bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.radenfatah.ac.id/6935/1/skripsi bab i.pdf · contoh...
Post on 02-Dec-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan Negara hukum1. Negara
hukum adalah Negara yang segala sikap tindak yang dilakukan
ataupun diputuskan oleh alat negara dan masyarakat harus
berdasarkan kepada hukum. Aristoteles merumuskan Negara
hukum adalah Negara yang berdiri diatas hukum yang
menjamin keadilan kepada warga negaranya. Keadilan
merupakan syarat kebahagiaan hidup untuk warga Negara dan
sebagai daripada keadilan itu perlu diajarkan rasa asusila kepada
manusia agar ia menjadi warga Negara yang baik. Peraturan yang
sebenarnya menurut Aristoteles ialah peraturan yang
mencerminkan keadilan bagi pergaulan antar warga negaranya.
Maka menurutnya yang memerintah Negara bukanlah manusia
melainkan “pikiran yang adil”. Penguasa adalah pemegang
hukum dan keseimbangan saja. Hal ini terdapat dalam pasal 1
ayat (3) UUD 1945 perubahan ketiga yang berbunyi “Negara
Indonesia adalah Negara hukum“. Artinya Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum,
tidak berdasarkan atas kekuasaan, dan pemerintahan berdasarkan
1 Winarno, Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), 116.
2
sistem konstitusi (hukum dasar) bukan absolut (kekuasaan yang
tidak terbatas)2.
Hukum diciptakan mempunyai sasaran yang hendak dicapai
atau disebut juga dengan tujuan hukum. Tujuan hukum yaitu
untuk menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, aman,
tenteram, dan adanya keseimbangan dalam kehidupan
masyarakat. Tujuan-tujuan ini diupayakan perwujudannya
melalui pembangunan yang dilakukan secara bertahap dan
berkeseimbangan baik dalam program kerja jangka pendek
ataupun jangka panjang. Pembangunan di Indonesia yang
dilaksanakan merupakan salah satu bentuk modernisasi yang
bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Transportasi salah
satu dari bentuk modernisasi yang memegang peranan penting
dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan. Transportasi
sangat penting dalam memperlancar roda perekonomian. Akan
tetapi, kemajuan yang sekarang ini tentu memiliki kekurangan
dan kelebihan. Salah satu bentuk kekurangan yang sering kita
jumpai adalah tingginya angka kemacetan terutama pada jam-jam
kerja.
Di era yang modern sekarang ini, masyarakat sering kali
memakai jasa pengangkutan dalam kegiatan sehari-hari terutama
transportasi jalur darat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jenis
angkutan umum yang ada. Salah satu angkutan umum yang
2 Winarno, Pendidikan Kewarganegaraan, 116.
3
sering digunakan adalah ojek sepeda motor. Ojek merupakan
sarana angkutan darat yang menggunakan kendaraan beroda dua.
Ojek sepeda motor dianggap telah alternatif bagi sebagian
masyarakat karena ojek sepeda motor ini dapat menjangkau
tempat yang tidak bisa dilalui oleh angkutan umum beroda empat
seperti, bus ataupun angkutan umum lainnya.
Dalam perkembangan dunia transportasi dan komunikasi
tentunya tidak terlepas dari berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi. Hal ini dapat dilihat dari semakin canggihnya alat
transportasi dan komunikasi yang ada. Salah satu bentuk
kemajuan itu ialah munculnya ojek online, seperti Go-Jek, Grab,
Uber, dan lain sebagainya.
Ojek online dan ojek umumnya mempunyai persamaan
yang mendasar, yakni, apabila ditinjau dari jenis alat angkut yang
digunakan, keduanya menggunakan sepeda motor. Sedangkan
perbedaannya, yaitu terletak dari proses pemesanan, dimana
untuk pemesanan Ojek online, setiap pengguna jasanya hanya
dapat dilakukan pemesanan melalui aplikasi yang ada pada
smartphone android maupun ios dan secara otomatis pada
aplikasi itu langsung menentukan tarif yang dihitung berdasarkan
jarak ke tempat tujuan, sehingga tidak lagi ada tawar menawar
harga seperti halnya yang dilakukan dengan tukang ojek
konvensional.
Dengan adanya ojek online saat ini maka tidak menutup
kemungkinan terjadinya peningkatan jumlah pemakai jalan yang
4
secara tidak langsung menyebabkan kemacetan yang pada
akhirnya membuat para pengguna jalan rasa semakin tidak
nyaman dan hal ini bisa mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
Ketidaknyamanan pengguana jalan raya ini mendatangkan
dampak yang besar yaitu semakin tingginya beban psikologis,
sehingga dapat menyebabkan stress berkepanjangan dan pada
akhirnya dapat menimbulkan kelalaian ataupun kealpaan dalam
melaksanakan kewajibannya sebagai pengguna jalan raya yang
tentunya dapat merugikan dirinya dan orang lain.
Kelalaian atau kealpaan pada dasarnya untuk menunjukkan
hubungan antara sikap batin seseorang yang tidak atau kurang
mengindahkan larangan sehingga perbuatan yang dilakukan itu
sedemikian rupa dan menimbulkan celaan atau secara objektif
menimbulkan keadaan yang dilarang undang-undang.3 Kelalaian
atau kealpaan sendiri dapat dihindari dengan tetap memegang
teguh dan pada pada ketentuam hukum.
Menurut Barda Nawawi, melakukan perbuatan dengan
kealpaan ialah melakukan suatu tindak pidana tidak dengan
sengaja tetapi tanpa melakukan penghati-hati sebagaimana
seharusnya diharapkan (dapat dilakukan) dari orang yang berada
dalam kondisi dan keadaan serupa itu, sedangkan si pelaku dapat
3 Nandang Sambas dan Ade Mahmud, Perkembangan Hukum Pidana
dan Asas-Asas RKUHP, (Bandung: PT Refika Aditama), 148.
5
melakukan penghati-hati seperti itu tetapi ia tidak terbuat
demikian secukupnya.4
Contoh dari kealpaan misalnya ada seorang mengendarai
motor sangat cepat melalui jalan yang ramai, karena yakin bahwa
dia pandai menaiki sepeda motor, dan yakin tidak akan menabrak
orang lain sangat keliru, kemudian ia menabrak orang lain yang
seharusnya perbuatan yang semacam itu harus dihindari
sekalipun ia pandai, justru karena ramainya lalu lintas
kemungkinan akan menabrak dapat selalu terjadi.
Faktor kecelakaan lalu lintas dipengaruhi tiga faktor utama.
Tiga faktor utama tersebut yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan. Faktor pertama adalah manusia sendiri atau sering
disebut human error. Faktor kedua adalah faktor kendaraan, dan
faktor terakhir adalah faktor jalan. Faktor manusia merupakan
faktor yang paling dominan dalam sebuah peristiwa kecelakaan
lalu lintas. Sebagian besar kejadian kecelakaan diawali dengan
pelanggaran rambu-rambu lalu lintas. Pelanggaran rambu-rambu
lalu lintas ini bisa terjadi karena sengaja melanggar peraturan,
ketidaktahuan atau tidak adanya kesadaran terhadap arti aturan
yang berlaku ataupun tidak melihat ketentuan yang diberlakukan
dalam berkendara.5
4 Barda Nawawi Arief, Perbandingan Hukum Pidana, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2002), 93. 5 Ria Noraini, Sanksi pidana Terhadap Kasus Kelalaian yang
Menimbulkan Kecelakaan Di Jalan Raya Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Studi Kasus
Di Polres Sleman, Yogyakarta), Universitas PGRI Yogyakarta:
6
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, kecelakaan
lalu lintas di jalan raya merupakan penyebab kedua terbesar di
dunia yang mengakibatkan banyak korban meninggal dunia.
Dalam setiap satu jamnya terdapat empat orang meninggal dunia
akibat kecelakaan lalu lintas. Sebanyak 72% kasus kecelakaan
lalu lintas tersebut terjadi di Indonesia. Kecelakaan yang
melibatkan sepeda motor mencapai 73%, disusul mobil (15%),
truk (8%), bus (2%), dan sepeda 2%.6
Angka kecelakaan lalu lintas di kota Palembang sepanjang
2018, tercatat msih tinggi. Direktorat Lalu Lintas Polda Sumsel
mencatat angka kecelakaan tahun 2018 mengalami kenaikan
sebesar 34 persen.perbandingan di tahun 2017 tercatat ada 1.152
jumlah angka kecelakaan. Sedang di tahun 2018 tercatat ada
1.192. Dari kecelakaan yang terjadi, ada korban meninggal dunia.
Tercatat di tahun 2017 sebanyak 739 korban meninggal.
Sedangkan di tahun 2018 tercatat sebanyak 779 korban
meninggal. Jumlah ini mengalami kenaikan 5, 41 persen.7
Contoh kasus dari tindak pidana kealpaan dalam lalu lintas
adalah kecelakaan yang terjadi di Jalan Demang Lebar Daun pada
hari Jumat tanggal 22 Maret 2019, di depan Griya Agung
6 SindoNews, Angka Kecelakaan di indonesia,
https://jatim.sindonews.com/, diakses 5 Mei 2019, jam 12.31WIB 7 TribunSumsel, Jumlah Korban Meninggal Akibat Kecelakaan,
https://www.google.com/amp/sumsel.tribunnews.com/ diakses 5 Mei 2019,
jam 12.40 WIB
7
Palembang. Jessica saat itu menjadi penumpang ojek online yang
dikendarai Torisuryadi (51 tahun).8
Contoh lain dari tindak pidana kealpaan dalam kecelakaan
lalu lintas yang menyebabkan matinya orang dapat dilihat pada
yang diberitakan sebelumnya, Hilmi seorang driver Gojek yang
terlibat dalam kecelakaan motor dengan motor di Jalan Mastrip
Karang Pilang pada 17 April 2018 lalu. Hilmi saat itu ditabrak
seorang oknum tentara yang mengendarai motor besar. Dalam
kejadian itu, Umi Insiyah, penumpang yang dibawa Hilmi,
meninggal dalam kecelakaan itu. Meski ditabrak, Hilmi
dipolisikan karena penumpangnya meninggal.9
Kasus baru-baru ini, seorang penumpang ojek online
meninggal terlindas truk tronton saat lalu lintas tengah padat di
depan Lapas Wanita, Kota Tenggerang, pada Senin 13 Januari.
Karena dalam keadaan tidak seimbang, penumpang terjatuh dan
tertabrak tronton yang ada dibelakangnya. Pengendara dan sopir
truk tronton tersebut dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. 10
Di dalam hukum pidana Islam juga membahas tentang
bagaimana tindak pidana atau jinayah yang dilakukan dengan
kelalaian atau secara tidak sengaja atau semi sengaja yang sering
8 TribunSumsel, Korban Kecelakaan Ojek Online Di Sumsel,
http://sumsel.tribunnews.com/2019/03/22/, diakses 5 Mei 2019, jam 13.01
WIB 9 https://www.jpnn.com/news/driver-gojek-yang-ditabrak-marinir-
akhirnya-keluar-penjara, diakses 10 April 2019 10
Kompas, Penumpang Ojek Online Tewas,
https://www.google.com/amp.kompas.com, diakses 28 Februari 2020, Pukul
00:45 WIB
8
dikaitkan dengan tindak pidana atas jiwa yaitu pembunuhan atau
Qatl.11
Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan
nyawa seseorang dengan cara yang melanggar hukum, maupun
yang tidak melawan hukum.12
Ulama fiqh membedakan
pembunuhan menjadi tiga kategori yaitu, pembunuhan sengaja,
pembunuhan semi sengaja, dan pembunuhan tidak sengaja.13
Pembunuhan atau menghilangkan nyawa seseorang dengan
sengaja atau tidak sengaja dalam Islam disebut dengan tindak
pidana pembunuhan. pembunuhan pertama dalam kehidupan
manusia adalah pembunuhan yang dilakukan oleh Qobil terhadap
Habil. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah dalam
surah al-Maidah ayat 30:14
Artinya: Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap
mudah membunuh saudaranya, sebab itu
dibunuhnyalah, Maka jadilah ia seorang diantara
orang-orang yang merugi.
11
Ahmad Wardi Muslih, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2005), 135. 12
https://id.m.wikipedia.org/wiki/pembunuhan, diakses 10 April
2019, Pukul 18:42 WIB 13
Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2016),
Cet-IV, 5. 14
Departemen AgamaRI, Al-Quran Terjemahan, (Jawa Barat:
Diponegoro, 2011), 112.
9
Makna ayat diatas menyatakan bahwa hawa nafsu Qabil
memperindah pandangannya untuk melakukan tindakan
membunuh saudaranya, lalu dia benar-benar membunuhnya,
sehingga ia termasuk orang-orang yang merugi, yang telah
menjual akhirat mereka dengan kehidupan dunia mereka.
Pemaparan diatas mendorong penulis untuk memaparkan
lebih jauh tentang pemberian sanksi terhadap pengemudi yang
mengakibatkan matinya korban, dipandang dari sudut hukum
positif dan hukum Islam dengan judul “SANKSI PIDANA
TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENGEMUDI
OJEK ONLINE YANG KARENA KEALPAAN
(KELALAIAN) MENYEBABKAN HILANGNYA NYAWA
KORBAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 22
TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN
ANGKUTAN JALAN DITINJAU DARI HUKUM PIDANA
ISLAM”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sanksi pidana terhadap pelaku tindak pidana
pengemudi ojek online yang karena kealpaan
(kelalaian) menyebabkan hilangnya nyawa korban
menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan?
2. Bagaimana sanksi pidana terhadap pelaku tindak pidana
pengemudi ojek online yang karena kealpaan
10
(kelalaian) menyebabkan hilangnya nyawa korban
menurut Hukum Pidana Islam?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dari rumusan permasalah di atas, tujuan yang ingin
dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis sanksi terhadap pelaku tindak
pidana pengemudi ojek online yang karena kealpaan
(kelalaian) menyebabkan hilangnya nyawa korban
menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
2. Untuk menganalisis sanksi pidana terhadap pelaku
tindak pidana pengemudi ojek online yang karena
kealpaan (kelalaian) menyebabkan hilangnya nyawa
korban menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
ditinjau dari hukum pidana Islam.
2. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
masukkan dalam menambah ilmu pengetahuan dan
literatur dalam dunia akademis, serta dalam ilmu
pengetahuan Hukum Positif dan Hukum Islam,
khususnya berhubungan dengan sanksi pidana terhadap
pelaku tindak pidana pengemudi ojek online yang
11
karena kealpaan (kelalaian) menyebabkan hilangnya
nyawa korban menurut Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
ditinjau dari hukum pidana Islam, dan dapat dijadikan
bahan kajian lebih lanjut untuk melahirkan konsep
ilmiah yang dapat memberikan sumbangan bagi
perkembangan hukum positif dan hukum Islam di
Indonesia.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini berguna bagi peneliti sendiri,
mahasiswa, pembaca, masyarakat, bagi peneliti
berikutnya serta bagi penegak hukum dalam membantu
memberikan masukan dan tambahan pengetahuan
dalam perkembangan ilmu hukum yang ada di
Indonesia secara umum serta sebagai masukan pada
penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama.
D. Penelitian Terdahulu
Candra Irawan (2013), membahas, “Tinjauan Hukum Islam
Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Yang Mengakibatkan
Kematian”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kelalaian
merupakan suatu tindak pidana yang patut dihukum karena
kelalaiannya. Kecelakaan lalu lintas masih banyak terjadi, dengan
banyaknya kasus kecelakaan dijalan menggambarkan bahwa
masyarakat minimnya akan kesadaran terhadap hukum dan
aturan-aturan lalu lintas, diatur dalam pasal 310 ayat 1 sampai
12
ayat 4 undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan nomor 22
tahun 2009 dan pasal 359 dan 361 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP), yang hukumannya berupa pidana penjara dan
denda sesuai akibat yang ditimbulkan oleh korban kecelakaan.15
Meirita Pakpahan (2014), membahas, “Tindak Pidana
Kelalaian Berlalu Lintas yang Menyebabkan Kematian Orang
Lain yang dilakukan Oleh Anak”. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa ketentuan pidana yang relevan mengatur tentang kelalaian
berlalu lintas yang mengakibatkan kematian orang lain yang
dilakukan oleh anak yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Pidana,
Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, dan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem
Peradilan Anak. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang
Pengadilan Anak masih banyak mengandung kelemahan-
kelemahan yang mana pada akhirnya dalam pelaksanaannya,
anak diposisikan sebagai objek dan perlakuan terhadap anak yang
berhadapan dengan hukum cenderung merugikan anak.
Sementara Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak belum berlaku efektif. Adapun
faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas
yang dilakukan oleh anak tidak berbeda dengan orang dewasa
pada umumnya yaitu kelalaian pengguna jalan, ketidaklayakan
15
Candra Irawan, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Kecelakaan Lalu
Lintas yang Mengakibatkan Kematian, Skripsi UIN Raden Fatah Palembang,
2013
13
kendaraan, serta ketidaklayakan jalan dan/atau lingkungan.
Perbuatan kelalaian pengemudi yang mengakibatkan kecelakaan
lalu lintas seperti lengah, lelah, mengantuk, sakit, tidak tertib,
tekanan psikologis, pengaruh obat, pengaruh alkohol, dan
pelanggaran batas kecepatan. Upaya pencegahan kecelakaan lalu
lintas oleh anak tidak hanya dibebankan kepada Kepolisian,tetapi
terhadap orang tua, pihak sekolah dan masyarakat.16
Suryadi Asri, 2015, membahas “Tinjauan Yuridis Terhadap
Tindak Pidana Kelalaian yang Mengakibatkan Kematian Atau
Luka (Studi Kasus Nomor120/Pid.B/2013/PN.Sidrap)”
menyimpulkan:
1. Pertanggungjawaban pidana pelaku tindak pidana kelalaian
yang mengakibatkan kematian atau luka yaitu bahwa
terdakwa melanggar Pasal 310 ayat (4), (3), (2) Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 tantang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
2. Berdasarkan hal tersebut maka Hakim menjatuhkan sanksi
pidana terhadap kelalaian yang mengakibatkan kematian
atau luka dalam Putusan No. 120/Pid.B/2013/PN.
Sidenreng Rappang berdasarkan Pasal 310 Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan. Berdasarkan alat bukti yang terungkap didalam
persidangan tersebut menambah keyakinan hakim maka
16
Meirita Pakpahan, Tindak Pidana Kelalaian Berlalu Lintas yang
Menyebabkan Kematian Orang Lain yang dilakukan Oleh Anak, Skripsi
Universitas Sumatera Utara, 2014
14
melalui amar putusannya hakim menetapkan terdakwa
Suwito Bin Amir Conda terbukti secra sah dan
menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“Mengemudikan kendaraan bermotor karena kelalaianya
mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban
meninggal dunia dan luka ringan serta kerusakan
kendaraan” dan menjatuhkan pidana terhadap terdakwa.17
Secara spesifik penelitian yang dilakukan oleh penulis
berbeda dengan penelitian terdahulu, karena penelitian yang
dilakukan oleh penulis terfokus pada pemberian sanksi pidana
terhadap pelaku tindak pidana ojek online.
E. Metode Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian, tidak terlepas dari
penggunaan metode. Karena metode merupakan cara atau jalan
bagaimana seseorang harus bertindak. Metode penelitian pada
dasarnya cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.18
Oleh karena itu penting bagi peneliti
menentukan metode yang paling tepat dalam menyelesaikan
penelitiannya.
17
Suryadi Asri, Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Kelalaian
yang Mengakibatkan Kematian Atau Luka (Studi Kasus
Nomor120/Pid.B/2013/PN.Sidrap), Skripsi Universitas Hasanudin Makassar,
2015 18
Sugioyo, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), 2.
15
1. Jenis penelitian
Menurut Soetsndyo Wignysoebroto, penelitian ialah
seluruh upaya untuk mencari dan menemukan jawaban yang
benar (right answer) dan/atau jawaban yang tidak sekali-kali
keliru (true answer) mengenai suatu permasalahan. Metode
penelitian hukum dibagi menjadi:
a. Metode penelitian hukum Normatif, dikenal dengan
penelitian hukum doktriner dikarenakan penelitian ini
sangat erat hubungannya pada perpustakaan karena akan
membutuhkan data-data yang bersifat sekunder.
b. Metode penelitian hukum Normatif-Empiris, penggabungan
antara pendekatan hukum-hukum normatif dengan adanya
penambahan berbagai unsur empiris.
c. Metode penelitian hukum empiris, suatu metode penelitian
hukum yang berfungsi untuk melihat realitas dan
bekerjanya hukum di lingkungan masyarakat.19
Adapun dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
penelitian hukum normatif, dimana dalam penelitian hukum
normatif bahan pustaka merupakan data dasar yang dalam
penelitian digolongkan sebagai data sekunder. Data sekunder
tersebut memiliki ruang lingkup yang sangat luas, sehingga
meliputi surat-surat pribadi, buku-buku harian, buku-buku sampai
19
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika,
2016), 18.
16
pada dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh
pemerintah.20
2. Jenis dan Sumber data
a. Jenis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data
kualitatif yaitu merupakan data yang diuraikan secara rinci
yang berkaitan dengan sanksi terhadap pelaku tindak pidana
pengemudi ojek online yang karena kealpaan (kelalaian)
menyebabkan hilangnya nyawa korban menurut Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
b. Sumber Data
Dalam penelitian hukum, pada umumnya peneliti
menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data
sekunder. Data penelitian yang digunakan dalam penulisan
ini adalah data sekunder, yang terdiri dari:
a. Bahan Hukum Primer
Sumber Bahan Hukum Primer adalah bahan hukum
yang terdiri atas peraturan perundang-undangan secara
hierarki dan putusan-putusan pengadilan. Bahan primer
diperoleh melalui bahan yang mendasari dan berkaitan
dengan penulisan ini, yaitu:
1) Al-Quran
2) Hadist
20
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif
(Suatu Tinjauan Singkat), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet-IV, 1995), 23.
17
3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
4) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas Dan Angkutan Jalan
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang
berhubungan dengan bahan hukum primer dan dapat
membantu menganalisis dan memahami bahan hukum
primer antara lain literatur dan referensi.
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan yang
memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan
hukum primer dan sekunder seperti kamus, karya-karya
ilmiah, bahan seminar, hasil-hasil penelitian para sarjana
berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan dibahas.
3. Teknik Pengumpulan Data
Di dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan
yuridis normatif, yaitu pengumpulan data melalui studi
kepustakaan (library research) dari sumber bahan hukum
(primer, sekunder dan tersier).
4. Analisis Data
Metode yang digunakan dalam menganalisa data sebagai
berikut:
a. Analisis deskriptif dimaksudkan peneliti memaparkan
apa adanya tentang suatu peristiwa hukum atau kondisi
hukum. Peristiwa hukum adalah peristiwa yang
18
beraspek hukum, terjadi disuatu tempat tertentu pada
saat tertentu.21
Analisis deskriptif memberikan
gambaran terhadap sanksi terhadap pelaku tindak
pidana pengemudi ojek online yang karena kealpaan
(kelalaian) menyebabkan hilangnya nyawa korban
menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dengan
menyusun fakta-fakta sedemikian rupa sehingga
membentuk konfigurasi masalah yang dapat dipahami
dengan mudah.
b. Metode deduktif yaitu teori yang digunakan untuk
mengkaji data yang diperoleh secara umum yang
kemudian dianalisis untuk disimpulkan secara khusus.
Gambaran sanksi terhadap pelaku tindak pidana
pengemudi ojek online yang karena kealpaan
(kelalaian) menyebabkan hilangnya nyawa korban
menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dalam
kerangka paparan yang telah direncanakan
sebelumnya.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada skripsi ini bahwa di dalam
penulisan skripsi agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan,
21
Made Pasek Diantha, Metodologi Penelitian Hukum Normatif
Dalam Justifikasi Teori Hukum, (Jakarta: Prenada Media Group, 2017), 152.
19
maka skripsi disusun dalam 4 (empat) Bab dengan sistematika
penulisan sebagai berikut :
Bab I PENDAHULUAN pad bab ini diuraikan mengenai
latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
penelitian terdahulu, metode penelitian, serta sistematika
penulisan.
Bab II TINJAUAN UMUM Dalam bab ini berisi materi
mengenai deskripsi tentang pengertian tindak pidana, macam-
macam pidana, pengertian tindak pidana dan macam-macamnya,
pengertian sanksi pidana, macam-macam sanksi, pengertian
sanksi dan macam-macamnya menurut hukum Islam, pengertian
ojek online, pengertian pengemudi, tinjauan tentang kesalahan,
serta teori-teori pemidanaan.
Bab III PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan
tentang sanksi pidana terhadap pelaku tindak pidana pengemudi
ojek online yang karena kealpaan (kelalaian) menyebabkan
hilangnya nyawa korban menurut Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan sanksi
pidana terhadap pelaku tindak pidana pengemudi ojek online
yang karena kealpaan (kelalaian) menyebabkan hilangnya nyawa
korban ditinjau dari Hukum Pidana Islam.
Bab IV PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup, berisi
kesimpulan dari hasil pembahasan serta saran yang dapat
diberikan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
top related