bab i pendahuluan a. latar belakang masalah maulana_bab i.pdfbab i pendahuluan a. latar belakang...
Post on 06-Aug-2019
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, khususnya
dalam teknologi informasi, perkembangan masyarakat akan kebutuhan komunikasi
dan informasi ditanggapi dengan kemajuan teknologi Informasi berbasis elektronik
yang memungkinkan seseorang berkomunikasi secara verbal maupun nonverbal
dengan orang lain ditempat yang berbeda maupun bertukar informasi dengan orang
lain tanpa terbatas waktu melalui Cybermedia atau yang dikenal sebagai
Cyberspace.1
Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah
baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia
menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan
budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat. Teknologi Informasi saat ini
menjadi pedang bermata dua karena selain memberikan kontribusi bagi
peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi
sarana efektif perbuatan melawan hukum.
Pada tanggal 5 Januari 2015, Pengadilan Negeri Bantul telah menjatuhkan
putusan dalam perkara penghinaan dan pencemaran nama baik dengan terdakwa
1 Sejarah Perkembangan Teknologi Komunikasi, http://goo.gl/2WM6Wt, diakses tanggal 18
Februari 2015.
Penerapan Pasal..., Jaka, Fakultas Hukum 2016
2
bernama Ervani Emi Handayani Binti Saiman. Kasus ini bermula pada tanggal 30
Mei 2014, Ervani yang saat itu mendengarkan pembicaraan suaminya bersama
rekan-rekan suaminya, kemudian mencurahkan keluh kesahnya lewat status
facebook. Di dalam tulisannya, Ervani mengeluhkan sikap pimpinan di tempat
suaminya bekerja. Tulisan itu kemudian dibaca oleh Diah Sarastuty, yang
merupakan pimpinan dari suami Ervani. Karena merasa telah dipermalukan oleh
oleh Ervani, Diah Sarastuty kemudian melaporkan tindakan Ervani ke pihak
berwajib.
Dalam persidangan, Jaksa Penuntut Umum menuntut supaya Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Bantul menyatakan Ervani terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah telah melakukan tindak pidana pencemaran nama baik sebagaimana diatur
dalam pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik. Namun Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bantul yang
dipimpin oleh Hakim Ketua Majelis Sulistyo M Dwi Putro berdasarkan
pertimbangannya menyatakan bahwa terdakwa Ervani tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan
kepadanya, karena menilai bahwa apa yang dilakukan oleh Ervani adalah suatu
bentuk penyampaian opini dan bukan merupakan sebuah penghinaan atau
pencemaran nama baik, sehingga pengadilan membebaskan Ervani dari semua
dakwaan yang didakwakan kepadanya.
Pergaulan hidup sebagai masyarakat yang teratur adalah penjelmaan
hukum, adalah sesuatu dari hukum yang terlihat dari luar. Jadi hukum adalah
Penerapan Pasal..., Jaka, Fakultas Hukum 2016
3
masyarakat itu juga, hidup manusia sendiri, dilihat dari sudut yang tertentu, yaitu
pergaulan hidup yang teratur.2
Filosofi dasar dari hukum media sebenarnya adalah memberikan
perlindungan terhadap hak kebebasan berekspresi dan/atau untuk menyatakan
pendapat, dan pada sisi lain adalah untuk melakukan komunikasi yang baik.
Kebebasan atau kemerdekaan berekspresi pada hakikatnya dijamin oleh undang-
undang, namun pengungkapannya dalam bentuk komunikasi massa tentunya harus
dibatasi dengan tujuan untuk melindungi kepentingan publik sendiri.3
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih
dalam tentang penerapan pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dengan judul : “PENERAPAN
PASAL 27 AYAT 3 UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008
TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DALAM
PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA TENTANG KEBEBASAN
BERPENDAPAT (STUDI KASUS PUTUSAN NO:
196/PID.SUS/2014/PN.BTL)”
B. Identifikasi Masalah
Kebebasan berpendapat merupakan hak asasi yang dijamin dan dilindungi
oleh Negara di dalam konstitusi. Pada hakekatnya setiap orang bebas untuk
menyatakan pendapat dan menyampaikan opini, namun di dalam penyampaiannya,
terlebih lagi dalam bentuk komunikasi massa, pelaksanaan kebebasan berpendapat
2 L.J. van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Pradnya Paramita,2004. hlm. 6 3 Edmon Makarim, Pengantar Hukum Telematika, Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, 2005. hlm. 203
Penerapan Pasal..., Jaka, Fakultas Hukum 2016
4
harus dibatasi dengan tujuan untuk melindungi setiap orang dari perbuatan-
perbuatan yang merendahkan derajat dan martabat manusia.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh
mengenai batasan perbuatan yang dikualifikasikan sebagai tindakan penghinaan
dan pencemaran nama baik menurut Pasal 27 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, serta bagaimana
Penerapan Pasal a quo dalam menyelesaikan perkara penghinaan dan pencemaran
nama baik.
C. Rumusan Masalah
Berkenaan dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang dirumuskan penulis adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dalam penyelesaian
perkara penghinaan dan pencemaran nama baik?
2. Apa batasan perbuatan yang dapat dikualifikasikan sebagai penghinaan dan
pencemaran nama baik menurut pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11
tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Setiap penelitian pasti mempunyai tujuan dan kegunaan yang hendak
dicapai oleh penulisnya. Adapun tujuan dan kegunaan yang hendak penulis capai
dari penelitian ini, adalah:
Penerapan Pasal..., Jaka, Fakultas Hukum 2016
5
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari jawaban-jawaban atas
pertanyaan yang telah penulis kemukakan, yaitu:
a. Mengetahui penerapan pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11
tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dalam
penyelesaian perkara penghinaan dan pencemaran nama baik.
b. Mengetahui batasan perbuatan yang dapat dikualifikasikan
melakukan penghinaan dan pencemaran nama baik menurut pasal
27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian yang penulis harapkan, ada 2 (dua)
macam, yaitu:
a. Segi Teoritis
1) Penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
bagi penulis tentang kebebasan berpendapat dan masalah-
masalah yang timbul dalam pelaksanaan kebebasan
berpendapat;
2) Penelitian diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan bagi penulis, khususnya ilmu terapan.
Penerapan Pasal..., Jaka, Fakultas Hukum 2016
6
b. Segi Praktis
1) Penelitian diharapkan akan berguna bagi pembaca dan dapat
dijadikan sebagai masukan ataupun acuan dalam rangka
penelitian-penelitian berikutnya;
2) Penelitian diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam pencarian
kebenaran dan kepastian hukum bagi para pihak;
3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
bagi pembaca atau pihak-pihak yang memerlukannya.
E. Kerangka Teori, Kerangka Konseptual, dan Kerangka Pemikiran
1. Kerangka Teori
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat Hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.4 Dan
hak atas kebebasan berpendapat merupakan salah satu hak asasi yang
dijamin dan dilindungi di dalam konstitusi Negara Republik Indonesia,
karena itu pada dasarnya setiap orang memiliki hak untuk menyatakan
pendapat dan menyampaikan opini baik secara lisan maupun dengan
tulisan.
4 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Penerapan Pasal..., Jaka, Fakultas Hukum 2016
7
Namun di dalam pelaksanaannya, hak atas kebebasan berpendapat
bagi setiap orang tidak menghilangkan kewajiban pada negara untuk
melindungi setiap warga negaranya dari perbuatan-perbuatan yang
merendahkan derajat dan martabat manusia, sebagaimana diatur di
dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.5
Tindakan penghinaan dan pencemaran nama baik, adalah tindakan
yang ditujukan untuk menyerang kehormatan dan nama baik seseorang6.
Dalam kaitannya dengan kebebasan berpendapat, negara dibenarkan
untuk mengatur dan memberikan batasan agar kebebebasan tersebut
tidak melanggar hak-hak asasi orang lain.
Salah satu asas yang mendasari Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah Asas Itikad
Baik, yang berarti bahwa para pihak yang melakukan transaksi
elektronik tidak bertujuan secara sengaja dan tanpa hak atau melawan
hukum mengakibatkan kerugian bagi pihak lain.
Karenanya, dalam hal pelaksanaan hak atas kebebasan
berpendapat, setiap orang harus tetap tunduk dan menundukkan diri
pada prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.
5 Pasal 28G, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 6 Soesilo, R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Beserta Komentarnya
Lengkap Pasal Demi Pasal, Bogor: Politeia, 1988. hlm. 225.
Penerapan Pasal..., Jaka, Fakultas Hukum 2016
8
2. Kerangka Konseptual
a. Hak Asasi Manusia
Definisi klasik dan menggejala dalam pemaknaan hak asasi
manusia(HAM) yang sering dipakai dan dikutip adalah:
“A human right by definitions is a universal moral right,
something which all men, everywhere, at all times ought to have,
something of which no one may deprieved without a grave affront of
justice, something which is owing to every human being simply
because he (she) is human”.7
Sedangkan menurut John Locke, hak asasi manusia adalah hak
yang diberikan langsung oleh tuhan sebagai sesuatu yang alami.
Artinya, hak asasi manusia yang dimiliki manusia sifatnya tidak
dapat dipisahkan dari hakikatnya, sehingga bersifat suci.
Hak asasi manusia adalah suatu konsepsi mengenai pengakuan
harkat dan martabat manusia yang dimiliki secara alamiah yang
melekat pada setiap manusia tanpa perbedaan bangsa, ras, agama
dan jenis kelamin.8
Dalam pengertian universal, hak asasi manusia diartikan
sebagai hak dan kebebasan dasar manusia yang secara alamiah
melekat pada manusia dan tanpa itu manusia tidak dapat hidup
secara wajar sebagai manusia.
7 Maurice Cranston. Seperti dikutip dari Kurniawan Kunto Yuliarso, Hak Asasi Manusia (HAM)
di Indonesia: Menuju Democratic Governance. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik.Volume 8, Nomor
3, 2005.hlm. 293 8 Koesparmono Irsan, Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta: Yayasan Brata Bhakti, 2009. hlm.
24
Penerapan Pasal..., Jaka, Fakultas Hukum 2016
9
Dalam pengertian hukum Islam, konsep hak asasi manusia
dibagi ke dalam dua macam dilihat dari kategori huquuqul ibad.
Pertama, hak asasi manusia yang keberadaannya dapat
diselenggarakan oleh suatu negara. Kedua, adalah hak asasi manusia
yang keberadaannya secara tidak langsung dapat dilaksanakan oleh
suatu negara. Hak-hak yang pertama disebut dengan hak-hak legal,
sedangkan yang kedua disebut dengan hak-hak moral.9
Dalam perundang-undangan nasional, pengertian hak asasi
manusia dimuat dalam Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang memberikan
pengertian HAM sebagai berikut:
Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai Mahluk Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan Anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara hukum dan pemerintah,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
b. Batasan Perbuatan Yang Diklasifikasikan Sebagai Penghinaan
dan Pencemaran Nama Baik Menurut Hukum Pidana Indonesia
1) Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Tindak pidana pencemaran nama baik digolongkan sebagai salah
satu bentuk dari penghinaan sebagaimana diatur dalam KUHP. Jenis
penghinaan diatur dalam Bab XVI KUHP tentang penghinaan
diantaranya :
9 Syekh Syaukat Hussain, sebagaimana dikutip oleh Yahya Ahmad Zein, Problematika Hak Asasi
Manusia (HAM), Yogyakarta: Liberty, 2012. hlm. 11
Penerapan Pasal..., Jaka, Fakultas Hukum 2016
10
a) Pasal 310 KUHP tentang Pencemaran
Ketentuan Pasal 310 KUHP mendefinisikan pencemaran
sebagai perbuatan menyerang kehormatan atau nama baik
seseorang dengan menuduhkan suatu hal agar diketahui umum.
Ketentuan Pasal 310 KUHP membedakan pencemaran menjadi
dua jenis, diantaranya :
(1) Pencemaran nama baik yang dilakukan secara lisan
(2) Pencemaran nama baik yang dilakukan melalui tulisan atau
gambar yang dipublikasikan.
b) Pasal 311 KUHP tentang fitnah
Ketentuan Pasal 311 mendefinisikan fitnah sebagai
kejahatan pencemaran atau pencemaran tertulis dengan
menuduhkan suatu hal yang tidak dapat dibuktikan
kebenarannya.
c) Pasal 315 KUHP tentang Penghinaan ringan
Ketentuan Pasal 315 KUHP mendefinisikan penghinaan
ringan sebagai tiap-tiap penghinaan yang dilakukan dengan
sengaja tetapi tidak bersifat pencemaran atau pencemaran
tertulis yang dilakukan terhadap seseorang.
d) Pasal 317 KUHP tentang pengaduan fitnah
Ketentuan Pasal 317 KUHP mendefinisikan pengaduan
fitnah sebagai kesengajaan seseorang mengajukan pengaduan
atau pemberitahuan palsu kepada penguasa, baik secara tertulis
Penerapan Pasal..., Jaka, Fakultas Hukum 2016
11
maupun untuk dituliskan, tentang seseorang sehingga
kehormatan atau nama baiknya terserang.
e) Pasal 318 KUHP tentang perbuatan yang menimbulkan
persangkaan palsu
Ketentuan Pasal 318 KUHP mendefinisikan persangkaan
palsu sebagai perbuatan sengaja menimbulkan secara palsu
persangkaan terhadap seseorang bahwa dia melakukan suatu
perbuatan pidana.
f) Pasal 320 dan 321 KUHP tentang Pencemaran terhadap orang
yang sudah meninggal
Ketentuan Pasal 320 dan Pasal 321 KUHP mengatur
mengenai perbuatan yang terkait dengan orang yang sudah
meninggal dan apabila orang tersebut masih hidup dapat
dikategorikan sebagai pencemaran atau pencemaran tertulis.
2) Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
Klasifikasi perbuatan yang dilarang dalam Undang-Undang
Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(UU ITE) dijelaskan dalam pasal 27 hingga pasal 37. Konstruksi
pasal-pasal tersebut mengatur secara lebih detail tentang
pengembangan modus-modus kejahatan tradisional sebagaimana
Penerapan Pasal..., Jaka, Fakultas Hukum 2016
12
yang tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP).10
Pasal 27 UU ITE, mengatur masalah pelanggaran kesusilaan,
perjudian, pencemaran nama baik dan tidakan pemerasan dan
pengancaman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:
Pasal 27
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan yang melanggar kesusilaan.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan perjudian.
(3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.
(4) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan pemerasan dan/atau pengancaman.
10Maskun, Op Cit. hlm. 33
Penerapan Pasal..., Jaka, Fakultas Hukum 2016
13
3. Kerangka Pemikiran
HAK ASASI MANUSIA
MANUSIA SEBAGAI
PEMANGKU HAM
NEGARA SEBAGAI PELINDUNG HAM
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
PENGHINAAN DAN
PENCEMARAN NAMA
BAIK MENURUT KUHP
PENGHINAAN DAN
PENCEMARAN NAMA
BAIK MENURUT UU
ITE
1. Apa batasan perbuatan yang dapat dikualifikasikan
melakukan penghinaan dan pencemaran nama baik menurut
pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik?
2. Bagaimana penerapan pasal 27 ayat 3 Undang-Undang
Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik dalam penyelesaian perkara penghinaan dan
pencemaran nama baik?
Penerapan Pasal..., Jaka, Fakultas Hukum 2016
14
F. Metode Penelitian
Metode adalah cara atau langkah yang berulang kali sehingga menjadi pola
untuk mengkaji pengetahuan tentang suatu gejala.11 Dalam sebuah penelitian, untuk
memperoleh data yang akurat dan valid diperlukan adanya suatu metodologi.
Metodologi pada hakekatnya memberikan pedoman tentang tata cara seorang
ilmuwan mempelajari, menganalisa, dan memahami lingkungan-lingkungan yang
dihadapinya.12
Metode penelitian yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
Yuridis Normatif, yaitu penelitian yang dilakukan berdasarkan perundang-
undangan. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa bahan hukum.13
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini menjabarkan, mendeskripsikan, dan menggambarkan
mengenai kebebasan berpendapat dan pelaksanaan kebebasan berpendapat
serta kaitannya dengan kebebasan berpendapat, pelaksanaan kebebasan
berpendapat dan penerapan pasal tentang penghinaan dan pencemaran nama
baik menurut undang-undang informasi dan telekomunikasi.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis yang berarti bahwa hasil
penelitian ini berusaha memberikan penggambaran secara menyeluruh dan
mendalam tentang suatu keadaan atau gejala yang diteliti. Artinya penelitian
11 Joko Purwono, Metodologi Penelitian Hukum, Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1986. hlm
56 12 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia, 1986. hlm 6 13 M Ibrahim, Buku Pedoman Penulisan Skripsi Bidang Hukum, Jakarta: Ubhara Press, 2014. hlm
20
Penerapan Pasal..., Jaka, Fakultas Hukum 2016
15
akan dibahas daam bentuk pemaparan yang diuraikan berdasarkan pasal-
pasal pada hukum yang diuraikan.
b. Sumber Data
Dalam penelitian ini, data sekunder merupakan data pokok. Data
sekuder diperoleh dengan cara menelusuri bahan-bahan penelitian hukum
yang berasal dari bahan pustaka, dokumen-dokumen yang digunakan dalam
ketentuan hukum mengenai kebebasan berpendapat, pelaksanaan kebebasan
berpendapat dan penerapan pasal tentang penghinaan dan pencemaran nama
baik menurut undang-undang informasi dan transaksi elektronik.
c. Metode Pengumpulan data
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah
studi pustaka, yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
mepelajari data-data sekunder yang mempunyai hubungan dengan masalah
yang sedang diteliti. Penelitian hukum bertujuan untuk mengumpulkan
bahan-bahan hukum dengan maksud untuk menjawab masalah hukum yang
sudah diidentifikasi sebelumnya. Bahan-bahan hukum adalah bahan-bahan
yang mempunyai kekuatan mengikat dari sudut pandang hukum.
Data penelitian hukum adalah data dalam bentuk bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Pengumpulan data ini
adalah studi kepustakaan, yaitu suatu teknik pengumpulan data atau
penggalian data kepustakaan.
Penerapan Pasal..., Jaka, Fakultas Hukum 2016
16
d. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang penulis gunakan adalah Logis-Normatif yaitu
berdasarkan logika dan perundang-undangan. Selain itu menggunakan
logika silogisme, yaitu dengan menarik kesimpulan dari data yang sudah
ada, kemudian data tersebut diolah melalui metode kualitatif yaitu
kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan.14
G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bab ini merupakan kerangka dasar dari keseluruhan penelitian.
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah,
identifikasi masalah dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, kerangka teoritis, kerangka konseptual, dan
kerangka pemikiran, metode penelitian serta sistematika
penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang pengertian hak
asasi manusia, hak atas kebebasan berpendapat dan pelaksanaan
hak atas kebebasan berpendapat di indonesia, serta perbuatan
yang diklasifikasikan sebagai penghinaan dan pencemaran nama
baik menurut peraturan perundang-undangan di indonesia.
14ibid
Penerapan Pasal..., Jaka, Fakultas Hukum 2016
17
BAB III Hasil Penelitian
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang kronologis dan
posisi kasus dalam putusan nomor 196/Pid.Sus/2014/PN.BTL,
dasar-dasar pertimbangan hakim dalam putusan, dan putusan
hakim.
BAB IV Pembahasan dan Analisa Hasil Penelitian
Bab ini berisi pembahasan dan analisis data yang berusaha
dikumpulkan untuk mengkaji secara ilmiah terhadap data yang
telah dikumpulkan selama penelitian dilakukan, dimana pada
bab ini ditelaah dan dianalisa mengenai pelaksanaan kebebasan
berpendapat dan kaitannya dengan penerapan pasal 27 ayat 3
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik dalam penyelesaian tindak pidana
penghinaan dan pencemaran nama baik.
BAB V Penutup
Bab ini merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan
penulis berdasarkan pokok permasalahan dan analisis data
disertai saran-saran bagi pihak-pihak terkait.
Penerapan Pasal..., Jaka, Fakultas Hukum 2016
top related