bab i pendahuluan a. latar belakang - ppid.padang.go.idppid.padang.go.id/home/download_file/grand...
Post on 08-Mar-2019
215 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara geografis dan geologis Kota Padang sebagai Ibukota Provinsi
Sumatera Barat memiliki potensi bencana yang sangat beragam seperti banjir,
longsor, angin puting beliung, abrasi pantai, gempa bumi, tsunami, kebakaran dan
lain-lain. Penanggulangan bencana merupakan bagian dari program pembangunan
nasional pada umumnya, dan mendapat tempat prioritas oleh pemerintah Kota
Padang. Semua itu bermuara pada satu tujuan yaitu membangun ketahanan
masyarakat Kota Padang khususnya dari bencana.
Pada Tahun 2009 Kota Padang dilanda gempa dengan kekuatan 7,9 Sr
menimbulkan kerusakan yang besar serta jatuhnya korban jiwa meninggal 323
orang, hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
menghadapi bencana serta informasi yang tidak jelas menyebabkan kebingungan
di tengah masyarakat. Banyak orang tua yang kebingungan mencari anaknya
karena terputusnya komunikasi. Belajar dari pengalaman gempa Tahun 2009,
BPBD berupaya membangun budaya kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi ancaman bencana di Kota Padang. Undang-undang Nomor 24 Tahun
2007 juga menjelaskan tentang Penanggulangan Bencana disusun dengan
menggunakan paradigma bahwa penanggulangan bencana harus dilakukan secara
terencana, terpadu dan terkordinasi dengan melibatkan para pemangku
kepentingan.
Sebagai tindak lanjut paradigma penanggulangan bencana tersebut, BPBD
Kota Padang pada Tahun 2017 menetapkan Padang Cerdas Bencana sebagai
moto penanggulangan bencana. Padang Cerdas Bencana merupakan bentuk
pengerahan semua sumber daya yang ada di Kota Padang yang dimanfaatkan
sepenuhnya untuk pengurangan risiko dan penanggulangan bencana alam.
Pencanangan padang cerdas bencana melahirkan visi BPBD “Padang Kota Cerdas
Bencana” yang sekaligus juga menetapkan misi-misi yang menjadi dasar mencapai
tujuan. Mewujudkan Padang Kota Cerdas Bencana adalah dengan membangun
budaya kesiapsiagaan serta meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 2
pengurangan risiko bencana (PRB) dengan melibatkan semua unsur seperti
lembaga pemerintah, pendidikan, dunia usaha dan lain sebagainya.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah perlu dilakukan untuk memberikan pendoman yang tepat.
Agar penyusunan grand design dapat dipahami oleh piak terkait. Permasalahan
dalam pengurangan risiko bencana di Kota Padang belum sepenuhnya melibatkan
berbagai pihak, masih terdapat gap antara unsur pemerintah, masyarakat, dunia
usaha dan pendidikan. Permasalahan ini yang akan dijembatani BPBD Kota
Padang agar penanganan bencana secara menyeluruh dengan melibatkan
pemangku kepentingan yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Adapun
permasalahan yang teridentifikasi sebagai berikut:
- Belum adanya regulasi yang menetapkan dan menjadikan ProgramPengurangan Risiko Bencana (PRB) sebagai kegiatan prioritas danberkesinambungan.
- Belum adanya persepsi yang sama tentang program pengurangan risikobencana antara Pemerintah Kota (OPD) dengan masyarakat dan duniausaha.
- Penganggaran yang terbatas belum dapat mendukung kegiatan-kegiatanPRB.
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penyusunan grand design ini agar tersedianya dokumen
perencanaan sebagai acuan bagi BPBD Kota Padang dalam mewujudkan Padang
Kota Cerdas Bencana. Adapun manfaat penyusunan grand design adalah supaya
tersedianya arah dan tahapan yang jelas bagi BPBD Kota Padang dalam
mewujudkan Padang Kota Cerdas Bencana.
D. Sistematika Penulisan
Penyusunan grand design Padang Kota Cerdas Bencana dengan skema
penulisan sebgai berikut:
1. Kata Pengantar
2. BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 3
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
D. Sistematika Penulisan
E. Definisi
3. BAB II Kajian Strategis
A. Kajian Risiko Bencana
B. Analisis SWOT
4. BAB III Target dan Outcomes
A. Target
B. Outcomes
5. BAB IV PENUTUP
E. Definisi
Grand design Padang Kota Cerdas Bencana adalah rancangan
induk/dokumen pedoman yang menjadi acuan dalam mewujudkan Kota Cerdas
bencana dalam kurun waktu yang ditentukan dengan tahapan yang jelas yaitu
dalam masa RPJM 2017-2019 dan 2020-2024.
Pengurangan risiko bencana (PRB) menurut United Nation International
Strategy (2009) “adalah konsep dan praktek mengurangi risiko bencana melalui
upaya-upaya sitematik untuk menganalisis dan mengelola faktor-faktor penyebab
bencana, termasuk pengurangan keterpaparan terhadap ancaman bahaya,
pengurangan kerentanan penduduk dan harta benda, pengelolaan lahan dan
lingkungan secara bijak, dan peningkatan kesiapsiagaan terhadap peristiwa-
peristiwa yang merugikan”.
Menurut BNPB PRB adalah upaya untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan
akibat satu jenis bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat
berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi,
kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
Merujuk kepada definisi PRB tersebut cerdas bencana didefinisikan sebagai
upaya pengerahan semua sumber daya yang ada dimanfaatkan sepenuhnya untuk
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 4
pengurangan risiko dan penanggulangan bencana alam. Sedangkan Padang Kota
Cerdas Bencana adalah kondisi Kota Padang yang akan diwujudkan dalam jangka
waktu tertentu dengan serangkaian upaya yang akan dilakukan disesuaikan
dengan tugas dan fungsi BPBD Kota Padang.
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 5
BAB II
KAJIAN STRATEGIS
A. Kajian Risiko Bencana
Kota Padang terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera dan berada antara
0º44’00” dan 1º08’35” Lintang Selatan serta antara 100º05’05” dan 100º34’09”
Bujur Timur. Luas daerah pada awalnya menurut Peraturan Pemerintah No. 17
Tahun 1980, luas Kota Padang adalah 694,96 km2. Menurut pembaharuan
melalui Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2005 tentang luas Kota Padang
bertambah menjadi 1.414,96 Km2, karena adanya penambahan wilayah perairan
seluas 720 km2. Secara administrasi, Kota Padang memiliki batas–batas sebagai
berikut:
1. Sebelah Utara : Kabupaten Padang Pariaman
2. Sebelah Selatan : Kabupaten Pesisir Selatan
3. Sebelah Barat : Samudera Hindia
4. Sebelah Timur : Kabupaten Solok
Secara garis besar Kota Padang dapat dibagi atas wilayah pantai dengan
seluruh pinggiran pantai yang berhadapan dengan Samudera Hindia, wilayah
dataran rendah yaitu wilayah yang sebagian besar sudah berkembang (termasuk
kawasan pusat kota), dan wilayah dataran tinggi yaitu wilayah yang berada pada
lereng bukit barisan. Topografi Kota Padang mempunyai karakteristik yang
sangat bervariasi tersebut menyebabkan Kota Padang rawan bahaya.
Untuk wilayah pesisir pantai Kota Padang yang memanjang dari arah barat
laut ke tenggara membentuk garis pantai yang relatif lurus. Wilayah pesisir
bagian utaralebih landai dan ke arah selatan mempunyai gradasi perairan pantai
yang curam.Kedalaman rata-rata perairan antara Kota Padang dengan pulau-
pulau kecil mencapai 80 meter sementara diluar jajaran pulau tersebut
kedalaman mencapai 300 m. Kondisi perairan disekitar pulau-pulau kecil berupa
karang (fringing reef) sampai jarak 50 meter dari pantai dengan kedalaman
mencapai tiga meter, kemudian perairan berubah secara tajam dengan
kedalaman mencapai 30 - 60 meter.
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 6
Wilayah perairan yang memanjang dengan kondisi yang beragam ini
menyebabkan Kota Padang berpotensi terjadinya gelombang ekstrim dan abrasi.
Pada beberapa titik abrasi pantai telah dilakukan upaya mitigasi struktural seperti
pembangunan batu grid. Namun demikian, alternatif lain perlu dilakukan karena
masih terjadi pengikisan pantai di beberapa titik lainnya di Kota Padang. Salah
satunya dengan mempertimbangkan kondisi muara sungai yang tersebar
dibeberapa titik.
Kota Padang tercatat memiliki 5 sungai besar dan 16 sungai kecil didataran
rendah yang kemungkinandapat menjadi penyebab terjadinya banjir. Hal ini
terjadi hampir di seluruh kecamatan yang ada di Kota Padang memiliki beberapa
titik banjir. Namun kejadian yang cukup memberikan dampak kerugian adalah
banjir bandang di hulu sungai. Kejadian ini menyebabkan abrasi sungai bahkan
merusak areal pertanian dan pemukiman sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS)
tersebut.
Kondisi tersebut didukung dari segi klimatologi Kota Padang yang
mempunyai iklim tropis dengan hujan turun hampir sepanjang tahun. Tingkat
curah hujan di Kota Padang mencapai rata rata 414,63 mm perbulan dengan
rata rata hari hujan 17 hari perbulan. Suhu udaranya cukup tinggi yaitu antara
26,3o – 28o Celcius. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 79 –
83%.Kondisi ini juga dapat menyebabkan beberapa potensi bahaya seperti
cuaca ekstrim yang dipengaruhi oleh cuaca yang sifatnya fluktuatif tiap tahunnya.
Selain itu, dari segi geologi wilayah Barat Indonesia khususnya Kota
Padang secara tektonik merupakan wilayah yang sangat dinamis. Hal ini
disebabkan oleh proses subduksi/interaksi 2 lempeng, yaitu Lempeng Indo-
Australia dengan Eurasia. Dengan adanya proses tersebut daerah Padang
menjadi rawan terjadinya gempabumi bahkan berpotensi menimbulkan tsunami.
Potensi gempabumi di wilayah Kota Padang terdapat pada 3 zona, yaitu pada
zona subduksi (baik inter dan intraplate), Zona Sesar Mentawai dan Zona Sesar
Sumatera.
Salah satu kejadian gempabumi tektonik yang terjadi di Kota Padang yaitu
pada tanggal 30 September 2009. Kejadian ini memberikan dampak kepada
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 7
penggunaan lahan di Kota Padangyang mengalami sedikit perubahan.
Pergeseran yang terjadi adalah penggunaan lahan pertanian yang beralih
menjadi perkantoran dan perumahan masyarakat. Selain itu, terjadi pergeseran
pemukiman yang ditandai dengan banyaknya masyarakat Kota Padang yang
bermukim di zona merah (tepi pantai) yang bergeser ke zona hijau (daerah By
Pass). Perpindahan yang dilakukan ini untuk meminimalisir dampak yang akan
timbul dari bahaya gempabumi dan tsunami yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Dampak dari perubahan Rencana Tata Ruang dan Wilayah ini akan
mengurangi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan berbagai fasilitas
pelayanan perkantoran. Tetapi sepanjang lahan pertanian itu masih produktif
akan tetap dijadikan sebagai lahan pertanian seperti di Kecamatan Bungus, Koto
Tangah, Kuranji dan Pauh yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi,
sedangkan tanah yang tak produktif akan dialihfungsikan.
Hal ini juga berpengaruh terhadap demografi Kota Padang khususnya
dalam jumlah dan kepadatan penduduk. Secara keseluruhan dari data BPS
(Padang Dalam Angka tahun 2012), kepadatan penduduk Kota Padanghampir
mencapai 1.200 jiwa per km2. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
kepadatan penduduk mengalami penurunan. Untuk lebih jelas tentang jumlah,
luas daerah dan kepadatan penduduk menurut kecamatan di Kota Padang
Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Jumlah dan Kepadatan Penduduk serta Luas Kecamatan Di KotaPadang
No KecamatanJumlah
Penduduk(Jiwa)
Luas (km2)Kepadatan(Jiwa/km2)
1 Bungus Teluk Kabung 24. 137 100, 78 237
2 Lubuk Kilangan 52.755 85, 99 603
3 Lubuk Begalung 115.286 30, 91 3.663
4 Padang Selatan 59.038 10, 03 5.860
5 Padang Timur 78.795 8, 15 9.667
6 Padang Barat 45.846 7, 00 6.540
7 Padang Utara 70.252 8, 08 8.670
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 8
No KecamatanJumlah
Penduduk(Jiwa)
Luas (km2)Kepadatan(Jiwa/km2)
8 Nanggalo 59.654 8, 07 7.328
9 Kuranji 138.584 57, 41 3.365
10 Pauh 66.661 146, 29 580
11 Koto Tangah 178.456 232, 25 752
TOTAL 889.646 694, 96 1.290
Sumber : BPS,Padang Dalam Angka 2014
Berdasarkan Tabel 5 maka terlihat bahwa Kecamatan Padang Timur
merupakan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi.
Sedangkan Kecamatan Bungus Teluk Kabung merupakan kecamatan dengan
tingkat kepadatan penduduk terendah dibandingkan dengan kecamatan lainnya.
Dari tabel juga terlihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi pada umumnya
berada pada pesisir pantai yang merupakan wilayah bahaya tertinggi di Kota
Padang.
Analisis kecenderungan didapatkan dari perubahan jumlah kejadian dalam
kurun waktu tertentu. Kecenderungan kejadian yang akan dianalisis dapat dilihat
dari perkembangan kejadian bencana minimal dalam 10 tahun terakhir. Kejadian
bencana tersebut didapatkan dari data catatan kejadian yang ada di nasional
maupun didaerah. Selain itu, juga dianalisis kecenderungan kejadian untuk
potensi bahaya lainnya di daerah tersebut.
Berdasarkan analisis risiko bencana, untuk Kota Padang terdapat 10 jenis
potensi bahaya. Jika dilihat dari sejarah kejadian dari tahun 2002 – 2012 di Kota
Padang tercatat 6 jenis bencana terjadi. Sedangkan 4 jenis potensi lainnya
belum terjadi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Untuk melihat kecenderungan
kejadian dari jumlah kejadian dengan tahun kejadian dalam rentang waktu 10
tahun terakhir di Kota Padang dapat dilihat pada Gambar 1.
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 9
Analisis kecenderungan bencana 10 tahun terakhir yang telah disepakati
oleh tim penyusun dokumen RPB di Kota Padang dapat dilihat pada tabel 2
berikut.
Tabel 2. Sejarah Kejadian Bencana di Kota Padang Tahun 2003 - 2012
NOJenis
BahayaKecenderungan Kejadian
Meningkat Tetap Menurun
1 Banjir √ - -
2 Cuaca Ekstrim √ - -
3 Tanah Longsor - √ -
4Gelombang
Ekstrim- √ -
5 Kekeringan - √ -
Sumber : Hasil Analisis Kajian Risiko Tahun 2016
Dari gambar dan tabel tersebut dapat dilihat bahwa terdapat
kecenderungan kejadian bencana yang tercatat berdasarkan data DIBI di Kota
Padang dalam rentang waktu tahun 2002 – 2012 yaitu:
1. Bencana gempa bumi yang terjadi tahun 2004, 2007 dan 2009 serta
banjir yang terjadi hampir setiap tahun di Kota Padang cenderung
mengalami peningkatan.
Sumber : Data &Informasi Bencana Indonesia 2002 - 2012
Gambar 1. Kecenderungan Kejadian Bencana Di Kota Padang
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 10
2. Bencana puting beliung (cuaca ekstrim) juga cenderung mengalami
peningkatan terutama untuk 3 tahun terakhir.
3. Bencana tanah longsor cenderung tetap, karena dapat dilihat pada grafik
bahwa persentase masing-masing bencana tersebut dalam kurun waktu
10 tahun terakhir tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan yang
signifikan.
4. Bencana gelombang ekstrim dan abrasi serta kekeringan, untuk 10
tahun terakhir mengalami kecenderungan tetap.
Untuk bencana lain yang berpotensi seperti tsunami, epidemi dan wabah
penyakit, gagal teknologi serta kebakaran hutan dan lahan dikategorikan
kejadian dengan kecenderungan tetap. Hal ini menjadi kesepakatan tim
penyusun karena potensi tersebut belum pernah terjadi di Kota Padang.
Penentuan analisis kecenderungan dari 10 potensi bahaya di Kota Padang akan
sangat berpengaruh terhadap prioritas penanganan bencana di Kota Padang.
Bencana prioritas didapatkan dari hasil analisis kajian risiko dengan dipadukan
analisis kecenderungan ini nantinya.
Kota Padang memiliki beberapa kejadian bencana yang memberikan
dampak yang cukup besar. Salah satu kejadian yang menimbulkan korban jiwa
dan kerusakan infrastruktur yang cukup besar adalah gempabumi pada tanggal
30 September 2009. Kejadian gempabumi juga berdampak kepada
Kabupaten/Kota sekitar Kota Padang dengan korban jiwa yang cukup besar.
Selain itu bencana lain yang sering terjadi adalah banjir, tanah longsor dan
lainnya. Untuk lebih jelas tentang kejadian sejarah bencana di Kota Padangyang
tercatat dalam Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) dapat dilihat pada
Tabel 3 berikut.
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 11
Tabel 3. Jumlah Kejadian Bencana Di Kota Padang Tahun 1815 – 2012Bencana Jumlah
KejdMngl Luka
lukaHilang Mende
RitaMngs Rmh
RskBrt
RmhRsk
Rngn
Banjir 38 62 40 4 13.424 980 65 0
Gelombang
Ekstrim dan
Abrasi
8 2 6 0 384 7.656 760 1.232
Gempabumi 11 774 2.46
2
4 0 0 79.01
6
167.232
Kebakaran
Hutan dan
Lahan
1 0 0 0 0 0 0 0
Gagal
teknologi
4 12 8 6 0 0 0 0
Kekeringan 1 0 0 0 0 0 0 0
Cuaca
Ekstrim
5 0 5 0 0 100 11 11
Tanah
Longsor
10 48 9 4 0 0 18 2
JUMLAH 78 898 2.530 18 13.808 8.736 79.87 168.477
Sumber : Data &Informasi Bencana Indonesia 1815 - 2012
Berdasarkan Tabel 3 terkait kejadian bencana Kota Padangyang diambil
dari DIBI Indonesia maka disimpulkan bahwa banjir merupakan kejadian yang
paling banyak terjadi dengan 38 kali. Kejadian ini hampir meliputi seluruh wilayah
di Kota Padang. Hal ini dikarenakan banyaknya pemukiman di daerah rendah
dan di sepanjang aliran sungai. Kejadian banjir juga memiliki frekuensi kejadian
yang hampir terjadi tiap tahun dan mengalami peningkatan kejadian.
Jika dilihat dari jumlah korban dan kerusakan maka bencana gempabumi
yang terjadi sebanyak 11 kali menyebabkan dampak yang cukup besar. Selain
dari 2 kejadian tersebut, Kota Padang juga pernah mengalami kejadian
kekeringan sebanyak 1 kali, gelombang ekstrim dan abrasi sebanyak 8 kali,
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 12
gagal teknologi sebanyak 4 kali, cuaca ekstrim sebanyak 5 kali dan tanah
longsor sebanyak 10 kali.
Dari data tabel, dapat dijadikan perbandingan dalam bentuk persentase
kejadian bencana di Kota Padangyang dapat dilihat pada Gambar 2.
Dari Gambar 2 diatas, terlihat bahwa kejadian banjir mendominasi jumlah
kejadian yang terjadi di Kota Padang. Hampir 48,72% dari total seluruh kejadian
bencana di Kota Padang, tercatat merupakan kejadian banjir yang terjadi di
beberapa titik di Kota Padang.Beberapa kejadian banjir juga terkait
denganbencana tanah longsor didaerah perbukitan dengan perbandingan
persentase sebesar 12,82% dari total kejadian.
Persentase kejadian gempabumi dan gelombang ekstrim dan abrasi juga
tergolong kejadian yang sering terjadi di Kota Padang. Kejadian tersebut
memberikan dampak cukup besar terhadap penduduk, bangunan dan
lingkungan. Sedangkan jumlah persentase kejadian yang paling kecil adalah
untuk bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan dengan persentase
sama yaitu 1,28%.
Berdasarkan Kajian Risko Bencana (KRB) Kota Padang Tahun 2014-2018
terdapat beberapa komponen pengkajian risiko bencana terdiri dari ancaman,
kerentanan, dan kapasitas. Komponen parameter ini digunakan untuk
Sumber : Data dan Informasi Bencana Indonesia tahun 1815 - 2012
Gambar 2. Persentase Jumlah Kejadian Bencana dari Tahun 1815-2012 di Kota Padang
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 13
memperoleh tingkat risiko bencana suatu kawasan dengan menghitung potensi
jiwa terpapar, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan.
a. Banjir
Berdasarkan pengkajian indeks bahaya di Kota Padang, maka wilayah
terancam bencana banjir hampir meliputi seluruh kecamatan. Jika dilihat dari
total luasan bahaya banjir di tingkat kecamatan Kota Padang secara keseluruhan
sebesar 14.901 Ha. Untuk lebih jelas rekapitulasi luas bahaya dari indeks yang
dihasilkan dalam pengkajian bahaya banjir per kecamatan di Kota Padang
secara umum terlihat pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Indeks Kapasitas Banjir Per Kecamatan Di Kota Padang
b. Gempa Bumi
Berdasarkan pengkajian indeks bahaya di Kota Padang, maka hampir
seluruh kecamatan di Kota Padang memiliki luasan daerah terdampak
gempabumi. Untuk lebih jelas rekapitulasi luas bahaya dari indeks bahaya
gempabumi per kecamatan di Kota Padang secara umum terlihat pada Tabel
berikut.
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 14
Tabel 5. Indeks KapasitasGempa Bumi Per Kecamatan Di Kota Padang
c. Tsunami
Pengkajian bahaya akan menghasilkan indeks dan peta bahaya tsunami.
Dari indeks dan peta bahaya tersebut, dapat ditentukan luas bahaya dan kelas
bahaya tsunami pada masing-masing kecamatan yang berpotensi tsunami di
Kota Padang secara umum terlihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Indeks Kapasitas Tsunami Per Kecamatan Di Kota Padang
d. Cuaca Ekstrim
Cuaca Ekstrim atau angin puting beliung merupakan salah satu bencana
yang berpotensi dan pernah terjadi di Kota Padang. Pada umumnya cuaca
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 15
ekstrim didasarkan pada distribusi klimatologi, dimana kejadian ekstrim lebih
kecil sama dengan 5% distribusi. Tipenya sangat bergantung pada lintang
tempat, ketinggian, topografi, dan kondisi atmosfer.
Penghitungan indeks bahaya cuaca ekstrim mengacu kepada beberapa
parameter berdasarkan pedoman umum pengkajian risiko bencana yang
dikeluarkan oleh BNPB. Parameter yang dilihat untuk menghitung indeks bahaya
cuaca ekstrim adalah keterbukaan lahan, kemiringan lereng, dan curah hujan
tahunan. Untuk menganalisa paramater-parameter tersebut maka diperlukan
data yang bersumber dari Kementrian Kehutanan, Badan Informasi Geospasial,
dan BMKG.
Berdasarkan pengkajian indeks bahaya di Kota Padang, maka hampir
seluruh wilayah kecamatan yang ada di Kota Padang terancam bahaya cuaca
ekstrim. Untuk lebih jelas rekapitulasi luas bahaya dari indeks yang dihasilkan
indeks bahaya cuaca ekstrim per kecamatan di Kota Padang secara umum
terlihat pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Indeks Cuaca Ekstrim Kecamatan Di Kota Padang
e. Tanah Longsor
Potensi kejadian tanah longsor dapat dipetakan melalui beberapa
komponen seperti yang dijelaskan dalam pedoman umum pengkajian risiko
bencana yang dikeluarkan oleh BNPB. Parameter yang dilihat untuk
penghitungan indeks bahaya tanah longsor adalah kemiringan lereng, tutupan
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 16
vegetasi, jarak sesar/patahan, dan peta intensitas guncangan. Paramater-
parameter tersebut bersumber dari peta kemiringan lereng (DEM dengan SRTM
30 m, atau Aster 30 m) yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial, peta
dari Kementrian Kehutanan tahun 2011 yang didetailkan dengan Landsat 8
resolusi spasial 15 m, Badan Geologi, ESDM.
Berdasarkan pengkajian indeks bahaya di Kota Padang, maka rata-rata
wilayah terancam tanah longsor sebesar wilayah kecamatan yang memiliki
topografi ketinggian di Kota Padang. Untuk lebih jelas rekapitulasi luas bahaya
dari indeks yang dihasilkan untuk bencana tanah longsor per kecamatan di Kota
Padang secara umum terlihat pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8. Indeks Kapasitas Tanah Longsor Per Kecamatan Di Kota Padang
f. Gelombang Ekstrim dan Abrasi
Berdasarkan pengkajian indeks bahaya di Kota Padang, maka rata rata
wilayah terancam gelombang ekstrim dan abrasi berada di kecamatan yang
berada di pesisir pantai dari wilayah Kota Padang. Untuk lebih jelas rekapitulasi
luas bahaya gelombang ekstrim dan abrasi per kecamatan di Kota Padang
secara umum terlihat pada Tabel 9 berikut.
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 17
Tabel 9. Indeks KapasitasGempa Bumi Per Kecamatan Di Kota Padang
B. Analisis SWOT
Faktorinternal
Strength Weakness Opportunities Threats
1. Tupoksi yangjelas
2. PeraturanPerundang-undanganterkait PB
1. KekuranganSDM
2. Gedung belummilik sendiri
3. Pendanaanterbatas
1. FungsikoordinasiBPBD
2.
1. Belumadanyaperaturanterkaitkebijakandaerahtentangpadangcerdasbencana
2. Membangun budayasiagabencana
Faktoreksternal
1. DukunganBNPB danPemerintahDaerah
1. Kurangnyapengetahuanmasyarakat
2. PRB belummenjadibagian dalamprogram kerjaSKPD
3. Kurangnyapartisipasidunia usaha
1. Perhatianpemerintahasing
2. DukunganNGO
3. RelawanKSB
1. LuasWilayah(694,96 KMPanjangpantai (84KM
2. KepadatanPenduduk± 1 juta jiwa(± 600 ribu didaerah zonamerah)
3. Potensibencana
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 18
Strategi:
- SO
1. Dukungan peraturan perundang-undangan berkaitan dengan peranrelawan dan NGO dalam mencapai padang kota cerdas bencana. (PerkaBNPB Nomor 17 Tahun 2012).
2. Membangun mitra kerja strategis dengan berbagai pihak terkait.- WO
1. Memanfaatkan dukungan NGO dan Relawan dalam mencapai padangcerdas bencana.
- ST
1. Peraturan yang jelas tentang penyelenggaraan penanggulanganbencana.
- WT
Ancaman bencana yang besar serta luas dan banyaknya masyarakat yang
terdampak diperlukan dukungan SDM yang banyak dan terlatih, untuk itu
perlunya peningkatan kemampuan KSB sebagai ujung tombak BPBD dalam
pengurangan risiko maupun penanggulangan bencana.
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 19
BAB III
TARGET DAN OUTCOMES
A. Target
Untuk mewujudkan Padang Kota Cerdas Bencana perlu ditetapkan target,
adapun target terwujudnya Padang Kota Cerdas Bencana ditetapkan dalam 2
(tahapan) dalam 2 masa RPJMD dengan tahapan sebagai berikut:
a. Sasaran jangka menengah pertama (2017-2019)
Sasaran Padang Kota Cerdas Bencana dimuat dalam Renstra BPBD
2017-2019, tahun pertama dimulai dengan perencanaan dan sosialisasi terkait
cerdas bencana di sekolah, kampus, hotel, dan institusi pemerintah. Sasaran
jangka menengah pertama dapat dilihat pada tabel 10 berikut:
Tabel 10. Sasaran Jangka Menengah PertamaKondisi Awal
(2017)
Target
2018 2019
1) Perancangan PadangKota Cerdas Bencana
1. TerbentuknyaKelurahan CerdasBencana (10Kelurahan)
Keterlibatan:Kecamatan
1. TerbentuknyaKelurahan CerdasBencana (15Kelurahan)Keterlibatan:Kecamatan
2) Penyusunan GrandDesign (RencanaInduk) CerdasBencana
2. TerbentuknyaKeluarga CerdasBencana (10000Rumah)
Keterlibatan:Kelurahan, KSB
2. TerbentuknyaKeluarga CerdasBencana (15000Rumah)Keterlibatan:Kelurahan, KSB
3) Sosialisasi PadangKota Cerdas Bencana
Keterlibatan:NGO, KSB
3. PembentukanSekolah CerdasBencana (47 SLTP)
Keterlibatan:Dinas PendidikanKota Padang, NGO
3. Terbentuknya SekolahCerdas Bencana (50SD dan seluruhSMA/SMK Sederajat)Keterlibatan:Dinas Pendidikan Kotapadang dan ProvinsiSumatera Barat, NGO
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 20
4) Menjalin KerjasamaDengan Berbagaipihak
Keterlibatan:Instansi Pemerintah,NGO, KSB
4. Pembentukan HotelCerdas Bencana(10Hotel)
Keterlibatan:PHRI, DinasPerdagangan, Dinaskebudayaan danPariwisata
4. Terbentuknya RumahSakit Cerdas Bencana(Semua Rumah SakitDi Kota Padang)Keterlibatan:DKK Padang, DKKProvinsi/Kemenkes
5) Pelatihan KSB(Sebagai FasilitatorKCB)
Keterlibatan:NGO, Instansi terkait
5) Terbentuknya RumahIbadah CerdasBencana (100 RumahIbadah)Keterlibatan:Kemenag, BagianKesra Setda KotaPadang, Kelurahan
5. Terbentuknya TempatLes Cerdas Bencana(Semua Tempat Les DiKota Padang)Keterlibatan:Dinas Pendidikan
6) PembentukanKelurahan CerdasBencana (7Kelurahan)
Keterlibatan:Kelurahan, KSB
6) Penyusunan PerdaPadang Kota CerdasBencana
Keterlibatan:Bagian Hukum SetdaKota Padang,Perguruan Tinggi
6. Terbentuknya HotelCerdas Bencana(Seluruh Hotel Di KotaPadang)Keterlibatan:PHRI, DinasKebudayaan danPariwisata
7) PembentukanKeluarga CerdasBencana (5000Rumah)
Keterlibatan:Kelurahan, KSB
7) Pelatihan KSB(Sebagai FasilitatorKCB)
Keterlibatan:NGO, Instansi Terkait
7. Terbentuknya MallCerdas Bencana(Seluruh Mall Di KotaPadang)Keterlibatan:Dinas Perdagangan,DPMPTSP
8) MembentukKerjasama DenganBerbagai Pihak(InstansiPemerintah,NGO DanSwasta)
8. Pembentukan PasarCerdas Bencana(Pasar Raya DanPasar Satelit)
Keterlibatan:Dinas Perdagangan,Sat Pol PP
9. Pembentukan KampusCerdas Bencana(Seluruh Universitas)Keterlibatan:Dikti, Kopertis, PTN
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 21
10.Terbentuknya RumahIbadah CerdasBencana (100 RumahIbadah)Keterlibatan:Kemenag, Bid. KesraSetda Kota Padang,Kelurahan
Sasaran jangka menengah pertama, pada tahun awal difokuskan pada
sosialisasi Padang Kota Cerdas Bencana, melalui media cetak dan elektronik.
Pada tahun berikutnya perlu disusun Peraturan daerah Padang Kota Cerdas
Bencana melibatkan banyak stakeholder dalam pelaksanaannya.
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 22
b. Sasaran Jangka Menengah Ke Dua (2020-2024)
Sasaran jangka menengah kedua dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 11. Sasaran Jangka Menengah Ke duaKondisi Awal
(2019)Target
2020 2021 2022 2023 20241.Terbentuknya
Kelurahan CerdasBencana (15Kelurahan)
Keterlibatan:Kelurahan, KSB
1. TerbentuknyaKelurahan CerdasBencana (15Kelurahan)
Keterlibatan:Kelurahan, KSB
1. TerbentuknyaKelurahanCerdas Bencana(20 Kelurahan)
Keterlibatan:Kelurahan, KSB
1. TerbentuknyaKelurahan CerdasBencana ( 20Kelurahan)
Keterlibatan:Kelurahan, KSB
1. TerbentuknyaKelurahan CerdasBencana (14Kelurahan)
Keterlibatan:Kelurahan, KSB
1. TerbentuknyaKelurahan CerdasBencana (13Kelurahan)
Keterlibatan:Kelurahan, KSB
2.PembentukanKeluarga CerdasBencana (15000Rumah)
Keterlibatan:Kelurahan, KSB
2. TerbentuknyaKeluarga CerdasBencana (10000Rumah)
Keterlibatan:Kelurahan, KSB
2. TerbentuknyaKeluarga CerdasBencana (10000Rumah)
Keterlibatan:Kelurahan, KSB
2. TerbentuknyaKeluarga CerdasBencana (10000Rumah)
Keterlibatan:Kelurahan, KSB
2. TerbentuknyaKeluarga CerdasBencana (5000Rumah)
Keterlibatan:Kelurahan, KSB
2. TerbentuknyaKeluarga CerdasBencana (5000Rumah)
Keterlibatan:Kelurahan, KSB
3.PembentukanSekolah CerdasBencana (50Sekolah Dasar)
Keterlibatan:Dinas PendidikanKota padang,NGO
3. PembentukanSekolah CerdasBencana (75Sekolah Dasar)
Keterlibatan:Dinas PendidikanKota padang,NGO
3. TerbentunyaSekolah CerdasBencana (75Sekolah Dasar)
Keterlibatan:DinasPendidikan Kotapadang, NGO
3. TerbentunyaSekolah CerdasBencana (50Sekolah Dasar)
Keterlibatan:DinasPendidikan Kotapadang, NGO
3. TerbentunyaSekolah CerdasBencana (50Sekolah Dasar)
Keterlibatan:DinasPendidikan Kotapadang, NGO
3. TerbentunyaSekolah CerdasBencana (50Sekolah Dasar)
Keterlibatan:DinasPendidikan Kotapadang, NGO
4.TerbentuknyaRumah SakitCerdas Bencana(Semua Rumah
4. Terbentuknya RumahIbadah CerdasBencana
4.Pelatihan KsbSebagai FasilitatorKCB
4. Pelatihan KsbSebagaiFasilitator KCB
4. TerbentuknyaRumah SakitCerdas Bencana
4. Pelatihan KsbSebagaiFasilitator KCB
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 23
Sakit Di KotaPadang)
Keterlibatan:Kemenag, BagianKesra Setda KotaPadang, Kelurahan
Keterlibatan:NGO, InstansiTerkait
Keterlibatan:NGO, InstansiTerkait
Keterlibatan:NGO, InstansiTerkait
5.Pelatihan KsbSebagai FasilitatorKCB
Keterlibatan:NGO, InstansiTerkait
5. PembentukanKampus CerdasBencana (SeluruhSekolah Tinggi)
Keterlibatan:Dikti, Kopertis, PT
5. TerbentuknyaRumah IbadahCerdas Bencana(100 RumahIbadah)
Keterlibatan:Kemenag,Bagian KesraSetda KotaPadang,Kelurahan
5. TerbentuknyaTempat LesCerdas Bencana
Keterlibatan:Dinas Pendidikan
5. TerbentuknyaTempat LesCerdas Bencana
Keterlibatan:Dinas Pendidikan
5. TerbentuknyaRumah IbadahCerdasBencana (50Rumah Ibadah)
Keterlibatan:Kemenag,Bagian KesraSetda KotaPadang,Kelurahan
6.Terbentuknya HotelCerdas Bencana(Seluruh Hotel DiKota Padang)
Keterlibatan:PHRI, DinasKebudayaan danPariwisata
6. Pelatihan KSBSebagai FasilitatorKCB
Keterlibatan:NGO, InstansiTerkait
6. TerbentuknyaHotel CerdasBencana
Keterlibatan:PHRI, DinasKebudayaandan Pariwisata
6. TerbentuknyaHotel CerdasBencana
Keterlibatan:PHRI, DinasKebudayaandan Pariwisata
6. TercapainyaPadang KotaCerdas Bencana
7.TerbentuknyaRumah IbadahCerdas Bencana(100 RumahIbadah)
Keterlibatan:
7. TerbentuknyaRumah IbadahCerdas Bencana(100 RumahIbadah)
Keterlibatan:
7. TerbentuknyaRumah IbadahCerdasBencana (100Rumah Ibadah)
Keterlibatan:
7. TerbentuknyaRumah IbadahCerdasBencana (100Rumah Ibadah)
Keterlibatan:
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 24
Kemenag, BagianKesra Setda KotaPadang,
Kemenag, BagianKesra Setda KotaPadang,Kelurahan
Kemenag,Bagian KesraSetda KotaPadang,Kelurahan
Kemenag,Bagian KesraSetda KotaPadang,Kelurahan
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 25
B. Outcomes
Tercapainya Padang Kota Cerdas Bencana dengan tolok indikatornya jumlah
Kelurahan Cerdas Bencana di Kota Padang. Pembentukan Kelurahan cerdas
bencana merupakan upaya membangun kesadaran dari tingkat pemerintah terkecil
yang nantinya akan menjadi pemicu ditingkat Pemerintah Kota untuk melahirkan
kebijakan dalam menciptakan budaya siaga masyarakat di pemerintahan,
masyarakat, dan dunia usaha. Suatu kelurahan disebut cerdas bencana jika
memenuhi unsur sebagai berikut:
1. Sektor Pemerintahan dan Kemasyarakatana) Kelurahan Cerdas Bencana:
Kelurahan cerdas bencana merupakan kelurahan yang telah memiliki
sarana dan prasarana maupun semua sumber daya di kelurahan telah
bersinergi dalam upaya pengurangan risiko bencana dan penanggulangan
bencana.
i. Fisik Memiliki rambu-rambu / petunjuk arah penyelamatan Memiliki jalur evakuasi Shelter / tempat evakuasi sementara tersebar merata Papan informasi kebencanaan Peta rawan bencana keluarahan Zonasi tempat evakuasi
ii. Non fisik: Warga telah memiliki pengetahuan tentang PRB Jumlah anggota KSB yang aktif Program PRB yang dilakukan Dukungan anggaran Simulasi kebencanaan
b) Keluarga Cerdas Bencana:Keluarga cerdas bencana memiliki kategori berikut:
i. Fisik: Bangunan rumah gempa, bebas banjir
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 26
Memiliki petunjuk arah penyelamatan (jalur evakuasi) Menata letak perabotan Memiliki tas siaga bencana (Sibat)
ii. Non fisik: Pengetahuan anggota rumah tentang kebencanaan Titik pertemuan (meeting point) yang telah disepakati Tempat evakuasi keluarga telah disepakati
2. Sektor Pendidikana) Sekolah Cerdas Bencana
Menurut Peraturan Kepala BNPB Nomor 4 Tahun 2014 Sekolah aman
bencana adalah komunitas pembelajar yang berkomitmen akan budaya
aman dan sehat, sadar akan risiko, memiliki rencana yang matang dan
mapan sebelum, saat, dan sesudah bencana, dan selalu siap untuk
merespons pada saat darurat dan bencana. Merujuk pada sekolah aman
bencana yang dimaksud dalam Perka BNPB nomor 4 Tahun 2014 BPBD
mengembangkan sesuai dengan kerentanan Kota Padang dengan
membentuk sekolah cerdas bencana. Upaya pengurangan risiko bencana
disekolah perlu dibangun kesadaran akan mitigasi dan kesiapsiagaan
diantaranya dengan menetapkan kategori sebagai berikut:
i. Fisik: Bangunan gedung memenuhi syarat ramah gempa (SNI 03-1726-200) Memiliki Lantai sebagai shelter jika berada didaerah zona merah,
ketinggian gedung minimal 1 meter diatas ketinggian landaan tsunami. Petunjuk arah penyelamatan/evakuasi Tata letak sarana dan prasarana sekolah Slogan atau himbauan terkait PRB Memiliki Hydrant yang cukup
ii. Non fisik: Pengetahuan warga sekolah tentang kebencanaan SOP penyelamatan Pengaktifan KSBS Kurikulum kebencaan Ketersediaan angaran Frekuensi simulasi
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 27
b) Kampus Cerdas Bencana:Sejalan dengan sekolah cerdas bencana kampus cerdas bencana perlu
menetapkan hal sebagai berikut:
i. Fisik: Memiliki gedung ramah gempa (SNI 03-1726-200) Memiliki Lantai sebagai shelter jika berada didaerah zona merah,
ketinggian minimal 1 meter diatas ketinggian landaan tsunami. Petunjuk arah penyelamatan/evakuasi Memiliki petunjuk arah penyelamatan Tata letak sarana dan prasaran Papan Slogan atau himbauan terkait PRB Tersedianya hydrant yang cukup
ii. Non Fisik: Pengetahuan warga kampus tentang kebencanaan SOP penyelamatan Materi kebencanaan Memiliki satuan siaga bencana kampus Frekuensi simulasi
c) Tempat Les Cerdas BencanaSejalan dengan sekolah dan kampus cerdas bencana tempat les
cerdas bencana perlu menetapkan hal sebagai berikut:
i. Fisik: Struktur gedung ramah gempa (SNI 03-1726-200) Petunjuk evakuasi Tata letak kelas untuk memudahkan evakuasi Tersedianya hydran yang mencukupi
ii. Non fisik: Manajemen peduli PRB Tersedianya SOP kondisi darurat Dungkungan anggaran Simulasi bencana
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 28
d) Rumah Ibadah Cerdas Bencana:i. Fisik: Struktur rumah ibadah ramah gempa (SNI 03-1726-200) Tersedia petunjuk evakuasi Memiliki lantai shelter Memiliki genset
ii. Non fisik: Pengurus peduli bencana Memasukan PRB dalam ceramah SOP kondisi darurat Aktif dalam diseminasi informasi bencana
3. Sektor Kesehatana) Rumah Sakit Cerdas Bencana
i. Fisik: Struktur gedung ramah gempa (SNI 03-1726-200) Memiliki petunjuk evakuasi Mempunyai lantai shelter Memiliki cadangan logistik medis Genset Tersedianya hydrant yang cukup
ii. Non fisik: Manajemen rumah sakit peduli PRB SOP kondisi darurat Tenaga medis terlatih siaga bencana Dukungan anggaran Simulasi kebencanaan
4. Sektor Komersil dan Dunia Usahaa) Pasar Cerdas Bencana:
i. Fisik: Struktur gedung ramah gempa (SNI 03-1726-200) Petunjuk evakuasi Memiliki lantai shelter Tersedia genset
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 29
Cadangan logistik Tersedianya hydrant yang cukup
ii. Non fisik: Manajemen peduli PRB SOP kondisi darurat Dukungan anggaran Simulasi kebencanaan
b) Mall Cerdas Bencanai. Fisik: Struktur gedung ramah gempa Petunjuk evakuasi Memiliki lantai shelter Tersedia genset Cadangan logistik Tersedianya hydrant yang cukup
ii. Non fisik: Manajemen peduli PRB SOP kondisi darurat Dukungan anggaran Simulasi kebencanaan
c) Hotel Cerdas Bencana:i. Fisik: Struktur gedung ramah gempa Memiliki lantai shelter Tersedianya hydrant yang cukup Tersedinya jalur evakuasi
ii. Non Fisik: Managemen peduli bencana Staf siaga bencana Simulasi mandiri Memiliki SOP evakuasi
Grand Design Padang Kota Cerdas Bencana Page 30
BAB IV
PENUTUP
Keberhasilan Padang Kota Cerdas Bencana terletak pada komitmen stakeholder
dalam Pengurangan Risiko Bencana, Pemerintah Daerah dan masyarakat merupakan
penggerak utama dalam membangun budaya siaga. Grand design Padang Kota Cerdas
Bencana merupakan strategi untuk menjadikan Keselamatan masyarakat menjadi prioritas
utama dalam penanggulangan bencana di Kota Padang.
Sasaran dari grand design ini adalah diterapkannya upaya-upaya khusus untuk
bencana yang telah ditetapkan demi pengurangan dampak bencana secara terstruktur,
terukur dan menyeluruh di Kota Padang. Beberapa upaya pengurangan risiko telah
dilakukan di Kota Padang, namun masih perlu lebih dioptimalkan. Diperlukan adanya
suatu arahan dalam melakukan berbagai upaya dalam pengurangan risiko bencana.
Untuk mencapai sasaran tersebut maka direkomendasikan beberapa upaya yang
mengarah kepada pencegahan, pengurangan kerentanan dan meningkatkan kapasitas
dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Upaya pengurangan kerentanan yang berpotensi timbul akibat terjadinya bencana
dilakukan dengan membentuk budaya siaga bencana di tingkat rumah tangga, kelurahan,
sekolah, pasar, perguruan tinggi, tempat les, Mall, hotel dan rumah sakit serta rumah
ibadah. Mitigasi bencana melalui pembangunan kemapuan masyarakat dalam
menghadapi risiko bencana. Mitigasi dapat berupa fisik yaitu dengan memperkuat
bangunan dan insfrastruktur yang berpotensi terkena bencana sesuai dengan SNI dan
upaya non fisik dengan dengan meningkatkan pemahaman akan besarnya potensi
bencana, menjaga kepekaan dan kesiapsiagaan agar melakukan tindakan yang tepat
sebelum atau ketika bencana.
top related