bab 9 b j agregat halus
Post on 26-Dec-2015
30 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB IX
BERAT JENIS AGREGAT HALUS
A. MAKSUD DAN TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis kering
permukaan jenuh (saturated surface dry = SSD), berat jenis semu (apparent) dan
penyerapan dari agregat halus.
1. Berat Jenis (bulk specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat kering dan
berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu
tertentu
2. Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) yaitu perbandingan antara berat agregat
kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
3. Berat jenis semu (apparent specivic gravity) ialah perbandingan antara berat agregat
kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering
pada suhu tertentu.
4. Penyerapan ialah prosentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat
kering.
B. BENDA UJI
Benda uji adalah agregat yang lewat saringan no 4 diperoleh dari alat pemisah contoh
atau cara perempat sebanyak 500 gr.
C. PERALATAN
1. Timbangan, kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0.1 gr.
2. Piknometer dengan kapasitas 1000 ml.
3. Kerucut terpancung (cone), diameter bagian atas (40 3)mm, diameter bagian
bawah (903)mm dan tinggi (753)mm dibuat dari logam tebal minimum 0.8 mm
4. Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat (34015)gr,
diameter permukaan penumbuk (253)mm.
5. Saringan no 4
6. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi sampai (1105)C
7. Pengukur suhu dengan ketelitian pembacaan 1C
8. Talam
9. Bejana tempat air
10. Pompa hampa udara (vaccum pump) atau tungku.
11. Air suling
12. Desikator.
D. PELAKSANAAN
1. Menyiapkan benda uji agregat lolos saringan no. 4 sebnyak 500 gr.
2. Melakukan pengujian SSD pada agregat lolos saringan no 4 dengan cara :
a. Mencuci agregat halus yang akan di uji.
b. Mengeringkan agragat yang telah dicuci dengan kain lap sampai permukaan
agregat tidak terlihat selaput air.
c. Memasukkan agregat yang telah di keringkan dalam corong konus 1/3 tinggu
corong, kemudian tumbuk dengan penumbuk 25 kali, lakukan hingga corong
tersebut penuh.
d. Angkat corong tersebut dan amati jatuhnya agregat yang ada.
3. Melakukan penimbangan terhadap piknometer kosong
4. Melakukan penimbangan terhadap piknometer + air, kemudian keluarkan air yang
ada dalam piknometer.
5. Memasukkan agregat halus lolos saringan no. 4 kedalam tabung piknometer
sebanyak 500 gr, tambahkan air sampai batas line akhir dari piknometer.
6. Goyang-goyangkan piknometer hingga udara yang ada dalam agregat semuanya
keluar.
7. Tambahkan air yang berkurang pada tabung piknometer hingga mencapai line batas
akhir.
8. Timbang piknometer + agregat + air.
9. Keluarkan agregat dari dalam tabung, buang airnya.
10. Agregat yang telah dipisahkan dengan air kemudian di oven selama 24 jam dalam
suhu 105oC.
11. Menimbang agregat kering oven.
E. DATA PRAKTIKUM DAN PERHITUNGAN
Data Praktikum :
Uraian Contoh I Satuan
Berat piknometer
Berat piknometer + benda uji 500 gr
Berat piknometer + benda uji + air (Bt)
Berat piknometer + air (B)
Berat wadah
Berat wadah + benda uji kering oven
Berat benda uji kering oven (Bk)
178,65
678,65
1555,5
1268,8
119,6
610,1
490,5
Gram
Gram
Gram
Gram
Gram
Gram
Gram
Perhitungan :
1. Contoh I
a. Berat jenis (bulk specivic gravity ) =
=
= 2,3
b. Berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface dry)
=
=
= 2,34
c. Berat jenis semu (apparent spesivic gravity) =
=
= 2,41
d. Penyerapan =
=
= 1,94 %
Dimana :
Bk = Berat benda uji kering oven, (gram)
B = Berat piknometer berisi air (gram)
Bt = Berat piknometer berisi benda uji dan air, (gram)
SSD = Berat benda uji dalam keaadan kering permukaan jenuh (gram)
Uraian Contoh I Satuan
Berat jenis bulk 2,3 -
Berat jenis kering jenuh 2,34 -
Berat jenis semu 2,41 -
Penyerapan 1,94 %
F. PEMBAHASAN
Agregat yang mempunyai pori-pori berguna untuk menyerap aspal sehingga ikatan
antara aspal dan agregat baik. Penyerapan agregat maksimal 3 % yang digunakan untuk
lapisan permukaan dengan pengikat aspal. Angka pori agregat halus lebih kecil sehingga
penyerapan aspal lebih sedikit. Agregat yang porositas lebih besar tidak baik sebagai
campuran dengan aspal karena mudah terjadi stripping.
G. KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan percobaan diperoleh :
1. Berat jenis bulk rata-rata : 2,3
2. Berat jenis SSD rata-rata : 2,34
3. Berat jenis semu rata-rata : 2,41
4. Penyerapan rata-rata : 1,94 %
Menurut syarat SNI 1969-1990-F
a. Bj semu minimum : 2.5 2.3 > 2.5 memenuhi
b. Penyerapan terhadap air maximal : 3 % 1,94 % < 3% memenuhi.
Jadi agregate halus yang diuji memenuhi syarat, sehingga bisa digunakan dalam
perencanaan campuran beraspal.
H. LAMPIRAN
1. Laporan Sementara
2. Flow Chart
3. Gambar Alat
GAMBAR ALAT
PERCOBAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
top related