berperan sebagai pencari nafkah sedangkan Ny. T
berperan sebagai ibu rumah tangga.
2. Fungsi sosialisasi
Ny. T sering tinggal seorang sendiri ketika Tn. K dan kedua anaknya pergi
bekerja pada pagi hari sampai dengan sore hari. Pola pengasuhan anak dilakukan
oleh Ny. T dan Tn. K. Hubungan keluarga dengan tetangga berjalan dengan baik.
3. Fungsi kesehatan keluarga
a. Mengenal masalah
Keluarga belum mengetahui mengenai fakta-fakta masalah kesehatan seperti
tanda dan gejala penyakit, faktor penyebab dan lain-lain secara spesifik. Ny. T
sudah mengetahui diet rendah garam tetapi belum mampu melaksanakan. Ny.
T ingin mengetahui bagaimana kejadian kaku dan tidak bisa digerakan
terhadap tangannya tidak terjadi lagi. Ny. T mendapatkan informasi kesehatan
dari televisi, bidan dan mantri.
b. Mengambil keputusan
Keluarga lebih mencoba melakukan perawatan di rumah terlebih dahulu. Jika
keluarga yang sakit tidak menunjukkan perbaikan, maka dibawa ke puskesmas,
bidan atau memanggil mantri. Keluarga Tn. K juga patuh terhadap saran dari
petugas pelayanan kesehatan misalnya petugas kesehatan menyarankan untuk
melakukan diet rendah garam terhadap Ny. T.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mampu melakukan perawatan sederhana seperti mengompres
anggota keluarganya apabila demam.
d. Memelihara lingkungan rumah yang mendukung kesehatan
Sebagian besar rumah sudah terawat baik. Akan tetapi, ada beberapa bagian
yang belum terawat optimal seperti pencahayaan yang sedikit kurang, tidak
setiap kamar memiliki jendela. Namun Tn. K merokok sehingga menimbulkan
polusi udara di rumah.
e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga mengetahui keberadaan, dan keuntungan dari fasilitas kesehatan yang
tersedia. Keluarga juga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang mampu
dijangkau secara ekonomi.
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek
Ny. T mengatakan bahwa dirinya ingin mengetahui kejadian kedinginan dan
penanganan penyakit vertigonya.
2. Stressor jangka panjang
Ny. T mengatakan bahwa kedua anaknya masih membutuhkan biaya untuk
sekolah dan Ny.T sedikit khawatir untuk anaknya yang kedua yang akan
melanjutkan ke jenjang beikutnya.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Keluarga mengatakan tidak terlalu khawatir dengan apa yang terjadi kemudian.
Keluarga hanya tetap memikirkan dan mempersiapkan apa yang dibutuhkan
sedikit demi sedikit untuk menunjangnya.
4. Strategi koping yang digunakan
Keluarga mengatakan selalu berdiskusi untuk mencari solusi dari permasalahan
yang ada. Apabila tidak bisa ditemukan pemecahan masalah, maka mereka
meminta bantuan saudaranya.
5. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga mengatakan tidak pernah melakukan hal negatif dalam menyelesaikan
permasalahnnya. Dan selalu berdoa jika menghadapi suatu masalah yang terjadi.
G. Harapan Keluarga
Keluarga berharap selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT, dan dapat melihat anak-
anak sukses dan dapat hidup bahagia kelak.
H. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Fisik
Tn. K Ny. T Sdr. R
Kesadaran
Nadi
RR
BB
TB
TD
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher dan
tenggorokan
Composmentis
80x/menit
20x/menit
Kg
cm
120/80 mmHg
Bentuk kepala
Mesohcepal, tidak
ada benjolan,
bersih, rambut
sudah beruban.
Mata lengkap,
simetris,
penglihatan masih
jelas. Konjungtiva
tidak anemis,
sklera putih.
Hidung simetris
dan tidak ada
sekret.
Telinga simetris,
tidak terdapat
serumen, tidak ada
gangguan
pendengaran.
Tonsil ada, gigi
Composmentis
82x/menit
22x/menit
Kg
cm
120/80 mmHg
Bentuk kepala
Mesochepal, tidak ada
benjolan, bersih,
panjang dan rambut
tidak berketombe.
Mata lengkap,
simetris, penglihatan
masih jelas.
Konjungtiva tidak
anemis, sklera putih.
Hidung simetris dan
tidak ada sekret.
Telinga simetris,
terlihat bersih, tidak
terdapat serumen,
tidak ada gangguan
pendengaran.
Tonsil ada, gigi bersih
putih.
Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak
Composmentis
80x/menit
20x/menit
Kg
cm
120/80 mmHg
Bentuk kepala
Mesochepal, tidak ada
benjolan, bersih, rambut
tidak berketombe.
Mata lengkap, simetris,
penglihatan sudah kurang
jelas, konjungtiva tidak
anemis.
Hidung simetris dan tidak
ada sekret.
Telinga simetris, terlihat
bersih, tidak terdapat
serumen, fungsi
pendengaran baik
Tonsil ada, gigi bersih
putih
Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada
Dada
Abdomen
Ekstremitas
bersih putih.
Tidak ada
pembesaran
kelenjar tiroid,
tidak ada
peningkatan
tekanan vena
jugularis.
Inspeksi: bentuk
dada normal,
pergerakan
simetris.
Palpasi: Tidak ada
nyeri tekan
Perkusi: Sonor
Auskultasi:
Vesikuler
Inspeksi: Supel,
tidak ada benjolan.
Auskultasi:
peristaltik usus 12
x/menit
Palpasi: Tidak ada
nyeri tekan
Perkusi: Timpani
Kekuatan otot: 5
ada peningkatan
tekanan vena
jugularis.
Inspeksi: bentuk dada
normal, pergerakan
simetris.
Palpasi: Tidak ada
nyeri tekan
Perkusi: Sonor
Auskultasi: Vesikuler
Inspeksi: Supel, tidak
ada benjolan.
Auskultasi: peristaltik
usus 10 x/menit
Palpasi: Tidak ada
nyeri tekan
Perkusi: Timpani
Kekuatan otot: 5
peningkatan tekanan
vena jugularis.
Inspeksi: bentuk dada
normal, pergerakan
simetris.
Palpasi: Tidak ada nyeri
tekan
Perkusi: Sonor
Auskultasi: Vesikuler
Inspeksi: Supel, tidak ada
benjolan.
Auskultasi: peristaltik
usus 12 x/menit
Palpasi: Tidak ada nyeri
tekan
Perkusi: Timpani
Kekuatan otot: 5
A. ANALISA DATA
No Data Problem Etiologi
1. DS: Kecemasan Konflik
Ny T mengatakan sedikit khawatir untuk anaknya yang kedua yang akan melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya .
Ny. T.DO:
(00146) pengambilan
keputusan
2 DS: Ny. L mengatakan ayah Tn.S
dan suami Tn.B suka merokok di
dalam rumah.
DO:
Tampak Tn.S sedang merokok di ruang keluarga dan terkadang di teras
Perilaku
Kesehatan
Cenderung
Berisko
(00188)
Kurang pemahaman
B. DIAGNOSA
1. Kecemasan (00146) pada keluarga baru Tn. K berhubungan dengan konflik
pengambilan keputusan dalam pemilihan jenjang sekolah yang akan ditempuh
selanjutnya oleh anak keduanya.
2. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko (00188) berhubungan dengan kurang
pemahaman.
C. SKORING / PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
1. Kecemasan (00146) pada keluarga baru Tn. K berhubungan dengan konflik
pengambilan keputusan dalam pemilihan jenjang sekolah yang akan ditempuh
selanjutnya oleh anak keduanya.
No Kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah: risiko 2/3 x 1=
2/3
Ny T merasakan cemas karena masih bingung
terhadap keputusan anaknya untuk
melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya
2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah: sebagian
1/2 x 2 = 1 Keluarga sudah memberikan pilihan untuk
melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya
3 Potensial masalah
untuk dicegah:
sedang
2/3 x 1=
2/3
Keluarga merasa bahwa anak keduanya bisa
melanjutkan ke jenjang sekolah selanjutnya
dan keluarga mendukung keinginan anak
keduanya
4 Menonjolnya
masalah: masalah
dirasakan dan perlu
segera ditangani
2/2 x 1= 1 Keluarga sedikit khawatir dengan pengambilan
keputusan anak keduanya
2 4/3
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko (00188) berhubungan dengan kurang
pemahaman.
No Kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah:
resiko
2/3x1=2/3 Tn.K merokok di dalam rumah.
2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah: mudah
1/2x 2 =1 Tn.K tampak merokok di dalam dan di luar
rumah.
3 Potensial masalah
untuk dicegah:
sedang
2/3 x 1=2/3 Tn.K tampak merokok di ruang keluarga saat
pagi hari
4 Menonjolnya
masalah: masalah
tidak dirasakan
0/2x1=0 Tn.K masih merokok di dalam rumah.
1 4/3
Prioritas Diagnosa:
1. Kecemasan (00146) pada keluarga baru Tn. K berhubungan dengan konflik
pengambilan keputusan dalam pemilihan jenjang sekolah yang akan ditempuh
selanjutnya oleh anak keduanya.
2. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko (00188) berhubungan dengan kurang pemahaman.
2. PERENCANAAN
NoDiagnosa
Keperawatan
Tujuan Kriteria HasilRencana
IntervensiJangka
PanjangJangka Pendek Kriteria Standar
1. Kecemasan (00146)
pada keluarga baru
Tn. K berhubungan
dengan konflik
pengambilan
keputusan dalam
pemilihan jenjang
sekolah yang akan
ditempuh
selanjutnya oleh
anak keduanya.
Kecemasan
keluarga Tn.K
diharapkan
menurun.
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama 3 kali
pertemuan
diharapkan :
1. Keluarga mengidentifikasi cemas yang dirasakan.
2. Keluarga mampu mengungkapkan cemas yang dirasakan.
3. Keluarga mampu menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi cemas.
Kognitif
Afektif
Psikomotor
a. Keluarga menjelaskan kembali mengenai tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru.
a. Keluarga dapat menerima penjelasan mahasiswa terkait tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru.
a. Keluarga mampu memperagakan teknik relaksasi untuk mengurangi cemas.
1. Kaji perasaan dan harapan keluarga terhadap hal yang di cemaskan
2. Berikan pendidikan informasi aktual mengenai tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru.
3. Berikan pendidikan informasi aktual mengenai perencanaan mempunyai anak.
4. Libatkan suami (Tn.K) untuk memberikan support system, dan anjurkan pada Ny.T untuk mengurangi stress karena psikiologi dapat mempengaruhi kondisi kesehatan.
5. Ajarkan keluarga teknik relaksasi untuk mengurangi cemas.
2. Perilaku
Kesehatan
Perilaku berisko
merokok pada
Tn.K
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama 3 kali
Kognitif
Afektif
Keluarga menjelaskan
kembali mengenai
masalah rokok.
1. Jelaskan pada keluarga mengenai bahaya merokok.
2. Anjurkan/motivasi keluarga untuk mengurangi rokok.
Cenderung
Berisiko
(00188)
berhubungan
dengan kurang
pemahaman.
pertemuan
diharapkan :
1. Keluarga mengerti mengenai masalah rokok.
2. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk anggota keluarga yang merokok.
Psikomotor
Keluarga dapat menerima
penjelasan mahasiswa
mengenai masalah rokok.
Keluarga dapat
memodifikasi lingkungan
yang sesuai untuk
anggota keluarga yang
merokok.
3. Bantu keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk anggota keluarga yang merokok.
top related