bab 2 - bina nusantara | library & knowledge...
Post on 24-May-2018
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori – Teori Dasar / Umum
Teori – teori umum yang menjadi dasar penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
2.1.1 Pengertian Data
Menurut Rainer and Cagielski (2007, p.10), data merupakan
elemen yang menggambarkan sesuatu, kejadian, aktivitas, dan transaksi
yang direkam, diklasifikasikan dan disimpan tetapi tidak diatur untuk
menyampaikan arti khusus.
Menurut Williams & Sawyer (2010, p.12), data terdiri dari fakta
yang belum diolah yang diproses menjadi informasi.
Dari pengertian - pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
data adalah elemen atau fakta yang menggambarkan sesuatu, kejadian,
aktivitas, dan transaksi yang direkam, diklasifikasikan dan disimpan
namun belum diolah menjadi informasi.
2.1.2 Sistem
2.1.2.1. Pengertian Sistem
Menurut Gondodiyoto (2007, p.108), sistem adalah
kumpulan elemen-elemen atau sumber daya yang saling
berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan
hierarkis tertentu, dan bertujuan untuk mencapai tujuan
tertentu.
8
9
Menurut Satzinger (2010, p.6), sistem adalah komponen
yang saling berfungsi bersama - sama untuk mencapai suatu
hasil.
Dari kedua definisi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa sistem merupakan sekelompok elemen atau lebih yang
saling berkaitan secara terpadu satu sama lain dan terintegrasi
untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sama.
2.1.2.2. Fungsi Dasar Sistem
Menurut O’Brien dan George M. Marakas (2008, p.24),
sistem memiliki 3 fungsi dasar:
1. Input meliputi perekaman dan pengumpulan elemen-
element yang diproses oleh sistem. Sebagai contoh,
energi bahan baku, data dan usaha manusia harus
diamankan dan diorganisasikan untuk diproses.
2. Processing meliputi proses-proses transformasi yang
mengkonversi input menjadi output. Contohnya, proses
manufaktur, proses pernapasan manusia atau kalkulasi
matematika.
3. Output meliputi peralihan elemen-elemen yang telah
dihasilkan oleh proses transformasi ke tujuan akhir.
Sebagai contoh, produk jadi, layanan kemanusiaan, dan
informasi manajemen harus ditransmisikan kepada
pemakai.
10
2.1.3 Informasi
2.1.3.1 Pengertian Informasi
Menurut Kusrini dan Anri Koniyo (2007, p.7), informasi
adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang
berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan
keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi.
Menurut O’Brien (2008, p.12), informasi adalah data
yang dikonversi atau diubah menjadi konteks yang berarti dan
bermanfaat bagi pengguna.
Menurut Satzinger (2010, p.7), informasi adalah data
yang dikumpulkan, disimpan, dan diproses untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan
bahwa informasi adalah data yang telah dikumpulkan dan
diproses untuk digunakan oleh para pemakai sesuai dengan
kebutuhannya yang bermanfaat untuk proses pengambilan
keputusan.
2.1.3.2 Kualitas Informasi yang Baik
Menurut Brian K. Williams dan Stacey C. Sawyer (2010,
p.425), secara umum, semua informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan yang cerdas dalam sebuah organisasi
harus memenuhi:
1. Benar dan dapat diverifikasi : Ini berarti informasi harus
akurat dan dapat diperiksa.
11
2. Lengkap namun ringkas : Lengkap berarti informasi
harus terdiri dari semua data yang relevan, ringkas
berarti terdiri hanya data yang relevan.
3. Biaya yang efektif : Ini berarti informasi didapat dan
dimengerti secara efisien.
4. Terkini : Terkini berarti secara tepat waktu namun juga
sensitif, berdasarkan sejarah, kebutuhan saat ini atau
masa mendatang.
5. Dapat diakses : Ini berarti informasi dapat diperoleh
dengan cepat dan mudah.
2.1.4 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Satzinger (2010, p.6), sistem informasi adalah kumpulan
komponen yang saling berhubungan, yang mengumpulkan, memproses,
menyimpan dan mendistribusikan informasi sebagai hasil dari
informasi.
Menurut Stair (2010, p.7), sistem informasi adalah sekumpulan
elemen atau komponen saling berhubungan yang mengumpulkan
(input), memanipulasi (proses), menyimpan dan mendistribusikan data
dan informasi untuk menghasilkan umpan balik untuk mencapai tujuan.
Menurut Gelinas (2010, p.11), sistem informasi adalah sistem
yang dibuat yang pada umumnya terdiri dari serangkaian komponen
terpadu berbasis komputer dan komponen manual untuk
mengumpulkan, menyimpan dan mengelola data kemudian memberikan
output kepada pengguna.
12
Dikutip dari jurnal internasional, menurut Salehi dkk. (2010,
p.187), secara umum, sistem informasi adalah keseluruhan hubungan
antar komponen-komponen yang bekerja bersama untuk
mengumpulkan, menyimpan dan menyebarluaskan data untuk tujuan
perencanaan, pengendalian, koordinasi, analisis dan pembuatan
keputusan. Setiap sistem informasi didesain untuk menyelesaikan satu
atau lebih tujuan/tugas. Contohnya, sistem informasi yang didesain
untuk mengumpulkan dan memproses data karyawan yang digunakan
untuk membantu manajer dalam mempersiapkan laporan penggajian.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi adalah beberapa komponen yang saling terorganisasi dan
saling terhubung yang berfungsi untuk mengumpulkan, mengubah,
menyimpan, memanipulasi, menghasilkan informasi, serta memberikan
output kepada pengguna dimana output tersebut dapat digunakan pula
sebagai acuan untuk pembuatan keputusan bagi pihak manajemen
perusahaan.
2.1.5 Pengertian Proses Bisnis
Menurut Rainer (2007, p.249), proses bisnis adalah kumpulan dari
langkah yang saling terkait satu sama lain atau prosedur yang dibuat
untuk menghasilkan hasil yang spesifik.
Menurut Laudon (2008, p.42), proses bisnis adalah aliran dari
material, informasi dan pengetahuan/kumpulan dari aktivitas. Proses
bisnis juga merujuk pada cara yang unik pada organisasi dalam
mengkoordinasikan pekerjaan, informasi dan pengetahuan, dan juga
13
merupakan cara yang dipilih oleh manajemen untuk mengkoordinasikan
pekerjaannya.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
proses bisnis adalah kumpulan dari prosedur yang saling terkait satu
sama lain serta merujuk pada cara yang unik pada masing-masing
organisasi berdasarkan jenis pekerjaan, informasi dan pengetahuan yang
diterapkan oleh manajemen.
2.1.6 Pengertian Enterprise Resource Planning (ERP)
Menurut Rainer (2007, p.10), ERP adalah sistem yang dirancang
untuk memecahkan masalah yang ada di sepanjang area fungsional
sistem informasi. Sistem ERP merupakan inovasi yang penting karena
area fungsional sistem informasi seringkali dikembangkan sebagai
sistem yang berdiri sendiri dan tidak dapat dikomunikasikan secara
efektif dengan sistem lainnya. Sistem ERP mengatasi masalah secara
detil dengan menghubungkan area fungsional sistem informasi melalui
basis data yang digunakan pada umumnya, sehingga dapat
meningkatkan komunikasi antar area fungsional dalam organisasi.
Menurut Raymond Mcleod, Jr dan George P. Schell (2007, p.13),
ERP adalah sistem berbasis komputer yang memungkinkan pengelolaan
dari sumber daya organisasi pada semua komponen perusahaan yang
berbasis luas.
Menurut Wijaya (2009, p.27), ERP adalah konsep untuk
merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan, yaitu berupa
paket aplikasi program terintegrasi dan multi modul yang dirancang
14
untuk melayani dan mendukung berbagai fungsi dalam perusahaan,
sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien dan dapat memberikan
pelayanan bagi konsumen, yang akhirnya dapat menghasilkan nilai
tambah dan memberikan keuntungan maksimal bagi semua pihak yang
berkepentingan atas perusahaan.
Dikutip dari jurnal internasional, menurut Reza dkk (2011,
p.236), Sistem ERP digunakan oleh banyak perusahaan besar dan
menengah di seluruh dunia. Walaupun kegunaan ERP memiliki banyak
keuntungan, tetapi implementasi ERP dapat menjadi sangat beresiko
dan apabila perusahaan tidak perhatian dan fokus secara penuh, maka
akan sangat berdampak buruk bagi kondisi perusahaan nantinya. Sistem
ERP dapat menjadi sangat sulit untuk diimplementasi.
Dalam jurnal sistem informasi, Rasben dan Arifin (2011, p.9),
menyimpulkan bahwa ERP dapat memberikan dampak strategis dan
taktikal. Dampak stragegis akan mempengaruhi hal-hal strategis seperti
visi, misi atau tujuan perusahaan untuk jangka panjang. Dampak
taktikal akan mempengaruhi hubungan internal perusahaan, baik
managerial maupun tingkat operasional. Implementasi ERP di
Indonesia hanya sebagai sebuah dukungan dan kunci operasional yang
mendapatkan keunggulan kompetitif dan bisnis perusahaan di masa
mendatang.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
ERP merupakan suatu sistem yang berbasis komputer yang
didayagunakan untuk mengelola sumber daya perusahaan secara
terintegrasi dengan menggunakan basis data sehingga kegiatan
15
operasional organisasi menjadi lebih efisien dan dapat menghasilkan
nilai tambah produk serta memberikan keuntungan maksimal pada
organisasi. Namun, untuk mengimplementasi sistem ERP, perusahaan
harus memberikan perhatian penuh dan dana yang mencukupi agar pada
saat sistem dijalankan memberikan hasil yang sesuai dengan yang
diharapkan.
2.1.7 Systems, Applications and Products in Data Proccessing (SAP) ERP
2.1.7.1. Pengertian SAP ERP
Menurut Mark, SAP ERP adalah pemasaran yang
didorong merk (marketing-driven rebranding) dari SAP R/3,
berdasarkan pada inti terjemahan yang dikembangkan di tahun
1967. SAP ERP, serangkaian komponen-komponen yang
terintegrasi termasuk perangkat lunak SAP Business Suite,
memberikan solusi-solusi bisnis.
2.1.7.1.1 Modul-modul SAP
Terdapat beberapa modul yang ada pada sistem
aplikasi SAP adalah sebagai berikut :
Modul Financial Accounting (FI), modul ini
didesain untuk menangkap transaksi bisnis
organisasi dengan cara yang akan memuaskan
kebutuhan laporan untuk pihak eksternal. Modul ini
terintegrasi dengan modul Sales and Distribution,
Purchasing and Material Management, Human
Resource, dll yang memungkinkan untuk secara
16
terotomatisasi pencatatan keuangan terhadap
transaksi-transaksi yang terjadi pada modul-modul
tersebut.
Modul Financial Supply Chain Management
(FSCM), modul ini menyediakan kemampuan
untuk memiliki pandangan yang lebih baik
mengenai arus informasi keungan perusahaan, dan
meningkatkan efisiensi proses billing.
Modul Controlling (CO), modul ini untuk
menyediakan metode untuk melihat data biaya-
biaya dari pandangan manajemen internal dan
menyediakan pandangan mengenai keuntungan
yang didapat dari laporan keuangan.
Modul Material Management (MM), modul ini
terdiri dari data master, sistem konfigurasi dan
transaksi untuk melengkapi proses pengadaan
bahan baku/material sampai pada proses
penyimpanan di dalam gudang.
Modul Sales and Distribution (SD), modul ini
terdiri dari data master, sistem konfigurasi dan
transaksi untuk melengkapi prses penjualan produk
sampai dengan proses penagihan pelanggan.
Modul Logistics Execution (LE), modul ini
menangani seputar area pengelolaan gudang,
17
penerimaan barang dan penyiapan barang untuk
proses pengiriman.
Modul Production Planning (PP), modul ini terdiri
dari data master, sistem konfigurasi dan transaksi
untuk melengkapi proses perencanaan hingga
proses produksi.
Modul Quality Management (QM), modul ini
memungkinkan produk sesuai dengan standar
regulasi yang baku, dan spesifikasi produk
perusahaan serta aman dalam penggunaannya.
Modul Plant Maintenance (PM), modul ini
mengoperasikan semua perawatan perlengkapan
dan peralatan yang digunakan dalam proses dan
fungsi bisnis.
Modul Project System (PS), modul ini
menyediakan alat untuk melacak pelaksanaan
proyek dalam hal penggunaan biaya dan sumber
daya.
Modul Human Resource (HR), modul ini terdiri
dari semua data master, sistem konfigurasi dan
transaksi untuk melengkapi proses perekrutan
sampai dengan pemecatan/pensiunkan karyawan.
(http://www.erptips.com/Learn-SAP/SAP-Module-Overviews/)
2.1.8 The Growth-Share / Boston Consulting Group (BCG) Matrix
18
Menurut Carl dan Michael (2006, p.10), Boston Consulting
Group (BCG) Matrix menyediakan sebuah framework untuk
menunjukkan bagaimana posisi pertumbuhan ekonomi perusahaan
berada seperti halnya hasil perwujudan dari siklus arus keuangan.
Gambar 2.1 Teori BCG Matrix
Sumber : Carl dan Michael (2006, p.36)
Menurut Carl dan Michael (2006, p.35), untuk menjadi sukses,
sebuah perusahaan sebaiknya memiliki sebuah portofolio atas produk-
produknya dengan tingkat pertumbuhan dan pangsa pasar yang
berbeda-beda.
Produk dengan pangsa pasar yang tinggi dan pertumbuhan
yang rendah termasuk karakteristik cash flow, hal itu
menghasilkan sejumlah uang yang besar, lebih dari
kebutuhan investasi ulang untuk memelihara pangsa.
Produk dengan pangsa pasar rendah dan pertumbuhan
yang rendah tergolong pet. Hal ini menunjukkan
19
keuntungan akuntansi, tetapi keuntungan tersebut harus
diinvestasi ulang untuk memelihara pangsa, dengan tidak
sembarangan menggunakan anggaran.
Pangsa pasar rendah, pertumbuhan produk yang tinggi
tergolong dalam question marks. Hal ini hampir selalu
memiliki kebutuhan uang yang jauh lebih banyak daripada
yang mereka hasilkan. Jika uang yang didapat tidak
mencukupi, maka akan menyebabkan kebangkrutan.
Pangsa pasar yang tinggi dan pertumbuhan yang tinggi
termasuk golongan star. Hal itu selalu menunjukkan
laporan keuntungan yang pasti, tetapi kemungkinan
perusahaan mungkin menghasilkan atau tidak keuntungan
sendiri.
20
2.1.9 Activity Diagram
2.1.9.1 Pengertian Activity Diagram
Menurut Satzinger (2010, p.141), Activity Diagram
adalah sebuah tipe aliran diagram yang mendeskripsikan alur
kegiatan user serta menunjukkan urutannya.
2.1.9.2 Notasi pada Activity Diagram
Gambar 2.2 Notasi Activity Diagram
Sumber : Satzinger (2010, p.142)
Notasi-notasi yang digunakan di dalam Activity Diagram
sebagai berikut:
Swimlane
Swimlane adalah notasi yang berbentuk
persegi panjang yang menggambarkan area/batasan
21
pada activity diagram yang menampilkan aktivitas
yang telah dilakukan oleh suatu agen. Notasi untuk
swimlane:
Starting Activity
Starting activity adalah notasi yang
berbentuk lingkaran berisi warna hitam padat yang
merupakan titik awal dimana aktivitas dimulai.
Notasi untuk starting activity:
Ending Activity
Ending activity adalah notasi yang berbentuk
lingkaran berisi warna hitam dengan sedikit warna
putih di sekelilingnya. Notasi ini merupakan titik
akhir dimana aktivitas selesai dilakukan. Notasi
untuk ending activity:
Transition Arrow
22
Transition arrow adalah titik akhir dimana
suatu aktivitas selesai dilakukan. Notasi untuk
ending activity:
Activity
Activity menggambarkan aktivitas yang
dilakukan. Notasi untuk activity:
Decision
Decision adalah titik keputusan dimana
aliran dari satu proses akan diberikan dua alternatif.
Notasi untuk decision:
Synchronization Bar
Synchronization bar adalah notasi yang
digunakan pada activity diagram untuk mengontrol
pemisahan atau penggabungan dari beberapa
aktivitas. Notasi untuk synchronization bar:
2.1.10 Pengertian Use Case Diagram
Menurut Satzinger (2010, p.242), use case diagram adalah
diagram yang menunjukkan berbagai macam peran user dan bagaimana
peran tersebut berinteraksi dengan sistem. Berikut merupakan gambar
23
dari contoh use case diagram of the Order-entry subsystem for Rocky
Mountain Outfitters, showing a system boundary.
Gambar 2.3 Contoh Use Case Diagram
Sumber : Satzinger (2010, p.244)
2.1.11 Pengertian Use Case Description
Menurut Satzinger (2010, p.171,) use case description adalah
sebuah deskripsi yang membuat daftar detil proses untuk sebuah use
case. Berikut merupakan gambar dari contoh Fully developed
description of the telephone order scenario for Create new order Rocky
Mountain Outfitters.
24
Gambar 2. 4 Use Case Description Fully Developed
Sumber : Satzinger (2010, p.174)
2.1.12 Pengertian Flowchart
Flowchart adalah serangkaian bagan-bagan yang
menggambarkan aliran suatu program atau proses. Flowchart memiliki
bagan-bagan yang fungsi tertentu. Notasi, nama notasi dan fungsinya
dalam flowchart adalah sebagai berikut:
25
Tabel 2.1 Tabel Notasi dalam Flowchart
Notasi Nama Fungsi
Terminator Awal atau akhir suatu
program atau proses
Flow Arah aliran program
atau proses
Preparation Inisialisasi atau
pemberian nilai awal
Process Proses pengolahan data
Input/Output Data Input/Output data
Sub Program Sub Program
Decision Seleksi atau kondisi
On Page Connector Penghubung bagian-
bagian flowchart pada
halaman yang sama
Off Page Connector Penghubung bagian-
bagian flowchart pada
halaman yang berbeda
Sumber : (http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/flowchart.pdf)
2.1.13 Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Satzinger (2010, p.57), Entity Relationship Diagram
adalah analisis terstruktur dan informasi rekayasa model data yang
diperlukan oleh sistem. Berikut merupakan contoh ERD:
26
Gambar 2.5 Contoh Entity Relationship Diagram
Sumber : Satzinger (2010, p.57)
2.1.14 Evaluasi
2.1.14.1Pengertian Evaluasi
Menurut Umar (2008, p.36), evaluasi adalah suatu proses
untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu
kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan
pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui
apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat
yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-
harapan yang ingin diperoleh.
Menurut Akmal (2009, p.9), evaluasi adalah penilaian
tentang bagaimana program dijalankan, apakah proses dan
dampaknya sudah sesuai dengan yang diharapkan, serta
mengecek faktor-faktor penghambat yang dihadapi, dan faktor-
faktor pendukung yang dimiliki, untuk mencapai tujuan.
Menurut Husni (2010), evaluasi adalah suatu proses
untuk menyediakan informasi mengenai hasil penilaian atas
permasalahan yang ditemukan.
Dikutip dari jurnal internasional, menurut Anne-Marie
(2011, p.439), efektifitas dan pengaruh dari sistem seharusnya
27
dievaluasi berdasarkan kegunaan, kepuasan user, dan
keuntungan bagi perusahaan. Karakteristik yang khusus dari
model ini adalah bahwa terdapat dimensi untuk mengevaluasi
kualitas dari sistem informasi, yakni kualitas informasi, kualitas
sistem dan kualitas pelayanan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengungkap atau menilai suatu kegiatan yang telah
direncanakan atau sudah dilaksanakan agar dapat disimpulkan
apakah terdapat masalah pada kegiatan tersebut. Khususnya
pada sistem informasi, sebaiknya dievaluasi untuk mengetahui
seberapa besar perannya bagi kelancaran dan kelangsungan
bisnis perusahaan.
2.2 Teori – Teori Khusus
2.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sekaran (2010, p.186), teknik pengumpulan data yang
digunakan berupa kuesioner, interview (wawancara) dan observasi
(pengamatan).
2.2.1.1 Kuesioner
Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis untuk dijawab oleh responden. Kuesioner dapat
berupa pertanyaan terbuka atau pertanyaan tertutup dan
dapat diberikan kepada responden secara langsung maupun
28
melalui pos dan internet. Untuk dapat memperoleh hasil
yang tidak meragukan maka diberikan petunjuk pengisian
yang tidak bersikap mengarahkan jawaban responden
sehingga responden dapat memberikan jawaban sesuai
dengan yang diketahuinya.
2.2.1.2 Interview (Wawancara)
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan
mewawancarai responden untuk mendapatkan informasi
mengenai objek penelitian. Wawancara dapat terstruktur
ataupun tidak terstruktur dan dilakukan dengan tatap muka
melalui telepon atau secara online. Wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk mengidentifikasikan beberapa masalah penting
terkait dengan situasi masalah, tanpa ada persiapan atau
perencanaan mengenai pertanyaannya. Tujuan utama dari
wawancara tidak terstruktur adalah untuk menyelidiki dan
memeriksa beberapa faktor situasi yang mungkin menjadi
pusat permasalahan. Wawancara terstruktur adalah
wawancara yang dilakukan peneliti dengan menyusun
pertanyaan terlebih dahulu sebelum ditanyakan kepada
responden. Pewawancara memiliki daftar pertanyaan yang
berfokus dan relevan dengan masalah yang akan ditanyakan
kepada responden.
29
2.2.1.3 Observasi
Observasi memungkinkan pengumpulan data tanpa
bertanya kepada responden, pengumpulan data dilakukan
melalui pengamatan terhadap orang atau kegiatan pada
lingkungan kerja dan kemudian mencatat informasi yang
didapatkan. Peneliti dapat berperan sebagai participant
observer maupun non-participant observer. Yang dimaksud
participant observer adalah peneliti ikut menjadi bagian
penting dalam tim kerja objek observasinya. Sedangkan,
non-participant observer adalah pengumpulan data dimana
peneliti tidak menjadi bagian penting dalam organisasi
perusahaan.
2.2.2 Skala Pengukuran Likert
Menurut Sugiyono (2007, p.84), skala pengukuran adalah
kesepakatan yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan panjang
dan pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur
tersebut akan menghasilkan data kuantitatif bila digunakan dalam
penelitian.
Menurut Sugiyono (2007, p.86), skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok
orang tentang suatu fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena
sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang
selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel
30
dan dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen
yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik yang bersifat
positif maupun negatif yang dapat berupa kata-kata sebagai berikut:
1. Sangat setuju/sangat baik diberi skor 5
2. Setuju/baik diberi skor 4
3. Ragu-ragu/netral diberi skor 3
4. Tidak setuju/tidak baik diberi skor 2
5. Sangat tidak setuju/sangat tidak baik diberi skor 1
Melalui teknik pengumpulan data pembagian kuesioner.
Pernyataan-pernyataan tersebut dibagikan kepada 100 orang
responden. Hasil dari kuesioner tersebut adalah:
25 responden menjawab sangat setuju
40 responden menjawab setuju
5 responden menjawab ragu-ragu
20 responden menjawab tidak setuju
10 responden menjawab sangat tidak setuju
Berdasarkan hasil tersebut, 65 responden menjawab sangat setuju
dan setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
setuju dengan pernyataan yang diberikan. Selain itu, jawaban
responden dapat dianalisa berdasarkan pemberian skor untuk setiap
jawaban. Berdasarkan skor yang telah ditetapkan, maka:
Jumlah skor untuk sangat setuju: 25 x 5 = 125.
Jumlah skor untuk setuju: 40 x 4 = 160.
Jumlah skor untuk ragu-ragu: 5 x 3 = 15.
Jumlah skor untuk tidak setuju: 20 x 2 = 40.
31
Jumlah skor untuk sangat tidak setuju: 10 x 1 = 10.
Dengan demikian, keseluruhan jumlah skor adalah 350.
Batas skor tertinggi yang ada adalah: 100 x 5 = 500.
Batas skor terendah yang ada adalah: 100 x 1 = 100.
Berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
pernyataan yang diberikan adalah = . Hasil
tersebut berada pada daerah setuju.
2.2.3 Sales Order Management
SAP ERP menyediakan proses manajemen penjualan paling
lengkap dan memenuhi permintaan yang sempurna dari pelanggan dan
kepuasan pelanggan dimana dapat mengelola proses pemesanan yang
lengkap sampai dengan pembayaran (order-to-cash process) termasuk :
Inquiry dan quotation
Order generation dan proses pemesanan
Manajemen kontak
Pricing dan billing
Proses sales management menggambarkan keseluruhan proses,
dimulai dengan aktivitas sebelum penjualan, pembuatan sales order,
dilanjutkan dengan pengisian sales order dan diakhiri dengan tagihan
dan secara paralel proses pembuatan sales order akan dicatat ke dalam
laporan keungan dari modul financial accounting. Berikut merupakan
tahap-tahap dari proses sales :
32
Sumber : SAP AG (2006, p.132)
Pre-sales Activities (aktivitas sebelum penjualan)
Dalam kegiatan ini, inquiry dan quotation dapat
dimasukkan ke dalam sistem. Proses ini dapat digunakan
sebagai referensi selama pembuatan sales order.
Sales Order Creation and Availability Check (pembuatan
pesanan penjualan dan pengecekan stok)
Dalam kegiatan ini, sales order dapat mengambil
informasi dari documen pre-sales (inquiry atau
quotation). Kontrak penjualan dapat dibuat dengan
mereferensi ke sales order dan didukung oleh langkah-
langkah dalam proses penjualan. Selama membuat sales
Gambar 2.6 Order Processing
33
order, ketersediaan dari material akan dicek untuk
mengkonfirmasi jadwal pengiriman atas permintaan
pelanggan.
Delivery and Goods Issue (pengiriman dan pengeluaran
barang)
Outbound delivery merupakan proses dasar ketika
barang secara fisik dipindahkan sesuai dengan posting
dari informasi pengeluaran barang. Proses picking
(mempersiapkan barang untuk dikemas) dapat
diselesaikan menggunakan sistem pengelolaan gudang
dan transportasi dapat direncanakan.
Billing (penagihan)
Tahap ini merupakan proses akhir dari order
processing, tagihan akan dikirimkan kepada pelanggan,
dimana juga akan di-posting pada modul accounting.
(SAP AG 2006, p.131 – 132)
Dikutip dari jurnal sistem informasi, Wuri dan Hariyati (2011,
p.124), menyimpulkan bahwa jumlah fitur standar yang harus dimiliki
suatu aplikasi ERP untuk mendukung kegiatan penjualan dan distribusi
yang bersesuaian dengan proses bisnis best practice ERP diidentifikasi
sebanyak 47 fitur, terdiri dari kelompok proses pre-sales activity, sales
order processing, inventory availability, shipping, customer invoice,
dan customer payment.
34
2.2.4 Fit/Gap Analysis
2.2.4.1 Pengertian Fit/Gap Analysis
Hoffman dan Bateson (2006, p.334) mendefinisikan
bahwa fit/gap Analysis adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengetahui mengenai kondisi aktual yang sedang
berjalan di perusahaan tersebut, untuk kemudian
diperbandingkan dengan sumber daya perusahaan tersebut.
Hal tersebut dilakukan agar dapat mengetahui apakah suatu
perusahaan sudah bergerak diproses bisnisnya secara
optimal untuk memaksimalkan kinerja perusahaan tersebut.
Laporan fit/gap yang dihasilkan secara khusus
menggambarkan perbedaan. Proses fit/gap mengevaluasi
kebutuhan pengguna untuk proyek dan mengidentifikasi
beberapa gap dalam fungsionalitas sekarang lawan
menggunakan fungsionalitas penuh yang disediakan modul-
modul perangkat lunak. Alternatives akan akan disediakan
ketika gap dalam fungsionalitas ditemukan. Beberapa gap
akan disetujui dengan perubahan pada proses bisnis, custom
report atau customization perangkat lunak Fit/Gap analysis
dapat dilihat melalui beberapa perspektif, yaitu :
Organisasi (sumber daya manusia)
Arah bisnis perusahaan
Proses bisnis perusahaan
Teknologi informasi
35
Fit/Gap analysis secara khusus akan meninjau :
Setiap proses bisnis area fungsional
Semua elemen data kunci yang butuh untuk
diubah/diciptakan
Metode untuk menggunakan elemen data pasti
Tujuan fit/gap analysis, yaitu untuk :
Memastikan bahwa perangkat lunak memenuhi
kebutuhan semua proses bisnis sekarang
Mengumpulkan persyaratan (requirement) dari
perusahaan dan melakukan analisis terhadap
kesenjangan (gap) yang ditemukan dalam
mendukung persyaratan tersebut.
Mengidentifikasi tampilan penting untuk
menangkap
Mengidentifikasi permasalahan keperluan
perubahan kebijakan
2.2.4.2 Ranking Requirement
Requirement harus diidentifikasikan ke dalam tingkat
prioritas mereka. Ini mengijinkan tim proyek dan sponsor tim
untuk memastikan semua protes bisnis kritis yang
diakomodasi selama implementasi sistem baru. Ranking setiap
kebutuhan biasanya disediakan menggunakan dokumen
36
kebutuhan proyek. Berikut mengidentifikasi kode-kode yang
digunakan dalam kolom rank laporan analisis fit/gap :
H (High / Kebutuhan Penting), yaitu kebutuhan
yang kritis, penting untuk operasi dan tanpa hal
tersebut organisasi tidak dapat berfungsi, hal
tersebut juga meliputi kebutuhan pelaporan
eksternal dan internal.
M (Medium / Kebutuhan Penambah Nilai), yaitu
kebutuhan yang jika dipenuhi, akan meningkatkan
proses bisnis secara signifikan, kebutuhan ini
biasanya kurang kritis untuk bisnis organisasi,
tetapi jika dipenuhi akan memberikan keuntungan
biaya signifikan pada organisasi.
L (Low / Kebutuhan yang Diinginkan), adalah
kebutuhan yang baik untuk dimiliki dan hanya akan
menambah nilai kecil ke proses bisnis dan mungkin
dipertemukan melalui workaround atau perubahan
proses bisnis.
2.2.4.3 Tingkat Kesesuaian
Tahap selanjutnya dalam tahap analisis fit/gap adalah
menentukan tingkat kesesuaian di antara kebutuhan pengguna
dan perangkat lunak. Berikut ini akan diuaraikan kode-kode
yang digunakan dalam menentukan tingkat kesesuaian untuk
analisis fit/gap :
37
F (Fit), artinya kebutuhan secara penuh dipenuhi
oleh perangkat lunak.
G (Gap), artinya perangkat lunak tidak memenuhi
semua kebutuhan ini. Comment adalah deskripsi
dari kondisi perusahaan yang sedang berlangsung.
P (Partial Fit), artinya perangkat lunak memiliki
fungsionalitas yang memuaskan kebutuhan user.
2.2.4.4 Gap Resolution
Pada saat gap telah diidentifikasi, maka alternatif akan
dibuat serta solusi direkomendasikan untuk mengatasi gap
tersebut. Ada beberapa cara untuk mengatasi gap seperti
melakukan perubahan proses bisnis, merancang lingkungan
bisnis, melakukan perubahan/pengembangan fungsi dari
aplikasi. Sehingga, perlu dilakukan beberapa pendekatan
untuk mencari resolusi dari adanya gap tersebut, yaitu:
Package Work-around
Tim proyek melakukan identifikasi berbagai
alternatif-alternatif untuk memenuhi kebutuhan
dengan proses bisnis yang ada.
Membuat bisnis sesuai dengan Package
Jika package work-around tidak mungkin
dilakukan, maka tim akan merekomendasikan
untuk melakukan perubahan proses bisnis dan
mengeliminasi gap yang terjadi.
38
Customization sebagai upaya terakhir
Strategi yang dipilih jika harus melakukan
customization adalah dengan membangun
fungsionalitas di luar teknologi yang digunakan
dan memisahkan package dibandingkan melakukan
perubahan pada package. Pengertian customization
adalah melakukan perubahan pada aplikasi yang
memerlukan campur tangan staf pengembangan,
atau beberapa perubahan yang dapat berdampak
kurang baik untuk kemampuan upgrade pada
aplikasi yang akan datang.
2.2.5 Rapid Application Development (RAD)
Menurut Satzinger (2010, p.81), Rapid Application Development
didasarkan pada pengadaan pertemuan secara intensif dengan semua
stakeholder yang terlibat (developers and users), dimana spesifikasi
dikemukakan. Menjalankan prototype yang dibuat selama pertemuan
untuk merekam kebutuhan dan bahkan awal mulai desain dan
implementasi dari sistem. Pendekatan ini membutuhkan sedikit
dokumentasi dan pertemuan.
39
Gambar 2. 7 Rapid Application Development (RAD) Model
Sumber : Karenjoy toletol
2.2.6 Gantt Chart
Menurut Schwalbe (2010), diagram Gantt merupakan diagram
batang yang menyediakan format standar untuk menampilkan jadwal
penyelenggaran proyek dengan mendaftarkan detail aktivitas beserta
tanggal dimulai dan tanggal selesainya. Diagram Gantt memiliki
kriteria sederhana, mudah dibuat dan dipahami sehingga bermanfaat
sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.
Gambar 2.8 Diagram Gantt
Sumber : Wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Gantt_chart)
top related