bab i pendahuluan a. latar belakangeprints.ums.ac.id/56058/3/4. bab 1.pdf · campuran beton rigid...
Post on 06-Aug-2019
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jalan raya, Jalan Nasional dan Jalan Tol merupakan salah satu prasarana
yang sangat dibutuhkan dalam menunjang pembangunan pada masa sekarang ini.
Jalan dengan kondisi baik merupakan bagian yang sangat vital dari infrastruktur.
Jenis perkerasan kaku (rigid pavement) merupakan alternatif di Indonesia
sekarang ini banyak digunakan, karena cukup kuat dan tahan lebih lama dibanding
perkerasan lentur. Flexible pavement (perkerasan lentur) saat ini sudah mulai
banyak ditinggalkan terutama untuk Jalan Nasional atau Jalan Tol yang hampir
seluruhnya dibuat jalan beton terutama di Pulau Jawa ada juga sebagian di
Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Hal tersebut disebabkan jalur kendaraan
dengan heavy loaded dan frekuensi tinggi banyak terdapat pada Jalan Nasional,
Arteri maupun Jalan Tol.
Dalam rangka mendukung implementasi Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), maka pemerintah melalui
Usulan Program Kementerian Pekerjaan Umum Tahun Anggaran 2012
mendorong pengutamaan penggunaan rigid pavement dalam pembangunan jalan
(Admin PU, 2011). Konstruksi rigid pavement tentunya membutuhkan biaya
yang lebih mahal dibandingkan dengan perkerasan lentur. Namun demikian,
apabila dikerjakan dengan tepat pada fondasi tanah dasar yang baik akan lebih
awet (durable) dan umur pelayanannya dapat mencapai 8-10 tahun.
Perencanaan campuran merupakan kunci utama untuk menghasilkan beton
yang baik. Namun demikian, dalam pelaksanaan campuran beton untuk rigid
pavement perlu memperhatikan beberapa faktor selain perencanaan campuran.
Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah jarak tempuh dari bacthing plant ke
lokasi hamparan, nilai slump (untuk perkerasan kaku maksimal 5 cm atau ideal
pada slump 3-3,5 cm), alat penghampar dan keterbatasan waktu penghamparan
campuran beton banyak dilakukan antara pukul 17.00 sampai dengan 06.00 WIB
untuk menjaga kestabilan suhu beton.
2
Beberapa proyek pembangunan jalan seringkali mengalami kendala
keterlambatan dalam pelaksanaan penghamparan beton. Untuk mengejar progres
pekerjaan maka dilakukan penambahan batching plant dan alat penghampar, akan
tetapi karena nilai slump yang digunakan pada saat penghamparan cukup kecil
mengakibatkan masa setting time (waktu pengerasan beton) berlangsung cukup
cepat, sehingga diperlukan perlambatan setting time. Penambahan bahan additive
kedalam campuran beton diharapkan mampu memperlambat waktu pengerasan
(setting time) beton.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dilakukan
penelitian mengenai campuran beton dengan penambahan air es, fly ash dan
retarder yang diasumsikan mampu memperlambat waktu pengerasan beton
(setting time). Hal tersebut bertujuan untuk memeriksa apakah campuran beton
untuk rigid pavement dapat digunakan pada waktu siang hari tanpa harus
menunggu penghamparan dilakukan pada waktu sore, malam maupun dini hari,
sehingga pekerjaan rigid pavement dapat dilakukan kapan saja dan pada proyek
yang progresnya minus dapat mengejar progres tersebut tanpa harus
mendatangkan alat tambahan. Penggunaan air es dipilih karena selama ini dalam
perencanaan maupun pelaksanaan campuran beton pada umumnya menggunakan
air dengan suhu normal (27oC).
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana temperatur beton pada perkerasan kaku yang menggunakan
pemanfaatan air es dengan variasi suhu 5oC, 10
oC, 15
oC, 20
oC dan 27
oC?
2. Bagaimana setting time beton pada perkerasan kaku yang menggunakan
pemanfaatan air es dengan variasi suhu 5oC, 10
oC, 15
oC, 20
oC dan 27
oC?
3. Bagaimana karakteristik beton pada perkerasan kaku yang menggunakan
pemanfaatan air es dengan variasi suhu 5oC, 10
oC, 15
oC, 20
oC dan 27
oC, fly
ash dan retarder terhadap kuat lentur dan kuat tekan?
3
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui temperatur beton pada perkerasan kaku yang menggunakan
pemanfaatan air es dengan variasi suhu 5oC, 10
oC, 15
oC, 20
oC dan 27
oC?
2. Mengetahui setting time beton pada perkerasan kaku yang menggunakan
pemanfaatan air es dengan variasi suhu 5oC, 10
oC, 15
oC, 20
oC dan 27
oC?
3. Mengetahui karakteristik beton pada perkerasan kaku yang menggunakan
pemanfaatan air es dengan variasi suhu 5oC, 10
oC, 15
oC, 20
oC dan 27
oC, fly
ash dan retarder terhadap kuat lentur dan kuat tekan?
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini :
1. Mampu menerapkan konsep campuran beton rigid pavement dengan inovasi
baru.
2. Memberikan kontribusi nyata pada penanganan progress pekerjaan
konstruksi perkerasan kaku yang terlambat.
3. Memberikan sumbangsih ilmiah dalam bidang konstruksi jalan dan sebagai
referensi untuk penelitian selanjutnya.
E. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah dan berjalan lancar maka diberikan
batasan-batasan sebagai berikut :
1. Semen yang digunakan adalah semen PCC merk Holcim.
2. Pengambilan sampel material pasir berasal dari sumber quarry Nogosari,
Boyolali, sedangkan quarry untuk split 1/2" berasal dari Wonogiri, split 2/3
" berasal dari Tlatar, Boyolali
3. Fly Ash yang digunakan dalam penelitian ini dari PLTU Jepara, yang
diambil dari Aries Beton Sragen. Pemilihan fly ash tersebut dikarenakan
memiliki karakteristik Pozzolan, namun demikian fly ash tersebut dalam
penelitian hanya digunakan sebagai filler campuran beton dengan komposisi
penggunaannya kurang dari 2 % (100 dan 150 gr).
4
4. Retarder digunakan sebagai additive dengan komposisi penggunaannya
kuang dari 0,5 % (70 ml).
5. Job mix formula beton berdasarkan data yang diperoleh dari PT Modern
Widya Technical yang berasal dari Batching Plant PT. Yasa Patria Perkasa.
6. Benda uji berupa silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan
balok beton ukuran 15 cm x 15 x 60 cm.
7. Jumlah benda total uji yang dibuat sebanyak 88 sampel benda uji, 11 jenis
variasi campuran (secara rinci dapat dilihat pada Bab IV).
8. Suhu air yang digunakan adalah dengan 5 variasi suhu, yaitu: 5oC, 10
oC,
15oC, 20
oC dan 27
oC.
9. Percobaan campuran yang dilakukan adalah dengan membuat variasi
beberapa campuran, antara lain sebagai berikut:
a) Campuran beton dengan suhu air 5oC, 10
oC, 15
oC, 20
oC dan 27
oC
dengan penambahan fly ash.
b) Campuran beton dengan suhu air 5oC, 10
oC, 15
oC, 20
oC dan 27
oC
dengan penambahan fly ash dan retarder.
c) Campuran beton suhu 27oC dengan penambahan retarder.
10. Percobaan campuran (Trial Mix) beton dilakukan di Laboratorium Bahan
Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) dan PT. Yasa Beton Perkasa,
Ngargorejo Boyolali.
11. Pengujian kuat tekan dan kuat lentur beton dilakukan pada umur 14 hari
dan 28 hari.
12. Pengujian kuat tekan dan kuat lentur beton dengan suhu air 5oC hanya
dilakukan pada umur 14 hari.
13. Setting time beton didasarkan pada uji vicat dan perhitungan temperatur
beton berdasarkan rumus empiris metode ACI (American Concrete
Institute), 2010 dan CCAA (Cement Concrete & Aggregates Australia),
2004.
14. Metode yang digunakan dalam penentuan proporsi campuran beton rigid
pavement berdasarkan Spesifikasi Jalan Bebas Hambatan Dan Jalan Tol
5
Bina Marga Tahun 2015 yang mengacu persyaratan stándar Nasional
Indonesia (SNI) tentang struktur beton.
F. Keaslian Penelitian
Penelitian Tesis yang berjudul ”Karakteristik Beton Pada Perkerasan
Kaku Dengan Pemanfaatan Air Es Dan Fly Ash Terhadap Kuat Lentur Dan
Kuat Tekan” sebelumnya belum pernah dilakukan di Progam Studi Magister
Teknik Sipil di Universitas di seluruh Indonesia maupun lembaga pebgujian uji
mutu independen lainnya.
G. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya
Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya ditampilkan pada
Tabel I.1.
Tabel I.1. Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya
Peneliti
Judul
Penelitian
Tujuan Penelitian Lokasi
Penelitian
Metode yang
digunakan
Haf (2012) Pengaruh
Penggunaan Fly
Ash Pada Beton
Mutu Normal
Dan Mutu Tinggi
Ditinjau Dari
Kuat Tekan Dan
Absorbsi
Mengetahui pengaruh
Fly Ash terhadap kuat
tekan beton mutu tinggi
dan mutu rendah dan
mengetahui nilai
absorbsi beton.
Laboratorium
PT. Wijaya
Karya Beton
Pasuruan.
SNI
Maryoto
(2009)
Penurunan Nilai
Absorbsi Dan
Abrasi Beton
Dengan
Penambahan
Calcium Stearate
Dan Fly Ash
Mengetahui pengaruh
calcium stearate and
fly ash pada resapan
air dan ketahanan
abrasi pada beton.
Laboratorium
Teknik Sipil
Universitas
Jenderal
Sudirnman
SNI
Aiyub
(2013)
Pengaruh Variasi
Suhu Terhadap
Kuat Tekan
Beton
Mengetahui berapa
besar pengaruh variasi
air pencampuran kuat
tekan masing – masing
suhu air melalui
proses hidrasi semen
dengan
menggunakan variasi air
dingin yang berbeda
untuk campuran beton.
Laboratorium
Uji Bahan
Politeknik
Negeri
Lhokseumawe
ACI
6
Penelitian yang dilakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya karena
pada penelitian ini meneliti temperatur beton dan setting time beton pada
perkerasan kaku yang menggunakan pemanfaatan air es dengan variasi suhu 5oC,
10oC, 15
oC, 20
oC dan 27
oC, sedangkan karakteristik beton terhadap kuat lentur
dan kuat tekan dianalisa pada campuran beton dengan pemanfaatan air es, fly ash
dan retarder. Metode yang digunakan untuk perhitungan temperatur beton
menggunakan ACI, ACI (American Concrete Institute), 2010 dan CCAA (Cement
Concrete & Aggregates Australia), 2004, sedangkan penentuan proporsi
campuran beton rigid pavement berdasarkan Spesifikasi Jalan Bebas Hambatan
Dan Jalan Tol Bina Marga Tahun 2015 yang mengacu persyaratan stándar
Nasional Indonesia (SNI) tentang struktur beton.
top related