bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.unj.ac.id/1137/1/skripsi bab i-v,...
Post on 08-Nov-2020
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga yang
selanjutnya disingkat Gerakan PKK adalah sebuah gerakan nasional
dalam pembangunan nasional yang menjadi salah satu gerakan
pemberdayaan yang tumbuh dimasyarakat untuk terwujudnya keluarga
yang sejahtera dan mandiri. Gerakan PKK memiliki arah dan tujuannya
supaya dapat bertahan sesuai dengan yang dicita-citakan.
Tujuan Gerakan PKK yang tercantum dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga yang berbunyi sebagai berikut:
“Pemberdayaan masyarakat melalui Gerakan PKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan”.1
1 Pemerintah Propinsi Bali, Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 1 Tahun 2013
(http://jdihbirohukumham.baliprov.go.id/uploads/produk/2013/PERMENDAGRI_1_2013.doc), p.1. Diunduh tanggal 23 Oktober 2015.
1
2
Gerakan PKK membutuhkan dukungan-dukungan dari masyarakat,
lembaga masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha yang bekerja sama
dalam bentuk kemitraan sebagai tanggung jawab sosial seluruh komponen
bangsa dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga agar tercapainya
tujuan Gerakan PKK. Dibutuhkan juga tim dalam menyusun kegiatan
pemberdayaan masyarat guna tercapainya tujuan, maka dibentuklah Tim
Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga yang selanjutnya
disingkat TP PKK. TP PKK yang dibentuk bertingkat, mulai di tingkat pusat
dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri, lalu di tingkat propinsi dibentuk oleh
Gubernur, sampai di tingkat kabupaten/kota, kecamatan, dan kelurahan
dibentuk oleh Bupati/Walikota, dan di tingkat desa yang dibentuk oleh
Kepala Desa.2
Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP
PKK) sebagai mitra kerja pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat
dituntut mampu menyusun program kerja sesuai dengan 10 bidang yang
dijadikan program pokok yang terkenal dengan nama 10 program pokok
PKK. Sumber daya manusia yang dimiliki TP PKK harus memiliki
kemampuan dalam menyusun program-program kerja organisasi guna
memperkuat 10 program pokok PKK dan kelembagaan dari PKK, dalam
penyusunan program kerja PKK membutuhkan pengetahuan dan
2 Ibid
3
wawasan yang baik guna menyelesaikan 10 program pokok yang
belum/tidak terrealisasikan sehingga pemberdayaan masyarakat dan
keluarga berjalan sesuai rencana.
Pengetahuan dan wawasan banyak didapat dari dunia pendidikan.
Pendidikan hadir berawal dari segala ketidaktahuan dan ketidakmampuan
dalam melakukan sesuatu kemudian dilakukan suatu usaha penyadaran
agar seseorang mempunyai kepribadian, kecerdasan, dan keterampilan
yang berguna untuk orang banyak, hal ini sejalan dengan konsepsi tentang
pendidikan itu sendiri tercantum pada Undang-Undang Republik Indonesia
No.20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”3
Upaya pemerintah setempat melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap terhadap Gerakan PKK yang dilaksanakan TP PKK
telah dilakukan, termasuk pembinaan teknis dalam menyusun program
kerja. Usaha pemerintah tersebut masih belum cukup untuk mengatasi
masalah kesulitan dalam penyusunan program dalam pemberdayaan
3 Kemendikbud, Sistem Pendidikan Nasonal, 2003,
(http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/undang-undang-no-20-tentang-sisdiknas.pdf) p.1. Diunduh tanggal 24 Oktober 2015.
4
masyarakat melalui Gerakan PKK. Pembinaan teknis penyusunan
program kerja akan membuahkan hasil pada penyusunan program kerja
yang berdampak pada pelaksanaan kegiatan program kerja PKK yang
terkesan monoton dan tidak ada pembaruan dalam metode kegiatan.
Padahal menyusun program yang baik maka akan menghasilkan yang
terbaik maka sebaliknya menyusun program yang buruk maka akan
menghasilkan yang buruk pula, ini berkaitan dengan kemampuan
menyusun program kerja PKK yang dilakukan pengurus TP PKK.
Pengurus TP PKK dituntut untuk terlibat dalam menyusun program
PKK seperti hal perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengurus TP
PKK menyusun program PKK sesuai dengan kemampuannya, yang
berharap setiap individu memiliki latar belakang pendidikan yang baik dari
segi pendidikan formal, nonfomal, dan informal sehingga menghasilkan
susunan program terbaik. Latar belakang pendidikan juga memiliki
kekuatan dalam kemampuan menyusun program. Menyusun program
PKK membutuhkan pengetahuan dan wawasan dari setiap individu
pengurus TP PKK. Setiap individu memiliki latar belakang dan tingkat
pendidikan yang berbeda-beda.
Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada Sekretariat TP PKK
Kelurahan Malaka Sari terletak di Gedung Kantor Lurah Malaka Sari Lantai
II, Jalan Malaka Raya No. 122, Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur,
5
Kode Pos. 13460. Peneliti menemukan data pengrus TP PKK Kelurahan
sebanyak 24 orang yang dilihat berdasarkan latar belakang dan tingkat
pendidikan yang beragam yang terdiri pendidikan S-2 sebanyak 1 orang;
S-1/D-4 sebanyak 9 orang; D-3, D-2 dan D-1 masing-masing sebanyak 3
orang; SMA sebanyak 8 orang; dan SMP sebanyak 3 orang, sedangkan
dilihat berdasarkan usia pengurus TP PKK yang mulai 35 tahun sampai
dengan usia 75 tahun dan lebih di dominasi oleh perempuan.
Berbagai latar belakang tingkat pendidikan yang bervariasi pada tim
penggerak PKK yang menjadi peluang untuk dapat menyusun program
PKK dengan baik. Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang pengurus TP
PKK maka semakin tinggi kemampuan seseorang dalam menyusun
program dan sebaliknya rendanya tingkat pendidikan sesorang pengurus
TP PKK maka rendah pula kemampuan dalam menyusun program PKK.
Masalahnya yaitu meskipun latar belakang pendidikan Pengurus TP PKK
pada data yang sudah di uraikan diatas ternyata kemampuan menyusun
program kerja PKK masih rendah dibuktikan dengan jenis program kerja
yang tidak mempertimbangkan dengan potensi lokal setempat yang ada,
waktu untuk penyelenggaraan program tidak sesuai dengan program kerja
yang seharusnya seperti yang sudah diarahkan oleh pemerintah setempat,
agenda kerja untuk program kerja PKK tidak relevan dengan program kerja
pemerintah setempat, kurang berlandaskannya materi/konten program
6
kerja pada 10 program pokok PKK tapi pada keinginan individu-individu
pengurus TP PKK, program kerja yang disusun pengurus TP PKK
kelurahan tidak dikonsultasikan dengan pengurus TP PKK tingkat
kecamatan, program kerja PKK cenderung difokuskan hanya dua program
PKK yang paling diminati pengurus TP PKK yaitu program di bidang
penghayatan dan pengamalan Pancasila, dan pendidikan dan
keterampilan. Padahal program kerja PKK harus berdasarkan dengan 10
(sepuluh) Program Pokok Gerakan PKK yaitu bidang; penghayatan dan
pengamalan Pancasila, gotong royong, pangan, sandang, perumahan dan
tata laksana rumah tangga, pendidikan dan keterampilan, kesehatan,
pengembangan kehidupan berkoperasi, kelestarian lingkungan hidup dan
perencanaan sehat.
Dengan demikian latar belakang pendidikan Pengurus Tim
Penggerak PKK Kelurahan Malaka Sari berkaitan secara penuh terhadap
kemampuan menyusun program kerja PKK dari 10 Program Pokok PKK
yang produktif dan kreatif.
Berdasarkan realita dan permasalahan yang telah dipaparkan,
maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Hubungan latar
belakang pendidikan TP PKK dengan kemampuan menyusun program
kerja PKK di Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur”.
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran umum kemampuan menyusun program kerja
PKK di Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur?
2. Adakah pengurus TP PKK Kelurahan Malaka Sari yang berlatar
belakang pendidikan rendah terlibat dalam menyusun program kerja
PKK?
3. Apakah solusi alternatif untuk menanggulangi masalah kesulitan
Pengurus TP PKK dalam menyusun program kerja PKK?
4. Apakah terdapat hubungan positif antara latar belakang pendidikan
pengurus TP PKK dengan kemampuan menyusun program kerja PKK,
di Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan dan keterbatasan peneliti dari segi kemampuan, waktu, dan
dan tenaga, maka peneliti membatasi penelitian ini pada masalah
hubungan latar belakang pendidikan Pengurus TP PKK dengan
kemampuan menyusun program kerja PKK di Kelurahan Malaka Sari,
Jakarta Timur. Kemampuan menyusun program kerja PKK dalam hal ini
8
dibatasi pada kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan
psikomotorik.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah
yang telah dipaparkan, diajukan rumusan masalah sebagai berikut
“Apakah terdapat hubungan latar belakang pendidikan Pengurus TP PKK
dengan kemampuan menyusun program kerja PKK di Kelurahan Malaka
Sari, Jakarta Timur?”
E. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Jurusan/Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi yang bersifat
ilmiah, menambah wawasan mengenai penyusunan program kerja PKK
serta salah satu wujud aplikasi dari ilmu-ilmu yang telah didapatkan
selama menempuh perkuliahan di jurusan Pendidikan Luar Sekolah.
2. Bagi Peneliti
Bermanfaat bagi peneliti untuk memperkaya wawasan serta
pengalaman dalam melaksanakan penelitian ilmiah tentang
kemampuan menyusun program.
3. Bagi TP PKK Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur
Bermanfaat untuk menambah wawasan tentang latar belakang
pendidikan pengurus TP PKK dengan kemampuan menyusun program
9
kerja PKK, serta hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi pengurus TP PKK yang pendidikan terakhirnya rendah untuk
meningkatkan kemampuan dalam menyusun program kerja PKK.
10
BAB II
KERANGKA TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teoritik
1. Hakikat Latar Belakang Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Republik
Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
adalah sebagai berikut:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.4
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara,
perbuatan mendidik. 5 Driyarkara mengatakan bahwa Pendidikan
adalah upaya memanusiakan manusia muda Pengangkatan manusia
4 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Sistem Pendidikan Nasonal, 2003,
(http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/undang-undang-no-20-tentang-sisdiknas.pdf) p.1. Diunduh tanggal 24 Oktober 2015
5 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud, Pendidikan, 2015, (http://kbbi.web.id/didik), p.1 Diunduh tanggal 30 Oktober 2015.
10
11
ke taraf insani itulah yang disebut mendidik Pendidikan ialah
pemanusiaan manusia muda.6
Pengertian pendidikan bila dikaitkan dengan penyiapan
tenaga kerja menurut Umar Tirtarahardja dan La Sulo, “Pendidikan
sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan
membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk
bekerja”. 7
Definisi tentang pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan sumber daya
manusia agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya
sekarang dan yang akan datang. Pendidikan adalah usaha untuk
merubah tingkah laku manusia melalui proses pembelajaran yang
teencana sehingga pendidikan memberikan perubahan tingkah laku
manusia. Pendidikan memberikan penyiapan tenaga kerja yang
bersifat membimbing peserta didik.
6 Fuad ihsan, Dasar Dasar Kependidikan: Komponen MKDK (Jakarta: Rineka Cipta.2011) h.4 7 .Umar Tirtaharja dan La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineke Cipta. 2003) h.37
12
b. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan menurut Undang-undang Republik
Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
adalah sebagai berikut:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.8
Pendidikan nasional mempunyai tujuan untuk
mengambangkan kemampuan peserta didik, pengembangan ini
terkait aspek kognitif, afektif dan psikomotrik. Pengembangan
pendidikan merupakan cara untuk menggali potensi yang dimiliki oleh
bangsa. Tujuan pendidikan adalah menciptakan karakter bangsa
yang kuat dan mampu mencerdasakan kehidupan bangsa.
c. Jalur Pendidikan
Jalur pendidikan adalah jalur bagi peserta didik yang ditempuh
dalam suatu proses pendidikan untuk dapat mengembangkan
potensi diri yang disesuaikan dari tujuan pendidikan.
8Republik Indonesia, Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, Bab II, pasal 3
13
Penyelenggaraan pada sistem pedidikan nasional
dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu, jalur pendidikan formal, jalur
pendidikan nonformal, dan jalur pendidikan informal yang dapat
saling melengkapi dan memperkaya.9
1) Jalur Pendidikan Formal
Jalur pendidikan formal merupakan pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar
secara berjenjang dan bersinambungan mulai dari pendidikan
dasar, pendidikan menengah, hingga pendidikan tinggi.10 Jalur
ini sifatnya yang terkesan formal dan diatur oleh pemerintah dan
memiliki kesamaan bentuk secara nasional
2) Jalur Pendidikan Nonformal
Jalur pendidikan nonformal merupakan jalur pendidikan
yang diselenggarakan bagi warga belajar yang membutuhkan
pendidikan diluar jalur pendidikan formal yang berfungsi untuk
mengganti, menambah, dan melengkapi pada pendidikan formal.
9Ibid Bab VI, pasal 13 10Ibid, Bab I, pasal 1
14
Pendidikan nonformal juga berfungsi sebagai wadah untuk
mengembangkan potensi pengetahuan, keterampilan dan
pengembangan sikap serta kepribadian dari peserta didik.
Undang-undang No.20 tahun 2003 mengatakan bahwa:
Pendidikan nonformal terdiri dari pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.11
Satuan dalam pendidikan nonformal adalah lembaga
kursus dan pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar
masyarakat, dan majelis ta’lim, rumah pintar dan satuan
pendidikan yang setara atau sejenisnya.
3) Jalur Pendidikan Informal
Pendidikan keluarga dan lingkungan yang dilakukan oleh
keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara
mandiri merupakan jalur dari pendidikan informal.
d. Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan
11Ibid, Bab VI, pasal 26, ayat 3
15
yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.12 Untuk
jalur pendidikan formal dilaksanakan secara berjenjang yang terdiri
atas jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Serta
pendidikan anak usia dini (PAUD) yang dilakukan sebelum memasuki
sekolah dasar atau yang sejenis. Jenjang pendidikan yaitu:
1) Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan usia dini yaitu pendidikan yang memberikan
kerangka dasar dalam terbentuknya dan berkembangnya dasar-
dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan pada anak.
Keberhasilan proses pendidikan pada masa dini tersebut menjadi
dasar untuk proses pendidikan selanjutnya. Pendidikan anak usia
dini dilakukan sebelum jenjang pendidikan dasar. Kemudian
dalam penyelenggaraannya, pendidikan anak usia dini dapat
diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, atau
informal. 13
2) Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan sebelum
memasuki jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar
berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI)
12 Ibid, Bab I, Pasal 1 Ayat 8 13 Ibid, Bab VI, Pasal 28
16
bentuk yang lainnya serta sekolah menengah pertama (SMP)
dan madrasah tsanawiyah (MTs) bentuk yang lainnya14. SD atau
MI atau sejenisnya dengan waktu belajar selama enam tahun,
sedangkan SMP atau MTs. Atau lainnya dengan waktu belajar
selama tiga tahun.
3) Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan dari jenjang
pendidikan dasar. Pendidikan menengah dengan waktu belajar
selama tiga tahun, terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah
berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah
(MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah
kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
4) Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang termasuk program pendidikan
diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.15
14 Ibid. Bab VI Pasal 17 15 Ibid, Bab VI, Pasal 19 Ayat 1
17
Pendidikan tinggi adalah kelanjutan dari jenjang
pendidikan menengah, yang dilaksanakan untuk menyiapkan
dan memiliki kemampuan bidang akademik atau bidang
professional yang dapat menerapkan, mengembangkan, serta
menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Satuan pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan
tinggi disebut perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademik,
politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas.
Tingkatan gelar pendidikan akademik yang dapat diraih di
pendidikan tinggi, yaitu Diploma 1 (D1), Diploma 2, (D2) Diploma
3 (D3), Diploma 4 (D4), Strata 1 (S1), Strata 2 (S2), dan Strata 3
(S3). Sedangkan untuk gelar pendidikan profesional dapat
disesuaikan dengan rumpun ilmu tertentu.
e. Jenis Pendidikan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa jenis
pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan
tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. Jenis-jenis pendidikan
adalah sebagai berikut16:
16 Ibid, Bab VI, Pasal 15
18
1) Pendidikan umum adalah pendidikan dasar dan menengah yang
mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan bagi
peserta didik supaya dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
2) Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang
dipersiapkan untuk bekerja dalam bidang tertentu.
3) Pendidikan akademik adalah pendidikan tinggi program sarjana
dan pascasarjana yang diarahkan untuk menguasai disiplin ilmu
pengetahuan tertentu.
4) Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah menamatkan
program sarjana yang dipersiapkan memiliki pekerjaan dengan
syarat keahlian khusus.
5) Pendidikan vokasi yaitu pendidikan tinggi untuk menyiapkan dan
memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu.
6) Pendidikan keagamaan adalah pendidikan dasar, menengah,
dan tinggi untuk mempersiapkan peserta didik supaya dapat
menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan
agama dan/atau dapat menjadi ahli dalam ilmu agama.
7) Pendidikan khusus adalah pelaksanaan pendidikan dasar dan
menengah bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus atau
yang memiliki kecerdasan luar biasa yang dilaksanakan secara
inklusif dengan satuan pendidikan khusus.
19
f. Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang adalah; hiasan (berupa pemandangan atau
musik); efek musik dan suara yang melatari acara televisi maupun
radio; adegan di dalam film layar lebar, televisi, atau pada foto (dalam
dunia produksi, fotografi, atau percetakan); dasar satu tindakan
(perbuatan), motif; keterangan mengenai suatu peristiwa guna
melengkapi informasi yang tersiar sebelumnya.17
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara,
perbuatan mendidik.18. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian
kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
17 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud, Latar Belakang
(http://kbbi.web.id/latar belakang), p.1 Diunduh tanggal 29 Oktober 2015. 18 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud, Pendidikan
(http://kbbi.web.id/didik), p.1 Diunduh tanggal 30 Oktober 2015.
20
2. Kemampuan Menyusun Program Kerja PKK
a. Hakikat Kemampuan
Kemampuan adalah berasal dari kata mampu yang berarti
kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan
berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan19. Stephen P. Robbins &
Timonthy A. Judge menyatakan bahwa kemampuan (ability) berarti
kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam
suatu pekerjaan20.
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah
kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam menguasai
suatu keahlian dan digunakan untuk mengerjakan beragam tugas
dalam suatu pekerjaan.
Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge menyatakan bahwa
kemampuan keseluruhan seorang individu pada dasarnya terdiri atas
dua kelompok faktor, yaitu21:
19 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud, Kemampuan
(http://kbbi.web.id/mampu), p.1 Diunduh tanggal 28 Oktober 2015. 20 Stephen P Robbins,. dan Timothy A. Judge, Organizational Behavior (13 th Edition). (New
Jersey:Pearson Education Inc,2009) hal.57 21 Ibid hal.57-61
21
1) Kemampuan Intelektual (Intelectual Ability), merupakan
kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai
aktifitas mental (berfikir, menalar dan memecahkan masalah).
2) Kemampuan Fisik (Physical Ability), merupakan kemampuan
melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, ketrampilan,
kekuatan, dan karakteristik serupa.
Tipe kemampuan yang dibagi menjadi tiga domain menurut
teori Taksonomi Belajar yang dicetuskan oleh Benyamin S Bloom
yaitu 22:
1) Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif adalah penampilan-penampilan yang
dapat diamati sebagai hasil-hasil kegiatan atau proses
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sendiri.
Kemampuan kognitif memiliki enam jenjang dalam proses
berpikir yaitu; pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesa, dan evaluasi.
2) Kemampuan Afektif
Kemampuan Afektif adalah perilaku yang dimunculkan
seseorang sebagai pertanda kecenderungan untuk membuat
22 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Buku Ajar Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta, 2012) h.6
22
pilihan atau keputusan untuk beraksi di dalam lingkungan
tertentu. Kemampuan Afektif memiliki enam jenjang dalam
proses bersikap yaitu; penerimaan, pemberian respon,
penghargaan, pengorganisasian, dan karakterisasi.
3) Kemampuan Psikomotorik
Kemampuan psikomotorik adalah perilaku yang
dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia yang
berkaitan dengan serangkaian gerak-gerik jasmaniah dalam
urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi antara gerak-
gerik berbagai anggota badan secara terpadu. Kemampuan ini
memiliki jenjang yaitu; meniru, menerapkan, memantapkan, dan
naturalisasi.
b. Hakikat Menyusun Program Kerja
1) Pengertian Menyusun Program Kerja
Menyusun adalah mengatur dengan menumpuk secara
tindih-menindih, mengatur secara baik, menempatkan secara
beraturan, membentuk pengurus, merencanakan, mengarang
buku23.
Istilah program secara umum dapat diartikan bahwa
program adalah sebuah bentuk rencana yang akan dilakukan.
23 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud, Menyusun
(http://kbbi.web.id/susun), p.1. Diunduh tanggal 28 Oktober 2015.
23
Program didefinisikan sebagai unit atau kesatuan kegiatan yang
merupakan realisasi atau implementasi dari kebijakan,
berlangsung dalam proses yang berkesinambungan dan terjadi
dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Tiga
unsur penting yang perlu ditekankan bahwa program yaitu24:
a) Realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan.
b) Terjadi dalam kurun waktu yang lama dan bukan kegiatan
tunggal tetapi jamak berkesinambungan.
c) Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok
orang.
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa menyusun program kerja adalah mengatur,
merencanakan, membentuk secara baik dan beraturan sebuah
bentuk rencana yang akan dilakukan. Menyusun program juga
sering kali disebut dengan merencanakan program yang artinya
adalah membentuk kegiatan yang akan dilakukan secara
terstruktur. Dalam kaitan dengan merencanakan program,
perencanaan program adalah proses pebuatan merencanakan,
Martinez berpendapat bahwa “perencanaan program merupakan
24 Universitas Sumatera Utara, Tinjauan Pustaka Evaluasi Program, 2015 (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23917/3/Chapter%20II.pdf), p.1. Diunduh tanggal 24 November 2015
24
upaya perumusan, pengembangan, dan pelaksanaan program-
program”.25
2) Prinsip program kerja
Prinsip-prinsip program kerja dibuat berdasarkan sebuah
perencanaan yang telah disetujui, dan mengidentifikasikan
pembagian waktu yang spesifik. Rencana kerja
mengidentifikasikan masalah untuk dipecahkan,
mengindikasikan sumber dan hambatan yang dimiliki, penjelasan
strategi dan mengidentifikasi tindakan yang akan diambil guna
mencapai tujuan dan memberikan hasil 26.
3) Manfaat dan Tujuan Program Kerja
Manfaat program kerja penting dimiliki untuk memberi
arah, bimbingan, dan pedoman bagi perencana dalam waktu
yang akan datang, dengan resiko yang kecil dan untuk
mengurangi ketidakpastian dalam pengelolaan lembaga harus
dijadikan sebagai pedoman kerja dalam waktu yang ditentukan
yang dievaluasi secara berkala sesuai dengan kebutuhan
lembaga.
25 Totok Mardikanto. Penyuluhan Pembangunan Pertanian.(Surakarta: Universitas Sebelas
Maret, 1992)
26 Kementrian Pendidikan Nasional, Modul 2: Mutu Administrasi Lembaga (Tata Kelola). (Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, 2010). hal.16
25
Tujuan dalam penyusunan program kerja adalah untuk:
“(1) Menjamin agar program yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil; (2) Memudahkan koordinasi antarbidang atau unit kerja dalam pengelolaan lembaga; (3) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik secara internal dan eksternal; (4) Menjamin keterkaitan antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; (5) Mengoptimalkan partisipasi komponen sumberdaya manusia lembaga dan masyarakat”.27
4) Tahap-tahap Penyusunan Program
Tahap proses penyusunan program pemberdayaan
masyarakat yang dikemukakan oleh Model Pesson. Secara
singkat, tahap-tahap perencanaan dari Model Pesson 28 tersebut
dapat dilakukan sebagai berikut:
a) Pengumpulan data.
Kegiatan pengumpulan data-data dasar atau fakta yang
diperlukan untuk menentukan masalah, tujuan, dan cara
mencapai tujuan atau kegiatan yang akan direncanakan,
Data-data tersebut terdiri: sumber daya alam, sumber daya
manusia, kelembagaan, sarana dan prasarana, dan
peraturan yang ada.
27 Ibid. 28 Burhanudin AY, Perencanaan Program Pemberdayaan Menuju Perubahan Dalam
Masyarakat, (Surakarta: Universitas Islam Batik Surakarta, 2008)
26
b) Analisis keadaan.
Tahap ini adalah tahap penganalisisan data yang diperoleh
dari lapangan, termasuk di dalamnya menganalisa sumber
daya yang potensial untuk dikembangkan, perilaku
masyarakat sasaran, keadaan yang ingin dicapai dan yang
sudah dicapai, dan seterursnya.
c) Identifikasi masalah.
Tahap ini merupakan suatu upaya untuk merumuskan
faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan
yang dikehendaki. Identifikasi dilakukan dengan
menganalisisa kesenjangan antara data potensial dengan
data aktual, antara kondisi yang ingin dicapai dengan yang
sudah dicapai, dan seterusnya. Kesenjangan-kesenjangan
ini kemudian disusun berdasarkan prioritas yang ada.
d) Perumusan tujuan.
Tahapan ini harus diperhatikan adanya realistisnya tujuan
yang hendak dicapai dan ditinjau dari kemampuan sumber
daya (biaya, jumlah dan kualitas) maupun waktu yang ada.
e) Penyusunan rencana kegiatan
Tahap ini yaitu menyusun rencana kerja yang meliputi
penjadwalan, pengunaan metode, pihak yang terlibat, lokasi
kegiatan, bahan dan peralatan, pembiayan dan sebagainya.
27
f) Pelaksanaan rencana kegiatan
Tahap ini ialah tahap pelaksanaan dari rencana kerja yang
sudah disusun. Masalah yang harus diperhatikan adalah
partisipasi dari sasaran. Maka perlu dipilih waktu yang tepat,
lokasi yang tepat, agar partisipan ikut berpartisipasi dalam
kegiatan.
g) Menentukan kemajuan kegiatan
Tahap ini merupakan kegiatan pemantauan pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan, untuk melihat tujuan telah dicapai.
h) Rekonsiderasi
Rekonsiderasi dimaksudkan untuk meninjau kembali dari
rumusan program, termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan
yang telah dilakukan. Dalam tahap ini dilihat hal yang
menjadi kesulitan atau sebaliknya keberhasilan yang
dicapai, dalam menyusun program selanjutnya.
c. Hakikat Program PKK
1) Pengertian PKK
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga yang
disingkat PKK adalah gerakan pembangunan yang tumbuh dari
bawah, dikelola oleh, dari, dan untuk masyarakat menuju
terwujudnya keiuarga yang sejahtera. PKK merupakan lembaga
28
sosial kemasyarakatan independen non profit yang tidak
berafilasi kepada suatu partai politik tertentu.
Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan
Keluarga yang selanjutnya disingkat TP PKK adalah mitra kerja
pemerintah dan organisasi kemasyarakatan yang berfungsi
sebagai fasilisator, perencana, pelaksana, pengendali dan
penggerak pada masing-masing jenjang untuk terlaksananya
program PKK.
2) Tujuan PKK
“Pemberdayaan masyarakat melalui Gerakan PKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan”. 29
Keluarga yang sejahtera, maju, dan mandiri dapat
terwujud melalui:
Meningkatkan kesadaran beragama serta kepedulian,
kerjasama dikalangan warga.
29 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2013, Bab II, Pasal 2
29
Meningkatkan Pendidikan Keterampilan bagi masyarakat
khususnya perempuan untuk mendukung dan membentuk
SDM yang potensial.
Meningkatkan mutu pangan, papan, dan sandang.
Meningkatkan kesehatan fisik dan mental, kelansungan
hidup serta perkembangan ibu dan anak. dan membiasakan
cara hidup berencana di segala aspek kehidupan.
Meningkatkan ekonomi produktif keluarga.
3) Sasaran PKK
Sasaran Gerakan PKK adalah Keluarga di perdesaan dan
perkotaan yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan
kemampuan mental spiritual dan fisik material.30
5) Program Kerja PKK
Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat melalui
Gerakan PKK dilakukan dengan 10 (sepuluh) Program Pokok
Gerakan PKK. 10 Program PKK pada hakikatnya merupakan
kebutuhan manusia dasar, yaitu 31:
30 Ibid 31 PKK Kelurahan Malaka Sari, Laporan Kegiatan PKK Malaka Sari, (Jakarta: PKK Kelurahan
Malaka Sari, 2015)
30
1) Penghayatan dan Pengamalan Pancasila;
2) Gotong Royong;
3) Pangan;
4) Sandang;
5) Perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga;
6) Pendidikan dan Keterampilan;
7) Kesehatan;
8) Pengembangan Kehidupan Berkoperasi;
9) Kelestarian Lingkungan Hidup; dan
10) Perencanaan Sehat.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Peneliti melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya, yang peneliti anggap relevan
dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian yang relevan,
adalah penelitian yang telah ada dan pernah dilakukan sebelumnya,
sehingga dapat dijadikan acuan dan pendukung dalam sebuah penelitian
yang baru. Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa penelitian yang
sesuai dengan penelitian yang dilakukan peneliti.
Penelitian Septi Wulandari, mahasiswa Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta yang dilakukan pada tahun 2014 dengan judul
“Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa
31
Kelas V A Di SDN Rejondani Madurejo Prambanan Sleman Yogyakarta
Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian menunjukan
bahwa (1) Prestasi belajar siswa kelas V A di SDN Rejondani Madurejo,
Prambanan, Sleman, Yogyakarta Semester I Tahun Ajaran 2012/2013
memiliki rata- rata nilai yang berada pada kualifikasi sedang. (2) Tingkat
pendidikan orang tua siswa kelas V A di SDN Rejondani, Madurejo,
Prambanan, Sleman, Yogyakarta Semester I Tahun Ajaran 2012/ 2013
sebagian besar adalah SMA/ Sederajat. (3) Hasil yang diperoleh dari
korelasi product moment sebesar 0.395 atau 39.5% dengan tingkat
signifikan lebih kecil dari 0.05 yaitu ada hubungan antara tingkat
pendidikan ibu terhadap prestasi belajar siswa kelas V A di SDN Rejondani
Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Semester I Tahun Ajaran
2012/2013.
Penelitian Irfana Putri Setiadi, mahasiswa Universitas Negeri
Yogyakarta yang dilakukan pada tahun 2011 dengan judul “Pengaruh Latar
Belakang Pendidikan dan Pengalaman Diklat Teknis Fungsional terhadap
Profesionalitas Guru SMP Negeri Se-Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman
Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Terdapat pengaruh
positif dan signifikan latar belakang pendidikan terhadap profesionalitas
guru SMP Negeri se Kecamatan Mlati ditunjukkan dengan hasil analisis
koefisien regresi X1 = 1,353 dan koefisien signifikansi 0.004 < 0.05.
32
Variabel latar belakang pendidikan (X1) memberikan kontribusi terhadap
profesionalitas guru sebesar 17,71%. (2) Terdapat pengaruh positif dan
signifikan pengalaman diklat teknis fungsional terhadap profesionalitas
guru SMP Negeri se Kecamatan Mlati, hasil analisis koefisien regresi X2 =
2,110 dan koefisien signifikansi 0.000 < 0.05. Variabel pengalaman diklat
teknis fungsional (X2.) memberikan kontribusi terhadap profesionalitas
guru sebesar 21,09%. (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan latar
belakang pendidikan dan pengalaman diklat teknis fungsional secara
bersama-sama terhadap profesionalitas guru SMP Negeri se Kecamatan
Mlati dengan nilai R = 0.623 > r tabel (5%) = 0,160 dan harga Fhitung 19,932
> Fhitung 3.143. Koefisien determinasi (R2) = 0.388 atau 38.8%
memperlihatkan bahwa profesionalitas guru dapat dijelaskan sebesar
38.8% oleh variabel latar belakang pendidikan dan pengalaman diklat
teknis fungsional.
Penelitian Septina Galih Pudyastuti, mahasiswa Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang dilakukan pada tahun 2010 dengan judul
“Hubungan antara Latar Belakang Pendidikan Guru, Pengalaman
Mengajar, dan Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri
1 Surakarta”. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Terdapat hubungan
antara latar belakang pendidikan guru dengan prestasi belajar siswa. Hasil
perhitungan dan analisis data diperoleh rx1y = 0,95; ρ = 0,000
33
menunjukkan bahwa ada hubungan (sesuai dengan kaidah uji hipotesis,
yaitu ρ < 0,01) antara latar belakang pendidikan guru dengan prestasi
belajar siswa SMA Negeri 1 Surakarta. (2) Terdapat hubungan antara
pengalaman mengajar dengan prestasi belajar siswa, hasil perhitungan
dan analisis data, yaitu diperoleh rx2y = 0,82; ρ = 0,000, menunjukkan
bahwa ada hubungan (sesuai dengan kaidah uji hipotesis, yaitu ρ < 0,01)
antara pengalaman mengajar dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri
1 Surakarta. (3) Terdapat hubungan antara pembelajaran dengan prestasi
belajar siswa, hasil perhitungan dan analisis data diperoleh rx3y = 0,83; ρ
= 0,000 menunjukkan bahwa ada hubungan (sesuai dengan kaidah uji
hipotesis, yaitu ρ < 0,01) antara pembelajaran dengan prestasi belajar
siswa SMA Negeri 1 Surakarta. (4) Terdapat hubungan antara latar
belakang pendidikan guru, pengalaman mengajar, dan pembelajaran
dengan prestasi belajar siswa, hasil perhitungan dan analisis data
diperoleh Ry (1,2,3) = 0,95; ρ = 0,000; F = 134,70, kaidah uji hipotesis, yaitu
ρ < 0,01 menunjukkan bahwa ada hubungan latar belakang pendidikan
guru, pengalaman mengajar, dan pembelajaran secara bersama-sama
dengan prestasi belajar siswa. (5) Perbandingan sumbangan efektif (SE)
antara x1,x2,x 3 terhadap y, yaitu sebesar 89,59%, 0,39%, dan 0,47%,
sedangkan perbandingan sumbangan relatif (SR) antara x1,x 2,x 3 terhadap
y, yaitu sebesar 99,12%, 0,36%, dan 0,52%. Hasil ini menunjukkan bahwa
34
variabel x1 memberikan sumbangan paling tinggi terhadap y, dibandingan
variabel x2 dan x3 terhadap y.
Penelitian-penelitian diatas terdapat kesamaan antara penelitian
yang peneliti lakukan, penelitian yang pertama, kedua, dan ketiga sama-
sama mengandung variabel latar belakang pendidikan.
C. Kerangka Berpikir
Penelitian ini dibatasi hanya mengungkap hubungan latar belakang
pendidikan pengurus TP PKK dengan kemampuan menyusun program
kerja PKK di Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur. Diprediksikan latar
belakang pendidikan Pengurus PKK mempunyai hubungan positif.
Sasaran pada penelitian ini yaitu seluruh pengurus TP PKK dengan
pendidikan SMP, SMA,Diploma, S1, dan S2.
Latar belakang pendidikan seorang pengurus tim penggerak yang
tergabung dalam TP PKK sangat erat kaitannya dengan Gerakan PKK
dalam menyelenggarakan program pemberdayaan dan kesejahteraan
keluarga. Para pengurus TP PKK Kelurahan Malaka Sari sebaiknya harus
memiliki latar belakang pendidikan formal, nonformal dan informal. Ini
artinya, mereka yang memiliki latar belakang pendidikan maka
kemampuannya sesuai pendidikan terakhirnya. Pengurus TP PKK dengan
latar belakang pendidikan tinggi pada umumnya cenderung lebih ahli dan
35
terampil dibandingkan dengan pengurus TP PKK dengan latar belakang
pendidikan yang rendah. Seorang pengurus TP PKK memiliki tingkat
pendidikan tinggi maka akan memiliki pola pikir, sikap dan tindakan yang
luas dalam menyusun program sehingga tujuan lembaga dalam
memberdayakan masyarakat dan keluarga dapat tercapai.
Pendidikan yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
dalam merncerdaskan kehidupan bangsa, yang bermaksud untuk
mengetahui kemampuan penyusunan program kerja PKK. Maka
dibutuhkan keahlian dan keterampilan yang baik dan terstruktur untuk
menyusun program kerja PKK. Pengurus TP PKK selaku kewenangannya
dalam menyusun program kerja perlu mengetahui menyusun program
kerja PKK yang tepat, cepat, dan sesuai dengan yang diharapkan oleh
masyarakat. Maka dalam menyusun program kerja PKK harus
berpedoman pada 10 Program Pokok PKK yang berisi 10 bidang dasar
kebutuhan manusia. Kemudian seseorang pengurus TP PKK juga harus
terlibat aktif dalam penyusunan program, karena sering kali terjadi
kesenjangan antara pengurus TP PKK yang berlatar belakang pendidikan
dasar, menengah, dan tinggi dalam menyusun program kerja PKK.
Pengurus TP PKK yang berlatar belakang pendidikan tinggi lebih aktif,
sedangkan yang berlatarbelakang pendidikannya menegah dan dasar
cenderung lebih pasif. Walaupun berbeda-beda latar belakang pendidikan
36
pengurus TP PKK, akan tetapi masih pengurus TP PKK masih bersikap
gotong royong dalam menyusun program kerja PKK.
Pendidikan pengurus TP PKK akan berdampak pada perubahan
yang mengakibatkan manusia akan berubah pada pengetahuan, sikap,
dan keterampilannya. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan seseorang
dipengaruhi oleh pendidikan dan pembelajaran. Pendidikan yang baik
akan menghasilkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang baik pula
bagi Pengurus TP PKK. Latar belakang pendidikan Pengurus TP PKK di
Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur ini baik, maka sudah seharusnya
kemampuan menyusun program kerja PKK juga baik. Ini menunjukkan
bahwasannya terdapat korelasi yang positif antara latar belakang
pendidikan Pengurus TP PKK dengan kemampuan menyusun program
kerja PKK di Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan dari kajian teori dan kerangka berpikir yang telah
dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
diduga “bahwa dengan adanya latar belakang pendidikan Pengurus TP
PKK berpengaruh positif terhadap kemampuan menyusun program kerja
PKK di Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur”.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara
empiris mengenai ada atau tidaknya hubungan positif dari latar belakang
pendidikan Pengurus TP PKK dengan kemampuan menyusun program
kerja PKK di Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Malaka Sari yang
beralamat Jalan Malaka Raya No. 122, Kelurahan Malaka Sari, Kecamatan
Duren Sawit, Kota Administrasi Jakarta Timur, Kode Pos: 13460.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2015.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
korelasional. Metode korelasional merupakan penelitian yang
dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua
atau beberapa variabel.32
32 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h.326.
37
38
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui hubungan latar
belakang pendidikan pengurus TP PKK terhadap kemampuan menyusun
program kerja PKK di Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi penelitian
ini adalah seluruh pengurus TP PKK Kelurahan Malaka Sari, Jakarta
Timur. Peneliti menggunakan teknik Nonprobability Sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample.33
Teknik nonprobability sampling yang digunakan yaitu teknik
sampling jenuh, sample jenuh yaitu keseluruhan anggota populasi. Sampel
penelitian ini berjumlah 24 responden terdiri dari keseluruhan pengurus TP
PKK Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan bagian penting dalam suatu
penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu dengan
menggunakan Kuesioner (Angket).
33 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2014) h.61
39
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. 34 Tujuan pokok pembuatan
kuesioner adalah untuk memperoleh informasi dengan reliabilitas dan
validitas setinggi mungkin.35 Kuesioner berisikan pernyataan-pernyataan
dan digunakan untuk mengetahui seberapa besar latar belakang
pendidikan pengurus TP PKK dengan kemampuan menyusun program
kerja PKK. Peneliti menggunakan skala likert untuk mengukur instrumen
latar belakang pendidikan pengurus PKK (variabel X) dan untuk mengukur
instrument kemampuan menyusun program kerja PKK (variabel Y).
Responden hanya mengisi jawaban yang telah disediakan dalam bentuk
pilihan ganda dan daftar ceklist (√) dengan pilihan jawaban sebagai
berikut:
Tabel III.1.
Bobot Penilaian Angket Instrumen Variabel X
Kategori Jawaban Skala
a. 4
b. 3
c. 2
34 Sugiyiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013) h.199 35 Masri Singarimbun, Metode untuk Survei, (Jakarta: Pustaka, 1995), h.147
40
d. 1
Tabel III.2.
Bobot Penilaian Angket Instrumen Variabel Y
Kategori Jawaban Skala
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
1. Definisi Konseptual
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian atau penelitian. Variabel dibagi menjadi dua bagian yaitu
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) dalam
penelitian ini adalah latar belakang pendidikan pengurus TP PKK,
sedangkan variabel (Y) adalah kemampuan menyusun program kerja
PKK di Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur..
a. Latar belakang pendidikan yaitu suatu hal yang mendasari atau
asal pendidikan seseorang yaitu sebagai tempat di mana orang
tersebut mengubah sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan
41
menambah ilmu pengetahuan seseorang melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.
b. Kemampuan menyusun program Kerja PKK dapat diartikan
sebagai kemampuan dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dapat dijadikan modal utama dalam setiap
individu kemudian diimplementasikan dalam perilaku untuk
menentukan sebuah pilihan yang lebih baik di masa depan untuk
individu yang bermanfaat melalui penyusunan program kerja
PKK.
2. Definisi Operasional
a. Latar belakang pendidikan pada penelitian ini ditinjau dari para
pengurus TP PKK Kelurahan Malaka Sari yang memiliki
kualifikasi akademik pendidikan formal pada jenjang pendidikan
dasar, menengah, dan tinggi yaitu; SMP, SMA, D1, D2, D3, D4,
S1, bahkan S2. Pendidikan para anggota TP PKK Kelurahan
Malaka Sari juga dapat ditempuh melalui jalur pendidikan non
formal seperti kursus dan pelatihan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal.
b. Kemampuan menyusun program kerja PKK yaitu mampu
menyusun program pokok PKK yang terdapat 10 bidang yaitu;
penghayatan dan pengamalan Pancasila, gotong royong,
pangan, sandang, perumahan dan tata laksana rumah tangga,
42
pendidikan dan keterampilan, kesehatan, pengembangan
kehidupan berkoperasi, kelestarian lingkungan hidup; dan
perencanaan sehat yang diimplementasikan dalam bentuk
menyusun program kerja PKK.
3. Hasil Uji Coba Instrumen
a. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Uji coba validitas
instrument menggunakan rumus korelasi product moment dengan
program spss 16.0. Uji coba variabel X dan Y disajikan pada
lampiran. Untuk mendapatkan skor hasil uji coba instrumen variabel
X dan Y. Uji coba instrumen variabel X dimulai dari pertanyaan
nomor 1 – 10 sedangkan pertanyaan instrument variabel Y dimulai
dari nomor 11 – 40. Dari 40 item pernyataan dalam angket, hanya
35 item angket yang valid, sisanya 5 item yaitu pada butir
12,15,21,26 dan 31. Pada item yang tidak valid tidak digunakan
untuk penelitian selanjutnya.
b. Perhitungan Reliabilitas
Perhitungan reliabilitas berhubungan dengan keajegan
pengukuran. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa
sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
43
alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik 36 .
Melalui perhitungan tingkat reliabilitas sebuah instrument maka
akan didapat sebuah instrument yang baik dan mampu
menghasilkan data yang dapat dipercaya. Untuk menguji tingkat r
reliabilitas dalam instrument rumus alpha Rumus yang digunakan
adalah alpha cronbach
𝑟11 = k
(k − 1)1 −
σ2 𝑏
σ2 𝑡
Keterangan:
r 11 = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
σ²b = Jumlah varians butir
σ²t = Varians total
Uji coba reliabilitas akan dikonstruksikan ke dalam tabel
interpretasi dengan menggunakan skala Likert, adapun
pengkategorian nilai dapat dilihat sebagai berikut:
36 Kadir, Statistik untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial (Jakarta:Rosemata Sampurna, 2010) h. 225
44
Tabel III.3.
Tabel Interprestasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,000 - 0,199 Sangat rendah
0,200 - 0,399 Rendah
0,400 - 0,599 Sedang
0,600 - 0,799 Tinggi
0,800 - 1,000 Sangat tinggi
4. Instrumen Final
Tabel III.4.
Kisi-Kisi Instrumen
Variabel Indikator Sub Indikator No. Item
Variabel X
Latar
Belakang
Pendidikan
Pengurus
TP PKK
Pendidikan
Formal
- Manfaat Pendidikan Formal
- Jenjang Pendidikan Formal
1,2,3
Pendidikan
Nonformal
- Mengikuti latihan kerja yang
mendukung penyusunan
program kerja
4,5,6,7,8,
9,10
45
- Mengikuti kursus dan
pelatihan yang mendukung
penyusunan program kerja
- Mengikuti pembinaan TP
PKK
- Mengikuti penyuluhan dan
majelis ta’lim yang
mendukung penyusunan
program kerja
Variabel Y
Kemampua
n Menyusun
Program
Kerja PKK
Kemampu
an Kognitif
- Pengertian menyusun
program kerja
- Mengetahui tahap-tahap
menyusun program kerja
PKK
- Mengetahui manfaat dan
tujuan dalam menyusun
program kerja PKK
- Memahami sistemaika
penyusunan program kerja
11,12,13,
14,15,16,
17,18,19
46
- Mengetahui 10 program
pokok PKK
Kemampu
an Afektif
- Bertanggungjawab atas
menyusun program kerja
PKK
- Memiliki komitmen yang
kuat untuk menyusun
program kerja PKK
- Memiliki kepedulian
terhadap penyusunan
program
- Berkolaborasi dalam
penyusunan program kerja
20,21,22,
23,24,25,
26,27,28
Kemampu
an
Psikomotor
ik
- Mampu menuliskan rencana
program kerja dengan
terstruktur dan benar
- Mampu mengendalikan
kesulitan dalam menyusun
program
- Aksi dan inovasi dalam
menyusun program kerja
29,30,31,
32,33,34,
35
47
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan prosedur yang digunakan untuk
proses data agar data mempunyai makna untuk menjawab masalah dalam
penelitian ini dan menguji hipotesis. Data tersebut dianalisis secara
bertahap, sebagai berikut:
a. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dilakukan dengan mengolah data awal untuk
mencari rata-rata, median, modus, standar deviasi, nilai maksimum
dan minimum, yang akan dijelaskan pada bab berikutnya dengan sub
bab deskripsi data.
b. Statistik Inferensial
Statistik inferensial terdiri dari dua tahap proses pengujian
diantaranya uji persyaratan analisis dan uji hipotesis.
a. Uji Persyaratan Analisis
Uji persyaratan analisis dilakukan untuk mengetahui
persyaratan analisis data sebagai persyaratan teknik analisis data,
yang dipergunakan yaitu uji normalitas.
48
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji normalitas sampel,
pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 16.0 dengan model Kolmogorov-Smirnov, kriteria
pengujian normalitas adalah sebagai berikut:
- Nilai sig < (α) 0,05 data dikatakan tidak normal
- Nilai sig > (α) 0,05 data dikatakan normal
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui varian dari
beberapa populasi sama atau tidak. Pengujian homogenitas
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0. Syarat
untuk mengambil keputusan dalam uji homogenitas adalah:
- Jika P value Uji 2 Pihak > nilai signifikan yakni 0,05 maka
data kedua variable bersifat homogen atau sama
- Jika P value Uji 2 Pihak < nilai signifikan yakni 0,05 maka
data kedua variable bersifat heterogen atau tidak sama
b. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, data yang diperoleh selanjutnya
akan dianalisis dengan teknik statistik sebagai berikut:
49
1) Uji Koefisien Korelasi
Uji ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antar
variabel. Untuk menghitung koefisien korelasi antar variabel
bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dengan rumus korelasi
product moment dari pearson, yaitu:
Kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika rxy (rhitung) lebih
besar dari rt (rtabel) dan H0 diterima jika rxy (rhitung) lebih kecil dari
rt (rtabel) pada taraf signifikansi α = 0,05.
Tabel III.5.
Interprestasi Angka Korelasi Product Moment
Nilai Kategori Nilai Kategori
0 - 0,199 Sangat Lemah
0,20 - 0,399 Lemah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,0 Sangat Kuat
50
G. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik untuk menguji hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut :
H0 : Tidak adanya hubungan antara latar belakang pendidikan
pengurus TP PKK dengan kemampuan menyusun program kerja
PKK di Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur.
Hα : Adanya hubungan antara latar belakang pendidikan pengurus TP
PKK dengan kemampuan menyusun program kerja PKK di
Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Lembaga
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan
Malaka Sari dengan lokasi sekretariat yang terletak di Jalan Malaka
Raya No. 122, Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kode Pos.
13460 dengan dipimpin oleh Ibu Mahmudah Nuryani. Dalam
organisasinya, PKK mempunyai struktur kepengurusan yang bernama
Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK)
yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan
dibantu oleh kelompok kerja (pokja) dalam merealisasikan
pemberdayaan masyarakat dengan 10 program pokok PKK.
10 Program Pokok PKK yaitu penghayatan dan pengamalan
pancasila, gotong royong, pangan, sandang, perumahan dan tata
laksana rumah tangga, pendidikan dan keterampilan, kesehatan,
pengembangan kehidupan berkoperasi, kelestarian lingkungan hidup,
dan perencanaan sehat. Selanjutnya sasaran pelayanan Pengurus TP
PKK Kelurahan Malaka Sari adalah keluarga di wilayah Kelurahan
51
52
Malaka Sari yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan kemampuan
mental spiritual dan fisik material.
2. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan
Terakhir
Tabel IV.1
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamnin Jumlah Responden Persentase
1 Laki-laki - 0%
2 Perempuan 24 orang 100%
Jumlah 24 Orang 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Responden
Tabel diatas adalah pengelompokan responden berdasarkan
jenis kelamin diperoleh responden yang jenis kelamin laki-laki
berjumlah 0 orang atau 0%, yang jenis kelamin perempuan berjumlah
24 orang atau 100%. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan
bahwa seluruh responden yaitu jenis kelaminnya perempuan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini.
53
Gambar IV.1. Histogram Data Jenis Kelamin Responden
Tabel IV.2
Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No. Pendidikan Jumlah Responden Persentase
1 SMP/Sederajat 3 orang 13%
2 SMA/Sederajat 8 orang 33%
3 D1/D2/D3 3 orang 13%
4 S1/D4 9 orang 38%
5 S2 1 orang 4%
Jumlah 24 Orang 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Responden
Tabel diatas adalah pengelompokan responden berdasarkan
pendidikan terakhir diperoleh responden yang berpendidikan terakhir
SMP/sederajat berjumlah 3 orang atau 13%, yang berpendidikan
0%
100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Laki-Laki Perempuan
54
terakhir SMA/sederajat berjumlah 8 orang atau 33%, yang
berpendidikan terakhir D1/D2/D3 berjumlah 3 orang atau 13%, yang
berpendidikan terakhir S1/D4 berjumlah 9 orang atau 38%, dan yang
berpendidikan terakhir S2 berjumlah 1 orang atau 4%. Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas responden yaitu
berpendidikan terakhir S1/D4. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar grafik dibawah ini.
Gambar IV.2. Histogram Data Pendidikan Terakirhir Responden
3. Deskripsi Data Angket Latar Belakang Pendidikan Pengurus PKK
Skor yang diperoleh dari angket latar belakang pendidikan
pengurus TP PKK (variabel x) terhadap 24 responden didapat skor
tertinggi yaitu 90, skor terendah yaitu 52. Skor rata-rata 72,29, median
29,50, modus 31, dan standar deviasi 3.775.
13%
33%
13%
38%
4%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
55
Tabel IV.3.
Statistik deskriptif latar belakang pendidikan Pengurus TP PKK
Variabel_X
N Valid 24
Missing 0
Mean 28.92
Median 29.50
Std. Deviation 3.775
Range 15
Minimum 21
Maximum 36
Rangkuman deskripsi data latar belakang pendidikan pengurus
TP PKK disusun dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini:
Tabel IV.4.
Distribusi Frekuensi Latar Belakang Pendidikan Pengurus TP
PKK
No. Kelas Interval Frekuensi Persentase
1 21 – 23 2 8%
2 24 – 26 5 21%
3 27 – 29 5 21%
4 30 – 32 9 37.5%
5 > 36 3 12,5%
56
Jumlah 24 100%
Penafsiran data latar belakang pendidikan Pengurus TP PKK
dapat digambarkan dalam bentuk grafik, sebagai berikut:
Gambar IV.3. Diagram Skor Latar Belakang Pendidikan Pengurus
TP PKK
Diagram diatas menunjukan dapat diperoleh nilai frekuensi dan
nilai nyata interval dari masing-masing kelompok interval. Jumlah
responden yang memiliki skor 33 – 36 dengan kategori sangat tinggi
yaitu 3 orang pengurus dengan persentase sebesar 13%, skor 30 – 32
dengan kategori tinggi yaitu 9 orang pengurus dengan persentase
sebesar 38%, skor 27 – 29 dengan kategori cukup yaitu 5 orang
pengurus dengan persentase sebesar 21%, skor 24 – 26 dengan
8%
21% 21%
38%
13%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
21 – 23 24 – 26 27 – 29 30 – 32 > 36
57
kategori rendah yaitu 5 orang pengurus dengan persentase 21%, dan
skor 21 – 23 dengan kategori sangat rendah yaitu 2 orang pengurus
dengan persentase sebesar 8%.
Penilaian latar belakang pendidikan (X) mencakup 2 indikator
yakni aspek pendidikan formal dan pendidikan nonformal yang
dituangkan menjadi 10 butir pertanyaan. Berikut akan digambarkan
jumlah persentase jawaban pertanyaan responden berdasarkan
indikator.
Tabel IV.5.
Pendidikan Formal
Kategori Jawaban Jumlah Responden
a. 4 6%
b. 34 47%
c. 19 26%
d. 15 21%
Total 72 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Responden
Perhitungan data diatas memaparkan bahwa sub indikator
pendidikan formal mengenai latar belakang pendidikan pengurus yang
terdiri dari 3 butir pertanyaan dan setelah diakumulasikan responden
yang menjawab a. sebanyak 4 orang dengan persentase 6%, kalkulasi
58
pengurus yang menjawab b. sebanyak 34 orang dengan persentase
47%, kalkulasi pengurus yang menjawab c. sebanyak 19 orang
dengan persentase 26%, kalkulasi pengurus yang menjawab d.
sebanyak 15 orang dengan persentase 21%.
Tabel IV.6.
Pendidikan Nonformal
Kategori Jawaban Jumlah Responden
a. 45 27%
b. 101 60%
c. 18 11%
d. 4 2%
Total 168 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Responden
Perhitungan data diatas memaparkan bahwa sub indikator
pendidikan nonformal mengenai latar belakang pendidikan pengurus
yang terdiri dari 7 butir pertanyaan dan setelah diakumulasikan,
responden yang menjawab a. sebanyak 45 orang dengan persentase
27%, kalkulasi pengurus yang menjawab b. sebanyak 101 orang
dengan persentase 60%, kalkulasi pengurus yang menjawab c.
sebanyak 18 orang dengan persentase 11%, dan kalkulasi pengurus
yang menjawab d. sebanyak 4 orang dengan persentase 2%.
59
Penilaian latar belakang pendidikan pengurus TP PKK dapat disimak
gambar diagram dibawah ini.
Gambar IV.4. Diagram Data Latar Belakang Pendidikan
Pengurus TP PKK
Diagram diatas menunjukkan bahwa dari jumlah responden
sebanyak 24 orang yang menjawab kategori a. dengan jumlah
persentase 16%. Untuk kategori b. dengan persentase 54 % dan yang
c. dengan persentase 19% serta untuk kategori d. dengan persentase
12%.
4. Deskripsi Data Angket Kemampuan Menyusun Program PKK
Skor yang diperoleh dari angket kemampuan menyusun
program kerja PKK (variabel y) terhadap 24 responden, maka didapat
skor tertinggi yaitu 98, skor terendah yaitu 75. Skor rata-rata 84,38,
median 84, modus 84 dan 88 , dan standar deviasi 6.439.
16%
54%
19%
12%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
a. b. c. d.
60
Tabel IV.7.
Statistik deskriptif kemampuan menyusun program kerja PKK
Variabel_Y
N Valid 24
Missing 0
Mean 84.38
Median 84.00
Std. Deviation 6.439
Range 23
Minimum 75
Maximum 98
Rangkuman deskripsi data kemampuan menyusun program
kerja PKK disusun dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini:
Tabel IV.8.
Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyusun Program Kerja PKK
No. Kelas Interval Frekuensi Persentase
1 75 – 79 6 25%
2 80 – 84 7 29,1%
3 85 – 89 7 29,1%
4 90 – 94 2 8,3%
5 95 – 98 2 8,3%
Jumlah 24 100.00 %
61
Penafsiran data kemampuan menyusun program kerja PKK
dapat digambarkan dalam bentuk grafik, sebagai berikut:
Gambar IV.5. Diagram Kemampuan Menyusun Program Kerja
PKK
Diagram diatas menujukan dapat diperoleh nilai frekuensi dan
nilai nyata interval dari masing-masing kelompok interval. Jumlah
responden yang memiliki skor 95 – 98 dengan kategori sangat tinggi
yaitu 2 orang pengurus dengan persentase sebesar 8,3%, skor 90 –
94 dengan kategori tinggi yaitu 2 orang pengurus dengan persentase
sebesar 8,3%, skor 85 – 89 dengan kategori cukup yaitu 7 orang
pengurus dengan persentase sebesar 29,1%, skor 80 – 84 dengan
kategori rendah yaitu 7 orang pengurus dengan persentase sebesar
25%
29,10% 29,10%
8,30% 8,30%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
75 – 79 80 – 84 85 – 89 90 – 94 95 – 98
62
29,1%, dan skor 75 – 79 dengan kategori sangat rendah yaitu 6 orang
pengurus dengan persentase sebesar 25%.
Penilaian kemampuan menyusun program kerja PKK (variabel
Y) mencakup 3 indikator yakni aspek kemampuan kognitif,
kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotorik yang dituangkan
menjadi 25 butir pertanyaan. Berikut akan digambarkan jumlah
persentase jawaban pertanyaan responden berdasarkan indikator.
Tabel IV.9.
Kemampuan Kognitif
Kategori Jawaban Jumlah Responden
Sangat Setuju 88 41%
Setuju 128 59%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 216 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Responden
Perhitungan data diatas memaparkan bahwa sub indikator
kemampuan kognitif mengenai kemampuan menyusun program kerja
PKK yang terdiri dari 9 butir pertanyaan dan setelah diakumulasikan,
responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 88 orang dengan
persentase 41%, kalkulasi pengurus yang menjawab setuju sebanyak
63
128 orang dengan persentase 59%, kalkulasi pengurus yang
menjawab tidak setuju sebanyak 0 orang dengan persentase 0%, dan
kalkulasi pengurus yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 0
orang dengan persentase 0%.
Tabel IV.10.
Kemampuan Afektif
Kategori Jawaban Jumlah Responden
Sangat Setuju 72 33%
Setuju 144 67%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 216 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Responden
Perhitungan data diatas memaparkan dijelaskan bahwa sub
indikator kemampuan afektif mengenai kemampuan menyusun
program kerja PKK yang terdiri dari 9 butir pertanyaan dan setelah
diakumulasikan, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak
72 orang dengan persentase 33%, kalkulasi pengurus yang menjawab
setuju sebanyak 144 orang dengan persentase 67%, kalkulasi
pengurus yang menjawab tidak setuju sebanyak 0 orang dengan
64
persentase 0%, dan kalkulasi pengurus yang menjawab sangat tidak
setuju sebanyak 0 orang dengan persentase 0%.
Tabel IV.11.
Kemampuan Psikomotorik
Kategori Jawaban Jumlah Responden
Sangat Setuju 65 39%
Setuju 103 61%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 168 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Responden
Perhitungan data diatas memaparkan bahwa sub indikator
kemampuan psikomotorik mengenai kemampuan menyusun program
kerja PKK yang terdiri dari 7 butir pertanyaan dan setelah
diakumulasikan, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak
65 orang dengan persentase 39%, kalkulasi pengurus yang menjawab
setuju sebanyak 103 orang dengan persentase 61%, kalkulasi
pengurus yang menjawab tidak setuju sebanyak 0 orang dengan
persentase 0%, dan kalkulasi pengurus yang menjawab sangat tidak
setuju sebanyak 0 orang dengan persentase 0%. Penilaian
65
kemampuan menyusun program kerja PKK dapat disimak gambar
diagram dibawah ini.
Gambar IV.5. Diagram Data Kemampuan Menyusun
Program Kerja PKK
Diagram diatas menunjukkan bahwa dari jumlah responden
sebanyak 24 orang kemampuan pengurus TP PKK dalam menyusun
program kerja PKK di Kelurahan Malaka Sari yang menjawab kategori
setuju dengan jumlah persentase 62%. Untuk kategori sangat setuju
dengan persentase 38 % dan yang tidak setuju hanyalah 0% serta
untuk kategori sangat tidak setuju 0%.
38%
62%
0% 0%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
66
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menentukan apakah data
sampel berasal dari populasi normal. Uji normalitas data
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov α = 0,05. Hipotesis statistik
yang akan diuji adalah Hס: data berasal dari populasi yang
berdistribusi tidak normal, sedangkan Hα : data berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji
normalitas yaitu apabila nilai sig < 0,05 maka Hס diterima dan jika nilai
sig > 0,05 maka Hס ditolak.
Tabel IV.12. Hasil Uji Normalitas Variabel X dan Y
Variabel Signifikansi α =
0,05 Keterangan
Latar Belakang
Pendidikan (Variabel X)
0,840 Normal
Kemampuan Menyusun
Program (Variabel Y)
0,880 Normal
Berdasarkan hasil pada tabel di atas dapat diketahui tingkat
signifikansi pada variabel x dan variabel y bernilai >0,05 maka dapat
67
disimpulkan bahwa data penelitian ini berasal dari data berdistribusi
normal.
2. Pengujian Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui varian dari
beberapa populasi sama atau tidak. Syarat untuk mengambil
keputusan dalam uji homogenitas adalah:
a. Jika P value Uji 2 Pihak > nilai signifikan yakni 0,05 maka data
kedua variable bersifat homogen atau sama
b. Jika P value Uji 2 Pihak < nilai signifikan yakni 0,05 maka data
kedua variable bersifat heterogen atau tidak sama
Hasil perhitungan untuk pengujian homogenitas antara variable
X dengan Y diperoleh sebagai berikut :
Tabel IV.13.
Hasil Uji Homogenitas
Nilai P Value pada table Test of Homogenity of Variances
sebesar 0,127. Maka dinyatakan bahwa variabel (Y) berdasarkan
variabel (X) > dari 0,05 artinya data variabel tentang kemampuan
Test of Homogeneity of Variances
Kemampuan_Menyusun_Program
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.158 6 11 .127
68
menyusun program (Y) berdasarkan variabel latar belakang
pendidikan (X) mempunyai varian yang sama.
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji korelasi
pearson product moment. Apabila nilai Sig > 0,05 maka Ho diterima
dan nilai Sig < 0,05 maka Ho ditolak. Berikut hasil pengujian
menggunakan program SPSS 16.0 pada variabel x dan y:
Tabel IV.14.
Uji Korelasi Variabel X dan Y
Latar Belakang
Pendidikan
Kemampuan
Menyusun
Program
Latar Belakang
Pendidikan
Pearson Correlation 1 .799**
Sig. (2-tailed) .000
N 24 24
Kemampuan
Menyusun
Program
Pearson Correlation .799** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 24 24
Berdasarkan hasil analisis data yang terdapat pada tabel di atas
diperoleh nilai Sig 0,000 < 0,05 lalu kesimpulannnya adalah menolak
Hס dan menerima Hα, artinya terdapat korelasi antara latar belakang
69
pendidikan Pengurus TP PKK dengan kemampuan menyusun
program kerja PKK. Jika dilihat dari nilai koefisien korelasi maka dapat
disimpulkan bahwa kekuatan korelasinya adalah pada kategori kuat
yaitu 0,799 atau 79,9%.
2. Pembahasan
Berdasarkan pengujian hipotesis yaitu dengan diterimanya
hipotesa yang menunjukan bahwa terdapat hubungan positif antara
latar belakang pendidikan pengurus TP PKK dengan kemampuan
menyusun program kerja PKK di Keluraha Malaka Sari, Jakarta Timur.
Sehingga dapat diartikan bahwa adanya latar belakang pendidikang
menjadi penting dalam menyusun program kerja PKK yang dilakukan
para pengurus TP PKK Kelurahan Malaka Sari.
Pengurus TP PKK Kelurahan Malaka Sari yang berjumlah 24
orang memiliki pengetahuan dalam menyusun program kerja pada
setiap orangnya dengan jenjang pendidikan terakhir yang berbeda-
beda mulai jenjang SMP/sederajat berjumlah 3 orang atau 13%,
SMA/sederajat berjumlah 8 orang atau 33%, D1/D2/D3 berjumlah 3
orang atau 13%, S1/D4 berjumlah 9 orang atau 38%, hingga yang
pendidikan terakhir S2 berjumlah 1 orang atau 4%.
70
Deskripsi variabel latar belakang pendidikan dengan jumlah
responden yang berada pada kategori tinggi dengan skor 30 – 32 yaitu
9 orang pengurus dengan persentase sebesar 38% artinya banyak
pengurus yang memiliki skor dengan kategori tinggi. Deskripsi variabel
kemampuan menyusun program dengan jumlah responden yang
berada pada kategori cukup dan rendah, pada kategori cukup dengan
skor 85 – 89 yaitu 7 orang pengurus dengan persentase sebesar
29,1% dan pada kategori rendah dengan skor 80 – 84 yaitu 7 orang
pengurus dengan persentase sebesar 29,1% artinya masih banyak
pengurus yang memiliki skor pada kategori cukup dan rendah.
Pengurus TP PKK dinilai sudah baik dalam menyusun program
karena berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa dari jumlah
responden sebanyak 24 orang, yang menjawab latar belakang
pendidikan berada dalam kategori b. dengan jumlah persentase 54%
dan yang menjawab kemampuan menyusun program berada dalam
kategori setuju dengan jumlah persentase 62%.
Hasil pengujian hipotesis tentang hubungan latar belakang
pendidikan pengurus TP PKK dengan kemampuan menyusun program
kerja PKK diketahui nilai Signifikan senilai 0,000 lebih kecil dari nilai
0,05, artinya terdapat korelasi antara latar belakang pendidikan
pengurus TP PKK dengan kemampuan menyusun program kerja PKK.
71
Setelah dianalisis kedua variabel (x dan y) dengan menggunakan
program spss 16.0 dapat diketahui dari nilai koefisien korelasi dengan
menggunakan korelasi product moment menyatakan bahwa kekuatan
korelasi berada pada nilai 0,799. Hasil analisis tersebut kemudian di
konsultasikan ke tabel interpretasi angka korelasi product moment
yang menunjukkan interval koefisien pada nilai 0,799 atau 79.9%
berada pada kategori yang kuat, yang artinya dengan tingginya
kualitas latar belakang pendidikan pengurus TP PKK, maka akan
semakin tinggi juga kualitas kemampuan menyusun program kerja
PKK. Sisanya sebesar 0,201 atau 20,1% ditentukan oleh faktor
lainnya. Dapat dikatakan terdapat hubungan positif dan signifikan
antara latar belakang pendidikan pengurus TP PKK dengan
kemampuan menyusun program kerja PKK di Kelurahan Malaka Sari,
Jakarta Timur.
Latar belakang pendidikan pengurus TP PKK mampu
meningkatkan kemampuan menyusun program kerja PKK dari segi
kamampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan
psikomotorik sehingga mampu membuat dan menyusun program kerja
PKK sesuai dengan landasan 10 bidang/program pokok yang telah
diatur pemerintah.
72
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan semaksimal mungkin sesuai prosedur
penelitian ilmiah, namun peneliti menyadari tidak dapat menghindari hal-
hal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian ini. Penelitian ini
mempunyai beberapa kelemahan dan keterbatasan, antara lain:
1. Waktu yang digunakan peneliti sangat terbatas. Peneliti hanya
memiliki waktu sesuai keperluan yang berhubungan dengan
penelitian saja. Walaupun waktu yang peneliti gunakan cukup
singkat tetapi sudah dapat memenuhi syarat-syarat dalam
penelitian ilmiah.
2. Peneliti tidak menjabarkan faktor-faktor lain yang memberikan
pengaruh terhadap kemampuan menyusun program kerja PKK,
melainkan hanya melihat hubungan antara latar belakang
pendidikan pengurus TP PKK dengan kemampuan menyusun
program kerja PKK.
3. Peneliti tidak menjabarkan secara rinci analisa dari point-point item
soal karena penelitian ini hanya bersifat korelasional sehingga lebih
cenderung pada penjabaran ada atau tidaknya hubungan antara
variabel X dan Y.
73
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah mengadakan penelitian dan menganalisa data yang telah
diperoleh dari latar belakang pendidikan pengurus TP PKK dengan
kemampuan menyusun program kerja PKK, dapat ditarik kesimpulan yaitu
hasil pengujian hipotesis tentang hubungan latar belakang pendidikan
pengurus TP PKK dengan kemampuan menyusun program kerja PKK
diketahui nilai Signifikan senilai 0,000 lebih kecil dari nilai 0,05, artinya
terdapat korelasi antara latar belakang pendidikan pengurus TP PKK
dengan kemampuan menyusun program kerja PKK. Setelah dianalisis
kedua variabel (x dan y) dengan menggunakan program spss 16.0 dapat
diketahui dari nilai koefisien korelasi dengan menggunakan korelasi
product moment menyatakan bahwa kekuatan korelasi berada pada nilai
0,799. Hasil analisis tersebut kemudian di konsultasikan ke tabel
interpretasi angka korelasi product moment yang menunjukkan interval
koefisien pada nilai 0,799 atau 79.9% berada pada kategori yang kuat,
yang artinya dengan tingginya kualitas latar belakang pendidikan pengurus
TP PKK, maka akan semakin tinggi juga kualitas kemampuan menyusun
program kerja PKK. Sisanya sebesar 0,201 atau 20,1% ditentukan oleh
faktor lainnya. Dapat dikatakan terdapat hubungan positif dan signifikan
73
74
antara latar belakang pendidikan pengurus TP PKK dengan kemampuan
menyusun program kerja PKK di Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur.
Latar belakang pendidikan pengurus TP PKK dengan kemampuan
menyusun program kerja PKK yang dibatasi pada kamampuan kognitif,
kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotorik mempunyai korelasi
yang positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi latar
belakang pendidikan semakin tinggi pula kemampuan pengurus TP PKK
dalam menyusun program kerja PKK.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan, peneliti memaparkan implikasi dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Latar belakang pendidikan pengurus TP PKK perlu diterapkan
sesuai dengan keilmuan yang diketahuinya pada penyusuna
program kerja PKK.
2. Menyusun program kerja PKK sebaiknya disusun dan dirancang
dengan konsep yang baik sesuai landasan 10 program pokok PKK
yang nantinya akan melahirkan program yang tepat guna dan tepat
sasaran bagi masyarakat.
3. Penyusunan program kerja PKK harus mempertimbangkan
berdasarkan kebutuhan dan kemampuan dari masyarakat sekitar
75
yang berlandaskan 10 program pokok PKK yang telah diatur
pemerintah.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian dan implikasi
penelitian yang telah kemukakan, maka peneliti mengajukan saran-saran
sebagai berikut:
1. Harus meningkatkan kemampuan dalam menyusun program kerja
bagi pengurus yang latar belakang pendidikan terakhirnya rendah.
2. Harus mempertimbangkan potensi lokal setempat yang ada yang
mendukung dalam menyusun program kerja PKK .
3. Program kerja yang disusun pengurus TP PKK Kelurahan Malaka
Sari harus dikonsultasikan dengan pembina maupun pengurus TP
PKK tingkat kecamatan.
4. Pembina harus tegas dalam membina pengurus TP PKK Kelurahan
Malaka Sari yang berkaitan dengan program kerja PKK yang sesuai
aturan pemerintah.
5. Harus berlandaskannya 10 bidang/program pokok PKK dalam
menyusun materi atau konten dari program kerja PKK supaya
sesuai dengan aturan pemerintah.
76
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Ihsan, H. Fuad. 2011. Dasar Dasar Kependidikan: Komponen MKDK. Jakarta:
Rineke Cipta
Kadir. 2010. Statistik untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata
Sampurna.
Kemendiknas. 2010. Modul 2: Mutu Administrasi Lembaga (Tata Kelola).
Jakarta: Kemendiknas
Mardikanto, Totok. 1992. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013
Tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan Pemberdayaan
Dan Kesejahteraan Keluarga.
http://jdihbirohukumham.baliprov.go.id/uploads/produk/2013/PERME
NDAGRI_1_2013.doc (diakses pada tanggal 27 September 2015
pukul: 09.13 WIB)
Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2009. Organizational Behavior (13
th Edition). Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education Inc.
Singarimbun, Masri.1995. Metode Penelititan Survei. Jakarta: LP3S
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2012. Buku Ajar Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
77
Sugiyono. 2014. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Syukur, Abdullah. 1987. Kumpulan Makalah “Study Implementasi Latar
Belakang Konsep Pendekatan dan Relevansinya Dalam
Pembangunan. Ujung Pandang: Persadi.
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/undang-undang-no-
20-tentang-sisdiknas.pdf (diakses pada tanggal 27 September 2015,
pukul: 10.13 WIB).
Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Irfana Putri Setiadi, Pengaruh Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman
Diklat Teknis Fungsional terhadap Profesionalitas Guru Smp Negeri
Se Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Yogyakarta, 2011
Septi Wulandari, Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Prestasi
Belajar Siswa Kelas V A Di SDN Rejondani Madurejo Prambanan
Sleman Yogyakarta Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013, 2014.
Septina Galih Pudyastuti, Hubungan antara Latar Belakang Pendidikan Guru,
Pengalaman Mengajar, dan Pembelajaran dengan Prestasi Belajar
Siswa SMA Negeri 1 Surakarta, 2010
78
Lampiran 1
IDENTITAS RESPONDEN
No Nama Responden Jenis Kelamin Usia Pendidikan
1 Rima Dahlia Perempuan 35 Tahun D4/S1
2 Mahmudah Nuryani Perempuan 50 Tahun S1
3 Elus Suleha Perempuan
49 Tahun S1
4 Wahyuningsih Heryanto Perempuan
71 Tahun D1
5 Netty Agus Kz. Perempuan
51 Tahun S1
6 Sri R. Rahayuningtyas Perempuan
46 Tahun S1
7 Rozanah Perempuan
36 Tahun S1
8 Susilah Ridwan Perempuan
73 Tahun SMP
9 Nurliliana Perempuan
51 Tahun SMA
10 Mulyati Roy Perempuan
75 Tahun SMA
11 Sri Lestari Noto Perempuan
59 Tahun SMP
12 Etty Subiati Widagdo Perempuan
61 Tahun SMA
13 Iriani Riswan Perempuan
58 Tahun S1
14 Henny Hendarsih Herry Perempuan
60 Tahun SMA
15 Hapiyati Tugino Perempuan
59 Tahun SMA
16 St. Baroroh Tamami S. Perempuan
59 Tahun D2
17 Sridoso Jadjid Perempuan
65 Tahun S2
79
18 Tuti Kustiningsih Perempuan
58 Tahun S1
19 Sri Sukaryah Perempuan
64 Tahun D3
20 Sri Suprapti Sudarmono Perempuan
67 Tahun SMA
21 Hartiyani Amat Perempuan
47 Tahun S1
22 Iim Daimah Thamrin Perempuan
71 Tahun SMA
23 Sri Rahayu Murtomo Perempuan
66 Tahun SMP
24 Emmayati David Perempuan
45 Tahun SMA
80
Lampiran 2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator No. Item
Variabel X
Latar Belakang
Pendidikan
Pengurus TP
PKK
Pendidikan
Formal
- Manfaat Pendidikan Formal
- Jenjang Pendidikan Formal
1,2,3
Pendidikan
Nonformal
- Mengikuti latihan kerja yang
mendukung penyusunan
program kerja
- Mengikuti kursus dan
pelatihan yang mendukung
penyusunan program kerja
- Mengikuti pembinaan TP
PKK
- Mengikuti penyuluhan dan
majelis ta’lim yang
mendukung penyusunan
program kerja
4,5,6,7,8,
9,10
Variabel Y
Kemampuan
Menyusun
Kemampuan
Kognitif
- Pengertian menyusun
program kerja
11,12,13,
14,15,16,
17,18,19
81
Program Kerja
PKK
- Mengetahui tahap-tahap
menyusun program kerja
PKK
- Mengetahui manfaat dan
tujuan dalam menyusun
program kerja PKK
- Memahami sistemaika
penyusunan program kerja
- Mengetahui 10 program
pokok PKK
Kemampuan
Afektif
- Bertanggungjawab atas
menyusun program kerja
PKK
- Memiliki komitmen yang
kuat untuk menyusun
program kerja PKK
- Memiliki kepedulian
terhadap penyusunan
program
- Berkolaborasi dalam
penyusunan program kerja
20,21,22,
23,24,25,
26,27,28
82
Kemampuan
Psikomotorik
- Mampu menuliskan rencana
program kerja dengan
terstruktur dan benar
- Mampu mengendalikan
kesulitan dalam menyusun
program
- Aksi dan inovasi dalam
menyusun program kerja
29,30,31,
32,33,34,
35
83
Lampiran 3
LEMBAR ANGKET
HUBUNGAN LATAR BELAKANG TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN
PROGRAM KERJA PKK DI KELURAHAN MALAKA SARI,
JAKARTA TIMUR
Dengan Hormat,
Dalam rangka penyelesaian studi di Universitas Negeri Jakarta, saya
bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan Latar Belakang
Pendidikan Pengurus TP PKK dengan Kemampuan Menyusun Program Kerja
PKK di Kelurahan Malaka Sari”. Untuk itu saya mohon bantuan dan kesediaan
anda untuk bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi lembar angket ini.
Identitas dan jawaban anda hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian
skripsi. Maka dimohon anda untuk mengisi angket ini dengan pendapat dan
keyakinan anda sendiri. Kesungguhan dan kecermatan anda dalam mengisi
angket ini sangat saya harapkan.
Demikian permohonan pengisian lembar angket ini saya ajukan. Atas
kesediaan serta partisipasi yang anda berikan, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Fachri Wahyudi
84
Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan Terakhir :
Bagian Pertama
Mohon disilang (X) salah satu pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai
dengan kemampuan anda.
1 Apakah pendidikan formal yang ditempuh bermanfaat bagi saya serta
bermanfaat dalam menyusun program kerja PKK?
a. Sangat bermanfaat
b. Bermanfaat
c. Tidak bermanfaat
d. Sangat tidak bermanfaat
2 Apa jenjang pendidikan formal terakhir yang saya tamatkan?
a. Pascasarjana
b. Sarjana/Diploma
c. SMA/Sederajat
d. SMP/Sederajat
3 Apakah saya mengikuti pendidikan profesi untuk menambah
pengetahuan dan mendukung dalam penyusunan program kerja PKK?
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang sekali
d. Tidak pernah
4 Apakah saya mengikuti kegiatan latihan kerja?
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang Sekali
85
d. Tidak Pernah
5 Apaka saya mengikuti kegiatan TP PKK di tingkat yang lebih tingga dalam
rangka menambah pengetahuan dan mendukung dalam penyusunan
program kerja PKK?
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang Sekali
d. Tidak Pernah
6 Apakah saya mengikuti kegiatan pelatihan menyusun program kerja?
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang Sekali
d. Tidak Pernah
7 Apakah saya mengikuti kegiatan kursus keterampilan untuk menambah
pengetahuan dan mendukung dalam penyusunan program kerja PKK?
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang Sekali
d. Tidak Pernah
8 Apakah saya mengikuti pembinaan TP PKK yang dilakukan oleh
pemerintah setempat?
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang Sekali
d. Tidak Pernah
9 Apakah saya mengikuti kegiatan majelis ta’lim yang dilaksanakan oleh
masjid setempat untuk menambah pengetahuan dan mendukung dalam
penyusunan program kerja?
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang Sekali
d. Tidak Pernah
86
10 Apakah saya mengikuti kegiatan penyuluhan untuk menambah
pengetahuan dan mendukung dalam penyusunan program kerja?
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang Sekali
d. Tidak Pernah
Bagian Kedua
Ceklis (√) salah satu jawaban pada kolom yang telah disediakan!
No Pernyataan
Opsi Jawaban
Sangat
Setuju Setuju
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
11
Mengatur, merencanakan, dan
membuat secara baik dan
beraturan yang menjadi sebuah
bentuk rencana yang akan
dilakuka. Pernyataan ini
merupakan pengertian
penyusunan program kerja
12
Saya mengetahui tahap-tahap
didalam menyusun dan
merencanakan program kerja
13
Saya mengetahui bagaimana
membuat penyusunan program
kerja PKK
14 Saya memahami tujuan
penyusunan program PKK
15 Saya mengetahui manfaat
penyusunan program PKK
16 Saya menerapkan penggunaan
sistematika penyusunan
87
program kerja PKK yang telah
ada dalam aturan
17
Saya mampu menilai hasil
penyusunan program kerja PKK
yang saya kerjakan
18
Jika tidak ada aturan dalam
menyusun program, saya
membuat sistematika penulisan
sesuai dengan keinginan saya
19
Saya memahami 10 program
pokok pkk yang saya susun
menjadi program kerja PKK
20
Penyusunan program kerja
PKK menjadi dan tugas dan
tanggungjawab saya dengan
TP PKK Kelurahan
21
Saya menegur teman-teman
pengurus TP PKK karena
meninggalkan tanggungjawab
menyusun program kerja PKK
22
Saya berkomitmen untuk
menyelesaikan susunan
program kerja PKK secepat
mungkin
23
Saya tidak mempedulikan kritik
dan saran seseorang dalam
menyusun program kerja PKK
24
Ternyata sikap komitmen yang
kuat berhubungan dengan nilai
kedisiplinan dan kemandirian
dalam menyusun program kerja
PKK
25
Saya adalah orang yang sangat
teliti dalam menyusun program
kerja PKK
88
26
Saya mampu menyusun
program kerja dengan seorang
diri
27
Dalam menyusun program
kerja, akan lebih ringan bila
disusun dengan
berkolaborasi/bekerjasama
secara tim/kelompok
28
Koordinasi adalah hal yang
perlu dalam menyusun program
kerja PKK
29
Jika saya diberikan tugas
menyusun program kerja, saya
menysun dengan se-detail
mungkin
30
Dengan adanya sistematika
penulisan dalam menyusun
program kerja PKK menjadi hal
yang mudah untuk dikerjakan
31
Jika saya ada kesulitan dalam
menyusun program kerja, saya
tidak sungkan bertanyan
kepada teman-teman TP PKK
32
Saya merasa tidak ada
kesulitan dengan fasilitas
penunjang dalam menyusun
program kerja
33
Saya ragu untuk terlibat dalam
menyusun program kerja
karena kemampuan yang
terbatas
34
Saya senang bereksperimen
menyusun program kerja sesuai
dengan perkembangan zaman
yang semakin modern.
35 Saya dapat menyusun program
kerja pkk dengan cara yang
89
professional sebagai pengurus
TP PKK
90
Lampiran 4
Uji Coba Angket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R1 4 3 3 3 4 4 4 2 4 4 35
R2 3 3 2 1 3 4 3 4 4 4 31
R3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31
R4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 29
R5 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 31
R6 4 2 2 3 3 3 4 4 3 3 31
R7 3 2 2 3 3 4 3 4 2 2 28
R8 3 1 1 3 3 3 2 3 3 3 25
R9 3 2 1 3 3 3 2 3 3 3 26
R10 3 1 1 3 3 4 2 2 3 3 25
R11 3 1 1 1 4 3 2 2 3 3 23
R12 3 2 1 2 4 4 2 3 3 3 27
R13 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 31
R14 2 2 1 3 4 4 2 3 3 3 27
R15 3 2 1 3 3 4 2 3 3 3 27
R16 3 3 1 3 3 3 2 3 4 4 29
R17 4 2 2 3 3 3 3 4 4 4 32
R18 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 32
R19 3 3 2 2 4 4 4 3 3 3 31
R20 3 2 1 1 1 4 4 3 3 3 25
R21 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29
R22 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 26
R23 3 1 1 1 2 2 2 3 3 3 21
R24 3 2 1 2 3 3 3 2 3 3 25
R25 3 2 2 2 2 2 4 1 3 2 23
R26 2 2 2 2 2 4 4 1 2 3 24
R27 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 25
R28 2 3 3 3 3 3 2 1 3 2 25
R29 3 2 2 2 3 1 2 1 2 3 21
R30 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 26
∑X 88 68 52 74 89 98 85 81 93 93 821
t hitung 0,46376 0,80947 0,83557 0,39105 0,39065 0,36876 0,62805 0,37011 0,50908 0,50908
t tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Ket. Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Latar Belakang Pendidikan Pengurus TP PKK
91
Kema
mpua
n Men
yusu
n Prog
ram Ke
rja PK
K
1112
1314
1516
1718
1920
2122
2324
2526
2728
2930
3132
3334
3536
3738
3940
R13
34
44
33
34
34
33
34
43
33
33
44
44
44
33
386
R24
44
44
44
44
44
34
34
34
44
44
34
44
43
33
396
R33
34
34
44
43
33
33
34
43
43
33
33
33
34
33
483
R43
44
44
44
44
44
44
44
44
43
33
43
33
34
33
393
R54
43
44
34
44
33
43
44
44
44
43
43
33
33
44
491
R63
33
33
34
34
44
34
44
43
44
44
43
33
34
44
388
R73
43
33
33
43
43
33
33
33
43
33
43
34
44
33
381
R83
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
375
R93
34
34
33
33
33
43
33
33
33
33
33
34
33
33
379
R10
33
33
33
34
33
33
33
44
43
33
34
44
44
33
33
83
R11
34
33
33
43
43
43
33
34
33
33
33
33
33
33
33
80
R12
33
34
33
33
33
43
43
33
33
33
33
33
33
33
33
78
R13
33
33
34
33
43
44
33
33
34
44
44
44
44
44
44
87
R14
44
33
43
33
33
33
33
34
33
33
34
33
34
43
33
80
R15
33
33
33
33
33
33
34
33
43
33
33
33
33
34
44
77
R16
44
44
44
34
43
43
33
33
34
44
43
33
34
44
44
88
R17
44
44
34
44
44
44
44
44
44
33
34
44
44
44
44
96
R18
44
44
44
44
34
33
33
43
33
33
33
33
33
33
33
85
R19
33
33
33
33
34
44
44
44
44
44
44
44
44
44
43
91
R20
44
34
34
34
33
33
33
33
33
33
34
44
44
43
33
84
R21
33
33
33
34
43
33
33
33
33
33
33
33
44
44
34
97
R22
33
33
43
33
33
33
33
33
34
44
43
33
33
33
33
80
R23
33
33
33
33
33
43
33
33
33
33
33
33
34
43
22
76
R24
34
33
34
33
34
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
78
R25
44
34
43
44
33
33
33
33
33
33
34
44
44
33
33
85
R26
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
34
43
33
33
32
77
R27
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
34
33
34
33
33
76
R28
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
75
R29
44
33
43
34
34
33
43
33
34
33
33
33
33
33
34
82
R30
33
44
44
23
32
33
23
22
32
22
34
33
33
44
32
88
r hitu
ng0,3
841
0,264
930,3
8841
0,461
770,1
857
0,369
410,4
6971
0,585
40,7
1688
0,415
510,3
5466
0,427
770,5
0152
0,413
020,5
8732
0,315
250,4
8246
0,546
940,3
9815
0,398
150,3
2451
0,367
480,4
2625
0,426
250,4
3185
0,370
460,3
7602
0,510
360,4
1729
0,429
56
r tabe
l0,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
610,3
61
Ket.
Valid
Tidak
Valid
Valid
Valid
Tidak
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
92
Lampiran 5
Analisa Uji Validitas Angket Variabel X
Correlations
Item_1 Item_2 Item_3 Item_4 Item_5 Item_6 Item_7 Item_8 Item_9 Item_10 Total_Skor
Item_1 Pearson Correlation 1 .422* .461* .222 .088 -.166 .141 .156 .331 .331 .456*
Sig. (2-tailed) .040 .023 .298 .684 .438 .510 .465 .114 .114 .025
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Item_2 Pearson Correlation .422* 1 .733** .481* .207 .281 .529** .496* .407* .407* .856**
Sig. (2-tailed) .040 .000 .017 .333 .184 .008 .014 .049 .049 .000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Item_3 Pearson Correlation .461* .733** 1 .289 .164 .179 .425* .257 .403 .272 .707**
Sig. (2-tailed) .023 .000 .170 .444 .403 .038 .224 .051 .198 .000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Item_4 Pearson Correlation .222 .481* .289 1 .284 .385 .244 .349 .299 .299 .695**
Sig. (2-tailed) .298 .017 .170 .178 .063 .250 .094 .156 .156 .000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Item_5 Pearson Correlation .088 .207 .164 .284 1 .517** .492* -.029 .105 .105 .502*
Sig. (2-tailed) .684 .333 .444 .178 .010 .015 .894 .624 .624 .012
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Item_6 Pearson Correlation -.166 .281 .179 .385 .517** 1 .486* .064 -.188 -.042 .468*
Sig. (2-tailed) .438 .184 .403 .063 .010 .016 .766 .380 .844 .021
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Item_7 Pearson Correlation .141 .529** .425* .244 .492* .486* 1 .299 .098 .098 .669**
Sig. (2-tailed) .510 .008 .038 .250 .015 .016 .156 .649 .649 .000
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Item_8 Pearson Correlation .156 .496* .257 .349 -.029 .064 .299 1 -.029 -.029 .463*
Sig. (2-tailed) .465 .014 .224 .094 .894 .766 .156 .895 .895 .023
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Item_9 Pearson Correlation .331 .407* .403 .299 .105 -.188 .098 -.029 1 .832** .507*
Sig. (2-tailed) .114 .049 .051 .156 .624 .380 .649 .895 .000 .011
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Item_10 Pearson Correlation .331 .407* .272 .299 .105 -.042 .098 -.029 .832** 1 .507*
Sig. (2-tailed) .114 .049 .198 .156 .624 .844 .649 .895 .000 .011
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Total_Skor Pearson Correlation .456* .856** .707** .695** .502* .468* .669** .463* .507* .507* 1
Sig. (2-tailed) .025 .000 .000 .000 .012 .021 .000 .023 .011 .011
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
93
An
ali
sa U
ji V
ali
dit
as A
ng
ket
Vari
ab
el Y
94
An
ali
sa U
ji V
ali
dit
as A
ng
ket
Vari
ab
el Y
95
Lampiran 6
Uji Reliabilitas Angket Latar Belakang Pendidikan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.793 10
Uji Reliabilitas Angket Kemampuan Menyusun Program
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.892 25
96
Lampiran 7
Uji Persyaratan Analisis (Uji Normalitas)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Latar_Belakang_
Pendidikan
Kemampuan_Me
nyusun_Program
N 24 24
Normal Parametersa Mean 28.92 84.38
Std. Deviation 3.775 6.439
Most Extreme Differences Absolute .126 .120
Positive .082 .120
Negative -.126 -.076
Kolmogorov-Smirnov Z .618 .588
Asymp. Sig. (2-tailed) .840 .880
a. Test distribution is Normal.
Uji Persyaratan Analisis (Uji Homogenitas)
Test of Homogeneity of Variances
Kemampuan_Menyusun_Program
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.158 6 11 .127
97
Lampiran 8
Pengujian Hipotesis (Uji Koefisien Korelasi)
Correlations
Latar_Belakang_
Pendidikan
Kemampuan_Me
nyusun_Program
Latar_Belakang_Pendidikan Pearson Correlation 1 .799**
Sig. (2-tailed) .000
N 24 24
Kemampuan_Menyusun_Pro
gram
Pearson Correlation .799** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 24 24
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
98
Lampiran 9
99
Lampiran 10
Dokumentasi
100
Lampiran 11
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
FACHRI WAHYUDI. Dilahirkan di Jakarta pada tanggal 15
Januari 1995. Anak kedua dari 3 (tiga) bersaudara dari
pasangan Bapak Indra Syamsu, S.E dan Ibu Fauzimah,
S.E (Almh). Pendidikan formal yang pernah ditempuh
adalah SD Persis 12 Koja, Jakarta lulus pada tahun 2006.
Melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di MTs. Persis Tarogong,
Garut lulus pada tahun 2009. Kemudian Sekolah Menengah Atas di SMA
Yappenda, Jakarta lulus pada tahun 2012. Kemudian pada tahun 2012
melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Jakarta pada program studi
Pendidikan Luar Sekolah melalui jalur UMB-PT (Ujian Masuk Bersama
Perguruan Tinggi).
Pengalaman organisasi yang pernah diikuti yaitu anggota Himpunan
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (HMJ PLS UNJ) tahun 2013 –
2015, anggota KAMMI Komisariat UNJ tahun 2013 – 2015, anggota Forum
Mahasiswa Islam Tarbawi (Formasi Tarbawi) FIP UNJ tahun 2013, anggota
Ikatan Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Se-Indonesia (IMADIKLUS
Indonesia) tahun 2014 – 2016.
top related