azas desain urban: kajian desain urban
Post on 06-Jul-2018
309 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
1/106
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kota merupakan sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kehidupan
sosial, ataupun status hukum. Kota juga merupakan pusat pemukiman, suatu hasil dari proses kehidupan masyarakat, serta wadah yang di
dalamnya terkait manusia yang menjalankan kehidupannya. Sebuah kota harus ditata dengan sebaiknya mengikuti keadaan masyarakat yang
sudah ada untuk mempertahankan suatu tradisi, dan dibutuhkan perancangan kota untuk membangun masing – masing daerah berdasarkan
faktor – faktor daerah tersebut.
Perkembangan dan pertumbuhan kota didasari oleh perkembangan penduduk, kemajuan P!"K, kegiatan ekonomi, kegiatan sosial dan
budaya, dan sebagainya. Beberapa faktor tersebut dapat menjadi pengaruh besar akan kemajuan kota tersebut yang jika tidak ditanggapi
dengan baik akan memperburuk keadaan dari suatu kota. #an dari pengaruh – pengaruh yang ada, pemanfaatan sebuah kawasan sangat
diperlukan dan perlu dirancang dengan baik agar tidak menjadi suatu kawasan yang terbuang dan tidak dimanfaatkan.
Salah satu unsur penting dalam suatu kota adalah dengan adanya ruang terbuka atau open space. $uang terbuka merupakan suatu kawasan
yang dimanfaatkan sebagai unsur keseimbangan ekosistem perkotaan. Sebuah ruang terbuka harus mencakup fungsi interaksi sosial bagi
masyarakat, bisa berupa taman % taman kota, lapangan olahraga, tempat bermain anak, atau pun sebagai tempat upacara, dan kegiatan sosial
lainnya.
Setiap kota memiliki ciri khas dan kebudayaan daerahnya masing – masing, tidak bisa semua kota di suatu negara di tata sama rata karena
masing – masing daerahnya memiliki budaya yang berbeda. !erutama perbedaan yang jelas dapat dilihat dari pembangunan kota di negara
1
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
2/106
maju dan negara berkembang. Konsep yang dilakukan di negara maju belum tentu bisa diterapkan begitu saja di ndonesia karena bermacam
faktor. Perbedaan fisik alam, budaya, arsitektural, dan persoalan yang dihadapi masing – masing wilayah merupakan beberapa sebab ketidak
sesuaian konsep dari negara maju untuk ndonesia.
#ilihat dari beberapa faktor perbedaan, maka ndonesia butuh pendekatan dan penelitian dalam mengembangkan konsep perancangan
kota yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat ndonesia berdasarkan dari aspek sosial, ekonomi, budaya, arsitektural, dan sebagainya. &aka
dari itu diperlukan re'iew teori tentang perancangan kota dari berbagai sumber untuk dapat dipahami dengan baik dan dapat di terapkan untuk
merancang kota – kota di ndonesia yang lebih baik kedepannya.
2
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
3/106
BAB II
KAJIAN TEORI
(.) Kota
(.).) Pengertian Kota
Kota merupakan suatu permukiman yang relatif besar, dimana di dalamnya terdapat berbagai kegiatan dan akti'itas yang
dilakukan oleh masyarakat, baik secara sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, politik, dan lain % lainnya. *dapun definisi kota
menurut beberapa ahli antara lain+
*. *rnos $apoport
Kota suatu permukiman yang relati'e besar, padat, permanen, terdiri dari kelompok indi'idu – indi'idu yangheterogen dari segi sosial. Secara modern dapat di definisikan suatu permukiman dirumuskan bukan dari ciri
morfologi kota tetapi dari suatu fungsi yang menciptakan ruang – ruang efektif melalui pengorganisasian ruang
dan hirarki tententu.
B. amid Shir'ani
Kota adalah adanya unsur – unsur fisik pembentuk suatu kota, meliputi peruntukan lahan, tata bangunan,
sirkulasi dan parkir, ruang terbuka, jalur pedestrian, akti'itas pendukung, signage dan preser'asi.
-. &a /eber
Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di
pasar lokal.
3
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
4/106
#apat disimpulkan menurut pengertian para ahli dan ditambah dengan kenyataan yang tampak pada saat ini dalam sudut
pandang geografi, kota merupakan suatu daerah yang memiliki wilayah batas administrasi dan bentang lahan luas, penduduk
relati'e banyak, adanya heterogenis penduduk, sector agraris sedikit atau bahkan tidak ada, dan adanya suatu sistem
pemerintahan.
(.).( Sejarah Pembentukan Kota
&enurut *0mar 1(2)(3, terbentuknya sebuah kota yang berada di suatu negara biasanya ber'ariasi, tetapi memiliki inti
yang sama. !erbentuknya kota juga bisa dikatakan dengan diawali sebuah pertemuan antara penduduk sebuah desa dengan
penduduk disekitarnya baik untuk transaksi keperluan hidup, tempat pengumpulan barang atau tukar menukar barang.
Selanjutnya akan ada yang bermukim di sekitar tempat iitu dan pemukiman itu menjadi semakin besar. #atang pula penduduk
dari daerah sekitar ke tempat itu yang kemudian membentuk sebuah kota atau bahkan menjadi kota besar.
Kota dapat terbentuk sejak terjadinya kerumunan tempat tiggal manusia yang relati'e padat pada suatu kawasan tertentu
dibanding dengan kawasan disekitarya. Kawasan yang disebut kota penduduknya bukan bermata pencaharian yang berkaitan
dengan alam, melainkan di bidang pemerintah, industri dan jasa. !ahapan kota itu sendiri dimulai dari kota kuno, kota
praindustri, kota industri, kota modern, kota global, dan kota kosmopolitan.
Kota juga sebagai puat perdagangan pada 0aman sebelum re'olusi industry. Kemudian pada 0aman modern, kota menjadi
pusat industri, produksi dan jasa. Karakteristik perkembangan dan pertumbuhan kota dapat disoroti dari berbagai macam segi.
Pengamat perkotaan dapat mengenali pertumbuhan suatu kota atas dasar keadaan fiskalnya, keadaan sosio%kultural atau
keadaan tekniko%kultural. Pada dasarnya bahwa apa yang dikemukakan para ahli mengenai pertumbuhan suatu kota hanyalah
bersifat hipotetikal. 4amun demikian, makin majunya sistem informasi mengenai keadaan pertumbuhan suatu kota, seiring
4
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
5/106
dengan kemajuan teknologi di bidang in'entarisasi data, suatu pertumbuhan kota dapat dimonitor dengan cepat dan tepat,
terutama keadaan fiskalnya.
(.).5 Permasalahan dan Kondisi Kota
&enurut &arkus 6ahnd 1(2273, dalam situasi perkotaan besar tidak pernah lepas dari permasalahan yang terjadi di
dalamnya. Beberapa masalah diantaranya sebagai berikut +
*. &asalah pada kota – kota besar
Perpindahan penduduk dari desa ke kota yang terus bertambah membuat perkembangan ekonomi kota tidak
dapat mengimbangi hal ini, karena banyaknya pendatang yang terjun dalam sector ekonomi yang lemah dengan
produksi dan pendapatan yang kecil ditambah banyaknya pengangguran. #inamika kota tersebut mengakibatkan
kota sebagai berikut +
). Bentuk dan 8kuran Kota
Pertumbuhan kota yang sangat cepat bersamaan dengan kepadatan penduduk yang tinggi di
pusat kota. Selain itu, pusat kota sebagai kawasan perdagangan menjadikan fisik kota sangatlah
berubah ditambah dengan pembangunan alur sirkulasi umum kota yang berkesan metropolitan.
(. Sirkulasi Kota
Pembangunan sistem lalu lintas yang tidak banyak berkembang menyebabkan transportasi
masal sangat jarang adanya dan penyusunan angkutan umum yang tidak terkoordinasi dengan
baik. &enurut estin &ulyandari 1(2))3, masalah lalu lintas, daya beli masyarakat terhadap
mobil, sepeda motor dan kendaraan jenis lainnya meningkat sehingga beberapa ruas jalan cukup
5
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
6/106
padat. &asalah kepadatan lalu lintas juga menyebabkan terjadinya pelebaran jalan secara terus –
menerus, mengakibatkan penggusuran bangunan yang berada di tepi jalan, yang tentunya akan
menimbulkan masalah sosial antara pemilik bangunan dengan pemerintah karena uang ganti rugi
tidak sesuai dengan yang diharapkan para pemilik bangunan.
5. Prasarana Kota
#istribusi prasarana perkotaan sangatlah berbeda antar kota. *da kawasan yang memiliki
prasarana lengkap dan ada pula kawasan yang sangatlah minim prasarananya. !erdapat juga
kawasan yang menjamurnya tempat – tempat hiburan, sarana ibadah yang digunakan kelompok
tertentu untuk kegiatan yang bersifat politis.
9. klim Kota
Perkembangan di kota – kota besar menyebabkan perubahan iklim baik di dalam maupun
di luar kota. Perubahan ini dikarenakan panas dan kebisingan yang bertambah besar. al ini
mengakibatkan tumbuhnya penyakit slauran pernafasan khusunya pada ornag tua dan anak – nak.
Kepadatan pembangunan pada kota besar juga mengakibatkan pembabatan habis lahan hijau
sehingga menyebabkan penggunaan penghawaan buatan semakin banyak.
:. &asalah sosial
&asalah sosial merupakan perluasan masalah indi'idual biasanya timbul dari masalah fisik
atau persengketaan antara dua kelompok atau lebih yang biasanya selalu terjadi dalam keadaan
berulang. Berbagai masalah yang timbul dan dihadapi di perkotaan antara lain+
a. Pedangan asongan dan kaki lima merupakan dampak negatif dari urbanisasi. b. &asalah pembebasan tanah dibeberapa bangunan yang akan dijadikan ruang terbuka
kota masih sering menimbulkan protes dan tidak puasnya masyarakat terhadap ganti
ruginya.
c. Banyaknya masalah S*$* yang menjurus pada tindak anarkis.
d. &asalah pengangguran
6
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
7/106
;. &asalah Lingkungan
Pembangunan kota yang tidak terencana dan tidak tertata dengan baik akan menimbulkan
banyak permasalahan, baik fisik, sosial maupun ekonoi yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi. #emikian pula dengan desakan penduduk yang semakin tinggi terhadap lahan
yang terbatas akan menyebabkan tumbuhnya pemanfaatan ruang diluar batas toleransi, seperti
penebangan 'egetasi dan mengubah lahan yang semula menjadi hunian penduduk dengan segala
kegiatan penunjang lainnya.
B. &asalah Penerapan Perencanaan Kota
). Proses yang rumit
(. Pengontrolan yang lemah
5. Pengarahan yang minim
9. Perencanaan selalu berorientasi pada pencapaian tujuan berjangka panjang yang sering meleset
akibat banyaknya ketidakpastian serta terdapat jenis – jenis perencanaan yang disusun dengan
landasan pemikiran pemecahan masalah secara ad hoc yang berjangka pendek, kurang kawasan luas.
:. Perencanaan tata ruang terlalu ditekankan pada aspek fisik dan 'isual 1tata guna lahan, sistem
jaringan jalan dan infrastruktur atau prasan lingkungan3
;. Keterpaduan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan selama ini terkesan sebagai selogan
belum terlihat dalam kenyataan
7. Peran masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup masih snagat terbatas
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
8/106
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan kota adalah bentuk dan pola kota. Pola suatu kota
tersebut dapat menggambarkan arah perkembangan dan bentuk fisik kota. "kspresi keruangan morfologi kota secara
umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu +
1. Bentuk kompak a. Bujur sangkar 1 the square cities 3
Perluasan kota ke segala arah yang relatif seimbang dan kendala fisik tidak begitu berarti. *danya
jalur transportasi pada sisi – sisi memungkinkan terjadinya percepatan pertumbuhan areal kota pada jalur
yang bersangkutan.
b. Kipas 1 fan shaped cities 3
&erupakan bentuk sebagian lingkaran. Ke arah luar lingkaran kota yang bersangkutan mempunyai
kesempatan berkembang yang relatif seimbang. Pada bagian – bagian lainnya terdapat beberapa hambatan
perkembang areal kekotaannya yang dapat diklasifikasikan menjadi (, yaitu hambatan alami 1 perairan
dan pegunungan 3, hambatan artificial 1 saluran buatan, 0oning dan ring road 3.
8
Gambar 2.1 Bentuk Bujur Sangkar
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
9/106
c. Persegi panjang 1 the rectangular cities 3
&elihat bentuknya sudah terlihat jelas bahwa dimensi memanjang sedikit lebih besar daripada dimensi
melebar.
d. Pita 1 ribbon shaped cities 3
Perluasan kota paling ideal serta pengembangan sambung dalam segala arah.
9
Gambar 2.2 Bentuk Kipas
Gambar 2.3 Bentuk Persegi Panjang
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
10/106
e. Bulat 1 rounded cities 3
Perluasan kota paling ideal serta pengembangan sambung dalam segala arah.
f. >urita?bintang 1 octopus shaped cities 3
Perluasan kota didominasi oleh jalur transportasi dari segala arah.
10
Gambar 2.4 Bentuk Pita
Gambar 2.5 Bentuk Bulat
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
11/106
g. !idak berpola 1 unpattern cities 3
Perluasan kota dipengaruhi oleh bentuk lahan khusus 1pulau3.
(. Bentuk tidak kompak
a. Berantai 1 chained cities 3
Kota ini seolah – olah merupakan mata rantai yang dihubungkan oleh rute transportasi sehingga
peran jalur transportasi sangat dominan.
11
Gambar 2.6 Bentuk Gurita
Gambar 2.7 Tidak Berpola
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
12/106
b. !erpecah 1 fragment cities 3
Perluasan areal kota tidak langsung menhatu dengan induk tapi cenderung membentuk ecla'es
1 umumnya berupa daerah pemukiman yang berubah dari sifat pedesaan menjadi sifat perkotaan 3
12
Gambar 2.8 Bentuk Berantai
Gambar 2.9 Bentuk Terpecah
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
13/106
c. !erbelah 1 split cities 3
Bentuk kota kompak namun terbelah perairan yang lebar. Kota tersebut terdiri dari dua bagian yang
terpisah yang dihubungkan dengan jembatan – jembatan.
d. Satelit 1 stellar cities 3
Bentuk kota yang didukung oleh majunya transportasi dan komunikasi yang akhirnya tercipta bentuk kota
megapolitan.
13
Gambar 2.10 Bentuk Terbelah
Gambar 2.11 Bentuk Satelit
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
14/106
(.).: Klasifikasi kota
). Berdasarkan jumlah penduduk
a. Kota kecil + (2.222 – :2.222 jiwa b. Kota sedang + :2.222 – )22.222 jiwa
c. Kota besar + )22.222 – ).222.222 jiwad. &etropolitan + ).222.222 – :.222.222 jiwa
e. &egapolitan + @ :.222.222 jiwa
(. Berdasarkan fungsi?pembentukan sejarah
a. Kota sebagai pusat kebudayaan
b. Kota sebagai pusat industry
c. Kota sebagai pusat pemerintahan
d. Kota sebagai pusat perdagangan
e. Kota sebagai pusat rekreasi dan kesehatan
(.).; Perkembangan Kota
>riffith !aylor 1)=:
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
15/106
93 Stadium Senile
Kemunduran kota dikarenakan kurangnya pemeliharaan yang dapat disebabkan faktor ekonomi dan politik.
). Perkembangan kota menurut asal pertumbuhan
)3 Secara alamiah
#imana umumnya terjadi pada kota di masa lalu yang perkembangannya didasarkan pada kegiatan
manusia. 8ntuk infrastrukturnya dibangun secara tidak teratur dan tidak mempertimbangkan untuk
perkembangan kota masa depan.
a. Penyebaran secara konsentris
Perkembangan kota dimana pusat kotanya sebagai inti.
b. Pertumbuhan berbentuk satelit
*danya kota – kota lain disekitar kota utama, dimana secara ekonomi kota – kota tersebut masih
bergantung dengan kota intinya.
15
Gambar 2.12 Penyebaran secara konsentris
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
16/106
c. Pertumbuhan secara terpencar
Pola kota yang disusun secara tidak teratur?meloncat.
(3 Secara terencana
Perkembangan kota yang disusun secara terstruktur oleh perencana?perancang kota. Serta memperhatikan
aspek kegiatan manusia secara rasional untuk menghindari konflik di masa depan.
(. Perkembangan kota menurut arah pertumbuhan
16
Gambar 2.13 Pertumbuhan berbentuk satelit
Gambar 2.14 Pertumbuhan secara terpencar
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
17/106
)3 Secara hori0ontal
-ara perkembangannya mengarah ke luar. *rtinya, pertumbuhan dan perkembangan meluas ke segala arah
yang memungkinkan mengenai kota masa depan. Salah satu keuntungannya ialah lahan – lahan yang tersisa
dapat dijadikan sebagai ruang terbuka.
(3 Secara ertikal
-ara perkembangannya mengarah ke atas. *rtinya, bangunan – bangunan kota yang dikembangkan secara
bertingkat. Perkembangan dengan cara ini sering terjadi di pusat kota 1dimana harga lahan mahal3 dan di pusat
– pusat perdagangan yang memiliki potensi ekonomi.
17
Gambar 2.15 Perkembangan Horizontal
Gambar 2.16 Perkembangan ertikal
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
18/106
53 Secara nterstisial-ara perkembangannya mengarah ke dalam. *rtinya, daerah dan ketinggian bangunan – bangunan tetap sama,
sedangkan kuantitas lahan terbangun bertambah. Perkembangan dengan cara ini sering terjadi di ppusat kota
dan antara pusat dan pinggir kota yang kawasannya sudah dibatasi dan hanya dapat dipadatkan.
5. Perkembangan menurut teknologi dan peradaban
)3 Case &e0o !eknik
Perkembangan kota yang bergantung pada sumber daya angina dan air.
(3 Case Paleo !eknik
Perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan adalah uap air yang mesinnya terbuat dari besi dan
baja.
53 Case 4eo !eknik
Perkembangan kota yang suber tenaga yang digunakan adalah bensin dan uap air.
18
Gambar 2.17 Perkembangan !nterstisial
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
19/106
9. Perkembangan dari segi fisik dan budaya
Lewis &unford mengklasifikasikan perkembangan kota dari segi fisik dan budaya menjadi ;, diantaranya +)3 "opolis
&erupakan awal pembentukkan benih sebuah kota yang dicirikan dengan adanya perkampungan.
Kegiatan masyarkat pada tahap ini masih terfokus pada sektor pertanian, pertambangan, perkebunan dan
perikanan.
(3 Polis
!ahap ini dicirikan dengan munculnya pasar di tengah perkampungan serta mulai berdirinya industri
kecil. Pengaruh industri pada tahap ini masih belum begitu besar.
53 &etropolis
!ahap ini kenampakan struktur ruang kota sudah berkembang cukup besar. Pengaruh kota sudah terasa
hingga daerah sekitarnya sehingga banyak ditemukan kota satelit atau daerah penyokong kota utama.93 &egapolis
!ahap ini dicirkan dengan perilaku manusia di atasnya yang hanya berorientasi materi. Sistem birokrasi
yang buruk dan standarisasi produk lebih dipentingkan pada tahap ini. -ontoh tahap ini adalah Kota Paris
pada abad ke )
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
20/106
atau tahap%tahap tersebut. untuk memulai proses penataan kota dibutuhkan pedoman yang berupa $encana #etail
!ata $uang 1$#!$3.
#i dalam 8ndang%8ndang 4o. (; !ahun (227 tentang Penataan $uang, $encana #etail !ata $uang 1$#!$3
Kota, merupakan penjabaran dari $encana 8mum !ata $uang /ilayah Kota ke dalam rencana distribusi pemanfaatan ruang dan bangunan serta bukan bangunan pada kawasan kota. #engan kata lain $encana #etail !ata
$uang Kota mempunyai fungsi untuk mengatur dan menata kegiatan fungsional yang direncanakan oleh perencanaan
ruang diatasnya, dalam mewujudkan ruang yang serasi, seimbang, aman, nyaman dan produktif.
20
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
21/106
). Standar !ata $uang Kota
Struktur dan sistematika $encana #etail !ata $uang Kota memuat langkah%langkah penentuan tujuan dan sasaran
pembangunan kawasan perencanaan, perumusan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan, identifikasi potensi dan
masalah kawasan, analisis ruang makro dan mikro kawasan, perumusan kebutuhan pengembangan dan penataan ruang
kawasan, perumusan rencana detail tata ruang kawasan, pengaturan ketentuan amlop ruang, dan ketentuan pengendalian
pemanfaatan ruang, sebagaimana digambarkan dalam uraian berikut.
21
Gambar 2.18 Gambar alur tata ruang
kota
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
22/106
). Pengumpulan dan pengolahan data
a. n'entarisasi b. "laborasi
(. *nalisa kawasan perencanaan
a. *nalisa struktur kawasan perencanaan
b. *nalisa peruntukan blok rencanac. *nalisa prsarana transportasi
d. *nalisa Casilitas 8mum
e. *nalisa utilitas umum
f. *nalisa amplop ruang
g. *nalisa kelembagaan dan peran serta masyarakat
5. Perumusan dan ketentuan teknis rencana detail
a. Konsep rencana
b. Produk rencana detail tata ruang)3 $encana struktur ruang kawasan
(3 $encana peruntukan blok
53 $encana penataan bangunan dan lingkungan 1amplop ruang393 ndikasi Program pembangunan
:3 Legalisasi rencana detail tata ruang
9. Pengendalian rencana detail
a. !ujuan b. Komponen pengendalian
)3 6onasi(3 *turan insentif dan disinsentif
53 Perijinan dalam pemanfaatan ruang
c. Pengendalian Pemanfaatan $uang &elalui Pengawasan
:. Kelembagaan dan peran serta aktif masyarakat
22
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
23/106
a. Peran kelembagaan,
b. Peran serta masyarakat
(. Landasan ukum
Semua kegiatan yang berlangsung di suatu negara selalu terikat oleh hukum yang berlaku di negara tersebut, seperti
halnya dalam menata tata ruang kota. peraturan%peraturan tingkat nasional dalam tata ruang kota tercantum di +
). Peraturan &enteri P8 4o.2)?P$!?&?(2)5 Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi #alam Penetapan
$ancangan Peraturan #aerah !entang $encana $inci !ata $uang
Kabupaten?Kota
(. Peraturan Presiden 4o. (< !ahun (2)( $encana !ata $uang Pulau Aawa%Bali
5. Peraturan Presiden 4o. )5 !ahun (2)( $encana !ata $uang Pulau Sumatera
9. Peraturan Presiden 4o. 5 !ahun (2)( $encana !ata $uang Pulau Kalimantan
:. Peraturan Presiden 4o.;( !ahun (2)) !entang $encana !ata $uang Kawasan Perkotaan &edan, Binjai, #eli
Serdang, dan Karo
;. Peraturan Presiden 4o.:: !ahun (2)) !entang $encana !ata $uang Kawasan Perkotaan &akassar, &aros,
Sungguminasa, !akalar
7. Peraturan Presiden 4o.9: !ahun (2)) !entang $encana !ata $uang Kawasan Perkotaan #enpasar, Badung, >ianyar,
dan !abanan.
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
24/106
)9. 8ndang % undang 4o.9 !ahun (22= Pertambangan &ineral dan Batubara
):. Peraturan &enteri P8 4o.)7?P$!?&?(22= Pedoman Penyusunan $encana !ata $uang /ilayah Kota
);. Peraturan &enteri P8 4o.);?P$!?&?(22= Pedoman Penyusunan $encana !ata $uang /ilayah Kabupaten
)7. Peraturan &enteri P8 4o.):?P$!?&?(22= Pedoman Penyusunan $encana !ata $uang /ilayah Pro'insi
)
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
25/106
(227 Kawasan $awan >empa Bumi
55. Peraturan &enteri P8 4o. ((?P$!?& !ahun
(227Pedoman Penataan $uang Kawasan $awan Bencana Longsor
59. Peraturan &enteri P8 4o. 92?P$!?& !ahun
(227
Pedoman Perencanaan !ata $uang Kawasan $eklamasi Pantai
5:. Peraturan &enteri P8 4o. 9)?P$!?& !ahun
(227Pedoman Kriteria !eknis Kawasan Budidaya
5;. Peraturan &enteri P8 4o. 2:?P$!?& !ahun
(22<
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan $uang !erbuka ijau di Kawasan
Perkotaan
57. Keputusan &enteri Kimpraswil 4o.
5(7?KP!S?& !ahun (22(Penetapan ; 1"nam3 Pedoman Bidang Penataan $uang
5
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
26/106
9
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
27/106
)3 8ndang%8ndang 4omor (; !ahun (227 tentang Penataan $uang +
• Pasal ;: *yat1)3, FPenyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh Pemerintah dengan melibatkan
peran msyarakatFG
• Pasal ;: *yat1(3, FPeran masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat1)3
dilakukan, antara lain melalui +
a. Partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruangG
b. Partisipasi dalam pemanfaatan ruangG
c. Partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang
(3 Peraturan Pemerintah 4omor ): !ahun (2)2 tentang Penyelenggaraan Penataan $uang +
• Pasal (2, FProsedur penyusunan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal )= *yat 1)3
meliputi +
a. Proses penyusunan rencana tata ruangG
b. Pelibatan peran masyarakat dalam perumusan konsepsi rencana tata ruangG dan
c. Pembahasan rancangan rencana tata ruang oleh pemangku kepentinganF
27
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
28/106
• Pasal ;) *yat 1)3, FProsedur penyusunan rancana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal (2
untuk $encana #etail !ata $uang meliputi +
a. Proses penyusunan $encana #etail !ata $uangG
b. Pelibatan peran masyarakat pada tingkat kabupaten?kota dalam penyusunan $encana #etail !ata
$uangG dan
c. Pembahasan rancangan $encana #etail !ata $uang oleh pemangku kepentingan di tingkat
kabupaten?kotaF sebagaimana ditambahkan pada penjelasan Pasal ;) *yat 1)3 uruf b, FPelibatan
peran masyarakat dalam penyusunan $encana #etail !ata $uang antara lain dilakukan melalui
penjaringan opini publik, forum diskusi, dan konsultasi publik pada tingkat kabupaten?kotaF
53 Peraturan Pemerintah 4omor ;< !ahun (2)2 tentang Bentuk dan !ata -ara Peran &asyarakat dalam Penataan
$uang +
• Pasal ;, FBentuk peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang berupa +
a. masukan mengenai + )3 Persiapan penyusunan rencana tata ruangG (3 penentuan arah
pengembangan wilayah atau kawasanG 53 pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan
wilayah atau kawasanG 93 perumusan konsepsi rencana tata ruangG dan?atau penetapan rencana tata
ruang
28
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
29/106
b. kerjasama dengan Pemerintah, Pemerintah #aerah, dan atau sesama unsur masyarakat dalam
perencanaan tata ruang.
• Pasal 7 *yat 1)3, FPemerintah dan atau Pemerintah #aerah dalam perencanaan tata ruang dapat secara
aktif melibatkan masyarakatG
• Pasal 7 *yat 1(3, F&asyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1)3 adalah yang terkena dampak
langsung dari kegiatan penataan ruang, yang memiliki keahlian di bidang penataan ruang, dan atau
yang kegiatan penataan ruang, yang memiliki keahlian di bidang penataan ruang, dan atau yang
kegiatan pokoknya di bidang penataan ruang.
(.( Perancangan Kota 1#esain 8rban3
(.(.) #efinisi perancangan kota
Peter /ebber mendefinisikan desain urban sebagai Hproses membentuk suatu kota melalui waktuH. Aerry Spencer
menggambarkannya sebagai Hmenciptakan sebuah kehidupan publikH. 8ntuk -armona, eath, Ec and !iesdell adalah Hproses
yang nantinya akan membentuk tempat yang layak bagi orang%orangH. Seorang ahli desain urban #oug Paterson,
mendefinisikan desain urban sebagai Hpenyatuan antara masyarakat dengan konteks urban itu sendiri yang nantinya akan
menjadi struktur kotaH. Peter Batchelor and #a'id Lewis menjelaskan desain urban sebagai Hmendesain perkotaanH.
8rban #esain adalah perpaduan disiplin ilmu perencanaan dan arsitektur, dalam menciptakan ? memperbarui identitas dan
kebanggan lokal, melalui peningkatan citra 'isual dan kualitas lingkungan perkotaan. Dakni dengan memberikan deskripsi
29
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
30/106
kebijakan berbentuk tiga dimensi sebagai bagian dari perencanaan yang komprehensif. #isiplin ini fokus pada perancangan
public realm , yang diciptakan oleh ruang publik dan bangunan%bangunan yang membentuk ruang tersebut.
(.(.( !ujuan perancangan kota
Spreiregen, Paul #., 1)=;:3 tujuan perancangan kota antara lain+
a. membuat kota lebih manusiawi
b. menghubungkan bentuk fisik kota dengan keadaan alam, misal orientasi
c. menselaraskan urban dengan alam
d. menciptakan ruang%ruang kota yang berkualitas
e. menjadikan kota sebagai suatu pelabuhan keanekaragaman.
(.(.5 !eori Perancangan Kota
). !eori Cigure ? >round
!eori figure ground merupakan pengetauhan mengenai tata kota sebagai hubungan testural antara bentuk yang
duibangun 1building mass3 dan ruang terbuka 1open space3. *nalisis figure ground adalah sarana yang baik untuk
mengidentifikasikan sebuah tekstur dan pola%pola sebuah tata ruang perkotaan, serta masalah keteraturan masa ruang
perkotaan. Pendekatan figure ground adalah suatu bentuk usaha untuk mengolah pola eisting figure ground dengan cara penambangan, pengurangan, atau pengubahan pola geometris dan juga merupakan bentuk analisa hubungan antara massa
bangunan 1urban solid3 dengan ruang terbuka 1urban 'oid3.
30
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
31/106
!ipe urban solid terdiri dari massa bangunan, persil lahan blok hunian yang ditonjolkan, dan edges yang berupa
bangunan.
Gambar 2.19 "rban solid kota
!ipe urban 'oid terdiri dari+
a. $uang terbuka berupa pekarangan yang bersifat transisi antara public dan pri'at
b. $uang terbuka di dalam atau dikelilingi massa bangunan bersifat semi pri'at sampai pri'at
c. Aaringan utama jalan dan lapangan bersifat public karena mewadahi akti'itas publik berskala kota
d. *rea parkir public bisa berupa taman parkir sebagai nodes yang berfungsi preser'asi kawasan hijaue. Sistem ruang terbuka yang berbentuk linier dan cur'alinier. !ipe ini berupa daerah aliran sungai, danau dan
semua yang alami dan basah.
!erdapat tiga prinsip open space dalam fokus kota, yaitu+
a. Epen space adalah ruang terbuka yang lebih berarti dari pada sesuatu yang kosong saja.
b. Epen space dibentuk secara organis atau teknis oleh benda%benda yang membatasinya.
c. Epen space dapat dilihat dari aspek fungsional public space dan semi public space.
31
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
32/106
Secara prinsip, ruang terbuka yang terbuka dibutuhkan serta digunakan dalam setiap kota.
Gambar 2.20 "rban %oid kota
Pola%pola tekstur perkotaan dapat sangat berbeda karena perbedaan tekstur pola%pola tersebut mengungkapkan perbedaan rupa kehidupan dan kegiatan masyarakat perkotaan secara arsitektural. #i dalam pola%pola kawasan kota
secara tekstural mengekspresikan rupa kehidupan dan kegiatan perkotaan secara arsitektural dapat diklasifikasikan
dalam tiga kelompok, yaitu
32
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
33/106
a. Susunan kawasan bersifat homogen yang jelas, dimana ada satu pola penataan.
Gambar 2.21 Ka&asan bersifat homogen
b. Susunan kawasan yang bersifat heterogen, dimana dua atau lebih pola berbenturan.
Gambar 2.22 Ka&asan bersifat heterogen
c. Susunan kawasan yang bersifat menyebar dengan kecenderungan kacau
33
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
34/106
Gambar 2.23 Ka&asan bersifat menyebar dan agak kacau
#alam teori figure ground, maka skala kota terdiri dari dua macam, yaitu+a. Skala makro besar
#alam skala makro besar, figure?ground memperhatikan kota keseluruhannya. *rtinya, sebuah kota yang
kecil dalam skala ini menjadi tidak terlalu penting, karena gambar figure?ground secara makro besar berfokus
pada ciri khas tekstur dan masalah tekstur sebuah kota secara keseluruhannya.
Gambar 2.24 'igure ground dalam skala makro besar (kota)
b. Skala makro kecil
34
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
35/106
#alam skala makro kecil, biasanya yang diperhatikan adalah sebuah figure?ground kota dengan fokus pada
satu kawasan saja. *rtinya, pada skala ini kota secara keseluruhan tidak terlalu penting, karena gambar
digure?ground secara makro kecil berfokus pada ciri khas tekstur dan maslah tekstur sebuah kawasan secara
mendalam.
Gambar 2.25 'igure ground dalam skala makro kecil (ka&asan)
(. !eori Linkage
!eori ini di dasarkan pada hubungan antar unsure atau elemen pembentuk ruang digambarkan oleh jalan, parkir, rute
pejalan kaki, ruang terbuka atau rangkaian secara fisik menghubungkan bagian kota. Penekannya pada perhatian
pengolahan sistem pergerakan dan infrastruktur diatas pola ruang terbuka 1'oid3. #alam konteks arsitektur kota, lingkage
menunjukan hubungan akti'itas?pergerakan dari beberapa 0ona makro?mikro dengan atau tanpa keragaman fungsi, yang
bertalian aspek fisik, historis, ekonomi, sosial, budaya dan politik.
Sebuah linkage perkotaan dapat diamati dengan cara dan pendekatan yang berbeda. Linkage perkotaan akan dikemukakan
dalam 5 pendekatan, yaitu+a. Linkage isual
stilah linkage 'isual memiliki arti bahwa dua atau lebih banyak fragmen kota dihubungkan menjadi satu kesatuan secara
'isual. #alam linkage 'isual terdapat lima elemen yang menghasilkan hubungan secara 'isual yaitu+
)3 >aris
35
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
36/106
&engubungkan langsung dua tempat dengan satu deretan?linier massa 1bangunan, pohon dll3 yang cenderung masif.
(3 Koridor #i bentuk oleh dua deretan massa 1bangunan atau pohon 3 membentuk sebuah ruang.
53 Sisi
Sama dengan elemen garis namun bedanya hanya pada penepatan masif berada di belakang.
93 Sumbu
"lemen bersifat spasial, serta hubungan daerah satu dengan yang lain dengan mengutamakan salah satu wilayah?daerah.
:3 rama
&enghubungkan dua tempat dengan 'ariasi massa dan ruang.
Gambar 2.26 *ontoh linkage %isual pada Kota S&iss
b. Linkage Struktural
Linkage struktual adalah sebuah jaringan kolase?tekstur figure ground?solid 'oid yang menjadi satu kesatuan dalam
tatanan. Cungsi linkage struktural pada ruang kota yaitu berfungsinya pola ruang perkotaan dan bangunanya dengan
baik sebagai stabilisator dan koordinator di adalam lingkungan, jika hal ini tidak sebagaimana mestinya maka yang
terjadi kekacauan pemahaman terhadap bentuk, wujud, serta fungsi teradap prioritas penataan kawasan.
Berikut adalah elemen%elemen pembentuk linkage struktrual+
)3 !ambahan
Secara struktural melanjutkan pola eksisting yang ada, namun di tambahkan bentuk ruang maupun massa
yang relati'e cenderung sama sehingga tidak mengurangi pemahaman lokasi?konteks, serta penambahan itu
juga masih dapat di pahami sebagai unsur tambahan.
(3 Sambungan
36
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
37/106
*dalah elemen linkage struktural sambungan yaitu mengenakan pola massa?ruang kota yang relati'e
baru?berbeda, dikarenakan biasanya memiliki fungsi istimewa.
53 !embusan
!embusan ini merangkum pola yang telah di eksisting, sehingga relatif rumit, karena fungsinya menyatukan
dengan hanya mengadopsi bentuk di lingkungannya, tanpa memaknai kehadirannya sendiri.
Gambar 2.27 *ontoh linkage struktural pada Kota S&edia
c. Linkage Bentuk
#i dalam realitas perkotaan dan perancangannya, sering dilupakan bahwa sebuah kota memiliki arti lebih luas
daripada jumlah gedung dan prasarananya saja. Sebuah kota hanya akan berarti sebagai sejumlah unit%unit. Sebuah
kota bukan sekedar rangkaian sejumlah unit%unit secara 'isual maupun struktural, namun ada juga bentuk%bentuk
rupa kolektif. Karena sebuah kota banyak memiliki kolektif ciri khas, organisasi dan bentuk yg bersifat kolektif.
"lemen elemen linkage bentuk diantaranya +
+) *ompositional formBentuk komposisi merancang objek%objek komposisi dua demensi dan indi'idual yang terhubung abstrak
satu dengan yang lain Linkage cenderung diasumsikan pengamat, dan tidak memperhatikan fungsi ruang
terbuka.
,) -egaform
37
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
38/106
&egaform?bentuk mega menghubungkan struktur%struktur seperti bingkai yang linear atau sebagai grid.
Linkage di capai melalaui hierarki yang bersifat open ended.
/) Groupform
>roupform muncul dari penambahan akumulasi bentuk dan struktur yang biasaberdiri disamping ruang
terbuka publik, dalam ini linkage di kembangkan secara organis.
Gambar 2.28 -ontoh penggunaan linkage bentuk elemen megaform
5. !eori Place
!eori Place berkaitan dengan space terletak pada pemahaman atau pengertian terhadap budaya dan karakteristik manusia
terhadap ruang fisik. Space adalah 'oid yang hidup mempunyai suatu keterkaitan secara fisik. Space ini akan menjadi place
apabila diberikan makna kontekstual dari muatan budaya atau potensi muatan lokalnya. Sebuah place dibentuk sebagai
sebuah space jika memiliki ciri khas dan suasana tertentu yang berarti bagi lingkungannya. Suasana itu tampak dari bendakonkret 1bahan, rupa, tekstur, warna3 maupun benda yang abstrak, yaitu asosiasi kultural dan regional yang dilakukan oleh
manusia di tempatnya. Sebuah tempat 1place3 akan terbentuk bila dibatasi dengan sebuah 'oid, serta memiliki ciri khas
tersendiri yang mempengaruhi lingkungan sekitarnya 16ahnd, )===3.
38
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
39/106
!eori place terdiri dari dua jenis, yaitu+)3 Konteks
Suatu perancangan yang kontekstual merupakan hasil dari suatu proses megalihkan arti lingkungan ke dalam sebuah
objek baru. Selain itu suatu perancanngan secara kontekstual tidak boleh mengabaikan kontras karena kontras
dibutuhkan untuk meciptakan sebuah lingkungan yang menrik dan kreatif.
a3 #inamis
$uang dinamis sering disebut sebagai street atau jalan memiliki kaitan tersendiri antara bentuk dan fungsinya,
sehingga Spiro Kostof dengan tepat mengatakan bahwa ruang dinamis yang disebut sekaligus adalah elemen dan
institusi perkotaan.
Gambar 2.29 0lemen Place Konteks 1inamis
b3 StatisKaraker ruang terbuka yang bersifat statis di dalam kota hanya dianggap sebagai tempat estetika perkotaan. Eleh
sebab itu, karakter tempat tersebut hanya digolongkan pada geometrinya saja tanpa memperhatikan fungsi kota.
39
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
40/106
Gambar 2.30 0lemen place konteks statis
(3 -itra Kota
Ke'in Lynch menyatakan bahwa image kota dibentuk oleh : elemen pembentuk citra kota, yaitu +
a3 Paths
Suatu garis penghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan mudah . Paths berupa jalur, jalur pejalan kaki,kanal, rel kereta api, dan yang lainnya.
Gambar 2.31 Gambar dan *ontoh Paths pada kota
40
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
41/106
b3 "dges
"lemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa paths yang merupakan batas antara ( jenis fase kegiatan.
"dges berupa dinding, pantai, hutan kota, dan lain%lain.
Gambar 2.31 Gambar dan *ontoh 0dges pada kota
c3 #istricts
#istricts hanya bisa dirasakan ketika orang memasukinya, atau bisa dirasakan dari luar apabila memiliki kesan
'isual. *rtinya districts bisa dikenali karena adanya suatu karakteristik kegiatan dalam suatu wilayah.
41
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
42/106
Gambar 2.33 Gambar dan *ontoh 1istricts pada kota
d3 4odes
Berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk memasuki districts yang berbeda. Sebuah titik konsentrasi dimana
transportasi memecah, paths menyebar dan tempat mengumpulnya karakter fisik.
42
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
43/106
Gambar 2.34 Gambar dan *ontoh 2odes pada kota
e3 Landmark !itik pedoman obyek fisik. Berupa fisik natural yaitu gunung, bukit dan fisik buatan seperti menara, gedung,
sculpture, kubah dan lain%lain sehingga orang bisa dengan mudah mengorientasikan diri di dalam suatu kota atau
kawasan.
Gambar 2.35 *ontoh 3andmark pada kota
(.(.9 Lingkup bidang perancangan kota
8ntuk merumuskan unsur%unsur bentuk fisik kota, perlu dirumuskan terlebih dulu domain atau lingkup bidang
perancangan kota. Seperti telah dijelaskan di bagian sebelumnya, perancangan kota 1urban design3 dalam hal ini dipandang
sebagai bagian dari proses perencanaan kota 1urban planning 3 yang berkaitan dengan kualitas fisik lingkungan kota. #alam hal
43
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
44/106
kualitas fisik ini, perencana dan perancang kota tidak akan dapat merancang seluruh unsur bentuk fisik kota, kecuali bila yang
dihadapi kota baru atau kawasan kosong yang akan direncanakan 1Shir'ani, )=
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
45/106
!ata guna lahan merupakan unsur pokok dalam desain urban yang menentukan dasar perencanaan dalam dua
dimensi, bagi terlaksananya ruang tiga dimensi. !ata guna lahan merupakan pengaturan suatu lahan dan keputusan
untuk menggunakan lahan untuk maksud tertentu sesuai dengan peruntukanya.
#alam peruntukan lahan terdapat pembagian penggunaan lahan menjadi kelompok%kelompoksesuai dengan
interaksi antara unsur manusia, akti'itas, dan lokasipertama menghasilkan land use plan dengan pengelompokan
akti'itas, funsi, dan karakter tertentu, kedua menghasilkan land use plan sebagai pembagian penggunaan lahan
yang terbatas. 8ntuk masa yang akan datang, kebijakan mi use digunakan untukmeningkatkan kehidupan (9
jam, dengan jalan memperbaiki sirkulasi melalui fasilitas pejalan kaki, dan pengguna yang lebih baik dari system%
sistem infrastruktur, analisa%analisa dasar lingkungan alam dan perbaikan atau meningkatkan system infra
strukturdengan rencana serta operasi pemeliharaan.
#alam intensitas pembangunan de'eloperakan mendapatkan ijin membangunhingga C*$ maksimum, sebagai
bonus dari kompensasi dari kesediaan membangun fasilitas tambahan bagi kepentingan umum. *turan 0oning
memperhatikan aspek fisik bangunan yang memperhatikan ketinggian, pemunduran, dan lantai dasar yang
diperlukan untuk menunjang public space.
Kesalahan masa lalu dalam penggunaan tata guna lahan, antara lain kurangnya keanekaragamanpengguna
lahan dalam suatu area dan kesalahan dalam memperhatikan faktor lingkungan dan fisik alamiah. Eleh karena itu,
yang di perhatikan untuk tata guna lahan di masa mendatan adalah miing use dalam suatu urban area, untuk
meningkatkan kehidupan (9 jam dengan memperbaiki sirkulasimelalui fasilitas pedestriandan pengguna
infrastrukturyang lebih baik, analisis yang berdasarkan lingkungan alamidan perbaikan system infrastrukturserta
rencana perawatan yang diperlukan.
45
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
46/106
Sebagai contoh adalah kasus di Aakarta, tepatnya di daerah Kuningan, pada awalnya wilayah ini dalam Aakarta
Struktur Plan (22: diarahkan untuk pengembangan kawasan campuran, dengan sebagian besar untuk pemukiman
kelas atas yang disediakan untuk para diplomat serta perkantoran. !etapi sekarang kawasan ini tumbuh menjadi
kawasan perkantoran kelas satu termasuk kantor%kantor komersial. al ini terjadi karena lokasi tersebut yang
sangat strategis dibandingkan lokasi lain.
#ari aspek aksesibilitas, kawasan ini mudah dicapai dari segala arah, tetapi pelayanan transportasi tidak cukup
baik. Aalur lalu lintas sangat padat terutama pada jam sibuk. #engan kondisi ini maka kebijaksanaan tata guna
lahan di kawasan ini dirumuskan kembali dengan konsep superblock system dan high rise building. Sebagai
dampaknya kebutuhan transportasi meningkat pesat sedangkan sarananya sangat terbatas, akibatnya kemacetan
dan kepadatan lalu lintas tidak dapat dihindarkan.
#engan luas area 5(:ha dan lebih dari setengah juta pekerja, maka kawasan ini sangat memerlukan alat dansarana transportasi baru. 4amun dalam realitanya, walau terjadi perubahan fungsi kegiatan 1tata guna lahan3,
kebijaksanaan transportasi masih mengacu pada Aakarta Struktur Plan (22:, yang jelas%jelas sudah tidak sesuai
lagi dengan kondisi perkembangan yang ada. al ini menunjukkan bahwa kebijaksanaan penggunaan lahan belum
didukung dengan kebijaksanaan pengembangan transportasi.
B. Bentuk dan &assa
Bentuk dan massa bangunan terdiri atas aspek fisik 1berupa ketinggian, pemunduran, serta penutupan3 dan
mempunyai wujud dan konfigurasi 1berupa kepejalan, warna, material, tekstur, fasad, skala, dan gaya bangunan3.
46
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
47/106
Pada dasarnya, ada tiga prinsip perancangan kota yang berfungsi untuk menyatukan masalah%masalah bentuk
bangunan bangunan dan massa bangunan, yaitu
a. Skala, merupakan pandangan atau penglihatan manusia 1human 'ision3, sirkulasi, bangunan
berdampingan, dan ukuran lingkungan,
b. $uang kota, merupakan artikulasi ruang yang dibentuk oleh bentuk kota, pembatas, tipe ‐tipe ruang kota,
serta
c. &assa kota, merupakan wujud bangunan%bangunan, permukaan%permukaan tanah, dan obyek ‐obyek pada
ruang yang dapat tersusun untuk pembentuk ruang kota dan pola‐ pola akiti'itas dalam skala besar dan
skala kecil.
47
Gambar 2.37 !lustrasi penggambaran
lereng dan pengembangan kota San
'ransisco
Sumber4 Shir%ani5 +678
Gambar 2.36 Pedoman identifikasi
bangunan terkait dengan ketinggian
lingkungan eksisting
Sumber4 Shir%ani5 +678
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
48/106
Bentuk dan massa
bangunan membahas
48
Gambar 2.39 1ua jenis kemungkinan
fasad pada bangunan di 9ackson%ille
Sumber4 Shir%ani5 +678
Gambar 2.38 Pedoman identifikasi
bangunan terkait dengan ketinggian
lingkungan eksisting
Sumber4 Shir%ani5 +678
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
49/106
bagaimana bentuk dan massa%massa bangunan yang ada dapat membentuk suatu kota, serta bagaimana hubungan
antar%massa dari banyak bangunan yang ada. Pada penataan suatu kota, bentuk, dan hubungan antar%massa seperti
ketinggian bangunan, jarak antar%bangunan, bentuk bangunan, fasad bangunan, dan sebagainya harus diperhatikan
sehingga ruang yang terbentuk menjadi teratur, mempunyai garis langit – hori0on 1 skyline3 yang dinamis, serta
menghindari adanya lost space 1ruang tidak terpakai3.
-. Sirkulasi dan Perparkiran
Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk dan mengkontrol pola
kegiatan kota, sebagaimana halnya dengan keberadaan sistem transportasi dari jalan publik, pedestrian way, dan
tempat transit lainnya yang membentuk suatu kegiatan. Sirkulasi di dalam kota merupakan salah satu alat yang
paling kuat untuk menstrukturkan lingkungan perkotaan karena dapat membentuk, mengarahkan, dan
mengendalikan pola akti'itas dan karakter dalam suatu kota.
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara. Parkir merupakan suatu
kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan menginginkan kendaraannya parkir di tempat yang mudah dicapai.
Kemudahan yang diinginkan tersebut salah satunya adalah parkir di badan jalan. #alam perencanaan untuk
jaringan sirkulasi dan parkir harus selalu memerhatikan beberapa faktor diantaranya jaringan jalan merupakan
ruang terbuka yang mendukung citra kawasan dan akti'itas pada kawasan, jaringan jalan harus memberi orientasi
pada penggunaan dan membuat lingkungan yang jelas?dapat terbaca, kerjasama dari sektor kepemilikan dan pri'at
dan publik dalam mewujudkan tujuan dari kawasan.
49
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
50/106
Pola parkir yang ada dibadan jalan adalah pola parkir paralel dan menyudut. *kan tetapi pola parkir tersebut tidak
selalu dii0inkan, karena kondisi arus lalu lintas yang tidak memungkinkan. #engan demikian untuk mendesain
suatu area parkir di badan jalan ada ( 1dua3 pilihan yakni, pola parkir paralel dan menyudut.
a. Casilitas Parkir untuk 8mum
Casilitas parkir untuk umum di luar badan jalan seperti pusat perbelanjaan, bisnis maupun perkantoran
dapat berupa taman parkir atau gedung parkir.
b. Penetapan Lokasi Casilitas Parkir
Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum, dilakukan dengan memperhatikan+
)3 $encana umum tata ruang daerahG
(3 Keselamatan dan kelancaran lalu lintasG53 Kelestarian lingkunganG
93 Kemudahan bagi pengguna jasia.
Keberadaan fasilitas parkir untuk umum berupa gedung parkir atau taman parkir harus menunjang
keselamatan dan kelancaran lalu lintas, sehingga penepatan lokasinya terutama menyangkut akses keluar
masuk fasilitas parkir harus dirancang agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.
c. Kebutuhan Parkir
Kebutuhan luas area kegiatan parkir berbeda antara yang satu dengan yang lain, tergantung kepada beberapa
hal antara lain pelayanan tarip yang diberlakukan, ketersediaan ruang parkir, tingkat pemiikan kendaraan
bermotor, tingkat pendapatan masyarakat. Pada umumnya ada ( 1dua3 jenis peruntukan kebutuhan parkir,
50
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
51/106
yaitu kegiatan parkir tetap yang meliputi gedung pusat perbelanjaan, pusat perkantoran, pusat perdagangan,
pasar, sekolah, tempat rekreasi, hotel dan rumah sakit, dan kegiatan parkir yang bersifat sementara seperti
bioskop, tempat pertunjukan, tempat pertandingan olahraga dan rumah ibadah.
d. #esain Parkir di Badan Aalan
Bermacam%macam hal yang perlu diperhatikan pada suatu badan jalan, dimana hal%hal tersebut menjadi
pertimbangan dalam menentukan sudut parkir. Bahan%bahan yang menjadi pertimbangan yang secara umum
digunakan adalah sebagai berikut+
)3 Lebar jalan
(3 olume lalu lintas pada jalan yang bersangkutan
53 Karakteristik kecepatan
93 #imensi kendaraan
:3 Sifat peruntukkan lahan sekitarnya dan peranan jalan yang bersangkutan.
#alam penentuan sudut parkir pada suatu badan jalan berbeda antara satu dengan lainnya. #imana
perbedaan tersebut dikarenakan oleh fungsi jalan dan arah gerak lalu lintas pada jalan yang bersangkutan.
)3 Pola Parkir
Pola parkir dibagi ( 1dua3 yaitu pola parkir parallel dan pola parkir menyudut.
a3 Pola parkir paralel
51
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
52/106
Gambar 2.40 Tata cara parkir paralel
Gambar 2.41 Tata cara parkir ditanjakan
52
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
53/106
Gambar 2.42 Tata cara parkir diturunan
b3 Pola parkir menyudut
8ntuk pola parkir menyudut, lebar ruang pakir, ruang parkir efektif, dan ruang maneu'er
berlaku untuk jalan kolektor dan lokal. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif, dan ruang
maneu'er berbeda berdasarkan besar sudut 52I, 9:I, ;2I dan =2I.
Gambar 2.43 !ata cara parkir membentuk sudut 52I
53
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
54/106
Gambar 2.44 !ata cara parkir membentuk sudut 9:I
Gambar 2.45 !ata cara parkir membentuk sudut ;2I
54
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
55/106
Gambar 2.46 !ata cara parkir membentuk sudut =2I
Gambar 2.47 !ata cara parkir sudut di tanjakan
55
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
56/106
Gambar 2.48 !ata cara parkir di turunan
e. #esain !aman Parkir
Parkir di luar badan jalan diaplikasikan di tempat%tempat yang tarikan perjalanannya 1trip
attraction3 besar agar kelancaran arus lalu lintas dan kelestarian lingkungan tetap terjaga.
#engan demikian desain parkir di luar jalan sangat perlu diselaraskan dengan kebutuhan ruang
parkir.
)3 Kriteria taman parkir
Kriteria yang digunakan sebagai dasar dalam mendesain tempat?pelataran parkir adalah
sebagai berikut+
56
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
57/106
a3 $encana 8mum !ata $uang #aerah 1$8!$#3
b3 Keselamatan dan kelancaran lalu lintasc3 Kelestarian lingkungan
d3 Kemudahan bagi pengguna jasa
e3 !ersedianya tata guna lahan
f3 Letak antara jalan akses utama saerah yang dilayani
(3 Pola parkir penumpang
a3 Parkir kendaraan satu sisi
Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit di suatu
tempat kegiatan.
% &embentuk sudut =2 derajat
Pola parkir ini mempunyai daya tamping lebih banyak jika dibandingkan
dengan pola parkir paralel, tetapi kemudahan pengemudi melakukanmanu'er masuk dan keluar ke ruang parkir lebih sedikit jika dibandingkan
dnegan pola parkir dengan sudut yang lebih kecil dari =2 derajat.
Gambar 2.49 Pola parkir tegak lurus
% &embentuk sudut 52 I, 9:I, ;2I
Pola parkir ini mempunyai daya tamping lebih banyak jika dibandingkan
dengan pola parkir paralel,dan kemudian kenyamanan pengemudi
57
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
58/106
melakukan manu'er masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih besar jika
dibandingkan dengan pola parkir dengan sudut =2I.
Gambar 2.50 Pola parkir sudut
b3 Parkir kendaraan dua sisi
Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai.
% &embentuk sudut =2I
Pada pola parkir ini, arah gerakan lalu lintas kendaraan dapat satu
arah atau dua arah.
Gambar 2.51 Parkir tegak lurus yang berhadapan
% &embentuk sudut 52 I, 9:I, ;2I
58
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
59/106
Gambar 2.52 Parkir sudut yang berhadapan
c3 Pola parkir pulau
Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas.
% &embentuk sudut =2I
Gambar 2.53 !aman parkir tegak lurus dengan ( gang
% &embentuk sudut 9:I
Bentuk tulang ikan tipe *
59
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
60/106
Gambar 2.54 !aman parkir sudut dengan ( gang type *
Bentuk tulang ikan tipe B
Gambar 2.55 !aman parkir sudut dengan ( gang type B
Bentuk tulang ikan tipe -
60
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
61/106
Gambar 2.56 !aman parkir sudut dengan ( gang type -
d3 Kriteria !ata Letak Parkir
!ata letak area parkir kendaraan dapat dibuat ber'ariasi, tergantung pada
ketersediaan bentuk dan ukuran tempat serta jumlah dan letak pintu masuk dan
keluar. !ata letak pelataran parkir dapat diklasifikasikan sebagai berikut
% Pintu masuk dan keluar terpisah dan terletak pada satu ruas jalan
Gambar 2.57 !ata letak pelataran parkir, pintu terpisah
61
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
62/106
% Pintu masuk dan keluar terpisah dan tidak terletak pada satu ruang
Gambar 2.58 !ata letak pelataran parkir pintu terpisah
% Pintu masuk dan keluar menjadi satu dan terletak pada satu ruas jalan
62
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
63/106
Gambar 2.59 !ata letak pelataran parkir pintu tunggal
% Pintu masuk dan keluar yang menjadi satu terletak pada satu ruas
berbeda
Gambar 2.60 !ata letak pelataran parkir dengan ( pintu
63
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
64/106
f. #esain >edung Parkir
Parkir di luar jalan yakni di gedung merupakan hal yang tidak asing lagi di kota%kota besar.
>edung parkir sangat efisien diterapkam di tempat%tempat yang tingkat kesibukannya relatif
tinggi.
)3 Kriteria Parkir di >edung*da beberapa keriteria yang harus dipenuhi dalam pengembangan parkir di gedung
parkir yaitu +
a3 !ersedia tata guna lahan
b3 &emenuhi persyaratan konstruksi dan perundang%undangan yang berlaku
c3 !idak menimbulkan pencemaran lingkungan
d3 &emberikan kemudahan bagi pengguna jasa
(3 !ata Letak >edung Parkir
!ata letak gedung parkir dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a3 Lantai datar dengan jalur landai luar 1eternal ramp3.#aerah parkir terbagi dalam beberapa lantai rata 1datar3 yang
dihubungkan dengan ramp.
b3 Lantai terpisah
>edung parkir dengan bentuk lantai terpisah dan berlantai banyak
dengan ramp yang ke atas digunakan untuk kendaraan yang keluar. $amp
berada pada pintu keluar kendaraan yang masuk melewati semua ruang parkir
sampai menemukan tampat yang dapat dimanfaatkan.
53 *spek #esain
64
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
65/106
!eknologi parkir di negara%negara maju yang dikendalikan oleh komputer,
berbagai aspek yang perlu diperhatikan dalam desainnya. *spek%aspek yang
berkaitan dengan desain tersebut adalah +
a3 Konstruksi landasan
b3 !enaga penggerak c3 !eknik keluar?masuk parkir
d3 Konstruksi bangunan
e3 Kemudahan untuk mencapai gedung
f3 -ara kerja sistem
g3 Sistem keselamatan kendaraanh3 Sistem pemeliharaan tenaga penggerak
i3 Sistem pengendalian
93 Sirkulasi *ntar Lantai
Pergerakan kendaraan antar lantai harus dilakukan sedemikian sehingga konflik yang
terjadi minimal. Konflik berpotongan sebaiknya dihindarkan. >ambar%gambar berikut
menunjukkan berbagai 'ariasi sirkulasi kendaraan yang akan naik ataupun kendaraan
yang akan turun.
65
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
66/106
Gambar 2.61 Pola sirkulasi digedung parkir ramp menerus
Gambar 2.62 Pola sirkulasi gedung parkir ramp menerus berlawanan
66
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
67/106
Gambar 2.63 Pola sirkulasi gedung parkir lantai stager
Gambar 2.64 Pola sirkulasi di gedung parkir lantai stager tiga susun
67
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
68/106
Gambar 2.65 Pola sirkulasi digedung parkir lantai miring
#. $uang !erbuka
$uang terbuka 1Epen Space3 , mencakup semua unsur landscape 1jalan, trotoar dan sejenisnya3, taman, dan
ruang rekreasi didaerah perkotaan. #imana ruang terbuka hendaknya menjadi bagian integral dari perancangan
kota, bukan hanya merupakan akibat dari penyelesaian arsitekturnya. 1 Hamid Shir%ani3
Setiap ruang publik memiliki makna sebagai berikut+ sebuah lokasi yang didesain seminimal apapun,
memiliki akses yang besar terhadap lingkungan sekitar, tempat bertemunya manusia?pengguna ruang publik
dan perilaku masyarakat pengguna ruang publik satu sama lain yang mengikuti norma%norma yang berlaku
di tempat. 1 $oger Scurton +67: 3
68
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
69/106
$uang umum pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung akti'itas tertentu dari
masyarakatnya, baik secara indi'idu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini sangat
tergantung pada pola dan susunan massa bangunan. &enurut sifatnya, ruang publik terbagi menjadi (
jenis, yaitu +
). $uang publik tertutup + adalah ruang publik yang terdapat di dalam suatu bangunan.
(. $uang publik terbuka + yaitu ruang publik yang berada di luar bangunan yang sering juga disebut
ruang terbuka 1open space3. 1 $ustam Hakim +67; 3
#ari beberapa para ahli yang mengungkapkan pengertian tentang ruang terbuka ada garis besar yang
didapat, yaitu keharusan untuk mencakup semua unsur lingkungan sekitar yang akan berpengaruh besar
terhadap warga yang akan melakukan akti'itas di dalamnya. &ulai dari jalanan, taman, dan sebagainya
yang harus ditata dengan baik dan benar untuk memfasilitasi para masyarakat untuk bertemu atau
melakukan bermacam kegiatan sosial di ruang terbuka tersebut. &aka pengaruh – pengaruh lingkungan
tersebut harus diperhatikan dengan baik demi keberlangsungan akti'itas para masyarakat karena objek
utama dari di bangun nya sebuah ruang terbuka adalah masyarakat, dan tujuan utama nya itu untuk
memberi ruang kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan – kegiatan sosial.
Penyediaan ruang terbuka ini diharapkan dapat mencakup beberapa ruang yang cukup untuk+
a. kawasan konser'asi untuk kelestarian hidrologisG
b. kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensiG
c. area pengembangan keanekaragaman hayatiGd. area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaanG
e. tempat rekreasi dan olahraga masyarakatG
f. tempat pemakaman umumG
g. pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkanG
69
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
70/106
h. pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historisG
i. penyediaan $! yang bersifat pri'at, melalui pembatasan kepadatan serta kriteria
pemanfaatannyaG
j. area mitigasi?e'akuasi bencanaG dan
k. ruang penempatan pertandaan 1signage3 sesuai dengan peraturan perundangan dan tidak
mengganggu fungsi utama $! tersebut.
!ujuan penyelenggaraan ruang terbuka hijau 1$!3 adalah
a. &enjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan airG
b. &enciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan
lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakatG
c. &eningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan
yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.
Cungsi ruang terbuka hijau 1$!3 sebagai berikut
a. Cungsi utama 1intrinsik3 yaitu fungsi ekologis+
)3 memberi jaminan pengadaan $! menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara 1paru%paru
kota3G
(3 pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat berlangsung
lancarG
53 sebagai peneduhG
93 produsen oksigenG
:3 penyerap air hujanG;3 penyedia habitat satwaG
73 penyerap polutan media udara, air dan tanahG
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
71/106
)3 Cungsi sosial dan budaya+
a3 menggambarkan ekspresi budaya lokalG b3 merupakan media komunikasi warga kotaG
c3 tempat rekreasiG
d3 wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam.
(3 Cungsi ekonomi+
a3 sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun, sayur mayurG b3 bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan dan lainlain.
53 Cungsi estetika+
a3 meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro+
halaman rumah, lingkungan permukimam, maupun makro+ lansekap kota secara
keseluruhanG
b3 menstimulasi kreati'itas dan produkti'itas warga kotaGc3 pembentuk faktor keindahan arsitekturalG
d3 menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan tidak terbangun.
#alam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuaidengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan kota seperti perlindungan tata air,
keseimbangan ekologi dan konser'asi hayati.
a. $! Aalur ijau Aalan
8ntuk jalur hijau jalan, $! dapat disediakan dengan penempatan tanaman antara (2–52J dari ruang milik
jalan 1rumija3 sesuai dengan klas jalan. 8ntuk menentukan pemilihan jenis tanaman, perlu memperhatikan (
1dua3 hal, yaitu fungsi tanaman dan persyaratan penempatannya. #isarankan agar dipilih jenis tanaman khas
daerah setempat, yang disukai oleh burung%burung, serta tingkat e'apotranspirasi rendah.
71
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
72/106
Gambar 2.66 -ontoh !ata Letak Aalur ijau Aalan
b. Pulau Aalan dan &edian Aalan
!aman pulau jalan adalah $! yang terbentuk oleh geometris jalan seperti pada persimpangan tiga atau
bundaran jalan. Sedangkan median berupa jalur pemisah yang membagi jalan menjadi dua lajur atau lebih.
&edian atau pulau jalan dapat berupa taman atau non taman. #alam pedoman ini dibahas pulau jalan dan
median yang berbentuk taman?$!.
i. Pada jalur tanaman tepi jalan
1).3 Peneduh
1a3 ditempatkan pada jalur tanaman 1minimal ),: m dari tepi median3G
1b3 percabangan ( m di atas tanahG
1c3 bentuk percabangan batang tidak merundukG1d3 bermassa daun padatG
1e3 berasal dari perbanyakan bijiG
1f3 ditanam secara berbarisG
72
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
73/106
1g3 tidak mudah tumbang
.
-ontoh jenis tanaman+
Kiara Payung, !anjung, Bungur
Gambar 2.67 9alur Tanaman Tepi Peneduh
1(.3 Penyerap polusi udara
1a3 terdiri dari pohon, perdu?semakG
1b3 memiliki kegunaan untuk menyerap udaraG
1c3 jarak tanam rapatG
1d3 bermassa daun padat.
-ontoh jenis tanaman+
73
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
74/106
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
75/106
!anjung, Kiara payung, !eh%tehan pangkas, Kembang Sepatu, Bogen'il, Eleander
Gambar 2.69 Aalur !anaman !epi Penyerap Kebisingan
19.3 Pemecah angin
1a3 tanaman tinggi, perdu?semakG
1b3 bermassa daun padatG
1c3 ditanam berbaris atau membentuk massaG
1d3 jarak tanam rapat 5 m.
-ontoh jenis tanaman+
75
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
76/106
-emara, &ahoni, !anjung, Kiara Payung, Kembang sepatu
Gambar 2.70 9alur Tanaman Tepi Pemecah
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
77/106
Bambu , -emara , Kembang sepatu , Eleander
c. -ontoh $uang !erbuka
*da nya ruang terbuka di tengah – tengah kota yang di penuhi oleh bangunan tinggi sangat di
butuhkan, seperti *entral Park yang berada di &anhattan, 4ew Dork. !aman ini menjadi paru – paru
kotaM karena di bangun persis di tengah kota yang daerah sekitar nya berupa bangunan tinggi seperti
apartment , perkantoran, dll. *entral Park menjadi taman yang paling banyak dikunjungi masyarakat
4ew Dork untuk bersantai dan menikmat i segar nya area hijau di tengah hiruh pikuk nya kota 4ew
Dork. !aman ini juga sering di jadikan sebagai tempat untuk acara – acara besar di 4ew Dork.
77
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
78/106
$uang terbuka selain menjadi area publik masyarakat yang berupa taman, ada juga yang
menjadikan ruang terbuka tersebut sebagai ikon kota dengan memberikan sculpture di ruang
terbuka tersebut. Seperti *loud Gate di -hicago, yang memiliki sculpture berbentuk bean sebagai
ikon taman tersebut yang juga menjadi ikon dari kota -hicago. !aman ini berfungsi menjadi ruang
terbuka untuk para masyarakat berkumpul, bermain dan bersantai di tengah kota -hicago. *tau
banyak pula turis yang sengaja berkunjung ke taman tersebut hanya untuk menikmati dan
mengabadikan momen yang menjadikan *loud Gate tersebut sebagai ikon kota.
78
Gambar 2.72 *entral Park di 2e&
=ork
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
79/106
". *rea jalan bagi pejalan kaki 1 Pedestrian >ays3
"lemen pejalan kaki harus dibantu dengan hubungannya pada elemen – elemen dasar desain tata kota dan
harus berkaitan dengan lingkungan kota dan pola – pola akti'itas serta sesuai dengan rencana pembangunan
fisik kota. &asalah pokok dalam perencanaan jalan bagi pejalan kaki adalah pada kebutuhan akan
keseimbangan antara ketentuan bagi elemen pejalan kaki untuk menciptakan pusat kota yang nyaman dinikmati
serta pembagian dari akses – akses pelayanan umum lainnya.
79
Gambar 2.73 *loud Gate di *hicago
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
80/106
Beberapa elemen street furniture menurut S4 +
). Lampu Aalan
a. Aenis Lampu
80
Gambar 2.74 Pedoman untuk
penyediaan fasilitas umumGambar 2.75 *ontoh Sky&ay
Jenis
Lampu
Efisiensi
Raa ! Raa
"#a$
Umu% Rencana Raa ! Raa
"&am$Da'a "#a$
Penga%u(
Te%(adap
Ob&e)
Kee%angan
- 8ntuk jalan kolektor,
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
81/106
81
Tabel 2.2 Pencahayaan pada street furniture
Sumber 4 1epartemen Perhubungan5 +66/
Lampu gas
me%)u%i
e)anan
inggi
"*B+,U$
:2 % :: );.222 – (9.222
)(:
(:2
922
722
Sedang
local dan
persimpangan
- "fisiensi rendah,
umur lampu pendek
- Aenis lampu ini masih
dapat digunakan
secara terbatas
Lampu
abung
flucrescent
e)anan
%enda(
;2 – 72
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
82/106
b. Penempatan lampu
Penempatan lampu jalan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga memberikan +)3 Keselamatan dan keamanan bagi pengguna jalan
(3 Kemerataan pencahayaan yang sesuai dengan ketentuan
53 Pencahayaan yang lebih tinggi di area tikungan atau persimpangan disbanding pada
bagian jalan yang lurus
93 *rah dan petunjuk yang jelas bagi pengguna jalan dan pejalan kaki
82
Tabel 2.3 9enis jalan ?jembatan
Sumber 4 1epartemen Perhubungan5 +66/
Jenis Ja0an,Jembaan isem Penempaan Lampu 'ang Diguna)an
Ja0an A%e%i Sistem menurus dan parsial
Ja0an K-0e)-% Sistem menerus dan parsialJa0an L-)a0 Sistem menerus dan parsial
Pe%simpangan Sistem menerus
Jembaan Sistem menerus
Te%-#-ngan Sistem menerus bergradasi pada ujung – ujung
terowongan
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
83/106
c. Penataan letak lampu
Tempa
Penaaan,Pengau%an Lea)
Penaaan Pengau%an Lea)
Ja0an sau a%a( - #i kiri atau kana jalan- #i kiri dan kanan jalan berselang – seling
- #i kiri dan kanan jalan berhadapan- #i bagian tengah?separator jalan
Ja0an dua a%a( - #i bagian tengah?median jalan- Kombinasi antara di kiri dan kanan
berhadapan dengan di bagian tengah?median
jalan
Pe%simpangan #apat dilakukan dengan menggunakan lampu
menara, umumnya ditempatkan dipulau – pulai, di
median jalan, diluar daerah persimpangan.
83
Tabel 2.4 Penataan letak lampu
Sumber 4 1epartemen Perhubungan5 +66/
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
84/106
d. Perencanaan penempatan fasilitas penerang jalan
U%aian Tinggi Tiang Lampu Besa%an
Lampu sanda%
Tinggi iang %aa ! %aa 'ang diguna)an
)2 – ): m
)5 m
Lampu *ena%a
Tinggi iang %aa ! %aa 'ang diguna)an
(2 – :2 m
52 m
Ja%a) Ine%a0 iang 0ampu
Ja0an A%e%i 5.2 – 5.: Ja0an K-0e)-% 5.: – 9.2
Ja0an L-)a0 :.2 – ;.2
*inimum &a%a) ine%a0 iang 52 m
Ja%a) iang 0ampu )e epi pe%)e%asan &inimum 2.7 mJa%a) da%i epi pe%)e%asan )e ii) pene%angan
e%&au(
&inimum ).( m
udu in)0inasi (2 – 52o
e. Penataan lampu penerangan terhadap tanaman jalan
#alam penempatan lampu penerang jalan harus mempertimbangkan tanaman jalan yang
akan ditanam maupun yang telah ada, sehingga perlu adanya pemangkasan pohon dengan
ketentuan sebagai berikut+
84
Tabel 2.5 Penempatan fasilitas penerang jalan
Sumber 4 1epartemen Perhubungan5 +66/
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
85/106
2a%is Pemang)as pada udu A0fa di Ba#a( 3a(a'a
Lampu
Tinggi Pemang)asan P-(-n
45- – 2.5; #
46- – 2.(; #
75- – 2.)7 #
(. Casilitas pemberhentian bus?angkutan umum
alte adalah bagian dari perkerasan jalan yang digunakan untuk pemberhentian sementara bus,
angkutan penumpang umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Cungsi lainnya ialah
untuk meningkatkan disiplin lalu lintas. Kriteria peletakan pemberhentian bus?angkutan umum,
sebagai berikut +
a. !idak mengganggu kelancaran lalu lintas kendaraan maupun pejalan kaki
b. #ekat dengan lahan yang mempunyai potensi besar untuk pemakaian angkutan umumc. &empunyai eksesibilitas yang tinggi terhadap pejalan kaki
d. Aarak satu pemberhentian dengan pemberhentian bus lainnya pada suatu ruas jalan
minimal 522 m dan tidak lebih dari 722 m
e. Aarak dari tepi perkerasan pada kaki simpang ke ujung awal teluk bus, sesuai arah lalu
lintas adalah :2 m
f. Aarak dari tepi perkerasan pada kaki simpang ke ujung rambu stop, sesuai arah lalu lintas
adalah :2 m
g. Lokasi penempatan pemberhentian bus disesuaikan dengan kebutuhan
85
Tabel 2.6 Penataan lampu terhadap tanaman
jalan
Sumber 4 1epartemen Perhubungan5 +66/
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
86/106
86
Gambar 2.76 Penempatan Teluk Bus 1i 1ekat
Persimpangan
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
87/106
C. Penandaan 1signage3
Penandaan disini yang dimaksud adalah berupa penunjuk jalan, media iklan, rambu%rambu, dan berbagai jenis
penandaan lainnya. Keberadaan penandaan ini sangat berbengaruh terhadap 'isualisasi suatu kota, baik secara
makro maupun mikro. Pengaturan pemunculan dan lokasi pemasangan papan%papan penunjuk sebaiknya tidakmemunculkan sisi negatif dan tidak mengganggu rambu%rambu lalu lintas.
*dapun jenis%jenis signage dapat dibedakan menjadi+
a. identitas + Penandaan yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan pada suatu lingkungan
tertentu.
b. nama bangunan + #ipakai sebagai sebuah nama bangunan yang biasanya dilengkapi dengan
petunjuk jenis kegiatan didalamnya.c. petunjuk sirkulasi + Biasanya berupa rambu%rambu lalu lintas yang berfungsi mengatur dan mengarah
para pengendara kendaraan maupun pejalan kaki di dalam sirkulasi.
d. komersial + Penandaan berupa papan reklame dan iklane. informasi + Berfungsi untuk menginformasikan suatu kegiatan di suatu lokasi.
)3 Papan klan
Keberadaan papan iklan haruslah tetap menjaga 'isual dari suatu kawasan perkotaan. #an dalam
pemasangannya harus mematuhi pedoman sebagai berikut+
a3 Penggunaan papan iklan haruslah merefleksikan karakter kawasan tersebut.
b3 Aarak dan ukuran harus diatur sedemikian rupa sehingga menjamin jarak 'isual dan menghindari
kesemrawutan.
c3 Penggunaan dan keberadaannya harus harmonis dengan bangunan arsitektur disekitarnya.
d3 Pembatasan penggunaan lampu hias kecuali penggunaan dalam theater dan tempat pertunjukan.
e3 Pembatasaan papan iklan yang berukuran besar yang mendominasi 'isual kota.
87
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
88/106
(3 $ambu
$ambu%rambu, didalam
pemasangannya juga mempunyai ketentuan
dari pemerintah. $ambu merupakan alat untuk
mengatur, memberi peringatan, dan
petunjuk lalu lintas. #alam mengatur rambu harus
diperhatikan beberapa hal berikut+
a3 &emenuhi kebutuhan
88
Gambar 2.77 !lustrasi -acam#-acam $ambu
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
89/106
b3 &enarik perhatian dan mendapan respek pengguna jalan
c3 &emberi pesan yang sederhana dan mudah dimengertid3 &emberi waktu yang cukup bagi pengendara untuk merespon pesan
#alam penempatan rambu diperlukan ketentuan khusus dengan meninjau dari beberapa aspek
agar dipergunakan secara efektif. *dapun penempatan rambu adalah sebagai berikut+
a3 $ambu disebelah kiri
$ambu ditempatkan disebelah kiri menurut arah lalu lintas, diluar jarak tertentu dan
tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan dan tidak merintangi lalu lintas
kendaraan atau pejalan kaki.Aarak penempatan antara rambu yang terdekat dengan bagian paling tepi luar bahu jalan
atau jalur lalu lintas minimal 2,; meter.
Penempatan $ambu haruslah jelas dan mudah terlihat oleh pengguna jalan.
b3 $ambu disebelah kanan
89
Gambar 2.78 Ketentuan Peletakan
$ambu di sebelah kiri
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
90/106
#alam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan
lokasi, dan kondisi lalu lintas, rambu dapat ditempatkan di
kanan jalan atau diatas daerah manfaaat jalan.
Penempatan rambu di kanan jalan atau di daerah
manfaat jalan harus mempertimbangkan faktor%faktor antara
lain geografis, geometris jalan, kondisi lalu lintas, dan jarak pandang.
$ambu yang dipasang di pemisah jalan 1median3
ditempatkan pada minimal 2,5 meter dari bagian paling luar
pemisah jalan.
#alam menentukan ketinggian rambu, juga memiliki
ketentuan khusus. 8ntuk rambu yang berada ditepi jalan
ketinggian rambu berkisar antara )7:%522 cm. Sedangkan
untuk rambu yang berada diatas daerah manfaat jalan,
rambu dipasang dengan ketinggian minimal :meter dari permukaan jalan. al ini untuk menghindari benturan rambu dengan kendaraan tinggi.
$ambu papan nama jalan digunakan untuk memberitahukan nama jalan. Papan nama
jalan ditempatkan disisi ruas jalan. 8ntuk menyatakan nama jalan di daerah persimpangan !,
papan nama jalan ditempatkan di seberang jalan menghadap arah lalu lintas datang.
90
Gambar 2.79 Ketentuan peletakan
rambu di sebelah kanan.
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
91/106
53 *lat pemberi isyarat lalu lintas
*lat pemberi isyarat lalu lintas dapat berupa+
a3 Lampu 5 warna, untuk mengatur kendaraan% !erdiri dari merah, kuning, hijau
% #apat dipasang 'ertikal maupun horisontal% *pabila dipasang 'ertikal, urutan dari atas ke bawah yaitu merah, kuning, dan hijau
menurut arah datangnya lalu lintas.
91
Gambar 2.80 !lustrasi Ketentuan
Ketinggian $ambu
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
92/106
% *pabila dipasang horisontal, urutan dari kiri ke kanan yaitu merah, kuning, dan hijau
menurut arah datangnya lalu lintas.
% Lampu tiga warna dapat dilengkapi dengan lampu warna merah dan?atau hijau yang
memancarkan cahaya berupa tnda panah.
b3 Lampu ( warna, untuk mengatur kendaraan dan?atau pejalan kaki
% !erdiri dari merah dan hijau% #apat dipasang 'ertikal maupun horisontal
% *pabila dipasang 'ertikal, urutan dari atas ke bawah yaitu merah, hijau menurut arah
datangnya lalu lintas.
% *pabila dipasang horisontal, urutan dari kiri ke kanan yaitu merah, hijau menurut arah
datangnya lalu lintas.
c3 Lampu ) /arna, untuk memberi peringatan bahaya pada pengguna jalan.% Lampu dapat berwarna merah ataupun kuning
% #apat dipasang 'ertikal maupun horisontal
>. *kti'itas Pendukung #alam Perancangan Kota
a3 Pengertian
Pendukung 1 support 3 atau penyokong adalah yang mendukung atau menyokong sesuatu. Kegiatan
1acti%ity3 atau aktifitas secara mendasar mengarah kepada sesuatu pergerakan. Pendukung kegiatan
1acti%ity support 3 berarti potensi?elemen yang mendukung kegiatan sesuatu.
92
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
93/106
#alam hubungannya dengan perancangan kota, pendukung kegiatan berarti suatu elemen kota yang
mendukung dua atau lebih pusat kegiatan umum yang berada dikawasan pusat kota yang mempunyai
konsentrasi pelayanan yang cukup besar 1 amid Shir'ani, )=
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
94/106
#engan demikian berkembangnya suatu kota juga bersamaan dengan berkembangnya tuntutan
masyarakat sebagai pelaku kegiatan. #an ini berarti secara fisik dan fungsional, intensitas dan kualitas
kegiatan selalu berubah. #engan melihat kenyataan diatas bahwa kota selalu tumbuh dan berkembang,
gejala yang ditimbulkannya bersifat menyeluruh dan alamiah dan mulai berkembang dari pusat kota
kedaerah pinggiran kota, dimana faktor yang mempengaruhinya adalah perkembangan penduduk dan pola sosial ekonomi 1jasa dan perdagangan3. Cenomena diatas menunjukkan bahwa intensitas kegiatan
dipusat kota dengan keragaman yang tinggi tidak ditata dengan baik akan menimbulkan masalah dan
konflik kepentingan, apakah kepentingan pribadi atau kepentingan umum.
#engan demikian diperlukan alat pengendali yang memadai hingga mampu mereduksi konflik
kepentigan para pengguna ruang fisik kota. *pabila tidak dilengkapi alat pengendali maka ada
kemungkinan terjadi penurunan kualitas fisik dan fungsional. Pada dasarnya perangkat kendali ini untuk
menyatukan dan mengkoordinasikan setiap fungsi%fungsi kegiatan yang beragam, sehingga setiap fisik
ruang kota dapat terkoordinasikan dan terintegrasika dalam satu kesatuan yang menerus.
#idalam kegiatan perancangan kota, perangkat kendali tersebut merupakan salah satu elemen kota
yang disebut Pendukung KegiatanM 1*cti'ity SupportM3 yang diharapkan dapat sebagai elemen
penyatuM yang mampu mendukung dan menghidupkan setiap fungsi kegiatan yang ada 1 amid
Shir'ani, )=
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
95/106
melengkapi satu sama lain. Bentuk, lokasi, dan karakteristik suatu areal tertentu akan menarik fungsi,
penggunaan dan aktifitas spesifik 1amid Shir'ani, )=
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
96/106
Sedangkan, bentuk bangunan?ruang tertutup adalah seperti kelompok pertokoan eceran1grosir3, pusat
pemerintahan, pusat jasa dan kantor department store, dan lainnya. #ari uraian diatas, terlihat bahwa
pendukung kegiatan dapat merupakan ruang bebas untuk manusia, sebagaimana jalan sebagai ruang yang
bebas untuk mobil, hanya disini diperlukan untuk istirahat, misalnya tempat duduk, fasilitas untuk
berteduh dan lainnya. al ini akan memberikan kesan 'isual tersendiri sebagai identitas kawasantersebut.
e3 Cungsi pendukung kegiatan
Cungsi utama dari pendukung kegiatan dalah menghubungkan dua atau lebih pusat%pusat kegiatan
umum dan menggerakkan fungsi kegiatan utama kota menjadi lebih hidup, menerus,dan damai.
#isamping itu untuk memperkuat ruang%ruang umum kota saling melengkapi satu sama lainnya 1amid
Shir'ani, )=
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
97/106
f. Kriteria desain pendukung kegiatan
8ntuk menghadirkan ciri dari lingkungan kota yang ada hendaknya kriteria desain dari bentuk dan
fungsi pendukung kegiatan ini juga melihat aspek konstektual dan serasi dengan lingkungannya.
#isamping itu juga perlu menghadirkan identitas ?ciri khas melalui pemahanan tentang kultur dan pola
kehidupan sosial yang memiliki makna dan arti kontekstual. Aiwa dan karakteristik suatu tempat perlu
dipertahankan sebagai identitas suatu lingkungan. Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dan
diperhatikan didalam perancangan Pendukung Kegiatan adalah sebagai berikut+
). 8ntuk terciptanya dialog yang menerus dan memiliki karakter lokal dalam menarik para
pemakai ? pengunjung, perlu adanya keragaman dan intensitas kegiatan yang dihadirkan
dalam ruang tersebut.(. 8ntuk menggerakkan dan memberikan dan memberikan kehidupan yang lebih ramai di
dalam kegiatan utama kota, perlu adanya koordinasi antar kegiatan dengan lingkungan
sekitar.5. &emperhatikan kultur dan pola kehidupan sosial kota.
9. &emperhatikan jarak antar pusat kegiatan dengan skala pejalan kaki.
g. Penerapan desain pendukung kegiatan
97
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
98/106
Keberadaan pendukung kegiatan adalah membuat suatu tempat mempunyai kegiatan yang beragam
yang berkesinambungan antara tempat yang satu dengan yang lainnya sebagai serangkaian poros sumbu
pergerakan. Pergerakan kegiatan yang terjadi disini timbul kare karena adanya interaksi manusia dengan
lingkungan.
Sebagai contoh penerapan pendukung aktifitas yang berhasil adalah di &alioboro, Dogyakarta.
Perangcangan ruang arcade yang ada di jalan &alioboro dengan bentuk menerus, dengan di dalamnya
terdapat kegiatan pedagang kaki lima yang menjual barang%barang cinderamata, makanan dan minuman,
kerajinan kulit dan pakaian jadi.
#i samping itu, sebagian tempat untuk pejalan kaki baik dengan tujuan jalan kaki maupun belanja
dan rekreasi serta di ruang terbuka sepanjang kawasan pedestrian untuk kegiatan pedagang kaki lima
dengan memakai kereta dorong menjual makanan dan minuman.
. Preser'asi 1Preser'ation3
Preser'asi harus diarahkan pada perlindungan permukiman yang ada dan urban place, Preser'asi harus
diarahkan untuk mempertahankan kegiatan yang berlangsung di tempat itu. Preser'asi dalam perancangan kota
adalah perlindungan terhadap lingkungan tempat tinggal 1permukiman3 dan urban places 1alun%alun, plasa, area
perbelanjaan3 yang ada dan mempunyai ciri khas, seperti halnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah
1Shir'ani, )=
-
8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban
99/106
c.&enghindarkan dari pengalihan bentuk dan fungsi karena aspek komersial.
d. &enjaga identitas kawasan perkotaan.e.Peningkatan pendapatan dari pajak dan retribusi.
Penekanan ? perhatian terhadap historical preser'ation juga memberi berbagai keuntungan bagi
sekitarnya, yaitu keuntungan secara kultur, ekonomi, sosial dan dalam hal perencanaan. 1-alifornia, )=7;3.
#alam hal ini, baik menurut teori pertama maupun kedua, memiliki kemiripan dalam objek dan 'ariasi
keuntungan yang didapatkan, apabila s
top related