bab 5 hasil dan luaran yang dicapai studi fisik bangunan … · 2020. 4. 6. · pada bab ini akan...
Post on 26-Feb-2021
0 Views
Preview:
TRANSCRIPT
37
BAB 5
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
5.1 Studi Fisik Bangunan dan Lingkungan
Pada bab ini akan membahas informasi seputar bangunan dan lingkungan yang
dipakai untuk perancangan interior pusat perawatan dan kecantikan muslimah.
5.1.1 Analisa Makro Bangunan dan Lingkungan
Pada sub bab ini akan membahas informasi seputar bangunan dan lingkungan
secara Makro atau secara keseluruhan.
1.1.1.1 Data Geografis
Lokasi yang digunakan sebagai studi perancangan desain interior pottery
school and studio adalah bangunan Loona Cafe di Jalan Surya Wijaya No.35
RT.15/RW.7 Kedoya Utara, Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta Barat dan
berada pada koordinat -6.169619, 106.765767
1.1.1.2 Data Analisa Lingkungan
Lokasi bangunan ini terletak di jalan utama menuju Jalan Panjang Kelapa
Dua. Memiliki akses yang mudah untuk transportasi pribadi maupun
transportasi umum dengan jarak dari Halte Busway Kedoya Green Garden
hanya 750 m dan dapat ditempuh dalam waktu 3-5 menit. Juga banyak
dikelilingi oleh tempat kuliner disisi utara. Kemudian adanya print shop, bank
serta terdapat convenience store disisi timur.
Lokasi Loona Cafe dikelilingi oleh batas:
- Batas Utara : Perumahan dan Perkantoran
- Batas Timur : Perumahan dan Perkantoran
- Batas Selatan : Perumahan
- Batas Barat : Gereja Kristen Indonesia
38
Gambar 5. 1 Gambar Satelit Loona Cafe
Sumber : Google Maps
1.1.1.3 Analisa Pemandangan
Pemandangan keluar bangunan dapat dilihat dari sisi selatan gedung,
namun hanya terlihat jalan karena berhadapan langsung dengan jalan utama.
Sedikit area hijau didepan bangunan, dan terdapat area hijau didalam gedung
yang letaknya disisi barat gedung.
Gambar 5. 2 Pemandangan Keluar Bangunan Dekat Pintu Masuk
Sumber : (Butarbutar, 2019)
1.1.1.4 Analisa Kebisingan
Berikut analisa kebisingan dari Loona Cafe :
- Loona Cafe berlokasi di area perumahan dan perkantoran, yang dekat
dengan jalan raya utama, sedikit area penghijauan pada area luar
gedung, memiliki area parkir yang tidak luas sehingga kebisingan dari
luar gedung sedikit mempengaruhi interior dalam gedung.
39
- Walaupun adanya area vertical garden dan memiliki banyak jendela,
namun jendela tersebut tidak dapat dibuka sehingga kebisingan dari
luar gedung tetap mempengaruhi interior dalam gedung.
5.1.2 Analisa Mikro Bangunan
Pada sub bab ini akan membahas informasi seputar bangunan dan lingkungan
secara Mikro.
5.1.2.1 Data Arsitektur Bangunan
Gedung Loona Cafe berbentuk trapesium, terdiri dari 2 lantai dan terdapat
taman kecil disisi barat gedung. Bagian depan atau sisi selatan terdapat area
parkir serta security area dan bagian belakang atau sisi baratnya hanya dapat
diakses oleh staf karena terdapat ruang kantor dan gudang penyimpanan.
Gedung Loona Cafe mempunyai gaya modern dengan interior yang juga
bergaya modern industrial. Material lantai banyak memakai concrete dan
ceramic tile berwarna hitam dengan furniture yang juga bergaya modern.
5.1.2.2 Data Analisa Bangunan dan Lingkungan
1. Analisa Pencahayaan
Gedung Loona Cafe menghadap ke Selatan, berikut analisa terhadap
pencahayaan alami :
- Dengan gedung menghadap ke Selatan, maka cahaya pagi dan cahaya
sore didapatkan di area belakang gedung yang terbuka dan area
vertical garden pada sisi barat gedung.
2. Analisa Akses
Gedung Loona Café berbentuk trapesium dan terdiri dari 2 lantai,
berikut akses yang ditemukan pada bangunan Loona Cafe :
• Akses di lantai satu :
- Dari pintu utama atau entrance utama.
40
• Akses ke lantai dua :
- Dari tangga disisi barat gedung.
• Akses disabilitas :
- Tidak ditemukan akses bagi disabilitas
5.1.2.3 Analisa Penghawaan
Gedung Loona Café berbentuk trapesium dan terdiri dari 2 lantai,
berikut analisa penghawaan :
a. Penghawaan lantai satu :
- Mendapat penghawaan alami dari entrance yang mempunyai
pintu kaca.
- Memakai penghawaan buatan air conditioner.
- Mendapat penghawaan alami dari area vertical garden yang
berada di sisi barat gedung dan area terbuka pada sisi belakang
gedung.
b. Penghawaan lantai dua :
- Memakai penghawaan buatan air conditioner.
- Mendapat penghawaan alami dari area terbuka pada sisi depan
gedung.
6 Analisa Lantai, Dinding dan Plafon
Gedung Loona Cafe berbentuk trapesium dan terdiri dari 2 lantai
dimana plafon setiap lantai menggunakan exposed ceiling dan untuk
dinding terdapat dinding dengan cat abu-abu dan hitam, kaca serta
beberapa area memakai ceramic tiles.
5.2 Studi Analisa Aktivitas dan Fasilitas
Pada bab ini akan membahas informasi seputar aktifitas dan fasilitas pada sekolah
dan studio keramik.
5.2.1 Studi Aktivitas Pengguna
41
Sekolah dan studio keramik adalah tempat untuk belajar seni tembikar melalui
kelas atau workshop seni keramik menggunakan teknik putar. Dengan segmentasi
umur 3-25 tahun, sekolah dan studio keramik juga ingin menjadi tempat dimana setiap
pelajar dapat mengeksplorasi diri dengan melatih kesabaran dan ketelitian pada setiap
keramik yang dibuat dan sebagai salah satu kegiatan terapi melalui media tanah liat
yang dapat menciptakan kenyamanan dan ketenangan batin bagi peserta sekolah dan
studio keramik.
Bagan 5. 1 Struktur Organisasi
Sumber : (Rusdhiana, 2020)
Terdapat alur pengunjung yang terdiri dari peserta sekolah keramik,
pengunjung mini gallery, dan pengunjung seminar atau workshop. Sedangkan untuk
staf terdapat alur staf General Manager atau HRD , Manager Design and Social
Media, Manager Marketing, Art Directors, Teachers, Receptionist, serta Staf
kebersihan. Data alur pengguna tersebut berguna untuk menentukan jalur sirkulasi.
1. Analisa alur peserta sekolah keramik
42
Bagan 5. 2 Analisa Alur Peserta Sekolah Keramik
Sumber : (Rusdhiana, 2020)
2. Analisa alur peserta sekolah dan studio keramik (Preschool – Child)
Bagan 5. 3 Analisa Alur Peserta Sekolah dan Studio Keramik (Preschool – Child)
Sumber : (Rusdhiana, 2020)
43
3. Analisa alur pengunjung mini gallery
Bagan 5. 4 Analisa Alur Pengunjung Toko
Sumber : (Rusdhiana, 2020)
4. Analisa alur pengunjung seminar dan workshop
Bagan 5. 5 Analisa Alur Pengunjung Seminar/Workshop
Sumber : (Rusdhiana, 2020)
5. Analisa alur staf
General Manager atau HRD Manager Business
44
Art Director Teacher
Receptionist Staf kebersihan
Bagan 5. 6 Analisa Alur Staf Sumber : (Rusdhiana, 2020)
5.2.2 Studi Fasilitas Ruang
Pada sub-bab ini berisi tentang analisa-analisa yang berhubungan dengan
kebutuhan ruang berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Setelah menganalisa beberapa
aktivitas yang berada di sekolah dan studio keramik, maka didapatkan data ruang-
ruang yang dibutuhkan untuk memenuhi segala aktivitas tersebut. Berikut tabel
kebutuhan fasilitas dan pembagian zona :
45
ZONA AREA FASILITAS
PUBLIC
RECEPTION RECEPTIONIST TABLE
WAITING AREA
ROUND SOFA
COFFEE TABLE
PUFF
SEMI PUBLIC
MINI GALLERY
DISPLAY TABLE
CURVED TABLE
PLANTERS
POTTERY SHELF
HANGING WALL SHELVES
LOUNGE LOUNGE CHAIR
PLANTERS
SEMI PRIVATE
POTTERY STUDIO
STOOL
POTTERY WHEEL
POTTERY DESK
LOCKER
HANGING WALL SHELVES
POTTERY SHELF
POTTERY CLASS
STOOL
POTTERY WHEEL
POTTERY DESK
LOCKER
HANGING WALL SHELVES
POTTERY SHELF
GLAZING AREA
SINK CABINET
DOUBLE SINK
GLAZE STORAGE
GLAZE TABLE
GLAZE CHAIR
DRYING AND OVEN AREA WHEEL RACK
OVEN
46
SHELVES RACK
TEMPORARY LARGE
STORAGE
SQUARE PLANTERS
PRIVATE ART DIRECTOR
STOOL
POTTERY WHEEL
POTTERY DESK
GLAZE CHAIR
GLAZE TABLE
GLAZE STORAGE
ART DIRECTOR'S DESK
ART DIRECTOR'S CHAIR
FILE STORAGE
ART DIRECTOR'S CABINET
DOUBLE SINK
PRIVATE
STORAGE AND PACKING
SMALL STORAGE
MEDIUM STORAGE
LARGE STORAGE
BACK OFFICE
SOFA 2 SEATER
COFFEE TABLE
DESK
OFFICE CHAIR
BACK OFFICE STORAGE
SERVICE
MINI PANTRY
PANTRY ISLAND TABLE
BAR CHAIR
REFRIGERATOR
PANTRY TABLE
MUSHOLA SAJADAH
SHOE RACK
Tabel 5. 1 Kebutuhan Ruang dan Fasilitas
Sumber : (Rusdhiana, 2020)
47
5.2.3 Analisa program ruang
Program ruang terbagi menjadi beberapa tahap, diawali dengan pembuatan
aktivitas dan fasilitas, kemudian membuat rekapitulasi area sesuai dengan kebutuhan
sekolah dan studio keramik. Setelah itu masuk dalam tahap pembuatan diagram
matrix dan hubungan kedekatan antar ruang (diagram bubble). Pada tahapan ini
ruangan dihubungkan satu dengan yang lainnya, sehingga terlihat jarak kedekatannya
melalui diagram.
Gambar 5. 3 Diagram Matrix
Sumber : Rusdhiana, 2020
Zona pada pottery school and studio dibagi menjadi beberapa bagian yaitu
zona public, semi public, semi private, private dan service. Zona public dan semi
public dikhususkan untuk pengunjung yang datang ke pottery school and studio.
Untuk zona semi private, private serta service khusus untuk peserta sekolah keramik
dan para staf.
48
Gambar 5. 4 Hubungan kedekatan antar ruang
Sumber : (Rusdhiana, 2020)
Lantai satu terdapat beberapa zona yaitu public, semi public, semi private, dan
private. Dimana zona public terdiri dari area receptionist dan waiting area, zona semi
public terdiri dari area mini gallery, zona semi private terdiri dari area pottery studio
dan glazing area, dan untuk zona private terdiri dari art director’s area dan drying
and oven area.
Lantai dua juga terdapat beberapa zona yaitu semi public, semi private, private
dan service. Dimana zona semi public terdiri dari area lounge, zona semi private
terdiri dari area pottery class dan glazing area, zona private terdiri dari area back
office dan storage and packing, dan untuk zona service terdiri dari area mushola dan
mini pantry.
Sirkulasi untuk jalur pengunjung dibuat dua arah dimana pengunjung dapat
masuk dan keluar melalui pintu yang sama, Kemudian pengunjung diarahkan menuju
reception desk untuk melakukan pendaftaran atau konfirmasi jika sudah daftar kelas.
Pengunjung mini gallery atau seminar/workshop juga diarahkan menuju reception
desk untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Selanjutnya pengunjung akan diarahkan untuk menuju ke ruang kelas yang
sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Untuk naik menuju lantai dua dapat mengakses
tangga yang terdapat di kiri bangunan.. Pengunjung yang naik melalui tangga kiri
dapat singgah ke lounge, mushola, atau mini pantry yang berada di lantai dua, mini
pantry makanan berupa snacks atau minuman yang telah disediakan oleh sekolah dan
studio keramik.
49
Tahap selanjutnya adalah pembuatan zoning dan grouping yaitu penempatan zona public,
semi public, semi private, private dan service. Penempatan area dibagi bedasarkan ruang
khusus pada masing-masing zona yang telah ditetapkan.
Gambar 5. 5 Zoning Terpilih
Sumber : (Rusdhiana, 2020)
Analisa :
• Area public dan semi public mendapatkan best view pada ruangan, sehingga
bisa memonitor seluruh kegiatan dari aktivitas membuat keramik.
• Area public dan semi public berada di entrance area agar peserta sekolah
keramik atau peserta workshop tidak terganggu pada aktivitas di public dan
semi public.
• Area semi public berada dekat dengan tangga agar pengunjung yang
mengikuti sekolah keramik mudah menemukan area kelas keramik lainnya.
• Area semi private mendapatkan pencahayaan yang cukup dari ventilasi kaca
dan area taman.
50
• Area private dan service berada jauh dari sumber bising agar art director
dan staf tidak terganggu dengan suara dari aktivitas peserta sekolah
keramik.
• Area private dan service mendapatkan pencahayaan matahari yang baik.
Gambar 5. 6 Grouping Terpilih
Sumber : (Rusdhiana, 2020)
Analisa :
• Area tunggu berada langsung di depan entrance dan terhubung ke area
resepsionis dan mini gallery.
• Area Resepsionis berada setelah area tunggu agar menjaga privasi
pengunjung.
• Area mini gallery berdekatan dengan area tunggu dan resepsionis untuk
memudahkan pengunjung galeri dan peserta yang mengikuti seminar jika
ingin bertanya informasi dan membeli suatu barang.
• Area pottery studio dan pottery class mendapatkan pencahayaan matahari
yang cukup dari ventilasi kaca dan taman.
• Area back office berada di staff entrance agar staff tidak terganggu dengan
aktivitas peserta sekolah keramik.
51
• Area glazing terbagi menjadi dua yaitu di dalam ruangan dan di luar
ruangan agar peserta keramik tidak merasa suntuk dalam mewarnai
keramik.
• Area glazing – sink area dibuat secara semi open agar terlihat rapih dan
bersih dari luar.
• Area lounge berada di lantai 2 khusus bagi peserta sekolah keramik untuk
bersantai saat sebelum atau sesudah belajar membuat keramik.
• Area storage and packing memiliki akses tangga sendiri agar tidak
mengganggu proses belajar peserta sekolah keramik atau seminar.
Gambar 5. 7 Layout Furniture
Sumber : (Rusdhiana, 2020)
Analisa :
• Area tunggu dan resepsionis dekat dengan pintu masuk agar memudahkan
pengunjung mudah menemukannya.
• Area art director, storage and packing, back office, mushola dan mini
pantry letaknya berada di bagian belakang gedung agar tidak mengganggu
aktivitas pada sekolah dan studio.
• Area pottery studio berada di lantai 1 agar memudahkan proses workshop
yaitu dari segi pembuatan keramik, pewarnaan keramik, hingga
penjemuran keramik.
• Area pottery class berada di lantai 2 agar peserta lebih fokus dalam
membuat keramik.
52
5.3 Konsep Perancangan
5.3.1 Konsep Perancangan
Menyesuaikan latar belakang sekolah dan studio, tujuan penulis yaitu ingin
memfokuskan tempat belajar keramik dengan memberikan fasilitas yang memadai
dan menarik bagi peserta sekolah keramik untuk menghabiskan waktu luang dengan
kegiatan atau bisa menjadi hobi yang bermanfaat. Selain itu, kegiatan membuat
keramik dapat mengurangi rasa stres dan menjadi salah satu bagian dari terapi
(terapeutik). Kegiatan membuat keramik guna menghasilkan sebuah karya seni, juga
nantinya dapat menambah pendapatan setiap individu maupun nasional.
Dengan memberikan fasilitas yang lengkap dan memadai diharapkan para
pengunjung atau pelajar dapat menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dan dapat
menerapkannya di kemudian hari. Oleh karena itu, pada perancangan interior pottery
school and studio ini penulis mengambil konsep the eclectic of flower candy.
Konsep tersebut di realisasikan dengan mengusung tema interior yang
menyenangkan, menenangkan dan memberi semangat dan kebebasan kepada siapa
saja di sekolah dan studio keramik.
Konsep “the eclectic of flower candy” ini diambil dengan mengadaptasi
bentuk permen bunga yang mempunyai karakteristik manis, mempunyai beraneka
ragam bentuk berupa garis dan lengkungan, warna-warni pada setiap elemennya dan
mempunyai sistem kerja yang sama dengan membuat keramik, yaitu adonan dibuat,
dibentuk sesuai keinginan, dan menggunakan alat roda putar.
Penerapan bentuk dari konsep “the eclectic of flower candy” dengan
menggunakan perpaduan warna-warna ekletik untuk menciptakan gaya desain yang
baru. Dengan mengedepankan focal point pada setiap ruangan, menggunakan
furniture yang fungsional dan konsisten dalam pewarnaan serta dekorasi.
53
Gambar 5. 8 Moodboard
Sumber : (Rusdhiana, 2020)
Gambar 5. 9 Mind Map Concept Design
Sumber : (Rusdhiana, 2020)
5.3.2 Konsep Citra Ruang
Pada umumnya sekolah dan studio keramik menghadirkan sesuatu yang
bersifat sederhana dan menjunjung rasa tradisional di setiap rancangannya. Suasana
yang ingin ditekankan pada pottery school and studio disini adalah dengan
memberikan rancangan yang bersifat bebas bereskpresi namun tetap mengikuti aturan
serta komposisi yang tepat.
54
Penggunaan dekorasi pada interior sangat penting agar konsep dan suasana
yang ingin dihadirkan dapat dirasakan oleh pengunjung. Untuk mendukung suasana
sekolah dan studio keramik dengan menerapkan kolom berbentuk keramik di berbagai
area kolom pada bangunan. Menggunakan desain yang sederhana dan ditambah
dengan penggunaan hidden lamp, sehingga mudah diingat dan menjadi focal point
ketika pengunjung datang ke sekolah dan studio keramik.
5.3.3 Konsep Bentuk
Perancangan ini mengadaptasi bentuk permen bunga sebagai bentuk dasar
komponen interior. Permen bunga sendiri berbentuk bulat dan melengkung dan
dikelilingi dengan warna dan tekstur yang pekat dari gula. Permainan warna dan
tekstur itulah yang membuat kesan kembang gula menjadi inovatif, sehingga menjadi
sebuah iconic pada permen tersebut.
Bentuk yang inovatif akan diterapkan pada layout furniture, floor plan, wall
treatment, ceiling plan, guna menciptakan kesan inovatif dan menenangkan sesuai
dengan tujuan perancangan pottery school and studio.
Gambar 5. 10 Sketsa Transformasi Bentuk Permen Bunga Sumber : (Rusdhiana, 2020)
55
Gambar 5. 11 Sketsa Transformasi Bentuk Keramik Sumber : (Rusdhiana, 2020)
5.3.4 Konsep Material
Konsep material yang digunakan adalah material yang mendukung dari
konsep ” The Eclectic of Flower Candy”. Penggunaan material pada dinding banyak
menggunakan cat dinding yang beragam kemudian dipadupadankan hingga
menyerupai permen bunga. Kemudian untuk material lantai, karena tempat sekolah
dan studio keramik yang sifatnya ramai pengunjung, dengan kondisi ruangan yang
sedikit lembab maka pada penggunaan material lantai menggunakan material yang
mempunyai kesan kayu dan tahan terhadap kelembapan serta mudah dipasang.
Untuk area utama menggunakan material terrazzo tile agar pengunjung tidak mudah
kepleset karena licin dan salah satu pendukung dari konsep permen bunga, dimana
warna terrazzo yang mempunyai motif dan corak yang beragam.
No. Material Kelebihan Kekurangan Diaplikasikan
Pada
1. Terrazzzo Tile
With Rough
Finished
-Banyak warna dan
motif
- Mudah
dibersihkan
- Tahan lama
- Meminimalisir
terjadinya kepleset
- Proses
pemasangan
yang sedikit
rumit
Lantai
56
2. Wood Vinyl
Plank
- Memberi kesan
hangat
- Tidak
memantulkan suara
- Cukup kuat,
karena mampu
menahan air
- Pemasangan
mudah
- Perawatan
mudah, cukup
dengan menyapu
dan mengepel
untuk menjaga
agar lantai selalu
bersih
- Mudah rusak
bila terkena
benda tajam,
terkena
gesekan
furniture/benda
berat pun
beresiko
merusak lantai
vinyl
- Sulit
diperbaiki,
harus
mengganti
baru bila sudah
rusak
Lantai dan
berupa lembaran
panjang saat
mengaplikasikan-
nya
3. Cat Dinding
-Mudah
diaplikasikan
- Menggunakan
teknologi Chroma
Brite yaitu
menghasilkan
warna yang cerah
-Memantulkan
suara
-Mudah licin
- Memiliki
tekstur yang
lebih cair
Dinding
57
- Mudah
diaplikasikan
- High Coverage
- Smooth Finished
- Memantulkan
suara
-Mudah licin
- Memiliki
tekstur yang
lebih cair
Dinding
4. Multipleks
- Pemasangan
mudah dan
penggunaannya
praktis
- Tersedia dalam
berbagai ukuran
dan ketebalan
- Memiliki daya
tekuk (lentur) yang
sangat baik
-Anti air
- Daya
tahannya akan
semakin
berkurang bila
terpapar cuaca
ekstrem
- Terkadang
permukaan
kurang halus
- Agar lebih
rapih,
pemasangan
harus
dilakukan oleh
ahli
Dinding dan
Furniture
5. HPL Laminate
- Mempunyai
berbagai macam
corak dan warna
- Anti gores dan
anti air
- Prosesnya cukup
mudah
- Ketahanan yang
lebih baik terhadap
goresan, panas dan
zat kimia
- Pengerjaan
dengan HPL
harus lebih
teliti
- Tingkat
fleksibilitas
rendah dan
mudah patah
- Kurang
natural
Furniture
58
- Relatif lebih
murah
6. Gypsum
- Bobot ringan
- Pemasangan
mudah dan cepat
- Dapat menjaga
suhu ruangan
- Tidak mudah
terbakar
- Tidak tahan
air
- Mudah
berjamur
ditempat
lembab
Dinding dan
Plafon
7. GRC Board
- Tahan dari
berbagai cuaca
- Mudah
digunakan dan
didapatkan
- Bisa digunakan di
interior maupun
eksterior
- Mudah retak
saat
pengomponan
- Mudah pecah
atau patah
-
Menghasilkan
motif yang
sedikit
- Mudah
melengkung
apabila panas
Kolom
8. White Brick - Bisa
menyesuaikan
suhu ruangan
- Tahan terhadap
api
- Ramah terhadap
lingkungan
- Pemasangan
yang tidak rapi
mengharuskan
penerapan
bahan
plesteran yang
tebal
Dinding
Tabel 5. 2 Kelebihan dan Kekurangan Material
Sumber : (Rusdhiana, 2020)
59
5.3.5 Konsep Warna
Pada perancangan interior pottery school and studio, penulis menggunakan
warna-warna yang terinspirasi dari permen bunga dan warna asli dari tanah liat
sebagai bahan dasar pembuatan keramik. Berikut merupakan penjelasan mengenai
warna yang akan dipakai :
Warna Psikologi
Warna merah adalah warna yang beraura kuat, memberi makna
kemenangan dan memberi energi untuk menyerukan terlaksananya
suatu tindakan. Dalam psikologi warna merah memberi arti simbol
kekayaan, kekuatan dan energi, juga semangat untuk melakukan
tindakan (action), serta melambangkan kegembiraan.
Warna biru umumnya memberi efek menenangkan dan diyakini
mampu mengatasi insomnia, kecemasan, tekanan darah tinggi dan
migraine. Berdasarkan cara pandang ilmu psikologi warna biru tua
mampu merangsang pikiran yang jernih dan biru muda membantu
menenangkan pikiran dan meningkatkan konsentrasi.
Warna coklat adalah salah satu warna yang mengandung unsur bumi.
Dominasi warna ini akan memberi kesan hangat, nyaman dan aman.
Secara psikologis warna coklat akan memberi kesan kuat dan dapat
diandalkan. Warna ini melambangkan sebuah pondasi dan kekuatan
hidup.
Tabel 5. 3 Psikologi Warna
Sumber : GoodMinds.id
Dengan mempertimbangkan inspirasi dan efek dari psikologi warna tersebut,
demi mendukung suasana dan citra ruang yang ingin dihadirkan. Terpilihlah warna
merah tua, biru tua, dan coklat muda, 3 tingakatan warna merah dan biru sebagai
skema warna dari perancangan interior pottery school and studio.
Gambar 5. 12 Skema Warna Perancangan Interior
60
Sumber : (Rusdhiana, 2020)
5.3.6 Konsep Furniture
Menyesuaikan penggunaan furniture pada pottery school and studio dengan
pengguna ruang. Menggunakan ukuran furniture yang standar agar bisa digunakan
oleh kalangan anak-anak hingga dewasa. Beberapa furniture built in juga banyak
digunakan mengingat keterbatasan ruang dan untuk memanfaatkan setiap ruangan
tersebut menjadi lebih fungsional.
Untuk Anak-anak sendiri khusus diberikan meja dan kursi yang tingginya
hanya mencapai 50-60 cm. Hal ini dikarenakan anak-anak belum mempunyai
kapabilitas dalam menggunakan meja putar, oleh karena itu anak-anak (preschool –
child) diberikan alat putar yang portable.
Gambar 5. 13 Ilustrasi penggunaan furniture untuk anak-anak Sumber : (Rusdhiana, 2019)
Gambar 5. 14 Sistem Air Pada Wastafel Sumber : (Rusdhiana, 2019)
61
Gambar 5. 15 Ilustrasi pemakaian mesin putar untuk orang dewasa
Sumber : (Pinterest, 2019)
Pada mesin putar adanya tambahan keran yang digunakan untuk mengambil
air saat proses membuat keramik berlangsung. Menggunakan sistem pengelolaan air
seperti pada wastafel. Secara garis besar terdapat dua macam tipe wastafel yaitu
wastafel gantung dan wastafel meja. Wastafel yang digunakan adalah wastafel meja.
Wastafel harus memiliki instalasi saluran air bersih yang terencana dengan baik.
Sumber air bersih berasal dari sumur air bersih yang dialirkan dengan menggunakan
pompa air listrik. Kemudian dialirkan ke ruang-ruang yang membutuhkan suplai air
bersih tersebut. Sistem penyaluran air ini biasa menggunakan pipa atau plumbing.
Gambar 5. 11 Sistem air pada wastafel
Sumber : (Edhie, 2012)
62
5.3.7 Konsep Pencahayaan
Pencahayaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kenyamanan
dan berdampak pada produktivitas sehari-hari, untuk itu pentingnya memperhatikan
sistem pencahayaan pada ruangan karena pencahayaan alami dan pencahayaan buatan
memiliki kesan yang berbeda. Pencahayaan dalam perancangan interior pottery school
and studio ini memakai teknik pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami
didapat dari cahaya matahari yang masuk melalui jendela.
Gambar 5. 12 Cahaya Alami dari Jendela dan Pintu Kaca Sumber : (IDEA, 2019)
Untuk pencahayaan buatan, teknik pencahayaan menggunakan pencahayaan
tidak langsung (indirect), jenis penerangan yang cahayanya menyorot kebawah
(downlight) atau penerangan aksen (accent lighting) dan penerangan yang
disembunyikan (hidden lamp) yang diterapkan pada up dan down ceiling.
Gambar 5. 18 Downlight Sebagai General Lighting
Sumber : Nubo – Japanese class
63
Gambar 5. 19 Pendant lamp and spotlight Sebagai Accent Lighting
Sumber : Artmyideas
Serta diperlukan general lighting yang cukup untuk menerangi area reception
– waiting area, mini gallery, dan lounge area karena memerlukan cahaya lebih
banyak daripada area lainnya. Beberapa ruangan yang membutuhkan privasi seperti
ruang pottery studio, pottery class dan glazing area diberikan penerangan yang dapat
diatur pencahayaannya ke temperatur hangat agar dapat dipakai sesuai kebutuhan
serta mendukung suasana hangat dalam ruangan. Serta pemakaian lampu dekoratif
(decorative lighting) yang selain berfungsi sebagai penerangan, juga bisa menambah
keindahan ruang.
5.3.8 Konsep Penghawaan
Penghawaan yang dipakai dalam perancangan ini adalah penghawaan alami
dan penghawaan buatan. Penghawaan alami bisa didapat dari area vertical garden
yang letaknya di lantai 1 dan dari jendela hidup. Namun penghawaan buatan juga
diperlukan dengan menggunakan air conditioner (AC) untuk membuat udara lebih
sejuk dan tidak pengap.
5.3.9 Konsep Akustik Ruang
Akustika ruang diperlukan untuk menghindari kebisingan pada ruangan,
terutama pada area studio dan kelas. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat
dipertimbangkan untuk menghindari kebisingan :
• Mempertimbangkan tata letak ruangan dengan baik dengan memperhatikan
sirkulasi pengguna ruangan, agar pengunjung tetap merasa nyaman.
64
• Memisahkan ruang yang membutuhkan ketenangan dengan area yang cenderung
menghasilkan kebisingan.
• Menggunakan speaker pada ruangan di area studio dan kelas untuk menyamarkan
kebisingan.
5.3.10 Konsep Keamanan
Sistem keamanan yang diterapkan pada pottery school and studio antara lain :
• Menggunakan smoke detector sebagai penanda bila terjadinya kebakaran
mengingat sekolah dan studio keramik menggunakan oven dalam proses
pembakaran keramik dan menghasilkan uap yang sangat panas.
• Menggunakan sprinkler sebagai alat penyiraman air otomatis bila terjadinya
kebakaran serta security alarm system sebagai pengingat pengunjung sekolah
dan studio keramik bila masih berada didalam gedung
• Untuk mencegah pencurian dan penyelundup, perangkat yang digunakan yaitu
CCTV (Closed Circuit Television). CCTV dipasang pada sudut ruangan yang
bisa mencakup semua ruangan.
5.3.11 Konsep Signage
Penggunaan tanda atau simbol pada interior berfungsi sebagai alat untuk memberikan informasi kepada pengunjung. Signage yang digunakan pada pottery school and studio, antara lain :
• Sebagai penunjuk atau informasi mengenai perintah maupun larangan yang
dilakukan dalam sekolah dan studio keramik.
• Memberikan keterangan keadaan barang yang mudah pecah atau rapuh.
• Sebagai penunjuk dalam menggunakan fasilitas yang diberikan di sekolah dan
studio keramik.
top related