bab 2 landasan teori 2.1 pendekatan basisdata 2.1.1...
Post on 11-May-2019
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pendekatan Basisdata
2.1.1 Pengertian Data
Menurut Turban et al (2003, p15), Data adalah fakta-fakta mentah atau deskripsi
dasar dari konsep-konsep, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, dan transaksi yang
dapat ditangkap, direkam, disimpan dan dikelompokkan, tetapi tidak terorganisasi
dalam membawakan arti tertentu. Jadi data merupakan bentuk yang masih mentah
yang belum dapat bercerita banyak sehingga masih perlu diolah lebih lanjut.
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut Turban et al (2003, p15), Informasi adalah kumpulan fakta-fakta (data)
yang sudah terorganisasi dalam suatu cara sehingga dapat berarti bagi penerima.
Dengan demikian informasi dapat menjadi masukan yang berguna dalam
pengambilan keputusan.
2.1.3 Pengertian Sistem
Menurut Britton et al (2002, p2), Sistem adalah kumpulan komponen atau elemen
yang saling berhubungan (berinteraksi) yang ditampilkan sebagai satu kesatuan dan
dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut maka
sistem harus dapat dirancang sedemikian rupa agar dapat bekerja secara efisien
sehingga apa yang menjadi sasaran dari sistem tersebut dapat tercapai.
10
Menurut McLeod (2001, p11), Sistem merupakan sekelompok elemen yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Contoh suatu
organisasi atau bidang fungsional cocok untuk menggambarkan ini, dimana
organisasi terdiri dari bidang-bidang fungsional yang semuanya mengacu pada
tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Sistem terdiri dari elemen-elemen yang menunjang terbentuknya sistem itu sendiri
yaitu input, proses transformasi, output. Dimana elemen umpan balik terkadang
digunakan untuk menampung informasi dari output system dan memberikan kepada
sistem sebagai input baru.
Sistem ini sendiri terediri dari dua jenis, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup.
Suatu sistem yang dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumber daya
disebut sistem terbuka, sedangkan jika sistem tidak lagi dihubungkan dengan
lingkungannya maka ini disebut sistem tertutup.
Menurut O’Brien (2003, p8), Sistem adalah sebuah kelompok yang terintegrasi
dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama dengan menerima masukan
(inputs) dan menghasilkan keluaran (outputs) dalam sebuah proses transformasi
yang terorganisir dengan baik.
Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu
untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan atau mencapai tujuan tertentu dari
perusahaan.
Menurut Hariyanto (2004, p59), Sistem adalah sekumpulan objek atau elemen
yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu., dan beberapa prinsip
umum sistem adalah sebagai berikut:
11
1.Sistem selalu merupakan bagian dari sistem yang lebih besar, sekaligus sistem
tersebut dapat dipartisi menjadi (sub)sistem – (sub)sistem yang lebih kecil.
2.Sistem yang lebih terspesialisasi akan kurang dapat beradaptasi untuk mengadapi
keadaan – keadaan yang berbeda.
3.Lebih besar ukuran sistem, maka akan memerlukan sumber daya yang lebih
banyak untuk operasi dan pemeliharaannya.
4.Sistem senantiasa mengalami perubahan, tumbuh dan berkembang.
2.1.4 Pengertian Sistem Analisis
Menurut Hariyanto (2004, p369), Analisis merupakan bidang yang menarik,
melibatkan studi interaksi antar manusia, kelompok – kelompok orang komputer,
dan organisasi.
Menurut Hariyanto (2004, p370), Berikut ini adalah urutan pokok analisis yang
dilakukan:
1.Identifikasi ”Konsumen”.
2.Pemeriksaan terhadap sumber informasi untuk analisis kebutuhan.
3.Penulisan kebutuhan yang dipandang oleh konsumen (C-requirement).
4.Melakukan pemeriksaan terhadap kebutuhan dalam pandangan konsumen.
5.Membangun model–model analisis yang lebih tidak ambigu (D-requirement)
yaitu pernyataan kebutuhan dengan notasi–notasi analisis yang terutama ditujukan
untuk perancang).
12
2.1.5 Pengertian Basisdata
Menurut Connolly dan Begg (2002, p14), Basisdata adalah himpunan data (file
atau arsip) yang saling berhubungan dan diorganisasikan sedemikian rupa untuk
menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Dengan demikian
basisdata merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem karena dapat
menyediakan informasi bagi pengguna.
Menurut Whitten (2004, p548), Basisdata adalah merupakan kumpulan dari file –
file yang saling berhubungan dimana setiap baris pada suatu basisdata juga harus
saling terhubung dengan baris pada lain file.
Menurut Kadir (1998, p9), Basisdata adalah sistem komputerisasi yang tujuan
utamanya adalah memelihara informasi, dan membuat informasi tersebut tersedia
saat dibutuhkan.
Menurut McLeod (1995, p324), Basisdata adalah suatu kumpulan data komputer
yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dengan suatu cara yang
memudahkan pengambilan data kembali (retrieval).
Menurut O’Brien (2003, p145), Basisdata adalah sebuah kumpulan yang
terintegerasi dari elemen data yang terhubung secara logika. Elemen data
mendeskripsikan entiti-entiti dan hubungan antara entiti-entiti.
Menurut Hansen et al (1996, p12), Basisdata adalah kumpulan dari item-item data
yang saling terhubung yang dapat diproses oleh satu atau lebih sistem aplikasi.
Menurut Cooper et al (1996, p262), Basisdata adalah kumpulan sejumlah data
yang besar di dalam komputer, disusun sedemikian rupa sehingga bisa
dikembangkan, diperbaharui, dan digunakan kembali dengan cepat untuk berbagai
kebutuhan.
13
Menurut Mannino (2004, p7), Basisdata adalah bahasa dan alat-alat grafis untuk
mendefinisikan entiti-entiti, hubungannya, integrity constraint, dan hak otorisasi.
Menurut Paolo (2003, p2), Basisdata adalah sekumpulan data yang digunakan
untuk merepresentasikan informasi yang diinginkan dan diimplementasikan ke
dalam sistem.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa Basisdata merupakan
sekumpulan data yang saling berhubungan dan diolah untuk memenuhi kebutuhan
suatu organisasi.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Basisdata mempunyai beberapa
kriteria penting, yaitu:
1.Bersifat data oriented dan bukan program oriented.
2.Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah
basisdatanya.
3.Dapat dikembangkan dengan mudah, baik volume maupun strukturnya.
4.Dapat memenuhi kebutuhan sistem–sistem baru secara mudah.
5.Dapat digunakan dengan cara–cara yang berbeda.
6.Prinsip utama basisdata adalah pengaturan data dengan tujuan utama fleksibilitas
dan kecepatan dalam pengambilan data kembali.
Adapun tujuan Basisdata diantaranya adalah sebagai berikut:
1.Kecepatan dan kemudahan (Speed)
2.Efisiensi ruang penyimpanan (Space)
3.Keakuratan (Accuracy)
4.Ketersediaan (Availability)
5.Kelengkapan (Completeness)
14
6.Keamanan (Security)
7.Kebersamaan pemakaian (Sharebility).
Menurut Date (2000,p19), Tingkatan struktur data dalam basis data antara lain :
1. Field adalah unit terkecil dari data record yang disimpan dalam basisdata.
2.Record adalah kumpulan field–field yang disimpan, yang saling berelasi
membentuk data yang mempunyai arti.
3.File (tabel atau relasi) adalah kumpulan seluruh occurrence dari satu tuple record
tersimpan.
4.Database : kumpulan terintegrasi dari occurrence file atau tabel yang merupakan
representasi data dari suatu model enterprise.
2.1.6 Pengertian Sistem Basisdata
Menurut Date (2000,p5), Sistem Basisdata merupakan sistem penyimpanan
record yang terkomputerisasi. Dengan kata lain Sistem Basisdata merupakan
sistem penyimpanan informasi yang terkomputerisasi sehingga memudahkan
pemakainya untuk mengambil kembali dan memperbaharui informasi tersebut.
Menurut Hansen et al (1996, p12), Sistem Basisdata adalah sebuah piranti lunak
yang mempunyai fungsi Database Management System (DBMS) untuk
memanipulasi database, perangkat keras dan personal yang tepat.
15
2.1.7 DBMS (Database Management System)
2.1.7.1 Pengertian DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2002, p16), DBMS (Database Management System)
adalah sebuah sistem piranti lunak yang membolehkan pengguna mendefinisikan,
membuat, memelihara, dan mengontrol pengaksesan ke basisdata.
Menurut Kadir (1998, p17), DBMS (Database Management System) adalah
sebuah program komputer yang digunakan untuk memasukkan, memanipulasi,
mengubah, dan memperoleh data atau informasi dengan praktis dan efisien.
Menurut Whitten (2004, p554), DBMS (Database Management System) adalah
perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membuat, mengakses, mengontrol,
dan mengatur suatu basisdata dinamakan sistem manajemen basisdata, biasa disebut
dengan database management system, disingkat DBMS.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa DBMS merupakan
sebuah software yang digunakan untuk menciptakan, memelihara, memasukkan,
menghapus serta mempermudah pengguna untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
2.1.7.2 Sejarah DBMS
DBMS yang pertama berdasarkan pada metode hirarki dari pengurutan data.
Sistem yang pertama kali merupakan eksistensi dari struktur file COBOL.
Bagaimanapun juga pendekatan hubungan database ditemukan oleh E.F. Codd
yang menjadi metode dominan dari penyimpanan dan pengambilan data.
Kesadaran menyimpan dan memanipulasi data telah menjadi fokus perhatian
pengguna komputer sejak awal. DBMS bertujuan umum pertama dirancang oleh
16
Charles Bachman sekitar awal tahun 1960-an. DBMS yang dirancang disebut
Integrated Data Storage. DBMS ini menggunakan model data jaringan.
Pada akhir tahun 1960-an IBM mengembangkan IMS DBMS (Information
Management System DBMS) menggunakan model data hirarki yang sampai saat
ini masih dipakai.
2.1.7.3 Komponen-komponen dalam lingkungan DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2002, p18), DBMS memiliki 5 komponen, yaitu:
1. Perangkat keras (Hardware)
DBMS membutuhkan perangkat keras untuk menjalankannya.
Contoh: single personal computer, single mainframe.
2. Perangkat lunak (Software)
Karena seluruh kendali DBMS akan dilakukan oleh program aplikasi maka
DBMS harus dapat dihubungkan ke program-program aplikasinya.
3. Data
Data yang digunakan oleh suatu organisasi harus didesain sedemikin rupa
sehingga mudah digunakan.
4. Prosedur (Procedure)
Perintah-perintah yang harus dilakukan untuk menjalankan DBMS ini.
5.Faktor manusia (People)
Ini adalah masalah keterkaitan perilaku orang yang menggunakan sistem (user)
dengan sistem DBMS yang sudah didesain sebelumnya.
Manusia yang terlibat dengan sistem, termasuk dalamnya adalah : database
administrator, perancang database, pengembang aplikasi dan pemakai akhir.
17
Komponen- komponen dalam lingkungan DBMS dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 2.1 Komponen-komponen dalam lingkungan DBMS.
2.1.7.4 Fungsi DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2002, pp48-52), fungsi- fungsi DBMS adalah:
1. Data Storage, Retrieval and Update
Suatu DBMS harus memiliki kemampuan untuk melakukan penyimpanan,
penelusuran dan juga mengubah data–data yang ada.
2. A user-accessible Catalog
Sebuah DBMS harus dapat memilki sebuah katalog untuk mendeskripsikan data
yang disimpan dan juga dapat diakses oleh pengguna.
3.Transaction Support
DBMS harus menyediakan suatu mekanisme yang akan menjamin bahwa semua
kegiatan update maupun tidak, sesuai dengan transaksi yang dilakukan.
4. Concurrency control services
DBMS harus menyediakan mekanisme yang menjamin bahwa basisdata di-
update dengan benar ketika lebih dari satu pemakai mengubah basisdata secara
bersamaan.
5. Recovery Services
18
DBMS harus menyediakan mekanisme untuk memperbaiki basisdata yang
dalam suatu kesempatan rusak karena suatu hal.
6. Authorization Services
DBMS harus menyediakan mekanisme untuk menjamin bahwa hanya pengguna
yang mempunyai hak yang dapat mengakses basisdata.
7. Support for data communication
DBMS harus mampu berintegrasi dengan software komunikasi.
8. Integrity Services
DBMS harus menyediakan cara untuk menjamin bahwa data dalam BasisData
dan perubahan pada data mengikuti aturan yang telah ditetapkan sebelumnya.
9.Services to promote data independence
DBMS harus mencakup fasilitas yang mendukung independensi program dari
struktur aktual basisdata.
10.Utility Services
DBMS harus menyediakan satu set fasilitas pelayanan.
2.1.7.5 Karakteristik DBMS dan Basisdata
Menurut Atzeni (2003,p4), Karakteristik DBMS dan Basisdata yaitu:
1.Database can be large.
2.Basisdata dapat di-share.
3.Basisdata dapat dipakai berulang-ulang, karena lifespan basisdata tidak terbatas
pada eksekusi program.
4.DBMS mendukung realibility karena DBMS menyediakan fungsi-fungsi untuk
backup dan recovery.
19
5.DBMS menjamin kerahasiaan data melalui authorization.
6.DBMS juga memperhatikan efisiensi.
7.DBMS dapat meningkatkan efektifitas.
2.1.7.6 Keuntungan dan Kerugian dari DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2002, pp25-29), Keuntungan dari penggunaan
DBMS antara lain:
1.Dapat menghindari data-data sama yang disimpan berulang kali (control of data
redundancy).
2.Data menjadi lebih konsisten.
3.Bisa didapat informasi yang lebih banyak dari kumpulan-kumpulan data-data
yang sama, dengan permasalahan tertentu.
4.Data-data yang sama dapat digunakan bersama-sama oleh user-user yang
berbeda-beda (shared data).
5.Meningkatkan keterkaitan antar data.
6.Meningkatkan keamanan.
7.Membuat suatu standar.
8.Meningkatkan efisiensi kebutuhan.
9.Kebutuhan-kebutuhan yang berbeda-beda dapat dipenuhi dengan mudah.
10. Meningkatkan kemampuan akses data dan kecepatan prosesnya.
11. Meningkatkan produktivitas.
12. Memudahkan perawatan data.
13. Meningkatkan keamanan pada data yang dipakai bersama-sama.
14. Mempermudah fungsi back-up dan recovery.
20
Menurut Connolly dan Begg (2002, pp29-30), Kekurangan dari penggunaan
DBMS antara lain:
1. Proses di dalamnya lebih rumit.
2. Mempunyai kapasitas yang lebih besar jika dibandingkan oleh masing-masing
file pada File Based System.
3. Harganya lebih mahal.
4. Membutuhkan biaya tambahan untuk perangkat keras jika DBMS yang
digunakan menuntut penggunaan jenis perangkat keras tertentu.
5. Membutuhkan proses-proses tambahan jika ingin mengubah format-format
dari suatu jenis DBMS ke DBMS jenis lain.
6. Kehandalan (kecepatan proses), jika suatu DBMS didesain untuk penggunaan
yang sangat umum maka kecepatan prosesnya menjadi lambat.
7. Dampak yang lebih berat jika terjadi kesalahan.
2.1.8 DDL (Data Definition Language)
Menurut Connolly dan Begg (2002, p40), DDL (Data Definition Language)
adalah suatu bahasa yang memperbolehkan Database Administrator (DBA) atau
user untuk mendefinisikan entity, atribut, dan relationship yang dibutuhkan oleh
suatu aplikasi serta menambahkan fungsi-fungsi khusus tertentu untuk
mempermudah atau meningkatkan keamanan datanya.
21
2.1.9 DML (Data Manipulation Language)
Menurut Connolly dan Begg (2002, p41), DML (Data Manipulation Language)
adalah suatu bahasa yang melakukan operasi-operasi standar pada data yang ada
di dalam database.
Pengoperasian data yang akan dimanipulasi biasanya meliputi:
1.Penambahan data baru ke dalam database.
2.Mengubah data yang disimpan ke dalam database.
3.Pemanggilan data yang terdapat di dalam database.
4.Penghapusan data dari database.
22
2.1.10 Siklus Hidup Database
Gambar 2.2. Siklus Hidup Database
2.1.10.1 Database Planning
Menurut Connolly dan Begg (2002,p273), Database Planning adalah
merencanakan bagaimana tahap-tahap dari lifecycle dapat direalisasikan dengan
cara yang paling efisien dan efektif. Perencanaan basisdata harus terintegrasi
dengan sistem informasi:
1.Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan menentukan sistem
informasi yang diperlukan.
23
2.Evaluasi sistem informasi yang sekarang digunakan untuk menentukan
kelemahan dan kekuatannya.
3.Penilaian tentang peluang IT yang mungkin menghasilkan keuntungan yang
kompetitif.
Metodologi untuk mengatasi tiga hal tersebut di atas, yaitu:
1. Database Planning – Mission Statement
Mission Statement untuk database project mendefinisikan tujuan utama dari
aplikasi database. Mengarahkan database project, biasanya mendefinisikan
perintah tugas (mission statement). Mission statement membantu menjelaskan
kegunaan dari database project dan menyediakan alur yang lebih jelas untuk
mencapai efektifitas dan efisiensi penciptaan dari suatu aplikasi database yang
diinginkan.
2. Database Planning – Mission Objectives
Ketika mission statement telah didefinisikan, maka mission objectives
didefinisikan. Setiap objective (tujuan) harus mengidentifikasikan tugas
khusus yang harus didukung oleh database. Dapat juga disertai dengan
beberapa informasi tambahan yang menspesifikasikan pekerjaan yang harus
diselesaikan. Sumber daya yang digunakan dan biaya untuk membayar
kesemuanya itu.
Perencanaan database juga harus meliputi pengembangan standar
pengmpulan data, bagaimana penetapan format, dokumentasi yang diperlukan,
bagaimana design dan implementasi diproses.
24
2.1.10.2 System Definition
System definition menspesifikasikan jangkauan dan batasan dari aplikasi
basisdata, penggunaanya, dan lingkungan aplikasi.
User view mendefinisikan apa yang diwajibkan dari suatu aplikasi database
dari perspektif aturan kerja khusus (seperti: manajer, atau supervisor) atau area
aplikasi perusahaan (seperti: marketing, personnel, atau stock control). Aplikasi
database memiliki satu atau lebih user view. Identifikasi user view membantu
memastikan bahwa tidak ada pengguna utama dari suatu basisdata yang terlupa
ketika pembuatan aplikasi baru yang dibutuhkan. User views juga membantu
dalam pengembangan aplikasi basisdata yang rumit atau kompleks
memungkinkan permintaan-permintaan dipecah ke dalam bagian-bagian yang
lebih sederhana.
2.1.10.3 Requirements Collection and Analysis
Proses pengumpulan dan analisa informasi mengenai bagian dari organisasi
yang akan mendukung aplikasi basisdata dan menggunakan informasi ini untuk
mengidentifikasikan kebutuhan pengguna pada sistem baru.
Pada bagian ini dilakukan pengumpulan dan analisa informasi mengenai
bagian-bagian dari enterprise yang akan menggunakan atau terkait dengan
basisdata yang akan dibuat. Untuk itu digunakan teknik yang disebut Fact
Finding Technique.
Terdapat dua teknik fact finding yang umum digunakan (Connolly dan Begg,
2002,p305):
1.Wawancara
25
Keuntungan dari Wawancara yaitu:
a. Mengizinkan interviewee untuk menjawab secara bebas dan secara terbuka
terhadap masalah.
b. Mengizinkan interviewee untuk merasakan bagian dari proyek.
c. Mengizinkan interviewer untuk follow up pada komentar yang menarik
yang dibuat oleh interviewee.
d. Mengizinkan interviewer untuk beradaptasi atau reward pertanyaan ketika
interview.
e. Mengizinkan interviewer untuk observasi bahasa tubuh interviewee.
Kerugian dari Wawancara yaitu:
a. Waktu terbatas dan costly, oleh sebab itu kurang praktis.
b. Sukses adalah tergantung pada cara komunikasi dari interview.
c. Sukses dapat tergantung pada kemauan dari interviewee untuk berpartisipasi
pada interview.
2.Observasi
Keuntungan dari Observasi yaitu:
a. Mengizinkan validitas dari fakta dan data untuk dikoreksi.
b. Observer dapat melihat secara langsung apa yang telah diselesaikan.
c. Observer dapat juga mendapatkan deskripsi data dari lingkungan physical
dari task.
d. Relatively inexpensive.
e. Observer dapat melakukan pekerjaan penilaian.
Kerugian dari Observasi yaitu:
26
a. Orang mungkin akan mengenali atau tidak mengenali perform secara beda
ketika di observe.
b. Kemungkinan adanya kehilangan tasks observing dalam involving level
yang berbeda atau kesulitan atau volume experienced secara normal dalam
beberapa waktu.
c. Beberapa tasks tidak selamanya dapat di bentuk di manner dimana mereka
observe.
d. May be impractical.
2.1.10.4 Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2002,p279), Database design adalah proses
membuat sebuah desain untuk sebuah sistem basisdata yang mendukung
kegiatan operasional suatu perusahaan. Pada bagian ini dibagi menjadi tiga
tahap yaitu konseptual, logikal, dan fisikal.
1. Perancangan konseptual basisdata
Perancangan konseptual merupakan proses konstruksi suatu informasi yang
digunakan dalam sebuah organisasi.
Fase perancangan konseptual bermula dari pembuatan data model
konseptual dari organisasi, yang sepenuhnya bebas mengimplementasikan
rincian-rincian seperti mengenal sasaran dari manajemen sistem basisdata
(DBMS), program-program aplikasi, bahasa pemrograman, platform
perangkat keras, persoalan kinerja, atau pertimbangan fisik lainnya.
2. Perancangan logikal basisdata
27
Perancangan basisdata logikal adalah proses konstruksi suatu informasi
yang digunakan dalam sebuah perusahaan berdasarkan pada sebuah model
data yang spesifik, tetapi bebas dari fakta-fakta DBMS dan pertimbangan fisik
lainnya.
Fase perancangan basisdata secara logikal memetakan model perancangan
konseptual pada sebuah model logikal, yang mana dipengaruhi oleh model
data untuk target basisdata (Contoh: model relational). Model data logikal
adalah sumber informasi bagi fase perancangan fisik dengan wahana untuk
pembuatan penjualan yang sangat penting untuk sebuah perancangan
basisdata yang efisien.
3. Perancangan fisikal basisdata
Perancangan basisdata secara fisik yang merupakan proses pembuatan
deskripsi dari implementasi basisdata pada media penyimpanan sekunder dan
fase ini mendeskripsikan dasar relasi, berkas organisasi dan indeks untuk
mencapai pengaksesan data yang efisien dan beberapa batasan hubungan yang
utuh dan tingkatan keamanan.
Fase perancangan basisdata secara fisik memperbolehkan perancangan
membuat keputusan-keputusan berdasarkan pada bagaimana basisdata
diimplementasikan. Agar, perancangan fisikal ditoleransi untuk sebuah sistem
manajemen basisdata yang spesifik. Ada timbal balik antar perancangan
logikal dan fisikal, karena keputusan-keputusan yang diambil selama
perancangan fisikal mengembangkan kinerja yang bias mempengaruhi model
data logikal.
28
Menurut Connolly dan Begg (2002, pp279-280), ada beberapa pendekatan
dalam desain database :
1.Top-down
Diawali dengan pembentukan model data yang berisi beberapa entiti high-
level dan relationship, yang kemudian menggunakan pendekatan top-down
secara berturut-turut untuk mengidentifikasikan entiti lower level, relationship
dan atribut lainnya.
Entity-Relationship (ER) modeling adalah cara yang dipakai dalam
pendekatan top-down dalam mendesain database yang pertama-tama dimulai
dengan mengidentifikasi data-data penting yang disebut dengan entities dan
relationship antar data yang mengambarkan hubungan pada model.
Tujuan dari penggunaan ER-modeling adalah agar kita dapat memahami
dengan jelas mengenai asal dari data dan bagaimana data tersebut digunakan
dalam suatu kegiatan. Oleh karena itu, diperlukan model untuk komunikasi
secara non-tekhnis dan bebas dari ambiguitas. ER-Diagram (ERD) merupakan
hasil dari ER-modeling.
2. Bottom-up
Dimulai dari atribut dasar (yaitu, sifat-sifat entiti dan relationship), dengan
analisis dari penggabungan antar atribut, yang dikelompokkan kedalam suatu
relasi yang merepresentasikan tipe dari entiti dan relationship antar entiti.
3. Inside-out
Berhubungan dengan pendekatan bottom-up tetapi sedikit berbeda dengan
identifikasi awal entiti utama dan kemudian menyebar ke entiti, relationship,
dan atribut terkait lainnya yang lebih dulu diidentifikasi.
29
4. Mixed
Menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk bagian yang
berbeda sebelum pada akhirnya digabungkan.
Yang akan dipakai dalam skripsi ini adalah Pendekatan database bottom-up.
Tujuan utama dari perancangan basisdata, yaitu:
1.Merepresentasikan data dan relationship antara data yang dibutuhkan oleh
seluruh area aplikasi utama dan user group.
2.Menyediakan model data yang mendukung segala transaksi yang diperlukan
pada data.
3.Menspesifikasi perancangan minimal yang secara tepat disusun untuk
memenuhi kebutuhan kinerja yang ditetapkan pada system (misalnya: waktu
respon).
2.1.10.5 DBMS Selection
Menurut Connolly dan Begg (2002, p284), DBMS Selection yaitu pemilihan
DBMS yang sesuai untuk aplikasi-aplikasi basisdata. Berikut ini adalah
langkah-langkah utama dalam pemilihan DBMS yaitu:
1.Menggambarkan cangkupan tugas berdasarkan kebutuhan perusahaan.
2.Membuat perbandingan mengenai dua atau tiga produk DBMS.
3.Mengevaluasi produk-produk DBMS tersebut.
4.Merekomendasikan pemilihan DBMS dan membuat laporan hasil dari
evaluasi produk DBMS tersebut.
30
2.1.10.6 Application Design
Menurut Connolly dan Begg (2002, p287), Perancangan Aplikasi adalah
merancang antar muka dan program aplikasi yang menggunakan dan
memproses basisdata.
Perancangan basisdata dan aplikasi merupakan aktivitas paralel yang meliputi
dua aktivitas penting, yaitu:
1.Transaction Design
Transaksi adalah satu aksi atau serangkaian aksi yang dilakukan oleh user
tunggal atau program aplikasi, yang mengakses atau merubah isi dari
basisdata. Kegunaan dari desain transaksi adalah untuk menetapkan dan
keterangan karakteristik high-level dari suatu transaksi yang dibutuhkan pada
basisdata, diantaranya:
a. Data yang digunakan oleh transaksi
b. Karakteristik fungsional dari suatu transaksi
c. Output transaksi
d. Keuntungannya bagi user
e. Tingkat kegunaan yang diharapkan
Terdapat tiga tipe transaksi, yaitu
a. Retrieval transaction
Digunakan untuk pemanggilan (retrieve) data untuk ditampilkan di layar
atau menghasilkan suatu laporan.
b. Update transaction
Digunakan untuk menambah record baru, menghapus record lama, atau
memodifikasi record yang telah ada di dalam basisdata.
31
c. Mixed transaction
Meliputi pemanggilan dan perubahan data.
2. User Interface
Beberapa aturan pokok dalam pembuatan antar muka pengguna, yaitu:
a.Meaningful title, diusahakan pemberian nama suatu form cukup jelas
menerangkan kegunaan dari suatu form atau report.
b.Comprehensible instructions, penggunaan terminology yang familiar untuk
menyampaikan instruksi ke user dan jika informasi tambahan dibutuhkan,
maka harus disediakan helpsceen.
c.Logical grouping and sequencing of fields, field yang saling berhubungan
ditempatkan pada form atau report yang sama. Urutan field harus logis dan
konsisten.
d.Visually applealing layout of the form/report, tampilkan form atau report
harus menarik dan sesuai dengan hardcopy agar konsisten.
e.Familiar field labels, penggunaan label yang familiar.
f. Consistent terminology and abbreviation, terminology dan singkatan yang
digunakan harus konsisten.
g.Consistent use of color.
h.Visiblespace and boundaries for data-entity fields, jumlah tempat yang
disediakan untuk data-entry harus diketahui oleh pengguna.
i. Convinient cursor movement, user dapat dengan mudah menjalankan operasi
yang diinginkan dengan menggerakkan kursor pada form atau report.
32
j. Error correction for individual characters and entire fields, pengguna dapat
dengan mudah menjalankan operasi yang diinginkan dan melakukan
perubahan terhadap nilai field.
k.Error message for unacceptabel values.
l. Optional fields marked clearly.
m.Explanatory message for fields, ketika user meletakkan kursor pada suatu
field, maka keterangan mengenai field tersebut harus dapat dilihat.
n.Completion signal, indikator yang menjelaskan bahwa suatu proses telah
selesai dilaksanakan.
2.1.10.7 Prototyping
Membangun model kerja dari aplikasi basisdata yang memperbolehkan
perancang atau pengguna untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi
bagaimana sistem akhirnya akan tampak dan berfungsi.
Menurut Connolly dan Begg (2002,p261), Ada dua cara strategi membuat
prototype yaitu:
1.Requirement Prototyping
Mengembangkan prototype untuk menentukan kebutuhan suatu aplikasi
basisdata yang dibutuhkan dan ketika kebutuhan dirasakan sudah lengkap
maka prototype tersebut tidak digunakan lagi.
2. Evolutionary Prototyping
33
Digunakan untuk tujuan sama, perbedaanya adalah bahwa prototype
tidaklah dibuang tetapi dikembangkan lebih lanjut sehingga menjadi aplikasi
basisdata tersebut.
2.1.10.8 Implementation
Menurut Connolly dan Begg (2002,p292), Implementasi merupakan
perwujudan fisik dari basisdata dan desain aplikasi. Implementasi basisdata
dicapai dengan membangun Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang
telah dipilih atau dengan menggunakan Graphical User Interface (GUI),
masing-masing menyediakan fungsi ketika menyembunyikan pertanyaan
(statement) DDL yang low-level.
Peryataan (statement) DDL digunakan untuk menciptakan struktur basisdata
dan mengkosongkan file yang terdapat dalam basisdata tersebut. User view juga
diterapkan pada langkah implementasi.
2.1.10.9 Data Conversion and Loading
Menurut Connolly dan Begg (2002, p293), Data Conversion and Loading
adalah Pemindahan data yang ada ke dalam basisdata yang baru dan mengubah
aplikasi yang sedang berjalan agar dapat digunakan dalam basisdata yang baru.
2.1.10.10 Testing
Menurut Connolly dan Begg (2002, p293), Testing adalah suatu proses
melaksanakan program aplikasi dengan tujuan mencari kesalahan dan divalidasi
untuk kebutuhan yang dispesifikasikan oleh pengguna. Jika data riil diharapkan
untuk digunakan, maka adalah penting untuk mempunyai back up. Setelah
34
pengujian diselesaikan, maka sistem aplikasi dan basisdata ini telah siap untuk
digunakan.
2.1.10.11 Operational Maintenance
Menurut Connolly dan Begg (2002, p293, Pemeliharaan (maintenance), yang
melibatkan aktivitas berikut:
1.Monotoring Performance dari sistem. Jika performance jatuh dibawah suatu
tingkatan yang bisa diterima, penyetelan atau reorganisasi basisdata mungkin
diperlukan.
2. Maintaining dan meningkatkan mutu aplikasi basisdata (ketika diperlukan).
Kebutuhan baru disatukan dalam aplikasi basisdata dengan mengikuti
langkah-langkah sebelumnya yang terdapat dalam lifecycle.
2.1.11 Tahap-tahap Perancangan Basisdata
2.1.11.1 Perancangan Konseptual Basisdata
Fungsi dari tahap ini adalah proses membuat representasi konseptual dari
basisdata, termasuk identifikasi entiti-entiti yang penting, relationship, atribut.
Pada tahap ini dibagi menjadi beberapa langkah yaitu:
Langkah 1 Bangun lokal konseptual data model untuk setiap view.
Tujuan dari perancangan basisdata konseptual lokal adalah untuk memproses
pembuatan suatu model informasi yang digunakan di dalam suatu organisasi
dimana model tersebut tidak bergantung pada perangkat keras lainnya. Langkah-
langkah pembuatannya sebagai berikut:
35
Langkah 1.1 Mengidentifikasi tipe-tipe entiti
Mengidentifikasi tipe entiti yang terutama dibutuhkan oleh view.
Mendefinisikan objek utama dimana user mempunyai ketertarikan dengan
objek tersebut. Objek-objek ini adalah tipe entiti untuk model. Salah satu
metode untuk mengidentifikasi entiti adalah dengan menguji spesifikasi
kebutuhan dari user. Dari spesifikasi ini kita mengidentifikasi noun dan noun
phrases yang disebutkan. Kita juga dapat melihat objek utama seperti orang,
tempat atau konsep dari ketertarikan di luar noun lainnya yang merupakan
kualitas dari objek lain.
Langkah 1.2 Mengidentifikasi tipe-tipe relasi
Tujuan langkah ini adalah untuk mengidentifikasi relasi yang penting antara
berbagai tipe entiti yang telah diidentifikasikan. Biasanya, relasi diidentifikasi
dengan menggunakan kata kerja atau frase kata kerja.
Relasi yang paling umum adalah relasi binary, artinya relasi antar entiti
yang persis antara dua entiti saja. Bagaimanapun, harus diperhatikan relasi
kompleks yang melibatkan lebih dari dua entiti dan relasi rekursif yang hanya
melibatkan satu entiti. Langkah-langkah identifikasi tipe relasi yaitu:
a. Gunakan Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD dapat digunakan untuk mempresentasikan entiti dan relasi antar
entiti, sehingga didapat gambaran dari perancangan basisdata yang sedang
dikembangkan.
b. Tentukan pembatas multiplicity dari tipe relasi
36
Setelah didapat relasi antara entiti maka langkah berikutnya adalah
menentukan multiplicity setiap relasi. Jika ada suatu nilai spesifik dari
multiplicity maka lebih baik apabila didokumentasikan.
c. Periksa bahwa masing-masing entity ikut serta setidaknya dalam satu relasi.
Pada saat pembuatan ERD, pastikan bahwa setiap entiti mempunyai
minimal satu relasi dengan entit lain maka langkah berikutnya adalah
memperhatikan kamus data. Jika sudah memiliki relasi semua, berarti setiap
entiti telah memiliki relasi.
d. Dokumentasikan tipe relationship.
Langkah 1.3 Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan tipe-
tipe entiti
Mengidentifikasi dan menggabungkan attributes yang dibutuhkan entiti atau
relasi, dan mendokumenkan setiap attribute secara detail.
Langkah 1.4 Menentukan domain atribut
Menentukan domains attributes dalam model konseptual lokal dan
mendokumentasikan secara detail setiap domain.
Domain merupakan sekumpulan nilai-nilai dari satu atau lebih atribut yang
menggambarkan nilainya. Model data yang dibuat menspesifikasikan domain
untuk tiap-tiap atribut dan menyertakan:
a. Nilai yang diizinkan untuk atribut.
b. Ukuran dan format atribut.
Langkah 1.5 Menentukan atribut candidate dan primary key
Mengidentifikasikan candidate key(s) untuk setiap entiti dan jika terdapat
lebih dari satu candidate key pilih satu menjadi primary key.
37
Langkah 1.6 Mempertimbangkan untuk penggunaan konsep pemodelan
enhanced
Mempertimbangkan penggunaan konsep model enhanced, seperti
specialization/generalization, aggregation,dan composition.
Specialization merupakan suatu proses memaksimalkan perbedaan antara
anggota-anggota sebuah entiti dengan cara mengidentifikasi karakteristik yang
membedakan entiti tersebut. Generalization merupakan suatu proses
meminimalkan perbedaan antara entiti-entiti dengan cara mengidentifikasi
sifat umum entiti.
Aggregation menggambarkan relationship ‘has a’ atau ‘is part of’ antara
tipe entiti dimana yang satunya mewakili ‘whole’ (seluruhnya) dan yang
satunya lagi mewakili ‘part’ (bagian). Composition menggambarkan
relationship is a part of (Connolly, 2002, h371).
Langkah 1.7 Mengecek redudansi pada model
Cek untuk setiap entiti dan attribut terhadap redundancy dalam model. Pada
langkah ini, akan menguji data model konseptual lokal dengan melihat secara
spesifik, apabila ada redudansi maka dapat dihilangkan dengan dua langkah
berikut:
a. Menguji kembali hubungan one-to-one.
b. Menghilangkan relasi redudansi.
38
Langkah 1.8 Memvalidasi model konseptual lokal dengan transaksi
pengguna
Menjamin model konseptual dapat mendukung kebutuhan transactions yang
dibutuhkan oleh view.
Diuji dua pendekatan untuk memastikan model data konseptual lokal
mendukung transaksi yang dibutuhkan, dengan cara:
a. Mendeskripsikan transaksi-transaksi.
Memeriksa seluruh informasi (entiti, relationship, dan atribut) yang
dibutuhkan oleh setiap transaksi telah disediakan oleh model, dengan
mendokumentasikan setiap kebutuhan transaksi.
b. Menggunakan jalur-jalur transaksi.
Untuk validasi model data terhadap transaksi yang dibutuhkan termasuk
representasi diagram jalur yang digunakan oleh setiap transaksi langsung
pada ER diagram.
Langkah 1.9 Meninjau model konseptual lokal dengan pengguna
Melakukan review terhadap model konseptual data lokal dengan user untuk
menjamin model telah merepresentasikan user’s view berdasarkan NEED
perusahaan.
2.1.11.2 Perancangan Logikal Basisdata
Tahap ini memetakan model konseptual ke sebuah model logikal yang
dipengaruhi oleh model data yang menjadi tujuan basisdata. Dalam perancangan
logikal basisdata, model data yang telah diperoleh dalam perancangan
konseptual basisdata diubah dalam bentuk logikal model dimana data yang ada
39
dipengaruhi oleh model data yang menjadi tujuan basisdata (Contoh: relational
model). Hal ini dilakukan untuk menterjemahkan presentasi konseptual ke
dalam bentuk struktur logik dalam basisdata. Model data logikal merupakan
sumber informasi dalam perancangan fisikal basisdata. Pada tahap ini dibagi
menjadi beberapa langkah, yaitu:
Langkah 2 Bangun dan validasi model data logikal lokal untuk setipa view
Adapun tujuan dari langkah ini adalah untuk membangun suatu model data
logikal lokal dari suatu model data konseptual lokal yang merepresentasikan
perusahaan kemudian memvalidasi model ini untuk memastikan strukturnya
benar, dan memastikan bahwa model tersebut mendukung transaksi yang
diminta.
Langkah 2.1 Menghilangkan fitur-fitur yang tidak sesuai dengan model
relational
Tujuan langkah ini adalah untuk memperbaiki model data konseptual lokal
dengan menghilangkan fitur yang tidak sesuai dengan model relasi.
Bagian yang akan dibahas pada langkah ini antara lain:
1. Menghilangkan many-to-many (*:*) tipe relasi binary.
Relationship yang mengandung many-to-many (*:*), digantikan
dengan dua one-to-many (1:*) relationship, dengan entiti tengah
(intermediate entity) berada di antara dua entiti yang lama.
2. Menghilangkan many-to-many (*:*) tipe relasi rekursif
Recursive relationship yang ada pada konseptual data model
relationship harus dipecah untuk mengidentifikasi sebuah entiti tengah
dengan cara menganggap entiti yang terlibat pada relationship ini sebagai
40
dua buah entiti dengan jenis relationship many-to-many (*:*) binary
sehingga penyelesaiannya sama dengan penyelesaian pada relationship
many-to-many (*:*) binary.
3. Menghilangkan tipe relasi kompleks
Dihilangkan dengan cara memecah relationship ini sehingga didapat
entiti tengah (intermediate entity). Lalu relasi kompleks ini akan
digantikan dengan beberapa one-to-many (1:*) binary relationship.
4. Menghilangkan atribut-atribut multi-valued
Cara menghilangkannya adalah dengan memecah atribut ini untuk
mengidentifikasikan sebuah entiti.
Langkah 2.2 Menentukan relasi untuk model data logikal
Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat suatu relasi untuk model
data logikal lokal yang merepresentasikan suatu entiti, relasinya, dan juga
atribut yang telah diidentifikasi. Dapat juga mendeskripsikan bagaimana
relasi dapat diturunkan dari struktur model data antara lain:
1. Tipe entiti kuat
2. Tipe entiti lemah
3. One-to-many (1:*) tipe relasi binary
4. One-to-one (1:1) tipe relasi binary
5. One-to-one (1:1) tipe relasi rekursif
6. Tipe relasi superclass/subclass
7. Many-to-many tipe relasi binary
8. Tipe relasi kompleks
9. Atribut-atribut multi-valued
41
Langkah 2.3 Validasi relasi dengan normalisasi
Melakukan validasi relasi model logikal data lokal dengan menggunakan
teknik Normalisasi.
Menurut Connolly dan Begg (2002, p411), Proses Normalisasi adalah
sebuah metode formal yang mengidentifikasikan relasi-relasi berdasarkan
primary key (atau candidate key) dan functional dependency diantara
atribut-atribut.
Salah satu konsep utama yang berhubungan erat dengan normalisasi
adalah Functional Dependency (Keterkaitan Fungsional). Functional
Dependency mendeskripsikan hubungan antara attributes dalam sebuah
relasi. Misalkan, jika A dan B adalah atribut dari relasi R, B dikatakan
Functionally Dependent pada A (dinotasikan A B), jika setiap nilai A
dihubungkan dengan tepat satu nilai B. (A dan B masing-masing dapat
terdiri atas satu atau lebih atribut).
Functional Dependency merupakan sifat dari semantik suatu atribut dalam
sebuah relasi. Direpresentasikan dalam diagram Determinant dari functional
dependency mengacu kepada atribut atau himpunan atribut di sebelah kiri
anak panah.
Karakteristik utama dari functional dependency yang digunakan dalam
normalisasi:
a.Mempunyai relationship 1:1 antar atribut di sebelah kiri dan kanan
dependency.
b.Saling terkait (Hold for all time)
Misalnya:
42
staffNo sName dan sName staffNo
c.Nontrivial
Himpunan inference rules, disebut Armstrong’s axioms, menetapkan
bagaimana functional dependency yang baru dapat disimpulkan dari
functional dependency yang sudah ada.
Misalkan A, B, dan C merupakan subset dari atribut suatu relasi R.
Maka Armstrong’s axiomnya adalah:
a.Reflexivity
Jika B merupakan subset dari A, then AB
b.Augmentation
Jika AB, maka A,CB,C
c.Transitivity
Jika AB dan BC, maka AC
Proses normalisasi tabel secara detil dibagi menjadi empat tahap
sehingga dikenal bentuk-bentuk tabel normal sesuai dengan tahapan
normalisasi yang telah dilakukan yaitu bentuk normal pertama, kedua,
ketiga dan BCNF. Sebelum bentuk normal pertama terjadi bentuk UNF
yaitu Unnormalized Form. Setelah itu baru kita dapa melakukan bentuk
normal pertama, kedua, ketiga dan BCNF.
Menurut Connolly dan Begg (2002, pp387-411), Proses normalisasi
terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu:
1.Unnormalized Form (UNF)
Menurut Connolly dan Begg (2002, p387); Unnormalized Form
adalah sebuah tabel yang mengandung satu atau lebih repeating group.
43
Suatu tabel dikatakan sebagai bentuk yang unnormalized bila di
dalamnya terdapat kelompok berulang atau biasa dikenal dengan
repeating group.
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menghilangkan
repeating group dari UNF:
a.Pendekatan pertama, repeating group dihilangkan dengan
memasukkan data yang dalam kolom-kolom yang kosong pada baris-
baris yang mengandung data berulang. Pendekatan ini sering disebut
sebagai flattening the tabel.
b.Pendekatan kedua, repeating group dihilangkan dengan menempatkan
data yang berulang berrsamaan dengan salinan dari atribut key aslinya
dalam relasi terpisah. Terkadang UNF dapat mengandung lebih dari
satu repeating group, atau repeating group dalam repeating group.
Dalam kasus seperti ini, pendekatan ini dilakukan berulang-ulang
sampai tidak ada repeating group yang tersisa.
2. Normalisasi Data Pertama (First Normal Form / 1NF)
Menurut Connolly dan Begg (2002, p388), First Normal Form adalah
sebuah tabel yang di dalam perpotongan kolom dan baris hanya
memiliki satu nilai saja. Disebut skema relasi R sebagai First Normal
Form jika domain dari seluruh attributnya atomik. 1NF memberikan
permintaan yang sangat mendasar pada relasi dan tidak membutuhkan
informasi tambahan seperti functional dependency. Untuk mengubah
unnormalized table ke 1NF, kita harus mengidentifikasikan dan
membuang/memindahkan semua kumpulan data berulang.
44
Untuk mengubah bentuk Unnormalized Form menjadi 1NF, yang
harus dilakukan adalah mengidentifikasikan dan menghilangkan
kelompok berulang, agar setiap pertemuan antara baris dan kolom berisi
satu dan hanya satu nilai.
3. Normalisasi Data Kedua (Second Normal Form/2NF).
Menurut Connolly dan Begg (2002, p394), Second Normal Form (2NF)
adalah sebuah relasi yang berada dalam bentuk normal pertama dan
setiap non-primary-key bergantung penuh (full functionally dependent)
pada primary key. 2NF didasarkan pada konsep dari full functional
dependency.
4.Normalisasi Data Ketiga (Third Normal Form/3NF).
Menurut Connolly dan Begg (2002, p394), Third Normal Form (3NF)
adalah tabel yang setiap relasi yang terdapat didalamnya ada didalam
first normal form dan second normal form, dimana tidak ada non-
primary-key yang transitive dependent di candidate key.
3NF adalah salah satu solusi untuk memeriksa jika pengubahan
mengganggu functional dependency mana saja. Dekomposisi 3NF dapat
saja terdiri dari redundansi dalam skema yang terdekomposisi. Relasi
skema R ada dalam 3NF berkenaan dengan sekumpulan F dari
ketergantungan fungsional jika semua ketergantungan fungsional dalam
F dari form α β, setidaknya salah satunya memiliki :
a.α β merupakan functional dependency yang diabaikan.
b.u adalah superkey bagi R.
c. setiap attribute A dalam β α terdapat dalam candidate key untuk R.
45
5.Boyce-Codd Normal Form (BCNF)
Menurut Connolly dan Begg (2002, p398), Sebuah tabel dikatakan
BCNF, jika dan hanya jika, semua determinant adalah candidate key.
Jika sebuah skema relasi ada di dalam BCNF, maka yang menjadi satu-
satunya nontrivial functional dependency adalah key constraint.
Sedangkan jika sebuah relasi ada di dalam 3NF, maka semua yang
menjadi nontrivial functional dependency adalah key constraint atau
sebelah kananya merupakan bagian dari candidate key. Karena hal inilah
maka setiap relasi yang ada di dalam BCNF juga ada di dalam 3NF,
namun tidak berlaku hal sebaliknya.
Sebuah relasi berpotensi menyalahi aturan BCNF apabila :
a.Memiliki dua atau lebih composite candidate key.
b.Candidate key dari relasi overlap.
Langkah 2.4 Validasi relasi melalui transaksi pengguna
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa relasi di dalam
model data logikal lokal mendukung transaksi yang diminta user. Pada
langkah ini, memeriksa bahwa relasi yang dibuat di langkah sebelumnya
juga mendukung transaksi ini, dan juga pastikan bahwa tidak ada kesalahan
dalam relasi yang telah dibuat.
Langkah 2.5 Definisi integrity constraint
Menentukan kendala integritas yang diberikan oleh user view (yakni:
integritas data, domain atribut constraint, integritas entiti, integritas referensi,
dan enterprise constraint).
46
Langkah 2.6 Meninjau model data logikal lokal dengan pengguna
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan model data logikal lokal
dan membuat dokumentasi yang mendeskripsikan model tersebut sebagai
representasi yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Langkah 3 Membangun dan memvalidasi model data logikal global
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengkombinasikan suatu model data
logikal lokal individu ke dalam suatu model data logikal global yang
menggambarkan suatu perusahaan.
Langkah 3.1 Gabungkan model data logikal ke dalam model global.
Proses penggabungan model logikal data lokal kedalam model data global
akan mempengaruhi attribut yang digunakan pada model data global
perusahaan.
Langkah 3.2 Validasi model data logikal global.
Melakukan validasi terhadap relasi yang terbentuk pada model logikal
data global dengan menggunakan teknik Normalisasi dan review kebutuhan
view user transaksi.
Langkah 3.3 Perhatikan pertumbuhan ke depan.
Menentukan apakah model logikal global database telah mengantisipasi
perubahan access data yang terjadi pada jangka panjang.
Langkah 3.4 Tinjau kembali model data logikal global dengan pengguna.
Proses menjamin model data global adalah benar-benar representasi
kebutuhan perusahaan.
47
2.1.11.3 Perancangan Fisikal Basisdata
Pada tahap ini memungkinkan perancang basisdata untuk membuat keputusan
mengenai bagaimana basisdata akan diimplementasikan. Oleh karena itu,
perancangan fisikal basisdata harus disesuaikan dengan DBMS yang spesifikasi.
Pada tahapan ini dibagi menjadi beberapa langkah, yaitu:
Langkah 4 Penerjemahan model data logikal global untuk DBMS Target
Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat suatu skema basisdata
relasional dari model data logikal global yang dapat diimplementasikan ke
DBMS yang dipakai.
Langkah 4.1 Perancangan relasi dasar
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memutuskan bagaimana
merepresentasikan relasional dasar yang diidentifikasikan dalam model data
logikal global pada DBMS yang dipakai. Untuk memulai proses perancangan
basisdata fisik, dengan cara mengumpulkan dan mengasimilasikan suatu
informasi tentang relasional yang dirancang selama perancangan basisdata
logikal. Informasi tersebut bisa berasal dari kamus data dan definisi dari
relasional yang didefinisikan menggunakan Database Design Language
(DBDL). Untuk setiap relasional yang diidentifikasi pada model data logikal
global, dapat didefinisikan salah satu sebagai berikut:
a. Nama dari relasi yang ada
b. Suatu daftar untuk atribut yang sederhana
c. Primary key, alternatif key dan foreign key
d. Suatu daftar dari atribut turunan dan bagaimana mereka dihasilkan.
e. Batasan integrasi untuk setiap foreign key yang diidentifikasi.
48
Dari kamus data dari setiap atributnya dapat diketahui:
a. Domain atribut yang terdiri dari tipe data, panjang dan berbagai keterangan
atribut.
b. Suatu nilai default optional untuk atribut
c. Apakah atribut bisa diisi nilai NULL
Langkah 4.2 Perancangan representasi dari data yang diturunkan
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memutuskan bagaimana
merepresentasikan suatu data turunan pada model data logikal global pada
DBMS yang dipakai. Atribut yang nilainya didapatkan dengan mengevaluasi
atribut lain dikenal sebagai atribut turunan atau kalkulasi. Sebagai contoh:
a. Jumlah staff yang bekerja di kantor cabang tertentu
b. Total gaji bulanan yang dibayarkan ke seluruh staff.
c. Jumlah properti yang ditangani oleh seorang staff.
Langkah 4.3 Perancangan enterprise constraint
Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang batasan aplikasi untuk
DBMS yang dipakai. Perancangan batasan tersebut tergantung dari DBMS
yang digunakan, fasilitas yang dipunyai oleh sistem dibandingkan dengan
DBMS yang lain. Pada awalnya, jika sistem tersebut mempunyai aturan sesuai
aturan standard SQL, beberapa batasan dapat diterapkan.
Langkah 5 Perancangan representasi fisikal
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan organisasi file yang paling
optimal untuk menyimpan relasional dasar dan indeks yang diminta untuk
performasi yang optimal yang mana erlasi dan data yang ada disimpan dalam
penyimpanan sekunder.
49
Langkah 5.1 Analisis transaksi
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengerti fungsi dari suatu transaksi
yang mana akan dijalankan pada basisdata dan untuk menganalisis transaksi
yang penting. Untuk membuat perancangan basisdata fisikal efektif maka
perlu mempunyai pengetahuan mengenai transaksi atau query yang akan
dijalankan di dalam basisdata. Ini termasuk informasi yang kuantitatif dan
kualitatif. Dalam menganalisa transaksi, performansi dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
a. Transaksi yang sering digunakan dan akan berdampak besar terhadap
performasi.
b. Transaksi yang merupakan transaksi bisnis kritis
c. Peak load yaitu durasi waktu dalam harian atau mingguan yang akan
mendapatkan banyak permintaan pada basisdata (Connolly, 2002, p486).
Langkah 5.2 Pemilihan organisasi file
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan organisasi file yang
efektif untuk setiap relasi dasar. Dalam banyak kasus yang ada, suatu DBMS
yang relasional akan memberikan sedikit bahkan tanpa pilihan dalam memilih
organisasi file, walaupun beberapa akan mempunyai indeks yang spesifik.
Langkah 5.3 Pemilihan Indeks
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan penambahan indeks yang
akan meningkatkan performasi dari suatu sistem. Biasanya pemilihan atribut
untuk pengindeksan adalah sebagai berikut:
a. Suatu atribut yang digunakan paling sering untuk operasi penggabungan,
yang akan membuat penggabungan tersebut lebih efektif.
50
b. Suatu atribut yang digunakan paling banyak untuk mengakses suatu record
di dalam relasi yang ada.
Ada tiga jenis indeks yaitu:
a. Primary indeks
Pengindeksan dilakukan pada kolom kunci (key field), yang diurutkan
terlebih dahulu secara sekuensial.
b. Clustering index
Pengindeksan dilakukan pada kolom bukan kunci (non-key field), yang
sudah diurutkan terlebih dahulu secara sekuensial. Kolom bukan kunci itu
disebut juga dengan clustering attribute (Connolly, 2002, p1155).
c. Secondary index
Pengindeksan yang dilakukan pada kolom yang tidak terurut di dalam file
data (Connolly, 2002, p1155)
Langkah 5.4 Estimasi kebutuhan media penyimpanan
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengestimasi ukuran kapasitas disk
yang diperlukan untuk basisdata.
Langkah 6 Desain user view
Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang tampilan layar untuk user
yang diidentifikasi selama pengumpulan informasi dan analisis dari siklus
hidup aplikasi basisdata.
Langkah 7 Perancangan mekanisme pengamanan data
Database Security merupakan mekanisme yang menjaga database dari
serangan/ancaman yang disengaja maupun tidak disengaja.
51
Pertimbangan keamanan tidak hanya diaplikasikan pada data yang ada
dalam database. Pelanggaran terhadap keamanan dapat mempengaruhi bagian
lain dari sistem, yang akan memberi akibat balik terhadap database.
Keamanan database terkait dengan keadaan berikut:
1.Pencurian dan penipuan (theft and fraud)
2.Kehilangan kerahasiaan (loss of confidentiality)
3.Kehilangan keleluasaan pribadi (loss of privacy)
4.Kehilangan integritas (loss of integrity)
5.Kehilangan ketersediaan (loss of availability)
Ancaman (threat) adalah segala situasi atau kejadian, baik disengaja
maupun tidak disengaja yang dapat menimbulkan efek merugikan terhadap
sistem dan berikutnya organisasi.
Tindakan terhadap ancaman (Countermeasures–Computer Based Controls).
Berbagai tindakan balasan untuk ancaman yang terjadi dikaitkan dengan
kontrol fisik sampai dengan prosedur administrative yang menyertakan:
1.Authorisasi (Authorization)
Pemberian hal atau wewenang, yang menyebabkan subjek memiliki
legitimasi untuk mengakses sistem atau objek-objek dalam sistem.
Authentication (Pembuktian Keaslian)
Suatu mekanisme yang menetukan apakah user yang mengakses benar-
benar user yang dimaksud.
2.View
Merupakan hasil dinamis dari satu atau lebih operasi relasional yang
dioperasikan pada relasi/tabel dasar untuk menghasilkan relasi/tabel lainnya.
52
View merupakan relasi/tabel virtual yang tidak benar-benar adala dalam
database, tetapi dihasilkan berdasarkan permintaan oleh user tertentu pada
saat tertentu.
3.Back-up dan Recovery
Suatu proses yang secara periodik mengambil salinan database dan log
file (dapat juga berupa program) untuk disimpan pada media penyimpanan
offline.
4.Integrity
Mencegah data dari ketidaksesuaian (invalid) dan mengakibatkan
pemberian hasil yang salah.
5.Encryption
Penyandian (encoding) data dengan menggunakan algoritma khusus yang
membuat data tidak dapat dibaca oleh program tanpa kunci decryption.
Langkah 8 Pertimbangkan pengenalan pengontrolan redudansi.
Untuk menentukan apakah pengenalan pengontrolan redudansi dengan
mengendurkan aturan normalisasi akan meningkatkan unjuk kerja sistem.
Langkah 9 Awasi dan atur sistem operasional.
Bertujuan untuk memantau operasional sistem dan meningkatkan unjuk kerja
sistem untuk memperbaiki keputusan desain yang tidak sesuai atau
menggambarkan kebutuhan-kebutuhan
2.1.11.4 Pemilihan DBMS
Menentukan DBMS mana yang dapat digunakan sesuai dengan aplikasi yang
ditentukan. Karena suatu organisasi memerlukan perluasan atau perubahan pada
53
sistem yang sedang berjalan, maka perlu untuk mengevaluasi produk-produk
DBMS yang baru. Tujuannya untuk memilih sebuah sistem yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan saat ini maupun di masa yang akan datang, seimbang
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pembelian produk DBMS, software
maupun hardware tambahan yang dibutuhkan untuk mendukung sistem
basisdata, dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan perubahan dan
pelatihan pegawai.
2.1.12 Model Entity Relationship
2.1.12.1 Tipe Entiti
Entity adalah sesuatu yang dapat diidentifikasikan pada lingkungan kerja user.
Entity type adalah sekumpulan objek dengan prioritas yang sama. Entity
occurence adalah objek yang unik dari entity type. Model E-R mendefinisikan
tipe entiti spesial yang dinamakan weak entity. Weak entity adalah entiti yang
keberadaannya tergantung pada keberadaan entiti lain di dalam suatu database.
Keberadaan objek–objeknya secara fisik/nyata (physical existence), seperti
entity pegawai, rumah, dan pelanggan, atau secara konseptual/abstrak
(conceptual existence), seperti entity Inspeksi, Penjualan, dan Peninjauan.
Setiap entity type dilambangkan dengan sebuah persegi panjang yang diberi
nama dari entity tersebut. Nama entity type biasanya adalah kata benda tunggal.
Huruf pertama dari setiap kata pada nama entity ditulis dengan huruf besar.
Representasi diagram alir entity type terlihat pada gambar dibawah ini:
54
Gambar 2.3. Contoh dari Entity Type
Menurut Connolly dan Begg (2002, p342-343), Tipe entiti dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. Tipe entiti kuat, yaitu tipe entiti yang keberadaannya tidak bergantung pada
entiti lainnya.
2. Tipe entiti lemah, yaitu tipe entiti yang keberadaannya bergantung pada tipe
entiti lainnya.
Gambar 2.4 Contoh dari Entiti kuat dan entiti lemah
2.1.12.2 Tipe Relationship
Menurut Connolly dan Begg (2002, p334), Tipe Relationship adalah
sekumpulan hubungan antar tipe entiti yang memiliki arti. Sedangkan relationship
occurrance adalah sebuah hubungan yang dapat diidentifikasikan secara unik,
yang meliputi sebuah kejadian (Occurrance) dari setiap tipe entiti di dalam.
55
Tipe relationship digambarkan dengan sebuah garis yang menghubungkan tipe
entiti–entiti yang saling berhubungan. Garis tersebut diberi nama sesuai dengan
nama hubungannya dan diberi tanda panah satu arah di samping nama
hubungannya.
Biasanya sebuah relationship dinamakan dengan menggunakan kata kerja,
seperti mengatur, atau dengan sebuah frase singkat yang meliputi sebuah kata
kerja, seperti DisewaOleh. Sedangkan tanda panah ditempatkan di samping nama
relationship yang mengindikasikan arah bagi pembaca untuk mengartikan nama
dari suatu relationship. Huruf pertama dari setiap kata pada nama relationship
ditulis dengan huruf besar. Representasi diagram dari suatu tipe relationship
terlihat pada gambar 2.5
Gambar 2.5 Representasi diagram dari tipe relationship
2.1.12.2.1 Derajat dari Tipe Relationship
Menurut Connolly dan Begg (2002, p335), Derajat dari tipe relationship
adalah jumlah tipe entiti yang ikut serta dalam sebuah relationship.
Menurut Connolly dan Begg (2002, p445), Complex tipe relationship adalah
sebuah relationship antara tiga atau lebih entiti. Contoh-contoh dari derajat
relationship :
56
1.Unary relationship
Keterhubungan antar satu tipe entiti, dimana tipe entiti tersebut
berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang berbeda. Contoh entiti
staff yang berperan menjadi supervisor dan staff yang di-supervisor.
Contoh :
Gambar 2.6 Contoh Unary Relationship
2.Binary relationship
Keterhubungan antar dua tipe entiti. Contoh : binary relationship antara
PrivateOwner dengan PropertyForRent yang disebut POwns.
Contoh :
‘PrivateOwner owns PropertyForRent’
Gambar 2.7 Contoh Binary Relationship
3.Ternary relationship
Keterhubungan antar tiga tipe entiti. Contoh: Ternary Relationship yang
dinamakan register, relasi ini melibatkan tiga tipe entiti yaitu Staff, Branch,
dan Client.
Contoh:
57
Gambar 2.8 Contoh Ternary Relationship
4.Quaternary relationship
Keterhubungan antar empat tipe entiti. Contoh: Quaternary relationship
yang dinamakan Arranges, relasi ini melibatkan 4 entiti yaitu Buyer,
Solicitor, Financial Intstuttion dan Bid.
Contoh:
Gambar 2.9 Contoh Quarternary Relationship
2.1.12.2.2 Recursive Relationship
Menurut Connolly dan Begg (2002, p337), Recursive Relationship
adalah sebuah tipe relationship dimana tipe entiti yang sama ikut serta
lebih dari sekali pada peran yang berbeda.
Relationship dapat diberikan nama peran untuk menentukan fungsi dari
setiap entiti yang terlibat dalam relationship tersebut. Representasi
diagram recursive relationship beserta nama perannya terlihat pada
gambar 2.10:
58
Gambar 2.10 Representasi diagram recursive relationship beserta
nama perannya
Nama peran juga dapat digunakan jika dua buah entiti dihubungkan
melalui lebih dari satu relationship. Representasi diagram nama peran
yang digunakan pada dua buah entiti terlihat pada gambar 2.11.
Gambar 2.11 Representasi diagram entiti dengan dua relationship
berbeda beserta nama peran.
2.1.12.2.3 Batasan Struktural (Structural Constraints)
Menurut Connolly dan Begg (2002, p334), Batasan–batasan yang
menggambarkan pembatasan pada relationship seperti yang ada pada real
59
world harus diterapkan pada tipe entiti yang ikut serta pada sebuah
relationship. Jenis utama dari batasan pada suatu relationship dinamakan
multiplicity.
Menurut Connolly dan Begg (2002, p334), Multiplicity adalah jumlah
occurance yang mungkin terjadi pada sebuah tipe entiti yang berhubungan ke
sebuah occurance dari tipe entiti lain pada suatu relationship.
Derajat yang biasa digunakan pada suatu relationship adalah binary
relationship, yang terdiri atas:
1.One-to-one (1:1) Relationship
Setiap relationship menggambarkan hubungan antara sebuah entity
occurance pada entiti yang satu dengan sebuah entity occurance pada
entiti lainnya yang ikut serta dalam relationship tersebut.
2.One-to-many (1:*) Relationship
Setiap relationship menggambarkan hubungan antara sebuah entity
occurance pada entiti yang satu dengan satu atau lebih entity occurance
pada entiti lainnya yang ikut serta dalam relationship tersebut.
3.Many-to-many (*:*) Relationship
Setiap relationship menggambarkan hubungan antara satu atau lebih
entity occurance pada entiti yang satu dengan satu atau lebih entity
occurance pada entiti lainnya yang ikut serta dalam relationship tersebut.
2.1.12.2.4 Cardinality dan Participation Constraints
Multiplicity dibentuk dari 2 macam batasan pada relationship yaitu:
1.Cardinality
60
Menurut Connolly dan Begg (2002, p351), Cardinality adalah nilai
maksimum dari relationship occurance yang mungkin terjadi untuk sebuah
entiti yang ikut pada suatu relationship.
2. Participation
Menurut Connolly dan Begg (2002, p351), Participation menentukan
apakah semua atau hanya beberapa entity occurance yang ikut serta dalam
sebuah relationship. Participation Constraint dibagi menjadi:
a.Mandatory Participation
Menurut Connolly dan Begg (2002, p351), Mandatory Participation
melibatkan semua entity occurance pada relationship tertentu.
b.Optional Participation
Menurut Connolly dan Begg (2002, p351), Optional Participation
melibatkan beberapa entity occurance pada relationship tertentu.
Representasi diagram terhadap multiplicity sebagai cardinality dan
participation constraints dapat dilihat pada gambar 2.12.
Gambar 2.12 Multiplicity sebagai cardinality dan participation
constraints.
61
2.1.12.3 Tipe Atribut
Atribut adalah properti dari entiti atau relationship type. Atribut
merepresentasikan karakteristik dari suatu identiti yang diwakili. Attribute
domain adalah sekumpulan nilai yang dimungkinkan untuk satu atau lebih
atribut.
Macam-macam atribut antara lain:
a.Simple attribute, yaitu atribut yang terdiri dari satu komponen tunggal dengan
keberadaan yang independent dan tidak dapat dibagi menjadi bagian yang
lebih kecil lagi. Dikenal juga dengan nama Atomic Attribute. Contoh dari
simple attribute termasuk position and salary dalam entity staff.
b.Composite Attribute, yaitu atribut yang terdiri dari beberapa komponen,
dimana masing-masing komponen memiliki keberadaan yang independent.
Misalkan atribut Address dapat terdiri dari street, city, postcode.
c.Single-valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk
setiap kejadian. Misalnya entiti Branch memiliki satu nilai untuk atribut
branchNo pada setiap kejadian.
d.Multi-valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk
setiap kejadian. Misal entiti Branch memiliki beberapa nilai untuk atribut
telpNo pada setiap kejadian.
e.Derived Attribute, yaitu atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu
atau beberapa atribut lainnya, dan tidak harus berasal dari satu entiti.
62
2.1.12.4 Tipe Key
Menurut Connolly dan Begg (2002,p340), Candidate Key adalah jumlah
minimal atribut–atribut yang dapat mengidentifikasikan setiap kejadian/record
secara unik.
Menurut Connolly dan Begg (2002,p342), Primary Key adalah Candidate Key
yang terpilih secara unik untuk mengidentifikasikan setiap kejadian/record dari
sebuah tipe entiti. Pada sebuah tipe entiti biasanya terdapat lebih dari satu
candidate key yang salah satunya harus dipilih untuk menjadi primary key.
Pemilihan primary key didasarkan pada panjang atribut, jumlah minimal atribut
yang diperlukan, dan keunikannya.
Menurut Connolly dan Begg (2002, p341), Composite Key adalah Candidate
Key yang terdiri dari dua atau lebih atribut.
Menurut Whitten (2004, p298) Alternate Key adalah setiap candidate key yang
tidak terpilih menjadi primary key, atau biasa disebut dengan secondary key.
Menurut Whitten (2004,p301), Foreign Key adalah sebuah entiti yang
digunakan pada entiti lainnya untuk mengidentifikasikan sebuah relationship.
2.2 Teori DAD (Diagram Alir Dokumen)
Menurut Mulyadi (2001, p66), Bagan yang menggambarkan aliran dokumen dalam
suatu sistem informasi disebut dengan bagan alir dokumen.
Menurut Mulyadi (2001, pp60-63), Simbol-simbol standar yang digunakan, yaitu:
63
Tabel 2.1 Simbol-simbol pada DAD
1. Mulai/Berakhir (terminal).
Simbol ini untuk menggambarkan awal dan akhir
suatu sistem akuntansi.
2. Dokumen. Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan semua jenis dokumen, yang
merupakan formulir yang digunakan untuk
merekam data terjadinya suatu transaksi. Nama
dokumen dicantumkan di tengah simbol.
3. Dokumen dan tembusannya.
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan
dokumen asli dan tembusannya. Nomor lembar
dokumen dicantumkan di sudut kanan atas.
4. Berbagai Dokumen.
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan
berbagai jenis dokumen yang digabungkan bersama
di dalam satu paket. Nama dokumen dituliskan di
dalam masing-masing simbol dan nomor lembar
dokumen dicantumkan di sudut kanan atas simbol
dokumen yang bersangkutan. Simbol dalam contoh
tersebut menggambarkan faktur penjualan lembar
ke-3 dilampiri dengan surat order penjualan lembar
1.
Faktur 2.
64
ke-1 dan surat muat.
5. Garis alir (flowline). Simbol ini menggambarkan
arah proses pengolahan data. Anak panah tidak
digambarkan jika arus dokumen mengarah ke
bawah dan ke kanan. Jika arus dokumen mengalir
ke atas atau ke kiri, anak panah perlu dicantumkan.
6. Keputusan.
Simbol ini digunakan untuk mengambarkan
keputusan yang harus dibuat dalam proses
pengolahan data.
7. Penghubung pada halaman yang sama. (on-page
connector). Dalam menggambarkan bagan alir, arus
dokumen dibuat mengalir dari atas ke bawah dan
dari kiri ke kanan. Karena keterbatasan ruang
halaman kertas untuk menggambar, maka
diperlukan simbol penghubung untuk
memungkinkan aliran dokumen berhenti di suatu
lokasi pada halaman tertentu dan kembali berjalan
di lokasi lain pada halaman yang sama. Dengan
memperhatikan nomor yang tercantum di dalam
simbol penghubung pada halaman yang sama, dapat
diketahui aliran dokumen dalam sistem akuntansi
yang digambarkan dalam bagan alir.
65
8. Penghubung pada halaman yang berbeda (off-page
connector). Jika untuk menggambarkan bagan alir
suatu sistem akuntansi diperlukan lebih dari satu
halaman, simbol ini harus digunakan untuk
menunjukkan kemana dan bagaimana bagan alir
terkait satu dengan lainnya. Nomor yang tercantum
di dalam simbol penghubung menunjukkan
bagaimana bagan alir yang tercantum pada halaman
tertentu terkait dengan bagan alir yang tercantum
pada halaman yang lain.
9. Kegiatan manual. Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan kegiatan manual. Uraian singkat
kegiatan manual dicantumkan di dalam simbol ini.
10. Keying (typing, verifiying). Simbol ini
menggambarkan pemasukan data ke komputer
melalui on-line terminal.
Untuk menggambarkan aliran dokumen dalam sistem tertentu, digunakan simbol-
simbol tersebut di atas dalam suatu bagan alir dokumen (document flowchart). Dalam
bagan alir, arus dokumen digambarkan berjalan dari kiri ke kanan dan dari atas ke
bawah. Arah perjalanan dokumen ini dapat diikuti dengan melihat nomor dalam
66
simbol penghubung pada halaman yang sama (on-page connector) atau nomor dalam
simbol penghubung pada halaman yang berbeda (off-page connector).
Penggunaan bagan alir lebih bermanfaat dibandingkan dengan uraian tertulis dalam
menggambarkan suatu sistem. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1.Gambaran sistem secara menyeluruh lebih mudah diperoleh dengan menggunakan
bagan alir.
2.Perubahan sistem lebih mudah digambarkan dengan menggunakan bagan alir.
3.Kelemahan-kelemahan dalam sistem dan identifikasi bidang-bidang yang
memerlukan perbaikan lebih mudah ditemukan dengan bagan alir.
4.Dokumentasi sistem akuntansi dilakukan dengan menggunakan bagan alir.
2.3 Teori STD (State Transaction Diagram)
2.3.1 Object State
Menurut Whitten (2004, p662), Object State adalah kondisi objek pada suatu titik
pada masa hidupnya.
Object State digambarkan seperti terlihat pada gambar 2.18.
Gambar 2.13 Object State
2.3.2 Definisi STD (State Transition Diagram)
Menurut Whitten (2004,p636), State Transition Diagram adalah alat yang
digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat terjadi
selama satu sesi pengguna.
State(status)
67
Menurut Marakas (2006, p135) STD adalah sebuah diagram yang memodelkan
bagaimana dua atau lebih proses saling berhubungan satu sama lainnya dalam suatu
cakupan waktu.
STD digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat
muncul ketika pengguna sistem mengunjungi terminal. Masing-masing screen
dianalogikan sebagai sebuah kota. Tidak semua jalan melewati seluruh kota. Bujur
sangkar digunakan untuk menggambarkan display screen. Anak panah
menggambarkan aliran kontrol dan menggerakkan kejadian yang akan
menyebabkan screen menjadi aktif atau menerima fokus. Bujur sangkar tersebut
hanya menggambarkan apa yang akan muncul selama dialogue. Arah anak panah
menunjukkan urutan munculnya screen-screen tersebut. Sebuah anak panah yang
terpisah, masing-masing memiliki nama, digambar untuk setiap arah karena
tindakan yang berbeda akan menggerakan aliran kontrol dari dan aliran kontrol ke
screen yang ada.
2.3.3 Manfaat STD
Menurut Marakas (2006, p135) Manfaat dari STD adalah mengilustrasikan
beragam status yang dapat dimiliki oleh sebuah komponen sistem dalam
hubungannya dengan kejadian-kejadian atau kondisi-kondisi yang menyebabkan
sebuah perubahan dari status yang satu dengan yang lainnya.
2.3.4 Komponen STD
Menurut Marakas (2006, p135), Komponen-komponen pembentuk STD adalah:
68
1.State (status) : sebuah kondisi akan keberadaan atau bentuk yang dapat dipilih
oleh sebuah sistem komponen.
2.Event (kejadian) atau Transition (transisi) : sebuah aksi atau fenomena atau
pemicu yang menyebabkan terjadinya pergantian status.
Gambar 2.14 Bentuk Transition atau Event
(Marakas, 2006, p136)
3.Current State (status sekarang) : status dimana sistem sedang berada saat ini.
4.Final State (status akhir) : status dimana terjadi saat dipicu oleh sebuah kejadian
yang menyebabkan tidak adanya jalan keluar atau alternatif lainnya, yang
menyebabkan pengakhiran sempurna dari sebuah sistem.
2.4 Pengertian Structured Query Language (SQL)
Menurut Connolly dan Begg (2002, p111). SQL adalah suatu bahasa yang
dirancang untuk operasi pengaksesan data pada struktur relational database yang
mentransformasikan input menjadi output yang diinginkan pengguna Operasi
pengaksesan data meliputi penyisipan data (insert), pengubahan data (update),
pengambilan data (select), dan penghapusan data (delete). Perintah-perintah di atas
dilakukan atas permintaan dari pengguna.
Menurut Martina (2004, p12), SQL Server 2000 adalah mesin database client/
server yang berbeda dengan database komputer tunggal tradisional yang memakai
Transition (transisi) atau Event (kejadian)
69
sistem pemakaian file secara bersama – sama (misalnya dBASE, Microsot Jet,
Microsoft Visual FoxPro).
SQL Server 2000 mempunyai beberapa edisi. Setiap edisi memberikan performansi
dan harga yang berbeda sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan
individu.
1.Edisi Enterprise adalah edisi terlengkap. Edisi ini mendukung 32 CPU dan RAM 64
GB.
2.Edisi Standard cocok dipakai pada organisasi kecil dan menengah. Edisi ini mampu
mendukung 4 CPU dan RAM 2 GB.
3.Edisi Personal berisi alat bantu manajemen lengkap dan fungsi–fungsi umum dari
edisi standard dan cocok dipakai untuk keperluan pribdi. Edisi ini mendukung dua
processor dan performansi dioptimalkan untuk pemakai tunggal dan workgroup
kecil serta mampu menangani lima user yang konkuren.
4.Edisi Developer diluncurkan bersama–sama dengan Microsoft Visual dan hanya
disarankan untuk pengembangan aplikasi yang memakai Visual Studio.
5.Edisi Desktop Engine (MSDE) mempunyai fasilitas mesin database dasar dari
Server 2000.
6.Edisi Windows CE adalah versi SQL Server 2000 untuk alat – alat yang
menjalankan Windows CE.
Keuntungan dalam menggunakan SQL :
a.Merupakan bahasa non-prosedural
Cukup menspesifikasikan informasi apa yang dibutuhkan daripada bagaimana
mendapatkannya.
b.Pada dasarnya mempunyai format yang bebas.
70
c.Dapat digunakan oleh bermacam-macam user, termasuk DBA, manajemen,
pembuat aplikasi dan user lainnya.
d.Terdapat ISO standard untuk SQL, membuat bahasa formal dan de facto untuk
relasional database.
Kerugian dalam menggunakan SQL :
a.Sintaks-sintaks yang digunakan harus mudah dipahami dan dipelajari.
2.5 Visual Basic.Net (VB.Net)
2.5.1 Sejarah VB.Net
Visual basic versi sebelumnya yaitu VB 6, diluncurkan oleh Microsoft pada tahun
1998. Kemudian setelah beberapa tahun, Microsoft memaparkan perkembangan
Microsoft .NET dalam PDC (Profesional Developers Converence) di Orlando,
Florida, Amerika Serikat pada bulan Juli 2000. Pada bulan Februari 2002 secara
resmi Microsoft merilis VS.NET dimana salah satu bahasanya adalah VB.NET.
Setahun setelahnya Microsoft merilis VS.NET 2003 dimana sudah menggunakan
teknologi .NET Framework.
2.5.2 Alasan Menggunakan VB.NET
Microsoft .NET telah didesain dari dasar dengan internet sebagai fokus utamanya.
Banyak inovasi baru yang berada dalam platform ini akan mengatasi keterbatasan
dari tool-tool dan teknologi lama. Berikut adalah alasan-alasan untuk memilih
VB.NET :
1.Menyederhanakan deployment
VB.Net mengatasi masalah registrasi COM (Component Object Model).
71
2.Menyederhanakan pengembangan perangkat lunak
VB.Net sudah dilengkapi dengan penanganan eksepsi menggunakan kata kunci
option strict on untuk menampilkan kesalahan sintaks jika membuat konversi tipe
data secara eksplisit yang bisa menyebabkan hilangnya data juga ada penanganan
eksepsi menggunakan try..catch..finally. Pada pemrograman database telah
disediakan teknologi ADO.NET (ActiveX Data Object untuk .NET) untuk
membuat laporan disediakan disediakan Crystal Report.
3.Mendukung penuh OOP.
Karakateristik OOP : Inheritance, Encapsulation, dan Polymorphism.
4.Mempermudah pengembangan aplikasi berbasis web baik HTML maupun XML.
2.6 Pengertian Preschool
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002, p1014), Pre School atau Pra
sekolah merupakan program untuk anak usia mulai dari 18 bulan sampai 6 tahun.
Program pra sekolah ini disampaikan dalam dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan
bahasa Mandarin sebagai bahasa Pengantar
2.7 Pengertian Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan adalah penyambutan atau perlakuan sikap terhadap sesuatu yang akan
diterima atas persetujuan kedua belah pihak baik itu pemberi dan penerima.
Penerima adalah orang yang menerima atas transaksi yang sudah dilakukan dengan
pemberi.
72
Salah satu penerimaan yang terjadi dalam kegiatan sekolah adalah penerimaan siswa
baru yang dilakukan sebelum siswa masuk ke sekolah. Transaksi penerimaan siswa
baru ini biasanya dilakukan oleh pihak sekolah dan orang tua siswa.
2.8 Pengertian Pembayaran
Pembayaran adalah berpindahnya hak pemilikan atas sejumlah uang atau dana dari
pembayar kepada penerimanya, baik langsung maupun melalui media jasa perbankan.
Pembayar adalah seorang atau suatu perusahaan yang bersedia melepaskan hak
pemilikannya atas sejumlah uang atau dana kepada penerima.
Salah satu pembayaran yang terjadi dalam kegiatan sekolah dan merupakan dana
dari sumber sekolah sendiri adalah Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang
diperoleh dari setiap siswa, yang besarnya tergantung pada kategori bagi setiap
sekolah. Demi tertibnya pengelolaan dana ini bagi sekolah negeri termasuk perguruan
tinggi disetorkan lebih dahulu kepada pemerintah, yang kemudian disalurkan kembali
ke sekolah oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sedang untuk sekolah
swasta dikelola sendiri, baik langsung oleh Kepala Sekolah maupun Yayasan atau
Badan Penyelenggara Sekolah.
Selain pembayaran SPP adapun transaksi pembayaran lain yang diwajibkan oleh
Townforkids Preschool yaitu pembayaran pendaftaran siswa baru, pembayaran
seragam sekolah, pembayaran buku-buku, pembayaran ekstrakurikuler, pembayaran
school bus, pembayaran summer camp, dan pembayaran field trip.
73
2.9 Pengertian Pemesanan
Pemesanan adalah proses pesan barang-barang yang tidak tersedia didalam gudang.
Pada Townforkids Preschool, pemesanan disini mencakup pemesanan buku dan
persediaan seragam sekolah.
2.10 Pengertian Proses Penjadwalan
Proses Penjadwalan (timestabling) adalah suatu kegiatan administrative utama pada
sebagian besar institusi. Kegiatan operasional institusi akan berlangsung sepenuhnya
pada jadwal yang dibuat.
Berdasarkan definisi diatas, penjadwalan adalah pengalokasian sumber daya pada
objek-objek yang ada pada ruang waktu dan bergantung pada kendala dan sedemikian
sehingga sedapat mungkin memenuhi kondisi-kondisi tertentu. Dalam proses
penjadwalan, sumber daya yang ada harus dialokasikan secara optimal, efektif dan
efisien, serta sedapat mungkin memenuhi kebutuhan yang ada namun biaya yang
dikeluarkan harus pantas.
2.11 Pengertian Absensi Siswa, Guru, dan Pegawai Non Guru
Dari segi pendidikan, daftar hadir memiliki arti yang tak kalah pentingnya, baik
untuk pembinaan suatu pendidikan secara professional maupun dalam memelihara
tata tertib atau disiplin secara kontinyu. Pada gilirannya sewaktu-waktu semua data
tersebut sangat berguna untuk kegiatan perencanaan, bimbingan dan pengarahan,
koordinasi dan komunikasi. Misalnya sulit dilakukan perencanaan yang baik bilamana
tidak tersedia data tentang jumlah murid dan guru yang akan dikenai kurikulum
tertentu antara lain untuk menetapkan berapa lokal diperlukan setiap tingkatan kelas,
74
siapa saja guru yang akan bertugas di setiap kelas dan bagaimana pengaturannya, serta
menentukan siapa saja pegawai non guru yang hadir pada hari tersebut.
2.12 Pengertian Penilaian Mata Pelajaran Siswa
Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat
dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar
mengajar, dan hasil belajar. Tujuan instruksional pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku yang diinginkan pada diri siswa.
Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai
suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan
adanya ukuran atau kriteria. Misalnya untuk dapat mengatakan baik, sedang, kurang,
diperlukan adanya ketentuan atau ukuran yang jelas bagaimana yang baik, sedang,
dan yang kurang. Jadi, ciri penilaian adalah adanya objek atau program yang dinilai
dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan atau apa
adanya kriteria atau apa seharusnya.
Dengan demikian inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai
kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar
adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan
materi-materi tertentu.
Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku. Dalam penilaian
hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan
tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan
75
pengajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiennya dalam
mencapai tujuan pengajran atau perubahan tingkah laku siswa.
2.13 Pengertian Penjualan
Menurut Mulyadi (2001, p204), kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan
barang atau jasa, baik secara kredit atau tunai.
Menurut Romney (2003, p157), penjualan merupakan suatu set rekursif dari
kegiatan bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang dihubungkan dengan
penyediaan barang dan pelayanan pelanggan dan penerimaan pembayaran dari
penjualan tersebut.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah suatu aktivitas
perusahaan yang utama dalam memperoleh pendapatan, baik untuk perusahaan besar
maupun perusahaan kecil. Penjualan merupakan sasaran akhir dari kegiatan
pemasaran. Pada bagian ini terjadi penetapan harga melalui perundingan dan
perjanjian serah terima barang, cara pembayaran yang disepakati oleh kedua belah
pihak, sehingga tercapai suatu titik kepuasan.
2.14 Pengertian Pembelian
Menurut Render (2001, p414), pembelian adalah perolehan barang dan jasa. Secara
umum definisi pembelian adalah suatu usaha pengadaan barang atau jasa dengan
tujuan yang akan digunakan sendiri, untuk kepentingan proses produksi maupun
untuk dijual kembali.
Menurut Mulyadi (1997, p299), pembelian merupakan salah satu kegiatan dari
aktifitas bisnis yang meliputi oenyediaan barang dari supplier dan juga bagaimana
76
pembayaran akan dilakukan kepada pihak supplier. Transaksi pembelian dapat
digolongkan menjadi dua yaitu: pembelian lokal dan pembelian impor.
Tujuan pembelian menurut Render (2001, p414), tujuan dari kegiatan pembelian
adalah:
1.Membantu identifikasi produk dan jasa yang dapat diperoleh secara eksternal.
2.Mengembangkan, mengevaluasi, dan menentukan pemasok, harga dan pengiriman
yang terbaik bagi barang dan jasa tersebut.
2.15 Pengertian Persediaan
Menurut Rangkuti (1998, p2) persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, bagian-
bagian yang disediakan dari bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam
perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang
disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu.
Dengan kata lain persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam
operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diubah, yang kemudian
dijual kembali.
Jenis-jenis persediaan menurut fungsinya:
1. Batch Stock/Lot Size Inventory
Persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau
barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat itu.
2. Fluctuation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang
tidak dapat diramalkan.
77
3. Anticipation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat
diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk
menghadapi penggunaan atau penjualan atau permintaan yang meningkat.
top related