bab i pendahuluan 1.1 latar belakangrepository.uph.edu/41652/4/chapter1.pdf · 2021. 8. 12. · bab...
Post on 23-Aug-2021
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di abad ke-21 ini, kebutuhan utama negara-negara dunia bukan lagi
mengkolonialisasi bangsa lain. Selain karena menguasai negara lain
membutuhkan biaya yang besar, kecaman dunia internasional akan
perlindungan hak asasi manusia juga semakin gencar. Setiap negara kini
bersaing untuk memenuhi kepentingan nasional seperti penyediaan pangan,
pendidikan, dan menjamin keamanan negara dan rakyatnya dengan cara
yang lebih diplomatis melalui perdagangan dan berbagai kerja sama
internasional. Dengan kebijakan luar negeri bebas aktifnya, Indonesia
berkomitmen untuk tetap mempertahankan hubungan baik dengan semua
negara di dunia sembari tetap aktif dalam berbagai kerja sama internasional.
Selain pergeseran kepentingan nasional, globalisasi juga perlahan
menyoroti nilai strategis sektor pengelolaan ekonomi Samudera Pasifik dan
Hindia. Dengan keberadaan negara-negara besar di Asia, kawasan ini
menjadi sangat strategis sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan sosial-
budaya dunia. Sebagai kawasan perairan terbesar di dunia dimana kedua
samudera dan negara-negara agraris maupun maritim yang ada di
dalamnya, wilayah ini memiliki berbagai kekayaan alam dan berpotensi
2 Universitas Pelita Harapan
tinggi untuk mengembangkan blue economy1. Dinamika geopolitik di
kawasan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia ini telah membentuk
konsep Indo-Pasifik yang melibatkan negrara-negara yang termasuk dalam
kawasan ini, termasuk Indonesia. Dengan munculnya berbagai lapangan
kerja baru dari pengelolaan ekonomi di kawasan ini, negara-negara yang
ada di dalamnya bisa menekan jumlah pengangguran dengan
memanfaatkan jumlah dan lapisan penduduk yang beragam, terutama
Tiongkok, India, dan Indonesia sebagai lima besar negara dengan populasi
terbesar di dunia.
Definisi resmi dari kawasan Indo-Pasifik sendiri belum ada yang tetap
dan jelas. Banyak negara memiliki persepsinya masing-masing mengenai
batas geografis dan perspektif mengenai Indo-Pasifik, dan hal tersebut terus
berubah seiring perubahan kepentingan nasional dari negara-negara
tersebut. Namun yang pasti, secara geografis kawasan Indo-Pasifik
mencakup Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, beserta negara-negara
yang ada di dalam dan sekitar kawasan tersebut. Setiap negara memiliki
pandangan dan kepentingannya masing-masing di kawasan ini, termasuk
negara-negara yang bahkan tidak masuk dalam cakupan wilayah Indo-
Pasifik. Seperti Prancis dan Inggris, yang berada di luar kawasan Indo-
1 Blue Economy adalah pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan, dan menjaga kesehatan ekosistem laut. Blue
Economy mencakup banyak kegiatan seperti pembaruan energi, pariwisata, penanganan perubahan
iklim, pengelolaan limbah, perikanan, dan transportasi laut (World Bank, 2017).
3 Universitas Pelita Harapan
Pasifik, namun mereka mempunyai pandangan dan tetap mengusung
kepentingannya dalam bidang keamanan di kawasan tersebut. Beberapa
negara yang memiliki pandangan berdasarkan kepentingan strategisnya
masing-masing dalam bidang keamanan dan ekonomi di kawasan ini adalah
AS, Australia, India, Jepang, Indonesia dan ASEAN (Haruko, 2020:1).
Samudera Hindia dalam masa perkembangannya menjadi wilayah yang
sangat strategis sebagai jalur perdagangan dunia terutama dalam 20 tahun
terakhir ini. Secara keseluruhan, setidaknya 12% (sekitar 20,000 unit kapal)
perdagangan dunia di tahun 2015, termasuk 2,000 kapal minyak dan hampir
1000 kapal kontainer melintasi Samudera Hindia (Kazsubska, 2017). Fakta
ini membuktikan nilai strategis Samudera Hindia yang membuka peluang
eksplorasi blue economy lebih luas.
Meskipun wilayah Indo-Pasifik relatif damai, namun negara-negara
yang bersangkutan melihat keperluan untuk menjaga dan meningkatkan
kekuatan militernya termasuk memodernisasi teknologi alutsista dan
strategi pertahanan negara dan keamanan kawasan. Salah satu alasan
pentingnya melakukan diplomasi pertahanan adalah untuk mencegah
munculnya security dilemma, khususnya bagi negara-negara yang pernah
mengalami isu keamanan, seperti pelanggaran HAM atau sengketa batas
wilayah perairan negara.
Sebelum melangkah ke wilayah Indo-Pasifik, otoritas keamanan laut
Indonesia sendiri masih menghadapi beberapa masalah di wilayah perairan
4 Universitas Pelita Harapan
Indonesia, baik isu keamanan dalam negeri maupun dengan negara lain.
Khususnya Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla) yang seringkali
menghadapi berbagai tindakan pelanggaran kedaulatan negara oleh kapal-
kapal asing dan pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia. Contohnya
adalah yang terjadi pada Desember 2019 dimana kapal Vietnam dan
Tiongkok memasuki kawasan Natuna tanpa izin, sehingga Kementerian
Luar Negeri Indonesia harus menyampaikan protes keras terhadap
Tiongkok melalui Duta Besarnya di Jakarta (BBC, 2019). Indonesia
merupakan negara dengan Angkatan Laut terkuat di Asia Tenggara, dan
meskipun sudah disepakati perjanjian dengan negara-negara tetangga untuk
melakukan patroli bersama, namun upaya melindungi kedaulatan dan
keamanan negara masih dinilai belum cukup efektif karena militer
Indonesia masih memiliki beberapa kekurangan yang menghambat kerja
sama militer dengan negara lain (RSIS, 2012:5). Kurangnya kekuatan
militer dalam melindungi negaranya dapat mempengaruhi kredibilitas
kepemimpinan negara di mata internasional. Hal inilah yang perlu
diperbaiki Indonesia demi menjaga eksistensinya di kawasan Indo-Pasifik.
Begitu juga di kawasan Asia Tenggara, Indonesia dan negara-negara
anggota ASEAN masih mengalami berbagai tekanan dari luar yang
mempengaruhi stabilitas keamanan kawasan. Contohnya adalah
ketegangan di Laut Cina Selatan (LCS), yang juga termasuk dalam kawasan
Indo-Pasifik, perseteruan yang melibatkan negara-negara Asia Tenggara
5 Universitas Pelita Harapan
dengan salah satu negara kekuatan besar, yaitu Tiongkok. Beberapa negara
ASEAN sudah terikat perjanjian BRI (Belt and Road Initiative) dengan
Tiongkok, dan perjanjian tersebut menjadi tekanan bagi negara-negara
penerimanya dalam memperjuangkan hak atas LCS. Meskipun Asia
Tenggara adalah suatu kesatuan regional, namun setiap negara anggotanya
memiliki kepentingan dan kebijakan luar negerinya sendiri-sendiri (Le Thu,
2020: 53-57). Keamanan negara dan pembangunan nasional adalah prioritas
yang paling diutamakan, dan untuk memenuhinya bekerja sama dalam
bidang ekonomi dan keamanan dengan negara-negara besar lain harus tetap
dijaga dengan baik.
Tidak hanya Indonesia dan Asia Tenggara yang mengkhawatirkan
dominasi Tiongkok di wilayah Indo-Pasifik, tapi juga ada AS yang
memiliki strategi untuk menggabungkan negara-negara aliansinya di
kawasan ini untuk mengimbangi kekuatan Tiongkok (Wallis & Batley,
2020:4). Ancaman yang mungkin muncul di kawasan ini perlu diantisipasi
dengan meningkatkan kerja sama dan kekuatan militer. Tidak hanya
negara-negara maju, negara-negara kepulauan kecil dan berkembang juga
perlu menegaskan kekuatan militernya dalam kerja sama di kawasan ini
demi menjaga keamanan kawasan, perlindungan sumber daya alam (SDA),
dan secara tidak langsung melindungi kepentingan nasional masing-masing
negara. Secara singkat, diplomasi pertahanan antar negara-negara Indo-
Pasifik termasuk Indonesia perlu dilakukan sebelum terjadinya berbagai
6 Universitas Pelita Harapan
dinamika yang dapat mengubah konstelasi keamanan dan geopolitik
kawasan tersebut menjadi lebih buruk. Diplomasi pertahanan sendiri dapat
didefinisikan sebagai kegiatan politis oleh otoritas negara untuk
memperkuat pertahanan dan keamanan negara dan aliansi-aliansinya dalam
melawan ancaman keamanan berasama (Cai, 2016:89-95).
Diplomasi pertahanan menjadi strategi dan kebijakan yang krusial bagi
negara-negara yang memiliki potensi menjadi aktor penting di kawasan
Indo-Pasifik, termasuk negara-negara dengan potensi perkembangan
ekonomi yang pesat, serta negara-negara di kawasan perdagangan dunia,
dan salah satunya adalah Indonesia. Strategi ini tentunya didasari
kepentingan nasional yang hendak dilindungi negara di tengah persaingan
geopolitik dunia, menggunakan berbagai instrumen termasuk pasukan
militer dan segala sumber daya dan alutsistanya. Prinsip kebijakan luar
negeri bebas aktif Indonesia menjadi “justifikasi” yang ideal untuk
melakukan diplomasi pertahanan karena mendukung Indonesia untuk bisa
secara bebas turut aktif dalam berbagai kegiatan diplomasi pertahanan yang
melibatkan pasukan militernya dengan negara manapun.
Secara singkat dapat diasumsikan bahwa driving force diplomasi
pertahanan antar negara-negara Indo-Pasifik adalah karena adanya nilai
strategis dari kawasan yang juga berpotensi rawan akan kejahatan
transnasional ini. Indonesia diharapkan tetap bisa mempertahankan
keamanan wilayah dan kepentingannya dengan menunjukan eksistensi
7 Universitas Pelita Harapan
kekuatan militernya ke mata dunia, khususnya di kawasan Indo-Pasifik.
Sistem pertahanan negara terdiri dari interoperabilitas antar lembaga,
dengan memanfaatkan berbagai sumber daya negara. Penelitian ini akan
membahas mengenai diplomasi pertahanan yang dilakukan Indonesai di
kawasan Indo-Pasifik, dengan berfokus pada kekuatan militernya sebagai
pasukan terdepan lini pertahanan keamanan negara.
1.2 Rumusan Masalah
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kawasan Indo-Pasifik
adalah kawasan yang strategis karena globalisasi meningkatkan
kepentingan negara dan mengubah dinamika geopolitik dunia, sehingga
menuntut kekuatan militer negara termasuk Indonesia untuk tetap aktif dan
menjaga hubungan baik dengan negara-negara lain di kawasan ini. Dalam
bidang ekonomi, kawasan ini diharapkan bisa membantu memenuhi
kebutuhan masyarakat dunia seiring dengan pertumbuhan populasi dunia,
dan menjadi rute perdagangan yang strategis. Bagaimana Indonesia bisa
menjaga kepentingannya akan menjaga keamanan negara dan
meningkatkan kemampuan militer nasional, sekaligus menjadi aktor yang
diperhitungkan di kawasan ini adalah inti dari penelitian ini.
Berdasarkan uraian seperti yang dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
8 Universitas Pelita Harapan
1. Apa kepentingan nasional Indonesia yang hendak dicapai
melalui partisipasi diplomasi pertahanannya di kawasan Indo-
Pasifik?
2. Apa saja peluang dan tantangan Indonesia dalam diplomasi
pertahanan di kawasan Indo-Pasifik?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini disusun untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah
dirumuskan. Pertama, untuk mengetahui kepentingan nasional Indonesia
yang hendak dicapai melalui partisipasi diplomasi pertahanannya di
kawasan Indo-Pasifik. Kedua, untuk menganalisa peluang dan tantangan
yang dihadapi Indonesia dalam partisipasi diplomasi pertahanannya di
kawasan Indo-Pasifik.
1.4 Signifikansi Penelitian
Selain untuk menjawab rumusan masalah yang telah disusun, penelitian
ini juga diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat kepada para
pembaca melalui menfaat praktis dan teoritis sebagai berikut:
1. Kegunaan Akademis
Penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai referensi akademik
atau untuk dikembangkan sebagai penelitian lanjutan pada topik geopolitik,
militer, dan regionalisme. Penelitian ini juga bisa membantu memberi
wawasan bagi para pembaca dan akademisi mengenai potensi strategis
kawasan Indo-Pasifik dan diplomasi pertahanan melalui kacamata realis.
9 Universitas Pelita Harapan
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini juga diharapkan bisa membuka wawasan para pembaca
dengan meningkatkan kepercayaan dan penghormatan masyarakat
Indonesia akan eksistensi dan upaya pemerintah khususnya otoritas
pertahanan dan keamanan negara dalam memperjuangkan kepentingan
nasional Indonesia dan ASEAN di wilayah Indo-Pasifik, serta pentingnya
peran militer dalam diplomasi internasional.
1.5. Sistematika Penulisan
Bab I: Pendahuluan – memperkenalkan latar belakang dari topik
penelitian ini, yaitu para aktor penting dan konsep-konsep utama yang akan
dibahas. Pada bagian pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai latar
belakang dinamika global yang mendorong terbentuknya diplomasi
pertahanan, pengenalan konsep Indo-Pasifik dan nilai strategisnya, serta
bagaimana Indonesia menempatkan dirinya secara strategis dalam
geopolitik di kawasan tersebut.
Bab II: Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori – berisi tinjauan berbagai
literatur dengan topik serupa sebagai fondasi dan perbandingan dengan
penelitian yang akan disusun. Topik dari literatur-literatur yang akan dikaji
antara lain mengenai Indo-Pasifik (definisi konsep oleh berbagai negara),
Indonesia di Indo-Pasifik, kerja sama militer di Indo-Pasifik, serta kajian
kemampuan militer negara-negara di Indo-Pasifik. Selain itu, pada bab ini
juga akan dijelaskan konsep-konsep utama yang menjadi batasan
10 Universitas Pelita Harapan
(kerangka teori) dalam penelitian ini. Kerangka teori penelitian terdiri dari
mengenai teori yang akan digunakan yaitu Realisme, konsep mengenai
kekuatan militer, keamanan kawasan, diplomasi pertahanan, dan
kepentingan nasional.
Bab III: Metodologi Penelitian – pada bagian ini akan dijabarkan
bagaimana penelitian ini disusun secara sistematis yang terdiri atas ruang
lingkup penelitian, pendekatan dan metode yang akan digunakan dalam
penelitian ini, kemudian juga akan dijelaskan teknik pengumpulan,
pengolahan, dan analisis data yang akan digunakan, serta bagaimana data
yang telah dikumpulkan tersebut akan disajikan agar mudah dipahami oleh
pembaca.
Bab IV: Hasil dan Pembahasan (Indo-Pasifik) – pada bagian ini uraian
data mengenai kawasan Indo-Pasifik akan dibagi menjadi beberapa sub-
bab yang mencakup definisi geografis oleh berbagai negara, berbagai
kepentingan negara-negara besar kawasan Indo-Pasifik dan posisi
Indonesia di kawasan terebut, kemudian dilengkapi dengan analisa penulis.
Bab V: Hasil dan Pembahasan (Diplomasi Pertahanan) – pada bagian
ini data mengenai kegiatan diplomasi pertahanan yang dilakukan Indonesia
di kawasan Indo-Pasifik dijabarkan dalam beberapa sub-bab yang
mencakup pembahasan mengenai definisi diplomasi pertahanan, kegiatan
apa saja yang dilakukan, peluang dan tantangan serta tujuan Indonesia
dalam diplomasi pertahanan, kemudian dilengkapi dengan analisa penulis.
11 Universitas Pelita Harapan
Bab VI: Kesimpulan – bagian terakhir ini berisikan rangkuman dari
seluruh penelitian dan diakhiri dengan hasil analisis yang sudah
dikerucutkan untuk menajawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang
telah disusun sebelumnya dalam bentuk kesimpulan naratif.
Sebelum mulai masuk ke dalam penjabaran mengenai metode penelitian
yang akan digunakan dan proses analisa data, penelitian ini akan membantu
pembaca memahami konteks pembahasan topik penelitian dengan
penjabaran mengenai kajian literatur, teori atau perspektif yang digunakan,
serta konsep-konsep dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini, pada
bab dua, yaitu Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori.
top related