bab ii kajian teori a. pembahasan teori 1. rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/seftia bestari .... bab...
Post on 22-Aug-2019
213 Views
Preview:
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembahasan Teori
1. Reward
a. Definisi Reward
Reward berasal dari bahasa inggris yang artinya hadiah, ganjaran,
penghargaan atau imbalan. Reward sebagai alat pendidikan diberikan
ketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam
2008:182), reward (hadiah) adalah memberikan sesuatu kepada orang
lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan (cendramata). Hadiah
yang diberikan kepada orang lain berupa apa saja, tergantung dari
keinginan pemberi. Bentuk reward yang lain juga bisa disesuaikan
dengan prestasi yang dicapai oleh seseorang. Semua orang berhak
menerima hadiah dari seseorang dengan motif-motif tertentu.
Menurut Seri Ayahbunda (dalam Gayatri, 2015:6), reward atau
hadiah adalah berbagai bentuk apresiasi atau penghargaan terhadap
suatu prestasi. Hadiah diberikan setelah anak mencapai prestasi
tertentu, bukan sebelumnya seperti yang kita kenal dengan istilah
“sogok” atau hadiah yang diberikan agar anak mau melakukan sesuatu.
Masih banyak orangtua dan guru yang menganggap hadiah tidak
penting, karena sudah seharusnya anak bertingkah laku baik dan dapat
diterima oleh kelompoknya tanpa harus mendapat “bayaran”.
Sementara yang lain menganggap hadiah hanya akan melakukan
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
9
sesuatu yang seharusnya memang mereka lakukan. akibatnya, banyak
orang tua dan orang dewasa yang sedikit sekali memberi ganjaran
ketimbang hukuman. Padahal seperti halnya hukuman, hadiah berperan
penting dalam pembentukan tingkah laku anak.
Menurut Rusdinal dkk (2005:164) Hadiah atau ganjaran adalah
berbagai bentuk apresiasi atau penghargaan terhadap suatu prestasi.
Sedangkan menurut Purwanto (2011:182) reward adalah alat untuk
mendidik anak-anak supaya anak merasa senang karena perbuatan atau
pekerjaannya mendapat penghargaan.
Berdasarkan beberapa pandapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
reward adalah segala sesuatu yang berupa penghargaan yang
menyenangkan perasaan yang diberikan kepada siswa baik dalam
bentuk yang berwujud atau kata-kata yang dapat membuat anak untuk
termotivasi lagi dalam sesuatu hal yang telah anak kerjakan atau
lakukan atas hasil diri dari peran anak dalam berperilaku baik. Maupun
sikap anak dalam mendapat hasil atau telah berhasil melaksanakan
tugas yang diberikan guru dengan baik sehingga siswa dapat
termotivasi untuk melakukan perbuatan baiknya kembali. Diharapkan
dari pemberian reward tersebut dapat meningkatkan rasa kepercayaan
diri yang tinggi pada anak. Sehingga berkeinginan lebih giat lagi untuk
termotivasi dalam bersemangat belajar.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
10
b. Fungsi Reward
Menurut Seri Ayahbunda (dalam Gayatri 2015:8) ada tiga fungsi
penting dari reward atau hadiah, yaitu:
1) Memiliki nilai pendidikan
Hadiah adalah salah satu bentuk pengetahuan yang membuat
anak segera tahu bahwa tingkah lakunya itu baik. Sama halnya
dengan hukuman yang menyadarkan anak bahwa tingkah lakunya
tidak dapat diterima lingkungan.
2) Memotivasi anak untuk mengulangi tingkah laku yang dapat
diterima.
Anak-anak umumnya akan bereaksi positif terhadap
penerimaan lingkungan yang diekspresikan lewat hadiah. Hal ini
mendorong mereka selanjutnya bertingkah laku baik agar mendapat
hadiah lebih banyak.
3) Memperkuat tingkahlaku yang dapat diterima lingkungan.
Apabila anak mendapat penghargaan atas tingkah lakunya,
maka ia mendapatkan pemahaman bahwa apa yang dilakukannya itu
berarti. Ini yang membuat anak termotivasi untuk terus mengulangi.
Hadiah dan hukuman adalah dua elemen penting untuk belajar
bertingkah laku yang dapat diterima lingkungan. Yang satu tidak
bisa menggantikan yang lain, mereka berfungsi saling melengkapi.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
11
Menurut Rusdinal dkk (2005:165) ada tiga fungsi penting dari
hadiah yaitu:
1) Memiliki nilai pendidikan.
Hadiah adalah salah satu bentuk pengetahuan yang membuat
anak segera tahu bahwa tingkah lakunya itu baik. Sama halnya
dengan hukuman yang menyadarkan anak bahwa tingkah lakunya
tidak dapat diterima lingkungannya.
2) Memotivasi anak untuk mengulangi tingkah laku yang diterima.
Anak umumnya akan bereaksi positif terhadap penerimaan
lingkungan yang diekspresikan lewat hadiah. Hal ini mendorong
mereka bertingkah laku baik agar mendapat hadiah lebih banyak.
3) Memperkuat tingkah laku yang dapat diterima lingkungan.
Apabila anak mendapat penghargaan atas tingkah lakunya
maka ia mendapatkan pemahaman bahwa apa yang dilakukannya itu
berarti. Ini yang membuat anak termotivasi untuk terus mengulangi.
Sementara anak yang kurang mampu hadiah tidak tahu persis apakah
yang dilakukan itu berarti atau tidak. Akibatnya perilaku yang
sebenarnya baik tidak diulanginya lagi.
Menurut Maria J. Wantah (dalam Ikranagara, 2014:31)
reward/penghargaan memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Penghargaan mempunyai nilai mendidik. Penghargaan yang
diberikan kepada anak menunjukkan bahwa perilaku yang dilakukan
oleh anak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Apabila
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
12
anak mendapatkan suatu penghargaan, maka anak akan memperoleh
kepuasan dan kepuasan itu akan mempertahankan, memperkuat dan
mengembangkan tingkah laku yang baik.
2) Penghargaan berfungsi sebagai motivasi pada anak untuk
mengulangi atau mempertahankan perilaku yang disetujui secara
sosial. Pengalaman anak mendapatkan penghargaan.
c. Bentuk-bentuk hadiah
Sependapat dengan buku ayah bunda berkaitan dengan fungsi
Reward. Rusdinal dkk (dalam 2005:166) mengemukakan bahwa ada 4
bentuk hadiah berupa:
1) Komunikasi non verbal
Bagi anak yang belum bisa memahami pembicaraan, hargai
prestasinya dengan senyuman, pelukan atau bentuk komunikasi non
verbal lainnya. Sebaliknya bentuk non verbal tidak terlalu efektif
untuk anak-anak yang lebih besar. Anak-anak ini butuh pernyataan
pujian secara ferbal.
2) Bentuk pengakuan
Anak membutuhkan pengakuan apakah perilakunya dapat
diterima atau tidak. Misalnya “pekerjaanmu bersih dan rapih sekali”.
Pujian seperti ini efektif untuk memperkuat tingkah laku anak
sekaligus memberikan kepuasan kepada anak. agar pengakuan ini
dirasakan manfaatnya oleh anak, pengakuan harus diberikan segera
setelah anak menunjukkan perilaku yang memerlukan penguatan itu
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
13
dan seyogianya diberikan dalam segala suasana, bukan ditentukan
oleh suasana hati pemberi hadiah, tetapi akan lebih banyak
ditentukan oleh tampilan perilaku anak.
3) Benda nyata atau kado.
Hadiah berupa benda kadang-kadang juga dapat diberikan
sebagai penghargaan terhadap tingkah laku yang dapat diberikan
sebagai penghargaan terhadap tingkah laku yang dapat diterima.
Benda-benda seperti stiker, kartu bisbol, gambar bintang, poin, kado
secara teknis dapat disebut sebagai benda pendorong bagi anak untuk
bertingkah laku yang diharapkan. Bingkisan atau kado juga
sebenarnya merupakan bentuk lain dari kasih sayang yang
mencerminkan penghargaan terhadap prestasi dan kemampuan anak.
4) Perilaku istimewa
Hadiah dalam bentuk perlakuan istimewa dapat berbentuk
kegiatan-kegiatan yang menyenangkan bagi anak. kegiatan itu akan
lebih bermakna kalau berhubungan dengan perilaku anak yang
positif.
Menurut Amir Daien Indrakusuma (dalam Ikranagara, 2014:32)
menjelaskan ada beberapa bentuk penghargaan antara lain:
1) Pujian.
Pujian adalah salah satu bentuk penghargaan yang paling
mudah dilaksanakan. Pujian dapat berupa kata-kata seperti: baik,
bagus, bagus sekali dan sebagainya. Disamping berupa kata-kata.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
14
Pujian dapat pula berupa isyarat-isyarat atau pertanda-pertanda.
Misalnya dengan menunjukkan ibu jari (jempol) dengan menepuk
bahu anak, dengan tepuk tangan dan sebagainya.
2) Penghormatan.
Penghargaan yang berbentuk penghormatan ada dua macam.
Pertama, berbentuk penobatan yaitu anak mendapat penghormatan di
hadapan teman-temannya. Seperti di hadapan teman-teman sekelas,
teman-teman sekolah atau juga di hadapan teman dan orang tua.
Misalnya pada acara pembagaian rapot diumumkan dan ditampilkan
siswa yang meraih ranking tinggi. Kedua, penghormatan yang
berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Misalnya,
siswa yang berhasil menyelesaikan suatu soal yang sulit, disuruh
mengerjakannya di papan tulis untuk dicontoh teman-temannya.
3) Hadiah.
Hadiah yang dimaksud adalah penghargaan yang berbentuk
barang. Penghargaan yang berbentuk barang ini disebut penghargaan
material. Hadiah yang berupa barang ini dapat terdiri dari keperluan
sekolah, seperti pensil, penggaris, buku pelajaran dan sebagainya.
Selain itu juga dapat berupa barang lain seperti kaos, permainan dan
juga bisa berupa uang.
4) Tanda penghargaan.
Jika hadiah berupa penghargaan yang berupa barang. Tanda
penghargaan tidak dinilai dari segi harga dan kegunaan barang-
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
15
barang tersebut. Tanda penghargaan dinilai dari segi kesan dan nilai
kenangannya. Penghargaan ini disebut juga penghargaan simbolis.
Penghargaaaan simbolis ini dapat berupa surat-surat tanda
penghargaan, surat-surat tanda jasa, sertifikat, piala dan sebagainya.
Menurut Usman (dalam Mufidah, 2013:13) menyebutkan bahwa
keterampilan dasar penerapan reward terdiri atas beberapa bentuk,
diantaranya:
1) Reward verbal (pujian).
a) Kata-kata bagus, ya benar, tepat, bagus sekali dan lain
sebagainya.
b) Kalimat pekerjaan seperti, anda baik sekali, saya gembira dengan
hasil pekerjaan anda.
2) Reward Non Verbal.
a) Reward berupa gerakan mimik dan badan antara lain: senyuman,
acungan jari, tepuk tangan dan lain-lain.
b) Reward dengan cara mendekati, guru mendekati siswa untuk
menunjukkan perhatian, hal ini dapat dilaksanakan dengan cara
guru berdiri disamping siswa, berjalan menuju kearah siswa,
duduk dekat seorang siswa atau kelompok siswa, berjalan disisi
siswa. Guru dapat mengira-ngira berapa lama ia berada didekat
seorang atau kelompok siswa, sebab bila terlalu lama akan
menimbulkan suasana yang tidak baik di kelas.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
16
c) Reward dengan cara sentuhan, guru dapat menyatakan
persetujuan dan penghargaan terhadap siswa dengan cara
menepuk pundak atau menjabat tangan.
d) Reward berupa symbol atau benda, reward simbol ini dapat
berupa surat-surat tanda jasa atau sertifikat-sertifikat. Sedangkan
yang berupa benda dapat berupa kartu bergambar, peralatan
sekolah, pin, dan lain sebagainya.
e) Kegiatan yang menyenangkan.
Guru dapat menggunakan kegiatan atau tugas yang
disenangi oleh siswa. Misalnya, seorang siswa yang
memperlihatkan kemajuan dalam pelajaran musik ditunjuk untuk
menjadi pemimpin paduan suara sekolah atau diperbolehkan
menggunakan alat-alat musik pada jam bebas.
f) Reward dengan memberikan penghormatan. Reward yang berupa
penghormatan tersebut juga dibagi lagi menjadi dua macam.
Pertama, berbentuk semacam penobatan yaitu anak yang
mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan
teman sekelasnya, teman-teman sekolah atau mungkin juga
dihadapan para orang tua murid. Kedua penghormatan yang
berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu.
g) Reward dengan memberikan perhatian tak penuh. Diberikan
kepada siswa yang memberikan jawaban kurang sempurna.
Misalnya, bila seorang siswa hanya memberikan jawaban
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
17
sebagian sebaiknya guru menyatakan, “Ya, jawabanmu sudah
baik, tetapi masih perlu disempurnakan”, dengan begitu siswa
tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah,
dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakannya.
d. Tujuan Reward
Menurut Djamarah (dalam Gayatri, 2015:9) tujuan yang harus
dicapai dalam pemberian reward adalah untuk lebih meningkatkan
motivasi yang bersifat intrinsik dari motivasi ekstrinsik, dalam artian
siswa harus melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari
kesadaran siswa itu sendiri. Reward merupakan alat pendidikan represif
yang menyenangkan, selain itu reward juga dapat menjadi pendorong
atau motivasi bagi siswa agar dapat belajar lebih baik lagi.
Menurut Umri Mufidah (dalam 2013:16) Tujuan yang harus
dicapai dalam pemberian reward adalah untuk lebih mengembangkan
motivasi yang bersifat intrinsik dari motivasi ekstrinsik, dalam artian
siswa melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari
kesadaran siswa itu sendiri. dan dengan adanya reward diharapkan
dapat membangun suatu hubungan yang positif antar siswa, karena
reward itu adalah bagian dari pada rasa cinta kasih sayang seorang guru
kepada siswa.
Sedangkan menurut Purwanto (dalam skripsi Ikranagara,
2014:32) menjelaskan tujuan penghargaan diberikan agar anak menjadi
lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
18
kedisiplinannya. Anak akan menjadi lebih keras kemauannya untuk
berbuat yang lebih baik lagi. Dengan demikian anak akan mematuhi
norma dan aturan yang berlaku.
2. Motivasi Belajar
a. Definisi Motivasi Belajar
Menurut B.Uno (dalam 2011:23) Motivasi belajar dapat timbul
karena faktor intrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil dan
dorongan kebutuhan belajar harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor
ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan lingkungan belajar yang
kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua
faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang
berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan
semangat.
Menurut Majid abdul (dalam 2013:308) Motivasi merupakan
suatu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau
mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana
atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan
hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk
tercapainya suatu tujuan.
Menurut Suyadi (dalam 2010:203) secara harifiah kata motivasi
berasal dari kata motif yang artinya sesuatu yang ada dalam diri
seseorang yang mendorong orang tersebut untuk bersikap dan bertindak
guna mencapai tujuan tertentu. Motif dapat berupa kebutuhan dan cita-
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
19
cita dengan demikian motif juga bisa dipahami sebagai tahap awal dari
proses motivasi sehingga motif baru merupakan suatu kondisi intern
atau disposisi saja. Dengan kata lain motif merupakan bagian keadaan
dari individu yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna
mencapai tujuan yang ditentukannya sendiri.
Menurut Sutikno Sobry (dalam 2013:69) motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan
serta motivasi juga dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin
kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar.
Dari beberapa pendapat diatas dapat dirumuskan bahwa Motivasi
Belajar yaitu suatu penggerak dari dalam hati seseorang untuk
melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Diharapkan tujuan dapat
tercapai karena motivasi sangat diperlukan di dalam kegiatan belajar
sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak
akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
b. Fungsi Motivasi Belajar
Guru bertanggung jawab melaksanakan sistem pembelajaran agar
berhasil dengan baik. Keberhasilan ini bergantung pada upaya guru
membangkitkan motivasi belajar siswanya.
Secara garis besar Hamalik Oemar (dalam Sobry, 2013:71)
menjelaskan ada tiga fungsi motivasi yaitu:
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
20
1) Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi ini sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini
merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. Nampak jelas di sini bahwa motivasi berfungsi sebagai
pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak prilaku
seseorang untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Djamarah (2008:157) Adapun fungsi motivasi dalam belajar:
1) Motivasi Sebagai Pendorong Perbuatan
Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi
karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar.
Sesuatu yang akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa
ingin tahunya dari sesuatu yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum
dipelajari itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam
rangka mencari tahu. Anak didik pun mengambil sikap seiring
dengan minat terhadap suatu objek, disini anak didik mempunyai
keyakinan dan pendirian tentang apa yang seharusnya dilakukan
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
21
untuk mencari tahu tentang sesuatu. Sikap itulah yang mendasari dan
mendorong kearah sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi motivasi
yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang
seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
2) Motivasi Sebagai Penggerak Perbuatan
Dorongan pisikologis yang melahirkan sikap terhadap anak
didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung yang
kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Disini anak
didik sudah melakukan aktifitas belajar dengan segenap jiwa dan
raga. Akal pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung
tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. Sikap berada dalam
kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang
terpatri dalam wacana, prinsip, dalil dan hukum sehingga mengerti
betul isi yang dikandungnya.
3) Motivasi Sebagai Pengarah Perbuatan
Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana
perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.
Seorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata
pelajaran tertentu tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata
pelajaran yang lain. Pasti anak didikakan mempelajari mata pelajaran
dimana tersimpan sesuatu yang akan dicari itu. Sesuatu yang akan
dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya.
Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
22
kepada anak didik dalam belajar. Dengan tekun anak didik belajar.
Dengan penuh konsentrasi anak didik belajar agar tujuannya mencari
sesuatu yang ingin diketahui/dimengerti itu cepat tercapai. Segala
sesuatu yang mengganggu pikirannya dan dapat membuyarkan
konsentrasinya diusahakan disingkirkan jauh-jauh. Itulah peranan
motivasi yang dapat mengarahkan perbuatan anak didik dalam
belajar.
Sedangkan menurut Prawira Atmaja Purwa (2014:320) Adapun
fungsi motivasi dalam belajar:
1) Motif bersifat mengarahkan dan mengatur tingkah laku individu.
Motif dalam kehidupan nyata sering digambarkan sebagai
pembimbing, pengarah, dan pengorientasi suatu tujuan tertentu dari
individu. Tingkah laku individu dikatakan bermotif jika bergerak
menuju kearah tertentu. Dengan demikian suatu motif dipastikan
memiliki tujuan tertentu mengandung ketekunan dan kegigihan
dalam bertindak. Tidak dapat dimungkiri bahwa suatu tingkah laku
yang bermotif itu bersifat kompleks karena struktur keadaan yang
ada dan sekuen-sekuen tindakan yang menentukan tingkah laku
individu yang bersangkutan.
Kompleksnya suatu motif dipengaruhi oleh berbagai macam
variabel yang berlangsung dalam organisme dan dalam lingkungan
di sekitarnya. Lashley menguraikan beberapa variabel motivasi yang
penting untuk diketahui. Faktor kebiasaan individu meskipun tidak
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
23
semua kebiasaan bertindak sebagai motivator, kesiapan mental, nilai-
nilai dan sikap-sikap individu yang berpengaruh pada proses
motivasi, faktor fisiologis dalam organisme atau individu, faktor
emosi yang biasanya sering disebut sebagai kondisi yang memotivasi
keadaan.
2) Motif sebagai penyeleksi tingkah laku individu.
Motif yang dipunyai atau terdapat pada diri individu membuat
individu yang bersangkutan bertindak secara terarah kepada suatu
tujuan yang terpilih yang telah diniatkan oleh individu tersebut.
Dengan pernyataan lain adanya motif menghindari individu menjadi
buyar dan tanpa arah dalam bertingkah laku guna mencapai tujuan
tertentu yang telah diniatkan sebelumnya. Contohnya. Seorang siswa
sekolah menengah kejuruan yang ingin lulus ujian sekolahnya
menyeleksi cara-cara yang menurutnya dianggap tepat untuk dapat
mencapai tujuannya, yaitu dapat lulus ujian akhir sekolahnya. Dalam
hal ini siswa SMK tersebut telah mendeterminasi motif dalam
dirinya untuk dapat mencapai tujuannya lulus ujian akhir sekolah.
3) Motif memberi energi dan menahan tingkah laku individu.
Motif diketahui sebagai daya dorong dan peningkatan tenaga
sehingga terjadi perbuatan yang tampak pada organisme. Motif juga
mempunyai fungsi untuk mempertahankan agar perbuatan atau minat
dapat berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu lama. Tetapi
energi psikis ini tetap tergantung kepada besar kecilnya motif pada
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
24
individu yang bersangkutan. Jelasnya jika motif yang ada pada
individu besar atau kuat ia akan memiliki energi psikis yang besar.
Sebaliknya jika motif yang ada dalam diri individu lemah. Energi
psikis yang dimiliki individu yang bersangkutan juga lemah.
Menurut Hebb, Semakin besar motif pada individu, semakin efisien
dan sempurna tingkah lakunya.
c. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar
Menurut Djamarah (2010:149-152) motivasi juga dapat diberikan
berupa adanya penghargaan dalam belajar, bentuk motivasi yang dapat
guru gunakan guna mempertahankan minat anak didik terhadap bahan
pelajaran yang diberikan bentuk motivasi ini dapat berbentuk seperti:
1) Memberi Angka/ Bintang
Angkat/ Bintang yang dimaksud adalah sebagai simbol atau
nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. angka/bintang yang
diberikan kepada setiap anak didik biasanya bervariasi sesuai hasil
dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan anak didik, sebagai
hasil dari penilaian guru. Angka/bintang merupakan alat motivasi
yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk
mempertahankan dan bahkan lebih meningkatnya prestasi belajar
mereka.
2) Memberi Hadiah
Hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain
sebagai penghargaan, kenang-kenangan atau cendramata. Hadiah
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
25
yang diberikan kepada orang lain bisa berupa apa saja, tergantung
dari keinginan yang memberikan atau bisa juga disesuaikan dengan
prestasi yang dicapai oleh seseorang.
Pemberian hadiah juga bisa diterapkan di sekolah. Guru dapat
memberikan hadiah kepada anak didik yang berprestasi. Pemberian
hadiah tidak mesti dilakukan pada waktu kenaikan kelas. Tidak
mesti juga pemberian hadiah diberikan pada saat anak didik
menerima buku rapot. Tetapi dapat pula dilakukan dalam kegiatan
belajar mengajar, guru dapat memberikan hadiah berupa apa saja
kepada anak didik yang berprestasi dalam menyelesaikan tugas serta
dapat meningkatkan disiplin dalam belajar dan lain sebagainya.
Pemberian hadiah bisa dilakukan kepada semua anak didik, kepada
sebagian anak didik, maupun kepada anak didik perorangan namun
yang perlu diingat hadiah apa pun itu tidak mesti yang mahal yang
murah juga bisa selama tujuannya untukmenggairahkan belajar anak
didik. hadiah berupa benda seperti buku tulis, pensil, pena, bolpoint,
penggaris, buku bacaan dan sebagainya dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan belajar anak didik. demikian juga halnya hadiah berupa
makanan seperti roti dan sejenisnya dapat digunakan untuk
mendapatkan umpan balik dari anak didik di dalam kegiatan belajar
mengajar. Tentu saja pemberian hadiah tersebut tidak diberikan
ketika anak didik sedang belajar, tetapi setelah anak didik
menyelesaikan tugasnya dengan baik dan tepat pada waktunya.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
26
Kemampuan hadiah sebagai alat untuk mendapatkan umpan
balik dari anak didik akan terasa jika penggunaannya tepat. Terlalu
sering memberikan hadiah juga tidak dibenarkan, sebab hal itu akan
menjadi kebiasaan yang kurang menguntungkan kegiatan belajar
mengajar. Dikhawatirkan anak didik giat belajar bila hasil kerjanya
mendapatkan imbalan dari guru. Karena adanya hadiah, baru anak
didik bekerja dengan giat. Tetapi bial tidak anak didik malas bekerja.
Karena itu, alangkah lebih bijaksana jika guru tidak memberitahukan
terlebih dahulu kepada anak didik sebelum dia menyelesaikan tugas
yang diberikan dengan baik. Dengan kata lain berilah hadiah secara
tiba-tiba (spontanitas) kepada anak didik yang menunjukan prestasi
kerjanya yang gemilang di akhir kegiatan pengajaran. Dengan begitu
maka dia merasa bangga karena hasil kerjanya dihargai dalam
bentuk materi. Hal itu juga menjadi dorongan bagi anak didik
lainnya untuk selalu bersaing dalam belajar.
3) Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat
motivasi untuk mendorong peserta didik agar mereka bergairah
belajar. Persaingan baik dalam bentuk individu maupun kelompok
diperlukan dalam pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk
menjadikan proses interaksi belajar mengajar yang kondusif. Untuk
menciptakan suasana yang demikian, metode mengajar memegang
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
27
peranan. Guru bisa membentuk peserta didik kedalam beberapa
kelompok belajar di kelas.
4) Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga
bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai
contoh bentuk salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai
prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas
dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri begitu juga
dengan peserta didik sebagai subjek belajar. Peserta didik akan
belajar dengan keras bisa jadi karena hargadirinya.
5) Memberi Ulangan
Ulangan bisa dijadikan sebagai motivasi. Peserta didik
biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh untuk
menghadapi ulangan. Oleh karena itu ulangan merupakan strategi
yang cukup baik untuk memotivasi peserta didik agar lebih rajin
belajar. Namun ulangan tidak selamanya dapat digunakan sebagai
alat motivasi. Ulangan yang guru lakukan setiap hari dengan tidak
terprogram hanya karena selera akan membosankan peserta didik.
6) Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi.
Bagi peserta didik yang menyadari betapa besarnya sebuah nilai
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
28
prestasi belajar akan meningkatkan intensitas belajar untuk
mendapatkan prestasi belajar yang rendah menjadikan peserta didik
giat belajar untuk memperbaikinya.
7) Memberikan Pujian
Pujian adalah alat motivasi yang positif, setiap orang senang
dipuji, tidak peduli tua atau muda, bahkan anak-anak pun senang
mendapat pujian atas pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dengan
baik. Orang yang dipuji mersa bangga karena hasil kerjanya
mendapat pujian dari orang lain, dengan kata-kata “hebat”, “selamat
sang juara baru”adalah sejumlah kata-kata yang biasanya digunakan
orang lain untuk memuji orang-orang tertentu yang dianggap
berprestasi.
Dalam kegiatan belajar mengajar pujian juga dapat
dimanfaatkan sebagai alat motifasi, karena anak didik juga manusia
maka mereka juga senang mendapat pujian. Guru juga dapat
memakai pujian untuk menyenangkan perasaan anak didik.
pemberian reward bukan dalam bentuk barang saja tapi bisa juga
dalam bentuk kata-kata pujian sebagai motivasi anak dalam belajar.
Karena pada dasarnya anak didik senang mendapat perhatian dari
guru dengan pemberian perhatian anak didik merasa diawasi dan dia
tidak akan dapat berbuat menurut sekehendak hatinya. Pujian dapat
berfungsi untuk mengarahkan kegiatan anak didik pada hal-hal yang
menunjang tercapainya tujuan pengajaran.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
29
Namun begitu pujian harus betul-betul sesuai dengan hasil
kerja anak didik, jangan memuji secara berlebihan. Pujian secara
berlebihan akan terkesan sebaliknya, yaitu pujian yang dibuat-buat.
Pujian yang baika adalah pujian yang keluar dari hati seorang guru
secara wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada
anak didik atas jerih payahnya dalam belajar.
Pujian juga tidak hanya di berikan kepada seorang anak didik,
tetapi dapat juga diberikan kepada semua anak didik. tetapi pujian
tidak diberikan kepada anak didik sebelum mereka menyelesaikan
pekerjaannya. Karena pujian juga dapat digunakan untuk
mendapatkan umpan balik dari setiap anak didik dalam proses
belajar mengajar.
8) Hukuman
Meski hukuman sebagai apresiasi yang negatif, tetapi bila
dilakukan dengan tepat dan bijak akan berfungsi sebagai alat
motivasi yang baik dan efektif. Hukuman merupakan alat motivasi
jika dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan karena dendam.
Pendekatan edukatif dimaksud disini sebagai hukuman yang
mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan peserta
didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang
diberikan itu peserta didik tidak akan mengulangi kesalahan atau
pelanggaran. Minimal mengurangi frekuensi pelanggaran dan akan
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
30
lebih baik lagi jika peserta didik berhenti melakukannya dihari
mendatang.
9) Hasrat Untuk Belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan untuk
belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala kegiatan
tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri peserta didik itu
memang ada motivasi untuk belajar, sehingga hasilnya akan lebih
baik dari pada peserta didik yang tidak berhasrat untuk belajar.
10) Minat
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Minat adalah
suatu rasa lebih suka dan tertarik pada suatu hal atau aktivitas tanpa
ada yang menyuruh. Peserta didik yang berminat terhadap sesuatu
cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap
sesuatu yang diminati itu. Minat besar pengaruhnya terhadap
aktivitas belajar. Peserta didik yang berminat terhadap suatu mata
pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh karena ada
daya tarik baginya. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang
dapat membangkitkan gairah belajar peserta didik dalam rentang
waktu tertentu.
11) Gerakan Tubuh
Gerakan tubuh dalam bentuk mimik yang cerah, dengan
senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, memberi
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
31
salam, menaikkan bahu, geleng-geleng kepala, menaikkan tangan
dan lain-lain adalah sejumlah gerakan fisik yang dapat memberikan
umpan balik dari anak didik.
Gerakan tubuh merupakan penguat yang dapat membangkitkan
gairah belajar anak didik, sehingga proses belajar mengajar lebih
menyenangkan. Hal ini terjadi karena interaksi yang terjadi antara
guru dengan anak didik seiring untuk mencapai tujuan pengajaran.
Anak didik memberikan tanggapan atas stimulus yang guru berikan.
Gerakan tubuh dapat meluruskan perilaku anak didik yang
menyimpang dari tujuan pembelajaran. Misalnya, suatu ketika guru
dapat bersikap diam untuk memberhentikan kelas yang gaduh.
Diamnya guru dapat diartikan oleh anak didik sebagai menyuruh
mereka untuk mengakhiri kegaduhan di kelas, karena keadaan kelas
yang gaduh pelajaran tak dapat diberikan/ dimulai.
Gerakan guru berjalan kebelakang dalam waktu yang tepat, ke
samping di waktu yang lain dan kemudian kembali ke depan kelas,
dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang jauh dari
kegaduhan. Perhatian anak didik dapat dipertahankan. Bahan
pelajaran pun dapat disampaikan dalam suasana kelas yang tanang.
Dengan suasana kelas begitu interaksi guru dengan anak didik
mudah terjadi secara harmonis. Jadi, gerakan tubuh yang bagaimana
pun bentuknya dapat melahirkan umpan balik dari anak didik, jika
dilakukan dengan tepat.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
32
12) Tujuan yang Dicapai
Tujuan yang diakui dan diterima dengan baik oleh peserta
didik merupakan alat motivasi yang sangat penting sebab dengan
memahami tujuan yang harus dicapai. Dirasakan akan sangat
berguna dan menguntungkan sehingga menimbulkan gairah untuk
terus belajar. Tujuan pengajaran yang ingin dicapai guru sebaiknya
guru beritahukan kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat
memberikan alternative tentang pilihan tingkah laku yang mana yang
harus diambil guna menunjang tercapainya rumusan tujuan
pengajaran. Peserta didik berusaha mendengarkan penjelasan guru
atau tugas yang akan diselesaikan oleh peserta didik untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Perilaku peserta didik jelas dan terarah
tanpa ada penyimpangan yang berarti.
Menurut Sutikno Sobry (dalam 2013:72) beberapa strategi/bentuk
yang dapat dikembangkan oleh guru dalam upaya untuk menumbuhkan
dan membangkitkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran
sebagai berikut:
1) Menjelaskan tujuan pembelajaran ke siswa.
Pada permulaan pembelajaran seharusnya terlebih dahulu
guru menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai
oleh siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi
dalam belajar.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
33
2) Permainan
Pada saat menyampaikan materi pelajaran upayakan untuk
menyelipkan dengan permainan. Misalnya dengan mempertunjukkan
permainan magicatau sulap. Adapun permainan-permainan yang
dipilih harus mendukung atau ada kaitannya dengan persoalan yang
sedang dibahas serta sesuai dengan tingkat usia siswa.
3) Memberi hadiah.
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan
memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di
samping itu siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk
bisa mengejar siswa yang berprestasi.
4) Memberi pujian.
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan
pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun
5) Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar.
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke
siswa.
6) Memberikan angka.
Angka merupakan simbol prestasi yang diperoleh siswa. Beri
penjelasan pada anak bahwa prestasi belajar dapat terpresentasikan
dalam simbol angka.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
34
7) Humor atau dengan cerita-cerita lucu.
Pada saat menyampaikan materi pelajaran upayakan untuk
menyelipkan dengan humor dan atau cerita-cerita lucu.
8) Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun
kelompok.
Guru harus berusaha untuk terus menerus membantu siswa
yang mengalami kesulitan dalam belajar. Dalam hal ini guru harus
bisa berperan layaknya dokter yang siap mendeteksi dan berusaha
menyembuhkan.
9) Memberi ulangan.
Ulangan merupakan alat untuk menunjukkan prestasi belajar
siswa dan sebaiknya hasil ulangan diumumkan pada teman-
temannya.
10) Menerapkan metode yang bervariasi.
Variasi dalam proses pembelajaran merupakan
keanekaragaman dalam penyajian kegiatan pembelajaran. Guru yang
mampu menghadirkan proses pembelajaran yang bervariasi
kemungkinan besar kejenuhan tidak akan terjadi. Variasai yang bisa
dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran antara lain adalah
variasi metode. Guru sebaiknya tidak hanya menggunakan satu
metode, akan tetapi gunakanlah lebih dari satu metode. Contoh untuk
menjelaskan topik sholat, guru bisa menerapkan metode ceramah,
tanya jawab dan demonstrasi.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
35
11) Memvariasikan gaya dalam membelajarkan siswa.
Guru sebaiknya melakukan variasi gaya di dalam
membelajarkan. Jika variasi gaya guru dalam membelajarkan
dilakukan dengan baik, akan sangat berguna dalam usaha menarik
dan mempertahankan minat serta semangat siswa dalam belajar.
Termasuk variasi gaya guru dalam membelajarkan, diantaranya
adalah a. variasi suara termasuk pengubahan nada suara yang keras
menjadi lemah dari tinggi menjadi rendah dari cepat berubah
menjadi lambat, dari suara gembira menjadi sedih atau pada saat
memberikan tekanan pada kata-kata tertentu. b. Variasi gerakan
anggota badan dan mimik, seperti variasi dalam ekspresi wajah guru,
gerakan kepala dan badan.c. pindah posisi berarti guru tidak berada
dalam satu posisi saja. Melainkan ia berpindah-pindah. Perpindahan
posisi guru hendaklah karena maksud-maksud tertentu dan dilakukan
secara wajar dan tidak berlebihan.
12) Gunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Tiap siswa memiliki kemampuan indera yang tidak sama, baik
pendengaran maupun penglihatannya demikian juga kemampuan
berbicara. Ada yang lebih senang membaca dan sebaliknya. Dengan
penggunaan media kelemahan indera yang dimiliki tiap siswa dapat
dikurangi. Untuk menarik perhatian anak misalnya, guru dapat
memulai dengan berbicara lebih dulu, kemudian menulis di papan
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
36
tulis dilanjutkan dengan melihat contoh konkrit. Dengan variasi
seperti itu dapat memberi stimulus terhadap indera siswa.
13) Hukuman.
Hukuman bukan alat untuk menakut-nakuti anak, tetapi untuk
merubah cara berfikir anak. bahwa setiap pekerjaan baik atau buruk
memiliki konsekuensi. Hukuman terjadi apabila konsekuensi yang
tidak menyenangkan menyertai perilaku tertentu. Misalnya bila ada
seorang siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru, maka guru dapat memberikan hukuman kepadanya, namun
hukuman ini hanya sebagai konsekuensi tidak di selesaikannya tugas
tersebut.
Hukuman diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau
merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajar. Adapun
hukuman yang diberikan jangan berupa hukuman fisik yang sarat
dengan kekerasan.
Menurut Fudyartanto (dalam Purwa, 2014:347) teori motivasi
belajar, baik di lingkungan sekolah, rumah maupun di masyarakat
memiliki bentuk motivasi yang dapat dilakukan guru seperti:
a) Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Hal ini sebenarnya sudah dikenal sejak zaman kuno, segala
sesuatu pengalaman yang menyenangkan akan memeperkuat
dorongan. Sebaliknya, pengalaman yang tidak menyenangkan
akan menghambat penerapan prinsip ini kepada peserta didik
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
37
dapat dilakukan oleh guru ketika mengajar di dalam kelas,
misalnya ketika guru sedang menyiapkan suasana kelas supaya
kondusif dan menyenangkan peserta didik. contoh konkretnya,
guru menunjukkan sikap yang ramah tamah, tidak cemberut,
tidak mudah ramah, tidak mencela anak, tidak menyindir dan lain-
lain. Perlakuan-perlakuan yang dicontohkan tersebut akan
membuat peserta didik di dalam kelas menjadi senang dan
bergairah dalam belajar. Jika guru suka marah-marah dalam kelas,
suka memukul, suka menyindir peserta didik dan suka mencibir
hal itu akan menciptakan suasana kelas tidak menyenangkan
sehingga tidak menciptakan suasana belajar yang kondusif atau
tidak menyenagkan bagi peserta didik.
b) Guru memberikan hadiah dan hukuman kepada siswa.
Guru dapat memberikan hadiah untuk mendorong kegiatan
belajar siswa sebelum menempuh ujian sekolah. Hadiah dapat
berupa barang seperti peralatan pendukung belajar pensil,
bolpoin, tas sekolah,buku dan lain-lain. Hadiah dapat pula berupa
pujian atau sanjungan saja. Kepada peserta didik dapat diberikan
janji jika nilai mereka tertinggi akan diberi hadiah. Dengan janji
yang menyenangkan tersebut peserta didik menjadi terpacu untuk
rajin belajar. Kebalikan dari hal itu adalah pemberian hukuman
atau sanksi. Dalam pengenaan sanksi atau hukuman hendaknya
guru berhati-hati agar tidak sampai menimbulkan rasa dendam
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
38
dan meresahkan peserta didik. hukuman diberikan kepada peserta
didik dalam batas-batas kewajaran dan masih dalam nuansa
pembelajaran.
c) Guru menciptakan level aspirasi berupa performasi yang
mendorong ke level berikutnya.
Guru berusaha mendorong peserta didik lebih bersemangat
dalam belajarnya. Guru perlu mengorganisasi peserta didik dalam
segala aktivitasnya dalam hal belajar untuk mencapai prestasi-
prestasi yang tinggi sehingga peserta didik betul-betul menyadari
akan pentingnya prestasi-prestasi tersebut secara bersama-sama.
Dengan begitu akan tercipta rasa kelompok dan peserta didik
bersedia berjuang demi kelompoknya.
d) Guru melakukan kompetisi dan kerja sama pada siswa.
Guru mengadakan kompetisi prestasi di kelas, atau sekolah
dengan tujuan meningkatkan semangat belajar peserta didik.
Ajang kompetisi prestasi menjadi lebih menyemangati siswa
dengan diberikan hadiah bagi pemenang. Pengaruh ajang ini
sangat baik, selain memotivasi siswa untuk lebih berprestasi juga
akan meningkatkan kerjasama antar siswa dalam belajar karena
terdorong ingin mengharumkan nama baik kelompok masing-
masing.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
39
e) Guru menggunakan hasil belajar sebagai umpan balik.
Guru menggunakan hasil-hasil belajar yang tidak
memuaskan dipakai sebagai cambuk untuk mempergiat belajar
agar ujian berikutnya memperoleh prestasi yang lebih baik atau
lebih tinggi dari sebelumnya. Prestasi yang sudah baik kalau
masih bisa ditingkatkan diupayakan terus atau paling tidak dapat
dipertahankan.
f) Guru melakukan pujian kepada peserta didik.
Peserta didik terutama anak-anak umumnya senang jika
dipuji oleh gurunya dan tidak suka dicela atau dihina. Konsep ini
dapat digunaka oleh guru untuk mendorong atau memotivasi
siswa lebih giat belajar. Pujian dapat digunakan untuk memotivasi
belajar pada anak (siswa). Sebaliknya, celaan kadang juga
berpengaruh berbeda pada anak. terkadang baik pujian maupun
celaan diartikan berbeda oleh anak. Misalnya, ada anak yang
dipuji meskipun prestasinya rendah karena adanya keterbatasan
kemampuan. Ada pula anak yang dicela karena prestasinya
rendah menjadi lebih bersemangat belajarnya karena ia tidak
ingin dicela lagi. Dengan demikian, celaan malah dapat sebagai
motivasi bagi anak untuk lebih giat belajar.
Secara umum pujian dapat digunakan oleh guru dalam
beberapa cara, seperti dengan senyuman kepada siswa, ucapan-
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
40
ucapan yang baik, sikap yang baik, pandangan yang baik,
anggukan kepala di depan anak dan sebagainya.
g) Guru mengusahakan selalu ada yang baru ketika melakukan
pembelajaran di kelas.
Guru harus pandai-pandai menciptakan sesuatu yang baru
ketika melakukan pembelajaran di kelas sehingga siswa menjadi
senang, bergairah dalam menerima pelajaran dari guru. Dengan
adanya hal-hal yang baru perhatian siswa menjadi bertambah.
Dampaknya anak akan antusias belajar. Sesuatu yang baru
tersebut misalnya, guru menyajikan mata pelajaran dalam
berbagai cara untuk membawa kepada hal-hal yang baru dalam
pengajarannya. Contohnya guru sewaktu mengajar sejarah atau
mata pelajaran yang lain dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa
terkini yang terjadi di negara sendiri atau di negara-negara lain
didunia. Pada gilirannya nanti akan timbul keinginan pada anak-
anak untuk mengetahui hal-hal lain yang sifatnya baru.
h) Guru perlu menyiapkan tujuan yang jelas.
Apabila tujuan pembelajaran disusun dengan jelas, pada
anak akan timbul semacam dorongan atau motivasi terarah hanya
kepada tujuan yang telah jelas dicanangkan sebelumnya.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
41
i) Guru dalam mengajar tidak menggunakan prosedur yang
menekan.
Guru sewaktu mengajar dalam kelas tidak menggunakan
penekanan-penekanan sehingga menimbulkan rasa antipati pada
anak. Guru harus pandai menciptakan situasi dan kondisi
pembelajaran yang menyenangkan tidak tegang atau menakutkan
peserta didik. Sebaiknya guru dapat menciptakan suasana belajar
dalam kelas yang merdeka tetapi terkendali.
j) Guru menggunakan contoh-contoh hidup sebagai model-model
yang menarik bagi siswa.
Guru dalam mengajar dapat menggunakan model-model
hidup dari hewan atau tumbuhan supaya lebih menarik perhatian
siswa. Cara seperti ini mendorong siswa lebih bersemangat dalam
belajar.
k) Guru melibatkan siswa secara aktif.
Guru dapat menerapkan model belajar siswa aktif agar
pembelajaran dalam kelas berhasil dan menarik bagi segenap
peserta didik dalam kelas.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh pendidik seperti
dikemukakan tersebut sekedar contoh pendekatan yang mungkin
cocok dilakukan oleh pendidik dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Sebetulnya, masih ada cara-cara yang lain yang barangkali
lebih cocok dengan konteks kekinian.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
42
Pendidik dipersilahkan mengeksplorasi semaksimal mungkin
agar peserta didik termotivasi dalam belajar. Cara-cara yang dapat
dilakukan oleh pendidik dalam kelas tidak harus kaku, tetapi
sebaiknya dilakukan dengan fleksibel sehingga menyenangkan, baik
bagi peserta didik maupun bagi pendidik yang bersangkutan.
Pendidik perlu menggunakan kiat-kiat jitu agar proses pembelajaran
berhasil.
Sebaliknya peserta didik juga perlu mempunyai kiat-kiat yang
jitu untuk belajar agar memperoleh prestasi puncak yang diidam-
idamkannya. Langkah-langkah baik yang dilakukan oleh pendidik
maupun peserta didik harus sinkron satu sama lain, tidak
bertentangan satu sama lain sehingga tujuan pembelajaran dalam
kelas mencapai sasaran yang telah dicanangkan bersama.
d. Peranan Motivasi Belajar
Menurut B.Uno (2011:27-28) Motivasi pada dasarnya dapat
membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu,
termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa perenan
penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran anatara lain.
1) Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila
seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang
memerlukan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan
hal-hal yang pernah dilaluinya.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
43
2) Peranan Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar
Peran Motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat
kaitannya dengan kemaknaan belajar anak akan tertarik untuk belajar
sesuatu jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau
dinikmati manfaatnya bagi anak.
3) Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan
berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun dengan harapan
memperoleh hasil yang baik dalam hal ini tampak bahwa motivasi
untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar sebaliknya
apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar
maka anak tidak tahan lama belajar anak akan mudah tergoda untuk
mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar itu berarti motivasi
sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.
Sedangkan Menurut Sutikno Sobry (dalam 2013:70) Sependapat
dengan suyadi, sutikno lebih menekankan lagi terkait dengan
pendapatnya dalam motivasi yang memiliki dua macam seperti motivasi
Intrinsik dan Ekstrinsik yang saling berkaitan satu dengan yang lain
menurut Sutikno:
1) Motivasi Intrinsik jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu
sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain. Motivasi ini sering
disebut “motivasi murni” atau motivasi yang sebenarnya yang timbul
dari dalam diri siswa misalnya keinginan untuk mendapatkan
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
44
keterampilan tertentu, mengembangkan sikap untuk berhasil dan
sebagainya.
2) Motivasi Ekstrinsik jenis motivasi ini timbul sebagai akibat
pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan
atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian
siswa mau melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik diperlukan di
sekolah sebab pembelajaran di sekolah tidak semuanya menarik
minat atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Kalau keadaan seperti
ini, maka siswa bersangkutan perlu dimotivasi agar belajar dan guru
harus berusaha membangkitkan motivasi belajar siswa sesuai dengan
keadaan siswa itu sendiri.
Menurut Djamarah (dalam 2008:149-152) Berpendapat bahwa
macam-macam motivasi ini diartikan sebagai:
1) Motivasi Instrinsik
Yang dimaksud motivasi instrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Seseorang yang memiliki minat yang tinggi
untuk mempelajari suatu mata pelajaran, maka ia akan
mempelajarinya dalam jangka waktu tertentu. Seseorang itu boleh
dikatakan memiliki motivasi untuk belajar. Motivasi itu muncul
karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya.
Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
45
memunculkan kesadaran untuk melakukan aktivitas belajar. Oleh
karena itu, minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek,
seseorang, suatu soal atau suatu situasi ada sangkut paut dengan
dirinya.
Perlu ditegaskan bahwa anak didik yang memiliki motivasi
intrinsik cenderung akan menjadi orang yang terdidik, yang
berpengetahuan yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu.
Gemar belajar adalah aktivitas yang tek pernah sepi dari kegiatan
anak didik yang memiliki motivasi intrinsik. Dan memang diakui
oleh semua pihak. Bahwa belajar adalah suatu cara untuk
mendapatkan sejumlah ilmu pengetahuan. Belajar bisa dikonotasikan
dengan membaca. Dengan begitu membaca adalah pintu gerbang
kelautan ilmu pengetahuan. Kreativitas membaca adalah kunci
inovasi dalam pembinaan pribadi yang lebih baik. Tidak ada
seseorang pun yang berilmu tanpa melakukan aktivitas membaca.
Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan yang berisikan
keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan.
Jadi motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran denagn tujuan
esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
46
ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar
faktor-faktor situasi belajar (resides in some factors outside the
learning situation). Anak didik belajar karena hendak mencapai
tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya.
Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak
diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik
diperlukan agar anak didik mau belajar. Berbagai macam cara bisa
dilakukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Guru yang
berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat
anak didik dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik
dalam berbagai bentuknya, yang akan diuraikan pada pembahasan
mendatang. Kesalahan penggunaaan bentuk-bentuk motivasi
ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong, tetapi menjadikan
anak didik malas belajar. Karena itu, guru harus bisa dan pandai
mempergunakan motivasi ekstrinsik ini dengan akurat dan benar
dalam rangka menunjang proses interaksi edukatif di kelas.
Motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk akibatnya. Motivasi
ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik
perhatian anak didik atau karena sikap tertentu pada guru atau orang
tua. Baik motivasi ekstrinsik yang positif maupun motivasi ekstrinsik
yang negatif, sama-sama mempengaruhi sikap dan perilaku anak
didik. diakui, angka, ijasah, pujian, hadiah dan sebagainya
berpengaruh positif dengan merangsang anak didik untuk giat
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
47
belajar. Sedangkan ejekan, celaan, hukuman yang menghina,
sindiran kasar dan sebagainya berpengaruh negatif dengan
renggangnya hubungan guru dengan anak didik. efek pengiringnya,
mata pelajaran yang dipegang guru itu tak disukai oleh anak didik.
3. Anak Usia Dini
a. Definisi Anak Usia Dini
Menurut Sujiono (2013:6) Anak usia dini adalah sosok individu
yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan
fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada
rentang usia 0-8 tahun pada masa ini proses pertumbuhan dan
perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang
cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses
pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus
memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan
perkembangan anak.
Menurut Wiyani (2014:16) anak usia dini adalah anak yang
berusia 0 hingga 6 tahun yang melewati masa bayi, masa batita , dan
masa prasekolah. Pada setiap masa yang dilalui oleh anak usia dini akan
menunjukkan perkembangannya masing-masing yang berbeda antara
masa bayi, masa batita dan masa prasekolah. Perkembangan tersebut
dapat berlangsung secara normal dan bisa juga berlangsung secara tidak
normal yang dapat mengakibatkan terjadinya kelainan pada diri anak
usia dini.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
48
Sedangkan menurut pratisti (2008:56) anak usia dini adalah
disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Masa-masa tersebut
merupakan masa kritis dimana seorang anak membutuhkan rangsangan-
rangsangan yang tepat untuk mencapai kematangan yang sempurna.
Arti kritis adalah sangat mempengaruhi keberhasilan pada masa
berikutnya. Apabila masa kritis ini tidak memperoleh rangsangan yang
tepat dalam bentuk latihan atau proses belajar maka diperkirakan anak
akan mengalami kesulitan pada masa-masa perkembangan berikutnya.
b. Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini
Berikut ini dibahas beberapa prinsip perkembangan anak usia
dini.Menurut Hurlock (dalam Wantah, 2005:8) sebagai berikut:
1) Perkembangan melibatkan perubahan.
Tujuan perkembangan ialah realistis diri atau pencapaian
kemampuan-kemampuan genetik dalam interaksi dengan
lingkungan. Perkembangan menyiratkan proses perubahan kualitatif
pada berbagai aspek kepribadian, misalnya dalam perkembangan
bahasa, anak pada mulanya hanya dapat mengucapkan kata-kata.
Ma, ma, atau pa, pa kemudian menyambungnya menjadi mama,
papa. Kemampuan mengucapkan kata-kata pada anak juga
tergantung kepada kematangan dalam pertumbuhan fungsi-fungsi
begian mulut dan kerongkongan yang dapat menghasilkan suara.
Anak usia 4-5 tahun cenderung akan menggambar mobil dalam
sebuah gestalt. Selanjutnya, dalam usia 6-7 tahun anak menggambar
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
49
mobil mulai lebih rinci, dimana ia mulai menggambar bagian-bagian
detil dari sebuah mobil. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang
berlangsung dalam proses perkembangan dimulai dari keadaan
sederhana, umum dan menyeluruh menuju keadaan yang lebih
kompleks, spesifik dan berdiferensiasi.
2) Perkembangan awala lebih kritis dari perkembangan selanjutnya.
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa perkembangan pada
usia awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dan perilaku
anak sepanjang hidupnya. Hal itu dapat dijelaskan oleh teori
psikoanalitik freud mengenai perkembangan manusia. Menurut freud
pengalaman awal (early experience) anak dibawah usia lima tahun
sangat menentukan kualitas kehidupan kepribadian di masa dewasa.
Apabila anak dalam tahun-tahun awal kehidupannya mengalami
gangguan dan tidak mendapatkan suasana menyenangkan dalam
kehidupannya, maka kemudian hari kelak anak akan mengalami
gangguan kecemasan dalam penyesuaian dengan lingkungannya.
Menurut erik erikson (1989) terdapat tiga fase perkembangan
diri sebagai critical moments pada anak, yaitu fase pembentukkan
kepercayaan dasar basic trust pada usia 0-2 tahun, fase pembentukan
otonomi usia 2-3 tahun, dan fase pembentukkan kreativitas dan
inisiatif pada usia 4-5 tahun. Apabila pada usia 0-2 tahun anak tidak
mendapatkan kasih sayang dan pemenuhan kebutuhan yang
memadai, bahkan sebaliknya anak hanya mendapatkan bentakan atau
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
50
caci maki yang terus menerus terlalu dini atau mendadak disapih
maka ia akan mengalami ketidak percayaan mistrust. Keadaan ini
akan berlanjut pada usia selanjutnya dimana anak merasa ragu-ragu
dan tidak mampu mandiri enggan untuk belajar berjalan atau
berbicara. Pada tahap berikut memasuki masa kanak-kanak, anak
tidak dapat mengembangkan spontanitas dan kreativitas, selalu
menunjukkan kecurigaan kepada orang lain dan lingkungannya
menghindar dan mengelak dari aktivitas sosial dan mengalami
hambatan dalam identifikasi peran sosial. Sebaliknya apabila anak
dapat menjalani perkembangan pada masa kritis ini secara berhasil
akan menentukan keberhasilan perkembangan anak kelak pada usia
remaja dan dewasa.
3) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dalam belajar.
Perkembangan terjadi apabila terjadi kematangan dalam
pertumbuhan yang dimatangkan melalui proses belajar. Anak akan
dapat berdiri dan mencoba meraih obyek yang terdapat di atas meja
setelah tulang dan otot-otot kaki maupun tangan telah cukup matang.
Setelah berusaha menjangkau tetapi jatuh karena kaki dan tangannya
tidak seimbang kemudian anak akan berusaha berdiri lagi hingga
mencapai keseimbangan untuk dapat meraih obyek yang
disenanginya di atas meja. Misalnya pada usia 6 bulan mulai
melakukan gerakan “mengenyot”, yaitu gerakan mundur dengan
posisi duduk. Pada usia 7 bulan mulai merangkak yaitu badan
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
51
tengkurap ditarik oleh tangan dan kaki menyepak, dan selanjutnya
pada usia 9 bulan anak belajar maju perlahan dengan bertumpu pada
tangan dan lutut.
Inilah urutan perkembangan motorik sebagai hasil belajar
berdasarkan kematangan fisiologis pada anak. keadaan ini
menunjukkan bahwa perkembangan anak sangat ditentukan oleh
kematangan pertumbuhan melalui kegiatan belajar, tidak mungkin
anak dalam perkembangan motorik langsung berdiri dan berjalan,
tanpa melalui fase mengesot, merayap dan merangkak.
Perkembangan dalam kemampuan motorik merangkak sangat
ditentukan oleh kematangan dalam perkembangan fisiologis dan
hasil belajar sebelumnya.
4) Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan.
Keterampilan perkembangna anak didasarkan kepada
pandangan bahwa prinsip dan pola perkembangan anak
sesungguhnya ditentukan oleh hal-hal berikut (Hurlock, 1978).
Pertama: adanya kesamaan dalam pola perkembangan. Semua
anak secara umum pasti mengikuti pola perkembangan yang sama
dari satu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi mengesot sebelum dia
merayap ke depan, ia merangkak sebelum berdiri dan ia berdiri
sebelum berjalan. Ia menggambar lingkaran sebelum segi empat, ia
mengucapkan dulu kata, pa atau ma sebelum ia mengucapkan satu
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
52
kata papa dan mama. Pola umum ini tidak berubah sekalipun
terdapat variasi individu dalam perkembangan.
Kedua: perkembangan bergerak dari keadaan umum menuju
keadaan khusus. Dalam hal respon mental dan motorik kegiatan
umum selalu mendahului kegiatan khusus. Janin dalam kandungan
menggerakkan seluruh tubuhya, tetapi belum mampu melakukan
gerakan khusus. Demikian pula bayi yang baru usia 3 bulan
melambaikan tangannya secara umum, membuat gerakan acak
sebelum ia mampu memberikan respon khusus, seperti menggapai
benda yang diletakkan dihadapannya. Hal serupa juga terjadi dalam
perilaku emosional bayi yang bereaksi terhadap benda asing yang
disodorkan di hadapannya. Bayi pasti belum memperlihatkan rasa
takut. Tetapi kemudian dalam perkembangannya, bayi mulai
memperlihatkan rasa takut yang khusus apabila ada suara keras, atau
suara aneh yang didengarnya. Demikian halnya ia akan
memperlihatkan rasa takut yang khusus apabila ia melihat seorang
laki-laki berjenggot dengan tampang yang menyeramkan mau
menggendongnya.
Ketiga: perkembangan berlangsung secara berkesinambungan
sejak saat pembuahan, lahir, berkembang, hingga mati, meskipun
terjadi dalam berbagai kecepatan yang berbeda, kadang-kadang
perlahan dan kadang-kadang cepat. Karena perkembangan itu
mempunyai ciri berkesinambungan, maka apa yang terjadi pada
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
53
suatu tahap akan mempengaruhi tahap perkembangan berikutnya.
Sikap yang tidak percaya pada dirisendiri, merasa tidak mampu,
atau selalu merasa bersalah pada usia awal akan mempengaruhi
perkembangan anak pada usia remaja atau dewasa.
Keempat: perkembangan dalam berbagai bidang dengan
kecepatan berbeda. Meskipun perkembangan berbagai ciri fisik dan
mental berlangsung secara berkesinambungan, perkembangan itu
tidak pernah seragam bagi seluruh organisme. Jika tubuh harus
mencapai proporsi dewasanya, maka terjadi ketidaksamaan
percepatan. Misalnya kaki, tangan dan hidung mencapai
perkembangan maksimum pada masa awal remaja, sedangkan
bagaina bawah wajah dan bahu berkembang lebih lambat. Dalam
perkembangan mental, misalnya kecerdasan, juga menunjukkan
kecepatan perkembangan yang berbeda dan mencapai kematangan
pada berbagai usia. Misalnya imaginasi kreatif berkembang lebih
cepat di masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya di masa remaja.
Sebaliknya, penalaran berkembang lebih lambat.
Ingatan untuk menghafal dan ingatan atas obyek nyata dan
fakta berkembang lebih cepat dari pada ingatan atas materi abstrak
dan teoritis. Variasi kecepatan perkembangan fisik, mental, terutama
bila terjadi secara menonjol menimbulkan masalah dalam
penyesuaian diri.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
54
5) Terdapat perbedaan individual dalam perkembangan.
Pola perkembangan bagi semua anak adalah sama. Namun
dalam pola yang sama itu selalu terdapat perbedaan individual (
individual differences), oleh karena keunikan yang dimiliki oleh
setiap anak. perbedaan itulah yang menjadi sember variasi dalam
pola perkembangan anak dalam satu kelompok usia. Perbedaan
individual dalam perkembangan ini bersumber dari variasi perbedaan
dalam keturunan (hereditasi) kondisi internal dan eksternal yang
dialami dan dihadapi individu dalam perkembangannya. Dalam hal
perkembangan fisik misalnya, tergantung pada potensi keturunan
dan sebagian pada beberapa faktor lingkungan seperti makanan,
kesehatan, sinar matahari, hawa segar, iklim , emosi, dan pengerahan
fisik.
Selanjutnya dalam perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh
faktor kemampuan bawaan, suasana kehidupan intelektual dan
emosional, apakah anak didorong untuk melakukan kegiatan
intelektual, apakah anak mempunyai kesempatan untuk menjelajahi,
mengalami dan mempelajari lingkungannya. Demikian pula
perkembangan kesadaran moral dan disiplin. Ada anak yang
menunjukkan perkembangan yang cepat dalam kesadaran dan
kepatuhan akan nilai-nilai yang baik, ada yang lambat. Oleh karena
itu implikasi perbedaan individual dalam perkembangan tampak
pada dinamika perkembangan yang berbeda antara anak yang satu
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
55
dengan yang lain. Ada anak yang berkembang dengan lancar dari
satu tahap ke tahap yang berikut, ada yang melonjak, tapi ada pula
yang mengalami hambatan atau penyimpangan-penyimpangan
tertentu.
6) Pada setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial.
Orang dapat mempelajari pola perilaku dan keterampilan
tertentu dengan lebih mudah dan berhasil pada usia-usia tertentu.
setiap orang dewasa berharap agar anak dapat bersikap sesuai
dengan tahap perkembangannya. Havighurst (1972) mendefinisikan
tugas perkembangan sebagai tugas yang timbul pada atau sekitar
periode kehidupan tertentu. keberhasilan melakukannya dapat
menimbulkan kebahagiaan dan keberhasilan pelaksanaan tugas
lainnya kelak. Kegagalan mencapainya dapat menimbulkan ketidak
bahagiaan, ketidak setujuan masyarakat dan kesulitan dalam
melaksanakan tugas lainnya. Setiap kelompok masyarakat
mempunyai sosial yang berbeda terhadap anak-anaknya.
Masyarakat pedesaan tradisional dan terpencil, mempunyai
harapan bahwa anak mereka yang sudah berusia 6 atau 7 tahun sudah
dapat bersama dengan ayah dan ibu untuk berkebun. Untuk
masyarakat kota, usia demikian anak diharapkan sudah memasuki
sekolah sebagai lembaga pendididkan formal.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
56
7) Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya potensial.
Walaupun pola perkembangan bergerak secara normal,
kadang-kadang pada periode usia tertentu terdapat bahaya potensial
pada aspek-aspek tertentu. misalnya pada perkembangan aspek
motorik, intelektual, emosional, seksual dan sosial. Bahaya tersebut
dapat berasal dari lingkungan dan dari diri sendiri. Bahaya dari
lingkungan misalnya anak usia 5 atau 6 tahunb yang terus menerus
menonton filem kekerasan maka dalam usia seperti itu anak mungkin
akan merasa senang dan puas apabila ia dapat menyiksa teman
sebaya dalam kegiatan bermain. Bahaya dari diri sendiri misalnya,
anak yang mengalami gangguan dalam perkembangan pisiko
seksual, mungkin akan menjadi seorang yang puas apabila dapat
menyiksa lawan jenis kelamin atau lebih suka bercintaan dengan
sesama jenis kelamin (lesbian atau gay).
Dengan demikaian orang tua, guru dan para pembimbing anak
harus bertanggung jawab dalam memberikan peringatan tentang
bahaya yang berhubungan dengan perkembangan anak serta
mengambil langkah yang tepat untuk menghindar.
8) Makna kebahagiaan pada berbagai periode perkembangan.
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling bahagia dalam
kehidupan seseorang. Walaupun tidak semua anak pada masa kanak-
kanak merasakan arti kebahagiaan yang sama. Kebahagiaan dan
ketidak bahagiaan pada masa kanak-kanak sangat penting dalam
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
57
perkembangan berbagai aspek. Dalam penelitian erik erikson (1989)
ditemukan anak yang baru lahir sampai kira-kira satu tahun,
setingkat dengan tahapan oral sensory menurut freud, memerlukan
pemenuhan kebutuhan berupa dekapan dan belaian kasih sayang
yang dapat menimbulkan rasa bahagia anak (sense of happiness).
Kepuasan yang ditimbulkan curahan kasih sayang dari ibu atau
orang yang bertindak menggantikan posisi ibunya sangat penting
untuk membentuk rasa percaya diri anak. apabila anak tidak merasa
bahagia karena terus menerus dibentuk, dicaci makai, ditelantarkan
tidak mendapatkan dekapan dan belaian kasih sayang maka situasi
ini akan mengakibatkan keteidak percayaan anak. demikian pula
pada usia selanjutnya yaitu 1-3 tahun setidaknya dengan tahapan
muscular anal dalam teori freud dimana anak membutuhkan relasi
dengan orang tua dan lingkungan rumah yang tidak lagi mengikat,
tetapi memberikan keseluruhan agar ia dapat memperoleh
kesenangan dalam bereksplorasi dengan lingkungannya. Situasi
demikian akan membentuk rasa mandiri. (sense of autonomy) pada
anak. banyak faktor yang mempengaruhi sehingga pada masa kanak-
kanak ada anak yang merasakan kebahagiaan dan ada juga anak
yang tidak merasakan kebahagiaan. Kebahagiaan itu ditandai oleh
kegembiraan, kesenangan dan kepuasan apabila anak dapat
memenuhi dan dipenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar dalam
perkembangan. Sebaliknya, apabila anak merasa tidak gembira sakit,
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
58
tidak senang, rasa was-was, rasa tidak aman dan tidak nyaman maka
berarti ada kebutuhan-kebutuhan anak yang tidak terpenuhi. Situasi
ketidak bahagiaan sepperti ini akan memberikn dampak yang
mendalam dalam perkembangan diri anak pada usia remaja dan
dewasa. Hal ini akan berakibat kepada tergantungnya perkembangan
kesadaran moral dan kepatuhan anak kepada nilai-nilai dan aturan-
aturan moral yang berlangsung di lingkungannya. Juga dapat
mempengaruhi anak dalam mewujudkan tugas-tugas perkembangan
yang menjadi harapan sosial.
Menurut Musfiroh (dalam 2005:3) ada beberapa prinsip yang
dapat digolongkan kedalam perkembangan anak usia dini sebagai
berikut:
1) Perkembangan menyangkut perubahan.
Tujuan perkembangan adalah aktualisasi diri atau pencapaian
kemampuan bawaan. Berbagai perubahana ini dipengaruhi oleh:
Pertama : kesadaran anak akan perubahan tersebut.
Kedua : dampak perubahan terhadap perilaku anak.
Ketiga : sikap sosial terhadap perubahan.
Keempat : sikap sosial sebagai akibat dari perubahan penampilan
anak.
Kelima : sikap budaya yang merupakan cerminan orang
memperlakukan anak sebagai akibat perubahan dan
penampilannya.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
59
2) Perkembangan awal lebih penting dari pada perkembangan
selanjutnya karena dasar awal sangat dipengaruhi oleh proses belajar
dan pengalaman.
Apabila perkembangan membahayakan penyesuaian pribadi
dan sosial anak, ia dapat diubah sebelum menjadi pola kebiasaan.
Lingkungan tempat anak hidup selama bertahun-tahun yang
merupakan pembentukan awal kehidupannya, mempunyai pengaruh
kuat pada kemampuan bawaan mereka. Hal yang berpegaruh besar
dalam hal ini adalah hubungan antara pribadi, keadaan emosi, pola
pengasuhan, peran dalam keluarga, struktur keluarga di masa anak-
anak dan rangsangan lingkungan.
3) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Bukti menunjukkan bahwa ciri perkembangan fisik dan mental
sebagian berasal dari proses kematangan intrinsik dan sebagaian
berasal dari latihan dan usaha individu. Perkembangan tergantung
pada interaksi antara faktor-faktor bawaan dengan faktor sosial dan
budaya lingkungan.
4) Pola perkembangan dapat diramalkan karena memiliki pola tertentu.
Studi genetik bayi sejak lahir hingga 5 tahun telah
menunjukkan bahwa semua anak kecil mengikuti pola perilaku
umum yang relatif beraturan. Bidang spesifik perkembangan juga
mengikuti pola yang dapat diramalkan. Ini mencakup berbagai aspek
perkembangan motorik, perilaku, emosional, bicara, perilaku sosial,
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
60
perkembangan konsep, cita-cita, minat dan identifikasi terhadap
orang lain. Pola perkembangan tersebut dipengaruhi juga oleh
kondisi lingkungan di masa pralahir dan pascalahir.
5) Pola perkembangan mempunyai karakteristik tertentu yang dapat
diramalkan. Yang terpenting diantaranya adalah:
Pertama : adanya persamaan pola perkembangan bagi semua anak.
Kedua : perkembangan berlangsung dari tanggapan umum ke
tanggapan spesifik terhadap berbagai rangsangan yang
diterima.
Ketiga : perkembangan terjadi secara berkesinambungan.
Keempat : bebagai bidang perkembangan berlangsung dengan
kecepatan yang berbeda.
Kelima : terdapat berbagai keterkaitan dalam perkembangan.
6) Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan aspek-aspek
tertentu karena pengaruh bawaan dan sebagaian karena kondisi
lingkungan.
Terdapat bukti bahwa faktor lingkungan lebih berpengaruh
dalam menimbulkan perbedaan dari pada faktor keturunan. Ini
berlaku baik dalam perkembangan fisik maupun psikologis.
Perbedaan individual dalam perkembangan perlu didasari oleh guru
agar tidak mengharapkan perilaku yang serupa pada semua anak dan
memberi perlakuan yang sama pada semua anak.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
61
7) Terdapat periode dalam pola perkembangan yang disebut periode pra
lahir, masa neonatus, masa bayi, masa kanak-kanak awal, masa
kanak-kanak akhir dan masa puber.
Dalam semua periode ini, ada saat keseimbangan dan
ketidakseimbangan. Selain itu, ada pula pola perilaku yang normal
dan pola yang bermasalah. Pada anak usia pra sekolah, saat
keseimbangan terjadi pada usia 4 tahun, 5 tahun dan 6 tahun
sedangkan saat ketidakseimbangan terjadi pada usia 4,5 tahun, 5,5
tahun dan 6,5 tahun.
8) Ada harapan sosial untuk setiap periode perkembangan.
Harapan sosial ini berbentuk tugas perkembngan yang
memungkinkan para orang tua dan guru mengetahui pada usia
berapa anak mampu menguasai berbagai pola perilaku tertntu yang
diperlukan bagi penyesuaian yang baik. Tugas perkembangan harus
diperoleh anak, karena jika tidak, anak akan merasa rendah diri dan
tidak bahagia, timbul ketidak setujuan dan penolakan sosial serta
akan menyulitka penguasaan tugas perkembangan baru.
9) Setiap bidang perkembangan mengandung kemungkinan resiko
tertentu baik fisik maupun psikologis yang dapat mengubah pola
perkembangan.
Beberapa bahaya berasal dari lingkungan dan sebagaian lagi
berasal dari dalam diri anak. bila ini terjadi anak itu akan
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
62
menghadapi masalah penyesuaian yang bermasalah atau tidak
matang.
10) Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode perkembangan.
Tahun pertama kehidupan biasanya merupakan saat paling
bahagia, sementara masa remaja biasanya merupakan saat yang
potensial paling bermasalah. Kebahagiaan mempengaruhi
penyesuaian masa kanak-kanak dan dalam batas-batas tertentu dapat
dikendalikan.
Sedangkan menurut Saputra dkk (dalam 2005:11) prinsip
perkembangan anak usia dini adalah adanya suatu perubahan baik fisik
maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan
sangat dipengaruhi oleh faktor internal (biologis, status kesehatan) dan
faktor eksternal (lingkungan, pangan aktivitas gerak) yang sesuai
dengan masa perkembangannya. Para ahli psikologi sudah sangat
memahami dan menyadari bahwa pola perkembangan yang tepat
merupakan fondasi untuk dapat mengerti kondisi anak usia dini. Hal ini
juga dapat mengacu pada kemajuan dan kemunduran yang terjadi
hingga akhir hayat. Pertumbuhan adalah aspek struktural dari
perkembangan, sedangkan kematangan berkaitan dengan perubahan
fungsi pada perkembangan jadiperkembangan dapat meliputi semua
aspek dari perilaku manusia dan sebagain hasil hanya dapat dipisahkan
kedalam periode usia. Dukungan pertumbuhan terhadap perkembangan
sepanjang hidup merupakan sesuatu yang berarti oleh karena itu untuk
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
63
memahami anak-anak guru perlu menadari dan memahami pola
perkembangannya.
c. Karakteristik Anak Usia Dini
Kartini Kartono (dalam Syaodih,2005: 13) mengungkapkan ciri
khas anak masa kanak-kanak sebagai berikut :
1) Bersifat egosentris naif
Seorang anak yang egosentris naif memandang dunia luar dari
pandangannya sendiri, sesuai dengan pengetahuan dan
pandangannya sendiri, dibatasi oleh perasaan dan pikirannya yang
masih sempit. Anak sangat terpengaruh oleh akalnya yang masih
sederhana sehingga tidak mampu menyelami perasaan dan
pikiranmemahami lain. Anak belubelummemahamii arti sebenarnya
dari suatu peristiwa dan belum mampu menempatkan diri ke dalam
kehidupan atau pikiran orang lain. Anak sangat terikat pada dirinya
sendiri.Ia menganggap bahwa pribadinya adalah satu dan terpaduerat
dengan lingkungapnya, ia belum mampu memisahkan dirinya dari
lingkungannya.
Sikap egosentris yang naif ini bersifat temporer atau
sementara, dan senantlasa thalami oleh setiap anak dalam proses
perkembanganna.Anak belum dapat memahami bahwa suatu
peristnva tertentu bagi orang lain mempunyai arti yang berbeda,
yang yang lain dengan pengertian anak tersebut.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
64
2) Relasi sosial yang primitif
Merupakan akibat dari sifat egosentris yang Waif. Ciri ini
ditandai oleh kehidupan anak yang belum dapat memisahkan antara
keadaan dirinya dengan keadaan lingkungan sosial sekitarnya.
Artinya anak belum dapat membedakan antara kondisi dirinya
dengan kondisi orang lain atau anak lain di luar dirinya. Anak pada
masa ini hanya memiliki minat terhadap benda-benda dan peristiwa
yang sesuai dengan daya fantasinya. Dengan kata lain anak
membangun dunianya dengan khayalan dan keinginannya sendiri.
Relasi sosial anak dengan lingkungannya masih sangat
longgar, hal ini disebabkan karena anak belum dapat menghayati
kedudukan diri sendiri dalam lingkungannya. Anak belum sadar dan
mengerti adanya orang lain dan benda lain di luar dirinya yang
sifatnya berbeda dengan dia. Anak berkeyakinan bahwa orang lain
menghayati dan merasakan suatu sama halnya dengan
penghayatannya sendiri.
3) Kesatuan jasmani dan rohani yang hampir tidak terpisahkan
Dunia lahiriah dan batiniah anak belum dapat dipisahkan, anak
belum dapat membedakan keduanya.Isi lahiriah dan batiniah masih
merupakan kesatuan yang utuh. Penghayatan anak terhadapsesuatu
dikeluarkan atau diekspresikan secara bebas, spontan, dan jujur
dapat berbohong atau bertingkah laku pura-pura, anak
mengekspresikannya secara secara terbuka Ekspresi rasa kekesalan
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
65
atau ketidaksenangan anak seperti ketidaksenangan tidak hanya
dengan mengeluarkan air mata sebagai tanda menangis, tapi anak
seusia Aulia menunjukkannya dengan mengungkapkan kata-kata
tidak senang dengan pada yang keras dan menggerak-gerakkan
anggota tubuhnya yang lain. Ekspresi ini merupakan wujud masih
bersatunya jasmani dan rohani anak. Anak belum dapat
menunjukkan ketidak senangannya hanya dengan menangis atau
mengungkapkannya dengan kata-kata.
4) Sikap hidup yang fisiognomis.
Anak bersikap fisiognomis terhadap dunianya, artinya secara
langsung anak, memberikan atribut/sifat lahiriah atau sifat kongkrit,
nyata terhadap apa yang dihayatinya. Kondisi ini disebabkan karena
pemahaman anak, terhadap apa yang dihadapinya masih bersifat
menyatu (totaliter) antara jasmam dan rohani. Anak belum dapat
membedakan antara benda hidup dan benda mati.Segala sesuatu
yang ada di sekitarnya dianggap memiliki jiwa yang merupakan
makhluk hidup yang memiliki jasmani dan rohani sekaligus, seperti
dirinya sendiri. Oleh karena itu anak pada usia ini Bering bereakap-
cakap dengan binatang, boneka dan sebagainya.
Menurut Elizar dkk (dalam, 2005:15) menyatakan bahwa
Mengenal karakteristik peserta didik untuk kepentingan proses
pembelajaran merupakan hal yang penting. Adanya pemahaman
yang jelas tentang karakteristik peserta didik akan rnemberikan
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
66
kontribusi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif.
Berdasarkan pemahaman yang jelas tentang karakteristik peserta
didik, para guru dapat merancang dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai perkembangan anak. Pembahasan berikut ini
tidak akan menguraikan secara rinci teoriteori perkembangan anak
usia ini karena hal itu perlu kajian tersendiri. Namun dalam uraian
ini akan diidentifikasi sejumlah karakteristik anak usia TK untuk
kepentiitgan pembahasan pengelolaan kelas di TK.
Solehuddin (dalam Elizar dkk, 2005:17) mengidentifikasikan
sejumlah karakteristik anak usia prasekolah sebagai berikut.
1) Anak bersifat unik
Anak sebagai seorang individu berbeda dengan individu
lainnya.Perbedaan ini dapat dilihat dari aspek bawaan, minat,
motivasi dan pengalaman yang diperoleh dari kehidupannya masing-
masing.Ini berarti bahwa walaupun ada acuan pola perkembangan
anak secara umum, dalam kenyataannya anak sebagai individu
berkembang dengan potensi yang berbeda-beda.
2) Anak mengekspresikan perilakunya secara re1atif spontan Ekspresi.
Perilaku secara spontan oleh anak akan menampakan bahwa
perilaku yang dimunculkan anak bersifat asli atau tidak ditutup-
tutupi. Dengan kata lain tidak ada penghalang yang dapat membatasi
ekspresi yang dirasakan oleh anak. Anak akan membantah atau
menentang kalau is merasa tidak suka. Begitu juga halnya dengan
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
67
sikap marah, senang, sedih, dan menangis kalau ia dirangsang oleh
situasi yang sesuai dengan ekspresi tersebut.
3) Anak bersifat aktif dan energik
Bergerak secara aktif bagi anak usia prasekolah merupakan
suatu kesenangan yang kadangkala terlihat seakan-akan tidak ada
hentinya. Sikap aktif dan energik ini akan tampak lebih intens jika ia
menghadapi suatu kegiatan yang barn dan menyenangkan.
4) Anak itu egosentris
Sifat egosentris yang dimiliki anak menyebabkan ia cenderung
melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingan
sendiri. Anak memiliki rasa ingin tahuyang kuat dan antusias
terhadap banyak hal.
5) Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap
banyak hal.
Anak pada usia ini juga mempunyai sifat banyak mempunyai
sifat banyak memperhatikan, membicarakan dan mempertanyakan
berbagai hal yang dilihat dan dan mempertanyakan berbagai hal
yang dilihat dan didengarnya terutama berkenaan dengan hal-hal
yang baru.
6) Anak bersifat eksploratif dan petualang
Ada dorongan rasa ingin tahu yang sangat kuat terhadap segala
sesuatu, sehingga anak lebih senang untuk mencoba, menjelajah, dan
ingin mempelajari hal-hal yang baru.Sifat seperti ini misalnya,
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
68
terlihat pada saat anak ingin membongkar pasang alat-alat mainanya
ada.
7) Anak umumnya kaya dengan fantasi
Anak menyenangi hal yang bersifat imajinatif Oleh karena itu,
mereka mampu untuk bercerita melebihi pengalamannya.Sifat ini
memberikan implikasi terhadap pembelajaran bahwa bercerita dapat
dipakai sebagai salah satu metode belajar.
8) Anak masih mudah frustrasi
Sifat frustrasi ditunjukkan dengan marsh atau menangis
apabila suatu kejadian tidak sesuai dengan spa yang diingininya.Sifat
ini juga terkait dengan sifat lainnya seperti spontanitas dan
egosentris.
9) Anak masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu.
Apakah suatu aktivitas dapat berbahava atau tidak terhadap
dirinya, seorang anal, bahaya belum memiliki pertimbangan yang
matang untul, itu. Oleh karena itu lingkungan anak terutama untuk
kepentingan pernbAklamn perlu terhindar dari hal atau keadaan yang
membahayakan.
10) Anak memiliki daya perhatian yang pendek
Anak umumnya memiliki daya perhatian yang pendek kecuali
untuk hal-hal yang sangat disenanginya.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
69
11) Anak merupakan usia belajar yang, paling potensial
Dengan mempelajari sejumlah ciri dan potensi yang ada pada
anak, misalnya rasa ingin tahu, aktif, bersifat eksploratif dan
mempunyai daya ingat lebih kuat, maka dapat dikatakan bahwa pada
usia anak-anal: terdapat kesempatan belajar yang sangat potensial.
Dikatakan potensial karena pada usia ini anak secara cepat dapat
mengalami perubahan yang merupakan hakikat dari proses belajar.
Oleh karena itu, lingkungan pembelajaran untuk anak perlu
dikembangkan sesuai potensi yang dimilikinya
12) Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman
Anak mempunyai keinginan yang tinggi untuk berteman.Anak
memiliki kemampuan untuk bergaul dan bekerjasama dengan teman
lainnya.
Sedangkan menurut Richard D. Kellough (dalam Hartati 2005:8)
Anak memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan anak lain
yang berada di atas usia 8 tahun. Karakteristik anak usia dini yang khas
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Anak itu bersifat Egosentris
Pada umumnya anak masih bersifat egosentris.Ia cenderung
melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan
kepentingannya sendiri. Hal ini dapat dilihat dari perilakunya seperti
masih berebut alat-alat mainan, menangis bila menghendald sesuatu
yang tidak dipenuhi oleh orang tuanya, atau memaksakan sesuatu
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
70
terhadap orang lain. Karakteristik seperti ini terkait dengan
perkembangan kognitifnya yang menurut Piaget disebutkan bahwa
anak usia dini sedang berada pada fase transisi dari fase praoperasi
(2-7 tahun) ke fase operasional konkret (7-11 tahun). Pada fase
praoperasional pola berpikir anak bersifat egosentrik dan simbolik,
sementara pada fase operasional konkret anak sudah mulai
menerapkan logika untuk memahami persepsi-persepsi. Menurut
Berk (1988) anak yang berada pada masa transisi ini masih berpikir
menurut kedua pola tersebut di atas secara bergantian atau kadang-
kadang secara simultan. Misalnya ia mengetahui jawaban yang benar
untuk sesuatu, tetapi tidak memahami makna logika di Malik
jawaban itu. Dalam memahami sebuah fenomena, anak Bering
memahami sesuati dari sudut pandangnya sendiri sehingga seringkah
ia merasa asing dalam lingkungannya. Oleh karena tugas guru adalah
membantu anak dalam memahami dan menyesuaikan diri dengan
dunianya dengan cara positif. Keterampilan yang sangat diperlukan
dalam mengurangi egosentris di antaranya adalah dengan
mengajarkar.anak untuk mendengarkan orang lain, serta dengan cara
memahami dan berempati pada anak.
2) Anak Memiliki Rasa Ingin Tahu Yang Besar
Menurut persepsi anak, dunia ini dipenuhi dengan hal-hal rang
menank dan menakjubkan. Hal ini menimbulkan rasa keingintahuan
anak yang tinggi. Rasa keingintahuan sangatlah bervariasi,
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
71
tergantung dengan apa yang menarik perhatiannya. Sebagai contoh,
anak lebih tertarik dengan benda yang menimbulkan akibat dari pada
benda yang terjadi dengan sendirinya.Dalam Brooks and Brooks
(1993:29) dikemukakan bahwa keuntungan yang dapat diambil dari
rasa keingintahuannya adalah dengan menggunakan fenomena atau
kejadian yang tidak biasa.Kejadian yang tidak biasa tersebut dapat
menimbulkan ketidakcocokan kognitif, seb.ingga dapat memancing
keinginan anak untuk tekun untuk meinecahkan permasalahan atau
ketidakcocokan tersebut Meskipun terkadang sulit dikenali
hubungan di antara ketidaksesuaian tersebut, namun hal ini dapat
membantu mengembangkan motivasi anak untuk belajar sains.Untuk
membantu mengembangkan kemampuan anak dalam
mengelompokkan dan memahami dunianya sendiri, guru perlu untuk
membantu untuk menemukan masalahnya.
3) Anak adalah Mahluk Sosial
Anak senang diterinia dan berada dengan teman sebayanya.
Mereka senang bekerja sama dalam membuat rencana dan
menyelesaikan pekerjaannya. Mereka secara bersama saling
memberikan semangat dengan sesama temannya.Anak membangun
konsep diri melalui interaksi sosial disekolah.Ia akan membangun
kepuasan melalui penghargaan diri ketika diberikan kesempatan
untuk bekerja sama dengan temannya. Untuk itu pembelajaran
dilakukan untuk membantu anak dalam perkembangan penghargaan
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
72
diri. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara menyatukan strategi
pembelajaran sosial seperti bekerja sama, simulasi guru dari teman
sebaya, dan pembelajaran silang usia.
4) Anak Bersifat Unik
Anak merupakan individu yang unik di masa masing-masing
memiliki bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang kehidupan
yang berbeda satu sama lain. Disamping memiliki kesamaan,
menurut Bredekamp (1987), anak juga memiliki keunikan tersendiri
seperti dalam gaga belajar, minat, dan latar belakang keluarga.
Meskipun terdapat pola urutan umum dalam perkembangan anak
vang dapat diprediksi, namun pola perkembangan dan belajarnya
tetap memiliki perbedaan satu sama lain.
5) Anak Umumnya Kaya Dengan Fantasi
Anak senang dengan hal-hal yang bersifat imajinatif, sehingga
pada umumnya ia kaya dengan fantasi. Anak dapat bercerita
melebihi pengalaman-pengalaman aktualnya atau kadang bertanya
tentang hal-hal gaib sekalipun. Hal ini disebabkan imajinasi anak
berkembang melebihi apa yang dilihatnya. Sebagai contoh, ketika
anak melihat gambar sebuah robot, maka imajinasinya berkembang
bagaimana robot itu berjalan dan bertempur dan seterusnya. Jika
dibimbing dengan beberapa pertanyaan, maka ia dapat menceritakan
melebihi apa yang mereka dengar dan lihat sesuai dengan imajinasi
yang sedang berkembang pada pikirannya. Cerita atau dongeng
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
73
merupakan kegiatan yang banyak digemari oleh anak sekaligus dapat
melatih mengembangkan imajinasi dan kemampuan bahasa anak.
6) Anak memiliki daya konsentrasi yang pendek.
Pada umumnya anak sulit untuk berkonsentrasi pada suatu
kegiatan dalam jangka waktu yang lama.Ia selalu cepat mengalihkan
perhatian pada kegiatan lain, kecuali memang kegiatan tersebut
selain menyenangkan juga bervariasi dan tidak membosankan.
Menurut Berg (1988) disebutkan bahwa sepuluh menit adalah waktu
yang wajar bagi anak usia sekitar 5 tahun untuk dapat duduk dan
memperhatikan sesuatu swara nyaman. Daya perhatian yang pendek
membuat ia masih sangat sulit untuk duduk dan memperhatikan
sesuatu untuk jangka waktu yang lama, kecuali terhadap hal-hal
yang menyenangkan. Pembelajaran dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan yang bervariasi dan menyenangkan,
sehingga tidak membuat anak terpaku di tempat dan menyimak
dalam jangka waktu lama.
7) Anak merupakan masa belajar yang paling potensial.
Masa anak usia dini disebut sebagai masa golden age atau
magic years. NAEYC (1992) mengemukakan bahwa masa-masa
awal kehidupan tersebut sebagai masa-masanya belajar dengan
slogannya sebagai berikut: "Early Years are Learning Years". Hal
ini disebabkan bahwa selama rentang waktu usia dini, anak
mengalami berbagai pertumbuhan dan perker-ribangan yang sangat
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
74
cepat dan pesat pada berbagai aspek, Pada periode ini hampir seluruh
potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang
secara cepat dan hebat. Oleh karena itu, pada masa ini anak sangat
membutuhkan stimulasi dan rangsangan dari lingkungannya.
Pembelajaran pada periode ini merupakan wahana yang
memfasilitasi pertumbuhan dan perkambangan anak guna mencapai
tahapan sesuai dengan tugas perkembangannya.
B. Kerangka Berpikir
Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dari diri seseorang yang
mempunyai keinginan dan kemauan untuk mencapai suatu tujuan yang akan
diraihnya.Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila dia dapat
memecahkan masalah dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan dari hal-
hal yang pernah dilaluinya atau sebagai bagian dari pengalaman belajarnya.
Seorang yang memiliki motivasi yang tinggi maka akan memiliki rasa yang
tinggi pula dalam mencapai tujuan yang akan diraihnya sehingga hasil yang
akan dicapai akan lebih baik.Sebaliknya seorang yang kurang atau tidak
mendapatkan motivasi mereka akan lebih cenderung memiliki rasa putusasa
yang tinggi dalam menghadapi masalah atau tujuan yang akan dicapainya.
Tujuan pemberian reward adalah agar siswa dapat memiliki kesadaran
dalam dirinya untuk meningkatkan motivasi dalam memenuhi tujuan yang
akan dicapai sebagai suatu kepuasan atas hasil prestasi yang diperolehnya.
Sehingga dapat mendorong anak untuk meningkatkan kemungkinan
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
75
terulangnya kembali perilaku-perilaku positifnya dalam belajar sehingga
tercapainya hasil belajar yang meningkat. Seperti halnya telah disinggung di
atas, bahwa reward dapat menjadi pendorong dan motivasi bagi siswa untuk
meningkatkan belajarnya agar dapat menjadi lebih baik.
Karenanya peneliti ingin membuktikan ektifitas pemberian reward
terhadap motivasi belajar pada peserta didik kelompok A di TK Muslimat
Diponegoro Kecamatan Salem Kabupaten Brebes. Sehingga peneliti dapat
meninjau apakah pemberian reward dapat efektif untuk meningkatkan
motivasi belajar pada anak. berikut bagan kerangka berpikir dalam penelitian:
C. Hipotesis Penelitian
Berkenaan dengan masalah yang diteliti, peneliti mencoba membuat
suatu kesimpulan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya maka
dirumuskan hipotesis penelitiannya sebagai berikut:
Adanya perubahan
cara mengajar yaitu
dengan memberikan
reward.
Kondisi akhir
Diharapkan adanya
peningkatan dalam
motivasi belajar pada
anak didik.
Motivasi
keinginan belajar
masih rendah atau
kurang muncul.
Kondisi awal peserta
didik, kurang adanya
semangat dalam
mengerjakan tugas
yang diberikan guru.
Observasi awal
peserta didik
kelompok A TK
MUSLIMAT
DIPONEGORO
Kecamatan Salem
Kabupaten BREBES
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
76
“ Pemberian reward dapat meningkatkan motivasi belajar pada peserta
didik kelompok A di TK Muslimat Diponegoro Kecamatan Salem Kabupaten
Brebes”
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017
top related